FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN SISWI KELAS IV, V, DAN VI TENTANG MENSTRUASI DI SDN PADURENAN 06 KOTA BEKASI TAHUN 2014/2015 Wahyu Purnamawati, Sandra Fikawati Fakultas Kesehatan Masyarakat , Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia E-mail:
[email protected]
Abstrak Pengetahuan kesehatan reproduksi termasuk pengetahuan tentang pubertas dan menstruasi pada siswi sekolah dasar masih rendah. Pengetahuan tentang menstruasi merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi perilaku personal higiene saat menstruasi. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yag berhubungan dengan pengetahuan tentang menstruasi. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dan pengambilan sampel dengan teknik Total Sampling, yaitu 276 siswi kelas IV, V, dan VI. Hasil uji chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang menstruasi rendah dengan factor intrinsik (siswi berumur <11 tahun memiliki peluang 2.195 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi berumur ≥ 11 tahun serta siswi kelas IV berpeluang 4.870 kali lebih besar daripada siswi kelas VI) serta factor ekstrinsik (siswi yang kurang terpapar informasi berpeluang 1,966 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang cukup terpapar informasi, siswi yang menyatakan bahwa guru tidak berperan berpeluang 2,069 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang menyatakan bahwa guru berperan dan siswi yang menyatakan bahwa teman sebaya tidak berperan berpeluang 3,097 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang menyatakan bahwa teman sebaya berperan). Penelitian ini menyarankan bahwa pihak sekolah bekerja sama dengan Puskesmas Mustika Jaya yaitu melalui kegiatan UKS untuk melakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi secara optimal. Kata Kunci : Remaja, Menstruasi, Pengetahuan Abstract Reproductive health knowledge, including knowledge about puberty and menstruation in elementary school students is low. Knowledge of menstruation is one of the elements that influence the behavior of personal hygiene during menstruation. The study aims to determine the factors associated with knowledge yag about menstruation. This study used a cross-sectional design and sampling with total sampling technique, namely 276 grade IV, V, and VI. The results of chi-square test showed that there was a significant relationship between knowledge about menstruation low with intrinsic factors (girls aged <11 years had chances 2,195 times larger than the female students aged ≥ 11 years and fourth-grade student 4,870 times greater chance than grader VI) and ekstrinsic factors (students who are less exposed to information likely to 1,966 times greater than the student who is quite exposed to information, student stating that the teacher is not likely to play a role 2,069 times greater than the student who stated that the role of teachers and students who stated that peers play a role not likely to 3,097 times greater than the student who stated that peers play a role). This study suggests that the school in collaboration with Puskesmas Mustika Jaya namely through UKS to do counseling about reproductive health optimally. Keyword : Youth, Menstruation, Knowledge
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
Pendahuluan Perawatan organ reproduksi terutama saat menstruasi sangat penting dilakukan karena pada saat menstruasi pembuluh di rahim mudah terkena infeksi (Kusmiran, 2011). Penelitian terhadap 84,9% responden yang merupakan santriwati pondok pesantren Madrasah Tsanawiyah Al-Ittifaqiyah Inderalaya Sumatra Selatan pernah mengalami keluhan yang mengindikasikan keputihan yang abnormal (Lestari, 2011). Hal tersebut disebabkan oleh infeksi/peradangan yang terjadi karena perawatan yang tidak hygiene (Kusmiran, 2011 dan BKKBN, 2014). Perempuan yang tidak menjaga personal higiene saat menstruasi beresiko terkena infeksi saluran reproduksi (ISR) tiga kali lipat daripada remaja yang menjaga personal higiene saat menstruasi (Mason et all, 2013). Kejadian infeksi tersebut dapat menyebabkan kemandulan, kanker serviks, dan kehamilan di luar kandungan (ektopik) yang menurunkan kualitas hidup individu (Syatriani, 2011). Salah satu unsur yang mempengaruhi perilaku personal higiene saat menstruasi adalah pengetahuan tentang menstruasi (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan tentang menstruasi yang diberikan sejak dini akan mempengaruhi perilaku personal higiene menjadi lebih baik. Penelitian terhadap siswi SMPN 5 Ketapang Kalimantan Barat menyatakan bahwa rata-rata usia menarche responden adalah 12 tahun (Kurniasih, 2012). Selain itu, rata-rata remaja putri SMPN 141 Jakarta Selatan mengalami menarche pada usia 11 - 12 tahun (Tarigan, 2013). Sehingga pemberian pengetahuan tentang menstruasi pada siswi SD akan menjadi salah satu cara untuk memperbaiki personal hygiene saat menstruasi. Penelitian di SDN Pasar Manggis 03 Jakarta Selatan menyatakan bahwa 48,5% responden memiliki pengetahuan kurang tentang menstruasi (Adityawardani, 2004). Begitu juga hasil penelitian terhadap enam sekolah dasar Propinsi Nyanza Kenya Barat menunjukkan bahwasanya remaja putri memiliki pengetahuan tentang menstruasi yang buruk sehingga mempengaruhi praktik perawatan saat menstruasi di sekolah (Mc Mahon et all, 2011). Data penjaringan kesehatan peserta didik tahun 2013 di Kota Bekasi menunjukkan bahwasanya 46% siswi memiliki masalah kesehatan reproduksi, yaitu usia menarche kurang dari 8 tahun dan lebih dari 15 tahun, siklus menstruasi yang tidak teratur tiap bulan, serta gangguan menstruasi baik nyeri perut hebat, keputihan maupun gatal di sekitar kemaluan (Dinkes Kota Bekasi, 2014). Adapun alasan mendasar pemilihan tempat penelitian adalah pada tahun 2014, SDN Padurenan 06 menjadi juara I Sekolah Sehat se-Kota Bekasi sehingga kemungkinan pengetahuan tentang menstruasi siswi lebih baik. Namun, sampai saat ini belum diketahui prosentase siswi yang berpengetahuan tinggi dan faktorfaktor yang mempengaruhi di SDN Padurenan 06 Kota Bekasi. Berdasarkan hal tersebut, mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian tentang pengetahuan siswi tentang menstruasi di SDN Padurenan 06 Kota Bekasi tahun 2014/2015.
Metode Penelitian ini metode metode Cross Sectional dengan menggunakan Teknik Total Sampling, yaitu seluruh murid perempuan kelas IV, V, dan VI SDN Padurenan 6 yang ada di Kota Bekasi tahun 2014/2015 baik yang belum maupun sudah mendapatkan menstruasi pertama kali (menarche). Pengumpulan data
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
menggunakan kuesioner dengan metode self administrated questioner (diisi sendiri oleh responden
Hasil Hasil Analisis Univariat
• No 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Variabel Pengetahuan Rendah Tinggi Total Umur < 11 tahun ≥ 11 tahun Total Kelas Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 Total Tingkat Pendidikan Ibu Rendah Tinggi Total Status Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja Total Keterpaparan informasi Kurang terpapar Cukup terpapar Total Peran UKS Tidak berperan Berperan Total Peran Ibu Tidak berperan Berperan Total Peran Guru Tidak berperan Berperan Total Peran Teman Sebaya Tidak berperan Berperan Total
Frekuensi 126
Presentase 45,7
150 276
54,3 100
165 111 276
59,8 40,2 100
101 98 77 276
36,6 35,5 27,9 100
86 190 276
31,1 68,9 100
175 101 276
63,4 36,6 100
155 121 276
56,2 43,8 100
247 29 276
89,5 10,5 100
69 207 276
25 75 100
177 99 276
64,1 35,9 100
157 119 276
56,9 43,1 100
Tabel di atas menunjukkan bahwa siswi yang memiliki pengetahuan tentang menstruasi tinggi lebih banyak (54,3 %) daripada siswi yang memiliki pengetahuan rendah terkait menstruasi ( 45,7 %). Gambaran umum faktor intrinsik adalah 59,8 % siswi berumur < 11 tahun dan 36,6 % siswi menduduki kelas 4. Selain itu, gambaran umum faktor ekstrinsik ialah 56,2 % siswi kurang
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
terpapar dengan pengetahuan tentang menstruasi, siswi yang menyatakan guru berperan dalam memahami tentang menstruasi sebesar 64,1 %, dan 56,9 % siswi yang menyatakan teman sebaya tidak berperan dalam memberitahu tentang menstruasi. •
Hasil Analisis Bivariat
Variabel Faktor Predisposisi 1. Umur * < 11 tahun ≥ 11 tahun 2.Kelas * Kelas 4 Kelas 5 Kelas 6 3.Tingkat Pendidikan Ibu Rendah Tinggi 4. Status Pekerjaan Ibu Tidak bekerja Bekerja Faktor Pemungkin 5.Keterpaparan Informasi * Kurang terpapar Cukup terpapar 6. Peran UKS Tidak berperan Berperan Faktor Penguat 7. Peran Ibu Tidak berperan Berperan 8. Peran Guru * Tidak berperan Berperan 8. Peran Teman Sebaya * Tidak Berperan Berperan
Pengetahuan Tentang Menstruasi Rendah Tinggi Total N % N % n %
P value
OR
CI 95%
88 38
53,3 34,2
77 73
46,7 65,8
165 111
100 100
0,003
2,195
1,335-3,610
72 28 26
71,3 28,6 33,8
29 70 51
28,7 71,4 66,2
101 98 77
100 100 100
0,000 0, 461
4,870 0,786 1
2,569-9,231 0,412-1,494
38 88
44,2 46,3
48 102
55,8 53,7
86 190
100 100
0,843
0,918
0,550-1,532
78 48
44,6 47,5
97 53
55,4 52,5
175 101
100 100
0,727
0,888
0,543-1,451
82 44
52,9 36,4
73 77
47,1 63,6
155 121
100 100
0,009
1,966
1,209-3,197
114 12
46,2 41,4
133 17
53,8 58,6
247 29
100 100
0,771
1,214
0,557-2,649
36 90
52,2 43,5
33 117
47,8 56,5
69 207
100 100
0,264
1,418
0,821-2,449
92 34
52,0 34,3
85 65
48,0 65,7
177 99
100 100
0,007
2,069
1,244-3,442
90 36
57,3 30,3
67 83
42,7 69,7
157 119
100 100
0,001
3,097
1,873-5,121
Keterangan : * berarti ada hubungan signifikan dengan pengetahuan tentang menstruasi Tabel di atas menunjukkan bahwa pengetahuan tentang menstruasi rendah memiliki hubungan yang signifikan dengan faktor intrinsik ( karakteristik responden, yaitu siswi berumur <11 tahun memiliki peluang 2.195 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi berumur ≥ 11 tahun serta siswi kelas IV berpeluang 4,870 kali lebih besar daripada siswi kelas VI) serta faktor ekstrinsik (keterpaparan informasi yakni siswi yang kurang terpapar informasi berpeluang 1,966 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang cukup terpapar informasi), peran guru yaitu siswi yang menyatakan bahwa guru tidak berperan berpeluang
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
2,069 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang menyatakan bahwa guru berperan dan peran teman sebaya yakni siswi yang menyatakan bahwa teman sebaya tidak berperan berpeluang 3,097 kali lebih besar dibandingkan dengan siswi yang menyatakan bahwa teman sebaya berperan).
Pembahasan Responden pada penelitian ini hanya diambil dari populasi siswi kelas IV, V, dan VI SDN Padurenan 06 Kota Bekasi saja sehingga hasil penelitian ini tidak menggambarkan seluruh sekolah dasar negeri di Kota Bekasi. Pelaksanaan penelitian kendala waktu juga ditemui oleh peneliti, karena kegiatan penelitian yang dilaksanakan di sekolah diharapkan tidak menganggu jam belajar mengajar. Pada proses pengambilan data primer, ada beberapa pertanyaan yang tidak diisi atau tidak konsisten dan berdampak terhadap data yang missing. Untuk itu hal yang dapat dilakukan oleh peneliti adalah dengan menjelaskan tata cara pengisian kuesioner kepada siswa sebelum test dilaksanakan, sehingga apabila ada pertanyaan/ pernyataan dalam kuesioner yang kurang dipahami oleh siswi peneliti dapat secara langsung dapat menjelaskan. Hasil uji chi square sesuai teori Piaget bahwa semakin bertambahnya umur maka pengetahuan tentang menstruasi semakin baik karena anak yang berada pada fase operasional konkrit akan mampu memecahkan masalah secara logis, kemudian perkembangan tersebut terus berlanjut saat fase operasional formal yaitu anak akan mampu berpikir secara abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada. Uji chi square menunjukkan bahwa siswi kelas IV berpeluang 4,870 kali lebih besar untuk memiliki pengetahuan tentang menstruasi rendah dibandingkan siswi kelas VI. Hal tersebut sesuai dengan teori Piaget dalam Yusuf (2011) yang menyatakan bahwa faktor usia yang berbanding lurus dengan tingkat pendidikan formal mengakibatkan anak yang berada pada fase operasi formal dan fase operasi konkrit akan mampu mencapai tahap berpikir orang dewasa, Hasil penelitian ini memberi gambaran bahwa semakin sering terpapar informasi maka pengetahuan tentang menstruasi semakin baik. Sesuai dengan teori Green (1980), salah satu faktor yang membentuk perilaku kesehatan adalah faktor pemungkin yang mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan. Yang termasuk sarana dan prasarana atau fasilitas tersebut adalah adanya informasi kesehatan. Penelitian ini menunjukkan bahwa semakin berperannya guru dan teman sebaya dalam menyampaikan informasi maka pengetahuan tentang menstruasi semakin baik. Sesuai teori Piaget, anak yang berada dalam tahap operasi konkrit dan operasi formal telah mulai menjalin hubungan di luar keluarga, yaitu guru dan teman sebayanya.
Kesimpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor intrinsik (umur dan kelas) serta faktor ekstrinsik (keterpaparan informasi, peran guru dan peran teman sebaya) berhubungan secara signifikan dengan pengetahuan tentang menstruasi pada siswi kelas IV, V, dan VI di SDN Padurenan 06 Kota Bekasi tahun 2014/2015 (p-value < 0,05).
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
Saran 1. Dinas Kesehatan Kota Bekasi diharapkan untuk meningkatkan program promosi kesehatan di tatanan sekolah terutama meningkatkan peranan UKS. 2. Puskesmas Mustika Jaya diharapkan untuk mengadakan penyuluhan, konseling, dan pelatihan pendidik sebaya (peer educator). 3. SDN Padurenan 06 Kota Bekasi diharapkan untuk meningkatkan fungsi intrakurikuler dan ekstrakurikuler
Referensi Adityawardani, Sari. (2004). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Tentang Menstruasi Pada Siswi Kelas IV, V dan VI di SDN Pasar Manggis 03 Jakarta Selatan Tahun 2004/2005. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Aliyanto, Warjidin. (2003). Perbandingan Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Remaja SMU dan SMK Kelas II di Wilayah Kota Bandar Lampung Tahun 2003. Tesis. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Al-Sahab, Ban et al. 2000. Age at menarche in Canada: results from the National Longitudinal Survey of Children & Youth. BMC Public Health, 10 (7), 36. Proquest database. Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: rineka Cipta. Arneti. (2003). Gambaran Pengetahuan, Persepsi, dan Sikap Remaja Awal SD Kelas IV, V, dan VI Khusus Wanita Tentang Menstruasi di Air Pacah (Pedesaan) dan Nanggalo Siteba (Pinggiran Kota) Padang Pada Tahun 2002. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Badan Pusat Statistik(BPS), Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Kementerian Kesehatan (Kemenkes), dan ICF International. 2013. Indonesia Demographic and Health Survey 2012. Jakarta,Indonesia:BPS, BKKBN, Kemenkes and ICF International. Badaryati, Emi. (2012). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pencegahan dan Penanganan Keputihan Patologis Pada Siswi SLTA/sederajat di Kota Banjarbaru tahun 2012. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana. 2013. Analisa Perubahan Penduduk Berdasarkan BKKBN. www.bkkbn.go.id. Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional. 2014. Pendidikan Seks Untuk Anak Perempuan. www.bkkbn.go.id. Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta: Kemenkes RI.
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
Cahyaningsih, Dwi Sulistyo. 2011. Pertumbuhan Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Trans Info Media. Darmawati, Ira. (2003). Pengetahuan dan Persepsi Mengenai Menstruasi serta Perilaku Hygiene Menstruasi Pada Siswa SDN Jaka Setia III Bekasi tahun 2002. Skripsi. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Departemen Kesehatan RI, 2009. Buku Saku Pencegahan Kanker Leher Rahim dan Kanker Payudara. Jakarta:Depkes. Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Direktorat Kesehatan Keluarga. 1993. Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat Sekolah Dasar. Jakarta: Depkes RI. Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Dan Menengah Direktorat Pendidikan Taman Kanak-Kanak Dan Sekolah Dasar. 2002. Pedoman Pembinaan dan Pengembangan UKS. Jakarta: Depdiknas RI. Direktorat Pemaduan Kebijakan Pengendalian Penduduk. Policy Brief : Remaja Genre dan Perkawinan Dini.Desember 2013.www.bkkbn.go.id. Farage, Miranda A, et al. (2011). Cultural Aspects of Menstruation and Menstrual Hygiene in Adolescents. Expert rev. Obstet.Gynecol, 6 (2), 127-139. Proquest data base. Herawati, Vevie. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Yag Dilakukan Untuk Mengatasi Gangguan Menstruasi Pada Siswi Kelas X dan XI SMA Negeri 5 Kota Bekasi Tahun 2013. Tesis. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. 2011. Modul Pelatihan Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) Bagi Tenaga Kesehatan. Jakarta: Kemenkes. Kurniasih, Henny. (2012). Hubungan Pengetahuan Tentang Menstruasi Dengan Praktik Higiene Menstruasi Pada Siswi SMP Negeri 5 Ketapang Kalimantan Barat Tahun 2012. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Kusmiran, E.2011. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Penerbit Salemba Medika. Lestari, Rossa Nanda. (2011). Gambaran Perilaku Hygiene Alat Reproduksi dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Pada Santri putri Madrasah Tsanawiyah Pondok Pesantren Al-Ittifaqiyah, Inderalaya, Sumatra Selatan tahun 2011. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Llewellyn,Derek dan Jones. 2002. Dasar-Dasar Obstetri & Ginekologi. Jakarta: Hipokrates. McMahon, Shannon A, et al. 2011. The girl with her period is the one to hang her head’ Reflections on menstrual management among schoolgirls in rural Kenya. BMC International Health and Human Rights, 11, 7. Springerlink database. Manuaba, Ida Ayu Chandranita, et al. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mason, Linda et al.2013. We Keep It Secret So No One Should Know’ – A Qualitative Study to Explore Young Schoolgirls Attitudes and Experiences with Menstruation in Rural Western Kenya. Plos One, 8, 11. Proquest data base.
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
Mulyati, Yuli. (2001). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Praktek Pemeliharaan Kebersihan Menstruasi Pada Remaja Putri SMPN 1 Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. Tesis. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Notoatmodjo, Soekidjo.2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo.2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, Soekidjo.2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nugrahaeni, Dyan Kunthi. 2011. Konsep Dasar Epidemiologi. Jakarta : EGC. Prawirohardjo, Sarwono. 1992. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka. Rejatiningsih, Wanti. (2005). Gambaran Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Kelas II Terhadap Praktek Pemeliharaan Kebersihan Menstruasi di Madrasah Pondok Pesantren Darunnajah Jakarta Tahun 2004. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saadah, Fitrotus.(1999). Tingkat Pengetahuan dan Persepsi Tentang Haid/Menstruasi serta Perilaku Higiene Menstruasi pada Pelajar Kelas 2 SLTP I Bogor Tahun 1999. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Sianturi, Yenny. (2003). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan tentang menstruasi pada siswi kelas IV, V, dan VI SDN di Kecamatan Cakung Kotamadya Jakarta Timur Tahun Pelajaran 2000/2001. Tesis. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Santrock, John. 1995. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Soeparmato, Aiman. 2001. Pengetahuan dan Kebutuhan Pelayanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja di Beberapa Kota Besar di Jawa. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan vol.4, no.1, Juni 2001 page:66-81. ejournal.litbang.depkes.go.id. Suryani, Eko,dkk, 2008. Psikologi Ibu dan Anak Edisi III. Yogyakarta:Fitramanya. Syatriani, S. 2011. Faktor Risiko Kanker Serviks di Rumah Sakit Umum Pemerintah Daerah dr Wahidin Sudirohusodo Makassar, Sulawesi Selatan. Kesmas, jurnal kesehatan masyarakat nasional, 5 (6), 283-288. Tarigan, Windurenny Jacinta. (2013). Gambaran Tentang Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Praktek Higiene Menstruasi Pada Remaja Putri Kelas 7 dan 8 di SMPN 141 Jakarta Selatan Tahun 2012. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Tim Pembina UKS Propinsi Jawa Barat. 2004. Pedoman Pelaksanaan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Untuk Guru di Jawa Barat. Bandung: Dinkes. UNFPA. 2005. Kebijakan dan Strategi Nasional Kesehatan Reproduksi di Indonesia. Desember 2013. www.unfpa.org Wawan,A dan M, Dewi. 2010. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika. Wiliana, Wira. (2003). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan kesehatan reproduksi remaja, studi kasus di SMUN 5 Bekasi Pondok Gede
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
Jawa Barat. Skripsi. Depok. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Yusuf, Syamsu. 2011. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya. _______. Undang-Undang No.2 Tahun 1966 tentang Hygiene. bpkimi.kemenperin.go.id
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014
Faktor Faktor..., Wahyu Purnamawati, FKM UI, 2014