Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata Tahun Pelajaran 2014/2015 Fatmi Rauhil, Ni Ketut Alit Suarti, & Nuraeni Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, IKIP Mataram E-mail:
[email protected] Abstrak: Permasalahan dalam penelitian ini siswa memiliki kemampuan berkomunikasi yang secara umum masih kurang, untuk itu kemampuan komunikasi perlu dapat perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya guru Bahasa Indonesia harus mengambil peran melalui pembelajaran penguasaan konten dengan melalui pengembangan dan kemampuannya, dengan adanya layanan penguasaan konten diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru tentang berkomunikasi secara lisan maupun tulisan. Rumusan masalahnya adalah: Apakah ada pengaruh layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015? Tujuan penelitian iniadalah untuk mengetahui pengaruh layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015. Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode angket sebagai metode pokok, sedangkan dokumentasi, wawancara dan observasi sebagai metode pelengkapUntuk menganalisis data menggunakan rumus t-test. Hasil analisis diperolehsebesar 5,825 dan nilai t-tabel pada taraf signifikansi 5% dengan d.b = 30 yaitu sebesar 2.042 ini menunjukan bahwa t-hitung>t-tabel (5,825> 2,042), berarti bahwa Ho ditolak yang berbunyi: Tidak ada pengaruh layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015 dan Ha diterima yang berbunyi: Ada Pengaruh layanan penguasaankontenterhadap kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015, artinya hasil penelitian ini “Signifikan”.
Kata kunci: Layanan Penguasaan Konten, Kemampuan Berkomunikasi Pendahuluan Kemampuan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali kemampuan berbicara dengan baik, biasanya kegiatan komunikasi tersebut akan mengalami hambatan atau gangguan. Kegiatan pengenalan bahasa yang paling sederhana adalah melalui komunikasi. Proses ini dilakukan dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan sopan. Melalui komunikasi sederhana tersebut pendidik dapat mengajak siswa mencintai bahasa Indonesia dimulai dari dalam lingkungan keluarga, sebagai lembaga pendidikan pertama dan utama. Kemudian ketika anak sudah mulai memasuki usia sekolah, gerakan mencintai bahasa Indonesia dilakukan di dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar, yaitu “agar peserta didik memiliki kemampuan berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan dan tulisan”. Komunikasi secara lisan merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan bicara khususnya bercerita. Melalui komunikasi lisan kemampuan bercerita terasah karena anak akan terbiasa untuk mengungkapkan pendapat, perasaan, inisiatif serta keinginan yang dimiliki. Dalam pemberian layanan pembelajaran di sekolah, siswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berbicaranya di muka umum melalui bercerita. Faktor pendukung yang membantu keberhasilan kemampuan berbicara siswa di muka umum adalah memberikan suatu layanan penguasaan konten agar siswa mempunyai kemampuan berkomunikasi di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat dan mampu menjalin hubungan baik dilingkungan sosial. Selain itu juga bermanfaat bagi dasar pengembangan ilmu, yang dapat diberikan kepada siswa dalam meningkatkan 1
kemampuan berkomunikasi melalui layanan penguasaan konten, diharapkan dapat berpengaruh dalam kemampuan siswa dalam berkomunikasi yang baik dan benar, yang akan sangat membantu dalam proses pembelajaran. Dilihat dari pelayanan Bimbingan dan Konseling yang memiliki fungsi yaitu: fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan, fungsi penyaluran, fungsi penyesuaian, fungsi pengembangan, fungsi perbaikan dan fungsi advokasi (Prayitno, 2004: 39). Berdasarkan fungsi layanan Bimbingan dan Konseling dapat diambil fungsi layanan pemahaman di dalam memberikan layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi, dan fungsi pengembangan dimana layanan penguasaan konten mengembangkan kemampuan berkomunikasi siswa agar siswa dapat berkomunikasi dengan baik. Sekolah seharusnya memberikan peran penting pada guru bimbingan dan konseling yang akan berupaya memberikan pembinaan dan bantuan baik secara individu dan kelompok yang diberikan oleh seseorang konselor kepada siswa secara terus menerus dan berkesinambungan dengan tujuan agar murid dapat memahami diri dan lingkungannya. Mampu menilai diri secara positif sehingga mereka dapat menyesuaikan dirinya dengan keadaan lingkungannya, termasuk dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat beserta lingkungan pada umumnya serta mampu berkomunikasi dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memilih strategi yang tepat karena dengan memilih strategi yang tepat pada hakekatnya merupakan salah satu upaya dalam menggali kemampuan berkomunikasi siswa di dalam lingkungannya. Dengan demikian dari semua siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015 memiliki permasalahan tentang komunikasi. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015 yang masih malu-malu berkomunikasi didepan umum. Hanya siswa yang ikut organisasi di sekolah tersebut yang berani berkomunikasi didepan umum.Tujuan penelitian ini dilakukan adalah untuk mengetahui pengaruh layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI di SMA Negeri Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015. Sehingga hasilnya diharapkan bermanfaat dapat menambah khazanah keilmuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan, terutama yang berkaitan dengan kemampuan berkomunikasi. Kajian Literatur Kemampuan adalah keterampilan atau kekuatan menurut (Hornby, 2003: 3), sedangkan menurut ahli lain komunikasi adalah proses memberikan informasi, menghibur atau mempengaruhi. Lazim disebut komunikasi persuasif. Persuasif sendiri dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi dan mengendalikan prilaku orang lain melalui pendekatan psikologis (Rakhmat, 2004: 6). Unsur-unsur komunikasi menurut Menurut Effendy (1993: 55) menjelaskan dalam sebuah buku Human relation dan Public Relation bahwa komunikasi meliputi unsur pokok yaitu: a) komunikator, b) pesan atau message, c) komunikan, d) media, e) efek, dan f) umpan balik. Aspek- aspek komunikasi terdiri atas dua aspek yaitu: a) komunikasi verbal: 1) vocabulary (perbendaharaan kata-kata), 2) Racing (kecepatan), 3) intonasi suara, 4)humor, 5)singkat dan jelas, 6)timing (waktu), dan b) komunikasi non verbal: 1) ekspresi wajah, 2) kontak mata 3) sentuhan, 4) postur tubuh, 5) sound (suara), 6) gerak isyarat. Terdapat beberapa hambatan dalam berkomunikasi adalah sebagai berikut 1) gangguan a) gangguan mekanik, b) gangguan semantik, 2) kepentingan, 3) motivasi terpendam, 4) prasangka. Layanan penguasaan konten adalah layanan bantuan kepada individu (sendirisendiri ataupun dalam kelompok) untuk menguasai kemampuan atau kompetensi 2
tertentu melalui kegiatan belajar (Prayitno, 2012: 89). Menurut ahli lain layanan penguasaan konten adalah Layanan yang membantu peserta didik menguasai konten tertentu, terutama kompetensi dan kebiasaan yang berguna dalam kehidupan disekolah, keluarga, dan masyarakat menurut (Hikmawati, 2000: 20). Tujuan dari layanan penguasaan konten adalah agar siswa menguasai aspek-aspek konten atau kemampuan tertentu secara terintegrasi, dengan penguasaan konten oleh siswa akan berguna untuk menambah wawasan dan pemahaman, mengarahkan pemilihan dan sikap untukmenguasai cara-cara tertentu memenuhi kebutuhan dan menguasai masalah-masalahnya (Torin, 2007: 164). Isi dari layanan penguasaan konten adalah layanan penguasaan konten mencakup bidang-bidang yang dapat dikembangkan oleh siswa melalui layanan penguasaan konten agar terwujudnya perkembangan pada individu dan mampu menguasai materi-materi di dalam perkembangan bidang tersebut, bidang-bidang yang dapat dikembangkan. Komponen layanan penguasaan konten adalah konselor, individu, konten (materi) dan metode dan teknik dari layanan penguaan konten adalah dengan memberikan suatu meteri yang dapat dipelajari oleh siswa melalui media pembelajaran yang digunakan untuk dapat menguasai materimateri yang diberikan melalui belajar dengan teknik-teknik tertentu, sehingga siswa dengan mudah dapat memahami materi yang diberikan dengan menggunakan pemahaman serta mengkomunikasikan kembali kepada orang lain. Komunikasi diambil dari kata “etimalogis” atau menurut akar katanya adalah comunis. jadi, komunikasi berlansung bila antara orang-orang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Komunikasi adalah proses ganda, dimana dalam berinteraksi apa yang dibicarakan dan diucapkan, akan memiliki pengaruh baik pada diri sendiri maupun orang yang diajak bicara. Jika individu berbicara sesuatu yang positif dan mendorong orang lain, maka individu tersebut akan mendapatkan sesuatu yang positif pula. Ini berarti bahwa apa yang diucapkan atau bicarakan akan memantul kembali. Komunikasi pada siswa perlu dilatih dengan baik sebagai bekal dalam menjalin hubungan sosial. Kemampuan berkomunikasi bukan sekedar kemampuan berbicara, tetapi mampu menyampaikan kata-kata yang baik dan dimengerti oleh orang yang diajak bicara, sekaligus juga mampu memahami dan memberikan respon atas komunikasi yang terjalin oleh orang lain. Kemampuan berkomunikasi ini bisa dilatih dengan cara mengikuti organisasi yang sudah ada disekolah dan sebagai pendukungnya memberikan layanan penguasaaan konten atau layanan pembelajaran tentang bagaimana cara berkomunikasi yang baik seperti: menyampaikan pendapat, mendengarkan dengan seksama dan merespon serta memahami komunikasi verbal maupun komunikasi non verbal. Penguasaan konten mempunyai dampak positif mengenai kemampuan berkomunikasi pada siswa yaitu berpengaruh terhadap prilaku siswa seperti mendorong siswa untuk berbicara dan mengekspresikan pendapat siswa dan mengetahui pentingnya kemampuan berkomunikasi Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretest-postest. Alasan penggunaan metode eksperimen ingin mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali” (Sugiyono, 2010: 80). Untuk mencapai tujuan penelitian, peneliti menggunakan subyek penelitian sebesar 31 siswa, yang ditentukan dengan menggunakan cluster random sampling. Kelas yan dipilih sejumlah yaitu 1 (kelas) yang dipilih dengan mengundi 6 (enam) kelas yang tersedia. Langkah ini dilakukan untuk memudahkan dalam pemusatan kelas. Kelas yang dipilih yaitu yang dijadikan subyek penelitian khususnya kelas 3
Bahasa dan yang menjadi sampel adalah XIBahasa di SMA Negeri 1 Pringgarata yang berjumlah 31 siswa. Pengumpulan data yang dibutuhkan mengunakan instrumen. Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur dengan instrumen ini dapat disatukan data sebagai alat untuk menyatakan besaran dan presentase serata lebih kurangnya dalam bentuk kuantitiatif dan kualitatif (Madalis, 2009: 60). Terkait dengan instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berkomunikasi baik sebelum maupun sesudah diberikan perlakuan dengan materi untuk belajar tentang penguasaan konten digunakan angket sebagai metode pokok Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab sesuai dengan keadaannya (Arikunto, 2010:194). Angket disusun oleh peneliti berdasarkan kisi-kisi dari kemampuan berkomunikasi yang meliputi: 1) komunikasi verbal: Vocubulary (perbendaharaan kata-kata), racing (kecepatan berbicara), intonasi suara, humor, singkat dan jelas, timing (waktu), dan 2) Komunikasi non verbal yang meliputi: ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, postur tubuh, sound (suara), dan gerak isyarat. Metode pemberian skor terhadap masing-masing option jawaban yang diberikan oleh responden menggunakan Skala Likert, yaitu sebagai berikut: option a (sering) diberi skor 3, option b (kadang-kadang) diberi skor 2, dan option c (tidak pernah) diberi skor 1 (Sugiyono, 2010: 93). Metode angket didukung oleh beberapa metode lainnya seperti metode dokumentasi untuk memperoleh data nama-nama siswa serta jumlahnya, dan metode observasi untuk mengamati perilaku yang terkai dengan kemampian berkomunikasi pada siswa, serta wawancara digunakan sebagai metode bantu/pelengkap. Dan analisis data menggunakan t-test. Hasil Penelitian Data yang telah dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan rumus t-tes. Untuk keperluan analisis data akan dilakukan beberapa langkah, yaitu: 1) Merumuskan hipotesis Nihil (Ho), 2) Membuat tabel kerja, 3) Memasukan data ke dalam rumus, 4) Menguji nilai t tes, dan 5) Menarik kesimpulan. Hipotesis nihil yang akan diuji berbunyi: Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata Tahun Pelajaran 2014/2015. Langkah berikutnya adalah memasukan data ke dalam tabel kerja. Adapun tabel kerja yang dimaksud adalah sebagai berikut: Tabel 01: Kerja Untuk Menguji Hipotesis Tentang Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Pada Siswa Kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata Tahun Pelajaran 2014/2014. No Subyek Gaind Pre Test Post Test Xd (d-Md) Xd2 (d) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) 1 01 63 63 0 -1.864 3.474 2 02 60 58 2 0.136 0.018 3 03 58 59 1 -0.864 0.746 4 04 60 62 2 0.136 0.018 5 05 58 56 2 0.136 0.018 6 06 54 54 0 -1.864 3.474 7 07 55 58 3 1.136 1.290 8 08 64 64 0 1.864 3.474 9 09 66 70 4 2.136 4.562 10 010 58 59 1 -0.864 3.474 4
(1) 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Jumlah N= 31
(2) 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 016 027 028 029 030 031
(3) 57 55 56 60 62 59 59 57 54 54 57 65 72 57 60 61 66 58 60 59 59
1843
1855
(4) 59 59 56 64 64 55 61 57 55 58 62 66 70 50 62 58 70 59 61 51 55 ∑d = 69
(5) 2 4 0 4 2 4 2 0 1 4 5 1 2 7 2 3 4 1 1 1 4 14.94 4
(6) 0.136 2.136 -1.864 2.136 0.136 2.136 0.136 -1.864 -0.864 2.136 3.136 -0.864 0.136 5.136 0.136 1.136 2.136 -0.864 -0.864 -0.864 2.136 2 ∑Xd = 96.19
(7) 0.018 4.562 3.474 4.562 0.018 4.562 0.018 3.474 0.746 4.562 9.834 0.746 0.018 26.378 0.018 1.290 4.562 0.746 0.746 0.746 4.562 0.746
Dari tabel kerja tersebut di atas maka dapat dihitung nilai t –tes sebagai berikut: Md =
=
=1,864
=
t=
t=
t = 5,825
t=
t=
t=
Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh data sebesar 5,825 sedangkan nilai ttabel dengan taraf signifikansi 5% dengan d.b = 30 adalah 2,042. Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (5,825 > 2,042), karena thitung lebih besar dari ttabel, maka penelitian ini dikatakan signifikan. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif di terima, maka dapat dicari kesimpulan bahwa: Ada pengaruh layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015. Pembahasan Dalam penelitian ini, analisis data dilakukan dua kali yaitu sebelum diberikan layanan penguasaan konten dan setelah diberikan layanan penguasaan konten. Karena dalam penelitian ini menggunakan one group pre-test-post-test design. Berdasarkan 5
landasan teori yang telah diajukan, dibandingkan dengan analisis data yang diperoleh melalui penelitian dengan menggunakan analisis statistik dengan rumus t-test, ternyata hipotesis nol (Ho) yang diuji ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) yang berbunyi: Ada pengaruh layanan penguasaan konten terhadap kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015 diterima. Dengan demikian, bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten mempunyai peranan penting yang positif dalam membantu siswa yang mengalami masalah pada kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015, oleh karenanya pihak yang terkait dalam pelaksanaan layanan penguasaan konten ini seperti guru BK, hendaknya tetap melaksanakan layanan penguasaan konten dan melakukan kerja sama yang baik serta dilakukan secara intensif dan terprogram, karena terbukti bahwa layanan pengusaan konten membantu siswa yang mengalami masalah komunikasi rendah, juga kepada siswa sebagai subyek pelaku, hendaknya betul–betul memanfaatkan layanan penguasaan konten yang ada di sekolah, serta memiliki konsep–konsep sikap yang positif yang berguna dalam kehidupan sehari–hari sebagai makhluk sosial, selain itu kepada kepala sekolah hendaknya selalu menjalin kerja sama yang baik dengan orang tua/wali murid, guru pembimbing, guru bidang studi, wali kelas dan pihak-pihak lainnya dalam rangka membantu siswa yang mengalami masalah komunikasi yang masih rendah dan tidak kalah pentingnya juga adalah orang tua/wali murid hendaknya terus menerus memberikan motivasi danmengarahkan anak–anaknya dengan sebaiksebaiknya dalam menumbuhkan dan meningkatkan komunikasi siswa, sehingga mereka akan mampu memahami setiap apa yang mereka pelajari. Dengan demikian bahwa pelaksanaan layanan penguasaan konten mempunyai peranan yang positif dalam meningkatkan kemampuan berkomunikasi pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Pringgarata tahun pelajaran 2014/2015, dengan kata lain semakin intensif pelaksanaan layanan penguasaan konten di sekolah, maka semakin meningkat kemampuan berkomunikasi siswa. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan bab IV, maka dapat disimpulkan bahwa: Ada Pengaruh Layanan Penguasaan Konten Terhadap Kemampuan Berkomunikasi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pringgarata Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yaitu nilai t hitung sebesar 5,825 dari nilai t tabel pada taraf signifikansi 5% dengan N = 31 lebih besar dari pada nilai ttabel (5,825 > 2,042) sehingga dapat disimpulkan “signifikan”. Saran Berdasarkan kesimpulan analisis di atas, maka dapat disarankan kepada: 1) Kepala Sekolah, supaya hasil eneltian ini dijadikan sebagai bahan salah satu referensi dalam pengambilan kebijakan, dan supaya disosialisasikan kepada bapak/ibu guru bahwa layanan penguasaan konten sangat penting untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi khususnya pada siswa kelas XI di SMA Negeri 1 Pringgarata, 2) Kepada Guru BK, supaya kreatif dan cepat tanggap untuk mengadakan layanan penguasaan konten dengan memberikan informasi dan menyelesaikan kesulitan yang dialami siswa memotivasi belajar mereka, 3) Kepada siswa diharapkan untuk menumbuhkan kesadaran untuk mengasah kembali kemampuan berkomunikasi melalui penguasaan konten tetutama pada bidang studi Bahasa Indonesia, 4) Bagi orang tua/wali, supaya hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi orang tua untuk lebih memperhatikan kemapuaan belajar anaknya, 5) Kepada peneliti lain diharapkan 6
kepada peneliti ini yang berminat meneliti kembali tentang masalah ini, agar penelitian yang lebih mendalam dan lebih luas khususnya mengenai aspek-aspek yang belum terungkap dalam penelitian ini dan menggunakan sampel yang lebih banyak. Daftar Pustaka Arikunto Suharsimi, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Effendi. Onong Uchana. 1993. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. MandarMaju: Bandung Hikmawati, Fanti DR. 2000. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Rajagrafindo Fersada. Hornby, 2003. Pengertian Kemampuan komunikasi (online), http://pengertian kemampuan komunikasi.com. Diakases hari rabu, 3 September 2014 20.16 wita Rahkmat Jalaludin. 2004. Psikologi komunikasi. RemajaRosdakarya: Bandung Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Prayitno. 2012. Program Pendidikan Profesional Konselor: Universitas Padang Siti rohimah. Aspek-aspek Komunikasi. (online) http:// www.aspek-aspek komunikasi yang efektif.com. Diakses tanggal 10 Agustus 2014 pukul 6:06 Sugiyono. 2013.Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Bandung: Alfabeta. Tohrin. 2007. Bimbingan Dan Konseling di Sekolah di Madrasah. Jakarta: PT Rajagrafindo Fersada.
7