PERBEDAAN SIKAP PROSOSIAL ANTARA SISWA AKSELERASI DENGAN SISWA NON AKSELERASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015
ARTIKEL E-JOURNAL
Oleh Lucky Nindi Riandika Marfu’i NIM 11104241022
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA MARET 2015
PERSETUJUAN
Artikel e-journal yang berjudul “Perbedaan Sikap Prososial antara Siswa Akselerasi dengan Siswa Non Akselerasi di Sekolah Menengah Pertama Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015” yang disusun oleh Lucky Nindi Riandika Marfu’i, NIM 11104241022 ini telah disetujui pembimbing untuk dipublikasikan.
Yogyakarta, 12 Maret 2015 Pembimbing
Sugihartono, M. Pd. NIP. 19510408 197803 1 002
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 1
PERBEDAAN SIKAP PROSOSIAL ANTARA SISWA AKSELERASI DENGAN SISWA NON AKSELERASI DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2014/2015 THE DIFFERENCE OF PROSOCIAL ATTITUDE BETWEEN ACADEMIC ACCELERATION STUDENTS AND NON-ACADEMIC ACCELERATION STUDENTS AT 5TH MIDDLE SCHOOL OF YOGYAKARTA IN ACADEMIC YEARS 2014/2015 Oleh: Lucky Nindi Riandika Marfu’i, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan gambaran sikap prososial antara siswa akselerasi dengan non akselerasi di SMP Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode komparasi. Subjek penelitian ini berjumlah 123 siswa yang terdiri dari 56 siswa akselerasi dan 67 siswa non akselerasi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, dengan instrumen yang digunakan yaitu skala sikap prososial. Validasi instrumen dilakukan dengan validitas logis dengan metode expert judgement, sedangkan reliabilitas instrumen menggunakan rumus Alpha Cronbach dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,880 Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini menggunakan uji beda (T-Test) dengan uji Independent Samples Test yang dilengkapi gambaran sikap prososial. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap prososial siswa akselerasi dengan siswa non akselerasi dengan angka signifikansi sebesar 0,114 atau p>0,05. Gambaran sikap prososial pada siswa akselerasi dan non akselerasi sudah baik, tetapi siswa dominan memiliki kategori sikap prososial yang sedang. Pada kedua kelompok baik akselerasi dan non akselerasi sama-sama sudah baik dalam hal kecenderungan untuk bekerjasama, tetapi cenderung masih kurang dalam hal kecenderungan mempertimbangkan hak dan kewajiban orang lain,. Pada siswa akselerasi unggul pada kecenderungan menolong orang yang mengalami kesulitan, sedangkan pada siswa non akselerasi paling baik pada kecenderungan menahan godaan ketika dihadapkan pada suatu pilihan yang menyulitkan. Kata kunci: Sikap Prososial, Siswa Akselerasi, Siswa Non Akselerasi
Abstract
This research aims to find out the difference and the description of prosocial attitude between academic accelereation students and non academic acceleration students at 5th middle school of Yogyakarta in academic years 2014-2015. The approach of this research uses quantitative with comparative method. Total of the subject are 123 students who consist of 56 of academic acceleration students and 67 of non accleration academic students. Data collections use questioner method and the scale of prosocial attitude method is the intrument of the research. Instrument validation using logical validity, that is, expert judgement method, whereas the reliability of instrument using Alpha Cronbach formula with a total ofreliability coefisient 0,880. Method of analysis data which has been used in this research is using T test with Independent Samples Test and it is equipped with the illustration of prosocial attitude. The result shows that there are no significantly differences between prosocial attitude of academic acceleration students and non-academic acceleration students in which the numeral shows the significance about 0,114 or p.0,05. The representation of prosocial attitude among academic acceleration students and non-academic acceleration studentsare sufficiently good, yet the students have dominant average of prosocial attitude cathegory. The teamworkbetween acceleration students and nonacceleration students are adequete, but they are not completely enough to consider both the right and the obligation to the others. Academic acceleration students tend to be superior on helping those who need it, meanwhile non academic accleration students tend to be superior on dealing with the hardest choice. Keywords : prosocial attitude, academic accelereation students,non academic acceleration students.
2 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
setiap tahun ajaran itu memiliki karakter yang
PENDAHULUAN Pada taraf Sekolah Menengah Pertama,
berbeda - beda. Menurut guru BK di SMP
seorang individu mengalami fase remaja awal,
Negeri 5 Yogyakarta, siswa program akselerasi
dimana masa transisi dari anak-anak akhir
cukup merasa jenuh dan tertekan akan tugas-
menjadi remaja itu membutuhkan penyesuaian
tugas yang diberikan untuk program percepatan
yang tidak mudah untuk usia mereka. Menurut
dan juga banyak belajar untuk mencapai nilai
Gibson & Mitchell (2011: 92) bahwasanya ciri
yang sesuai dan ditentukan pihak sekolah untuk
Sekolah Menengah Pertama yaitu: (a) berkaitan
siswa
dengan
usia
mereka dengan siswa non akselerasi (siswa
kebutuhan
regular) di SMP tersebut juga dapat dikatakan
pendidikan, perkembangan sosial populasi anak
kurang baik dan guru BK pun enggan untuk
itu sendiri. Akibatnya, dalam lingkup ini
memberikan materi yang terlalu berat dan
konselor akan terlibat aktif pada peran-peran
menjadi beban untuk mereka hingga merasa
bimbingan
Tugas-tugas
jenuh dengan belajar. Selain itu, beliau juga
perkembangannya pun sedikit bertambah dari
menambahkan bahwasanya hubungan sosial
masa anak-anak ke masa remaja, sehingga
antar siswa akselerasi saja dianggap masih
mereka merasa dituntut dalam beberapa hal
kurang harmonis karena masih adanya kompetisi
dalam hal berinteraksi sosial.
yang sangat kuat di kelas, apalagi dengan siswa
orientasi
perkembangan
terhadap
anak,
di
dan
transisi (b)
sekolah.
Salah satu program pendidikan yang
akselerasi,
non-akselerasi.
sehingga
Sifat
interaksi
dan
perilaku
sosial
yang
memperhatikan kebutuhan siswa sesuai dengan
menunjukkan kesombongan siswa akselerasi
tingkat kemampuan-kemampuan dalam bidang
masih
nalar, kreativitas, akademik, emosional, dan
pemaparan beliau, sehingga dapat disimpulkan
psikologis yang baik yaitu adalah program akselerasi.
Program
akselerasi
merupakan
dominan
di
sekolah
ini
menurut
oleh peneliti sikap prososialnya juga masih kurang dibandingkan siswa regular.
implementasi dari Ketetapan dan/atau Kaputusan
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori
Pemerintah, serta Undang – Undang No 20
yang dipaparkan menurut Baron & Byrne (2003:
Tahun 2003.
106) menyatakan bahwa egoisme (egoism),
Pada wawancara tanggal 8 Oktober 2014
integritas moral, dan hipokrisi moral merupakan
yang dilakukan pada guru BK SMP Negeri 5
motif-motif yang mempengaruhi tingkah laku.
Yogyakarta menghasilkan jawaban yang sesuai
Tingkah laku yang dimaksudkan yaitu keputusan
dengan isu-isu yang beredar pula mengenai
untuk memberikan pertolongan kepada sesama,
masalah sosial siswa akselerasi, tetapi ada
serta mau berbagi dengan teman. Egoisme itu
tambahan lagi dari beliau bahwasanya hal itu
sendiri
tergantung dengan pribadi masing-masing siswa
terhadap kebutuhan serta kesejahteraan pribadi
merupakan
pertimbangan
ekslusif
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 3
dan bukan terhadap kebutuhan dan kesejahteraan
ini dapat dikatakan bahwa sikap prososial
orang lain (kepentingan pribadi).
berpotensi untuk membantu meningkatkan well
Pada
hanya
being orang lain. Interaksi sosial yang terbentuk
membatasi pada sikap prososial siswa saja, di
ketika pengaruh lingkungannya mendukung,
mana sikap merupakan kecenderungan dalam
maka individu akan memiliki sikap prososial
berperilaku. Sikap tidak dapat berdiri sendiri
yang baik pula. Pada penelitian ini fokus
tanpa diikuti oleh obyek tertentu untuk direspon
membahas perbedaan “sikap prososial” siswa
oleh individu dengan berperilaku karena sikap
akselerasi dan non akselerasi, dan untuk melihat
merupakan kecenderungan untuk berperilaku.
bagaimana gambaran sikap prososial siswa
Penelitian ini membahas mengenai sikap yang
akselerasi dan non akselerasi di lapangan
dihubungkan dengan perilaku prososial sebagai
sebenarnya seperti apa dan sinkron atau tidak
obyeknya. Menurut Myers, dkk (2012: 164)
dengan isu-isu yang beredar di kalangan
mengungkapkan sikap adalah suatu reaksi
masyarakat.
evaluatif
penelitian
yang
ini,
peneliti
menyenangkan
atau
tidak
Permasalahan-permasalahan sosial yang
menyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang
dihadapi
(seringkali berakar pada kepercayaan seseorang)
membatasi permasalahan yang akan diteliti
dan muncul dalam perasaan serta perilaku
mengenai
seseorang. Pendapat lain yang dikemukakan oleh
dengan non akselerasi beserta gambarannya,
Tri Dayakisni, dkk (2006: 114) menyimpulkan
sehingga
beberapa pendapat ahli mengenai definisi sikap
mengetahui perbedaan dan gambaran sikap
yaitu sikap merupakan kecenderungan untuk
prososial siswa akselerasi dengan non akselerasi.
bertindak untuk bereaksi terhadap rangsang,
Definisi mengenai sikap prososial menurut
sehingga manifestasi sikap tidak dapat langsung
peneliti
dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih
melakukan hal-hal yang menguntungkan orang
dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup.
lain (penerima bantuan) tanpa memikirkan
Pendapat tersebut mengemukakan bahwasanya
keuntungan untuk si penolong sendiri, sehingga
sikap adalah tingkah laku yang masih tertutup,
mencapai well being pada diri si penerima
jadi
bantuan. Di sisi lain, pelaku prososial belum
hanya
sebuah
kecenderungan
untuk
berperilaku.
yakni
beragam,
sikap prososial
penelitian
yakni
ini
suatu
tetapi
peneliti
siswa akselerasi
bertujuan
kecenderungan
untuk
untuk
tentu mendapatkan keuntungan secara jelas atas
Menurut William (1981) (dalam Tri
perilakunya tersebut untuk menolong orang lain.
Dayakisni & Hudaniah, 2006: 211) membatasi
Sikap prososial mencakup altruistik, tetapi sikap
perilaku prososial secara lebih rinci sebagai
prososial
perilaku yang memiliki intensi untuk mengubah
perwujudan altruistik.
keadaan fisik atau psikologis penerima bantuan dari kurang baik menjadi lebih baik, dalam arti secara material maupun psikologis. Dalam hal
belum
tentu
METODE PENELITIAN Jenis Penelitian
merupakan
bentuk
4 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
Pendekatan pada penelitian ini yakni
acak sesuai rekomendasi guru BK. Peneliti
menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan
menetapkan kuota pada sampelnya kelas VII
jenis penelitian komparasi.
diambil satu kelas dan kelas VIII satu kelas juga, sampel tersebut dianggap sudah representatif oleh peneliti. Kuota untuk subyek kelompok non
Waktu dan Tempat Penelitian
akselerasi hanya diambil satu kelas untuk kelas
Penelitian dilaksanakan pada 15 sampai dengan 20 Januari 2015. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Yogyakarta yang beralamat di Jl. Wardani No. 1 Yogyakarta.
VII dan satu kelas untuk kelas VIII, dan kelas yang
digunakan
yaitu
kelas
VII.3
yang
berjumlah 33 siswa dan kelas VIII.3 yang berjumlah 34 siswa. Selain itu, alasan peneliti
Target/Subjek Penelitian
melakukan teknik sampling ini adalah agar tidak
Subyek penelitian terdiri dari populasi
mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas
penelitian yang dikenakan pada siswa SMP
lain sehingga kelas yang digunakan sesuai
Negeri 5 Yogyakarta Tahun Ajaran 2014/2015
dengan direkomendasikan guru BK.
adalah sebanyak 645 siswa yang dibagi menjadi
Pada penelitian yang telah dilakukan,
18 kelas di sekolah tersebut untuk kelas VII dan
subyek penelitian terdiri dari siswa akselerasi
VIII.
akan
yang terdiri dari 24 siswa (kelas CI 2) dan 32
menggunakan teknik sampling quota random
siswa (kelas CI 1), serta kelas non akselerasi
sampling untuk pengambilan sampelnya.
yang terdiri dari kelas VII.3 berjumlah 33 siswa
Pada
penelitian
ini
peneliti
Teknik pengambilan sampling dilakukan
dan pada kelas VIII.3 berjumlah 34 siswa,
secara multiple stage atau dengan tahapan
sehingga jumlah subyek penelitian ini adalah
berbeda
non
123 siswa. Pada siswa akselerasi tidak masuk 1
akselerasi. Pada program akselerasi diambil
anak karena sakit dan pada kelas non akselerasi
populasi kelas akselerasi dikarenakan dapat
juga tidak masuk 1 anak dikarenakan izin,
dijangkau oleh peneliti karena hanya ada 2 (dua
sehingga dari keseluruhan subyek penelitian
kelas)
berkurang 2 siswa.
pada
saja,
siswa
akselerasi
sedangkan
untuk
dan
siswa
non
akselerasi menggunakan teknik sampling quota
Prosedur Penelitian
random sampling untuk pengambilan sampelnya.
Peneliti melaksanakan penelitian yang
Teknik sampling quota random sampling yakni
terdiri dari rangkaian kegiatan berupa observasi
teknik sampling yang digunakan ketika populasi
dan wawancara pra-penelitian, dan pembagian
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
angket skala sikap prososial uji coba untuk
(kuota) yang diinginkan peneliti terpenuhi, dan
mengetahui reliabilitas instrumen lalu peneliti
dikarenakan
menyebarkan angket penelitian.
di
sekolah
tersebut
memiliki
populasi non akselerasi 18 kelas yang tidak dapat dijangkau
keseluruhan
oleh
peneliti
maka
diberlakukan kuota dan kelas diambil secara
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 5
Pada teknik pengumpulan data akan
dan Shapiro-Wilk. Apabila dalam pengujian
digunakan beberapa metode dalam rangka
Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan Shapiro-
mengumpulkan data mengenai sikap prososial
Wilk memiliki nilai lebih kecil dari taraf
siswa akselerasi dan non-akselerasi (regular).
signifikansi 5% atau dapat ditulis apabila p <
Pada penelitian ini untuk mengungkap perbedaan
0,05 maka data tersebut berdistribusi normal.
sikap prososial siswa digunakan yaitu dengan
Perhitungan uji normalitas pada penelitian ini
instrumen
dilakukan
berupa
angket.
Instrumen
yang
dengan
program
SPSS
For
digunakan dalam penelitian adalah skala sikap
Windows Seri 16.0 dengan hasil 0,200* pada
prososial.
sikap prososial siswa akselerasi maupun non
Instrumen
skala
sikap
prososial
dikembangkan sendiri oleh peneliti yang terdiri
akselerasi
dari 87 item yang divalidasi menggunakan
berdistribusi normal.
validasi konstruk yakni expert judgement dari 100 item ada 13 item yang gugur untuk mengukur
sikap
sesuai
data
dapat
dinyatakan
b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk
dengan
mengetahui apakah asumsi sampel yang
komponen-komponen sikap meliputi kognisi,
diambil dari populasi yang memiliki varian
afeksi, dan konasi.
yang sama (homogen) dapat diterima. Uji
Teknis
prososial
dan
yakni
homogenitas yang dilakukan dengan bantuan
dengan menyebarkan angket sebelum penelitian
program SPSS For Windows Seri 16.0 untuk
untuk uji coba dan mengetahui reliabilitasnya.
mengetahui
Setelah angket dinyatakan reliabel item-itemnya,
sikap prososialnya juga. Data mengenai
maka angket dibagikan kepada siswa akselerasi
sikap prososial siswa akselerasi dan non
dan
akselerasi
non
pengumpulan
akselerasi
datanya
untuk
mengetahui
perbandingan skor sikap prososialnya.
probabilitas
dinyatakan
atau
tidak
signifikasi
homogen,
dikarenakan nilai signifikansinya kurang dari 0,05 atau 5%.
Teknik Analisis Data Pada penelitian ini, analisis data dilakukan secara kuantitatif terhadap data-data angka yang
c. Uji Hipotesis Uji hipotesis dengan Uji - T (T-Test)
dihasilkan dari hasil skala sikap prososial diolah
menggunakan
melalui beberapa tahapan, yakni melalui uji
menggunakan Independent Samples Test
prasyarat yang meliputi :
dengan bantuan program SPSS For Windows Seri
a. Uji Normalitas
16.0.
statistik
Setelah
parametrik
itu,
peneliti
Uji normalitas dilakukan dengan dengan
mempersentasekan sikap prososial dari siswa
tujuan untuk mengetahui apakah data dalam
akselerasi dan siswa non akselerasi ditinjau
penelitian tersebut berdistrbusi normal atau
dari aspek prososial itu sendiri untuk
tidak.
mengetahui gambaran sikap prososialnya
Teknik
pengujian
yang
normalitas
digunakan yaitu
untuk dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov (K-S)
dengan menggunakan statistic deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
6 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
rentang skor antara 53-58 yakni 26 siswa, dan
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Data yang telah diperoleh oleh Lucky Nindi
Riandika
Marfu’i
mengenai
kategori rendah atau memiliki skor di bawah 53
sikap
yaitu 15 siswa. Dalam hal kecenderungan
prososial dari siswa akselerasi dan non akselerasi
bekerjasama siswa akselerasi yang memiliki
(regular) dengan cara menyebarkan 123 angket
kategori tinggi atau memiliki skor di atas 61
kepada responden yaitu siswa SMP Negeri 5
yaitu 17 siswa, kategori sedang atau memiliki
Yogyakarta.
rentang skor antara 56-61 ada 27 siswa, dan pada
Tabel 1. Data Subyek Penelitian N o 1.
2.
Kelas VII VIII
Deskripsi
Siswa Akselerasi a. Laki-laki 11 b. Perempuan 21 Siswa Non Akselerasi a. Laki-laki 15 b. Perempuan 18
kategori rendah atau memiliki skor di bawah 56
∑
yakni 12 siswa. Selanjutnya, kecenderungan mempertimbangkan hak dan kewajiban orang
9 15
20 36
lain yang memiliki skor di atas 45 yakni ada 16
14 20
29 38 12 3
memiliki rentang skor antara 41-45 yaitu 30
Jumlah responden
siswa yang memiliki kategori tinggi, yang
siswa pada kategori sedang, dan 10 siswa pada kategori rendah atau memiliki skor di bawah 41.
Pada data diatas dapat diketahui siswa yang
Pada siswa non akselerasi yang memiliki
telah mengisi angket skala sikap prososial
kecenderungan menolong orang yang mengalami
berdasarkan
Peneliti
kesulitan pada kategori tinggi atau memiliki skor
mengkategorikan subyek penelitian menjadi tiga
di atas 98 yaitu 15 siswa, kategori sedang atau
tingkat yaitu siswa yang memiliki tingkat sikap
memiliki rentang skor antara 91-98 yakni 33
prososial tinggi, sedang, dan rendah dengan
siswa, dan pada kategori rendah atau memiliki
norma berbeda untuk siswa akselerasi dan non
skor di bawah 91 ada 19 siswa. Dalam
akselerasi.
kecenderungan
jenis
kelamin.
menahan
godaan
ketika
Pada pengkategorisasian sikap prososial dari
dihadapkan pada suatu pilihan yang menyulitkan
data yang didapatkan oleh Peneliti menunjukkan
pada kategori tinggi atau memiliki skor di atas
bahwa
memiliki
64 yakni 20 siswa, kategori sedang atau
kecenderungan menolong orang yang mengalami
memiliki rentang skor 60-64 yakni 30 siswa, dan
kesulitan pada kategori tinggi atau memiliki skor
kategori rendah atau memiliki skor di bawah 60
di atas 90 yaitu 36 siswa, kategori sedang atau
yakni
yang memiliki rentang skor antara 88-90 yakni 7
bekerjasama pada kategori tinggi atau memiliki
siswa, dan pada kategori rendah atau yang
skor di atas 62 yakni 20 siswa, kategori sedang
memiliki skor kurang dari 88 yakni 13 siswa.
atau memiliki rentang skor 59-62 yakni 30
Dalam kecenderungan menahan godaan ketika
siswa, dan kategori rendah atau memiliki skor di
dihadapkan pada suatu pilihan yang menyulitkan
bawah
pada kategori tinggi atau memiliki skor di atas
kecenderungan
58 ada 15 siswa, kategori sedang atau memiliki
kewajiban orang lain yakni ada 17 siswa yang
siswa
akselerasi
yang
17
59
siswa.
yakni
Pada
17
siswa.
kecenderungan
Dalam
hal
mempertimbangkan hak dan
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 7
memiliki kategori tinggi atau dengan skor di atas
Siswa
45, 33 siswa pada kategori sedang atau dengan rentang skor antara 42-45, dan 17 siswa pada
1
N ≤ 249
Rendah
F
%
19
34%
249 ≤ N ≤
kategori rendah atau dengan skor di bawah 42. Data yang digunakan untuk membaca hasil
2
Sedang
265
18
32%
analisis uji beda lebih lanjut adalah baris angka-
3
Tinggi
N ≥ 265
19
34%
angka yang terdapat pada baris kedua yang disebut Equal variances not assumed, hal ini
Dari distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan
dikarenakan data tidak homogen.
grafik sebagai berikut:
B. Deskripsi Hasil Penelitian
SISWA AKSELERASI
1. Data Sikap Prososial Siswa Akselerasi Data yang dikumpulkan dari 56 responden
34%
diperoleh hasil pada tabel di bawah ini.
34%
Tabel 2. Deskripsi Data Sikap Prososial Siswa Akselerasi
33% 33% 32%
Deskripsi Data
AKSELERASI
Jumlah Mean Median Modus Nilai Max Nilai Min Persentil 30 Persentil 70 Varian Range SD
32%
31%
14.386 256,89 257 265 292 216 249 265 316,21 76 17,78
RENDAH
SEDANG
TINGGI
Gambar 1. Grafik Sikap Prososial Siswa Akselerasi 2. Gambaran
Sikap
Prososial
Siswa
Akselerasi Gambaran sikap prososial siswa akselerasi dijabarkan berdasarkan peringkat dari tinggi ke rendah, dan dikategorikan menjadi baik dan kurang. Siswa akselerasi pada kategori paling
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui
baik pada kecenderungan menolong orang yang
bahwa siswa akselerasi yang memiliki sikap
mengalami
prososial dengan kategori rendah yaitu 19 siswa
frekuensinya 13 siswa dari 56 siswa setara
(34%), berkategori sedang 18 siswa (32%), dan
dengan 23,2% memiliki kategori rendah dalam
berkategori tinggi 19 siswa (34%). Adapun
aspek kecenderungan memberikan pertolongan
distribusi
kepada orang lain yang mengalami kesulitan.
frekuensi
sikap
prososial
siswa
kesulitan
dengan
jumlah
akselerasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Hal ini, mencerminkan bahwasanya hanya ada
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Sikap Prososial Siswa Akselerasi Rentang Frekuensi/ No Kategori Skor Banyak
beberapa siswa akselerasi, masih cenderung kurang memberikan bantuan kepada orang asing yang mengalami kesulitan dan masih banyak pertimbangan-pertimbangan
ketika
akan
8 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
memberikan pertolongan kepada orang lain.
siswa dari 56 siswa atau setara dengan 53,6%.
Pada kategori tinggi dalam hal menolong orang
Hal ini terlihat ketika di lapangan misalkan siswa
lain yang kesulitan ada 36 siswa dari 56 siswa
akselerasi sebagian besar mau mengingatkan
setara dengan 64,3% dan pada kategori sedang
jadwal piket kelas ketika temannya mendapatkan
ada 7 siswa atau setara 12,5%.
giliran piket, sehingga belum keseluruhan mau
Selain itu, yang menduduki peringkat kedua terbaik
adalah
kecenderungan
untuk
mengingatkan dan dapat dikatakan kurang dalam aspek ini.
bekerjasama. Kecenderungan berperilaku dalam sebuah
kelompok
atau
sekumpulan
orang
Pada siswa akselerasi kecenderungan yang paling rendah yaitu pada menahan godaan ketika
maupun organisasi demi terwujudnya cita-cita
dihadapkan
yang diinginkan bersama pada siswa akselerasi
menyulitkan. Berdasarkan data yang diperoleh
dapat dikatakan baik. Hal itu dapat terlihat pada
menunjukkan bahwa ada 15 orang dari 56 siswa
data siswa akselerasi terdapat 12 siswa dari 56
atau
siswa setara dengan 21,4% menduduki kategori
tergolong dalam kategori tinggi dan memiliki
rendah, dan 17 siswa dari 56 siswa setara dengan
kategori rendah, sedangkan pada kategori sedang
30,4% menduduki kategori tinggi, dan sisanya
ada
yaitu 48,2% masuk dalam kategori sedang.
kecenderungan
Dalam hal bekerjasama perilaku yang nampak di
dihadapkan pada suatu pilihan yang menyulitkan
lapangan pada siswa akselerasi ketika peneliti ke
misalkan
sekolah untuk mewawancarai guru BK bahwa
berbohong, dan melanggar aturan yang ada
siswa akselerasi mereka cenderung mampu
untuk mendapatkan keuntungan segera. Hal ini
bekerjasama dengan siswa non akselerasi dalam
belum terlihat atau tidak ditunjukkan dengan
hal kepanitiaan pentas seni untuk acara sekolah
perilaku yang nampak pada mereka ketika
dan kepanitiaan year book dengan baik.
peneliti
Menyangkut dalam hal hak dan kewajiban dapat
dikatakan
mereka
sudah
26
26,8%
siswa
atau
mengamati
yang
masing-masing
46,4%
menahan
melakukan
pilihan
dalam
godaan
tindak
yang
hal
ketika
kecurangan,
selama
penelitian
berlangsung, contoh kecil yang dipaparkan oleh salah satu siswa akselerasi misalkan ketika di
mampu
depan guru mereka terlihat solid dengan teman
membedakan hak dan kewajibannya sendiri
kelas tetapi padahal kenyataannya tidak kompak.
dengan hak dan kewajiban orang lain. Hal ini
3. Data
dan
akselerasi
sekitar
suatu
dapat
memahami
siswa
pada
dapat ditunjukkan dengan hasil olah data pada
Sikap
Prososial
Siswa
Non
Akselerasi
aspek mempertimbangkan hal dan kewajiban
Data yang dikumpulkan dari 67 responden
orang lain pada kategori tinggi ada 16 siswa dari
diperoleh hasil pada tabel di bawah ini.
56 siswa setara dengan 28,6%. Selain itu, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat 10 siswa dari 56 siswa atau 17,8% yang memiliki kategori rendah, dan dalam kategori sedang terdapat 30
Tabel 4. Deskripsi Data Sikap Prososial Siswa Non Akselerasi
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 9
NON AKSELERASI
Deskripsi Data Jumlah Mean Median Modus Nilai Max Nilai Min Persentil 30 Persentil 70 Varian Range SD
SISWA NON AKSELERASI
17.520 261,49 260 272 301 231 252 270 171,25 70 13,09
50% 40% 30% 20% 10% 0% RENDAH
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa siswa non akselerasi (regular) yang memiliki sikap prososial dengan kategori rendah yaitu 16 siswa (24%), berkategori sedang 30 siswa (45%), dan berkategori tinggi 21 siswa (31%).
Adapun
distribusi
frekuensi
sikap
prososial siswa akselerasi dapat dilihat pada
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Prososial Siswa Non Akselerasi Frekuensi/ Rentang Banyak Siswa No Kategori Skor F % Rendah
TINGGI
Gambar 2. Grafik Sikap Prososial Siswa Non Akselerasi 4. Gambaran Sikap Prososial Siswa Non Akselerasi Berdasarkan data yang telah diperoleh di mana data ini dipaparkan sesuai peringkat presentase siswa non akselerasi yang memiliki kecenderungan aspek sikap prososial dari paling
tabel di bawah ini.
1
SEDANG
N ≤ 252
16
24%
252 ≤ N
baik ke yang paling rendah. Pada siswa non akselerasi
peringkat
paling
baik
yaitu
kecenderungan menahan godaan pada suatu pilihan yang menyulitkan dan kecenderungan untuk bekerjasama. Berdasarkan data siswa non akselerasi menunjukkan aspek bekerjasama dan menahan godaan ketika dihadapkan pada pilihan
2
Sedang
≤ 270
30
45%
yang menyulitkan masing-masing terdapat 17
3
Tinggi
N ≥ 270
21
31%
siswa dari 67 siswa atau setara dengan 25% yang
Dari distribusi frekuensi tersebut dapat disajikan grafik sebagai berikut :
tergolong dalam kategori rendah dalam hal kecenderungan
bekerjasama
dan
menahan
godaan ketika dihadapkan pada pilihan yang menyulitkan
misalkan
melakukan
tindak
kecurangan dan berbohong untuk mendapatkan keuntungan segera. Pada kategori tinggi dalam aspek bekerjasama dan menahan godaan ketika dihadapkan pada suatu pilihan yang menyulitkan diketahui 20 siswa dari 67 siswa. Dalam hal
10 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
menahan godaan ketika dihadapkan pada suatu
untuk memutuskannya, karena pada aspek ini
pilihan yang menyulitkan, siswa non akselerasi
dominan siswa non akselerasi yang menduduki
lebih baik karena pada presentase siswa yang
kategori sedang cukup banyak selisihnya dengan
memiliki kategori tinggi ada 30%.
berkategori tinggi dan rendah.
Hal ini dapat menunjukkan bahwa siswa non akselerasi
mampu
dalam
rendah yakni pada aspek menolong orang yang
pergaulan sehari-hari dan mampu bekerjasama
mengalami kesulitan. Diketahui terdapat 19
dengan baik dalam suatu kelompok ataupun
siswa dari 67 siswa setara dengan 28,36%
organisasi sama halnya dengan siswa akselerasi
memiliki
misalkan dalam pembuatan year book dan pentas
kecenderungan memberikan pertolongan kepada
seni. Dalam hal bekerjasama perilaku yang
orang lain yang mengalami kesulitan. Pada
nampak di lapangan pada siswa non akselerasi
kategori tinggi yakni 15 siswa atau setara dengan
ketika peneliti ke sekolah untuk observasi
22,39% dan pada kategori sedang 33 siswa atau
terlihat beberapa siswa ketika jam olahraga
49,25%. Hal ini, mencerminkan bahwasanya
berlangsung
peralatan-
sebagian siswa non akselerasi, masih cenderung
peralatan olahraga di lapangan secara bersama-
kurang ketika akan memberikan bantuan kepada
sama,
mampu
orang asing yang mengalami kesulitan dan masih
bekerjasama dalam kelompok ketika diminta
banyak pertimbangan-pertimbangan ketika akan
guru untuk memperagakan tugas kelompok yang
memberikan pertolongan kepada orang lain.
sudah diberikan.
C. Hasil Uji Hipotesis
mereka
selain
itu
bersikap
jujur
Siswa non akselerasi kecenderungan paling
menyiapkan
juga
mereka
Selanjutnya pada siswa akselerasi yang kategorinya
pada
rendah
dalam
aspek
Tahap selanjutnya, setelah uji prasyarat telah
kecenderungan
dilakukan dan dianalisis untuk mengetahui
mempertimbangkan hak dan kewajiban orang
hasilnya, maka langkah selanjutnya adalah uji
lain sama halnya dengan siswa akselerasi. Hal
hipotesis. Uji hipotesis pada penelitian ini tetap
ini dapat ditunjukkan dengan hasil olah data
menggunakan perhitungan statistik dengan uji
pada
dan
beda Independent-Samples T Test pada program
kewajiban orang lain pada kategori rendah dan
SPSS For Windows 16.0 yang menghasilkan data
tinggi memiliki jumlah frekuensi yang seimbang,
berdistribusi normal tetapi tidak homogen maka
yaitu sama-sama ada 17 siswa dari 67 siswa
analisisnya dapat dibaca pada baris kedua pada
yang menduduki kategori rendah dan tinggi yaitu
hasil olah data Uji-T pada tabel di bawah ini.
aspek
kurang
kategori
mempertimbangkan
hal
setara dengan 25,5%, sedangkan sisanya pada
Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis Sikap Prososial
kategori sedang yaitu ada 33 siswa yaitu setara
Levene's
49%. Hal ini dapat diartikan bahwa ketika siswa
Test for
non akselerasi memiliki kecenderungan untuk
Equality of
t-test for Equality of
Variances
Means
mendahulukan hak-hak orang lain daripada meminta kewajiban orang lain masih ragu-ragu
Sig. (2F
Sig.
T
Df
tailed)
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 11 Sikap
Equal
Prososial variances
4.405
.038
assumed
kategori tinggi 31%, kategori sedang 45%, dan
-
121
1.640
.104
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Equal variances
-
not
1.596
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak 99.309
.114
ada perbedaan yang signifikan pada sikap
assumed
prososial antara siswa akselerasi dan siswa non
Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel,
kategori rendah 24%.
menunjukkan
signifikansi
0,114,
akselerasi, dimana sikap prososial siswa non akselerasi tahun ajaran
2014/2015 di SMP
sedangkan ttabel dengan Df 99 (*dibulatkan)
Negeri 5 Yogyakarta. Hal ini didasarkan pada
dengan taraf signifikansi 5% diperoleh harga t
hasil perhitungan uji-t yaitu , diperoleh harga to
sebesar 1,980 dan pada taraf signifikansi 1%
lebih besar dari tt pada taraf signifikansi 5% atau
diperoleh harga t sebesar 2,617 sehingga thitung
dapat
lebih dari ttabel baik pada taraf signifikansi 5%
(1,980>0,114<2,617).
maupun
sikap prososial siswa akselerasi pada kategori
pada
taraf
signifikansi
dijelaskan
sebagai
berikut
Pada hasil presentase
tidak
tinggi adalah 34%, sedangkan siswa non
terdapat perbedaan yang signifikan pada sikap
akselerasi yang memiliki sikap prososial yang
prososial antara siswa akselerasi dengan non
berkategori
akselerasi.
kelompok
kelas
perbedaan
3%
1%(1,980>0,114<2,617)
yang
berarti,
Pada pemaparan hasil uji beda tersebut telah diketahui taraf signifikansi perbedaan sikap prososialnya,
sehingga
hipotesis
yang
tinggi
yaitu
31%
tersebut dimana
dari
hanya
kedua
memiliki
perbedaan
tersebut
merupakan tidak berarti. Pada
hasil
uji
beda
pada
komponen-
mengatakan bahwa “ada perbedaan tingkat sikap
komponen sikapnya meliputi komponen kognisi,
prososial antara siswa akselerasi dengan non
afeksi, dan konasi antara siswa akselerasi dengan
akselerasi di SMP Negeri 5 Yogyakarta tahun
siswa non akselerasi hasil signifikansi 0,021
ajaran 2014/2015, di mana sikap prososial siswa
pada
non akselerasi lebih tinggi daripada sikap
komponen afeksi dan konasi tidak menunjukkan
prososial siswa akselerasi pada tahun ajaran
adanya perbedaan yaitu dengan signifikansi
yang sama”, ditolak.
0,387 dan 0,178 pada taraf signifikansi 5% atau
Perbedaan yang tidak signifikan dari hasil
0,05.
komponen
Perbedaan
kognisi,
sedangkan
komponen
kognisi
pada
juga
siswa
mempengaruhi atas hasil yang diperoleh pada
akselerasi yang memiliki sikap prososial tinggi
pengukuran perbedaan sikap prososial siswa
34%, pada kategori sedang ada 32%, sedangkan
akselerasi dengan non akselerasi karena pada
pada kategori rendah terdapat 34% siswa dari
pengisian skala sikap prososial kognisi dituntut
keseluruhan. Hasil pengkategorisasian sikap
untuk diaktifkan dalam mengeluarkan persepsi
prososial siswa non akselerasi yaitu pada
atau pendapat.
data
menunjukkan
bahwa
frekuensi
12 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
Hal itu dikuatkan oleh pendapat Brigham
sangat mempengaruhi sikap prososial siswa baik
(dalam Tri Dayakisni dan Hudaniah, 2006: 214)
akselerasi maupun non akselerasi menurut guru
yang menyebutkan bahwa biasanya seseorang
BK sekolah tersebut ketika diwawancarai post
akan
besarnya
penelitian. Beliau juga memaparkan bahwa
menolong,
kebanyakan dari siswa disana cenderung tidak
dikarenakan jika pengorbanan untuk menolong
suka memberi atau disebut dengan istilah “pelit”,
dan pengorbanan tidak menolong relatif sama
individualis, dan terlalu mengutamakan egonya
tinggi, kemungkinan individu tersebut akan
masing-masing sehingga ketika akan menolong
melakukan pertolongan secara tidak langsung,
orang
atau mungkin akan melakukan interpretasi ulang
ditolong cenderung masih memiliki beberapa
secara kognitif terhadap situasi tersebut. Hal ini
pertimbangan.
dapat dimungkinkan karena adanya beberapa
Secara
membandingkan
pengorbanan
jika
antara
ia
tidak
untuk
menyejahterakan
teoritik,
umumnya
setiap
manusia
mereka memilih untuk masuk kelas reguler
berperilaku
sehingga
sama
dipengaruhi oleh program pendidikannya, akan
sehingga memungkinkan sikap prososialnya juga
tetapi sesuai dengan kondisi internal individu
sama.
tersebut yang menyangkut kepedulian, bermurah
kognisinya
hampir
memiliki
yang
siswa yang harusnya masuk kelas akselerasi
faktor
memang
pada
orang
prososial
dan
kecenderungan hal
itu
tidak
Berita yang diunggah Jafar M. Sidik pada
hati, dan kemauan dari individu untuk menolong
Antara News (5 Juli 2010) yang memaparkan
orang lain seperti yang dirumuskan peneliti pada
bahwa,
faktor-faktor
“siswa
akselerasi
memang
secara
yang
mempengaruhi
sikap
kognitifnya bagus, tetapi karena kesibukannya
prososial. Pada kenyataanya, tingkat sikap
yang luar biasa akhirnya porsi kehidupan
prososial siswa akselerasi tidak jauh berbeda
sosialnya kurang, bahkan dalam pengalaman
dengan
sosial dengan teman sebaya pun tidak dialami
umumnya dalam kategori rendah dan tingginya.
oleh siswa akselerasi, mengingat pembelajaran
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa siswa
siswa akselerasi lebih banyak daripada siswa
akselerasi mempunyai sikap prososial yang
regular”, sehingga peneliti memfokuskan pada
tinggi jumlahnya tidak jauh berbeda dengan
variabel sikap prososial, dan selain itu isu yang
siswa non akselerasi, walaupun mereka memiliki
beredar saat ini adalah program akselerasi akan
perbedaan dari segi kognisinya, tetapi afeksi dan
dihapuskan. Hal
konasi siswa akselerasi dan non akselerasi tidak
itu kemungkinan sebagai
evaluasi penyelenggara pendidikan di mana adanya
beberapa
pertimbangan
kelemahan
kelebihan
pada
non
akselerasi
yang
pada
ada perbedaan yang signifikan.
dengan
Hal ini dikuatkan oleh pendapat berikut yang
program
menyebutkan bahwa yang termasuk faktor
akselerasi. Pola
siswa
eksternal yang mempengaruhi sikap prososial, asuh
orang
tua
yang
selalu
membiasakan anak untuk selalu menerima juga
yakni :
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 13
Bimo Walgito (2003: 131-132) yang
bahwa adanya faktor situasional dan personal
menjabarkan
salah
yang mempengaruhi tindakan prososial yakni
satunya sikap itu tidak dibawa sejak
dari faktor situasional adanya kehadiran orang
lahir, hal ini berarti bahwa manusia
lain, pengorbanan yang dikeluarkan, pengalaman
pada waktu dilahirkan belum membawa
dan suasana hati, kejelasan stimulus, adanya
sikap-sikap tertentu terhadap sesuatu
norma-norma sosial, serta hubungan antara calon
objek. Karena sikap tidak dibawa sejak
penolong dengan si korban. Kemungkinan besar
individu dilahirkan, ini berarti bahwa
dari
sikap
mempengaruhi
itu
ciri-ciri
sikap
beberapa
faktor
tersebut
terbentuk
dalam
individu
yang
sehingga penelitian ini menghasilkan data sikap
bersangkutan. Oleh karena sikap itu
prososial antara siswa akselerasi dengan non
terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu
akselerasi tidaka ada perbedaan yang signifikan.
dapat dipelajari, dan karenanya sikap
Pada faktor adanya norma-norma sosial yang
itu dapat berubah.Sikap tidak dibawa
berkaitan dengan tindakan prososial itu sendiri
sejak lahir, maka sikap sebagai daya
yaitu kemungkinan pertimbangan individu pada
dorong akan berbeda dengan motif
hubungan
biologis
menguntungkan
perkembangan
yang
juga
sebagai
daya
daripada
timbal
faktor
sangat
balik
ketika
personal
atau
setelah
saling
memberikan
dorong, karena yang akhir ini telah ada
pertolongan kepada orang lain, atau dikarenakan
sejak individu dilahirkan sekalipun
adanya tanggung jawab sosial yang disebabkan
motif tersebut dalam manifestasinya
individu tersebut memiliki ketertarikan atau
mengalami perubahan-perubahan.
kesukaan terhadap suatu obyek sikap menolong
Pendapat tersebut menguatkan bahwa sikap
orang lain atau obyek lain yang ada di
sangat dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal
sekitarnya.
secara dominan sejak lahir karena adanya unsur
Hal ini didukung pendapat Tri Dayakisni,
pola asuh orang tua salah satunya dan faktor
dkk (2006: 114) yang menyimpulkan beberapa
internalnya adalah motif yang timbul dalam diri
pendapat ahli mengenai definisi sikap yaitu sikap
individu itu sendiri. Kemungkinan lain tidak
merupakan
terbuktinya penelitian ini yaitu dikarenakan
untuk bereaksi terhadap rangsang, sehingga
budaya yang diterapkan di sekolah menyangkut
manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat,
masalah tolong menolong, sedangkan hal itu
akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu
tidak dikontrol oleh peneliti. Hal itu juga
sebagai tingkah laku yang masih tertutup. Selain
menyangkut masalah norma yang berlaku
itu juga dikuatkan oleh teori yang disebutkan
di
kecenderungan
lingkungan sekitarnya, faktor ini disebut faktor
oleh
situasional yang mempengaruhi.
menyebutkan
Sesuai dengan pendapat Tri Dayakisni dan Hudaniah (2006: 213-219) yang menyebutkan
Abu
Ahmadi salah
untuk
(2002: satu
ciri
bertindak
178)
yang
sikap
yaitu
Approach-avoidance directionality, di mana bila seseorang
memiliki
sikap
yang
favorable
14 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
(kesukaan) terhadap sesuatu obyek, mereka akan
secara signifikan juga. Tidak ada jaminan bahwa
mendekati dan membantunya, sebaliknya bila
bila sikap berubah akan mengubah pula perilaku.
seseorang memiliki sikap yang unfavorable
Menurut
(ketidak-sukaan), mereka akan menghindarinya.
mengungkapkan sikap adalah suatu reaksi
Jadi, dapat disimpulkan bahwa seorang individu
evaluatif
melakukan suatu hal itu dapat dikatakan karena
menyenangkan terhadap sesuatu atau seseorang
ia
(seringkali berakar pada kepercayaan seseorang)
suka,
ketika
ia
tidak
suka
ia
akan
meninggalkannya atau tidak melakukannya.
Myers,
yang
dkk
(2012:
menyenangkan
atau
164)
tidak
dan muncul dalam perasaan serta perilaku
Menurut Semiawan (1997: 110) untuk
seseorang. Pada pendapat tersebut menguatkan
mengembangkan dimensi non akademis pada
bahwasanya sikap akan menimbulkan perilaku
siswa akselerasi, bagian kurikulum memberikan
atau respon positif maupun negatif untuk
kesempatan peserta didik untuk belajar di luar
menunjukkan seorang individu menyukai atau
kegiatan formal melalui media berupa radio,
tidak
televisi, CD-ROM, dan sebagainya. Hal ini
seseorang yang akan ia berikan bantuan.
dilakukan
untuk
membantu
siswa
dalam
menyukai
Pada
suatu
hal
kesimpulannya
ataupun
yang
pada
disampaikan
mengaktualisasikan dirinya juga di lingkungan
peneliti karena hasil penelitian tidak ada
sosialnya dan lingkungan belajarnya. Akan tetapi
perbedaan
hal itu juga mempengaruhi sikap yang ada
dimungkinkan
dalam diri siswa melalui media-media tersebut.
mempengaruhi dan tidak dikontrol oleh peneliti
Hal ini didukung pendapat Abu Ahmadi (2002:
sesuai dengan beberapa pendapat ahli dan
171) menyebutkan bahwa faktor ekstern yaitu
terbukti dimana faktor eksternal dan internal
faktor yang terdapat di luar pribadi manusia.
sangat mempengaruhi misalkan dari media yang
Faktor ini berupa interaksi sosial di luar
digunakan untuk pembelajaran, budaya sekolah
kelompok. Misalnya: interaksi antara manusia
yang diberlakukan, dan pola asuh orang tua
yang dengan hasil kebudayaan manusia yang
mempengaruhi sikap prososial dalam diri siswa
sampai padanya melalui alat-alat komunikasi
itu sendiri. Hal itu dapat menjadi sarana
seperti: surat kabar, radio, televisi, majalah, dan
wawasan
lain sebagainya.
penyelenggara program pendidikan sekaligus
Berdasarkan disampaikan
beberapa
peneliti,
ada
para
faktor
pendidik
pemberian
yang
beberapa
yang
penyusunan layanan bimbingan dan konseling di
jika
evaluasi
dan
yang
sebagai
bahwasanya
acuan
beberapa
dikarenakan
yang
sikap dengan perilaku. Landasan ini digunakan penguatan
bagi
signifikan
teori
mendukung adanya ketidak-sinkronan antara
sebagai
yang
dan
SMP Negeri 5 Yogyakarta. SIMPULAN DAN SARAN
sikap
prososial siswa akselerasi dengan non akselerasi tidak ada perbedaan yang signifikan, maka belum tentu perilakunya akan tidak berbeda
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai sikap prososial siswa akselerasi dan non akselerasi di SMP Negeri 5 Yogyakarta, menunjukkan bahwa:
Perbedaan Sikap Prososial.............. (Lucky Nindi Riandika Marfu’i) 15
1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
terdapat perbedaan yang signifikan sikap
yang telah dilakukan, saran-saran yang
prososial antara siswa akselerasi dengan non
diajukan oleh peneliti yaitu sebagai berikut :
akselerasi di SMP Negeri 5 Yogyakarta
1. Bagi Guru Mata Pelajaran
tahun ajaran 2014/2015.
Kaitannya dengan hasil penelitian ini
2. Gambaran sikap prososial siswa akselerasi
dimana
tidak
ada
perbedaan
sikap
berdasarkan data yang diperoleh yakni dalam
prososial antara siswa akselerasi dengan
hal kecenderungan menolong orang lain yang
non akselerasi, diharapkan kepada guru
mengalami kesulitan sangat tinggi dan
mata pelajaran untuk meningkatkan serta
memiliki presentase 64,3%, kecenderungan
menjaga budaya sekolah yang sudah baik
untuk bekerjasama dalam kategori sedang
dalam hal prososial, dimana pembiasaan
dengan presentase 48,2%, sedangkan pada
ketika pelajaran berlangsung untuk saling
kecenderungan mempertimbangkan hak dan
tolong
kewajiban orang lain dalam kategori sedang
bersikap jujur, peduli kepada sesama, dan
dengan presentase 53,6% dan kecenderungan
sebagainya.
menahan godaan ketika dihadapkan pada
2. Bagi Guru BK
menolong,
gotong
suatu pilihan yang menyulitkan memiliki
Berdasarkan
kategori sedang dengan presentase 46,4%.
kepada guru BK untuk mengembangkan
Gambaran
materi bimbingan untuk kelas akselerasi
sikap
prososial
siswa
non
ini,
dalam
yang telah diperoleh yakni dalam hal
dihadapkan pada suatu pilihan yang
kecenderungan
menyulitkan
ketika
dihadapkan
menahan
pada
godaan
misalkan
sikap
ketika
jujur,
yang
larangan untuk berbuat curang, dan
untuk
sebagainya, sedangkan untuk siswa non
sedang
akselerasi diharapkan kepada guru BK
dengan presentase yang sama yakni 45%.
untuk mengembangkan materi bimbingan
Pada
untuk
mengenai tolong menolong kepada orang
kewajiban
lain dan peduli terhadap sesama. Di
menyulitkan
dan
bekerjasama
memiliki
pilihan
godaan
menahan
diharapkan
akselerasi yang nampak berdasarkan data
untuk
hal
temuan
royong,
kecenderungan kategori
kecenderungan
mempertimbangkan
hak
dan
orang lain memiliki kategori sedang dengan
samping
presentase 49%, sedangkan kecenderungan
tersebut perlu diberikan pemahaman
menolong
mengalami
mengenai bagaimana mempertimbangkan
kesulitan pada kategori sedang juga dengan
antara hak dan kewajibannya sendiri
presentase 49,25%.
dengan hak dan kewajibannya orang lain.
B. Saran
orang
lain
yang
itu,
pada
kedua
program
3. Bagi peneliti selanjutnya Mahasiswa
sebagai
calon
peneliti
diharapkan agar lebih berhati-hati dalam
16 Jurnal Bimbingan dan Konseling Edisi 5 Tahun ke-4 2015
mengidentifikasi
dan
melakukan
penelitian yang akan datang agar data penelitian yang didapatkan benar-benar akurat hasilnya. Hasil penelitian perlu lebih digali lebih dalam lagi mengenai pencerminan sikap prososialnya juga agar data yang diperoleh lebih lengkap, dan peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperhatikan juga dari faktor budaya di lingkungan sekitarnya juga. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi. (2002). Psikologi Sosial Edisi Revisi. Jakarta : Rineka Cipta Baron, Robert A., & Byrne, Donn. (2003). Psikologi Sosial (Edisi Kesepuluh) Jilid 2. (Alih Bahasa: Dra. Ratna Djuwita, Dipl. Psychl., Melania Meitty Parman, S.Psi.,Dyah Yasmina, S.Psi., Lita P. Lunanta, S.Psi.). Jakarta : Erlangga Bimo Walgito. (2003). Psikologi Sosial (Suatu Pengantar). Yogyakarta : ANDI Conny Semiawan. (1997). Perspektif Pendidikan Anak Berbakat. Jakarta : Depdikbud Gibson, Robert L., & Mitchell, Marianne H. (2011). Bimbingan dan Konseling (Edisi Ketujuh). (Ijin terjemahan dari Pearson Education Hall). Yogyakarta : Pustaka Pelajar Jafar M Sidik. (2010). Kelas Akselerasi Ganggu Masalah Sosial Siswa. Antara News (5 Juli 2010, diposting pukul 19.31 WIB). Diakses dari http://www.antaranews.com/berita/21041 9/kelas-akselerasi-ganggu-masalahsosial-siswa pada tanggal 14 mei 2014, pukul 22.22 WIB Myers, David. G. (2012). Psikologi Sosial (Social Psychology) Edisi 10 Buku 2. (Alih Bahasa: Aliya Tusyani, Lala Septiani S, Petty Gina G, Putri Nurdina Sofyan). Jakarta : Salemba Humanika Tri Dayakisni, & Hudaniah. (2006). Psikologi Sosial (Edisi Revisi) Buku 1. Malang : UMM Press