Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ARTIKEL
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling
OLEH: DAPIP SAHRONI NPM: 11.1.01.01.0063
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA KESTABILAN EMOSI DENGAN PENGENDALIAN PERILAKU MENYIMPANG DI SMA PAWYATAN DAHA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
DAPIP SAHRONI NPM: 11.1.01.01.0063 FKIP - Prodi Bimbingan dan Konseling Email:
[email protected] Dr. KASMAN, M.Pd.1 dan Dra. KHUSUSIYAH, M.Pd 2 UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Kestabilan emosi berarti adanya kematangan emosional berdasarkan kesadaran yang mendalam daripada kebutuhan, keinginan-keinginan, cita-cita dan alam perasaannya serta pengintegrasian semuanya itu ke dalam pribadi yang bulat dan harmonis. Menurut Simandjutak (1989: 64) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan perilaku menyimpang adalah perbuatan remaja yang melanggar norma-norma, baik norma sosial, norma hukum, norma kelompok, mengganggu ketentraman masyarakat, sehingga yang berwajib mengambil suatu tindakan pengasingan. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui tingkat kestabilan emosi peserta didik di SMA Pawyatan Daha Kediri, (2) untuk mengetahui perilaku menyimpang peserta didik di SMA Pawyatan Daha Kediri, (3) untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara kestabilan emosi dengan perilaku menyimpang peserta didik di SMA Pawyatan Daha Kediri. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik korelasi. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena sistem penulisan penelitian ini dalam bentuk korelasi antar variabel, yaitu variabel X (kestabilan emosi) dan variabel Y (pengendalian perilaku menyimpang). Artinya, variabel X memberikan peranan terhadap variabel Y. Dalam hal ini menunjukkan bahwa kestabilan emosi mempengaruhi pembentukan perilaku kenakalan remaja. Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu:dari hasil analisis penelitian yang telah dilakukan, dengan menunjuk pada peserta didik kelas XI di SMA Pawyatan Daha Tahun Pelajaran 2014/2015 sebagai subjek penelitian untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara Kestabilan Emosi dengan Pengendalian Perilaku menyimpang. Sehingga hipotesis yang menyatakan ada hubungan antara kestabilan emosi terhadap pengendalian perilaku menyimpang peserta didik peserta didik kelas XI di SMA Pawyatan Daha Tahun Pelajaran 2014/2015. Hal tersebut dibuktikan pada hasil perhitungan dari analisis data dengan menggunakan korelasi pearson dengan hasil bahwa nilai r hitung (0,318) > r tabel (0,179 dengan 5%) artinya r hitung lebih besar dari r tabel dengan taraf signifikan 5% dengan kata lain ada hubungan kestabilan emosi terhadap pengendalian perilaku menyimpang peserta didik. Maka apabila peserta didik mampu mengendalikan emosi sehingga dapat mengendalikan perilaku menyimpang. Kata Kunci: kestabilan emosi, dan pengendalian perilaku menyimpang
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2013).Selanjutnya Hurlock (1956) (dalam
I. LATAR BELAKANG Masa remaja merupakan masa yang
Sarwono, 2013) menambahkan anak yang
paling mengesankan dan indah dalam
mempunyai penyesuaian diri yang baik di
perkembangan manusia, karena pada
sekolah,biasanya memiliki latar belakang
masa tersebut penuh dengan tantangan,
keluarga yang harmonis, menghargai
gejolak, emosi, dan perubahan yang
pendapatanak dan hangat.
menyangkut
perubahan
Berdasarkan
jasmani,
penelitian
dan
psikologi dan sosial. Masa remaja juga
beberapa data diatas, yang menyebutkan
merupakan masa yang penuh konflik,
kota-kota besar rentan terjadinya perilaku
baik konflik dengan dirinya sendiri
perilaku
maupun dengan lingkungan sosialnya.
tergerak
Masa remaja awal merupakan masa
menyimpang untuk
“Hubungan
maka
penulis
mengambil
judul
kestabilan
emosi
antara
transisi, dimana usianya berkisarantara 13
dengan perilaku menyimpang di SMA
sampai 16 tahun atau yang biasa disebut
PawyatanDahaKediri Tahun Pelajaran
dengan
2014/2015”.
usia
belasan
yang
tidakmenyenangkan, dimana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara
II. METODE
sosial
Dalam penelitian ini menggunakan
Hurlock (1990) (dalam Sarwono, 2012:
teknik korelasi, Adanya hubungan dan
17).
transisi
tingkat variabel ini penting, karena
tersebutkemungkinan dapat menimbulkan
dengan mengetahui tingkat hubungan
masa
yang
fisik,psikis,
maupun
Pada
secara
masa
krisis,
yang
ditandai
dengankecenderungan
munculnya
ada,
peneliti
mengembangkannya
akan sesuai
dapat dengan
perilaku
menyimpang.
Pada
kondisi
tujuan penelitian. Menurut Gay (dalam
tertentu
perilakumenyimpang
tersebut
Sukardi, 2008:166) menyatakan bahwa;
akan menjadi perilaku yang mengganggu.
penelitian korelasi merupakan salah satu
Banyak penelitian yang dilakukan
bagian penelitian ex-post facto karena
para ahli menemukan bahwa remajayang
biasanya peneliti tidak memanipulasi
berasal
keadaan variabel yang ada dan langsung
dari
keluarga
yang
penuh
mencari
keberadaan
hubungan
harmonismempunyai kemampuan dalam
tingkat
hubungan
variabel
menyesuaikan diri dan sosialisasi yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.
baikdengan
Walaupun demikian ada peneliti lain
perhatian,
Hurlock,
hangat,
lingkungan (1990)
dan
disekitarnya
(dalam
Sarwono
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
seperti
di
antaranya
Nazir
dan yang
(dalam
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sukardi, 2008:166); mengelompokkan
0,275. Karena signifikansi untuk
penelitian korelasi ke dalam penelitian
kedua variabel lebih besar dari
deskripsi, karena penelitian tersebut juga
0,05,
berusaha menggambarkan kondisi yang
bahwa distribusi data pada kedua
sudah terjadi. Instrumen yang digunakan
variabel
tersebut
dalam penelitian ini adalah angket dan
normal.
Sedangkan
observasi. Teknik analisis data yang
Santoso (2000) untuk mendeteksi
digunakan
normalitas
adalah
Korelasi
Product
Moment.
maka
dapat
disimpulkan
dinyatakan menurut
dengan
melihat
penyebaran data (titik-titik) pada sumbu
diagonal
grafik.
Dasar
II. HASIL DAN KESIMPULAN HASIL a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan
pengambilan keputusannya (1) jika
untuk mengetahui apakah distribusi
diagonal maka model memenuhi
data
data menyebar di sekitar garis diagnonal dan mengikuti arah garis
penelitiantelah
menyebar
asumsi normalitas, (2) jika data
normal.Uji
normalitas
menyebar jauh dari garis diagonal
dengan
dan atau tidak mengikuti garis
menggunakanmetode Kolmogorov-
diagonal, maka model regresi tidak
Smirnov(Hidayat,
memenuhi
secara dilakukan
2011:109).Alasan menggunakan karenakedua merupakan
data
Lebih jelasnya bisa dilihat dari
ini
hasil output Tabel 4.9 dan gambar
penelitian
interval.
Data
dikatakan terdistribusi normaljika
(lampiran 6b). Hasil Normalitas Sebaran Instrumen Kedua Variabel One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
nilai Signifikansi (Asym Sig 2
Pengenda lian Perilaku Kestabila Menyimp n Emosi ang
tailed) > 0,05. Dan jika nilai Signifikansi (Asym Sig 2 tailed) < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sugiyono: 2007). Dari output di bawah ini diketahui bahwa nilai (Asym Sig 2 tailed) untuk variabel Kestabilan Emosi sebesar
0,282
dan
Perilaku
menyimpangpeserta didik sebesar DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
normalitas.
peneliti metode
data
asumsi
N Normal Parametersa,,b
Mean Std. Deviation Most Extreme Absolute Differences Positive Negative Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
112 60.8661 5.65446 .093 .054 -.093 .989 .282
112 59.8929 5.88533 .094 .051 -.094 .996 .275
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Sumber : Output SPSS analisis
b. Uji Homogenitas Pengujian pengujian
homogenitas
mengenai
sama
adalah tidaknya
data.Analisis
menggunakan
product
data
dengan
moment
dengan
program SPSS versi 17.0. Berikut adalah
variansi-variansi dua buah distribusi atau
tabel hasil output analisis data:
lebih. Uji homogenitas dilakukan untuk
Korelasi Pearson Correlations
mengetahui apakah data dalam variabel X dan Y bersifat homogen atau tidak. Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic
df1
.532
df2 1
Kestabilan Emosi
Pearson Correlation
0.467
4.10 di
atas,
diketahui angka signifikan 0,467.artinya
.318** .001
N Pengendalian Perilaku Menyimpang
Berdasarkan Tabel
1
Sig. (2-tailed)
Sig. 222
Pengendalian Perilaku Menyimpang
Kestabilan Emosi
Pearson Correlation
112
112
**
1
.318
Sig. (2-tailed)
.001
N
112
112
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Sumber : Output SPSS
angka signifikansi lebih besar daripada taraf signifikan 5%
Berdasarkan norma keputusan bahwa
(0,467 >0,05) maka data
diambil dari sampel yang homogen. Hal tersebut juga dapat diperlihatkan pada hasil output spss (lampiran 6b) Hasil pengujian heteroskedastisitas
menunjukkan
tidak
terdapat pola yang jelas dari titik-titik tersebut. Hal ini ditunjukkan dengan grafik
diperoleh
rxyhitungsebesar
0,318
pada
probabilitas sig.(2-tailed) 0,001 dengan N = 112 (pada taraf signifikansi 5%) sedangkan nilai rtabel = 0,179 sehingga
dari hasil
analisis diperoleh hasil nilai rhitung (0,318) > r
tabel
(0,179 dengan taraf signifikansi 5%)
artinya H0 ditolak ada hubungan yang sangat
scatterplot terlihat bahwatitik-titik menyebar
positif
secara acak serta tersebar baik diatas
Kestabilan Emosi terhadap pengendalian
maupun dibawah angka0 pada sumbu Y.
perilaku menyimpang peserta didik.
dan
sangat
signifikan
antara
Dan ini menunjukkan bahwa model regresi tidak
memiliki
gejala
adanya
heteroskedastisitas, yang berarti bahwa tidak
c. Uji Hipotesis Uji
hipotesis
dilakukan
untuk
ada gangguan yang berarti dalam model
membuktikan hipotesis yang sudah diajukan
regresi ini(Ghozali, 2005:105).
dengan
2. Hasil Analisis Data
kestabilan
Setelah penelitian dilakukan yang dilengkapi dengan deskripsi data variable maka langkah selanjutnya adalah melakukan DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
cara
mengkorelasikan emosi
dengan
variabel variabel
pengendalian perilaku menyimpang dengan kriteria statistik yang menunjukkan apakah terbukti atau tidak. Adapun hipotesis dalam simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
penelitian
ini
adalah
ada
hubungan
bahwa nilai r
hitung
(0,318) > r
tabel
(0,179
kestabilan emosi terhadap pengendalian
dengan 5%) artinya r
perilaku menyimpang peserta didik kelas XI
tabel
di SMA Pawyatan Daha Tahun Pelajaran
individu sudah mampu mengendalikan dan
2014/2015.
mengontrol
hitung
lebih besar dari r
dengan taraf signifikan 5%.Setiap emosi
yang
dimilikinya
Berdasarkan hasil analisis diperoleh
sehingga penanggulangan kenakalan remaja
(0,179 dengan α
bisa dilakukan atau terkendali dengan
nilai r
hitung
(0,318) > r
5%)
artinya
rtabelsehingga
rhitung ada
tabel
lebih
besar
hubungan
dari
sebaik-baiknya terhadap peserta didik kelas
kestabilan
XI di SMA Pawy atanDaha Tahun Pelajaran
emositerhadap perilaku menyimpang peserta
2014/2015.
didik.
Berdasarkan Jadi
simpulan
hasil
dalam hipotesis ini dapat
penelitian pada peserta didik kelas XI di
disimpulkan Ha diterima dan Ho ditolak
SMA Pawyatan Daha Tahun Pelajaran
yang artinya hubungan rasa kestabilan emosi
2014/2015di
terhadap
direkomendasikan bahwa:
pengendalian
perilaku
atas,
maka
dapat
menyimpang peserta didik kelas XI di SMA
1. Bagi para peserta didik SMA diharapkan
Pawyatan Daha Tahun Pelajaran 2014/2015.
dapat digunakan sebagai masukan bahwa perilaku menyimpang dipengaruhi oleh kestabilan emosi, karena apabila mampu
KESIMPULAN
mengendalikan
Berdasarkan hasil yang diperoleh
dapat
mengendalikan perilaku menyimpang.
dalam penelitian ini, maka dapat dibuat kesimpulan yaitu: dengan menunjuk pada
emosi
2. Diharapkan
bagi
orang
tua
dapat
peserta didik kelas XI di SMA Pawyatan
memperhatikan
Daha Tahun Pelajaran 2014/2015sebagai
berada di luar lingkungan, karena banyak
subjek penelitian untuk mengetahui ada
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
tidaknya hubungan antara Kestabilan Emosi
tindak perilaku yang menyimpang yang
dengan Pengendalian Perilaku menyimpang.
dapat merusak mental bagi putri-putrinya.
Sehingga hipotesis yang menyatakan: “ada
3.
Bagi
para
putra-putrinya
guru
ketika
diharapkan
hubungan antara kestabilan emosi terhadap
memperhatikan
pengendalian perilaku menyimpang peserta
kenakalan peserta didik yang terjadi
didik peserta didik kelas XI di SMA
dalam
Pawyatan
Pelajaran
menciptakan lingkungan sekolah menjadi
yang
nyaman sehingga membantu kelancaran
Daha
2014/2015terdapat
Tahun hubungan
signifikan. Hal tersebut dibuktikan pada
masalah
dapat
lingkungan
perilaku
sekolah
dan
proses belajar mengajar.
hasil perhitungan dari analisis data dengan menggunakan korelasi pearsondengan hasil
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
IV.
DAFTAR PUSTAKA simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Ardiana, N. 2004.Hubungan Antara Dukungan Emosional Teman Sebaya denganHarga Diri Pada Remaja Panti Asuhan.Skripsi (Tidak Diterbitkan).Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro Semarang. Arikunto, S. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
http://www.epsikologi.com/remaja/191101.htm[Akse s tanggal 10 Februari 2008] Sukowati.2002. Indeks statistik kenakalan remaja. (Online).Tersedia : http://www.depsos.gi.id (diakses : 0302-2012). Zamroni. 2003. Paradigma Pendidikan Masa Depan. Yogyakarta: BigrafPublising.
Ekowarni, E. 1993.Kenakalan Remaja: Suatu Tinjauan Psikologi. Bulletin Psikologi. 2: 24-27. Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung:RefikaAditama. Gunarsa, S. 2004. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. BPK Jakarta: Gunung Mulia. Hadi, S. 2000. Statistik Jilid 2. Jogyakarta: Penerbit Andi. Hurlock, E.B. 1973. Psikologi Keluarga terhadap Kenakalan Remaja. Jakarta: Cipta Jakarta. Kartono, K. 2004. Kenakalan Remaja. Cetakan Ketiga. Bandung: PT. Raja Grafindo Persada. Musnamar, T. 1994.Dasar-Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islami. Yogyakarta: UII Press. Prasilowati.2000. Psikologi Perkembangan Anak. Makalah. Bimbingan Teknis Analisis Medik Sederhana, Pem-Prov Jawa Tengah, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Unit Luar Biasa. Semarang, 5-7 Juni. Rohmani. 2000. Psikologi Sosial. Bandung: PT.Al-Maarif. Simandjutak, B. 1989.Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung: Tarsito. Simanjuntak, B. 2002.Pengantar Perkembangan. Bandung: Tarsito.
Psikologi
Suardiman, S. P. 1990. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta: FISIP IKIP Tambunan, R., Perilaku Konsumtif Remaja.
DAPIP SAHRONI | NPM.11.1.01.01.0063 FKIP– Prodi Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 9||