PERAN KEPALA MADRASAH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI MTs NEGERI WINDUSARI KECAMATAN WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh : Oktariana Dini Winarsih NIM : 11110035
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2015
MOTTO
Artinya : serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalanNya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. An Nahl ayat 125)
ABSTRAK Dini, Oktariana NIM : (111 10 035). Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari tahun ajaran 2014/2015. Skripsi . Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing Dra. Siti Farikah, M.Pd. Kata Kunci : Peran Kepala Madrasah, Kompetensi Guru Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui: Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru. Pertanyaan yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah 1. Bagaimana kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. Metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis menggunakan analisis Huberman, meliputi reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan; 1. Kompetensi guru di Mts Negeri Windusari baik terbukti hampir semua guru lulus ujian sertifikasi, mempunyai jiwa sosial tinggi, aktif dalam kegiatan keagamaan. 2. Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru adalah adanya dukungan dari pemerintah, sertifikasi guru. 3. Faktor yang mengahambat dalam meningkatkan kompetensi guru adalah sarana prasarana yang rusak dan anggaran biaya. 4. Peran kepala madrasah dalam meingkatkan kompetensi guru yaitu dengan mengadakan workshop, menugasi guru mengikuti diklat, seminar, lokakarya, MGMP, mengadakan kegiatan dengan masyarkat, tartil Al Quran, bakti sosial.
KATA PENGANTAR Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan Rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Agung, Muhammad SAW yang telah memberikan pencerahan pada dunia. Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015‟‟ telah selesai. Dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan berbagai pihak oleh karena itu penulis tidak lupa menyampaikan rasa terima kasih kepada: 1. Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Bapak Rasimin, S.Pd.I , M.Pd. selaku Ketua Program Studi PAI. 3. Dra. Siti Farikhah, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan serta pengarahan dalam penyusunan skripsi ini sejak awal hingga akhir ini dapat terselesaikan. 4. Bapak dan Ibu, yang telah memberikan banyak pengorbanan yang tidak terhitung oleh apapun. 5. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang demi tersusunnya skripsi ini.
6. Seluruh keluarga besar MTs Negeri Windusari yang telah memberikan informasi serta telah memberikan izin penelitian. 7. Teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan dan motivasi penulis dalam penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya mendukung sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah SWT memberikan balasan kepada ssemua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Amin.
Salatiga, 10 Januari 2015
Penulis
DAFTAR LAMPIRAN 1. Nota Pembimbing 2. Surat Ijin Penelitian 3. Surat Keterangan Penelitian 4. Data Informan 5. Pedoman Wawancara 6. Hasil Wawancara 7. Daftar Inisial 8. Dokumentasi 9. Lembar Konsultasi 10. Surat Keterangan Kegiatan 11. Daftar Riwayat Hidup
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan satu dasar pembangunan bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk mencetak generasi muda yang sangat penting bagi masa depan negeri ini. Tanpa ada pendidikan yang baik dan berkualitas, tentu saja negeri ini akan terancam sebab anak mudanya dididik dengan secara serampangan dan tidak sesuai dengan nafas kemajuan zaman yang semakin cepat. Dan untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas tentu saja segala pihak yang berkompeten di dalamnya harus bekerja keras untuk memberikan yang terbaik dalam memajukan pendidikan. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan seseorang (pendidik) terhadap seseorang (peserta didik) agar tercapai perkembangan maksimal yang positif (Ahmad Tafsir, 2001:28). Pendidikan memegang peranan penting dalam mengangkat harkat dan martabat manusia dalam kancah kehidupan guna mencapai kehidupan yang lebih baik. Pendidikan juga memberikan konstribusi yang sangat besar terhadap kemajuan suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menterjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana-sarana dalam membangun watak bangsa (Mulyasa,2007:14). Semua komponen dalam pendidikan mempunyai pengaruh untuk peningkatan mutu pendidikan. Salah satu komponen yang sangat berperan
dalam pendidikan adalah kepala sekolah. Kepala sekolah merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan kegiatan pendidikan,administrasi Madrasah, Pembinaan tenaga kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana prasarana (E. Mulyasa, 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala Madrasah, yang menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien. Kepala madrasah sebagai pemimpin tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menentukan
kemajuan
Madrasah
harus
memiliki
kemampuan
administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Dari beberapa tugas kepala sekolah salah satunya adalah pembinaan guru. Guru juga merupakan komponen yang utama dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru mempunyai tanggung jawab yang sangat besar karena beliau langsung berinteraksi dengan peserta didik. Guru merupakan salah satu pekerjaan yang mulia dan tinggi. Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat mereka dan memuliakan mereka melebihi dari orang-orang islam lainnya. Allah berfirman dalam QS. Al Mujadalah(58) ayat 11:
Artinya: Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Departemen Agama RI,tt:910) Setiap orang yang menjadi guru dituntut mempunyai kepribadian yang sesuai dengan ajaran Islam. Guru adalah seorang yang harusnya dicintai dan disegani oleh muridnya. Penampilannya dalam mengajar harus meyakinkan dan tindak tanduknya akan diikuti oleh muridnya. Guru memunyai tugas mendidik, mengajar dan melatih. Guru harus bisa menmpatkan diri sebagai orang tua yang kedua. Dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tersebut guru dituntut memiliki beberapa keterampilan dan kemampuan tertentu yang disebut dengan standar kompetensi. Standar kompeteni guru dapat diartikan sebagai suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan (Sparlan,2008:23). Lebih lanjut dijelaskan bahwa standar kompetensi guru adalah suatu ukuran yang ditetapkan atau dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan bidang tugas, kualifikas, dan bidang pendidikan. Sebagai wujud pembinaan tenaga kependidikan dari kepala sekolah adalah peningkatan kompetensi guru. Tuntutan tugas kepala sekolah adalah melaksanakan peningkatan secara terarah, berencana dan berkesinambungan salah satunya meningakatkan peranan dan tanggung jawab seorang guru. Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah sangatlah penting dalam mengatur aktivitas belajar mengajar. Disamping itu kepala sekolah juga bertanggung jawab langsung terhadap pelakssanaan segala jenis dan bentuk peraturan dan tata tertib yang harus dilaksanakan baik oleh guru maupun siswa. Kepala sekolah juga memegang peranan penting dan strategis dalam menjalankan roda pendidikan. Dinas pendidikan telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan pekerjaannya sebagai educator, manager, administrator dan supervisor (Mulyasa,2007:97)
Berawal dari latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengkaji hal tersebut dalam sebuah penelitian dengan judul skripsi “ Peran Kepala Madrasah Dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupten Magelang” B. Fokus Masalah 1. Bagaimana kompetensi guru di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windsari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 2. Faktor apa saja yang menjadi pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 3. Faktor apa saja yang menjadi kendala kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? 4. Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windsari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendiskripsikan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang tahun 2014/2015. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung kepala madarash dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang.
3. Untuk mengetahui kendala kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang than 2014/2015. 4. Untuk mengetahui peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupateen Magelang tahun2014/2015. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Dapat menambah ilmu pengetahuan sebagai hasil pengamatan langsung serta dapat memahami penerapan disiplin ilmu yang diperoleh selain studi di perguruan tinggi. b. Sebagai sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam aspek peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai input bagi pimpinan dalam meningkatkan kompetensi guru. b. Sebagai bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran guna meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari.
E. Penegasan Istilah 1. Peran Kepala Madrasah Kepala madrasah adalah seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas memimpin suatu madrasah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberikan
pelajaran
dan
murid
yang
menerima
pelajaran
(Wahjosumidjo, 2003:83). 2. Kompetensi Guru Dalam Undang-Undang RI No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen
(2006:4)
ko
mpetensi
adalah
seperangkat
pengetahuan,
keterampilan dan nperilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan . Guru adalah seseorang yang bertugas mempersiapkan manusia susila yang cakap yang dapat diharapkan membangun dirinya dan membangun bangsa dan negara. Guru harus dapat melaksanakan tgas yaitu: mengajar, mendidik, melatih, para siswanya. Jadi kompetensi guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif (Asdiqoh, 2013:24) Menurut UU Sisdiknas Tahun 2003, kompetensi guru terdiri dari empat macam, yaitu : a. Kompetensi Kepribadian
b. Kompetensi Pedagogik c. Kompetensi Profesional d. Kompetensi Sosial Pada penelitian ini, penulis menambahkan dua kompetensi lagi, yaitu Kompetensi Personal dan Kompetensi Spiritual. F. Metode Penelitian 1. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitaian ini menggunakan penelitian kualitatif. Oleh sebab itu pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif dengan memakai bentuk studi multi situs. Maksudnya dalam penelitian deskriftif kualitatif data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka melainkan data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainya sehingga yang menjadi tujuan dalam penelitian deskriftif kualitatif ini adalah ingin menggambarkan dan menginterprestasikan objek sesuai apa adanya. 2. Kehadiran Peneliti Sesuai pendekatan kualitataif, maka semua fakta berupa kata-kata maupun tulisan dari sumber data manusia yang telah diamati dan dokumen yang terkait disajikan dan digambarkan apa adanya untuk selanjutnya ditelaah guna memperoleh makna. Oleh karena itu, kehadiran peneliti
sangat penting yaitu peneliti bertindak langsung sebagai instrument dan sebagai pengumpul data hasil observasi yang mendalam serta terlibat aktif dalam penelitian. 3. Lokasi Penelitian Peneliti memilih lokasi di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015, karena sekolah tersebut letaknya terjangkau dari rumah. 4. Sumber Data Menurut Lofland yang dikutip oleh Moleong (2000:157) sumber utama penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah data tambahan. a. Kata-kata atau Tindakan Data yang berbentuk kata-kata diambil dari para informan atau responden saat wawancara. Dengan kata lain data tersebut berupa keterangan dari para informan dari beberapa pihak. b. Data Tertulis (Dokumentasi) Data yang berbentuk tertulis diperoleh dari warga sekolah dan dokumen-dikumen lain yang masih berkaitan dengan subjek penelitian. c. Foto Dalam penelitian ini diperoleh gambar keadaan MTs Negeri Windusari
5. Metode Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara
yaitu
metode
pengumpulan
data
dengan
mengadakan tanya jawab secara tatap muka dengan informan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia wawancara berarti tanya jawab dengan seseorang
yang
diperlukan
untuk
dimintai
keterangan
atau
pendapatnya mengenai suatu hal . Metode wawancara ini digunakan untuk menggali data dari kepala madrasah tentang upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari. Adapun pedoman wawancara sebagai berikut: 1) Bagaimana keadaan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? 2) Apa
faktor
yang
mendukung
dalam
meningkatkan
kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? 3) Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? 4) Bagaimana peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? b.
Observasi Peneliti melibatkan diri atau berinteraksi dengan kegiatan yang dilakukan subyek dalam lingkungannya dengan mengumpulkan data
secara sistematis dari data yang diperlukan. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data karena dengan teknik ini akan diperoleh informasi dan data tentang letak geografis, keadaan madrasah, sarana dan prasarana. c. Dokumentasi Pada penelitian ini metode dokumentasi digunakan untuk memperoleh data yang berupa dokumen atau catatan-catatan yang ada di Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari. 6. Metode Analisis Data Analisis data kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang diceritakan kepada orang lain ( Moleong, 2008:248). Metode analisis data yang digunakan adalah analisis data Miles Mathew dan Huberman (1992:16-20), adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: a. Pengumpulan data Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.
b. Reduksi data Reduksi diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, transformasi data “kasar” yang muncul dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bagian dari analisa yang di dalamnya nanti akan lebih difokuskan pada penganalisaan data itu sendiri. c. Penyajian data Penyajian data dibatasi sebagai kumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Oleh karena itu data yang ada dilapangan dianalisis terlebih dahulu sehingga akan memunculkan deskripsi persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala madrasah secara jelas. d. Penarikan kesimpulan Penarikan kesimpulan merupakan kegiatan penggambaran yang utuh dari objek penelitian. Proses penarikan kesimpulan didasarkan pada gabungan informasi yang tersusun dalam suatu bentuk yang pada gabungan informasi tersebut. 7. Pengecekan Keabsahan Data Untuk memeriksa keabsahan data dan validitas data maka dilakukan dengan triangulasi data, yaitu teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding data itu (Moleong,2008: 330).
Dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan triangulasi
sumber.
Triangulasi sumber dapat ditempuh dengan jalan sebagai berikut: a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara. b. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi. c. Membandingkan keadaan dan pandangan seseorang dengan berbagai pendapat orang lain. d. Membangdingkan wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan (Moleong,2008:331). Dalam penelitian ini, peneliti mengecek keabsahan data dengan melakukan cek ricek dengan guru, wali murid, dan masyarakat sekitar. 8. Tahap-tahap Penelitian Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Tahap pra lapangan 1) Mengajukan judul penelitian. 2) Menyusun proposal penelitian 3) Konsultasi kepada pembimbing b. Tahap pekerjaan lapangan 1) Persiapan diri untuk memasuki lapangan penelitian 2) Pengumpulan data atau informasi yang terkait dengan fokus penelitian 3) Pencatatan data yang telah dikumpulkan..
c. Tahap analisis data 1) Penemuan hal-hal penting dari data penelitian. 2) Pengecekan keabsahan data. d. Tahap penulisan laporan 1) Penulisan hasil penelitian 2) Konsultasi dengan dosen pembimbing 3) Perbaikan hasil konsultasi. G. Sistematika Penulisan Pembahasan skripsi ini diuraikan dalam bentuk bab-bab yang berdiri sendiri-sendiri namun saling berhubungan antara satu bab dengan yang lainnya karena keseluruhan bab merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Dari masing-masing bab tersebut terbagi menjadi beberapa sub bab yang saling berhubungan. Dengan demikian diharapkan terbentuk sistem penulisan dan pembahasan yang sistematis. BAB I
: PENDAHULUAN Berisi Latar Belakang Masalah, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian serta Sistematika Penulisan Skripsi.
BAB II
: KAJIAN TEORI Berisi tentang kajian pustaka yang menjelaskan landasan teori tentang peran kepala madrasah dan kompetensi guru.
BAB III : HASIL PENELITIAN Berisi paparan data dan gambaran umum MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang dan hasil wawancara. BAB IV : ANALISIS DATA Berisi tentang pembahasan yang merupakan bagian yang menjelaskan temuan peneliti tentang peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015. BAB V
: PENUTUP Menjelaskan tentang kesimpulan hasil penelitian, saran-saran dalam penelitian.
BAB II KAJIAN TEORI A. Peran Kepala Madrasah 1. Konsep Dasar Peran Kepala Madrasah Peran kepala madrasah sangat besar karena kepala sekolah merupakan pengambil kebijakan yang tertnggi dalam suatu madrasah. a. Kepala madrasah sebagai educator Dalam melaksanakan fungsinya sebagai educator, kepala madrasah harus memiliki strategi untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik. 1) Pembinaan mental Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan sikap batin dan watak. 2) Pembinaan moral Yaitu membina para tenaga kependidikan tentang hal-hal yang berkaitan dengan ajaran baik buruknya satu perbuatan, sikap dna kewajiban dengan tugas masing-masing tenaga kependidikan.
3) Pembinaan fisik Membina tenaga kependidikan yang berkaitan dengan kondisi jasmani. 4) Pembinaan artistic Yaitu membina tenaga kependidikan tentang kepekaan manusia terhadap seni dan keindahan. Upaya kepala madrasah yang berkaitan dengan perannya sebagai educator dalam meningkatkan kompetensi guru dan prestasi belajar siswa dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Mengikutsertakan guru dalam penataran 2) Kepala madrasah menggerakkan tim evaluasi hassil belajar peserta didik. 3) Mnggunakan waktu belajar secara efektif (Mulyasa, 2007:100). b. Kepala madrasah sebagai manajer Dalam rangka melakasanakan peran sebagai manajer, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga kependidikan melalui kerja sama, memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti kegiatan-kegiatan untuk meningkatkan kompetensinya, mngikuti kegiatan pengembangan profesi, melalui
berbagai pendidikan dan latihan baik yang dilaksanakan di sekolah maupun diluar sekolah. c. Kepala Madrasah sebagai Administrator Peran kepala madrasah sebagai administrator harus memiliki kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta
didik,
mengelola
administrasi
personalia,
mengelola
administrasi sarana dan prasarana, mengelola administrasi kerasipan dan mengelola administras keuangan (Mulyasa,2007:107). d. Kepala Madrasah sebagai Supervisor Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala madrasah melakukan kunjungan kelas untuk mengamati kegiatan pembelajaran secara langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan metode pembelajaran, media
yang
digunakan
dan
keterlibatan
peserta
didik
(Mulyasa,2007:114). Setelah disupervisi dapat diketahui kelemahan dan keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingakat
penguasaan
kompetensi guru, selanjutanya diadakan pembinaan dan tindak lanjut shingga guru dapat memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kompetensi yang telah dimiliki.
e. Kepala Madrasah sebagai Leader Kepala madrasah sebagai leader harus mampu memberikan petunjuk
dan
pengawasan,
meningkatkan
kemauan
tenaga
kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala madrasah sebagai leader dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi (Mulyasa, 2007:115). f. Kepala Madrasah sebagai Inovator Dalam melaksanakan perang sebagai innovator, kepala madrasah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis
dengan
lingkungan,
mencari
gagasan
baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh tenaga kependidikan, dan mengembangkan model pembelajaran yang inovatif. g. Kepala Madrasah sebagai Motivator Sebagai motivator, kepala Madrasah harus dapat menyusun strategi yang tepat kepada tenaga kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan lingkungan kerja, disiplin, dorongan, penghargaan, penyediaan berbagai sumber belajar.
2. Syarat Menjadi Kepala Madrasah Kepala Madrasah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan menentukan kemajuan Madrasah harus memiliki kemampuan administrasi, memiliki komitmen tinggi, dan luwes dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu kepala Madrasah harus mepunyai kepribadian
atau
sifat-sifat
dan
kemampuan serta
keterampilan-
keterampilan untuk memimpin sebuah lembaga pendidikan. Menjadi pemimpin itu harus memenuhi beberapa criteria sifat pemimpin, antara lain (Mulyasa ,2007:115) : a. Jujur, adil dan dapat dipercaya Sifat jujur ini harus dimiliki oleh setiap manusia, karena sifat jujur ini merupakan cerminan dari akhlak seseorang. Jika seseorang telah memiliki kejujuran maka sangat wajar bila orang tersebut dapat dipercaya, diberi amanat oleh banyak orang. Oleh karena itu, pemimpin yang baik menurut Nabi adalah pemimpin yang adil (imamun „akilun), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya (Ahmad Mubarok, 2003:12). b. Percaya diri Percaya diri merupakan aspek kepribadian yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Orang yang percaya diri yakin atas kemampuan yang dimiliki serta memiliki pengharapan yang realistis,
bahkan saat harapan tersebut tidak dapat tercapai mereka tetap berpikiran positif. c. Tanggung jawab dan berani mengambil resiko Seorang Kepala
Madrasah
berkewajiban
memikul
dan
menanggung segala sesuatu dan segala akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja maupun tidak disengaja. d. Berjiwa besar dan sabar. Berjiwa besar berarti mampu membuka hati, pikiran dan diri untuk menerima kritik dan saran. Baik yang sejalan maupun yang bertentangan dengan pemikiran pribadi. Dapat menerima kekalahan dengan kesabaran dan ikhlas. e. Teladan Seorang kepala madrasah harus bisa menjadi teladan yang baik yang bisa dicontoh oleh semua anggota sekolah baik guru, karyawan, peserta didik, dan masyarakat. Adapun syarat-syarat menjadi pemimpin yang baik antara lain sebagai berikut: a. Memiliki kesehatan jasmani rohani. Kepala madrasah harus mempunyai kesehatan jasmani dan rohani yang baik karena kesehatan jasmani dan rohani akan
mempengaruhi kinerja dari kepala madrasah sebagai pemimpin sebuah organisasi. b. Berpegang teguh pada tujuan yang dicapai. c. Bersemangat. d. Jujur . Seorang pemimpin hendaknya terbuka dan terus terang terhadap
bawahannya
sehingga
tidak
terjadi
kesalahpahaman.
Sebagaimana yang difirmankan Allah dalam surat Al Maidah ayat 8:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orangorang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah
kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al Quran dan Terjemahnya Departemen Agama RI: 203) e. Cakap dalam memberikan bimbingan dan menaruh kepercayaan. Kepala madrasah sebaiknya dapat memberikan bimbingan yang baik kepada seluruh anggota sekolah. f. Cepat serta bijaksana dalam mengambil keputusan. g. Cerdas (Indrafachrudi, 2006:22) 3. Kepemimpinan dalam Islam Kepemimpinan dalam Islam secara umum tidak jauh berbeda dengan model kepemimpinan pada umumnya. Kepemimpinan Islami adalah sebuah kepemimpinan yang mempraktekkan nilai-nilai ajaran Islam, terlepas apakah pelakunya seorang pemimpin atau tidak (Muhadi Zainuddin, 2002:16). Dalam pandangan Islam, kepemimpinan sesungguhnya merupakan amanah dan tanggung jawab yang tidak hanya dipertanggungjawabkan kepada anggota-anggotanya, tetapi juga dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT. Menjadi eorang pemimpin harus mempunyai sifat amanah (dapat dipercaya), sebab ia akan diserahi tanggungjawab yang besar. Apabila seorang pemimpin tidak mempunyai sifat amanah tentu akan terjadi penyalahgunaan jabatan dan wewenang. Itulah mengapa Nabi Muhammad SAW mengingatkan agar menjaga amanah kepemimpinan, sebab hal itu akan dipertanggungjawabkan dihadapan Allah SWT.
Jadi kesimpulannya kepemimpinan dalam islam berarti sebuah amanah yang harus diemban dengan penuh tanggungjawab dan profesional, karena tidak hanya dipertanggungjawabkan dihadapan anggota yang dipimpin, tetapi juga dihadapan Allah SWT. 4. Kriteria Pemimpin yang Ideal Menurut Islam Muhadi Zainuddin dan Abdul Mustaqim menyebutkan kriteria pemimpin yang ideal dalam Islam yaitu: a. Jujur dan Amanah Tanpa adanya sifat jujur dan amanah maka akan terjadi penyalahgunaan wewenang dan jabatan. b. Adil Apabila pemimpin tidak adil, maka akan terjadi kecemburuan di masyarakat yang dapat memacu konflik dan ketegangan sosial. Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang dapat membawa anggotanya menjadi makmur dalam keadilan dan adil dalam kemakmuran. c. Cerdas Pemimpin yang cerdas akan dapat mengambil inisiatif secara cermat, tepat dan cepat, ketika mengahdapi problem-problem yang ada dalam kepemimpinannya.
d. Bijaksana dan Tanggung jawab Keputusan atau kebijakan yang diambil oleh seorang pemimpin
harus
benar-benar
bijaksana
dan
dapat
dipertanggungjawabkan, baik secara moral maupun formal. e. Terbuka Sikap terbuka merupakan cerminan dari sifat tawadu‟ (rendah hati), tidak sombong. Pemimpin yang mempunyai sikap terbuka akan mau menerima kritikan dan saran dari orang lain. f. Ikhlas Berbuat dan beramal dengan ikhlas merupakan hal yang sangat penting dalam Islam. Sebab tanpa adanya keikhlasan, amal perbuatan yang telah dilakukan akan sia-sia di mata Allah SWT. B. Kompetensi Guru 1. Pengertian Kompetensi Guru Kompetensi
berasal
dari
kata
competency,
yang
berarti
kemampuan atau kecakapan. Menurut Kamus Umum Lengkap Indonesia , kompetensi dapat diartikan (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau memutuskan suatu hal. Charles
E.
Johnson,
mengemukakan
bahwa
kompetensi
merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan (Asdiqoh,2013:24).
Kompetensi adalah performan yang mengarah kepada pencapaian tujuan secara tuntas menuju kondisi yang diinginkan ( Satori, 2012:22). Kompetensi merupakan perwujudan dari keterampilan hidup yang harus dikuasai oleh peserta didik (Isjoni,2008:82). Kompetensi diartikan dan dimaknai sebagai perangkat perilaku efektif yang terkait dengan eksplorasi dan investigasi, menganalisis dan memikirkan, serta memberikan perhatian dan mengarahkan seseorang menemukan cara untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien. Kompetensi bukanlah suatu titik akhir dari sutu upaya melainkan suatu proses yang berkembang dan belajar sepanjang hayat (Mulyasa,2011:26). Kompetensi juga berarti seperangkat tindakan inteligen penuh tanggungjawab yang harus dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakn tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu ( Abdul Majid, 2008: 5). Dalam dunia pendidikan, guru merupakan komponen yang penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Guru merupakan komponen yang paling berpengaruh terhadap proses dan hasil pendidikan yang berkualitas. Upaya apapun ynag dilakukan untuk menaikkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan hasil yang maksimal tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkompeten. Oleh karena itu, diperlukan sosok guru yang
mempunyai kualifikasi, kompetensi dan dedikasi yang tinggi dalam menjalankan tugasnya. Guru adalah figure manusia dalam dunia pendidikan yang menempati posisi dan memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Guru adalah satu unsur manusia dalam proses pendidikan yang
bertugas
sebagai
pengajar
dan
pendidik
(Syaiful
Bahri
Djamarah,2011:107). Dalam Undang-Undang Sikdiknas tahun 2003 pasal 40 ayat 2b disebutkan bahwa guru adalah pendidik yang profesional yang wajib memiliki komitmen untuk meningkatkan pendidikan. Guru merupakan sosok yang mengemban tugas mengajar, mendidik, dan membimbing (Mujtahid,2009:33). Dari pengertian guru diatas dapat disimpulkan bahwa guru adalah orang tua kedua bagi peserta didik di sekolah yang mempunyai peran penting dalam dunia pendidikan. Kompetensi Guru adalah seperangkat penguasaan kemampuan yang harus ada dalam diri guru agar dapat mewujudkan kinerjanya secara tepat dan efektif (Asdiqah, 2013:24). Sedangkan kompetensi guru menurut Suprlan
(2005:93)
adalah
suatu
ukuran
yang
ditetapkan
atau
dipersyaratkan dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan perilaku
perbuatan bagi seorang guru agar berkelayakan untuk menduduki jabatan fungsional sesuai dengan tugas, kualifikasi, dan jenjang pendidikan. Kompetesi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spititual yang secara kaffah membentuk standar kompetensi profesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta ddidik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi dan profesionalisme (Mulyasa, 2011:26). Jadi kompetensi guru adalah kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang guru agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara tepat dan efektif. Nana Sudhjana (Hamzah B. Uno, 2011:67) membagi kompetensi guru dalam tiga bagian, yaitu sebagai berikut: a. Kompetensi bidang kognitif, artinya kemampuan intelektual, seperti penguasaan mata pelajaran, pengetahuan mengenai cara mengajar, pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku individu, pengetahuan tentang bimbingan penyuluhan, pengetahuan tentang administrasi kelas, pengetahuan tentang cara menilai hasil belajar siswa, pengetahuan tentang kemasyarakatan, serta pengetahuan umum lainnya. b. Kompetensi bidang sikap, artinya kesiapan dan kesediaan guru terhadap berbagai hal berkenaan dengan tugas dan profesinya.
c. Kompetensi perilaku atau performance, artinya kemampuan guru dalam berbagai keterampilan/berperilaku, seperti keterampilan mengajar,
membimbing,menilai,
pengajaran,
bergaul
keterampilan keterampilan
atau
berkomunikassi
menumbuhkan menyusun
menggunakan
semangat
alat
bantu
dengan
siswa,
belajar
para
persiapan/perencanaan
siswa,
mengajar,
keterampilan meaksanakan administrasi kelas, dan lain-lain. 2. Macam -Macam Kompetensi Guru Secara umum guru harus memenuhi dua kategori yaitu memiliki capability dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang baik dan mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi dan memiliki loyalitas keguruan, yakni terhadap tugas-tugas yang tidak semata di dalam kelas, tetapi sebelum dan sesudahnya ( Asdiqah,2013: 26) Adapun menurut Hamzah B. Uno (2011:69)
macam-macam
kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru antara lain: a. Kompetensi
professional,
artinya
guru
harus
memiliki
pengetahuan yang luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis mampu memilih metode dalam proses belajar mengajar.
b. Kompetensi personal, artinya sikap kpribadian yang mantap sehingga mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. c. Kompetensi sosial, artinya guru harus menunjukkan atau mampu berinteraksi sosial, baik dengan murid, sesame guru dan kepala sekolah, bahkan dengan masyarakat luas. d. Kompetensi untuk pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti mengutamakan nilai-nilai sosial dari material. Kompetensi guru merupakan perpaduan antara kemampuan personal, keilmuan, teknologi, sosial, spiritual, yang secara kaffah membentuk kompetensi standar prrofesi guru, yang mencakup penguasaan materi, pemahaman terhadap peserta didik, pembelajaran yang mendidik, pengembangan pribadi, dan profesionalisme. Dalam Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 10 disebutkan bahwa guru yang berkualitas harus memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi pedagogik, professional, kepribadian, dan sosial. Namun seiring berjalannya waktu ada penambahan diantaranya kompetensi personal dan kompetensi spiritual. a. Kompetensi Pedagogik Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajarn peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencangan dan pelaksanaan pembelajaran,
evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimilikinya. Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut (Mulyasa,2011:75) : 1) Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2) Pemahaman terhadap peserta didik 3) Pengembangan kurikulum/silabus 4) Perencanaan pembelajaran 5) Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6) Pemanfaatan teknologi pembelajaran 7) Evaluasi hasil belajar 8) Pengembangan
peserta
didik
untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya Menurut PP RI No 19 tahun 2005, kompetensi guru merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik sekurang-kurangnya meliputi: 1) Pengelolaan Proses Pembelajaran Kegiatan belajar mengajar merupakan komonen penting di dalam pendidikan. Keberhasilan pembelajaran tergantung dari peran guru. Kemampuan guru yang mampu dalam mengelola
pembelajaran akan mengahasilkan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien sesuai dengan sasarna yang akan dicapai. 2) Pengembangan Kurikulum/Silabus Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/ kelompok mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi,
kompetensi
dasar,
materi
pokok,
kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian, kompetensi untuk penialaian, penilaian, alokasi waktu dan sumber belajar. 3) Pengembangan metode pembelajaran Seorang pendidik ditntut bisa cermat dalam memilih dan menentukan
metode
apa
yang
akan
digunakan
untuk
menyampaikan materi kepada peserta didik. 4) Pemanfaatan Teknologi Pembelajarn Guru dituntuk untuk mempunyai kompetensi dalam menggunakan teknologi pembelajaran, terutaa internet, agar guru dapat memanfaatkan berbagai pengetahuan, teknologi dan informasi dalam melaksanakan tugas utamanya mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik. 5) Evaluasi hasil Belajar Evaluasi merupakan komponen pengajaran yang tidak bisa dipisahkan dengan pendidikan. Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk
mengetahui
perubahan
perilaku
dan
pembentukan
kompetensi peserta didik yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, seta penilaian program. b. Kompetensi Kepribadian Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butir b, kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia. Kompetensi kepribadian sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian ini sangat penting dalam membentuk kpribadian anak, guna menyiapkan dan mengembangkan sumber daya manusia, serta mensejahterakan masyarakat, kemajuan negara, dan bangsa pada umumnya. Kompetensi kepribadian yang harus dimiliki guru setidaknya sebagai berikut: 1) Kepribadian yang mantab, stabil, dan dewasa Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, guru harus memounyai kepribadian seperti : a) berkepribadian yang mantab. b) tidak melakukan tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan profesionalitas guru. c) stabilitas dan kematangan emoi. c) kemampuan memecahkan masalah.
2) Disiplin, Arif, dan Berwibawa Dalam kompetensi ini, kepribadian guru harus: a) Dapat member contoh disiplin. b) Dapat menciptakan siuasi yang menyenangkan. c) Dapat mengendalikan perilaku peserta didik kearah yang positif. d) mampu menggunakan alat pembelajaran secara tepat aktu dan sasaran. 3) Menjadi Teladan bagi Peserta Didik Dalam hal ini, guru akan menjadi sorotan dna teladan bagi peserta didik, maka guru harus memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Cara berpakaian. 2. Cara berbicara. 3. Hubungn antar manusia. 4. Kebiasaan bekerja. 5. Menunjukkan sikap yang baik dan tegas. 6. Sikap yang menunjukkan semangat hidup. 7. Dapat dipercaya. 4) Berakhlak Mulia Seorang guru harus berakhlak mulia karena guru akan menjadi penasehat bagi anak didik dan lingkungan disekitar. Halhal yang perlu dikembangkan antara lain: a) Dapat memberikan nasehat atau konseling yang baik.
b) Mempunyai rasa percaya diri yang istiqomah. c) Berusaha yang sungguh-sungguh, kerja keras, tanpa mengenal lelah, dengan niat ibadah (Mulyasa, 2011:121-130). c. Kompetensi Professional Kompetensi
professional
merupakan
penguasaan
materi
pembelajaran secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuannya secara filosofis (Asmani,2009:157). Dalam kaitannya dengan pendidikan Islam, kompetensi ini dikombinasikan dengan nilai-nilai religiusitas. Dalam
pengertiannya,
kemampuan
Kompetensi
menjalankan
tugasnya
professional-religius
yakni
secara
yang
professional,
didasarkan atas ajaran islam (Ngainun dkk. 2007:15). Secara umum dapat diidentifikasi tentang ruang lingkup kmpetensi professional guru sebagai berikut: 1). Menegerti dan dapat menerapkan
landasan
kependidikan.
2).
Mengerti
dan
dapat
menerapkan teori-teori belajar sesuai taraf perkembangan peserta didik. 3). Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi tanggungjawabnya. 4). Mengerti dan dapat menerapkan meted pembelajaran yang bervariasi. 5). Mampu menggunakan dan mngembangkan berabagi alat, sumber dan media pembelajaran. 6). Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program pembelajaran. 7). Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik. 8).
Mampu
menumbuhkan
kepribadian
peserta
didik
(Mulayasa,2011:135). d. Kompetensi Sosial Dalam Standar Nasional Pendidikan pasal 28 ayat 3 butr b dikemukakan bahwa kompetensi sosial adalah kemmpuan guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikassi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar (Mulyasa,2011:173) e. Kompetensi Personal Kompetensi personal mencakup kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal dasar bagi guru dalam menjalankan tugas secara professional. Kompetensi personal guru menunjuk perlunya struktur kepribadian dewasa yang mantap, susila, dinamik (reflektif serta berupaya untuk maju), dan bertanggung jawab. Menurut A.S Lardizabal , kompetensi personal adalah sebagai berikut: 1) Guru menghayati dan mengamalkan nilai hidup. 2) Guru mampu berperan sebagi pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab. 3) Guru bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi serat bersedia berperan aktif dalam kegiatan sosial. 4) Guru tampil secara pantas dan rapi. 5) Guru mampu berbuat reatif dengan penuh perhitungan. 6) Guru tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas.
7) Guru hendaknya mengatur waktu luangnya secra produktif dan bijaksana (Asdiqoh, 2013:28) f. Kompetensi Spiritual Kompeteensi spiritual masuk dalam kompetensi kepribadian. Guru diharapkan memahami konsep kompetensi spiritual. Ranah kompetensi spiritual akan berorientasi pada pembentukan karakter siswa didik yang ideal. Dalam konsepsi pendidikan islam, seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketaqwaan tinggi. Jika penerapan kompetensi spiritual senantiasa dipegang dan dijalankan oleh guru dengan baik, ketika anak didik melakukan kesalahan, anak didik akan meminta maaf dan mengakui kesalahan karena terdorong rasa berdosa jika tidak mengakui. Kompetensi spiritual menjadi enteng terakhir untuk memberikan pagar yang kuat dan pribadi masing-masing siswa didik (Asdiqoh,2013:37) 3. Tugas Guru Peran guru sangat vital bagi pembentukan kpribadian, cita-cita dan visi misi yang menjadi impian hidup anak didik dimasa depan. Selain sebagai aktor utama kesuksesan pendidikan, ada beberapa tugas lain seorang guru, antara lain; educator, leader, fasilitator, motivator, administrator, evaluator (Jamal Ma‟mur Asmani, 2009:39). a. Educator (Pendidik) Guru sebagai pendidik tidak hanya tahu tentang materi yag diajarkan, akan tetapi ia juga harus mempunyai
kepribadian yang kuat yang menjadikannya panutan bagi siswanya. Hal ini penting bagi seorang pendidik, guru tidak hanya mengajarkan siswanya untuk mengetahui beberapa hal, guru juga harusb melatih keterampilan, sikap dan mental anak didik. b. Leader (Pemimpin) Guru adalah pemimpin di dalam kelas. Ia harus bisa menguasai, mengendalikan dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Guru juga hars pandai membaca potensi anak didiknya yang beragam. c. Fasilitator Sebagai fasilitator, guru bertugas menjembatani atau memfasilitasi murid untuk mengembangkan bakatnya. Guru mengusahakn sumber belajar yang berguna serta dapat menunjang pencapaian tujuan pembelajaran. d. Motivator Sebagai
seorang motivator,
guru
harus
mampu
memberikan motivasi atau semangat kepada peserta didiknya. Dalam kegiatan pembelajaran motivasi sangat dioerlukan, sebab seseoarang yang tidak motivasi dalam belajar. Proses pembelajaran akan berhasil apabila peserta didik mempunyai motivasi dalam belajar, oleh sebab itu, guru dituntut kreatif
membangkitkan motivasi belajar siswa, sehingga terbentuk pembelajaran yang efektif. e. Administrator Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan pengajaran. Segala pelaksanaan yang berkaitan dengan proses belajar mengajar perlu diadministrasikan secara baik. f. Evaluator Sebaik
apapun
kualitas
pembelajarn,
pasti
ada
kelemahan yang perlu dibenahi dan disempurnakan. Penilaian ini perlu dilakukan karena dengan penilaian guru dapat mengetahui keberhasilan pencapaian tujuan, penguasaan siswa terhadap pelajaran, serta ketepatan dan kefektifan metode mengajar. Selain tugas guru yang telah dijelaskan diatas, berikut tugas guru menurut Koestiyah N.K yang dikutip oleh Siti Asdiqah yaitu : a. Menyerahkan kebudayaan anak didik berupa kepandaian, kecakapan, dan pengalaman-pengalaman. b. Menyiapkan anak menjadi warga Negara yang baik, dan membentuk kepribadian anak yang harmonis sesuai etika-etika dan dasar Negara kita pancasila, c. Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya menjadi perantara/ medium, anak harus Sebagai perantara dalam belajar. Didalam proses belajar guru hanya menjadi perantara/ medium, anak harus berusaha sendiri mendapatkan
suatu pengertian/insight sehingga timbul perubahan dalam pengetahuan, tingkah laku dan sikap, d. Guru adalah sebagai pembimbing, untuk membawa anak didik kearah kedewasaan, e. Guru sebagai penghubung antara sekolah dan massyarakat, f. Sebagai penegak disiplin, guru menjadi contoh dalam segala hal tata tertib dapat berjalan bila guru dapat menjalani lebih dahulu, g. Guru sebagai pemimpin dan administrator dan perencana kurikulum. h. Pekerjaan guru sebagai suatu profesi, i. Guru sebagai sponsor dalam kegiatan anak-anak. (Siti Asdiqah, 2013: 20-21) 4. Hak Guru Hak guru sebagai pendidik diatur semua dalam perundangundangan yang berkaitan dengan pendidikan. Dalam Undang-Undang No. 14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 14 disebutkan hak-hak seorang Guru sebagai berikut: a. Memperoleh penghasilan diatas kebutuhan hidup minimum dan jaminan kesejahteraan
sosial
dan
mendapatkan promosi
dan
penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja. b. Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual c. Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi dan memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya. d. Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan. e. Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentuan kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai
dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundangundangan. f. Memperoleh
rasa
aman
dan
jaminan
keselamatan
dalam
melakssanakan tugas. g. Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi. h. Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan. 5. Kewajiban Guru Didalam menjalankan tugasnya guru terikat dengan kewajiban guru. Kewajiban ini dibuat agar guru bisa menjalankan tugasnya dengan baik sesuai dengan aturan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Kewajiban guru adalah merencanakan pembelajaran, menjalankan proses pembelajaran yang baik, dan menilai serta mengevaluasi hasil dari pembelajaran tersebut. Dalam Undang-Undang RI No.14 Th. 2005 tentang Guru dan Dosen telah disebutkan dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berkewajiban : a. Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;
b. Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutansejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni; c. Bertindak objektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis kelamin, agama , suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran; d. Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dank ode etik guru, serta nilai-nilai agama dan etika; dan e. Memelihara dan menumpuk persatuan dan kesatuan bangsa. 6. Etika Profesi Keguruan Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara etis sebagaii pedoman berperilaku. Etis berarti sesuai dengan norma yang dianut oleh sekelompok tertentu. Kode etik merupakan norma-norma yang bharus dilaksanaka oleh setiap anggitanya dalam pelaksanaan tugas dan pergaula hidup sehari-hari dimasyarakat (E. Mulyasa, 2007:43) Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai guru dan sebagai tenaga professional guru memiliki kode etik. Yang merupakan pedoman tingkah laku yang harus dijalankan oleh guru dalam berinteraksi dengan peserta didik, teman sejawat, serta masyarakat sekitar. Kode etik guru adalah alat yang penting untuk membentuk profesionalisme guru.
Berikut dikemukakan kode etik guru Indonesia sebagai hasil rumusan Kongres Guru ke XVI tahun 1989 di Jakarta. Terdiri dari Sembilan item, yaitu: a. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa pancasila. b. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran professional c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan dan guru menciptakan suasana sekolah dengan sebaik-baiknya sebagai usaha menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. d. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat di sekitarnya untuk membina peran serta rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan dan memelihara hubungan seprofesinya, semngat kekeluargaan dan kesetiakawanan sosial. e. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengambangkan dan meningkatkan mutu dan martabat profesinya Guru secara bersamasama memelihara dan meningkatkan organisasi PGRI sebagai sarana perjuangan dan pengabdian. f. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang kependidikan (Siti Asdiqah,2013:4-5).
C. Peran Kepala Madrasahh dalam Meningkatkan Kompetensi Guru Untuk mengembangkan fungsi pendidikan, guru mempunyai peran penting dalam meningkatkannya. Guru memiliki tugas mendidik, mengajar dan melatih. Guru berfungsi dan berperan sebagai fasilitator memberi bantuan dan layanan kepada siswa agar dapat mencapai hasil optimal. Mendidik dan melatih adalah tugas guru sebagai profesi. Guru harus bisa menempatkan diri menjadi orang tua yang kedua, dengan mengemban tugas yang telah dipercayakan orang tua/wali dari peserta didik dalam jangka waktu tertentu. Mengingat peranan strategis guru dalam setiap upaya peningkatan mutu, relevansi, dan efisiensi pendidikan, maka peningkatan dan pengembangan aspek kompetensi guru merupakan kebutuhan. Benar bahwa mutu pendidikan bukan hanya ditentukan oleh guru semata, melainkan juga oleh beberapa komponen pendidikan lainnya. Akan tetapi seberapa banyak pendidikan dan pengajaran mengalami kemajuan dalam perkembangannya selama ini, banyak bergantung kepada kepiawaian guru dalam menerapkan kompetensi standar yang harus dimiliki. Kepala madrasah sebagai pemimpin pendidikan, yang mempunyai tanggung jawab penuh dalam proses pendidikan dan berpengaruh terhadap bawahannya, peranannya sangat penting dalam membantu guru termasuk dalam peningkatan kompetensinya.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah melalui optimalisasi peran Kepala Sekolah. Kepala Sekolah sebagai pengelola memiliki tugas mengembangkan kinerja personel, terutama meningkatkan kompetensi guru. Adapun peran kepala sekolah telah disebutkan di atas yaitu kepala sekolah sebagai educator, leader, manajer, administrator, dan supervisor. Sebagai seorang guru harus memiliki kepribadian yang baik, dewasa, arif dan berwibawa, karena guru menjadi teladan bagi peserta didik. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru misalnya dengan mengadakan pembinaan kepada guru, melaksanakan pengajian rutin. Dalam kegiatan mengajar, guru harus memiliki kompetensi yang baik. Kemampuan guru dalam mengelola pembeljaran ini disebut dengan kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik meliputi kemampuan guru mengelola kelas, mengembangkan silabus, merencakan pembelajaran, memahami peserta didik, dll. Oleh karena itu kompetensi ini hraus selalu ditingkatkan. Adapun peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetnsi pedagogik guru antara lain : a. Mengikutsertakan guru pada diklat b. Menganjurkan dan mendukung guru untuk menempuh pendidikan formal yang lebih tinggi. c. Mendukung guru mengikuti kegiatan-kegiatan seperti MGMP, Seminar, Lokakarya, study banding, dll. d. Melaksanakan evaluasi terhadap kinerja guru.
Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru mengusai materi pembelajarn secara luas dan mendalam. Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan
kompetensi
profesional
ini
bisa
dilakukan
dengan
mengikutsertakan guru pada diklat sesuai dengan materi pelajaran yang dikuasai, mengevaluasi kinerja guru secara rutin. Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru berinteraksi dengan peserta didik, atasan, teman sejawat, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial ini sangat penting bagi guru dalam menjalankan tugasnya sebagai guru. Guru harus pandai berinteraksi, pandai berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru ini dengan mengikutsertakan guru pada organisasi sosial atau profesional seperti PGRI, KORPRI, mengadakan kegiatan sosial seperti zakat dan Qurban, Kompetensi spiritual sebenarnya masuk dalam kompetensi keprbadian, hanya saja kompetensi spirtual ini berhubungan dengan Tuhan. Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi spiritual dengan mengadakan sholat berjamaah, pengajian rutin, membaca Al Quran rutin, dll. Kompetensi
personal
merupakan
kepribadian dan kompetensi
sosial.
gabungan Peran
antara
kompetensi
kepala madrasah dalam
meningkatkan kompetensi personal ini dapat dilakukan seperti meningkatkan kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial diatas.
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. GAMBARAN UMUM MTs NEGERI WINDUSARI 1. Sejarah berdirinya Atas dasar gagasan dari Bapak Jawatan Pendidikan Agama Pusat di Jakarta pada tahun 1956 yaitu Bapak H. Amir Muhammad Arifin dari temyang untuk membuka madrasah, maka ide ini bergulir dimana-mana dan menjadi kenyataan diberbagai tingkat Sekolah Dasar (SD). Di kecamatan Windusari kemudian berdiri MWB hampir di semua Desa, merupakan pendidikan sekolah 6 tahun. Maka diharapkan pada tahun 1962, sebagian madrasah telah dapat meluluskan para siswanya. Dengan demikian dibutuhkan suatu lembaga pendidikan lanjutan tingkat menengah pertama. Bahkan sangat mendesak untuk didirikan mengingat: 1. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama di Wilayah Kecamatan Windusari saat itu belum ada 2. Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri hanya berada di Magelang sehingga sangat sulit untuk terjangkau. Oleh sebab itu dengan semangat yang tinggi Lembaga Pendidikan Ma‟arif mendirikan dan membuka Pendidikan Guru Agama 4 Tahun (PGAP) Ma‟arif di Windusari dengan susunan Panitia:
1.
H. Cholid Al Thowaf
Ketua
2.
M. Ridwan
Sekretaris
3.
H. Ichsan
Anggota
4.
Muhdlori
Anggota
5.
Himam
Anggota
6.
H. Muh. Djamal
Anggota
7.
Cholil
Anggota
Dengan terbentuknya panitia atau kepengurusan itu, maka mulai tahun 1966 PGAP Ma‟arif mulai menerima murid baru. Dengan demikian mulai tahun 1966, di Windusari telah berdiri Lembaga Pendidikan Menengah Tingkat Pertama (PGAP). Lembaga ini bertahan selama 4 tahun, tepatnya sampai dengan awal tahun 1970. MTS Negeri Windusari sejarahnya tidak dapat dipisahkan dari PGAP Ma‟arif yang berdiri sejak tahun 1966. PGAP Ma‟arif yang semula menempati gedung Madrasah Diniyah, melalui SK Menteri Agama RI Nomor 205 tanggal 1 1970 dirubah menjadi MTsAIN (Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri) Windusari dengan Kepala Madrasah Bapak H. Ichsan Pada tanggal 19 September 1978 Bapak H. Usman Windusari mewakafkan tanahnya seluas 320 m2 dengan surat ijin perwakafan No. 15/SWK/1978. Kemudian atas usaha keluarga besar guru Agama Kecamatan Windusari dibawah pimpinan K.H. Muh. Djamal didirikan 3 ruang kelas di atas tanah tersebut. Kemudian atas swadaya guru dan Staf
MTsAIN Windusari membeli tanah milik Ibu Dariyah seluas 130 m2 yang terletak bersebelahan dengan tanah wakaf H. Usman dengan surat ijin perwakafan No. 16/1978 pada tanggal 7 Oktober 1978. Dari modal bangunan dan tanah di atas pada tanggal 16 Maret 1978 mendapat rehab gedung dari pemerintah sebesar Rp. 3.500.000,00 (tiga juta lima ratus ribu rupiah). Memasuki tahun ajaran baru 1979/1980, MTsAIN secara resmi dirubah menjadi MTs Negeri Windusari, maka sejak itu atas usaha Kepala Madrasah, para guru dan Pengurus BP3 berusaha mengumpulkan dana dari wali murid, tepatnya tahun ajaran 1983/1984 untuk membeli tanah seluas 1.640 m2 dengan harga 1.250.000, kemudian pada tahun ajaran 1984/1985 mendapat DIP Peningkatan Mutu Pendidikan Agama Islam sebesar Rp. 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) untuk pembebasan tanah dan biaya sertifikat. Selanjutnya MTs Negeri Windusari menempati lokasi baru di Depok Windusari. Perkembangan MTs Negeri Windusari mengalami pasang dan surut, seiring dengan itu terjadi pula perubahan pimpinan Kepala Madrasah dimulai dari H. Ichsan yang sekaligus sebagai pendiri menjadi Kepala Madrasah sampai dengan tahun 1990. Setelah itu kepemimpinan dilanjutkan oleh H. Jamaludin, B.A. dari Borobudur yang menjadi Kepala Madrasah sejak tahun 1990 – 1994. Kemudian pada tahun 1994 terjadi pergantian Kepala Madrasah dijabat oleh Drs. H. Rahmat Raharjo yang
berasal dari purworejo sampai dengan tahun 2001 karena diangkat menjadi Pengawas PAI SD/MI di Kabupaten Kebumen. Beliau cukup lama kurang lebih 7 tahun menjadi Kepala Madrasah. Pada tahun 2001 kembali terjadi pergantian Kepala Madrasah yang dijabat oleh Drs. M. Fuadi sampai dengan tahun 2002. Selanjutnya pada tahun 2003 Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Windusari dijabat oleh Drs. H. Muhammad Natsir sampai dengan tahun 2011. Beliau menjabat cukup lama yaitu kurang lebih 8 tahunsampai purna tugas 1 Pebruari 2011. Pada bulan Pebruari tahun 2011 terjadi pergantian Kepala Madrasah dan dijabat oleh Drs. Yatiman, M.Pd.I. yang sebelumnya adalah Kepala MI Negeri Purwareja
Klampok
Kabupaten
Banjarnegara.
Tahun
Pelajaran
2013/2014 Kepala Madrasah dijabat oleh H. Chamidun, S.Ag., M.S.I. yang berasal dari Bulu, Temanggung. Selanjutnya pada tahun ajaran ini Kepala Madrasah dijabat oleh Drs. Ahmad Zaini. 2. Letak Geografis MTs Negeri windusari terletak di Jalan Kyai A‟rof No. 25 Desa Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Jawa Tengah dengan kode pos 56152. Memiliki luas tanah seluruhnya 9.855 m² dan luas bangunan 2.169 m². Secara geografi MTs Negeri Windusari terletak di dataran tinggi terletak didaerah pedesaan dengan potensi wilayah pertanian. MTs Negeri Windusari ini terletak dikaki Gunung Sumbing.
3. Identitas Nama Madrasah
: MTs Negeri Windusari
Alamat
: Jln. Kyai Arof No.25, Windusari, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang, Jawa Tengah
Kode Pos
: 56152
No. Telepon
: (0293) 5507929
Akreditasi
:A
Tahun didirikan
: 1970
4. Visi, Misi dan Tujuan a. Visi Terwujudnya MTs Negeri Windusari yang Islami, Berbudi Luhur, Berprestasi, dan Penuh Keteladanan, Efektif dan Efisien. b. Misi 1) Menanamkan aqidah yang benar sesuai dengan al Qur‟an dan As Sunah. 2) Menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik dan non akademik. 3) Mewujudkan pembelajaran dan pembiasaan dalam mempelajari Al Qur‟an dan menjalankan agama Islam. 4) Mewujudkan
pembentukan
karakter
mengaktualisasikan diri dalam masyarakat.
Islami
yang
mampu
5) Meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme pendidik dan tenaga
kependidikan
sesuai
dengan
perkembangan
dunia
pendidikan 6) Menyelenggarakan tata kelola madrasah yang efektif, efisien, , transparan dan akuntabel. c. Tujuan 1) Meningkatkan perolehan rata-rata mata pelajaran Ujian Nasional mencapai 7,5 dan nilai rata-rata UM 8,0. 2) Memiliki tim kesenian yang siap pakai, baik tingkat madrasah, kecamatan maupun kabupaten. 3) Memiliki staf redaksi potensial yang mampu menerbitkan dan mengelola majalah dinding secara mandiri. 4) Memiliki petugas upacara yang siap pakai. 5) Meningkatkan kegiatan keagamaan di lingkungan madrasah, jamaah sholat dhuhur, sholat dhuha, tadarus Al Quran, kaligrafi dan tartil Al Quran. 6) Meningkatkan kegiatan sosial di lingkungan madrasah, bhakti masyarakat dan Jum‟at khusyu 5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa Mts Negeri Windusari
Tabel I DATA GURU No 1
Nama H. Chamidun, S.Ag. M.Si
Mata Pelajaran Fiqh
2
Siti Chamidatus Sjarifah, S.Ag
Fiqih
3
Faezatul Munawaroh, S.Ag
SKI
4
Umi Hani, S.Ag
Al Qur‟an Hadits
5
Khusniyati Marzuqoh, S.Ag
Aqidah Akhlak
6
M. Baehaqi, S.Hum
Aqidah Akhlak
7
Khamdani, S.Ag
Bahasa Arab
8
M. Misbachul Muthi, S.Ag
Bahasa Arab
9
Tentrem Aminah, S.Pd
Bahasa Indonesia
10
Santi Renaningtyas S.Pd
Bahasa Indonesia
11
Dwi Basuki Faqih Usman, S.Ag
Bahasa Indonesia
12
Drs. Muhaimin
Bahasa Inggris
13
Tri Harjoko, S.Pd
Bahasa Inggris
14
Yuniar Widati, S.Pd
Bahasa Inggris
15
Zuning Azizah, S.Pd
Bahasa Inggris
16
Bisyron Muhtar, S.Ag
Matematika
17
Tri Handayani, S.Pd
Matematika
18
Siti Umaroh, S.Pd.Si
Matematika
19
Drs. Slamet Widodo
IPA
20
Moh Nazaruddin Ch, S.Ag
IPA
21
Umi Zahroh, S.Si
IPA
22
Eko Mardiyanto
IPA
23
Nur Solikhah, S.Pd
IPS
24
Haniatul Arifah, S.E
IPS
25
Bintu Zaedah M S,S.H.I
PKn
26
Siti Munasifah,S.Pd
SBK
27
Eko Juliyanto
Penjaskes
28
Sutomo, B.A
Bahasa Jawa
29
K.H Muqtabasun
Kitab
30
BK
Abdul Cholid, S.Pd.Kons
TABEL II DATA KARYAWAN NO
NAMA
NIP
Jabatan
1 2 3 4 5 6
Arif Nurhudayana, S.H Masruroh Jamal Jamil Kodi Arifin
196808061991031004 196209031983032002 -
Ka Ur TU Bendahara Staf TU Staf TU Staf TU Staf TU
TABEL III DATA SISWA NO
KELAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
VII A VII B VII C VII D VII E VII F VIII A VIII B VIII C VIII D VIII E VIII F IX A IX B IX C IX D IX E
LAKI-LAKI 17 18 20 19 20 18 19 20 18 20 15 13 17 18 20 17 15
JUMLAH SISWA PEREMPUAN 16 16 16 16 14 16 16 15 16 15 18 22 18 18 16 18 20
JUMLAH 33 34 36 35 34 34 35 35 34 35 33 35 35 36 36 35 35
18
IX F JUMLAH
14 318
22 308
36 626
6. Sarana Prasarana Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan dan pembelajaran, sarana prasarana sebagai penunjang keberhasilan pengajaran tidak dapat dipisahkan, karena keberadaan sarana dan prasarana yang lengkap akan menjadikan proses pengajaran berjalan lancar. Adapun sarana dan prasarana yang dimilik oleh MTs Negeri Windusari adalah sebagai berikut: TABEL IV DATA SARANA DAN PRASARANA
No .
Uraian
Bai k
1.
Ruang Kelas
18
2.
Ruang Kep. Madrasah
1
3.
Ruang Guru
1
4.
Ruang Tata Usaha/TU
1
5.
Ruang Lab. IPA
1
6.
Ruang Lab. Komputer
1
7.
Ruang Perpustakaan
1
8.
Ruang UKS
1
9.
Ruang Keterampilan
1
10.
Ruang Kesenian
0
Kondisi (Unit) Rusak Ringan 3
Rusak Berat
10.
Ruang Toilet Guru
3
15
Ruang Toilet WC Siswa
11
16
Mushola
1
17
Ruang Osis
1
18
Aula
1
19
Gudang
1
6
7. Daftar Kegiatan Ekstra Kurikuler TABEL IV DATA KEGIATAN EKSTRAKURIKULER No
Kegiatan Ekstrakurikuler
Pengampu
1
PRAMUKA
Santi Renaning Tyas, S.Pd
2
Drumband
Moh Nazaruddin Chalim, S.Ag
3
Rebana
Khamdani, S. Ag
4
PMR
Yuniar Widati, S. Pd
5
Teater
Dwi Basuki Faqih Usman, S.Ag
6
Band
Eko Mardiyanto, S.Si
7
PKS
Bintu Zaaidaah, S.H.I
8
Olahraga
Eko Juliyanto
B. Hasil Wawancara Untuk mendeskripsikan upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari, berikut ini disajikan hasil wawancara dengan kepala madrasah dan guru. Dari hasil wawancara tersebut, peneliti menemukan berbagai hal yang berkaitan dengan upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari. 1. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Secara umum, kompetesi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari sudah menunjukkan kelompok baik, bahkan bisa dikatakan sebagai suri tauladan yang baik walaupun pada hakikatnya seorang guru sebagai manusia tidak lepas dari salah dan lupa. Al Ihsanu Mahalul Khoto‟. Terbukti sampai saat ini tidak ada pe;anggaran yang mengakibatkan teguran secara tertulis. Adapun perbaikan selalu selalu diadakan dengan sistem pengawasan oleh kepala madrasah, guru senior ataupun pengawas. Keadaan guru di MTs Negeri Windusari 97% sudah memenuhi syarat menjadi pendidik, terbukti dengan ijazah pendidik S1 bahkan S2. Hanya tinggal 1 orang yang saat ini baru menempuh program S1 dari yang semula D3 bidang keolahragaan. Kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari sudah terakui, selain ijazah formil yang dimiliki, sudah 92% (saat ini) yang lulus ujian sertifikasi sebagai pendidik. Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di lingkungan pedesaan sifat dan sikap kebersamaan lebih menonjol daripada
sifat dan sikap individualis. Hal ini terlihat jelas dari pergaulan di Madrasah ataupun ketika ada acara kekeluargaan serta saat kegiatan ekstrakulikuler. Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kompetensi spirtual yang tinggi, terlihat dari kegiatan keagamaan, sholat jamaah, shalat sunah, mujahadah, tartil Qur‟an, dan saat pesantren Ramadhan, serta pendampingan siswa. Adapun di masyarakat, sebagian besar aktif dalam majis ta‟lim, ziarah, bahkan ada beberapa guru yang dikenal sebagai ustadz dan ustadzah, memiliki jamaah, mengelola ponpes, dan menjadi pemuka agama diwilayahnya. Secara umum, guru di MTs Negeri Windusari termasuk ekstrofet (terbuka) dan berjiwa sosial yang tinggi dengan masih mengacu pada etika pergaulan Islami yang memang sesuai dan berkembang di masyarakat. Selama ini justru dalam pergaulan secara personal, guru di MTs Negeri Windusari menjadi panuta dan sebagai teada bagi masyarakat ditempat tugas kedinasan maupun dirumah pribadi. (Km, Zn, 17 November 2014 pukul 10.00 WIB di ruang kepala madrasah). Menurut saya kompetensi guru di MTs Negeri Windusari ini sudah baik, baik dari kompetensi kepribadian,pedagogik, profesional maupun kompetensi sosial. Guru di Mts ini hampir semuanya sudah S1, hanya ada satu orang yang belum S1. Guru di sini juga aktif dalam kegiatan keagamaan yang di adakan di madrasah (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang guru).
Kompetensi guru disini baik. Guru juga bisa bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik. Apabila ada orang meninggal disekitar madrasah, guru juga melayat. Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya menerapkan metode ceramah terus (G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15 di ruang guru).
Kompetensi guru di Mts negeri Windusari ini sudah baik, hampir semua guru sudah lulus sertifikasi. Dalam hal keagamaannya pun guru disini sudah baik. tidak pernah meninggalkan shalat (G,Th, 20 November 2014 pukul 10.00 di ruang guru). 2. Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari. Adapun faktor pendukung dalma meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari yaitu: 1) Kebijakan dari kementrian agama yang memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2. 2) Sertifikasi bagi guru. 3) Diklat yang diselenggarakan balai LITBANG dan PUSDIKLAT Keguruan di Semarang. 4) Adanya kelompok atau forum yang diselenggarakan oleh FKKM (Forum Komunikasi Kepala Madrasah) di tingkat Kabupaten atau Kota, tingkat karesidenan kedu, dan propinsi Jawa Tengah. 5) Pembinaan yang diselenggarakan Kepala Seksi/ Kasi Pendidikan Islam. 6) Kepengawasan yang dilakukan oleh tm pengawas MTs dari Kementrian Agama Kab. Magelang. 7) Penilaian kompetensi dan kinerja yang dilakukan oleh guru senior atau kepala madrasah pada kelompok mata pelajaran. 8) Dukungan mengikuti seminar, loka karya, simposium yang berkaitan dengan pendidikan baik bantuan dari sumber anggaran pemerintah ataupun dari komite.
9) Penambahan dan penyempurnaan srana dan prasarana, termasuk media elektronik, sumber belajar, dan peningkatan penggunaan IT dan alat peraga. 10) Study banding. 11) Pameran pendidikan. 12) Mendukung pembuatan alat peraga dan sarana praktik. 13) Adanya bantuan dari PMI, Kepolisian, Koramil, Kursus Dasar Kepramukaan, dan dari Widya Iswara (Km, Zn, 17 November pukul 10.00 di ruang kepala madrasah)
Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu adanya workshop,seminar,MGMP dan adanya sarana prasarana yang mendukung (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang guru). Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu adanya tugas dari kepala madrasah untuk mengikuti workshop, seminar, study banding, adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di madrasah (G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15 di ruang guru).
Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yakni adanya workshop, seminar, organisasi-organisasi, adanya kegiatankegiatan sosial. Di madrasah juga mengadakan pengajian dalam rangka memperingati hari besar islam (G,Th, 20 November 2014 pukul 10.00 di ruang guru). 3. Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di mts Negeri windusari Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu: a) Masih terbatasnya jumlah gedung. b) Sarana dan prasarana sebagian rusak. c) Keterbatasan koleksi perpustakaan. d) Sifat dan sikap temporer guru.
e) Keterbatasan daya dukung orang tua yang sebagian besar berlatar belakang menengah kebawah. f) Penyelenggaraan diklat yang terbatas dan menyeluruh. Misalnya untuk guru olahraga, guru seni, guru bahasa jawa, jarang diadakan diklat. Kemudan untuk peningkatan manajemen pengelolaan madrasah dan siswa juga jarang dilakukan. g) Keterbatasan pembinaan/ pengelolaan organisasi. Misalnya dari pengawas PGRI,pembina KORPRI, dan pengurus koperasi. h) Keterbatasan daya dukung dari staf TU sebagai pendukung dan penunjang tenaga kependidikan. i) Keterbatasan tenaga pendukung untuk menunjang proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana. j) Belum ada tenaga laboran/ tenaga khusus yang membantu guru dalam praktek MIPA. k) Keterbatasan anggaran berdasar priortas penggunaan. (Km, Zn, 17 November pukul 10.00 di ruang kepala madrasah) Oh ya mbak, faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu koleksi buku di perpustakaan yang kurang lengkap, belum ada tenaga laborat (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang guru). Yang menghambat dalam peningkatan kompetensi guru yaitu sarana prasarana yang sebagian rusak, koleksi perpustakaan yang kurang lengkap (G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15 di ruang guru).
Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yakni sebagian sarana prasarana ada yang rusak mbak, kemudian letak sekolah yang berada di desa juga mempengaruhi dalam meningkatkan kompetensi guru (G,Th, 20 November 2014 pukul 10.00 di ruang guru).
4. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi kepribadian guru yaitu melalui pembinaan secara kedinasan ataupun dengan pertemuan dengan istri/suami baik darma wanita, parwinda, atauun pengajian keluarga besar MTs Negeri Windusari yang dilakukan secara rutin atau saat halal bihalal, mujahadah (KM, Zn, 17 November 2014 pukul 10.00 di ruang kepala madrasah). Dalam rangka meningkatkan kompetensi keribadin guru di Mts Negeri Windusari dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: a. Menganjurkan dan mendukung Bapak/ Ibu Guru menempuh pendidikan formal bagi yang belum S1 atau S2. b. Mendukung kegiatan pengembangan keilmuan melalui MGMP,MGBK, Seminar, Loka karya, pelatihan, study banding, dan mengundang narasumber. c. Meningkatkan dan mencukupi sarana prasarana yang dibutuhkan baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun kegiatan praktek, serta ekstrakurikuler. d. Meningkatkan daya dukung perpustakaan dan multimedia. e. Evaluasi dan penilaian dari teman sejawat atau yang lebih senior. f. Study banding bagi guru ke sekolah/madrasah yang memiiki prestasi lebih baik. g. Permainan pembelajaran outbond, dan motivasi kepribadian. h. Memasukkan kurikulum kegiatan pramuka dengan menghubungkan dengan penerapan yang berkatan dengan mata pelajaran. i. Meberi kemudahan bagi guru dalam pembuatan buku pegangan dan buku ajar. Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru ini hampir sama dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru, hanya saja dalam peningkatan kompetensi profesional ini lebih cenderung pada mata pelajaran yang guru ampu.
Dalam meningkatkan kompetensi sosial di MTs Negeri Windusari upaya-upaya yang dilakukan yaitu: a. Dengan mengembangkan caracter building. b. Melaksanakan kegiatan sosial masyarakat dengan lingkungan madrasah. c. Melalui organisasi sosial atau profesional, misalnya koperasi, PGRI, Sub Unit KORPRI, arisan, praktik zakat dan qurban bersama siswa. d. Melalui sumbangan PMI dan lembaga sosial di desa setempat. Dalam meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari, upaya yang saya lakukan adalah sebagai berikut: a. Mewajibkan membaca Al Qur‟an, surat-surat pendek, doa harian yang diterapkan setiap hari 15 menit sebelum jam pertama dimulai. b. Pengajian yang diselenggarakan madrasah ataupun kelas yang dilakukan bersama siswa. c. Doa bersama dan mujahadah guru dan wali murid saat pertemuan dengan komite madrasah dan menjelang kegiatan ujian nasional. Upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan kompetensi personal guru yaitu: a. Pembinaan secara individual atau kelompok. b. Penilaian kerja (KM, Zn, 17 November 2014 pukul 10.00 di ruang kepala madrasah).
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah mengadakan supervisi, workshop, menugasi guru mengikuti seminar, worshop, diklat. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi spiritual
guru, kepala madrasah mengadakan peringatan hari besar Islam seperti peringatan maulid nabi, peringatan 1 Muharam, Qurban, Zakat Fitrah. Untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala sekolah mengadakan bakti sosial, misalnya bakti sosial ke MI Windusari dan SD Candisari yang terkena musibah longsor (G,Sw, 20 November 2014 pukul 09.00 di ruang guru).
Yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan mengadakan workshop di sekolah, menugasi guru mengikuti seminar, mengadakan penilaian kerja. Sedang untuk meningkatkan kompetensi spiritual, kepala madrasah mengadakan doa bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, pada saat bulan ramadhan diadakan kegiatan keagamaan seperti kultum, tadarus, sholat berjamaah (G,Nz, 20 November 2014 pukul 09.15 di ruang guru).
Kepala sekolah mengadakan supervisi, mengecek absensi dan administrassi guru, mengikutsertakan guru pada seminar,diklat, penataran. Sedang untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala madrasah mengajak guru untuk terus menjaga tali silaturahmi baik dengan sesama guru, karyawan,maupun masyarakat sekitar (G,Th, 20 November 2014 pukul 10.00 di ruang guru).
BAB IV ANALISIS DATA Pada bab ini, peneliti akan menyajikan uraian bahasa sesuai dengan temuan peneliti, sehingga pembahasan ini akan mengintegrasikan temuan yang ada sekaligus teori yang ada. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisis kualitatif deskriptif (pemaparan) dari data yang diperoleh melalui interview, observasi, dan dokumentasi diidentifikasi agar sesuai dengan tujuan yang diharapkan dari hasil tersebut akan dikaitkan dengan teori yang ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis data Miles Mathew dan Huberman, adapun langkah-langkahnya yaitu sebagai berikut: 1. Pengumpulan data Pengumpulan data dari lapangan dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Data yang ditemukan telah disajikan pada BAB III pada hasil wawancara. 2. Reduksi data Dari data yang telah ditemukan, terdapat beberapa data yang menurut peneliti tidak ada hubungannya dengan pertanyaan. Adapun data yang dibuang yaitu: Pada faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari yaitu keterbatasan daya
dukung orang tua yang sebagian besar berlatar belakang menengah kebawah. 3. Penyajian data Berikut peneliti sajikan data yang telah direduksi beserta analisisnya: a. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari 1) Kompetensi Kepribadian Guru di MTs Negeri WIndusari Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah (Zn) kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari telah masuk pada kelompok yang baik. Bahkan bisa dikatakan menjadi suri tauladan yang baik walaupun pada hakikatnya seorang guru adalah manusia yang tidak lepas dari salah dan lupa. Menjadi seorang guru harus mempunyai kepribadian yang baik, karena guru menjadi panutan bagi anak didiknya. Bahkan tidak jarang seorang guru menjadi sorotan dan panutan di masyarakat tempat tinggalnya karena masyarakat menganggap bahwa guru adalah pekerjaan yang mulia sehingga mereka beranggapan bahwa guru pasti mempunyai akhlak yang baik yang pantas untuk dicontoh. Kompetensi kepribadian guru sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan pribadi peserta didik. Kompetensi kepribadian ini memiliki peran yang sangat penting
dalam membentuk kepribadian anak. Dengan kepribadian akan terlihat apakah guru dapat disebut sebagai pendidik yang baik yang mencetak peserta didik berakhlak mulia atau sebaliknya, justru menjadi perusak bagi anak didiknya. 2) Kompetensi Pedagogik Guru di MTs Negeri Windusari Menurut Zn, yang dimaksud kompetensi pedagogik adalah kemampuan yang harus dimiliki guru dalam rangka proses pembelajaran dimana tiap tahap proses pembelajaran selalu berkembang dan teknik disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan siswa termasuk perkembangan kejiwaan siswa dan lingkungan yang mempengaruhi kegiatan pembelajaran (siswa harus
menjadi
pusat
kegiatan
pembelajaran)
untuk
mengembangkan potensi dan kemampuan siswa. Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn , keadaan guru di MTs Negeri Windusari sudah memenuhi syarat menjadi pendidik, terbukti dengan ijazah pendidik S1 bahkan S2. Hanya tinggal 1 orang yang saat ini baru menempuh program S1 dari yang semula D3 bidang keolahragaan. Seorang guru harus mampu mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi, pemahaman wawasan, pemahaman terhadap peserta didik, pengembangan kurikulum, pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,
3) Kompetensi Profesional Guru di MTs Negeri Windusari Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, kompetensi profesional adalah kemampuan yang harus dimiliki guru untuk melaksanakan tugas pembelajaran sebagai bagian dari tugas utama seorang guru yang mencakup kemampuan basic pembelajaran, basic keilmuan, basic pengembangan keilmuan, dan upaya memaksimalkan potensi diri untuk menunjang sifat, sikap, perilaku yang menunjukkan dan merupakan tuntutan profesi sebagai seorang guru dengan mengedepankan ing ngarso sung tuladha ing madya mangun karso tut wuri handayani. Menurut Zn, kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari sudah terakui, selain ijazah formil yang dimiliki, sudah 92% (saat ini) yang lulus ujian sertifikasi sebagai pendidik. Guru MTs Negeri Windusari telah mengajar sesuai dengan ijazah formil yang dimiliki, sehingga dapat dipastikan guru tersebut telah paham dengan materi yang disampaikan kepada siswanya. Hampir semua guru di MTs Negeri Windusari pun telah lulus menjadi pengajar yang baik, hali ini dibuktikan dengan lulus ujian sertifikasi sebagai pendidik. Sebagai seorang guru, guru harus menguasai materi pembelajaran secara luas dan mendalam, sehingga tidak akan ada kesulitan bagi guru dalam menjelaskan dan menjawab pertanyaan
dari siswa. Selain menguasai materi, guru juga harus mampu menciptakan
suasana
kelas
yang
menarik
dan
kondusif,
menerapkan berbagai metode pembelajaran yang menarik, mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar. 4) Kompetensi Sosial Guru di Mts Negeri Windusari Seorang guru sesuai dengan kodratnya sebagai makhluk sosial dan individu yang artinya guru tersebut harus memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan lingkungan kependidikan baik sesama guru dan karyawan, peserta didik, masyarakat di lingkungan baik di tempat tugas maupun di tempat tinggal. Demikian pula kompetensi sosial termasuk kemampuan untuk berhubungan atau berkomunikasi terhadap pimpinan, organisasi profesi dan terhadap kedinasan. Menurut Zn, guru di MTs Negeri Windusari memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di lingkungan pedesaan sifat dan sikap kebersamaan lebih menonjol daripada sifat dan sikap individualis. Hal ini terlihat jelas dari pergaulan di Madrasah ataupun ketika ada acara kekeluargaan serta saat kegiatan ekstrakulikuler. Hal ini terbukti apabila ada orang yang meninggal di sekitar madrasah, guru-guru ikut melayat sebagai bentuk berbela
sungkawa. Saat ada acara pernikahan, guru-guru juga hadir sebagai wujud rasa ikut bersuka cita. Seorang guru yang baik harus dapat berkomunikasi yang baik, baik dengan peserta didik, teman sejawat, atasan, maupun dengan masyarakat. Selain itu, seorang guru juga harus santun dalam bergaul dengan masyarakat sekitar. Guru adalah manusia biassa yang dalam kesehariannya tidak lepas dari kehidupan sosial masyarakat dan lingkungan nya. Untuk itulah guru dituntut untuk memiliki kompetensi sosial yang memadai dalam kaitannya dengan dunia pendidikan. 5) Kompetensi Personal Guru di Mts Negeri Windusari Menurut Zn, kompetensi personal yaitu kemampuan guru secara individual untuk menempatkan dan menempatkan dan memperankan dirinya sebagai aktor intelektual yang bertanggung jawab hablum minannas hablum minallah sehingga diharapkan seorang guru dituntut menjadi personal yang patut digugu dan ditiru baik dihadapan siswa, rekan sejawat, atau di masyarakat denagn mengembangkan akhlakul karimah, sebagai
pusat
pengembangan karakter personal/ interpersonal karakter. Kompetensi personal guru di MTs Negeri windusari berdasarkan hassil wawancara kepada Zn, secara umum, guru di MTs Negeri Windusari termasuk ekstrofet (terbuka) dan berjiwa
sosial yang tinggi dengan masih mengacu pada etika pergaulan Islami yang memang sesuai dan berkembang di masyarakat. Selama ini justru dalam pergaulan secara personal, guru di MTs Negeri Windusari menjadi panutan dan sebagai teladan bagi masyarakat ditempat tugas kedinasan maupun dirumah pribadi. Kompetensi
personal
ini
mencakup
kompetensi
kepribadian dan kompetensi sosial yang merupakan modal guru dalam menjalankan tuga dan keguruannya secara profesional (Asdiqoh, 2013:27). 6) Kompetensi Spiritual Guru di Mts Negeri Windusari Menurut Zn, kompetensi spiritual menitik beratkan pada tujuan mengembangkan religius quition, dimana seorang guru harus
menggunakan
hati
dan
perasaan
(Qalbun)
untuk
mengembangkan diri pribadi atau anak didik sehingga mencapai tujuan pembelajaran yang lebih luas lagi. Fiddunya hasanah wafil akhirati hasanah dengan niat mencari ridha Allah SWT secara profesional. Kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, memiliki kompetensi spirtual yang tinggi, terlihat dari kegiatan keagamaan, sholat jamaah, shalat sunah, mujahadah, tartil Qur‟an, dan saat pesantren Ramadhan, serta pendampingan siswa.
Adapun di masyarakat, sebagian besar aktif dalam majis ta‟lim, ziarah, bahkan ada beberapa guru yang dikenal sebagai ustadz dan ustadzah, memiliki jamaah, mengelola ponpes, dan menjadi pemuka agama diwilayahnya. b. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negri Windusari Dalam peningkatan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari pasti ada faktor-faktor yang mendukung baik intern maupun ekstern. Faktor intern misalnya dari pribadi itu sendiri, dari lingkungan madrasah, kegiatan di madrasah. Faktor ekstren misalnya kegiatan organisasi di luar madrasah, pengawasan dari luar madrasah, dll. Adapun faktor pendukung peningkatan kompetensi guru di Mts Negeri indusrai adalah sebagi berikut: 1) Kebijakan dari kementrian agama yang memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2. 2) Sertifikasi bagi guru. 3) Diklat yang diselenggarakan balai LITBANG dan PUSDIKLAT Keguruan di Semarang. 4) Adanya kelompok atau forum yang diselenggarakan oleh FKKM (Forum Komunikasi Kepala Madrasah) di tingkat Kabupaten atau Kota, tingkat karesidenan kedu, dan propinsi Jawa Tengah.
5) Pembinaan yang diselenggarakan Kepala Seksi/ Kasi Pendidikan Islam. 6) Kepengawasan yang dilakukan oleh tim pengawas MTs dari Kementrian Agama Kab. Magelang. 7) Penilaian kompetensi dan kinerja yang dilakukan oleh guru senior atau kepala madrasah pada kelompok mata pelajaran. 8) Dukungan mengikuti seminar, loka karya, simposium, study banding yang berkaitan dengan pendidikan baik bantuan dari sumber anggaran pemerintah ataupun dari komite. 9) Penambahan dan penyempurnaan srana dan prasarana, termasuk media elektronik, sumber belajar, dan peningkatan penggunaan IT dan alat peraga. 10) Pameran pendidikan. 11) Mendukung pembuatan alat peraga dan sarana praktik. 12) Adanya bantuan dari PMI, Kepolisian, Koramil, Kursus Dasar Kepramukaan, dan dari Widya Iswara. c. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Dalam peningkatan kompetensi guru pasti ada faktor-faktor yang menghambat baik intern maupun ekstern. Adapun faktor penghambat dalam peningkatan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari yaitu:
1) Keterbatasan koleksi perpustakaan. 2) Penyelenggaraan diklat
yang terbatas dan menyeluruh.
Misalnya untuk guru olahraga, guru seni, guru bahasa jawa, jarang
diadakan
diklat.
Kemudan
untuk
peningkatan
manajemen pengelolaan madrasah dan siswa juga jarang dilakukan. 3) Keterbatasan pembinaan/ pengelolaan organisasi. Misalnya dari pengawas PGRI,pembina KORPRI, dan pengurus koperasi. 4) Keterbatasan daya dukung dari staf TU sebagai pendukung dan penunjang tenaga kependidikan. 5) Keterbatasan tenaga pendukung untuk menunjang proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana. 6) Belum ada tenaga laboran/ tenaga khusus yang membantu guru dalam praktek MIPA. 7) Keterbatasan anggaran berdasar priortas penggunaan. Sedangkan menurut penulis, permasalahan yang dihadapi dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu: a. Kurang daya inovasi. Tidak sedikit guru yang lebih senang melaksanakan tugas seperti yang biasa dilakukannya dari waktu ke waktu. Keadaan seperti ini menunjukkan guru tidak mau mencoba cara yang baru karena cara yang dipandang baru pada umumnya
menuntut berbagai perubahan dalam pola kerja. Guru tidak mau berinovasi dalam mengajar dan melaksanakan tugasnya. b. Lemahnya motivasi. Dorongan
atau
motivasi
untuk
meningkatkan
kemampuan tugas profesional sebagai guru ssepatutnya muncul dari dalam diri sendiri. Dorongan itu bisa dirangsang dari luar. c. Ketidak pedulian terhadap perkembangan. Guru yang mempunyai kepedulian yang besar terhadap berbagai perkembangan dan kemajuan yang dicapai dalam dunia pendidikan, mengikuti berbagai perkembangan tersebut merupakan kebutuhan untuk meningkatkan prestasi kerja. Sebaliknya, para guru yang tidak mempunyai kepedulian terhadap perkembangan dan kemajuan beranggapab bahwa semua kemajuan yang dicapai tidak mempunyai arti bagi dirinya maupun siswanya. d. Kurangnya sarana prasara yang mendukung. Sarana prasarana yang memadai akan mendukung peningkatan kompetensi guru. d. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari 1) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Kepribadian Guru di Mts Negeri Windusari
Kepribadian guru sangat penting dalam pembentukan dan perkembangan pribadi peserta didik. Oleh karena itu kompetensi kepribadian guru harus selalu ditingkatkan karena guru merupakan panutan bagi peserta didik. Selain dari pribadi guru sendiri yang berupaya meningkatkan kompetensi kepribadiannya, kepala sekolah juga berperan dalam peningkatan kepribadian guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya yang beliau lakukan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari yaitu melalui pembinaan secara kedinasan, pengajian keluarga besar MTs Negeri Windusari yang dilakukan secara rutin atau saat halal bihalal, mujahadah dan ziarah. 2) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Pedagogik Guru di MTs Negeri Windusari Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. Guru harus mampu mengembangkan kurikulum/
silabus,
pemahaman
terhadap
peserta
didik,
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar. Kompetensi pedagogik guru harus selalu ditingkatkan agar tercipta suasana kelas yang berbeda, kegiatan pembelajaran yang tidak monoton. Perkembanagn anak dan metode pembelajaranpun dari waktu ke waktu selalu berkembang sesuai dengan perkembangan
zaman.
Dalam
meningkatakn
kompetensi
pedagogik guru, tidak hanya guru itu sendiri yang berupaya menungkatkan, tetapi kepala sekolah juga mempunyai peran. Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru di Mts Negeri Windusari yaitu: a) Menganjurkan dan mendukung Bapak/ Ibu Guru menempuh pendidikan formal bagi yang belum S1 atau S2. b) Mendukung kegiatan
pengembangan
keilmuan melalui
MGMP,MGBK, Seminar, Loka karya, pelatihan, study banding, dan mengundang narasumber. c) Meningkatkan dan mencukupi
sarana
prasarana
yang
dibutuhkan baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun kegiatan praktek, serta ekstrakurikuler. d) Meningkatkan daya dukung perpustakaan dan multimedia. e) Evaluasi dan penilaian dari teman sejawat atau yang lebih senior. f) Study banding bagi guru ke sekolah/madrasah yang memiiki prestasi lebih baik. g) Permainan pembelajaran outbond, dan motivasi kepribadian. h) Memasukkan
kurikulum
kegiatan
pramuka
dengan
menghubungkan dengan penerapan yang berkatan dengan mata pelajaran.
i) Meberi kemudahan bagi guru dalam pembuatan buku pegangan dan buku ajar. Sedangkan menurut Nz,Th,dan Sw, yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi pedagogik guru yaitu dengan mengadakan workshop,seminar, melakukan penilaian kerja. 3) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Profesional Guru Kompetensi profesional yaitu kemampuan menguasai materi pembelajarn secara luas dan mendalam mencakup penguasaan materi kurikulum di sekolah. Menurut Zn, dalam peningkatan kompetensi profesional guru di Mts Negeri Windusari hampir sama dengan peningkatan pedagogik guru, hanya saja dalam kompetensi profesional ini lebih spesifik berdasarkan materi pelajaran yang diampu. 4) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Sosial Guru di MTs Negeri Windusari Guru adalah manusia biasa yang tidak lepas dari kodratnya sebagai makhluk sosial oleh karena itu kompetensi sosial harus dimiliki oleh seorang guru. Kompetensi sosial yaitu kemampuan berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Agar kemampuan bersosial guru lebih baik dan efektif, maka perlu dilakukan peningkatan, tidak hanya dari guru itu sendiri, tetapi kepala madrasah juga berperan dalam meningkatkan kompetensi sosial guru. Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru yaitu : a) Melaksanakan kegiatan sosial masyarakat dengan lingkungan madrasah. b) Melalui organisasi sosial atau profesional, misalnya koperasi, PGRI, Sub Unit KORPRI, arisan, praktik zakat dan qurban bersama siswa. c) Melalui sumbangan PMI dan lembaga sosial di desa setempat. Menurut Sw, yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi sosial guru yaitu dengan mengadakan kegiatan bakti sosial, menjalin silaturahmi baik dengan sesama guru, karyawan, maupun masyarakat sekitar.
5) Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Spiritual Guru di Mts Negeri Windusari Kompetensi spiritual sebenarnya hampir sama dengan kompetensi
kepribadian. Tidak sedikit
guru
yang menilai
kompetensi kepribadian hanya tampilan luar dari sosok guru. Mereka bersikap selama masih tidak melanggar norma sosial, agama ataupun perundang-undangan, hal tersebut berarti sudah sesaui dengan konsep kompetensi kepribadian. Di siinilah guru diharapkan memahami konsep kompetensi spiritual. Ranah kompetensi spiritual dari guru akan berorientasi pada pembentukan karakter siswa.
Dalam konsep pendidikan
Islam, seorang guru harus mempunyai tingkat keimanan dan ketaqwan tinggi ( Asdiqoh, 2013:37). Berdasarkan hasil wawancara dengan Zn, upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari yaitu sebagai berikut: a) Mewajibkan guru dan siswa membaca Al Qur‟an, surat-surat pendek, doa harian yang diterapkan setiap hari 15 menit sebelum jam pertama dimulai. b) Mengadakan doa bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai.
c) Pengajian yang diselenggarakan madrasah ataupun kelas yang dilakukan bersama siswa. d) Doa bersama dan mujahadah guru dan wali murid saat pertemuan dengan komite madrasah dan menjelang kegiatan ujian nasional. 6) Peran Kepala Madrasah dalam Peningkatan Kompetensi Personal Guru di Mts Negeri Windusari Kompetensi personal sebenarnya mencakup kompetensi kepribadian dan sosial guru. Upaya peningkatan kompetensi personal inipun sama dengan peningkatan kompetensi kepribadian dan sosial guru. Berdasar
hasil
wawancara
dengan
Zn,
peningkatan
kompetensi personal guru dapat dialkukan dengan cara: a) Pembinaan secara individual atau kelompok. b) Penilaian kerja. Dalam meningkatkan kompetensi personal guru dapat dilakukan dengan cara pembinaan secara individual atau kelompok secara rutin dan perlu diadakan penilaian kerja agar guru mengetahui kekurangan yang harus diperbaiki dan kelebihan yang perlu diperahankan atau ditingkankan.
4. Penarikan Kesimpulan a. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari baik, bahkan bisa dikatakan menjadi suri tauladan yang baik. baik dilingkungan
sekolah
maupun
di
masyarakat.
Kompetensi
Profesional Guru di MTs Negeri Windusari juga baik, hampir semua guru sudah lulus ujian sertifikasi guru. Kompetensi sosial guru di MTs Negeri Windusari mempunyai kepekaan sosial yang tinggi. Kompetensi personal dan spiritual guru juga baik, guru mempunyai kepribadian dan kepekaan sosial yang baik. guru juga tertib dalam menjalankan perintah agama. b. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari yaitu adanya kebijakan pemerintah yang memberi kesempatan guru untuk melnajutkan pendidikan formil, sertifikasi
bagi
guru,
adanya
diklat,
organisasi-organisasi,
penyempurnaan sarana prasarana. c. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari
Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu sarana prasarana sebagian rusak, penyelenggaraan diklat yang terbatas, sikap temporer guru, lemahnya motivasi, keterbatasan anggaran. d. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Peran kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari yaitu mengadakan workshop, mengikutsertakan guru mengikuti diklat, seminar, lokakarya, kepala madrassah memberikan pembinaan kepada guru dan mengevaluasi hasil kerja guru, mengadakan kegiatan sosial dengan masyarakat sekitar, menyempurnakan sarana prasarana, mengadakan kegiatan keagamaan secara rutin.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian hasil pembahasan dan analisis pada bab IV, maka kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian mengenai upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari adalah sebagai berikut: 1. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 Kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari sudah baik, bahkan bisa dikatakan menjadi suri tauladan yang baik. Kompetensi Pedagogik guru di MTs Negeri Windusari juga sudah baik, terbukti dari 35 guru, ada dua yang belum menyelesaikan pendidikan S1. Kompetensi profesionalnya pun sudah baik, guru mampu memahami materi pembelajaran dengan baik. Guru di MTs Negeri Windusari juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi dan mampu berkomunikasi yang baik. Dalam hal keagamaan, guru aktif dalam shalat jamaah, tartil Al Quran, dan saat pesantren Ramadhan. Kompetensi Personal guru juga baik, terbukti dari kompetenssi kepribadian dan sosial yang baik.
2. Faktor Pendukung dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 Dalam meningkatkan kompetensi guru pasti ada beberapa faktor yang mendukung baik intern maupun ekstern. Adapun faktor pendukung dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari adalah kebijakan pemerintah, sertifikasi guru, adanya diklat, pengawasan dari pengawas. 3. Faktor Penghambat dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kbupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 Berdasarkan hasil wawwancara, faktor yang menghambat dalam peningkatan kompetensi guru adalah sikap kontemporer guru, belum ada tenaga laboratorium/ laboran, terbatasnya anggaran. 4. Peran Kepala Madrasah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru di Mts Negeri Windusari Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 Upaya kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari adalah dengan cara diadakannya supervisi, mengadakan workshop, mengikutsertakan guru pada seminar atau lokakarya,
diklat,
organisasi-organisasi
sosial
dan
profesional,
mengevaluasi kinerja guru, meningkatkan sarana prasara, membiasakan
membaca Al Quran setiap pagi, melaksanakan pengajian rutin dan mengadakan bakti sosial. B. Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan diatas, maka penulis memberikan masukan kepada Mts Negeri Windusari diantaranya: 1. Pemanfaatan sumber daya yang ada di Mts Negeri Windusari lebih dioptimalkan baik dari kepala madrasah, guru, tenaga kependidikan, siswa, masyarakat sekitar, agar kompetensi guru lebih mudah dicapai sesuai dengan tujuan pendidikan. 2. Sarana dan prasarana di Mts Negeri Windusari sebagai penunjang kegiatan pembelajaran agar dilengkapi, sehingga kebutuhan belajar siswa dapat terpenuhi dan tidak ada kendala. 3. Seorang kepala madrasah harus pandai mengatur anggarn biaya dan pandai mencari dana tidak hanya mengandalkan BOS.
DATA INFORMAN YANG DIWAWANCARAI 1. Informan 1 Nama
: Drs. Ahmad Zaeni R B., M.Pd
NIP
: 19680102 199403 1 001
Jabatan
:Kepala Madrasah
Alamat
: Karet, Kota Magelang.
2. Informan 2 Nama : Drs. Slamet Widodo NIP
: 196611111994031003
Jabatan
: Guru IPA
Alamat
: Perum Pondok Asri Secang
3. Informan 3 Nama NIP
: Moh Nazarrudin Ch, S.Ag
: 196907091995031002
Jabatan
: Guru IPA
Alamat
: Mranggen, Windusari
4. Informan 4 Nama
: Tri Harjoko, S.Pd
NIP
: 197101142005011004
Jabatan
: Guru Bahasa Inggris
Alamat
: Dsn Ngasem
PEDOMAN WAWANCARA A. Kepala Madrasah 1. Bagaimana kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? a. Bagaimana kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri WIndusari ? b. Bagaimana kompetensi pedagogic guru di MTs Negeri Windusari? c. Bagaimana kompetensi professional guru di MTs Negeri Windusari? d. Bagaimana kompetensi sosial guru di MTs Negeri Winddusari? e. Bagaimana kompetensi spiritual guru di MTs Neger WIndusari? f. Bagaimana kompetensi personal guru di MTs Negeri Windusari? 2. Apa faktor pendukung baik internal maupun eksternal dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs ini? 3. Apa faktor penghambat baik internal maupun eksternal dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs ini? 4. Upaya apa yang anda lakukan untuk meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? a. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru? b. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetnsi pedagogik guru?
c. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi professional guru? d. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi professional guru? e. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi spiritual guru? f. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi personal guru? B. Guru MTs Negeri Windusari 1. Bagaimana kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? 2. Apa faktor pendukung baik internal maupun eksternal dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs ini? 3. Apa faktor penghambat baik internal maupun eksternal dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs ini? 4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
HASIL WAWANCARA A. Drs. Ahmad Zaeni R.B., M.Pd 1. Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari a. Bagaimana kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari? Secara umum, kompetesi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari sudah menunjukkan kelompok baik, bahkan bisa dikatakan sebagai suri tauladan yang baik walaupun pada hakikatnya seorang guru sebagai manusia tidak lepas dari salah dan lupa. Al Ihsanu Mahalul Khoto‟. Terbukti sampai saat ini tidak ada pe;anggaran yang mengakibatkan teguran secara tertulis. Adapun perbaikan selalu selalu diadakan dengan sistem pengawasan oleh kepala madrasah, guru senior ataupun pengawas. b. Bagaimana kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Windusari? Keadaan guru di MTs Negeri Windusari 97% sudah memenuhi syarat menjadi pendidik, terbukti dengan ijazah pendidik S1 bahkan S2. Hanya tinggal 1 orang yang saat ini baru menempuh program S1 dari yang semula D3 bidang keolahragaan. c. Bagaimana kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari? Kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari sudah terakui, selain ijazah formil yang dimiliki, sudah 92% (saat ini) yang lulus ujian sertifikasi sebagai pendidik. d. Bagaimana kompetensi sosial guru di MTs Negeri Windusari? Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kepekaan sosial yang tinggi. Sebagai bagian dari masyarakat yang berada di lingkungan pedesaan sifat dan sikap kebersamaan lebih menonjol daripada sifat dan sikap individualis.
Hal ini terlihat jelas dari pergaulan di Madrasah ataupun ketika ada acara kekeluargaan serta saat kegiatan ekstrakulikuler. e. Bagaimana kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari? Guru di MTs Negeri Windusari memiliki kompetensi spirtual yang tinggi, terlihat dari kegiatan keagamaan, sholat jamaah, shalat sunah, mujahadah, tartil Qur‟an, dan saat pesantren Ramadhan, serta pendampingan siswa. Adapun di masyarakat, sebagian besar aktif dalam majis ta‟lim, ziarah, bahkan ada beberapa guru yang dikenal sebagai ustadz dan ustadzah, memiliki jamaah, mengelola ponpes, dan menjadi pemuka agama diwilayahnya. f.
Bagaimana kompetensi personal guru di MTs Negeri Windusari? Secara umum, guru di MTs Negeri Windusari termasuk ekstrofet (terbuka) dan berjiwa sosial yang tinggi dengan masih mengacu pada etika pergaulan Islami yang memang sesuai dan berkembang di masyarakat. Selama ini justru dalam pergaulan secara personal, guru di MTs Negeri Windusari menjadi panuta dan sebagai teada bagi masyarakat ditempat tugas kedinasan maupun dirumah pribadi.
2. Adakah faktor pendukung baik intern maupun ekstern dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? Adapun faktor pendukung dalma meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari yaitu: 14) Kebijakan dari kementrian agama yang memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pendidikan S1 atau S2.
15) Sertifikasi bagi guru. 16) Diklat yang diselenggarakan balai LITBANG dan PUSDIKLAT Keguruan di Semarang. 17) Adanya kelompok atau forum yang diselenggarakan oleh FKKM (Forum Komunikasi Kepala Madrasah) di tingkat Kabupaten atau Kota, tingkat karesidenan kedu, dan propinsi Jawa Tengah. 18) Pembinaan yang diselenggarakan Kepala Seksi/ Kasi Pendidikan Islam. 19) Kepengawasan yang dilakukan oleh tm pengawas MTs dari Kementrian Agama Kab. Magelang. 20) Penilaian kompetensi dan kinerja yang dilakukan oleh guru senior atau kepala madrasah pada kelompok mata pelajaran. 21) Dukungan mengikuti seminar, loka karya, simposium yang berkaitan dengan pendidikan baik bantuan dari sumber anggaran pemerintah ataupun dari komite. 22) Penambahan dan penyempurnaan srana dan prasarana, termasuk media elektronik, sumber belajar, dan peningkatan penggunaan IT dan alat peraga. 23) Study banding. 24) Pameran pendidikan. 25) Mendukung pembuatan alat peraga dan sarana praktik. 26) Adanya bantuan dari PMI, Kepolisian, Koramil, Kursus Dasar Kepramukaan, dan dari Widya Iswara. 3. Adakah faktor penghambat dalam meningkatkan kompetensi guru di MTs Negeri Windusari?
a. Masih terbatasnya jumlah gedung. b. Sarana dan prasarana sebagian rusak. c. Keterbatasan koleksi perpustakaan. d. Sifat dan sikap temporer guru. e. Keterbatasan daya dukung orang tua yang sebagian besar berlatar belakang menengah kebawah. f.
Penyelenggaraan diklat yang terbatas dan menyeluruh. Misalnya untuk guru olahraga, guru seni, guru bahasa jawa, jarang diadakan diklat. Kemudan untuk peningkatan manajemen pengelolaan madrasah dan siswa juga jarang dilakukan.
g. Keterbatasan pembinaan/ pengelolaan organisasi. Misalnya dari pengawas PGRI,pembina KORPRI, dan pengurus koperasi. h. Keterbatasan daya dukung dari staf TU sebagai pendukung dan penunjang tenaga kependidikan. i.
Keterbatasan tenaga pendukung untuk menunjang proses pembelajaran dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana.
j.
Belum ada tenaga laboran/ tenaga khusus yang membantu guru dalam praktek MIPA.
k. Keterbatasan anggaran berdasar priortas penggunaan. 4. Upaya dalam meningkatkan kompetensi guru di Mts Negeri Windusari a. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi kepribadian guru di MTs Negeri Windusari?
Meningkatkan kompetensi kepribadian guru melalui pembinaan secara kedinasan ataupun dengan pertemuan dengan istri/suami baik darma wanita, parwinda, atauun pengajian keluarga besar MTs Negeri Windusari yang dilakukan secara rutin atau saat halal bihalal, mujahadah dan ziarah. b. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru di MTs Negeri Windusari? Dalam rangka meningkatkan kompetensi keribadin guru di Mts Negeri Windusari dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut: j.
Menganjurkan dan mendukung Bapak/ Ibu Guru menempuh pendidikan formal bagi yang belum S1 atau S2.
k. Mendukung kegiatan pengembangan keilmuan melalui MGMP,MGBK, Seminar, Loka karya, pelatihan, study banding, dan mengundang narasumber. l.
Meningkatkan dan mencukupi sarana prasarana yang dibutuhkan baik dalam pelaksanaan proses pembelajaran di kelas maupun kegiatan praktek, serta ekstrakurikuler.
m. Meningkatkan daya dukung perpustakaan dan multimedia. n. Evaluasi dan penilaian dari teman sejawat atau yang lebih senior. o. Study banding bagi guru ke sekolah/madrasah yang memiiki prestasi lebih baik. p. Permainan pembelajaran outbond, dan motivasi kepribadian. q. Memasukkan kurikulum kegiatan pramuka dengan menghubungkan dengan penerapan yang berkatan dengan mata pelajaran.
r.
Meberi kemudahan bagi guru dalam pembuatan buku pegangan dan buku ajar.
c. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru di MTs Negeri Windusari? Untuk meningkatkan kompetensi profesional guru ini hampir sama dengan peningkatan kompetensi pedagogik guru, hanya saja dalam peningkatan kompetensi profesional ini lebih cenderung pada mata pelajaran yang guru ampu. d. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi sosial guru di MTs Negeri Windusari? Dalam meningkatkan kompetensi sosial di MTs Negeri Windusari upayaupaya yang dilakukan yaitu: e. Dengan mengembangkan caracter building. f.
Melaksanakan kegiatan sosial masyarakat dengan lingkungan madrasah.
g. Melalui organisasi sosial atau profesional, misalnya koperasi, PGRI, Sub Unit KORPRI, arisan, praktik zakat dan qurban bersama siswa. h. Melalui sumbangan PMI dan lembaga sosial di desa setempat. e. Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari? Dalam meningkatkan kompetensi spiritual guru di MTs Negeri Windusari, upaya yang saya lakukan adalah sebagai berikut: d. Mewajibkan membaca Al Qur‟an, surat-surat pendek, doa harian yang diterapkan setiap hari 15 menit sebelum jam pertama dimulai.
e. Pengajian yang diselenggarakan madrasah ataupun kelas yang dilakukan bersama siswa. f.
Doa bersama dan mujahadah guru dan wali murid saat pertemuan dengan komite madrasah dan menjelang kegiatan ujian nasional.
g. Ziarah kubur . f.
Upaya apa yang bapak lakukan untuk meningkatkan kompetensi personal guru di MTs Negeri Windusari? Upaya yang saya lakukan untuk meningkatkan kompetensi personal guru yaitu: 1) Pembinaan secara individual atau kelompok. 2) Penilaian kerja.
B. Drs. Slamet Widodo 1. Bagaimana Kompetensi Guru di MTs Negeri Windusari? Menurut saya kompetensi guru di MTs Negeri Windusari ini sudah baik, baik dari kompetensi kepribadian,pedagogik, profesional maupun kompetensi sosial. Guru di Mts ini hampir semuanya sudah S1, hanya ada satu orang yang belum S1. Guru di sini juga aktif dalam kegiatan keagamaan yang di adakan di madrasah. 2. Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru? Faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu adanya workshop,seminar,MGMP dan adanya sarana prasarana yang mendukung. 3. Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru?
Oh ya mbak, faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu koleksi buku di perpustakaan yang kurang lengkap, belum ada tenaga laborat. 4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru?
Untuk meningkatkan kompetensi guru, kepala madrasah mengadakan supervisi, workshop, menugasi guru mengikuti seminar, worshop, diklat. Sedangkan untuk meningkatkan kompetensi spiritual guru, kepala madrasah mengadakan peringatan hari besar Islam seperti peringatan maulid nabi, peringatan 1 Muharam, Qurban, Zakat Fitrah. Untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala sekolah mengadakan bakti sosial, misalnya bakti sosial ke MI Windusari dan SD Candisari yang terkena musibah longsor. C. Moh Nazarrudin Ch, S. Ag 1. Bagaimana kompetensi guru di MTs Negeri Windusari? Menurut saya, kompetensi guru disini baik. Guru juga bisa bersosialisasi dengan masyarakat dengan baik. Apabila ada orang meninggal disekitar madrasah, guru juga melayat. Dalam kegiatan pembelajaran, guru tidak hanya menerapkan metode ceramah terus. 2. Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kometensi guru? Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu adanya tugas dari kepala madrasah untuk mengikuti workshop, seminar, study banding, adanya kegiatan-kegiatan keagamaan di madrasah.
3. Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru? Yang menghambat dalam peningkatan kompetensi guru yaitu sarana prasarana yang sebagian rusak, koleksi perpustakaan yang kurang lengkap. 4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru?
Yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru yaitu dengan mengadakan workshop di sekolah, menugasi guru mengikuti seminar, mengadakan penilaian kerja. Sedang untuk meningkatkan kompetensi spiritual, kepala madrasah mengadakan doa bersama sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai, pada saat bulan ramadhan diadakan kegiatan keagamaan seperti kultum, tadarus, sholat berjamaah. D. Tri Harjoko, S.Pd 1. Bagaimana kompoetensi guru di Mts Negeri windusari? Kompetensi guru di Mts negeri Windusari ini sudah baik, hampir semua guru sudah lulus sertifikasi. Dalam hal keagamaannya pun guru disini sudah baik. tidak pernah meninggalkan shalat. 2. Apa faktor yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru? Yang mendukung dalam meningkatkan kompetensi guru yakni adanya workshop, seminar, organisasi-organisasi, adanya kegiatan-kegiatan sosial. Di madrasah juga mengadakan pengajian dalam rangka memperingati hari besar islam.
3. Apa faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru? Faktor yang menghambat dalam meningkatkan kompetensi guru yakni sebagian sarana prasarana ada yang rusak mbak, kemudian letak sekolah yang berada di desa juga mempengaruhi dalam meningkatkan kompetensi guru. 4. Apa yang dilakukan kepala madrasah dalam meningkatkan kompetensi guru? Kepala
sekolah
mengadakan
supervisi,
mengecek
absensi
dan
administrassi guru, mengikutsertakan guru pada seminar,diklat, penataran. Sedang untuk meningkatkan kompetensi sosial, kepala madrasah mengajak guru untuk terus menjaga tali silaturahmi baik dengan sesama guru, karyawan,maupun masyarakat sekitar.
DAFTAR INISIAL 1. KM
: Kepala Madrasah
2. G
: Guru
3. Zn
: Drs. Ahmad Zaeni R B., M.Pd
4. Sw
: Drs. Slamet Widodo
5. Nz
: Moh Nazarrudin Ch, S.Ag
6. Th
: Tri Harjoko, S.Pd.