Pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darusholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 Hapazah, I Made Gunawan, & Jien Tirta Raharja Program Studi Bimbingan dan Konseling, FIP IKIP Mataram E-mail:
[email protected] Abstrak: Layanan konseling Individu merupakan proses bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada konseli yang sedang mengalmi suatu permasalah. Untuk itu, konseling individu menjadi suatu layanan yang tepat dalam memberi kontribusi untuk meningkatkan pemahaman diri siswa. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah ”Apakah ada Pengaruh Konseling IndividunTerhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pengaruh konseling individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihi NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Metode penentuan subyek dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive non random sampling. Sampel yang dipilih berdasarkan karakteristik yaang telah ditentukan atau sampel yang dipilih berdasarkan tujuan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi subyek penelitian adalah siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015 yang berjumlah 174 dan sampel sebanyak 5 orang siswa. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah metode angket sebagai metode pokok sedangkan metode wawancara, observasi serta dokumentasi sebagai metode pelengkap. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode Analisis dengan rumus t-test. Hasil analisis yang diperileh dala penelitian ini adalah nilai t-hitung sebesar 8, 931, makaberdasarkan taraf signifikan 5% dan db = 4 ternyata besarnya anka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel ditribusi t adalah 2,776. Kenyataan ini menunjukkan bahwa nila t hitung lwbih besar daripada nilai t tabel (8, 931>2, 776), karena t hitung lebih besar dari nilai t tabel, maka penelitian ini dikatakan signifikan. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol di tolak dan hipotesis alternatif diterima, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ada Pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun pelajaran 2014/2015.
Kata kunci: Konseling Individu, Pemahaman Diri Pendahuluan Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, dalam upaya mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia dalam mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Salah satu tujuan yang ingin dicapai oleh dunia pendidikan yakni untuk membentuk generasi muda bangsa yang lebih baik dan lebih berkualitas, baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, tidak terlepas dari peran sekolah dalam memberikan pengajaran yang maksimal. Selain itu, harus didukung oleh berbagai faktor seperti faktor kurikulum, orang tua, guru, proses belajar. Hal ini agar tujuan pendidikan bisa dicapai secara maksimal. Lingkungan sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang tentunya memiliki kompleksitas permasalahan yang sangat tinggi. Termasuk dalam hal permasalaha yang dihadapi lembaga sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya juga sangat banyak. Tujuan pendidikan yang diinginkan oleh lembaga sekolah sering terhambat
oleh permasalahan- permasalahan seperti tawuran pelajar, tindak kekerasan, bolos, tidak mematuhi peraturan sekolah. Seharusnya pelanggaran-pelanggaran yang terjadi dapat teratasi, apabila peran sekolah lebih maksimal dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik khususnya guru BK yang wajib memberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik dengan semaksimal mungkin agar peserta didik bisa lebih memahami akan dirinya. Seperti yang tertuang dalam SK Mendikbud No. 025/D/1995 menyatakan bahwa Bimbingan dan konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun kelompok agar mandiri dan bisa berkembang secara optimal, dalam bimbingan pribadi, sosial, belajar maupun karir melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung berdasarkan norma-norma yang berlaku (SK Mendikbud No. 025/D/1995). Kenyataannya, tidak semua sekolah bisa menjalankan layanan konseling secara maksimal. Seperti di sekolah MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah.Lembaga pendidikan ini juga mengalami banyak sekali permasalahan yang bersifat mendasar. Sebagai sekolah yang terletak di wilayah berpenghuni heterogen, MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah juga memiliki kompleksitas masalah yang cukup tinggi. Salah satu yang sampai saat ini belum bisa terselesikan yaitu masalah pemahaman diri siswa. Berdasarkan hasil studi awal peneliti yang dilakukan terhadap kepala sekolah, guru BK dan guru-guru MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah pada tanggal 14 Mei 2014, kebanyakan siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah terindikasi belum bisa memahami dirinya. Hal ini terlihat dari banyaknya siswa yang masih melanggar peraturan sekolah seperti bolos, tidak memasukkan baju, mengecet rambut, tidak memakai seragam. Serta banyak diantara mereka yang belum memahami kelebihan maupun kelemahannya baik itu aspek fisik, aspek psikis, minat, bakat, cita-cita, kebutuhan pokok dan gaya hidup (Studi awal tanggal 14 mei 2014). Fenomena yang terjadi di sekolah MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah tidak terlepas dari peran guru BK, khususnya dalam memberikan pelayanan bimbinga dan konseling kepada peserta didik dengan maksimal agar peserta didik bisa memahami dirinya, mematuhi peraturan di sekolah serta bisa memahami akan keberadaan dirinya. Salah satunya adalah dengan memberikan pelayanan bimbingan dan konseling yaitu dengan melakukan konseling individu. Layanan konseling individu merupakan bentuk layanan bimbingan dan konseling khusus antara peserta didik (klien) dengan konselor dan mendapat layanan langsung tatap muka (secara individu/ perorangan) dalam rangka pembahasan dan pengentasan permasalahan pribadi yang diderita peserta didik (klien). Konselor bersikap penuh simpati. Simpati artinya menunjukkan sikap turut merasakan apa yang sedang dirasakan oleh klien. Adapun empati artinya berusaha menempatkan diri dalam situasi diri klien dengan segala masalah yang dihadapinya. Karena dengan sikap ini, klien akan memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada konselor (Prayitno, 2004: 289). Untuk itu sebaiknya jika ada suatu permasalahan agar diselesaikan dengan cara yang lebih individu, agar konselor dapat memahami permasalahan klien secara lebih spesifik. Dengan demikian, proses pemberian bantuan akan lebih terarah, karena lebih tepat sasaran sesuai dengan kebutuhan klien. Oleh sebab itulah peneliti merasa tertraik untuk mengadakan penelitian tentang pengaruh konseling individu terhadap pemahaman diri siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun pelajaran 2014/2015.
Tujuan Yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Ingin Mengetahui Pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. Berikut adalah manfaat secara teoritis maupun praktis dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat teoritis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang berharga dalam bidang pendidikan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat merangsang peneliti lain untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang hal-hal yang belum terungkap dalam penelitian ini sebagai bahan perbandingan. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan secara teoritis bagi para mahasiswa jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan di IKIP Mataram dalam melakukan penelitian yang terbaik dengan judul penelitian seperti ini. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai metode atau pendekatan bagi kepala sekolah didalam menerapkan kebijakan bagi kemajuan peserta didik. b. Sebagai masukan guru BK untuk lebih meningkatkan profesionalisme didalam memberikan layanan bagi para siswa berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan siswa tentang perlunya pemahaman tentang diri mereka sehingga siswa di masa yang akan datang akan lebih baik lagi. d. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para peneliti berikutnya dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan. Kajian Literatur Menurut Sudrajat (2011: 33), Konseling Individu adalah proses bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling oleh konselor kepada konseli yang sedang mengalami suatu masalah, yang bermuara pada teratasinya masalah yang dihadapi konseli. Penerapan layanan konseling individual diharapkan dapat memberikan solusi bagi siswa di sekolah agar siswa menjadi lebih baik dari segi prilaku disiplinnya. Faktor-faktor yang menentukan keberhasilan konseling individu adalah Faktor internal dan eksternal. Adapun pihak-pihak yang terkait dalam faktor internal diantaranya (a) Pihak Siswa (b) Pihak Guru BK (c) Kepala Sekolah (d) Guru Mata Pelajaran (e) Wali Kelas.Faktor eksternal merupakan faktor dari luar artinya bahwa pelaksanaan konseling akan lebih terarah, fokus dan klien merasakan kenyamanan ketika pelaksanaan konseling berlangsung. Adapun faktor eksternalnya yaitu: Faktor setting atau tempat. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan layanan konseling individu dalam hal setting (tempat) atau ruangan konseling. Pelaksanaan konseling individu tidak terlepas dari pelayanan yang memungkinkan konseling itu berjalan dengan baik. Menurut Prayitno (2004: 289-299) Menjelaskan bahwa ciri-ciri keresmian pelaksanaan konseling individu diantaranya yaitu: 1) Layanan konseling diselenggarakan secara resmi 2) Pengentasan masalah melalui konseling 3) Keefektifan masalah melalui konseling 4) Pendekatan dan teori konseling 5) Konseling di lingkungan kerja yang berbeda. Pada intinya dapat dikatakan bahwa konseling individu merupakan suatu kegiatan pemberian bantuan
yang dilakukan oleh konselor kepada seorang individu sebagai konseli dalam rangka memecahkan permasalahan yang dihadapi oleh konseli tersebut. Hal ini bertujuan untuk membantu individu untuk mengadakan interpretasi fakta-fakta, mendalami arti nilai hidup pribadi, kini dan mendatang (Mamat Supriatna, 2013:103). Pemahaman diri dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana individu siswa dapat secara mandiri mengenal berbagai asfek mengenai dirinya dengan jelas, nalar, dan logis. Dikatakan secara mandiri itu berarti bahwa individu siswa dapat memahami dirinya secara sadar dan diterima oleh dirinya sendiri (Sukardi dan kusmawati, 2009:4). Pemahaman diri siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa atau faktor lingkungan. Menurut Slameto (2003:54-72),faktor-faktor yang mempengaruhi pemahaman diri adalah : 1) Faktor-faktor Internal: jasmaniah (kesehatan, cacat tubuh), Psikologis (intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan), Kelelahan. 2) Faktor-faktor Eksternal: keluarga (cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan), Sekolah (metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode pemahaman diri, tugas rumah), Masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Pemahaman diri merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri sendiri. “Who am I ?” artinya siapa saya ?. Pertanyaan itu sangatlah sederhana, tetapi mungkin memerlukan jawaban yang mendalam, karena banyak aspek yang harus diungkap.Aspek-aspek tersebut baik yang menyangkut kelebihan maupun kekurangannya. Diantaranya sebagai berikut: 1) Aspek Fisik adalah seluruh anggota badan individu termasuk bagianbagiannya. Artinya individu harus mengenali dan memahami kondisi jasmaniahnya dengan segala potensinya. Apakah kondisi jasmani semua sehat, apakah kondisi jasmaniahnya normal dan sebagainya. Hal ini penting agar individu mampu mengambil keputusan dengan tepat dan mampu menyikapi hidup ini dengan benar.2) Aspek Psikis adalah yang berhubungan dengan kondisi kejiwaan individu. Bagaimana kecerdasannya, bagaimana emosinya. Sehingga individu mampu menyikapi pilihan-pilihan karir dan masa depan juga mampu menempatkan dirinya dalam berhubungan dengan orang lain. 3) Aspek Minat. Minat adalah rasa tertarik yang kuat terhadap obyek tertentu. Hal ini penting untuk dipahami individu, karena dengan adanya minat yang kuat terhadap obyek pilihan maka prestasi, keberhasilan yang diharapkan mudah tercapai demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu perlu penanaman minat terhadap diri individu terhadap berbagai obyek positif, sehingga timbul rasa menyenangi dengan motivasi tinggi.4) Aspek Bakat. Bakat adalah kemampuan yang dibawa oleh seseorang sejak lahir dan bersifat menurun (genetik). Pentingnya individu memahami bakat ini adalah agar individu mampu mengembangkan dirinya secara optimal. Bakat akan cepat berkembang dengan baik apabila ditunjang dengan sarana dan prasarana. Oleh karena itu peran semua masyarakat untuk memberi wadah penyaluran bakat-bakat terpendam positif sehingga memunculkan putraputri berbakat.5) Aspek Cita-cita. Cita-cita adalah gambaran diri yang ada pada diri seseorang. Ada yang menyebut “Potret Diri” seseorang. Artinya apabila individu mengatakan dengan lisan, misalnya: “Cita-cita saya ingin menjadi
TNI/POLRI”. Individu harus memahami apakah dirinya sudah memiliki potret diri menjadi seorang TNI/POLRI. Sudah tergambarkah secara keseluruhan dalam diri individu kriteria, syarat-syarat dan sebagainya yang mutlak harus dipenuhi untuk bisa menjadi anggota TNI/POLRI. Hal ini penting untuk dipahami dengan cermat gambaran dirinya, sehingga ia benar-benar mampu dan dapat memilih karir sesuai dengan cita-citanya. 6) Aspek Kebutuhan-kebutuhan Pokok. Hal ini penting juga untuk dipahami oleh individu, kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam menjalani kehidupan ini. Apakah hidup ini hanya untuk makan atau makan untuk hidup. Apakah individu hanya menginginkan kebutuhan jasmani saja, atau individu disamping perlu kebutuhan-kebutuhan untuk jasmani, juga memerlukan kebutuhan bathin, dan sebagainya. Misalnya: makan, minum, keamanan, kasih sayang, rekreasi, aktualisasi diri, sosialisasi, dan sebagainya. Oleh karena itu individu perlu menentukan kebutuhan-kebutuhan pokok seperti apa yang diinginkan dalam hidup ini.7) Aspek Gaya Hidup. Gaya hidup yang diinginkan oleh masing-masing orang berbeda antara satu dengan lainnya. Ada yang ingin bergaya hidup elite, ada yang ingin bergaya hidup biasa-biasa saja atau bergaya hidup sederhana. Oleh karena itu gaya hidup atau “life style”,ini perlu dipahami dengan benar. Individu hendaknya menyesuaikan dengan kemampuannya,sehingga dalam menyikapi hidup ini tidak diperbudak oleh hawa nafsunya. Keterampilan, kerja keras, pengalaman dan sebagainya mempermudah untuk memutuskan gaya hidup seseorang.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain one group pretestposttest. Populasi subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Darussholihin NW darmaji Lombok Tengah yang berjumlah 174 dan sampel penelitian sebanyak 5 siswa. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah angket, yaitu untuk memperoleh data tentang kemampuan bersosialisasi sebelum dan sesudah diberikan konseling Individu.Selanjutnya teknik pemberian skor terhadap setiap option (pilihan jawaban) dengan menggunakan skala likert dengan pilihan jawaban SS (Sangat Setuju) dengan skor 4, S (Setuju) dengan skor 3, KS (Kurang Setuju) dengan skor 2, TS (Tidak Setuju) dengan skor 1. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan Angket sebagai metode pokok sedangkan observasi, wawancara dan dokumentasi sebagai metode pelngkap. Di dalam langkah memilih pendekatan penelitian, telah dikemukakan beberapa desain eksperimen diantaranya telah disertai rumus atau cara analaisis datanya. Untuk testing signifikansi, maka digunakan t-test, untuk menganalisis, hasil eksperimen yang menggunakan pre-test dan post-test one group desigen (desain 2 ), maka rumusnya sebagai berikut:
t= √
∑
Keterangan: Md = Mean dari perbedaan pre-test dengan post-test (posttest-pretest). Xd = Deviasi masing-masing subyek (d-Md). ∑ x2d = Jumlah kuadrat deviasi. = Subyek pada sampel. d.b. = Ditentukan dengan N – 1. (Arikunto, 2010: 349)
Hasil Penelitian Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan penelitian ini adalah a. Penentuan subyek penelitian Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Darussholihin NW Darmaji berjumlah 174 dengan jumlah sampel 5 siswa. b. Jadwal pelaksanaan penelitian Setelah mendapatkan data nama-nama siswa yang menjadi subyek penelitian ini, maka kegiatan selanjutnya adalah pemberian angket pemahaman diri kepada siswa. c. Pelaksanaan pengumpulan data Setelah menyebarkan angket pre-test kepada seluruh populasi yang berjumlah 174 siswa, maka peneliti menjaring siswa yang paling rendah pemahaman dirinya. Untuk itu peneliti mengambil 5 siswa yang paling rendah pemahaman dirinya untuk dijadikan sampel penelitian. Adapun langkah-langkah yang ditempuh dalam analisis data dalam penelitian ini adalah 1). Merumuskan Hipotesis Nol (Ho). 2). Menyusun Tabel Kerja. 3). Merumuskan Data Kedalam rumus. 4). Menarik Kesimpulan. 1. Merumuskan Hipotesis Nol (Ho) Untuk Keperluan perhitungan analisis statistik, maka hipotesis alternatif (Ha) yang diajukan pada bab II yang berbunyi : ada Pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahamn Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015, maka perlu diubah terlebih dahulu ke dalam hipotesis nol (Ho) sehingga berbunyi: tidak ada Pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Menyusun Tabel Kerja Tabel kerja dimaksudkan untuk mengetahui deviasi yang diperoleh sebelum dan sesudah pemberian Konseling Individu. Cara menyusun tabel deviasi Pre-test dan post- test lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 01: Tabel Kerja Pengujian Hipotesis Tentang pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darusholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun pelajaran 2014/2015.
No
Kode Subyek
X1
X2
(1) 1 2 3 4 5
(2) MB SB WY ZA IA
(3) 46 61 60 59 54
(4) 69 75 72 76 72 364
Gaind (d) Post TestPre Test (5) 23 14 12 17 18 ∑d = 84
72,8
16,8
Jumlah (N) = 5
280 56
xd (d-Md) (6) 6,2 -2,8 -4,8 0,2 1,2 0 0
x2d (7) 38.44 7.84 23.04 0.04 1.44 ∑Xd2 = 70.8 14.16
3. Memasukkan Data ke dalam Rumus Dari tabel kerja tersebut diatas maka dapat di hitung nilai t-test sebagai berikut: t= ∑ t= t= t= t= √
t=
√
√
√
√
t = 8,931
4. Menarik kesimpulan Berdasarkan analisis data yang digunakan dalam statistik dengan menggunakan rumus t-test (t hitung 8,931> t tabel 2,776). Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel (8, 931>2, 776), Karena t hitung lebih besar dari t tabel, maka penelitian ini dikatakan signifikan. Hal ini berarti bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Ada Pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Pelajaran 2014/2015.
Pembahasan Berdasarkan hasil analisa yang sudah peneliti lihat selama pelaksanaan penelitian, ditemukan bahwa sebelum pelaksanaan Konseling Individu, peserta didik memiliki pemahaman diri yang sangat rendah. Setelah peneliti melakukan Konseling Individu terhadap siswa yang memiliki pemahaman diri yang rendah dan menjelaskan secara terperinci mengenai tujuan Konseling Individu tersebut, peserta didik memiliki pemahaman diri yang meningkat dan lebih baik dari sebelumnya. Pelaksanaan Konseling Individu ditunjukan kepada pihak yang terkait di dalamnya seperti guru mata pelajaran dan guru BK, hendaknya guru BK tetap melaksanakan Konseling Individu secara intensif dan terprogram,karena terbukti bahwa Konseling Individu membantu peserta didik dalam meningkatkan pemahaman dirinya. Selain itu guru BK hendaknya menjalin kerjasama yang baik dengan semua elemen yang ada di lingkungan sekolah untuk membantu peserta didik dalam meningkatkan prestasinya di sekolah. Selain itu, kerjasama dengan orang tua/wali murid hendaknya tetap terjalin untuk mendorong dan mengarahkan putra-putrinya dengan sebaik-sebaiknya dalam meningkatkan pemahaman dirinya yang pada akhirnya nanti akan menghasilkan prestasi belajar yang baik dan memuaskan bagi siswa baik di lingkungan sekolah maupun di masyarakat. Dengan demikian, pelaksanaan Konseling Individu mempunyai peran yang positif dalam meningkatkan Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah,dengan kata lain semakin intensif pelaksanaan Konseling Individu di sekolah maka akan semakin baik pula pemahaman diri siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Simpulan dan Saran Simpulan Berdasarkan hasil analisa data dari tabel uji t-test menunjukkan nilai t hitung sebesar 8,931 dengan taraf signifikan 5% dan db = 5 ternyata besarnya angka batas penolakan hipotesis nol yang dinyatakan dalam tabel distribusi t adalah 2.776. Kenyataan ini menunjukkan bahwa nilai thitung lebih besar dari nilai ttabel (8,931 > 2.776), karena thitung lebih besar dari ttabel, maka penelitian ini dikatakan signifikan. Hal ini berarti
bahwa hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif di terima, maka dapat dicari kesimpulan bahwa: ada pengaruh Konseling Individu Terhadap Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah Tahun Ajaran 2014/2015. Saran 1. Kepala Sekolah, hendaknya selalu menjalin kerjasama yang baik dengan orang tua/wali murid, guru pembimbing, guru bidang studi, wali kelas serta pihak-pihak yang lain dalam meningkatkan Pemahaman Diri Siswa MA Darussholihin NW Darmaji Lombok Tengah. 2. Guru Bimbingan Konseling, hendaknya pelaksanaan Konseling Individu dilakukan secara terus menerus dan terprogram untuk membantu siswa meningkatkan pemahaman dirinya. 3. Bagi siswa, hendaknya selalu meningkatkan kemampuan yang dimiliki sehingga bisa mengenal kelebihan dan kelemahan yang akhirnya menuju kepada kesuksesan. 4. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat dilakukan penelitian lebih luas mengeneai aspek-aspek yang belum terungkap dalam penelitian ini. Daftar Pustaka Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. PT Rineka Citpa: Jakarta. Prayitno dan Amti, Erman.2004.Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. SK Mendikbud No. 025/D/1995.Tentang System Pendidikan Nasional.Jakarta: Mendikbud. Supriatna, Mamat. 2013.Bimbingan dan Konseling berbasis kompetensi.Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada. Sudrajad, Akhmad. 2011. Mengatasi Masalah Siswa Melalui Layanan Konseling Individual. Yogyakarta: Paramitra Publishing. Herlianto, P. 2010. Aspek konseling individu. (online) http://herlianto89felix.blogspot.com/2010/10/makalah-konseling-sebagaiibadah.html, Diakses tanggal 10 Juli 2014 pukul 02.00.