KORELASI ANTARA POLA ASUH DAN PERHATIAN ORANGTUA DENGAN PRESTASI BELAJAR AQIDAH AKHLAK SISWA DI MI NURUL HUDA MURYOLOBO NALUMSARI JEPARA TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Fakultas Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam
Disusun Oleh:
ZULIYANTI NIM. 131310001227
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ (UNISNU) FAKULTAS TARBIYYAH DAN ILMU KEGURUAN JEPARA 2015
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Lamp. : 4 bandel Hal
: Naskah Skripsi A.n. Sdri. Zuliyanti Assalamu’alaikum Wr. Wb Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, bersama ini kami kirim naskah skripsi Saudari: Nama
: Zuliyanti
Nomor Induk : 131310001227 Judul
: Korelasi Antara Pola Asuh dan Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015
Dengan ini kami mohon kiranya naskah skripsi saudari tersebut dapat segera di munaqasyahkan. Demikian harap menjadikan maklum. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Jepara, 10 Mei 2015 Pembimbing
H. Mufid, M.Ag
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Saya menyatakan bahwa apa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Jepara, 10 Mei 2015 Saya yang menyatakan,
Zuliyanti NIM. 131310001227
iv
ABSTRAK Zuliyanti, 2015. Korelasi Antara Pola Asuh dan Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa Di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNISNU Jepara, Pembimbing: H. Mufid, M.Ag. Kata Kunci: Pola Asuh, Perhatian Orangtua, Prestasi Belajar Kehadiran orangtua sangatlah berharga bagi perkembangan kepribadian dan motivasi seorang anak. Namun yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana para orangtua menerapkan pola asuh untuk dapat mengembangkan dan memotivasi anak-anaknya terutama pada saat mereka sedang belajar. Pola asuh orangtua tidak hanya menimbulkan hubungan yang kuat di dalam keluarga tetapi juga sikap dan perilaku anak tersebut. Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: 1) Bagaimana pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara? 2) Bagaimana perhatian orangtua pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara? 3) Bagaimana prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara? Dan (4) Bagaimana korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara? Permasalahan tersebut dibahas melalui penelitian lapangan dengan pendekatan kuantitatif dimana data penelitian yang didapatkan berupa angkaangka dan analisis menggunakan statistik. Dikarenakan dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas dan satu variabel terikat maka teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis data statistik korelasi ganda. Kajian ini menunjukkan bahwa: 1) Pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk dalam kategori baik karena memiliki nilai rata-rata sebesar 43.77 yang masuk dalam kelas interval (42 – 43) yang berkategori baik. 2) Perhatian orangtua pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk dalam kategori baik karena memiliki nilai rata-rata sebesar 36.65 yang masuk dalam kelas interval (36 – 37) yang berkategori baik. 3) Prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk dalam kategori cukup karena memiliki nilai rata-rata sebasar 73.71 yang masuk ke dalam kelas interval (72 – 73) yang berkategori cukup. Dan (4) Korelasi yang diberikan oleh pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara adalah sebesar 0.430 dan nilai tersebut lebih besar dari besaran nilai Rtabel product moment dengan nilai N = 31 menurut taraf signifikansi 5% (0.355).
v
PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN 1. Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan transliterasinya dengan huruf latin. Huruf Arab أ ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ھـ ء ي
Nama alif ba ta sa jim ha kha dal zal ra za sin syin sad dad ta za 'ain gain fa qaf kaf lam mim nun wau ha hamzah ya
Huruf Latin Dilambangkan b t Ṡ j h kh d ż r z s sy Ṣ Ḍ Ṭ Ẓ ' g fa q k l m n w h " y
vi
Keterangan tidak dilambangkan be te es (dg. titik di atas) je ha (dg.titik di bawah) ka dan ha de zet (dg. titik di atas) er zet es es dan ye es (dg. titik di bawah) de (dg. titik di bawah) te (dg. titik di bawah) zet (dg. titik di bawah) koma terbalik di atas ga ef ki ka el em en we ha apostrof ye
2. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, terdiri dari vokal tunggal satu monoftong dan vokal rangkap atau diftong: a. Vokal tunggal Tanda
Keterangan
َ◌ ِ◌ ُ◌
Huruf Latin
Contoh
Fathah pendek
a
أَ َﻛ َل
Kasrah pendek
i
إِ ِﺑ ٌل
Zummah pendek
u
أ ُ ُﺣ ٌد
b. Vokal rangkap Vokal rangkap bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harokat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu : Tanda
Nama
ي
َ◌
و
َ◌
Huruf Latin
Contoh
Fathah dan ya
ai
َﻛ ْﯾ ٌد
Fathah dan wawu
au
ﻣ ُْو ٌز
3. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Tanda ي
Nama
َ أ
ي
ِ◌
و
ُ◌
Huruf Latin
Contoh
Fathah dan alif atau ya
â
َﻛَﺎن
Kasrah dan ya
î
َْﺑﻧِﻲ
Zammah wau
û
ﻛ ُْوﻧ ُْوا
vii
PERSEMBAHAN
Dengan rasa penuh kasih sayang, serta cinta kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT Yang Maha Kuasa akan segala-galanya, dan atas segala nikmat dan rezeki yang telah diberikan kepada kami Ayah dan ibuku tersayang Suamiku tersayang “Kakanda NOR ROHMAT” Anakku yang sangat ku sayangi “NANDA IRSYAD MAULANA” NDANDUT. Om wandi dan tante Sulis serta adik Akhmad Mahrus Abiyyu Syafiq “ BIYYU”. Adikku Akhmad Hasan dan Masruhan. Saudara-saudaraku serta orang-orang yang selalu membantuku. Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan yang selalu aku sayangi. Dosen-dosen, guru-guru dan dosen pembimbingku yang terhormat, kuucapkan beribu-ribu terima kasih, karena engkaulah sumber inspirasiku, engkau sebagai kiblat pendidikan anak bangsa.
Almamaterku tercinta Kampus UNISNU.
Semoga pengorbanannya diberkati dan diridlai Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
viii
MOTTO
ﺼﺮَاﻧِِﻪ أَو ﳝَُ ﱢﺠﺴَﺎﻧِِﻪ ﻣﺎَ ِﻣ ْﻦ َﻣﻮﻟُﻮٍد إِﻻﱠ ﻳُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄَْﺮِة ﻓَﺄَﺑَﻮاَﻩُ ﻳـُ َﻬ ﱢﻮدَاﻧِِﻪ أَو ﻳـُﻨَ ﱢ ()رواﻩ ﻣﺴﻠﻢ
“Tiada seorang anakpun yang lahir kecuali ia dilahirkan dalam keadaan fitrah (berakidah yang benar), maka kedua orang tua nyalah yang menjadikan anak itu beragama Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Muslim).1
1
85.
Abu Husain, Shahih Muslim, Juz. II, (Beirut Libanon: Dar al-Kutb al-Ilmiah, tt.), hlm.
ix
KATA PENGANTAR Bismillaahirrahmaanirrahimm Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya
serta orang-orang mukmin yang senantiasa
mengikutinya. Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan kepada: 1. Prof. Dr. H. Muhtarom, H.M, selaku Rektor UNISNU Jepara. 2. Drs. H. Akhirin Ali, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UNISNU Jepara. 3. H. Mufid, M.Ag, selaku dosen pembimbing selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 4. Para Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan yang telah membekali penulis dengan berbagai pengetahuan dan ilmu, sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 5. Segenap civitas akademik MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara yang telah membantu dalam mendapatkan data penelitian yang dibutuhkan. 6. Segenap staf perpustakaan UNISNU Jepara yang telah memberikan ijin dan layanan perpustakaan. 7. Segenap rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan bantuan dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya. 8. Ayah dan Ibu tercinta, atas do'a dan restunya.
x
Atas segala bantuan yang telah beliau-beliau berikan, penulis ucapkan terimakasih dan semoga amal baik mereka semoga di balas yang setimpal oleh Allah SWT. Amin Jazakumullah Akhsanal Jaza' Jepara, 10 Mei 2015 Penulis,
Zuliyanti NIM. 131310001227
xi
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING ...............................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................
iv
ABSTRAKSI.....................................................................................................
v
PEDOMAN TRANSLITER ............................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... viii HALAMAN MOTTO ......................................................................................
ix
KATA PENGANTAR .....................................................................................
x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv BAB I
: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah.............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ..................................................................
7
D. Perumusan Masalah ...................................................................
9
E. Manfaat Penelitian .....................................................................
9
F. Sistematika Penulisan Skripsi .................................................... 10 BAB II : LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Pola Asuh Orangtua ................................................................... 13 1. Pengertian Pola Asuh Orangtua ........................................... 13 2. Macam-macam Pola Asuh Orangtua ................................... 15 B. Perhatian Orangtua..................................................................... 24 1.
Pengertian Perhatian Orangtua ............................................ 24
2.
Macam-macam Perhatian .................................................... 25
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perhatian...................... 27
C. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ................................................. 29 1.
Pengertian Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ........................ 29
xii
2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak ................................................................................. 31
3.
Alat untuk Mengukur Prestasi Belajar Aqidah Akhlak....... 36
D. Penelitian Yang Relevan ............................................................ 39 E. Hipotesis..................................................................................... 41 BAB III : METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian ....................................................................... 43 B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 43 C. Variabel Penelitian ..................................................................... 44 D. Metode Penelitian....................................................................... 45 E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................. 46 F. Teknik Pengumpulan Data......................................................... 49 G. Teknik Analisis Data.................................................................. 50 BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian ........................................................ 54 1.
Gambaran Umum MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara................................................................................... 54
2.
Data Hasil Angket Penelitian .............................................. 57 a.
Data Hasil Angket tentang Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara ............. 57
b.
Data Hasil Angket tentang Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara ............. 59
c.
Data Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara ............................. 60
B. Pengujian Hipotesis.................................................................... 61 1.
Pengujian Pendahuluan .................................................... 61
2.
Pengujian Hipotesis........................................................... 73
3.
Analisis Lanjut................................................................... 74
C. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 76 D. Keterbatasan Penelitian.............................................................. 78 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ............................................................................... 80
xiii
B. Saran........................................................................................... 81 C. Penutup....................................................................................... 82 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL Tabel 1
: Data Guru dan Karyawan MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara ............................................................................................ 57
Tabel 2
: Data Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........... 57
Tabel 3
: Hasil Angket Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 58
Tabel 4
: Hasil Angket Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara ....................................................... 59
Tabel 5
: Nilai Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 60
Tabel 6
: Hasil Angket Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 62
Tabel 7
: Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 63
Tabel 8
: Nilai Interval Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 65
Tabel 9
: Hasil Angket Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 66
Tabel 10 : Distribusi Frekuensi Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 67 Tabel 11 : Nilai Interval Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 69 Tabel 12 : Nilai Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 69 Tabel 13 : Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara........................................................ 71 Tabel 14 : Nilai Interval Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara .............................................. 72 Tabel 15 : Uji Regresi antara Variabel X1, X2 dan Y .................................... 73 Tabel 16 : Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi ......................................... 75
xv
PERSEMBAHAN
Dengan rasa penuh kasih sayang, serta cinta kupersembahkan karya ini untuk : Allah SWT Yang Maha Kuasa akan segala-galanya, dan atas segala nikmat dan rezeki yang telah diberikan kepada kami Ayah dan ibuku tersayang Suamiku tersayang “Kakanda NOR ROHMAT” Anakku yang sangat ku sayangi “NANDA IRSYAD MAULANA” NDANDUT Om wandi dan tante Sulis serta adik Akhmad Mahrus Abiyyu Syafiq “ BIYYU” Adikku Akhmad Hasan dan Masruhan Saudara-saudaraku serta orang-orang yang selalu membantuku Sahabat-sahabat senasib dan seperjuangan yang selalu aku sayangi Dosen-dosen, guru-guru dan dosen pembimbingku yang terhormat, kuucakan beribu-ribu terima kasih, karena engkaulah sumber inspirasiku, engkau sebagai kiblat pendidikan anak bangsa Almamaterku tercinta Kampus UNISNU Semoga pengorbanannya diberkati dan diridlai Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kelompok sosial pertama di mana individu berada dan akan mempelajari banyak hal penting dan mendasar melalui pola asuh dan binaan orangtua atau anggota keluarga lainnya. Keluarga mempunyai peran penting bagi pertumbuhan jiwa anak agar seorang anak tersebut dapat sukses di dunia dan di akhirat. Namun disisi lain, keluarga juga bisa menjadi killing field (ladang pembunuh) bagi perkembangan jiwa anak jika orangtua salah mengasuhnya. Kenyataan ini menunjukkan bahwa keluarga memegang tanggungjawab dan peran penting dalam perjalanan hidup seseorang di masa yang akan datang. Keluarga juga menjadi pusat pendidikan pertama dan utama yang mempunyai tugas fundamental dalam mempersiapkan anak bagi kehidupannya di masa depan. Hal itu dikarenakan dasar-dasar perilaku, sikap hidup, dan berbagai kebiasaan ditanamkan kepada anak dimulai sejak lingkungan keluarga.1 Di sinilah terletak suatu tanggung jawab moril yang berat tapi mulia bagi orangtua dan lingkungan keluarga sebagai pendidik yang pertama dan utama. Hal itu juga dikarenakan anak merupakan anugerah yang sangat besar yang diberikan Allah SWT kepada orang tua. Oleh karena itu, orangtua harus memelihara anak dengan baik. Seperti diibaratkan tumbuhan, apabila diberi 1
Mahfud Junaedi, Kyai Bisri Mustofa (Pendidikan Keluarga Berbasis Pesantren), (Semarang: Walisongo Pres, 2009), cet.1, hlm. 8
1
2
perawatan dengan baik dengan cara rajin memupuknya, menyirami dan memelihara dengan sebaik-baiknya maka tumbuhan itu akan menjadi tumbuhan yang bagus, tetapi apabila tumbuhan itu dibiarkan saja dan tidak dipelihara dengan baik maka tumbuhan tersebut tidak akan tumbuh menjadi tumbuhan yang baik bahkan tumbuhan itu akan layu dan mati. Fenomena saat ini banyak orangtua yang kurang bisa menerapkan pola asuh mereka yang sesuai dengan kondisi anak. Saat anak mulai tumbuh dan makin dewasa, maka kemampuan, kepedulian dan kebutuhannya berubah, sehingga pola asuh orangtua pun juga perlu berubah sejalan dengan waktu. Meskipun orangtua mempunyai prinsip dasar dalam memberikan pola asuh yang baik tetap sama selama masa kanak-kanak hingga remaja, maka cara orangtua dalam menerapkan prinsip pola asuh harus disesuaikan agar cocok dengan tahap perkembangan anak. Yang berhasil dengan baik saat anak masih berusia pra sekolah tidak selalu berhasil saat anak berusia sekolah dasar dan belum tentu berhasil diterapkan saat anak memasuki usia remaja. Tugas orangtua adalah memberikan pendidikan kepada anak-anaknya melalui keteladanan dan kebiasaan hidup sehari-hari. Baik dan tidaknya keteladanan yang diberikan dan bagaimana kebiasaan hidup sehari-hari di dalam keluarga akan mempengaruhi perilaku anak. Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki, jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan. Jika
3
anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.2 Syarat utama dalam pendidikan keluarga adalah kondisi keluarga harus suci dan terlepas dari keburukan, kejahatan, khianat, kesalahan, bahkan disyaratkan pula kedua orang tua harus memiliki sifat-sifat keutamaan dan akhlak mulia.3 Kehidupan yang terus berubah dari zaman ke zaman tentunya berpengaruh terhadap pilihan model pendidikan yang akan kita terapkan kepada anak-anak. Tentu saja model pendidikan zaman dahulu tidak cocok diterapkan di zaman sekarang dengan beberapa alasan yang masuk akal. Namun sayang, keharusan tarjadinya perubahan model tersebut menyertakan pula perubahan tujuan pendidikan. Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, disebutkan sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.4 Diantara upaya untuk merealisasikan fungsi pendidikan nasional tersebut di atas, peserta didik harus dididik secara serius, penuh dedikasi dan selalu mengikuti rambu-rambu yang berlaku. Apabila pendidikan sudah dikelola dengan maksimal mungkin, maka prestasi belajar akan meningkat.
2
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2004), hlm. 25 3 Muhammad Taqi Falsafi, Anak Antara Kekuatan Gen dan Pendidikan, (Bogor: Cahaya, 2002), hlm. 257 4 Abdurrochman, et.al., Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: BP.Cipta Jaya, 2003), hlm. 7.
4
Ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan prestasi belajar pada anak, di antaranya adalah kecerdasan, minat belajar, cara belajar dan lingkungan sosial. Selain faktor-faktor di atas, ada satu hal yang tidak kalah penting dalam meningkatkan prestasi belajar, yaitu adanya perhatian dan pola asuh orangtua terhadap anaknya. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya peranan orangtua dalam mengasuh anak sangat menentukan hari depan dan kehidupan anak di masa mendatang, yang pada gilirannya menentukan kualitas manusia Indonesia. Dimana peranan orangtua dalam menentukan masa depan anak sangat dominan. Karena itu keluarga merupakan sarana pendidikan informal anak untuk menggapai cita-cita menjadi anak yang berprestasi dan bermanfaat bagi diri, keluarga, dan masyarakat lingkungannya. Kehadiran
orangtua
sangatlah
berharga
bagi
perkembangan
kepribadian dan motivasi seorang anak. Namun yang terpenting dalam hal ini adalah bagaimana para orangtua menerapkan pola asuh untuk dapat mengembangkan dan memotivasi anak-anaknya terutama pada saat mereka sedang belajar. Pola asuh orangtua tidak hanya menimbulkan hubungan yang kuat di dalam keluarga tetapi juga sikap dan perilaku anak tersebut. Menjadi orangtua di zaman sekarang menghadirkan tantangan yang semakin
berat.
Perkembangan
anak
sekarang
tidak
sama
dengan
perkembangan anak di masa silam. Selain lingkungan keluarga dan lingkungan sekitar yang berubah, ada berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan anak, yang pada akhirnya akan mempengaruhi gaya, perilaku,
5
dan sikap si anak. Orangtua yang efektif dalam mendidik anak memang harus ekstra hati-hati. Kesalahan dalam mendidik anak, nantinya akan dapat mempengaruhi proses perkembangan dan pertumbuhannya di masa mendatang. Menganggap anak sebagai gumpalan tanah yang tidak memiliki hati dan roh, hanya akan menjadikan anak sebagai boneka ciptaan orangtua. Memasuki abad 21, akibat globalisasi dan teknologi informasi, kehidupan masyarakat semakin terbuka sehingga sangat kompetitif dan kompleks. Kesulitan ekonomi akibat krisis keuangan yang melanda beberapa negara Asia termasuk Indonesia dewasa ini. Keadaan tersebut menuntut pada setiap orang, baik secara individu, pemimpin, maupun anggota masyarakat untuk memiliki motivasi yang tinggi agar dapat beradaptasi dengan perkembangan zaman tersebut. Disamping itu, para pemerhati pendidikan terutama dalam bidang pendidikan berupaya untuk menjadikan anak sebagai individu yang tahu akan potensi dan proporsinya. Dalam rangka membantu bagaimana dapat mempromosikan anak sebagaimana mestinya terutama untuk mengetahui serta memahami anak, dalam hal ini anak memulai pendidikannya secara formal ketika berada di sekolah. Kewajiban orangtua terhadap anaknya adalah mengasuh, memelihara dan mendidik anak-anaknya baik mengenai jasmani maupun rohaninya, serta baik-buruknya anak adalah menjadi tanggung jawab kedua orangtuanya.5 Sebagaimana eksperimen yang telah dilakukan oleh Lewin, Lipit dan White, dimana mereka berpendapat bahwa keluarga adalah sama halnya dengan 5
hlm. 18
Masdar Helmy, Islam dan Keluarga Berencana, (Semarang: Toha Putra, 1969),
6
kelompok sosial yang mempunyai tujuan, struktur, norma, dan cara-cara kepemimpinan yang sangat mempengaruhi kehidupan individu yang menjadi anggota kelompok tersebut. Cara-cara tersebut adalah otoriter, demokratis dan bebas. Mula-mula, cara-cara ini dieksperimenkan kepada kelompok yang masing-masing
mempunyai
pengaruh
besar
terhadap
suasana
kerja
kelompoknya dan tingkah laku anggotanya. Cara perlakuan orangtua, dalam hal ini menjadi pemimpin keluarga terhadap anak-anaknya sangat mempengaruhi suasana keluarga dan dapat merangsang perkembangan ciriciri tertentu pada pribadi anak tersebut. Menurut uraian di atas, dapat berarti bahwa terdapat adanya korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka penulis sangat tertarik untuk meneliti lebih jauh tentang “Korelasi Antara Pola Asuh dan Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.” B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan alasan pemilihan judul di atas maka permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam skripsi ini sebagai berikut: 1.
Pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
2.
Perhatian orangtua pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
7
3.
Prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
4.
Korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
C. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kesalahan dalam menafsiri makna judul, maka perlu kiranya dijelaskan beberapa kata inti yang ada dalam judul, diantaranya: 1.
Korelasi Korelasi adalah suatu hubungan timbal balik antara dua gejala kejiwaan dengan suatu gejala fisik.6
2.
Pola asuh Kata pola berarti gambaran yang dipakai. Gambaran disini menyangkut model, cara atau bentuk yang digunakan atau diterapkan untuk individu. Sedangkan kata asuh berarti menjaga, merawat, dan mendidik anak kecil. Pola asuh juga dapat diartikan sebagai perlakuan orangtuadalam rangka memenuhi kebutuhan, memberi perlindungan, dan mendidik anak dalam kehidupan sehari-hari.7 Dari kedua kata tersebut, dapat diketahui bahwa pengertian pola asuh adalah cara atau model seseorang dalam membimbing dan mendidik oranglain yang berbeda dalam lingkungan asuhannya. Dalam bahasan ini seseorang diartikan sebagai orang tua, sedangkan orang lain diartikan sebagai anak. 6
hlm. 186.
7
Soegarda Poerbakawatja, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta: Gunung Agung, 1982), Sarlito Wirawan, Pola Asuh, (www.sarlito.net.ms// diakses 10 Desember 2014)
8
3.
Perhatian orangtua Perhatian adalah hal memperhatikan; apa yang diperhatikan; minat.8 Sedangkan orangtua adalah orang yang usianya lebih tua dan mampu memberikan perlindungan serta bimbingan.9 Jadi, yang dimaksud perhatian orangtua dalam skripsi ini adalah tindakan orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara dalam hal memperhatikan belajar anaknya.
4.
Prestasi belajar Aqidah Akhlak Prestasi belajar, adalah hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbul, angka, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu.10 Sedangkan Aqidah Akhlak adalah salah satu mata pelajaran yang diberikan di Madrasah Ibtida’iyah.
5.
Siswa Siswa adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur, jenjang dan jenis pendidikan tertentu.11 Dan yang dimaksud siswa dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
8
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2 hlm. 857. 9 Arifin, Hubungan Timbal Balik Hubungan Agama Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1978), hlm 79 10 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bina Aksara, 1984), hlm. 43. 11 Abdurrochman, Op. Cit, hlm.5
9
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa maksud judul skripsi ini adalah suatu penyelidikan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak pada siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan menjadi beberapa pokok permasalahan yang akan dikemukakan, 1.
Bagaimana pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara?
2.
Bagaimana perhatian orangtua pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara?
3.
Bagaimana prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara?
4.
Bagaimana korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara?
E. Manfaat Penelitian Melalui penelitian ini, peneliti bermaksud untuk memberikan manfaat baik secara praktis maupun teoritis, adapun manfaat yang diperoleh adalah: 1.
Secara Praktis Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah baik secara langsung maupun tidak langsung sebagai salah satu sumber referensi
10
pada mahasiswa Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara terkhusus fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. 2.
Secara Teoritis a.
Bagi peneliti merupakan pengalaman yang dapat digunakan untuk bekal meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sesuai dengan disipin ilmu yang telah ditekuni.
b.
Bagi guru, sebagai bahan acuan atau masukan untuk rencana belajar mengajar serta dalam memberikan bimbingan kepada siswa untuk dapat meningkatkan motivasi belajar.
c.
Bagi siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara, untuk memperoleh gambaran mengenai korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan motivasi belajar siswa.
d.
Bagi orangtua, karena orangtua memegang peranan penting terhadap keberhasilan anak didik dalam belajar, maka diharapkan penelitian ini memberikan gambaran bagaimana pola asuh dan perhatian yang sebaiknya diterapkan dan cara memotivasi anak dalam belajar sehingga prestasi belajar anak akan menjadi baik.
F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan karya ilmiah bersifat sistematis, maka dalam penulisan skripsi ini disusun secara runtut pula. Skripsi ini terdiri atas lima bab yang isinya adalah sebagai berikut:
11
Bab I Pendahuluan. Bab ini berisi latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian terdahulu dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan Teori. Bab dua ini adalah landasan teoritik. Dalam bab dua ini dibagi menjadi empat sub. Sub bab pertama menjelaskan tentang pola asuh orangtua yang meliputi: pengertian pola asuh dan macam-macam pola asuh. Sub bab kedua akan menjelaskan tentang perhatian orangtua yang meliputi pengertian perhatian, macam-macam perhatian, faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian dan pendidikan dengan perhatian. Sub bab ketiga akan menjelaskan tentang Prestasi belajar Aqidah Akhlak yang meliputi pengertian prestasi belajar Aqidah Akhlak, Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Aqidah Akhlak dan alat untuk mengukur prestasi belajar Aqidah Akhlak. Dan sub bab keempat akan berisi hipotesis penelitian. Bab III Metode Penelitian. Dalam bab ini akan dijelaskan tentang jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, populasi dan sampel, variabel dan indikator, teknik pengumpulan data, uji instrumen penelitian dan teknik analisis data. Bab IV Data Penelitian dan Pembahasan. Dalam bab ini akan dijelaskan paparan hasil penelitian dilapangan yang meliputi deskripsi data penelitian, pengujian hipotesis, pembahasan hasil penelitian dan keterbatasan penelitian. Bab V Penutup. Bab lima merupakan rangkaian terakhir dari penulisan skripsi yang memuat kesimpulan, saran-saran dan penutup.
12
Setelah penulisan skripsi ini, dilampirkan pula daftar pustaka, lampiran-lampiran dan biodata penulis.
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Pola Asuh Orangtua 1.
Pengertian Pola Asuh Orangtua Orangtua merupakan model figur utama bagi anak, sebab orangtua memiliki peluang yang cukup banyak untuk mensosialisasikan aturan, nilai, dan kebiasaan serta sikap hidup. Disamping itu, orangtua dalam keluarga juga merupakan sosok yang menjadi panutan dan perlakuan yang akan diterapkannya kepada anak-anaknya, serta mempunyai hak untuk mengasuh dan membesarkan anak-anaknya, karena orangtua berperan sebagai guru, penuntun, dan pengajar. Bagi orangtua, anak adalah dambaan, buah hati, pelipur lara, amanah sekaligus cobaan yang diberikan oleh Allah SWT. Oleh karena itu, sudah seharusnya jika mereka mengetahui dan memahami dengan benar apakah fungsi daripada anak dalam sebuah keluarga dan bagaimana metode pendidikan yang seharusnya mereka terapkan dalam rangka membentuk pribadi anak yang berakhlak, berkualitas dan kompeten. Sehingga dari pendidikan keluarga tersebut diharapkan akan tercetak generasi-generasi umat yang tangguh di dalam maupun di luar. Mengasuh anak merupakan proses yang sangat kompleks, sebab banyak hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengasuh anak. Dalam mengasuh dan mendidik anak membutuhkan beberapa kemampuan yang
13
14
perlu diperhatikan, seperti memberikan kasih sayang, penanaman rasa disiplin, pemberian hukuman dan hadiah, pemberian teladan, penanaman sikap dan moral, serta kecakapan dalam mengatur anak. Hal tersebut merupakan rangkaian suatu pola yaitu pola asuh orangtua. Menurut Wahyuni, bahwa dalam mengasuh dan mendidik anak, sikap orangtua ini dipengaruhi oleh adanya beberapafaktor diantaranya pengalaman masa lalu yang berhubungan erat dengan pola asuh ataupun sikap orangtua mereka, nilai-nilai yang dianut oleh orangtua, tipe kepribadian dari orangtua, kehidupan
perkawinan
orangtua
dan alasan
orangtua
mempunyai anak.1 Sehingga Wahyuni dalam penelitiannya menjelaskan pola asuh adalah model dan cara pemberian perlakuan seseorangkepada orang lain dalam suatu lingkungan sosial, atau dengan kata lain pola asuh adalah model dan cara dari orangtua memperlakukan anak dalam suatu lingkungan keluarganya sehari-hari, baik perlakuan yang berupa fisik maupun psikis.2 Menurut pendapat Mussen, mendefinisikan pola asuh orangtua adalah suatu cara yang digunakan oleh orangtua dalam mencoba berbagai strategi untuk mendorong anak-anaknya mencapai tujuan yang diinginkan. Dimana tujuan tersebut antara lain pengetahuan, nilai moral, dan standar perilaku yang harus dimiliki anak bila dewasa nanti.3 Pandangan Meichati yang mengutarakan bahwa pola asuh orangtua 1
Singgih D. Gunarsa, Psikologi Untuk Keluarga, (Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1976), hlm.144 2 Ibid. 3 Mussen, Perkembangan dan Kepribadian Anak, (Jakarta: Arcan, 1994), hlm. 395
15
adalah perlakuan orangtua dalam memenuhi kebutuhan dan memberikan perlindungan, serta mendidik anak-anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga setiap orangtua dapat menerapkan cara pengasuhan yang berbeda dalam sebuah keluarga.4 Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian pola asuh orangtua adalah pola interaksi antara orangtua dan anak selama masa pengasuhan dan perawatan, dengan tujuan untuk membimbing dan mendidik anak-anaknya pada kehidupanyang lebih baik dalam suatu lingkungan keluarga. 2.
Macam-macam Pola Asuh Orangtua Dalam menentukan aturan yang berlaku dalam sebuah keluarga, harus dipertimbangkan dengan berbagai macam aspek yang dapat menjamin adanya kerukunan dan kedamaian dalam berkeluarga. Ketentuan-ketentuan tersebut harus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga yang bersangkutan. Orangtua memang perlu memperhatikan keadaan anak-anaknya. Dalam mengajarkan norma dibutuhkan ketrampilan berkomunikasi yang baik terhadap anak, karena dengan komunikasi yang baik dan terarah diharapkan apa yang diajarkan orangtua pada anak mudah diterima oleh anak. Semua perbuatan dan tingkah laku dari orangtua merupakan contoh yang baik untuk diterapkan pada diri anak dalam kehidupan sehariharinya. 4
Habshah Ismail, Studi Korelasi Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua dengan Agresivitas Remaja, Skripsi Fakultas Psikologi UNAIR, Surabaya 2000 (tidak diterbitkan), hlm. 15
16
Orangtua dengan segala sikap, tindakan dan kebiasaannya seharihari adalah teladan bagi anak-anaknya. Tidak heran bila mereka juga berperilaku seperti orangtuanya. Terlebih pada masakanak-kanak sampai masa remaja karena mereka mulai berpikir kritis. Sebagian besar waktu anak didapat di lingkungan keluarga. Dasar kelakuan, sikap hidup serta kebiasaannya dibangun dari lingkungan keluarga. Pengaruh lingkungan luar akan kalah pengaruhnya. Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dewantara mengatakan bahwa setiap pemimpin (dalam hal ini yaitu orangtua sebagai pemimpin keluarga) sebaiknya menganut tiga aspek diantaranya: a.
Ing ngarso sung tulodo Orangtua harus dapat menjadikan dirinya pola anutan melalui tingkah laku kepada anak-anak dalam keluarga. Sebab jika orangtua hanya
memerintah
tanpa
memberikan
contoh,
maka
akan
menimbulkan konflik bagi anak-anak karena anak merasa dituntut sementara orangtua tidak melaksanakannya. Akibatnya anak tidak mau menuruti perintah orangtua. b.
Ing madyo mangun karso Orangtua harus mampu memberikan semangat kepada anakanaknya untuk mampu berkreasi dalam kehidupannya. Dengan kata lain orangtua harus mampu menghidupkan jiwa dan semangat yang positif kepada anak-anak, sehingga anak mampu untuk berkreativitas sesuai dengan potensi dirinya.
17
Tut wuri handayani
c.
Orangtua
harus
memiliki
kemampuan
untuk
dapat
memberikan dorongan kepada anak-anaknya agar berani melangkah ke depan menatap dunia yang kian maju dan berani bertanggung jawab atas semua yang diperbuatnya. Menurut Baumrind, terdapat empat macam pola asuh orangtua, diantaranya:5 a.
Pola asuh demokratis Yaitu pola asuh yang memprioritaskan kepentingan anak, akan tetapi tidak ragu-ragu dalam mengendalikan mereka. Orangtua dengan pola asuh ini bersikap rasional, selalu mendasari tindakannya pada rasio atau pemikiran-pemikiran. serta bersikap realistis terhadap kemampuan anak, tidak berharap yang berlebihan yangmelampaui batas kemampuan anak. Disamping itu, orangtua juga memberikan kebebasan kepada anak untuk memilih dan melakukan suatu tindakan serta pendekatannya kepada anak bersifat hangat.
b.
Pola asuh otoriter Pola asuh ini sebaliknya cenderung menetapkan standar yang mutlak harus dituruti, biasanya dibarengi dengan ancaman-ancaman. Orangtua tipe ini cenderung untuk memaksa, memerintah, dan menghukum. Apabila anak tidak mau melakukan apa yang dikatakan 5
Ira Petranto, Rasa Percaya Diri Anak adalah Pantulan Pola Asuh Orangtuanya, Bulletin DWP PTRI Jenewa, on-line: http://www.binarymoon.co.uk. Jakarta: Kawan Pustaka. Akses: 5 Maret 2015
18
oleh orangtua, maka orangtua tidak segan-segan untuk menghukum anaknya. Orangtua juga tidak mengenal kompromi, dandalam komunikasi biasanya bersifat satu arah. Disamping itu, orangtua tidak memerlukan umpan balik dari anaknya untuk mengerti mengenai keinginan anaknya. c.
Pola asuh permisif Pola asuh permisif atau pemanja biasanya memberikan pengawasan yang sangat longgar. Memberikan kesempatan pada anaknya untuk melakukan sesuatu tanpa pengawasan yang cukup darinya. Mereka cenderung tidak menegur atau memperingatkan anak apabila anak sedang dalam bahaya, dan sangat sedikit bimbingan yang diberikan oleh mereka. Namun orangtua tipe ini biasanya bersifat hangat, sehingga seringkali disukai oleh anak.
d.
Pola asuh penelantar Pola asuh tipe yang terakhir adalah tipe penelantar. Orangtua tipe ini umumnya memberikan waktu dan biaya yang sangat minim pada anak-anaknya. Waktu mereka banyak digunakan untuk keperluan pribadi mereka, seperti bekerja, dan kadangkala biayapun dihemat-hemat untuk anak mereka. Termasuk dalam tipe ini adalah perilaku penelantar secara fisik dan psikis pada ibu yang depresi. Ibu yang depresi pada umumnya tidak mampu memberikan perhatian fisik meupun psikis pada anak-anaknya.
19
Sehingga dari macam-macam pola asuh yang diterapkan oleh orangtua, masing-masing terdapat dampak yang terjadi pada anak. Karakteristik-karakteristik anak dalam kaitannya dengan pola asuh orangtua, diantaranya: a.
Pola asuh demokratis akan menghasilkan karakteristik anak yang mandiri, dapat mengontrol diri, mempunyai hubungan baik dengan teman, mampu menghadapi stres, mempunyai minat terhadap hal-hal baru, dan kooperatif terhadap orang-orang lain.
b.
Pola asuh otoriter akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, pendiam, tertutup, tidak berinisiatif, gemar menentang, suka melanggar norma, berkepribadian lemah, cemas dan menarik diri.
c.
Pola asuh permisif akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang impulsif, agresif, tidak patuh, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri, dan kurang matang secara sosial.
d.
Pola asuh penelantar akan menghasilkan karakteristik anak-anak yang moody, impulsive, agresif, kurang bertanggung jawab, tidak mau mengalah, self esteem yang rendah, sering bolos, dan bermasalah dengan teman. Dari karakteristik-karakteristik tersebut, sebagai orangtua dapat
lebih mawas diri, karena apabila orangtua memahami pola asuh mana yang cenderung baik diterapkan, maka orangtua dapat segera merubahnya. Orangtua dapat melihat, bahwa harga diri anak yang rendah
20
terutama disebabkan karena pola asuh orangtua yang penelantar. Dalam diri anak juga perlu ditanamkan karakter-karakter positif yang akan mendorong anak untuk melakukan hal-hal yang terbaik dalam setiap urusannya di dunia ataupun akhirat, seperti sifat kejujuran, optimisme, keuletan, kemandirian, keberanian, kelembutan, kasih sayang dan sebagainya. Karakter-karakter yang demikian sangat
diperlukan bagi
setiap individu terlebih lagi dalam menghadapi zaman serba kompleks ini. Seperti dalam syair di bawah ini, yang dapat dipahami oleh para orangtua dalam mendidik anak, diantaranya: Bila anak sering dikritik, ia belajar mengumpat. Bila anak sering dikasari, ia belajar berkelahi. Bila anak sering diejek, ia belajar menjadi pemalu. Bila anak sering dipermalukan, ia belajar merasa bersalah. Bila anak sering dimaklumi, ia belajar menjadi sabar. Bila anak sering disemangati, ia belajar menghargai. Bila anak mendapat haknya, ia belajar bertindak adil. Bila anak merasa aman, ia belajar percaya. Bila anak mendapat pengakuan, ia belajar menyukai dirinya. Bila anak diterima dan diakrabi, ia akan menemukan cinta.6 Hal di atas juga senada dengan syair yang diungkapkan Rakhmat dalam psikologi komunikasi, yang berbunyi: Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki. Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi. Jika anak dibesarkan dengan cemoohan, ia belajar rendah diri. Jika anak dibesarkan dengan penghinaan, ia belajar menyesali diri. Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri. Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri. Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai. Jika anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakuan, ia belajar keadilan. 6
Labib, Menciptakan Keluarga Sakinah dalam Pandangan Islam, (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006), hlm. 10
21
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi dirinya. Jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan.7 Menurut syair di atas menjelaskan bahwa orangtua dalam mendidik anak tidak menggunakan cara yang dapat menyebabkan anak merasa tidak disenangi, tidak dihargai, tidak diperhatikan bahkan merasa dibedakan dengan saudara yang lain, karena akan berdampak tidak baik bagi anak. Menurut Bolson, pola asuh orangtua dapat digolongkan dalam tiga tipe, diantaranya:8 a.
Otoriter Orangtua berada dalam posisi sebagai arsitek. Orangtua dengan cermat memutuskan bagaimana individu harus berperilaku, memberikan hadiah atau hukuman agar perintah orangtua ditaati. Tugas dan kewajiban orangtua tidak sulit, tinggal menentukan apa yang diinginkan dan harus dikerjakan atau yang tidak boleh dilakukan oleh anak-anak mereka.
b.
Demokratis Tipe ini bercirikan adanya kebebasan dan ketertiban, orangtua memberikan arahan atau masukan-masukan yang sifatnya tidak mengikat kepada anak. Dalam hal ini orangtua bersifat objektif,
7
Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: CV. Remadja Karya, 1986), hlm. 128-129 8 Andrie, Winarti, & Utami, Pola Asuh Orangtua dan Nilai-nilai Kehidupan yang Dimiliki oleh Remaja, (Fenomena: Jurnal Psikologi, 2001), hlm. 71
22
perhatian dan kontrol terhadap perilaku anak-anaknya. Sehingga orangtua dapat menyesuaikan dengan kemampuan anak. c.
Permisif Orangtua biasanya bertindak menghindari adanya konflik ketika orangtua merasa tidak berdaya untuk mempengaruhi anak, Akibatnya, orangtua membiarkan perbuatan-perbuatan salah yang dilakukan anak. Dalam hal ini orangtua kurang dapat membimbing terhadap anak, karena anak dibiarkan melakukan tindakan sesuka hati dan tidak ada kontrol dari orangtua. Anak yang dibesarkan dalam keluarga yang demokratis, akan
membuat anak mudah bergaul, aktif dan ramah-tamah. Anak belajar menerima pandangan orang lain, belajar dengan bebas mengemukakan pandangannya sendiri dan mengemukakan alasan-alasannya. Hal ini bukan berarti bahwa anak bebas melakukan segala-galanya. Bimbingan kepada anak tetap diberikan. Anak lebih mudah melakukan kontrol terhadap sikapnya yang tidak disukai masyarakat, anak juga merasakan kehangatan pergaulan. Hal ini sesuai dalam al-Qur’an, yaitu:
(٢١٤ : )اﻟﺷﻌراء Artinya : Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat. (Qs. Asy-Syu’araa’; 214).9 Pada keluarga yang menerapkan pola asuh bebas, sering membiarkan tindakan anak, maka akan membuat anak tidak aktif dalam 9
Al-Mushhaf as-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Madinah: Percet. Al-Qur’an Raja Fahd, 1418 H), hlm. 589
23
kehidupan sosial, dan dapat dikatakan anak menarik diri dari kehidupan sosial mereka. Dari ketiga jenis pola asuh itu, Baldwin mengatakan bahwa tipe demokratis merupakan cara yang terbaik untuk diterapkan oleh orangtua bagi anaknya untuk memberikan kemampuan menyesuaikan diri. Namun demikian, cara susunan keluarga ini kenyataannya tidak terbagi secara tajam berdasarkan ciri-ciri keluarga dalam tiga tipe tersebut. Terbanyak adalah campuran dari tiga tipe, dalam hal ini ditentukan mana yang paling menonjol yang ada dalam susunan suatu keluarga.10 Berdasarkan beberapa uraian tentang macam-macam pola asuh orangtua di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa pola asuh yang diterapkan oleh setiap orangtua sangatlah beragam, diantaranya; tipe demokratis, otoriter, dan permisif. Tipe demokratis (orangtua bersikap ramah terhadap anak) akan menghasilkan karakteristik anak yang baik karena dapat mengontrol diri, sedangkan tipe otoriter (orangtua tidak mengenal kompromi terhadap anak) akan menghasilkan karakteristik anak yang penakut, suka melanggar norma, serta untuk tipe permisif (orangtua memberikan pengawasan yang kurang terhadap anak) akan menghasilkan karakteristik anak yang manja dan tidak mandiri. Penerapannya ini sesuai dengan kesepakatan dalam suatu keluarga tersebut.
10
Notosudirdjo & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, (Malang: UMM Press, 2005), hlm. 176
24
B. Perhatian Orangtua 1.
Pengertian Perhatian Orangtua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, perhatian adalah “hal memperhatikan; apa yang diperhatikan; minat”.11 Sementara dalam memberikan atau menguraikan tentang arti perhatian, penulis akan mengemukakan beberapa definisi, yaitu: a.
Menurut Sumadi Suryabrata, perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju pada suatu obyek atau banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas yang dilakukan.12
b.
Menurut Kartini Kartono, perhatian adalah merupakan reaksi umum dari organisme dan kesadaran, yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi, dan pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.13
c.
Menurut Wasty Soemanto, perhatian yaitu cara menggerakkan bentuk umum cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku. Dengan versi lain perhatian dapat diartikan pemusatan tenaga/kekuatan jiwa tertuju kepada sesuatu obyek.14
d.
Abu Ahmadi, perhatian adalah keaktifan jiwa yang diarahkan kepada sesuatu obyek, baik di dalam maupun di luar dirinya.15
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet. 2 hlm. 857. 12 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 16. 13 Kartini Kartono, Psikologi Umum, (Bandung: Mandar Maju, 1990), hlm. 111. 14 Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 34. 15 Abu Ahmadi, Psikologi Umum, (Jakarta: Rineka Cipta, 1998), hlm. 145.
25
Dari pengertian-pengertian tersebut di atas, dapat penulis ambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan perhatian adalah usaha yang dilakukan secara sadar dengan sengaja dan penuh konsentrasi yang ditujukan pada satu atau sekumpulan obyek. 2.
Macam-macam Perhatian Berkenaan dengan perhatian, para ahli memberikan pandangannya masing-masing tentang macam-macam perhatian. Meraka membagi macam perhatian tidak ada perbedaan yang mendasar, hal ini dapat diketahui dari pendapat-pendapat yang telah mereka kemukakan, yaitu: a.
Menurut Wasty Soemanto, membagi macam-macam perhatian sebagai berikut: 1) Menurut cara kerjanya: a) Perhatian spontan, yaitu perhatian yang tidak sengaja atau tidak sekehendak subyek b) Perhatian refleksif, yaitu perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek. 2) Menurut intensitasnya: a) Perhatian intensif, yaitu perhatian yang banyak dikuatkan oleh banyaknya rangsangan atau keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin. b) Perhatian tidak intensif, yaitu perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsangan atau beberapa keadaan yang menyertai aktivitas atau pengalaman batin.
26
3) Menurut luasnya: a) Perhatian terpusat, yaitu perhatian yang tertuju pada lingkup obyek yang sangat terbatas. b) Perhatian terpencar, yaitu perhatian yang pada suatu saat tertuju kepada lingkup obyek yang luas atau tertuju kepada bermacam-macam obyek.16 b.
Menurut Sumadi Suryabrata, membaginya menjadi tiga bagian yaitu: 1) Atas dasar intensitasnya, yaitu banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai sesuatu aktivitas atau pengalaman batin, maka dibedakan menjadi : a) Perhatian intensif, dan b) Perhatian tidak intensif. 2) Atas dasar cara timbulnya, perhatian dibedakan menjadi: a) Perhatian spontan (perhatian tak sekehendak, perhatian tak disengaja). Perhatian ini timbul begitu saja, seakan-akan tanpa usaha, tanpa disengaja. b) Perhatian sekehendak (perhatian disengaja, perhatian refleksif). Perhatian jenis ini timbul karena usaha, dengan kehendak.17 3) Atas dasar luasnya obyek yang dikenai perhatian, perhatian dibedakan menjadi: a) Perhatian terpencar (distributif), dan 16 17
Wasty Soemanto, Op.Cit., hlm. 35. Sumadi Suryabrata, Op.Cit., hlm . 16.
27
b) Perhatian terpusat (konsentratif). Perhatian terpencar pada suatu saat dapat tertuju kepada bermacam-macam obyek. Sedangkan perhatian yang terpusat pada suatu saat hanya dapat tertuju kepada obyek yang sanga terbatas.18 c.
Menurut Abu Ahmadi, membagi perhatian menjadi lima macam: 1) Perhatian spontan dan disengaja, yaitu perhatian yang timbul dengan sendirinya oleh karena tertarik pada sesuatu dan tidak didorong oleh kemauan. 2) Perhatian statis dan dinamis, yaitu perhatian yang tetap terhadap sesuatu. 3) Perhatian konsentratif dan distributif, yaitu perhatian yang hanya ditujukan kepada suatu obyek (masalah) tertentu. 4) Perhatian sempit dan luas, yaitu perhatian hanya obyek yang terbatas. 5) Perhatian fiktif dan fluktuatif, yaitu perhatian yang mudah dipusatkan pada suatu hal dan boleh dikatakan bahwa perhatiannya dapat melekat lama pada obyeknya.19
3.
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perhatian Dalam membahas perhatian, perlu kiranya dijelaskan faktorfaktor yang mempengaruhinya. Abu Ahmadi, menyebutkan beberapa faktor yang mempengaruhi perhatian yaitu : 18 19
Ibid. hlm. 17. Abu Ahmadi, Op.Cit., hlm.148-149.
28
a.
Pembawaan, adanya pembawaan tertentu yang berhubungan dengan obyek yang direaksi, maka sedikit atau banyak akan timbul perhatian terhadap obyek tertentu.
b.
Latihan dan kebiasaan, meskipun dirasa tidak ada bakat pembawaan tentang sesuatu bidang, tetapi karena hasil daripada latihanlatihan/kebiasaan, dapat menyebabkan mudah timbulnya perhatian terhadap bidang tersebut.
c.
Kebutuhan, adanya kebutuhan tentang sesuatu dapat memungkinkan timbulnya perhatian terhadap obyek tertentu.
d.
Kewajiban, di dalam kewajiban terkandung tanggung jawab yang harus dipenuhi oleh orang yang bersangkutan.
e.
Keadaan jasmani, sehat tidaknya jasmani sangat mempengaruhi perhatian kita terhadap sesuatu obyek.
f.
Suasana jiwa, keadaan batin, perasaan, fantasi, pikiran dan sebagainya sangat mempengaruhi perhatian kita, mungkin dapat membantu atau sebaliknya dapat menghambat.
g.
Suasana disekitar, adanya bermacam-macam perangsang disekitar kita, seperti kegaduhan, keributan, kekacauan, temperatur, sosial ekonomi, keindahan dan sebagainya dapat mempengaruhi perhatian.
h.
Kuat tidaknya perangsang dari obyek itu sendiri, berapa kuatnya perangsang yang bersangkutan dengan obyek perhatian sangat mempengaruhi perhatian kita.20
20
Ibid., hlm. 150-151
29
C. Prestasi Belajar Aqidah Akhlak 1.
Pengertian Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Istilah prestasi belajar sudah lazim digunakan di dunia pendidikan. Kata prestasi itu sendiri mempunyai pengertian hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya).21 Tetapi pengertian istilah prestasi belajar berbeda dengan arti kata prestasi dan belajar, karena istilah prestasi belajar diartikan penguasaan (hasil yang diperoleh) dari pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang telah diberikan oleh guru. Pendapat yang lain mengatakan bahwa “Istilah prestasi belajar cenderung menunjukkan kepada hasil yang tercapai atau hasil yang sebenarnya dicapai.22 Hal ini sesuai dengan yang didefinisikan oleh M. Buchori, bahwa prestasi belajar adalah merupakan hasil yang nyata dari suatu usaha.23 Untuk mengetahui secara jelas tentang prestasi belajar, terlebih dahulu kita harus mengetahui apa yang dinamakan belajar itu sendiri. Di bawah ini akan penulis kemukakan beberapa pendapat tentang pengertian belajar di antaranya adalah: Menurut Moh. Uzer Usman belajar diartikan sebagai proses perubahan, tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.24 Menurut
21
M. Buchori, Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1980), hlm. 5. 22 Ibid. 23 Ibid, hlm. 78 24 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.5
30
Nana Sujana, belajar adalah suatu proses yang ditsiswai dengan adanya perubahan pada diri seseoarang.25 Menurut Sardiman dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, Belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan sebagainya.26 Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku melalui pelatihan dan pengalaman. Setelah diketahui arti belajar, maka perlu dahulu mengetahui arti dari prestasi, prestasi adalah hasil yang dicapai.27 Kemudian arti dari prestasi belajar itu sendiri dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan prestasi belajar ialah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.28 Dengan kata lain, prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku siswa yang merupakan hasil suatu proses belajar yang ditunjukan dengan nilai tes atau angka yang diperoleh dari tes. Kemudian mata pelajaran aqidah akhlak adalah salah satu mata pelajaran (bidang study) yang diajarkan di sekolah atau madrasah yang materinya berhubungan dengan ajaran keimanan (aqidah) dan budi pekerti (akhlak). Dalam buku Pendidikan Agama Islam dijelaskan
25
Nana Sujana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987), hlm. 28 26 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996), hlm.22 27 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Op. Cit, hlm.787. 28 Ibid.
31
bahwa pengertian aqidah menurut etimologi adalah ikatan atau sangkutan. Sedangkan secara terminologi adalah iman, keyakinan yang menjadi pegangan hidup bagi setiap pemeluk agama Islam.29 Oleh karena itu, akidah selalu ditautkan dengan rukun iman yaitu beriman hanya kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, kitab Allah, kepada Rasul Allah, hari kiamat dan iman kepada qada’ dan qadar. Semua itu merupakan asas bagi ajaran Islam. Sedangkan akhlak dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia berarti budi pekerti, watak, tabiat.30 Dari sudut kebahasaan akhlak berasal dari bahasa Arab, yaitu isim masdar dari kata akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan, yang berarti al-sajiyah (perangai), ath-thabi'ah (kelakuan, tabiat, watak dasar), al-adat (kebiasaan, kelaziman), al-maru'ah (peradaban yang baik), dan al-din (agama).31 Dengan demikian prestasi mata pelajaran aqidah akhlak adalah hasil yang dicapai oleh siswa pada mata pelajaran aqidah akhlak, yang ditunjukkan dengan perolehan nilai (angka-angka) yang baik dari tes prestasi yang diujikan. 2.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Belajar sebagai aktivitas berlangsung melalui proses keberhasilan belajar atau prestasi belajar seseorang yang dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah, 29
Zainuddin Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), hlm . 2. W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka, 2006, hlm . 18. 31 Abudin Nata, Akhlak Tasawuf, (Jakarta: Rajawali Pers, 1996), hlm . 1. 30
32
a.
Faktor yang berasal dari luar diri anak Faktor ini digolongkan menjadi faktor-faktor non sosial dan faktor-faktor sosial. 1) Faktor non sosial Kelompok faktor ini boleh dikatakan juga tak terbilang jumlahnya. Misalnya keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu dan peraga yang dipakai untuk belajar (alat-alat peraga yang disebut alat-alat pelajaran).32 2) Faktor sosial Yang dimaksud faktor sosial ini adalah faktor manusia. Faktor ini meliputi hubungan dengan keluarga, hubungan dengan sekolah dan hubungan dengan masyarakat. a) Hubungan dengan keluarga Hubungan keluarga (orang tua) sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan anak, baik fisik maupun psikis, dan orang tualah yang harus bertanggung jawab terhadap pendidikan anak. “Orang tua dengan pengaruhnya yang besar itu dapat membimbing jiwa anaknya yang sedang berkembang itu ke cita-cita yang mereka inginkan.33 Jadi, anak akan bisa belajar dengan baik di rumah apabila suasana keluarga dalam keadaan damai, terjadi hubungan antara orang tua dan anak yang harmonis, 32 33
Sumardi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali, 1984), hlm. 46. M. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (Semarang: Toha Putra, 1983), hlm. 76.
33
serta ada hubungan kasih sayang antara orang tua dengan anak. b) Hubungan dengan sekolah Guru dalam menjalankan tugasnya, yakni mendidik dan mengajar anak-anak dalam kelas harus ada hubungan timbal balik, baik dari segi paedagogis ataupun psikologis. Hubungan timbal balik yang sesuai, yaitu guru harus memperhatian kepentingan murid-muridnya, sedangkan murid juga harus aktif sendiri dalam pelajaran yang telah diberikan
oleh
gurunya.
Termasuk
faktor
yang
mempengaruhi prestasi belajar dalam hal ini adalah pemanfaatan waktu luang siswa. c) Hubungan dengan masyarakat Saling meniru sikap anak dengan temannya sangat cepat dan sangat kuat pengaruhnya. Pengaruh kawan (teman) adalah sangat besar terhadap akal dan akhlaknya, sehingga dengan demikian kita dapat memastikan bahwa hari depan anak tergantung kepada keadaan masyarakat dimana anak itu bergaul. Anak yang hidup diantara tetangga yang baik akan menjadi baik juga, dan sebaliknya anak yang hidup diantara orang-orang yang buruk akhlaknya maka akan menjadi buruk pula akhlaknya. Berdasarkan dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa lingkungan
34
masyarakat dimana anak itu tinggalakan mempengaruhi mereka dalam belajar. d) Faktor guru Guru yang secara luas berfungsi sebagai pendidik, merupakan salah satu faktor yang sangat dominan dalam proses belajar mengajar. Begitu pentingnya seorang guru, sehingga Imam Syafi’i menggambarkannya dalam sya'irnya -sebagaimana dikutip oleh Ahmad Ludjito-, yang artinya : Bangun dan hormatilah guru kalian dengan segala penghormatan, (karena) guru hampir sama dengan utusan Tuhan.34 b.
Faktor yang berasal dari dalam diri anak Faktor ini digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Faktor psikologis atau faktor fisik berasal dari keadaan jasmani anak, sedangkan faktor fisiologis berasal dari keadaan psikis. Faktor ini mungkin dapat berdiri sendiri, tetapi juga bisa saling berhubungan. Misalnya keadaan fisik yang terganggu akan mempengaruhi psikisnya dan sebaliknya keadaan psikis yang terganggu, juga akan mempengaruhi fisiknya. Prestasi belajar ditentukan oleh kecerdasan yang dimiliki oleh anak itu sendiri. Bagi anak yang piawai, cerdas, maka dapat dipastikan prestasi yang diperolehnya akan lebih baik atau bahkan 34
Ahmad Ludjito, Pendidikan Agama Sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam Pendidikan Nasional, dalam Chabib Thoha & Abdul Mu'ti, PBM-PAI di Sekolah, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm. 25.
35
sampai dengan tingkat memuaskan. Namun kecerdasan bukan satusatunya yang menentukan keberhasilan dalam belajar seseorang. Ada beberapa hal yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: a.
Lingkungan rumah tangga, seperti perhatian orang tua di rumah yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anaknya. Orang tua sebagai tulang punggung dalam kehidupan berumah tangga sekaligus sebagai pembimbing bagi anak-anaknya. Sehingga bimbingan orang tua akan sangat mempengaruhi terhadap prestasi belajar. Anak merupakan buah hati bagi orang tua dalam keluarga. Tetapi dari sekian anak yang dimilikinya, maka tugas terberat bagi orang tua adalah menanamkan budi pekerti serta dasar keimanan yang kuat. Hal ini dapat dimulai dari pembiasaan dan pengajaran terhadap anak-anaknya yang berupa melatih ngaji alQur'an, membiasakan salat berjamaah, membiasakan bersikap sopan santun serta memberikan bimbingan tentang perilaku yang baik dalam pergaulannya.
b.
Lingkungan sekolah, yang dapat terbentuk melalui pendidikan yang diberikan oleh guru di sekolah. Dalam kegiatan belajar mengajar, muatan kurikulum akan mempengaruhi intensitas dan frekuensi belajar anak
didik. Jadi
kurikulum juga mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik di sekolah. Sistem sosial yang terbentuk mengikat perilaku anak didik untuk tunduk pada norma-norma sosial, susila, dan hukum yang
36
berlaku dalam masyarakatnya. Demikian halnya di sekolah lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Guru merupakan seseorang yang tugas atau pekerjaannya selain mengajar, memberikan macam-macam ilmu pengetahuan dan ketrampilan kepada anak-anaknya juga mendidik.35 c.
Lingkungan pekerjaan, yang terfokus pada pekerjaan yang dialami oleh anak yaitu sekitar lingkungan bermain dan lingkungan belajar. Faktor yang sangat mempengaruhi belajar anak adalah faktor psikologis. Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar anak didik.
d.
Lingkungan pergaulan yang sifatnya umum, yaitu pergaulan tanpa terkendali yang sering dilakukan ketika mereka berada di tengahtengah pergaulan dengan teman-temannya yang tetap berpengaruh kepada alam pikirannya dan terbawa pula dalam perilaku setiap hari.36
3.
Alat untuk Mengukur Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Untuk memperoleh prestasi belajar yang diharapkan termasuk didalamnya prestasi belajar Aqidah Akhlak maka ada kriteria untuk 35
M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003), hlm. 138 36 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 142-157
37
menentukan tingkat keberhasilan atau prestasi belajar Aqidah Akhlak. Menurut Nana Sudjana, ada dua kriteria yang dijadikan sebagai tolok ukur keberhasilan hasil belajar yaitu: a.
Kriteria ditinjau dari sudut prosesnya
b.
Kriteria ditinjau dari sudut hasil yang dicapainya.37 Dengan kriteria tersebut artinya bukan berarti mengejar hasil yang
setinggi-tingginya sampai mengabaikan prosesnya, tetapi keduanya harus dicapai bersama-sama secara seimbang, sebab suatu hasil itu sendiri ditentukan oleh proses sebelumnya. Prestasi belajar ini biasanya berupa nilai yang diperoleh peserta didik melalui tes yang kemudian dimasukkan ke dalam buku raport. Dalam pengisian raport ini tidaklah dapat dilakukan tanpa terlebih dahulu mengadakan pengukuran prestasi belajar peserta didik. Oleh karena itu, di dalam memberikan nilai sebagai tolak ukur keberhasilan peserta didik, hendaknya menyangkut tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sehingga hasilnya merupakan perwujudan prestasi yang sebenarnya. Karena prestasi yang sebenarnya adalah mengandung kompleksitas yang menyangkut berbagai macam pola tingkah laku sebagai hasil dari belajar. Pengukuran diartikan sebagai pekerjaan membandingkan sesuatu hasil belajar peserta didik dengan ukuran yang sudah ditentukan.38 Penilaian adalah suatu proses pemberian atau penentuan nilai terhadap sesuatu dengan kriteria tertentu atau mengambil suatu 37
Nana sudjana, Op. Cit, hlm. 49 Abdul Rachman Shaleh, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, (Jakarta: Gemawindu Pancaparkasa, 2000), hlm. 75. 38
38
keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran atau normatertentu, apakah baik atau buruk.39 Dengan demikian pengukuran lebih menekankan kepada proses penentuan kuantitas sesuatu melalui pembandingan dengan satuan ukuran tertentu. Adapun penilaian menekankan kepada prosespembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik atau buruk yang bersifat kualitatif. Adapun evaluasi mencakup dua kegiatan yaitu pengukuran dan penilaian.40 Evaluasi
adalah
kegiatan
untuk
menilai
sesuatu,
untuk
menentukan nilai dilakukan pengukuran. Wujud dari pengukuran yaitu pengujian dalam dunia pendidikan disebut tes.41 Tes digunakan oleh guru untuk mengukur dan mengetahui tingkat pengetahuan peserta didik yang telah dicapai sehubungan dengan belajar. Sasaran pengukuran prestasi belajar peserta didik dengan tes tersebut adalah ketahanan mental beriman dan bertakwa kepada Allah jika mereka tahan terhadap uji coba (tes) dari Allah, maka akan mendapatkan kegembiraan dengan segala bentuk, terutama kegembiraan yang bersifat mental-rohaniah. Demikian, pekerjaan evaluasi Allah pada hakikatnya bersifat mendidik terhadap fungsinya selaku hamba-Nya, yaitu menghambakan diri hanya kepada-Nya.
39
Moh. Uzer Usman dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993 ), hlm. 136. 40 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), cet. III, hlm. 3. 41 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 5.
39
D. Penelitian Yang Relevan Pendidikan bagi anak sangat penting sekali terutama yang berkaitan dengan pendidikan keagamaan yang berlangsung dalam keluarga. Karena keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan utama bagi anak sehingga pola asuh dan perhatian orang tua yang terjadi di dalamnya sangat berperan penting dalam proses perkembangan dan pembentukan kepribadian anak dan tingkat keagamaan anak serta prestasi anak. Abu Ahmadi dalam bukunya yang berjudul “Psikologi Sosial” menjelaskan bahwa Beberapa ahli yang melakukan penelitian tentang masalah penerapan pola asuh di dalam keluarga dan akibat yang muncul dari masing-masing penerapan pola asuh tersebut, juga telah banyak dilakukan oleh para ahli psikologi. Misalnya Baldwin, ia membandingkan keluargakeluarga yang corak interaksinya demokratis, permissive dengan keluarga di mana terdapat pengawasan orang tua yang keras terhadap anak-anaknya, dengan hasil bahwa makin otoriter orang tuanya, makin berkuranglah ketidaktaatan anak, kurangnya inisiatif, tidak dapat merencanakan sesuatu, daya tahan berkurang dan penakut. Sedangkan sikap permissive orang tua, anak tidak mengindahkan tata cara dan norma-norma yang ada di lingkungannya,
tidak
bisa
bertanggung
jawab
terhadap
apa
yang
dilakukannya. Sebaliknya sikap demokratis dari orang tua menimbulkan anak mudah berinisiatif tidak penakut lebih giat dan lebih bertujuan, tetapi juga memberi kemungkinan berkembangnya sifat tidak taat dan tidak mau menyesuaikan diri.
40
Sementara dalam buku Singgih D. Gunarsa dan Ny. Y. Singgih Gunarsa, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, dijelaskan bahwa dasar kepribadian
seseorang
terbentuk
padamasa
anak-anak.
Proses-proses
perkembangan yang terjadi dalam diri seorang anak ditambah dengan apa yang dialami dan diterima selama masa anak-anaknya secara sedikit demi sedikit memungkinkan ia tumbuh dan berkembang menjadi manusia dewasa. Merupakan harapan dan cita-cita para orang tua untuk dapat mengembangkan anak semaksimal mungkin agar anak tersebut mampu dan berhasil dalam memenuhi tugas-tugas perkembangan yang berlaku umum untuk setiap umur atau fase perkembangan yang akan atau sedang dilalui seorang anak. Dari sini tampak bahwa peran orang tua sangat besar dalam mewarnai perilaku anak. Di antara penelitian yang meneliti tentang pola asuh dan perhatian orang tua antara lain dilakukan oleh Arif Hidayat, yang berjudul “Pengaruh Perhatian Orang Tua terhadap Akhlaq Anak di Desa Pagersari Kecamatan Patean Kabupaten Kendal”. Dalam penelitian ini membahas tentang perhatian orang tua terhadap anak, yang pada akhir tulisan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa perhatian yang diberikan oleh orang tua terhadap anak, ternyata dapat mempengaruhi akhlaq anak. Penelitian karya Nasyrah, yang berjudul “Korelasi Antara Pola Asuh Orangtua Dengan Motivasi Belajar Siswa Kelas XI MAN I Malang”. Dalam penelitian ini membahas tentang pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa serta korelasinya dengan motivasi belajar siswa, pada akhir tulisan dapat disimpulkan bahwa pola asuh demokratis mempunyai korelasi yang
41
lebih baik terhadap motivasi belajar siswa dan pola asuh permisif kurang terhadap motivasi belajar siswa. Begitu juga dengan pola asuh otoriter kurang memberikan konstribusi pada motivasi belajar siswa. Penelitian karya Masyfu’atun, yang berjudul “Studi Korelasi tentang Prestasi Mata Pelajaran Al Qur'an Hadits antara Siswa yang Belajar di TPA dan yang Tidak Belajar di TPA Siswa Madrasah Ibtidaiyah Samborejo Kecamatan Tirto Kabupaten Pekalongan” dalam penelitian ini membahas tentang aktifitas belajar di TPA dengan prestasi belajar Al Qur’an Hadits. Pada akhir tulisan dapat diambil kesimpulan bahwa ada korelasi yang kuat antara kegiatan belajar di TPA dengan prestasi belajar Al Qur’an Hadits. Yang membedakan dengan penelitian penulis, yaitu belum ada yang secara spesifik mengkaji atau membahas tentang penelitian mengenai korelasi antara pola asuh dan perhatian orang tua dan prestasi belajar Aqidah Akhlak. Oleh karena itu, penulis mencoba mengadakan penelitian tentang korelasi antara pola asuh dan perhatian orang tua terhadap anak dan prestasi belajar Aqidah Akhlak. Adapun yang penulis jadikan sebagai obyek penelitian adalah siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. E. Hipotesis Hipotesis adalah dugaan pemecahan masalah yang bersifat sementara yakni pemecahan yang mungkin benar dan mungkin salah,42 sedangkan menurut Suharsini Arikunto, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbuktinya melalui data 42
Hadari Nawawi, Metode Penelitian Sosial, (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993), hlm. 44.
42
yang terkumpul.43 Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji atau dites dengan data yang asalnya dari lapangan.44 Sehubungan dengan penelitian ini, penulis memberikan hipotesis bahwa “Ada korelasi yang positif antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015.”
43
Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 62. 44 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktikknya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hlm. 41.
BAB III METODE PENELITIAN
Untuk memperjelas arah dan mempermudah pencapaian tujuan penelitian, perlu adanya metode yang harus dilakukan agar hasilnya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Adapun untuk menyelesaikan penelitian ini ditempuh langkah-langkah sebagai berikut: A. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengetahui pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
2.
Untuk mengetahui perhatian orangtua pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
3.
Untuk mengetahui prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
4.
Untuk mengetahui korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara.
B. Waktu dan Tempat Penelitian 1.
Waktu Penelitian Penelitian dengan judul “Korelasi Antara Pola Asuh dan Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI
43
44
Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” dilakukan pada tanggal 14 April 2015 sampai 15 Mei 2015. 2.
Tempat Penelitian Adapun lokasi penelitian berada di MI Nurul Huda yang terletak di Desa Muryolobo Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara.
C. Variabel Penelitian Masri Singarimbun mengatakan bahwa variabel adalah konsep yang lebih dari satu nilai.1 Dalam penelitian menentukan suatu variabel adalah sangat penting, sebab dengan menentukan variabel tersebut masalah yang dikaji dan diuji akan menjadi lebih jelas. Berdasarkan pemikiran ini, maka penulis menetapkan ada tiga variabel, yaitu pola asuh orangtua dan perhatian orangtua sebagai variabel independent, dan prestasi belajar Aqidah Akhlak sebagai variabel dependen. 1.
Pola asuh orangtua (X1) sebagai variabel bebas atau variabel independen yang pertama dengan indikator sebagai berikut:
2.
a.
Pola asuh demokratis.
b.
Pola asuh otoriter
c.
Pola asuh permisif.
Perhatian orangtua (X2) sebagai variabel bebas atau variabel independent yang kedua dengan indikator sebagai berikut : a.
Orangtua memberikan bimbingan kepada anak.
b.
Orangtua memberikan nasehat kepada anak. 1
Masri Singarimbun dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: LP3ES, 1989), hlm. 48
45
3.
c.
Orangtua memberikan pengawasan terhadap anak.
d.
Orangtua memenuhi fasilitas belajar anak.
Prestasi belajar Aqidah Akhlak (Y) sebagai variabel terikat atau variabel dependen dengan indikator nilai hasil tes ulangan Aqidah Akhlak yang diberikan oleh guru. Adapun bentuk tabel dari variabel dan indikator dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut,
No 1
Tabel. 1 Variabel dan Indikator Penelitian Variabel Indikator Pola asuh orangtua
1) Pola asuh demokratis.
Instrumen angket
2) Pola asuh otoriter 3) Pola asuh permisif. 2
Perhatian orangtua
1) Orangtua
memberikan Angket
bimbingan kepada anak. 2) Orangtua
memberikan
nasehat kepada anak. 3) Orangtua pengawasan
memberikan terhadap
anak. 4) Orangtua
memenuhi
fasilitas belajar anak. 3
Prestasi belajar Aqidah Hasil tes ulangan Aqidah Tes ulangan Akhlak
Akhlak
D. Metode Penelitian Berdasarkan jenis penelitiannya, maka penelitian ini termasuk dalam lingkup penelitian terapan (applied research), karena dilakukan dengan
46
tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.2 Penelitian ini bersifat ex post facto dan field research, artinya menguji kembali teori yang telah ada dengan melakukan studi penelitian yang mengambil data otentik secara objektif studi lapangan. Penelitian ini merupakan bagian dari jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/ statistik, yaitu sebuah pendekatan penelitian yang lebih menekankan analisis pada data-data yang numerical (angka) yang di olah dengan metode statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.3 E. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1.
Populasi Suharsimi Arikunto mengatakan bahwa populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian.4 Dalam hal ini populasi yang penulis teliti adalah seluruh siswa MI Nurul Huda. Adapun tabel jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut,
2
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2006), hlm. 4. 3 Ibid., hlm. 8. 4 Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 152.
47
No
2.
Kelas
Tabel. 2 Jumlah Populasi L P
Jumlah
1
IA
13
9
22
2
IB
16
11
27
3
II
14
15
29
4
III
14
7
21
5
IV
6
13
19
6
V
6
6
12
7
VI
7
6
13
Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.5 Menurut Suharsimi Arikunto, sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki.6 Berdasarkan keterangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian dari populasi yang merupakan wakil dari keseluruhan subyek penelitian. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan kelas V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari yang berjumlah siswa 31, dengan perincian 19 siswa kelas IV dan 12 siswa kelas V. Dikarenakan jumlahnya kurang dari 100, maka diambil keseluruhan siswa kelas IV dan V, sesuai dengan pernyataan Suharsimi Arikunto yang mengatakan apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, sedang jika subjeknya besar maka dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%
56.
5
Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian, (Bandung: Alfabeta, 2005), cet. ke-8, hlm.
6
Suharsimi Arikunto, Op. Cit, hlm. 69.
48
atau lebih, sesuai kemampuan.7 Adapun tabel sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut, Tabel. 3 Jumlah Sampel Nama Kelas
No
7
L/P
1
Beni Nor Sela Maslori
IV
L
2
Alfina Damayanti
IV
P
3
Aliyatur Rofi’ah
IV
P
4
Amelia Nurul Hidayah
IV
P
5
Ardiansyah setiawan
IV
L
6
Asmi Susanti
IV
P
7
Bayu Eka Saputra
IV
L
8
Desi Indriyani
IV
P
9
Devi Kumala Sari
IV
P
10
Dewi Sekar Sari
IV
P
11
Diah Fantasti
IV
P
12
Ely Ermawati
IV
P
13
Intan Anggraini
IV
P
14
Masfigra
IV
P
15
Muhammad Masri’an
IV
L
16
Nor Arip
IV
L
17
Nor Faidun
IV
L
18
Rismala Saudah
IV
P
19
Widya Larasati
IV
P
20
Diki Purnomo
V
L
21
Eva Yuliana
V
P
22
Eva Zuliyanti
V
P
23
Faridatul Lailiyah
V
P
24
Fitriyani Putri
V
P
Ibid., hlm. 120.
49
3.
25
Lia Maefa Wulandari
V
P
26
Mawar Wulan Sari
V
P
27
Moh. Aldi
V
L
28
Nurul Amin
V
L
29
Rendi Hengki Saputra
V
L
30
Reza Nurul Azis
V
L
31
Riki Ali Wahyudi
V
L
Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengumpulan sampel merupakan teknik yang digunakan untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan kelas. 8 Dalam hal ini yang dijadikan sampel adalah kelas IV dan kelas V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari.
F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data yang dapat dipertanggung-jawabkan, di dalam penelitian ini penulis menggunakan cara atau teknik sebagai berikut: 1.
Observasi Observasi adalah pengamatan dan penataan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.9 Teknik ini dipergunakan untuk mengadakan pengamatan secara langsung yang bersifat fisik mengenai situasi umum MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari.
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 217 9 Sutrisni Hadi, Op. Cit, hlm. 193.
50
2.
Angket Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara membuat daftar pertanyaan tertulis untuk disebarkan kepada responden dan jawabannya kemudian untuk diserahkan kembali kepada si pembuat.10 Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang pola asuh dan perhatian orangtua terhadap siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari.
3.
Dokumentasi Dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan jalan melihat atau mencatat dokumen yang ada.11 Metode ini penulis pergunakan untuk memperoleh data tentang struktur organisasi dan datadata yang terkait dengan MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari.
G. Teknik Analisis Data Untuk menganalisis data tentang korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015, penulis menggunakan metode analisis data statistik (regresi ganda), yaitu data yang terkumpul sebagai jawaban yang diberikan responden terhadap beberapa pertanyaan yang penulis ajukan dalam daftar angket adalah data yang bersifat kualitatif, yaitu data yang bukan berbentuk angka. Berdasarkan alternatif jawaban yang diberikan responden, penulis menggunakan teknik pengkodean. Penggunaan kode ini penulis dasarkan bahwa dalam pemprosesan dan 10 11
Ibid., hlm.175. Ibid., hlm. 202.
51
penganalisaan
data
selanjutnya
digunakan
statistik
sebagai
model
perhitungannya. Untuk pengolahan data sebagai langkah statistik terhadap data yang sudah terkumpul, maka penulis melakukan melalui tiga tahapan, 1.
Analisis Pendahuluan Analisis pendahuluan merupakan langkah awal yang dilakukan dalam penelitian dengan cara memasukkan hasil pengolahan data angket responden ke dalam data tabel distribusi frekuensi. Dalam analisis pendahuluan ini merupakan tahapan pengelompokan data hasil penelitian mengenai pola asuh dan perhatian orangtua. Adapun ketentuan penskoran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.
a.
Untuk alternatif jawaban a dengan skor nilai 4.
b.
Untuk alternatif jawaban b dengan skor nilai 3.
c.
Untuk alternatif jawaban c dengan skor nilai 2.
d.
Untuk alternatif jawaban d dengan skor nilai 1.
Analisis Uji Hipotesis Analisis uji hipotesis adalah tahap pembuktian kebenaran hipotesis yang diajukan. Dalam penulisan ini peneliti mengadakan perhitungan lebih lanjut pada tabel distribusi frekuensi dengan mengkaji hipotesis. Adapun pengujian hipotesis ini menggunakan rumus regresi ganda, karena penelitian ini terdiri dari dua veriabel bebas (X1 dan X2) dan satu veriabel terikat (Y), maka analisis yang digunakan adalah analisis ganda.
52
Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu mencari skore deviasi yang harga-harga diperoleh dalam tabel meliputi X1, X2, Y, X1Y, X2Y, X1X2. Setelah diketahui harga deviasi dari harga di atas kemudian menempuh dua persamaan,12 yaitu: b1 =
X Y X X Y X X X X X 2 2
1
2 1
2
1
X2
2
2 2
1
2
X X Y X X X Y b2 = X X X X 2 1
2
2 1
a=
Y
1
1
2 2
2
1
2
1
2
b1 X 1 b2 X 2 N
Keterangan : X1
: Jumlah
skor asli variabel X1
X2
: Jumlah
skor asli variabel X2
Y
: Jumlah skor asli variabel Y
: Sigma
X1Y
: Jumlah hasil perkalian skor asli dari X1 dan Y
X2Y
: Jumlah hasil perkalian skor asli dari X2 dan Y
N
: Jumlah Responden
a
: Harga Y bila X=0
b1 : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independent. Bila b1 (+), maka terjadi kenaikan dan bila (-) maka terjadi penurunan. Dengan mengetahui jumlah harga b1 dan b2 maka akan diketahui garis regresinya, yaitu: Y = a+b1 X1 +b2 X2 12
Bambang Suwarno, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, (Bandung: Alphabeta, 2005), hlm. 142-146.
53
Dari persamaan di atas, maka dapat dicari koefisien determinasi antara variabel Y dengan variabel X1 dengan rumus, R2 =
b1 X 1Y b2 X 2 Y 13 Y2
Untuk mengetahui R2 signifikan atau tidak, maka dalam analisis regresinya ditempuh dengan mencari Freg dengan menggunakan rumus: Freg =
R 2 N M 1 m 1 R 2
Keterangan : Freg : Harga garis regresi N
: Jumlah kasus
M : Jumlah predictor R2 : Koefisien korelasi antara kriterium (variabel terikat) dengan predictor (variabel bebas) 3.
Analisis Lanjut Analisis lanjutan ini merupakan data lebih lanjut dari hasil-hasil nilai kualitatif analisis sebelumnya, yakni membandingkan “r” observasi (r) dengan “r” tabel (rt) dengan taraf signifikan 1 % dan 5 %. Jika “r” sama dengan atau lebih dari “rt” maka hasilnya signifikan, yakni hipotesis alternative (Ha) dapat diterima kebenarannya. Dan apabila hasilnya lebih kecil, maka hipotesis ditolak, hipotesis nol (H).
13
Soegiyono, Op.Cit, hlm. 255
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian 1.
Gambaran Umum MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara a.
b.
Identitas MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Nama Sekolah
: MI Nurul Huda
NIS
: 36
NSS
: 1122332006030
Provinsi
: Jawa Tengah
Otonomi
: Jepara
Kecamatan
: Nalumsari
Desa/Kelurahan
: Muryolobo
Alamat
: Jl. Muryolobo Pule
Kode Pos
: 59466
Derah
: Pedesaan
Status Sekolah
: Swasta
Tahun Berdiri
: 1976
Tahun Perubahan
: 1993
Kegiatan KBM
: Pagi
Bangunan Sekolah
: milik Sendiri
Lokasi Sekolah
:
Jalan Kepusat Kecamatan
: 8 km
Jalan kepusat Otoda
: 40 km
Terletak pada lintsan
: Desa
Struktur Organisasi Kepala Madrasah
: Muslimin, S.Sos.I.
Wakil
: Taslim AR
54
55
c.
Sekretaris
: Mufarihah, S.Pd.I.
Bendahara
: Ahmad Baidlowi
Seksi-seksi
:
1.
PHBN/PHBI
: Zuliyanti
2.
Pramuka
: Sri Ningsih, S.Pd.SD.
3.
Pendidikan
: Adi Harjo, S.Pd.SD.
4.
LIKS
: Siti Asiyah
5.
Perpustakaan
: Luluk Nayyiroh
6.
BK
: Junaedi
7.
K5
: Nor Rohmat
Letak Geografis MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara adalah Madrasah Tingkat Dasar di Jl. Muryolobo Pule 59466, tepatnya 8.000 m dari arah kantor Kecamatan Nalumsari dan terletak pada Latitude : -6.692713 Longitude:
110.805938.
MI
Nurul
Huda
Muryolobo Nalumsari Jepara telah mempunyai gedung atau ruang belajar sendiri, sehingga lebih mudah dan nyaman untuk melaksanakan kegiatan belajar mengajar. MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara memiliki batasbatas yaitu sebagai berikut: 1) Sebelah utara
: Desa Bategede Nalumsari Jepara
2) Sebelah Barat
: Desa Pule Kec. Mayong Jepara
3) Sebelah Selatan : Desa Gemiringlor Nalumsari Jepara
56
4) Sebelah Timur d.
: Desa Ngetok Nalumsari Jepara
Visi dan Misi 1) Visi Terwujudnya
pendidikan
dasar
yang
berkualitas
Islami
berakhlak mulia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, mencintai lingkungan dan tanah airnya serta berkarakter. 2) Misi a) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, inofatif dan menyenangkan sehingga peserta didik dapat mengembangkan prestasi sesuai potensinya. b) Mendorong dan membantu peserta didik untuk dapat mengenal dan mengamalkan ilmu-ilmu agama melalui kitab-kitab salaf dan mengamalkan ajaran ahlus sunah waljamaah. c) Meletakkan dasar-dasar keimanan dan keislaman melalui pembisaan ibadah dan berahlakul karimah d) Menumbuhkembangkan sosial budaya pada lingkungan madrasah
dan
masyarakat
berdasar
pada
nilai-nilai
keislaman e) Melaksanakan pemebelajaran ekstra kurikuler, komputer guna mengenalkan teknologi komunikasi untuk menuju kemajuan dibidang IPTEK. f)
Menerapkan
managemen
berbasis
madrasah
dengan
melibatkan seluruh warga madrasah dan komite sekolah.
57
e.
Data Guru dan Karyawan
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 f.
Data Siswa
No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2.
Tabel. 1 Data Guru dan Karyawan MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Nama Pendidikan Alamat Muslimin, S.Sos.I. S1 Muryolobo Taslim AR SLTA Muryolobo Ahmad Baidlowi Ponpes Muryolobo Jamuji SLTA Muryolobo Siti Alfiyah SLTA Muryolobo Siti Asiyah Ponpes Muryolobo Luluk Nayyiroh SLTP Muryolobo Junaedi SLTA Muryolobo Adi Harjo, S.Pd.SD S1 Bendanpete Sri Ningsih, S.Pd.SD S1 Bendanpete Zuliyanti SLTA Muryolobo Mufarihah, S.Pd.I. S1 Muryolobo Nor Rohmat SLTP Muryolobo
Tabel. 2 Data Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Jenis Kelamin Kelas Laki-laki Perempuan IA 15 10 IB 13 9 II 14 15 III 14 7 IV 6 13 V 6 6 VI 7 6 Jumlah 75 66
Jumlah 25 23 29 21 19 12 13 142
Data Hasil Angket Penelitian a.
Data Hasil Angket tentang Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara
58
Untuk mendapatkan data penelitian tentang pola asuh orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara, maka peneliti menyebar angket penelitian yang berisi 12 item pertanyaan kepada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. Adapun hasil jawaban angket tentang pola asuh orangtua siswa adalah sebagai berikut,
Resp. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23
Tabel. 3 Hasil Angket Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Jawaban 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3
12 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3
Skore 48 42 39 38 40 39 48 48 40 48 48 43 47 48 46 48 46 47 38 48 44 48 38
59
24 25 26 27 28 29 30 31
3 4 3 3 4 3 3 4 b.
3 4 3 3 4 4 4 4
3 4 3 3 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4
3 4 3 3 3 3 4 4
3 4 3 3 4 4 4 4
3 4 3 3 3 3 3 4
3 4 3 3 4 4 3 4
3 4 3 3 4 3 4 4
3 4 3 3 4 3 3 4
38 48 38 38 46 41 41 48
Data Hasil Angket tentang Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Data penelitian tentang perhatian orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara didapatkan dari jawaban angket penelitian yang berisi 10 item pertanyaan kepada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. Adapun hasil jawaban angket tentang pola asuh orangtua siswa adalah,
Tabel. 4 Hasil Angket Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Jawaban Resp. Skore 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 2 4 4 3 4 4 3 3 4 3 4 36 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 32 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 32 5 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 34 6 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 32 7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 9 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 34 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 12 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 36
60
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 c.
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4
3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4
4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4
4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4
39 40 39 40 38 39 32 40 37 40 32 32 40 32 32 39 35 34 40
Data Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Data prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara didapatkan dari nilai hasil tes ulangan Aqidah Akhlak yang diberikan oleh guru kepada siswa setelah proses pembelajaran selesai. Adapun nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa dapat dilihat pada tabel berikut, Tabel. 5 Nilai Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara No Nama Kelas Nilai 1 2
Beni Nor Sela Maslori Alfina Damayanti
IV IV
٧٠ ٧٠
61
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Aliyatur Rofi’ah Amelia Nurul Hidayah Ardiansyah setiawan Asmi Susanti Bayu Eka Saputra Desi Indriyani Devi Kumala Sari Dewi Sekar Sari Diah Fantasti Ely Ermawati Intan Anggraini Masfigra Muhammad Masri’an Nor Arip Nor Faidun Rismala Saudah Widya Larasati Diki Purnomo Eva Yuliana Eva Zuliyanti Faridatul Lailiyah Fitriyani Putri Lia Maefa Wulandari Mawar Wulan Sari Moh. Aldi Nurul Amin Rendi Hengki Saputra Reza Nurul Azis Riki Ali Wahyudi
IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV V V V V V V V V V V V V
٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٥ ٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٠ ٧٠ ٧٠ ٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٥ ٨٠ ٧٥ ٨٠ ٧٥ ٨٠ ٧٠ ٧٠ ٨٠ ٧٠ ٨٠ ٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٥ ٧٠
B. Pengujian Hipotesis 1.
Pengujian Pendahuluan Dalam tahapan analisis ini, setelah peneliti menyusun angket yang berisi tentang pola asuh orangtua dan perhatian orangtua, selanjutnya penulis mendistribusikan angket yang berisi 22 item pertanyaan tentang kedua variabel tersebut kepada 31 responden. Adapun angket tersebut
62
berisi 12 item soal berisi angket tentang pola asuh orangtua dan 10 item lainnya adalah berisi soal tentang perhatian orangtua. Kemudian untuk memperoleh data kuantitatif, langkah yang penulis tempuh adalah dengan memberi nilai tiap item jawaban yang harus dipilih responden dengan penilaian: a.
Jawaban a dengan nilai 4.
b.
Jawaban b dengan nilai 3.
c.
Jawaban c dengan nilai 2.
d.
Jawaban d dengan nilai 1. Adapun pengelompokan hasil angket tentang pola asuh orangtua
siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara, akan penulis sajikan pada tabel berikut: Tabel. 6 Hasil Angket Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Jawaban Jumlah Skor No Total Responden A B C D 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
12 0 6 6 3 9 2 10 4 8 3 9 12 0 12 0 4 8 12 0 12 0 7 5 11 1
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 24 12 8 16 12 48 48 16 48 48 28 44
0 18 27 30 24 27 0 0 24 0 0 15 3
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 42 39 38 40 39 48 48 40 48 48 43 47
63
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
12 10 12 10 11 2 12 8 12 2 2 12 2 2 10 5 5 12
0 2 0 2 1 10 0 4 0 10 10 0 10 10 2 7 7 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 40 48 40 44 8 48 32 48 8 8 48 8 8 40 20 20 48
0 6 0 6 3 30 0 12 0 30 30 0 30 30 6 21 21 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 46 48 46 47 38 48 44 48 38 38 48 38 38 46 41 41 48
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari pola asuh orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 7 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Skor
Frekuensi (f)
Prosentase
f.X
38
6
19.4
228
39
2
6.5
78
40
2
6.5
80
41
2
6.5
82
42
1
3.2
42
43
1
3.2
43
64
44
1
3.2
44
46
3
9.7
138
47
2
6.5
94
48
11
35.5
528
Total
31
100
1357
Dari tabel distribusi di atas akan dihitung nilai mean dan range dari pola asuh orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara dengan rumus sebagai berikut:
MX =
fX n
1354 31
= 43.77 Hasil penghitungan mean diatas menunjukkan bahwa tingkat pola asuh orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara memiliki rata-rata sebesar 43.77. Untuk mengetahui kategorinya, selanjutnya dilakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat yaitu dengan membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut: Mencari nilai tertinggi ( H ) dan nilai terendah ( L ) H = Nilai tertinggi = 48 L
= Nilai terendah = 38
65
Setelah H dan L ditemukan selanjutnya adalah mencari nilai range dengan rumus sebagai berikut: R
= H–L+1 = 48 – 38 +1 =9 Dilanjutkan dengan mencari interval dengan rumus sebagai
berikut:
i
R K
Keterangan : i
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah interval sebanyak (4)
i =
R K
=
9 4
= 2.25 Dari hasil range di atas dapat diperoleh nilai 2.25 dibulatkan menjadi 2 sehingga dapat diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel. 8 Nilai Interval Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara No Interval Kategori 1 44 – 48 Sangat Baik 2 42 – 43 Baik 3 40 – 41 Cukup 4 38 – 39 Kurang
66
Hasil di atas menunjukkan bahwa pola asuh orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk “baik” dengan indikator nilai 43.77 masuk dalam interval 42 – 43. Adapun pengelompokan hasil angket tentang perhatian orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara, sebagai berikut: Tabel. 9 Hasil Angket Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Jawaban Jumlah Skor No Total Responden A B C D 4 3 2 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
10 6 2 2 4 2 10 10 4 10 10 6 9 10 9 10 8 9 2 10 7 10 2 2 10
0 4 8 8 6 8 0 0 6 0 0 4 1 0 1 0 2 1 8 0 3 0 8 8 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 24 8 8 16 8 40 40 16 40 40 24 36 40 36 40 32 36 8 40 28 40 8 8 40
0 12 24 24 18 24 0 0 18 0 0 12 3 0 3 0 6 3 24 0 9 0 24 24 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 36 32 32 34 32 40 40 34 40 40 36 39 40 39 40 38 39 32 40 37 40 32 32 40
67
26 27 28 29 30 31
2 2 9 5 4 10
8 8 1 5 6 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
8 8 36 20 16 40
24 24 3 15 18 0
0 0 0 0 0 0
0 0 0 0 0 0
32 32 39 35 34 40
Dari data nilai angket tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari perhatian orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel. 10 Distribusi Frekuensi Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Skor
Frekuensi (f)
Prosentase
f.X
32
8
25.8
256
34
3
9.7
102
35
1
3.2
35
36
2
6.5
72
37
1
3.2
37
38
1
3.2
38
39
4
12.9
156
40
11
35.5
440
Total
31
100
1136
Dari tabel distribusi di atas akan dihitung nilai mean dan range dari perhatian orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara dengan rumus sebagai berikut:
MX
fX n
68
=
1136 31
= 36.65 Hasil penghitungan mean di atas menunjukkan bahwa tingkat perhatian orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara memiliki rata-rata sebesar 36.65. Untuk mengetahui kategorinya, selanjutnya dilakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat yaitu dengan membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut: Mencari nilai tertinggi ( H ) dan nilai terendah ( L ) H = Nilai tertinggi = 40 L
= Nilai terendah = 32 Setelah H dan L ditemukan selanjutnya adalah mencari nilai range
dengan rumus sebagai berikut: R
= H–L+1 = 40 – 32 +1 =7 Dilanjutkan dengan mencari interval dengan rumus sebagai
berikut:
i
R K
Keterangan : i
: Interval
69
R
: Range
K
: Jumlah interval sebanyak (4)
i =
R K
=
7 4
= 1.75 Dari hasil range di atas dapat diperoleh nilai 1.75 dibulatkan menjadi 2 sehingga dapat diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel. 11 Nilai Interval Perhatian Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara No Interval Kategori 1 38 – 40 Sangat Baik 2 36 – 37 Baik 3 34 – 35 Cukup 4 32 – 33 Kurang Hasil di atas menunjukkan bahwa tingkat perhatian orangtua siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk “baik” dengan indikator nilai 36.65 masuk dalam interval 36 – 37. Adapun pengelompokan nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara sebagai berikut: Tabel. 12 Nilai Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara No Nama Kelas Nilai 1 2 3 4 5
Beni Nor Sela Maslori Alfina Damayanti Aliyatur Rofi’ah Amelia Nurul Hidayah Ardiansyah setiawan
IV IV IV IV IV
٧٠ ٧٠ ٧٥ ٧٠ ٧٥
70
6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Asmi Susanti Bayu Eka Saputra Desi Indriyani Devi Kumala Sari Dewi Sekar Sari Diah Fantasti Ely Ermawati Intan Anggraini Masfigra Muhammad Masri’an Nor Arip Nor Faidun Rismala Saudah Widya Larasati Diki Purnomo Eva Yuliana Eva Zuliyanti Faridatul Lailiyah Fitriyani Putri Lia Maefa Wulandari Mawar Wulan Sari Moh. Aldi Nurul Amin Rendi Hengki Saputra Reza Nurul Azis Riki Ali Wahyudi
IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV IV V V V V V V V V V V V V
٧٥ ٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٠ ٧٠ ٧٠ ٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٥ ٨٠ ٧٥ ٨٠ ٧٥ ٨٠ ٧٠ ٧٠ ٨٠ ٧٠ ٨٠ ٧٥ ٧٠ ٧٥ ٧٥ ٧٠
Dari data nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui nilai rata-rata atau mean dari prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
71
Tabel. 13 Distribusi Frekuensi Pola Asuh Orangtua Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Skor
Frekuensi (f)
Prosentase
f.X
70
13
41.9
910
75
13
41.9
975
80
5
16.1
400
Total
31
100
2285
Dari tabel distribusi di atas akan dihitung nilai mean dan range dari nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara dengan rumus sebagai berikut:
MX =
fX n
2285 31
= 73.71 Hasil penghitungan mean di atas menunjukkan bahwa tingkat nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara memiliki rata-rata sebesar 73.71. Untuk mengetahui kategorinya, selanjutnya dilakukan penafsiran nilai mean yang telah didapat yaitu dengan membuat interval kategori dengan cara atau langkah-langkah sebagai berikut: Mencari nilai tertinggi ( H ) dan nilai terendah ( L ) H = Nilai tertinggi = 80 L
= Nilai terendah
72
= 70 Setelah H dan L ditemukan selanjutnya adalah mencari nilai range dengan rumus sebagai berikut: R
= H–L+1 = 80 – 70 +1 =9 Dilanjutkan dengan mencari interval dengan rumus sebagai
berikut:
i
R K
Keterangan : i
: Interval
R
: Range
K
: Jumlah interval sebanyak (4)
i =
R K
=
9 4
= 2.25 Dari hasil range di atas dapat diperoleh nilai 2.25 dibulatkan menjadi 2 sehingga dapat diperoleh tabel sebagai berikut: Tabel. 14 Nilai Interval Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara No Interval Kategori 1 76 – 80 Sangat Baik 2 74 – 75 Baik 3 72 – 73 Cukup 4 70 – 71 Kurang
73
Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk “cukup” dengan indikator nilai 73.71 masuk dalam interval 72 – 73. 2.
Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan kuat lemahnya pengaruh dan diterima tidaknya hipotesa yang diajukan dalam skripsi ini, maka dibuktikan dengan mencari korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Untuk itu, penulis menggunakan program bantu penghitungan statistik SPSS. 16.00 untuk menghitung besaran korelasi antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2014/2015. Adapun hasil penghitungan dengan menggunakan program bantu SPSS 16.00 adalah sebagai berikut, Tabel. 15 Uji Regresi antara Variabel X1, X2 dan Y Model 1
R
R Square .430a
.185
Adjusted R Square .127
Std. Error of the Estimate 3.405
a. Predictors: (Constant), PERHATIAN, POLA ASUH b. Dependent Variable: PRESTASI Dari tabel di atas dapat diketahui nilai Rhitung adalah sebesar 0.430. hal ini berarti bahwa besaran korelasi yang diberikan variabel pola asuh dan perhatian orang tua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak
74
Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebesar 0.430. Hasil penghitungan Rhitung tersebut selanjutnya, akan dikonsultasikan dengan nilai Rtabel menurut taraf signifikan 5 % maupun 1 % pada analisis lanjut. Adapun nilai R Square (R2), berdasarkan tabel di atas adalah sebesar 0.185 yang artinya besaran koefisien determinasi antara korelasi pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2014/2015 adalah sebesar adalah sebesar 0.185 atau sama dengan 18.5%. 3.
Analisis Lanjut Analisis lanjut merupakan akhir dalam pembuktian kebenaran hipotesis yang diajukan dengan menginterpretasikan hasil uji coba hipotesis dengan taraf signifikan 5 % dan 1 % adalah sebagai berikut: N = 31 dalam taraf signifikansi 5 % = 0.355 N = 31 dalam taraf signifikansi 1 % = 0.456 Berdasarkan nilai Rhitung yang didapatkan dengan menggunakan program bantu SPSS 16.00 adalah sebesar 0.430. Setelah nilai Rhitung dikonsultasikan dengan nilai Rtabel product moment, maka dapat diketahui bahwa nilai Rhitung lebih besar dari nilai Rtabel (Rhitung > Rtabel) menurut taraf signifikansi 5%. Mengenai sifat dari korelasi yang diberikan oleh variabel pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak
75
Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2014/2015, dapat dilihat pada penafsiran akan besarnya koefisien korelasi yang umum digunakan adalah:
No 1 2 3 4 5
Tabel. 16 Kriteria Penafsiran Koefisien Korelasi1 Jarak Interval Kriteria 0,00 – 0,20 Korelasi rendah sekali 0,21 – 0,40 Korelasi rendah 0,41 – 0,60 Korelasi cukup/sedang 0,61 – 0,80 Korelasi tinggi 0,81 – 1,00 Korelasi tinggi sekali
Berdasarkan interpretasi data dan nilai yang didapatkan maka koefisien korelasi antara variabel pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara tahun pelajaran 2014/2015 termasuk cukup atau sedang. Adapun nilai koefisien determinasi yang didapatkan, berdasarkan tabel di atas, adalah sebesar 0.185 atau sama dengan 18.5%. artinya, korelasi yang diberikan oleh pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara adalah sebesar 18.5%, sedangkan sisanya (100% 18.5% = 81.5%) adalah pengaruh lain yang belum diteliti oleh penulis. Dengan demikian, hipotesis yang penulis ajukan yaitu “ada korelasi yang positif antara pola asuh dan perhatian orangtua dengan prestasi belajar
1
Masrukhin, Statistik Deskriptif Berbasis Komputer, (Kudus: Media Ilmu Press, 2007), hlm 123
76
Aqidah Akhlak siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015” dapat diterima kebenarannya. C. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan data empiris yang didapatkan di lapangan, dapat diketahui bahwa pola asuh dan perhatian orangtua mampu memberikan korelasi yang positif terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara. Hal ini dapat dilihat dari nilai korelasi yang diberikan oleh variabel pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa sebesar 0.430 yang nilai tersebut lebih besar dari besaran nilai Rtabel product moment dengan nilai N = 31 pada taraf signifikansi 5% (0.355). Data tersebut juga didukung dengan nilai mean dari pola asuh orangtua siswa sebesar 43.77 yang masuk dalam kategori baik. Begitu juga dengan nilai mean perhatian orangtua siswa yang mendapatkan nilai sebesar 36.65 yang masuk dalam kategori baik. Sedangkan nilai prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara adalah sebesar 73.71 yang masuk ke dalam termasuk kategori cukup. Tampak dari data temuan lapangan menunjukkan bahwa peran orangtua juga termasuk salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Keluarga terutama orangtua sebagai pendidik utama dan pertama, mempunyai pengaruh paling besar terhadap anak dibanding dengan pendidik lain. Hal ini tercermin dalam sabda Rasulullah SAW:
77
ُﻮل اﷲِ ﺻﻠﻰ اﷲ ﻋﻠﻴﻪ و ﺳﻠﻢ ُﻛ ﱡﻞ َﻣﻮﻟُﻮٍد ُ َﺎل َرﺳ َ َﺎل ﻗ َ َﰊ ُﻫَﺮﻳْـَﺮةَ رﺿﻲ اﷲ ﻋﻨﻪ ﻗ ْ َِﻋ ْﻦ ا (ﺼﺮَاﻧِِﻪ أَو ﳝَُ ﱢﺠﺴَﺎﻧِِﻪ )رواﻩ اﻟﺒﺨﺎري ﻳُﻮﻟَ ُﺪ َﻋﻠَﻰ اﻟْ ِﻔﻄَْﺮةِ ﻓَﺄَﺑـَﻮَاﻩُ ﻳـُ َﻬ ﱢﻮدَاﻧِِﻪ أَو ﻳـُﻨَ ﱢ Artinya : Dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya ia berkata, Nabi SAW bersabda : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fithrah, maka kedua orang tuanyalah yang menjadikannya beragama Yahudi, Nasrani maupun Majusi… (HR. Al-Bukhari).2 Berdasarkan hadits tersebut, maka dapat diambil pengetahuan bahwa orangtua berpengaruh besar bagi keberhasilan dan masa depan anak-anaknya. Salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam belajar adalah perhatian, motivasi dan do’a dari keluarga. Anak yang cukup mendapatkan perhatian dan motivasi serta dido’akan oleh orangtua, kemungkinan akan tinggi pula prestasinya, sedangkan anak yang kurang mendapatkan perhatian dan motivasi dari keluarga kemungkinan akan mendapatkan prestasi yang rendah, walaupun mungkin anak itu mempunyai intelejensi yang cukup tinggi. Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa keluarga secara fisik dan psikis lebih dekat hubungannya dengan anak dan selalu berinteraksi, sehingga sangat tepat apabila keluarga berperan sebagai motivator dan selalu berdo’a kepada Allah untuk anak-anaknya dalam meningkatkan prestasi belajar. Ahmad Muzakir menjelaskan bahwa Orang tua yang tidak/kurang memperhatikan pendidikan anak-anaknya, makin acuh tak acuh, tidak memperhatikan kemajuan belajar anak anaknya akan menjadi penyebab kesulitan belajar, apalagi orang tua yang bersifat kejam, otoriter, akan 2
Imam al-Bukhari, Shahih al-Bukhari I, (Damaskus: Dar al-Ulum al-Insaniyah, 1993), hlm. 456.
78
menimbulkan mental yang tidak sehat. Hal ini akan berakibat anak tidak tentram, tidak senang di rumah ia pergi mencari teman sebayanya, hingga lupa belajar sebenarnya orang tua mengharapkan anaknya pandai, baik, cepat berhasil, tetapi malah menjadi takut, suka memanjakan anak, ia tidak rela anak susah payah belajar, menderita, berusaha kemauan, bahkan tergantung pada orang tua hingga malas berusaha, malas menyelesaikan tugas-tugas sekolah, hingga prestasinya menurun.55 D. Keterbatasan Penelitian Prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara, tidak hanya semata-mata ditentukan oleh pola asuh dan perhatian orangtua. Akan tetapi, ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa, diantaranya pendidikan orang tua, kemampuan guru dalam mengajar, teman pergaulan, belajar di luar jam sekolah, serta lingkungan masyarakat. Penelitian ini merupakan penelitian yang penulis fokuskan pada pola asuh dan perhatian orangtua terhadap anak. Usaha maksimal sudah penulis lakukan, namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa penelitian ini hasilnya mungkin belum maksimal, karena berbagai keterbatasan penulis. Ada beberapa keterbatasan yang dimaksud penulis, adalah sebagai berikut: 1.
Ketidak-mampuan
penulis
dalam
mengakomodasi
semua
faktor
pendukung yang terlibat dalam penelitian.
55
Ahmad Muzakir, Joko Sutrisno, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Pustaka Setia, 1997), hlm.162
79
2.
Kurangnya kesempatan atau waktu untuk berkomunikasi baik dengan dosen pembimbing maupun dengan teman
mahasiswa lainnya,
disebabkan karena kesempatan yang ada hanya pada hari-hari tertentu saja, dan itupun jarang sekali berkomunikasi dengan baik. 3.
Ketersediaan kesempatan (waktu) yang sedikit untuk menelaah bukubuku (Pustaka) yang ada relevansinya dengan penelitian, serta kurangnya sarana atau fasilitas perpustakaan yang ada di sekitar penulis.
4.
Keterbatasan keuangan (biaya) yang ada. Demikian bebarapa keterbatasan yang penulis kemukakan yang
melatar-belakangi kurang maksimalnya hasil penelitian ini. Namun demikian, penulis berharap dengan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dan pertimbangan dalam penelitian-penelitian lainnya.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari pembahasan skripsi yang berjudul “Korelasi Antara Pola Asuh dan Perhatian Orangtua dengan Prestasi Belajar Aqidah Akhlak Siswa di MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara Tahun Pelajaran 2014/2015”, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1.
Pola asuh orangtua yang diterapkan pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk dalam kategori baik karena memiliki nilai rata-rata sebesar 43.77 yang masuk dalam kelas interval (42 – 43) yang berkategori baik.
2.
Perhatian orangtua pada siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk dalam kategori baik karena memiliki nilai rata-rata sebesar 36.65 yang masuk dalam kelas interval (36 – 37) yang berkategori baik.
3.
Prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara termasuk dalam kategori cukup karena memiliki nilai rata-rata sebasar 73.71 yang masuk ke dalam kelas interval (72 – 73) yang berkategori cukup.
4.
Korelasi yang diberikan oleh pola asuh dan perhatian orangtua terhadap prestasi belajar Aqidah Akhlak siswa kelas IV dan V MI Nurul Huda Muryolobo Nalumsari Jepara adalah sebesar 0.430 dan nilai tersebut
80
81
lebih besar dari besaran nilai Rtabel product moment dengan nilai N = 31 menurut taraf signifikansi 5% (0.355). B. Saran-saran Dengan segala kerendahan hati, demi peningkatan dan perbaikan dalm proses belajar mengajar tentu saja diperlukan saran-saran yang penulis ajukan sebagai berikut: 1.
Kepada guru bidang studi Aqidah Akhlak khususnya, dan para guru lainnya pada umumnya: a.
Hendaknya senantiasa memperhatikan serta memberikan bimbingan dan motivasi yang lebih banyak, dan bisa menggunakan metode yang tepat dan efektif dalam pembelajaran agar siswa lebih bersemangat dan semakin meningkat dalam belajarnya.
b.
Hendaknya selalu mengawasi dan mengontrol aktifitas keagamaan para siswa.
c.
Hendaknya selalu memberikan contoh tauladan yang baik bagi para anak didik.
d.
Hendaknya lebih meningkatkan usahanya dalam mengajar, agar siswa lebih bersungguh-sungguh dalam belajarnya.
2.
Kepada orangtua siswa: a.
Hendaknya orang tua selalu mendorong atau memberi motivasi kepada anaknya dalam mengikuti pelajaran sekaligus selalu aktif untuk selalu belajar, sebab dengan selalu aktif dalam belajar, maka prestasi belajar akan meningkat.
82
b.
Hendaknya orang tua selalu memperhatikan terhadap kelangsungan belajar anaknya agar lebih baik.
c.
Dalam kaitannya dengan usia, mengingat usia anak MI masih sangat memerlukan perhatian, pengawasan dan bimbingan orang tua, maka hendaknya orang tua jangan bersikap masa bodoh terhadap kegiatan belajar anaknya.
d.
Hendaknya orang selalu memberikan contoh suri tauladan yang baik terhadap anaknya dan selalu mengingatkan akan pentingnya belajar.
3.
Terhadap siswa-siswi: a.
Hendaknya kesadaran belajar yang sudah baik itu dapat lebih ditingkatkan dengan memperbanyak membaca buku pelajaran.
b.
Hendaknya bisa membuat jadwal dalam belajar, meskipun tidak secara tertulis, hal tersebut berguna untuk membiasakan kedisiplinan pribadinya.
c.
Hendaklah bisa menambah waktunya untuk belajar Aqidah Akhlak.
d.
Pelajaran-pelajaran yang telah diperoleh, baik dari bangku sekolah maupun dari pendidikan di luar jam sekolah, hendaknya benar-benar dapat dihayati dan diamalkan dalam bentuk perbuatan yang nyata dalam kehidupan sehari-hari.
C. Kata Penutup Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat, rahim daya kekuatan, kesehatan jasmani dan
83
rohani, hidayah kecerdasan berfikir, ilmu, rizki dan taufiqnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari meskipun dalam penulisan ini telah semaksimal mungkin dengan seluruh kekuatan daya pikir penulis, namun dalam penulisan ini tidak lepas dari kesalahan dan kelalian. Hal itu semata-mata merupakan keterbatasan ilmu dan kemampuan yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak demi perbaikan yang akan datang untuk mencapai kesempurnaan. Akhirnya penulis hanya berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pada pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrochman, et.al., Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan Nasional, Jakarta: BP.Cipta Jaya, 2003.
Sistem
Ahmadi, Abu, Psikologi Umum, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Ali, Zainuddin, Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2007. Al-Mushhaf as-Syarif, Al-Qur’an dan Terjemahan, Madinah: Percet. Al-Qur’an Raja Fahd, 1418 H. Andrie, Winarti, & Utami, Pola Asuh Orangtua dan Nilai-nilai Kehidupan yang Dimiliki oleh Remaja, Fenomena: Jurnal Psikologi, 2001. Arifin, Hubungan Timbal Balik Hubungan Agama Pendidikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, Jakarta: Bulan Bintang, 1978. Arifin, M., Kapita Selekta Pendidikan, Semarang: Toha Putra, 1983. Arikunto, Suharsimi, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2002. ________, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1996. Buchori, M., Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung: Jemmars, 1980. Djamarah, Syaiful Bahri, Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam, Jakarta: Asdi Mahasatya, 2004. ________, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002. Falsafi, Muhammad Taqi, Anak Antara Kekuatan Gen dan Pendidikan, Bogor: Cahaya, 2002. Gunarsa, Singgih D., Psikologi Untuk Keluarga, Jakarta: BPK. Gunung Mulia, 1976. Helmy, Masdar, Islam dan Keluarga Berencana, Semarang: Toha Putra, 1969. Ismail, Habshah, Studi Korelasi Antara Pola Asuh Otoriter Orangtua dengan Agresivitas Remaja, Skripsi Fakultas Psikologi UNAIR, Surabaya 2000. Junaedi, Mahfud, Kyai Bisri Mustofa (Pendidikan Keluarga Berbasis Pesantren), Semarang: Walisongo Pres, 2009.
Kartono, Kartini, Psikologi Umum, Bandung: Mandar Maju, 1990. Labib, Menciptakan Keluarga Sakinah dalam Pandangan Islam, Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006. Ludjito, Ahmad, Pendidikan Agama Sebagai Subsistem dan Implementasinya dalam Pendidikan Nasional, dalam Chabib Thoha & Abdul Mu'ti, PBMPAI di Sekolah, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Mussen, Perkembangan dan Kepribadian Anak, Jakarta: Arcan, 1994. Nata, Abudin, Akhlak Tasawuf, Jakarta: Rajawali Pers, 1996. Nawawi, Hadari, Metode Penelitian Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1993. Notosudirdjo & Latipun, Kesehatan Mental: Konsep dan Penerapan, Malang: UMM Press, 2005. Petranto, Ira, Rasa Percaya Diri Anak adalah Pantulan Pola Asuh Orangtuanya, Bulletin DWP PTRI Jenewa, on-line: http://www.binarymoon.co.uk. Jakarta: Kawan Pustaka. Akses: 5 Maret 2015 Poerbakawatja, Soegarda, Ensiklopedi Pendidikan, Jakarta: Gunung Agung, 1982. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2006. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2003. Rakhmat, Jalaluddin, Psikologi Komunikasi, Bandung: CV. Remadja Karya, 1986 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996. Shaleh, Abdul Rachman, Pendidikan Agama dan Keagamaan, Visi, Misi dan Aksi, Jakarta: Gemawindu Pancaparkasa, 2000. Singarimbun, Masri dan Sofyan Efendi, Metode Penelitian Survey, Jakarta: LP3ES, 1989. Soemanto, Wasty, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 1998. Sudijono, Anas, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996.
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2006. ________, Statistika Untuk Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2005. Sujana, Nana, Dasar-Dasar Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo, 1987. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktikknya, Jakarta: Bumi Aksara, 2004. Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1998. Suwarno, Bambang, Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika, Bandung: Alphabeta, 2005. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi 3, Jakarta: Balai Pustaka, 2002. Tirtonegoro, Sutratinah, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya, Jakarta: Bina Aksara, 1984. Usman, Moh. Uzer dan Lilis Setiawati, Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1993. Usman, Moh. Uzer, Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. Wirawan, Sarlito, Pola Asuh, www.sarlito.net.ms// diakses 10 Desember 2014.
ANGKET PENELITIAN A. BIODATA RESPONDEN Nama
: …………………………………
Kelas
: …………………………………
Jenis Kelamin
: …………………………………
B. PETUNJUK PENGISIAN ANGKET 1. Bacalah setiap pertanyaan di bawah ini dengan cermat dan teliti. 2. Jawaban kamu sangat kami harapkan dan berharga bagi keberhasilan penelitian kami, 3. Berilah tanda silang (X) pada kolom di bawah yang dianggap paling sesuai dengan pendapat kamu. C. PERTANYAAN Variabel X1 (Pola Asuh Orangtua) 1. Apakah orangtua melakukan komunikasi dua arah antara anak dengan orangtua? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apakah kontrol orangtua terhadap anak relatif longgar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Ketika anak melakukan kesalahan, apakah orangtua memberi hukuman sesuai tingkat kesalahan anak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Dalam menerapkan kedisiplinan di rumah, apakah disesuaikan dengan komitmen bersama antara anak dan orangtua? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Apakah kontrol orangtua terhadap anak relatif kaku? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Komunikasi yang dilakukan oleh orangtua, apakah bersifat memerintah? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Ketika di rumah, apakah orangtua lebih menekankan pada pemberian hukuman? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
1
d. Tidak pernah
8. Kedisipilinan yang diterapkan oleh orangtua di dalam rumah, apakah bersifat kaku? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah kontrol orangtua terhadap anak bersifat lemah dan sangat longgar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Kedisipilinan yang diterapkan oleh orangtua di dalam rumah, apakah bersifat sangat longgar? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
11. Apakah hukuman atau konsekuensi perilaku yang orangtua berikan tergantung pada anak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
12. Apakah komunikasi yang dilakukan oleh orangtua tergantung pada anak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Variabel X2 (Perhatian Orangtua) 1. Apakah orangtua membimbing anak ketika melakukan sesuatu? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Ketika anak mengalami kesulitan belajar, apakah orangtua membantu menjelaskan? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
3. Apakah orangtua memberikan nasihat ketika anak melakukan kesalahan? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
4. Ketika anak tidak mau belajar, apakah orangtua langsung memberikan hukuman? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
5. Ketika anak belajar, apakah orangtua mengawasi? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
6. Ketika anak belajar, apakah orangtua mendampingi? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
7. Apakah kamu merasa senang ketika belajar didampingi orangutan? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
2
d. Tidak pernah
8. Ketika orangtua tidak dapat mendampingi anak belajar, apakah orangtua menyuruh anak untuk ikut les privat? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
9. Apakah orangtua membelikan buku penunjang pembelajaran untuk anak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
10. Apakah orangtua menyediakan fasilitas belajar selain buku yang dibutuhkan anak? a. Selalu
b. Sering
c. Kadang-kadang
3
d. Tidak pernah
UJI VALIDITAS POLA ASUH ORANG TUA SISWA (X1) Q1 Q1
Pearson Correlation
Q2
Q3
.545**
.878**
.246
.935**
.002
.000
.183
31
31
31
.545**
1
1
Sig. (2-tailed) N Q2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Q3
Q9
Q10
Q11
Q12
SKORE
.246
.533**
.545**
.603**
.873**
.935**
.616**
.922**
.000
.183
.002
.002
.000
.000
.000
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.462**
.084
.591**
.084
.288 1.000**
.246
.641**
.591**
.167
.648**
.009
.652
.000
.652
.116
.000
.183
.000
.000
.371
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.878**
.462**
1
.343
.821**
.343
.556**
.462**
.616**
.766**
.821**
.742**
.903**
.000
.009
.059
.000
.059
.001
.009
.000
.000
.000
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
.246
.084
.343
1
.114
1.000**
.114
.084
.246
.319
.114
.016
.390*
Sig. (2-tailed)
.183
.652
.059
.543
.000
.543
.652
.183
.080
.543
.933
.030
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.935**
.591**
.821**
.114
1
.114
.592**
.591**
.533**
.795** 1.000**
.556**
.889**
.000
.000
.000
.543
.543
.000
.000
.002
.000
.000
.001
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
.246
.084
.343
1.000**
.114
1
.114
.084
.246
.319
.114
.016
.390*
Sig. (2-tailed)
.183
.652
.059
.000
.543
.543
.652
.183
.080
.543
.933
.030
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.533**
.288
.556**
.114
.592**
.114
1
.288
.935**
.518**
.592**
.556**
.712**
.002
.116
.001
.543
.000
.543
.116
.000
.003
.000
.001
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.545**
1.000**
.462**
.084
.591**
.084
.288
1
.246
.641**
.591**
.167
.648**
.002
.000
.009
.652
.000
.652
.116
.183
.000
.000
.371
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
Pearson Correlation N
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Q8
Q8
31
Sig. (2-tailed)
Q7
Q7
31
N
Q6
Q6
31
N
Q5
Q5
31
Sig. (2-tailed) Q4
.002
Q4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
31
1|Page
Q9
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Q10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Q11
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Q12
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
SKORE
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
.603**
.246
.616**
.246
.533**
.246
.935**
.246
.000
.183
.000
.183
.002
.183
.000
.183
31
31
31
31
31
31
31
31
.873**
.641**
.766**
.319
.795**
.319
.518**
.000
.000
.000
.080
.000
.080
31
31
31
31
31
.935**
.591**
.821**
.000
.000
31
1
.599**
.533**
.616**
.747**
.000
.002
.000
.000
31
31
31
31
31
.641**
.599**
1
.795**
.496**
.893**
.003
.000
.000
.000
.005
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
.114 1.000**
.114
.592**
.591**
.533**
.795**
1
.556**
.889**
.000
.543
.000
.543
.000
.000
.002
.000
.001
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.616**
.167
.742**
.016
.556**
.016
.556**
.167
.616**
.496**
.556**
1
.652**
.000
.371
.000
.933
.001
.933
.001
.371
.000
.005
.001
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.922**
.648**
.903**
.390*
.889**
.390*
.712**
.648**
.747**
.893**
.889**
.652**
1
.000
.000
.000
.030
.000
.030
.000
.000
.000
.000
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.000
31
2|Page
UJI RELIABILITAS POLA ASUH ORANG TUA SISWA (X1) Case Processing Summary N Cases
Valid
% 31
100.0
0
.0
31
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .922
N of Items
.918
12
Item Statistics Mean P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
Std. Deviation
3.58 3.74 3.52 3.81 3.61 3.81 3.61 3.74 3.58 3.65 3.61 3.52
N
.502 .445 .508 .402 .495 .402 .495 .445 .502 .486 .495 .508
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Item-Total Statistics Scale Mean if Item Deleted P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12
40.19 40.03 40.26 39.97 40.16 39.97 40.16 40.03 40.19 40.13 40.16 40.26
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 13.895 15.299 13.931 16.366 14.073 16.366 14.806 15.299 14.628 14.116 14.073 14.998
.901 .580 .877 .304 .860 .304 .646 .580 .687 .865 .860 .574
. . . . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .905 .919 .906 .929 .907 .929 .917 .919 .915 .907 .907 .920
3|Page
UJI VALIDITAS PERHATIAN ORANG TUA SISWA (X2) Q1 Q1
Pearson Correlation
Q2 1
Q2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Q3
Q9
Q10
SKORE
.167
.545**
.591**
.084
.084 1.000**
.246
.641**
.689**
.000
.371
.002
.000
.652
.652
.000
.183
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.591**
1
.556**
.935** 1.000**
.114
.114
.591**
.533**
.795**
.888**
.000
.001
.000
.000
.543
.543
.000
.002
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
.167
.556**
1
.616**
.556**
.016
.016
.167
.616**
.496**
.613**
Sig. (2-tailed)
.371
.001
.000
.001
.933
.933
.371
.000
.005
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.545**
.935**
.616**
1
.935**
.246
.246
.545**
.603**
.873**
.928**
.002
.000
.000
.000
.183
.183
.002
.000
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
.591** 1.000**
.556**
.935**
1
.114
.114
.591**
.533**
.795**
.888**
.543
.543
.000
.002
.000
.000
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
Pearson Correlation
.000
.000
.001
.000
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
.084
.114
.016
.246
.114
1 1.000**
.084
.246
.319
.413*
Sig. (2-tailed)
.652
.543
.933
.183
.543
.000
.652
.183
.080
.021
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation
.084
.114
.016
.246
.114 1.000**
1
.084
.246
.319
.413*
Sig. (2-tailed)
.652
.543
.933
.183
.543
.000
.652
.183
.080
.021
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
Pearson Correlation 1.000**
.591**
.167
.545**
.591**
.084
.084
1
.246
.641**
.689**
.000
.000
.371
.002
.000
.652
.652
.183
.000
.000
31
31
31
31
31
31
31
31
31
31
N
N
N Q8
Q8
31
Sig. (2-tailed)
Q7
Q7
31
N
Q6
Q6
31
Sig. (2-tailed) Q5
Q5
31
N Q4
Q4
.591**
Sig. (2-tailed) N
Q3
Sig. (2-tailed) N
31
4|Page
Q9
Pearson Correlation
.246
.533**
.616**
.603**
.533**
.246
.246
.246
Sig. (2-tailed)
.183
.002
.000
.000
.002
.183
.183
.183
31
31
31
31
31
31
31
31
.641**
.795**
.496**
.873**
.795**
.319
.319
.000
.000
.005
.000
.000
.080
31 .689**
31 .888**
31 .613**
31 .928**
31 .888**
.000
.000
.000
.000
31
31
31
31
N Q10
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
N SKORE Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
1
.599**
.693**
.000
.000
31
31
31
.641**
.599**
1
.911**
.080
.000
.000
31 .413*
31 .413*
31 .689**
31 .693**
31 .911**
.000
.021
.021
.000
.000
.000
31
31
31
31
31
31
.000 31 1 31
5|Page
UJI RELIABILITAS PERHATIAN ORANG TUA SISWA (X2) Case Processing Summary N Cases
Valid
% 31
100.0
0
.0
31
100.0
a
Excluded Total
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Items
Cronbach's Alpha .898
N of Items
.893
10
Item Statistics Mean P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
Std. Deviation
3.74 3.61 3.52 3.58 3.61 3.81 3.81 3.74 3.58 3.65
N
.445 .495 .508 .502 .495 .402 .402 .445 .502 .486
31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item Deleted P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10
32.90 33.03 33.13 33.06 33.03 32.84 32.84 32.90 33.06 33.00
Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Item Deleted Total Correlation Correlation 9.624 8.766 9.649 8.596 8.766 10.540 10.540 9.624 9.396 8.733
.609 .850 .506 .903 .850 .308 .308 .609 .604 .881
. . . . . . . . . .
Cronbach's Alpha if Item Deleted .890 .873 .898 .869 .873 .907 .907 .890 .891 .871
6|Page
UJI STATISTIK Statistics POLAASUH N
Valid
Missing Mean Std. Error of Mean Median Mode Skewness Std. Error of Skewness Kurtosis Std. Error of Kurtosis Sum
PERHATIAN
PRESTASI
31
31
31
0 43.77 .752 46.00 48 -.291 .421 -1.727 .821 1357
0 36.65 .609 38.00 40 -.358 .421 -1.664 .821 1136
0 73.71 .655 75.00 a 70 .448 .421 -.941 .821 2285
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Frequency Table POLAASUH Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
38
6
19.4
19.4
19.4
39
2
6.5
6.5
25.8
40
2
6.5
6.5
32.3
41
2
6.5
6.5
38.7
42
1
3.2
3.2
41.9
43
1
3.2
3.2
45.2
44
1
3.2
3.2
48.4
46
3
9.7
9.7
58.1
47
2
6.5
6.5
64.5
48
11
35.5
35.5
100.0
Total
31
100.0
100.0
PERHATIAN Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
32
8
25.8
25.8
25.8
34
3
9.7
9.7
35.5
35
1
3.2
3.2
38.7
36
2
6.5
6.5
45.2
37
1
3.2
3.2
48.4
38
1
3.2
3.2
51.6
39
4
12.9
12.9
64.5
40
11
35.5
35.5
100.0
Total
31
100.0
100.0
7|Page
PRESTASI Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
70
13
41.9
41.9
41.9
75
13
41.9
41.9
83.9
80
5
16.1
16.1
100.0
31
100.0
100.0
Total
8|Page
UJI REGRESI BERGANDA
Descriptive Statistics Mean PRESTASI POLAASUH PERHATIAN
Std. Deviation
73.71 43.77 36.65
3.644 4.185 3.392
Variables Entered/Removed Variables Entered
Model 1
N
Variables Removed
PERHATIAN, a POLAASUH
31 31 31
b
Method . Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: PRESTASI
b
ANOVA Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
73.670
2
36.835
Residual
324.717
28
11.597
Total
398.387
30
F
Sig.
3.176
.057
a
a. Predictors: (Constant), PERHATIAN, POLAASUH b. Dependent Variable: PRESTASI
Collinearity Diagnostics
a
Variance Proportions
Model
Dimensi on
1
1
2.994
1.000
.00
.00
.00
2
.006
22.997
.91
.00
.00
3
4.584E-5
255.584
.09
1.00
1.00
Eigenvalue
Condition Index
(Constant)
POLAASUH
PERHATIAN
a. Dependent Variable: PRESTASI
Residuals Statistics Minimum Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual
72.05 -5.718 -1.061 -1.679
Maximum 76.64 6.641 1.867 1.950
a
Mean 73.71 .000 .000 .000
Std. Deviation 1.567 3.290 1.000 .966
N 31 31 31 31
a. Dependent Variable: PRESTASI
9|Page
b
Model Summary Model 1
R
Adjusted R Square
R Square .430
a
.185
Change Statistics
Std. Error of the Estimate
.127
R Square Change
3.405
F Change
.185
df1
df2
3.176
2
Sig. F Change 28
Durbin-Watson
.057
1.815
a. Predictors: (Constant), PERHATIAN, POLAASUH b. Dependent Variable: PRESTASI
Coefficients Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error 91.183
6.960
POLAASUH
.918
1.431
PERHATIAN
-1.574
1.766
a
Standardized Coefficients Beta
Correlations t
Sig.
Zero-order
Partial
Collinearity Statistics Part
Tolerance
VIF
13.101
.000
1.054
.642
.526
-.402
.120
.109
.011
92.765
-1.465
-.891
.380
-.416
-.166
-.152
.011
92.765
a. Dependent Variable: PRESTASI
10 | P a g e