PENGARUH METODE PEMBELAJARAN WORD SQUARE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS III SD DHARMA KARYA UT PONDOK CABE TP.2014/2015 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh RIFA’ATHUL AFIFAH NIM 1111018300065
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/ 1436 H
ABSTRAK
RIFA’ATHUL AFIFAH (1111018300065), Pengaruh Metode Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Darma Karya UT Pondok Cabe TP.2014/2015, Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran word square, dibanding dengan siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Penelitian ini dilakukan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe, Tahun Ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen dengan desain the non-equivalent pretest-posttest control group design. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang melibatkan 60 siswa sebagai sampel. Sampel yang pertama berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen, dan sampel kedua berjumlah 30 orang untuk kelas kontrol. Data penelitian diperoleh dari hasil pretest dan post-test yang berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 soal. Analisis data proses kedua kelompok menggunakan uji-t dengan bantuan SPSS 22,0. Hasil analisis data menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas III-4 yang diajarkan dengan mengguakan metode pembelajaran word square adalah 82,40, dan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas III-3 yang diberikan pembelajaran dengan metode konvensional adalah 74,93 dengan nilai thitung ≥ ttabel (-2,000 ≤ 3,017 ≥ 2,000), dengan taraf signifikansi 0,05 (0,004 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat terdapat pengaruh metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar IPS siswa.
Kata kunci: Metode Pembelajaran Word Square, Hasil Belajar IPS, Sejarah Uang. iv
ABSTRACT RIFA'ATHUL AFIFAH (1111018300065), Effect of Learning Method Learning Outcomes Word Square Against IPS Grade III SD Darma Karya UT Pondok Cabe TP.2014/2015, Thesis, Department of Government Elementary School Teacher Education, Faculty of Science and Teaching of MT, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta. The purpose of this study was to determine whether there is difference in the results of social studies teaching methods for students with word square, compared with students using conventional teaching methods. This research was conducted at SD Dharma Karya UT Pondok Cabe, Academic Year 2014/2015. The method used is the method of quasi-experimental design with the nonequivalent pretest-posttest control group design. Sampling was done by using purposive sampling technique that involves 60 students in the sample. The first sample included 30 students to a class experiment, and the second sample included 30 men to the control class. Data were obtained from the pretest and post-test in the form of multiple choice questions about the number 25. The data analysis process of the two groups using t-test with SPSS 22.0. The result showed that the average value of the results of social studies students of class III-4 are taught with the learning method uses the word square is 82.40, and the average value of the results of social studies students of class III-3 are given learning by conventional methods is 74.93 with tcount ≥ ttable (-2.000 ≤ 3.017 ≥ 2.000), with a significance level of 0.05 (0.004 <0.05). This shows that there are influences square word learning methods to the learning outcomes IPS students.
Keywords: Learning Method Word Square, Learning Outcomes Social Studies, History of Money.
v
KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat serta rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, ”Pengaruh Metode Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Darma Karya UT Pondok Cabe TP.2014/2015.” Shalawat serta salam senantiasa penulis sanjungkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang kita nantikan syafa’atnya kelak di Yaumul Qiyamah. Aamiin. Pada kesempatan ini, penulis ingin berbagi rasa suka cita dan terimakasih yang tiada terkira, kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini, terutama kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Khalimi, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Prodi PGMI yang selalu berkenan memberikan waktu dan nasihat baik akademik maupun nonakademik. 3. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. 4. Dr. Abdul Rozak, M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan sabar memberikan
masukan
serta
pengarahan
kepada
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi. 5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah berbagi ilmu pengetahuan kepada kami selaku mahasiswa. 6. Drs. Warjoko, M.Pd selaku Kepala Sekolah SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. 7. Ibu Eny Puspita Sari, S.Kom, selaku wali kelas III-4 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. 8. Siswa siswi kelas III-4 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
vi
9. Guru, Staff dan seluruh warga sekolah SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. 10. Terimakasih tak terhingga sekali untuk Ibu Christina Sulasmi, yang tiada henti mendoakan adek, mendukung adek, memenuhi semua keinginan adek, dan yang selalu berjuang untuk kebahagiaan adek. Semoga hasil karya adek yang berupa skripsi ini dapat memberikan sedikit kebahagiaan dan kebanggaan untuk Ibu. Maturnuwun sanget nggih Bu, Adek sayang Ibu. 11. Untuk kakakku tercinta, mamas Rifyal Taher Wibawa terimakasih sekali karena selalu mendukung adek, terimakasih karena telah menjadi kakak, sahabat sekaligus sosok pengganti sebagai ayah, adek bersyukur sekali dilahirkan dalam keluarga ini dan sebagai adeknya mas Iyal. Adek sayang mamas. 12. Seluruh Keluarga besar penulis yang telah memberikan do’a dan dukungan. 13. Sahabat-sahabatku, Husnul Ma’ab, Siti Sa’adah, Dwi Asia Ningsih, dan Jovita Damayanti, yang selalu mengingatkan, mensupport dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi, makasih yaa. Love you,besties. 14. Kepada teman-teman satu bimbingan skripsi, Isti Saraswati, Nurazizah, dan Pitriawati, terimakasih sudah saling menyemangati dan membantu satu sama lain, selalu semangat ya. 15. Teman-teman PGMI-B: neng Nia, Igeul, Wiwin, Haluk, Nayu, Muti, Bu Aji (Hana), Elis, Husen, Fahmi, Ma’ul, Mona, Amoy (Desi D.) Eva, Ayu, Anjay, Febri, Arrum, Anissa, Akbar, Barqu, Ummu, Evi, Desi Nur, dan Banu, yang telah berjuang bersama dalam menjalankan tugas dan kewajiban selama kuliah. I Love you, Guys. You’re Awesome! 16. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
vii
Demikian ucapan terima kasih dari penulis, semoga Allah SWT membalas kebaikan, dukungan, dan motivasi serta jasa-jasa mereka. Penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya, apabila skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, mohon kritik dan saran yang membangun. Jakarta, 25 November 2015
Penulis
viii
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ....................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL …………………………………………………………… xii DAFTAR GAMBAR........................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………
xiv
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah...................................................................................
7
C. Pembatasan Masalah..................................................................................
7
D. Perumusan Masalah...................................................................................
7
E. Tujuan Penelitian.......................................................................................
8
F. Manfaat Penelitian.....................................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik .................................................................................
9
1. Hakikat Metode Pembelajaran Word Square ............................................
9
a. Pengertian Metode Pembelajaran Word Square .................................. 9 b. Karakteristik Metode Pembelajaran Word Square............................... 10 c. Kelebihan Metode Pembelajaran Word Square...................................
10
d. Kekurangan Metode Pembelajaran Word Square................................
11
e. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Word Square........................ 11
2. Hakikat Hasil Belajar ................................................................................
13
a. Pengertian Hasil Belajar .....................................................................
13
b. Macam-Macam Hasil Belajar .............................................................. 15 c. Faktor-Faktor yang Mempengarui Hasil Belajar ................................
17
d. Alat Untuk Mengukur Hasil Belajar...................................................
18
ix
3. Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ....................................................
19
a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)........................................... 19 b. Tujuan Pendidikan IPS di MI/SD......................................................... 20 c. Karakteristik Pembelajaran IPS...........................................................
22
d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di MI/SD.......................................
23
e. Teknik Penilaian dalam Pembelajaran IPS MI/SD..............................
24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................
24
C. Kerangka Berfikir ......................................................................................
26
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian .............................................................
30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................
30
B. Metode dan Desain Penelitian .....................................................................
31
C. Populasi dan Sampel ....................................................................................
31
D. Prosedur Penelitian.......................................................................................
33
E. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................
34
F. Variabel Penelitian.......................................................................................
36
G. Instrumen Penelitian.....................................................................................
36
H. Uji Coba Instrumen......................................................................................
38
1. Uji Validitas........................................................................................
38
2. Uji Reliabilitas...................................................................................... 40 3. Uji Taraf Kesukaran Soal..................................................................... 42 4. Daya Pembeda...................................................................................... 43 I. Teknik Analisis Data ...................................................................................
45
1. Uji Prasyarat Analisis Data..........................................................................
45
a. Uji Normalitas....................................................................................
45
b. Uji Homogenitas..................................................................................
46
2. Pengujian Hipotesis......................................................................................
46
x
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum SD Dharma Karya UT Pondok Cabe............................
49
1. Identitas Sekolah..................................................................................
49
2. Visi dan Misi........................................................................................
49
3. Kurikulum SD Dharma Karya UT.......................................................
50
4. Muatan Kurikulum...............................................................................
51
B. Deskripsi Data........................................................................................... 1.
52
Data Pretest IPS Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok 55 Kontrol.................................................................................................
2.
Data Postest IPS Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok 58 Eksperimen...........................................................................................
3.
Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ......................................
60
C. Pengujian Persyaratan Analisis Data.........................................................
62
1. Uji Normalitas............................................................................................
62
a. Uji Normalitas Pretest.......................................................................... 62 b. Uji Normalitas Posttest........................................................................
63
2. Uji Homogenitas.......................................................................................... 64 a. Uji Homogenitas Pretest......................................................................
64
b. Uji Homogenitas Posttest..................................................................... 65 D. Pengujian Hipotesis..................................................................................... 65 1. Uji-T Pretest......................................................................................... 65 2. Uji-T Posttest.......................................................................................
66
E. Interpretasi Data..........................................................................................
67
F. Pembahasan Hasil Penelitian....................................................................... 68
BAB V KESIMPULAN A. Kesimpulan ................................................................................................
72
B. Saran...........................................................................................................
72
DAFTAR PUSTAKA
74
Lampiran-Lampiran
xi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Kotak Jawaban Word Square (Untuk Mata Pelajaran IPS)............
21
Tabel 3.1 Waktu Penelitian..............................................................................
30
Tabel 3.2 Rancangan Desain Penelitian...........................................................
31
Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen Penelitian..............................................
37
Tabel 3.4 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi..............................................
39
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen............................................................ 40 Tabel 3.6 Interprestasi Reliabilitas.................................................................... 41 Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen.......................................................
42
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran............................................................ 42 Tabel 3.9 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal.......................................
43
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda..............................................................
44
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal........................................ 45 Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan
52
Kelompok Kontrol............................................................................................. Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen .....................
54
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol.............................
55
Tabel 4.4 Hasil Pretest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol...........................
56
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen ...................
57
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol............................ 57 Tabel 4.7 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol......... 58 Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen dan 60 Kelompok Kontrol............................................................................................. Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest.............................................................
61
Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest.........................................................
62
Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest.......................................................
63
Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest......................................................
64
Tabel 4.13 Hasil Uji-T Pretest..........................................................................
65
Tabel 4.14 Hasil Uji-T Posttest......................................................................... 65
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 4.1 Histogram Data Nilai Posttest Kelompok Eksperimen.................
59
Gambar 4.2 Histogram Data Nilai Posttest Kelompok Kontrol........................ 59 Gambar 4.3 Histogram Data Posttest Kelompok Ekperimen ..........................
62
Gambar 4.4 Histogram Data Posttest Kelompok Kontrol................................. 63
xiii
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Berfikir..........................................................................
29
Bagan 3.1 Prosedur Penelitian .......................................................................
31
xiv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: Observasi Mengajar
Lampiran 2
: Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Lampiran 3
: Kisi-Kisi Soal Instrumen
Lampiran 4
: Soal Uji Instrumen
Lampiran 5
: Kunci Jawaban Soal Uji Instrumen
Lampiran 6
: Korelasi Skor Butir Dengan Skor Total
Lampiran 7
: Reliabilitas Tes
Lampiran 8
: Daya Pembeda
Lampiran 9
: Tingkat Kesukaran
Lampiran 10 : Soal Pretest dan Posttest Lampiran 11 : Kunci Jawaban Soal Pretest dan Posttest Lampiran 12 : RPP IPS 1 Lampiran 13 : RPP IPS 2 Lampiran 14 : RPP IPS 3 Lampiran 15 : Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Eksperimen Lampiran 16 : Hasil Pretest dan Posttest Kelompok Kontrol Lampiran 17 : Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 18 : Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol Lampiran 19 : Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 20 : Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol Lampiran 21 : Mean, Median, Modus Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol xv
Lampiran 22 : Uji Normalitas Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol Lampiran 23 : Uji Homogenitas Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol Lampiran 24 : Uji Hipotesis Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol Lampiran 25 : Foto-Foto Kegiatan Penelitian
xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana pendidikan umumnya, kita mengetahui bahwa pendidikan merupakan suatu kegiatan yang universal dalam kehidupan manusia. Di manapun di dunia ini terdapat masyarakat, dan disana pula terdapat pendidikan. Pendidikan adalah tonggak kemajuan sebuah bangsa. Menjadi bangsa yang maju tentu merupakan cita-cita yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Sudah menjadi suatu rahasia umum bahwa maju tidaknya suatu negara di pengaruhi oleh faktor pendidikan. Pendidikan merupakan proses mencetak generasi penerus bangsa yang berkualitas. Permasalahan yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia masih sangat banyak dan kompleks. Namun, hal itu tidak menyurutkan optimisme dan langkah para penyelenggara pendidikan untuk berupaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas dunia pendidikan kita. Dari sederet permasalahan dalam dunia pendidikan, dapat diruntut diantaranya yaitu: banyak anak didik yang tidak memperoleh pendidikan yang layak, banyak lulusan yang kurang memiliki kompetensi, dan tidak mampu bersaing di pasar global, sasaran pendidikan belum tercapai, wajib belajar pendidikan dasar (Wajar Dikdas) 9 tahun sampai saat ini belum dapat menjadi wajar 12 tahun, peranan guru atau pendidik yang belum optimal, dan biaya pendidikan yang (dianggap) relatif mahal.1 Pendidikan yang diselenggarakan di setiap satuan pendidikan, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan tinggi, bahkan yang dilakukan di lembaga-lembaga nonformal dan informal seharusnya dapat menjadi landasan bagi pembentukan pribadi peserta didik, dan masyarakat pada umumnya. Namun demikian, pada kenyataannya mutu pendidikan, khususnya mutu 1
Mohammad, Surya, Landasan Pendidikan; Menjadi Guru Yang Baik, (Bogor: Ghaila
Indonesia, 2010), h.2
1
2
output pendidikan masih rendah jika dibanding dengan output pendidikan di negara lain. Rendahnya mutu pendidikan, memerlukan penanganan secara menyeluruh, karena dalam kehidupan suatu bangsa, pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.2 Dalam kehidupan masyarakat modern, pendidikan diselenggarakan oleh sekolah. Sekolah berperan penting dalam perkembangan intelektual dan psikologi anak didik, karena di sekolah tempat berkumpulnya anak dari berbagai keluarga dan berasal dari masyarakat yang berbeda pula sekolah juga mempunyai peran membentuk kepribadian anak didik, sekolah akan menyalurkan dan mengembangkan bakat dan minat anak didik sehingga menjadi seorang ahli yang berguna untuk dirinya dan untuk bangsanya. Sekolah sengaja dibangun dan dan diadakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh dan bangsa. Dengan lahirnya sekolah dalam rangka mengembangkan dan membangun kepribadian anak didik ini, maka dibangunlah jenjang dan jenis-jenis sekolah menurut kebutuhan anak didik. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasioanal, Bab IV Pasal 14, jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan meliputi: a) jenjang pendidikan dasar yaitu SD/MI, SMP/MTs; b) jenjang pendidikan menengah yaitu pendidikan menengah umum (SMU) dan jenjang pendidikan menengah kejuruan (SMK); c) jenjang pendidikan tinggi, yaitu: akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Menurut Bab IV Pasal 15, jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. Sementara itu, jenis-jenis pendidikan yaitu: pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan luar biasa, pendidikan kedinasan, dan pendidikan keagamaan. 2
E, Mulyasa, Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013) Cet.Ke-2, h.13
3
Guru merupakan pihak yang paling banyak berhubungan dengan proses mengajar di sekolah. Guru merupakan unsur terpenting dalam proses pelaksanaan pembelajaran. Guru sangat menentukan bagi keberhasilan proses belajar mengajar dalam sebuah aktivitas pendidikan. “Dalam pengertian sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik”.3 Wina Sanjaya mengemukakan bahwa guru adalah komponen yang sangat penting dalam implementasi suatu strategi pembelajaran. Tanpa guru, bagaimanapun bagus dan idealnya suatu strategi, maka strategi itu tidak bisa diaplikasikan. Keberhasilan implementasi suatu strategi pembelajaran akan bergantung pada kepiawaian guru dalam menggunakan metode, teknik, dan taktik pembelajaran. Pendapat lain yang menyatakan pentingnya komponen guru dalam pendidikan seperti yang dikemukakan oleh E. Mulyasa, bahwa peran dan fungsi guru sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pendidikan di sekolah. Peran dan fungsi guru tersebut antara lain: sebagai pendidik dan pengajar, anggota masyarakat, pemimpin, administrator, dan pengelola pembelajaran. Peran dan fungsi guru sebagai pendidik dan pendidik yakni setiap guru secara otomastis adalah sebagai pendidik dan pengajar yang harus memiliki kestabilan emosi, cita-cita dan keinginan untuk memajukan muridnya, bersikap realitas, jujur dan terbuka, serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan. Untuk mencapai semua ini, guru harus memiliki pengetahuan yang luas, menguasai berbagai jenis dan praktik pendidikan, serta menguasai kurikulum dan metodologi pembelajaran. Guru dituntut untuk memiliki empat kompetensi mengajar, diantaranya: kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kompetensi profesional, dan kompetensi pedagogik. Pada kompetensi pedagogik, guru dituntut untuk menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, model, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam 8 mata pelajaran SD/MI. 3
Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 31.
4
Salah satu dari mata pelajaran tersebut yang diajarkan di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Dalam kurikulum Pendidikan Dasar tahun 1993, disebutkan bahwa IPS adalah mata pelajaran yang mempelajari kehidupan sosial yang didasarkkan pada kajian geografi, ekonomi, sejarah, antropologi, sosiologi, dan tata negara.4 Sedangkan menurut S. Nasution, mendefinisikan IPS yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial.5 Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, Tujuan utamanya adalah untuk membantu mengembangkan kemampuan dan wawasan siswa yang menyeluruh (komprehensif) tentang berbagai aspek ilmu-ilmu sosial dan kemanusiaan (humaniora). Faktanya masih banyak guru yang melakukan pembelajaran dalam bidang studi IPS ini menggunakan metode ceramah. Dalam situasi demikian, maka peran guru dan buku-buku teks masih merupakan sumber belajar yang utama. Cara-cara seperti itu cenderung membuat siswa lebih bersikap apatis, baik terhadap mata pelajaran itu sendiri maupun terhadap gejala-gejala sosial yang terjadi di dalam masyarakat. Dengan demikian, seorang guru dituntut harus mempunyai kombinasi metode-metode pembelajaran yang beragam, dengan menggunakan metode-metode lainnya selain metode ceramah tadi, agar suasana menjadi lebih baik lagi. Seperti yang diketahui banyak siswa yang beranggapan mengenai pelajaran IPS, bahwa pelajaran ini sangat membosankan dan harus menggunakan pemikiran yang kuat, karena banyak teori-teori yang memang harus dipahami, maka muncul kejenuhan dalam belajar IPS, faktor lainnya yaitu
kebiasaan
guru
dalam
menciptakan
suasana
belajar
yang
menyenangkan, kemampuan guru dalam menggunakan metode-metode
4
Ahmad, Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet.Ke-2, h.139 5 Irfan, Tamwifi, dkk, Ilmu Pengethuan Sosial 1, (Surabaya, Lapis-PGMI: 2009), edisi pertama, h.1-10
5
pengajaran, serta masih seringnya menggunakan pembelajaran konvensional atau latihan soal saja. Berdasarkan observasi peneliti yang telah dilakukan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe, kenyataan dilapangan sampai saat ini proses pembelajaran masih didominasi oleh guru, keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih terbatas penerimaan materi yang disampaikan dengan metode ceramah. Terlihat masih banyak guru terutama guru kelas III di sekolah tersebut dalam mengajarkan materi pembelajaran IPS masih bersifat konvensional. Tidak hanya itu, guru masih sangat terpaku dengan buku paket yang digunakan untuk mengajar. Dalam proses pembelajaran IPS di kelas, guru menjelaskan materi yang terdapat dalam buku, setelah selesai siswa kemudian diarahkan untuk mengerjakan soal-soal latihan yang terdapat dalam buku, baik soal pilihan ganda maupun isian. Dan hal itu berlangsung dalam setiap proses pembelajaran selama satu semester. Hal itulah yang menyebabkan banyak siswa cepat merasa bosan dan mengeluh dengan materi pembelajaran IPS. Tidak sedikit juga siswa yang merasa mengantuk ketika pembelajaran berlangsung. Akibatnya, penguasaan siswa terhadap materi pembelajaran masih tergolong rendah sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa kelas III pada mata pelajaran IPS dan nilai yang diperoleh siswa masih dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Untuk mengatasi permasalahan tersebut dianjurkan guru memperluas dan memperlihatkan semangat yang tinggi dengan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk baru. Guru seharusnya memanfaatkan potensi serta kreativitas yang dimilikinya untuk menjadikan pembelajaran yang menarik dan menyenangkan, sehingga siswa tidak merasa bosan. Salah satu cara untuk mengatasi kejenuhan siswa yaitu dengan adanya pengelolaan proses pembelajaran yang efektif dan menyenangkan. Salah satu cara agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif adalah dengan menggunakan metode pembelajaran.
6
Metode pembelajaran merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan sebagai alat bantu untuk meminimalisir kesulitan siswa dalam pembelajaran. Metode pembelajaran IPS berpijak pada aktivitas yang memungkinkan siswa baik secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip IPS secara holistik dan autentik. Banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran IPS, salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran word square. Metode pembelajaran word square merupakan metode pembelajaran yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban. Didalam teori Urdang, Word Square is a set of word such that when arranged one beneath another in the form of a square the read a like horrizontally, artinya word square adalah sejumlah kata yang disusun satu dibawah yang lain dalam bentuk bujur sangkar dan dibaca secara mendatar dan menurun.6 Sedangkan menurut Hornby metode pembelajaran word square adalah sejumlah kata yang disusun sehingga kata-kata tersebut dapat dibaca ke depan dan ke belakang.7 Proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran word square dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran, menciptakan suasana
yang menyenangkan karena
pembelajaran berupa permainan, melatih siswa berdisiplin, merangsang siswa untuk berfikir efektif karena metode pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat dalam materi. Dengan kenyataan yang ada maka penulis mencoba menerapkan metode pembelajaran word square pada pembelajaran IPS di kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe, yang diharapkan metode pembelajaran word square mampu menarik minat siswa dalam belajar IPS, serta dapat
6
Ni Pd. Mirah Kurniasari, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Tegallalang, e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ,Indonesia 7 http://hydrast88.blogspot.com/2012/12/contoh-ptk-model-pembelajaran-word.html (diakses pada tanggal 20 Januari 2015)
7
mengurangi rasa bosan dan mengantuk ketika proses pembelajaran berlangsung, sehingga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik mengambil judul penelitian “ Pengaruh Metode Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe Tp.2014/2015 “. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya dapat diidentifikasi beberapa masalah: 1. Sebagian besar guru IPS MI/SD kurang mampu menggunakan metodemetode pembelajaran IPS yang beragam. 2. Metode pembelajaran yang digunakan guru IPS MI/SD umumnya hanya menggunakan metode konvensional. 3. Pembelajaran dikelas yang masih didominasi oleh guru. 4. Siswa cenderung pasif dalam mengikuti pembelajaran, karena merasa bosan dan mengantuk. 5. Rendahnya hasil belajar IPS siswa dibawah nilai KKM yang ditetapkan oleh sekolah sebesar 70. C. Pembatasan Masalah Agar penelitian lebih terarah, maka penelitian ini dibatasi pada rendahnya hasil belajar IPS siswa dibawah nilai KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 70. Dan solusi yang ditawarkan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran word square pada pelajaran IPS di kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah maka dirumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: “Apakah terdapat pengaruh penggunaan metode pembelajaran word square
8
terhadap hasil belajar IPS siswa pada pokok bahasan Sejarah Uang di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe?”. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran
metode
word square terhadap hasil belajar IPS siswa pada pokok
bahasan Sejarah Uang di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. F. Kegunaan Penelitian 1. Kegunaan secara Teoritis a. Sebagai suatu karya ilmiah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan
bagi
perkembangan
ilmu
pengetahuan
mengenai pengaruh metode word square terhadap hasil belajar IPS siswa. b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pedoman untuk kegiatan penelitian berikutnya yang sejenis. 2. Kegunaan secara Praktis a. Peneliti, dapat memperluas wawasan tentang cara pembelajaran IPS dengan menggunakan metode pembelajaran word square. b. Siswa,
mendapat
pengalaman
belajar
IPS
melalui
metode
pembelajaran word square, dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. c. Guru, hasil penelitian ini dapat menjadi salah satu strategi pembelajaran yang dapat diaplikasikan dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa. d. Sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk mengembangkan atau menerapkan metode pembelajaran word square dikelas-kelas lain.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik 1.
Hakikat Metode Pembelajaran Word Square a.
Pengertian Metode Pembelajaran Word Square Kata word square berasal dari bahasa Inggris, word berarti kata1, dan
square berarti sesuatu yang berbentuk persegi atau kotak.2 Jadi word square dapat diartikan dengan kata-kata yang dimasukkan ke dalam kotak atau persegi. Metode pembelajaran word square adalah metode pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya dan berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran. Metode ini juga merupakan metode yang memadukan kemampuan menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokkan jawaban pada kotak-kotak jawaban.3 Metode ini lebih mirip dengan teka-teki silang, akan tetapi perbedaan yang paling mendasar adalah model ini sudah memiliki jawaban, namun disamarkan dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf atau angka penyamar atau pengecoh. Istimewanya metode pembelajaran ini adalah bisa dipraktikkan untuk semua mata pelajaran, hanya tinggal bagaimana guru dapat memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif. Tujuan huruf atau angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa, namun untuk melatih sikap teliti dan kritis. Metode ini secara teknis adalah kegiatan belajar mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah 1
John M. Echols dan Hassan Shadily, An English-Indonesian Dictionary (Kamus InggrisIndonesia), (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1976), Cet.XXXIX, h.652 2 Ibid., h.549 3 Imas Kurniasih dan Berlin Sani, Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Kata Pena, 2015), Cet. Pertama, h. 97
9
10
diajarkan. Adapun instrumen utama metode ini adalah lembar kegiatan atau lembar kerja berupa pertanyaan atau kalimat yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan. Metode pembelajaran word square dibuat berdasarkan pada pola pikir bahwa ingatan dapat dibangkitkan dengan memberikan sedikit informasi berupa lambang-lambang tersebut dapat dirangkai menjadi suatu hubungan yang mempunyai arti (berpikir rekognisi). Bentuk word square juga melatih siswa dalam berpikir kreatif. Berpikir kreatif menurut Sarlito adalah berpikir menemukan hubungan-hubungan baru antara berbagai hal. b. Karakteristik Metode Pembelajaran Word Square Beberapa karateristik metode pembelajaran word square diantaranya yaitu: 1) Metode pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang disampaikan. 2) Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar kerja. 3) Mendorong siswa untuk berfikir efektif terhadap jawaban mana yang paling tepat. 4) Word square merupakan salah satu alat bantu/media pembelajaran berupa kotak-kotak kata yang berisi kumpulan huruf. 5) mengajak siswa mengamati suatu objek yang dipadukan dengan lembar kegiatan word square. c.
Kelebihan Metode Pembelajaran Word Square Beberapa kelebihan dari metode pembelajaran word square
diantaranya yaitu:4 1) Proses pembelajaran dengan metode pembelajaran word square mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. 2) Siswa akan terlatih untuk disiplin. 3) Sebagai latihan untuk bersikap teliti dan kritis. 4
Ibid., h. 97-98
11
4) Merangsang siswa untuk berfikir efektif. d. Kekurangan Metode Pembelajaran Word Square Sedangkan beberapa kekurangan dari metode pembelajaran word square diantaranya yaitu: 1) Dengan
materi
yang
telah
dipersiapkan,
akhirnya
dapat
menumpulkan kreativitas siswa. 2) Siswa tinggal menerima bahan mentah. 3) Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang dimilikinya. Dalam metode pembelajaran word square ini siswa tidak dapat mengembangkan kreativitas masing-masing, dan lebih banyak berpusat pada guru. Karena siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, dan jawaban dari lembar kerja pun tidak bersifat analisis, sehingga siswa tidak dapat menggali lebih dalam materi yang ada dengan pembelajaran word square ini. e. Langkah-Langkah Metode Pembelajaran Word Square Menurut Saptono, langkah-langkah pembelajaran word square adalah: 1) Siswa diarahkan untuk mempelajarai topik tertentu yang akan disampaikan. 2) Siswa disuruh menemukan istilah dalam word square yang relevan dengan topik yang telah dipelajari 3) Siswa memberikan penjelasan tentang kata yang ditemukan. Informasi dari siswa tentang kata tersebut sebanyak-banyaknya digali oleh guru. 4) Penjelasan siswa divariasikan dengan pertanyaan-pertanyaan yang ditujukan kepada seluruh siswa. Adapun langkah-langkah metode pembelajaran word square, diantaranya sebagai berikut:
12
1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh. 3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban. 4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.5 Tabel 2.1 Contoh Kotak Jawaban Word Square (Untuk Mata Pelajaran IPS)6 T
Y
E
N
I
O
K
N
R
A
U
A
N
K
U
O
A
B
A
R
T
E
R
M
N
A
N
I
R
R
S
I
S
D
G
I
I
T
G
N
A
O
N
L
S
A
I
A
K
L
A
A
I
S
R
L
S
A
C
E
K
B
O
S
I
R
I
N
G
G
I
T
Contoh Soalnya: 1) Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan 2) ....... digunakan sebagai alat pembayaran yang sah 3) uang ..... saat ini banyak pemasukan 4) nilai bahan pembuatan uang disebut 5) kemampuan uang untuk ditukarkan dengan sejumlah barang atau jasa disebut dengan nilai 6) nilai perbandingan uang dalam negara dengan mata uang asing disebut 7) nilai yang tertulis pada mata uang disebut nilai 8) dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut motif 5
Tukiran, Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), Cet.Ke-4, h.115 6 Ibid, h. 115-116
13
9) perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening ke Bank untuk membayar sejumlah uang disebut 2. Hakikat Hasil Belajar a. Pengertian Hasil Belajar Belajar dalam perspektif keagamaan merupakan kewajiban bagi muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam
Qur’an surat
Mujaadilah ayat 11: ت ۚ َو ه َيرْ َفع ه... َّللا ُ بِمَا َتعْ َملُونَ َخبِير ٍ َّللا ُ الهذِينَ آ َم ُنوا ِم ْن ُك ْم َوالهذِينَ أُو ُتوا ا ْل ِع ْل َم دَرَ جَ ا ِ
“... niscaya Allah akan meninggikan beberapa derajat kepada orang-orang beriman dan berilmu”. (QS. Al-Mujaadilah:11) Ilmu dalam hal ini tentu saja harus berupa pengetahuan yang relevan dengan tuntutan zaman dan bermanfaat bagi kehidupan orang banyak . Menurut Abdurrahman, hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah kegiatan belajar.7 Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. Menurut Nawawi hasil belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.8
7
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Pressindo,2012), Cet-pertama, h.14 8 Ahmad, Susanto, Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah, (Jakarta: Kencana, 2014), Cet. Ke-2, h.5
14
Sedangkan menurut Suprijono, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan.9 Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:10 1) Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. 2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Menurut Benjamin S. Bloom, hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. 1) Domain Kognitif mencakup: a) Knowledge (pengetahuan, ingatan) b) Comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh) c) Application (menerapkan) d) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan) e) Synthesis
(mengorganisasikan,
merencanakan,
membentuk
bangunan baru) f) Evaluating (menilai) 9
Muhammad Thobroni & Arif Mustofa, Belajar Dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), Cet-pertama, h.20 10 Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), Cet-IX, h.5-6
15
2) Domain Afektif mencakup: a) Receiving (sikap menerima) b) Responding (memberikan respons) c) Valuing (nilai) d) Organization (organisasi) e) Characterization (karakterisasi) 3) Domain Psikomotor mencakup: a) Initiatory b) Pre-routine c) Rountinized d) Keterampilan produktif, teknik, fisik, sosial, manajerial, dan intelektual.11 Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan tingkah laku secara keseluruhan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional, biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan instruksional. b. Macam-Macam Hasil Belajar 1) Pemahaman Konsep Pemahaman menurut Bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari.12 Pemahaman menurut Bloom ini adalah seberapa besar siswa mampu menerima pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengeri apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia lakukan.
11
Muhammad Thobroni, op .cit., h.24 Ahmad, Susanto, op .cit., h.6
12
16
2) Keterampilan Proses Usman dan Setiawan mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu siswa. Sedangkan Indrawati merumuskan bahwa keterampilan proses merupakan keseluruhan keterampilan yang terarah (baik kognitif maupun psikomotorik) yang dapat digunakan untuk menemukan suatu konsep atau prinsip atau teori, untuk mengembangkan konsep yang telah ada sebelumnya, atau untuk melakukan penyangkalan terhadap suatu penemuan (falsifikasi).
Selanjutnya
Indrawati
menyebutkan
ada
enam
aspek
keterampilan proses, yang meliputi: observasi, klasifikasi, pengukuran, mengkomunikasikan, memberikan penjelasan atau interpretasi terhadap suatu pengamatan, dan melakukan eksperimen. 3) Sikap Siswa Menurut Lange, sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek respon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunjukkannya. Sementara menurut Sardiman, sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan sesuatu dengan cara, metode, pola, dan teknik tertentu terhadap dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objekobjek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau tindakan. Dalam hubungannya dengan hasil belajar siswa, sikap ini lebih diarahkan pada pengertian pemahaman konsep. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar itu bukan hanya dilihat dari pemahaman konsep saja melainkan dari keterapilan proses dan sikap siswa. Akan tetapi, dari macam-macam hasil belajar diatas domain kognitiflah yang sangat berperan dan mempengaruhi hasil belajar siswa.
17
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut
teori
Gestalt,
belajar
merupakan
suatu
proses
perkembangan.13 Artinya bahwa secara kodrati jiwa raga anak mengalami perkembangan. Perkembangan sendiri memerlukan sesuatu baik yang berasal dari diri siswa sendiri maupun pengaruh dari lingkungannya. Berdasarkan teori ini hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua hal, siswa itu sendiri dan lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti kemampuan berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan siswa, baik jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan, keluarga, dan lingkungan. Pendapat senada dikemukakan oleh Wasliman, hasil belajar yang dicapai oleh peserta didik merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang memengaruhi, baik faktor internal dan eksternal, sebagai berikut:14 1) Faktor internal; merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang memengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajarr, serta kondisi fisik dan kesehatan. 2) Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. Russenfendi mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ke dalam sepuluh macam, yaitu:15 1) Kecerdasan anak 13
Ibid, hal.12 Ibid, h.12 15 Ibid, h.14 14
18
2) Kesiapan atau kematangan 3) Bakat anak 4) Kemauan belajar 5) Minat 6) Model penyajian materi pelajaran 7) Pribadi dan sikap guru 8) Suasana pengajaran 9) Kompetensi guru 10) Masyarakat Berdasarkan uraian diatas, diketahui bahwa banyak faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa, diantaranya yaitu diri siswa sendiri, lingkungannya baik dalam keluarga maupun disekolah, dan masyarakat disekitarnya. d. Alat Untuk Mengukur Hasil Belajar Untuk dapat menentukan tercapai tidaknya tujuan pendidikan dan pengajaran perlu dilakukan usaha atau tindakan penilaian atau evaluasi. Penilaian atau evaluasi pada dasarnya adalah memberikan pertimbangan atau harga atau nilai berdasarkan kriteria tertentu. Adapun alat untuk mengukur hasil belajar adalah tes. Tes ada yang sudah distandardisasi, artinya tes tersebut telah mengalami proses validasi dan reabilitas untuk suatu tujuan tertentu dan untuk sekelompok siswa tertentu. Sebagai contoh, penyusunan tes hasil belajar merupakan usaha penyusunan tes yang sudah distandardisasi. Disamping itu yang banyak kita temukan ialah tes buatan guru sendiri. Tes ini belum distandardisasi, sebab dibuat oleh guru untuk tujuan tertentu dan untuk siswa tertentu pula. Meskipun demikian, tes buatan guru harus pula mempertimbangkan faktor validitas dan reabilitasnya. Tes ini terdiri dari tiga bentuk yakni: tes lisan, tes tulisan, dan tes tindakan.
19
Jenis tes tersebut biasanya digunakan untuk menilai isi pendidikan, misalnya aspek pengetahuan, kecakapan, keterampilan, dan pemahaman pelajaran yang telah diberikan guru.16 3.
Hakikat Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) a.
Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Ilmu Pengetahuan Sosial, yang sering disingkat dengan IPS, adalah
ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah.17 Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya dipelajari dalam ilmu sosial ini. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya. Ilmu Pengetahuan Sosial dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial
yang mewujudkan satu pendekatan
interdisipliner dari aspek dan cabang-cabang ilmu-ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya). IPS atau studi sosial merupakan bagian dari kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial: sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat, dan psikologi sosial.18 Menurut Zuraik dalam Djahiri, hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik di mana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai.19 Hakikat 16
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1995), h. 113-114 17 Ibid, h.137 18 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Ed.1 Cet.2, h.171 19 Ahmad, Susanto, op .cit., h.138
20
IPS di Sekolah Dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi siswa sebagai warga negara sedini mungkin. Karena pendidikan IPS tidak hanya memberikan ilmu penetahuan semata, tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap, dan kecakapan-kecakapan dasar siswa yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial kemasyarakatan sehari-hari
dan memenuhi kebutuhan
bagi kehidupan sosial siswa di masyarakat. Dalam pendidikan IPS dikembangkan tiga aspek atau tiga ranah pembelajaran,
yaitu
aspek
pengetahuan
(kognitif),
keterampilan
(psikomotor), dan sikap (afektif). Ketiga aspek ini merupakan acuan yang berorientasi untuk mengembangkan pemilihan materi, strategi, dan model pembelajaran. b. Tujuan Pendidikan IPS di MI/SD Tujuan utama pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun menimpa masyarakat.20 Secara perinci, Mutakin merumuskan tujuan pembelajaran IPS di sekolah, sebagai berikut:21 1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat. 2) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial. 3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat. 20
Ibid, h.145 Ibid, h.145-146
21
21
4) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta membuat analisi yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat. 5) Mampu
mengembangkan
berbagai
potensi
sehingga
mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. 6) Dalam buku Pendidikan IPS di SD oleh Sardjiyo,dkk., secara keseluruhan tujuan pendidikan IPS di SD adalah sebagai berikut:22 7) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupanya kelas di masyarakat. 8) Membekali
anak
didik
dengan
kemampuan
mengidentifikasi,
menganalisi dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat. 9) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian. 10) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari kehidupan tersebut. 11) Membekali
anak
didik
dengan
kemampuan
mengembangkan
pengetahuan dan keilmuan IPS sesua dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan menurut LAPIS PGMI, tujuan pembelajaran IPS MI adalah untuk mendidik dan memberi bekal kemampuan dasar kepada siswasiswi untuk mengembangkan diri sesuai bakat, minat dan kemampuan dan lingkungannya dalam bidang pembelajaran IPS MI.23 Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS MI/SD bertujuan untuk membekali kemampuan siswa dalam berfikir dan
22
Sardjiyo,dkk, Pendidikan IPS di SD, (Jakarta: Univeritas Terbuka, 2007), Cet.Pertama,
h. 1.28 23
Tim Lapis PGMI, Pembelajarn IPS MI Paket 1-7, (2009), Edisi Pertama, h.1.11
22
berkomunikasi dengan mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di lingkungan masyarakat. c. Karakteristik Pembelajaran IPS Ada beberapa karakteristik pembelajaran IPS yang dikaji bersama ciri dan sifat pembelajaran IPS menurut A. Kosasih Djahiri adalah sebagai berikut: 1) IPS berusaha mempertautkan teori ilmu dengan fakta atau sebaliknya (menelaah fakta dari segi ilmu). 2) Penelaahan
dan pembahasan IPS tidak hanya dari satu bidang
disiplin ilmu saja melainkan bersifat komprehensif (meluas) dari berbagai berbagai ilmu sosial dan lainnya sehingga konsep ilmu secara
integrasi
terpadu
digunakan
untuk
menelaah
satu
masalah/tema/topik. 3) Mengutamakan perak aktif siswa melalui proses belajar inquiri agar siswa mampu mengembangkan berfikir kritis, rasional dan analitis. 4) Program
pembelajaran
disusun
dengan
meningkatkan
atau
menghubungkan bahan-bahan dari berbagai ilmu disiplin sosial dan lainnya
dengan kehidupan nyata
di
masyarakat,
pegalaman,
permasalahan, kebutuhan dan memproyeksikannya kepada kehidupan di masa yang akan datang baik dari lingkungan fisik maupun budayanya. 5) IPS dihadapkan pada konsep dan kehidupan sosial yang sangat labil (mudah berubah) sehingga titik berat pembelajaran adalah proses internalisasi secara mantap dan aktif pada diri siswa agar memiliki kebiasaan dan kemahiran untuk menelaah permasalahan kehidupan nyata pada masyarakat. 6) IPS mengutamakan hal-hal arti dan pengahayatan hubungan antar manusia yang bersifat manusiawi. 7) Pembelajaran IPS tidak hanya mengutamakan pengetahuan semata juga nilai dan keterampilannya.
23
8) Pembelajaran IPS berusaha untuk memuaskan setiap siswa yang berbeda melalui program dalam arti memperhatikan minat siswa dan masalah-masalah kemasyarakatan yang dekat dengan kehidupannya. 9) Dalam
pengembangan
melaksanakan
program
prinsip-prinsip,
pembelajaran
karakteristik
IPS
(sifat
senantiasa dasar)
dan
pendekatan-pendekatan yang terjadi ciri IPS itu sendiri. Dapat disimpulkan bahwa karakteristik pembelajaran IPS adalah bersifat dinamis, artinya selalu berubah sesuai dengan perkembangan masyarakat. Perubahan dapat dalam aspek materi, pendekatan, bahkan tujuan sesuai dengan tingkat perkembangan masyarakat. d. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS di MI/SD Dalam buku milik Tasrif, membagi ruang lingkup IPS menjadi beberapa aspek, yaitu: 1) Ditinjau dari ruang lingkup hubungan mencakup hubungan sosial, hubungan ekonomi, hubungan psikologi, hubungan budaya, hubungan sejarah, hubungan geografi, dan hubungan politik. 2) Ditinjau dari segi kelompoknya adalah dapat berupa keluarga, rukun tetangga, kampung, warga desa, organisasi masyarakat dan bangsa. 3) Ditinjau dari tingkatannya meliputi tingkat lokal, regional, dan global. 4) Ditinjau dari lingkup interaksi dapat berupa kebudayaan, politik dan ekonomi.24 Lebih lanjut, ruang lingkup pembelajaran IPS di MI/SD, meliputi: 1) Sistem sosial dan budaya 2) Manusia, tempat, dan lingkungan 3) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan 4) Waktu, keberlanjutan, dan perubahan 5) Sistem berbangsa dan bernegara.25
24
Tasrif, Pengantar Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, (Yogyakarta: Genta Press,
2008), h. 4 25
Arnie Fajar, op.cit., h. 111
24
e.
Teknik Penilaian dalam Pembelajaran IPS MI/SD Teknik penilaian dalam pembelajaran IPS MI/SD dapat dibagi
menjadi 2, yaitu : 1) Tes Tes, yang dikenal sebagai achievement test atau tes hasil belajar, dapat dibedakan antara tes terstandar (standardized test) atau tes yang dibuat oleh guru (teacher-made test), yang terdiri dari: a) Lisan. Tes lisan dapat diberikan secara individual maupun kelompok. b) Tulis. Tes tulis dapat berupa esai, yaitu jenis tes yang berstruktur, bebas dan terbatas;objektif, yaitu jenis tes yang tinggal memilih jawabannya, dapat berupa benar-salah, menjodohkan, isian pendek atau pilihan ganda. c) Tindakan. Tes tindakan atau tes praktik juga dapat diberikan secara individual maupun kelompok. 2) Non Tes Yang termasuk nontes adalah: a) Observasi, bisa lansung, tidak langsung atau partisipasi b) Kuesioner
atau wawancara,
bisa terstruktur
atau tidak
berstruktur. c) Skala d) Sosiometri e) Studi kasus f) Cheklis.26 B.
Hasil Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang menerapkan metode pembelajaran Word Square diantaranya yaitu:
26
10.13
Tim Lapis PGMI, Pembelajarn IPS MI Paket 8-14, (2009), Edisi Pertama, h.10.12-
25
Hasil penelitian Zulhanita dengan judul “Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Word Square dan Model Pembelajaran tipe Siswa Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Sosiologi (Quasi Eksperimen) di SMA Islamic Centre Tangerang”,27 menyatakan bahwa tidak ada perbandingan atau perbedaan antara yang menggunakan model pembelajaran word square dan model pembelajaran teams games tournament
pada
konsep
pengetahuan
sosiologi
dalam
kehidupan
masyarakat. Hasil analisis data menunjukkan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas X-1 yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Word Square adalah 67,8 dan nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas X2 yang diberikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Teams Games Tournament adalah 64,89 dengan nilai thitung = 0,85 dan nilai ttabel = 1,668 hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa
antara yang diberikan pembelajaran melalui model
pembelajaran Word Square dengan model pembelajaran Teams Games Tournament. Hasil penelitian Zulfa Elya dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembelajaran Word Square (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas VII A MTs. Al-Gaotsiyah Jakarta)”,
28
menyatakan hasil penelitian yang didapat setelah melakukan
penelitian pada siklus pertama hasil belajar siswa mendapatkan skor 67,63 dengan ketuntasan belajar siswa yang dicapai yaitu sebanyak 63,15 %. Siklus kedua hasil belajar siswa mendapatkan rata-rata skor 82,10 dengan ketuntasan belajar siswa yang dicapai sebanyak 100%, dimana peningkatan persentase hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 36,85%.
27
Zulhanita, Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Word Square dan Model Pembelajaran tipei Siswa Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Sosiologi (Quasi Eksperimen) di SMA Islamic Centre Tangerang ,Skripsi FITK Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2012, h.55 28 Zulfa Elya, Peningkatan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembeljaran Word Square (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas VII A MTs. Al-Gaotsiyah Jakarta), Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h.85
26
Tindakan penelitian yang dilakukan dengan II siklus dinyatakan mampu dan berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa. Hasil penelitian dari Ni Pd. Mirah Kurniasari, dkk. Dalam jurnal yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Tegallalang ”,29 menyatakan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran siswa
yang
mengikuti
berbantuan media gambar dan
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran
konvensional. Hal ini dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata kelompok kontrol ( ̅ E = 23,77 > ̅ K = 21,16). Adanya perbedaan
yang signifikan
menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran word square berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar. Setelah dilaksanakan
menelaah oleh
isis
dari
peneliti-peneliti
penelitian sebelumnya,
yang
sudah
terdapat
pernah
perbedaan
penelitian dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Kajian pada penelitian pertama lebih menekankan kepada perbandingan dua metode pembelajaran yang berbeda terhadap hasil belajar, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan hanya berfokus pada satu metode pembelajaran saja. Selanjutnya, kajian pada penelitian kedua dan ketiga lebih menekankan pada peningkatan prestasi belajar siswa dan metode pembelajaran word square yang dibantu dengan media gambar, sedangkan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah hanya berfokus hasil belajar siswa. C. Kerangka Berfikir Saat ini pendidikan diharapkan dapat mentransfer ilmu pengetahuan terhadap anak didiknya secara tepat, sehingga anak didik kelak dapat
29
Ni Pd. Mirah Kurniasari, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Tegallalang, e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ,Indonesia diakses pada tanggal 3 Februari 2015 pada pukul 17:11
27
bertanggung jawab, mandiri, berperilaku baik dan bermanfaat bagi dirinya maupun lingkungannya. Demikian halnya dengan pelajaran IPS, diharapkan siswa mampu mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi dimasyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Namun terdapat beberapa faktor yang mengahambat tercapainya tujuan tersebut, diantaranya kecerdasan siswa, bakat siswa, kemampuan belajar, minat siswa, metode penyajian materi, pribadi dan sikap guru, suasana belajar, kompetensi guru, serta kondisi masyarakat luas, sehingga hasil belajar IPS siswa mengalami penurunan. Menanggapi hal-hal tersebut, guru harus memonopoli peran sebagai sumber informasi, selayaknya meningkatkan kinerjanya dengan metode atau model pembelajaran yang bervariasi, seperti menyajikan role playing, membaca sajak, buku, atau surat kabar, majalah, atau jurnal agar siswa diikutsertakan dalam aktivitas akademik. Guru juga harus menimba ilmunya dan melatih keterampilannya, agar ia mampu menyajikan pembelajaran di sekolah dasar dengan menarik. Untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa perlu diupayakan jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan metode yang lebih tepat dalam membangkitkan hasil belajar siswa, meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa. Disinilah suatu metode pembelajaran word square diperlukan dalam mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa khususnya dalam bidang studi IPS. Berangkat dari pengertian inilah metode pembelajaran word square dapat diartikan sebagai salah satu metode pembelajaran yang membutuhkan suatu kejelian dan ketelitian siswa yang
28
dapat merangsang siswa untuk berfikir efektif melalui permainan acak huruf dalam pembelajaran.30 Dengan demikian, penyelenggaraan metode pembelajaran word square diduga dapat mempengaruhi hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Adapun kerangka berfikir pada penelitian ini dapat dilihat melalui bagan dibawah ini:
30
Tia, Lestari, dkk, Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III SD,e-journal, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, 2012/2013 diakses pada tanggal 3 Februari 2015 pada pukul 17:11
29
Bagan 2.1 Kerangka Berfikir Rendahnya hasil belajar IPS siswa dibawah KKM yang ditetapkan sekolah sebesar 70
Menggunakan Metode Pebelajaran Word Square
Pokok bahasan Sejarah Uang
Pada Pembelajaran IPS
Terhadap Hasil Belajar
Dilihat dari
Menggunakan Metode Penelitian Quasi Eksperimen
Tes Hasil Belajar
Pretest & Posttest
Kelas Kontrol
Kelas Eksperimen
30
D.
Pengajuan Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang telah diuraikan maka dapat diajukan sebuah hipotesis penelitian yaitu: Ha
: Terdapat pengaruh metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
Ho
: Tidak terdapat pengaruh metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar IPS siswa kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Alasan penulis memilih tempat penelitian disekolah tersebut adalah sebagai berikut: a) Lokasi sekolah tersebut dapat dijangkau dengan mudah . b) Penulis mengenal keadaan sekolah tersebut sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian. c) Sekolah tersebut merupakan tempat dimana penulis pernah melakukan PPKT sehingga sudah dikenal oleh pihak sekolah dan memudahkan penulis melakukan penelitian. Penelitian ini dimulai dari bulan April 2015. Adapun kegiatan dan waktu penelitian yang akan dilaksanakan dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Waktu Penelitian Kegiatan penelitian Bulan Febr Mart April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des Jan Feb Mart Apr
Pengurusan ijin
Observasi pra penelitian
Persiapan penelitian
Pelaksanaan Analisis penelitian data
Menyusun laporan
31
32
B. Metode dan Desain Penelitian Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi eksperimen (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan yaitu Non-Equivalent Control Group Design merupakan desain yang memperhitungkan skor pretest yang dilakukan pada awal penelitian, dan skor posttest yang dilakukan pada akhir penelitian. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut: Tabel 3.2 Rancangan Desain Penelitian Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
E
O1
X1
O1
K
O2
X2
O2
Ket: Desain non-equivalent control group design
1
Keterangan: E K O1 O2 X1 X2 O1 O2
= kelompok eksperimen = kelompok kontrol = Pretest terhadap kelompok eksperimen = Pretest terhadap kelompok kontrol = perlakuan, yaitu metode pembelajaran word square = perlakuan, yaitu metode ceramah = Posttest terhadap kelompok eksperimen = Posstest terhadap kelompok kontrol
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian penelitian dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala,
1
Sugiyono, Metode ALFABETA, 2006), h. 116
Penelitian
Pendekatan
Kuantitatif,
dan
R&D,
(Bandung:
33
nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memilki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah: a) Populasi target
: Seluruh siswa SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
b) Populasi terjangkau
: Siswa-siswi kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe.
2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti.3 Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua kelompok, yaitu: a. Kelompok Eksperimen Kelompok eksperimen, yaitu kelompok siswa yang diberi pengajaran dengan menggunakan metode pembelajaran word square. Sampel yang terpilih sebagai kelas eksperimen adalah siswa kelas III-4 yang berjumlah 30 orang. b. Kelompok Kontrol Kelompok kontrol, yaitu kelompok kontrol diberi pengajaran dengan metode konvensional. Sampel yang terpilih sebgai kelas kontrol adalah kelas III-3 yang berjumlah 30 siswa. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan
pertimbangan dari guru dan kepala sekolah.4 Penentuan sampel dilakukan dengan memilih dua kelas yang memiliki kesamaan karakter, baik dari aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya. Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane adalah sebagai berikut:
n= 2
Nurul, Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), Cet.Ke-2, h.116 3 Nuraida, Metodologi Peneletian Pendidikan, (Tangerang: Islamic Research Publishing, 2009), Cet.Pertama, hal.88 4 Suharsimi, Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010),Cet.Ke-14, h.177
34
Dimana :
n
= Jumlah sampel
N
= Jumlah Populasi
d2
= Presisi yang ditetapkan
D. Prosedur Penelitian Langkah-langkah pada setiap tahap prosedur penelitian dapat dilihat lebih jelas pada gambar berikut: Bagan 3.1 Prosedur Penelitian
Tahap Persiapan
1. Mengurus surat izin penelitian 2. Survei tempat uji coba instrumen dan penelitian 3. Membuat intrumen penelitian, RPP, LKS, dll 4. Uji coba instrumen, analisis hasil coba intrumen dan perbaikan instrumen Tahap Pelaksanaan
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
Pretest
Pretest
Pembelajaran menggunakan metode Word Square
Pembelajaran menggunakan metode konvensional
Posttest
Posttest
Tahap Akhir
35
1. Analisis data 2. Hasil penelitian 3. Kesimpulan
E. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.5 Adapun teknik pengumpulan data akan dipaparkan lebih lanjut, sebagai berikut: 1. Tes Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, atau pernyataanpernyataan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh orang yang di tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari orang yang di tes.6 Ada berbagai jenis tes, dalam penelitian ini, tes yang digunakan berupa soal tes tertulis bentuk pilihan ganda. Soal tes tertulis bentuk pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa yang bersifat kognitif (ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi).7 Adapun soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option) yang terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor).8 Pada penelitian ini, menggunakan tes pilihan ganda dengan 4 alternatif jawaban, yaitu A, B, C, dan D. Tes disusun berdasarkan kompetensi dasar dan indikator yang disesuaikan dengan kurikulum. Adapun skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai satu (1) untuk jawaban benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. 5
Riduwan, Belajar Mudah Penenlitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabet, 2013), h.69 6 Husamah dan Yanur Setyaningrum, Desain Pembelajaran Berbasis Pencapaian Kompetensi, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013), h. 122 7 Kunandar, Penilaian Autentik Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet.2, h. 177 8 Husamah dan Yanur Setyaningrum, op. cit, h. 123
36
2. Observasi Observasi adalah suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung.9 Teknik pengumpulan data dengan cara observasi bertujuan untuk mendukung data dari tes tertulis yang dilakukan. Adapun sebelum melakukan kegiatan observasi, terlebih dahulu membuat pedoman observasi untuk memudahkan dalam pengisian hasil observasi. Pengisian hasil observasi dapat diisi dalam bentuk uraian mengenai gejala yang tampak dari perilaku yang diobservasi (tidak terstruktur), dapat pula dalam bentuk memberi tanda cek (V) pada kolom jawaban hasil observasi jika pedoman observasi yang dibuat telah disediakan jawabannya (terstruktur). Selanjutnya, ada tiga jenis observasi, yakni: observasi langsung, observasi tidak langsung dan observasi partisipasi. Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan terhadap gejala atau proses yang terjadi dalam situasi sebenarnya dan langsung diamati oleh pengamat. Observasi tidak langsung adalah observasi yang dalam pelaksanaannya menggunakan alat untuk mengamati seperti mikroskop untuk mengamati bakteri. Observasi partisipasi adalah observasi yang mengharuskan pengamat untuk melibatkan diri atau ikut serta dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau kelompok yang diamati.10 Dalam penelitian ini, jenis observasi yang digunakan adalah observasi langsung. Lebih lanjut, dalam pengisian hasil observasi pada saat pra penelitian menggunakan observasi tidak terstruktur guna mengetahui masalah yang terjadi di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe dan menggunakan observasi terstruktur saat proses pembelajaran berlangsung dalam penelitian. Adapun lembar observasi terstruktur yang digunakan pada penelitian ini, antara lain: lembar observasi aktivitas belajar dan lembar observasi aktivitas mengajar.
9
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 220 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014), Cet. 18, h. 85 10
37
3. Dokumentasi Studi dokumentasi adalah suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.11 Dalam penelitian ini, dokumentasi bertujuan untuk mendukung data dari tes tertulis yang dilakukan selain itu untuk menunjukkan bukti visual terkait penelitian yang dilakukan. Adapun dokumentasi yang dilakukan peneliti adalah pengumpulan dokumen yang diperlukan dan pemotretan kondisi kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan penelitian berlangsung di kelas III-3 dan III-4 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. F. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian.12 Maksudnya adalah hal yang berperan dalam peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: 1. Variabel Bebas (X) Variabel
bebas
(independent
variable)
adalah
variabel
yang
mempengaruhi atau variabel penyebab. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran word square. 2. Variabel Terikat (Y) Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang dipengaruhi atau variabel akibat. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS pada konsep sejarah uang. G. Instrumen Penelitian Instrumen penilaian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen tes hasil belajar IPS. Tes hasil belajar IPS ini berupa tes objektif dalam bentuk pilihan ganda. Tes disusun berdasarkan indikator yang disesuaikan dengan KTSP, tes dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) dan 11
Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h. 221 Suharsimi, Arikunto, op .cit., h.196
12
38
sesudah pembelajaran (posttest). Skor yang digunakan pada pilihan ganda adalah bernilai (1) untuk jawaban yang benar dan nol (0) untuk jawaban yang salah. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan instrumen penelitian adalah sebagai berikut: 1. Menentukan konsep dan subkonsep berdasarkan KTSP 2. Membuat kisi-kisi instrumen penelitan 3. Membuat soal berdasarkan instrumen penelitian, yaitu sebanyak 40 soal 4. Instrumen yang telah dibuat kemudian dikonsultasikan ke dosen pembimbing 5. Instrumen penelitian terlebih dahulu diujicobakan pada kelas yang lebih tinggi, yaitu pada kelas IV-2. Adapun desain kisi-kisi instrumen penelitian metode pembelajaran word square dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Desain Kisi-kisi Instrumen Penelitian
No 1
Kompetensi Dasar 2.4 Mengenal sejarah uang
Konsep Sejarah uang
Sub Konsep
Zaman sebelum mengenal uang, perkembangan penggunaan uang, sejarah uang di Indonsia Jenis uang Jenis-jenis dan uang, kegunaankegunaan nya uang
Indikator Pembelajaran -Menjelaskan sejarah uang
Nomor Soal
∑ Soal
1, 2
2
-Menyebutkan alat tukar 3, 4, 5, 6, 7, 6 menukar 8 sebelum ada uang -Menunjukkan jenis uang yang beredar di masyarakat -Menyebutkan kegunaan uang
9, 12, 15, 18, 22, 25
10, 13, 16, 19, 23,
11, 16 14, 17, 20, 24,
39
Cara Cara pengelolaan mengelola uang uang, manfaat mengelola uang
-Menyebutkan manfaat pengelolaan uang dengan baik
21, 28, 31, 34, 37, 40
26, 29, 32, 35, 38,
27, 16 30, 33, 36, 39,
Jumlah
40
H. Uji Coba Instrumen Uji coba instrumen dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kualitas instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam penelitian ini uji instrumen dilakukan pada siswa di luar kelas ekperimen dan kelas kontrol, yaitu kelas IV-2 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe yang terdiri dari 40 siswa. Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan pengolahan data hasil uji coba dengan mencari validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran soal dan daya beda. 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah.13 Pengujian validitas ini menggunakan software ANATEST. Pengujian validitas dilakukan dengan analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antara skor item instrumen dengan rumus korelasi product moment (pearson) dengan angka kasar persamaannya adalah: ∑ √
∑
Keterangan: rxy = Koefisien Korelasi N = Jumlah peserta Tes 13
Suharsimi, Arikunto, op .cit.,, h.211
∑ ∑
∑ ∑
∑
40
∑X =Jumlah skor item ∑Y = Jumlah skor total (seluruh item)
Selanjutnya dihitung dengan Uji-t dengan rumus: thitung =
√ √
Keterangan: t = Nilai thitung r = Koefisien korelasi hasil thitung n = Jumlah responden Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n-2) Kaidah keputusan: Jika thitung > ttabel berarti valid thitung < ttabel berarti tidak valid Jika instrumen itu valid, maka dilihat batas signifikansinya sebagai berikut: Tabel 3.4 Batas Signifikansi Koefisien Korelasi df (N-2) P=0,05 P=0,01
df (N-2) P=0,05 P=0,01
10
0,576
0,708
60
0,250
0,325
15
0,482
0,606
70
0,233
0,302
20
0,423
0,549
80
0,217
0,283
25
0,381
0,496
90
0,205
0,267
30
0,349
0,449
100
0,195
0,254
40
0,304
0,393
125
0,174
0,228
50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208 Catatan: Bila koefisien = 0,00 berarti tidak dapat dihitung Setelah dilakukan uji coba insrumen dikelas IV-2, maka didapati hasil sebagai berikut:
41
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Statistik
Item Soal
Jumlah Siswa
31
Jumlah Soal
40
Nomor Soal Valid
1,2,4,5,7,8,9,11,13,15,16,17,19,20, 21,22,24,25, 27,28,33,34,35,37,39,40
Jumlah Soal Valid
26
Berdasarkan hasil perhitungan uji validitas instrumen penelitian diatas dengan jumlah siswa sebanyak 31 siswa dan 40 butir soal yang diujicobakan, maka dapat ditentukan bahwa batas signifikansi koefisien korelasinya adalah 0,304. Adapun soal yang dinyatakan valid berjumlah 26 butir soal. 2.
Uji Reliabilitas Dalam buku Suharsimi Arikunto, reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan.14 Pengujian reabilitas untuk instrumen, dicari dengan menggunakan software ANATEST. Pengujian Reabilitas dapat juga dilakukan dengan metode KR-20. Metode Kuder Richardson-20 (KR-20) yang digunakan untuk mencari reabilitas.
14
Suharsimi, Arikunto, op .cit., h.221
42
(
∑
)(
)
Keterangan: r11
= Reabilitas secara keseluruhan
p
= Proporsi Subjek yang menjawab item dengan benar
q
= Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
∑pq
= Jumlah hasil perkalian antara p dan q
n
= Banyak item
S
= Standar deviasi dari tes
Setelah harga koefisien reabilitas diperoleh maka dilakukan pengukuran keberartian dengan uji-t, dengan rumus: thitung =
√ √
Keterangan: t
= Nilai thitung
r
= Koefisien korelasi hasil thitung
n
= Jumlah responden
Kemudian dibandingkan dengan ttabel pada signifikansi 5% (α = 0,05) Kaidah keputusan : Jika thitung > ttabel berarti reliabel thitung < ttabel berarti tidak reliabel Dengan klasifikasi koefisien reabilitas adalah sebagai berikut: Tabel 3.6 Interprestasi Reliabilitas Koefisien Korelasi
Kriteria Reliabilitas
0,91 – 1,00
Sangat Tinggi
0,71 – 0,90
Tinggi
0,41 – 0,70
Cukup
0,21 – 0,40
Rendah
<0,20
Sangat Rendah
43
Perhitungan nilai reliabilitas ini terdapat pada lampiran. Hasil uji reliabilitas instrumen tes melalui software ANATEST dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Statistik
Item Soal
Reabilitas Tes
0,56
Kesimpulan
Reabilitas Cukup
Berdasarkan perhitungan tersebut diperoleh bahwa nilai reabilitas instrumen tes ini adalah 0,56. Nilai ini termasuk kategori reabilitas cukup. Oleh karena itu disimpulkan instrumen ini layak untuk digunakan dalam penelitian. 3. Uji Taraf Kesukaran Soal Tingkat kesukaran untuk setiap item soal menunjukkan apakah butir soal itu tergolong sukar, sedang atau mudah. Untuk itu digunakan software ANATEST. Dapat juga dicari dengan rumus lain yaitu:
Keterangan: P
= Indeks Kesukaran
B
= Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
JS
= Banyak siswa yang menjawab soal dengan benar
Kriteria indeks kesukaran adalah sebagai berikut: Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran Nilai
Interpretasi
0,00 - 0,15
Sanga Sukar
0,15 - 0,30
Sukar
0,30 - 0,70
Sedang
44
0,70 - 0,85
Mudah
0,85 – 1,00
Sangat Mudah
Hasil uji taraf kesukaran soal melalui software ANATEST dapat dilihat pada tabel. Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diujicobakan: Tabel 3.9 Hasil Analisis Taraf Kesukaran Butir Soal Item Soal
Kriteria Sangat Mudah
No. Soal 1,2,5,9,12,15,17,20,21,28, 30,32,33,34,35,36,37,39,40
Mudah Sedang
4,14,22,24,26,38 6,7,8,10,11,13,16,19,23,25, 27,31
Jumlah Soal 19 6 12
Sukar
3
1
Sangat Sukar
18,29
2
Jumlah
40
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 40 soal tes hasil belajar yang diujikan. Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal instrumen penelitian, diperoleh 19 butir soal dengan tingkat kesukaran “sangat mudah”, 6 butir soal dengan tingkat kesukaran “mudah”, 12 butir
soal dengan tingkat kesukaran “sedang”, 1 (satu) butir soal
dengan tingkat kesukaran “sukar”, dan 2 butir soal dengan tingkat kesukaran “sangat sukar”. 4. Daya Pembeda Suharsimi Arikunto mendefinisikan daya pembeda soal sebagai kemampuan sebuah soal untuk membedakan antara siswa yang menjawab dengan benar (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang
45
menjawab salah (berkemampuan rendah). Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal digunakan software ANATEST. Dapat juga dihitung dengan rumus lain, yaitu:
-
=
Keterangan: D
= Daya Pembeda
BA
= Jumlah kelompok atas yang menjawab soal itu benar
BB
= Jumlah kelompok bawah yang menjawab soal itu benar
JA
= Jumlah peserta kelompok atas
JB
= Jumlah peserta kelompok bawah
PA=
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB=
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Kriteria daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai
Interpretasi
< 0,00
Jelek
0,20 - 0,39
Cukup
0,40 - 0,69
Baik
0,70 – 1,00
Baik Sekali
Hasil analisis daya pembeda butir soal melalui software ANATEST dapat dilihat pada tabel. Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 40 soal yang diujicobakan:
46
Tabel 3.11 Hasil Analisis Daya Pembeda Butir Soal Item Soal Kriteria
Jelek
No. Soal 1,2,3,5,9,12,15,17,18,20,21,23,28,29, 31,32,33,34,35,36,37,40
Jumlah Soal 22
Cukup
6,10,14,22,24,25,26,27,30,38,39
11
Baik
4,8,11,16,19
5
Baik Sekali
7,13
2
Jumlah
40
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa terdapat 22 butir soal dengan daya pembeda “jelek”, 11 butir soal dengan daya beda “cukup”, 5 butir soal dengan daya beda “baik”, dan 2 butir soal dengan daya beda “baik sekali”. I. Teknik Analisis Data Untuk mendapatkan hipotesis penelitian dari data yang diperoleh maka terlebih dahulu dilakukan analisis terhadap data yang diperoleh. Teknis analisis data yang akan dipakai adalah uji perbedaan 2 rata-rata dengan uji-t karena varian populasi tidak diketahui. Sebelum menghitung uji-t, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. 1. Uji Prasyarat Analisis Data a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 22,0 dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Uji prinsip kerjanya yaitu membandingkan frekuensi kumulatif distribusi teoritik dan frekuensi kumulatif distribusi empirik (observasi). Langkah-langkah untuk melakukan uji Kolmogrov-Smirnov, yaitu sebagai berikut:
47
1) Membuat hipotesis dalam uraian kalimat Ho : Data berdistribusi normal Ha : data tidak berdistribusi normal 2) Menentukan resiko kesalahan (taraf signifikan), yaitu α = 0,05 3) Kaidah pengujian: Jika Dhitung < Dtabel, maka Ho diterima.15 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesamaan antara dua keadaan atau populasi. Analisis data homogenitas ini menggunakan SPSS 22,0 yaitu dengan menggunakan uji Levene Statistic. Cara menafsirkan uji ini adalah: Jika nilai uji Levene Statistic > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa variasi data adalah homogen. 2.
Pengujian Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data yang menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, apabila data populasi berdistribusi normal dan data populasi homogen maka dilakukan uji hipotesis.
16
Uji hipotesis
ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada pokok bahasan sejarah uang pada anak kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Uji yang digunakan adalah Uji-t (t-test) dengan menggunakan program SPSS 22,0 yaitu dengan Uji Independent Samples Test. Langkah-langkah Uji-t yaitu: a. Merumuskan Ha dan Ho dalam bentuk kalimat: Ha: Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran word square 15
Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), h.153 16 Kadir, Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010), h.239
48
Ho: Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran word square b. Merumuskan Ha dan Ho model statistik: H0: µ1 ≤ µ2 H1: µ1 > µ2 Keterangan: = rata-rata hasil belajar IPS siswa dengan menggunakan metode pembelajaran word square = rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran konvensional c. Mencari rata-rata, standar deviasi, varians (mencari thitung) d. Menentukan kaidah pengujian e. Tingkat signifikansi yang diambil dalam penelitian adalah dengan kebebasan α = 0,05. dk = n1 + n2 f. Membandingkan ttabel dengan thitung dengan kriteria: Jika ttabel≤thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Jika ttabel≤ thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima.17
17
Riduwan, op .cit.,, h. 166
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SD Dharma Karya UT Pondok Cabe 1. Identitas Sekolah Nama Sekolah
: SDs Dharma Karya Universitas Terbuka
Alamat Sekolah
: Jl. Pala Raya No.3 Pondok Cabe-Pamulang
Kabupaten/Kota
: Kota Tangerang Selatan
Propinsi
: Banten
Tahun Pendirian
: Nopember 1990
Akte Notaris
: No. 44 Tgl. 14-11-1989
Sk. Kanwil
: No. 918/I02/Kep/E/1991 Tanggal 5 Pebruari 1991
Status
: Terakreditasi “A”
NPSN
: 20613767
NSS
: 102280309053
NDS
: 1002040077
NSB
: 006261902354708
2. Visi Dan Misi SD Dharma Karya dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya mempunyai Visi dan Misi sebagai berikut: Visi : Terwujudnya insan yang berkarakter, kreatif, inovatif dilandasi Iptek dan Imtaq yang berwawasan lingkungan. Misi : -
Menanamkan keyakinan/aqidah melalui agama
-
Menanamkan sikap toleransi terhadap umat beragama
-
Mempersiapkan peserta didik unggul dalam mata pelajaran MIPA
-
Mempersiapkan guru-guru yang profesional khusunya mata pelajaran MIPA
-
Melengkapi sarana prasarana khususnya mata pelajaran MIPA
49
50
-
Menciptakan lingkungan keluarga yang bersih, sehat, aman, nyaman dan menantang
-
Mengembangkan pengetahuan di bidang iptek, bahasa, olahraga dab seni budaya sesuai bakat, minat dan potensi siswa pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
-
Menghasilkan lulusan yang berkualitas, berkepribadian dan berkarkter (Taqwa, jujur, kreatif dan mandiri)
-
Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah
-
Menanamkan PHBS untuk anak didik dan warga sekolah
-
Menumbuhkan kecintaan anak terhadap lingkungan
-
Menanamkan sikap peduli lingkungan
3. Kurikulum SD Dharma Karya UT Struktur kurikulum SDS Dharma Karya UT meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut. a. Kurikulum SDS Dharma Karya UT memuat 8 mata pelajaran, 4 muatan lokal, 3 ciri khas sekolah dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel
2.
Muatan
lokal
merupakan
kegiatan
kurikuler
untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat
51
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karir peserta didik. b. Pembelajaran pada Kelas I s.d. III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV s.d. VI
dilaksanakan melalui
pendekatan mata pelajaran. c. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. d. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 30 menit untuk kelas I dan II, dan 35 menit untuk kelas III s.d. VI. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 36 minggu. 4. Muatan Kurikulum Muatan KTSP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik pada satuan pendidikan. Di samping itu materi muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi kurikulum. Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi pada setiap tingkat dan/atau semester sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar. a. Mata Pelajaran 1) Pendidikan Agama 2) Pendidikan Kewarganegaraan 3) Bahasa Indonesia 4) Matematika 5) IPA
52
6) IPS 7) Seni Budaya dan Keterampilan 8) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan b. Muatan Lokal 1) Budi Pekerti 2) Bahasa Inggris 3) Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH) 4) Ciri Khas -
Sablon
-
Daur ulang kertas
5) Keterampilan/ Teknologi Informasi dan Komunikasi 6) Baca Tulis Qur’an B. Deskripsi Data Penelitian ini dilakukan di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Penelitian mengambil dua kelas untuk dijadikan kelompok penelitian. Sampel yang digunakan sebanyak 60 siswa yang terdiri dari 30 siswa di kelompok eksperimen dan 30 siswa di kelompok kontrol. Pada penelitian ini, kelas III-4 sebagai kelompok eksperimen yang diajar dengan menggunakan metode word square dan kelas III-3 sebagai kelompok kontrol yang diajar dengan menggunakan metode konvensional. Pokok bahasan IPS yang diajarkan pada penelitian ini adalah sejarah uang dengan tiga kali pertemuan. Untuk mengetahui pengetahuan awal mereka tentang materi sejarah uang, pada kedua kelompok tersebut diberikan tes berbentuk pilihan ganda. Sebelum tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing berkenaan dengan soal uji instrumen yang telah dibuat. Dosen pembimbing menyarankan agar soal diperbaiki kembali, soal harus singkat dan jelas, serta menggunakan kata-kata yang mudah difahami oleh siswa (disesuaikan kontennya). Setelah diperbaiki, uji soal instrumen berlanjut pada kelas tinggi, yaitu pada kelas IV-2 SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Uji coba sebanyak 40
53
soal di uji coba kembaali pada 31 siswa. Setelah dilakukan pengujian instrumen, selanjutnya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji taraf kesukaran, dan uji daya pembeda. Berdasarkan
hasil perhitungan yang
dilakukan diperoleh 15 soal yang valid dengan reabilitas soal sebesar 0,29, maka penelitian tersebut dapat disimpulkan memiliki kriteria reabilitas yang tinggi, dan memenuhi persyaratan instrumen yang memiliki ketetapan jika digunakan. Perhitungan uji taraf kesukaran di peroleh 6 soal dengan tingkat kesukaran “sangat mudah”, 2 soal dengan tingkat kesukaran “sangat sukar”, 15 soal dengan tingkat kesukaran “sedang”, 6 soal dengan tingkat kesukaran “mudah”, dan 1 soal dengan tingkat kesukaran “sukar”. Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Sebelum diberikan posttest, selama tiga kali pertemuan pada kelas eksprimen diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan menggunakan metode word square sedangkan pada kelas kontrol diberikan metode pembelajaran konvensional. Pada akhir pembelajaran kedua kelompok belajar siswa diatas diberikan posttest untuk mengetahui bagaimana hasil belajar IPS pada materi sejarah uang antara siswa yang menggunakan metode word square dan siswa yang menggunakan metode konvensional, serta mencari tahu apakah terdapat pengaruh pembelajaran yang menggunakan metode word square terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi sejarah uang. Adapun deskripsi data hasil pretest dan postest kelompok kontrol yakni kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional dan kelompok eksperimen yakni kelompok siswa yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran word square adalah sebagai berikut: Tabel 4.1 Data Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
No.
Nama
Pretest
Posttest
Nama
Pretest
Posttest
1.
A
52
80
A
64
96
2.
B
68
84
B
64
96
54
No.
Kelompok Kontrol
Kelompok Eksperimen
Nama
Pretest
Posstest
Nama
Pretest
Posttest
3.
C
80
88
C
52
88
4.
D
68
72
D
36
68
5.
E
60
84
E
56
76
6.
F
80
68
F
28
92
7.
G
60
68
G
72
72
8.
H
56
76
H
64
88
9.
I
60
76
I
72
92
10.
J
68
92
J
60
92
11.
K
68
68
K
48
96
12.
L
60
64
L
56
76
13.
M
56
60
M
48
68
14.
N
60
80
N
76
84
15.
O
44
76
O
60
92
16.
P
56
72
P
60
72
17.
Q
60
76
Q
64
56
18.
R
64
64
R
44
92
19.
S
64
72
S
52
84
20.
T
52
80
T
56
80
21.
U
72
88
U
56
92
22.
V
44
76
V
56
96
23.
W
52
88
W
60
64
24.
X
76
68
X
56
64
25.
Y
72
72
Y
56
84
26.
Z
44
72
Z
48
84
27.
AA
56
76
AA
56
80
28.
BB
80
72
BB
60
84
29.
CC
84
68
CC
56
84
30.
DD
56
68
DD
54
80
Jumlah
1872
2248
Jumlah
1772
2472
Rata-rata
62,40
74,93
Rata-rata
59,07
82,40
55
Tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebesar 23,33 setelah diberikan perlakuan melalui pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran word square. Dengan nilai rata-rata pretest sebesar 59,07 dan posttest sebesar 82,40. Nilai terendah dalam pretest diatas adalah 32, dan nilai tertinggi adalah 76. Nilai terendah dalam posttest adalah 56, dan nilai tertingginya adalah 96. Sedangkan untuk kelompok kontrol
juga mengalami peningkatan
sebesar 12,53 namun tidak terlalu signifikan. Dengan nilai rata-rata pretest sebesar 62,40 dan posttest sebesar 74,93. Nilai terendah dalam pretest diatas adalah 44, dan nilai tertinggi adalah 84. Nilai terendah dalam posttest adalah 64, dan nilai tertingginya adalah 92. Kelompok kontrol diberi perlakuan seperti
biasanya,
yaitu
dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
konvensional. 1. Data Pretest IPS Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Berdasarkan hasil perhitungan pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dikelompokkan ke dalam rentang nilai yang yang telah ditetapkan sebagai berikut: Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen Valid
Frequency
Percent (%)
28
1
3,3
36
1
3,3
44
1
3,3
48
3
10,0
52
2
6,7
54
1
3,3
56
9
30,0
60
5
16,7
64
4
13,3
72
2
6,7
56
76
1
3,3
Total
30
100,0
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 28, 36 44, 54 dan 76 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 36 dan 72 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 48 ada tiga orang, nilai 64 ada empat orang, nilai 60 ada lima orang dan nilai 56 ada sembilan orang. Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol Valid
Frequency
Percent(%)
44
1
10,0
52
3
10,0
56
5
16,7
60
6
20,0
64
2
6,7
68
4
13,3
72
2
6,7
76
1
3,3
80
3
10,0
84
1
3,3
30
100,0
Total
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 76 dan 84 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 64 dan 72 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 44, 52 dan 80 masing-masing ada tiga orang, nilai 68 ada empat orang, nilai 56 ada lima orang dan nilai 60 ada enam orang. Hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan pada tabel berikut:
57
Tabel 4.4 Hasil Pretest Kelas Ekperimen dan Kelas Kontrol Pemusatan Data dan Penyebaran
Pretest Ekperimen
Kontrol
Valid
30
30
Missing
0
0
Mean
59,07
62,40
Median
58,00
60,00
Mode
56
60
Minimum
32
44
Maximum
76
84
1772
1872
Data N
Sum
Berdasarkan data tabel 4.3 diatas, menunjukkan hasil pretest kedua kelompok. Terlihat bahwa banyak data sampel yaitu 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar 1772 dan kelompok kontrol sebesar 1872. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh, kelas ekperimen 59,07 dan kelas kontrol 62,40. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 58,00 dan nilai modusnya 56. Sedangkan median kelas kontrol 60,00 dan nilai modusnya 60. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 76 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 32. Untuk kelas kontrol nilai tertinggi yang diperoleh adalah 84, dan nilai terendahnya adalah 44. 2. Data Postest IPS Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok Eksperimen Berdasarkan hasil perhitungan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah dikelompokkan ke dalam rentang nilai yang yang telah ditetapkan sebagai berikut:
58
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen Valid
Frequency
Percent
56
1
3,3
64
2
6,7
68
2
6,7
72
2
6,7
76
2
6,7
80
3
10,0
84
6
20,0
88
2
6,7
92
6
20,0
96
4
13,3
30
100,0
Total
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 56 ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 64, 68, 72, 76 dan 88 masingmasing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 80 ada tiga orang, nilai 96 ada empat orang, nilai 84 dan 92 masing-masing ada 6 orang. Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
Valid
Total
Frequency
Percent
60
1
3,3
64
2
6,7
68
6
20,0
72
6
20,0
76
6
20,0
80
3
10,0
84
2
6,7
88
3
10,0
92
1
3,3
30
100,0
59
Dari tabel diatas, menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai 60 dan 92 masing-masing ada satu orang, siswa yang mendapat nilai 64 dan 84 masing-masing ada dua orang, siswa yang mendapat nilai 80 dan 88 masing-masing ada tiga orang, nilai 68, 72, dan 76 masing-masing ada 6 orang. Hasil posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol tersebut ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4.7 Hasil Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pemusatan Data dan Penyebaran Data
Posttest Ekperimen
Kontrol
Valid
30
30
Missing
30
30
Mean
82,40
74,93
Median
84,00
74,00
Mode
84
68
Minimum
56
60
Maximum
96
92
2472
2248
N
Sum
Berdasarkan data tabel 4.6 diatas, menunjukkan hasil postest kedua kelompok. Terlihat bahwa banyak data sampel yaitu 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar 2472 dan kelompok kontrol sebesar 2248. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh, kelas ekperimen 82,40 dan kelas kontrol 74,93. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 84,00 dan nilai modusnya 84. Sedangkan median kelas kontrol 74,00 dan nilai modusnya 68. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 96 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 56. Untuk kelas kontrol nilai tertinggi yang diperoleh adalah 92, dan nilai terendahnya adalah 68. Tabel diatas dapat dilihat dalam bentuk grafik sebagai berikut:
60
Gambar 4.1 Histogram Data Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
Gambar 4.2 Histogram Data Nilai Posttest Kelompok Kontrol
3. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang terdiri dari 60 siswa, diperoleh rekapitulasi data sebagai berikut:
61
Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Pretest Dan Posttest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Pemusatan Data dan Penyebaran
Pretest
Posttest
Ekperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
Valid
30
30
30
30
Missing
0
0
30
30
Mean
59,07
62,40
82,40
74,93
Median
58,00
60,00
84,00
74,00
Mode
56
60
84
68
Minimum
32
44
56
60
Maximum
76
84
96
92
1772
1872
2472
2248
Data N
Sum
Berdasarkan data tabel 4.7 diatas, menunjukkan hasil pretest dan posttest kedua kelompok. Terlihat bahwa banyak data sampel yaitu 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar 1772 dan kelompok kontrol sebesar 1872. Nilai rata-rata (Mean) tidak berbeda jauh, kelas ekperimen 59,07 dan kelas kontrol 62,40. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 58,00 dan nilai modusnya 56. Sedangkan Median kelas kontrol 60,00 dan nilai modusnya 60. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 76 dan nilai terendah yang diperoleh adalah 32. Untuk kelas kontrol nilai tertinggi yang diperoleh adalah 84, dan nilai terendahnya adalah 44. Tabel 4.7 diatas, menunjukkan hasil postest kedua kelompok. Terlihat bahwa banyak data sampel yaitu 60 dengan jumlah data kelompok eksperimen sebesar 2472 dan kelompok kontrol sebesar 2248. Nilai ratarata (Mean) tidak berbeda jauh, kelas ekperimen 82,40 dan kelas kontrol 74,93. Nilai tengah (Median) kelas eksperimen 84,00 dan nilai modusnya 84. Sedangkan Median kelas kontrol 74,00 dan nilai modusnya 68. Nilai tertinggi yang diperoleh kelas eksperimen adalah 96 dan nilai terendah
62
yang diperoleh adalah 56. Untuk kelas kontrol nilai tertinggi yang diperoleh adalah 92, dan nilai terendahnya adalah 68. Sesudah melakukan penelitian terhadap kelas eksperimen dengan metode pembelajaran word square dan kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional, data diatas memberikan gambaran bahwa terjadi perubahan nilai, baik pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Perubahan yang terbesar terjadi pada kelas eksperimen yaitu 59,07 menjadi 82,40, sedangkan kelas kontrol 62,40 menjadi 74,93. Artinya ratarata nilai siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan ratarata nilai siswa pada kelas kontrol. C. Pengujian Persyaratan Analisis Data Setelah data hasil penelitian didapat, maka data akan dianalisis. Sebelum melakukan analisis, terlebih dahulu dilakukan pengujian prasyarat analisis data, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas guna mengetahui apakah data yang diperoleh terdistribusi normal dan mempunyai ragam yang homogen atau tidak. Adapun hasil yang didapat setelah dilakukan pengujian prasyarat analisis data adalah sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, uji normalitas didapat dengan menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov pada program SPSS 22,0. Perhitungan lengkap uji normalitas dapat dilihat pada lampiran. Hasil perhitungan uji normlitas dengan taraf kepercayaan 95% (α = 0,05) untuk data pretest dan posttest pada kelas ekperimen dan kelas kontrol ialah sebagai berikut: a. Uji Normalitas Pretest Tabel 4.9 Hasil Uji Normalitas Pretest Pretest
Kolmogrov – Smirnova Statistic
df
Sig.
Kesimpulan
Eksperimen
.151
30
.079
Normal
Kontrol
.153
30
.069
Normal
a.
Lilliefors Significance Correction
63
Berdasarkan tabel 4.7 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok penelitian bersistribusi normal. Karena nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,079 > 0,05, dan postest pada kelas ekperimen sebesar 0,069 > 0,05. Gambar 4.3 Histogram Data Posttest Kelompok Ekperimen
b. Uji Normalitas Posttest Tabel 4.10 Hasil Uji Normalitas Posttest Posttest
Kolmogrov – Smirnova Statistic
df
Sig.
Kesimpulan
Eksperimen
.147
30
.097
Normal
Kontrol
.158
30
.054
Normal
a.
Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan tabel 4.8 dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok penelitian berdistribusi normal. Karena nilai Sig. data postest untuk kelas eksperimen sebesar 0,097 > 0,05, dan postest pada kelas ekperimen sebesar 0,054 > 0,05.
64
Gambar 4.4 Histogram Data Posttest Kelompok Kontrol
2. Uji Homogenitas Setelah kedua kelompok sampel penelitian dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari nilai homogenitas. Dalam penelitian ini homogenitas didapat dengan menggunakan Levene pada SPSS 22,0. Perhitungan secara lengkap untuk uji homogenitas kedua kelas dapat dilihat pada lampiran. Berikut adalah rekapitulasi hasil uji homogenitas pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. a. Uji Homogenitas Pretest Tabel 4.11 Hasil Uji Homogenitas Pretest Levene Statistic
df1
df2
Sig.
3.308
1
58
.074
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai Sig. pada pretest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,074 > 0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nilai Sig. ≥ 0,05 maka sampel varians yang homogen. Perolehan nilai ini menunjukan bahwa kelas eksperimen maupun kontrol berasal dari populasi yang homogen.
65
b. Uji Homogenitas Posttest Tabel 4.12 Hasil Uji Homogenitas Posttest Levene Statistic
df1
df2
Sig.
2.994
1
58
.089
Pada tabel 4.10 terlihat nilai Sig. pada postest untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol sebesar 0,089 yang artinya 0,089 > 0,05. Sesuai dengan kriteria bahwa jika nila Sig. ≥ 0,05 maka sampel varians yang homogen. Karena anatara data pretest dan postest menunjukkan hasil yang sama, maka dapat disimpulkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang homogen. D. Pengujian Hipotesis Berdasarkan uji prasayarat analisis statistik diperoleh bahwa data pretest dan postest berdistribusi normal dan homogen, sehingga pengujian dilanjutkan dengan menggunakan Uji–t (t-test) pada SPSS 22,0 yang bertujuan untuk mengetahui rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Adapun kriteria pengujian hipotesis, yaitu: jika ttabel ≤ thitung ≥ ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dan jika jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Output Uji-t untuk data pretest dan posttest secara lengkap dapat dilihat pada lampiran. 1. Uji-T Pretest Berikut adalah hasil uji hipotesis data pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan Uji-t pada SPSS 22,0, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
66
Tabel 4.13 Hasil Uji-T Pretest Pretest
Independent Samples Test
Mean
N
Eksperimen
59,07
30
Kontrol
62,40
30
df
58
thitung
1,352
ttabel
Sig.
(α=0,05)
(2-
Kesimpula
tailed)
n
0,182
Ho diterima
2.000
Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa nilai thitung ≤ ttabel = -2000 ≤ 1,352 ≤ 2,000, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran word square. 2. Uji T Posttest Berikut hasil perhitungan Uji-T pada data posstest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan SPSS 22,0, dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 4.14 Hasil Uji-T Posttest Independent Samples Test Postest
Mean
N
df
thitung
ttabel
Sig.
(α=0,05)
(2-
Kesimpulan
tailed) Eksperimen
82,40
30
Kontrol
74,93
30
58
3,017
2.000
0, 004
Ho ditolak
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa thitung ≥ ttabel (-2,000 ≤ 3,017 ≥ 2,000), dengan taraf signifikansi 0,05 (0,004 < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat
67
perbedaan
yang
signifikan
antara
kelompok
eksperimen
yang
menggunakan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran word square. E. Interpretasi Data Dilihat dari hasil tes yang dilakukan sebelum pembelajaran (pretest) diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 59,07 dan kelompok kontrol sebesar 62,40. Adapun hasil tes setelah pembelajaran (posttest) diketahui nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 82,40 dan nilai ratarata kelompok kontrol sebesar 74,39. Dari hasil analisis tampak ada perbedaan hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran word square dan metode konvensional khususnya pada konsep sejarah uang. Siswa dari kelompok kontrol atau kelompok yang mendapat pembelajaran dengan metode konvensional juga mengalami peningkatan hasil belajar pada konsep sejarah uang. Walaupun demikian siswa dari kelompok kontrol ini mengalami peningkatan, namun peningkatan hasil belajar siswa yang diperoleh tergolong rendah dibanding dengan kelompok eksperimen yang dalam pembelajaran menggunakan metode pembelajaran word square. Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ini keduanya berada pada distribusi normal, baik hasil uji pretest maupun posstestnya, hal tersebut terbukti pada hasil uji persyaratan analisis yang menyatakan bahwa nilai Sig. data pretest untuk kelas eksperimen sebesar 0,079 > 0,05, dan postest pada kelas ekperimen sebesar 0,069 > 0,05 dengan taraf kepercayaan 95%. Selain itu kedua kelompok ini juga bersifat homogen, terbukti berdasarkan hasil uji pretest dan posstest yang menyatakan bahwa thitung ≥ ttabel (-2,000 ≤ 3,017 ≥ 2,000), dengan taraf signifikansi 0,05 (0,004 < 0,05). Dari hasil perhitungan pengujian hipotesis menggunakan uji-t pada taraf signifikansi 0,05, hasil uji kesamaan rata-rata pretest diperoleh nilai rata-rata kelompok eksperimen sebesar 59,07 dan kelompok kontrol 62,40 sehingga didapat thitung sebesar 1,352 dan ttabel sebesar 2,000. Karena nilai thitung ≤ ttabel =
-2000 ≤ 1,352 ≤ 2,000, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat
68
perbedaan hasil pretest yang signifikan antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode pembelajaran word square. Kemudian berdasarkan uji kesamaan rata-rata posttest menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu nilai rata-rata kelompok kontrol sebesar 74,93 dan kelompok eksperimen sebesar 82,40 sehingga diperoleh thitung sebesar 3,017 dan ttabel sebesar 2,000 maka
terbukti bahwa terdapat perbedaan hasil posttest antara kelompok eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran word square dengan kelompok kontrol yang tidak menggunakan pembelajaran word square. Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan rata-rata posstest kelompok eksperimen dengan posstest kelompok kontrol. Adapun berdasarkan nilai rata-rata uji-t pada kelompok eksperimen sebesar 82,40 dan nilai rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 74,93. Dari nilai rata-rata tersebut dapat dikatakan rata-rata normal uji-t untuk kelas eksperimen lebih tinggi dibanding dengan kelompok kontrol. Dapat disimpulkan bahwa normal uji-t kelompok eksperimen berbeda dengan kelompok kontrol. F. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan data hasil penelitian, kelas eksperimen yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran word square memiliki hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran konvensional. Hal tersebut dapat dilihat dari perbedaan rata-rata skor siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih besar dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar pada kelas kontrol yaitu (82,40 > 74,93). Dengan demikian ada perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelas eksperimen yang menggunakan metode pembelajaran word
69
square
dengan
kelas kontrol yang menggunakan metode pembelajaran
konvensional. Berdasarkan pengujian hipotesis, diketahui nilai thitung sebesar 3,017 dan ttabel
sebesar 2,000 dengan taraf signifikansi 5%. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (thitung > ttabel) sehingga hasil penelitian adalah signifikan. Hal ini berarti, terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode pembelajaran word square dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan metode konvensional. Perbedaan tersebut disebabkan karena adanya perlakuan berbeda pada langkah-langkah pembelajarannya. Metode pembelajaran word square memiliki langkah-langkah pembelajaran. Menurut Tukiran, adapun langkahlangkah metode pembelajaran ini, yaitu sebagai berikut: 1) Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai. 2) Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh. 3) Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban. 4) Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.1 Dari langkah-langkah yang dipaparkan diatas metode pembelajaran word square memiliki kelebihan dan kekurangan. Kelebihan metode pembelajaran word square, yaitu mendorong pemahaman siswa terhada materi pelajaran, menciptakan pembelajaran dengan suasana yang menyenangkan karena pembelajaran berupa permainan, melatih siswa berdisiplin, merangsang siswa untuk berfikir efektif karena metode pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat terhadap materi yang disampaikan, selain itu metode pembelajaran word square dapat melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab
dan
mencari
jawaban
pada
lembar
jawaban.
Proses
pembelajarannya yang menyenangkan dapat menimbulkan minat belajar pada diri siswa. 1
Tukiran, Taniredja, dkk, Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013), Cet.Ke-4, h.115
70
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Zulfa Elya (2013), menyatakan bahwa hasil penelitian yang didapat setelah melakukan penelitian pada siklus pertama hasil belajar siswa mendapatkan skor 67,63 dengan ketuntasan belajar siswa yang dicapai yaitu sebanya 63,15 %. Siklus kedua hasil belajar siswa mendapatkan rata-rata skor 82,10 dengan ketuntasan belajar siswa yang dicapai sebanyak 100%, dimana peningkatan persentase hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II mencapai 36,85%. Tindakan penelitian yang dilakukan dengan II siklus dinyatakan mampu dan berhasil meningkatkan prestasi belajar siswa.2 Selain itu, hal tersebut juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ni Pd. Mirah Kurniasari, dkk., e-journal, bahwa terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran
berbantuan media
gambar dan siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Hal ini dilihat dari rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dari rata-rata kelompok kontrol ( ̅ E = 23,77 > ̅ K =21,16). Adanya perbedaan
yang
signifikan
menunjukkan
bahwa
penerapan
model
pembelajaran word square berbantuan media gambar berpengaruh terhadap hasil belajar.3 Berbeda halnya dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional, hampir seluruh proses pembelajaran didominasi dengan ceramah dan guru tetap berperan sebagai sumber informasi bagi siswa. Pembelajaran konvensional yang dimaksud adalah pembelajaran dengan menggunakan metode yang biasa digunakan oleh guru, yaitu memberi materi melalui ceramah, latihan soal kemudian pemberian tugas. Dalam proses pembelajaran konvensional, guru masih berusaha
2
Zulfa Elya, Peningkatan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembeljaran Word Square (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas VII A MTs. Al-Gaotsiyah Jakarta), Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013, h.85 3 Ni Pd. Mirah Kurniasari, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Tegallalang, e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja ,Indonesia diakses pada tanggal 3 Februari 2015 pada pukul 17:11
71
memindahkan
pengetahuan
yang
dimilikinya
kepada
siswa.
Guru
menjelaskan materi secara urut, hingga siswa dapat memahami isi materi, kemudian siswa diberi kesempatan untuk bertanya. Setelah itu, guru memberikan tugas kepada siswa untuk menjawab soal yang diberikan guru maupun yang ada dibuku. Diakhir pembelajaran, guru membantu siswa untuk merefleksi kembali materi yang telah dipelajari kemudian memberikan pekerjaan rumah (PR). Situasi pembelajaran tersebut cenderung membuat siswa pasif dalam menerima pelajaran. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya hasil belajar IPS siswa. Berdasarkan uraian diatas menunjukkan bahwa perlakuan yang berbeda menyebabkan terjadinya hasil akhir yang berbeda antara kelas eksperimen dengan model pembelajaran word square dan kelas kontrol dengan metode pembelajaran konvensional. Walaupun kedua kelas tersebut mengalami peningkatan hasil belajar siswa, namun kelas eksperimen mengalami peningkatan hasil yang lebih tinggi. Dengan demikian, ternyata terbukti bahwa metode pembelajaran word square dapat berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa, hasil belajar siswa pada kelas eksperimen lebih baik dibanding hasil belajar siswa yang menggunakan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol. Hasil penelitian ini memberikan implikasi bahwa metode pembelajaran word square
telah
mampu
memberikan
kontribusi
yang
positif
dalam
meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Oleh karena itu, metode pembelajaran word square dapat dijadikan satu alternatif pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam upaya peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam bidang studi IPS.
BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sebelum menggunakan metode pembelajaran word square tergolong rendah, tetapi setelah menggunakan metode pembelajaran word square terdapat pengaruh sehingga terjadi peningakatan pada hasil belajar siswa pada pokok bahasan sejarah uang di SD Dharma Karya UT Pondok Cabe. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil analisis data yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas III-4 yang diajarkan dengan menggunakan metode pembelajaran word square adalah 82,40, lebih tinggi dari nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa kelas III-3 yang diberi perlakuan dengan metode pembelajaran konvensional adalah 74,93. hasil ini diperkuat lagi dari pengolahan data menggunakan uji hipotesis dengan Uji-T yang dilakukan pada nilai posstest kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol, dengan menggunakan bantuan SPSS 22,0 yang menghasilkan nilai thitung ≥ ttabel (3,017 ≥ 2,000), dengan taraf signifikansi 0,05 (0,004 < 0,05), dilihat dari kriteria Uji-T jika thitung ≥ ttabel maka Ho ditolak. Sehingga didapat hasil akhir bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran word square terhadap hasil belajar IPS siswa. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, peneliti memberikan beberapa saran, yaitu: 1. Disarankan agar siswa lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran dan terus mengembangkan pemahamannya dengan membangun sendiri pengetahuan tersebut dengan pengalaman.
72
73
2. Disarankan kepada praktisi pendidikan khususnya guru mata pelajaran IPS untuk menggunakan metode pembelajaran word square dalam melakukan pembelajaran dikelas untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa. 3. Disarankan agar peneliti lain hendaknya meneliti permasalahan ini secara lebih mendalam dan dengan sampel yang lebih besar serta materi yang berbeda, dikarenakan belum terlalu banyak yang menerapkan metode pembelajaran word square dalam pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2010. Cet.Ke-14. Djamarah, Syaiful Bahri. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000. Echols , John M. dan Hassan Shadily. An English-Indonesian Dictionary (Kamus Inggris-Indonesia).
Jakarta:
PT.
Gramedia
Pustaka
Utama.
1976.
Cet.XXXIX. Elya, Zulfa. “Peningkatan Prestasi Belajar IPS dengan Menggunakan Model Pembeljaran Word Square (Penelitian Tindakan Kelas pada Siswa kelas VII A MTs. Al-Gaotsiyah Jakarta)”, Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jakarta, 2013. Kadir. Statistika Untuk Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: Rosemata Sempurna, 2010. Kurniasari, Ni Pd. Mirah Kurniasari, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran Word Square Berbantuan Media Gambar Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Gugus V Kecamatan Tegallalang. e-journal Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja. Indonesia. Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. Ragam Pengembangan Model Pembelajaran Untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Jakarta: Kata Pena. 2015. Cet. Pertama. Lestari, Tia, dkk. Pengaruh Model Pembelajaran word Square Terhadap Hasil Belajar IPS Kelas III SD,e-journal, Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia, 2012/2013. Mulyasa, E. Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2013. Cet.Ke-2. Nuraida. Metodologi Peneletian Pendidikan. Tangerang: Islamic Research Publishing, 2009. Cet.Pertama.
74
75
Riduwan, Belajar Mudah Penenlitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula,. Bandung: Alfabet. 2013. Sardjiyo, dkk. Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Univeritas Terbuka. 2007. Cet.Pertama. Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi Aksara. 2015. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. 2005. Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010. Cet.Ke-15. Sugiyono. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, dan R&D. Bandung: ALFABETA. 2006. Suprijono, Agus. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2012.Cet-IX. Surya, Mohammad. Landasan Pendidikan; Menjadi Guru Yang Baik. Bogor: Ghaila Indonesia. 2010. Susanto, Ahmad. Teori Belajar dan Pembelajaran Di Sekolah. Jakarta: Kencana, 2014. Cet.Ke-2. Tamwifi, Irfan, dkk,. Ilmu Pengethuan Sosial 1. Surabaya: Lapis-PGMI. 2009. Edisi Pertama. Taniredja, Tukiran, dkk. Model-Model Pembelajaran Inovatif dan Efektif. Bandung: Penerbit Alfabeta, 2013. Cet.Ke-4. Thobroni, Muhammad dan Mustofa, Muhammad. Belajar Dan Pembelajaran: Pengembangan Wacana dan Praktik Pembelajaran dalam Pembangunan Nasional. Jogjakarta: Ar-RuzzMedia, 2011. Cet-pertama. Tim Lapis PGMI. Pembelajarn IPS MI Paket 1-7. 2009. Edisi Pertama Trianto. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara,. 2010. Ed.1 Cet.2. Zulhanita,“Perbandingan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Word Square dan Model Pembelajaran tipei Siswa Teams Games Tournament Terhadap Hasil
76
Belajar
Sosiologi
(Quasi
Eksperimen)
di
SMA
Islamic
Centre
Tangerang”,Skripsi FITK Universitas Islam Negeri Jakarta, Jakarta, 2012. Zuriah, Nurul. Metodologi Penelitian Sosial Dan Pendidikan Teori-Aplikasi. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007. Cet.Ke-2. http://hydrast88.blogspot.com/2012/12/contoh-ptk-model-pembelajaranword.html (diakses pada tanggal 20 Januari 2015)
LAMPIRAN 1 LEMBAR OBSERVASI MENGAJAR
No. I.
1. Nama Mahasiswa
: Rifa’athul Afifah
2. Tempat Praktik
: SD Dharma Karya UT
3. Kelas
: III-4 (Kelas Eksperimen)
4. Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5. Waktu
: 1 Hari
6. Tanggal
: Maret 2015
ASPEK YANG DIAMATI
DESKRIPSI
Pra Pembelajaran 1. Pengaturan tempat duduk masing-
Tetap, menjadi 4 baris
masing siswa 2. Pengkondisian kesiapan pelaksanaan pembelajaran II.
Dengan tepuk semangat dan tepuk diam
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Mengajukan pertanyaan/apersepsi
Sebelum memulai pelajaran, guru selalu bertanya tentang materi yang sudah dipelajari
2. Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang hendak dicapai III.
Biasanya guru menjelaskan pada saat masuk bab baru
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi Pelajaran 1. Memberikan penjelasan materi pelajaran Iya, kadang guru menjelaskan secara singkat, kadang pula secara detail, tergantung materinya 2. Mengajukan pertanyaan saat proses penjelasan materi 3. Memfasilitasi adanya interaksi antar
Guru bertanya
kepada siswa
setelah menjelaskan materi Iya, namun tidak terlalu sering
siswa 4. Memfasilitasi interaksi antar siswa-guru, Iya, karena guru sebagai wadah
antar siswa-materi pelajaran
agar
tidak
terjadi
misconcept
antara penjelasan guru dengan materi yang diajarkan pada siswa B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Melaksanakan pembelajaran aktif
Kurang aktif, karena guru sering menggunakan metode ceramah
2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Iya,
guru
kesempatan
selalu pada
memberikan siswa
untuk
bertanya mengenai materi yang kurang dimengerti 3. Memberikan respon terhadap pertanyaan Iya, dan jawaban siswa 4. Memotivasi siswa untuk bertanya
guru
selalu
menanggapi
pertanyaan dan jawaban siswa Iya,
biasanya
dengan
disertai
humor/candaan C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Kemampuan menggunakan media pembelajaran
Guru jarang memanfaatkan media pembelajaran
2. Kesesuaian media dengan materi dan strategi 3. Penggunaan sumber belajar selain buku
Hanya LKS dan Buku sumber
ajar dan LKS D. Penilaian Proses 1. Memberikan tugas/latihan
Guru sering memberikan latihan dan PR kepada siswa
2. Melakukan penilaian
Guru konsisten dalam meberikan penilaian, baik untuk tugas latihan maupun PR
E. Penggunaan Bahasa 1. Ketepatan penggunaan bahasa yang
Iya,sesuai dengan perkembangan
sesuai dengan perkembangan peserta
peserta didik dan guru cukup
didik
berhati-hati dalam berbicara
2. Ketepatan penggunaan bahasa yang sesuai dengan kaidah IV.
Iya, guru berusaha menggunakan bahasa sesuai dengan EYD
Penutup Melakukan konfirmasi, memberikan
Guru melakukan konfirmasi untuk
kesimpulan dan tindak lanjut
pemahaman
siswa,
memberikan
kesimpulan
kemudian dan
tindak lanjutnya biasanya berupa pemberian PR atau latihan
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi:
Nama Pengamat
: Rifa’athul Afifah
Tanda Tangan
:
Pondok Cabe, Maret 2015 Mengetahui, Guru /Wali Kelas
(Eny Puspita Sari, S.Kom)
LAMPIRAN 2 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA
No. I.
1. Nama Mahasiswa
: Rifa’athul Afifah
2. Tempat Praktik
: SD Dharma Karya UT
3. Kelas
: III-4
4. Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
5. Waktu
: 1 Hari
6. Tanggal
: Maret 2015
ASPEK YANG DIAMATI
DESKRIPSI
Pra Pembelajaran 1. Tempat duduk masing-masing siswa
Menjadi 4 baris
2. Kesiapan menerima pelajaran
Siswa terlihat siap karena sudah diberikan arahan untuk membawa daun kering, lem, dan gunting
II.
Kegiatan Membuka Pelajaran 1. Menjawab Pertanyaan guru
Jika kurang mengerti maka siswa bertanya
2. Mendengarkan penjelasan tentang
Tidak ada
kompetensi yang hendak dicapai III.
Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penjelasan Materi Pelajaran 1. Memperhatikan penjelasan materi pelajaran
Memperhatikan arahan guru ketika akan melakukan praktik menempel daun di kertas
2. Bertanya saat proses penjelasan materi
Hanya sebagian saja
3. Interaksi antar siswa
Ada dalam kelompoknya, saling berbagi baik lem maupun daun kering
4. Interaksi antar siswa-guru, antar siswa-
Kurang intensif
materi pelajaran B. Pendekatan/Strategi Belajar 1. Keterlibatan dalam kegiatan belajar
Aktif, namun banyak yang mengeluh karena merasa lelah ketika menempel
2. Mengemukakan pendapat ketika
Iya ,sebagian siswa
diberikan kesempatan 3. Mencatat penjelasan yang disampaikan
Tidak ada
guru 4. Mengikuti proses pembelajaran
Iya, sesuai dengan arahan guru
C. Pemanfaatan Media Pembelajaran/Sumber Belajar 1. Interaksi antara siswa dan media
Tidak ada
pembelajaran yang digunakan guru 2. Tertarik pada materi yang disajikan
Tidak ada
dengan media pembelajaran 3. Ketekunan dalam mempelajari sumber
Iya ada, walau ada yang mengeluh
belajar yang ditentukan guru D. Penilaian Proses 1. Mengerjakan tugas/latihan yang diberikan guru 2. Menjawab pertanyaan guru dengan
Iya, semua mengerjakan praktik menempel daun di kertas Iya
benar E. Penggunaan Bahasa
IV.
1. Mengemukakan pendapat
Iya
2. Mengajukan Pertanyaan
Hanya sebagian
Penutup Keterlibatan dalam memberi rangkuman/kesimpulan
Tidak ada
Pelajaran yang diperoleh dari hasil pengamatan/observasi:
Nama Pengamat
: Rifa’athul Afifah
Tanda Tangan
:
Pondok Cabe, Maret 2015 Mengetahui, Guru /Wali Kelas
(Eny Puspita Sari, S.Kom)
Lampiran 3 KISI-KISI SOAL Nama Sekolah
: SD Dharma Karya UT
Jumlah Soal
: 40 Butir
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Bentuk Soal
:Pilihan Ganda
Kurikulum
: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Penyusun
: Rifa’athul afifah
No 1
Kompetensi Dasar
Konsep
2.4 Sejarah Mengenal uang sejarah uang
Sub Konsep
Indikator Pembelajaran
Zaman -Menjelaskan sebelum sejarah uang mengenal uang, perkembangan penggunaan uang, sejarah uang di Indonsia
Soal Uji Instrumen
Nomor Soal
∑ Soal
1. Alat pembayaran yang sah dan umum dipakai 1, 2
oleh masyarakat adalah... a. Uang b. Emas c. Perak d. Barang mewah 2. Sebelum ada uang, jual beli dilakukan dengan cara tukar menukar barang yang disebut...
2
a. Transfer b. Menabung c. Barter d. Uang barang -Menyebutkan 3. Setelah barter, manusia mulai berfikir untuk alat tukar 3, 4, 5, 6, menggunakan benda-benda tertentu sebagai 6 menukar 7, 8 alat tukar (uang barang). Dibawah ini yang sebelum ada bukan merupakan contoh benda-benda uang sebagai alat tukar adalah... a. Kulit kayu b. Kulit binatang c. Teh dan tembakau d. Gula 4. Dibawah ini beberapa kesulitan dalam penggunaan uang barang, kecuali... a. Tidak memiliki ukuran, bentuk dan nilai yang pasti b. Sulit dipecah menjadi satuan yang kecil
c. Tidak mudah pecah
dan mudah
dibawa d. Sulit dibawa dan kurang praktis 5. Bangsa yang pertama kali menciptakan uang logam adalah... a. Indonesia b. Amerika c. Turki d. Qatar 6. Uang logam terbuat dari... a. Emas dan perak b. Alumunium c. Tembaga d. a,b, dan c benar 7. Mata uang negara Malaysia adalah... a. Dollar b. Rupiah c. Ringgit d. Yen
8. Dibawah
ini
yang
bukan
merupakan
kelebihan uang kertas adalah... a. Biaya pembuatan lebih murah b. Mudah
dikirim
walaupun
dalam
jumlah besar c. Mudah dicetak dan diperbanyak d. Biaya pembuatan lebih mahal Jenis uang dan kegunaannya
Jenis-jenis uang, kegunaan uang
-Menunjukkan jenis uang yang beredar di masyarakat -Menyebutkan kegunaan uang
9. Menurut jenisnya uang dibagi menjadi... 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 22, 23, 24, 25
a. Uang kartal dan uang giral b. Uang barang dan barter c. Uang kertas dan uang logam d. Cek dan giro 10. Contoh uang kartal adalah... a. Uang kertas dan uang logam b. Uang kertas dan uang barang c. Cek dan giro d. Uang logam dan kartu kredit 11. Uang kertas terbuat dari bahan khusus dan
16
umumnya memiliki bentuk seperti... a. Segitiga b. Persegi c. Persegi panjang d. Jajar genjang 12. Yang bukan merupakan ciri-ciri uang kertas adalah... a. Berwarna hijau, biru, atau merah b. Terdapat
tanda
tangan
Dewan
Gubernur Bank Indonesia c. Terdapat tulisan Bank Indonesia dan logo Bank Indonesia d. Terdapat
tanda
tangan
Presiden
Indonesia
13.
Gambar disamping adalah contoh uang logam dari negara... a. Jepang
b. Indonesia c. China d. Korea 14. Yang
merupakan
ciri-ciri
uang
logam
adalah... a. Tidak terdapat tulisan Bank Indonesia b. Tercantum nilai nominal uang c. Tidak terdapat tahun penerbitam d. Terdapat gambar burung kakak tua 15. Lembaga di Indonesia menciptakan
dan
yang
mengedarkan
berhak uang
adalah... a. Bank Indonesia b. Bank Rakyat Indonesia c. Bank Mandiri d. Bank Nasional Indonesia 16. Uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat berharga adalah... a. Uang giral
b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter 17. Cek, giro dan kartu kredit adalah contoh dari... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter 18. Kertas
yang
berisi
perintah
tertulis
pemegang rekening kepada bank yang ditunjuk untuk membayar uang adalah... a. Cek b. Giro c. Kartu kredit d. Uang giral 19. Simpanan pada bank yang penarikannya dapat
dilakukan
menggunakan
cek
setiap atau
saat
dengan
surat
berharga
lainnya atau melalui pemindah bukuan adalah... a. Cek b. Giro c. Kartu kredit d. Uang giral 20. Kartu yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin
pemegangnya
untuk
dapat
berbelanja tanpa membayar secara kontan adalah... a. Cek b. Giro c. Kartu kredit d. Uang giral
22.
a.
b.
c.
d. Gambar diatas yang merupakan contoh uang giro adalah... 23. Gambar dibawah ini adalah contoh dari...
a. Giro
b. Cek c. Uang logam d. Uang kertas
24. Gambar disamping adalah contoh dari... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter 25. Uang kertas RI yang pertama kali beredar adalah... a. Satu rupiah b. Satu sen c. Satu ringgit d. Dua ringgit
Cara Cara pengelolaan mengelola uang uang, manfaat mengelola uang
-Menyebutkan manfaat pengelolaan uang dengan baik
21. Dibawah ini yang merupakan kegunaan uang 21, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40
16
ialah... a. Sebagai alat tukar b. Sebagai alat pembayaran yang sah c. Dapat ditabung atau disimpan d. Semua jawaban benar 26. Contoh cara-cara mengelola uang dengan baik adalah, kecuali... a. Tidak membeli barang-barang yang tidak diperlukan b. Menggunakan uang dengan bijak dan tepat c. Membeli
barang-barang
yang
diinginkan d. Tidak bergaya hidup mewah 27. Kebutuhan uang yang benar disesuaikan dengan... a. Kebutuhan orang lain b. Kebutuhan diri sendiri
c. Kebutuhan teman-teman d. Kebutuhan orang tua 28. Dibawah ini yang merupakan manfaat mengelola uang dengan baik ialah... a. Dapat
membeli
berbagai
macam
barang b. Melatih hidup hemat c. Dapat membayar ongkos kendaraan d. Dapat mengambil uang di ATM 29. Kebutuhan akan pakaian yang kita kenakan setiap hari disebut kebutuhan... a. Sandang b. Pangan c. Papan atau tempat tinggal d. Pendidikan 30. Makanan
merupakan
kebutuhan
pokok
manusia agar bisa bertahan hidup. Hal itu termasuk dalam kebutuhan... a. Sandang
b. Papan atau tempat tinggal c. Kesehatan d. Pangan 31. Kebutuhan
untuk
keperluan
belajar,
diantaranya... a. Buku tulis, buku gambar, pensil, penggaris, dan buku-buku pelajaran b. Tas, baju seragam, baju olahraga, baju renang, dan baju batik c. Sandal, sepatu, kaus kaki, kaus dalam, dan sarung tangan d. Pasta gigi, sikat gigi, sabun mandi, dan sabun cuci 32. Berikut ini yang bukan kebutuhan pangan adalah... a. Sembako b. Sayur-sayuran c. Buah-buahan d. Seragam olahraga
33. Sembako kependekan dari... a. Sembilan bahan pokok b. Sembilan makanan pokok c. Sembilan jenis makanan d. Sembilan kebutuhan pokok 34. Contoh bahwa uang sebagai alat pembayaran adalah... a. Ibu Siti membayar sayuran yang telah dipesannya b. Banu mendapat kiriman uang dari ayahnya c. Wati diberi uang jajan oleh ibunya d. Ibu Guru mengirim uang kepada anaknya yang menuntut ilmu di Yogyakarta 35. Apabila kita mempunyai uang yang lebih sebaiknya... a. Dibagikan kepada teman-teman b. Disimpan dibawah bantal
c. Ditabung d. Dipamerkan kepada teman-teman 36. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal... a. Bahagia b. Kaya c. Kaya raya d. Sehat 37. Berikut
ini
yang
bukan
tujuan
dari
menabung adalah... a. Dapat menghemat pengeluaran uang b. Melatih mengatur keuangan c. Mempersiapkan hari esok yang lebih baik d. Melatih hidup mewah dan senang 38. Tempat
menabung
adalah... a. Di bawah bantal b. Di dalam tas c. Di bank
yang
paling
aman
d. Di celengan 39. Peralatan dapur merupakan kebutuhan... a. Sekolah b. Sandang c. Rumah tangga d. Pokok 40. Apabila kita menabung di bank maka pihak bank akan mengeluarkan... a. Buku tabungan b. Buku tulis c. Buku pelayanan d. Buku gambar Jumlah
40
Lampiran 4 Soal Uji Instrumen Pilihlah jawaban yang benar dengan cara memberikan tanda silang (x) pada soal-soal dibawah ini! 1. Alat pembayaran yang sah dan umum dipakai oleh masyarakat adalah... a. Uang b. Emas c. Perak d. Barang mewah 2. Sebelum ada uang, jual beli dilakukan dengan cara tukar menukar barang yang disebut... a. Transfer b. Menabung c. Barter d. Uang barang 3. Setelah barter, manusia mulai berfikir untuk menggunakan benda-benda tertentu sebagai alat tukar (uang barang). Dibawah ini yang bukan merupakan contoh benda-benda sebagai alat tukar adalah... a. Kulit kayu b. Kulit binatang c. Teh dan tembakau d. Gula 4. Dibawah ini beberapa kesulitan dalam penggunaan uang barang, kecuali... a. Tidak memiliki ukuran, bentuk dan nilai yang pasti b. Sulit dipecah menjadi satuan yang kecil c. Tidak mudah pecah dan mudah dibawa d. Sulit dibawa dan kurang praktis 5. Bangsa yang pertama kali menciptakan uang logam adalah... a. Indonesia
b. Amerika c. Turki d. Qatar 6. Uang logam terbuat dari... a. Emas dan perak b. Alumunium c. Tembaga d. a,b, dan c benar 7. Mata uang negara Malaysia adalah... a. Dollar b. Rupiah c. Ringgit d. Yen 8. Dibawah ini yang bukan merupakan kelebihan uang kertas adalah... a. Biaya pembuatan lebih murah b. Mudah dikirim walaupun dalam jumlah besar c. Mudah dicetak dan diperbanyak d. Biaya pembuatan lebih mahal 9. Menurut jenisnya uang dibagi menjadi... a. Uang kartal dan uang giral b. Uang barang dan barter c. Uang kertas dan uang logam d. Cek dan giro 10. Contoh uang kartal adalah... a. Uang kertas dan uang logam b. Uang kertas dan uang barang c. Cek dan giro d. Uang logam dan kartu kredit 11. Uang kertas terbuat dari bahan khusus dan umumnya memiliki bentuk seperti... a. Segitiga
b. Persegi c. Persegi panjang d. Jajar genjang 12. Yang bukan merupakan ciri-ciri uang kertas adalah... a. Berwarna hijau, biru, atau merah b. Terdapat tanda tangan Dewan Gubernur Bank Indonesia c. Terdapat tulisan Bank Indonesia dan logo Bank Indonesia d. Terdapat tanda tangan Presiden Indonesia
13.
Gambar disamping adalah contoh uang logam dari negara... a. Jepang b. Indonesia c. China d. Korea
14. Yang merupakan ciri-ciri uang logam adalah... a. Tidak terdapat tulisan Bank Indonesia b. Tercantum nilai nominal uang c. Tidak terdapat tahun penerbitam d. Terdapat gambar burung kakak tua 15. Lembaga di Indonesia yang berhak menciptakan dan mengedarkan uang adalah... a. Bank Indonesia b. Bank Rakyat Indonesia c. Bank Mandiri d. Bank Nasional Indonesia 16. Uang yang dikeluarkan oleh bank umum berupa surat berharga adalah... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter
17. Cek, giro dan kartu kredit adalah contoh dari... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter 18. Kertas yang berisi perintah tertulis pemegang rekening kepada bank yang ditunjuk untuk membayar uang adalah... a. Cek b. Giro c. Kartu kredit d. Uang giral 19. Simpanan pada bank yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau surat berharga lainnya atau melalui pemindah bukuan adalah... a. Cek b. Giro c. Kartu kredit d. Uang giral 20. Kartu yang dikeluarkan oleh bank yang menjamin pemegangnya untuk dapat berbelanja tanpa membayar secara kontan adalah... a. Cek b. Giro c. Kartu kredit d. Uang giral 21. Dibawah ini yang merupakan kegunaan uang ialah... a. Sebagai alat tukar b. Sebagai alat pembayaran yang sah c. Dapat ditabung atau disimpan d. Semua jawaban benar
22. a.
c.
b.
d.
Gambar diatas yang merupakan contoh uang giro adalah... 23. Gambar dibawah ini adalah contoh dari...
a. Giro b. Cek c. Uang logam d. Uang kertas
24.
Gambar disamping adalah contoh dari... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter
25. Uang kertas RI yang pertama kali beredar adalah... a. Satu rupiah b. Satu sen c. Satu ringgit d. Dua ringgit
26. Contoh cara-cara mengelola uang dengan baik adalah, kecuali... a. Tidak membeli barang-barang yang tidak diperlukan b. Menggunakan uang dengan bijak dan tepat c. Membeli barang-barang yang diinginkan d. Tidak bergaya hidup mewah 27. Kebutuhan uang yang benar disesuaikan dengan... a. Kebutuhan orang lain b. Kebutuhan diri sendiri c. Kebutuhan teman-teman d. Kebutuhan orang tua 28. Dibawah ini yang merupakan manfaat mengelola uang dengan baik ialah... a. Dapat membeli berbagai macam barang b. Melatih hidup hemat c. Dapat membayar ongkos kendaraan d. Dapat mengambil uang di ATM 29. Kebutuhan akan pakaian yang kita kenakan setiap hari disebut kebutuhan... a. Sandang b. Pangan c. Papan atau tempat tinggal d. Pendidikan 30. Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia agar bisa bertahan hidup. Hal itu termasuk dalam kebutuhan... a. Sandang b. Papan atau tempat tinggal c. Kesehatan d. Pangan 31. Kebutuhan untuk keperluan belajar, diantaranya... a. Buku tulis, buku gambar, pensil, penggaris, dan buku-buku pelajaran b. Tas, baju seragam, baju olahraga, baju renang, dan baju batik c. Sandal, sepatu, kaus kaki, kaus dalam, dan sarung tangan
d. Pasta gigi, sikat gigi, sabun mandi, dan sabun cuci 32. Berikut ini yang bukan kebutuhan pangan adalah... a. Sembako b. Sayur-sayuran c. Buah-buahan d. Seragam olahraga 33. Sembako kependekan dari... a. Sembilan bahan pokok b. Sembilan makanan pokok c. Sembilan jenis makanan d. Sembilan kebutuhan pokok 34. Contoh bahwa uang sebagai alat pembayaran adalah... a. Ibu Siti membayar sayuran yang telah dipesannya b. Banu mendapat kiriman uang dari ayahnya c. Wati diberi uang jajan oleh ibunya d. Ibu Guru mengirim uang kepada anaknya yang menuntut ilmu di Yogyakarta 35. Apabila kita mempunyai uang yang lebih sebaiknya... a. Dibagikan kepada teman-teman b. Disimpan dibawah bantal c. Ditabung d. Dipamerkan kepada teman-teman 36. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal... a. Bahagia b. Kaya c. Kaya raya d. Sehat 37. Berikut ini yang bukan tujuan dari menabung adalah... a. Dapat menghemat pengeluaran uang b. Melatih mengatur keuangan c. Mempersiapkan hari esok yang lebih baik
d. Melatih hidup mewah dan senang 38. Tempat menabung yang paling aman adalah... a. Di bawah bantal b. Di dalam tas c. Di bank d. Di celengan 39. Peralatan dapur merupakan kebutuhan... a. Sekolah b. Sandang c. Rumah tangga d. Pokok 40. Apabila kita menabung di bank maka pihak bank akan mengeluarkan... a. Buku tabungan b. Buku tulis c. Buku pelayanan d. Buku gambar
Lampiran 5 Kunci Jawaban Soal Uji Instrumen
1
A
11
A
21
A
31
D
2
C
12
C
22
C
32
A
3
D
13
D
23
C
33
A
4
C
14
A
24
B
34
C
5
B
15
A
25
B
35
B
6
C
16
A
26
B
36
A
7
D
17
A
27
A
37
C
8
B
18
B
28
B
38
C
9
C
19
D
29
A
39
A
10
A
20
A
30
A
40
C
Lampiran 6 Korelasi Skor Butir Dengan Skor Total Jumlah Subyek= 31 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSWEET\UJI VALIDTAS\UJI VALID.ANA
No. Butir
Korelasi
Signifikansi
1
NAN
NAN
2
NAN
NAN
3
0,115
-
4
0,562
Sangat Signifikan
5
NAN
NAN
6
0,133
-
7
0,474
Sangat Signifikan
8
0,368
Signifikan
9
NAN
NAN
10
0,292
-
11
0,448
Sangat Signifikan
12
0,285
-
13
0,614
Sangat Signifikan
14
0,250
-
15
NAN
NAN
16
0,387
Signifikan
17
NAN
NAN
18
0,140
-
19
0,455
Sangat Signifikan
20
NAN
NAN
21
NAN
NAN
22
0,364
Signifikan
23
0,364
-
24
0,364
Signifikan
25
0,358
Signifikan
26
0,249
-
27
0,379
Signifikan
28
NAN
NAN
29
0,101
-
30
-0,281
-
31
0,186
-
32
0,128
-
33
NAN
NAN
34
NAN
NAN
35
NAN
NAN
36
0,285
-
37
NAN
NAN
38
-0,180
-
39
0,364
Signifikan
40
31
NAN
*Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut: df (N-2) P=0,05 P=0,01
df (N-2) P=0,05 P=0,01
10
0,576
0,708
60
0,250
0,325
15
0,482
0,606
70
0,233
0,302
20
0,423
0,549
80
0,217
0,283
25
0,381
0,496
90
0,205
0,267
30
0,349
0,449
100
0,195
0,254
40
0,304
0,393
125
0,174
0,228
50
0,273
0,354
>150
0,159
0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
Lampiran 7 Reliabilitas Tes Rata2= 29,45 Simpang Baku= 2,90 KorelasiXY= 0,39 Reliabilitas Tes= 0,56 Nama berkas: D:\SKRIPSWEET\UJI VALIDTAS\UJI VALID.ANA
No. Urut Kode/
Skor Ganjil
Skor Genap
Skor Total
1
13
13
26
2
14
14
28
3
13
16
29
4
13
16
29
5
12
15
27
6
14
12
26
7
15
13
28
8
14
15
29
9
15
15
30
10
17
15
32
11
16
14
30
12
16
13
29
13
15
13
28
14
12
11
23
15
13
11
24
16
13
15
28
17
13
13
26
18
12
11
23
19
12
12
24
Nama Subyek
20
15
17
32
21
16
12
28
22
15
17
32
23
15
16
31
24
14
13
27
25
17
14
31
26
16
17
33
27
17
14
31
28
18
17
35
29
15
13
28
30
14
14
28
31
14
13
27
Lampiran 8 Daya Pembeda Jumlah Subyek= 31 Klp atas/bawah(n)= 8 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSWEET\UJI VALIDTAS\UJI VALID.ANA
Kelompok
Kelompok
Atas
Bawah
1
8
8
0
0,00
2
8
8
0
0,00
3
1
0
1
12,50
4
8
4
4
50,00
5
8
8
0
0,00
6
4
2
2
25,00
7
7
1
6
75,00
8
7
3
4
50,00
9
8
8
0
0,00
10
5
2
3
37,50
11
6
1
5
62,50
12
8
7
1
12,50
13
8
2
6
75,00
14
8
6
2
25,00
15
8
8
0
0,00
16
7
3
4
50,00
17
8
8
0
0,00
18
1
0
1
12,50
19
6
1
5
62,50
20
8
8
0
0,00
21
8
8
0
0,00
No. Butir
Beda
Indeks DP (%)
22
8
5
3
37,50
23
2
3
-1
-12,50
24
8
5
3
37,50
25
7
4
3
37,50
26
6
4
2
25,50
27
5
2
3
37,50
28
8
8
0
0,00
29
1
1
0
0,00
30
6
8
-2
-25,00
31
4
3
1
12,50
32
8
7
1
12,50
33
8
8
0
0,00
34
8
8
0
0,00
35
8
8
0
0,00
36
8
7
1
12,50
37
8
8
0
0,00
38
6
8
-2
-25,00
39
8
6
2
25,00
40
8
8
0
0,00
Lampiran 9 Tingkat Kesukaran Jumlah Subyek= 31 Butir Soal= 40 Nama berkas: D:\SKRIPSWEET\UJI VALIDTAS\UJI VALID.ANA
Tingkat No. Butir
Jumlah Betul
Kesukaran
Tafsiran
(%) 1
31
100,00
Sangat Mudah
2
31
100,00
Sangat Mudah
3
5
16,13
Sukar
4
26
83,87
Mudah
5
31
100,00
Sangat Mudah
6
10
32,26
Sedang
7
11
35,48
Sedang
8
15
48,39
Sedang
9
31
100,00
Sangat Mudah
10
12
38,71
Sedang
11
16
51,61
Sedang
12
30
96,77
Sangat Mudah
13
19
61,29
Sedang
14
25
80,65
Mudah
15
31
100,00
Sangat Mudah
16
18
58,06
Sedang
17
31
100,00
Sangat Mudah
18
3
9,68
Sangat Sukar
19
12
38,71
Sedang
20
31
100,00
Sangat Mudah
21
31
100,00
Sangat Mudah
22
25
80,65
Mudah
23
12
38,71
Sedang
24
25
80,65
Mudah
25
19
61,29
Sedang
26
23
74,19
Mudah
27
14
45,16
Sedang
28
31
100,00
Sangat Mudah
29
3
9,68
Sangat Sukar
30
29
93,55
Sangat Mudah
31
15
48,39
Sedang
32
28
90,32
Sangat Mudah
33
31
100,00
Sangat Mudah
34
31
100,00
Sangat Mudah
35
31
100,00
Sangat Mudah
36
30
96,77
Sangat Mudah
37
31
100,00
Sangat Mudah
38
25
80,65
Mudah
39
29
93,55
Sangat Mudah
40
31
100,00
Sangat Mudah
Lampiran 10 Soal Pretest dan Postest Nama : Kelas : Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang paling tepat! 1. Alat pembayaran yang sah adalah... a. Uang b. Emas c. Perak d. Barang mewah 2. Dahulu
jual beli dilakukan dengan cara tukar menukar barang yang
disebut... a. Transfer b. Menabung c. Barter d. Uang barang 3. Dibawah ini beberapa kesulitan dalam penggunaan uang barang, kecuali... a. Tidak memiliki ukuran, bentuk dan nilai yang pasti b. Sulit dipecah menjadi satuan yang kecil c. Tidak mudah pecah dan mudah dibawa d. Sulit dibawa dan kurang praktis 4. Uang logam terbuat dari... a. Emas dan perak b. Alumunium c. Tembaga d. a,b, dan c benar 5. Yang merupakan ciri-ciri uang logam adalah... a. Tidak terdapat tulisan Bank Indonesia b. Tercantum nilai nominal uang c. Tidak terdapat tahun penerbitam
d. Terdapat gambar burung kakak tua
6.
Gambar disamping adalah contoh uang logam dari negara... a. Jepang b. Indonesia c. China d. Korea
7. Dibawah ini yang merupakan manfaat mengelola uang dengan baik ialah... a. Dapat membeli berbagai macam barang b. Melatih hidup hemat c. Dapat membayar ongkos kendaraan d. Dapat mengambil uang di ATM 8. Mata uang negara Malaysia adalah... a. Dollar b. Rupiah c. Ringgit d. Yen 9. Menurut jenisnya uang dibagi menjadi... a. Uang kartal dan uang giral b. Uang barang dan barter c. Uang kertas dan uang logam d. Cek dan giro 10. Contoh uang kartal adalah... a. Uang kertas dan uang logam b. Uang kertas dan uang barang c. Cek dan giro d. Uang logam dan kartu kredit 11. Uang kertas umumnya memiliki bentuk seperti... a. Segitiga
b. Persegi c. Persegi panjang d. Jajar genjang 12. Yang bukan merupakan ciri-ciri uang kertas adalah... a. Berwarna hijau, biru, atau merah b. Terdapat tanda tangan Dewan Gubernur Bank Indonesia c. Terdapat tulisan Bank Indonesia dan logo Bank Indonesia d. Terdapat tanda tangan Presiden Indonesia 13. Lembaga di Indonesia yang berhak mencetak dan mengedarkan uang adalah... a. Bank Indonesia b. Bank Rakyat Indonesia c. Bank Mandiri d. Bank Nasional Indonesia 14. Cek, giro dan kartu kredit adalah contoh dari... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter 15. Yang merupakan kegunaan uang adalah... a. Sebagai alat tukar b. Sebagai alat pembayaran yang sah c. Dapat ditabung atau disimpan d. Semua jawaban benar 16. Uang kertas RI yang pertama kali beredar adalah... a. Satu rupiah b. Satu sen c. Satu ringgit d. Dua ringgit
17. a.
b.
c.
d.
Gambar diatas yang merupakan contoh kartu kredit adalah... 18. Berikut ini cara-cara mengelola uang dengan baik, kecuali... a. Tidak membeli barang-barang yang tidak diperlukan b. Menggunakan uang dengan bijak dan tepat c. Membeli barang-barang yang diinginkan d. Tidak bergaya hidup mewah 19. Gambar dibawah ini adalah contoh dari...
a. Giro b. Cek c. Uang logam d. Uang kertas 20. Contoh bahwa uang sebagai alat pembayaran adalah... a. Ibu Siti membayar sayuran yang telah dipesannya b. Banu mendapat kiriman uang dari ayahnya c. Wati diberi uang jajan oleh ibunya d. Ibu Guru mengirim uang kepada anaknya di Yogyakarta
21.
Gambar disamping adalah contoh dari... a. Uang giral b. Uang kartal c. Uang barang d. Barter
22. Apabila kita mempunyai uang yang lebih sebaiknya... a. Dibagikan kepada teman-teman b. Disimpan dibawah bantal c. Ditabung d. Dipamerkan kepada teman-teman 23. Rajin pangkal pandai, hemat pangkal... a. Bahagia b. Kaya c. Kaya raya d. Sehat 24. Berikut ini yang bukan tujuan dari menabung adalah... a. Dapat menghemat pengeluaran uang b. Melatih mengatur keuangan c. Mempersiapkan hari esok yang lebih baik d. Melatih hidup mewah dan senang 25. Tempat menabung yang paling aman adalah... a. Di bawah bantal b. Di dalam tas c. Di bank d. Di celengan
Lampiran 11 Kunci Jawaban Soal Pretest Dan Posttest
1
A
6
B
11
C
16
B
21
B
2
C
7
B
12
D
17
A
22
C
3
C
8
C
13
A
18
C
23
B
4
D
9
A
14
B
19
B
24
D
5
B
10
A
15
D
20
A
25
C
LAMPIRAN 12 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD Dharma Karya UT
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: III/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar
:
2.4. Mengenal sejarah uang C. Indikator
:
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: 2.4.1
Menjelaskan sejarah uang
2.4.2
Menjelaskan alat tukar sebelum ada uang
2.4.3
Menceritakan berbagai alat tukar misalnya barang dan uang
D. Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa mampu menjelaskan sejarah uang 2. Siswa mampu menjelaskan alat tukar sebelum ada uang 3. Siswa mampu berbagai alat ukur misalnya barang dan uang E. Materi Pembelajaran
: Sejarah uang
F. Metode pembelajaran
: Ceramah, tanya jawab, mengerjakan soal secara kelompok, Word Square
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa Hormat dan perhatian Tekun ( Diligence )
Tanggung jawab ( Responsibility ) Ketelitian (Carefulness ) Kerja sama ( Cooperation )
G. Kegiatan Pembelajaran
:
Kegiatan Awal (15 menit) -
Apersepsi 1. Guru masuk kedalam kelas dan mengucap salam 2. Guru menyapa peserta didik 3. Guru menyuruh salah seorang siswa untuk meminpin doa 4. Guru mempersiapkan kelas untuk belajar dengan absensi kelas 5. Guru memberikan motivasi kepada siswa dengan bernyanyi bersama lagu “Satu Nusa Satu Bangsa” 6. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan mereka tentang materi yang dipelajari hari ini, misalnya “Siapa diantara kalian yang suka jajan di kantin sekolah? Kalau kalian ingin membeli sesuatu di kantin maka kalian harus membayar dengan apa?” 7. Memberikan informasi tentang kompetensi yang akan diajarkan
Kegiatan Inti (45 menit) -
Eksplorasi 1. Guru memberikan soal pretest untuk mengukur kemampuan awal siswa sebelum penerapan metode pembelajaran word square selama 25 menit
-
Elaborasi 1. Guru menjelaskan materi secara singkat mengenai sejarah uang 2. Guru membagi kelompok menjadi 5-6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 orang 3. Guru membagikan lembar kegiatan berupa susunan huruf yang mengandung kata yang terdapat dalam materi ajar 4. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk memilih kata yang sesuai dengan soal yang diberikan, kemudian mengarsir huruf
dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal. 5. Setiap kelompok
diminta untuk mengerjakan tugas kelompok
secara bersama-sama dengan kelompok masing-masing selama kurang lebih 10 menit 6. Guru meminta siswa mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas secara bergantian -
Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil pembelajaran siswa
Kegiatan Penutup (10 menit) 1. Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama tentang materi yang telah dipelajari 2. Melakukan evaluasi dengan memberikan tugas/latihan kepada siswa (baik individu atau kelompok) 3. Tindak lanjut a. Siswa yang mendapat nilai kurang dari nilai KKM diadakan perbaikan b. Siswa yang mendapat nilai diatas dari KKM diadakan perbaikan 4. Menyampaikan materi yang akan datang 5. Guru memberikan sedikit motivasi kepada siswa, kemudian diakhiri dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar
:
1. Alat Pembelajaran : Kertas karton yang sudah dibuat sebagai media, Word Square, Spidol, White board 2. Sumber Belajar
: Buku Paket IPS untuk SD Kelas III yang relevan, LKS untuk SD Kelas III
I. Penilaian 1. Penilaian proses
: : Pengamatan langsung, tanya jawab, dan kinerja
siswa selama kegiatan pembelajaran (kerjasama kelompok) 2. Penilaian hasil
: lembar penilaian (tes tertulis)
3. Penilaian afektif
: lembar kerja siswa (IPS)
Jakarta, 14 April 2015 Guru/Wali Kelas
Guru Penelitian
Eny Puspita Sari, S.Kom
Rifa’athul Afifah
Soal Kelompok Nama Kelompok :
Kelas : B
A
R
T
E
R
K
D
W
A
A
D
G
S
I
J
U
R
S
I
K
E
R
A
N
G
L
O
D
K
U
K
I
L
A
G
I
M
X
L
A
H
A
O
D
F
T
A
Z
O
N
E
P
E
R
A
K
W
A
D
N
A
M
A
D
I
A
I
K
A
O
W
S
A
R
S
Y
O
P
M
S
E
R
U
S
A
U
G
I
A
U
A
N
G
K
E
R
T
A
S
Carilah jawaban dari pertanyaan dibawah ini dengan bantuan kotak berbaris bersama kelompokmu! 1. Alat pembayaran yang sah adalah... 2. Pertukaran barang dengan barang disebut... 3. Contoh benda yang pernah digunakan sebagai uang barang adalah... 4. Bangsa yang pernah menggunakan barang sebagai alat tukar adalah...dan... 5. Uang yang pertama kali dibuat oleh bangsa Turki adalah uang.... 6. Bahan pembuatan uang logam adalah... dan... 7. Uang yang terbuat dari bahan kertas khusus adalah... 8. Oeang Repoeblik Indonesia adalah singkatan dari...
LAMPIRAN 13 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Sekolah
: SD Dharma Karya UT
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: III/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar
:
2.5 Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan C. Indikator
:
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: 2.5.1
Menunjukkan jenis uang yang beredar di masyarakat
2.5.2
Menyebutkan jenis-jenis uang kartal
2.5.3
Menyebutkan jenis-jenis uang giral
D. Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa mampu menunjukkan jenis uang yang beredar di masyarakat 2. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis uang kartal 3. Siswa mampu menyebutkan jenis-jenis uang giral E. Materi Pembelajaran
: Jenis-jenis uang
F. Metode pembelajaran
: Ceramah, tanya jawab, diskusi dan Word Square
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline )
Rasa Hormat dan perhatian
Tekun ( Diligence )
Tanggung jawab ( Responsibility )
Ketelitian (Carefulness )
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri (Confidence )
G. Kegiatan Pembelajaran
:
Kegiatan Awal (15 menit) -
Apersepsi 1. Guru masuk kedalam kelas dan mengucap salam 2. Guru menyapa peserta didik 3. Guru menyuruh salah seorang siswa untuk meminpin doa 4. Guru mempersiapkan kelas untuk belajar dengan memeriksa absen kelas 5. Guru
memberikan
motivasi
kepada
siswa
melalui
ice
breaking/menyanyi bersama 6. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan mereaka tentang materi yang dipelajari hari ini Kegiatan Inti (45 menit) -
Eksplorasi 1. Guru menanyakan materi yang dipelajari pada minggu kemarin
-
Elaborasi 2. Guru menjelaskan materi tentang jenis-jenis uang dan kegunaannya dengan menggunakan media real yaitu cek, giro, uang kertas dan uang logam 3. Guru membagi kelompok menjadi 5-6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 orang 4. Guru membagikan lembar kerja individu kepada masing-masing kelompok
5. Guru membagikan lembar kegiatan berupa susunan huruf yang mengandung kata yang terdapat dalam materi ajar 6. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk memilih kata yang sesuai dengan soal yang diberikan, kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal. 7. Setiap siswa diminta untuk mengerjakan tugas individu didalam kelompok masing-masing selama kurang lebih 10 menit 8. Guru dan siswa membahas soal secara bersama-sama -
Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil pembelajaran peserta didik
Kegiatan Penutup(10 menit) 1. Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama tentang materi yang telah dipelajari 2. Melakukan evaluasi dengan memberikan tugas/latihan kepada peserta didik 3. Tindak lanjut 4. Peserta didik yang mendapat nilai kurang dari nilai KKM diadakan perbaikan 5. Peserta didik yang mendapat nilai diatas dari KKM diadakan perbaikan 6. Menyampaikan materi yang akan datang 7. Guru memberikan sedikit motivasi kepada siswa, kemudian diakhiri dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar 1. Alat Pembelajaran
: : Spidol ,media real (cek dan giro), white board dan lembar kerja individu
2. Sumber Belajar
: Buku Paket IPS untuk SD Kelas III yang relevan, dan LKS untuk SD Kelas III
I. Penilaian 1. Penilaian proses
: : Pengamatan langsung, tanya jawab, dan kinerja siswa selama kegiatan pembelajaran (kerjasama kelompok) dan individu
2. Penilaian hasil
: lembar penilaian (tes tertulis)
3. Penilaian afektif
: lembar kerja siswa (IPS)
Jakarta, 19 April 2015
Guru/Wali Kelas
Guru Penelitian
Eny Puspita Sari, S.Kom
Rifa’athul Afifah
Soal Individu Nama : Kelas : Carilah kata-kata yang berkaitan dengan materi pembelajaran hari ini di dalam kotak huruf dibawah ini! C
N
O
M
I
N
A
L
G
H
I
O
P
E
R
U
R
I
I
K
J
E
K
F
G
U
L
A
R
P
D
Q
A
U
D
M
B
C
S
E
G
I
R
A
L
K
L
A
X
R
I
L
T
N
M
O
T
I
N
A
R
W
A
G
E
R
G
I
O
K
O
E
L
K
E
R
T
A
S
L
E
S
P
K
R
J
D
I
K
R
E
D
I
T
Y
H
M B
S P
LAMPIRAN 14 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SD Dharma Karya UT
Mata Pelajaran
: Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester
: III/2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang B. Kompetensi Dasar
:
2.5.Mengenal penggunaan uang sesuai dengan kebutuhan C. Indikator
:
Setelah mempelajari bab ini siswa diharapkan mampu: 2.5.1
Menjelaskan cara penggunaan uang sesuai kebutuhan
2.5.2
Menyebutkan cara-cara mengelola uang yang baik
2.5.3
Menyebutkan manfaat mengelola uang dengan baik
D. Tujuan Pembelajaran
:
1. Siswa mampu menjelaskan cara penggunaan uang sesuai kebutuhan 2. Siswa mampu menyebutkan cara-cara mengelola uang yang baik 3. Siswa mampu menyebutkan manfaat mengelola uang dengan baik E. Materi Pembelajaran
: Pengelolaan uang
F. Metode pembelajaran
: Ceramah, tanya jawab, mengerjakan soal secara kelompok dan Word Square
Karakter siswa yang diharapkan :
Disiplin ( Discipline ) Rasa Hormat dan perhatian Tekun ( Diligence )
Tanggung jawab ( Responsibility ) Ketelitian (Carefulness ) Kerja sama ( Cooperation )
G. Kegiatan Pembelajaran
:
Kegiatan Awal (15 menit) -
Apersepsi 1. Guru masuk kedalam kelas dan mengucap salam 2. Guru menyapa peserta didik 3. Guru menyuruh salah seorang siswa untuk meminpin doa 4. Guru mempersiapkan kelas untuk belajar dengan memeriksa absen kelas 5. Guru
memberikan
motivasi
kepada
siswa
melalui
ice
breaking/menyanyi bersama 6. Guru bertanya kepada siswa mengenai pengetahuan mereaka tentang materi yang dipelajari hari ini Kegiatan Inti (45 menit) -
Eksplorasi 1. Guru bertanya tentang materi yang telah dipelajari sebelumnya
-
Elaborasi 1. Guru memberikan penjelasan materi yang dipelajari hari ini 2. Guru membagi kelompok menjadi 5-6 kelompok, masing-masing terdiri dari 5 orang 3. Guru membagikan lembar tugas kelompok kepada masing-masing kelompok Guru membagikan lembar kegiatan berupa susunan huruf yang mengandung kata yang terdapat dalam materi ajar 4. Guru menginstruksikan kepada siswa untuk memilih kata yang sesuai dengan soal yang diberikan, kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal, horizontal maupun diagonal.
5. Setiap kelompok
diminta untuk mengerjakan tugas kelompok
secara bersama-sama dengan kelompok masing-masing selama kurang lebih 10 menit -
Konfirmasi 1. Guru memberikan umpan balik dan penguatan terhadap hasil pembelajaran peserta didik
Kegiatan Penutup(10 menit) 1. Guru dan siswa menyimpulkan bersama-sama tentang materi yang telah dipelajari 2. Guru memberikan soal Posstest kepada siswa 3. Seluruh siswa melaksanakan Posttest 4. Guru memberikan apresiasi kepada seluruh siswa 5. Guru memberikan sedikit motivasi kepada siswa, kemudian diakhiri dengan salam H. Alat dan Sumber Belajar
:
1. Alat Pembelajaran
: Spidol dan white board
2. Sumber Belajar
: Buku Paket IPS untuk SD Kelas III, dan lembar kerja kelompok,
I. Penilaian
:
1. Penilaian proses : Pengamatan langsun, tanya jawab, dan kinerja siswa selama kegiatan pembelajaran (kerjasama kelompok) dan individu 2. Penilaian hasil
: lembar penilaian (tes tertulis)
3. Penilaian afektif
: lembar kerja siswa (IPS) Jakarta, 21 April 2015
Guru/Wali Kelas
Guru Penelitian
Eny Puspita Sari, S.Kom
Rifa’athul Afifah
Soal Kelompok Nama : Kelas : C
A
D
T
A
G
B
A
N
K
U
N
G
G
L
I
S
I
Y
T
J
J
A
K
A
R
T
A
N
U
O
B
K
I
T
A
K
T
N
R
L
D
J
H
T
L
A
A
Z
K
U
A
N
G
U
A
R
P
T
I
L
E
G
I
K
L
T
S
O
M
P
E
M
B
A
Y
A
R
A
N
Q
I
W
M
R
O
L
D
F
G
S
M
E
N
A
B
B
U
N
G
Jawablah pertanyaan dibawah ini dan temukan jawabannya di kotak kata! 1. Alat tukar dan pembayaran yang sah adalah... 2. Uang kertas dan uang logam adalah contoh dari uang... 3. Cek, giro, dan kartu kredit adalah contoh dari uang... 4. Anjungan Tunai Mandiri adalah singkatan dari... 5. Bangsa yang pertama kali membuat uang logam adalah... 6. Museum Bank Indonesia terletak di kota... 7. Tempat yang paling aman untuk menyimpan uang adalah... 8. Apabila kita mempunyai uang yang lebih sebaiknya... 9. Siti membayar kue yang telah dipesannya. Kalimat disamping adalah contoh uang sebagai alat... 10. Rani membeli buku tulis di koperasi sekolah. Kalimat disamping adalah contoh uang sebagai...
Lampiran 15
Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen No.
Nama
Pretest
Posttest
1.
A
64
96
2.
B
64
96
3.
C
52
88
4.
D
36
68
5.
E
56
76
6.
F
28
92
7.
G
72
72
8.
H
64
88
9.
I
72
92
10.
J
60
92
11.
K
48
96
12.
L
56
76
13.
M
48
68
14.
N
76
84
15.
O
60
92
16.
P
60
72
17.
Q
64
56
18.
R
44
92
19.
S
52
84
20.
T
56
80
21.
U
56
92
22.
V
56
96
23.
W
60
64
24.
X
56
64
25.
Y
56
84
26.
Z
48
84
27.
AA
56
80
28.
BB
60
84
29.
CC
56
84
30.
DD
54
80
Jumlah
1772
2472
Rata-rata
59,07
82,40
Lampiran 16 Hasil Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol No.
Nama
Pretest
Posttest
1.
A
52
80
2.
B
68
84
3.
C
80
88
4.
D
68
72
5.
E
60
84
6.
F
80
68
7.
G
60
68
8.
H
56
76
9.
I
60
76
10.
J
68
92
11.
K
68
68
12.
L
60
64
13.
M
56
60
14.
N
60
80
15.
O
44
76
16.
P
56
72
17.
Q
60
76
18.
R
64
64
19.
S
64
72
20.
T
52
80
21.
U
72
88
22.
V
44
76
23.
W
52
88
24.
X
76
68
25.
Y
72
72
26.
Z
44
72
27.
AA
56
76
28.
BB
80
72
29.
CC
84
68
30.
DD
56
68
Jumlah
1872
2248
Rata-rata
62,40
74,93
Lampiran 17
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Nilai Frequency Valid
Percent
28
1
3,3
36
1
3,3
44
1
3,3
48
3
10,0
52
2
6,7
54
1
3,3
56
9
30,0
60
5
16,7
64
4
13,3
72
2
6,7
76
1
3,3
30
100,0
Total
Lampiran 18
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Kelas Kontrol Nilai Frequency Valid
Percent
44
3
10,0
52
3
10,0
56
5
16,7
60
6
20,0
64
2
6,7
68
4
13,3
72
2
6,7
76
1
3,3
80
3
10,0
84
1
3,3
30
100,0
Total
Lampiran 19
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen
Nilai Frequency Valid
Percent
56
1
3,3
64
2
6,7
68
2
6,7
72
2
6,7
76
2
6,7
80
3
10,0
84
6
20,0
88
2
6,7
92
6
20,0
96
4
13,3
30
100,0
Total
Lampiran 20
Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Kelas Kontrol
Nilai Frequency Valid
Percent
60
1
3,3
64
2
6,7
68
6
20,0
72
6
20,0
76
6
20,0
80
3
10,0
84
2
6,7
88
3
10,0
92
1
3,3
30
100,0
Total
Lampiran 21 Mean, Median, Modus Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol a. Pretest Statistics Eksperimen N
Kontrol
Valid
30
30
Missing
31
31
Mean
59.07
62.40
Std. Error of Mean
1.444
1.999
Median
58.00
60.00
56
60
7.909
10.947
62.547
119.834
Range
32
40
Minimum
44
44
Maximum
76
84
1772
1872
Mode Std. Deviation Variance
Sum
b. Posttest Statistics Eksperimen
Kontrol
Valid
30
30
Missing
30
30
Mean
82,40
74,93
Std. Error of Mean
1,999
1,460
Median
84,00
74,00
N
a
68
a
Mode
84
Std. Deviation
10,947
7,995
Variance
119,834
63,926
Range
40
32
Minimum
56
60
Maximum
96
92
Sum
2472
2248
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Lampiran 22
Uji Normalitas Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol
a. Pretest Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
.151
30
.079
.961
30
.323
Kontrol
.153
30
.069
.956
30
.248
a. Lilliefors Significance Correction
b. Posttest Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
Kontrol
,147
30
,097
,956
30
,243
Eksperimen
,158
30
,054
,925
30
,037
a. Lilliefors Significance Correction
Lampiran 23
Uji Homogenitas Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol
a. Pretest Test of Homogeneity of Variances EksperimenKontrol Levene Statistic
df1
3.308
df2 1
Sig. 58
.074
ANOVA EksperimenKontrol Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
F
166.667
1
166.667
Within Groups
5289.067
58
91.191
Total
5455.733
59
1.828
Sig. .182
b. Posttest Test of Homogeneity of Variances EksperimenKontrol Levene Statistic
df1
2,994
df2 1
Sig. 58
,089
ANOVA EksperimenKontrol Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
836,267
1
836,267
Within Groups
5329,067
58
91,880
Total
6165,333
59
F 9,102
Sig. ,004
Lampiran 24
Uji Hipotesis Kelompok Ekperimen Dan Kelompok Kontrol a. Uji T Pretest Group Statistics Kelas EksperimenKontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1
30
59.07
7.909
1.444
2
30
62.40
10.947
1.999
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F
Sig.
t-test for Equality of Means
t
df
Std.
95% Confidence Interval of
Mean
Error
the Difference
Sig. (2-
Differe
Differen
tailed)
nce
ce
Lower
Upper
Eksper Equal imenK
variances
ontrol
assumed
3.308
.074 -1.352-
58
.182 -3.333-
2.466
-8.269-
1.602
-1.352-
52.791
.182 -3.333-
2.466
-8.279-
1.613
Equal variances not assumed
b. Uji T Posttest
Group Statistics Kelas EksperimenKontrol
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
1
30
82,40
10,947
1,999
2
30
74,93
7,995
1,460
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
F Eksperi
t
df
Std.
95% Confidence Interval
Error
of the Difference
Sig. (2-
Mean
Differe
tailed)
Difference
nce
Lower
Upper
Equal
menKon variances trol
Sig.
t-test for Equality of Means
2,994
,089
3,017
58
,004
7,467
2,475
2,513
12,421
,004
7,467
2,475
2,503
12,431
assumed Equal variances not assumed
53, 3,017
08 6
Lampiran 25
Foto-Foto Kegiatan Penelitian
Biodata Penulis
Rifa’athul Afifah. Lahir di desa Sidomulyo (Lampung Tengah), 21 April 1993. Merupakan anak bungsu dari 3 bersaudara. Terlahir dari keluarga sederhana pasangan suami-istri Drs. Masruri Affandi (Alm.) dan Ibu Christina Sulasmi, S.Pd. Kediaman penulis beralamatkan di Jl. KH. Wahid Hasyim No. 03 Dusun 01 RT 001/RW
002
Bangunrejo,
desa Kab.
Sidomulyo Lampung
Kec.
Tengah.
Kesukaan penulis adalah traveling, camping and everything what makes me happy. Penulis menempuh pendidikan di SDN 01 Sidomulyo, BangunrejoLampung Tengah (2000-2006), SMP Ma’arif 03 Sidomulyo, BangunrejoLampung Tengah (2006-2008), MA Ma’arif 04 Kalirejo, Lampung Tengah (20082011), dan melanjutkan S1 tahun 2011 pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul Skripsi penulis adalah “Pengaruh Metode Pembelajaran Word Square Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas III SD Dharma Karya UT Pondok Cabe TP.2014/2015”. Pesan : “Segala sesuatu itu berproses, dan selalu ada jalan untuk penyelesaianya. Sabar dan tawakal. Keep spirit!” Contact Person: 087809898677
[email protected]