Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015
SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Bimbingan dan Konseling FKIP UNP Kediri
OLEH : YULITA SULISTYO RINI NPM: 11.1.01.01.0329
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI UNP KEDIRI 2015
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
1. Halaman persetujuan lengkap TTD (scan)
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
2. Halam Pengesahan Lengkap TTD dan Stempel (Scan)
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN ANTARA PEMAHAMAN TATA TERTIB SEKOLAH DENGAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PAPAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Yulita Sulistyo Rini 11.1.01.01.0329 FKIP- Program Studi Bimbingan dan Konseling e-mail:
[email protected] Drs. Setya Adi Sancaya, M.Pd dan Risaniatin Ningsih, S.Pd, M.Psi UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Yulita Sulistyo Rini: Hubungan Antara Pemahaman Tata Tertib Sekolah Dengan Kedisiplinan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Papar Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Nusantara PGRI Kediri, 2015. Kata Kunci : Pemahaman Tata Tertib Sekolah, Disiplin Belajar. Penelitian ini dilatarbelakangi hasil pengamatan dan pengalaman peneliti, bahwa siswa kurang memahami tata tertib yang ada disekolah. Akibatnya siswa cenderung tidak disiplin dan melanggar peraturan yang telah ditetapkan. Hal ini nampak dari pemahaman tata tertib sekolah yang rendah, yang pada akhirnya kedisiplinan belajar siswa pun juga rendah. Permasalahan yang di kaji dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan yang signifikan antara pemahaman tata tertib sekolah dengan kedisiplinan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Papar”. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif serta instrument yang digunakan adalah angket dengan subyek penelitian siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Papar. Alat pengumpulan data menggunakan tes pemahaman tata tertib sekolah dan kedisiplinan belajar. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 dari total ppulasi sebanyak 324 siswa. Analisis data menggunakan rumus Product Moment dilakukan penghitungan menggunakan SPSS 16 For Windows. Hasil pengujian hipotesis dengan teknik Korelasi Product Moment dengan menggunakan SPSS 16 For Windows menunjukkan bahwa nilai koefisien korelasi rhitung ≥ rtabel yaitu sebesar 0,499 ≥ 0,273 (dengan α = 5%) sehingga hal ini berarti ada korelasi yang sangat signifikan antara pemahaman tata tertib sekolah dengan kedisiplinan belajar pada siswa. sehingga perhitungan signifikan. Hal ini terbukti semakin tinggi pemahaman siswa terhadap tata tertib sekolah maka semakin tinggi pula tingkat kedisiplinan belajar siswa. Sebaliknya jika pemahaman siswa terhadap tata tertib sekolah rendah, maka tingkat kedisiplinan belajar akan rendah pula. Berdasarkan simpulan hasil penelitian ini, direkomendasikan: T ujuan pemahaman tata tertib sekolah adalah untuk meningkatkan kedisiplinan siswa dalam proses belajar. Oleh sebab itu konselor seharusnya memaksimalkan dalam peningkatan pemahaman siswa terkait pemahaman tata tertib sekolah yang ada agar disiplin dikalangan pelajar semakin baik dan terciptanya keteraturan dalam proses belajar mengajar. Konselor masih perlu meneliti terus menerus, untuk memuktikan bahwa pemahaman tata tertib sekolah sangat penting bagi siswa agar disiplin dalam belajar. Kata Kunci : Pemahaman Tata Tertib Sekolah, Disiplin Belajar.
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
Mereka ada diantara keduanya,
LATAR BELAKANG Siswa SMP dilihat dari perkembangannya
tergolong
kedalam kelompok remaja seperti
sehingga untuk
masih belum mampu menguasai
fungsi-fungsi
fisik dan psikisnya.
yang dikemukakan oleh. Menurut
Siswa yang masih belum
Hurlock (1980: 45) bahwa awal
mampu untuk menguasai fungsi-
masa remaja berlangsung kira-kira
fungsi fisik dan psikisnya ini dapat
dari usia 13 tahun samapai 16
memicu hal-hal yang berdampak
tahun, dan akhir masa remaja
negatif
bermula pada usia 17 sampai 18
negatif yang terjadi dikalangan
tahun yaitu usia matang. Dengan
siswa pada akhir-akhir ini sudah
demikian
remaja
sangat mengkhawatirkan, seperti
merupakan periode yang sangat
seks bebas, narkoba, geng motor,
singkat. Siswa sebagai kelompok
tawuran dan berbagai tindakan
remaja
usia
kriminal lainnya yang tidak hanya
dikatakan
dapat merugikan diri sendiri, tetapi
sebagai usia yang bermasalah. Hal
juga merugikan masyarakat umum.
ini tidak lepas dari kondisi siswa itu
Di lingkungan internal sekolah pun
sendiri yang masih berada pada
pelanggaran
masa
yang
aturan dan tata tertib sekolah masih
dikatakan F.J, Monk dalam Bariani
sering ditemukan yang merentang
(2003: 5) bahwa secara global
dari pelanggaran tingkat ringan
fenomena yang terjadi pada masa
sampai pelanggaran tingkat tinggi,
remaja saat ini, mereka yang secara
seperti
psikologi
membolos,
akhir
masa
dalam
perkembangannya
transisi,
seperti
menunjukkan
dengan
pada
dirinya.
terhadap
kasus
Perilaku
berbagai
mencontek, perkelahian,
jelas sifat-sifat masa transisi dan
pemalakan, pencurian dan bentuk-
peralihan. Mereka sebetulnya tidak
bentuk
mempunyai tempat yang jelas.
lainnya. Tentu saja, semua itu
Mereka
tidak masuk golongan
membutuhkan upaya pencegahan
anak, tetapi mereka tidak pula
serta penanggulangannya, dan di
dikatakan
golongan
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
penyimpangan
perilaku
dewasa. simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
sinilah arti penting disiplin sekolah
dalam lingkungan keluarga akan
dibutuhkan.
terbawa oleh anak, sekaligus akan
Pemahaman sekolah
tata
merupakan
kemampuan
tertib
memberikan
warna
terhadap
tingkat
perilakunya
kelak.
Latihan
yang mengharapkan
sederhana seperti bangun pagi,
siswa mampu memahami arti dan
melipat selimut, membantu orang
fakta
diketahuinya.
tua mengerjakan pekerjaan rumah,
Pemahaman tata tertib sekolah
mandi, sarapan pagi, berangkat
merupakan hal yang penting dalam
sekolah mengucap salam serta lain-
mewujudkan kedisiplinan belajar
lain.
siswa. Di dalam tata tertib sekolah
menjadi
berisi
kedisiplinan
yang
mengenai
tugas
dan
Kebiasaan
lainnya
akan
dari
sikap
integral
setelah
menyatu
kewajiban, larangan, serta sanksi
dengan proses internalisasi nilai-
yang akan diterima oleh siswa
nilai yang tanpa sengaja maupun di
ketika
pelanggaran.
sengaja ditanamkan pada siswa.
Dengan memahami aspek-aspek
Pembentukan sikap kedisiplinan
yang ada dalam tata tertib tersebut
yang
siswa
keluarga ini akan merupakan modal
melakukan
diharapkan
mampu
dibawa
lingkungan
melaksanakan tugas dan kewajiban,
besar
serta menjauhi larangan-larangan di
kedisiplinan di lingkungan sekolah.
dalam tata tertib.
pembentukan
Bertambahnya
Tumbuhnya kedisiplinan
bagi
dari
sikap
yang
lingkungan
semula
hanya
merupakan
lingkungan keluarga dan setelah
peristiwa mendadak yang terjadi
mereka memasuki sekolah lalu
seketika. Kedisiplinan pada diri
bertambah dengan lingkungan baru
siswa tidak dapat tumbuh tanpa
yaitu lingkungan sekolah, akan
adanya dukungan dari pendidik,
bertambah butir-butir kedisiplinan
dan
secara
lain. Ketepatan datang ke sekolah,
sedikit.
mendengarkan bunyi bel sebagai
Kebiasaan yang di tanamkan oleh
salah satu bentuk peraturan untuk
orang tua dan orang dewasa di
masuk dan keluar kelas dalam
itupun
bertahap
bukan
siswa
sikap
dilakukan
sedikit
demi
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
kehidupan sekolah. Kedisiplinan
kantin. Alasannya bahwa tidak
baru mempunyai corak, sifat dan
kembali kekelas untuk menghindari
daya laku yang berbeda dengan
tugas dari guru pelajaran. Hal
peraturan yang ada di lingkungan
tersebut menjadikan bukti bahwa
keluarga.
pada
kurang pahamnya tata tertib yang
umumnya peraturan-peraturan yang
ada disekolah membuat siswa tidak
harus di taati oleh siswa dituliskan
displin.
Di
sekolah,
dan di jelaskan disertai dengan
Selain
sanksi bagi setiap pelanggarnya.
permasalahan
Dengan
kedisiplinan
sebutkan di atas, dalam sebuah
lebih
berita yang di muat oleh situs
demikian,
disekolah
sifatnya
kaku
dibanding di lingkungan keluarga. Keadaan
demikian
dapat
online
beberapa yang
telah
di
www.beritakediri.com
menyebutkan
banyak
kita lihat pada siswa SMP Negeri 1
terjaring
Papar Kota Kediri dalam proses
membolos
belajar mengajar, hal ini dapat
berlangsung menjadi sorotan di
ditunjukkan
siswa
kota Kediri, Jawa Timur. Razia
melanggar tata tertib seperti datang
dilakukan atas informasi warga
sekolah
sekitar, banyak siswa nongkrong di
terlambat
berbagai
setelah masuk
bel
berbunyi,
kelas,
tidak
razia.
siswa
Siswa
saat
yang
pelajaran
warung brantas dan warung internet
mengerjakan tugas, tidak membawa
saat
buku, ramai dalam proses belajar
Hasilnya banyak siswa bahkan
mengajar, membolos, dan lain-lain.
hingga belasan tertangkap basah
Dalam sebuah wawancara
oleh gabungan kepolisian Resort
oleh pihak sekolah dapat diperoleh
Papar sedang asyik bermain game.
data bahwa banyak siswa biasanya
Beberapa pelajar menolak saat
ijin keluar kelas ke toilet tapi
dibawa ke mobil patrol, mereka
setelah 15 menit tidak penah
berdalih tidak membolos sekolah
kembali lagi ke kelas, setelah dicari
meski masih mengenakan pakaian
dan di telusuri oleh pihak sekolah,
seragam.
tenyata siswa malah nongkrong di
serahkan pada pihak sekolah untuk
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
pelajaran
berlangsung.
Kemudian
siswa
di
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
di tindak lanjuti dan membuat surat
tata tertib sekolah. Variabel ini
pernyataan
berkedudukan
bahwa
tidak
akan
sebagai
variabel
melakukannya lagi. Dari beberapa
bebas (X) maksudnya variabel yang
fenomena diatas dapat di peroleh
menjadi sebab perubahannya atau
data bahwa membolos merupakan
timbulnya variabel terikat. Variabel
salah satu pelanggaran yang kerap
kedisiplinan belajar. Variabel ini
terjadi
berkedudukan
dikalangan
siswa.
sebagai
variabel
Membolos berarti telah melanggar
terikat maksudnya variabel yang
peraturan yang ada di sekolah dan
dipengaruhi atau yang menjadi
tidak
akibat karena adanya variabel bebas
memenuhi
kewajibannya. membolos
tugas
serta
Sebab
siswa
(Sugiyono,
tidak
penelitian ini definisi operasional
karena
siswa
2009:
38).
Dalam
paham dan cenderung mengabaikan
pemahaman tata
tata tertib sekolah. Sehingga perlu
adalah suatu proses memahami
adanya
kepatuhan
penjelasan
mengenai
tertib sekolah
atau
kedisiplinan
pemahaman tata tertib agar tercipta
individu terhadap peraturan yang
kedisiplinan di dalam lingkungan
harus ditaati pada sebuah lembaga
sekolah.
pendidikan yang dibebani tanggung
Berdasarkan uraian di atas
jawab yang diharapkan siswa dapat
maka akan dilakukan penelitian
berkembang
sejauh mana hubungan antara
kemampuannya.
pemahaman tata tertib sekolah
operasional
dengan kedisiplinan belajar siswa
adalah sikap atau perbuatan siswa
kelas VIII SMP Negeri 1 Papar
dalam
Kota Kediri tahun pelajaran
belajar secara sadar dengan cara
2014/2015.
menjalankan
dan
mentaati
peraturan
yang
berlaku
II. METODE 1. Definisi Operasional Pada penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel pemahaman
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
sesuai
dengan
Dan
definisi
kedisiplinan
melaksanakan
belajar
kewajiban
dilingkungan sekolah. 2. Responden Dalam
penelitian
ini
yang
menjadi populasi adalah peserta
simki.unpkediri.ac.id || 8||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
didik kelas VIII di SMP Negeri 1
sehingga bila subyeknya besar atau
Papar Tahun Pelajaran 2014/2015
lebih dari 100 dapat diambil antara
yang berjumlah 324 peserta didik,
10 – 15% atau 20 – 25%. Penelitian
yang terdiri dari 9 kelas yaitu mulai
ini menggunakan 15% dari total
dari kelas VIII-A sampai dengan
sampel peserta didik kelas VIII
kelas
dikarenakan
VIII-I.
Dalam
proses
pengambilan sampel, penelitian ini random
persentase
sebesar
15% dianggap mewakili dari total
sampling
sampel. Jadi jumlah sampel 15% x
yaitu sampel yang diperoleh secara
324 = 49 sampel. Dari jumlah
acak
dalam
sampel yang ditentukan bahwa
populasi yang terdiri dari beberapa
pengambilan sempel diambil dari 5-
kelompok dan pengambilan subjek
6 peserta didik pada setiap kelas
dalam setiap kelompok populasi
VIII.
menggunakan
dari
subjek-subjek
ditentukan sebanding subjek
seimbang dengan dalam
atau
3.
banyaknya
Penelitian ini dilaksanakan di
masing-masing
SMP Negeri 1 Papar. Pemilihan
kelompok.
tempat penelitian ini didasarkan
Penentuan dilakukan
Tempat Penelitian
jumlah
setelah
sampel
pada
mengetahui
sekolah
fenomena
yang
yang
memiliki
nyata
dan
jumlah total sampel yang akan
karakteristik peserta didik yang
dijadikan objek penelitian. Menurut
sesuai dengan judul yang diteliti
Sugiyono (2009:131) menyatakan
serta penelitian ini mendapatkan
sampel adalah sebagian atau wakil
ijin dari pihak sekolah untuk
dari keseluruhan (jumlah) yang
melakukan
akan diteliti. Dengan demikian
berkaitan dengan kajian hubungan
dapat disimpulkan bahwa sampel
antara
adalah sebagian dari populasi yang
sekolah
mewakili dari keseluruhan populasi
belajar siswa kelas VIII SMP
yang diteliti. Menurut Arikunto
Negeri 1 Papar Kota Kediri tahun
(2010: 134) apabila subyek kurang
pelajaran 2014/2015.
dari 100 lebih baik diambil semua,
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
4.
penelitian
pemahaman dengan
tata
yang
tertib
kedisiplinan
Alat Ukur
simki.unpkediri.ac.id || 9||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Instrumen dalam penelitian ini
yang
disediakan
alternative
menggunakan dua buah intrumen
jawabannya, sehingga responden
yaitu instrumen pemahaman tata
tinggal memilih salah satu jawaban
tertib
yang
sekolah
kedisiplinan melakukan
dan
instrumen
belajar. uji
Setelah
validitas
kondisi
dan
telah
disediakan
yang
ada
sesuai
pada
diri
responden. Adapun jawaban yang
reliabilitas pada semua variabel
disediakan sebanyak
maka hasil yang didapat pernyataan
yaitu
yang bersifat valid dari keseluruhan
Kadang - kadang (KK), Tidak
item berjumah sebanyak 36 item
Pernah (TP) yang dikembangkan
yang dikembangkan dari kedua
dari variabel pemahaman tata tertib
variabel yaitu variabel pemahaman
sekolah(X)
tata tertib sekolah berjumlah 17
kedisiplinan belajar (Y). Instrumen
item
ini disusun sebanyak 40 item
dan
variabel
kedisiplinan
belajar berjumlah 19 item. Instrument
yang
Selalu
pernyataan.
digunakan
4 alternatif,
(SL), Jarang (J),
dan
Untuk
pemahaman tata
variabel
variabel
tertib sekolah
dalam penelitian ini terdapat dari
sebanyak 20 item dan variabel
tata tertib SMP Negeri 1 Papar
kedisiplinan belajar sebanyak 20
yaitu pemahaman tata tertib dan
item. Pengumpulan data dalam
disiplin di kelas, pemahaman tata
penelitian ini dilaksanakan pada
tertib
berpakaian,
bulan Mei 2015 di SMP Negeri 1
pemahaman tata tertib dan disiplin
Papar Kabupaten Kediri. Setelah
dilaboratorium, pemahaman tata
data terkumpul, peneliti melakukan
tertib dan disiplin di lingkungan
skoring untuk keperluan analisis
sekolah, pemahaman tata tertib dan
data.
dan
disiplin
disiplin upacara bendera.
6.
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan
5.
expost facto. Expost facto adalah
Teknik Pengumpulan Data Metode
pengumpulan
data
untuk mencari penyebab peristiwa
dalam penelitian ini menggunakan
yang sudah terjadi. Data yang
angket tertutup merupakan angket
dikumpulkan
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
melalui
survey
simki.unpkediri.ac.id || 10||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
menggunakan angket, kesimpulan
item
di ambil berdasarkan sampel dari
Nomor item pernyataan yang valid
populasi.
yang
adalah 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13,
digunakan dalam penelitian ini
15, 16, 17, 18, 19, 20. Dan nomor
adalah pendekatan penelitian yang
item pernyataan yang tidak valid
bersifat kuantitatif, karena hasil
adalah 8, karena rhitung < rtabel yang
data dari angket yang diperlukan
sebesar 0.273.
Pendekatan
menunjukkan
“tidak
valid”.
untuk mengungkap masalah dalam
Melalui pengujian normalitas data
bentuk skor angka. pendekatan
dengan menggunakan progam SPSS
kuantitatif menekankan analisisnya
16.0 for Windows diperoleh bahwa
pada data-data numerikal (angka)
kedua variabel dalam penelitian ini
yang
metode
berdistribusi normal. Bisa dilihat dari
dasarnya
hasil Normal Q-Q Plot pada gambar
diolah
statistika.
dengan Pada
pendekatan kuantitatif dilakukan
berikut
pada penelitian yang dilakukan dalam rangka menguji hipotesis dan untuk menarik kesimpulan
III. HASIL DAN KESIMPULAN Dari hasil ujicoba validitas dan reliabilitas variabel pemahaman tata tertib sekolah 20 item pernyataan 17 item menunjukkan “valid” dan 3 item menunjukkan “tidak valid”. Nomor
Normalitas Pemahaman Tata Tertib Sekolah
item pernyataan yang valid adalah 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9,10, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18, 19, 20. Dan
nomor item
pernyataan yang tidak valid adalah 2, 8, 14. Sedangkan variabel kedisiplinan belajar terdiri dari 20 item pernyataan 19 item menunjukkan “valid” dan 1
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
Normalitas Kedisiplinan Belajar
simki.unpkediri.ac.id || 11||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Berdasarkan hasil uji normalitas
n-2) taraf signifikansi 5% sebesar
pada gambar tersebut menunjukan
0,273
sebaran data (lingkaran kecil-kecil)
diketahui bahwa N=50, rhitung yaitu
berada
dapat
0,499 sedangkan rtabel yaitu 0,273 atau
diartikan bahwa data yang diperoleh
dengan kata lain rhitung lebih besar dari
berdistribusi
rtabel
pada
sekitar
garis
normal
karena
maka
(0,499
signifikan.
≥
0,273)
Dapat
sehingga
ketentuannya apabila data normal
perhitungan signifikan, sehingga hal
maka sebaran data berada tidak jauh
ini berarti ada korelasi yang sangat
dari garis atau berada disekitar garis.
sinifikan antara pemahaman tata tertib
Lalu untuk pengujian hipotesis menggunakan uji korelasi Product Moment
yaitu
bagaimana
untuk
sekolah dengan kedisiplinan belajar. Lalu
berdasarkan
hasil
mengetahui
perhitungan pada analisis data diatas,
antara
menunjukkan bahwa nilai koefisien
hubungan
pemahaman tata tertib sekolah dengan
korelasi r
kedisiplinan belajar. Pada penelitian
0,499 > 0,273 sehingga hal ini berarti
ini,
dengan
ada korelasi yang sangat sinifikan
menggunakan program SPSS) versi
antara pemahaman tata tertib sekolah
16.0. Berdasarkan pengujian yang
dengan kedisiplinan belajar. akibatnya
telah dilakukan melalui uji korelasi
Ha diterima berbunyi “ada hubungan
menggunakan rumus Product Moment
antara pemahaman tata tertib sekolah
mengenai
antara
dengan kedisiplinan belajar dan Ho
sekolah
ditolak berbunyi “ tidak ada hubungan
kedisiplinan belajar hasilnya yaitu
antara pemahaman tata tertib sekolah
0,49880693017 dibulatkan menjadi
dengan kedisiplinan belajar. Dengan
0,499.
demikian hipotesis yang menyatakan
data
pemahaman
dianalisis
hubungan tata
Berdasarkan
tertib
analisis
>r
yaitu sebesar
data
ada hubungan antara pemahaman tata
melalui perhitungan dengan rumus
tertib sekolah dengan kedisiplinan
Product Moment
belajar dapat diterima.
dan SPSS 16 For
Windows diketahui bahwa angka hasil
Berdasarkan hasil data penelitian
perhitungan atau rhitung sebesar 0,499
yang di peroleh dapat disimpulkan
lebih besar dari rtabel untuk db 48 (db=
adalah bahwa mayoritas siswa di SMP
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 12||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Negeri 1 Papar sangat paham terhadap
UIN Sunan Kalijaga, (Online), tersedia: http://pustaka.uinsunankalijaga.ac.i d/wpcontent/uploads/2005/09/pusta ka_uinsunankalijaga_perkembanga n_remaja.pdf, diunduh 14 Maret 2015
tata tertib yang ada sekolah dengan rata-rata
skor
54.
Sedangkan
mayoritas siswa di SMP Negeri 1 Papar mempunyai kedisiplinan belajar yang sangat tinggi dengan rata-rata skor
84.
Jadi
semakin
tinggi
pemahaman siswa terhadap tata tertib sekolah maka semakin tinggi pula tingkat kedisiplinan belajar siswa. Sebaliknya jika pemahaman siswa terhadap tata tertib sekolah rendah, maka tingkat kedisiplinan belajar akan rendah pula. Dari hasil analisis data dan hasil dari pengujian hipotesis yang telah dianalisis dapat disimpulkan
Arikunto, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Rineke Cipta Broto,
Suryo. 2004. Manajemen pendidikan sekolah. (online), tersedia: http://jurnal.untan.ac.id/index.php/j pdpb/article/download/1085/pdf/an alisistatatertibgurudisekolah, diunduh 26 Mei 2015
Fajri, 25 November 2014. Pemahaman Diri Dalam Belajar. (Online), tersedia:
rhitung > rtabel yaitu sebesar 499 > 0,273 sehingga
perhitungan
signifikan,
sehingga hal ini berarti ada korelasi yang
sangat
sinifikan
http://pengertianahli.com/2013/pen gertianpemahaman/html, diunduh 25 November 2014.
antara
pemahaman tata tertib sekolah dengan
Hurlock, E. B. 1993. Perkembangan Anak. (Edisi 1), Jakarta: Erlangga
kedisiplinan belajar. IV. DAFTAR PUSTAKA Ali Maki, 2014. Puluhan Siswa Smp Membolos. (Online), tersedia: https://beritakediri .wordpress.com/2007/03/14/puluha n-pelajar-diamankan, diunduh 26 Mei 2015 Ardiansyah. 2003. Perkembangan Perilaku Pada Remaja. Makalah disajikan di Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
1999. Psikologi Perkembangan, Suatu Pedekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Edisi 5). Jakarta: Erlangga Lismawati, Ita. 2004. Pengaruh Motivasi dan Kedisiplinan Tehadap Pestasi Belajar Siswa. Skripsi. Dipublikasikan. (Online), tersedia: http://ejournal.unmuh.ac.id/index.p
simki.unpkediri.ac.id || 13||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
hp/psikologi/article//download/664/ 454, diunduh 01 Desember 2014
sinungan.pdf. diunduh 13 Januari 2015
Oemar Hamalik. 1998. Psikologi Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Sugiyono, Prof. Dr. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Sinungan, Muchdarsyah. 2005. Hubungan Antara Tata Tertib Sekolah dengan Tingkat Prestasi Siswa Kelas X SMK Negeri di Medan. (1). (Online). tersedia: http://jurnal.upi.edu/file/15-
Yulita Sulistyo Rini | 11.1.01.01.0329 FKIP – Bimbingan dan Konseling
Tulus Tu’u, 2004. Peran Disiplin dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Yuniarsih. 2000. Hubungan Antara Disiplin Siswa Dengan Motivasi Belajar SMK PGRI Kediri. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Kediri: UNP Kediri
simki.unpkediri.ac.id || 14||