Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR SOSIAL DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMPN 2 TALUNKABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 ARTIKEL Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Bimbingan dan Konseling pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Nusantara PGRI Kediri
Oleh:
SULIH LINDA KURNIAWATI NPM. 11.1.01.01.0559
JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA LAYANAN BIMBINGAN BELAJAR SOSIAL DENGAN KENAKALAN REMAJA DI SMPN 2 TALUNKABUPATEN BLITAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SULIH LINDA KURNIAWATI NPM. 11.1.01.01.0559
BK - FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN Dra. Endang Ragil WP, M.Pd dan Yoerin Ernawati, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUN Kabupaten BLITAR tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut jenisnya termasuk penelitian korelasional, yaitu penelitian yang diarahkan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian
ini
menggunakan
desain
Penelitianeksposfaktomenelitihubungansebabakibat
eksposfakto yang
(exspost
facto
research).
tidakdimanipulasiataudiberiperlakuan
(dirancangdandilaksanakan) olehpeneliti.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Adapun sampel tersebut sebanyak 36 siswa. Untuk mencapai tujuan penelitian yaitu menguji hipotesis adanya hubungan antara layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remajadi SMPN 2 TALUNKabupaten BLITAR maka digunakan rumus product moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwahubungan layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUN dapat disimpulkan bahwa skor layanan bimbingan sosial berada antara rentang 64 sampai dengan 80 dengan skor total layanan bimbingan sosial kelas IXASMPN 2 TALUN adalah 2525.Skor kenakalan remajasiswa berada antara rentang 56 sampai dengan 74 dengan skor total kenakalan remaja siswa kelas IXASMPN 2 TALUN adalah 2242. Koefisienhubunganantara layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUNdidapatkannilai rhitung =
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri 1,925. Dengan demikian karena nilai rhitung adalah 1,925, maka berarti lebih dari 1,00. Sehingga interpretasi nilai rhitungadalah sangat tinggi. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa terdapathubungan layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUNditerima. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:Guru Bimbingan dan Konseling, perlu meningkatkan kegiatan layanan bimbingan sosial yang tersetruktur dengan berbasis pada perkembangan potensi anak. Sekolah, perlu adanya identifikasi kenakalankenakalan yang dilakukan siswa di sekolah, sehingga dapat membantu memformulasikan bentuk tindakan pencegahannya. Orang tua, adanya kelanjutan pembinaan melalui layanan sosial di lingkungan keluarga sehingga terjadi kesinambungan proses antara di sekolah dan di rumah. Kata Kunci: Layanan Bimbingan Belajar Sosial, Kenakalan Remaja
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Menurut Sudarsono (2008: 130),
PENDAHULUAN
terdapat pengaruh negatif dan positif yang
A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan pendidikan yang kedua setelah lingkungan keluarga bagi anak remaja. Selama mereka menempuh pendidikan
formal
disekolah
terjadi
interaksi antara remaja dengan sesamanya, termasuk interaksi antara remaja dengan pendidikan. Interaksi yang mereka lakukan di sekolah sering menimbulkan akibat sampingan yang negatif bagi perkembangan mental anak remaja.
melalui kementerian pendidikan nasional menginstruksikan
pentingnya
pendidikan karakter anak demi terwujudnya kota layak anak. Wujud dari instruksi tersebut
adalah
dilaksanakannya
pendidikan dan pembimbingan anak dari segi karakter dan sikap baik secara individu atau kelompok. Dalam hal ini peran guru bimbingan dan konseling mempunyai posisi strategis untuk melaksanakan kegiatan tersebut,
mengingat
seorang
guru
bimbingan konseling dapat masuk lebih dalam layanan
slah
satunya
konseling
dengan individu
kegiatan maupun
kelompok. Maka dari itu, dengan adanya posisi strategis ini diharapkan perilaku agresif di SMPN 2 TALUN Kabupaten BLITAR dapat berkurang melalui kegiatan layanan konseling kelompok.
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
di
sekolah,
anak-anak
yang
memasuki sekolah tidak semua berwatak baik, dalam sisi lain anak-anak yang masuk sekolah ada yang berasal dari keluarga yang kurang memperhatikan kepentingan anak dalam belajar yang kerap kali berengaruh pada teman lain. Sesuai dengan keadaan seperti ini sekolah-sekolah sebagai tempat pendidikan
anak-anak
dapat
menjadi
sumber konflik psikologis yang menjadikan anak frustasi dan berperilaku agresif.
Dewasa ini pemerintah Indonesia
selalu
timbul
Kepesatan perkembangan konseling dipacu oleh makin meningkatnya konflik dan kecemasan dalam kehidupan seharihari yang diakibatkan oleh perubahan sosial, kultural dan ekonomi. Sehingga seringkali
ditemukan
perilaku-perilaku
bermasalah dan agresif siswa atau peserta didik, perubahan pola keluarga, penerimaan masyarakat atas berbagai gaya hidup dan perubahan
peranan
pekerjaan.
Sesuai
dengan tujuan Pendidikan Nasional yakni membangun manusia Indonesia seutuhnya, maka upaya yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan generasi-generasi penerus bangsa yang kompetitif dan handal dalam menjalani
tantangan
hidup.
Untuk
mencapai tujuan tersebut harus tercipta individu-individu
yang
sehat
dan
berperilaku baik sesuai dengan normanorma yang berlaku.
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Berdasarkan menemukan
dan
pengamatan melihat
peneliti
munculnya
perilaku kenakalan remaja di sekolah. Perilaku perilaku kenakalan yang di lihat oleh
penulis
adalah
bentuk
tindakan
perilaku bersifat verbal seperti menghina, memaki,
marah,
dan
mengumpat.
Sedangkan untuk perilaku kenakalan non verbal atau bersifat fisik langsung adalah perilaku memukul, mendorong, berkelahi, menendang,
dan
menampar.
Perilaku
menyerang, memukul, dan mencubit yang ditunjukkan oleh siswa atau individu. Kegiatan
kenakalan
lainnya
berupa
membolos sekolah, merokok, tidak patuh
khusus
perilaku-perilaku
tersebut menunjukan gangguan-ganguan yang disebabkan oleh proses belajar yang tidak
semestinya,
seperti
gangguan
mempelajari jenis-jenis kemampuan yang diperlukan seperti mencintai lawan jenis, memiliki konsep diri yang positif, atau terlanjur
mempelajari
sebagai mitra kerja. Berdasarkan
rambu-rambu
pelaksanaan pelayanan Bimbingan dan Konseling dalam jalur pendidikan formal terdapat
pola
pelayanan
yang
dapat
dilaksanakan oleh guru Bimbingan dan Konseling
untuk
membantu
mengembangkan setiap potensi siswa dan memberikan pencegahan dan pengentasan terhadap
perilaku
bermasalah
yang
dilakukan siswa sepertihalnya kenakalan remaja. Melihat
kondisi
ini
guru
menggunakan metode layanan bimbingan
sama orang tua dan lain sebagainya. Secara
konselor, dan tenaga pendidik lainnya
bentuk-bentuk
perilaku yang maladaptif misalnya, anak
sosial untuk mengurangi perilaku kenakalan siswa di SMPN2 TALUNKabupaten BLITAR. Pelayanan
bimbingan
sosial
bertujuan
membantu
di
peserta
SMP didik
memahami diri dalam kaitannya dengan lingkungan dan etika pergaulan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan tanggung jawab sosial. Berdasarkan
uraian
yang tumbuh menjadi remaja agresif karena
dilakukan
meniru perilaku orangtua dan tekanan
“Hubungan antara Layanan Bimbingan
keadaan di dalam keluarga atau lingkungan
Belajar Sosial dengan Kenakalan Remaja di
yang tidak harmonis. Tugas tenaga pendidik
SMPN 2 TALUN Kabupaten BLITAR Tahun
adalah untuk mengembangkan potensi
Pelajaran 2014/2015”.
peserta didik secara utuh dan optimal yang sesungguhnya merupakan tugas bersama yang
harus
dilaksanakan
oleh
guru,
FKIP - BK
dengan
judul
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, penulis menemukan bahwa
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559
penelitian
tersebut
berdasarkan
pengamatan
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri menemukan
dan
melihat
munculnya
E. Tujuan Penelitian
perilaku kenakalan remaja di sekolah.
Penelitian ini dilaksanakan dengan
Perilaku perilaku kenakalan yang di lihat
tujuan untuk mengetahui ada atau tidak
oleh
adanya
penulis
adalah
bentuk
tindakan
hubungan
antara
layanan
perilaku bersifat verbal seperti menghina,
bimbingan belajar sosial dengan kenakalan
memaki,
remaja di SMPN 2 TALUN Kabupaten
marah,
dan
mengumpat.
Sedangkan untuk perilaku kenakalan non verbal atau bersifat fisik langsung adalah perilaku memukul, mendorong, berkelahi, menendang,
dan
menampar.
Perilaku
menyerang, memukul, dan mencubit yang ditunjukkan oleh siswa atau individu. Kegiatan
kenakalan
lainnya
berupa
membolos sekolah, merokok, tidak patuh sama orang tua dan lain sebagainya
BLITAR tahun pelajaran 2014/2015 F. Kegunaan Penelitian Penelitian
memiliki kegunaan, sebagai berikut: 1. Teoritis Secara
teoretis
mempunyai
dalam
C. Pembatasan Masalah identifikasi
tersebut,penelitian
ini
masalah mempunyai
keterbatasan antara lain:
masalah-
masalah yang dipilih untuk dilakukan karena
memberikan
Dari
terhadap
penelitian
ini
manfaat
untuk
sumbangan
pemikiran
rangka
memperkuat
ilmu
psikologi terutama di bidang psikologi pendidikan, lebih khususnya bimbingan dalam
menangani
perilaku
agresif
siswa, supaya perilaku siswa di dalam
1. Bimbingan Belajar sosial.
lingkungan masyarakat, sekolah, dan
2. Kenakalan remaja.
keluarga
3. Siswa SMPN 2 TALUN.
berkembang lebih baik.
dapat
tumbuh
dan
2. Praktis D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat dirumusan
masalah
penelitian
adalah
Bagaimanakah hubungan antara layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUN Kabupaten BLITAR tahun pelajaran 2014/2015
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
a. Bagi lembaga pendidikan. Sebagai bahan masukan dalam rangka
peningkatan
layanan
bimbingan
pemberian bagi
siswa.
Selain itu juga dapat mengenalkan kepada
siswa
tentang
arti
pentingnya layanan bimbingan dan
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri konseling
di
dalam
lingkungan
potensi-potensi dan kecenderungan,
sekolah.
kecenderugannya,
b. Bagi pengembangan ilmu. Menjadi masukan yang berguna untuk penelitian selanjutnya dan sekaligus sebagai masukan bagi guru pembimbing dalam rangkaSa pengembangan
bimbingan
dan
konseling.
permasalahannya, dan interaksi dinamis antara berbagai unsur yang ada itu. (Prayitno 2004: 92) Berdasarkan butir-butir pokok tersebut maka yang dimaksud dengan
yang
Pegertian
bahwa
pelayanan
bimbingan dan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia, dan oleh Dari
manusia,
pelayanan
itu
berdasarkan
hakekat
manusia
dengan
kemanusiaannya. dimaksudkan
artinya
diselenggarakan keberadaan
segenap
dimensi
Untuk
manusia,
bahwa
pelayanan
tersebut diselenggarakan demi tujuantujuan yang agung, mulia dan positif bagi kehidupan kemanusiaan menuju manusia
seutuhnya,
sebagaiindividu
baik
maupun
manusia kelompok.
Oleh manusia mengandung pengertian penyelenggara manusia
kegiatan
dengan
itu
segenap
adalah derajat,
martabat dan keunikan masing-masing terlibat
bimbingan
seperti
didalamnya.proses itu
melibatkan
manusia dan kemanusiaannya sebagai
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559
ahli
kepada
seorang
atau
beberapa orang individu, baik anak-
1. Bimbingan dan Konseling
FKIP - BK
dinamika kehidupannya, permasalahan-
bantuan yang dilakukan oleh orang
A. Kajian Teori
manusia.
perkembangannya,
bimbingan adalah proses pemberian
KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
yang
titalitas, yang menyangkut segenap
anak, remaja, maupun dewasa; agar orang
yang
dibimbing
dapat
mengembangkan kemampuan dirinya sendiri
dan
mandiri,
dengan
memanfaatkan kekuatan individu dan sarana
yang
ada
dikembangkan;
dan
didasarkan
dapat norma-
norma yang berlaku. Sejalan
dengan
perkembangannya konsepsi bimbingan dan konseling, maka tujuan bimbingan dan
konseling
pun
mengalami
perubahan, dari yang sederhana sampai ke yang lebih komprehensif. Untuk membantu individu membuat pilihanpilihan, penyesuaian-penyesuaian dan interpretasi-interpretasi hubungannya
dengan
dalam situasi-situasi
tertentu, untuk memperkuat fungsifungsi pendidikan, untuk membantu orang-orang
menjadi
insan
yang
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri berguna, tidak hanya sekedar mengikuti
perkembangan dan predisposisi yang
kegiatan-kegiatan yang berguna saja.
dimilikinya (seperti kemampuan dasar
Menurut
Syamsu
(2004:34),
dan bakat-bakatnya), berbagai latar
dalam proses konseling klien dapat:
belakang
a. Mendapat dukungan selagi klien
belakang keluarga, pendidikan, status
memadukan segenap kekuatan dan
sosial ekonomi), serta sesuai dengan
kemampuan
tuntunan positif lingkungannya.
untuk
mengatasi
permasalahan yang dihadapi.
Dalam
b. Memperoleh wawasan baru yang lebih
segar
tentang
alternatif,
yang
berbagai
ada
(seperti
kaitan
ini,
latar
(Syamsu
2005:46) menjelaskan bahwabimbingan dan
konseling
membantu
individu
pandangan
dan
untuk menjadi insan yang berguna
pemahaman-pemahaman,
serta
dalam kehidupannya yang memiliki
ketrampilan-ketrampilan baru. c. Menghadapi sendiri;
ketakutan-ketakutan
mencapai
untuk
mengambil
mungkin
berbagai
ada
pencapaian
pandangan,
interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan
kemampuan
keterampilan yang tepat berkenaan
risiko
dengan diri sendiri dan lingkungannya.
yang
dalam
proses
tujuan-tujuan
dikehendaki.
wawasan,
Tujuan
yang
Insan seperti ini adalah insan yang
mandiri
yang
memiliki
konseling
kemampuan untuk memahami diri
dapat terentang dari sekedar klien
sendiri dan lingkungannya secara tepat
mengikuti
kemauan-kemauan
dan objektif, menerima diri sendiri dan
konselor sampai pada masalah
lingkungan secara positif dan dinamis,
pengambilan
keputusan,
mampu mengambil keputusan secara
pengembangan
kesadaran,
tepat dan bijaksana, mengarahkan diri
pengembangan
pribadi,
sendiri sesuai dengan keputusan yang
penyembuhan, dan penerimaan diri
diambilnya itu, serta akhirnya mampu
sendiri.
mewujudkan diri sendiri secara optimal.
Dengan memperhatikan butir-
Hal
ini
semua
butir tujuan bimbingan dan konseling
pengembangan
sebagaimana
dalam
kemanusiaan individu.
tampak
Dalam
tercantum
rumusan-rumusan
tersebut,
dalam
keempat
rangka dimensi
kelangsungan
bahwa tujuan umum bimbingan dan
perkembangan dan kehidupan manusia,
konseling adalah untuk membantu
berbagai pelayanan diciptakan dan
individu
diselenggarakan.
memperkembangkan
diri
secara optimal sesuai dengan tahap SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
Masing-masing
pelayanan itu berguna dan memberikan simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri manfaat
untuk
memperlancar
dan
hasil
dari
terlaksananya
fungsi
memberikan dampak positif sebesar-
pelayanan yang dimaksud. Dengan
besarnya terhadap kelangsungan dan
demikian, fungsi suatu pelayanan dapat
perkembangan
itu,
diketahui dengan melihat kegunaan,
khususnya dalam bidang tertentu yang
manfaat, ataupun keuntungan dan
menjadi
dapat diberikan oleh pelayanan yang
dan
fokus
dimaksud.
kehidupan
pelayanan
Misalnya,
kesehatan
(yang
yang
pelayanan
diberikan
oleh
dimaksud.
Suatu
pelayanan
dapat
dikatakan tidak berfungsi apabila ia
Puskesmas) berguna dan memberikan
tidak
manfaat kepada yang berkepentingan
ataupun tidak memberikan manfaat
untuk memperoleh informasi tentang
atau keuntungan tertentu.
kesehatan,
pemeriksaan,
pengobatan
agar
dan
kesehatan
memperlihatkan
Pusat
kegunaan
Kurikulum
(2003:11)
yang
menjelaskan fungsi bimbingan dan
bersangkutan terpelihara. Pelayanan
konseling ditinjau dari kegunaan atau
hukum
manfaat,
(yang
diberikan
oleh
ataupun
keuntungan-
LBH/Lembaga Bantuan Hukum) berguna
keuntungan apa yang diperoleh melalui
dan memberikan manfaat agar warga
pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu
masyarakat
banyak
yang
berkepentingan
dan
dapat
dikelompokkan
menjadi lebih sadar hukum dan dapat
menjadi empat fungsi pokok, yaitu: (a)
mempergunakan kaidah-kaidah hukum
fungsi
untuk
pencegahan, (c) fungsi pengentasan,
berbagai
urusan
yang
menyangkut diri mereka.
restoran atau ruko berguna agar para atau
memperoleh
(b)
fungsi
(d) fungsi pemeliharaan, dan (e) fungsi
Pelayanan yang diberikan di
pengunjung
pemahaman,
langganan
informasi
kemudahan-kemudahan,
dan berkenaan
pengembangan. a. Fungsi Pemahaman Dalam fungsi pemahaman, kegunaan,
manfaat,
keuntungan-keuntungan
atau apakah
dengan makanan atau barang-barang
yang dapat diberikan oleh layanan
yang
Dengan
bimbingan dan konseling? Jasa yang
warga
diberikan oleh pelayanan ini adalah
berkepentingan
berkenaan dengan pemahaman.
mereka
kehendaki.
pelayanan-pelayanan
itu
masyarakat
yang
memperoleh
keuntungan
tertentu.
Pemahaman tentang apa dan oleh
keuntungan,
siapa? Pertanyaan yang terakhir ini
ataupun jasa yang diperoleh dari
perlu dijawab mengaitkan fokus
adanya suatu pelayanan, merupakan
utama pelayanan bimbingan dan
Kegunaan,
manfaat,
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri konseling,
yaitu
berbagai
klien
dengan
permasalahannya,
dengan
tujuan-tujuan
Berkaitan
dengan
dan
konseling. kedua
hal
Upaya
memang telah disebut orang sejak puluhan
tahun
Pencegahan
yang
lalu.
diterima
sesuatu
perlu dihasilkan oleh pelayanan
dilaksanakan.
bimbingan dan konseling adalah
kebanyakan
pemahaman
klien
saja, perwujudannya yang bersifat
beserta permasalahannya oleh klien
operasional konkret belum banyak
sendiri dan oleh pihak-pihak yang
terlihat. Bagi konselor profesional
akan
yang
tentang
membantu
diri
klien,
serta
yang
baik
sebagai
tersebut, pemahaman yang sangat
dan
Tetapi baru
misi
perlu
hal
itu
disebut-sebut
tugasnya
dipenuhi
perjuangan
untuk
pemahaman tentang klien oleh
dengan
klien (Mu’awanah, 2004:24).
menyingkirkan berbagai hambatan yang
b. Fungsi Pencegahan Ada
suatu
berkembang
slogan
dalam
yang bidang
dapat
menghalangi
perkembangan
individu,
pencegahannya
tidak
upaya sekedar
merupakan ide yang bagus, tetapi
kesehatan, yaitu “mencegah lebih
adalah
baik daripada mengobati”. Slogan
bersifat etis (Bandura, 1995:108).
ini
Oleh karena itu, pelaksanaan fungsi
relevan
bimbingan
dengan
dan
bidang
konseling
yang
suatu
keharusan
pencegahan
bagi bagian
yang
konselor
sangat mendambakan sebaiknya
merupakan
individu tidak mengalami sesuatu
kewajibannya yang amat penting.
dari
tugas
masalah. Apabila individu tidak
Apakah “pencegahan” itu?
mengalami sesuatu masalah, maka
Dalam dunia kesehatan mental
besarlah
kemungkinan
akan
“pencegahan” bijaksana lingkungan
dapat
melaksanakan
proses
yang dapat menimbulkan kesulitan
baik,
atau kerugian sebelum kesulitan
perkembangannya
ia
dengan
dan kegiatan kehidupannya pun
atau
dapat
terjadi
terlaksana
hambatan
yang
tanpa
ada
berarti.
Pada
gilirannya prestasi yang hendak dicapainya dapat pula semakin meningkat.
kerugian
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559
itu
(Engels
dan
benar-benar Dameron,
2005:131). c. Upaya Pencegahan Sejak lama telah timbul dua sikap yang berbeda terhadap upaya pencegahan,
FKIP - BK
pencegahan
khususnya
dalam
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri bidang kesehatan mental, yaitu
dikerok atau dengan meminum
sikap skeptik dan optimistik (Engels
obat yang dibeli di warung atau
dan Dameron, 2005:132). Sikap
rumah obat, maka ia pergi ke
skeptik,
meskipun
menerima
dokter. Apa yang diharapkan orang
konsep
pencegahan
sebagai
tersebut dari pelayanan dokter?
sesuatu
yang
namun
Tentulah kesembuhan dirinya dari
bagus,
meragukan
apakah
upaya
“demam” yang dideritanya itu.
pencegahan
memang
dapat
Demikian
analoginya
bila
dilakukan. Mereka yang bersikap
seseorang mengalami masalah yang
skeptik itu menganggap bahwa
tidak mampu diatasinya sendiri. Ia
gangguan mental emosional itu
pergi
tidak dapat
dicegah. Lebih-lebih
diharapkan oleh orang itu dari
gangguan mental emosional yang
konselor? Tidak lain teratasinya
terkait dengan kondisi biologis
masalah itu.
individu,
kondisi
memang
biologis
sudah
demikian,
tidak
ditentukan dapat
diubah
Lebih jauh, mereka juga menganggap
konselor.
Orang
Apa
yang
yang
mengalami
masalah itu dianggap berada dalam suatu
keadaan
yang
tidak
mengenakan
sehingga
perlu
diangkat
dikeluarkan
atau
dari
upaya
bendanya yang tidak mengenakan.
praktis.
Ia perlu dientas dari keadaan yang
Sebaliknya, golongan yang bersikap
tidak disukainya itu. Upaya yang
optimistik
bahwa
dilakukan
sangat
permasalahan itu adalah upaya
pencegahan
upaya
bahwa
ke
itu
ataupun diperbaiki.
itu
tidak
menganggap
pencegahan
itu
untuk
pengentasan
diusahakan.
bimbingan dan konseling. Dalam hal
Mereka
sangat
melalui
mengatasi
penting dan pelaksanaannya mesti
itu,
timbal balik antara lingkungan dan
konseling menyelenggarakan fungsi
organisme
pengentasan.
(individu)
terhadap
d. Fungsi Pengentasan
pelayanan
pelayanan
menekankan pengaruh hubungan
individu yang bersangkutan.
e. Fungsi
bimbingan
Pemeliharaan
dan
dan
Pengembangan
Dalam kehidupan sehari-
Fungsi pemeliharaan berarti
hari, bila seseorang yang menderita
memelihara segala sesuatu yang
“demam” dan “demamnya” itu
baik yang ada pada diri individu,
tidak dapat tersembuhkan dengan
baik hal itu merupakan pembawaan
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
pula
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri maupun hasil-hasil perkembangan
demikian itu adalah pemeliharaan
yang telah dicapai selama ini.
yang membangun, pemeliharaan
Intelegensi yang tinggi, bakat yang
yang memperkembangkan. Oleh
istimewa, minat yang menonjol
karena itu fungsi pemeliharaan dan
untuk hal-hal ynag positif dan
fungsi pengembangan tidak dapat
produktif, sikap dan kebiasaan yang
dipisahkan. Bahkan keduanya ibarat
telah terbina dalam bertindak dan
dua sisi dari satu mata uang. Jika
bertingkah laku sehari-hari, cita-cita
sisi yang satu tidak ada atau cacat,
yang tinggi dan cukup realistik,
maka uang itu secara keseluruhan
kesehatan dan kebugaran jasmani,
tidak mempunyai nilai lagi. Kedua
hubungan sosial yang harmonis dan
sisi berfungsi seiring dan saling
dinamis, dan berbagai aspek positif
menunjang (Munandir, 2003:59).
lainnya
dari
individu
dipertahankan
dan
perlu
dipelihara.
konseling
dimaksudkan
untuk
Bukan itu saja. Lingkungan yang
memberikan jasa, manfaat atau
baik pun (lingkungan fisik, sosial,
kegunaan, ataupun keuntungan-
dan budaya) harus dipelihara dan
keuntungan
sebesar-besarnya
individu-individu
dimanfaatkan
tertentu
kepada yang
untuk kepentingan individu dan
menggunakan pelayanan tersebut.
orang-orang lain. Jangan sampai
Jasa, manfaat atau keuntungan itu
rusak ataupun berkurang mutu dan
akan
kemanfaatannya.
dilaksanakannya
Apabila berbicara tentang “pemeliharaan”,
terwujud
melalui fungsi-fungsi
bimbingan dan konseling. Fungsi
maka
pemahaman memberikan manfaat
pemeliharaan yang baik bukanlah
dipahaminya diri klien, masalah
sekedar mempertahankan agar hal-
klien, dan lingkungan klien yang
hal yang dimaksudkan tetap utuh,
“lebih luas”, baik oleh klien sendiri,
tidak
dalam
oleh konselor, maupun oleh pihak-
melainkan
pihak lain (seperti guru, orang tua)
hal-hal
yang amat berkepentingan dengan
rusak
keadaannya
dan
tetap
semula,
mengusahakan
agar
tersebut bertambah baik, kalau
meningkatnya
dapat
perkembangan
lebih
menyenangkan, tambah
indah,
lebih
memiliki
nilai
daripada
waktu-waktu
sebelumnya. Pemeliharaan yang SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
Pelayanan bimbingan dan
kualitas dan
kehidupan
individu/klien. Fungsi pemahaman ini
dapat
dibantu
dengan
pemanfaatan berbagai instrumen simki.unpkediri.ac.id || 14||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri bimbingan dan konseling. Untuk
ketidakseimbangan
pemahaman yang lengkap, data
stress pada diri individu, dan
tentang
meningkatkan
pemahaman
diperoleh
baik
melalui
pengadministrasian maupun
yang
instrumen
cara-cara
lain
perlu
dipadukan dan pemberiannya harus
kehidupan
individu
dikehendaki
kemampuan
dan
dukungan
kelompok.
Pemberian informasi dapat pula berfungsi pencegahan. Fungsi pengentasan sering dianggap sebagai inti dari puncak pelayanan
bimbingan
dan
oleh semua pihak dapat berjalan
konseling. Dengan fungsi ini klien
dengan lancar dan mencapai hasil
terbebaskan dari masalah-masalah
optimal sesuai dengan tahap-tahap
yang
perkembangan dan kehidupan itu.
tersembuhkannya
Maksud tersebut ditunjang oleh
penyakit
terlaksananya fungsi pencegahan,
Pengentasan melalui konseling itu
pelayanan
ada yang berdasarkan diagnosis,
bimbingan
Pelayanan
ini
konseling.
mengupayakan
dialaminya, klien
yang
dengan
ibarat dari
dideritanya.
keempat
dimensi
tersingkirnya berbagai hal yang
diagnosisnya,
secara
mental/psikologis, sosial emosional
potensial
menghambat
atau
perkembangan
dapat menganggu
dari
kehidupan
dan
yaitu
instrumentasi
berdasarkan
diagnosis
ada
teori
yang
konseling
individu. Menurut George Albee,
tertentu. Fungsi pemeliharaan dan
kondisi bermasalah dari individu
pengembangan ibarat dua sisi dari
sebanding
satu
dengan
ketakseimbangan
derajat faktor-faktor
mata
mengarah
uang. pada
Keduanya
dimuliakannya
organis dan stress pada diri individu
segenap potensi yang ada pada diri
di
individu dan dikembangkan ke arah
satu
sisi,
dan
kemampuan
pemecahan masalah, self esteem,
yang
dan dukungan kelompok di sisi lain.
mengarah
Upaya
bimbingan, yang tidak lain adalah
pencegahan
mengurangi
dalam
arti
kemungkinan
lebih
positif. pada
pemuliaan
Fungsi
tujuan
manusia
umum
melalui
perkembangan
diri klien, pada umumnya dilakukan
keempat dimensi kemanusiaanya.
dengan
Upaya
memperkecil
kondisi
yang
individu
ini
timbulnya kondisi bermasalah pada
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
dan
dan
pemecahan masalah, self esteem,
didasarkan pada asas kerahasiaan. Perkembangan
organis
dilakukan
dalam
terkait
simki.unpkediri.ac.id || 15||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri langsung
dengan
fungsi-fungsi
lainnya.
sosial, memilih jenis-jenis kegiatan sosial dan kegiatan rekreatif yang
Prinsip-prinsip
bimbingan
bernilai guna, serta berdaya upaya
merupakan
sendiri dalam memecahkan masalah-
pemaduan hasil-hasil teori dan
masalah pribadi, rekreasi dan sosial
praktek
yang dialaminya.
dan
konseling
yang
dirumuskan
dan
dijadikan pedoman dan dasar bagi penyelenggaraan Prinsip-prinsip
pelayanan. itu
berkenaan
dengan sasaran pelayanan, masalah individu,
program
penyelenggaraan
dan pelayanan
bimbingan dan konseling. Konselor terikat oleh prinsip-prinsip tersebut, di sekolah maupun di luar sekolah. 2. Bimbingan Sosial pribadi-sosial
salah
bimbingan
yang
Menurut
Sukardi
mengungkapkan pribadi-sosial
pribadi-sosial yang dikemukakan oleh Abu Ahmadi adalah, bahwa bimbingan pribadi-sosial
diberikan
kepada
individu, agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan pribadisosialnya secara mandiri. Hal senada juga diungkapkan oleh Syamsu (2005: 11)
yang
bimbingan
Bimbingan merupakan
Inti dari pengertian bimbingan
bimbingan
mengungkapkan
bahwa
pribadi-sosial
adalah
untuk
membantu
para
satu
bidang
individu dalam memecahkan masalah-
di
sekolah.
masalah sosial-pribadi. Yang tergolong
ada
(1993:
bahwa
11)
bimbingan
merupakan
usaha
dalam masalah-masalah sosial-pribadi adalah
masalah
hubungan
dengan
sesama teman, dengan dosen, serta
bimbingan, dalam menghadapi dan
staf,
memecahkan masalah pribadi-sosial,
kemampuan
seperti penyesuaian diri, menghadapi
dengan lingkungan pendidikan dan
konflik dan pergaulan.
masyarakat tempat mereka tinggal dan
Sedangkan menurut pendapat
adalah,
seperangkat
usaha
diri,
sifat
dan
penyesuaian
diri
penyelesaian konflik.
Ahmadi (1991: 109) Bimbingan pribadisosial
permasalahan
Berdasarkan
beberapa
pengertian diatas, dapat disimpulkan
bantuan kepada peserta didik agar
bahwa
dapat mengahadapi sendiri masalah-
merupakan
masalah
diberikan oleh seorang ahli kepada
pribadi
dan
sosial
yang
bimbingan suatu
bimbingan
individu
pribadi dan sosial, memilih kelompok
membantu individu menghadapi dan
FKIP - BK
kelompok,
yang
dialaminya, mengadakan penyesuaian
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559
atau
pribadi-sosial
dalam
simki.unpkediri.ac.id || 16||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri memecahkan masalah-masalah pribadi-
Fungsi utama narkotika dalam segi
sosial,
medis adalah sebagai analgetik
seperti
penyesuaian
diri,
untuk mengurangi rasa sakit dan
menghadapi konflik dan pergaulan.
penenang yang hanya digunakan
3. Kenakalan Remaja Kenakalan
remaja
meliputi
semua prilaku yang menyimpang dari norma-norma dialukukan
hokum oleh
pidana
remaja.
yang Prilaku
tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang sekitarnya. Kartono (ilmuan
sosiologi)
mengemukakan
bahwa kenakalan remaja atau dalam bahasa
Inggrisnya
isltilah
dikenal
Juvenule
dengan
delinquency
merupakan gejala potologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya, mengembangkan
bentuk
prilaku
menyimpang.
dirumah sakit untuk orang yang mendirita sakit beraty (misalkan kangker)
dengan
dokter
atau
diberikan
kepada
orang-orang yang akan menjalani operasi. Disamping itu, narkotika juga
menimbulkan
disebut
efek
halusinasi
yang
(khayalan),
impian yang indah-indah atau rasa nyaman.
Dengan
timbul
efek
halusinasi inilah yang menyebabkan sekelompok masyarakat terutama kalangan
remaja
ingin
menggunakan narkotika meskipun tidak sedang menderita sakit. Hal itulah
Santrock
rekomendasi
yang
mengakibatkan
mengemukakan
penyalahgunaan obat (narkotika).
bahwa kenakalan remaja merupakan
Bahaya penggunaan narkotika yang
kumpulan dari berbagai prilaku remaja
tidak
yang tidak dapat diterima secara sosial
adanya
adiksi
atau
hingga
ketergantungan.Adiksi
adalah
terjadi
Kenakalan
tindakan
remaja
kriminal.
sesuai
dengan
peraturan
merupakan
keracunan obat yang bersifat kronik
perbuatan anak-anak yang melanggar
atau periodic sehingga penderita
norma sosial, norma hokum, norma
kehilangan control terhadap dirinya
kelompok
dan
dan
mengganggu
ketrentaman kelompok. Berikut ini terdapat beberapa jenis kenakalan remaja, yaitu sebagai berikut:
menimbulkan
terhadap masyarakat.
dirinya
kerugian
sendiri
Beberapa
dan jenis
tanaman bahan narkotika dan obat bius antara lain candu atau opium, morfin, alcohol, kokain, ganja atau
a. Penyalahgunaan Narkotika. SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 17||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri mariyuana, kafein, LSD (Lasergic
menggunakan
Adid Diethy Lamide) dan tembakau.
Disamping
Perilaku seksual diluar nikah terjadi akabat
masuknya
kebudayaan barat barat. Perilaku seksual
di
luar
bertentangan
nikah
dengan
sangat nilai-nilai
agama dan nilai-nilai sosial pada
yang
bentuk kenakalan remaja. Misalnya kebut-kebutan,
minum-minuman
keras, bolos ekolah, membunuh, berbohong,
keluyuran,
mencuri,
dan aksi coret-coret di tembok atau pagar.
masyarakat Indonesia. Masuknya
Kenakalan
remaja
dapat
paham Children Of God (COG)
ditimbulkan oleh bebera hal, sebagai
sangat bertentangan dnegan nilai-
sebagian diantaranya:
nilai yang ada dalam masyarakat. Pada dasarnya COG merupakan Free Sex (seks bebas) merupakan kebebasan hubungan seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar nikah menurut agama adalah dosa besar.
a. Krisis identitas. Perubahan biologis dan sosiologis diri
remaja
memungkinkan
terjadinya dua benytuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan dan
konsistensi
dalam
kehidupannya. Kedua, tercapainnya
c. Perkelahian Pelajar.
identitas peran. Kenalakan remaja
Perkelahian antar pelajar dapat
terjadi
merusaka
dan
mencapai masa integrasi kedua.
persatuan
dan
pelajar
dan
memperlemah kesatuan
merusak
para
nilai-nilai
sosial. Peranan organisasi pelajar, seperti OSIS, Palang Merah Remaja (PMR), dan Pramuka sangat penting di dalam pembentukan sikap dan tingkah laku para pelajar. Melalui organisasi pelajar kite kembangkan kreativitas dan efektifitas kaum pelajar. Apabila terjadi masalah, selesaikan atau
dengan
jalur
musyawarah
hokum,
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
contoh
fisik.
diekemukakan di atas, mash banyak
b. Perilaku Seksual di Luar Nikah.
sebagai
kekuatan
karena
remaja
gagal
b. Kontrol diri yang lemah. Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan tidak dapat diterima
akan
terseret
pada
perilaku “nakal”. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan tersebut,
dua namun
tingkah
laku
tidak
bisa
mengembangkan control diri untuk
jangan simki.unpkediri.ac.id || 18||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri bertingkahlaku
sesuai
dengan
dikemudian
akan
banyak
masalah bagi dirinya sendiri dan
pengetahuannya.
orang tuanya.
c. Keluar. Percerian orang tua, tidak adanya
e. Pendidikan.
komunikasi antar anggota keluarga,
Memberikan
atau perselisihan anntar anggota
sesuai
keluarga
memicu perilaku
merupakan salah satu tugas orang
negataif pada remaja. Pendidikan
tua kepada anak, maka pilihkan lah
yang salah di keluargapun, seperti
sekolah yang bermutu. Namun,
terlalu memanjakan anak, tidak
masih
memberikan
masyarakat,
bisa
pendidikan
agama
pendidikan
dengan
anak
sering
yang adalah
terjadi
dalam
orang
tua
atau penolakan terhadap eksistensi
memaksanakan kehendaknya, agar
anak,
di masa depan anaknya memilih
bisa
menjadi
penyebab
kenakalan remaja. d. Teman sebaya yang kurang baik. Pengaruh
teman
sedangkan cendana
berbau
bila di
bungkus
bersama
bergaul.
Jangan
biarkan
menjadi salah satu pengguna obatobat terlarang. f.
Penggunaan waktu luang. Kegiatan di masa remaja sering
bergaul dengan kawan-kawan yang
hanya
tidak
sekolah
benar.
Memiliki
teman
bergaul yang tidak sesuai, anak SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559
kawan-kawannya,
waktu bahkan mungkin kemudian
dalam
anak
yang
bersenang-senang tanpa mengenal
dalam
memberikan kesempatan anaknya
anak
sama sekali. Mereka mudah pergi
seseorang ketika remaja berhatibijaksana
sebagian
akhirnya tidak ingin bersekolah
membentuk watak dan kepribadian
dan
tua.
kemudain kecewa, frustasi dan
dengan
merupakan sedemikian besarnya
hati
orang
pula yang kurang berhasil dan
kayu
wangi baunya. Perumpamaan ini
pergaulan
keinginan
sesuai
tua tersebut, tetapi tidak sedikit
selembar kertas, kertas itupun akan
pengaruh
yang
berhasil mengikuti kehendak orang
busuk,
sebatang
dengan
memang
dengan segunpal daun, maka daun akan
tertentu
dengan kekecewaan, sebab, meski
daging busuk, apabila dibungkus
itupan
propesi
Pemaksaan ini justru kan berakhir
sering
diumpamakan sebagai segumpal
FKIP - BK
hari
berkisar
pada
dan
seputar
kegiatan usaha
menyelesaikan urusan di rumah, simki.unpkediri.ac.id || 19||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri selain itu mereka bebas, tidak ada
Misalnya,
kegiatan.
luang
prilaku seksual di luar nikah, perkelahian
tanpa kegiatan ini terlalu banyak
pelajar, kebut-kebutan, minum-minuman
pada
keras,
sisi
gagasan
Apabila
waktu
remaja akan timbul untuk
mengisi
membolos
sekolah,
Narkotika,
berbohong,
waktu
membunuh, keluyuran, mencuri, dan aksi
luangnya dengan berbagai bentuk
corat-coret di tembok atau pagar dan lain
kegiatan. Apabila bentuk kegiatan
sebaginya.
itu positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia
melakukan
kegiatan
yang
negative maka lingkungan akan tergangu.
Seringkali
perbuatan
negative ini hanya terdorong rasa iseng saja. Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk
menarik
lingkungannya,
perhatian
perhatian
yang
diharapkan dapat berasal dari orang tuanya
maupun
teman
seperjuangannya.Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu malam hari, mencuri, merusak, minum-minuman keras, obat bius, dan sebaginya.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi munculnya kenakalan remaja diantaranya adalah adanya waktu luang yang diisi, dengan kegiatan yang kurang kurang positif, pemilihan teman sebaya yang kurang baik, kurang
nyaman
dalam
menjalani
pendidikan kurangnya keberfungsian sosial keluarga dan lingkungan tempat tinggal yang kurang baik. Untuk itu waktu luang hendaknya digunakan untuk berkumpul bersama seluruh anggota keluarga dan mengadakan
kegiatan
keluarga
guna
mengeratkan kasih sayang, remaja harus pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orang tua memberi arahan dengan siap dan di komunitas mana remaja harus
bergaul,
orang
tua
hendaknya
memberikan kebijaksanaan terhadap anak untuk memilih pendidikan sesuai dengan kesenangan dan bakatnya dan orang tua harus berusaha memenuhi kebutuhan anak
B. Dasar Pemikiran
secara maksimal baik itu materi, perhatian,
Kenakalan remaja meliputi semua prilaku menyimpang dari norma sosial, norma hokum, norma kelompok merugikan
dirinya
mengganggu
ketrentaman
sendiri
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
penyalahgunaan
dan serta
masyarakat.
kasih
sayang,
pendidikan
agama
dan
pendidikan moral. C. Hipotesis Penelitian Dengan bertitik tolak pada masalah dan tujuan, dirumuskan hipotesis penelitian simki.unpkediri.ac.id || 20||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri adalah: Terdapat hubungan antara layanan
dimanipulasi
bimbingan belajar sosial dengan kenakalan
(dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti.
remaja di SMPN TALUN Kabupaten BLITAR
(Sukmadinata, 2006:320).
tahun pelajaran 2014/2015.
atau
diberi
perlakuan
Penelitian hubungan sebab akibat dilakukan
terhadap
program
kegiatan
ataukejadian yangtelah berlangsung atau
METODE PENELITIAN
telah
A. Identifikasi Variabel Penelitian
terjadi.Penelitianyangakanpenulislakukana
Variabel penelitian ini terdiri dari
dalahu n t u k mengetahui hubungan antara
variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y)
layanan bimbingan belajar sosial dengan
dengan rincian sebagai berikut:
kenakalan
X = Layanan bimbingan belajar sosial Indikator Layanan bimbingan belajar sosial :
remaja
TALUNKabupaten BLITAR
tahun 2014 /
C. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini adalah di
2. Bimbingan pribadi
SMPN 2TALUNyang beralamat di Jalan
3. Bimbingan sosial
Raya
Y = Kenakalan remaja
Kecamatan
Talun
2. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan
1) Penyalahgunaan Narkotika
pada semsester ganjil tahun pelajaran
2) Perilaku seksual di luar nikah
2014/2015 , dengan alokasi waktu
3) Perkelahian pelajar
sebagai berikut:
B. Teknik dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Menurut jenisnya termasuk penelitian korelasional, yaitu penelitian diarahkan
Kendalrejo
Kabupaten Blitar.
Indikator Kenakalan Remaja :
untuk
mengetahui
hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukmadinata, 2006:319). Penelitian ini menggunakan desain ekspos fakto (exspos facto research). Penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab akibat yang tidak SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
SMPN2
2015.
1. Bimbingan konseling
yang
di
Tabel 3.1. Alokasi Waktu Penelitian 1. Sampel Sampel adalah sebagaian atau wakil populasi yang diteliti.dinamakan penelitian sampel
apabila
kita
bermaksud
untuk
menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. (Suharsimi Arikunto, 2006:131).Dalam hal ini Suharsimi Arikunto, memberi gambaran bahwa
simki.unpkediri.ac.id || 21||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri untuk sekedar ancar-ancar dalam pengambilan
tidak
sampel apabila subjeknya kurang dari 100, lebh
sekala
baik diambil semua. Selanjutnya,
penelitian
apabila
pernah.
Instrumen
bertingkat ini
bebentuk
Karena
dalam
bermaksud
untuk
subjeknya lebih dari 100, lebih baik diambil
mengukur intensitas kegiatan yang
antara 10-15% atau 25% atau lebih. Dalam hal
dilakukan
ini, sampel yang diambil adalah keseluruhan
tingkat agresifitas siswa sehingga dapat
siswa kelas IXA SMPN 2 TALUN, karena
diketahui tingkat siswa dari yang rendah
mengingat populasinya kurang dari 100
sampai yang tinggi. Pernyataan dalam
D. Instrumen
Penelitian
dan
Teknik
Pengumpulan Data
Instrumen penelitian digunakan proses
Menurut
pengambilan
Arikunto
yang
menunjukan
angket dibuat dalam bentuk pernyataan positif dan negatif dengan alasan untuk mengcroscek jawaban dari responden
1. Instrumen Penelitian
untuk
siswa
(2002:
data. 136)
sehingga data yang diperoleh benarbenar sesuai dengan yang sebenarnya 2. Teknik Pengumpulan Data
instrumen pengumpulan data adalah
Dalam setiap penelitian untuk
alat atau fasilitas yang digunakan untuk
mengumpulkan data yang diperlukan
mengumpulkan data agar pekerjaannya
adalah menggunakan teknik tertentu,
lebih mudah dan hasilnya lebih baik,
dengan
dalam arti lebih cermat, lengkap dan
metode
sistematis sehingga lebih mudah diolah.
mendapatkan sumber data, dan tujuan
Berdasarkan penjelasan diatas bentuk angket yang digunakan dalam
alat
tertentu, pengumpulan
1. Metode Angket (kuesioner) Adalah
karena sudah disediakan jawabanya
tertulis
sehingga
memperoleh
memilih
data,
penelitian yang ingin dicapai.
penelitian iniadalah angket tertutup
respondentinggal
penetapan
sejumlah yang
pertanyaan
digunakan
untuk
informasi
dari
jawaban. Dilihat dari jawaban yang
responden
diberikan
tentang pribadinya atau hal-hal
menggunakan
angket
langsung yaitu responden menjawab
yang
tentang dirinya.
1998:140).
Berdasarkan bentuknya angket yang digunakan adalah sekala bertingkat dengan alternative jawaban empat pilihan yaitu selalu, sering, jarang dan
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
ia
dalam
ketahui
artilaporan
(Arikunto,
2. Metode Dokumentasi Adalah dengan
teknik mengambil memeriksa
data
dokumen-
dokumen yang ada sebelumnya
simki.unpkediri.ac.id || 22||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri penelitian berlangsung (Arikunto,
Kadan
1998:140).
4
g-
3. Menentukan item
ini
5
2
6
kadang
Angket yang digunakan dalam penelitian
3
adalah
Tidak
5
angket
pernah
tertutup, dimana responden bisa menjawab
pernyataan
dengan F. Teknik Analisis Data
jawaban selalu(SL),hampirselalu(HS),sering(S
Untuk mencapai tujuan penelitian
),kadang-kadang(KK),tidak
yaitu menguji hipotesis adanya hubungan
pernah(TP)
antara layanan bimbingan belajar sosial
4. Menentukan skor
dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUN
Pemberian skor untuk tiap
Kabupaten
BLITAR
tahun
ajaran
jawaban angket item favoreble nilai
2014/2015maka digunakan rumus product
yang diberikan yaitu untuk jawaban
moment, yaitu:
selalu dengan skor 6,sering dengan rxy
skor 5,hampir selalu dengan skor 4,kadang-kadang
dengan
N. xy ( x )( y)
skor
{N. x 2 ( x ) 2 }{N. y 2 ( y) 2 }
3,tidak pernah dengan skor 2. Untuk jawaban angket item unfavorable
rxy
jawaban selalu dengan skor 2,sering
x dan y
skor 4,kadang-kadang dengan skor 5,tidak pernah dengan skor 6 Tabel 3.3 Pemberian Skor Angket
Kriteri
Favorabl
Unfavorab
o
a
e
le
1
Selalu
6
2
2
Sering
5
3
Hampi r selalu
4
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559
= Jumlah hasil korelasi variabel
xy
= Jumlah hasil kali x dan y
x
= Jumlah kuadrat nilai x
2
x
N
3
FKIP - BK
Keterangan:
nilai yang diberikan yaitu untuk
dengan skor 3,hampir selalu dengan
=
y
= Jumlah nilai x 2
= Jumlah kuadat nilai y
y
= Jumlah nilai y
N
= Jumlah sampel.
4
simki.unpkediri.ac.id || 23||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Dari
hasil
rxy
dikonsultasikan
Perolehan
skor
kenakalan
dengan r tabel, jika rxy sama atau lebih besar
remajapada siswa kelas IXASMPN 2
dari r tabel, maka hipotesis penelitian diterima
TALUN adalah sebagai berikut:
dan sebaliknya. Penafsiran hasil pengolahan data menggunakan tingkat kepercayaan 0.05 sebagai batas signifikan.
Tabel 4.2. Skor Kenakalan Remaja Nomor Responden
Skor
1
62
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2
62
A. Deskripsi Data Variabel
3
58
4
62
5
62
6
68
7
66
8
62
9
65
Peneliti kemudian melakukan tabulasi
10
62
data denga hasil sebagai berikut:
11
74
12
65
13
56
14
65
15
69
16
72
17
62
18
62
1. Layanan Bimbingan Belajar Sosial Dalam penelitian ini, peneliti membagikan angket kepada siswa kelas IXASMPN
2TALUN
.
Sebelum
dilaksanakanpembagian angket terlebih dahulu diadakan pengarahan kepada siswa mengenai tujuan peneliti dan tata cara mengisi angket. Sesuai dengan waktu yang telah ditentukan siswa mengembalikan angket yang telah disi.
Berdasarkan diketahui
tabel
bahwaskor
di
atas
layanan
bimbingan sosial berada antara rentang 64 sampai dengan 80 dengan skor total layanan bimbingan belajar sosialkelas IXA SMPN 2 TALUN adalah 2525.
2. Perolehan Skor Disiplin Belajar Siswa
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 24||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Nomor Responden
kenakalan remaja siswa kelaS IXASMPN
Skor
19
58
20
62
21
62
22
68
23
66
2 TALUN adalah 2242. B. Analisis Data Analisis data tentang hubungan antara layanan bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUN adalah sebagai berikut: Tabel 4.3. Penghitungan Variabel
24
62
25
N
X
Y
X2
Y2
XY
1
65
62
4425
3844
4030
2
68
62
4624
3844
4216
3
80
58
6400
3364
4640
4
66
62
4356
3844
4092
5
86
62
7396
3844
5332
6
64
68
4096
4624
4352
7
68
66
4624
4356
4488
8
70
62
4900
3844
4340
9
68
65
4624
4425
4420
10 70
62
4900
3844
4340
11 72
74
5184
5476
5328
12 68
65
4624
4425
4420
13 70
56
4900
3136
3920
14 72
65
5184
4425
4680
15 68
69
4624
4761
4692
65
26
62
27
74
28
65
29
56
30
65
31
69
32
72
33
62
34
62
35
58
Jumlah
2242
Berdasarkan diketahui
bahwa
tabel skor
di
atas
kenakalan
remajasiswa berada antara rentang 56 sampai dengan 74 dengan skor total
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 25||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Y
X2
Y2
XY
N
X
16 68
72
4624
5184
4896
∑
2525 2242 178775 1455
17 65
62
4425
3844
4030
18 68
62
4624
3844
4216
19 80
58
6400
3364
4640
20 66
62
4356
3844
4092
21 86
62
7396
3844
5332
N
X
22 64 23 68
68 66
4096 4624
4624 4356
X2
Y
Y2
XY 157324
32
- N
= 36
- ∑X
= 2525
- ∑Y
= 2242
- ∑X2
= 178775
- ∑Y2
= 145532
- ∑XY
= 157324
4352 4488
24 70
62
4900
3844
4340
25 68
65
4624
4425
4420
26 70
62
4900
3844
4340
27 72
74
5184
5476
5328
dalam rumus korelasi product moment
28 68
65
4624
4425
4420
sebagai berikut :
29 70
56
4900
3136
3920
rxy
Untuk mengetahui koefisien korelasi antara variabel X dan Y, maka data yang diperoleh
dari
hasil
penelitian
dan
penyusunan data di atas dimasukkan ke
N XY ( X )( Y )
( N X
2
) ( X 2 )N Y 2 ( Y 2 )
30 72
65
5184
4425
4680
31 68
69
4624
4761
4692
Diketahui:
32 68
72
4624
5184
4896
a. N ∑XY
= 5663664
33 65
62
4425
3844
4030
b. ∑X
= 2525
c. ∑Y
= 2242
34 68
62
4624
3844
4216
d. ∑X2
= 178775
e. ∑Y2
= 145532
35 80 36 66
58
6400
3364
4356
4640 66
(∑X)2
= 6375625
g. (∑Y)2
= 5026564
f.
Ditanya: r xy =?
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 26||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Tabel 4.4. Interpretasi Nilai r
Sehingga :
rxy
NX
Besarnya nilai r
N XY ( X )( Y ) 2
(X ) 2 NY 2 (Y ) 2
Antara
Interpretasi
0,800 Tinggi
sampai dengan
5663664 2525 X 2242
1,00
36x178775 6375625 36x145532 5026564
Antara
5663664 5661050
sampai dengan
6435900 6375625 5239152 5026564
0,600 Cukup
0,800 Antara
2614
0,400 Agak rendah
sampai dengan
60275x 212588
0,600
2614
Antara
128137417
sampai dengan 0,400
2614 135796,29
rxy
=
1,925
=
1,925
0,200 Rendah
Antara
0,000 Sangat rendah
sampai dengan 0,200
C. Pengujian Hipotesis Penelitian Dengan demikian karena nilai rhitung Berdasarkan perhitungan di atas, koefisien
hubungan
antara
adalah 1,925, maka berarti lebih dari 1,00.
layanan
Sehingga interpretasi nilai r adalah sangat
bimbingan belajar sosial dengan kenakalan
tinggi. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa
remaja di SMPN 2 TALUN didapatkan nilai r
terdapathubungan layanan bimbingan belajar
= 1,925. Untuk mengetahui ada atau
sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2
tidaknya korelasi antara kedua variabel
TALUN diterima. Bimbingan sosial merupakan
tersebut maka akan penulis konsultasikan
suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang
dengan tabel interpretasi nilai r sebagai
ahli kepada individu atau kelompok, dalam
berikut:
membantu
individu
menghadapi
dan
memecahkan masalah-masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
pergaulan.
Melalui
kegaiatn
layanan
simki.unpkediri.ac.id || 27||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri bimbingan social dapat membatasi anak untuk
B. Implikasi
melakukan aktivitas yang mengarah pada
Perilaku
kenakalan
merupakan
kenakalan. Sebaliknya jika anak tanpa layanan
bentuk tindakan perilaku baik bersifat
bimbingan
bisa
bersifat verbal seperti menghina, memaki,
muncul ketika lingkuangan sosial dan pergaulan
marah, dan mengumpat maupun non verbal
mendukung.
atau bersifat fisik langsung adalah perilaku
sosial,
potensi
kenakalan
memukul,
mendorong,
menendang, SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
kenakalan
tentang
dan
menampar.
lainnya
berupa
Kegiatan membolos
sekolah, merokok, tidak patuh sama orang
A. Simpulan Hasil
berkelahi,
penelitian hubungan
dan
pembahasan
layanan
bimbingan
belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUN dapat disimpulkan bahwa skor layanan bimbingan sosial berada antara rentang 64 sampai dengan 80 dengan skor total layanan bimbingan sosial kelas IXASMPN 2 TALUN adalah 2525.Skor kenakalan remaja siswa berada antara rentang 56 sampai dengan 74 dengan skor total kenakalan remaja siswa kelas IXA SMPN 2 TALUN
adalah 2242. Koefisien
hubungan antara layanan bimbingan belajar
tua dan lain sebagainya. Melalui layanan bimbingan sosial aktivitas kenakalan bisa dikurangi. Bimbingan sosial merupakan suatu bimbingan yang diberikan oleh seorang
ahli
kelompok,
kepada
dalam
individu
membantu
atau
individu
menghadapi dan memecahkan masalahmasalah merupakan
sosial. usaha
Bimbingan
sosial
bimbingan,
dalam
menghadapi dan memecahkan masalah pribadi-sosial, seperti penyesuaian diri, menghadapi konflik dan pergaulan. C. Saran
sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka
TALUN didapatkan nilai rhitung = 1,925.
dapat diajukan saran-saran sebagai berikut:
Dengan demikian karena nilai rhitung adalah 1,925, maka berarti lebih dari 1,00. Sehingga interpretasi nilai r adalah sangat tinggi. Jadi hipotesis yang menyatakan bahwa
terdapat
hubungan
layanan
bimbingan belajar sosial dengan kenakalan remaja di SMPN 2 TALUNditerima
1. Guru Bimbingan dan Konseling Perlu meningkatkan kegiatan layanan bimbingan sosial yang tersetruktur dengan berbasis pada perkembangan potensi anak. 2. Sekolah Perlu adanya identifikasi kenakalankenakalan yang dilakukan siswa di
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 28||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri sekolah, sehingga dapat membantu memformulasikan
bentuk
tindakan
pencegahannya. 3. Orang tua Adanya kelanjutan pembinaan melalui
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu, 1996. Teknik-teknik Dasar Konseling. Jakarta : Gahlia Indonesia. Azwar, 1997. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Rineka Cipta
layanan sosial di lingkungan keluarga sehingga terjadi kesinambungan proses
Bandura,
A.
(Ed.).
1995.
Self-Efficacy
in
Changing Soceties. Cambridge, UK:
antara di sekolah dan di rumah.
Cambridge University Press. Dayakisni, 2003. Psikologi Sosial.. Malang : UMM. Depdikbud, 1996. Modul Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdikbud. Engels, D.W dan J.D. Dameron, (Eds). 2005. The Professional Counselor Competencies: Performance
Guidelines
and
Assessment. Alexandria, VA: AACD. Hadi, 2000. Metodologi reseach. Yogyakarta : Ando Offset. Haryadi, 1993. Perkembangan Peserta Didik. Semarang : IKIP Semarang Press. Mu’awanah, Elfi. 2004. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT. Bina Ilmu Munandir. 2003. Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Depdiknas Prayitno
dan
Amti,
Bimbingan
1994.
Konseling.
Dasar-dasar Jakarta
:
DIKBUD
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 29||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Prayitno,
Prayitno.
1995.
Layanan
Bimbingan
dan
Winkel, 1997. Bimbingan dan Konseling di
Konseling Kelompok. Jakarta : Gahlia
Institusi
Indonesia.
Gramedia.
2003.
Panduan
Bimbingan
Konseling,
Jakarta
:
Direktorat
Pendidikan
dan
Depdikbud Dasar
Pendidikan.
Jakarta:
PT.
Wirawan, 1999. Psikologi Sosial. Jakarta : Balai Pustaka..
dan
Menengah Pusat Kurikulum. 2003. Panduan Pelayanan Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Sobur, 2003. Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia. Sugiyarta S.L., 1990. Paper Hubungan Pola Asuh Orang
Tua
(Remaja).
terhadap
Fakultas
Agresifitas
Pasca
Sarjana
UNPAD. Suharsimi, Arikunto. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek). Jakarta: Rineka Cipta. Sukardi, 1996. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta : Rineka Cipta. Suryabrata, 2000. Tes dan Pengukuran. Jakarta : Ghalia Indonesia Syamsu
Yusuf
L.N.
2004.
Psikologi
Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya. Syamsu Yusuf L.N. 2005. Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah/Madrasah. Bandung : CV Bani Qureys.
SULIH LINDA K| 11.1.01.01.0559 FKIP - BK
simki.unpkediri.ac.id || 30||