KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 1 JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2014/2015
MOCH. ZAINUDIN NIM : 11.403.3.1.011 Tesis ini disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Islam
PROGRAM PASCA SARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SURAKARTA 2016
ABSTRAK KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA GURUSMP NEGERI 1 JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRITAHUN 2014/2015
Oleh: Moch. Zainudin Kinerja guru baik apabila guru tersebut memiliki tingkat kedisiplinan kerja yang tinggi guna mencapai tujuan sekolah, sehingga guru yang tidak baik bukan karena takut pada aturan atau pimpinan tetapi dari diri sendiri. Kedisiplinan yang tinggi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan guru tersebut karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan menambah wawasan, pengetahuan dan tanggung jawab guru. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara: (1) Tingkat pendidikan dengan kinerja guruSMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. (2) Kedisiplinan kerja dengan kinerja guruSMP Negeri 1Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. (3) Tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama dengan kinerja guruSMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasi. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri. Populasi penelitian adalah guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri dengan jumlah guru 45 guru. Sehubungan dengan populasi kurang dari 100, maka penulis mengambil semua populasi yang berjumlah 45 guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri untuk dijadikan sampel penelitian. Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner). Sebelum digunakan angket dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) variabel tingkat pendidikan (X1) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri., nilai signfikansi 0,044. 2) Variabel kedisiplinan kerja guru (X2) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri nilai signifikansi 0,000. 3) Variabel tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru secara bersama-sama berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri dengan kontribusi 0,583. Kata kunci: tingkat pendidikan, kedisiplinan kerja dan kinerja guru
ABSTRACT CORRELATION BETWEEN EDUCATION LEVEL AND WORK DICIPLINE WITH TEACHER’S PERFORMANCE OF SMP NEGREI 1 JATIPURNO OF WONOGIRI REGENCY YEAR 2014/2015
By: Moch. Zainudin Teacher’s performance will begood if the teachers have high level of discipline in order to achieve the objectives of the school. Actually, the teachers working unprofesional are not fear of the rules or the leader, but they are afraid of themselves. High discipline is influenced by education level of teacher due to the higher level of education will add insight, knowledge and responsibility of teachers. The purpose of this study was to determine correlation among: (1) Education level to teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. (2) Work disciplines to teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. (3)Education level and work discipline together with teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. This research used a kuantitatif correlation method. This research was conducted at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district. The study population was teachersof SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri consisted of45 teachers. Because population was less than 100, the researcher took all the population of 45 teachers at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri for the research sample. Data collection techniques used a questionnaire (questionnaire).Before the questionnaire used research so test by the validity and reliability. Dataanalysis technique usedregression correlation. Based on the results of research, it can be concluded that: 1) education level variable (X1) correlate with the teacher’s performance (Y) of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district, and the significance value is 0.044. 2) Variable teacher work discipline (X2) correlates with the teachers’ performance (Y) of SMP Negeri 1 Wonogiri district Jatipurno significance value of 0.000. 3) Variable education levels and discipline of teachers correlate as well as teachersperformance (Y) of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district, contributing 0.583. Keyword: Education level, work discipline and teacher’s performance.
العالقة بين املستوى التربوي والانضباط في العمل وبين ألادى العملي لدى مدرس ي املدرسة املتوسطة غير الدينية الحكومية 1جاتي فورنو وونوغير العام الدراس ي 5102/4112 بواسطة :محمد زين الدين ُ سيحسن ألاداء العملي للمدزس بمدي اهضباطه العالي في العمل لححقيق أهداف املدزسة ،بحيث أن املدزس غير الجيد ليس املدزس الخائف من ألاهظمة أو السئيس وإهما هى ّ الخائف من هفسه.كان الاهضباط العالي محأثس باملسحىي التربىي لدي املدزس .إذا كان مسحىاه التربىي عاليا فهى حاصل على املعازف والعلىم واملسؤولية .بهرا كان الهدف من هرا البحث هى معسفة وجىد العالقة بين )0 :املسحىي التربىي وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 5102-5102م )5.بين الاهضباط في العمل وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 5102-5102م )3 .بين املسحىي التربىي والاهضباط في العمل (معا) وبين ألادء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 5102-5102م. هرا البحث على أساس العالقةًُ ،جسي في املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0 ّ هىمدزسى املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0 جاجي فىزهى بىوهىغيري .ومجحمع البحث ّ جاجي فىزهى بىوهىغيري وعددهم 22مدزسا .واثخر الباحث جميعهم كمجحمع البحث لكىن ُ ُ العدد أقل من مائة .وثجمع بياهات البحث عن طسيق الاسحبياهات .وثخحبر الاسحبياهات عن صدقها وثباتها .أما طسيقة ثحليل البياهات فبطسيقة الاهحداز وهحائج البحث كالحالي )0 :كان ّ محغير املسحىي التربىي )(X1له عالقة باألداء العملي ّ ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري وهخيجة العالقة ّ واملحغير اهضباط العمل للمدزس ( ) X2له عالقة باألداء العملي ) (Xووسبة العالقة )5. 0,044 )3 . 0,000و ّ محغير املسحىي التربىي والاهضباط في العمل (معا) لهما عالقة باألداء العملي ، ووسبة العالقة .0,583 الكلمات ألاساسية :املسحىي التربىي ،الاهضباط في العمل ،ألاداء العملي. 2
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertanda tangan di bawah ini saya: Nama
: Moch. Zainudin
NIM
: 11.403.3.1.011
Program Studi
: Pascasarjana, Manajemen Pendidikan Islam
Saya menyatakan denagn sesungguhnya bahwa tesis yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister dari Program Pascasarjana Institut Agama Islam (IAIN) Surakarta seluruhnya merupakan hasil karya sendiri. Adapaun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Tesis yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah ditulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisah ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Tesis ini bukan asli karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundang yang berlaku.
Surakarta, 29 Oktober 2015 Yang menyatakan
Moch. Zainudin
HALAMAN PENGESAHAN TESIS KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 1JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2014/2015 Disusun Oleh : Moch. Zainudin NIM: 11.403.3.011 Telah dipertahankan di depan Majelis Dewan Penguji Tesis Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta Pada hari Jumat tanggal 15 Januari tahun 2016 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat guna memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam (M. Pd.I)
Surakarta, 15 Januari 2016
Sekretaris Sidang
Ketua Sidang
Dr. H. Purwanto, M. Pd NIP. 19700926 200003 1 001
Dr. Moh. Bisri, M.Pd NIP.19620718 199303 1 003
Penguji I,
Penguji Utama
Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA NIP. 19481208 197803 1 001
Prof. Drs. H. Rohmat, M. Pd. Ph. D NIP. 19600910 199203 1 003
Direktur Pascasarjana
Prof. Drs. H. Rohmat, M. Pd. Ph. D NIP. 19600910 199203 1 003
MOTTO
ۡ ُۡۖۡىا يَ ۡف َسح ٱ َّّللُ لَ ُكم ْ س فَٱ ۡف َسح ْ يل لَ ُكمۡ تَفَ َّسح َ يََٰٓأَيُّهَاٱلَّ ِذ َ ِيه َءا َمىُ َٰٓى ْا إِ َذا ق ِ ُِىا فِي ٱل َم َجل ِ ْ ُيه أُوت ْ ُيه َءا َمى ْ وا فَٱو ُش ُز ْ َوإِ َذا قِي َل ٱو ُش ُز ىا ٱ ۡل ِع ۡل َم َ ىا ِمى ُكمۡ َوٱلَّ ِذ َ وا يَ ۡزفَ ِع ٱللَّهُٱلَّ ِذ ٞ ِىن َخب ١١ يز َ َُد َر َج ٖۚت َوٱ َّّللُ بِ َما تَ ۡع َمل Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan (QS. Al Mujadalah Ayat 11)
PERSEMBAHAN
Dengan menyebut nama dan mengharap keridhoan-Mu ya Allah SWT. Kupersembahkan tesis ini buat: 1. Bapak dan Ibu 2. Keluarga Istri dan anak-anakku 3. Saudara-saudaraku dan rekan seperjuangan 4. Almamater IAIN Surakarta 5. Sekolahku SMP N 1 Jatipurno Wonogiri
KATA PENGANTAR
X Dengan mengucap puji dan syukuralhamdulillâhi rabbil ‘âlamîn, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, hanya dengan rahmat, hidayah dan kemuliaanNya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang berarti. Tesis yang berjudul “Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja Dengan Kinerja Guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun 2014/2015” ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Magister Strata Dua pada Program Studi Manajemen Pendidikan Islam pada Pasca Sarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta. Penyusun menyadari bahwa penyusunan Tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penyusun ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu. Untuk itu, penyusun menyampaikan terimakasih kepada: 1. Dr. Mudhofir Abdullah M.Ag.., selaku Rektor IAIN Surakarta. 2. Prof. Drs. H. Rohmad, M. Pd. Ph. D, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Surakarta. 3. Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA, selaku Pembimbing I yang telah meluangkan waktu dan memberikan arahan hingga tesis ini selesai. 4. Dr. H. Purwanto, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu memberikan arahan dan motivasi hingga terselesaikannya tesis ini. 5. Tim Penguji yang telah berkenan untuk menguji, mengkritisi serta memberikan saran dan masukan demi sempurnanya penulisan tesis ini.
6. Seluruh
Dosen
dan staff
Program
Studi Manajemen
Pendidikan
Islam Program Pascasarjana Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 7. Kedua
orang
tua, istri, anak dan
saudara-saudara
yang saya cintai,
atas segala dukungan dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan tepat pada waktunya. 8. Semua karyawan dan karyawanti perpustakaan IAIN Surakarta. 9. Semua bapak/ibu guru, karyawan dan karyawati SMP Negeri 1 Jatipurno yang telah memberikan dukungan terhadap penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan
satu
persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelasaikan penelitian ini. Kepada semua fihak penulis panjatkan do’a semoga segala kebaikannya tercatat sebagai amal shalih serta mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka penulis berharap saran dan masukannya demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta,
Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
ii
ABSTRAK...................................................................................... .................
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................
v
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ............................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ixi
DAFTAR ISI .................................................................................................. .
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL
...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. LatarBelakangMasalah ..............................................................
1
B. IdentifikasiMasalah ...................................................................
5
C. PembatasanMasalah...................................................................
6
D. RumusanMasalah ......................................................................
7
E. TujuanPenelitian ........................................................................
7
F. ManfaatPenelitian ......................................................................
8
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................
9
A. DeskripsiTeori..............................................................................
9
1. Tingkatpendidikan ................................................................
9
a. Pengertian tingkat pendidikan ........................................
9
b. Indikator tingkat pendidikan ...........................................
18
2. Kedisiplinankerja ..................................................................
19
a. Pengertian kedisiplinan kerja ..........................................
19
b. Indikator kedisiplinan kerja ............................................
26
3. Kinerjaguru ...........................................................................
27
a. Pengertian kinerja guru ...................................................
27
b. Indikator kinerja guru .....................................................
30
4. Korelasiantaratingkatpendidikandengankinerjaguru ............
35
5. Korelasiantarakedisiplinankerjadengankinerja guru.............
37
6. Korelasiantaratingkatpendidikandankedisiplinankerja secara bersama-sama dengankinerja guru .............................
39
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................
42
C. KerangkaBerfikir .........................................................................
44
1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri ......................
44
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri ...................... 3. Korelasi secara bersama-sama antara tingkat pendidikan
45
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri ..............................................................
46
D. PengajuanHipotesis ......................................................................
48
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................
49
A. Jenis Penelitian.............................................................................
49
B. TempatdanWaktuPenelitian .........................................................
49
1. Tempat Penelitian ..................................................................
49
2. Waktu Penelitian ....................................................................
49
C. PopulasidanSampel ......................................................................
49
1. Populasi ..................................................................................
49
2. Sampel ...................................................................................
50
D. TeknikPengumpulan Data ............................................................
50
1. Tingkat Pendidikan (X1) ........................................................
50
a. Alat ukur ..........................................................................
50
b. Definisi konseptual ..........................................................
50
c. Definisi operasional .........................................................
50
d. Pengumpulan data ............................................................
51
2. Kedisiplinan kerja (X2) ..........................................................
51
a. Jenis instrumen.................................................................
51
b. Aturan skoring .................................................................
52
c. Definisi konseptual ..........................................................
52
d. Definisi operasional .........................................................
53
e. Kisi-kisi ............................................................................
53
f. Penulisan butir .................................................................
54
g. Uji coba instrument ..........................................................
54
3. Kinerja guru ...........................................................................
56
a. Jenis instrumen.................................................................
56
b. Aturan skoring .................................................................
57
c. Definisi konseptual ..........................................................
58
d. Definisi operasional .........................................................
58
e. Kisi-kisi ............................................................................
59
f. Penulisan butir .................................................................
60
g. Uji coba instrument ..........................................................
60
E. TeknikAnalisa Data .....................................................................
62
1. Uji Prasyarat Analisis ............................................................
63
a. Uji normalitas...................................................................
63
b. Uji lineiritas dan keberartian regresi ................................
63
2. Uji Hipotesis .........................................................................
64
a. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja (Y) 64 b. Korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y)................................................................
65
c. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y)
65
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................................
67
A. Deskripsi Data ...........................................................................
67
1. Tingkat Pendidikan Guru.....................................................
67
2. Kedisiplinan kerja guru (X2)................................................
68
3. Kinerja guru (Y) ..................................................................
70
B. Uji prasayrat analisis .................................................................
72
1. Uji normalitas data...............................................................
73
2. Uji Independensi variabel bebas ..........................................
74
3. Linieritas dan keberartian regresi ........................................
75
a. Korelasi tingkat pendidikan dengan kinerja guru ..........
75
b. Korelasi kedisiplinan kerja dengan kinerja guru ...........
77
C. Uji Hipotesis ..............................................................................
78
1. Korelasi antara tingkat pendidikan guru dengan kinerja guru 78 2. Korelasi kedisiplinan kerja dengan kinerja guru .................
84
3. Korelasi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru ........................
89
D. Pembahasan ..............................................................................
91
1. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) ...................................................................
92
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru ......
93
3. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan
BAB V
kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru .................
95
PENUTUP .......................................................................................
98
A. Kesimpulan ................................................................................
98
B. Implikasi ....................................................................................
98
C. Saran-saran ................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
101
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Skema Kerangka Pemikiran........................................................
47
Gambar 4.1. Grafik Histogram variabel tingkat pendidikan ...........................
68
Gambar 4.2. Grafik Histrogram variabel kedisiplinan kerja guru ...................
69
Gambar 4.3. Grafik Histogram Variabel Kinerja Guru (Y) .............................
71
Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y)
...............................................
80
gambar 4.5. Grafik Hubungan antara Kedisiplinan Kerja (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
...............................................
85
Gambar 4.6. Pola hubungan antar variabel
...............................................
96
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pengumpulan data tingkat Pendidikan.......... ..............................
51
Tabel 3.2.
Pengumpulan data kedisiplinan kerja .........................................
52
Tabel 3.3.
Kisi-kisi kedisiplinan kerja
...............................................
54
Tabel 3.4.
Uji validitas kedisiplinan kerja
...............................................
55
Tabel 3.5.
Pengumpulan data kinerja guru ...............................................
57
Tabel 3.6.
Kisi-kisi kinerja guru
...............................................
59
Tabel 3.7.
Uji validitas kinerja guru
...............................................
61
Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi skor angket pendidikan guru ......................
67
Tabel 4.2.
Distribusi frekuensi skor angkat kedisiplinan kerja guru (X2) ...
69
Tabel 4.3.
Kategori kedisiplinan kerja guru ...............................................
70
Tabel 4.4.
Deskripsi frekuensi skor angket kinerja guru (Y) .......................
71
Tabel 4.5.
Kategori Kinerja Guru
...............................................
72
Tabel 4.6.
Uji Normalitas
...............................................
73
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi Variabel Bebas ............................................
74
Tabel 4.8.
Uji Linieritas X1 dengan Y
...............................................
75
Tabel 4.9
Koefisien X1 terhadap Y
...............................................
76
Tabel 4.10
Uji linieritas X2 dengan Y
...............................................
77
Tabel 4.11
Koefisien X2 terhadap Y
...............................................
77
Tabel 4.12. Tabel Anova X1 terhadap Y
...............................................
79
Tabel 4.13. Korelasi X1 dengan Y
...............................................
81
Tabel 4.14. Koefisien Determinasi X1
...............................................
82
Tabel 4.15. Korelasi Parsial Antara Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Guru 83 Tabel 4.16. Tabel Anova X2 terhadap Y
...............................................
84
Tabel 4.17. Korelasi X2 dengan Y
...............................................
86
Tabel 4.18. Koefisien Determinasi X2
...............................................
87
Tabel 4.19. Korelasi Parsial Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru 88 Tabel 4.20
Koefisien X1 dan X2 terhadap Y ...............................................
89
Tabel 4.21. Tabel Anova untuk uji keberartian regresi .................................
90
Tabel 4.22. Koefisien Korelasi X1, X2 dengan Y ...........................................
91
Tabel 4.23. Hasil Analisis Tiap Variabel
...............................................
92
Tabel 4.24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................
96
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Angket Kedisiplinan Kerja .....................................................
104
Lampiran 1.1. Angket Kedisiplinan Kerja Sebelum Uji Coba ......................
105
Lampiran 1.2. Uji Validitas Angket Kedisiplinan Kerja ...............................
109
Lampiran 1.3. Uji Reliabilitas Angket Kedisiplinan Kerja ...........................
111
Lampiran 1.4. Angket Kedisiplinan Kerja Setelah Uji Coba ........................
112
Lampiran 2
........................................................
114
Lampiran 2.1. Angket Kinerja Guru Sebelum Uji Coba ...............................
115
Lampiran 2.2. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ........................................
118
Lampiran 2.3. Uji Reliabilitas Angket Kinerja Guru ....................................
121
Lampiran 2.4. Angket Setelah Uji Coba Kinerja Guru .................................
122
Lampiran 3
........................................................
125
Lampiran 3.1. Data Tingkat Pendidikan ........................................................
126
Lampiran 3.2. Data Kedisiplinan Kerja ........................................................
127
Lampiran 3.3. Data Kinerja Guru
........................................................
129
Lampiran 4
Uji Persyaratan
........................................................
131
Lampiran 4.1. Uji Normalitas
........................................................
132
Lampiran 4.2. Uji Linieritas
........................................................
133
Lampiran 5
........................................................
135
Kinerja Guru
Data Penelitian
Uji Hipotesis
Lampiran 5.1
Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Guru dengan Kinerja Guru
........................................................
136
Lampiran 5.2. Korelasi Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru ....
138
Lampiran 5.3. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru
ABSTRAK KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 1 JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRITAHUN 2014/2015
Oleh: Moch. Zainudin Kinerja guru baik apabila guru tersebut memiliki tingkat kedisiplinan kerja yang tinggi guna mencapai tujuan sekolah,sehingga guru yang tidak baik bukan karena takut pada aturan atau pimpinan tetapi dari diri sendiri. Kedisiplinan yang tinggi dipengaruhi oleh tingkat pendidikan guru tersebut karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan menambah wawasan, pengetahuan dan tanggungjawab guru. Dengan demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara: (1) tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. (2) kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. (3) tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan riset/ Kuantitatif korelasional. Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri. Populasi penelitian adalah guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri dengan jumlah guru 45 guru. Sehubungan dengan populasi kurang dari 100, maka penulis mengambil semua populasi yang berjumlah 45 guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri untuk dijadikan sampel penelitian.Teknik pengumpulan data menggunakan angket (kuesioner). Sebelum digunakan angket dilakukan uji validitas dan reliabilitas.Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis regresi dan korelasi. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1) variable tingkat pendidikan (X1) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri,nilai signfikansi 0,452. 2) Variabel kedisiplinan kerja guru (X2) berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri nilai signifikansi 0,732. 3) Variabel tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru secara bersama-sama berkorelasi dengan kinerja guru (Y) SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri dengan kontribusi 0,583. Kata kunci: tingkat pendidikan, kedisiplinan kerja dan kinerja guru.
i
العالقة بين املستوى التربوي والانضباط في العمل وبين ألادى العملي لدى مدرس ي املدرسة املتوسطة غير الدينية الحكومية 1جاتي فورنو وونوغير العام الدراس ي 5102/4112 بواسطة :محمد زين الدين ُ سيحسن ألاداء العملي للمدزس بمدي اهضباطه العالي في العمل لححقيق أهداف املدزسة ،بحيث أن املدزس غير الجيد ليس املدزس الخائف من ألاهظمة أو السئيس وإهما هى ّ الخائف من هفسه .كان الاهضباط العالي محأثس باملسحىي التربىي لدي املدزس .إذا كان مسحىاه التربىي عاليا فهى حاصل على املعازف والعلىم واملسؤولية .بهرا كان الهدف من هرا البحث هى معسفة وجىد العالقة بين )0 :املسحىي التربىي وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 5102-5102م )5 .بين الاهضباط في العمل وبين ألاداء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 5102-5102م )3 .بين املسحىي التربىي والاهضباط في العمل (معا) وبين ألادء العملي ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري العام الدزاس ي 5102-5102م. هرا البحث على أساس العالقةًُ ،جسي في املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0 ّ هىمدزسى املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0 جاجي فىزهى بىوهىغيري .ومجحمع البحث ّ واثخر الباحث جميعهم كمجحمع البحث لكىن جاجي فىزهى بىوهىغيري وعددهم 22مدزسا. ُ ُ العدد أقل من مائة .وثجمع بياهات البحث عن طسيق الاسحبياهات .وثخحبر الاسحبياهات عن صدقها وثباتها .أما طسيقة ثحليل البياهات فبطسيقة الاهحداز وهحائج البحث كالحالي )0 :كان م ّ حغير املسحىي التربىي ) (X1له عالقة باألداء العملي ّ ملدزس ي املدزسة املحىسطة غير الدًنية الحكىمية 0جاجي فىزهى بىوهىغيري وهخيجة العالقة ّ واملحغير اهضباط العمل للمدزس ( ) X2له عالقة باألداء العملي ) (Xووسبة العالقة )5. 0,452 )3 . 0,732و محغ ّير املسحىي التربىي والاهضباط في العمل (معا) لهما عالقة باألداء العملي ، ووسبة العالقة .0,583 الكلمات ألاساسية :املسحىي التربىي ،الاهضباط في العمل ،ألاداء العملي. 2
ii
ABSTRACT CORRELATION BETWEEN EDUCATION LEVEL AND WORK DICIPLINE WITH TEACHER’S PERFORMANCE OF SMP NEGREI 1 JATIPURNO OF WONOGIRI REGENCY YEAR 2014/2015
By: Moch. Zainudin Teacher’s performance will be good if the teachers have high level of discipline in order to achieve the objectives of the school. Actually, the teachers working unprofesional are not fear of the rules or the leader, but they are afraid of themselves. High discipline is influenced by education level of teacher due to the higher level of education will add insight, knowledge and responsibility of teachers. The purpose of this study was to determine correlation among: (1) Education level to teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. (2) Work disciplines to teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. (3) Education level and work discipline together with teacher’s performance of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri year 2014/2015. This research used a correlation kuantitatif method. This research was conducted at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district. The study population was teachers of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri consisted of 45 teachers. Because population was less than 100, the researcher took all the population of 45 teachers at SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri for the research sample. Data collection techniques used a questionnaire (questionnaire).Before the questionnaire used research so test by the validity and reliability. Data analysis technique used regression and correlation. Based on the results of research, it can be concluded that: 1) education level variable (X1) correlate with the teacher’s performance (Y) of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district, and the significance value is 0.452. 2) Variable teacher work discipline (X2) correlates with the teachers’ performance (Y) of SMP Negeri 1 Wonogiri district Jatipurno significance value of 0.732. 3) Variable education levels and discipline of teachers correlate as well as teachers performance (Y) of SMP Negeri 1 Jatipurno Wonogiri district, contributing 0.583. Keyword: Education level, work discipline and teacher’s performance.
iii
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
Yang bertandatangan di bawahinisaya: Nama
: Moch. Zainudin
NIM
: 11.403.3.1.011
Program Studi
: Pascasarjana, ManajemenPendidikan Islam
Sayamenyatakandenagnsesungguhnyabahwatesis sayasusunsebagaisyaratuntukmemperolehgelar Magister dari PascasarjanaInstitut Agama Islam (IAIN) seluruhnyamerupakanhasilkaryasendiri.
yang Program Surakarta
Adapaunbagian-bagiantertentudalampenulisanTesis yang sayakutipdarihasilkarya orang lain telahditulissumbernyasecarajelassesuaidengannorma, kaidahdanetikapenulisahilmiah. Apabila di kemudianhariditemukanseluruhatausebagianTesisinibukanaslikaryasayasendiriata uadanyaplagiatdalambagiantertentu, sayabersediamenerimasanksipencabutangelarakademik yang sayasandangdansanksi-sanksi lain sesuaidenganperaturanperundang yang berlaku.
Surakarta, 29Oktober 2015 Yang menyatakan
Moch.Zainudin
v
PERSETUJUAN UNTUK UJIAN TESIS KepadaYth. DirekturPascasarjana IAIN Surakarta Di Surakarta Assalamu’alaikumWr. Wb. Setelahmemberikanbimbinganatastesissaudara: Nama : Moch. Zainudin NIM : 11.403.3.1.011 Program Studi : Pascasarjana, ManajemenPendidikan Islam Angktan : I (satu) Tahun : 2012 Kami menyetujuibahwatesistersebuttelahmemenuhisyaratuntukdiajukanpada siding Seminar Tesis.Demikianpersetujuaninidisampaikan, atasperhatiannyadiucapkanterimakasih. Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Surakarta, 29Oktober 2015 Pembimbing II
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA NIP. 19481208 197803 1 001
Dr. H. Purwanto, M.Pd NIP. 19700926 20003 1 001
vi
MOTTO
“SesungguhnyaBersamaKesulitan Ada Kemudahan, MakaApabilaEngkauTelahSelesai (darisuatuurusan), TetaplahBekerjaKerasUntukUrusan yang lain, danHanyaKepadaTuhanmulahEngkauBerharap“ (Q.S.AlInsyirah, 6 – 8)
Dan katakanlah: ”Bekerjalahkamu! Maka Allah, Rasul-Nya dan orangorang yang berimanakanmenilaipekerjaanmuitu. Dan kamuakandikembalikankepadaTuhan yang mengetahui yang ghaibdan yang nyata, laludiberitahukan-Nya kepadamuapa-apa yang telahkamukerjakan.”
(QS. At-Taubah: 105).
vii
PERSEMBAHAN
Denganmenyebutnamadanmengharapkeridhoan-Mu ya Allah SWT. Kupersembahkantesisinibuat: 1. Bapak (Almarhum) danIbu 2. KeluargaIstridananak-anakku 3. Saudara-saudarakudanrekanseperjuangan 4. Almamater IAIN Surakarta 5. Sekolahku SMP N 1 JatipurnoWonogiri
viii
KATA PENGANTAR
Denganmengucap
puji
penulispanjatkankehadirat
dan
syukuralhamdulillâhirabbil
Allah
SWT,
‘âlamîn,
hanyadenganrahmat,
hidayahdankemuliaan-Nya sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik tanpa hambatan yang berarti. Tesis
yang
berjudul
“Korelasi
PendidikandanKedisiplinanKerjaDenganKinerja
Antara
Guru
SMP
Tingkat Negeri
JatipurnoKabupatenWonogiriTahun
1
2014/2015”
inidisusununtukmemenuhisalahsatusyaratgunamemperolehgelar Magister Strata Duapada Program StudiManajemenPendidikan Islam padaPascaSarjanaInstitut Agama Islam Negeri Surakarta. PenyusunmenyadaribahwapenyusunanTesisinitidaklepasdaribantuanberba gaipihak.Olehkarenaitu, padakesempataninipenyusuninginmengucapkanterimakasih besarnyakepadasemuapihak
yang
yang
sebesar-
telahmembantu.Untukitu,
penyusunmenyampaikanterimakasihkepada: 1. Dr. Mudhofir Abdullah M.Ag.., selaku Rektor IAIN Surakarta. 2. Prof. Dr. H. Nashruddin
Baidan,
selaku Direktur Pascasarjana IAIN
Surakarta. 3. Prof. Dr. H. Usman Abu Bakar, MA, selakuPembimbing I yang telahmeluangkanwaktudanmemberikanarahanhinggatesisiniselesai. 4. Dr. H. Purwanto, M.Pd, selaku pembimbing II yang telah meluangkan waktu memberikan arahan dan motivasi hingga terselesaikannya tesis ini. 5. Tim Penguji yang telah berkenan untuk menguji, mengkritisi serta memberikan saran dan masukan demi sempurnanya penulisan tesis ini.
ix
6. Seluruh
Dosen
dan staff
Program
Studi Manajemen
Pendidikan
Islam Program Pascasarjana Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Surakarta. 7. Kedua
orang
tua, istri, anak dan
saudara-saudara
yang saya cintai,
atas segala dukungan dan motivasi sehingga penyusun dapat menyelesaikan penulisan tepat pada waktunya. 8. Semua karyawan dan karyawanti perpustakaan IAIN Surakarta. 9. Semua bapak/ibu guru, karyawan dan karyawati SMP Negeri 1 Jatipurnoyang telah memberikan dukungan terhadap penulis. 10. Semua pihak yang tidak dapat penulis
sebutkan
satu
persatu yang
telah membantu penulis dalam menyelasaikan penelitian ini. Kepada semua fihak penulis panjatkan do’a semoga segala kebaikannya tercatat sebagai amal shalih serta mendapat limpahan rahmat dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih banyak kekurangan, maka penulis berharap saran dan masukannya demi kesempurnaan tesis ini.
Surakarta,
Oktober2015
Penulis
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL .......................................................................................
ii
ABSTRAK...................................................................................... .................
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TESIS ............................................
v
HALAMAN PENGESAHAN TESIS ............................................................
vi
HALAMAN MOTTO ......................................................................................
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................
viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................
ixi
DAFTAR ISI .................................................................................................. .
xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................
xvi
DAFTAR TABEL
...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................
xix
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................
1
A. LatarBelakangMasalah ..............................................................
1
B. IdentifikasiMasalah ...................................................................
5
C. PembatasanMasalah...................................................................
6
D. RumusanMasalah ......................................................................
7
E. TujuanPenelitian ........................................................................
7
F. ManfaatPenelitian ......................................................................
8
xi
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ..................
9
A. DeskripsiTeori..............................................................................
9
1. Tingkatpendidikan ................................................................
9
a. Pengertiantingkatpendidikan ..........................................
9
b. Indikatortingkatpendidikan .............................................
18
2. Kedisiplinankerja ..................................................................
19
a. Pengertiankedisiplinankerja ............................................
19
b. Indikatorkedisiplinankerja ..............................................
26
3. Kinerjaguru ...........................................................................
27
a. Pengertiankinerja guru ....................................................
27
b. Indikatorkinerja guru ......................................................
30
4. Korelasiantaratingkatpendidikandengankinerjaguru ............
35
5. Korelasiantarakedisiplinankerjadengankinerja guru.............
37
6. Korelasiantaratingkatpendidikandankedisiplinankerja SecaraBersama-samadengankinerjaguru ..............................
39
B. Penelitian yang Relevan ...............................................................
42
C. KerangkaBerfikir .........................................................................
44
1. Korelasiantaratingkatpendidikandengankinerja guru SMP Negeri 1 JatipurnoKabupatenWonogiri ........................
44
2. Korelasiantarakedisiplinankerjadengankinerja guru SMP Negeri 1 JatipurnoKabupatenWonogiri ........................
45
3. Korelasisecarabersama-samaantaratingkatpendidikan dengankinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno KabupatenWonogiri ...............................................................
xii
46
D. PengajuanHipotesis ......................................................................
48
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................
49
A. JenisPenelitian..............................................................................
49
B. TempatdanWaktuPenelitian .........................................................
49
1. TempatPenelitian ...................................................................
49
2. WaktuPenelitian .....................................................................
49
C. PopulasidanSampel ......................................................................
49
1. Populasi ..................................................................................
49
2. Sampel....................................................................................
50
D. TeknikPengumpulanData .............................................................
50
1. Tingkat Pendidikan (X1) ........................................................
50
a. Alatukur ...........................................................................
50
b. Definisikonseptual ...........................................................
50
c. Definisioperasional ..........................................................
50
d. Pengumpulan data ............................................................
51
2. Kedisiplinankerja (X2) ...........................................................
51
a. Jenisinstrumen..................................................................
51
b. Aturanskoring ..................................................................
52
c. Definisikonseptual ...........................................................
52
d. Definisioperasional ..........................................................
53
e. Kisi-kisi ............................................................................
53
f. Penulisanbutir ..................................................................
54
g. Ujicoba instrument ...........................................................
54
xiii
3. Kinerja guru ...........................................................................
56
a. Jenisinstrumen..................................................................
56
b. Aturanskoring ..................................................................
57
c. Definisikonseptual ...........................................................
58
d. Definisioperasional ..........................................................
58
e. Kisi-kisi ............................................................................
59
f. Penulisanbutir ..................................................................
60
g. Ujicoba instrument ...........................................................
60
E. TeknikAnalisa Data .....................................................................
62
1. UjiPrasyaratAnalisis ..............................................................
63
a. Ujinormalitas....................................................................
63
b. Ujilineiritasdankeberartianregresi ....................................
63
2. UjiHipotesis ...........................................................................
64
a. Korelasiantaratingkatpendidikan (X1) dengankinerja (Y) 64 b. Korelasiantarakedisiplinankerja (X2) dengan kinerja guru (Y)................................................................
65
c. Korelasiantaratingkatpendidikan (X1) dankedisiplinan kerja (X2) secarabersama-samadengankinerja guru (Y) ..
65
BAB IV HASIL PENELITIAN .....................................................................
67
A. Deskripsi Data ...........................................................................
67
1. Tingkat Pendidikan Guru.....................................................
67
2. Kedisiplinankerja guru (X2).................................................
68
3. Kinerja guru (Y) ..................................................................
70
xiv
B. Ujiprasayratanalisis ...................................................................
72
1. Ujinormalitas data................................................................
73
2. UjiIndependensivariabelbebas .............................................
74
3. Linieritasdankeberartianregresi ...........................................
75
a. Hubungantingkatpendidikandengankinerja guru ...........
75
b. Hubungankedisiplinankerjadengankinerja guru ............
77
C. UjiHipotesis ...............................................................................
78
1. Hubunganantaratingkatpendidikan guru dengankinerja guru
78
2. Hubungankedisiplinankerjadengankinerja guru ..................
84
3. Hubungantingkatpendidikandankedisiplinankerja secarabersama-samaterhadapkinerja guru ...........................
89
D. Pembahasan ...............................................................................
91
1. Hubunganantaratingkatpendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) ...................................................................
92
2. Hubunganantarakedisiplinankerjadengankinerja guru ........
93
3. Hubunganantaratingkatpendidikandankedisiplinan kerjasecarabersama-samadengankinerja guru .....................
95
PENUTUP .......................................................................................
98
A. Kesimpulan ................................................................................
98
B. Implikasi ....................................................................................
98
C. Saran-saran ................................................................................
99
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................
100
BAB V
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
SkemaKerangkaPemikiran.......... ............................................... 47
Gambar 4.1. Grafik Histogram variabel tingkat pendidikan ...........................
68
Gambar 4.2. Grafik Histrogram variabel kedisiplinan kerja guru ...................
69
Gambar 4.3. Grafik Histogram Variabel Kinerja Guru (Y) .............................
71
Gambar 4.4. Grafik Hubungan antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y)
...............................................
80
gambar 4.5. Grafik Hubungan antara Kedisiplinan Kerja (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
...............................................
85
Gambar 4.6. Pola hubungan antar variabel
...............................................
96
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1
Pengumpulan data tingkatPendidikan.......... ...............................
51
Tabel 3.2.
Pengumpulan data kedisiplinan kerja .........................................
52
Tabel 3.3.
Kisi-kisi kedisiplinan kerja
...............................................
54
Tabel 3.4.
Uji validitas kedisiplinan kerja
...............................................
55
Tabel 3.5.
Pengumpulan data kinerja guru ...............................................
57
Tabel 3.6.
Kisi-kisi kinerja guru
...............................................
59
Tabel 3.7.
Uji validitas kinerja guru
...............................................
61
Tabel 4.1.
Distribusi frekuensi skor angket pendidikan guru ......................
67
Tabel 4.2.
Distribusi frekuensi skor angkat kedisiplinan kerja guru (X2) ...
69
Tabel 4.3.
Kategori kedisiplinan kerja guru ...............................................
70
Tabel 4.4.
Deskripsi frekuensi skor angket kinerja guru (Y) .......................
71
Tabel 4.5.
Kategori Kinerja Guru
...............................................
72
Tabel 4.6.
Uji Normalitas
...............................................
73
Tabel 4.7
Koefisien Korelasi Variabel Bebas ............................................
74
Tabel 4.8.
Uji Linieritas X1 dengan Y
...............................................
75
Tabel 4.9
Koefisien X1 terhadap Y
...............................................
76
Tabel 4.10
Uji linieritas X2 dengan Y
...............................................
77
Tabel 4.11
Koefisien X2 terhadap Y
...............................................
77
xvii
Tabel 4.12. Tabel Anova X1 terhadap Y
...............................................
79
Tabel 4.13. Korelasi X1 dengan Y
...............................................
81
Tabel 4.14. Koefisien Determinasi X1
...............................................
82
Tabel 4.15. Korelasi Parsial Antara Tingkat Pendidikan dengan Kinerja Guru 83 Tabel 4.16. Tabel Anova X2 terhadap Y
...............................................
84
Tabel 4.17. Korelasi X2 dengan Y
...............................................
86
Tabel 4.18. Koefisien Determinasi X2
...............................................
87
Tabel 4.19. Korelasi Parsial Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru 88 Tabel 4.20
Koefisien X1 dan X2 terhadap Y ...............................................
89
Tabel 4.21. Tabel Anova untuk uji keberartian regresi .................................
90
Tabel 4.22. Korelasi Korelasi X1, X2 dengan Y .............................................
91
Tabel 4.23. Hasil Analisis Tiap Variabel
...............................................
92
Tabel 4.24. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ...................................
96
xviii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1.
Angket Kedisiplinan Kerja .....................................................
104
Lampiran 1.1. Angket Kedisiplinan Kerja Sebelum Uji Coba ......................
105
Lampiran 1.2. Uji Validitas Angket Kedisiplinan Kerja ...............................
109
Lampiran 1.3. Uji Reliabilitas Angket Kedisiplinan Kerja ...........................
111
Lampiran 1.4. Angket Kedisiplinan Kerja Setelah Uji Coba ........................
112
Lampiran 2
........................................................
114
Lampiran 2.1. Angket Kinerja Guru Sebelum Uji Coba ...............................
115
Lampiran 2.2. Uji Validitas Angket Kinerja Guru ........................................
118
Lampiran 2.3. Uji Reliabilitas Angket Kinerja Guru ....................................
121
Lampiran 2.4. Angket Setelah Uji Coba Kinerja Guru .................................
122
Lampiran 3
........................................................
125
Lampiran 3.1. Data Tingkat Pendidikan ........................................................
126
Lampiran 3.2. Data Kedisiplinan Kerja ........................................................
127
Lampiran 3.3. Data Kinerja Guru
........................................................
129
Lampiran 4
Uji Persyaratan
........................................................
131
Lampiran 4.1. Uji Normalitas
........................................................
132
Lampiran 4.2. Uji Linieritas
........................................................
133
Lampiran 5
Uji Hipotesis
........................................................
135
Lampiran 5.1
Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Guru
Kinerja Guru
Data Penelitian
dengan Kinerja Guru
........................................................
xix
136
Lampiran 5.2. Korelasi Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru ....
138
Lampiran 5.3. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja Guru
xx
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Masalah yang sangat serius dalam bidang pendidikan di Indonesia yaitu masalah rendahnya mutu pendidikan di berbagai jenis dan jenjang pendidikan. Salah satu masalah yang mempengaruhi mutu pendidikan dasar di Indonesia adalah faktor guru. Tugas guru erat kaitannya dengan peningkatan sumber daya manusia melalui sektor pendidikan. Oleh karena itu diperlukan upaya untuk meningkatkan mutu guru untuk menjadi tenaga profesional, agar peningkatan mutu pendidikan dapat berhasil (Mulyasa, 2006: 26). Guru memiliki peran dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ditandai dengan kualitas lulusan yang siap pakai. Kualitas tersebut dapat ditingkatkan melalui peningkatan profesionalisme guru yang mengutamakan tugas dengan penuh tanggung jawab serta memahami tugas dan fungsinya sebagai pendidik. Kondisi demikian dapat terjadi apabila guru memiliki kinerja yang baik (Usman, 2000: 45). Salah satu upaya yang dilakukan berkaitan dengan faktor guru yaitu lahirnya Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen serta Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Pada dasarnya undang-undang tersebut merupakan kebijakan yang di dalamnya memuat usaha pemerintah untuk menata dan memperbaiki mutu guru di Indonesia. Pasal 1 menyebutkan guru adalah pendidik professional
1
2
dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealiasikan harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Untuk meraih mutu pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai keberhasilan pendidikan. Secara umum mutu pendidikan yang baik menjadi tolok ukur bagi keberhasilan kinerja yang ditunjukkan oleh guru (Smith dalam Mulyasa, 2006: 23). Kinerja guru yang baik dapat tercermin dari disiplin dalam bekerja yang penting bagi guru. Kedisiplinan harus ditanamkan terus menerus agar menjadi kebiasaan dan merupakan budaya kerja bagi guru. Orang-orang yang berhasil dalam bidangnya masing-masing umumnya memiliki kedisiplinan yang tinggi. Sebaliknya orang yang gagal, umumnya tidak disiplin. Disiplin memiliki peranan penting dalam mengarahkan kehidupan manusia untuk meraih citacitanya serta kesuksesan dalam bekerja, karena tanpa adanya kedisiplinan maka seseorang tidak mempunyai patokan tentang apa yang baik dan yang buruk dalam tingkah lakunya (Sarah Wulan, 2013: 108). Kedisiplinan untuk menjamin tata tertib dan kelancaran dalam melaksanakan tugas, maka setiap orang harus mau menepati dan mematuhi segala peraturan kedinasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
3
melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Disamping itu juga harus mau melaksanakan perintah kedinasan dari atasan, menjaga sopan santun serta melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada: (1) tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan organisasi, (2) tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan, (3) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, (4) berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan (5) meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. Mulyasa (2004: 118) disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk (1) menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan (2) menanamkan kerjasama, (3) merupakan kebutuhan untuk berorganisasi serta (4) untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain. Tingginya
tuntutan
kinerja
guru
diperlukan
juga
peningkatan
kemampuan guru. Peningkatan kemampuan guru diperoleh dari tingkat pendidikan guru. Guru sekolah menengah harus memiliki ijazah sarjana pendidikan (S-1) sesuai atau linier dengan mata pelajaran yang diampu oleh guru tersebut. Oleh karena itu para guru yang belum memiliki ijazah S-1 saat ini banyak yang bersekolah untuk mendapatkan kesarjanaan sesuai dengan bidang yang diampu guna meningkatkan kemampuan guru. Disamping itu bagi guru yang sudah mendapatkan gelar S-1 dalam rangka meningkatkan kemampuannya melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu doktor.
4
Dengan meningkatnya kualitas guru yaitu peningkatan pendidikan dan meningkatnya kinerja guru dalam mengajar akan berpengaruh terhadap kedisiplinan guru serta berpengaruh juga terhadap proses belajar mengajar sehingga dalam meningkatkan juga prestasi siswa di sekolah. Pengamatan di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri para gurunya masih memiliki tingkat pendidikan yang perlu ditingkatkan, karena masih ada 5 guru atau 11,11% guru yang belum memiliki gelar S-1, sehingga hal ini tidak sesuai dan linier dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan mengenai guru dan dosen. Belum sesuai antara tingkat pendidikan guru membuat kualitas guru tersebut masih rendah karena kurangnya pengetahuan dan tidak bisa menggunakan alat dan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran. Hal ini ditandai dari guru yang hanya menggunakan model pembelajaran ceramah selama kegiatan belajar mengajar. Kedisiplinan serta tingkat kinerja yang masih relatif rendah. Hal ini telihat dari adanya hubungan kerjasama yang kurang harmonis di antara para wakil kepala sekolah hubungan yang kurang harmonis dengan para guru dan karyawan, kemudian masih adanya kelompok individu, masih banyak guru/pegawai yang kurang memahami rincian tugas, kurangnya pembinaan di berbagai lini, dan tidak ditegakkannya disiplin kerja seperti pulang sebelum waktunya, banyaknya pegawai yang mengabaikan perintah, kurang mentaati peraturan, kurang cermat dalam melaksanakan tugas,
menunda-nunda
tugas
yang
diberikan,
sering
meninggalkan
kelas/kantor atau bahkan tidak masuk kerja tanpa adanya tugas dan alasan
5
yang jelas. Semua hal yang disebutkan di atas, menyebabkan kinerja guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri kurang berjalan efektif. Di samping itu setiap pegawai harus mampu melaksanakan tugas-tugas umum pemerintahan dan tugas pembangunan yang efektif dan efisien. Efekktifitas sebuah sekolah perlu mendapat perhatian demi tercapainya visi dan misi yang telah ditetapkan. Indikator sebuah sekolah dikatakan berhasil dalam melaksanakan tugas pekerjaan apabila terjalin kerjasama yang harmonis dan sinergis antara atasan dengan bawahan dan dari bawahan ke atasan serta dengan semua orang yang berada di dalamnya. Dari uraian tersebut di atas penelitian mengambil judul korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMPN 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2014/2015.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
tersebut
di
atas,
dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Rendahnya kualitas guru karena tingkat pendidikan yang memadai, menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan. 2. Rendahnya kinerja guru dalam melaksanakan tugasnya serta kurang memahami tugas pokoknya. 3. Guru yang memegang kepemimpinan dalam proses pembelajaran belum dapat mengembangkan potensi siswa secara optimal. 4. Kesadaran dari sebagian besar guru dalam berpartisipasi mengikuti kegiatan pengembangan diri di sekolah masih rendah.
6
5. Kurangnya kesadaran kedisiplinan kerja dalam menjalankan tugas sehingga mempengaruhi kinerja guru.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka tidak semua masalah akan penulis analisa mengingat keterbatasan-keterbatasan baik waktu, tenaga maupun biaya penelitian. Sesuai dengan judul tesis yaitu “Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru dengan kinerja guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri“, maka yang akan penulis bahas pada penelitian ini hanyalah masalah-masalah yang berkaitan dengan tingkat pendidikan, kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru. Kinerja guru bisa dipengaruhi oleh berbagai hal, baik yang berasal dari diri maupun dari luar dirinya, di antaranya adalah profesionalitas guru, kedisiplinan guru, kompetensi, pengelolaan atau manajemen sekolah, motivasi kerja, lingkungan kerja, kesejahteraan, penghargaan atau reward. Agar lebih fokus dalam pembahasan, penelitian ini dibatasi dalam hal yang mencakup tentang: 1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. 2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. 3. Adakah korelasi antara pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersamasama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015.
7
D. Rumusan Masalah Dari pembatasan masalah tersebut, maka perumusan masalah sebagai berikut: 1. Adakah korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015? 2. Adakah korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015? 3. Adaka korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015?
E. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. 2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015. 3. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersamasama dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri tahun 2014/2015.
8
F. Manfaat Penelitian Sebuah penelitian terhadap suatu masalah pasti memiliki harapan atas manfaat dan kegunaan yang ingin dicapai. Termasuk dalam penelitian ini penulis berharap bahwa penelitian akan dapat memberikan manfaat dan kegunaan sebagai berikut: 1.
Manfaat Teoretis a.
Dapat memberikan informasi mengenai pengembangan dalam meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran dalam kaitannya dengan peningkatan mutu lulusan sekolah.
b.
Sebagai bahan kajian lebih lanjut, khususnya bagi peneliti dan akademisi yang berkait dengan bidang pendidikan.
2.
Manfaat Praktis : a.
Bagi Kepala Sekolah Sebagai sumbangan pemikiran bagi Kepala SMP Negeri 1 jatipurno Kabupaten wonogiri, dalam mengambil kebijakan.
b.
Bagi Guru Memberikan informasi kepada guru dalam rangka meningkatkan profesionalisme dan kedisiplinan dalam menjalankan tugasnya.
c.
Bagi Masyarakat Sebagai bahan referensi bagi masyarakat yang ingin melakukan penelitian mengenai masalah yang sama di masa yang akan datang.
BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori Sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang sangat penting, karena di dalamnya terdapat konsep-konsep maupun teori-teori yang akan dijadikan landasan sekaligus bahan acuan dalam membahas maupun menganalisa mengenai berbagai variabel yang diteliti. Teori adalah sebagai ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis diantara gejala/perubahan (variabel) dalam bidang tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai kerangka fikir (frame of thinking) dalam memahami persoalan yang timbul dalam bidang tertentu (Bintoro Tjokroamidjoyo dan Mustopadijaja, 1992: 12). Teori adalah sebagai ungkapan mengenai hubungan kausal yang logis diantara gejala/perubahan (variabel) dalam bidang tertentu, sehingga dapat dipergunakan sebagai kerangka fikir (frame of thinking) dalam memahami persoalan yang timbul dalam bidang tertentu (Bintoro Tjokroamidjoyo dan Mustopadijaja, 1992: 12). 1. Tingkat Pendidikan a. Pengertian tingkat pendidikan Tingkat pendidikan sama artinya dengan jenjang pendidikan. Pengertian tentang tingkat pendidikan memang tidak banyak dijelaskan oleh para pakar pendidikan. Hal ini mungkin saja dikarenakan istilah tersebut memang tidak memerlukan penjelasan yang spesifik dan 9
10
dianggap telah diketahui atau dipahami secara umum. Meskipun demikian, ada beberapa penjelasan tentang tingkat pendidikan yang dapat dijadikan referensi untuk mempertegas dan menguatkan pemahaman tentang tingkat pendidikan yang sudah ada selama ini. Andrew E. Sikula dalam Mangkunegara (2003:50) menyatakan bahwa tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan terorganisir, yang mana tenaga kerja managerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoritis untuk tujuan-tujuan umum. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 13 ayat 1 dan 2 disebutkan bahwa ; (1) jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan Informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya. (2) Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan atau melalui jarak jauh. Kemudian pasal 14 disebutkan bahwa jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Yang termasuk dalam pendidikan dasar adalah SD dan SMP atau sederajat, pendidikan menengah adalah SMA atau sederajat, dan untuk pendidikan tinggi terdiri atas Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis, dan Doktor. Penjelasan berikutnya adalah pada pasal 15 yang menyatakan bahwa jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus.
11
Tingkat pendidikan atau sering disebut dengan jenjang pendidkan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan yang dikembangkan. Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pendidikan dasar adalah pendidikan umum yang lamanya sembilan tahun, diselenggarakan selama enam tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah lanjutan tingkat pertama atau satuan pendidikan yang sederajat. (Haidari Nawawi dan mini Martini, 1994: 107). Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs.) atau bentuk lain yang sederajat. (UU RI Nomor 20, 2003: 10-11) Jenjang pendidikan yang kedua adalah pendidikan menengah, yaitu pendidikan yang diselenggarakan bagi lulusan pendidikan dasar yang mengutamakan perluasan dan peningkatan ketrampilan siswa. (Hadari Nawawi dan Mimi Martini, 1994: 136). Pengembangan
pendidikan
menengah
sebagai
lanjutan
pendidikan dasar di sekolah ditingkatkan agar mampu membentuk pribadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur serta untuk memenuhi kebutuhan
12
pembangunan
yang
memerlukan
tenaga
berkemampuan
dan
berketrampilan. Kurikulum dan isi pendidikannya serta penataan kelembagaan pendidikan menengah perlu disesuaikan, termasuk pendidikan kejuruan yang merupakan pembekalan untuk pendidikan tinggi atau bekal hidup dalam masyarakat. Pendidikan menengah terdiri dari pendidikan menengah umum, pendidikan menengah kejuruan. Pendidikan menengah berbentuk sekolah atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA) Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) atau bentuk lain yang sederajat. Dalam penyelenggaraan pendidikan menengah, tentu ada maksud dan tujuan yang akan dicapai. Tujuan pendidikan menengah menurut Haidari Nawawi dan Martini antara lain untuk meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. Ilmu pengetahuan dan teknologi akan semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Apabila kita hanya cukup dengan pendidikan dasar maka kita akan kesulitan menjalani hidup dengan baik sesuai dengan tuntutan zaman. Tujuan yang lain adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitarnya. Hidup
13
bermasyarakat perlu bekal yang cukup, antara lain denganpendidikan yang memadai. Akan sangat berbeda cara berfikir orang yang berpendidikan dan tidak berpendidikan. Dengan
demikian,
nantinya
anak
(lulusan)
pendidikan
menengah diharapkan mampu untuk meningkatkan pengetahuan sebagai jembatan dalam melanjutkan pada pendidikan tinggi. Akan tetapi, keterbatasannya adalah dalam biaya pendidikan, maka lulusan pendidikan
menengah
diharapkan
mampu
mengembangkan
kemampuan dan ketrampilan di masyarakat sebagai bekal dalam menjalani hidup. Jenjang pendidikan ketiga adalah pendidikan tinggi yang merupakan
jenjang
pendidikan
setelah
pendidikan
menengah.
Pendidikan tinggi mencakup program pendidikan Diploma, Sarjana, Magister, Spesialis dan Doktor yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi di sini dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah
tinggi,
institut
atau
universitas,
pendidikan
tinggi
diselenggarakan dengan sistem terbuka. Penyelenggaraan pendidikan tinggi menurut Haidarai Nawawi dan Martini antara lain menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat
yang
mengembangkan
memiliki dan
teknologi atau kesenian.
kemampuan
menyebarluaskan
ilmu
akademik
atau
,
pengetahuan dan
14
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang mengalami perkembangan sangat pesat, banyak terjadi di hampir setiap aspek kehidupan. Banyak masalah dan terkadang hanya dapat dipecahkan dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain bermanfaat bagi kehidupan manusia, perubahan tersebut juga membawa manusia kedalam era persainagn
global
sehingga
kita
perlu
mengembangkan
dan
meningkatkan sumber daya manusia yang dapat menerapkan, mengembangkan, dan menciptakan ilmu pengatahuan dan teknologi serta
mengupayakan
penggunaanya
untuk
meningkatkan
dan
memperkaya kebudayaan nasional. Selain itu, Presiden John Hopkins University, Isaiah Bowman merumuskan tujuan pendidikan tinggi sebagai berikut, yaitu menguasai pengertian-pengertian tentang kenyataan yang selalu berubah-ubah, memberi
pengalaman
cara
bekerja
yang
kritis,
mengikuti
perkembangan dunia dan kemajuan-kemajuannya, mengusai pedoman hidup yang mendukung pengertian-pengertian kemanusiaan dalam berbagai lingkungan lapangan pekerjaan dan kebudayaan, menghargai dan mempergunakan arti lingkungan. (Siti Meicheti, 1979: 26) Dari tujuan pendidikan tinggi di atas, maka diharapkan nantinya lulusan
dari
perguruan
tinggi
dapat
mengembangkan
dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh kepada masyarakat sebagai bagian dari pengabdiannya yang sesuai dengan
15
sifat pengetahuan dan tujuan pendidikan tinggi yang bersangkutan. Tujuan yang lain adalah untuk membantu perkembangan kepribadian agar mampu berperan sebagai anggota masyarakat, menumbuhkan kepekaan terhadap masalah-masalah yang timbul dalam masyarakat, mampu berpikir secara interdisipliner dan mampu memahami pikiran para ahli berbagai ilmu pengetahuan sehingga memudahkan untuk berkomunikasi. Dengan demikian dapat dipahami bahwa tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah ditempuh oleh seseorang, dalam hal ini yang dimaksud dengan tingkat pendidikan adalah jenjang pendidikan formal yang telah dilalui oleh kepala Taman Kanak-kanak Islam. Klasifikasi tingkat pendidikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat SMA, Diploma, dan tingkat Sarjana. Klasifikasi jenjang pendidikan tersebut dilakukan untuk mempermudah dalam pengklasifikasian,
sehingga
proses
pengklasifikasian
tidak
membedakan antara program studi atau jurusan tertentu baik yang sesuai dengan tugasnya sebagai kepala sekolah maupun tidak. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman dan kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap
perilaku
berpengaruh
dan
kinerja
kinerja.
maka
Mengingat
perusahaan
pada
pendidikan umumnya
sangat ingin
menempatkan karyawan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Oleh
16
karenanya dalam penerimaan karyawan perusahaan harus menetapkan hal-hal yang perlu diseleksi diantaranya adalah pendidikan. Pendidikan merupakan proses pembelajaran yang lama menuju ke
proses
kedewasaan
guna
mendapatkan
pengetahuan
dari
pengalaman yang terjadi selama proses pembelajaran yang bisa ditempuh melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal dimulai dari pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan pada taman kanak-kanak, pendidikan dasar diawali ketika anak masuk sekolah dasar dan menengah, sedangkan pendidikan atas ketika anak masuk sekolah sekolah menengah kejuruan dan menengah lanjutan tingkat atas. Tingkat pendidikan tinggi ditempuh ketika di perguruan tinggi pada strata S-1, doktor dan tingkat akhir hingga menjadi seorang ahli atau professor. Waktu
yang
diperlukan
dalam
masing-masing
tingkat
pendidikan ini lama sehingga tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoretis untuk tujuan-tujuan umum (Mangkunegara, 2003: 50) Pendidikan untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, wawasan dan menuju proses kedewasaan dilakukan secara rutin dan kontinu untuk membentuk kepribadian yang baik. pendidikan adalah usaha sadar,
17
teratur dan sistematis didalam memberikan bimbingan atau bantuan kepada orang lain (anak) yang sedang berproses menuju kedewasaan (Heidjrahman dan Suad Husnan, 1994: 121) Pendidikan
adalah
suatu
kegiatan
untuk
meningkatkan
pengetahuan umum seseorang banyak didalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalanpersoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan (Ranu Pandojo dan Husnan, 1992). Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Oleh karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah. Pemerintah menyelenggarakan pendidikan kepada masyarakat guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia menjadikan manusia yang mandiri. Pemerintah mengatur pendidikan dalam sistem pendidikan Nasional dalam Undang – undang RI No. 20 Tahun 2003, mengemukakan bahwa pendidikan terbagi atas 1) pendidikan persekolahan (formal): pendidikan persekolahan/formal (pasal 14) jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. 2) pendidikan luar sekolah: pendidikan non formal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan
pengetahuan
pengembangan
sikap
dan
dan
ketrampilan
kepribadian
fungsional
professional.
serta
Kegiatan
18
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara sendiri. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pendidikan adalah proses bimbingan, tuntutan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa baik jasmani maupun rohani agar nantinya berguna bagi masyarakat dan negara. Pada dasarnya
pendidikan dan pelatihan
adalah sama.
Persamaannya yaitu agar nantinya sesudah mengalami masa latihan atau masa pendidikan para tenaga kerja (karyawan) dapat bekerja lebih efektif dan efisien, terampil dan ahli dalam bidangnya sedang perbedaannya adalah kalau pendidikan itu lebih luas, sedang latihan tidak sebab dalam pendidikan disertai dengan program yang berurutan dan bersifat teoritis, sedangkan dalam pelatihan lebih bersifat formal karena disini lebih mengutamakan praktisnya saja. b. Indikator tingkat pendidikan Tingkat pendidikan terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Tingkatan pendidikan ini disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik dan bertambahnya umur serta perkembangan mental. Indicator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan
pendidikan
yang
ditetapkan
berdasarkan
tingkat
perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan kemampuan
19
yang dikembangkan, terdiri dari: 1) pendidikan dasar: jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak
yang melandasi jenjang pendidikan menengah. 2)
pendidikan menengah: jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. 3) pendidikan tinggi: jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. 2. Kedisiplinan Kerja a. Pengertian kedisiplinan kerja Pengertian disiplin dapat dikonotasikan sebagai suatu hukuman, meskipun arti yang sesungguhnya tidaklah demikian. Disiplin berasal dari bahasa latin “disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan kerohanian serta pengembangan tabiat. jadi sifat disiplin berkaitan dengan pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan (I.G. Wursanto, 1989: 108). Disiplin adalah merupakan suatu kekuatan yang selalu berkembang di tubuh para pekerja yang membuat mereka dapat mematuhi keputusan dan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan (I.S. Livine, 1980: 71). Disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap peraturan dan undang-undang. Disiplin berasal dari diri sendiri dan berasal dari pimpinan. Organisasi yang memiliki tingkat kedisiplinan yang tinggi akan lebih mudah dalam mencapai tujuan organisasi. Disiplin
20
merupakan upaya untuk mengatur ketentuan yang ada dalam organisasi. Dicipline is management active to enforce organization standards”. (Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen
untuk
memperteguh
pedoman-pedoman
organisasi
(Mangkunegara, 2007: 129). Disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organsiasi, yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan. Penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas dasar paksaan (Wursanto, 2007: 87). Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri karyawan dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan team kerja di dalam suatu organisasi. Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman atau punishment terhadap karyawan yang gagal memenuhi standar-standar kedisiplinan yang ditentukan. Dari para karyawan yang tidak bereaksi secara terang-terangan terhadap tindakan-tindakan disiplin yang tidak dapat dibenarkan moral karyawan kemungkinan merosot yang dapat secara negatif akan mempengaruhi instansi atau lembaga pendidikan terhadap efektifitas kerja. Disiplin merupakan pengendalian diri untuk berbuat, berperilaku dan bertindak menurut aturan. Discipline is a power that develop in the body, worked by it self ad causes it can adapt willingly to
21
decisions, regulations and high values of the work and behavior. (Disiplin adalah sebuah kekuatan yang dapat meningkatkan didalam tubuh, bekerja sendiri dan menyebabkan hal tersebut dapat menyesuaikan keinginan untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan, dan nilai yang tinggi terhadap pekerjaan dan perilaku). (Lateiner, 1985: 72). Menurut pasal 29 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian disebutkan bahwa peraturan disiplin merupakan suatu peraturan yang membuat keharusan, larangan dan sangsi apabila keharusan tidak dituruti atau larangan itu dilanggar. Pelanggaran disiplin Yang dimaksud adalah setiap ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang melanggar ketentuan Peraturan. Pegawai negeri sebagai karyawan pemerintah dan memberikan pelayanan kepada masyarakat perlu menjaga kedisiplinannya, karena keberadaannya sangat dibutuhkan dan dinantikan oleh banyak orang. Kedisiplinan kerja yang tinggi memperlancar pekerjaan dan tugas yang diembannya. Disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Kedisiplinan adalah suatu sikap tingkah laku yang diharapkan sesuai degan peraturan organisasi baik peraturan itu secara tertulis maupun tidak. Karena langkah awal untuk mencapai kinaerja yang diharapkan harus dimulai dari disiplin. Disiplin disini meliputi
segala hal antara lain dengan mentaati waktu kerja dan
22
peraturan atau tata tertib yang ada. Disiplin adalah ketaatan yang sikapnya impersonal, tidak memakai perasan dan tidak memakai perhitungan pamrih atau kepentingan pribadi (A.S. Moenir, 1983: 152) Dari pendapat tersebut di atas dapat dikatakan bahwa seseorang dikatakan disiplin apabila orang tersebut berperilaku tertib dan dengan senang hati tunduk dan patuh pada peraturan-peraturan yang berlaku. Sebenarnya disiplin itu merupakan sikap yang melekat pada seseorang walaupun tidak kelihatan. Untuk itu seorang pegawai negeri sipil dituntut kesadarannya untuk menegakkan disiplin kerja terutama dimulai dari pimpinannya. Untuk menjamin tata tertib dan kelancaran dalam melaksanakan tugas, maka setiap orang harus mau menepati dan mematuhi segala peraturan kedinasan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melaksanakan kewajiban dan menjauhi larangan. Disamping itu juga harus mau melaksanakan perintah kedinasan dari atasan, menjaga sopan santun serta melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugas masing-masing. Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada: (1) tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, (2) tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan, (3) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa
23
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, (4) berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan (5) meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk (1) menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan (2) menanamkan kerjasama, (3) merupakan kebutuhan untuk berorganisasi serta (4) untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain (Mulyasa, 2004: 118). Agar berbagai disiplin dapat berjalan maka disiplin dilakukan secara bertahap yaitu dengan mengambil langkah yang bersifat pendisiplinan, mulai dari yang ringan hingga kepada yang terberat, misalnya: 1) Peringatan
secara lisan, 2) Pernyataan tertulis
ketidakpuasan atasan langsung, 3) Penundaan kenaikan gaji, 4) Penundaan kenaikan pangkat, 5) Pembebasan dari jabatan, 6) Pemberhentian sementara, 7) Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri, 8) Pembehentian atas permintaan sendiri,8) Pemberhentian tidak dengan hormat (Helmi, 1996: 39). Meskipun keinginan dari karyawan adalah untuk menyelesaikan masalah karyawan dalam suatu cara yang postiif, sering hal tersebut tidak mungkin terjadi, tujuan utama tindakan disiplin adalah memastikan bahwa perilaku karyawan atau guru konsisten dengan aturan instansi atau lembaga pendidikan. Aturan disusun untuk tujuan organisai yang lebih jauh. Selanjutnya pada saat aturan dilanggar efektivitas kerja berkurang sampai pada tingkat tertentu tergantung
24
pada besar kecilnya pelanggaran. Tujuan kedua adalah menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya antara atasan dengan bawahan. Disiplin yang dilakukan secara tidak tepat dapat menciptakan masalah seperti moral kerja yang rendah, kemarahan dan kemauan buruk di antara atasan dan bawahan. Di lapangan sering dijumpai adanya sumber dan jenis dari disiplin pegawai, misalnya: 1) Sebab-sebab organisasi, adanya rekruitmen dan seleksi yang buruk, pelatihan dan pengembangan yang tidak memadai, kurangnya komunikasi, supervisi yang lemah, kebijakan dan aturan yang tidak masuk akal. 2) Sebab-sebab individual, adanya kesulitan finansial, masalah-masalah domestik, penyakit fisik atau mental, tindak-tanduk pribadi. 3) Jenis-jenis masalah karyawan, ketidakhadiran, keterlambatna, bahasa yang menghina dan cabul, sikap buruk dan tidak loyal, kecerobohan dan kelalaian, ketidakjujuran, pelanggaran peraturan perusahaan, kinerja yang buruk, kelambatan kerja. Dari keterangan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa kedisiplinan itu bukan karena karyawan saja tetapi juga dari organisasi, dari individu maupun dari atasan langsung. Disiplin kerja merupakan kewajiban yang harus ditaati dan larangan yang tidak boleh dilanggar oleh setiap pegawai merupakan bentuk disiplin yang ditanamankan kepada setiap pegawai. Disiplin kerja merupakan ketaatan terhadap peraturan dan norma yang berlaku di tempat kerja.
25
Disiplin kerja merupakan sikap hidup dan perilaku yang mencerminkan tanggungjawab pada kehidupan, tanpa paksaan dari luar. Sikap dan perilaku ini dianut berdasarkan keyakinan bahwa hal itulah yang benar. Hal ini terkait dengan kemauan dan kemampuan pegawai menyesuaikan dan mengendalikan dirinya agar sesuai dengan norma, hukum, kebiasaan yang berlaku dalam lingkungan kerja. Disiplin kerja merupakan bagian dari keteguhan hati dalam melaksanakan pekerjaan karena kebiasaan setiap hari yang harus dilakukan seperti saat melaksanakan sholat lima waktu, maka disiplin harus dimiliki seorang muslim agar melaksanakan sholat dan pekerjaan terpat waktu, dengan kedisiplin yang dimiliki, maka Allah SWT akan memberikan nilai yang lebih, misalnya sholat tepat pada waktunya, demikian juga saat melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dijelaskan dalam Al-Qur’an sebagai berikut :
ۡ ِل ِون َِ ُٱّللُ ِ َع َملَ ُكمۡ ِ َو َرسُىلُ ِهۥُ ِ َِو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن َِ ِ ٱع َملُىاِ ِفَ َسيَ َري ِِ َُوق َ ىن ِ َو َستُ َر ُّد ِ ِ٥٠١ِىن ِِ إِلَ ًِٰ ٰ َعلِ ِمِ ۡٱل َغ ۡي َ ُبِ َِوٱل َش ٰهَ َد ِِةِفَيُنَبِّئُ ُكمِبِ َمبِ ُكنتُمۡ ِتَ ۡع َمل Artinya: Dan katakanlah: ”Bekerjalah kamu! Maka Allah, RasulNya dan orang-orang yang beriman akan menilai pekerjaanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. At-Taubah : 105). (Depag, 2000 : 298).
26
Kedisiplinan merupakan hal yang sangat penting. Perilaku kedisiplinan seseorang menurut Green (1980) dipengaruhi oleh tiga faktor pokok yang dikenal dengan PRECEDE yaitu faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), faktor-faktor yang mendukung (enabling factors), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (reinforcing
factors).
Faktor-faktor
predisposisi
terdiri
dari
pengetahuan, sikap, pengalaman, jenis kelamin, status, asal dan sebagainya.
Faktor
yang
mendukung
yaitu
seseorang/individu
berperilaku seperti yang diharapkan antara lain adanya pelatihan yang diperlukan, faktor sarana seperti tempat kerja, alat transportasi, pedoman kerja, dana dan sebagainya. Sedangkan faktor yang memperkuat atau memperkuat individu untuk berperilaku disiplin adalah dukungan pimpinan, teman sekerja, masyarakat, pemerintah dan lain sebagainya. b. Indikator kedisiplinan kerja Disiplin adalah sebuah kekuatan yang dapat meningkatkan di dalam tubuh, bekerja sendiri dan menyebabkan hal tersebut dapat menyesuaikan keinginan untuk mengambil keputusan, kebijaksanaan, dan nilai yang tinggi terhadap pekerjaan dan perilaku. Adapun indikator-indikator disiplin kerja yang digunakan adalah 1) Tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, 2) Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan, 3) Besarnya rasa tanggung jawab para pegawai
27
untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, 4) berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan 5) meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai (Sarah Wulan, 2013: 109). 3. Kinerja Guru a. Pengertian kinerja guru Kinerja merupakan hasil yang diperoleh oleh suatu organisasi baik organisasi yang berorientasi profit dan non profit yang dihasilkan selama satu periode waktu. Kinerja adalah “A general term applied to part or all of the conduct or activities of an organization over period of time, often with reference to some standard such as past projected cost, an efficiency base, management responsibility or accountability, or the like.” Artinya, kinerja adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai oleh seseorang, unit, atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan” (Cooper dalam Samsudin, 2006: 159). Kinerja adalah suatu ukuran yang mencakup keefektifan dalam pencapain tujuan dan efisiensi yang merupakan rasio dari keluaran efektif, terhadap masukan yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya” (Mangkunegara, 2007: 67).
28
Sedangkan pengertian kinerja menurut Robbins, 2001: 75), “kinerja dipandang sebagai hasil perkalian antara kemampuan dan motivasi. Kemampuan menunjuk pada kecakapan seseorang dalam mengerjakan tugas-tugas tertentu, sementara motivasi menunjuk pada keinginan (desire) individu untuk menunjukkan perilaku dan kesediaan berusaha. Orang akan mengerjakan tugas dengan terbaik jika memiliki kemauan dan keinginan untuk melaksanakan tugas itu dengan baik. Kinerja guru adalah kemampuan guru untuk mendemonstrasikan berbagai kecakapan dan kompetensi yang dimilikinya. Esensi kinerja guru adalah kemampuan guru menunjukkan kecakapan atau kompetensi yang dimilikinya dalam dunia kerja yang sebenarnya. Dunia kerja guru yang sebenarnya adalah membelajarkan siswa dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Dalam proses belajar mengajar kinerja guru berkaitan erat dengan prestasi belajar siswa. Kinerja guru yang baik akan menghasilkan prestasi belajar siswa yang baik “Guru yang mempunyai kinerja yang baik atau guru yang profesional memiliki empat bidang kemampuan, yaitu (1) guru harus mengetahui bahwa ia bekerja dengan siswa, (2) guru harus memiliki ketrampilan untuk mendiagnosis siswanya dalam hal kemampuan, perhatian, dan kepribadian, (3) guru harus memiliki pemahaman yang luas terhadap tujuan pendidikan, (4) guru harus mengetahui berbagai metode yang efektif untuk membantu
29
setiap anak mencapai presatasi yang maksimal” (Smith dalam Mulyasa, 2006: 23). Pekerjaan guru, dapat dikategorikan sebagai suatu pekerjaan yang profesional, karena memerlukan pendidikan tertentu dan pelatihan tinggi. Pendidikan khusus diperlukan untuk memperoleh dasar pengetahuan yang memadai dan latihan diperlukan untuk mendapatkan keterampilan. Pekerjaan guru ini juga dipegang oleh orang-orang yang mempunyai
dasar
pengetahuan,
keterampilan
dan
sikap
yang
dibutuhkan oleh sifat dari pekerjaan guru itu sendiri. Pekerjaan guru tidak dapat dilepaskan dari prosedur atau cara kerja dan kondisi kerja, karena pekerjaan guru juga dilakukan dalam suatu organisasi kerja. Berdasarkan kompetensi yang disyaratkan pada guru, maka prosedur kerja yang ada dalam pekerjaan guru mencakup mengajar, menilai, dan membimbing siswa. Sedangkan kondisi kerja dari pekerjaan guru mencakup rasa aman yang diterima dari pekerjaan guna status pekerjaannya di masyarakat, tantangan pekerjaan dan kemungkinan untuk tumbuh dan berkembang individunya dari profesi tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa kinerja guru adalah kemampuan guru dalam menjalankan tugasnya yang berupa merencanakan pengajaran, melaksanakan pengajaran, dan melaksanakan hubungan antar pribadi.
30
b. Indikator kinerja guru Kinerja produktivitas
mempunyai karena
hubungan
merupakan
erat
indikator
dengan dalam
masalah
menentukan
bagaimana usaha untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi dalam suatu organisasi. Ukuran
kinerja
adalah
kualitas
kerja,
kuantitas
kerja,
pengetahuan akan kerja, inisiatif, perencanaan, control harga, hubungan dengan teman sejawat, hubungan dengan pimpinan, hubungan kerja dengan public, hubungan dengan klien, mengatur dan mengembangkan bawahan, (equal employment opportunity (EEO) responsibility (Sarah Wulan, 2013: 108). Kinerja guru yaitu kemampuan merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi siswa pada proses pembelajaran.
“Mengelola
pembelajaran meliputi: merencanakan program belajar mengajar, melaksanakan proses belajar mengajar, menilai proses dan hasil dan mengembangkan manajemen kelas” (Sahertian, 2000: 134). Sedangkan dalam kurikulum Pendidikan Dasar 9 tahun “Mengelola pembelajaran meliputi: penguasaan materi pelajaran, analisis materi pelajaran, program tahunan dan program semester, satuan pelajaran/persiapan mengajar dan rencana pengajaran” (Usman, 2000: 50). Dari uraian ini dapat dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan penilaian kinerja guru adalah menilai terhadap kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi proses pembelajaran.
31
Dalam melaksanakan pekerjaan sebagai seorang guru harus dapat memikul
tanggung
jawab
bahwa
guru
bekerja
tidak
hanya
menyampaikan materi pelajaran dan tidak hanya untuk mencari nafkah, tetapi juga memiliki nilai ibadahnya. Karena setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seseorang, semuanya akan dinilai oleh Allah SWT., sebagaimana yang diterangkan dalam Q.S. At-Taubah (9): 105:
ۡ ِل ِون َِ ُٱّللُ ِ َع َملَ ُكمۡ ِ َو َرسُىلُ ِهۥُ ِ َِو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن َِ ِٱع َملُىاِ ِفَ َسيَ َري ِِ َُوق َ ىن ِ َو َستُ َر ُّد ِ ِ٥٠١ِىن ِِ إِلًَِِٰ ٰ َعلِ ِمِ ۡٱل َغ ۡي َ ُبِ َِوٱل َش ٰهَ َد ِِةِفَيُنَبِّئُ ُكمِبِ َمبِ ُكنتُمۡ ِتَ ۡع َمل Artinya: Dan katakanlah: ”Bekerjalah kamu! Maka Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman akan menilai pekerjaanmu itu. Dan kamu akan dikembalikan kepada Tuhan yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa-apa yang telah kamu kerjakan.” Guru menentukan kualitas dan kuantitas dalam pengajaran yang telah ditentukan, guru mempunyai peran yang sangat penting. Oleh karena itu, guru harus memikirkan kualitas mengajar dan kesempatan belajar bagi siswa. Hal ini dituntut adanya inovasi dalam pengelolaan kelas, karena guru sebagai penanggung jawab kegiatan belajar mengajar di kelas. Guru dalam mengajar harus memiliki kemampuan dalam pembelajaran.
Kemampuan
guru
dalam
pembelajaran
adalah
kemampuan guru dalam hal: 1) menyusun rencana pelajaran, 2) mengajukan pertanyaan, 3) berkomunikasi dengan siswa, 4) mengelola kelas, 5) mengevaluasi hasil belajar peserta didik” (Cooper, 2001: 27). Standar kerja guru di sekolah dapat ditetapkan berdasarkan jumlah materi yang diajarkan dalam periode tertentu, jam mengajar,
32
serta hasil belajar yang diperoleh siswa. Pengukuran kinerja merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan
keputusan
dan
akuntabilitas.
Pengukuran
kinerja
digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran. Sebagai alat ukur maka elemen utama dari sistem pengukuran kinerja terdiri atas: (1) perencanaan dan penetapan tujuan, (2) pengembangan ukuran yang relevan, (3) pelaporan format atas hasil, dan (4) penggunaan informasi” (Whitaker dalam Supriyanto, 2004: 160). Pengukuran kinerja guru merupakan suatu alat manajemen yang digunakan untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan akuntabilitas kinerja guru. Pengukuran kinerja guru digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan sasaran pendidikan. Penilaian kinerja guru memiliki banyak manfaat ditinjau dari beragam perspektif pengembangan sekolah, khususnya manajemen sumber daya manusia. Manfaat penilaian guru mengelola pembelajaran ditinjau manajemen pengembangan sumber daya manusia, antara lain meliputi: 1) untuk perbaikan kinerja, 2) penempatan jabatan dan pengembangan karir, 3) sebagai bahan umpan balik (Mangkuprawira, 2002: 224) Untuk menjadi guru bagi teladan yang lain, maka diperlukan kegigihan bagi seorang muslim yang bekerja sebagai guru untuk bekerja secara profesional, yaitu untuk kepentingan ilmu pengetahuan yang bermanfaat baik untuk kepentingan dunia maupun kepentingan akherat. Sebagiamana yang diterangkan dalam Q.S. Al Isra (17): 19:
33
ٓ ٓ ۡ ِ ه ِأَ َرا َد ِبن ِۡ َو َم َ ك ِ َك َ ِه ِفَأُو ٰلَئٞ بِوهُ َى ِ ُم ۡؤ ِم َ َٱۡل ِخ َر ِةَ ِ َو َس َع ًٰ ِلَهَبِ َس ۡعيَه ٗ َس ۡعيُهُمِ َم ۡش ُك ِ ِ٥١ِىرا Artinya: ”Dan siapa yang menghendaki kehidupan akhirat dia berjuang dengan gigih untuk mencapai cita-citanya sebagai seorang Mukmin, maka mereka itu adalah orangorang yang terpuji.” Guru merupakan sentral sumber kegiatan belajar menggajar, maka guru harus penuh inisiatif dan kreatif dalam kegiatan belajar mengajar, karena guru mengetahui secara pasti situasi dan kondisi kelas terutama keadaan anak dengan segala latar belakangnya. Tolok ukur utama dalam menilai guru adalah kualitas kegiatan belajar mengajar yang terjadi di kelas, hal ini merupakan pencerminan dari kemampuan guru mengelola pembelajaran. Untuk menunjukkan kinerja yang baik diperlukan kemampuankemampuan tertentu bagi seorang guru. Menurut (Wijaya, 2002: 71) Kemampuan dasar profesional yang harus dimiliki seorang guru meliputi sepuluh hal, yang masing-masing dijelaskan sebagai berikut:
1) Penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran yang diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran 2) Pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya 3) Pengeloaan kelas dengan mengatur tata ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai 4) Pemakaian media sumber belajar 5) Pengelolaan interaksi belajar mengajar 6) Penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar 7) Pengenalan fungsi program bimbingan dan konseling di sekolah 8) Pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah sebagai proses 9) Pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran 10) Penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.
34
Kesepuluh kemampuan tersebut dapat dikatakan merupakan indikator penting dalam pembelajaran dan sekaligus merupakan syarat agar tercapai tujuan pembelajaran. Dari uraian dapat disimpulkan bahwa seorang guru bidang studi dianggap mempunyai kemampuan dasar jika guru tersebut menguasai atau mempunyai kecakapan tentang sepuluh hal di atas. Apabila guru menguasai kemampuan tersebut di atas, maka diharapkan hasil belajar dapat tercapai secara optimal. Kinerja guru akan diukur kinerjanya dengan kuesioner yang berpedoman pada Lembar Penilaian Kinerja Guru (LPKG) yang diadopsi dari Usman (2000: 119) yang terdiri dari: penilaian penyusunan rencana pengajaran atau satuan pelajaran, penilaian kegiatan belajar mengajar dan penilaian hubungan antar pribadi. Berdasarkan uraian di atas maka indikator kinerja guru meliputi: 1) penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran yang diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran, 2) pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya, 3) pengeloaan kelas dengan mengatur tata ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai, 4) pemakaian media sumber belajar, 5) pengelolaan interaksi belajar mengajar 6) penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi
35
belajar mengajar, 8) pengenalan fungsi program bimbingan dan konseling di sekolah, 9) pengenalan dan penyelenggaraan administrasi sekolah sebagai proses, 10) pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran 4. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan guna mencapai tujuan. Upaya ini dilakukan untuk memperbaiki kontribusi produktif para karyawan dan mengembangkan sumber daya manusia menghadapi segala kemungkinan yang terjadi akibat perubahan lingkungan (Sutrisno, 2009: 62). Abraham Maslow dalam (Rivai, 2011: 840) mengemukakan mengenai hierarchical of needs theory, kebutuhan aktualisasi diri adalah kebutuhan untuk menggunakan kemampuan skill, potensi, kebutuhan untuk berpendapat dengan mengemukakan ide-ide, memberikan penilaian dan kritik terhadap sesuatu. Barbara et
al
(2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa
pengembangan karir merupakan elemen penting dari proses pendidikan sebagai siswa yang transisi dari sekolah tinggi untuk mengirim pendidikan tinggi ke pasar tenaga kerja. Studi menunjukkan bahwa siswa yang berpartisipasi dalam program eksplorasi karir lebih mungkin untuk lulus dari sekolah tinggi dan pencapaian pendidikan yang baik merupakan faktor kunci dalam mengurangi residivisme.
36
Menurut Saydam (2005: 560) menyatakan bahwa keberhasilan seorang karyawan dipengaruhi oleh (1) pendidikan formal, (2) pengalaman kerja, (3) sikap atasan, (4) prestasi kerja, (5) adanya lowongan jabatan serta (6) produktivitas. Kesempatan untuk tumbuh merupakan pengembangan karir seseorang sangat tergantung dari karyawan itu sendiri memanfaatkan kesempatan yang ada untuk karyawan meningkatkan kemampuan, misalnya melalui program pelatihan, pengembilan kursus-kursus atau penambahan gelar, maka berarti karyawan tersebut memanfaatkan kesempatan untuk tumbuh (Rivai, 2011: 278-279). McClelland theory of needs, kebutuhan dalam mencapai kesuksesan (needs for achievement) dimana seseorang memiliki keinginan untuk mencapai kesuksesan dalam bentuk penghargaan perusahaan atau organisasi. Sehingga mereka melakukannya selalu lebih baik dan lebih efisien dari waktu ke waktu. Jessica dan Ronald (2011), dukungan pengembangan karir, fleksibilitas dan otonomi dalam desain pekerjaan serta fleksibilitas dalam perencanaan pengembangan karir muncul sebagai strategi pengembangan karir positif yang akan mempengaruhi persepsi karyawan dari kehidupan kualitas kerja. Bagi guru sebagai tenaga pendidik, tingkat pendidikan yang pernah ditempuh juga akan berpengaruh terhadap kemampuan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Banyak hal yang harus dilakukan oleh guru yang tidak dapat dilakukan jika tidak memiliki keahlian dalam bidang tersebut. Seorang guru harus mampu penguasaan pedagogi, kemampuan
37
profesionalisme, kemampuan sosial dan kemampuan lain seperti penguasaan ilmu dan teknologi. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman dan kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja. Mengingat pendidikan sangat berpengaruh kinerja maka perusahaan pada umumnya ingin menempatkan karyawan sesuai dengan tingkat pendidikannya. Meskipun tingkat pendidikan secara umum akan berhubungan erat dangan kemampuan seseorang yang berimbas pada kinerja, namun tentu saja perbedaan jenis pendidikan yang ditempuh akan menimbulkan perbedaan pengaruh terhadap kinerja. Dengan demikian dimungkinkan bahwa pada tingkat pendidikan yang sama terdapat perbedaan pengaruh terhadap kinerja guru. 5. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru Kedisiplinan yang tinggi dan semangat kerja tinggi mencerminkan tanggung jawab seseorang terhadap tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Kedisiplinan yang tinggi disertai semangat kerja yang tinggi akan membuat tercapainya tujuan organisasi. Oleh karena itu kepala sekolah harus dapat mendisiplinkan para bawahannya untuk dapat mencapai tujuan sekolah. Sikap disiplin seorang pegawai akan mematuhi segala aturan yang ada tanpa harus diperingatkan ataupun harus ditegur karena kedisiplinan orang yang memiliki kedisiplinan itu berasal dari dirinya sendiri bukan
38
karena adanya peraturan. Saydam menyatakan disiplin adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk mematuhi dan mentaati segala norma peraturan yang berlaku di sekitarnya (Widdah, Suryana dan Musyaddad, 2012: 128). Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan organisasi dan norma-norma sosial yang berlaku. Kesadaran adalah sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan sadar akan tugas dan tanggung jawabnya. Jadi seseorang mematuhi/mengerjakan semua tugasnya dengan baik bukan karena unsur paksaan. Nitisemito menyatakan disiplin kerja adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan yang sesuai dengan peraturan-peraturan organisasi, baik aturan tertulis maupun tidak tertulis. Kesediaan adalah suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi, baik yang tertulis maupun tidak tertulis (Hasibuan, 2013: 193194). Pelaksanaan disiplin kerja pegawai negeri sipil dalam Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil Republik Indonesia. Dalam ketentuan tersebut yang dimaksud dengan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan oleh pegawai negeri sipil. Disiplin guru merupakan sikap ketaatan guru terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organsiasi, yaitu menggabungkan diri
39
dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan. Penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas dasar paksaan. Disiplin merupakan bentuk pengendalian diri guru dan pelaksanaan yang teratur dan menunjukkan tingkat kesungguhan team kerja di dalam suatu organisasi. Tindakan disiplin menuntut suatu hukuman terhadap guru yang gagal memenuhi standar-standar yang ditentukan. Dari para guru yang tidak bereaksi secara terang-terangan terhadap tindakan-tindakan disiplin yang tidak dapat dibenarkan moral guru kemungkinan merosot yang dapat secara negatif akan mempengaruhi instansi dimana ia bekerja. Semakin tinggi disiplin pada guru, maka guru tersebut akan makin tergerak untuk menyelesaikan tugasnya dengan baik dan guru berusaha untuk meningkatkan kemampuannya, sehingga guru mampu meningkatkan kinerjanya dengan baik. 6. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru Perlu dipahami lebih mendalam bagaimana membuat suatu desain dalam pekerjaan, supaya terjadi titik pertemuan antara motif, kemampuan dan kepuasan karyawan dalam bekerja. Hubungan antara motif, kemampuan dan kepuasan ini akan menghasilkan kinerja-kinerja yang menjadi tujuan dari setiap lembaga atau institusi, termasuk didalamnya adalah lembaga pendidikan (sekolah). Menurut Sulistiyani (2003: 223) ”Kinerja seseorang merupakan kombinasi dari kemampuan, usaha dan
40
kesempatan yang dapat dinilai dari hasil kerjanya”, Sedangakan Hasibuan (2001: 34) mengemukakan bahwa Kinerja (Prestasi kerja) adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu. Penafsiran pencapaian kinerja dapat ditentukan berdasarkan beberapa hal, yaitu : (a) kuantitas: artinya jumlah kegiatan atau produk jasa yang telah dihasilkan semakin profesional, seseorang dalam menjalankan profesinya maka produk jasa yang dihasilkan akan semakim meningkat. (b) timeline maksudnya banyaknya waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan aktivitas atau pekerjaan. Semakin profesional seseorang, maka akan semakin sedikit waktu yang dihabiskan dalam menyelesaikan pekerjaan dan akan memperoleh hasil yang maksimal. (c) kualitas: artinya sampai dimana aktivitas yang dilakukan baik proses maupun hasilnya mendekati kesempurnaan secara ideal sesuai dengan standar yang ditentukan. (d) tingkat penggunaan
sumber daya meliputi manusia,
keuangan, materi dan teknik. Semakin profesional seseorang, maka akan efisien penggunaan sumber daya dalam menjalankan. (e) tingkat kemampuan dalam menjalankan fungsi jabatan tanpa supervisi. Semakin profesional
seseorang
akan
semakin
tinggi
kemampuan
dalam
menjalankan fungsi jabatan tanpa disupervisi. Demikian pula halnya dengan tingkat rasa percaya dirinya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Individu yang memiliki kinerja yang tinggi, memiliki
41
beberapa karakteristik, yaitu diantaranya: (1) berorientasi pada prestasi; (2) memiliki percaya diri; (3) berpengendalian diri dan (4) kompetensi. (Mink, 1993:73) Tanggung jawab seseorang terhadap tugas dan pekerjaan yang dibebankan kepadanya merupakan karakteristik kedisiplinan seseorang. Tingkat kedisiplinan tinggi seseorang, kinerjanya juga semakin tinggi. Kinerja guru profesional dilihat dari 4 kompetensi yaitu kompetensi pedagogi, kompetensi profesionalisme, kompetensi sosial dan kompetensi sosial yang diperoleh guru melalui tingkat pendidikan strata satu (S-1). Hal ini sesuai dengan pasal 39 ayat 2: (UU.RI no. 20 TH. 2003: 20): “Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, memiliki hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi”.
Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas) fungsi Pendidikan
Nasional: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berwatak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
42
B. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang kedisiplinan dan motivasi telah dilakukan oleh para ilmuwan juga mengenai kinerja guru salah satunya adalah yang dilakukan oleh Messa Media Gusti pada tahun 2012. Penelitian tentang pengaruh kedisiplinan, motivasi kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja guru dengan kinerja guru SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi dengan nilai korelasi 0,106, persamaan regresi bersifat linier dengan persamaan Ŷ = 17,491 + 0,115 X1 dengan kontribusi disiplin kerja terhadap kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pascara sertifikasi, sebesar 1,1%. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi kerja guru dengan kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi dengan nilai korelasi 0,074 persamaan regresi bersifat linier dengan persamaan Ŷ = 18,680 + 0,030 X2 dengan kontribusi variabel motivasi kerja terhadap kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi, sebesar 0,6%. Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi dengan nilai korelasi 0,027 persamaan regresi bersifat linier dengan persamaan Ŷ = 20,622 + 0,005 X3 dengan kontribusi variabel persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi, sebesar 0,1%. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara disiplin kerja, motivasi kerja dan persepsi guru tentang kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi, besar nilai
43
korelasi 0,123, persamaan regresi Ŷ = 15,846 + 0,111X1 + 0,026X2 – 0,004X3 dengan kontribusi variabel disiplin kerja dan motivasi kerja serta persepsi guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru secara simultan di SMKN 1 Purworejo pasca sertifikasi. Penelitian lain mengenai disiplin terhadap kinerja guru yang dilakukan oleh Sarah Wulan pada tahun 2013 judul “Hubungan Disiplin dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Tiga Kecamatan Kota Depok” hasil penelitian menunjukkan persamaan regresi Ŷ = 38,1 + 0,526 X dan thitung sebesar 4,84 dengan demikian menolak Ho sehingga dapat disimpulkan ada hubungan positif dan signifikan variabel disiplin kerja dengan kinerja guru. Nilai koefisien regresi sebesar 0,2182 sehingga hubungan disiplin kerja dengan kinerja guru sebesar 21,82%. Amirul Bakri (2011) judul “Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Negeri (SDN) Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Pemalang 2011” hasil menunjukkan adanya pengaruh yang sangat tinggi antara tingkat pendidikan guru terhadap motivasi belajar siswa SDN seluruh Desa Rowosari kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang yaitu sebesar 20%. Ada pengaruh yang tinggi antara kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa SDN seluruh desa Rowosari kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang yaitu sebesar 13%. Ada pengaruh yang cukup tinggi antara tingkat pendidikan guru dan kinerja guru terhadap motivasi belajar siswa SDN seluruh desa Rowosari kecamatan Ulujami kabupaten Pemalang sebesar 17%.
44
Penelitian ini akan membahas mengenai hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru dan kedisiplinan kerja guru terhadap kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipuro Wonogiri. Berdasarkan permasalahan yang telah dijelaskan pada bab I, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri, korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri dan korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan
kerja secara bersama-sama terhadap
kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
C. Kerangka Berpikir Berdasarkan teori yang telah diuraikan di atas dapat dirumuskan kerangka berpikir sebagai berikut: 1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang banyak didalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan (Ranu Pandojo dan Husnan, 1992). Tingkat pendidikan berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini disebabkan karena pendidikan merupakan proses pembelajaran yang lama menuju ke proses kedewasaan guna mendapatkan pengetahuan dari
45
pengalaman yang terjadi selama proses pembelajaran yang bisa ditempuh melalui pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Tingkat pendidikan formal dan pendidikan non formal dimulai dari pendidikan pra sekolah yaitu pendidikan pada taman kanak-kanak, pendidikan dasar diawali ketika anak masuk sekolah dasar dan menengah, sedangkan pendidikan atas ketika anak masuk sekolah sekolah menengah kejuruan dan menengah lanjutan tingkat atas. Tingkat pendidikan tinggi ditempuh ketika di perguruan tinggi pada strata S-1, doktor dan tingkat akhir hingga menjadi seorang ahli atau professor. Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pemahaman dan kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja. Mengingat pendidikan sangat berpengaruh kinerja maka guru dituntut memiliki tingkat pendidikan yang sesuai dengan tugas dan
profesinya
sebagai
seorang
pendidik
guna
meningkatkan
kemampuannya dalam mengajar serta kinerja guru. Oleh karena itu, diduga tingkat pendidikan berkorelasi dengan kinerja guru. 2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Kedisiplinan kerja berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini disebabkan karena kedisiplin kerja dalam dunia pendidikan merupakan ketaatan para pelaku pendidikan dan tanggung jawab yang sebaiknya merupakan cermin dari kesadaran dan amanah dalam menjalankan tugas
46
sebagai pengabdian pada nilai-nilai kebenaran, baik untuk kepentingan negara, bangsa maupun atas dasar kepentingan hidup beragama. Guru yang memiliki tingkat kedisiplinan tinggi dapat dilihat dari tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan sekolah, tingginya semangat dan gairah kerja serta inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan, besarnya rasa tanggung jawab guru dalam melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan pegawai serta meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. Oleh karena itu, diduga kedisiplinan kerja berkorelasi dengan kinerja guru. 3. Korelasi secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri Tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru secara bersamasama berkorelasi dengan kinerja guru. Hal ini disebabkan karena kedisiplinan meningkatkan
merupakan kinerjanya.
salah
satu
prediktor
Peningkatan
kinerja
bagi guru
guru
dalam
diperlukan
kedisiplinan dari guru. Adanya kedisiplinan, dapat lebih memberikan semangat kerja, keseriusan, ketelitian. Apabila setiap guru dalam bekerja kedisiplinannya tinggi maka cenderung akan bekerja lebih produktif karena dapat menghargai waktu bekerja, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan. Untuk mendapatkan pengakuan atas hasil kerjanya seperti gaji, insentif, dan penghargaan guru dapat bekerja dengan penuh kedisiplinan. Adanya kedisiplinan, dapat lebih memberikan semangat kerja, keseriusan, ketelitian dan akan menumbuhkan dan meningkatkan kompensasi. Apabila
47
setiap guru dalam bekerja kedisiplinannya tinggi maka cenderung akan menaikan kompensasi yang diterima dalam bekerja, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan. Guru sebagai pendidik harus memiliki kemampuan sesuai dengan profesinya. Kemampuan guru diperoleh dari tingkat pendidikan guru. Karena tingkat pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi pola pikir dan kinerjanya. Guru yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi sadar akan tugas dan tanggung jawabnya, dengan demikian guru akan lebih mentaati peraturan dan etika kerja yang lebih tinggi serta memiliki tingkat kedisiplinan yang lebih tinggi, karena memahami makna dan resiko terhadap perilakunya. Guru yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan bekerja lebih efektif dan efisien dibandingkan dengan guru yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah. Oleh karena itu, diduga tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama berkorelasi dengan kinerja guru. Penelitian ini kerangka berpikir sebagai berikut: Tingkat pendidikan (X1) Kinerja guru (Y) Kedisiplinan kerja (X2)
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran Keterangan: Garis Garis Penjelasan :
= pengaruh parsial = pengaruh simultan
Skema kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan hubungan variabel-variabel yang berkaitan sebagai berikut:
48
1. Variabel independen yaitu variabel yang mempengaruhi variabel lain dalam hal ini adalah tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja. 2. Variabel dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabelvariabel lain dalam hal ini adalah kinerja guru.
D. Pengajuan Hipotesis Berdasarkan tujuan dan masalah yang akan diteliti, maka hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah: H1 : Terdapat korelasi yang
signifikan antara tingkat pendidikan
dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri. H2 : Terdapat korelasi yang dengan kinerja
guru
signifikan
antara kedisiplinan kerja
SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten
Wonogiri. H3 : Terdapat
korelasi
yang
signifikan
secara
bersama-sama
antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu strategi penelitian yang dilakukan dengan menggunakan data dalam bentuk angka untuk menjawab permasalahan yang telah diajukan dengan mencari korelasi antara variabel bebas (X1, X2) dengan variabel terikat (Y), data tersebut dipilih dari hasil penyebaran instrumen penelitian berupa angket.
B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam penelitian ini penulis melakukan survey pada SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri, dengan pertimbangan bahwa di sekolahan tersebut sampel dan responden sangat mendukung, karakteristik responden memiliki kriteria yang tepat sesuai dengan permasalahan yang diteliti. 2. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama 3 bulan antara bulan Mei s/d Juli 2015.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru SMP Negeri 1 Jatipurno kabupaten Wonogiri, dengan jumlah populasi dalam penelitian 49
50
ini adalah ada 45 guru. Penelitian meneliti semua populasi karena hanya berjumlah 45 orang. 2. Sampel Penelitian sampelnya adalah sampel populasi karena mengambil sampel semua populasi yang ada yaitu semua guru yang berjumlah 45 guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Tingkat pendidikan (X1 ) a. Alat ukur Alat ukur untuk tingkat pendidikan adalah pendidikan yang telah ditempuh oleh responden. Tingkat pendidikan disini adalah tingkat pendidikan formal yang telah ditempuh oleh responden. b. Definisi konseptual Tingkat pendidikan adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoretis untuk tujuan-tujuan umum. c. Definisi operasional Tingkat pendidikan guru dalam penelitian ini adalah suatu proses jangka panjang yang menggunakan prosedur sistematis dan teroganisir, yang mana tenaga kerja manajerial mempelajari pengetahuan konseptual dan teoretis untuk tujuan-tujuan umum.
51
Adapun indikator tingkat pendidikan adalah 1) pendidikan dasar: jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah. 2) pendidikan menengah: jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. 3) pendidikan tinggi: jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program sarjana, magister, doktor dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi. d. Pengumpulan data Tabel 3.1 Pengumpulan data tingkat pendidikan No. 1. 2. 3. 4.
Tingkat pendidikan Diploma II Diploma III S-1 S-2
Skor 1 2 3 4
2. Kedisiplinan kerja (X2) a. Jenis instrumen Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistimatis, sehingga lebih mudah untuk diolah, (Suharsimi Arikunto, 1996: 150). Sebelum jenis instrumen ditentukan terlebih dahulu ditentukan metode yang akan digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket.
52
Metode angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui”, (Arikunto, 2003: 225). Angket (kuesioner) ini digunakan untuk mengungkap variabel kedisiplinan
yang telah disusun secara
sistematis yang dimintakan jawabannya kepada responden. Setelah itu dikumpulkan untuk didata dan selanjutnya diteliti dan dianalisis. Metode ini penulis gunakan sebagai sarana utama untuk untuk memperoleh data dari para guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri mengenai keadaan dirinya sendiri. b. Aturan skoring Untuk mengukur kedisiplinan (X2) menggunakan skala Likert dengan skor tiap butir sebagai berikut : Tabel 3.2 Pengumpulan data kedisiplinan kerja No. 1. 2. 3. 4. 5.
Jawaban SL (Selalu) SR (Sering) KD (Kadang-kadang) JR (Jarang) TP (Tidak Pernah)
Butir (+) 5 4 3 2 1
Butir (-) 1 2 3 4 5
Dengan demikian skor tiap butir minimal 1 dan maksimal 5, sehingga
jumlah
keseluruhan
untuk
setiap
responden
memperoleh skor/ nilai minimal 30 dan maksimal 150.
akan
53
c. Definisi konseptual Kedisiplinan kerja yaitu suatu perilaku ketaatan dan kepatuhan guru SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri terhadap peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawabnya. d. Definisi operasional Kedisiplinan kerja adalah suatu perilaku ketaatan dan kepatuhan guru terhadap peraturan dalam melaksanakan tugas sesuai dengan kewajiban dan tanggung jawabnya. Indikator penilaian terhadap kualitas kedisiplinan guru adalah 1) disiplin terhadap jam kerja, 2) disiplin terhadap peraturan dan tata tertib, dan disiplin terhadap peningkatan kerja 3) tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, 4) tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan, 5) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, 6) berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan 7) meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. e. Kisi-kisi Untuk mengukur komunikasi internal, peneliti menggunakan 30 butir pernyataan dengan lima alternatif jawaban yaitu: Selalu, sering, jarang, tidak pernah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang digunakan untuk menguji
54
validitas dan reliabilitas butir.
Tabel 3.3. Kisi-kisi kedisiplinan kerja No. 1. 2.
3. 4.
5.
6.
7.
Nomor dan sifat butir Jumlah + Disiplin terhadap jam kerja 1,2,3 4 4 Disiplin terhadap peraturan dan tata 6,7,8,9 5 5 tertib dan disiplin terhadap peningkatan kerja Tingginya rasa kepedulian terhadap 10,11,12,13 14 5 pencapaian tujuan sekolah Tingginya semangat dan gairah kerja 15,16,17,18, 19 5 dan inisiatif para pegawai dalam 19 melakukan pekerjaan Besarnya rasa tanggung jawab para 20,21,22 23 4 pegawai untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, Berkembangnya rasa memiliki dan 25,26,27 24 4 rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan Meningkatkan efisiensi prestasi kerja 28,29 30 3 pegawai. 23 7 30 Indikator
f. Penulisan butir Jumlah butir angket kedisiplinan kerja terdiri dari 30 pertanyaan. Adapun penulisan butir di lampiran 1.1 g. Uji coba instrumen 1) Uji validitas Uji validitas dilaksanakan dengan analisis sistem, yaitu dengan mengorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total (jumlah skor tiap butir). Sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
55
rxy
N XY ( X )( Y )
( N X ) ( X ) ( N Y ) (Y ) 2
2
2
2
(Suharsini Arikunto, 2002 : 146) Keterangan : rXY
: Koefisien skor butir dan skor total.
X
: Skor butir
Y
: Skor total
N
: Jumlah subyek Tabel 3.4 Uji Validitas Kedisiplinan Kerja
Butir No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
rhit 0.756 0.680 0.645 0.855 0.800 0.730 0.834 0.816 0.763 0.818 0.686 -0.096 -0.086 0.829 0.717
Rtabe l 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Ket
No.
Butir
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Tidak Valid Valid valid
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
rhitung rtabel 0.857 0.369 0.507 0.788 0.725 0.747 0.568 0.649 0.657 0.633 0.794 0.856 0.784 0.716 0.719
0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325
Ket Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid valid
Berdasarkan hasil penghitungan diperolen nilai alpha 5% dengan N = 37 sebesar 0.325 sehingga terdapat 2 butir yang tidak valid yaitu butir no. 12 dan 13 sehingga dua butir ini untuk penelitian
selanjutnya
tidak
diikutkan
Perhitungan uji validitas ada di lampiran 1.2
dalam
penelitian.
56
2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan tehnik belah dua, skor-skor dikelompokkan menjadi dua (nomor awal dan nomor akhir). Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua hingga diperoleh nilai r xy kemudian dianalisis dengan rumus sebagaii berikut: 2 n s i r11 1 2 s t n 1 Keterangan :
r11
=
Koefisien releabilitas
n
= Jumlah butir
Si²
= Variansi butir
St²
= Variansi total
Untuk mengetahui suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Crobanch,s Alpha > 0,60 (nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005: 42). Nilai alpha variable kedisiplinan sebesar 0.763 > 0.6 maka variable kedisiplinan kerja adalah reliabel. Perhitungan ada di lampiran 1.3 3. Kinerja guru (Y) a. Jenis instrumen Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cermat, lengkap dan sistimatis,
57
sehingga lebih mudah untuk diolah, (Suharsimi Arikunto, 1996: 150). Sebelum jenis instrumen ditentukan terlebih dahulu ditentukan metode yang akan digunakan. Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode angket. Pengumpulan data menggunakan angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadi atau hal-hal yang ia ketahui, (Arikunto, 2003:
225). Angket (kuesioner) ini
digunakan untuk mengungkap variabel kinerja guru yang telah disusun secara sistematis yang dimintakan jawabannya kepada responden. Setelah itu dikumpulkan untuk didata dan selanjutnya diteliti dan dianalisis. Metode ini penulis gunakan sebagai sarana utama untuk untuk memperoleh data dari para guru di SMP Negeri 1 Jatipurno Kabupaten Wonogiri mengenai keadaan dirinya sendiri. b. Aturan skoring Mengukur kinerja guru (Y) menggunakan skala Likert dengan skor tiap butir sebagai berikut: Tabel 3.5 Pengumpulan data kinerja guru No. Jawaban Butir (+) 1. SL (Selalu) 5 2. SR (Sering) 4 3. KD (Kadang-kadang) 3 4. JR (Jarang) 2 5. TP (Tidak Pernah) 1
Butir (-) 1 2 3 4 5
58
Dengan demikian skor tiap butir minimal 1 dan maksimal 5, sehingga jumlah keseluruhan untuk setiap responden akan memperoleh skor/ nilai minimal 50 dan maksimal 250. c. Definisi konseptual Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. d. Definisi operasional Kinerja guru adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya dengan indicator: 1) penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran yang diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran. 2) pengelolaan program belajar mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya. 3) pengeloaan kelas dengan mengatur tata ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai. 4) pemakaian media sumber belajar. 5) pengelolaan interaksi belajar mengajar. 6) penguasaan landasan-landasan kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar. 7) pengenalan fungsi program bimbingan dan konseling di sekolah. 8) pengenalan dan penyelenggaraan administrasi
59
sekolah sebagai proses. 9) pemahaman terhadap prinsip-prinsip dan penafsiran hasil-hasil pendidikan guna keperluan pengajaran. Tabel 3.6. Kisi-kisi kinerja guru No. 1.
2.
3.
4. 5. 6.
7.
Indikator
Nomor dan sifat butir + 1,2,3,4 5
Penguasaan bahan pelajaran dari setiap mata pelajaran yang diampunya dan pendalaman melalui perpustakaan sehingga dapat menjadi informator yang merupakan sumber informasi kegiatan pengajaran. pengelolaan program belajar 6,7,8,9 mengajar dari setiap mata pelajaran yang diampunya pengeloaan kelas dengan 11,12,13,14 mengatur tata ruang kelas yang menciptakan iklim belajar mengajar yang sesuai pemakaian media sumber 16,17,18,19 belajar. pengelolaan interaksi belajar 21,22, mengajar 24,25,27,28,29,30 penguasaan landasan-landasan 32,33,34,35 kependidikan yang tampak dalam perannya sebagai pribadi pendidik dalam melaksanakan interaksi belajar mengajar pengenalan fungsi program 37,38,39,40 bimbingan dan konseling di sekolah. Jumlah 32
Jumlah 5
10
5
15
5
20
5
23, 26
10
31
5
36
5
8
40
e. Kisi-kisi Untuk mengukur kinerja guru, peneliti menggunakan 50 butir pernyataan dengan empat alternatif jawaban yaitu: Selalu, sering, jarang, tidak pernah. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan informasi mengenai butir-butir yang digunakan untuk menguji validitas dan
60
reliabilitas butir. f. Penulisan Butir Butir-butir angket/ kuesioner dalam penelitian ini adalah berupa pertanyaan-pertanyaan yang sudah ada jawaban didalamnya, responden tinggal memilih jawaban yang sesuai dengan kenyataan. Data ada di lampiran 2.1. g. Uji coba instrumen 1) Uji validitas Uji validitas dilaksanakan
dengan
analisis sistem, yaitu
dengan mengorelasikan antara skor tiap butir dengan skor total (jumlah skor tiap butir). Sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
rxy
N XY ( X )(Y )
(N X ) ( X ) (N Y ) (Y ) 2
2
2
2
Keterangan : rXY
: Koefisien skor butir dan skor total.
X
: Skor butir
Y
: Skor total
N
: Jumlah subyek Dari
hasil
penelitian
validitas
tersebut
selanjutnya
dibandingkan dengan tabel koefisien korelasi, jika r hitung > r tabel maka variabel itu dikatan valid.
61
Tabel 3.7 Uji Validitas Variabel Kinerja No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Butir 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
Rhit 0.724 0.774 0.714 0.646 0.751 0.512 0.711 0.725 0.677 0.599 0.460 0.681 0.590 0.767 0.704 0.545 0.461 0.610 0.689 0.681
rtabel Ket No. Butir rhitung rtabel 0.325 Valid 21. 21 0.001 0.325 0.325 Valid 22. 22 0.125 0.325 0.325 Valid 23. 23 0.341 0.325 0.325 Valid 24. 24 0.766 0.325 0.325 Valid 25. 25 0.685 0.325 0.325 Valid 26. 26 -0.018 0.325 0.325 Valid 27. 27 0.517 0.325 0.325 Valid 28. 28 0.435 0.325 0.325 Valid 29. 29 0.751 0.325 0.325 Valid 30. 30 0.787 0.325 0.325 Valid 31. 31 -0.361 0.325 0.325 Valid 32. 32 0.855 0.325 0.325 Valid 33. 33 0.877 0.325 0.325 Valid 34. 34 0.862 0.325 0.325 valid 35. 35 0.742 0.325 0.325 valid 36. 36 0.814 0.325 0.325 valid 37. 37 0.625 0.325 0.325 valid 38. 38 0.536 0.325 0.325 valid 39. 39 0.485 0.325 0.325 valid 40. 40 0.678 0.325 Berdasarkan hasil penghitungan diperolen nilai alpha
Ket Tidak Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid valid Valid Valid Valid Valid Valid 5%
dengan N = 37 sebesar 0.325 sehingga terdapat 3 butir yang tidak valid yaitu butir no. 21, 22 dan 26 sehingga dua butir ini untuk penelitian
selanjutnya
tidak
diikutkan
dalam
penelitian.
Penghitungan ada di lampiran 2.2 2) Uji Reliabilitas Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan tehnik belah dua, skor-skor dikelompokkan menjadi dua (nomor awal dan nomor akhir). Langkah selanjutnya adalah mengkorelasikan skor belahan pertama dengan skor belahan kedua hingga diperoleh nilai r xy kemudian dianalisis dengan rumus sebagaii berikut:
62 2 n s i r11 1 2 s t n 1 Keterangan :
r11
=
Koefisien releabilitas
n
= Jumlah butir
Si²
= Variansi butir
St²
= Variansi total
Untuk mengetahui suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan Crobanch,s Alpha > 0,60 (Nunnally, 1967 dalam Ghozali, 2005: 42). Nilai alpha variable kinerja sebesar 0.624 > 0.6 maka variable kinerja adalah reliable. Penghitungan ada di lampiran 2.3
E.
Teknik Analisis Data Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas yaitu tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja. Oleh karena itu perlu dilakukan pengujian bahwa variabel-variabel bebas tersebut tidak saling berkorelasi (intercolinearity). Saling korelasi variabel bebas ditunjukkan oleh indeks korelasi antara variabel bebas. Menurut Purwanto (2008, 290-291) dua atau lebih variabel bebas mempunyai saling korelasi apabila mereka mempunyai korelasi minimal 0,80. Jika dua variabel bebas tersebut mempunyai korelasi tinggi, maka keduanya merupakan variabel yang sama dalam mempengaruhi variabel terikat sehingga variabel bebas yang mempunyai korelasi lebih rendah dengan variabel terikat dikeluarkan dari model.
63
1. Uji Prasyarat Analisis a. Uji normalitas Dalam uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah tidak (Ghozali, 2005: 76). Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data yang normal atau mendekati normal. Maka dari itu untuk mengetahui apakah distribusi data normal atau tidak normal, maka dapatlah dilakukan dengan diuji lebih dahulu. Untuk uji normalitas data hasil tes digunakan uji KolmogorovSmirnov (Prosedurxplorer pada menu utama SPSS) dan melihat normal probability plot melalui tampilan output IBM SPSS 19.Uji Kolmogorov-Smirnov memusatkan perhatian pada penyimpangan atau deviasi maksimum, yaitu D= Max [Fo(x) – Sw(x)], dengan distribusi sampling D di Ho diketahui normal. Keputusan uji, jika p sama atau kurang dari α (0,05) tolak Ho, dan jika p lebih dari α (0,05) terima Ho. b.
Uji linearitas dan keberartian regresi Uji linieritas dimaksudkan untuk mengetahui apakah masingmasing variabel yang dijadikan prediktor mempunyai korelasi atau korelasi yang linier atau tidak terhadap variabel terikatnya. Pada analisis ini dihitung berdasarkan harga probabilitas. Jika harga P value (signifikan) < 0,05, maka Ha diterima atau linier, dan jika P value (signifikan) > 0,05, maka Ha ditolak atau tidak linier.
64
2. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis di atas menggunakan rumus korelasi product moment dari Karl Pearson. Untuk menguji hipotesis tersebut, terlebih dahulu dihitung persamaan regresi sederhana setiap variabel. Selanjutnya dilakukan uji linieritas dan keberartian persamaan regresinya. Kemudian dilakukan uji t untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan secara parsial terhadap variabel kinerja guru, apakah pengaruhnya signifikan atau tidak. Selain itu dilakukan juga analisis korelasi parsial untuk mengetahui korelasi antara dua variabel dimana variabel lain yang dianggap mempengaruhi (sebagai variabel control) akan dikendalikan atau dibuat konstan. Dalam hal ini akan diuji antara variabel tingkat pendidikan dengan variabel kinerja guru sedangkan variabel kedisiplinan dikontrol. Hasil analisis akan didapat nilai koefisien korelasi yang menunjukkan erat tidaknya korelasi, arah korelasi dan berarti tidaknya korelasi. a. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) Terdapat korelasi yang positif antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y). diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi pula kinerja guru. Ho = Tidak terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y). H1 = Terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y).
65
Rumus untuk mengetahui korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru
Ry.x1.x2
=
b. Korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) Terdapat korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). diartikan bahwa semakin tinggi kedisiplinan kerja maka semakin tinggi pula kinerja guru. Ho = Tidak terdapat korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). H1 = Terdapat korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Rumus untuk mengetahui korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru
Ry.x2.x1 = c. Korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y) Terdapat
korelasi
antara
tingkat
pendidikan
(X1)
dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). diartikan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja maka semakin tinggi pula kinerja guru.
66
Ho = Tidak terdapat korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). H1 = Terdapat
korelasi
antara
tingkat
pendidikan
(X1)
dan
kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y).
Ry.x1.x2 = Keterangan Ry.x1.x2
= Korelasi antara variabel X1 dengan X2 secara bersamasama dengan variabel Y
ryx1
= Korelasi product moment antara X1 dengan Y
ryx2
= Korelasi product moment antara X2 dengan Y
ryx1x2
= Korelasi product moment antara X1 dengan X2
(Sugiyono, 2010: 233)
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi data Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menyebar angket kepada 45 responden guru SMP Negeri 1 Jatipurno namun yang kembali hanya 41 angket karena ada 4 guru yang sedang tugas keluar sekolah mengikuti seminar dan tugas lain.Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas dan satu variabel terikat.Variabel bebas pertama adalah tingkat pendidikan guru dan variabel bebas kedua kedisiplinan kerja guru. Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kinerja guru di SMP Negeri 1 Jatipurno. Peneliti sajikan data hasil penelitian secara terperinci dari masing-masing variabel. 1. Tingkat Pendidikan Guru (X1) Data mengenai tingkat pendidikan guru ini diperoleh melalui penyebaran angket kepada 41 respon guru SMP Negeri 1 Jatipurno sebagai sampel penelitian. Angket tersebut diperoleh hasil bahwa ada 3 guru yang berpendidikan D2, 3 guru berpendidikan D3, terdapat 32 guru yang berpendidikan S1 dan terdapat 3 guru yang berpendidikan S-2. Tabel 4.1. Distribusi frekuensi skor angket tingkat pendidikan (X1) Kelas Interval Frekuensi Persentase D2 3 7,3% D3 3 7,3% S-1 32 78,1% S-2 3 7,3% 41 100.00
67
68
Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat disajikan dalam grafik histogram berikut ini:
Grafik Tingkat Pendidikan 40
32 D2
30
D3
20
10
S-1
3
3
3
S-2
0
Gambar 4.1. Grafik histogram variabel tingkat pendidikan 2. Kedisiplinan Kerja Guru (X2) Data mengenai variabel kedisiplinan kerja guru diperoleh melalui penyebaran angket kepada 41 responden sebagai sampel penelitian. Penyebaran angket tersebut diperoleh hasil bahwa skor tertinggi 125, skor terendah 78. (data perhitungan ada di lampiran). Selanjutnya diketahui bahwa mean 110,93 dan standar deviasi 10,39. (data perhitungan ada di lampiran) Kemudian untuk menentukan kelas interval frekuensi skor dengan cara nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi 5 kategori yaitu 125 78 = 9.4 dibulatkan menjadi 9. Adapun sebaran frekuensi skor 5
kecerdasan emosional guru seperti pada tabel berikut ini :
69
Tabel 4.2. Distribusi frekuensi skor angket kedisiplinan kerja guru (X2) No 1 2 3 4 5
Kelas interval 78 – 87 88 – 97 98 – 107 108 - 116 117 - 125 Jumlah
Frekuensi Persentase 2 4.88 1 2.44 9 21.95 15 36.59 14 34.15 41 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak pada interval 108 - 116 sebanyak 15 orang atau 36,59% dan interval 117 – 125 sebanyak 14 responden atau 34.15%. Dari tabel distribusi frekuensi data di atas dapat disajikan dalam grafik histogram berikut ini :
Grafik Kedisiplinan Kerja Guru
15 77.5
10
87.5
107.5 5 0
97.5
97.5
107.5 116.5
77.5
87.5
116.5
Gambar 4.2 Grafik histogram variabel kedisiplinan kerja guru (X2) Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya data diklasifikasikan untuk mengetahui kedisiplinan kerja guru. Data dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Adapun kategori tinggi yaitu jumlah responden yang memiliki total skor lebih besar dari nilai ratarata ditambah dengan standar deviasi. Kategori sedang yaitu jumlah
70
responden yang memiliki skor diantara nilai rata-rata ditambah standar deviasi dan nilai rata-rata dikurangi standar deviasi. Kategori rendah yaitu jumlah responden yang memiliki total skor lebih kecil dari nilai rata-rata dikurangi dengan standar deviasi. Hasil perhitungan klasifikasi responden ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini: Tabel 4.3 Kategori Kesiplinan Kerja Guru Kategori Rendah Sedang Tinggi
Interval < 100.54 100.54 - 121.32 > 121.32 Jumlah
Jumlah 6 31 4 41
Persentase 14.63 75.61 9.76 100
Berdasarkan tabel 4.3 di atas maka dapat dilihat bahwa nilai 100.54 – 121.32 dominan adalah sedang sebanyak 31 guru atau 75,61% dan rendah sebanyak 4 guru atau 9,76%. 3. Kinerja guru (Y) Data mengenai variabel kinerja guru yang diperoleh melalui penyebaran angket kepada 41 responden sebagai sampel penelitian. Dari angket tersebut diperoleh hasil bahwa skor tertinggi 160, skor terendah 108. (data perhitungan ada di lampiran). Selanjutnya diketahui bahwa mean 139,24 dan standar deviasi 11,04.
(data perhitungan ada di
lampiran). Kemudian untuk menentukan kelas interval frekuensi skor dengan cara nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dibagi 5 kategori yaitu
71
160 108 = 10,4 dibulatkan menjadi 10. Adapun sebaran frekuensi skor 5
kinerja guru seperti pada tabel berikut ini : Tabel 4.4 Deskripsi Frekuensi Skor Angket Kinerja Guru (Y) No 1 2 3 4 5
Kelas interval 108 - 118 119 - 129 130 - 140 141 - 151 152 - 160 Jumlah
Frekuensi 2 3 19 10 7 41
Persentase 4.88 7.32 46.34 24.39 17.07 100
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa responden terbanyak dengan skor antara 130 – 140 sebanyak 19 responden atau 46,34%.
Grafik Kinerja Guru
20 107.5
15
118.5 129.5
10
140.5
5
151.5
0 107.5
118.5
129.5
140.5
151.5
Gambar 4.3 Grafik histogram variabel kinerja guru (Y)
72
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya data diklasifikasikan untuk mengetahui kinerja guru. Data dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah. Adapun kategori tinggi yaitu jumlah responden yang memiliki total skor lebih besar dari nilai rata-rata ditambah dengan standar deviasi. Kategori sedang yaitu jumlah responden yang memiliki skor diantara nilai rata-rata ditambah standar deviasi dan nilai rata-rata dikurangi standar deviasi. Kategori rendah yaitu jumlah responden yang memiliki total skor lebih kecil dari nilai rata-rata dikurangi dengan standar deviasi. Hasil perhitungan klasifikasi responden ini secara lengkap dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut ini: Tabel 4. Kategori Kinerja Guru Kategori Rendah Sedang Tinggi
Interval < 18.21 128.21 - 150.28 > 150.28
Jumlah 5 28 8 41
Persentase 12.20 68.29 19.51 100
Berdasarkan tabel di atas kinerja guru sedang sebanyak 28 guru atau 68,29%, tinggi sebanyak 8 guru atau 19,51% dan rendah sebanyak 5 guru atau 12,20%.
B. Uji prasyarat analisis Penelitian
ini
menggunakan
analisis
regresi
Sehingga
ada
persyaratan yang harus dipenuhi sebelum analisis dilaksanakan.Hal tersebut untuk memperkecil terjadinya penyimpangan.Persyaratan itu adalah uji
73
normalitas dan uji linieritas.Berikut ini adalah hasil perhitungan masingmasing uji persyaratan tersebut. 1. Uji Normalitas data Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah variabel kinerja guru memenuhi
kriteria
distribusi
normal
atau
tidak.
Penelitian
ini
menggunakan uji statistik Kolmogorov Smirnov (K-S) denganbantuan SPSS release 21 for Windows dengan ketentuan jika nilai signifikansi > 0,05 maka data terdistribusi normal, tetapi jika nilai signifikansi< 0,05 maka data terdistribusi tidak normal. Tabel 4.6 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test disiplin Kinerja N Normal Parameters
a,b
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
41 110.93 10.388 .147 .088 -.147 .944 .335
41 139.24 11.038 .092 .071 -.092 .587 .880
Pdidikan 41 2.85 .654 .442 .338 -.442 2.831 .000
Hasil pengolahan data K-S tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa: 1) data variabel disiplin kerja guru memiliki nilai signifikansi 0,335 karena signifikansi lebih besar dari 0,05 maka data dinyatakan berdistribusi normal, 2) data variabel kinerja guru nilai signifikansi sebesar 0,880 karena signifikansi lebih besar dari 0,050 maka data dinyatakan berdistribusi normal, 3) data variabel pendidikan nilai signifikansi 0,000 karena signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka data
74
dinyatakan tidak terdistribusi normal tetapi tidak ada masalah outlier sebab data tersebut merupakan data keadaan guru saat ini. 2. Uji Independensi variabel bebas Uji independensi variabel bebas dilakukan untuk menguji variabel bebas yaitu tingkat pendidikan guru dan kedisiplinan kerja guru. Untuk menguji independensi variabel bebas dalam penelitian ini digunakan program SPSS 21. Dari tabel di atas terlihat bahwa variabel-variabel bebas dalam penelitian ini yakni tingkat pendidikan guru (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) tidak saling berhubungan karena koefisien korelasi antar variabel kurang dari 0,80. Menurut Purwanto (2008: 290-291) dua atau lebih variabel bebas mempunyai saling hubungan apabila mereka mempunyai korelasi minimal 0,80. Bila dua atau lebih variabel bebas memiliki korelasi tinggi maka merupakan variabel yang sama dalam mempengaruhi variabel terikat maka harus diambil salah satu variabel yang memiliki korelasi lebih tinggi dan salah satunya dikeluarkan dari model. Tabel 4.7 Koefisien Korelasi Variabel Bebas Correlations disiplin Pearson Correlation disiplin
Sig. (2-tailed)
Pdidikan
N Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Kinerja
Sig. (2-tailed)
Pdidikan
Kinerja
1
*
.337 .031
.732 .000
41 * .337 .031
41 1
41 ** .452 .003
41 ** .732 .000
41 ** .452 .003
41 1
41
41
N 41 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
75
Nilai koefisien korelasi antara variabel tingkat pendidikan guru (X1) dengan variabel kinerja guru sebesar 0,337. Nilai koefisien korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru sebesar 0,732 yang berarti < 0,80 sehingga dapat dikatakan bahwa kedua variabel bebas tidak saling berhubungan 3. Linearitas dan keberartian regresi Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antara variabel bebas dan variabel terikat memiliki hubungan linier atau tidak.Hal ini dilakukan untuk memenuhi persyaratan model regresi dengan kaidah bila F hitung > F tabel maka persamaan garis regresi tidak linier, sedangkan bila F hitung < F tabel maka persamaan garis regresi menunjukkan linier.Bila hubungan variabel bebas dan terikat dan terikat telah berpola linier maka dapat dilakukan analisis uji regresi. a. Korelasi tingkat pendidikan dengan kinerja guru Tabel 4.8 Uji Linieritas X1 dengan Y ANOVA Table Sum of Squares 1247.353 (Combined)
3
Mean Square 415.784
Linearity
994.087
1
994.087
Deviation from Linearity
253.266
2
126.633
Within Groups
3626.208
37
98.006
Total
4873.561
40
Between Groups Kinerja * Pdidikan
df
F
Sig.
4.242
.011
10.143
.003
1.292
.287
Untuk menguji linieritas dan keberartian regresi digunakan program SPSS 21. Dengan melihat tabel di atas diketahui Fh = 1,292 dengan harga P = 0,287 dan Ft = untuk db 2 lawan 37 pada taraf
76
signifikansi 5% = 3,23. Karena Fh< Ft atau 1,292 < 3,23 dan p > 0,05 atau 0,287 > 0,05 berarti hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru berpola linier. Selanjutnya dilakukan uji keberartian persamaan regresinya. Hasil dari analisis regresi sederhana antara pasangan data tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel regresi berikut: Tabel 4.9 Koefisien X1 terhadap Y Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 117.500
Pdidikan a. Dependent Variable: Kinerja
7.620
a
Std. Error 7.052
Standardized Coefficients Beta
2.410
.452
t
Sig.
16.661
.000
3.161
.003
Untuk mengetahui keberartian persamaan regresinya dilakukan uji t, kaidah keputusan untuk uji t adalah jila nilai thitung>ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Dengan menggunakan program SPSS 21 diperoleh nilai t-hitung sebesar 3,161 untuk sampel atau N 41. Untuk memperoleh nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 0,05 digunakan rumus N-K (N = jumlah sampel. K = jumlah variabel bebas) sehingga t-tabel dari 41 – 2 = 39 adalah 2,021. Karena nilai t-hitung 3,161 > 2,021, maka H0 di tolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru.
77
b. Korelasi kedisiplinan kerja dengan kinerja guru Berikut hasil perhitungan dengan program SPSS 17: Tabel 4.10 Uji Liniritas X2 dengan Y
ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 3796.728 Linearity 2608.642 Between Groups Kinerja * Deviation from 1188.086 disiplin Linearity Within Groups 1076.833 Total 4873.561
df
Mean F Sig. Square 27 140.620 1.698 .159 1 2608.642 31.493 .000 26 45.696 .552 .905 13 40
82.833
Dengan melihat tabel di atas diketahui Fh = 0,552 dengan harga P = 0,905 dan Ft = untuk db 1 lawan 26 pada taraf signifikansi 5% = 4,17. Karena Fh< Ft atau 0,552 < 4,17 dan p > 0,05 atau 0,905 > 0,05 berarti hubungan antara kedisiplinan kerja dengan kinerja berpola linier. Selanjutnya dilakukan uji keberartian persamaan regresinya. Hasil dari analisis regresi sederhana antara pasangan data kedisiplinan kerja guru (X2) dengan kinerja guru (Y) dapat dilihat pada tabel regresi berikut: Tabel 4.11 Koefisien X2 terhadap Y Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
1
(Constant)
B 53.013
Disiplin a. Dependent Variable: Kinerja
.777
Std. Error 12.921 .116
a
Standardized Coefficients Beta .732
t
Sig.
4.103
.000
6.702
.000
78
Untuk mengetahui keberartian persamaan regresinya dilakukan uji t, kaidah keputusan untuk uji t adalah jila nilai thitung>ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Dengan menggunakan program SPSS 21 diperoleh nilai t-hitung sebesar 6,702 untuk sampel atau N 41. Untuk memperoleh nilai t-tabel dengan taraf signifikansi 0,05 digunakan rumus N-K (N = jumlah sampel. K = jumlah variabel bebas) sehingga t-tabel dari 41 – 2 = 39 adalah 2,021. Karena nilai t-hitung 6,702 > 2,021, maka H0 di tolak, sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang berarti atau signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru.
C. Uji hipotesis Penelitian ini mengajukan tiga hipotesis yang perlu diuji secara empiris. Semua hipotesis adalah dugaan tentang korelasi antara tingkat pendidikan guru dan kedisiplinan kerja guru baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan kinerja guru. Teknik statistik yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel tersebut adalah teknik statistik korelasi product moment dan regresi, baik secara sederhana dan ganda.Teknik ini digunakan untuk menguji besarnya kontribusi dari variabel (X) terhadap variabel (Y). 1. Korelasi antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi tingkat pendidikan guru (X1) terhadap kinerja guru (Y). Diartikan bahwa
79
semakin tinggi tingkat pendidikan guru maka akan meningkatkan kinerja guru. H0 = Tidak ada korelasi tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y). H1 = Terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X1) dengan kinerja guru (Y). Langkah yang dilakukan sebelum melakukan hipotesis adalah menghitung persamaan regresi sederhana variabel tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y). Tabel 4.12 Tabel Anova X1 terhadap Y a
ANOVA Model
Sum of Squares Regression
1
Df
Mean Square
994.087
1
994.087
Residual
3879.474
39
99.474
Total
4873.561
40
F 9.993
Sig. .003
b
a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Pdidikan
Dari hasil uji Anova pada tabel di atas diperoleh nilai F = 9,993 dengan tingkat probilitas sig. 0,003. Oleh karena probabilitas 0,003 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kinerja guru. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat koefisien regresi b = 7,620 dan konstanta (a) = 117,500 serta harga thitung dan tingkat signifikansi sebesar 0,003 artinya apabila tidak ada variabel tingkat pendidikan maka kinerja guru akan sebesar 117,500. Koefisien regresi sebesar 7,620 menyatakan setiap (karena tanda +) penambahan satu tingkat pendidikan guru maka diprediksikan akan meningkatkan kinerja guru sebesar 7,620.
80
Jadi tanda + menyatakan arah prediksi yang searah atau linier. Kenaikan variabel X1 akan mengakibatkan kenaikan variabel bebas (Y). Dari kedua koefisien tersebut diperoleh persamaan regresi Y = 117,500 + 7,620 X1. Persamaan regresi ini dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.4 Grafik korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan Kinerja Guru (Y) Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data terdistribusi dengan normal dengan model regresi ini telah memenuhi normalitas. Persamaan regresi Y = Y = 117,500 + 7,620 X1 dapat diinterpretasikan bahwa apabila tingkat pendidikan (X1) dan kinerja guru diukur dengan menggunakan instrumen ini, maka setiap kenaikan skor
81
tingkat pendidikan (X1) satu tingkat akan diikuti kenaikan skor kinerja guru 7,620 pada arah yang sama, dengan konstanta 117,500. Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang dihitung dengan bantuan SPSS 17. Berikut tabel hasil perhitungannya: Tabel 4.13 Korelasi X1 dengan Y Correlations Kinerja Pearson Correlation Kinerja
Sig. (2-tailed)
**
1
.452 .003
41 ** .452 .003
41 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Pdidikan
Pdidikan
N 41 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
41
Dari tabel di atas, diperoleh koefisien korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) dengan ry1 = 0,452 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel tingkat pendidikan. Hal ini dapat pula dibuktikan dengan melihat uji signifikansinya. Kaidah untuk uji signifikansi adalah jika nilai probabilitas lebih kecil atau sama dengan 0,05 dengan nilai probabilitas sig. atau (0,05 ≤ Sig.) maka Ho ditolak dan Ha diterima aritnya signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. Atau (0,05 ≥ Sig.) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Nilai signifikansi 0,009 bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai sig. atau (0,003 < 0,05) berarti hubungan kedua variabel signifikan.
82
Tabel 14 Koefisien Determinasi X1 b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 .452 .204 .184 9.974 a. Predictors: (Constant), Pdidikan b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai R = sebesar 0,452a dan Determinasi (Rsquare) sebesar 0,204 yang merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. hal ini menunjukkan bahwa variabel tingkat pendidikan memberikan sumbangan atau kontribusi kepada kinerja guru sebesar 0,204 atau 20,4%. Sedangkan sisanya (100% 20,4% = 79,6%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Rsquare berkisar pada angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka R square maka semakin lemah hubungan kedua variabel. Untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengaruh tingkat pendidikan guru terhadap kinerja guru digunakan analisis korelasi parsial yakni analisis hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan variabel lain yang dianggap mempengaruhi (dibuat konstan). Hal dimaksudkan agar hubungan kedua variabel tidak dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis ini akan menunjukkan koefisien korelasi untuk mengukur erat atau tidaknya hubungan, arah hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan. Dari tabel tampak jelas bahwa hubungan tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) sebelum kedisiplinan kerja (X2) dikendalikan memiliki korelasi positif dengan nilai koefisien sebesar 0,452 dengan taraf
83
signifikansi 0,003 < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha diterima artinya kedua variabel signifikan. Namun ketika variabel X2 dikendalikan ternyata hubungan kedua variabel yakni X1 dengan Y atau hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru mengalami penurunan nilai koefisien secara drastis yakni tinggal 0,320 karena nilainya mendekati 0 maka hubungan ini kuat dan taraf signifikansinya 0,044 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima artinya hubungan kedua variabel signifikan. Dapat pula dikatakan ada pengaruh yang berarti dari variabel tingkat pendidikan terhadap kinerja guru jika kedisiplinan kerja dikontrol. Tabel 4.15 Korelasi Parsial Antara Tingkat Pendidikan Dengan Kinerja Guru Correlations Control Variables Kinerja
-none-
a
Pdidikan
disiplin
Kinerja disiplin Pdidikan
Correlation Significance (2-tailed) Df Correlation Significance (2-tailed) Df Correlation Significance (2-tailed) Df Correlation
Kinerja 1.000 . 0 .452 .003 39 .732 .000 39 1.000
Pdidikan .452 .003 39 1.000 . 0 .337 .031 39 .320
Significance (2-tailed)
.
.044
Df
0
38
Correlation
.320
1.000
Significance (2-tailed)
.044
.
38
0
Df a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
disiplin .732 .000 39 .337 .031 39 1.000 . 0
84
2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Diartikan bahwa semakin tinggi kedisiplinan kerja maka semakin tinggi pula kinerja guru. H0 = Tidak terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). H1 = Terdapat korelasi kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Langkah yang dilakukan sebelum melakukan hipotesis adalah menghitung persamaan regresi sederhana variabel kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Tabel 4.16 Tabel Anova X2 terhadap Y
Model
Sum of Squares Regression 2608.642 1 Residual 2264.919 Total 4873.561 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), disiplin
ANOVAa df 1 39 40
Mean Square 2608.642 58.075
F 44.919
Sig. .000b
Dari hasil uji Anova pada tabel di atas diperoleh nilai F = 44,919 dengan tingkat probilitas sig. 0,000. Oleh karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi kinerja guru. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat koefisien regresi b = 0,777 dan konstanta (a) = 53,015 serta harga thitung dan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Artinya bahwa bila tidak ada kedisiplinan kerja maka nilai
85
kinerja guru dalam keadaan konstan 53,015. Koefisien regresi sebesar 0,777 menyatakan setiap (karena tanda +) penambahan satu poin pada variabel tingkat kedisiplinan kerja guru maka diprediksikan akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,777. Sebaliknya bila nilai koefisien variabel kedisiplinan kerja guru naik satu poin maka akan meningkatkan kinerja guru sebesar 0,777. Jadi tanda + menyatakan arah prediksi yang searah atau linier. Kenaikan variabel X2 akan mengakibatkan kenaikan variabel bebas (Y). Dari kedua koefisien tersebut diperoleh persamaan regresi Y = 53,015 + 0,777 X2. Persamaan regresi ini dapat ditunjukkan dalam bentuk grafik sebagai berikut:
Gambar 4.5 Grafik korelasi antara Kedisiplinan Kerja (X2) dengan Kinerja Guru (Y)
86
Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka data terdistribusi dengan normal dengan model regresi ini telah memenuhi normalitas. Persamaan regresi Y = 53,015 + 0,777 X2 dapat diinterpretasikan bahwa apabila kedisiplinan kerja (X2) dan kinerja guru diukur dengan menggunakan instrumen ini, maka setiap kenaikan skor kedisiplinan kerja (X2) satu poin akan diikuti kenaikan skor kinerja guru sebesar 0,777 pada arah yang sama, dengan konstanta 53,015. Selanjutnya pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan rumus korelasi Pearson Product Moment yang dihitung dengan bantuan SPSS 21. Berikut tabel hasil perhitungannya: Tabel 4.17 Korelasi X2 dengan Y Correlations disiplin Pearson Correlation disiplin
Sig. (2-tailed)
**
1
.732 .000
41 ** .732 .000
41 1
Sig. (2-tailed) N Pearson Correlation
Kinerja
Kinerja
N 41 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
41
Dari tabel di atas, diperoleh koefisien korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan ry2 = 0,732 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel kedisiplinan kerja. Hal ini dapat pula dibuktikan dengan melihat uji signifikansinya. Kaidah untuk uji signifikansi adalah jika nilai probabilitas lebih besar atau sama dengan 0,05 dengan nilai probabilitas sig. Atau (0,05 ≤ Sig.) maka Ho ditolak dan Ha diterima
87
aritnya signifikan. Jika nilai probabilitas 0,05 lebih kecil atau sama dengan nilai probabilitas sig. Atau (0,05 ≥ Sig.) maka Ho diterima dan Ha ditolak artinya tidak signifikan. Nilai signifikansi 0,000 bila dibandingkan dengan probabilitas 0,05 ternyata nilai probabilitas 0,05 lebih kecil dari nilai sig. Atau (0,000< 0,000) berarti hubungan kedua variabel signifikan. Tabel 18 Koefisien Determinasi X2 b
Model Summary Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Square Estimate a 1 .732 .535 .523 7.621 a. Predictors: (Constant), disiplin b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai R = sebesar 0,732a dan Determinasi (Rsquare) sebesar 0,535 yang merupakan pengkuadratan dari koefisien korelasi nilai R. hal ini menunjukkan bahwa variabel kecerdasan emosional memberikan sumbangan atau kontribusi kepada kinerja guru sebesar 0,535 atau 53,5%. Sedangkan sisanya (100% 53,5% = 46,5%) dipengaruhi oleh faktor lain di luar penelitian. Rsquare berkisar pada angka 0 sampai 1 dengan catatan semakin kecil angka R square maka semakin lemah hubungan kedua variabel. Untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai pengaruh kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru digunakan analisis korelasi parsial yakni analisis hubungan antara dua variabel dengan mengendalikan variabel lain yang dianggap mempengaruhi (dibuat konstan). Hal dimaksudkan agar hubungan kedua variabel tidak dipengaruhi oleh faktor lain. Hasil analisis ini akan menunjukkan koefisien korelasi untuk
88
mengukur erat atau tidaknya hubungan, arah hubungan dan berarti atau tidaknya hubungan. Tabel 4.19 Korelasi parsial antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru Correlations Control Variables Kinerja
-none-
a
disiplin
Pdidikan
Kinerja
Correlation Significance (2-tailed) Df Correlation Significance (2-tailed) Df Correlation Significance (2-tailed) Df Correlation
Kinerja 1.000 . 0 .732 .000 39 .452 .003 39 1.000
disiplin .732 .000 39 1.000 . 0 .337 .031 39 .690
Significance (2-tailed)
.
.000
0
38
Correlation
.690
1.000
Significance (2-tailed)
.000
.
38
0
Df
Pdidikan disiplin
Df
Pdidikan .452 .003 39 .337 .031 39 1.000 . 0
a. Cells contain zero-order (Pearson) correlations.
Dari tabel tampak jelas bahwa hubungan kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) sebelum tingkat pendidikan (X1) dikendalikan memiliki korelasi positif dengan nilai koefisien sebesar 0,732 dengan taraf signifikansi 0,000 < 0,05 sehingga Ho di tolak dan Ha diterima artinya kedua variabel signifikan. Namun ketika variabel X1 dikendalikan ternyata hubungan kedua variabel yakni X2 dengan Y atau hubungan antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru mengalami penurunan nilai koefisien yakni 0,690 karena nilainya mendekati 0 maka hubungan ini kuat dan taraf signifikansinya menjadi 0,000 < 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima
89
artinya hubungan kedua variabel signifikan. Dapat pula dikatakan ada pengaruh yang berarti dari variabel kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru jika tingkat pendidikan dikontrol. 3. Korelasi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Guru H0 = Tidak korelasi yang positif tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). H1 = Terdapat korelasi yang positif tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Langkah yang dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis adalah menghitung persamaan regresi linier variabel tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y). Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat koefisien regresi b1 = 3,906, b2 = 0,695 dan konstanta (a) = 51,057. Dari ketiga koefisien tersebut diperoleh persamaan regresi Y = 51,057 + 3,906 X1 + 0,965 X2. Tabel 4.20 Koefisien X1 dam X2 terhadap Y Coefficients Unstandardized Coefficients
Model
(Constant) 1
B 51.057
Pdidikan disiplin a. Dependent Variable: Kinerja
3.906 .695
Std. Error 12.438 1.878 .118
a
Standardized Coefficients Beta .231 .654
t
Sig.
4.105
.000
2.080 5.874
.044 .000
Dari persamaan regresi ini akan dilakukan uji keberartian persamaan regresinya dengan menggunakan program SPSS 21. Hasil pengujian keberartian regresi ganda tersebut tertera pada tabel berikut ini:
90
Tabel 4.21 Tabel Anoval untuk uji keberartian regresi a
ANOVA Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
2840.193
2
1420.096
Residual
2033.368
38
53.510
Total
4873.561
40
F
Sig.
26.539
.000
b
a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin
Nilai Ftabel untuk db1 = 2 dan db2 = n – k – 1 = 41 – 2 - 1 = 38 pada taraf signifikansi 0,05 adalah 3,23. Dari tabel di atas dapat terlihat bahwa Fhitung (26,539) > Ftabel (3,23). Oleh sebab itu Ho ditolak. Hal ini berarti terdapat hubungan yang positif antara tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) secara bersama-sama dengan kinerja guru (Y). Juga berdasarkan nilai sigifikansi diperoleh angka 0,000 yang berarti nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 0,000 < 0,005 maka Ho ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja guru. Pengaruh tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) secara bersama-sama terhadap kinerja guru (Y) dapat diketahui dari hasil perhitungan koefisien determinasinya. Koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi X1, X2 dengan Y yang dapat dihitung dengan menggunakan SPSS 21. Berikut tabel hasil perhitungannya:
91
Tabel 22 Koefisien Korelasi X1, X2 dengan Y b
Model Summary Model
R
1
.763
R Square a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.583
.561
7.315
a. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin b. Dependent Variable: Kinerja
Dari tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa nilai R = sebesar 0,763 artinya korelasi antara dua variabel bebas yakni tingkat pendidikan (X1) dan kedisiplinan kerja (X2) dengan variabel terikat kinerja guru (Y) sebesar 0,583. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, jika mendekati angka 1 maka hubungan kedua variabel semakin erat tetapi jika mendekati 0 maka hubungan keduanya semakin lemah. Karena angka R didapat sebesar 0,583 maka ini berarti hubungan kedua variabel kuat. Nilai R² sebesar 0,583 artinya persentase sumbangan pengaruh tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru sebesar 58,3% sedangkan sisanya 41,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini.
D. Pembahasan Dalam pembahasan hasil ini ini dilakukan melalui dua segi, yaitu deskripsi tiap variabel dan hasil analisis korelasi antar variabel.
92
No 1
2
3
Tabel 4.23 Hasil Analisis Tiap Variabel Variabel Rentang skor Tingkat pendidikan D2 D3 S-1 S-2 Kedisiplinan kerja Minimal = 78 Maksimal = 125 Kinerja guru
Minimal = 157 Maksimal = 233
Klasifikasi Skor 7,3 7,3 78,1 7,3 Tinggi = 9,76% Sedang = 75,61% Rendah = 14,63% Tinggi = 19,51% Sedang = 68,29% Rendah = 12,20%
Berdasarkan tabel di atas dapat dipaparkan, bahwa tingkat pendidikan guru paling banyak S-1 sebesar 78,1%. Rentang skor kedisiplinan kerja dalam klasifikasi skor sedang yaitu sebesar 75,61%. Sedangkan rentang skor kinerja guru berada dalam klasifikasi sedang yaitu sebesar 68,29%. Analisis korelasi tiap variabel dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Korelasi antara tingkat pendidikan (x1) dengan kinerja guru (y) Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan variabel tingkat pendidikan terhadap kinerja guru memberika kontribusi atau sumbangan sebesar 20,4% terhadap kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno Wonogiri. Hal ini mengindikasikan bahwa sumbangan variabel tingkat pendidikan dengan kinerja guru kecil artinya peningkatan kinerja guru lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lain sebesar 79,6%. Koefisien korelasi antara tingkat pendidikan (X1) dengan kinerja guru (Y) dengan ry1 = 0,452 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel tingkat pendidikan.
93
Hasil yang demikian, menunjukkan bahwa tingkat pendidikan memberikan konstribusi terhadap kinerja guru, sehingga guru mempunyai komitemen terhadap tugas, ilmu pengetahuan, dan jalan pengadian, untuk dapat meningkatkan kinerja. Tingkat pendidikan yang dimiliki oleh guru sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Guru yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan memiliki tingkat kinerja yang tinggi pula, karena dari pendidikan tersebut akan guru mendapatkan pemahaman dan kesiapan seseorang dalam menyelesaikan tugas/pekerjaan sesuai dengan tuntutan perusahaan. Hal tersebut akhirnya akan berpengaruh terhadap perilaku dan kinerja. Mengingat pendidikan sangat berpengaruh kinerja maka perusahaan pada umumnya
ingin
menempatkan
karyawan
sesuai
dengan
tingkat
pendidikannya. Oleh karenanya dalam penerimaan karyawan perusahaan harus menetapkan hal-hal yang perlu diseleksi diantaranya adalah pendidikan. Ranu Pandojo dan Husnan (1992) mengemukakan pendidikan adalah suatu kegiatan untuk meningkatkan pengetahuan umum seseorang banyak didalamnya peningkatan penguasaan teori dan ketrampilan memutuskan terhadap persoalan-persoalan yang menyangkut kegiatan untuk mencapai tujuan. 2. Korelasi antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru Hasil penelitian menunjukkan bahwa sumbangan atau kontribusi variabel kedisiplinan kerja dengan kinerja guru SMP 1 Jatipurno sebesar
94
53,5%. Nilai sumbangan sebesar ini mengindikasikan bahwa kedisiplinan kerja memberikan sumbangan besar terhadap kinerja guru. Koefisien korelasi antara kedisiplinan kerja (X2) dengan kinerja guru (Y) dengan ry2 = 0,732 yang berarti terdapat pengaruh positif variabel kedisiplinan kerja. Dengan kedisiplinan kerja yang tinggi dari para guru maka akan meningkatkan kepedulian para guru dalam mencapai tujuan sekolah, semangat para guru yang meningkat dan memiliki inisiatif yang tinggi dalam menjalankan pekerjaannya. Para guru memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi terhadap hasil belajar siswa dan para guru merasa memiliki terhadap sekolah dan para guru dalam bekerja memiliki tingkat prestasi kerja yang tinggi. Wursanto (2007) mengemukakan disiplin merupakan sikap ketaatan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam organsiasi, yaitu menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar adanya kesadaran dan keinsyafan, bukan karena unsur paksaan. Penetapan disiplin lebih ditekankan pada unsur kesadaran dan penyesuaian diri secara sukarela, bukan atas dasar paksaan. Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada: (1) tingginya rasa kepedulian pegawai terhadap pencapaian tujuan perusahaan, (2) tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para pegawai dalam melakukan pekerjaan, (3) besarnya rasa tanggung jawab para pegawa untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, (4) berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas yang tinggi di kalangan karyawan (5)
95
meningkatkan efisiensi prestasi kerja pegawai. Disiplin merupakan sesuatu yang penting untuk (1) menanamkan rasa hormat terhadap kewenangan (2) menanamkan kerjasama, (3) merupakan kebutuhan untuk berorganisasi serta (4) untuk menanamkan rasa hormat terhadap orang lain (Mulyasa, 2004: 118). Adanya kedisiplinan, dapat lebih memberikan semangat kerja, keseriusan, ketelitian dan akan menumbuhkan dan meningkatkan kompensasi. Apabila setiap guru dalam bekerja kedisiplinannya tinggi maka cenderung akan menaikan kompensasi yang diterima dalam bekerja, sehingga dapat mendukung pencapaian tujuan yang diharapkan. 3. Korelasi antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru. Hasil analisis regresi ganda diperoleh regresi ganda R12 sebesar 0,583 dengan signifikansi koefisien regresi ganda F sebesar 26,539 dengan persamaan regresi linier ganda Y = 51,057 + 3,906 X1 + 0,965 X2. Nilai R = sebesar 0,583 artinya korelasi antara dua variabel bebas yakni tingkat pendidikan (X1) dan keidisplinan kerja (X2) dengan variabel terikat kinerja guru (Y) sebesar 0,583. Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, jika mendekati angka 1 maka hubungan kedua variabel semakin erat tetapi jika mendekati 0 maka hubungan keduanya semakin lemah. Karena angka R didapat sebesar 0,583 maka ini berarti hubungan kedua variabel kuat.
96
Hasil ini menunjukkan pentingnya variabel tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama untuk meningkatkan kinerja guru, karena kedua variabel ini secara bersama-sama dapat menjelaskan variansi kinerja guru sebesar 58,3. Dari persamaan regresi ganda dapat diartikan, bahwa semkain tinggi tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja akan meningkatkan kinerja guru. Hubungan ketiga variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
ry1 = 0,452
Ry12 = 0,583 Y Ry2 = 0,732 X2 Gambar 4.6 pola hubungan antar variabel Interpretasi tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan Y digunakan tabel interpretasi koefisien korelasi dalam Sugiyono (2000: 149) sebagai berikut: Tabel 4.26 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0,20 – 0,399
Rendah
0,40- 0,599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,00
Sangat kuat
97
Dari pedoman ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh tingkat pendidikan terhadap kinerja guru termasuk sedang (0,432) sedangkan kedisiplinan kerja terhadap kinerja guru termasuk dalam kategori kuat (0,732). Adapun pengaruh tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja guru kategori sedang sebesar 0,583.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang telah dilakukan terhadap para guru di SMP N 1 Jatipurno, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat korelasi yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno. Berdasarkan hasil analsisis data diketahui bahwa variabel tingkat pendidikan berkorelasi terhadap kinerja guru. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji product moment yang probabilitas < 0,05. 2. Terdapat korelasi
yang
signifikan
antara kedisiplinan kerja dengan
kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno yang ditunjukkan dari hasil uji product moment probabilitas < 0,05 3. Terdapat korelasi yang signifikan secara bersama-sama antara tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja dengan kinerja guru yang ditunjukkan dari hasil uji product moment yang nilai probabilitas < 0,05.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan implikasi sebagai berikut: 1. Implikasi teoritis
98
99
Berdasarkan teori dan hasil penelitian yang telah teruji kebenarannya, menyatakan bahwa tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan kinerja guru. Penelitian ini membuktikan teori tersebut. Oleh karena itu dengan adanya tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja secara simultan dan parsial, diharapkan sebuah lembaga pendidikan akan semakin efektif dan berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. 2. Implikasi praktis Penelitian ini telah membuktikan bahwa tingkat pendidikan menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kinerja guru. Semakin tinggi tingkat pendidikan akan meningkatkan kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno. Tingkat pendidikan memiliki pengaruh positif terhadap kinerja guru di SMP N 1 Jatipurno, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan maka akan meningkatkan kinerja guru.
C. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti sampaikan sebagai berikut: 1. Bagi Lembaga Kepada instansi pendidikan supaya memperhatikan dan meningkatkan kedisiplinan kinerja guru dengan mempermudah ijin bagi guru untuk melanjutkan tingkat pendidikan dan memotivasi guru untuk melanjutkan pendidikan yang sesuai dan linier dengan mata pelajaran yang diampunya.
100
2. Bagi orang tua wali dan masyarakat Hendaknya orang tua wali dan masyarakat turut serta memantau kinerja pegawai sesuai dengan batas kewajibannya, memberikan saran dan kritik yang membangun guna meningkatkan kinerja guru. 3. Bagi guru Hendaknya setiap guru melanjutkan sekolah lagi sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang pendidikan guru dan meningkatkan kedisiplinan kerjanya, sehingga dapat lebih memperkuat kinerjanya.
101
DAFTAR PUSTAKA
A.S. Moenir. 1983. Pendekatan Manusia dan Organisasi Terhadap Pembinaan Kepegawaian, Jakarta: Gunung Agung Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, 1998, Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Bakhri, Amirul, 2011. Pengaruh Tingkat Pendidikan dan Kinerja Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa SD Negeri (SDN) Desa Rowosari Kecamatan Ulujami Kabupaten Pemalang Tahun 2011. Bintoro Tjokroamidjoyo dan Mustopadijaja 1992. Ilmu teori dan filsafat. Jakarta: Erlangga Cooper, M. James 2001. Classrom Teaching Skill. Canada: DC Health and Company. Departemen Agama RI. 2000. Al-qur’an dan Terjemahannya. CV.Atlas
Jakarta :
Departemen Agama. 2003. Himpunan peraturan tentang kepegawaian. Jilid I dan II, Jakarta: Sekretariat Jendral Biro Kepegawaian. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1994. Kamus besar bahasa indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Ghozali Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro Green, LW., et al, 1980. Perencanaan Pendidikan Kesehatan: Sebuah Pendekatan Diagnostik, terjemahan dari Zarfiel Tafal, Zulazmy Mamdy dan Sudarti Krisno, FKM UI, Jakarta. Gusti, Media Messa. 2012. Pengaruh Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru SMKN 1 Purworejo Pasca Sertifikasi. Jurnal Penelitian. Universitas Negeri Yogyakarta. Hadi, Sutrisno 2000. Metodologi Research II. Yogyakarta: Andi Offset. Hasibuan, Malayu. 2012. Manajement Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta : Bumi Aksara
102
I.S. Livine. 1980. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Terjemahan oleh Iral Soedjono, Jakarta: Cemerlang Lateiner, Alfred R. 1985. Teknik pemimpin pegawai dan pekerjaan. Diterjemahkan oleh Imam Soejono. Jakarta: Aksara Baru. Mangkunegara, Anwar Prabu 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya. Meicheti, Siti. 1979. Pendidikan Sistematik. Yogyakarta : FIP IKIP Yogyakarta. Mink, 1993. Seri Management Sumber Daya Manusia (Kinerja Performance). Jakarta : PT. Elex Media Komputindo Mulyasa. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Pearce, John A and Robinson, Richard B. 1991. Strategi Management: Formulation, Implementation, Control. Homewood: Irwin Compeny Ranupandojo, Heirjrahman dan Husnan, Suad. 1992. Manajemen Personalia. Yogyakarta BPFE. Ranupandojo, Heirjrahman dan Husnan, Suad. 1994. Manajemen Personalia. Yogyakarta BPFE. Rivai, Veihal. dkk. 2011. Corporate Performance Management dari Teori ke Praktek. Bogor : Galia Industri. Sahertian, Piet A. 1994. Profil pendidik profesional. Yogyakarta: Andi Offset Sugiyono 2005. Statistik untuk penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Supriyanto, Eko 2004. Inovasi Pendidikan. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Surachmad, Winarno. 2000. Penelitian ilmiah. Bandung: Remaja Rosdakarya. Suryabrata, Sumadi 2004. Metodologi penelitian. Bandung: Remaja Rosdakarya. Undang-undang RI No. 14 tahun 2005. Undang-undang tentang guru dan dosen. Jakarta: Media Pustaka. Usman, Moh.Uzair 2001). Menjadi guru profesional. Bandung: Remaja Rosda Karya. Wijaya, Cece 2002. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya.
103
Wulan, Sarah. 2013. Hubungan Disiplin dengan Kinerja Guru SMA Negeri di Tiga Kecamatan Kota Depok. ISSN 2337-6686 ISSN-L-2338-3321. Volume 1 Nomor 2 Juli – Agustus 2013. Wursanto, IG. 2007. Dasar - dasar Ilmu Organisasi. Yogyakarta : Andi Offset.
104
Lampiran 1 Angket Kedisiplinan Kerja
105
PENGANTAR
KUESIONER KORELASI ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN KEDISIPLINAN KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI 1 JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2014/2015 Pendahuluan : Tujuan kajian ini adalah untuk meninjau pandangan Bapak/Ibu tentang tingkat pendidikan dan kedisiplinan kerja guru terhadap kinerja guru di sekolah tempat Bapak/Ibu bekerja. Kajian ini bukan bertujuan untuk ‘menguji’ atau ‘menilai’ t i n g k a t p e n d i d i k a n d a n k e d i s i p l i n a n Bapak/Ibu dan hubungannya terhadap kinerja guru seb a ga i m an a yang dikemukakan dalam kuesioner ini. Tidak ada jawaban ‘benar’ atau ‘salah’ bagi setiap kenyataan yang diberikan. Identitas pribadi Bapak/Ibu akan dirahasiakan. Kerjasama Bapak/Ibu amat diperlukan untuk menjawab soal penelitian i n i dengan sebenar-benarnya dan sejujur-jujurnya sesuai apa yang Bapak/Ibu alami dan rasakan di tempat kerja.
Kerjasama Bapak/Ibu amat dihargai dan diucapkan jutaan terima kasih.
Peneliti,
MOCH. ZAINUDIN
106
IDENTITAS RESPONDEN 1.
Nama Lengkap
2.
NIP
3.
Pangkat/Golongan
4.
Jenis Kelamin
5.
Tempat, Tanggal Lahir
6.
Pendidikan Terakhir
7.
Akta Mengajar
8.
Sekolah Tempat Tugas a. b. c. d. e. f. g. h.
9. 10. 11.
Nama Alamat Sekolah Kecamatan Kabupaten/Kota Provinsi Nomor Telepon Sekolah Alamat e-mail Nomor Statistik Sekolah Mata Pelajaran Status Sertifikasi Guru Beban Mengajar Per Minggu
: ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : ............................................................. : SMP NEGERI 1 JATIPURNO : : Jatipurno : Wonogiri : Jawa Tengah : : : : ............................................................. : sudah / belum : ........ jam pelajaran
107
Petunjuk Berikut disajikan pernyataan-pernyataan tentang Kedisiplinan Kerja. Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom skala. Anda pilih: Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Jarang (JR) Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
1
Saya mengajar pelajaran tepat waktu
2
Saya mengakhiri jam pelajaran tepat
3 4
Saya tiba di sekolah sebelum bel jam pelajaran dimulai Saya tidak mengajar karena lelah
5
Saya mengumpulkan nilai raport tidak tepat waktu
6
Saya mematuhi peraturan sekolah
7
Saya berperilaku mematuhi tata tertib merupakan wujud tanggung jawab sebagai guru Saya mematuhi tata tertib
8 9
Saya memiliki disiplin tinggi guna meningkatkan profesionalitas
10
Saya peduli terhadap tujuan sekolah
SL
Skala S KD JR TP R
108
11
No.
Saya mendukung sekali terhadap visi misi sekolah
Pernyataan
SL SR KD JR TP
12
Saya mendukung kebijakan kepala sekolah
13
Saya bekerja sesuai dengan bidang
14
Saya tidak peduli dengan pencapaian sekolah
15
Saya bersemangat bekerja karena guru memang cita-cita saya Saya bergairah bekerja karena guru merupakan pekerjaan yang mulia Saya semangat bekerja karena mencintai pekerjaan sebagai guru Saya mengusulkan inisiatif untuk kemajuan sekolah
16 17 18 19
Saya bekerja hanya untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan profesi sebagai guru
20
Saya bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepada saya
21 22
Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
23 24 25 26 27 28 29 30
Saya bekerja keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal Saya tidak akan memaksakan diri untuk memperoleh hasil kerja yang baik Saya tidak membiarkan teman bekerja sendirian dalam suatu hal Saya membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan Saya membantu teman yang membutuhkan bantuan saya Saya membina kegiatan sekolah Saya bekerja seefisien mungkin guna menunjang prestasi kerja Saya bekerja seefektif mungkin guna meningkatkan prestasi kerja saya Saya bekerja tidak mempertimbangkan waktu
Wonogiri, ……
Terima kasih atas kerjasama Anda
2015 Responden,
109
Lampriran 1.2. Uji Validitas Angket Kedisiplinan Kerja Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 2 5 5 4 5 5 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 4 3 2 3 4 4 135
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 2 3 5 4 5 5 3 3 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 3 126
3 4 4 4 5 5 3 3 5 5 5 2 3 5 5 5 5 5 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 4 138
4 5 5 5 4 4 4 5 4 5 5 3 5 5 4 5 5 4 3 2 4 3 4 3 5 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 145
5 4 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 5 4 4 5 5 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 137
6 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 3 3 3 4 3 4 3 4 2 5 2 2 4 4 4 3 4 4 3 5 5 145
Butir Instrumen 7 8 9 10 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 2 4 3 3 4 4 5 4 5 5 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 4 4 3 3 3 2 4 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 5 4 4 3 3 3 3 3 3 4 5 4 3 2 3 3 4 5 4 3 3 2 2 4 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 138 141 142 138
11 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 5 4 4 5 5 3 3 3 4 4 2 3 4 3 5 2 2 4 3 3 3 4 3 4 3 3 141
12 4 4 4 2 2 4 1 2 5 1 3 3 5 4 1 1 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 3 4 3 4 4 118
13 3 4 4 3 3 4 5 3 3 1 3 1 4 2 1 1 4 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 2 3 3 4 3 4 4 3 5 3 115
14 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 3 3 4 5 5 5 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 3 5 3 3 3 4 3 4 4 142
15 5 4 4 4 4 4 5 4 5 5 3 4 4 5 5 5 3 2 3 2 3 4 3 5 4 4 3 3 3 5 3 4 3 5 5 4 4 145
110
rhit
0.756
0.680
0.645
0.855
0.800
0.730
0.834
0.816
0.763
0.818
0.686
rtab
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
Ket
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
-0.096 0.325 TV
-0.086
0.829
0.717
0.325
0.325
0.325
Valid
Valid
TV
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
5
4
4
4
4
5
4
3
4
4
4
4
4
4
4
121
4
4
3
5
4
4
4
4
4
4
5
4
4
5
5
120
4
4
3
5
4
5
5
4
4
4
5
4
4
5
5
122
5
4
3
5
5
5
5
4
4
5
5
4
4
4
5
122
5
4
3
5
5
3
3
4
4
5
5
4
4
4
5
118
3
4
4
4
4
3
2
4
4
4
4
4
4
4
4
111
5
5
4
5
4
5
4
4
3
5
5
5
5
5
4
128
4
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
3
3
4
114
5
5
3
5
5
5
5
3
4
4
5
5
5
5
5
136
5
5
4
5
5
5
5
5
4
5
5
5
5
5
5
135
3
3
3
3
3
4
4
2
3
3
3
3
3
3
3
86
4
4
5
3
3
5
5
4
3
1
2
4
4
2
2
108
5
4
4
5
5
5
5
4
3
4
4
4
5
5
4
131
5
4
4
4
4
5
5
3
4
4
4
4
4
4
4
120
5
5
4
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
5
136
5
5
4
5
5
4
4
5
5
5
5
5
5
5
5
134
3
3
5
3
4
4
4
2
4
4
4
4
4
4
4
105
3
4
2
2
3
2
3
2
2
3
3
3
3
3
3
80
3
4
3
3
4
4
4
2
4
4
4
3
4
3
3
96
4
4
3
2
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
98
3
4
2
3
2
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
84
3
4
3
4
4
4
4
3
4
4
4
4
4
5
4
109
3
4
2
3
5
3
4
3
3
4
3
3
4
3
4
93
4
3
3
4
5
4
4
4
4
4
4
4
4
4
4
112
2
3
3
3
2
3
4
3
3
4
3
2
3
2
2
83
4
5
3
4
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
105
2
2
2
2
4
4
4
3
4
4
4
3
4
3
4
90
2
4
3
3
3
3
2
2
3
2
2
2
3
3
3
74
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
2
4
93
3
3
3
5
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
4
100
4
5
3
3
3
2
4
4
2
3
3
3
3
3
4
94
3
5
3
4
3
3
3
3
3
2
2
3
3
4
3
90
3
2
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
5
4
95
4
1
3
5
4
3
5
5
3
4
4
4
4
5
4
106
4
2
4
5
3
4
5
5
4
3
3
5
3
4
3
107
4
4
4
4
4
4
3
3
4
4
4
3
4
4
5
113
4
4
4
4
4
4
5
3
4
4
4
3
4
4
5
113
141
142
123
144
143
141
147
126
131
140
141
135
141
141
146
0.857
0.369
0.507
0.788
0.725
0.747
0.568
0.649
0.657
0.633
0.794
0.856
0.784
0.716
0.72
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
0.325
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
111
Lampiran 1.3 Uji Reliabilitas Angket Kedisiplinan Kerja
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N
%
Valid 37 90.2 a Excluded 4 9.8 Total 41 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .763 31 Item Statistics Mean Std. Deviation T1 T2 T3 T4 T5 T6 T7 T8 T9 T10 T11 T12 T13 T14 T15 T16 T17 T18 T19 T20 T21 T22 T23 T24 T25 T26 T27 T28 T29 T30 Tryoutdisiplin
Mean 219.19
3.65 3.41 3.73 3.92 3.70 3.92 3.73 3.81 3.84 3.73 3.81 3.19 3.11 3.84 3.92 3.81 3.84 3.32 3.89 3.86 3.81 3.97 3.41 3.54 3.78 3.81 3.65 3.81 3.81 3.95 107.62
N
.857 .896 .962 .894 .812 .894 .838 .845 .800 .838 .967 1.126 1.022 .986 .894 .938 .958 .747 .994 .855 .908 .866 .927 .691 .886 .908 .824 .739 .967 .848 16.978
Scale Statistics Variance Std. Deviation 1194.491 34.561
37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
N of Items 31
112
Lampiran 1.4 Angket kedisiplinan kerja setelah uji coba
Petunjuk Berikut disajikan pernyataan-pernyataan tentang Kedisiplinan Kerja. Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom skala. Anda pilih: Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Jarang (JR) Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
1
Saya mengajar pelajaran tepat waktu
2
Saya mengakhiri jam pelajaran tepat
3 4
Saya tiba di sekolah sebelum bel jam pelajaran dimulai Saya tidak mengajar karena lelah
5
Saya mengumpulkan nilai raport tidak tepat waktu
6
Saya mematuhi peraturan sekolah
7
Saya berperilaku mematuhi tata tertib merupakan wujud tanggung jawab sebagai guru Saya mematuhi tata tertib
8 9
Saya memiliki disiplin tinggi guna meningkatkan profesionalitas
10
Saya peduli terhadap tujuan sekolah
11
Saya mendukung sekali terhadap visi misi sekolah
12
Saya tidak peduli dengan pencapaian sekolah
13
Saya bersemangat bekerja karena guru memang cita-cita saya
SL
Skala SR KD JR TP
113
No.
Skala
Pernyataan SL
15
Saya semangat bekerja karena mencintai pekerjaan sebagai guru
16
Saya mengusulkan inisiatif untuk kemajuan sekolah
17
Saya bekerja hanya untuk mendapatkan gaji yang sesuai dengan profesi sebagai guru Saya bertanggung jawab terhadap tugas yang dibebankan kepada saya Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
18 19 20
Saya bekerja keras untuk mendapatkan hasil kerja yang maksimal
21 22
Saya tidak akan memaksakan diri untuk memperoleh hasil kerja yang Saya tidak membiarkan temanbaik bekerja sendirian
23 24 25 26 27 28
SR KD JR TP
dalam suatu hal Saya membantu teman sejawat yang mengalami kesulitan Saya membantu teman yang membutuhkan bantuan saya Saya membina kegiatan sekolah Saya bekerja seefisien mungkin guna menunjang prestasi kerja Saya bekerja seefektif mungkin guna meningkatkan prestasi kerja tidak saya mempertimbangkan waktu Saya bekerja
Wonogiri, ……
Terima kasih atas kerjasama Anda
2015 Responden,
114
Lampiran 2 Kinerja Guru
115
Lampiran 2.1. Angket Kinerja Guru Sebelum Uji Coba
Petunjuk Berikut
disajikan
pernyataan-pernyataan
tentang kinerja guru.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom skala. Anda pilih: Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Jarang (JR) Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
SL
1
Saya menguasai materi pelajaran
2
Saya meningkatkan pengetahuan materi
3
Saya meningkatkan pengetahuan dengan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
4
Saya meningkatkan kemampuan dengan mencari informasi ilmu melalui internet Saya tidak pernah mencoba untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
5 6 7 8
Saya melakukan program belajar dengan baik setiap mata pelajaran Saya melakukan jadwal dengan baik sesuai prota promes Saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
9
Saya melaksanakan program pembelajaran sesuai juklak juknis
10
Saya mengajar seperti buku pegangan
11
Saya menguasai kelas pembelajaran tercapai
sehingga
tujuan
Skala S KD JR TP R
116
No.
Pernyataan
12
Saya melakukan pembelajaran di luar kelas
13
Saya mengatur ruang kelas agar belajar nyaman
14
Saya memindahkan siswa yang ramai ke meja depan Saya tidak menghiraukan suasana kelas yang gaduh
15 16 17 18 19
20
Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sesuai materi pelajaran Saya menggunakan media pembelajaran yang saya kuasai Saya menggunakan media pembelajaran bervariasi agar siswa tidak jenuh Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Saya mengajar hanya menggunakan metode ceramah tidak pernah memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di sekolah
21
Saya berdiskusi dengan siswa mengenai hambatan belajar mereka
22
Saya berkomunikasi dengan siswa untuk meningkatkan prestasi belajar
23
Saya mengajar mata pelajaran tidak menghiraukan siswa tuntas atau tidak tuntas dalam belajar Saya selalu membuka kesempatan bagi siswa untuk bertanya masalah pelajaran
24 25 26 27 28 29 30
Saya menggunakan metode pembelajaran diskusi untuk berinteraksi lebih dekat dengan siswa Saya tidak bertanya pada siswa yang nilainya jelek Saya bertanya pada siswa yang memiliki masalah pada nilai ulangan yang selalu jelek Saya memberikan reward kepada para siswa yang nilai ulangan sangat memuaskan Saya memotivasi belajar siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM Saya berinteraksi dengan baik pada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran
SL SR KD JR TP
117
No.
SL SR KD JR TP
Pernyataan
31
Saya tidak mempedulikan siswa
32
Saya bertanggung jawab pada siswa ketika di sekolah Saya menanamkan kejujuran pada siswa Saya mengajarkan pada siswa budi pekerti yang luhur
33 34 35 36
Saya mendidik siswa dengan penuh kasih sayang seperti halnya anak saya sendiri Saya tidak menegur siswa yang ramai di kelas
37
Saya menasehati siswa yang nakal
38
Saya membimbing siswa untuk bertingkah laku sopan santun
39
Saya memberi informasi kepada siswa tujuan bimbingan konseling di sekolah Saya memberikan informasi kepada siswa fungsi bimbingan konseling di sekolah
40
Wonogiri, ……
2015 Responden,
NIP. Terima kasih atas kerjasama Anda
118
Lampiran 2.2 Uji Validitas Angket Kinerja Guru Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 rhit rtab Ket
1 2 3 4 5 6 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 5 4 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 3 4 4 4 4 3 4 5 4 3 4 4 4 3 4 5 5 4 4 4 4 4 3 4 3 5 5 5 4 5 3 5 5 5 4 5 3 3 5 4 5 4 2 3 3 3 2 2 2 4 4 3 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 2 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 4 3 2 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 5 4 3 4 3 4 5 4 3 3 3 4 3 4 3 5 3 4 3 142 136 139 137 137 123 0.724 0.774 0.714 0.646 0.751 0.512 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Butir Instrumen 7 8 9 10 11 12 13 14 15 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 4 3 4 4 5 5 4 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 3 4 5 4 4 4 3 3 3 4 3 3 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 3 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 5 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 1 5 3 4 3 3 4 4 5 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 5 4 4 5 5 4 5 3 2 3 3 3 3 3 2 1 4 4 4 4 3 4 4 3 1 3 2 3 3 4 3 5 4 3 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 4 3 3 4 4 5 3 1 3 3 3 4 3 3 3 3 1 3 3 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 3 5 3 2 3 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 4 4 3 4 5 4 1 4 4 4 4 5 4 3 4 4 139 139 140 122 131 137 152 143 112 0.711 0.725 0.677 0.599 0.460 0.681 0.590 0.767 0.7 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
119
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 3 3 3 4 4 3 5 5 5 1 5 4 5 5 1 5 2 5 5 4 3 5 5 5 1 5 4 5 5 1 5 2 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 4 4 4 3 3 4 4 5 3 3 3 5 4 3 4 4 5 5 4 4 5 5 3 1 3 3 5 4 2 3 5 5 5 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 5 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 2 5 4 5 4 3 4 4 4 5 4 4 4 4 3 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 3 1 3 3 5 4 2 4 5 5 5 4 4 5 5 3 1 3 3 5 4 2 4 5 5 5 4 3 4 4 2 1 4 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 2 3 2 2 2 2 5 4 2 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 1 3 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 5 3 4 1 4 4 3 4 3 3 3 2 2 2 4 3 2 3 1 3 3 4 4 5 4 4 4 4 3 5 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 5 3 3 5 3 3 4 2 4 3 4 4 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 1 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 4 4 3 5 3 3 3 5 3 3 3 2 4 2 2 3 3 4 3 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 5 2 5 4 5 3 2 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4 5 3 5 4 2 3 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 136 130 142 138 124 91 143 126 134 133 84 133 127 131 139 0.545 0.461 0.610 0.689 0.681 0.001 0.126 0.341 0.766 0.685 0.018 0.517 0.435 0.751 0.787 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 Valid Valid Valid Valid Valid TV TV Valid Valid Valid TV Valid Valid Valid Valid
120
31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 1 5 5 5 5 4 4 5 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 3 5 5 5 5 1 4 4 4 4 5 4 4 4 4 1 5 5 5 5 5 4 4 4 4 1 5 5 5 5 4 5 5 5 3 1 5 5 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 2 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 5 4 5 5 5 5 5 2 4 5 5 4 5 4 4 4 3 1 5 5 5 5 5 5 4 3 3 1 5 5 5 5 4 5 4 3 3 1 4 3 4 4 4 5 4 5 2 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 3 5 3 2 1 3 4 3 3 3 2 3 4 3 1 3 3 2 3 3 3 3 4 2 4 5 4 4 5 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 2 5 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 5 3 2 2 2 3 4 3 3 2 3 5 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 3 1 4 3 4 5 3 4 2 3 5 2 3 4 4 5 3 5 5 5 2 3 3 3 3 4 3 5 3 3 3 1 4 3 4 4 3 4 5 4 3 5 4 3 4 4 3 4 5 4 3 72 147 146 150 148 137 148 152 137 122 0.361 0.855 0.877 0.862 0.742 0.814 0.625 0.536 0.485 0.678 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 0.325 Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
159 162 161 177 175 160 167 148 165 165 141 162 176 153 166 165 103 82 95 94 82 114 90 125 86 103 110 79 93 94 95 91 100 110 108 110 117
121
Lampiran 2.3 Uji reliabilitas Angket kinerja guru
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N
%
Valid 37 90.2 a Excluded 4 9.8 Total 41 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. Cases
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .624 41 Item Statistics Mean Std. Deviation TK1 TK2 TK3 TK4 TK5 TK6 TK7 TK8 TK9 TK10 TK11 TK12 TK13 TK14 TK15 TK16 TK17 TK18 TK19 TK20 TK21 TK22 TK23 TK24 TK25 TK26 TK27 TK28 TK29 TK30 TK31 TK32 TK33 TK34 TK35 TK36 TK37 TK38 TK39 TK40 Tryoutkinerja
Mean 269.78
3.84 3.68 3.76 3.70 3.70 3.32 3.76 3.76 3.78 3.30 3.54 3.70 4.11 3.86 3.03 3.68 3.51 3.84 3.73 3.35 2.46 3.86 3.41 3.62 3.59 2.27 3.59 3.43 3.54 3.76 1.95 3.97 3.95 4.05 4.00 3.70 4.00 4.11 3.70 3.30 126.57
.928 .884 .830 .878 .812 .818 .830 .863 .821 .740 .650 .878 .875 .855 1.384 .709 .692 .800 .838 .978 1.120 .787 .599 1.037 .686 .769 .725 .899 .931 .863 1.079 .897 .911 .848 .943 .968 .972 .906 .878 .968 33.808
Scale Statistics Variance Std. Deviation 2997.674 54.751
N 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37 37
N of Items 41
122
Lampiran 2.4 Angket Kinerja Guru Setelah Uji Coba
Petunjuk Berikut
disajikan
pernyataan-pernyataan
tentang kinerja guru.
Silahkan menyatakan persepsi Anda tentang kedisiplinan di sekolah tempat Anda bekerja dengan memberikan tanda centang (√) pada kolom skala. Anda pilih: Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Jarang (JR) Tidak pernah (TP)
No.
Pernyataan
SL
1
Saya menguasai materi pelajaran
2
Saya meningkatkan pengetahuan materi
3
Saya meningkatkan pengetahuan dengan melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
4
Saya meningkatkan kemampuan dengan mencari informasi ilmu melalui internet Saya tidak pernah mencoba untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
5 6 7 8
Saya melakukan program belajar dengan baik setiap mata pelajaran Saya melakukan jadwal dengan baik sesuai prota promes Saya melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP
9
Saya melaksanakan program pembelajaran sesuai juklak juknis
10
Saya mengajar seperti buku pegangan
11
Saya menguasai kelas pembelajaran tercapai
sehingga
tujuan
Skala S KD JR TP R
123
No.
Pernyataan
12
Saya melakukan pembelajaran di luar kelas
13
Saya mengatur ruang kelas agar belajar nyaman
14
Saya memindahkan siswa yang ramai ke meja depan Saya tidak menghiraukan suasana kelas yang gaduh
15 16 17 18 19
20
Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi sesuai materi pelajaran Saya menggunakan media pembelajaran yang saya kuasai Saya menggunakan media pembelajaran bervariasi agar siswa tidak jenuh Saya menggunakan media pembelajaran yang bervariasi untuk meningkatkan prestasi belajar siswa Saya mengajar hanya menggunakan metode ceramah tidak pernah memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia di sekolah
21
Saya mengajar mata pelajaran tidak menghiraukan siswa tuntas atau tidak tuntas dalam belajar
22
Saya selalu membuka kesempatan bagi siswa untuk bertanya masalah pelajaran
23
Saya menggunakan metode pembelajaran diskusi untuk berinteraksi lebih dekat dengan siswa Saya bertanya pada siswa yang memiliki masalah pada nilai ulangan yang selalu jelek
24 25 26 27 28 29 30 31
Saya memberikan reward kepada para siswa yang nilai ulangan sangat memuaskan Saya memotivasi belajar siswa yang memiliki nilai kurang dari KKM Saya berinteraksi dengan baik pada siswa untuk tercapainya tujuan pembelajaran Saya tidak mempedulikan siswa Saya bertanggung jawab pada siswa ketika di sekolah Saya menanamkan kejujuran pada siswa Saya mengajarkan pada siswa budi pekerti yang luhur
SL SR KD JR TP
124
No. 32 33
SL SR KD JR TP
Pernyataan Saya mendidik siswa dengan penuh kasih sayang seperti halnya anak saya sendiri Saya tidak menegur siswa yang ramai di kelas
34 35
Saya menasehati siswa yang nakal Saya membimbing siswa untuk bertingkah laku sopan santun
36
Saya memberi informasi kepada siswa tujuan bimbingan konseling di sekolah Saya memberikan informasi kepada siswa fungsi bimbingan konseling di sekolah
37
Wonogiri, ……
2015 Responden,
NIP. Terima kasih atas kerjasama Anda
125
Lampiran 3 Data Penelitian
126
Lampiran 3.1 Data Tingkat Pendidikan Guru 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
Pendidikan Skor S-1 3 DIII 2 S-1 3 S-1 3 DII 1 S-1 3 S-1 3 DII 1 S-2 4 S-1 3 S-1 3 S-2 4 DII 1 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 DIII 2 S-1 3 DIII 2 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3 S-1 3
127
Lampiran 3.2 Data Kedisiplinan Kerja NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
1 3 5 4 4 3 4 4 4 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 3 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2
2 5 5 4 4 2 4 4 4 5 5 4 5 4 5 5 3 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 5 4 4 5 5 4 5 5 4 4 2
3 3 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 4 5 3 3 3 3 5 4 5 4 4 5 4 2 4 1 3 3 2
4 1 2 2 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 5 1 4 1 1 1 1 1 1 3 2 3 3 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 2 3 3
5 1 5 1 4 2 2 4 4 1 1 1 1 1 1 1 5 1 5 1 1 1 1 1 1 4 3 3 3 1 1 1 1 2 1 2 4 1 2 1 1 1
6 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 4 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 4
7 5 5 5 4 4 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 5 3 5 5 5 4 4
8 5 5 5 4 3 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 2 4 5 5 5 5 5 5 5 4 3 3 3 4 4 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4
9 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 3 5 3 3 3 3 5 4 5 4 4 5 5 4 4 5 4 4 3
10 11 12 13 14 15 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 2 3 4 3 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 3 5 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4
128
NO 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 X2 1 5 1 5 5 5 3 5 5 5 4 5 5 4 120 2 2 4 5 5 5 1 1 4 5 4 5 5 4 122 3 4 1 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 2 114 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 112 5 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 78 6 4 1 5 5 5 2 4 4 4 5 5 4 3 117 7 4 3 4 5 5 3 3 3 4 4 4 4 4 114 8 4 4 4 5 5 3 4 3 4 4 4 4 4 116 9 4 3 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 125 10 4 3 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 125 11 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 100 12 5 5 5 5 5 4 3 4 4 4 4 5 1 121 13 5 1 5 5 5 1 3 3 5 5 5 5 1 115 14 4 1 5 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 115 15 4 1 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 110 16 4 1 5 5 4 2 4 4 4 4 4 4 1 108 17 3 2 5 5 5 2 4 4 4 5 4 4 3 111 18 4 2 5 5 2 1 2 4 4 5 5 5 3 121 19 3 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4 4 121 20 4 3 5 5 5 3 3 5 5 5 5 4 4 117 21 1 5 5 5 1 3 3 4 4 5 5 5 3 113 22 5 1 5 5 5 3 4 5 5 5 5 4 3 119 23 3 1 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 102 24 3 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 117 25 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 104 26 2 3 5 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 94 27 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 84 28 3 3 5 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 103 29 4 5 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 123 30 3 1 5 5 5 3 4 4 4 3 4 5 1 107 31 1 1 5 5 5 3 4 5 5 5 5 5 1 116 32 2 1 5 5 5 2 4 4 4 3 4 5 1 105 33 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 5 4 3 110 34 3 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 2 118 35 4 2 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 3 118 36 4 1 4 4 4 4 4 3 2 4 2 3 3 98 37 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 110 38 5 1 5 5 5 4 1 3 3 5 4 3 5 113 39 3 2 5 5 4 3 4 4 4 4 4 5 3 112 40 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 101 41 2 1 5 5 4 3 2 3 5 5 5 5 3 99
129
Lampiran 3.3 Data Kinerja Guru NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
1 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 3 4 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5
2 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 3 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4
3 5 1 1 4 1 4 5 5 5 5 4 5 2 2 2 2 1 5 4 5 5 1 1 1 3 4 3 3 4 1 1 1 4 4 4 4 1 3 1 2 5
4 4 4 4 3 2 4 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 3 3 3 3 4 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 3 4
5 2 4 1 4 4 1 3 3 1 1 3 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 2 1 3 3 3 3 2 1 1 1 2 1 2 4 2 4 1 2 2
6 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 3 3 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 3 4 5
7 5 5 4 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 5 3 3 3 4 4 4 3 4 5 4 5 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5
8 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 3 3 4 5 4 5 5 3 5 4 4 4 5 5 4 4
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 5 3 5 4 1 3 5 5 5 1 5 5 5 5 4 1 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 2 4 4 4 4 1 3 3 4 4 4 4 2 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 2 3 3 4 4 4 3 1 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 1 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 2 4 4 4 4 3 3 5 5 5 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 5 4 5 4 1 5 5 4 4 2 3 4 4 5 3 1 4 4 4 4 2 2 4 4 5 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 3 4 4 4 5 4 1 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 1 4 4 4 4 2 4 5 5 5 4 1 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 1 3 4 3 3 4 3 5 4 5 4 2 5 5 4 5 1 4 4 3 4 4 1 4 5 4 4 3 4 4 3 4 4 1 4 5 4 4 2 3 4 5 5 5 2 3 4 3 3 4 3 4 4 5 4 1 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 4 4 3 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 4 5 4 5 4 1 5 5 4 4 1 4 4 5 4 3 1 5 5 5 5 2 3 5 4 3 2 1 3 4 3 3 2 4 5 4 3 2 1 3 4 3 3 2 4 3 3 4 2 1 4 4 4 4 3 2 5 5 4 4 1 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2 3 3 4 3 3 2 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 1 3 4 3 3 2 2 5 3 5 3 5 2 3 3 3 2 3 5 3 4 3 1 3 4 4 3 1 4 4 4 4 3 1 4 4 4 4 2 4 4 3 4 4 2 3 5 5 4 1 3
130
NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
20 5 5 4 4 3 4 4 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 4 4 3 3 4 5 4 4 4 3 4 4 3 2 4 5 4 4
21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 1 5 5 1 5 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 155 1 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 1 5 5 4 4 154 1 5 4 3 3 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 143 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 140 3 4 3 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 108 1 5 4 1 4 4 5 4 5 5 5 4 1 5 5 4 4 140 1 4 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 141 4 1 4 1 4 4 4 4 4 5 5 5 3 4 5 4 4 140 2 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 2 151 2 5 4 3 3 3 4 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 153 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 139 1 5 4 1 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 4 153 2 4 3 3 3 3 3 4 4 4 5 5 1 4 4 3 3 130 1 5 4 2 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 147 1 5 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 146 1 5 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 1 5 5 5 5 146 2 5 4 1 4 5 5 4 4 5 4 4 1 4 5 4 5 140 2 5 4 2 4 4 4 5 5 5 5 5 1 4 5 4 4 152 1 4 3 2 3 3 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 137 2 5 4 2 5 5 5 5 5 5 5 5 2 5 5 5 5 160 1 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 3 1 4 5 5 5 144 1 4 4 1 5 5 5 5 5 5 5 4 1 4 5 5 4 137 2 4 3 2 2 3 4 4 4 4 4 4 1 5 5 4 4 131 1 4 4 1 5 4 5 5 5 5 5 5 1 4 4 4 4 135 2 4 3 1 5 5 4 3 5 5 5 4 1 4 5 5 5 133 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 132 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 111 2 4 3 1 4 4 4 4 4 5 5 4 1 4 4 4 4 127 1 5 4 2 4 5 5 4 5 4 5 5 2 4 5 4 4 149 1 4 4 2 3 4 4 4 5 5 5 5 1 4 5 3 3 137 1 5 3 2 4 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 2 2 133 1 5 5 3 4 5 5 5 4 5 5 5 1 5 5 2 2 136 2 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 126 1 4 4 1 4 4 5 5 5 5 5 5 1 4 5 4 4 141 1 4 4 2 4 4 4 4 4 4 5 5 2 4 4 4 4 138 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 3 4 137 2 4 3 3 3 3 3 3 4 5 5 4 2 4 5 3 3 122 5 5 5 2 5 3 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 154 1 5 4 1 5 4 5 5 5 5 5 4 1 5 5 4 4 136 2 5 4 2 3 3 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 133 1 4 4 3 3 4 5 5 4 4 4 4 2 5 5 4 5 142
131
Lampiran 4 Uji Persyaratan
132
Lampiran 4.1. Uji Normalitas Data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test disiplin Kinerja Pdidikan N 41 41 41 Mean 110.93 139.24 2.85 Normal Parametersa,b Std. 10.388 11.038 .654 Deviation Absolute .147 .092 .442 Most Extreme Positive .088 .071 .338 Differences Negative -.147 -.092 -.442 Kolmogorov-Smirnov Z .944 .587 2.831 Asymp. Sig. (2-tailed) .335 .880 .000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
133
Lampiran 4.2. Uji Linieritas a.
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kinerja guru
Between Kinerja * Groups Pdidikan
ANOVA Table Sum of Squares (Combined) 1247.353 994.087 Linearity
Deviation from Linearity Within Groups Total
Kinerja * Pdidikan
253.266
3626.208 4873.561
df
Mean F Sig. Square 3 415.784 4.242 .011 1 994.087 10.14 .003 3 2 126.633 1.292 .287
37 40
98.006
Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared .452 .204 .506 .256
134
b.
Hubungan antara kedisiplinan kerja dengan kinerja guru
Kinerja * disiplin
Kinerja * disiplin
ANOVA Table Sum of df Mean F Sig. Squares Square (Combined) 3796.728 27 140.620 1.698 .159 2608.642 1 2608.642 31.49 .000 Between Linearity 3 Groups Deviation 1188.086 26 45.696 .552 .905 from Linearity Within Groups 1076.833 13 82.833 Total 4873.561 40
Measures of Association R R Squared Eta Eta Squared .732 .535 .883 .779
135
Lampiran 5 Uji Hipotesis
136
Lampiran 5.1. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan Guru dengan Kinerja Guru
Regression Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed b 1 Pdidikan . Enter a. Dependent Variable: Kinerja b. All requested variables entered. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 .452 .204 .184 9.974 a. Predictors: (Constant), Pdidikan b. Dependent Variable: Kinerja
Model
Sum of Squares Regression 994.087 1 Residual 3879.474 Total 4873.561 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Pdidikan
ANOVAa df Mean Square 1 39 40
994.087 99.474
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 117.500 7.052 1 Pdidikan 7.620 2.410 .452 a. Dependent Variable: Kinerja Residuals Statisticsa Minimu Maximu Mean m m 125.12 147.98 139.24 -29.359 21.261 .000 -2.833 1.752 .000
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual -2.944 a. Dependent Variable: Kinerja
2.132
.000
F 9.993
t
Sig. .003b
Sig.
16.661 3.161
Std. Deviation 4.985 9.848 1.000 .987
.000 .003
N 41 41 41 41
137
Correlations Kinerja Pdidikan Pearson 1 .452** Correlation Kinerja Sig. (2-tailed) .003 N 41 41 Pearson .452** 1 Correlation Pdidikan Sig. (2-tailed) .003 N 41 41 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
138
Lampiran 5.2. Korelasi Antara Kedisiplinan Kerja dengan Kinerja Guru
Regression Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed 1 disiplinb . Enter a. Dependent Variable: Kinerja b. All requested variables entered. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 .732 .535 .523 7.621 a. Predictors: (Constant), disiplin b. Dependent Variable: Kinerja
Model
Sum of Squares Regression 2608.642 1 Residual 2264.919 Total 4873.561 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), disiplin
ANOVAa df Mean Square 1 39 40
2608.642 58.075
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 53.013 12.921 1 disiplin .777 .116 .732 a. Dependent Variable: Kinerja Residuals Statisticsa Minimu Maximu Mean m m 113.65 150.18 139.24 -16.523 16.035 .000 -3.170 1.355 .000
Predicted Value Residual Std. Predicted Value Std. Residual -2.168 a. Dependent Variable: Kinerja
2.104
F
.000
Sig. .000b
44.919
t
Sig.
4.103 6.702
Std. Deviation 8.076 7.525 1.000 .987
.000 .000
N 41 41 41 41
139
Correlations disiplin Kinerja Pearson Correlation 1 .732** disiplin Sig. (2-tailed) .000 N 41 41 ** Pearson Correlation .732 1 Kinerja Sig. (2-tailed) .000 N 41 41 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
140
Lampiran 5.3. Korelasi Antara Tingkat Pendidikan dan Kedisiplinan Kerja Secara Bersama-sama dengan Kinerja Guru
Regression Variables Entered/Removeda Model Variables Variables Method Entered Removed Pdidikan, . Enter 1 b disiplin a. Dependent Variable: Kinerja b. All requested variables entered. Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 .763 .583 .561 7.315 a. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin b. Dependent Variable: Kinerja ANOVAa df Mean Square
Model
Sum of Squares Regression 2840.193 2 1 Residual 2033.368 38 Total 4873.561 40 a. Dependent Variable: Kinerja b. Predictors: (Constant), Pdidikan, disiplin
1420.096 53.510
Coefficientsa Model Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) 51.057 12.438 1 disiplin .695 .118 .654 Pdidikan 3.906 1.878 .231 a. Dependent Variable: Kinerja Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Predicted Value 109.14 Residual -17.172 Std. Predicted Value -3.573 Std. Residual -2.347 a. Dependent Variable: Kinerja
153.50 12.745 1.691 1.742
F
139.24 .000 .000 .000
Sig. .000b
26.539
t
Sig.
4.105 5.874 2.080
Std. Deviation 8.426 7.130 1.000 .975
.000 .000 .044
N 41 41 41 41
141
Correlations disiplin Kinerja Pdidikan Pearson Correlation 1 .732** .337* disiplin Sig. (2-tailed) .000 .031 N 41 41 41 ** Pearson Correlation .732 1 .452** Kinerja Sig. (2-tailed) .000 .003 N 41 41 41 * ** Pearson Correlation .337 .452 1 Pdidikan Sig. (2-tailed) .031 .003 N 41 41 41 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).