HUBUNGAN KEDEKATAN EMOSIONAL ORANGTUA DENGAN PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015 Disusun oleh : ILMA ANNISA NPM. 11500060 Pembimbing : Drs. AR. Koesdyantho, M.Pd FKIP BK 03 ABSTRAK Ilma Annisa. HUBUNGAN KEDEKATAN EMOSIONAL ORANGTUA DENGAN PENGENDALIAN DIRI SISWA KELAS IX SMP NEGERI 17 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/ 2015. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Slamet Riyadi Surakarta, Februari 2015. Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan kedekatan emosional orangtua dengan pengendalian diri siswa kelas ix smp negeri 17 surakarta tahun pelajaran 2014/ 2015. Populasi yang digunakan dalam penelitian ialah keseluruhan murid kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015 yang berjumlah 206, dengan sampel penelitian menggunakan proportional random sampling sejumlah 50 siswa. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Metode angket dipergunakan untuk mengumpulkan data tentang kedekatan emosional orangtua dan pengendalian diri siswa, sedangkan dokumentasi dipergunakan untuk memperoleh data tentang nama responden. Hasil dari angket variabel kedekatan emosional orangtua dan pengendalian diri siswa dianalisis dengan menggunakan statistic r product moment diperoleh nilai r hitung sebesar 0,601. Kemudian dari hasil nilai r hitung tersebut di konsultasikan dengan r pada tabel product moment dengan N = 50 dan taraf signifikasi 5% dan 1%, yaitu 0,278 dan 0,361. Dan hasil analisis data yang diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel atau dapat dikatakan 0,278 < 0,601 > 0,361. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan yang positif antara kedekatan emosional orangtua dnegan pengendalian diri siswa kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015” diterima kebenarannya baik pada taraf signifikasi 5% dan 1%.
Kata Kunci : kedekatan emosional, pengendalian diri
A. PENDAHULUAN Keluarga merupakan faktor penting yang berpengaruh terhadap perilaku anak. Apa yang anak pelajari dan dapatkan saat dalam lingkup keluarga akan selalu diingatnya sampai kelak dewasa. Ketika kecil, apabila ia sering mendapatkan pujian dan teguran yang tepat, maka kelak ia akan dapat menyesuaikan diri dimanapun dia berada. Kedekatan antara orangtua dan anak tidak terbatas pada saat kecil saja, namun dapat dilakukan secara berlanjut dan selalu disesuaikan dengan karakter dan umur anak. Harapannya, agar anak tidak merasa terlalu dikekang orangtua ataupun justru sebaliknya yaitu diacuhkan orangtua. Baik Kognisi maupun emosi semakin dianggap penting dalam memahami urutan proses keluarga (Santrock, 2007:158). Di dalam proses yang berlangsung tersebut terdapat faktor interaksi antara orangtua dan anak serta antar anggota keluarga. (Santrock 2007:177) Kelekatan aman dan tidak aman dikategorikan dalam 4 bagian diantaranya : 1. Kelekatan otonom-aman Kelekatan positif dengan orang tua pada remaja yang berhubungan dengan keterikatan yang aman pada masa bayi. 2. Dismissing/ avoidant attachment Kategori kelekatan tidak aman dimana individu melemahkan pentingnya keterikatan. Kategori ini diasosiasikan dengan pengalaman penolakan atas kebutuhan akan keterikatan oleh pengasuh. 3. Preoccupied/ ambivalent attachment
Kelekatan tidak aman dimana remaja sangat menginginkan pengalaman keterikatan. Hal ini diduga terjadi terutama karena orangtua jarang ada bagi anak remajanya. 4. Unresolved/ disorganized attachment Kategori tidak aman dimana remaja memiliki tingkat rasa takut yang tinggi dan mengalami disorientasi. Hal ini mungkin diakibatkan oleh pengalaman traumatis seperti kematian orangtua atau kekerasan oleh orang tua. Pengendalian diri manusia dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. (Oslon Matthew, 2013:16) beberapa teorisi menitikberatkan mekanisme internal seperti sistem karakter/ pembawaan dan sistem pengaturan diri sendiri, contohnya, Allport, Cattel dan Eysenck, Horney, Rogers dan Maslow; yang lain lebih menerima faktor eksternal sebagai pengendali utama perilaku manusia seperti stimulus lingkungan dan pola penghargaan, contohnya Skinner dan Dollard dan Miller; sedangkan kubu ketiga yaitu menganggap kedua faktor ini sama pentingnya, entah internal atau eksternal, seperti Bandura dan Mischel. Pengendalian diri yang baik pada diri individu akan membentuk karakter yang punya disiplin waktu, disiplin dalam merencanakan sesuatu, dan tidak mudah gegabah dalam mengambil keputusan. Kesadaran pentingnya meluangkan waktu bersama keluarga agar dapat menjaga kedekatan dan memantau perkembangan anak sudah disadari oleh orang tua. Namun, keinginan untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya juga telah menuntut para keluarga Indonesia untuk terus bekerja keras. Hal ini diperkuat
oleh hasil riset Ipsos dan Oreo 2011 lalu, dimana 50% orang tua Indonesia lebih memprioritaskan perekonomian rumah tangga dibandingkan memiliki waktu cukup bersama anak-anak.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Negeri 17 Surakarta. Dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Februari 2015. Populasi berasal dari bahasa Inggris yaitu population yang berarti jumlah penduduk. Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Syofian Siregar, 2013:30) Maka populasi yang diambil dalam penelitian ini ialah seluruh siswa SMP Negeri 17 Surakarta yang berjumlah kurang lebih 653 siswa. Dalam penelitian ini sampel yang akan diambil ialah kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta yang akan diambil secara representative. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional stratified random sampling.Dalam penelitian ini penulis secara umum mempergunakan dua macam variabel yaitu : 1.
Variabel X Variabel X dalam penelitian ini ialah kedekatan emosional orang tua.
2.
Variabel Y
Maka variabel Y dalam penelitian ini adalah pengendalian diri siswa. Di katakan variabel X dan Y, di karenakan adanya hubungan saling mempengaruhi atau timbal balik antara keduanya. Untuk memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, digunakan berbagai tehnik pengumpulan data, metode pokok yang digunakan adalah angket dan dokumentasi. Dalam penelitian ini menggunakan skala Likert yaitu skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorng tentang suatu objek atau fenomena tertentu (Syofian Siregar, 2013:25). Menurut (Syofian Siregar, 2013:25) skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pndapat, dan persepsi seseorang tentang sutu objek atau fenomena tertentu. Adapun
pengukuran
validitas
dan
reabilitasnya
menggunkan rumus korelasi product moment angka kasar.
=
(Zuldafrizal, 2012:68)
Keterangan :
−( {(
−(
) }{(
)(
) −(
) }
dilakukan
= Koefisien korelasi X
= Kedekatan emosional orangtua (X)
Y
= Pengendalian diri siswa (Y)
N
= Jumlah subjek
C. HASIL PEMBAHASAN 1. Deskripsi Data Tentang Kedekatan Emosional Orangtua Berdasarkan hasil penelitian data variabel kedekatan emosional orangtua diperoleh nilai tertinggi 87 dan nilai terendah 61.Adapun dari analisis data diperoleh nilai mean = 73,3 ; median = 69,8 ; modus = 62,8 ; dan standar deviasi = 5,90. Angket variabel kedekatan emosional orangtua telah digambarkan dalam tabel frekuensi sebagai berikut Tabel II Distribusi Frekuensi Kedekatan Emosional Orangtua Siswa Kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015
Nilai 55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 Jumlah
X 58 65 72 79 86
X² 3364 4225 5184 6241 7396 26410
f 2 10 16 21 1 50
Cfb 50 48 38 22 1
fX 116 650 1152 1659 86 3663
fX² 6728 42250 82944 131061 7396 270379
Dari perolehan data tersebut diatas, maka dapat digambarkan kembali dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut : 25
20
15 Frekuensi
10
5
0 83-89
76-82
69-75
62-68
55-61
Gambar 2 : Grafik Histogram tentang Kedekatan Emosional Orangtua Siswa Kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015 2. Deskripsi Data Tentang Pengendalian Diri Siswa Dari hasil pengumpulan data yang telah dilakukan pada angket pengendalian diri diperoleh nilai tertinggi 85 dan nilai terendah 61. Dari hasil analisis data diperoleh nilai mean = 75,5 ; nilai median = 68,15 ; nilai modus = 53,45; dan standar deviasi = 5,64. Lebih detailnya, maka data yang telah ada, digambarkan dalam bentuk tabel frekuensi sebagai berikut : Tabel III Distribusi Frekuensi Pengendalian Diri Siswa Kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015
Nilai 55-61 62-68 69-75 76-82 83-89 Jumlah
X 58 65 72 79 86
X² 3364 4225 5184 6241 7396 26410
f 1 3 20 22 4 50
Cfb 50 49 46 26 4
fX 58 195 1440 1738 344 3775
fX² 3364 12675 103680 137302 29584 286605
Kemudian dari data tabel frekuensi diatas dapat digambarkan kembali dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut : 25
20
15 Frekuensi 10
5
0 83-89
76-82
69-75
62-68
55-61
Gambar 3 : Grafik Histogram tentang Pengendalian Diri Siswa Kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015 Dari pengujian hipotesis yang telah dilakukan ternyata hipotesis yang menyatakan bahwa “Ada hubungan yang positif antara kedekatan emosional orangtua dengan pengendalian diri siswa kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015” diterima kebenarannya.
Dapat dikatakan demikian karena melihat hasil nilai r hitung product moment yaitu sebesar 0,601. Dan yang telah dicocokkan kembali pada nilai r tabel product moment dengan N = 50 dan taraf siginifikasi 5% dan 1% yaitu 0,278 dan 0,361. Atau dapat dikatakan 0,278 < 0,601 > 0,361. Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat yang mengatakan “ Orang tua yang memainkan peran aktif dalam memantau dan membimbing perkembangan anak remaja mereka lebih cenderung untuk memiliki anak remaja dengan hubungan sebaya yang positif dan penggunaan obat-obatan yang lebih rendah dibanding orang tua yang kurang berperan aktif” (Mounts dalam buku Santrock,2007 : 177). Berdasarkan dari hasil penelitian menunjukkan bahwa “Ada hubungan yang positif antara kedekatan emosional orangtua dengan pengendalian diri siswa kelas IX SMP Negeri 17 Surakarta Tahun Pelajaran 2014/ 2015” diterima kebenarannya. Namun demikian hasil ini belum tentu reliabel. Adanya hasil penelitian ini apabila diterapkan pada penelitian dengan populasi, sampel dan waktu yang berbeda-beda, hasilnya belum tentu sama, hal tersebut dikarenakan populasi dan kondisi yang berbeda. Adapun saran yang diajukan penulis dalam penelitian ini diajukan : 1. Kepada Kepala Sekolah
Hendaknya kepala sekolah mengadakan rapat antar wali murid/ orangtua siswa yang bertujuan memberikan pengetahuan atau konseling yang ditujukan untuk memajukan pribadi / karakter sang anak ke arah yang lebih positif. 2.Kepada Guru Sebaiknya guru sebagai orangtua kedua, dalam lingkup sekolah dapat memberikan pengalaman bagi siswa secara positif, dalam artian merangkul siswa untuk lebih terbuka kepada guru sehingga membuat siswa nyaman berada di dekat guru serta secara emosional menjadi lebih tenang. 3.Kepada Orangtua Hendaknya dapat lebih memperbanyak waktu dengan sang anak. Tidak hanya sekedar bertemu namun juga ditekankan pada kualitas pertemuan dengan anak. Dengan tujuan agar anak dan orang tua memiliki hubungan yang timbal balik 4.Kepada Siswa Sebaiknya siswa dapat lebih mampu mengendalikan dirinya di dalam suatu lingkup/ lingkungan tempat ia berada. Dapat mengatur apa yang menjadi kehendaknya atau apa yang tak ingin dicobanya.
D. DAFTAR PUSTAKA Syofian Siregar, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta :Penerbit Kencana. Santrock John, 2007. Perkembangan Anak (edisi ketujuh). Erlangga
Jakarta :
Oslon
Matthew & Hergenhahn, 2013. Pengantar Kepribadian.Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
Teori-Teori
Zuldafrial,2012. Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta :Media Perkasa.