Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015
ARTIKEL SKRIPSI Jurusan Bimbingan Konseling FKIP UNP Kediri
Oleh: SUCI MAHARANI NPM: 11.1.01.01.0492
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015
Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 1||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 2||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 3||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
HUBUNGAN KEHARMONISAN KELUARGA DENGAN KEMATANGAN EMOSIONAL SISWA KELAS XI SMA NEGERI PUNUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SUCI MAHARANI 11.1.01.01.0492 BIMBINGAN KONSELING
[email protected] Drs. HARI PASYAMTORO, M.Pd dan Dra. ENDANG RAGIL. WP,M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK SUCI MAHARANI. Hubungan Keharmonisan Keluarga Dengan Kematangan Emosional Bagi Siswa Kelas XI SMA Negeri Punung Tahun Pelajaran 2014/2015, Skripsi, Bimbingan dan Konseling, FKIP UNP Kediri, 2015. Tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui hubungan keharmonisan keluarga dengan kematangan emosional bagi siswa kelas XI SMA Negeri Punung Tahun Pelajaran 2014/2015. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri Punung. Keluarga merupakan lembaga terkecil dalam sistem sosial kemasyarakatan. Pada kenyataannya, tidak semua keluarga dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Masa remaja awal merupakan masa transisi, di mana usianya berkisar antara 13 sampai 16 tahun atau yang biasa disebut dengan usia belasan yang tidak menyenangkan, di mana terjadi juga perubahan pada dirinya baik secara fisik, psikis, maupun secara sosial. keluarga yang harmonis dalam pendidikan anak pada akhirnya akan menimbulkan kematangan emosional serta rasa percaya diri pada diri si anak yang pada akhirnya sikap ini akan memunculkan kemandirian belajar pada dirinya pula. Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Variabel bebas yaitu keharmonisan keluarga dan variabel terikat yaitu kematangan emosional. Subjek uji coba berjumlah 31 responden yang dipilih dengan menggunakan teknik random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan angket keharmonisan keluarga dan kematangan emosional dengan skala likert. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik korelasi Product Moment Karl Pearson dan Cronbach Alpha, dengan bantuan SPSS versi 17.0 for Windows. Hasil analisa data ditinjau dari keaktifan siswa diperoleh hasil sebagai berikut: (1) Hasil analisa keharmonisan keluarga berada kategori tinggi dengan jumlah prosentase 87,1% (27 siswa), rendah 9,7% (3 siswa), dan 3,2 (1 siswa). (2) Hasil analisa kematangan emosional berada dalam kategori tinggi dengan jumlah prosentase 93,6% (29 siswa), sedang 6,5% (2 siswa), dan rendah 0%. (3) Hasil korelasi menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara keharmonisan keluarga dengan kematangan emosional dengan nilai koefisien korelasi r hitung > r tabel (0,810 > 0,244) dan (p= 0,000 < 0,01), di mana semakin tinggi keharmonisan keluarganya maka semakin tinggi pula tingkat kematangan emosionalnya. Hasil penelitian tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat dan masukan bagi subjek yang diteliti, lembaga, guru BK dan peneliti selanjutnya. Kata Kunci : Keharmonisan Keluarga, Kematangan Emosional
Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 4||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
I.
dirinya pula. Sifat dan sikap berkonsep
LATAR BELAKANG
diri
A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang nomor 23 tahun 2004
berisi
positif
merujuk
pada
mengetahui tentang keunggulan dan
Penghapusan
kelemahan diri dan menerima baik
Kekerasan dalam Rumah Tangga yang
keunggulan maupun kelemahan itu.
dalam salah satu pasalnya ditegaskan
Berbagai ciri orang yang memiliki sifat
bahwa setiap warga negara berhak
seperti tersebut di atas cenderung
mendapatkan rasa aman dan bebas dari
bangga terhadap kemampuan dirinya,
segala bentuk kekerasan sesuai dengan
selalu memperjuangkan kemampuannya
falsafah Pancasila dan Undang- Undang
secara
Dasar
tindak
menerima dirinya sendiri maupun orang
pidana KDRT yang pada akhirnya dapat
lain apa adanya, dan tidak lari dari
mewujudkan posisi yang sama dan
kenyataan.
sederajat di antara sesama anggota
merupakan masa transisi, di mana
keluarga. Posisi yang seimbang antara
usianya berkisar antara 13 sampai 16
suami dan istri, anak dengan orang tua,
tahun atau yang biasa disebut dengan
dan juga posisi yang setara antara
usia belasan yang tidak menyenangkan,
keluarga inti dengan orang-orang yang
di mana terjadi juga perubahan pada
baik secara langsung maupun tidak
dirinya baik secara fisik, psikis, maupun
langsung menjadi bagian dari keluarga
secara
sementara saat itu dalam keluarga.
tersebut
Keluarga merupakan lingkungan sosial
menimbulkan masa krisis, yang ditandai
pertama yang dikenal oleh manusia.
dengan
Manusia
perilaku menyimpang.
1945.
tentang
secara
Meminimalisir
belajar
untuk
mulai
penuh,
pantang
Masa
sosial.
mundur,
remaja
Pada
masa
awal
transisi
kemungkinan
kecenderungan
dapat
munculnya
berinteraksi dengan orang lain dalam
II.
keluarga, sehingga umumnya orang
A. Identifikasi Variabel Penelitian
banyak menghabiskan waktunya dalam lingkungan keluarga. Keluarga yang harmonis dalam
METODE
Sutrisno
Hadi
(Suharsimi
Arikunto, 2010: 159) mendefinisikan: “Variabel
sebagai
gejala
yang
pendidikan anak pada akhirnya akan
bervariasi misalnya jenis kelamin,
menimbulkan kematangan emosional
karena
serta rasa percaya diri pada diri si anak
variasi:
yang pada akhirnya sikap ini akan
badan, karena ada berat 40 kg, dan
memunculkan kemandirian belajar pada
sebagainya”. Untuk dapat meneliti
Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
jenis
kelamin
mempunyai
laki-laki-perempuan;
berat
simki.unpkediri.ac.id || 5||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
suatu konsep secara empiris, konsep tersebut
harus
dioperasionalkan
dengan
mengubahnya
Deskripsi data hasil penelitian diperoleh dari kuesioner (angket) yang
menjadi
diberikan kepada siswa dan telah diisi
variabel. Variabel adalah faktor yang
oleh siswa berjumlah 65 kelas XI yang
berperan dalam suatu penelitian (dapat
ada di SMA Negeri
pula diartikan sebagai segala sesuatu
pelajaran 2014/2015. Peneliti dalam
objek pengamatan penelitian yang
penelitian
berupa faktor yang memiliki variasi
angket, yaitu angket untuk variabel
nilai).
Keharmonisan Keluarga (X) sebanyak Definisi operasional dari kedua
variabel
tersebut
dapat
dijelaskan
sebagai berikut:
ini
Punung tahun
menggunakan
dua
25 item dan angket untuk variabel Kematangan Emosional (Y) sebanyak 25 item.
1. Variabel bebas: Keharmonisan keluarga
Penilaian
untuk
pernyataan
positif penilaiannya, yaitu SS (Sangat
2. Variabel
terikat:
kematangan
Setuju) mendapat nilai 4, S (Setuju)
emosional
mendapat nilai 3, TS (Tidak Setuju)
Makin tinggi skor yang diperoleh
mendapat nilai 2, STS (Sangat Tidak
subjek berarti semakin positif
Setuju) mendapat nilai 1. Penilaian
keharmonisan
keluarganya,
untuk pernyataan negatif yaitu SS
demikian juga sebaliknya semakin
(Sangat Setuju) mendapat nilai 1, S
rendah skor yang diperoleh subjek
(Setuju) mendapat nilai 2, TS (Tidak
berarti
Setuju) mendapat nilai 3, STS (Sangat
semakin
negatif
keharmonisan keluarganya. Untuk
Tidak Setuju) mendapat
mendapatkan
Responden
data
yang
dalam
nilai
penelitian
4. ini
diperlukan dalam penelitian ini,
berjumlah 65 siswa kelas XI yang ada
menggunakan tiga macam skala
di SMA Negeri
yaitu
keharmonisan
pelajaran 2014/2015, namun sebelum
kematangan
dilakukan pengujian hipotesis, angket
skala
keluarga
dan
emosional
digunakan
adalah
Skala Likert atau skala lima
diuji
Punung tahun
cobakan
sebanyak
31
terlebih
dahulu
responden
untuk
mendapatkan item valid dan gugur. III. HASIL DAN KESIMPULAN IV.
Deskripsi Data Variabel
Data yang diperoleh dari lapangan diwujudkan
dalam
deskripsi
data
masing-masing variabel, baik variabel Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 6||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
bebas
maupun
variabel
terikat.
kematangan emosi dapat dilihat
Analisis data meliputi uji validitas
dari aspek kematangan emosi,
angket menggunakan rumus Korelasi
yang juga memiliki hubungan
Product
dengan keharmonisan keluarga
Moment
dan
reliabilitas
angket menggunakan rumus Cronbach
yaitu
kematangan
Alpha.
intra-personal, kematangan
emosional sementara
emosional
inter-
personal tidak terdapat hubungan
A. Simpulan Hasil penelitian korelasional ini
sama sekali dengan keharmonisan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
keluarga sesuai dengan analisis
1.
data yang telah dilakukan.
Secara
umum,
keharmonisan
tingkat
keluarga
siswa
kelas XI SMA Negeri Punung tahun
2.
pelajaran
2014/2015
V.
DAFTAR PUSTAKA I.
(1984).
Menuju Kesejahteraan Jiwa.
sebanyak 27 orang (87,1%).
Jakarta: Gramedia.
Secara umum, tingkat kematangan
II.
Arikunto,
S.
(2010).
emosional siswa kelas XI SMA
Prosedur Penelitian (suatu
Negeri Punung tahun pelajaran
pendekatan praktek). Edisi
2014/2015
Revisi V.Yogyakarta: Rineka
termasuk
dalam
(93,6%).
Cipta. III.
Azwar,
Saifuddin.
(2000).
Ada hubungan yang positif dan
Metode Penelitian. Jakarta:
signifikan antara keharmonisan
Aneka Cipta.
keluarga
4.
dkk.
termasuk dalam kategori tinggi
kategori tinggi sebanyak 29 orang
3.
Alisjahbana,
dengan
kematangan
IV.
Brouwer,
M.A.W.
emosional siswa kelas XI SMA
Kepribadian
Negeri Punung tahun pelajaran
Perubahannya.
2014/2015,
Gramedia.
yang
melalui
koefisien
sebesar
0,810
ditunjukkan korelasi pada
(r) taraf
V.
(1983). dan Jakarta:
Chaplin, J.P. (2003). Kamus Lengkap
Psikologi.
signifikansi 5% dan nilai (p)
Penerjemah Kartini Kartono.
0,000 dengan N= 65.
Jakarta: PT. Raja Grafindo
Hubungan
antara
antara
Remaja.
keharmonisan keluarga dengan Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 7||
Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri
VI.
Daimah, Aminatun. (2005). Pembinaan
kematangan
emosi yang dimiliki oleh anak. Tesis: Tidak diterbitkan VII.
Damayanti,
Diah.
Hubungan
(2006).
Kematangan
Emosi Dan Sikap Terhadap Seks Pranikah Remaja Akhir Putra Di Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang. Skripsi
tidak
Malang:
Diterbitkan.
Fakultas
Pendidikan
Ilmu
Universitas
Negeri Malang. VIII.
Departemen Sosial (2004). Estimasi Jurnal
Prostitusi
Anak.
Ilmiah Anak
Usia
Dini. Vol. 2 No. 01. IX.
Djamarah, Syaiful Bahri, Drs. (1994). Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional.
X.
Effendi,
Agus
(2005).
Revolusi Kecerdasan Abad 21. Bandung: Alfabeta. XI.
Fatimah, Psikologi
Enung
(2010).
Perkembangan
(Perkembangan
Peserta
Didik).
Pustaka
Bandung:
Setia XII.
Hawari (2004). Kesehatan Mental. Bandung. Jurusan BP FKIP-IKIP Bandung.
Suci Maharani | 11.1.01.01.0492 Fakultas Bimbingan Konseling
simki.unpkediri.ac.id || 8||