PENGARUH PENGGUNAAN MODEL LAWATAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MAGELANG TAHUN AJARAN 2014/2015
SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah
Oleh Yuni Erwianisya NIM 3101411067
JURUSAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015
i
ii
iii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO Jadikanlah kejujuran sebagai kendaraanmu, kebenaran sebagai senjatamu dan Allah sebagai tujuan hidupmu. If you can dream it, you can achive it. Terkadang kita harus berhenti khawatir, iman yang kita miliki adalah jalan keluar, mungkin tidak seperti yang direncanakan, tetapi bagaimana yang seharusnya. Persembahan: Dengan tidak mengurangi rasa syukur penulis kepada Allah SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak Wiyono tercinta atas doa dan pengorbanan yang tiada henti demi masa depan yang lebih baik dan juga pengalaman hidup yang selalu jadi inspirasi. 2. Ibu Isyamidah tercinta atas doa yang tiada henti, semangat, kasih sayang dan nasehat perjalanan hidup yang selalu memotivasi untuk selalu tegar dan sabar. 3. Kakakku (Prima Erwianisya) dan Adikku (Fajar Nuari Erwianisya) yang yang ikut mendukungku menggapai cita. 4. Demek‟s People (Arry,Jeki, Eva, Novita, Hanif ), dan Sambel Bara, terima kasih sudah menemaniku dan menjadi sahabat terbaikku. 5. Amna Aulia yang telah memberi semangat dan menemani penelitian. 6. Kos Eirenne terimakasih untuk kekeluargaan yang begitu hangat. 7. Dosen-dosen Sejarah yang telah mendidik dan membimbingku, serta almamaterku UNNES. 8. Heri Prasetya yang selalu memotivasi, terimakasih atas doanya.
v
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015”. Skripsi merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu sosial Universitas Negeri Semarang. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang selaku pimpinan Universitas Negeri Semarang. 2. Dr. Subagyo, M.Pd, Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis menimba ilmu di fakultas ilmu sosial UNNES. 3. Arif Purnomo, S.Pd., S.S., M.Pd, Ketua Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan pengarahan penulis selama menimba ilmu di Jurusan Sejarah. 4. Drs. Abdul Muntholib, M.Hum, Dosen Pembimbing atas segala bimbingan dan arahan dalam penyusunan skripsi ini. 5. Keluarga besar Jurusan Sejarah Fakutas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang telah mendidik penulis selama belajar di Jurusan Sejarah.
vi
6. Harjanta, S.Pd, Kepala sekolah SMP Negeri 3 Magelang yang telah memberikan izin dan kerjasamanya selama penelitian berlangsung. 7. Siti Munjayanah, S.Pd guru mata pelajaran Sejarah di SMP N 3 Magelang yang telah membantu dalam penelitian. 8. Siswa-siswi SMP Negeri 3 Magelang yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian. 9. Segenap karyawan dan staff
Tata Usaha SMP Negeri 3 Magelang atas
bantuan dan kerjasamanya selama penelitian.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Selain itu dapat menambah referensi dalam pendidikan.
Semarang,
April 2015
Penulis
vii
SARI Erwianisya, Yuni. 2015. Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi, Jurusan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang. Kata kunci : pengaruh, hasil belajar, lawatan sejarah. Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP N 3 Magelang menunjukkan bahwa dalam proses pembelajaran guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, sehingga guru belum dapat mendekatkan siswa dengan pengalaman belajarnya. Hal ini juga mengakibatkan siswa cenderung bersikap pasif di kelas dan kurang dalam hal kemampuan kerjasama, berpikir kritis, sikap sosial, serta mengkonstruksi pengetahuannya, dimana sebenarnya kemampuan tersebut dapat berdampak positif dalam meningkatkan hasil belajar. Dalam penelitian ini digunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan gambaran tahapan-tahapan dari penerapan pembelajaran model lawatan sejarah pada pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang, (2) mengetahui pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah pada pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang.. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP N 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015 yang berjumlah 244 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh kelas VII D sebagai kelas kontrol dan kelas VII E sebagai kelas eksperimen. Metode pengumpulan data menggunakan metode tes dan dokumen. Rancangan eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh rata-rata nilai post test kelas eksperimen yaitu 83,11 dan rata-rata kelas kontrol yaitu 77,22. Hasil uji hipotesis (uji t dan uji regresi sederhana) nilai post test diperoleh nilai signifikansi (0,00) < taraf signifikansi(0,05), yang berarti ada perbedaan hasil belajar sejarah kelas eksperimen dengan kelas kontrol, sedangkan uji regresi linear sederhana diperoleh nilai signifikansi= 0,019 dengan taraf signifikansi= 0,05. Karena nilai signifikansi= 0,019 < 0,05 =taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa. Koefisien determinasinya adalah 0,700. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran Lawatan Sejarah, sisanya 30,0% dipengaruhi oleh fakor lain. Presentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas eksperimen yaitu 93,33% ≥ 75 %, sedangakan persentase ketuntasan hasil belajar klasikal kelas kontrol mencapai 61,29% < 75%. Jadi dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah telah mencapai ketuntasan hasil belajar klasikal.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. i LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................. iii PERNYATAAN .................................................................................................... iv MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PRAKATA ............................................................................................................ vi SARI ...................................................................................................................... viii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xiii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiv BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................................... 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 8 D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 8 E. Batasan Istilah……………………... .............................................................. 9 BAB II LANDASAN TEORI A. Pembelajaran Sejarah .................................................................................... 10 B. Hasil Belajar .................................................................................................. 18 ix
C. Model Lawatan Sejarah............................................................................. .... 20 D. Kerangka Berpikir ......................................................................................... 31 E. Hipotesis ........................................................................................................ 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian .................................................................................... 34 B. Populasi Penelitian......................................................................................... 36 C. Sampel Penelitian .......................................................................................... 37 D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 38 E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 38 F. Uji Coba Instrumen ........................................................................................ 40 G. Analisis Data ................................................................................................. 46 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian .............................................................................................. 52 B. Pembahasan ................................................................................................... 75 BAB V PENUTUP A. Simpulan ....................................................................................................... 80 B. Saran ............................................................................................................. 81 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 82 LAMPIRAN .......................................................................................................... 85
x
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1. Desain Penelitian Eksperimen ...........................................................................35 2. Hasil Perhitungan Validitas Soal .......................................................................42 3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal ...................................................................44 4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran ...............................................................45 5. Hasil Uji Normalitas Populasi............................................................................59 6. Hasil Uji Homogenitas Populasi ........................................................................60 7. Hasil Nilai Kognitif Pre Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................61 8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Kontrol........................62 9. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas Kontrol....63 10.Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Kelas Eksperimen ...............64 11.Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Kelas Eksperimen .......................................................................................................64 12.Gambaran Umum Hasil Aspek Kognitif Post Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ...................................................................................................65 13. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas Kontrol ....................65 14. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Kontrol 67 15. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Kelas Eksperimen..............68 16. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Kelas Eksperimen ....................................................................................................68 17. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data Post Test .....................69 xi
18. Hasil Perhitungan Uji Persamaan Regresi .......................................................71 19. Daftar Uji F (ANOVA), Uji Keberartian ........................................................71 20. Daftar Uji F (ANOVA), Uji Linearitas ............................................................72 21. Daftar Uji Koefisien Determinasi ...................................................................72 22. Hasil Perhitungan Uji Analisis Regresi Linear Sederhana .............................73 23. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ....................................................................74
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
1. Skema Kerangka Berpikir .................................................................................. 32 2. Hasil Pre Test Kontrol....................................................................................... 163 4. Hasil Post Test Kontrol ..................................................................................... 164 5. Hasil Pre Test Eksperimen ................................................................................ 165 6. Hasil Post Test Eksperimen................................................................ .............. 166 7. Foto-foto Penelitian .......................................................................................... 167 8. Surat Ijin Penelitian .......................................................................................... 177 9. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ................................................ 178
xiii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1. Kisi-kisi Soal Uji Coba Penelitian ..................................................................... 85 2. Soal Uji Coba ..................................................................................................... 90 3. Kunci Jawaban Uji Coba .................................................................................... 97 4. Kisi-kisi Soal Pre Test ....................................................................................... 98 5. Soal Pre Test ..................................................................................................... 102 6. Kunci Jawaban Soal Pre Test ........................................................................... 108 7. Kisi-kisi Soal Post Test ..................................................................................... 109 8. Soal Post Test ................................................................................................... 113 9. Kunci Jawaban Soal Post Test .......................................................................... 119 10. Daftar Nama Siswa Kelas Uji Coba ................................................................. 120 11. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ................................................................... 121 12. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ............................................................ 122 13. Nilai Ulangan Harian Sejarah Siswa Kelas XI IPS .......................................... 123 14. Tabulasi Data Penelitian ................................................................................. 124 15. Tabulasi Data Penelitian .................................................................................. 125 16. Angket Respon Siswa ...................................................................................... 126 17. Lembar Jawab Angket Respon Siswa .............................................................. 131 18. Tabulasi Penilaian Respon Siswa..................................................................... 132 19. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Kontrol......................................... 133 20. Lembar Pengamatan Kegiatan Guru Kelas Eksperimen .................................. 135 xiv
21. Silabus ............................................................................................................. 138 22. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ...................... 141 23. Silabus .............................................................................................................. 145 24. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............................. 149 25. Jadwal Kegiatan Lawatan Sejarah ................................................................... 154 26. Sejarah Candi ................................................................................................... 157 27. Hasil Pre Test Kontrol ..................................................................................... 163 28. Hasil Post Test Kontrol .................................................................................... 164 29. Hasil Pre Test Eksperimen............................................................... ................ 165 30. Hasil Post Test Eksperimen ............................................................................ 166 31. Foto-foto Penelitian ......................................................................................... 167 29. Surat Ijin Penelitian ......................................................................................... 177 30. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ............................................... 178
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan
merupakan
proses
yang
kompleks,
bukan
hanya
memindahkan pengetahuan dari buku yang dimiliki kepada murid tetapi merupakan proses panjang yang melibatkan proses psikologi, sosiologi dan ketrampilan guru yang memadai. Pendidikan secara sempit dapat diartikan mengajar atau menumbuhkan pengetahuan anak dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan anak yang lugu menjadi anak yang berpikir kompleks dan anak yang berpribadi berkembang, dari anak yang tergantung menjadi orang yang dapat berdiri sendiri (Dewanto, 1998:8). Salah
satu
mata
pelajaran
yang
berfungsi
mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa adalah mata pelajaran sejarah. Hal ini dikarenakan mata pelajaran sejarah memiliki arti penting dalam pembentukan kesadaran dan wawasan kebangsaan. Arti penting ini dapat ditangkap dari makna edukatif dari pendidikan sejarah itu sendiri. Makna yang bisa ditangkap dari pendidikan sejarah adalah bahwa pendidikan sejarah bisa memberikan kearifan dan kebijaksanaan bagi yang mempelajarinya (Widja, 1989:49). Sikap positif siswa dalam pembelajaran sejarah, memiliki sumbangan positif terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah. Siswa yang mempunyai sikap positif selama kegiatan belajar mengajar pada
1
2
dasarnya memiliki semangat dan motivasi belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang sikapnya negatif. Pada dasarnya, motivasi belajar yang tinggi dari peserta didik, akan diikuti oleh intensitas belajar yang lebih baik sehingga pada gilirannya dapat memperoleh prestasi belajar ang lebih tinggi. Oleh karena itu, kualitas proses dan hasil pembelajaran sejarah juga dipengaruhi sikap siswa terhadap pelajaran sejarah selama kegiatan belajar mengajar berlangsung (Aman, 2011: 123). Pembelajaran sejarah dapat dilakukan dengan pembelajaran bervariasi. Hal ini karena siswa dituntut dapat aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Bukan hanya siswa tetapi guru juga dituntut untuk aktif dan kreatif dalam pembelajaran. Guru diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Menurut Kasmadi, (1996:2) dalam pengajaran sejarah, metode, dan pendekatan serta model yang dipilih merupakan alat komunikasi yang baik antara pengajar dan peserta didik, sehingga setiap pengajaran dan uraian sejarah yang disajikan dapat memberikan motivasi belajar Oleh karena itu, pembelajaran sejarah dilakukan pembelajaran yang inovatif dengan melibatkan keaktifan peserta didik selama proses pembelajaran sehingga pembelajaran sejarah menarik. Pelajaran sejarah memiliki materi banyak, seringkali dianggap sebagai pelajaran yang seolah-olah cenderung hafalan. Ditambah lagi dengan kebijakan
pemerintah
yang
semakin
menyempitkan
gerak
langkah
pembelajaran sejarah, yakni dengan semakin kecilnya porsi jam pelajaran
3
sejarah di sekolah. Tidak mengherankan jika prestasi belajar sejarah siswa juga cenderung kurang memuaskan (Aman, 2011:7). Pada pelajaran IPS Sejarah banyak guru mengalami situasi yang tidak jauh
berbeda,
anak-anak
tidak
aktif
dalam
pembelajaran,
enggan
mengemukakan pendapatnya, mengantuk, bosan, malas, dan
tidak
termotivasi. Sementara guru tak jarang pula mengabaikan dirinya sendiri. Mereka mengajar dengan gaya tidak berubah, standar, formal, dan
kaku
(Depdiknas, 2005: 5). Kondisi pembelajaran yang kurang kondusif, dimana peserta didik tidak aktif dalam pembelajaran dan guru mengajar dengan metode yang kurang menarik bagi peserta didik berpengaruh terhadap hasil belajar peserta didik. Menurut Wijiasih (2012) “kenyataan di lapangan dalam proses pembelajaran IPS Sejarah siswa cenderung pasif, kurang bersemangat, bahkan kadang ada yang kurang bersemangat dan tertidur. Kondisi seperti ini dikarenakan kurangnya motivasi belajar siswa. Keadaan seperti ini jelas akan berpengaruh pada hasil belajar siswa”. Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, lama kelamaan motivasi belajar sejarah siswa akan cenderung menurun sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah dan tujuan pembelajaran sejarah tidak akan tercapai. Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini adalah berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport, prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Winkel (2004: 162), menyatakan: “Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar
4
adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan afektif. Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman. Berdasarkan observasi awal di SMP Negeri 3 Magelang, didapatkan hasil bahwa sarana dan prasarana yang tersedia sudah cukup memadai, seperti LCD. Namun, pelaksanaan pembelajaran Sejarah belum maksimal. Dari hasil evaluasi tindak lanjut yang dibuat oleh Guru, belum maksimalnya hasil belajar sejarah siswa disebabkan oleh kurangnya semangat belajar siswa. Akibatnya, siswa kurang memperhatikan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Pada waktu diberikan kesempatan bertanya, siswa enggan mengemukakan pemikirannya. Dalam proses pembelajaran, guru konsisten dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat sebelumnya. Namun, RPP yang dibuat oleh Guru belum menunjukkan adanya model pembelajaran yang bervariasi. Kegiatan pembelajaran yang tercermin dalam RPP didominasi oleh ceramah guru, belum ada kegiatan pembelajaran inovatif misalnya bermain peran (role playing), turnamen, dan sebagainya. Jika kondisi seperti ini terus berlangsung, lama kelamaan hasil belajar sejarah siswa akan cenderung menurun sehingga mengakibatkan hasil belajar rendah dan tujuan pembelajaran sejarah tidak akan tercapai. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan dari beberapa faktor, pertama belum digunakannya model pembelalajaran yang bervariasi sehingga
5
menyebabkan siswa merasa jenuh. Kedua guru kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa kurang memperhatikan dan siswa enggan mengemukakan pemikirannya. Hal ini dapat diketahui guru sebelumnya tidak memberitahukan siswa tentang manfaat yang akan didapat dari mata pelajaran yang dipelajari sehingga mereka tidak semangat mengikuti pembelajaran. Sejarah
dikatakan
pelajaran
yang
membosankan
karena
cara
penyampaian oleh guru yang mengajar. Terkadang guru sejarah hanya mengajar berpandukan buku teks, menulis nota di papan hitam/putih, fotokopi nota-nota ringkasan
tulisan tangan dan menyuruh kepada pelajarnya
menempel di buku nota dan baca. Semasa sesi pembelajaran, guru akan membaca fakta-fakta ringkas yang ada dalam buku teks, dan pelajar disuruh membaca uraiannya di rumah. Interaksi antara pelajar memang ada, tetapi sesi tanya jawab juga berdasarkan fakta dan hafalan, seperti perlunya mengingat tarikh - tarikh penting, dan nama - nama tokoh (http://audifaliq.wordpress.com/2011/01/09/mengapa-kita-perlu-belajar-darisejarah/) Keberhasilan suatu proses pembelajaran dapat diukur dari keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran. Sedangkan hasil belajar yang baik harus didukung oleh pembelajaran yang berkualitas yang mampu melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik. Oleh karena itu perlu diterapkan pembelajaran yang dapat melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik. Pada saat ini sudah banyak tersedia pembelajaran inovatif yang dapat melibatkan keaktifan dan kreatifitas peserta didik salah satunya adalah model
6
pembelajaran Lawatan Sejarah. Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007), Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah (a trip to historical sites). Menurut Susanto Zuhdi lawatan sejarah adalah suatu program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi (Lestariningsih, 2007:3). Lawatan Sejarah
merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dimana siswa melakukan perjalanan mengunjungi situs bersejarah. Pada kegiatan lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai sumber, bukti dan fakta sejarah langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya berpanduan pada buku saja, melainkan melakukan kegiatan lawatan ini sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Lawatan sejarah di lakukan di situs sejarah yang berada di Kabupaten Magelang. Situs sejarah adalah daerah dimana ditemukan benda-benda purbakala. Benda-benda purbakala tersebut di antaranya: istana-istana, makam, masjid dan candi. Situs di Kabupaten Magelang banyak sekali peninggalan-peninggalan terutama candi-candi yang bercorak Hindu dan Buddha. Candi adalah bangunan keagamaan yang dipengaruhi oleh
7
kebudayaan India yang berintikan alam pikiran Hindu dan Buddha. Sifat keagamaan dan kesakralan candi bagi masyarakat masa lampau dapat dilihat dari arsitektur dan maknanya. Candi juga berfungsi sebagai tempat beribadah agama Hindu dan Buddha dan sebagai tempat memuliakan raja yang sudah meninggal. Candi-candi peninggalan agama Hindu Budha yang digunakan sebagai lawatan sejarah yaitu Candi Mendut, Candi Ngawen, dan Candi Pawon. Ketiga candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang. Setiap candi memiliki karateristik yang berbeda-beda. Dengan adanya model pembelajaran lawatan sejarah maka siswa akan dapat mengetahui bukti sejarah dan fakta secara langsung. Berdasarkan
uraian
yang
telah
dijelaskan,
peneliti
bermaksud
mengadakan penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Magelang Tahun Ajaran 2014/2015“. Dengan menggunakan model lawatan sejarah maka diharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang pemasalahan di atas, dalam penelitian ini akan diangkat beberapa permasalahan, yaitu: 1. Bagaimanakah penerapan model lawatan sejarah pada pembelajaran sejarah?
8
2. Adakah pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap hasil belajar siswa? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan di atas, tujuan penelitian ini adalah 1. Untuk
mendapatkan
gambaran
tahapan-tahapan
dari
penerapan
pembelajaran model lawatan sejarah pada pembelajaran sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. 2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap hasil belajar siswa. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai berikut: 1.
Secara Teoretis Secara teoritis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber referensi oleh pihak yang berkepentingan untuk penelitian lebih lanjut mengenai hasil belajar sejarah siswa.
2.
Secara Praktis a. Pihak Guru 1) Memberikan alternatif model pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2) Memperoleh pengalaman untuk meningkatkan ketrampilan memilih model pembelajaran yang bermanfaat dalam pembelajaran.
9
b. Pihak Siswa 1) Penggunaan
model
pembelajaran
lawatan
sejarah
pada
pembelajaran sejarah diharapkan dapat membantu siswa dalam memahami materi sejarah sehingga dapat meningkatkan hasil belajar sejarah siswa. 2) Dapat memberikan hal yang positif dalam peningkatan hasil belajar sejarah siswa. c. Pihak Sekolah Dapat memberikan sumbangan yang baik dalam upaya perbaikan proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya mata pelajaran sejarah. E. Batasan Istilah 1. Model Lawatan Sejarah Lawatan Sejarah adalah upaya untuk menjadikan sejarah sebagai kata kerja. Sejarah sebagai praktik akan lebih menyenangkan bagi siswa untuk belajar, apalagi dengan berwisata mengajak siswa mengunjungi situs dan monumen bersejarah. Lawatan sejarah adalah suatu program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi (Lestariningsih, 2007:3). Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007), Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs
10
bersejarah (a trip to historical sites). Jika mencermati uraian di muka, khususnya tentang pengembangan model pembelajaran berbasis teori belajar yang berkembang, maka Lawatan Sejarah dapat dikembangkan sebagai model pembelajaran sejarah. 2. Hasil Belajar Hasil belajar adalah Menurut Tri Anni (2004), hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas belajar. Menurut Sudjana (2005: 22), hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamanpengalaman belajarnya. Dalam sistem pendidikan nasional rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional. Hasil belajar secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik. Ranah kognitif merupakan ranah yang berhubungan dengan intelektual dan penalaran seseorang. Dari ketiga ranah tersebut, ranah kognitif menjadi tolok ukur keberhasilan dalam proses pembelajaran siswa. Hasil belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih Sukmadinata (2009: 162-165) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model
11
pembelajaran). Suprijono (2011: 6) mengemukakan tiga faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu kemampuan kognitif, motivasi berprestasi dan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran adalah kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan dan ini menyangkut model pembelajaran yang digunakan. Dalam penelitian ini, hasil belajar yang diteliti adalah hasil belajar sejarah aspek kognitif pada materi perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Budha serta peninggalan-peninggalannya. Kelas VII
SMP
Negeri
3
Magelang
tahun
ajaran
2014/2015.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Pembelajaran Sejarah Menurut Slameto (2003: 2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Pengertian belajar menitikberatkan pada 3 unsur pokok, yaitu perubahan tingkah laku, pengalaman, lamanya waktu perubahan perilaku yang dimiliki oleh pembelajar atau dengan kata lain perubahan tersebut relatif menetap (Winataputra, 2007:8). Perubahan tingkah laku yang dimaksud dapat berbentuk perubahan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Unsur-unsur yang terdapat dalam belajar meliputi: pembelajar, stimulus, memori, dan respon. Belajar yang efektif dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal belajar.Faktor internal meliputi aspek fisik, psikis, dan sosial. Oleh karena itu, agar belajar dapat berlangsung efektif pada siswa, guru harus menguasai bahan belajar, keterampilan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran secara terpadu. Teori yang berkaitan dengan belajar dinamakan dengan dengan teori belajar.Teori belajar pada dasarnya merupakan penjelasan mengenai bagaimana informasi diproses dalam pikiran siswa.Berdasarkan suatu teori belajar, suatu pembelajaran diharapkan dapat lebih meningkatkan
10
11
perolehan siswa sebagai hasil belajar.Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompokkan dalam teori pembelajaran konstruktivisk. Teori kontruktivisme didefinisikan sebagai pembelajaran yang bersifat generatif, yaitu tindakan mencipta suatu makna dari apa yang dipelajari. Beda dengan teori behavioristik yang memahami hakikat belajar sebagai kegiatan yang bersifat mekanistik antara stimulus dan respon, sedangkan teori kontruktivisme lebih memahami belajar sebagai kegiatan manusia membangun atau menciptakan pengetahuan dengan memberi makna pada pengetahuannya. Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagi konstruksi kognitif seseorang terhadap objek, pengalaman, maupun lingkungannya (Rifa‟i & Catharina, 2009: 225).Paradigma konstruktivistik memandang siswa sebagai pribadi yang sudah memiliki kemampuan awal sebelum mempelajari sesuatu. Kemampuan awal tersebut akan menjadi dasar dalam mengkonstruksi pengetahuan yang baru. Guru memiliki peran membantu agar proses pengonstruksian pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Teori belajar konstruktivisme ini sesuai untuk pembelajaran sekarang, karena dalam perkembangannya pembelajaran tidak hanya didominasi oleh guru saja tetapi lebih dari itu. Siswa mempunyai peran dalam belajar sehingga terjadilah interaksi dalam proses belajar. Selain itu menurut teori ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi
12
pendidikan adalah guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Belajar menurut teori kontruktivisme bukanlah sekedar menghafal, akan tetapi proses mengkonstruksi pengetahuan melalui pengalaman. Pengetahuan bukanlah hasil “pemberian” dari orang lain seperti guru, akan tetapi hasil dari proses mengkonstruksi yang dilakukan setiap individu. Pengetahuan hasil dari “pemberian” tidak akan bermakna. Adapun pengetahuan yang diperoleh melalui proses mengkonstruksi pengetahuan itu oleh setiap individu akan memberi makna mendalam atau lebih dikuasai dan lebih lama tersimpan/diingat dalam setiap individu. Adapun tujuan dari teori kontruktivisme adalah sebagai berikut: 1) Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaan. 3) Membantu
siswa
untuk
mengembangkan
pengertian
dan
pemahaman konsep secara lengkap. 4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. 5) Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu. Pembelajaran menurut aliran behavioristik merupakan perubahan perilaku, karena terjadi interaksi atau hubungan antara linkungan dengan
13
pembelajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 205). Perubahan perilaku manusia sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang akan memberikan beragam pengalaman kepada seseorang. Lingkungan merupakan stimulus yang dapat mempengaruhi dan atau mengubah kapasitas untuk merespon (Winataputra, 2007: 24). Pembelajaran berdasarkan teori kontemporer adalah pembelajaran yang
didasarkan
pada
teori
konstruktivisme.
Pembelajaran
konstruktivisme mengkritisi konsep pembelajaran yang selama ini belajarmengajar dalam arti cenderung berpusat pada guru di pihak lain cenderung berpusat pada subyek belajar (Rifa‟i & Catharina, 2009: 220). Konstruktivisme berpegang kepada pandangan keaktifan siswa dalam mengkonstruksi pengetahuan berdasarkan interaksinya dalam pengalaman belajar yang diperoleh. Dalam hal ini, pengajar dan siswa sama-sama aktif, siswa aktif mengkonstruksi pengetahuan pengajar dan pengajar sebagai fasilitator. Pembelajaran secara umum dapat diartikan suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa, sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, 2000:24). Pembelajaran juga didefinisikan sebagai suatu kegiatan untuk mengorganisasikan atau mengatur lingkungan baik fisik, maupun non fisik sehingga dapat digunakan untuk kegiatan proses
belajar. Pembelajaran adalah setiap
perubahan perilaku yang relatif permanen, terjadi sebagai hasil dari pengalaman. Definisi sebelumnya menyatakan bahwa seorang manusia
14
dapat melihat perubahan terjadi tetapi tidak pembelajaran itu sendiri. Konsep tersebut adalah teoretis, dan dengan demikian tidak secara langsung dapat diamati. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu danpengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat
seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun. Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik. Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran (Hamalik, 2009:57).
15
Berdasarkan teori-teori pembelajaran tadi, dapat ditarik sejumlah prinsip belajar mengajar sebagi berikut (Hamalik, 2009: 54-55). a. Belajar senantiasa bertujuan yang berkenaan dengan perkembangan perilaku siswa. b. Belajar didasarkan atas kebutuhan dan motivasi tertentu. c. Belajar dilaksanakan dengan latihan daya-daya, membentuk hubungan asosiasi, dan melalui penguatan. d. Belajar bersifat keseluruhan yang menitikberatkan pemahaman, berpikir kritis, dan reorganisasi pengalaman. e. Belajar membutuhkan bimbingan, baik secara langsung oleh guru maupun secara tak langsung melalui bantuan pengalaman sebagai pengganti. f. Belajar dipengaruhi oleh faktor internal individu dan faktor eksternal individu. g. Belajar sering dihadapkan kepada masalah dana kesulitan yang perlu dipecahkan. h. Hasil belajar dapat ditransferkan ke dalam situasi lain. Berdasarkan
pengertian
tersebut
dapat
disimpulkan
bahwa
pembelajaran sejarah adalah proses interaksi antar siswa dengan guru dalam kegiatan belajar mengajar yang mengkaji tentang peristiwa masa lampau yang membawa pengaruh besar untuk masa kini dan masa yang akan datang. a) Tujuan Pelajaran Sejarah
16
Pengajaran
sejarah
di
sekolah
bertujuan
agar
siswa
memperoleh kemampuan berpikir historis melalui melalui pemahaman sejarah. Melalui pengajaran sejarah dapat mengembangkan kompetensi untuk berpikir secara kronologis. Pengetahuan tentang masa lalu dapat digunakan untuk memahami dan menjelaskan proses perkembangan, perubahan serta keragaman sosial budaya masyarakat. Mata pelajaran sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya. 2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial. 3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan. 4) Memiliki
kemampuan
berkomunikasi,
bekerjasama,
dan
berkompetensi dalam masyarakat yang majemuk baik di tingkat lokal, nasional dan global. a) Fungsi Mata Pelajaran Sejarah Sejarah merupakan salah satu bagian dari kelompok ilmu yang berdiri sendiri. Tujuan yang luhur dari sejarah untuk diajarkan pada semua. Jenjang sekolah adalah menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air, bangsa dan negara.
17
Pengajaran sejarah dapat berfungsi dalam mengembangkan kepribadian peserta didik terutama dalam hal: 1) Membangkitkan
perhatian
serta
minat
sejarah
kepada
masyarakat sebagai satu kesatuan komunitas. 2) Mendapatkan insiprasi dari cerita sejarah, baik dari kisah-kisah kepahlawanan maupun peristiwa-peristiwa yang merupakan tragedi nasional untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. 3) Tidak mudah terjebak pada opini, karena dalam berpikir mengutamakan sikap kritis dan rasional dengan dukungan fakta yang benar. 2.
Hasil Belajar Hasil (prestasi) adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah (Tu‟u 2004: 75). Hasil belajar dibuktikan dan ditunjukkan melalui nilai, atau angka nilai dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh guru terhadap tugas siswa dan ulangan-ulangan atau ujian yang ditempuhnya (Tu‟u, 2004:75). Hasil belajar atau yang disebut prestasi belajar dalam penelitian ini adalah berupa angka-angka tertentu yang tercantum dalam nilai raport, prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan. Winkel (2004: 162), menyatakan: “Prestasi adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai. Belajar adalah suatu proses mental yang mengarah kepada penguasaan pengetahuan, kecakapan/skill, kebiasaan atau sikap yang semuanya diperoleh, disimpan dan dilaksanakan sehingga menimbulkan tingkah laku yang progresif dan afektif.
18
Secara singkat belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku yang merupakan hasil dari pengalaman. Berdasarkan beberapa pendapat di atas bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar dan rutin pada seseorang sehingga akan mengalami perubahan secara individu baik pengetahuan, keterampilan, sikap dan tingkah laku yang dihasilkan dari proses latihan dan pengalaman individu itu sendiri dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini prestasi belajar merupakan suatu kemajuan dalam perkembangan siswa setelah ia mengikuti kegiatan belajar dalam waktu tertentu. Seluruh pengetahuan, keterampilan, kecakapan dan perilaku individu terbentuk dan berkembang melalui proses belajar. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolahnya sifatnya relatve, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengarui keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal sperti tersebut di atas. Hasil belajar dapat dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal menunjukkan sebagai berikut: kepuasan dan kebanggaan yang dapat menumbuhkan motivasi belajar intrinsik pada diri siswa menambah keyakinan dan kemampuan dirinya, hasl yang dicapai bermakna bagi siswa, dan hasil belajar yang diperoleh siswa komprehensif atau menyeluruh yang
19
mencakup ranah kognitif, pengetahuan, afektif, psikomotorik, serta keterampilan atau perilaku. Kemampuan siswa mengontrol atau menilai hasil yang dicapai maupun proses dan usaha belajar. Slameto (2003:54), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat digolongkan menjadi 2 yaitu: a. Faktor Intern, di antaranya: 1. Faktor Jasmaniah, di antaranya adalah : faktor kesehatan dan cacat tubuh. 2. Faktor Psikologi, di antaranya adalah : intelegensi; perhatian; minat; bakat; motif;kematangan;kesiapan 3. Faktor kelelahan b. Faktor ekstern, di antaranya: 1. Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, dan sebagainya. 2. Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, disiplin, alat pengajaran, dan sebagainya. 3. Faktor masyarakat, meliputi kegiatan siswa dalam masyarakat, media, dan sebagainya. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa di sekolah sifatnya relative, artinya dapat berubah setiap saat. Hal ini terjadi karena prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara
20
yang satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Dengan demikian, tinggi rendahnya prestasi belajar yang dicapai siswa di sekolah didukung oleh faktor internal dan eksternal seperti yang tersebut di atas. 3. Model Lawatan Sejarah Lawatan sejarah adalah upaya untuk menjadikan sejarah sebagai kata kerja. Sejarah sebagai praktik akan menyenangkan bagi siswa untuk belajar, apalagi dengan berwisata mengajak siswa mengunjungi situs dan monumen bersejarah. Lawatan sejarah adalah suatu program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempat-tempat bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat pengasingan, komunitas
masyarakat,
dan
juga
pusat-pusat
kegiatan
ekonomi
(Lestariningsih, 2007:3). Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007), Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah ( a trip to historical sites). Jika mencermati uraian di muka, khususnya tentang pengembangan model pembelajaran berbasis teori belajar yang berkembang, maka Lawatan Sejarah dapat dikembangkan sebagai model pembelajaran sejarah baik dengan basis teori behavioristik, kognitif, maupun konstruktivistik. Tinggal bagaimana guru dan murid mengemasnya. Tentu saja, kalau kita mengikuti perkembangan baru. Terutama paradigma baru yang dijadikan rujukan yang mendasari penyelenggaraan pendidikan di Indonesia, yang dituangkan baik pada UU
21
tentang Sisdiknas maupun Peraturan Menteri tentang Standart Kompetensi dan
Implementasinya,
maka
sangat
jelaslah
bahwa
paradigma
pembelajaran kontruktivisme menjadi pilihan utamanya. Mengamati
perkembangan
penyelenggaraan
pendidikan
di
Indonesia, gejala diterimanya paradigma kontruktivisme dan tren pembelajaran quantum sungguh menggembirakan. Hal ini terbukti dari mulai maraknya kegiatan-kegiatan pendidikan baik formal (sekolah) maupun non formal (pelatihan, workshop, atau bahkan seminar lokakarya) yang dikemas dalam bentuk Edutainment. Kita sudah lama mengenal istilah learning by doing, maka learning by experience adalah ungkapan yang tepat untuk menggambarkan “Edutainment”. Edutainment yaitu sebuah konsep yang saat ini sedang dikembangkan oleh berbagai lembaga pendidikan formal (sekolah) maupun non formal (lembaga-lembaga yang menyelenggarakan pelatihan, workshop, atau seminar). Bahkan dinegara maju, edutainment telah ditopang oleh teknologi yang maju, sehingga sebutannya menjadi edutainment and technotainment (Edutechnotainment). Progam ini diakui telah membuka sumber daya baru, perkakas dan strategi untuk mengangkat capaian siswa ke tingkat yang lebih tinggi (McKenzie, 2000). Edutainment adalah akronim dari “education and entertainment”. Dapat diartikan sebagai progam pendidikan atau pembelajaran yang dikemas dalam konsep hiburan sedemikian rupa, sehingga tiap-tiap peserta hampir tidak menyadari bahwa mereka sebenarnya sedang diajak untuk
22
belajar atau untuk memahami nilai-nilai (value), sehingga kegiatan tersebut
memiliki
nuansa
yang
berbeda
dapat
digunakan
dibandingkan
dengan
pembelajaran biasa. Edutainment
untuk
mengemas
model
pembelajaran melalui lawatan sejarah. Aplikasinya tergantung dari kebutuhan dan impact yang diharapkan oleh peserta. Lawatan sejarah yang dikemas dalam Edutainment akan menjadi lebih menarik bagi peserta. Sebenarnya lawatan sejarah ini hanyalah kendaraan saja. Yang terpenting adalah muatannya, baik itu internal maupun external issues, misalnya educational vision and mission, self esteem, sense of belonging, awarding, appreciation, product knowledge, atau competency. Beberapa testimony mengungkapkan bahwa setelah mengikuti lawatan sejarah tingkat daerah (Laseda) maupun tingkat nasional (Lasenas- sudah 5 kali sejak 2003), peserta merasa memperoleh “sesuatu yang baru” yang berbeda dengan sebelumnya (Kompas, 06 September 2003). Hal tersebut secara teoritik bukan hal yang mengherankan. Ada faktor-faktor kunci sukses yang terkumpul dalam diri peserta, serta positive mental attitude, knowledge, skill, dan habit. Dengan melihat faktor-faktor tersebut, maka pendekatan penting dikembangkan adalah memberikan motivasi pada faktor positive mental attitude. Tekniknya dilakukan dengan menggali keinginan seseorang yang paling dalam dan menjadikannya sebagai main need atau main good. Sedang outputnya nanti adalah momentum seseorang untuk berubah.
23
Pada tahap persiapan setiap rancangan kegiatan, maka guru bertanggungjawab penuh menentukan scedule, dimana mereka secara cermat memperhitungkan alokasi waktu menit per menit. Harus dirancang agar tidak ada jeda yang menyebabkan acara jenuh. Hal ini dapat dikembangkan teknik-teknik entertainment seperti sounds, diantaranya music, ilustration, video presentation, inspirational message, games. Suatu variasi yang direkomendasikan oleh pembelajaran kontruktivisme dengan quantum learningnya. Tiap-tiap pembicara yang terlibat dalam kegiatan ini saling berkoordinasi antara satu dengan yang lainnya. Mereka dapat saling mengisi dan saling menguatkan pesan (message), muatan (qoute) serta materi (material) yang akan disampaikan sebagai suatu cotinual synergy yang memiliki benang merah, yang akan memudahkan peserta untuk memahami pembelajaran yang disampaikan secara sederhana. Lawatan sejarah ini dapat dilaksanakan dalam waktu mulai dari setengah hari hingga tiga hari, baik indoor maupun outdoor, misalnya di ballroom hotel, aula, lapangan terbuka, pool side, atau camp didaerah pegunungan atau pantai diluar kota, tergantung situs sejarahnya tentu saja. Lamanya kegiatan, penggunaan equipments serta penentuan aplikasi materi-materi outbound mempengaruhi hasil akhir, yang dapat berupa soft, middle, atau high impact. Artinya semakin tinggi impact yang dihasilkan, semakin tinggi pula motivasi orang tersebut setelah selesai mengikuti
24
lawatan sejarah. Bahkan ia akan dapat secara positif mempengaruhi dan memotivasi teman yang lainnya. Menurut Mills (1989) dalam Cahyo Budi Utomo (2010:40), model adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses
actual yang
memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu. Hal itu merupakan interpretasi atas hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Perumusan model mempunyai tujuan : 1. Memberikan gambaran kerja sistem untuk periode tertentu, dan didalamnya secara implisit terdapat seperangkat aturan untuk melaksanakan perubahan. 2. Memberikan gambaran tentang fenomena tertentu menurut diferensiasi waktu atau memproduksi seperangkat aturan yang bernilai bagi keteraturan sebuah sistem. 3. Memproduksi model yang mempresentasikan data dan format ringkas dengan komplesitas rendah. Dengan demikian, suatu model dapat ditinjau dari aspek mana kita memfokuskan
suatu
pemecahan
permasalahannya.
Pengertian
model
pembelajaran dalam konteks ini, merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi pendidikan dan teori belajar, yang direncanakan berdasarkan proses analisis yang diarahkan pada implementasi KTSP dan implikasinya pada tingkat operasional dalam pembelajaran.
25
Model mengajar dapat diartikan sebagai suatu rencana atau pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, mengatur materi pembelajaran dan memberi petunjuk kepada pengajar didalam kelas dalam setting pengajaran. Untuk menetapkan model mengajar yang tepat, merupakan suatu pekerjaan yang tidak mudah, karena memerlukan pemahaman yang mendalam mengenai materi yang akan diberikan dan model mengajar yang dikuasai (Utomo, 2010:40). Memilih suatu model mengajar, harus juga disesuaikan dengan realitas yang ada dan situasi kelas yang akan dihasilkan dari proses kerjasamanya yang dilakukan antara guru dan peserta didik. Meskipun dalam menentukan model mengajar yang cocok itu tidak mudah, tetapi guru harus memilih asumsi, bahwa hanya ada model mengajar yang sesuai dengan model belajar. Apabila guru mengharapkan peserta didiknya menjadi produktif, maka guru harus membiarkannya dia berkembang sesuai dengan gayanya masing-masing. Guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam proses belajar peserta didik(Utomo, 2010:41). Model-model pengajaran merupakan hasil dari perjuangan para guru yang telah berhasil membuat jalan baru bagi kita untuk melakukan penelitian. Semua guru membuat sebuah reportoar tentang berbagai praktik pengajaran agar
mereka
berinteraksi
dengan
para
siswa
dan
mempertajam
lingkungan/suasana saat mengajar siswi-siswinya. Beberapa praktik ini menjadi sasaran kajian formal, diteliti dan dipoles sehingga menjadi modelmodel yang dapat kita gunakan dalam mengembangkan skill-skill propesional
26
untuk tugas-tugas pengajaran. Model-model pengajaran sebenernya juga bisa dianggap sebagai model-model pembelajaran. Saat kita membantu siswa memperoleh informasi, gagasan, skill, nilai cara berfikir, dan tujuan mengekspresikan diri mereka sendiri, kita sebenarnya tengah mengajari mereka untuk belajar. Pada hakikatnya, hasil intruksi jangka panjang yang paling penting adalah bagaimana siswa mampu meningkatkan kapabilitas mereka untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih efektif pada masa yang akan datang, baik karena pengetahuan dan skill yang mereka peroleh maupun karena penguasaan mereka tentang proses belajar yang baik (Joyce, 2009:6-7). Bruce Joyce, dkk (2009) dalam bukunya Models of Teaching, modelmodel pengajaran di kelompokkan ke dalam empat kelompok pengajaran yang para anggotanya memiliki orientasi pada (sikap) manusia dan bagaimana mereka belajar. Kelompok-kelompok tersebut adalah:
Kelompok Model Pengajaran Memproses Informasi (the informationprocessing family)
Kelompok Model Pengajaran Sosial (the social family)
Kelompok Model Pengajaran Personal (the personal family)
Kelompok Model Pengajaran Sistem Perilaku (the behavioral system family) Pada kegiatan lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai
sumber, bukti dan fakta sejarah langsung. Misalkan saja sumber lisan, dimana siswa dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah. Kemudian
27
siswa menyaksikan secara langsung jejak-jejak sejarah berupa bangunanbangunan bersejarah serta monumen peringatan. Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan model lawatan sejarah ini, pertama adalah kegiatan pembelajaran teori yang dilakukan oleh guru di dalam kelas pada pertemuan pertama. Kemudian pada jam mata pelajaran siswa diajak ketempat bersejarah, tetapi jam mata pelajaran nantinya akan di ambil jam pelajara terakhir. Pada pertemuan kedua di dalam kelas dilakukan evaluasi terhadap kegiatan yang telah dilakukan. Lawatan sejarah di lakukan di situs sejarah yang berada di Kabupaten Magelang. Situs sejarah adalah daerah dimana ditemukan benda-benda purbakala. Benda-benda purbakala tersebut di antaranya: istana-istana, makam, masjid dan candi. Situs di Kabupaten Magelang banyak sekali peninggalan-peninggalan terutama candi-candi yang bercorak Hindu dan Buddha. Candi adalah bangunan keagamaan yang dipengaruhi oleh kebudayaan India yang berintikan alam pikiran Hindu dan Buddha. Sifat keagamaan dan kesakralan candi bagi masyarakat masa lampau dapat dilihat dari arsitektur dan maknanya. Candi juga berfungsi sebagai tempat beribadah agama Hindu dan Buddha dan sebagai tempat memuliakan raja yang sudah meninggal. Candi-candi peninggalan agama Hindu Budha yang di gunakan sebagai lawatan sejarah yaitu Candi Mendut, Candi Ngawen, dan Candi Pawon. Ketiga candi tersebut terletak di Kabupaten Magelang. Setiap candi memiliki karateristik yang berbeda-beda. Dengan adanya model pembelajaran
28
lawatan sejarah maka siswa akan dapat mengetahui bukti sejarah dan fakta secara langsung. Melawat ke masa lampau perjalanan bangsa ini, berarti pula kita dapat memupuk
terus
sumber
motivasi
membangun
kebersamaan
untuk
kesejahteraan bersama. Dalam konteks belajar sejarah, kebersamaan menjadi prioritas yang dibangun melalui komitmen dan tindakan nyata. Dalam konteks inilah jaringan ke Indonesiaan dapat pula kita lacak melalui situs-situs bangunan bersejarah dan lingkungan masyarakat tempatan. Bahkan melalui tradisi lisan atau sejarah lisan yang menyimpan kenangan tentang pejuang atau tokoh dapat pula kita telusuri kembali asal usulnya. Sebagai sebuah contoh dalam kegiatan ini misalnya pada tahun 2006, dilaksanakan program lawatan sejarah ke Propinsi Bangka Belitung. Peserta yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia setelah diseleksi diajak untuk mengikuti program lawatan sejarah selama 5 hari. Bangka Belitung mempunyai peran yang sangat besar dalam menentukan nasib negara Indonesia. Setelah Yogyakarta diserang oleh Belanda, Sukarno Hatta ditangkap dan diasingkan. Soekarno dan Agus Salim tiba di Pelabuhan Pangkalbalam (Bangka) pada 5 Februari 1949, dari pengasingannya di Parapat dengan pesawat Catalina untuk bergabung dengan tokoh-tokoh lain yang diasingkan ke Bukit Menumbing Bangka. Selama di pengasingan ini Soekarno dan tokoh-tokoh lainnya seperti Agus Salim, Soepomo, dr. J. Leimena mengadakan perundingan dengan Belanda dari perundingan di Pangkalpinang inilah kemudian lahir perundingan Roem Royen pada 7 Mei 1949. Atas dasar
29
perundingan inilah kemudian Soekarno dan Hatta pada tanggal 6 Juli 1949 kembali ke Yogyakarta. Dan Bung Karno mengatakan bahwa pada saat ini “dari Pangkalpinang pangkal kemenangan bagi perjuangan”. Selain itu Bangka Belitung mempunyai tempat-tempat bersejarah yang sangat beragam. Pada tahun 1770 Sultan Palembang Darussalam Mahmud Badaruddin II mendatangkan pekerja-pekerja Cina untuk menambang timah guna meningkatkan produksi Timah di Pulau Bangka. Sejak itulah mulai berdatangan orang-orang Cina dari Siam, Cina Selatan, Malaka. Para pekerja Cina ini kemudian membentuk komunitas tersendiri dan mengadakan perkawinan dengan penduduk asli Bangka. Sehingga di Pangkal Pinang banyak terdapat kelenteng dan bangunan berasitektur Cina. Selama mengikuti kegiatan lawatan sejarah di Pulau Bangka, peserta diajak untuk mengunjungi tempat-tempat bersejarah tidak hanya yang bersifat death monument tetapi juga komunitas-komunitas penduduk baik kampung Cina maupun Islam. Karena kegiatan ini dibiayai oleh pemerintah tentu peserta seolah-olah dimanjakan baik tempat penginapan maupun transportasi dan fasilitas lainnya (Lestariningsih dalam makalah seminar nasional 2007). Dalam kegiatan lawatan sejarah untuk kegiatan pembelajaran ini letak perbedaanya adalah tempat, ruang lingkup, peserta, serta biaya pelaksanaan, kalau kegiatan lawatan yang telah dipaparkan sebelumnya adalah merupakan program pemerintah dimana ruang lingkupnya adalah nasional, pesertanya adalah siswa yang terpilih dari berbagai sekolah, serta biaya sepenuhnya di tanggung oleh pemerintah. Sedangkan lawatan sejarah dalam pembelajaran ini
30
ruang lingkupnya adalah lokalitas, dengan maksud memperkenalkan peninggalan bersejarah yang ada di sekitar lingkungan siswa. Pelaksanaannya secara konseptual tidak jauh berbeda, yaitu mengunjungi tempat-tempat bersejarah. Selain itu kreatifitas guru dalam pelaksanaan model lawatan sejarah sangat diperlukan agar kegiatan ini bisa menarik minat siswa dalam mempelajari bidang studi sejarah/pelajaran sejarah yang selama ini di ajarkan. F. Kerangka Berpikir Pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 Magelang masih menggunakan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru seperti metode ceramah konvensional, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh setelah mengalami aktivitas belajar sehingga aktivitas belajar siswa mempengaruhi tinggi rendahnya hasil belajar siswa. Rendahnya hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor dari dalam (internal) maupun faktor dari luar (eksternal). Menurut Syaodih Sukmadinata (2009: 162-165) yang termasuk faktor internal adalah faktor fisiologis dan psikologis (misalnya kecerdasan motivasi berprestasi dan kemampuan kognitif), sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah faktor lingkungan dan instrumental (misalnya guru, kurikulum, dan model pembelajaran). Salah satu faktor yang paling berpengaruh adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan hasil belajar sejarah adalah model pembelajaran yang dipadukan dengan metode pembelajaran inovatif yang memiliki komponen
31
yang disusun berdasarkan teori belajar serta dirancang untuk mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu model lawatan sejarah. Model lawatan sejarah ini, siswa di perkenalkan mengenai sumber, bukti dan fakta sejarah secara langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya berpanduan pada buku saja melainkan melakukan kegiatan lawatan ini sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
32
Kerangka berpikir penelitian pegaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap hasil belajar siswa ditunjukkan pada Gambar 1:
PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH
1. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang inovatif. 2. Siswa hanya berpedoman pada buku saja. MODEL LAWATAN SEJARAH
1. Siswa di perkenalka n mengenai sumber dan fakta secara langsung.
1. Siswa cepat merasa jenuh saat mengikuti pembelajaran sejarah. 2. Hasil belajar siswa belum optimal.
HASIL BELAJAR SISWA MENJADI OPTIMAL
Gambar 1. Kerangka Berpikir penelitian pengaruh penggunaan model lawatan sejarah terhadap hasil belajar siswa.
G. Hipotesis
33
Hipotesis mengandung pengertian suatu pendapat yang kebenarannya masih harus dibuktikan terlebih dahulu. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: 1.Ho Tidak ada pengaruh hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah. 2. Ha Ada pengaruh signifikan hasil belajar sejarah siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah.
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh dalam melaksanakan penelitian. Untuk mendapatkan hasil yang optimal maka penelitian harus
berdasarkan
pada
metode
yang
dapat
dipertanggung
jawabkan
kebenarannya meliputi: A. Pendekatan Penelitian Penelitian yang akan dilakukan merupakan jenis penelitian Quasi Eksperimen. Quasi Eksperimen merupakan metode eksperimen yang mengikuti prosedur dan memenuhi syarat eksperimen seperti kelompok kontrol, pemberian perlakuan, serta pengujian hasil. Namun dalam pengontrolan variable hanya dilakukan terhadap satu variable yang dipandang paling dominan (Sukmadinata,2009: 58-59). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif jenis eksperimen. Sugiyono (2012: 72) menyatakan bahwa penelitian eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Menurut Margono (2009: 110) penelitian eksperimen merupakan
suatu
percobaan
yang
dirancang
secara
khusus
guna
membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Penelitian ini membagi kelompok menjadi dua, yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Satu kelompok diberi perlakuan khusus
34
35
tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan sebagai pembanding (Margono,2009:110). Kelompok eksperimen merupakan kelompok yang mendapat perlakuan, yakni dengan menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah dalam pembelajaran sejarah. Kelompok kontrol adalah sebagai kelompok pembanding untuk kelompok eksperimen. Kelompok kontrol menggunakan metode ceramah. Perbandingan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar peserta didik. Penelitian eksperimen ini menggunakan desain Nonequivalent Control Group Design, desain ini hampir sama dengan Pretest-Posttes Control Grup Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2012: 116). Tabel 1. Desain Penelitian Eksperimen Kelompok Eksperimental Kontrol Keterangan :
Pre-Test
Treatment X -
Post-Test
: Pre-Test Kedua Kelompok : Post-Test Kedua Kelompok X : Treatment atau perlakuan (Model Pembelajaran Lawatan Sejarah) Dalam penelitian ini terdapat dua kelompok yang akan diteliti, yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Prosedur penelitian ini meliputi langkahlangkah sebagai berikut: 1. Mengambil 2 kelas penelitian, yaitu 1 kelas sebagai kelas kontrol dan 1 kelas eksperimen.
36
2. Menyusun intrumen penelitian yang meliputi Perangkat Pembelajaran, lembar kerja siswa, lembar observasi, soal Pre-Test dan Post-Test. 3. Melakukan uji coba perangkat test, serta menghitung validitas dan realiabilitas. 4. Memberikan Pre-Test pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 5. Memberikan
perlakuan
sebanding,
pada
kelompok
eksperimen
pembelajaran dilakukan dengan model pembelajaran Lawatan Sejarah. 6. Memberikan Post-Test pada kedua kelompok. 7. Hitung
perbedaan
antara
hasil
Pre-Test
dan
Post-Test
-masing kelompok. 8. Perbandingan perbedaan-perbedaan tersebut, untuk menentukan apakah penerapan perlakuan X itu berkaiatan dengan perubahan yang lebih besar pada kelompok eksperimental. 9. Uji hipotesis (Uji-t, Uji Regresi) untuk menentukan apakah ada pengaruh dalam hasil tes itu yang signifikan. B. Populasi Penelitian Populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan seluruh peserta didik kelas VII SMP Negeri 3 Magelang tahun ajaran 2014/2015 sebagai populasi penelitian. Peserta didik kelas VII terdiri atas delapan kelas yaitu kelas VII A sampai dengan VII H. Jumlah peserta didik masing-masing kelas adalah sebagai berikut: kelas VII A berjumlah 32 peserta didik, kelas VII B berjumlah 32 peserta didik, kelas VII C berjumlah 31 peserta didik, kelas VII D berjumlah 31 peserta didik,
37
kelas VII E berjumlah 30 peserta didik, kelas VII F berjumlah 30 peserta didik, kelas VII G berjumlah 30 peserta didik, dan kelas VII H berjumlah 29 peserta didik. Meskipun terdiri atas beberapa kelas yang berbeda, seluruh kelas sebagai
kelas
populasi
tersebut
merupakan
satu
kesatuan,
karena
keseluruhannya mempunyai kesamaan-kesamaan, yaitu peserta didik tersebut berada dalam tingkat yang sama, yaitu kelas VII, peserta didik tersebut berada dalam semester yang sama yaitu semester 2, peserta didik tersebut mendapatkan pengajaran yang sama dengan kurikulum SMP Negeri 3 Magelang dengan guru pengajar yang sama. C. Sampel Penelitian Sampel adalah sebagian atau wakil dari yang diambil dari populasi dan yang nantinya akan diteliti (Arikunto, 2010: 130). Dinamakan penelitian sampel apabila kita bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau dapat menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Sampling Purposive. Teknik ini dipakai karena pengambilan sampel tidak memberi peluang/ kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu. Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas yang diambil dengan tekhnik Sampling Purposive (purposif sampel).
38
D. Variabel Penelitian Variabel merupakan objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian dalam satuan penelitian. 1. Variabel bebas Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variable terikat (Arikunto,2009:119). Variable bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan adalah pembelajaran Lawatan Sejarah. 2. Variabel Terikat Variabel terikat adalah variabel akibat adanya variabel bebas (Arikunto,2009:119). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar peserta didik yang berupa nilai tes mata pelajaran sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Magelang tahun ajaran 2014/2015 yang diperoleh setelah proses pembelajaran. E. Teknik Pengumpulan Data Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan (Sanjaya, 2006:205). 1. Observasi Metode observasi ini digunakan untuk mengambil data aktifitas siswa dalam pembelajaran yang dijadikan sampel peneliti yaitu kelas VII D dan VII E. Selain itu observasi juga dilakukan untuk mendapatkan data kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran.
39
2. Dokumentasi Metode dokumentasi digunakan untuk mendapatkan daftar nama dan jumlah siswa yang akan menjadi kelas sampel. Disamping itu untuk mendapatkan nilai ulangan blok semester ganjil pada kelas VII. Skor inilah yang akan dimanfaatkan untuk menguji sampel pada tahap pendahuluan (sebelum perlakuan). 3. Tes Metode tes adalah pengumpulan data yang bertujuan untuk mengetahui hasil dari perlakuan. Menurut Nana Sudjana, tes sebagai penelitian adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapatkan jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan) (Sudjana, 2005:35). Metode ini dipilih, karena dianggap sebagai metode yang paling tepat dalam rangka mencari pemecahan yang terdapat dalam penelitian yang menjadi dasar penulisan skripsi ini. Tes yang digunakan pada penelitian ini adalah: a. Pre Test Pre test merupakan uji untuk menyamakan kedudukan masingmasing kelompok sebelum dilakukan eksperimen pada sampel penelitian. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai nilai pre test yaitu hasil pre test siswa kelas VII D dan VII E sebelum diberikan perlakuan.
40
b. Post Test Post test merupkan uji akhir eksperimen atau tes akhir, yaitu tes yang dilaksanakan setelah eksperimen. Tujuan post test ini adalah untuk mendapatkan bukti pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. Langkah-lagkah penyusunan perangkat tes antara lain sebagai berikut: 1) Menentukan materi pelajaran 2) Menentukan alokasi waktu 3) Membuat kisi-kisi soal 4) Membuat perangkat tes, yakni dengan menulis petunjuk/pedoman mengerjakan serta membuat kunci jawaban 5) Menganalisis hasil tes F. Uji Coba Instrumen Uji coba instrument penelitian dilakukkan setelah perangkat tes tersusun. Hal ini bertujun untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran soal, daya beda soal, dan reliabilitas. Setelah perangkat tes diuji cobakan, langkah selanjutnya dilakukan analisis. Analisis dilakukan dengan tujuan supaya instrumen yang dipakai untuk memperoleh data benar-benar dapat dapat dipercaya. Analisis perangkat uji coba meliputi:
41
1) Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 2009:64). Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrmen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2009:69). Pengujian validitas internal dapat menggunakan dua cara, yaitu analisis faktor dan analisis butir. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisis butir dengan menyekor soal yang kemudian ditabulasi dan dimasukkan dalam rumus korelasi product moment, dengan rumus :
rxy
N XY - X Y
N X
2
X
rxy = koefisien korelasi x dan y N = Jumlah responden X = Jumlah skor butir soal Y = Jumlah skor total yang benar (Arikunto, 2009:70).
2
N Y
2
Y
2
42
Hasil perhitungan validitas soal adalah sebagai berikut: Tabel 2. Hasil Perhitungan Validitas Soal Kriteria
No butir soal
Jumlah
Valid
2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
30
19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Tidak
1, 5, 6, 9, 10, 18, 21, 22, 24, 31
10
valid Perhitungan validitas soal dapat dilihat pada lampiran 14. 2. Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut dapat memberikan hasil yang tetap (Arikunto, 2009:86). 2 k S pq r11 S2 k -1
keterangan: r11
: reliabilitas tes secara keseluruhan
p
: proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
: proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = p - 1)
k
: banyaknya butir soal
S
: standar deviasi dari tes (akar dari varians)
43
Berdasarkan perhitungan reliabilitas diperoleh harga r
11
sebesar
0.828 harga r tersebut terletak pada interval 0,80 ≤ r < 1,00 termasuk 11
11
kategori reliabilitas sangat tinggi. Perhitungan realibilitas selengkapnya dapat dilihat di lampiran 10 3. Daya Pembeda Soal Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah). Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Indeks diskriminasi ini berkisar antara 0,00 – 1,00 (Arikunto, 2009:211). Daya pembeda soal dari masing-masing soal digunakan dengan tujuan untuk mengetahui kualitas soal tersebut dalam membedakan siswa yang pandai dengan siswa yang tidak pandai. Langkah-langkah untuk menghitung daya pembeda soal adalah sebagai berikut: a. Merangking skor hasil tes uji coba, yaitu megurutkan hasil tes siswa mulai dari skor tertinggi sampai dengan skor terendah. b. Mengelompokkan seluruh peserta tes menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah. Untuk menghitung daya pembeda soal pilihan ganda dapat digunakan rumus sebagai berikut DP
JB JBB JBA JBB atau DP A JSA JSB
Keterangan:
(Arikunto, 2009:214).
44
JBA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar. JBB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar. JSA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan salah. JSB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan salah.
Klasifikasi daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: DP = 0,00 adalah sangat jelek 0,00 < DP ≤ 0,20 adalah jelek 0,20 < DP ≤ 0,40 adalah cukup 0,40 < DP ≤ 0,70 adalah baik 0,70 < DP ≤ 1,00 adalah sangat baik (Arikunto, 2009: 218) Hasil perhitungan daya pembeda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Perhitungan Daya Beda Soal Kriteria DP
No Butir Soal
Jumlah
Sangat Jelek
-
-
Jelek
31
Cukup
2, 5, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 34, 35, 37, 38, 39, 40 3, 4, 8, 19, 28, 30, 32, 36
Baik
1
1
Sangat baik
8
-
-
Perhitungan tentang daya pembeda soal dapat dilihat pada lampiran 14. 4. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar, dengan perhitungan tingkat kesulitan soal dapat diketahui soal yang mudah atau sukar yang ditujukan dengan indeks kesukaran soal.
45
Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) (Arikunto, 2009:207-208). Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut: IK =
JB A JB B JS A JS B
Keterangan: IK
: Tingkat kesukaran
JBA : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok atas JBB : Jumlah yang benar pada butir soal kelompok bawah JSA
: Banyaknya siswa pada kelompok atas
JSB
:
Banyaknya siswa pada kelompok bawah
Indeks kesukaran dapat diklasifikasikan sebagai berikut: IK = 0,00 adalah soal terlalu sukar 0,00 < IK ≤ 0,30 adalah soal sukar 0,30 < IK ≤ 0,70 adalah soal sedang 0,70 < IK ≤ 1,00 adalah soal mudah (Arikunto, 2009:210). Tabel 4. Hasil Perhitungan Tingkat Kesukaran Kriteria Sukar Sedang
No. Butir Soal
Jumlah
4, 5, 13, 18, 28, 31
6
2, 3, 6, 8, 9, 10, 11, 12, 15, 17, 21, 22,
16
25, 32, 36, 37, Mudah
1, 7, 14, 16, 19, 20, 23, 24, 26, 27, 29,
18
30, 33, 34, 35, 38, 39, 40 Perhitungan tentang tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada lampiran 14. Berdasarkan hasil analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal maka jumlah soal yang memenuhi kriteria sebagai
46
alat ukur sebanyak 30 butir yaitu soal nomor 2, 3, 4, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 19, 20, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40. G. Teknik Analisis Data Dalam penelitian yang dilaksanakan, analisis data terbagi menjadi tiga tahap yaitu, analisis data populasi, analisis tahap awal, dan analisis tahap akhir. 1. Analisis Data Populasi Analisis data populasi ini dilakukan sebelum peneliti mengambil sampel dari populasi. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah populasi yang digunakan sebagai objek penelitian yang memiliki keadaan awal yang sama yaitu bersifat homogen. Data yang digunakan bisa menggunakan nilai harian sebelumnya. 2. Analisis Tahap Awal Analisis tahap awal dilakukan sebelum penelitian dimulai atau sebelum peneliti memberikan perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelas kontrol. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal kelas sampel, apakah berada dalam kondisi awal yang sama atau tidak. Data yang digunakan dalam analisis ini adalah data hasil nilai pre test sejarah.
3. Analisis Tahap Akhir Analisis tahap akhir ini dilakukan guna untuk menguji hipotesis
47
penelitian. Data yang digunakan bersumber pada hasil post test terhadap kelas eksperimen dan kelas kontrol. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini dilakukan untuk mengetahui data nilai tes hasil belajar siswa berdistribusi normal atau tidak, sehingga dapat ditentukan statistik yang akan digunakan dalam mengolah data. Jika data berdistribusi normal, maka uji hipotesis menggunakan statistic parametik. Jika data tidak berdistribusi normal, maka statistic yang digunakan adalah statistic non parametik. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS versi 21 dengan uji One Sample Kolmogorof-Smirnov Test. Hipotesis dalam pengujian ini adalah : data berdistribusi normal : data tidak berdistribusi normal. Kaidah pengambilan keputusan: Jika Sig > 0,05, maka Ha diterima yang berarti data berdistribusi normal, Jika Sig < 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data berdistribusi tidak normal.
b. Uji Kesamaan Dua Varian (Uji Homogenitas)
48
Langkah ini bertujuan untuk mengetahui homogenitas data hasil belajar sejarah pokok bahasan pergerakan nasional pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum perlakuan. Perhitungan uji homogenitas dilakukan dengan uji Levene Test dengan menggunakan program SPSS. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: :
=
(varians homogen)
:
(varians tidak homogen)
Dengan kritria: Jika Sig > 0,05, maka Ha diterima yang berarti data homogen, Jka Sig < 0,05, maka Ha ditolak yang berarti data tidak homogen. c. Uji Hipotesis 1) Uji T Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar sejarah di kelas eksperimen. Apakah hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari pada kelas kontrol. Dalam uji hipotesis ini menggunakan One Sample Test. Hipotesis yang digunakan alam uji anova adalah sebagai berikut: : Tidak ada perbedaan rata-rata nilai antara siswa yang diberikan model pembelajaran Lawatan Sejarah. : Ada perbedaan
rata-rata nilai antara siswa yang diberikan
model pembelajaran Lawatan Sejarah.
49
Uji One Sample Test analisis menggunakan program SPSS 21 dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha jika Sig. (2-tailed) lebih dari 0,05. 2) Uji Regresi Untuk menguji adanya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah
digunakan rumus sebagai
berikut: Persamaan regresi: ̂ = a+bx Keterangan: ̂ = subyek dalam variable dependen yang diprediksikan a = harga Y ketika harga x = 0 (harga konstan) b = angka arah koefisien regresi x = subyek pada variable independen yang mempunyai nilai tertentu Persamaan ini menggunkan program SPSS 21 dengan analisis linear. Persamaan regresi bisa dilihat dari tabel Unstandardized Coefficients B. a) Uji Keberartian Uji hipotesis ini bertujuan untuk mengetahui berarti atau tidak berartinya koefisien arah regresi. Hipotesis yang digunakan dalam uji keberartian adalah sebagai berikut: H0 : koefisien arah regresi tidak berarti Ha : koefisien arah regresi berarti
50
Uji keberartian ini menggunkan program SPSS 21 dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha, Jika Fhitung > Ftabel dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi
= 5%, maka Ha diterima. Jadi koefisien arah regresi
berarti. Sedangkan jika Fhitung < Ftabel dengan df pembilang = 1 dan df penyebut = (n-2) dengan taraf signifikansi
= 5%, maka Ha ditolak.
Jadi koefisien arah regresi tidak berarti b) Uji Linearitas Regresi Uji linearitas regresi
ini bertujuan untuk mengetahui
persamaan garis regresi linear atau tidak linear. Dalam uji linearitas regresi ini menggunakan uji analisis regresi linear sederhana. Hipotesis yang digunakan dalam uji analisis regresi linear sederhana adalah sebagai berikut: : Persamaan garis regresi tidak membentuk linear : Persamaan garis regresi membentuk linear Uji regresi linear analisis menggunakan program SPSS 21 dengan hipotesis seperti diatas, dengan kriteria diterima Ha jika Sig. kurang dari 0,05. c) Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana Uji koefisien korelasi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat. Uji koefisien korelasi ini menggunakan program SPSS 21 dengan analisi
51
regresi linear. Dilihat tabel ANOVA terdapat nilai R Square atau koefisien determinasi (KD) yang menunjukkan seberapa bagus model regresi yang dibentuk oleh interaksi variable bebas dan variable terikat.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambar Umum Lokasi Penelitian Gedung SMP Negeri 3 Magelang didirikan di atas areal tanah seluas ± 6088
di Jl Elo Jetis Nomor 33 Kodya Magelang. Ruang kelas
terdiri dari 24 ruangan. Ruangan tersebut digunakan untuk menampung kelas VII A s/d VII H, VIII A s/d VIII H dan IX A s/d IX H. Ukuran ruang kelas rata-rata 9 x 7 m2. Sekolah
ini
memiliki
fasilitas
yang
menunjang
kegiatan
pembelajaran maupun kegiatan sekolah lainnya antara lain gedung kelas, labolatorium, masjid, rumah dinas, kantor, WC, lapangan basket/upacara, lapangan olah raga, area parkir, dan beberapa fasilitas lainnya. Keadaan gedung yang ada di SMP Negeri 3 Magelang baik kondisi kelas, kantor, masjid maupun perpustakaan cukup baik. SMP Negeri 3 Magelang telah menerapkan pembelajaran berbasis multimedia. Oleh karena itu, setiap kelas di SMP Negeri 3 Magelang telah dilengkapi LCD Projector. Disamping itu, untuk mendukung pembelajaran berbasis multimedia tersebut, SMP Negeri 3 Magelang memiliki dua laboratorium computer, satu laboratorium computer untuk siswa dan satu laboratorium untuk guru. SMP Negeri 3 Magelang
juga dilengkapi
dengan hotspot area untuk menunjang kegiatan pembelajaran.
52
53
Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Magelang dapat dikatakan cukup lengkap. SMP Negeri 3 Magelang memiliki 24 ruang kelas terdiri dari 8 kelas VII, 8 kelas VIII dan 8 kelas IX. 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang Tata Usaha (TU), 1 ruang BK, 1 ruang OSIS, 1 ruang pramuka, 1 ruang serbaguna, 5 laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang koperasi sekolah, 1 mushola, aula dan beberapa kamar mandi guru dan siswa. Prestasi SMP Negeri 3 Magelang tidak kalah dengan sekolah lain. Sekolah ini mampu meraih prestasi yang baik melalui prestasi akademik, olahraga, dan seni berhasil diraih siswa siswi SMP Negeri 3 Magelang. Serta diadakan kegiatan ekstrakulikuler mulai dari kegiatan olah raga, akademik, MTQ, PMR, Pramuka dan kesenian. Kemampuan guru dalam mengelola dan menyampaikan materi didalam kelas juga sangat membantu dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.SMP Negeri 3 Magelang terletak di Jl. Jl Elo Jetis Nomor 33 Kodya Magelang. Batasbatas lahan SMP Negeri 3 Magelang diantaranya sebelah utara Jalan Elo Jetis dan rumah warga, sebelah barat rumah warga Menowo, sebelah timur perumahan dan rumah warga, sebelah selatan Jalan Cemara 7 dan rumah warga Menowo. Kebersihan di lingkungan SMP Negeri 3 Magelang memiliki tingkat kebersihan yang sangat baik. Setiap pagi dan pada jamjam tertentu (misalnya saat istirahat dll) petugas kebersihan selalu membersihkan lingkungan sekolah. Di setiap kelas juga dibentuk regu piket harian untuk membersihkan kelas sehingga kebersihannya memang
54
sangat terjaga. Di setiap depan ruangan terdapat tempat sampah dan beberapa kelas terdapat tempat cuci tangan (wastafel) di bagian depan. Kondisi taman dan kebun juga rapi dan menambah kesan asri di SMP Negeri 3 Magelang. Di setiap depan ruangan disediakan tempat sampah yang menyebabkan tidak ada sampah yang tercecer sembarangan. Yang juga menarik dari SMP Negeri 3 Magelang, di bagian belakang perpustakaan ada sebuah kolam ikan yang dibuat dengan memanfaatkan air dari selokan yang cukup bersih dan banyak debitnya. Kondisi kebersihan kelas juga sudah cukup baik karena sebelum pulang sekolah para siswa biasanya membersihkan kelas. Namun berdasarkan hasil interview kepada siswa bahwa ternyata masih banyak siswa yang membuang sampah sembarangan. Walaupun SMP Negeri 3 Magelang dikelilingi jalan umum, namun tingkat pengguna jalan di sekitar sekolah terbilang cukup sepi sehingga tingkat kebisingan rendah. Hal ini membuat suasana KBM tetap berjalan dengan baik dan nyaman, tidak terganggu suara bising kendaraan yang lalu-lalang. SMP Negeri 3 Magelang memiliki visi dan misi. Visi SMP Negeri 3 Magelang adalah Disiplin, Bermutu dan Berbudi Pekerti Luhur. Sedangkan misi dari SMP Negeri 3 Magelang meliputi: mengadakan kegiatan
yang
berkaitan
dengan
profesi
masing-masing
bidang,
mensukseskan manajemen berbasis sekolah, meningkatkan peran dan fungsi komite sekolah, melaksanakan pengembangan kurikulum satuan pendidikan, melaksanakan peningkatan sarana pendidikan, melaksanakan
55
pengembangan system penilaian, melaksanakan peningkatan kualitas SDM, meningkatkan mutu bidang akademik dan non akademik, meningkatkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan lingkungan yang bersih dan sehat. 2. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang terbagi menjadi dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Januari-21 Februari 2015 bertempat di SMP N 3 Magelang, pada siswa kelas VII mata pelajaran Sejarah. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling Purposive. di mana pengambilan sampel dengan memilih dua kelas berdasarkan pertimbangan tertentu. a. Pembelajaran pada Kelas Eksperimen Pada penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas VII E. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka guru mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan pada saat pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil dari pre test tersebut, diperoleh untuk kelas eksperimen mendapat nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 61,6667. Proses pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah. Setelah dilakukan pre test kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tentang metode pembelajaran yang akan dipakai dalam pembelajaran sejarah dan sedikit masuk ke materi
56
pelajaran
yang
membahas
tentang
perkembangan
masyarakat,
kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha serta peninggalan-peninggalannya pembelajaran
Lawatan
dengan Sejarah..
menggunakan
Lawatan
Sejarah
model tersebut
mengunjungi tiga Candi di Jawa Tengah yaitu Candi Ngawen, Candi Mendut dan Candi Pawon. Sebelum melaksanakan kegiatan lawatan siswa sudah di beritahu terlebih dahulu bahwa materi pelajaran sejarah akan di lakukan di luar kelas. Pada saat Lawatan Sejarah guru menyampaikan materi perkembangan Hindu Buddha di Indonesia meliputi perkembangan agama Hindu Buddha, persebaran Budaya Hindu Buddha di Indonesia, peta jalur masuk dan persebaran budaya Hindu Buddha di Indonesia, perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia dan peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha di Indonesia. Lawatan sejarah di laksanakan ditiga candi yaitu Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon. Sebelum pemberangkatan menuju situs yang akan dituju siswa dikondisikan terlebih dahulu. Candi pertama yang dikunjungi Candi Ngawen. Pada saat di Candi Ngawen guru menyampaikan materi selain itu juga guru menjelaskan sejarah tentang Candi Ngawen . Setelah Candi Ngawen Lawatan Sejarah di laksanakn di Candi Mendut dan yang terakhir di Candi Pawon. Jadi setiap mengunjungi situs guru menyampaikan materi serta menjelaskan
57
situs-situs yang dikunjungi. Materi mengenai Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon terdapat pada lampiran 26. Pada pertemuan kedua, guru mengulas materi yang di sampaikan saat lawatan sejarah, setelah itu guru memberikan post test kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan yaitu
model pembelajaran Lawatan Sejarah. Guru bersama siswa
mencocokkan post-test dan mengambil nilai kognitif siswa. Guru mengumumkan nama siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan penghargaan dan pujian kepada siswa yang mendapat nilai terbaik dan memberikan masukan agar lebih meningkatkan prestasinya. Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 96,66 dan nilai terendah 73,33 dengan rata-rata 83,33. Jadwal kegiatan lawatan terdapat pada Lampiran 25. b. Pembelajaran pada kelas Kontrol Pada penelitian ini yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VII D. Sebagai tolak ukur nilai awal sebelum dikenakan perlakuan, maka guru mengadakan pre test terlebih dahulu. Pre test ini dilakukan pada saat pertemuan pertama. Setelah diadakan pre test kemudian hasil dari pre test tersebut, diperoleh untuk kelas kontrol mendapat nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 40 dengan rata-rata 63,87. Proses pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah dilakukan pre test kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tentang sub-materi tentang perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada
58
masa Hindu Buddha serta peninggalan-peninggalannya menggunakan metode ceramah. Pada pertemuan kedua, Guru mengajar sub-materi tentang persebaran Budaya Hindu Buddha di Indonesia menggunakan metode ceramah dengan bantuan media power point. Selama proses pembelajaran juga dengan tanya jawab dengan siswa tentang materi tersebut. Pada pertemuan ketiga, masih sama dengan pertemuan kedua yaitu guru mengajar dengan metode ceramah tentang sub-materi peta jalur masuk dan persebaran budaya Hindu Buddha di Indonesia dan perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia dan peninggalanpeninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha di Indonesia. Guru menjelaskan materi dengan bantuan media power point dan melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi yang sedang dipelajari. Pada pertemuan keempat, guru memberikan post test kepada siswa untuk mengukur kemampuan siswa setelah diberikan perlakuan yaitu dengan metode ceramah. Guru bersama siswa mencocokkan post-test dan mengambil nilai kognitif siswa. Guru mengumumkan nama siswa yang mendapatkan nilai terbaik. Guru memberikan penghargaan dan pujian kepada siswa yang mendapat nilai terbaik dan memberikan masukan agar lebih meningkatkan prestasinya. Dari hasil post test diperoleh nilai tertinggi 93,33 dan nilai terendah 60 dengan rata-rata 77,22.
59
3. Analisis Data a) Analisis Data Populasi Analisis data populasi dilakukan sebelum penelitian. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui adanya kesamaan kondisi awal populasi. Data yang digunakan adalah nilai ulangan harian sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. 1) Uji Normalitas Populasi Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau
tidak. Hasil uji
normalitas data nilai ujian akhir semester sejarah dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Populasi Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic Df VII A .209 30 .002 .891 30 VII B .208 30 .002 .891 30 VII C .203 30 .003 .882 30 VII D .194 30 .006 .896 30 VII E .182 30 .013 .902 30 VII F .166 30 .035 .904 30 VII G .201 30 .003 .886 30 VII H .178 30 .017 .895 30 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Sig. .005 .005 .003 .007 .009 .010 .004 .006
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
60
Berdasarkan perhitungan untuk data populasi diperolah nilai sig untuk tiap-tiap kelas > 5% dengan demikian dapat dikatakan data berdistribusi normal. Hasil analisis menyimpulkan data ulangan harian sejarah berdistribusi normal sehingga uji selanjutnya memakai statistik parametrik. 2) Uji Homogenitas Populasi Uji homogenitas populasi dilakukan untuk mengetahui bahwa populasi bersifat homogen. Oleh karena itu sebelum pengambilan sampel dilakukan uji homogenitas dengan
uji levene test
menggunakan program SPSS 21. Hasil uji homogenitas dapat dilihat pada tabel 6. Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Populasi Levene df1 df2 Sig. Statistic 0.43 7 238 .1000 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15. Berdasarkan perhitungan untuk data populasi diperoleh nilai sig untuk tiap-tiap kelas > 5 % dengan demikian dapat dikatakan data bersifat homogen.
b) Analisis Data Tahap Awal Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMP Negeri 3 Magelang tentang pengaruh penggunaan model Lawatan Sejarah
61
terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang tahun pelajaran 2014/2015, di bawah ini dijelaskan hasil penelitian analisis tahap awal. Data yang digunakan untuk melakukan analisis tahap awal adalah data pre test dalam pembelajaran sejarah materi perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu Buddha serta peninggalan-peninggalannya. Gambaran umum hasil nilai kognitif pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Gambaran Umum Hasil Nilai Kognitif Pre Test Kelas Kelas Sumber Variasi Eksperimen Kontrol Jumlah siswa 30,00 31,00 Nilai rata-rata 61,66 63,87 Simpangan baku 10,19 7,40 Nilai tertinggi 80,00 80,00 Nilai terendah 40,00 40,00 Rentang 40,00 40,00 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15. Dari tabel diatas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen = 61,66 , simpangan baku = 10,19, nilai tertinggi = 80,00, dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 40,00. Sedangkan untuk kelas kontrol keterangan nilai rata-rata kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 63,87, simpangan baku = 7,40, nilai tertinggi = 80,00, sedangkan nilai terendahnya adalah 40,00.
62
1) Kelas Kontrol a. Uji Normalitas Data Pre Tes Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau
tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data pre test disajikan pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Pre Test Kontrol 31
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
19.16 2.223 .192 .192 -.181 1.067 .205
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15 . Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai Signifikansi
> 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data
pretest berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik.
63
b. Uji Homogenitas Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat disajikan pada Tabel 9. Tabel 9. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Pre Test Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.328 6 17 .298 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi 0,05. Karena nilai signifikansi
> taraf signifikansi
>
jadi dapat
disimpulkan data awal antara kelas kontrol mempunyai varian yang sama dengan kata lain data pre test homogen. 2) Kelas Eksperimen a) Uji Normalitas Data Pre Tes Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau
tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data pre test disajikan pada Tabel 10.
64
Tabel 10. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Pre Test Pre Test Eksperimen 30 N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
18.50 3.060 .165 .112 -.165
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.903 .388
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data pretest berdistribusi normal. Hasil analisis ini digunakan sebagai pertimbangan dalam analisis selanjutnya dengan menggunakan statistik parametrik. b) Uji Homogenitas Hasil perhitungan uji homogenitas data pre test dapat disajikan pada Tabel 11. Tabel 11.
Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians
Data Pre Test Levene Statistic
df1
df2
1.328 6 17 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Sig. .298
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15.
65
Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi > 0,05. Karena nilai signifikansi
> taraf signifikansi
jadi dapat
disimpulkan data awal antara kelas eksperimen mempunyai varian yang sama dengan kata lain data pre test homogen. c) Analisis Data Tahap Akhir Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil belajar post test aspek kognitif. Gambaran umum hasil kognitif post test kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan pada Tabel 12. Tabel 12. Gambaran Umum Hasil Aspek Kognitif Post Test Sumber Variasi
Kelas Eksperimen
Jumlah siswa 30,00 Nilai rata-rata 83,11 Simpangan baku 6,60 Nilai tertinggi 96,66 Nilai terendah 73,33 Rentang 23,33 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Kelas Kontrol 31,00 77,22 8,12 93,33 60 33,33
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Dari tabel di atas diperoleh keterangan nilai rata-rata kelas eksperimen= 83,11, simpangan baku = 6,60, nilai tertinggi = 96,66 dan nilai terendah pada kelas eksperimen adalah 73,33. Sedangkan untuk kelas kontrol diperoleh keterangan nilai rata–rata = 77,22, simpangan baku = 8,12, nilai tertinggi = 93,33 sedangkan nilai terendahnya adalah 60.
66
1) Kelas Kontrol a) Uji Normalitas Data Post Tes Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau
tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunakan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data post test disajikan pada Tabel 13. Tabel 13. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Post Test Kontrol 31
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
24.94 1.982 .158 .158 -.100 .881 .420
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan perhitungan untuk data pretest diperoleh nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data post test berdistribusi normal. b) Uji Homogenitas Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat disajikan pada Tabel 14.
67
Tabel 14.
Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians
Data Post Test Levene Statistic
df1
df2
Sig.
1.381 4 22 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
.273
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi > 0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat disimpulkan data akhir antara kelas kontrol mempunyai varian yang sama dengan kata lain data post test homogen. 2) Kelas Eksperimen a) Uji Normalitas Data Post Tes Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau
tidak. Analisis
normalitas ini dengan uji One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test menggunkan SPSS 21. Hasil perhitungan uji normalitas data post test disajikan pada Tabel 15.
68
Tabel 15. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Data Post Test Post Test Eksperimen 30
N Normal Parametersa,b Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
23.17 2.437 .141 .094 -.141
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
.771 .592
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan
perhitungan
untuk
data
post
test
diperoleh nilai Signifikansi > 0.05 dengan demikian dapat dikatakan data pretest berdistribusi normal. b) Uji Homogenitas Hasil perhitungan uji homogenitas data post test dapat disajikan pada Tabel 16. Tabel 16. Hasil Perhitungan Uji Kesamaan Dua Varians Data Post Test Levene Statistic
df1
df2
1.328 6 17 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
Sig. .298
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan perhitungan diperoleh nilai signifikansi > 0,05. Karena nilai signifikansi > taraf signifikansi jadi dapat
69
disimpulkan data akhir antara kelas eksperimen mempunyai varian yang sama dengan kata lain data post test homogen. 3) Uji Perbedaan Dua Rata-Rata Hasil perhitungan uji perbedaan dua rata-rata data pre test dapat disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Hasil Perhitungan Uji Perbedaan Dua Rata-Rata data Pre Test Test Value = 0 T
Df
Sig. (2- Mean tailed)
Post
95% Confidence Interval
Difference of the Difference Lower
Upper
70.042 30
.000
24.935
24.21
25.66
52.077 29
.000
23.167
22.26
24.08
Eks Post Kon Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Hipotesis yang digunakan : Ho: Tidak Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Ha: Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan: Dengan tingkat kepercayaan = 95% atau () = 0,05. Banyaknya siswa untuk kelas eksperimen = 30 dan banyaknya siswa untuk kelas kontrol = 31 diperoleh nilai signifikan = 0,00
70
H0 diterima apabila nilai sig > 0,05 H0 ditolak apabila niali sig < 0,05 Maka dapat disimpulkan Ho ditolak sehingga terdapat perbedaan nilai rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4) Uji Hipotesis Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan regresi linear sederhana. Analisis regresi untuk mengukur ada tidaknya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. Dalam analisis ini dapat diketahui beberapa hal antara lain: uji t, persamaan regresi, dan koefisien determinasi. a) Uji Regresi Uji regresi dalam penelitian digunakan untuk mengetahui adanya pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, yang diimplementasikan pada kelas eksperimen. 1) Persamaan Regresi Hasil perhitungan untuk persamaan regresi dengan uji analize regresi linear menggunakan program SPSS 21. Hasil perhitungan persamaan regresi dapat disajikan pada tabel 18.
71
Tabel 18. Hasil Perhitungan Uji Persamaan Regresi. Model Unstandardized Standardize T Sig. Coefficients d Coefficients
(Constant)
B
Std. Error
17.782
2.901
Beta
Post Test .373 .150 .419 Eksperimen Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
6.130
.000
2.482
.019
Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada lampiran 15. Diperoleh nilai a= 17,782 dan b= 0,373. Persamaan pengaruh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa ̂ 2) Uji Keberartian Uji keberartian dengan uji F menggunakan program SPSS 21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Model Regression 1Residual Total
Tabel 19. Daftar Uji F (ANOVA) Sum of Df Mean F Squares Square 20.653 1 20.653 6.161 97.218 29 3.352 117.871
Sig. .019b
30
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan data tersebut, didapat nilai Fhitung = 6.161; dengan df1 pembilang = 1 dan df2 =29 diperoleh nilai Ftabel = 4.18
72
Karena F
hitung
> F tabel maka H0 ditolak, jadi koefisien arah
regresi berarti. 3) Uji Linearitas Uji keberartian dengan uji F menggunakan program SPSS 21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Model Regression 1Residual Total
Tabel 20. Daftar Uji F (ANOVA) Sum of Df Mean F Squares Square 20.653 1 20.653 6.161 97.218 29 3.352 117.871
Sig. .019b
30
Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015 Keterangan: Data selengkapnya disajikan pada Lampiran 15. Berdasarkan data tersebut, didapat nilai signifikansi = 0,019. Karena nilai signifikansi < taraf signifikansi maka Ho ditolak model regresi linear. 4) Koefisien Korelasi Pada Regresi Linear Sederhana Uji koefisien korelasi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya kontribusi variable bebas terhadap variable terikat. Uji koefisien korelasi ini menggunakan program SPSS 21 dengan analisi regresi linear. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut: Tabel 21. Daftar Uji Koefisien Determinasi Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate 1 .086a .700 .028 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
3.10249
73
Berdasarkan data tersebut, didapat nilai koefisien determinasi = 0,700. 5) Uji hipotesis Uji hipotesis ini dengan uji analisis regresi linear sederhana menggunakan SPSS 21. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebgai berikut: Tabel 22. Hasil Perhitungan Uji Analisis Regresi Linear Sederhana Model Unstandardized Standardiz T Sig. Coefficients ed Coefficient s B (Constant)
Std. Error
Beta
17.782 2.901
Post Test .373 .150 .419 Eksperimen Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2015
6.130 .000 2.482 .019
Keterangan : Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 15. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut: tidak ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa Nilai signifikansi < taraf signifikansi maka
diterima,
dengan kata lain ada pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari perhitungan
74
diperoleh nilai nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi = 0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019< 0,05= taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa. Dari perhitungan uji koefisien determinasi diperoleh = 0,700,. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar sejarah siswa ditentukan oleh model pembelajaran Lawatan Sejarah dengan dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain. 4. Peningkatan hasil belajar siswa Analisis Peningkatan hasil belajar siswa dilakukan untuk mengetahui hasil studi eksperimen tentang pengaruh model pembelajaran Lawatan Sejarah mampu meningkatkan hasil belajar siswa, untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 23. Peningkatan Hasil Belajar Siswa Peningkat an Posttes pretest – t posttest
nilai rata rata No
Kelas
Pre test
Eksperi 61,66 83,33 21,67 men 2 Kontrol 63,87 77,22 13,35 Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2013 1
35,14%
Kriteria Normal faktor g Gain pretest – pretest posttest posttest Sedang 56%
20,90%
36%
% Peningkatan Pretestposttest
Rendah
-
75
Dari tabel di atas diperoleh keterangan % peningkatan untuk kelas eksperimen sebesar 35,14% dan termasuk dalam kategori sedang, peningkatan untuk kelas kontrol sebesar 20,90% dan termasuk dalam kategori rendah. 5. Uji Ketuntasan Hasil Belajar Perhitungan ketuntasan belajar ini mengacu pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yang digunakan sekolah, yaitu sebesar 75. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen sebesar 77,80 dengan persentase ketuntasan hasil belajar klasikal mencapai 93,33% ≥ 75 %. Rata-rata hasil belajar kelompok kontrol sebesar 71,08 dengan persentase ketuntasan hasil belajar klasikal mencapai 61,29% < 75%. Jadi hasil belajar kelompok eksperimen telah mencapai target ketuntasan kelas, sedangkan kelompok kontrol belum mencapai target ketuntasan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa yang diajar dengan pembelajaran Lawatan Sejarah telah mencapai ketuntasan hasil belajar klasikal. Keterangan data selengkapnya disajikan pada lampiran 15. B. Pembahasan Mata pelajaran sejarah merupakan kajian ilmu yang menjelaskan tentang peristiwa pada masa lampau yang disertai dengan fakta-fakta yang jelas. Pembelajaran sejarah di SMP Negeri 3 Magelang masih cenderung kurang bervariatif karena masih banyak menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, sehingga guru belum dapat menciptakan pembelajaran yang melibatkan partisipasi kelas yang besar, dengan memaksimalkan
76
keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Setiap peserta didik digali potensinya untuk mampu membuat pertanyaan dan mengeluarkan pendapat mengenai suatu permasalahan yang ada dan siswa masih kurang dalam hal kemampuan berpikir kritis, kreatif, serta mengkonstruksi pengetahuannya. Peran guru didalam kelas masih sangat dominan dan keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran sangat terbatas, sehingga pembelajaran masih bersifat satu arah. Hal ini berdampak pada hasil belajar sejarah siswa yang kurang memuaskan. Keberhasilan
suatu
proses
pembelajaran
dapat
diukur
dari
keberhasilan siswa mengikuti pembelajaran tersebut. Sedangkan hasil belajar yang baik harus didukung oleh pembelajaran yang berkualitas yakni pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan dan daya kreatifitas siswa. Oleh sebab itu perlu dipilih suatu pembelajaran yang mampu melibatkan keaktifan dan daya kreativitas siswa. Menurut Cahyo Budi Utomo (Makalah Seminar Sejarah, 2007), Lawatan Sejarah adalah suatu kegiatan perjalanan mengunjungi situs bersejarah (a trip to historical sites). Menurut Susanto Zuhdi lawatan sejarah adalah suatu program penjelajahan masa lalu melalui kunjungan ke tempattempat bersejarah. Tempat bersejarah tersebut dapat berupa makam tokoh, tempat pengasingan, komunitas masyarakat, dan juga pusat-pusat kegiatan ekonomi (Lestariningsih, 2007:3). Lawatan Sejarah
merupakan model pembelajaran yang dilakukan
dimana siswa melakukan perjalanan mengunjungi situs bersejarah. Pada
77
kegiatan lawatan sejarah ini, siswa perkenalkan mengenai sumber, bukti dan fakta sejarah langsung. Misalkan sumber lisan, dimana siswa dapat bertanya langsung kepada saksi atau pelaku sejarah dan siswa tidak hanya berpanduan pada buku saja, melainkan melakukan kegiatan lawatan ini sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti pelajaran sejarah. Selain itu dengan adanya model lawatan sejarah ini dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Analisis data awal diperoleh dari nilai pre test dengan menggunakan populasi siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang yang terbagi dalam delapan kelas. Dari hasil perhitungan diketahui bahwa populasi mempunyai homogenitas
yang
sama.
Peneliti
mengambil
sampel
berdasarkan
pertimbagan tertentu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, kemudian diperoleh kelas VII E sebagai kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah
dan kelas
VII D sebagai kelas kontrol dengan metode ceramah. Analisis data akhir hasil belajar siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol diperoleh dari nilai tes tertulis yang dilaksanakan setelah akhir kegiatan pembelajaran. Berdasarkan diskripsi dan analisis data hasil belajar siswa diatas, diperoleh keterangan untuk kelompok eksperimen nilai rata-rata post test adalah 83,33 Untuk kelompok kontrol yang diberikan pembelajaran ceramah dengan nilai rata-rata post test adalah 77,22. Berdasarkan hasil uji kesamaan dua rata-rata kelompok eksperimen dan kontrol untuk data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi > taraf signifikansi yang berarti pada dasarnya secara
78
keseluruhan tingkat kecerdasan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah sama. Tanpa kondisi awal yang sama dalam hal ini kecerdasan siswa yang menjadi sampel penelitian, pengukuran pengaruh suatu metode pembelajaran tidak dapat dilakukan, karena hasil penelitian membuktikan bahwa rata-rata hasil belajar siswa sebelum dilakukan penelitian adalah sama, maka penelitian dapat dilakukan. Dari hasil pengujian kesamaan dua rata-rata data post test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menggunakakn uji t dan uji regresi sederhana. Uji t diperoleh nilai signifikan = 0,00 < 0,05 = taraf signifikan, maka terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Berdasarkan perhitungan uji regresi linear sederhana nilai signifikansi < taraf signifikansi maka
diterima, dengan kata lain ada pengaruh model
pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa, dari perhitungan diperoleh nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi = 0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019 < 0,05= taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa. Koefisien determinasi diperoleh = 0,700. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain. Penggunaan model pembelajaran Lawatan Sejarah membuat hasil belajar yang lebih baik dibandingkan dengan metode ceramah yang selama ini digunakan oleh guru sejarah SMP Negeri 3 Magelang. Hal ini dikarenakan
79
model pembelajaran Lawatan Sejarah memadukan kinerja otak kanan dan otak kiri, sehingga mampu menciptakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif,
efisien,
menyenanngkan,
dan
dapat
berpengaruh
terhadap
meningkatnnya hasil belajar sejarah. Oleh karena itu model pembelajaran Lawatan Sejarah unggul dalam meningkatkan hasil belajar.
BAB V PENUTUP
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisis data dan pembahasan diperoleh simpulan sebagai berikut: 1. Penerapan model pembelajaran Lawatan Sejarah pada pembelajaran sejarah di SMP NEGERI 3 MAGELANG berjalan dengan baik dan sesuai dengan silabus dan RPP yang dirancang oleh peneliti. Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang dalam pembelajaran sejarah yang menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah diperoleh hasil post test dengan rata-rata sebesar 83,33. Hasil belajar siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang dalam pembelajaran sejarah yang menggunakan metode ceramah diperoleh hasil post test dengan rata-rata sebesar 77,22. 2. Pembelajaran sejarah siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelag dengan menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran sejarah yang tidak diberikan model pembelajaran Lawatan Sejarah atau menggunakan metode ceramah. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji hipotesis. Berdasarkan hasil uji hipotesis (uji t dan uji regresi sederhana). Uji t diperoleh nilai signifikan = 0,00 < 0,05 = taraf signifikan, maka terdapat perbedaaan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan siswa pada kelas kontrol. Sedangkan uji regresi sederhana diperoleh nilai signifikansi = 0,019 dengan taraf signifikansi =
80
81
0,05. Karena nilai signifikansi = 0,019 < 0,05= taraf signifikansi maka dapat disimpulkan bahwa Ha diterima yang berarti ada pengaruh yang signifikan model pembelajaran Lawatan Sejarah terhadap hasil belajar sejarah siswa. Koefisien determinasi diperoleh = 0,700. Hal ini berarti 70,0% hasil belajar sejarah siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran dengan Lawatan Sejarah dan sisanya 30,0% dipengaruhi oleh faktor lain. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka penulis akan mengajukan beberapa saran sebagai berikut: 1. Sebaiknya para guru menggunakan model pembelajaran Lawatan Sejarah karena pembelajaran ini terbukti efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa, dalam menerapkan model ini hendaknya guru mampu berinteraksi dengan siswa dan mampu menjadi moderator antar siswa agar siswa dapat belajar lebih aktif. 2. Guru harus mampu mengkondisikan siswa dalam model pembelajaran Lawatan Sejarah, hal ini dilakukan mengingat pembelajaran dengan model ini mengharuskan siswa untuk melakukan kegiatan di luar kelas sehingga siswa berpikir aktif dan kreatif dalam memahami materi sehingga perlu bimbingan dan arahan dari guru agar selalu terkoordinasi .
82
Daftar Pustaka Aman. 2011. Model Evaluasi Pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak. Anni, Tri Chatarina. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES. Arikunto, Suharsimi. 2010. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Darsono, Max, dkk. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: IKIP Semarang Press. Depdiknas. 2005. Materi Latihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Sosial. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah, Direktorat Pendidikan lanjutan pertama. Dewanto. 1998. Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan. Semarang: IKIP Semarang. Hamalik, Oemar. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Joyce, Bruce. Dkk. 2009. Models of Teaching Model-model Pengajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Kasmadi, Hartono. 1996. Model-Model Dalam Pengajaran Sejarah. Semarang: IKIP Semarang Press. Lestariningsih, Amurwani Dwi.2007. Lawatan Sejarah Sebagai Program Strategis dalam Meningkatkan Kesadaran Sejarah. Makalah Seminar Nasional (Tidak Diterbitkan). Unnes: Semarang. Margono, S. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. __________. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Jakarta: Pustaka Umum.
McKenzie, Jamie. (2000). Beyond Edutainment and Technotainment. http://fno.org/sep00/eliterate.html Rifa‟i, Achmad & Catharina Tri Anni. 2009. Psikologi Belajar. Semarang. UNNES PRESS Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media.
83
Sanjaya, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:PT. Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo. ____________. 2010. Metode Statistka. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi PAIKEM). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syaodih Sukmadinata, Nana. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Tri Anni, Catharina. 2008. Psikologi Belajar. Semarang: UNNES Press. TU‟U, Tulus.2004.Peran Disiplin pada Perilaku dan Presentasi Siswa.Jakarta: PT.Grasindo. Utomo, Cahyo Budi.2007. Lawatan Sejarah sebagai Metode Pembelajaran Sejarah. Makalah Seminar Nasional. Semarang: Unnes. Utomo, Cahyo Budi.2010. Model-Model Pembelajaran Mengaktifkan. Semarang: UNNES PRESS.
Sejarah
Yang
Winataputra, Udin S. dkk.2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta Universitas Terbuka. Widja, I Gde. 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif dalam Pengajaran Sejarah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi P2LPTK.. Wijiasih, Runtut. 2012. Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar IPS Sejarah dengan Model Pembelajaran Problem Posing Pada Siswa Kelas IXD SMP Negeri 8 Pekalongan. Historia Pedagogia. Sejarah FIS Unnes dan MGMP Sejarah Provinsi Jawa Tengah, 1 (1): 58-63.
84
Winkel. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.
Zuhdi, Susanto. 2007. Lawatan Sejarah sebuah Tawaran Metode Efektif untuk Pembelajaran Sejarah. Makalah Seminar Nasional. Semarang: Unnes. (http://audifaliq.wordpress.com/2011/01/09/mengapa-kita-perlu-belajar-darisejarah/). Kompas, 06 September 2003
85
Lampiran 1
KISI-KISI SOAL UJI COBA PENELITIAN Sekolah Kelas/Semester Tahun Pelajaran Mata Pelajaran Jumlah soal Waktu Bentuk soal
: SMP N 3 Magelang : VII/ Genap : 2014/2015 : Sejarah : 40 : 40 menit : Pilihan ganda
Standart Kompetensi Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu Buddha sampai masa kolonial Eropa
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu, Budha serta peninggalan-peninggalannya
Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha 2. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 3. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
86
NO Materi Pembelajaran
1.
Perkembangan Agama Hindu Buddha Dewa surya
Indikator
Bentuk Soal
No Soal
Tingkat Kesukaran
Mengetahui Dewa Surya Mengetahui kitab suci agama Hindu Mengidentifikasi Sidharta Gautama
PG
1
C1
PG
2
C1
PG
3
C2
Mendiskripsikan Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang Mendiskripsikan alasan Golongan Brahmana Mengetahui agama Budha Menyebutkan kitab ajaran Budha Menyebutkan tempat wafatnya Sidharta Menyebutkan candi bercorak Budha Mengidentifikasi pengaruh di bidang politik
PG
4
C3
PG
5
C3
PG
6
C1
PG
7
C1
PG
8
C1
PG
9
C1
PG
10
C2
Menyebutkan teori waisya
PG
11
C1
Mengidentifikasi teori brahmana
PG
12
C2
Mengidentifikasi
PG
13
C2
VII/GEN AP
Kitab suci agama Hindu Sidharta Gautama
Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang
Alasan Golongan Brahmana
Agama Budha
Kitab ajaran Budha
Tempat wafatnya Sidharta
Candi bercorak Budha
Pengaruh Hindu Budha dibidang politik
Persebaran Budaya Hindu Budha di Indonesia Teori Waisya
Teori Brahmana
Peta jalur masuk dan persebaran budaya Hindu Budha di Indonesia Penyebaran
Kelas/II
87
agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat Perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia Raja Kutai
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara Raja Tarumanegara Waprakeswara
Prasasti Tugu
Kerajaan Holing
penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat
Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim
Pendeta Sriwijaya
Prasasti dari Kerajaan Sriwijaya
Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara
Candi Borobudur
Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa
Mataram Kuno
Mengetahui raja Kutai Menyebutkan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara Mengetahui Raja Tarumanegara Mendiskripsikan waprakeswara Mengidentifikasi Prasasti Tugu Mengetahui Kerajaan Holing Mendiskripsikan alasan Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim Mengetahui pendeta Sriwijaya Menjelaskan prasasti dari Kerajaan Sriwijaya Mendiskripsikan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara Mengetahui candi Borobudur Mengetahui kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa Mengidentifikasi Mataram Kuno
PG
14
C1
PG
15
C1
PG
16
C1
PG
17
C3
PG
18
C2
PG
19
C1
PG
20
C3
PG
21
C1
PG
22
C2
PG
23
C3
PG
24
C1
PG
25
C1
PG
26
C2
88
Memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur
Alasan Mataram Kuno di pindahkan
Tokoh yang mengenalkan ramalan dengan istilah Jangka Jayabaya
Pendiri Kerajaan Singasari
Dinasti yang didirikan Ken Arok
Candi yang menjadi makam raja Singasari
Runtuhnya Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Kejayaan Kerajaan Majapahit Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit Perang saudara di
Mengetahui memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur Mendiskripsikan alasan Mataram Kuno di pindahkan Mengidentifikasi tokoh yang mengenalkan ramalan dengan istilah Jangka Jayabaya Menyebutkan pendiri Kerajaan Singasari Mengetahui dinasti yang didirikan Ken Arok Menyebutkan candi yang menjadi makam raja Singasari Mendiskripsikan runtuhnya kerajaan Singasari Mengetahui kerajaan Majapahit
PG
27
C1
PG
28
C3
PG
29
C2
PG
30
C1
PG
31
C1
PG
32
C1
PG
33
C3
PG
34
C1
Mengidentifikasi kejayaan kerajaan Majapahit Menjelaskan Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit Menyebutkan
PG
35
C2
PG
36
C2
PG
37
C1
89
Majapahit
Sumpah amukti Palapa
Patih kerajaan Majapahit
Hancurnya kerajaan Majapahit
perang saudara di Majapahit Menjelaskan sumpah amukti Palapa Mengetahui patih kerajaan Majapahit Mendiskripsikan hancurnya kerajaan Majapahit
PG
38
C2
PG
39
C1
PG
40
C3
90
Lampiran 2 SOAL UJI COBA Satuan sekolah : SMP Mapel : IPS Sejarah Kelas : VII Semester/tahun : 2/ 2015 Alokasi waktu : 40 menit Petunjuk : 1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar yang tersedia. 3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah. 4. Soal jangan dicorat-coret. 1. Agama Hindu dikenal memiliki banyak dewa. Salah satu diantaranya adalah dewa Surya yang merupakan dewa .... a. Ilmu pengetahuan b. Angin c. Matahari d. Laut 2. Kitab suci agama Hindu
yang berisi syair dan nyanyian suci dalam
upacara bernama .... a. Rigweda b. Samaweda c. Yajurweda d. Atharwaweda 3. Sidharta Gautama adalah putra Raja .... a. Alengka b. Ashoka c. Suddodhana d. Rajendra
91
4. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang dinamakan kasta .... a. Brahmana b. Ksatria c. Sudra d. Waisya 5. Golongan Brahmana mempunyai peranan penting dalam perkembangan pendidikan agama Hindu, sebab .... a. Dihormati oleh semua lapisan masyarakat b. Kedudukan lebih tinggi dari kaum bangsawan c. Golongan Brahmana yang menulis kitab-kitab agama Hindu d. Merupakan satu-satunya golongan yang memahami bahasa Sansekerta 6. Agama Budha pertama kali diajarkan oleh .... a. Pendeta b. Brahmana c. Sidharta d. Biksu 7. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat bernama kitab .... a. Tripitaka b. Sutasoma c. Weda d. Upanishad 8. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama .... a. Kusinagara b. Taman lumbini c. Bodhgaya d. Benares 9. Candi Indonesia yang bercorak Budha seperti di bawah ini, kecuali ....
92
a. Borobudur
c. Mendut
b. Kalasan
d. Dieng
10. Pengaruh Hindu-Budha di bidang politik adalah .... a. Adanya sistem kasta b. Adanya sistem kerajaan c. Adanya sistem kemasyarakatan d. Munculnya berbagai karya sastra 11. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh .... a. Kaum Brahmana b. Kaum Pedagang c. Para bangsawan d. Para Ksatria 12. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta yang dikemukakan oleh .... a. J.L Moens b. N.J.Krom c. Van Leur d. F.D.K Bosch 13. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat dilakukan dengan .... a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke nusantara d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan 14. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah .... a. Aswawarman b. Mulawarman c. Purnawarma d. Kudungga 15. Perhatikan nama-nama prasasti berikut !
93
1. Prasati Tugu
4. Prasasti Kedukan Bukit
2. Prasasti Lebak
5. Prasasti Canggal
3. Prasasti Kebon Kopi
6. Prasasti Talang Tuo
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor .... a. 2,4,6
c. 1,2,3
b. 1,3,5
d. 4,5,6
16. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah .... a. Purnawarman
c. Hayam Wuruk
b. Ken Arok
d. Mulawarman
17. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya .... a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera 18. Berita yang menarik tentang Kerajaan Tarumanegara dari Prasasti Tugu ialah .... a. Purnawarman dilambangkan sebagai Dewa Wisnu b. Adanya lukisan dua tapak kaki Raja Purnawarman c. Purnawarman adalah raja yang arif dan bijaksana dari kerajaan Taruma d. Upaya penggalian Sungai Gomati sepanjang 11 km dan selesai dikerjakan selama 21 hari 19. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama .... a. Ratu Sanjaya
c. Ratu Sanjaya
b. Ratu Isyana
d. Ratu Sima
20. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh .... a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya c. Rakyat hidup dari perdagangan d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya 21. Pendeta agama Buddha yang sangat terkenal di Sriwijaya bernama .... a. Janabadra
c. Sakyakirti
94
b. Gunawarman
d. Gautama
22. Prasasti dari Kerajaan Sriwijaya yang menceritakan pembuatan taman Sri Ksetra atas perintah Raja Dapunta Hyang adalah .... a. Prasasti kota kapur
c. Prasasti Talang Tuo
b. Prasasti Nalanda
d. Prasasti Ligor
23. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena .... a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai barang dagangan 24. Candi Borobudur dibangun pada masa dinasti .... a. Dinasti Syailendra
c. Dinasti Siwa
b. Dinasti Sanjaya
d. Dinasti Brahmana
25. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah .... a. Tarumanegara
c. Mataram Kuno
b. Holing
d. Majapahit
26. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah .... a. Raja Sanna
c. Raja India
b. Rakai Panangkaran
d. Bhanu
27. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah .... a. Ken Arok
c. Gajah Mada
b. Mpu Sendok
d. Sanjaya
28. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan adalah ..... a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di lembah sungai Brantas
95
29. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal dengan istilah Jangka Jayabaya adalah .... a. Sanjaya
c. Syailendra
b. Empu sedah
d. Jayabaya
30. Pendiri kerajaan Singasari adalah .... a. Hayam Wuruk
c. Gajah Mada
b. Purnawarman
d. Ken Arok
31. Dinasti yang didirikan oleh Ken Arok bernama dinasti .... a. Rajasa
c. Syailendra
b. Isyana
d. Sanjaya
32. 1. Candi Kidal
4. Candi Jawi
2. Candi Jago
5. Candi Borobudur
3. Candi Mendut
6. Candi Muara Takus
Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari adalah .... a. 1,2,3
c. 1,3,4
b. 1,2,4
d. 1,5,6
33. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Singasari adalah .... a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk membalas kehancuran Kediri c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken Arok d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan politik luar negeri 34. Kerajaan Majapahit didirikan oleh .... a. Anusapati
c. Ken Arok
b. Tribhuwanatunggadewi
d. Raden Wijaya
35. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan ....
96
a. Raden Wijaya
c. Hayam Wuruk
b. Kala Gemet
d. Wikramawardhana
36. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan .... a. Hayam Wuruk
c. Jayanegara
b. Majapahit
d. Raden Wijaya
37. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan dinamakan .... a. Perang Paregreg
c. Perang Pralaya
b. Perang Ganter
d. Perang Bubat
38. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah .... a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa 39. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit .... a. Kusumawardhani
c. Gajah Mada
b. Arya Wiraraja
d. Airlangga
40. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah .... a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran
97
Lampiran 3
Kunci Jawaban Soal Uji Coba
1. C
21. C
2. B
22. C
3. C
23. C
4. D
24. A
5. D
25. A
6. C
26. A
7. A
27. B
8. A
28. B
9. D
29. D
10. B
30. D
11. B
31. A
12. C
32. B
13. A
33. D
14. D
34. D
15. C
35. C
16. A
36. C
17. B
37. A
18. D
38. A
19. D
39. C
20. A
40. A
Semarang,
Januari 2015
Peneliti
Yuni Erwianisya NIM. 3101411067
98
Lampiran 4 KISI-KISI SOAL PRE TEST Sekolah Kelas/Semester Tahun Pelajaran Mata Pelajaran Jumlah soal Waktu Bentuk soal
: SMP N 3 Magelang : VII/ Genap : 2014/2015 : Sejarah : 30 : 40 menit : Pilihan ganda
Standart Kompetensi Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu Buddha sampai masa kolonial Eropa
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu, Budha serta peninggalan-peninggalannya
Tujuan Pembelajaran : 1. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha 2. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 3. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
99
NO
Materi Pembelajaran
1.
Perkembangan Agama Hindu Buddha Kitab suci agama Hindu Sidharta Gautama Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang Kitab ajaran Budha
Tempat wafatnya Sidharta
Persebaran Budaya Hindu Budha di Indonesia Teori Waisya
Teori Brahmana
Peta jalur masuk dan persebaran budaya Hindu Budha di Indonesia Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat Perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia Raja Kutai
Indikator
Kelas/II Bentuk Soal
No Soal
Tingkat Kesukaran
VII/GE NAP
Mengetahui kitab suci agama Hindu Mengidentifikasi Sidharta Gautama Mendiskripsikan Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang
PG
1
C1
PG
2
C2
PG
3
C3
Menyebutkan kitab ajaran Budha Menyebutkan tempat wafatnya Sidharta
PG
4
C1
PG
5
C1
Menyebutkan teori waisya Mengidentifikasi teori brahmana
PG
6
C1
PG
7
C2
Mengidentifikasi penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat
PG
8
C2
Mengetahui raja Kutai
PG
9
C1
100
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara Raja Tarumanegara Waprakeswara
Kerajaan Holing Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa
Mataram Kuno
Memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur
Alasan Mataram Kuno di pindahkan
Tokoh yang mengenalkan ramalan dengan istilah Jangka Jayabaya Pendiri Kerajaan Singasari Candi yang menjadi
Menyebutkan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara Mengetahui Raja Tarumanegara Mendiskripsikan waprakeswara Mengetahui Kerajaan Holing Mendiskripsikan alasan Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim Mendiskripsikan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara Mengetahui kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa Mengidentifikasi Mataram Kuno Mengetahui memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur Mendiskripsikan alasan Mataram Kuno di pindahkan Mengidentifikasi tokoh yang mengenalkan ramalan dengan istilah Jangka Jayabaya Menyebutkan pendiri Kerajaan Singasari Menyebutkan
PG
10
C1
PG
11
C1
PG
12
C3
PG
13
C1
PG
14
C3
PG
15
C3
PG
16
C1
PG
17
C2
PG
18
C1
PG
19
C3
PG
20
C2
PG
21
C1
PG
22
C1
101
makam raja Singasari
Runtuhnya Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Kejayaan Kerajaan Majapahit Ra Kuti melakukan pemberontaka n berbahaya pada Kerajaan Majapahit Perang saudara di Majapahit
Sumpah amukti Palapa
Patih kerajaan Majapahit
Hancurnya kerajaan Majapahit
candi yang menjadi makam raja Singasari Mendiskripsikan runtuhnya kerajaan Singasari Mengetahui kerajaan Majapahit Mengidentifikasi kejayaan kerajaan Majapahit Menjelaskan Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit Menyebutkan perang saudara di Majapahit Menjelaskan sumpah amukti Palapa Mengetahui patih kerajaan Majapahit Mendiskripsikan hancurnya kerajaan Majapahit
PG
23
C3
PG
24
C1
PG
25
C2
PG
26
C2
PG
27
C1
PG
28
C2
PG
29
C1
PG
30
C3
102
Lampiran 5 SOAL PRE TEST Satuan sekolah Mapel Kelas Semester/tahun Alokasi waktu
: : : : :
SMP IPS Sejarah VII 2/ 2015 40 menit
Petunjuk : 1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar yang tersedia. 3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah. 4. Soal jangan dicorat-coret. 1. Kitab suci agama Hindu
yang berisi syair dan nyanyian suci dalam
upacara bernama .... a. Rigweda b. Samaweda c. Yajurweda d. Atharwaweda 2. Sidharta Gautama adalah putra Raja .... a. Alengka b. Ashoka c. Suddodhana d. Rajendra 3. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang dinamakan kasta .... a. Brahmana b. Ksatria c. Sudra d. Waisya
103
4. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat bernama kitab .... a. Tripitaka b. Sutasoma c. Weda d. Upanishad 5. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama .... a. Kusinagara b. Taman lumbini c. Bodhgaya d. Benares 6. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh .... a. Kaum Brahmana b. Kaum Pedagang c. Para bangsawan d. Para Ksatria 7. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta yang dikemukakan oleh .... a. J.L Moens b. N.J.Krom c. Van Leur d. F.D.K Bosch 8. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat dilakukan dengan .... a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke nusantara d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan 9. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah ....
104
a. Aswawarman b. Mulawarman c. Purnawarma d. Kudungga 10. Perhatikan nama-nama prasasti berikut ! 4. Prasati Tugu
4. Prasasti Kedukan Bukit
5. Prasasti Lebak
5. Prasasti Canggal
6. Prasasti Kebon Kopi
6. Prasasti Talang Tuo
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor .... a. 2,4,6
c. 1,2,3
b. 1,3,5
d. 4,5,6
11. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah .... a. Purnawarman
c. Hayam Wuruk
b. Ken Arok
d. Mulawarman
12. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya .... a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera 13. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama .... a. Ratu Sanjaya
c. Ratu Sanjaya
b. Ratu Isyana
d. Ratu Sima
14. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh .... a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya c. Rakyat hidup dari perdagangan d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya 15. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena .... a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut
105
d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai barang dagangan 16. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah .... a. Tarumanegara
c. Mataram Kuno
b. Holing
d. Majapahit
17. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah .... a. Raja Sanna
c. Raja India
b. Rakai Panangkaran
d. Bhanu
18. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah .... a. Ken Arok
c. Gajah Mada
b. Mpu Sendok
d. Sanjaya
19. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan adalah ..... a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di lembah sungai Brantas 20. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal dengan istilah Jangka Jayabaya adalah .... a. Sanjaya
c. Syailendra
b. Empu sedah
d. Jayabaya
21. Pendiri kerajaan Singasari adalah .... a. Hayam Wuruk
c. Gajah Mada
b. Purnawarman
d. Ken Arok
22. 1. Candi Kidal
4. Candi Jawi
2. Candi Jago
5. Candi Borobudur
3. Candi Mendut
6. Candi Muara Takus
106
Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari adalah .... a. 1,2,3
c. 1,3,4
b. 1,2,4
d. 1,5,6
23. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Singasari adalah .... a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk membalas kehancuran Kediri c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken Arok d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan politik luar negeri 24. Kerajaan Majapahit didirikan oleh .... a. Anusapati
c. Ken Arok
b. Tribhuwanatunggadewi
d. Raden Wijaya
25. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan .... a. Raden Wijaya
c. Hayam Wuruk
b. Kala Gemet
d. Wikramawardhana
26. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan .... a. Hayam Wuruk
c. Jayanegara
b. Majapahit
d. Raden Wijaya
27. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan dinamakan .... c. Perang Paregreg
c. Perang Pralaya
d. Perang Ganter
d. Perang Bubat
28. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah .... a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit
107
d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa 29. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit .... a. Kusumawardhani
c. Gajah Mada
b. Arya Wiraraja
d. Airlangga
30. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah .... a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran
108
Lampiran 6
Kunci Jawaban Soal Pre Test
1. B
11. A
21. D
2. C
12. B
22. B
3. D
13. D
23. D
4. A
14. A
24. D
5. A
15. C
25. C
6. B
16. A
26. C
7. C
17. A
27. A
8. A
18. B
28. A
9. D
19. B
29. C
10. C
20. D
30. A
Semarang, Februari 2015 Peneliti
Yuni Erwianisya NIM. 3101411067
109
Lampiran 7
KISI-KISI SOAL POST TEST Sekolah Kelas/Semester Tahun Pelajaran Mata Pelajaran Jumlah soal Waktu Bentuk soal
: SMP N 3 Magelang : VII/ Genap : 2014/2015 : Sejarah : 30 : 40 menit : Pilihan ganda
Standart Kompetensi Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu Buddha sampai masa kolonial Eropa
Kompetensi Dasar Mendiskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu, Budha serta peninggalan-peninggalannya
Tujuan Pembelajaran : 5. Peserta didik dapat mendiskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu Buddha 6. Peserta didik dapat membaca dan membuat peta jalur masuk perkembangannya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 7. Peserta didik dapat menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 8. Peserta didik dapat menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia
110
NO
Materi Pembelajaran
1.
Perkembangan Agama Hindu Buddha Kitab suci agama Hindu Sidharta Gautama Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang Kitab ajaran Budha
Tempat wafatnya Sidharta
Persebaran Budaya Hindu Budha di Indonesia Teori Waisya
Teori Brahmana
Peta jalur masuk dan persebaran budaya Hindu Budha di Indonesia Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat Perkembangan kerajaan Hindu Buddha di Indonesia Raja Kutai
Indikator
Kelas/II Bentuk Soal
No Soal
Tingkat Kesukaran
VII/GE NAP
Mengetahui kitab suci agama Hindu Mengidentifikasi Sidharta Gautama Mendiskripsikan Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang
PG
1
C1
PG
2
C2
PG
3
C3
Menyebutkan kitab ajaran Budha Menyebutkan tempat wafatnya Sidharta
PG
4
C1
PG
5
C1
Menyebutkan teori waisya Mengidentifikasi teori brahmana
PG
6
C1
PG
7
C2
Mengidentifikasi penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat
PG
8
C2
Mengetahui raja
PG
9
C1
111
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara Raja Tarumanegara Waprakeswara
Kerajaan Holing Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa
Mataram Kuno
Memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur
Alasan Mataram Kuno di pindahkan
Tokoh yang mengenalkan ramalan dengan istilah Jangka Jayabaya Pendiri Kerajaan Singasari
Kutai Menyebutkan sumber sejarah kerajaan Tarumanegara Mengetahui Raja Tarumanegara Mendiskripsikan waprakeswara Mengetahui Kerajaan Holing Mendiskripsikan alasan Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim Mendiskripsikan Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara Mengetahui kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa Mengidentifikasi Mataram Kuno Mengetahui memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur Mendiskripsikan alasan Mataram Kuno di pindahkan Mengidentifikasi tokoh yang mengenalkan ramalan dengan istilah Jangka Jayabaya Menyebutkan pendiri Kerajaan Singasari
PG
10
C1
PG
11
C1
PG
12
C3
PG
13
C1
PG
14
C3
PG
15
C3
PG
16
C1
PG
17
C2
PG
18
C1
PG
19
C3
PG
20
C2
PG
21
C1
112
Candi yang menjadi makam raja Singasari Runtuhnya Kerajaan Singasari
Kerajaan Majapahit
Kejayaan Kerajaan Majapahit Ra Kuti melakukan pemberontaka n berbahaya pada Kerajaan Majapahit Perang saudara di Majapahit
Sumpah amukti Palapa
Patih kerajaan Majapahit
Hancurnya kerajaan Majapahit
Menyebutkan candi yang menjadi makam raja Singasari Mendiskripsikan runtuhnya kerajaan Singasari Mengetahui kerajaan Majapahit
PG
22
C1
PG
23
C3
PG
24
C1
Mengidentifikasi kejayaan kerajaan Majapahit Menjelaskan Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit Menyebutkan perang saudara di Majapahit Menjelaskan sumpah amukti Palapa Mengetahui patih kerajaan Majapahit Mendiskripsikan hancurnya kerajaan Majapahit
PG
25
C2
PG
26
C2
PG
27
C1
PG
28
C2
PG
29
C1
PG
30
C3
113
Lampiran 8 SOAL POST TEST Satuan sekolah Mapel Kelas Semester/tahun Alokasi waktu
: : : : :
SMP IPS Sejarah VII 2/ 2015 40 menit
Petunjuk : 1. Tulis nama dan nomor absen pada lembar jawaban yang tersedia. 2. Pilih salah satu jawaban yang paling benar dengan memberi tanda silang (X) pada lembar yang tersedia. 3. Dahulukan menjawab soal yang Anda anggap lebih mudah. 4. Soal jangan dicorat-coret. 1. Kitab suci agama Hindu
yang berisi syair dan nyanyian suci dalam
upacara bernama .... a. Rigweda b. Samaweda c. Yajurweda d. Atharwaweda 2. Sidharta Gautama adalah putra Raja .... a. Alengka b. Ashoka c. Suddodhana d. Rajendra 3. Masyarakat Hindu menetapkan sistem kasta yaitu tingkatan masyarakat berdasarkan keturunan. Kasta yang terdiri golongan petani dan pedagang dinamakan kasta .... a. Brahmana b. Ksatria c. Sudra
114
d. Waisya 4. Kitab ajaran Budha yang berarti tiga keranjang atau tiga himpunan nikmat bernama kitab .... a. Tripitaka b. Sutasoma c. Weda d. Upanishad 5. Ada empat tempat yang dianggap suci dalam agama Budha. Tempat wafatnya Sidharta pada tahun 482 SM bernama .... a. Kusinagara b. Taman lumbini c. Bodhgaya d. Benares 6. Menurut Teori Waisya, pengaruh Hindu ke Indonesia dibawa oleh .... a. Kaum Brahmana b. Kaum Pedagang c. Para bangsawan d. Para Ksatria 7. Teori brahmana bahwa agama Hindu masuk ke Indonesia dibawa oleh pendeta yang dikemukakan oleh .... a. J.L Moens b. N.J.Krom c. Van Leur d. F.D.K Bosch 8. Penyebaran agama Hindu Buddha ke Nusantara melalui jalur darat dilakukan dengan .... a. Menumpang para kafilah melalui jalur jalan sutera b. Mengikuti rombongan kapal yang berdagang ke nusantara c. Menyampaikan pesan kepada para pedagang yang akan berlayar ke nusantara d. Menyampaikan agama di koloni yang telah dilakukan
115
9. Menurut salah satu Yupa, Raja Kutai yang pertama ialah .... a. Aswawarman b. Mulawarman c. Purnawarma d. Kudungga 10. Perhatikan nama-nama prasasti berikut ! 7. Prasati Tugu
4. Prasasti Kedukan Bukit
8. Prasasti Lebak
5. Prasasti Canggal
9. Prasasti Kebon Kopi
6. Prasasti Talang Tuo
Sumber sejarah kerajaan Tarumanegara ditunjukkan oleh nomor .... a. 2,4,6
c. 1,2,3
b. 1,3,5
d. 4,5,6
11. Raja terbesar Kerajaan Tarumanegara adalah .... a. Purnawarman
c. Hayam Wuruk
b. Ken Arok
d. Mulawarman
12. Pada Kerajaan Kutai terdapat Waprakeswara, artinya .... a. Lapangan untuk pemujaan Dewa Wisnu b. Lapangan untuk pemujaan Dewa Brahma c. Lapangan untuk pemujaan Dewa Siwa d. Lapangan untuk pemujaan Dewa Hera 13. Kerajaan Holing diperintah oleh seorang raja wanita yang bernama .... a. Ratu Sanjaya
c. Ratu Sanjaya
b. Ratu Isyana
d. Ratu Sima
14. Berkembangnya Sriwijaya sebagai kerajaan Maritim disebabkan oleh .... a. Letaknya yang strategis di tepi Selat Malaka b. Besarnya hasil bumi Sriwijaya c. Rakyat hidup dari perdagangan d. Keberhasilan Sriwijaya mengalahkan kerajaan-kerajaan sekitarnya 15. Sriwijaya menjadi pusat perdagangan laut di Asia Tenggara karena .... a. Menghasilkan rempah-rempah sebagai barang dagangan utama b. Kekuatan armada laut Majapahit sudah lemah
116
c. Letak strategis pada persimpangan jalur lalu lintas perdagangan laut d. Sriwijaya menarik cukai sangat ringan dan memiliki pala sebagai barang dagangan 16. Kerajaan Hindu Budha tertua di Jawa adalah .... a. Tarumanegara
c. Mataram Kuno
b. Holing
d. Majapahit
17. Raja yang pertama kali memerintah di Mataram Kuno adalah .... a. Raja Sanna
c. Raja India
b. Rakai Panangkaran
d. Bhanu
18. Yang memindahkan pusat Kerajaan Mataram Kuno ke Jawa Timur adalah .... a. Ken Arok
c. Gajah Mada
b. Mpu Sendok
d. Sanjaya
19. Di bawah ini yang bukan merupakan alasan Mataram Kuno di pindahkan adalah ..... a. Mataram kuno diancam serangan dari Sriwijaya b. Terjadinya peperangan antara Mataram Kuno dengan Singasari c. Terjadinya bencana alam yaitu Gunung Merapi meletus d. Mencari daerah yang letaknya strategis untuk perdagangan yaitu di lembah sungai Brantas 20. Tokoh yang terkenal sebagai pujangga yang ahli meramal kejadian masa depan, terutama yang menimpa tanah Jawa. Ramalan tersebut dikenal dengan istilah Jangka Jayabaya adalah .... a. Sanjaya
c. Syailendra
b. Empu sedah
d. Jayabaya
21. Pendiri kerajaan Singasari adalah .... a. Hayam Wuruk
c. Gajah Mada
b. Purnawarman
d. Ken Arok
22. 1. Candi Kidal
4. Candi Jawi
2. Candi Jago
5. Candi Borobudur
3. Candi Mendut
6. Candi Muara Takus
117
Berikut ini bangunan candi yang menjadi makam-makam raja Singasari adalah .... a. 1,2,3
c. 1,3,4
b. 1,2,4
d. 1,5,6
23. Berikut ini yang bukan merupakan sebab-sebab runtuhnya Kerajaan Singasari adalah .... a. Kertanegara terlalu percaya kepada lawan-lawan politiknya b. Penyerangan Jayakatwang yang ingin menguasai Singasari untuk membalas kehancuran Kediri c. Penghkhianatan Ardaraja yang mempunyai dendam terhadap Ken Arok d. Kertanegara menitikberatkan usaha di Pulau Jawa dan memperhatikan politik luar negeri 24. Kerajaan Majapahit didirikan oleh .... a. Anusapati
c. Ken Arok
b. Tribhuwanatunggadewi
d. Raden Wijaya
25. Kerajaan Majapahit mencapai kejayaan pada masa pemerintahan .... a. Raden Wijaya
c. Hayam Wuruk
b. Kala Gemet
d. Wikramawardhana
26. Ra Kuti melakukan pemberontakan berbahaya pada Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan .... a. Hayam Wuruk
c. Jayanegara
b. Majapahit
d. Raden Wijaya
27. Perang saudara di Majapahit yang terjadi akibat perebutan kekuasaan dinamakan .... a. Perang Paregreg
c. Perang Pralaya
b. Perang Ganter
d. Perang Bubat
28. Makna dari sumpah amukti Palapa yang diikrarkan Gajahmada adalah .... a. Munculnya persatuan dan kesatuan seluruh Nusantara b. Majapahit berhasil menyusun struktur pemerintahan yang baik c. Awal tumbuh berkembangnya agama Hindu Budha di Majapahit
118
d. Menjadi ilham bagi proyek peluncuran Satelit Palapa 29. Patih yang terkenal dari Kerajaan Majapahit .... a. Kusumawardhani
c. Gajah Mada
b. Arya Wiraraja
d. Airlangga
30. Salah satu sebab hancurnya Kerajaan Majapahit adalah .... a. Berkembangnya Sriwijaya yang menyaingi Majapahit b. Munculnya kerajaan-kerajaan Islam c. Adanya pertentangan antara raja dan kaum brahmana d. Mundurnya perdagangan dan pelayaran
119
Lampiran 9
Kunci Jawaban Soal Post Test
1. B
11. A
21. D
2. C
12. B
22. B
3. D
13. D
23. D
4. A
14. A
24. D
5. A
15. C
25. C
6. B
16. A
26. C
7. C
17. A
27. A
8. A
18. B
28. A
9. D
19. B
29. C
10. C
20. D
30. A
Semarang, Februari 2015 Peneliti
Yuni Erwianisya NIM. 3101411067
120
Lampiran 10 DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA DAFTAR NAMA SISWA KELAS UJI COBA NO
NIS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
11967 12092 11802 12180 12031 12127 12097 12128 12069 12185 12105 12158 12187 11978 12189 12073 11979 12107 12077 12018 12137 12049 12052 12165 12112 12169 12142 12084 12173 12176 12027 12028
(VIII G)
AIDA NUGRAHAENI ALMA INA OCTA SWASTI ALVI FACHRI ANDIKA AGUNG SHALAFUDIN ARNANDO SETYAWAN DAFFY OKTAFINNO NUGRAHA DANI SEPVA ANJANI DEVI PUTRI SARININGRAT FEBBY SURYA ARDIANTO FIKA TRI YULITA FIYAN TRIADI KURNIAWAN GALIH DWI UTOMO ILHAM BADAI SETIAWAN KHEORIYAH LINTANG AYU MAWANI LISA KURNIAWATI LUKLUATUL JANNAH MEIRNA INDAH LESTARI MUHAMMAD AULIYA RIEFAZZA MUHAMMAD FARHAN MUHAMMAD IQBAL PRASETYA MUHAMMAD RAFLI FAUZAN MUSTRIAN ANDRIKA NABILLA ZAHWA SAPUTRI NURAINI YULIANTI RIRIS ATIFAH RISNAIDA RATRI ANDINI RIZKY NURHANIFAH SITI MUSLIMAH SIDIQIYAH ZAHRA NIKEN PUSPITA ZAKIATUL ULYA ZIDNA ILMAN NAFTA
121
Lampiran 11 DAFTAR NAMA SISWA KELAS KONTROL DAFTAR NAMA SISWA KELAS NO
NISN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
0017575654 0017574491 0011432702 0023990605 0023993521 9993271729 0017574533 0020407676 0016777813 0018102204 0055354643 0013703339 0023990981 0005354688 0023137701 0021287003 0015556273 0017574509 0023993050 0016776053 0024075897 0017574597
0023288059 0023990370 0005115174 0016778385 0026375830 0017574468
KONTROL (VII D) AAN PRABOWO ADI SUMARWAN AHMAD SETIYANTO ALFIAN NUR AZIZAH AMALIA LAILA ZUSRO ANDREAN FATCHUL MAJID ANIK PUJI UTAMI ARNETTA VANNYA PUTRI BINTANG EGA PRATAMA DELLA ANISA NOVALINDA DEVI SETYANINGRUM DWI APRIYANSYAH DWI NUR AINI EXTRIANA PUTRI FATMA DIANASARI IRMA NURAENI IVAN ZULVA RAMADHANY M.FAISAL ANWAR MARIO YANUAR WAHREZI S MEILI AMANDHA PERTIWI MIFTACHUR ROHMAN MUHAMMAD BIMA NUGRAHA NELA SEPTI WULAN NDARI PRIMA YASWADI RADIVA NURYA AMHAR RESTU ARISMA REVIA PUTRI RIA ANGGRAENI SAPUTRI RIZKI PRATAMA ROSALINDA DEWI SAFITRI SYLVIA PUTRI YULIANTI WULAN PUJI LESTARI
122
Lampiran 12 DAFTAR NAMA SISWA KELAS EKSPERIMEN DAFTAR NAMA SISWA KELAS NO
NISN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
0028162213 0023993502 0019535029 0004952505 0017577134
0017574825 0023990572 0023135933 0016778284 0030317177 0023990534 0005355485 0023990647 9990987344 0017574745 0017574482 0028946105 0023990436 0017699127 0016777681 0016777681 0017574456 0002464076 0021146750 0023993518 0011660527
EKSPERIMEN (VII E) ADIT KURNIAWAN W AHMAD KHOIRUL UMAM ALVIN FADHOLI ANISA NUR RAHMAWATI DESTI NOVIANA DWI LIA N DHIAN YOGO SUSILO FATHIYA RAHADATUL „AISY HAYUTI DWI ANJANI HIDAYATUL MUNIROH HILMY NUR FEBRIYANTO JENNY PANCA PUTRA KEVIN AZY ARIZA MIRANTI AVIVA DARNATIKA MUH FAHRUDIN MUHAMAD ARIS GUNAWAN MUHAMMAD BANGKIT A.P MUHAMMAD FAIZ SHIDDIQ MUHAMMAD FAJAR F. MUHAMMAD REVANZA HAIQAL MUHAMMAD ROZAKI TRIYOGA NAUFAL GALIH SANIKO ODILIA PUTRI PRAMUDITA RANI SEPTIA HANDAYANI RENANDA DINAR ARDIANI SANGIDATUS SOBIROH SITI ALFIYATUR ROCHMANIYAH WAHYU ERI SUCIANTO WENIAR DAMAR SUKMA YUDHA RAHMADHAN JATMIKO ZULFATA MA‟RUFANI
123
Lampiran 13
NILAI ULANGAN HARIAN SEJARAH SISWA KELAS VII NO.
KELAS VII A
KELAS VII B
KELAS VII C
KELAS VII D
KELAS VII E
KELAS VII F
KELAS VII G
KELAS VII H
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. ̅
Nilai 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 78,4 77 76,2 79,8 74,5 60,9 62 75,6 65,7 62,7 79,9 75,5 63,2 66,6 79,5 64,2 76 73,1 65,7 64,2 78,1 74,8 83,1 79,4 75,4 73,6 70 71,25
Nilai 78,4 76 76,2 79,8 74,5 60,9 62 75,6 65,7 62,7 79,9 75,5 63,2 66,6 79,5 64,2 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 77 73,1 65,7 64,2 78,1 74,8 83,1 79,6 75,4 73,6 75 72,5
Nilai 64,2 79,5 66,6 63,2 75,5 79,9 62,7 65,7 75,6 62 60,9 74,5 79,8 76,2 75 78,4 77,4 81,6 79,4 76 73,1 65,1 64,2 78,1 74,8 83,1 79,6 75,4 73,6 77,8 84,9
Nilai 83,1 79,6 75,4 73,6 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 78,4 76 76,2 79,8 74,5 60,9 62 75,6 65,7 62,7 79,9 75,5 63,2 66,6 79,5 64,2 77 73,1 65,7 64,3 78,1 74,8
Nilai 79,8 74,5 60,9 62 75,6 65,7 62,7 79,9 75,5 63,2 66,6 79,5 64,2 77 73,1 65,7 64,2 78,1 74,8 83,1 79,6 75,4 73,6 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 78,4 75
Nilai 60,9 62 75,6 65,7 62,7 79,9 64,2 79,5 66,6 63,2 75,5 77 73,1 64,2 65,7 78,1 83,1 74,8 79,6 75,4 73,6 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 78,4 73 76,2 79,8
Nilai 65,7 64,2 78,1 74,8 83,1 79,6 75,4 73,6 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 78,4 76 76,2 79,8 74,5 60,9 62 75,6 65,7 62,7 79,9 75,5 63,2 66,6 79,5 64,2 80
Nilai 79,9 75,5 63,2 66,6 79,5 64,2 77 73,1 65,7 64,2 78,1 74,8 83,1 79,8 74,5 60,9 61 75,6 65,7 62,7 79,6 75,4 73,6 77,8 84,9 79,4 81,6 77,4 78,4 78
71
71,66
71,33
70,66
72,66
72
124
Lampiran 14 Tabel Analisis Data Perhitungan Validitas, Daya Pemmbeda, Tingkat Kesukaran, dan Reliabilitas Soal Uji Coba Instrumen. NO
merah
SISWA 1 AIDA NUGRAHAENI 2 ALMA INA OCTA SWASTI 3 ALVI FACHRI 4 ANDIKA AGUNG SHALAFUDIN 5 ARNANDO SETYAWAN 6 DAFFY OKTAFINNO NUGRAHA 7 DANI SEPVA ANJANI 8 DEVI PUTRI SARININGRAT 9 FEBRY SURYA ARDIANTO 10 FIKA TRI YULITA 11 FIYAN TRIADI KURNIAWAN 12 GALIH DWI UTOMO 13 ILHAM BADAI SETIAWAN 14 KHOERIYAH 15 LINTANG AYU MAWANI 16 LISA KURNIAWATI 17 LUKLUATUL JANNAH 18 MEIRNA INDAH LESTARI 19 MUHAMMAD AULIYA RIEF'AZZA 20 MUHAMMAD FARHAN 21 MUHAMMAD IQBAL PRASETYA 22 MUHAMMAD RAFLI FAUZAN 23 MUSTRIAN ANDRIKA 24 NABILLA ZAHWA SAPUTRI 25 NURAINI YULIANTI 26 RIRIS ATIFAH 27 RISNAIDA RATRI ANDINI 28 RIZKY NURHANIFAH 29 SITI MUSLIMAH SIDIQIYAH 30 ZAHRA NIKEN PUSPITA 31 ZAKIATUL ULYA 32 ZIDNA ILMAN NAFI'A valid
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0
2 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0
3 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0
4 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
8 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0
11 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
12 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 0
13 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0
15 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
16 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
17 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0
18 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
21 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0
22 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0
23 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
24 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0
25 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
26 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0
27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
28 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 0 0
29 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0
31 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0
33 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1
34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0
35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
36 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0
37 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0
38 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0
39 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0
40 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0
rthitung 0,196 0,360 0,350 0,364 0,233 0,107 0,503 0,364 0,055 -0,021 0,528 0,544 0,400 0,555 0,426 0,503 0,360 0,068 0,395 0,726 0,081 #N/A 0,376 0,059 0,478 0,494 0,733 0,361 0,644 0,709 0,181 0,501 0,422 0,421 0,726 0,389 0,427 0,509 0,391 0,357 rtabel 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 0,349 ketrerangan tidak valid valid valid tidak tidak valid valid tidak tidak valid valid valid valid valid valid valid tidak valid valif tidak tidak valid tidak valid valid valid valid valid valid tidak valid valid valid valid valid valid valid valid valid p JS
24 32
12 32
11 32
8 32
3 32
20 32
28 32
10 32
11 32
19 32
15 32
16 32
7 32
30 32
22 32
28 32
12 32
2 32
29 32
31 32
14 32
20 32
27 32
24 32
21 32
27 32
30 32
6 32
30 32
29 32
4 32
21 32
23 32
30 32
31 32
17 32
13 32
27 32
27 32
24 32
IK
0,75
0,38
0,34
0,25
0,09
0,63
0,88
0,31
0,34
0,59
0,47
0,50
0,22
0,94
0,69
0,88
0,38
0,06
0,91
0,97
0,44
0,63
0,84
0,75
0,66
0,84
0,94
0,19
0,94
0,91
0,13
0,66
0,72
0,94
0,97
0,53
0,41
0,84
0,84
0,75
JBA BA JBB BB
9 10 4 10
4 10 3 10
5 10 2 10
3 10 0 10
0 10 1 10
7 10 6 10
9 10 7 10
4 10 0 10
3 10 1 10
6 10 6 10
4 10 5 10
3 10 5 10
2 10 1 10
10 10 8 10
6 10 8 10
8 10 8 10
1 10 3 10
2 10 0 10
10 10 7 10
10 10 9 10
5 10 5 10
5 10 5 10
9 10 7 10
8 10 7 10
6 10 7 10
8 10 7 10
10 10 8 10
0 10 3 10
10 10 8 10
10 10 7 10
0 10 1 10
8 10 5 10
8 10 6 10
10 10 8 10
10 10 9 10
6 10 3 10
3 10 4 10
10 10 8 10
9 10 7 10
8 10 7 10
DB
0,50
0,10
0,30
0,30
-0,10
0,10
0,20
0,40
0,20
0,00
-0,10
-0,20
0,10
0,20
-0,20
0,00
-0,20
0,20
0,30
0,10
0,00
0,00
0,20
0,10
-0,10
0,10
0,20
-0,30
0,20
0,30
-0,10
0,30
0,20
0,20
0,10
0,30
-0,10
0,20
0,20
0,10
125
Lampiran 15 Tabulasi Data Penelitian Kelas Eksperimen Pre Post Test Test Nilai Nilai E-01 43,33 83,33 E-02 40,00 93,33 E-03 63,33 76,66 E-04 50,00 90,00 E-05 56,66 90,00 E-06 66,66 86,66 E-07 63,33 93,33 E-08 63,33 76,66 E-09 76,66 76,66 E-10 66,66 96,66 E-11 66,66 93,33 E-12 63,33 80,00 E-13 40,00 76,66 E-14 60,00 86,66 E-15 66,66 80,00 E-16 63,33 83,33 E-17 60,00 73,33 E-18 73,33 80,00 E-19 46,66 80,00 E-20 66,66 83,33 E-21 76,66 76,66 E-22 53,33 76,66 E-23 70,00 86,66 E-24 66,66 76,66 E-25 63,33 93,33 E-26 60,00 83,33 E-27 80,00 83,33 E-28 70,00 86,66 E-29 56,66 83,33 E-30 56,66 73,33
No Kode
Selisih No Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
40 53,33 13,33 40,00 33,34 20,00 30,00 13,33 0 30,00 26,67 16,67 36,66 26,66 13,34 20,00 13,33 6,67 33,34 16,67 0 23,33 16,66 10,00 30,00 23,33 3,33 16,66 26,67 16,67
Jumlah N Mean SD Max Min Rentang
1850 30 61,66 10,19 80,00 40,00 40,00
2500 30 83,33 6,60 96,66 73,33 23,33
649,99 30 21,66 12,46 53,33 0 53,33
1 R-01 2 R-02 3 R-03 4 R-04 5 R-05 6 R-06 7 R-07 8 R-08 9 R-09 10 R-10 11 R-11 12 R-12 13 R-13 14 R-14 15 R-15 16 R-16 17 R-17 18 R-18 19 R-19 20 R-20 21 R-21 22 R-22 23 R-23 24 R-24 25 R-25 26 R-26 27 R-27 28 R-28 29 R-29 30 R-30 31 R-31 Jumlah N Mean SD max min Rentang
Kelas Kontrol Pre Test Post Selisih Test Nilai Nilai 60,00 73,33 13,33 63,33 76,66 13,33 63,33 86,66 23,33 70,00 83,33 13,33 66,66 90,00 23,34 60,00 70,00 10,00 66,66 83,33 16,67 60,00 73,33 13,33 53,33 86,66 33,33 80,00 73,33 6,67 66,66 73,33 6,67 53,33 66,66 13,33 70,00 66,66 3,34 66,66 80,00 13,34 66,66 60,00 6,66 66,66 80,00 13,34 60,00 70,00 10,00 63,33 76,66 13,33 66,66 86,66 20,00 63,33 63,33 0 76,66 83,33 6,67 40,00 83,33 43,33 63,33 76,66 13,33 66,66 76,66 10,00 73,33 70,00 3,33 63,33 70,00 6,67 66,66 83,33 16,67 60,00 93,33 33,33 63,33 76,66 13,33 66,66 83,33 16,67 53,33 76,66 23,33 1980 2393,33 453,33 31 31 31 63,87 77,22 14,62 7,40 8,12 9,41 80,00 93,33 43,33 40,00 60,00 0 40,00 33,33 43,33
126
Lampiran 16
Angket Respon Siswa Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah Terhadap Hasil Belajar Sejarah
I. Kata Pengantar Dalam rangka penulisan skripsi di Universitas Negeri Semarang (UNNES) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana Pendidikan (S.Pd), maka saya selaku peneliti memberikan angket kepada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Magelang. Dalam hal ini anda terpilih untuk mewakili responden dalam penelitian ini guna memberikan segala keterangan yang diperlukan dalam penelitian. Oleh karena itu angket ini sebagai alat pengumpulan data atau informasi yang diperlukan dalam penelitian. II. Petunjuk Pengisian Angket a. Tulis identitas anda di tempat yang tersedia b. Bacalah dengan cermat terlebih dahulu setiap pertanyaan yang ada sebelum menjawab c. Pilih pendapat anda terhadap setiap pernyataan/pertanyaan dengan cara memberikan tanda silang (X) pada lembar yang telah disediakan d. Kesungguhan anda dalam memberikan jawaban sangat membantu penelitian untuk memperoleh data karenanya peneliti mengucapkan terimakasih e. Selamat mengerjakan A. Frekuensi Penggunaan Model Lawatan Sejarah 1. Pada pokok bahasan perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha serta peninggalan-peninggalannya, seberapa sering guru sejarah anda menggunakan model lawatan? a. Sangat sering b. Sering c. Cukup Sering d. Kadang e. Tidak pernah 2. Pernahkah anda saat pembelajaran guru mengajak melakukan kegiatan pembelajaran di luar kelas atau yang di sebut dengan lawatan sejarah? a. Sangat sering b. Sering c. Cukup Sering d. Kadang e. Tidak pernah
127
3. Seberapa sering anda melakukan pembelajaran tentang pokok bahasan yang diterangkan dengan model lawatan? a. Sangat sering b. Sering c. Cukup Sering d. Kadang e. Tidak pernah B. Kesesuain pembelajaran Model Lawatan Sejarah dengan Pokok Bahasan 4. Jika guru anda mengajar dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah, apakah akan membantu anda dalam memahami materi yang akan diajarkan? a. Sangat membantu b. Membantu c. Cukup membantu d. Kurang membantu e. Tidak membantu 5. Menurut anda apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah yang digunakan telah sesuai dengan materi yang diajarkan? a. Sangat sesuai b. Sesuai c. Cukup sesuai d. Kurang sesuai e. Tidak sesuai 6. Apakah menurut anda, dengan diterapkannya pembelajaran Model Lawatan Sejarah, pembelajaran sejarah lebih bervariasi? a. Sangat bervariasi b. Bervariasi c. Cukup bervariasi d. Kurang bervariasi e. Tidak bervariasi 7. Apakah dengan belajar menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah membantu menambah pengetahuan? a. Sangat membantu b. Membantu c. Cukup membantu d. Kurang membantu e. Tidak membantu 8. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah dapat membantu anda mengatasi kesulitan-kesulitan selama kegiatan pembelajaran berlangsung?
128
a. Sangat membantu b. Membantu c. Cukup membantu d. Kurang membantu e. Tidak membantu 9. Apakah dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah dapat membantu mengingat bahasan-bahasan yang penting dalam materi perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha serta peninggalan-peninggalannya ? a. Sangat membantu b. Membantu c. Cukup membantu d. Kurang membantu e. Tidak membantu C. Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Model Lawatan Sejarah
10. Apakah anda menyukai pembelajaran Model Lawatan Sejarah? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 11. Apakah dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah guru sejarah anda menunjukan tempat yang berhubungan dengan materi pembelajaran? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 12. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah, proses belajar anda berjalan dengan baik? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 13. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah merupakan metode yang menarik dan inovatif bagi pembelajaran sejarah anda? a. Ya, pasti
129
b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 14. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah lebih menarik perhatian anda dalam pembelajaran? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 15. Apakah pembelajaran Model Lawatan Sejarah membuat anda lebih aktif dalam kegiatan belajar? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 16. Apakah semangat belajar anda bertambah setelah belajar menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 17. Apakah anda memperhatikan mata pelajaran sejarah saat proses belajar mengajar di kelas dengan pembelajaran Model Lawatan Sejarah? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 18. Apakah anda merasa mudah memahami konsep-konsep materi tentang perkembangan masyarakat kebudayaan dan pemerintahan Hindu Budha serta peninggalan-peninggalannya, dengan menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu
130
d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 19. Apakah dengan pembelajaran Model Lawatan Sejarah, anda dapat menyelesaikan soal-soal latihan? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti 20. Apakah anda lebih cepat paham dalam belajar menggunakan pembelajaran Model Lawatan Sejarah? a. Ya, pasti b. Ya, ragu-ragu c. Ragu-ragu d. Tidak, ragu-ragu e. Tidak, pasti
131
Lampiran 17 Nama Kelas No. Absen
: : :
Lembar Jawab Angket Respon Siswa Pengaruh Penggunaan Model Lawatan Sejarah terhadap Hasil Belajar Sejarah Siswa 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A A A A A A A A A A A A A A A A A A A A
B B B B B B B B B B B B B B B B B B B B
C C C C C C C C C C C C C C C C C C C C
D D D D D D D D D D D D D D D D D D D D
E E E E E E E E E E E E E E E E E E E E
132
Lampiran 18
TABULASI PENILAIAN RESPON SISWA Res p 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 4 5 4
2 4 4 4 5 3 4 5 3 4 3 5 4 4 4 4 4 4 3 5 5 4 3 3 5 4 4 3 4 4 4
3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 3 4 3 5 4 5 5 5 4 5 5 5 3 4 3 4 4
4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 3 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 3 4 4 4
5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 3 4 5 4 4 5 4 5 4 4 4 3 5 5 3 3 4 3 4
Respon siswa terhadap model pembelajaran Lawatan Sejarah 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 3 5 4 5 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 5 5 3 4 4 3 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 4 5 3 4 4 5 3 4 3 5 4 3 5 4 4 4 4 3 5 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 4 3 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 3 3 4 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4
20 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 3 4 5 5 5 3 4 5 5 4 5 4 4
Jumlah 95 94 90 94 91 85 91 93 96 93 85 88 92 94 85 84 94 78 84 88 87 90 79 93 97 87 78 92 83 84
133
Lampiran 19 LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU KELAS KONTROL Mata pelajaran Satuan pendidikan Kelas / semester Program
: Sejarah : SMP N 3 Magelang : VII/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial
Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya NO
INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI
PENILAIAN 1 2 3 4 5
I
PRA PEMBELAJARAN
1.
Menata lingkungan dan suasana yang mendukung untuk belajar
√
2.
Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran
√
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
Penguasaan materi pelajaran
3.
Menunjukkan penguasaan materi pelajaran
√
4.
Menyampaikan materi dengan jelas
√
B
Pendekatan / Strategi pembelajaran
5.
Menjelaskan materi dengan metodeceramah
6.
Melaksanakan pembelajaran yang mampu memaksimalkan interaksi siswa Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
7.
C 8. 9. 10.
Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran Menggunakan media secara efektif dan efisien Menghasilkan pesan yang menarik Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
√ √ √
√ √ √
134
NO
INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI
D
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa
11. 12. 13. 14.
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertannya tentang materi yang masih belum jelas
E.
Penilaian proses dan hasil belajar
15.
Memantau kemajuan belajar selama proses
16.
Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
F 17.
Penggunaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya menyenangkan
18.
PENILAIAN 1 2 3 4 5
√ √ √ √
√
III 19.
PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa 20. Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan arahan, atau kegiatan, atau evaluasi, atau tugas sebagai bagian remidi/pengayaan Pedoman penilaian 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik
Magelang, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mapel Sejarah
Siti Munjayanah, S.Pd NIP. 197003282006042004
√
√ √ √ √
135
Lampiran 20 LEMBAR PENGAMATAN KEGIATAN GURU KELAS EKSPERIMEN Mata pelajaran : Sejarah Satuan pendidikan : SMP N 3 Magelang Kelas / semester : VII/ Genap Program : Ilmu Pengetahuan Sosial Standar Kompetensi 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa Kompetensi Dasar 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya
NO
INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI
PENILAIAN 1 2 3 4 5
I
PRA PEMBELAJARAN
1.
Menata lingkungan dan suasana yang mendukung untuk belajar
√
2. 3.
Mengkondisikan siswa untuk siap menerima pelajaran Guru mengkondisikan siswa
√
4
Menumbuhkan motivasi siswa dengan menyampaikan “Tujuan yang ingin dicapai setelah mempelajari materi pembelajaran”(Relevance)
II
KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN
A
Penguasaan materi pelajaran
5. 6.
Menunjukkan penguasaan materi pelajaran Mengaitkan materi dengan pengalaman umum yang mudah dimengerti semua siswa (Relevance) Menyampaikan materi dengan jelas
7. B 8. 9.
Pendekatan / Strategi pembelajaran Membimbing siswa yang mengalami kesulitan (Confidence) Membantu memudahkan siswa untuk mengemukakan
√ √
√ √ √ √ √
136
NO 10. 11.
C 12. 13. 14. D 15. 16. 17. 18.
19.
INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI pendapatnya dengan model Lawatan Sejarah Melaksanakan pembelajaran yang mampu memaksimalkan interaksi siswa Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif
20.
Memantau kemajuan belajar selama proses pembelajaran Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi
23. III 24. 25.
26.
√
√ √ √
Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa Menumbuhkan keceriaan dan antusisme siswa dalam belajar Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengemukakan pendapatnya (model Lawatan Sejarah) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertannya tentang materi yang masih belum jelas Penilaian proses dan hasil belajar
F 22.
√
Pemanfaatan sumber belajar / media pembelajaran Menggunakan media kegiatan di luar kelas Menghasilkan siswa yang aktif Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
E.
21.
PENILAIAN 1 2 3 4 5
√ √ √ √ √
√ √
Pengguanaan bahasa Menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas, baik, dan benar Menyampaikan pesan dengan gaya menyenangkan PENUTUP Melakukan refleksi atau membuat rangkuman dengan melibatkan siswa Memberikan pengakuan terhadap setiap usaha siswa dan merayakan setiap keberhasilan yang diperoleh siswa (Satisfaction) Melaksanakan tindak lanjut dengan memberikan
√ √ √ √ √
137
NO
INDIKATOR / ASPEK YANG DIAMATI
PENILAIAN 1 2 3 4 5
arahan, atau kegiatan, atau evaluasi, atau tugas sebagai bagian pengayaan
Pedoman penilaian 1 = tidak baik 2 = kurang baik 3 = cukup 4 = baik 5 = sangat baik
Magelang, Januari 2015 Mengetahui, Guru Mapel Sejarah
Siti Munjayanah, S.Pd NIP. 197003282006042004
138
Lampiran 21 SILABUS KELAS EKSPERIMEN Nama Sekolah
: SMP N 3 Magelang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: VII/ 2
Standar Kompetensi
: 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar (1) 5.1 Mendeskripsika n perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa Hindu-Buddha serta peninggalannya
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
(2)
(3)
(4)
Membaca referensi dan mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
Mendeskripsik an perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
Perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Asia
Penilaian Hasil Belajar Bentuk Contoh Jenis Instrumen Instrumen (5) (6) (7) Tes Tertulis
Tes Uraian
Menjelaskan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di India
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
(8)
(9)
4x 50
Buku Ilmu Pengetahuan sosial Sejarah Kelas VII
Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon.
139
Proses masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan HinduBuddha di Indonesia
Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Membaca dan mengamati buku referensi tentang masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Mendeskripsik an proses masuk dan berkembangny a agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Membaca buku referensi dan menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Menyusun kronologi perkembangan kerajaankerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Tes
Tes uraian
tertulis
Menjelaskan proses masuknya agama HinduBuddha ke Indonesia
Tes
Tes
Menjelaskan
tertulis
pilihan
tentang faktor-
ganda
faktor yang memengaruhi kerajaan Sriwijaya sehingga dapat berkembang menjadi kerajaan yang besar
140
Ciri-ciri peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah berdasarkan bukti arkeologis
Mengamati gambar untuk mengenal peninggalan sejarah kerajaankerajaan HinduBuddha di Indonesia.
Mengiddentifi kasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah berdasarkan bukti arkeologis
Penuga
Tugas
Mengumpulkan
san
rumah
gambar-gambar peninggalan sejarah kerajaankerajaan HinduBuddha dan mengelompokka n masingmasing sesuai dengan corak agamanya Semarang, Februari 2015
Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd NIP. 197003282006042004
Yuni Erwianisya 3101411067
141
Lampiran 22 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS EKSPERIMEN Mata pelajaran Satuan pendidikan Kelas / semester Program
: Sejarah : SMP N 3 Magelang : VII/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa. Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya. Indikator : 1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha 2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaankerajaan Hindu Buddha di Indonesia 5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu: 1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha 2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha
I.
Materi Ajar 1. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia. 2. Peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
142
II.
III.
3. Daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 5. Contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha Metode Pembelajaran 1. Lawatan Sejarah 2. Tanya jawab 3. Penugasan Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 a. Pendahuluan 1) Apersepsi : guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan masa Praaksara sampai masuknya Hindu-Buddha. 2) Motivasi : guru menceritakan peninggalan sejarah yang bercorak Hindu Buddha di Magelang, bagaimana cara membangun Candi. b. Kegiatan Inti 1) Guru memberikan soal pretest kepada peserta didik. 2) Setelah siswa mengerjakan soal pretest siswa di kondisikan karena akan mengikuti kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon). 3) Siswa melaksanakan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon). 4) Guru memberikan penjelasan saat melakukan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon) . 5) Guru dengan siswa melakukan tanya jawab saat melakukan kegiatan Lawatan Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon). c. Penutup 1) Guru melakukan refleksi kekurangan-kekurangan selama melakukan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon). 2) Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan hasil dari kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon). 3) Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik. 2. Pertemuan Ke-2 a. Pendahuluan 1) Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang telah lalu mengenai perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Asia. 2) Motivasi : guru menjelaskan arti pentingnya mempelajari topik ini dengan menjelaskan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.
143
b. Kegiatan Inti 1) Guru mengulas materi sebelumnya saat melakukan kegiatan Lawatan Sejarah Sejarah (Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon) 2) Guru membagikan soal post test kepada peserta didik. 3) Peserta didik mengerjakan soal post test. 4) Setelah selesai, peserta didik dan guru mencocokkan post test yang sudah di kerjakan peserta didik. c. Penutup 1) Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi hasil diskusi dan menyimpulkan kegiatan Lawatan Sejarah. 2) Guru memberikan angket respon siswa terhadap model pembelajaran Lawatan Sejarah. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Kelas VII SMP dan MTs. 2. Buku sejarah lain yang relevan. 3. Candi Ngawen, Candi Mendut, dan Candi Pawon. Penilaian 1. Penilaian proses Melakukan penilaian aktivitas secara individual dan kelompok. 2. Penilaian hasil a. Deskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Asia! b. Bagaimanakah proses masuknya agama dan kebudayaan HinduBuddha ke Indonesia? c. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh Hindu-Buddha! d. Deskripsikan secara kronologis perkembangan kerajaankerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia! e. Sebutkan peninggalan-peninggalan yang bercorak HinduBuddha di Indonesia! 1. Lembar Penilaian a. Penugasan
IV.
V.
No 1 2 3 4 Jumlah
Nama Peserta Didik
Aspek Penilaian Kelengkapan
Kerapian
Ketepatan Waktu
Nilai Kualitatif
Nilai Kuantitatif
144
-
Kriteria Penilaian - Indikator
Nlai Kulitatif
Nilai Kuantitatif 5
71-80
Sangat Memuaskan (A) Memuaskan (B)
61-70
Cukup (C)
3
51-60
Kurang (D)
2
Sangat Kurang (E)
1
81-100
<51
4
Semarang, Februari 2015 Mengetahui Guru Sejarah
Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd. NIP. 197003282006042004
Yuni Erwianisya NIM 3101411067
145
Lampiran 23 SILABUS KELAS KONTROL Nama Sekolah
: SMP N 3 Magelang
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial
Kelas/ Semester
: VII/ 2
Tahun Ajaran
: 2014
Alokasi Waktu
:
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa
Kompetensi Dasar (1)
Materi Pokok
(2) 5.1 Perkembangan Mendeskripsikan agama dan perkembangan kebudayaan masyarakat, Hindu-Buddha di kebudayaan dan Asia pemerintahan pada masa HinduBuddha serta peninggalannya
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
(3)
(4)
Membaca referensi dan mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
Mendeskripsika n perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia
Penilaian Hasil Belajar Bentuk Contoh Jenis Instrume Instrumen n (5) (6) (7) Tes Tertulis
Tes Uraian
Menjelaska n perkembang an agama dan kebudayaan HinduBuddha di India
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
(8)
(9)
4x 50
Buku Ilmu Pengetahuan sosial Sejarah Kelas VII
Atlas sejarah
Foto
atau
146
gambar sejarah Proses masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Membaca dan mengamati buku referensi tentang masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Mendeskripsika n proses masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
Tes
Tes
Menjelaska
tertulis
uraian
n proses masuknya agama HinduBuddha ke Indonesia
Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Membaca buku referensi dan menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Menyusun kronologi perkembangan kerajaankerajaan HinduBuddha di Indonesia dan peninggalan sejarahnya
Tes
Tes
Menjelaska
tertulis
pilihan
n tentang
ganda
faktorfaktor yang memengaru hi kerajaan Sriwijaya sehingga dapat
147
berkembang menjadi kerajaan yang besar Ciri-ciri peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah berdasarkan bukti arkeologis
Mengamati gambar untuk mengenal peninggalan sejarah kerajaankerajaan HinduBuddha di Indonesia.
Mengiddentifik Penugasa asi dan n memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha di berbagai daerah berdasarkan bukti arkeologis
Tugas
Mengumpul
rumah
kan gambargambar peninggalan sejarah kerajaankerajaan HinduBuddha dan mengelomp okkan masingmasing sesuai dengan
148
corak agamanya
Semarang, Februari 2015 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd NIP. 197003282006042004
Yuni Erwianisya 3101411067
149
Lampiran 24 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) KELAS KONTROL Mata pelajaran Satuan pendidikan Kelas / semester Program
: Sejarah : SMP N 3 Magelang : VII/ Genap : Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah
Standar Kompetensi : 5. Memahami perkembangan masyarakat sejak masa Hindu-Buddha sampai masa Kolonial Eropa Kompetensi Dasar : 5.1 Mendeskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan Hindu-Buddha serta peninggalan-peninggalannya Indikator : 1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha 2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaankerajaan Hindu Buddha di Indonesia 5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha Setelah selesai melaksanakan kegiatan pembelajaran, peserta didik diharapkan mampu: 1. Mendeskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha 2. Membaca dan membuat peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia 3. Menunjukkan pada peta daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Menyusun kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 5. Mengidentifikasi dan memberi contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha
I.
Materi Ajar 1. Perkembangan agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Asia. 2. Peta jalur masuk berkembangnya agama dan kebudayaan Hindu Buddha di Indonesia
150
3. Daerah-daerah yang dipengaruhi dan tidak dipengaruhi unsur Hindu Buddha di Indonesia sampai abad 14 4. Perkembangan kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia 5. Contoh peninggalan sejarah bercorak Hindu-Buddha II. Metode Pembelajaran 1. Ceramah bervariasi 2. Tanya jawab 3. Diskusi 4. Penugasan III. Langkah-Langkah Pembelajaran 1. Pertemuan Ke-1 a. Pendahuluan 1) Apersepsi : guru memberikan pertanyaan yang berkaitan dengan masa Praaksara sampai masuknya Hindu-Buddha. 2) Motivasi : guru menampilkan gambar dewa-dewa agama Hindu dan gambar sang Buddha serta gambar lain yang mendukung. b. Kegiatan Inti 1) Guru memberikan soal pre test kepada peserta didik untuk mengukur kemampuan siswa sebelum melakukan pembelajaran. 2) Setelah peserta didik mengerjakan soal pre test guru menyampaikan materi dengan metode ceramah. 3) Guru dengan siswa bersama-sama mendiskusikan uraian mengenai perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Asia dan proses masuk dan berkembangnya agama serta kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia. 4) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberi arahan pada peserta didik. 5) Setelah selesai diskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya dan kelompok lain menanggapi. c. Penutup 1) Guru melakukan refleksi kekurangan-kekurangan selama diskusi. 2) Peserta didik dan guru bersama-sama menyimpulkan diskusi. 2. Pertemuan Ke-2 a. Pendahuluan 1) Apersepsi : guru menanyakan pelajaran yang telah lalu mengenai perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Asia. 2) Motivasi : guru menjelaskan arti pentingnya mempelajari topik ini dengan menjelaskan kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik.
151
b. Kegiatan Inti 1) Guru membagi peserta didik dalam beberapa kelompok, setiap kelompok terdiri atas lima orang. 2) Setiap kelompok membaca buku sumber dan mengamati atlas sejarah. 3) Mendiskusikan Daerah di Indonesia yang dipengaruhi unsur Hindu-Buddha Kronologi perkembangan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Buddha. 4) Guru memantau jalannya diskusi sambil memberi arahan. 5) Setelah selesai, setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjaannya dengan ditanggapi kelompok lain. c. Penutup 1) Guru bersama-sama dengan peserta didik melakukan refleksi hasil diskusi dan menyimpulkan diskusi kelompok. 2) Guru memberikan tugas rumah kepada peserta didik untuk mengumpulkan gambar candi yang bercorak Hindu-Buddha. 3. Pertemuan Ke-3 a. Pendahuluan 1) Apersepsi : guru menanyakan tugas yang telah lalu dan meminta seseorang siswa maju untuk menunjukkan pekerjaan rumahnya. 2) Motivasi : guru menampilkan gambar-gambar candi atau miniature candi, baik Hindu maupun Buddha. b. Kegiatan Inti 1) Guru meminta para peserta didik membentuk kelompok, masing masing kelompok terdiri atas lima orang. 2) Kelompok ganjil mengidentifikasi peninggalan sejarah dari kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia. 3) Kelompok genap mengidentifikasi mana yang bercorak Hindu dan mana yang bercorak Buddha, serta membuat uraian tentang buktibukti akulturasi antara kebudayaan Indonesia asli dengan kebudayaan Hindu-Buddha. 4) Setelah selesai, wakil dari kelompok mempresentasikan hasil kerjaannya dengan ditanggapi oleh kelompok lain. c. Penutup 1) Guru memberikan komentar, meluruskan, dan menambahkan hal-hal yang penting serta memberikan kesimpulan. 2) Guru memberikan post-test. IV. Sumber dan Media Pembelajaran 1. Buku Ilmu Pengetahuan Sosial Sejarah Kelas VII SMP dan MTs. 2. Buku sejarah lain yang relevan. 3. Peta atau atlas sejarah 4. Gambar candi, arca, stupa, prasasti, lingga yoni. V. Penilaian 1. Penilaian proses Melakukan penilaian aktivitas secara individual dan kelompok.
152
2. Penilaian hasil a. Deskripsikan perkembangan agama dan kebudayaan HinduBuddha di Asia! b. Bagaimanakah proses masuknya agama dan kebudayaan HinduBuddha ke Indonesia? c. Sebutkan daerah-daerah di Indonesia yang dipengaruhi oleh Hindu-Buddha! d. Deskripsikan secara kronologis perkembangan kerajaankerajaan Hindu-Buddha yang ada di Indonesia! e. Sebutkan peninggalan-peninggalan yang bercorak HinduBuddha di Indonesia! 2. Lembar Penilaian a. Diskusi NO Sikap/ aspek yang dinilai. Nama siswa Nilai kulitatif Nilai kuantitatif.
1.
Kemampuan siswa dalam menyampaikan materi
2.
Kemampuan siswa dalam menjawab pertanyaan
3
Kemampuan siswa dalam mengemukakan pendapat
4
Keaktifan siswa dalam diskusi
Jumlah - Kriteria Penilaian Indikator
Nlai Kulitatif
81-100
Sangat Memuaskan (A)
5
71-80
Memuaskan (B)
4
61-70
Cukup (C)
3
51-60
Kurang (D)
2
Sangat Kurang (E)
1
<51 b. Penugasan No
Nilai Kuantitatif
Nama
Aspek Penilaian
153
Peserta Didik
Kelengkapan
Kerapian
Ketepatan Waktu
Nilai Kualitatif
1 2 3 4 5 Jumlah -
Kriteria Penilaian - Indikator
Nlai Kulitatif
Nilai Kuantitatif 5
71-80
Sangat Memuaskan (A) Memuaskan (B)
61-70
Cukup (C)
3
51-60
Kurang (D)
2
Sangat Kurang (E)
1
81-100
<51
4
Mengetahui Guru Sejarah
Semarang , Febuari 2015 Peneliti
Siti Munjayanah, S.Pd NIP. 197003282006042004
Yuni Erwianisya NIP 3101411067
Nilai Kuantitatif
154
Lampiran 25 JADWAL KEGIATAN LAWATAN SEJARAH NO
TANGGAL
TEMPAT
KEGIATAN
/WAKTU 1.
Jumat, 6
Sekolahan
Februari
/08.30
2015
Masuk
kelas
mengerjakan
VII pretest
E.
Siswa sebelum
melakukan kegiatan lawatan sejarah. Setelah itu peneliti mengkondisikan siswa yang akan melakukan kegiatan lawatan sejarah. 09.30
Siswa dengan peneliti menuju Candi Ngawen yang membutuhkan waktu sekitar 1 jam sampai ke tempat lawatan sejarah.
Candi
Siswa dengan peneliti sampai ke
Ngawen/
Candi
Ngawen.
Di
situ
guru
10.30
menjelaskan materi yang berkaitan dengan perkembangan Hindu Buddha di Indonesia meliputi perkembangan agama Hindu Buddha, persebaran Budaya Hindu Buddha di Indonesia selain
menjelaskan
materi
155
pembelajaran
peneliti
dan
siswa
mengamati Candi Ngawen, selain mengamati peneliti juga menjelaskan sejarah dari Candi Ngawen. Waktu
yang
di
gunakan
untuk
melawat Candi Ngawen sekitar 30 menit. Setelah melawat ke Candi Ngawen lawatan selanjutnya adalah Candi
Mendut.
Waktu
yang
digunakan menuju Candi Mendut dari Candi Ngawen sekitar 15 menit. Candi
Pukul 11.15 siswa dengan peneliti
Mendut/
sampai di Candi Mendut. Di situ guru
11.15
menjelaskan materi peta jalur masuk dan persebaran budaya Hindu Buddha di Indonesia. Setelah menjelaskan materi melihat
peneliti candi
mengajak dan
siswa peneliti
menjelaskan sejarah Candi Mendut. Setelah selesai melawat di Candi Mendut lawatan selanjutnya menuju Candi Pawon yang berjarak tidak begitu jauh sekitar 5 menit untuk
156
sampai ke tujuan.
Candi
Pukul 12.00 sampai di Candi Pawon
Pawon/
peneliti menjelaskan materi tentang
12.00
Perkembangan
Kerajaan
Hindu
Buddha di Indonesia dan peninggalanpeninggalan sejarah bercorak Hindu Buddha di Indonesia. Setelah selesai menjelaskan materi peneliti dan siswa mengamati Candi Pawon dan peneliti menjelaskan sejarah Candi Pawon. Sebagaian
siswa
laki-laki
melaksanakn sholat jumat dan siswa perempuan
melihat
candi
sambil
melakukan tanya jawab. 13.15
Pukul
13.15
siswa
kembali ke sekolahan.
dan
peneliti
157
Lampiran 26
SEJARAH CANDI NGAWEN, CANDI MENDUT, DAN CANDI PAWON 1. CANDI NGAWEN Bagi umat Budha dan Hindu, candi merupakan bangunan suci. Candi dipelihara dengan baik karena umat Budha dan Hindu percaya bahwa para dewa bersemayam pada bayangan itu. Namun kini bangunan candi banyak yang tak utuh lagi. Ada candi yang memang tak selesai dibangun, adapula candi yang rusak akibat bencana alam ataupun ulah manusia.” Itulah pendapat seorang arkeolog Milliard, yang menjelaskan tentang candi. Candi Ngawen yang terletak di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang Jawa Tengah ini merupakan satu dari sekian banyak candi di Kabupaten Magelang yang bercorak Budha. Candi Ngawen memang masih kurang dikenal oleh masyarakat. Bahkan masyarakat Magelangpun hanya sedikit yang mengetahui keberadaannya. Jika ditinjau dari segi lokasi, Candi Ngawen terletak tidak jauh dari pasar Muntilan. Dari Jalan Pemuda Muntilan hanya sekitar satu kilometer ke selatan. Pendek kata, Candi Ngawen ini berada pada lokasi yang mudah dijangkau. Pada awalnya Candi Ngawen ditemukan oleh Belanda . Kemudian oleh Belanda dipugar pada tahun 1911. Menurut catatan yang ada pada pos penjagaan, Candi Ngawen dibangun sekitar abad 8, tepatnya pada masa
158
dinasti Syailendra (Budha) dan dinasti Rakaipikatan (Hindu). Candi ini termasuk dalam candi Budha meskipun dibangun oleh dua dinasti yang berbeda. Karena dibangun pada dua dinasti inilah Candi Ngawen dijuluki Candi Peralihan. Candi Ngawen bila dipandang sekilas bentuk bangunannya nyaris mirip dengan bangunan candi Hindu. Hal ini disebabkan bangunan candi yang meruncing. Tetapi apabila diamati dengan seksama, candi ini memiliki stupa dan teras (undak-undak) yang menjadi simbol dalam candicandi Budha. Selain bangunannya yang mirip dengan candi Hindu, bentuk bangunan Candi Ngawen memiliki sedikit banyak kesamaan dengan Candi Mendut. Candi Mendut yang merupakan rangkaian candi Budha sekitar 5 km dari situs ini. Kompleks Candi Ngawen mencakup lima bangunan candi dengan letak berderet. Terdiri dari dua candi induk dan tiga candi apit. Candi induk merupakan candi utama, sedangkan candi apit adalah candi yang letaknya mengapit candi induk. Candi apit juga diartikan sebagai bangunan pendamping candi induk. Karena candi induk diapit oleh candi apit, letak dari candi induk ada pada bangunan kedua dan keempat. Candi induk yang pertama merupakan satu-satunya candi yang masih lengkap diantara empat candi lainnya. Meski paling lengkap, sayangnya, stupa pada candi ini sudah pecah menjadi beberapa bagian sejak awal ditemukannya. Ini membuat stupa candi tidak dipasang dan diamankan dengan kata lain disimpan. Sebagai candi yang paling
159
utuh, candi induk pertama itu memang paling banyak batu penyusunnya. Dengan tujuan pengamanan, pemerintah memperkuat sambungan batu tersebut dengan memberi lapisan semen. Adapun untuk batu asli yang rusak, terpaksa diganti dengan batu polosan. Batu polosan yang dimaksud adalah batu yang tidak ber-relief seperti aslinya. Berbeda dengan candi induk pertama, kondisi candi induk kedua lebih parah. Sebab pada candi induk kedua tersebut begitu banyak batu penyusun yang pecah-pecah dan hilang. Stupanya bahkan juga hilang. Bila diprosentasekan hanya lima puluh persen saja batu yang masih layak pada bangunan keempat ini. Hal ini membuat bangunan keempat pada Candi Ngawen berdiri, tetapi tidak sempurna. Hanya berlantai namun tak beratap dan tak berdinding. Di samping itu, batu-batu di pelataran candi tidak sebatas batu penyusun candi induk dan candi apit. Masih banyak lagi batu-batu lain yang ditemukan, namun tidak termasuk dalam batu penyusun candi induk dan apit. Batu-batu itu adalah batu lain yang hingga sekarang belum jelas arti dan fungsinya. Batu tadi ditata rapi di taman candi. Untuk memperindah pelataran candi, pihak pengelola menanami bunga-bunga indah, beserta kolam lengkap dengan bunga teratai di tengahnya. Lalu apa fungsi Candi Ngawen? Fungsi Candi Ngawen tidak jauh beda dengan candi-candi pada umumnya. Sesuai dengan coraknya, candi ini juga berfungsi sebagai tempat beribadah umat Budha. Yang menjadi pembeda dari Candi Ngawen ini ialah frekuensi digunakannya. Walau
160
sama-sama sebagai tempat peribadatan, namun candi ini cenderung jarang dikunjungi. Menurut Sumedi, selaku juru pelihara di Candi Ngawen, bangunan situs yang terletak di Muntilan ini biasanya digunakan atau dikunjungi untuk beribadah hanya pada saat perayaan Waisak. Itu pun pengunjungnya hanya sedikit. Kemudian taman di pelataran candi juga memiliki fungsi, yakni untuk kenyamaan pengunjung saat mampir di candi ini. Adapun kolam di taman memiliki fungsi untuk pengairan di wilayah pelataran candi. Candi Ngawen bila dilihat dari sisi lain memiliki aspek yang menarik. Candi Budha mungil ini memiliki potensi yang bisa dikembangkan dengan baik. Letaknya yang berbingkai kealamian, membuatnya sangat menarik. Apalagi bila batu-batu penyusunnya lengkap dan candi ini dipugar kembali, tentu keksotisan alamnya semakin memancar. Daerah sekitar candi ini juga berpotensi untuk dijadikan desa wisata. Candi Ngawen merupakan bukti tidak dikenalnya peninggalan nenek moyang. Bukan sekedar kurang dikenali, potensi yang belum digali dari peninggalan purbakala inipun belum dicoba untuk dikembangkan. Padahal bisa saja candi mungil ini menjadi sumber devisa, setidaknya untuk daerah sekitarnya. 2. CANDI MENDUT Dari sebuah prasasti yang ditemukan di daerah Karanganyar yaitu prasasti Kayumwungan, Candi Mendut diketahui dibangun oleh Raja Indra
161
dari dinasti Syailendra. Namun hingga kini belum diketahui secara pasti mengenai tahun pembuatan atau pembangunan Candi Mendut. Awalnya Candi Mendut ditemukan oleh seorang dari Belanda yang bernama J.G. de Casparis pada tahun 1836. Kemudian dari tahun 1897 hingga 1904 dilakukan perbaikan pada candi yang meliputi bagian kaki dan tubuh candi. Theodoor van Erp Kembali memeperbaiki candi hingga bagian puncaknya pada tahun 1908 sampai 1925. Bangunan candi yang terbuat dari batu Andesit ini mempunyai luas secara keseluruhan mencapai 13,7 meter persegi dan mempunyai tinggi 26,4 meter. Pada bagian atas candi terdapat 48 buah stupa. Akan tetapi puncak candi sudah tak tersisa sehingga tak diketahui bentuk aslinya seperti apa. Selain untuk obyek wisata Candi Mendut digunakan sebagai tempat upacara waisak pada bulan mei saat bulan purnama. Candi Mendut buka dari jam 07.00 hingga 18.00 untuk setiap harinya. Relief Di Candi Mendut
Pada bagian kaki tubuh hingga atapnya Candi Mendut dihiasi dengan beberapa relief yang mengandung cerita moral dan digambarkan
162
dengan tokoh binatang. Beberapa relief tersebut diantaranya Brahmana dan Kepiting yang menceritakan tentang Brahmana yang menyelamatkan seekor kepiting dan kemudian si kepiting membalas budi dengan cara menyelamatkan Brahmana saat mendapat gangguan dari ular dan gagak. Ada juga cerita tentang Dua ekor burung betet yang mempunyai karakter berbeda karena dibesarkan oleh Brahmana dan satunya dibesarkanoleh seorang penyamun. Relief terbesar terlihat di bagian belakang candi yang menceritakan tentang Buddha Avalokitesvara. 3. CANDI PAWON Pendirian Candi Pawon diperkirakan pada pertengahan abad VIII, hampir bersama dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur. Nama ''pawon'' sendiri, menurut sebagian orang, berasal dari kata ''pa-awu-an'' yang berarti tempat menyimpan awu ( abu ) . Pada bilik candi di tubuh candi semula diperkirakan terdapat arca bodhisattva sebagai bentuk penghormatan kepada raja Indra. Berdasarkan prasasti karang tengah ( 824 m ), arca tersebut mengeluarkan ''vigra'' ( sinar ), sehingga arca Bodhisattva tersebut kemungkinan dibuat dari logam perunggu. Menurut Poerbatjcaraka, candi Pawon merupakan upa angga ( bagian dari ) Candi Borobudur, karena adanya kemiripan motif pahatan pada Candi Pawon dengan Candi Mendut dan Candi Borobudur.
163
Lampiran 27 HASIL PRE TEST KELAS KONTROL
164
Lampiran 28 HASIL POST TEST KELAS KONTROL
165
Lampiran 29 HASIL PRE TEST KELAS EKSPERIMEN
166
Lampiran 30 HASIL POST TEST KELAS EKSPERIMEN
167
Lampiran 31 FOTO-FOTO PENELITIAN
Pintu Gerbang SMP Negeri 3 Magelang (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Depan Ruang Kelas SMP Negeri 3 Magelang (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
168
UJi coba Kelas VIII G (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
UJi coba Kelas VIII G (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
169
Pre test Kelas Kontrol (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pre test Kelas Kontrol (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
170
Pembelajaran Kelas Kontrol (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran Kelas Kontrol (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
171
Pre Test Kelas Eksperimen (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pre Test Kelas Eksperimen (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
172
Lawatan Sejarah ke Candi Ngawen (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Ngawen (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
173
Lawatan Sejarah ke Candi Mendut (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Mendut (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
174
Lawatan Sejarah ke Candi Pawon (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Pembelajaran saat Lawatan Sejarah ke Candi Pawon (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
175
Post Test Kelas Eksperimen (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Post Test Kelas Eksperimen (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015
176
Post Test Kelas Kontrol (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
Post Test Kelas Kontrol (Sumber: dokumentasi pribadi, diambil bulan Februari 2015)
177
Lampiran 32 SURAT IJIN PENELITIAN
178
Lampiran 33 SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN PENELITIAN