ANALISIS EKTRAKULIKULER SENI TRADISIONAL REOG TERHADAP PEMBENTUKAN KARAKTER KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 KABUPATEN PONOROGO TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Eka Kristiyasari Abstrak ekolah wajib mengadakan ekstrakulikuler yang bertujuan untuk pengembangan pendidikan seutuhnya.Salah satunya dengan ekstrakulikuler reog. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ektrakulikuler seni tradisional reog di SMAN 2 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015, pembentukan karakter kreatif siswa SMAN 2 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015, dan pengaruh kegiatan ektrakulikuler seni tradisional reog terhadap pembentukan karakter kreatif siswa kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler seni tradisional reog di SMAN 2 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini berbentuk penelitian kualitatif deskriptif yang menggunakan pendekatan studi kasus. Yang menjadi informan adalah guru seni budaya, guru konselor/ pelatih ekstrakurikuler reog, guru BK, wakasek kesiswaan, siswa kelas X dan XI serta kepala sekolah yang membuat kebijakan. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi.Data dianalisis dengan reduksi data, penarikan simpulan, dan verifikasi. Hasil penelitian menyatakan bahwa pelaksanaan kegiatan ektrakulikuler seni tradisional reog di SMAN 2 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015 sudah terlaksana dengan baik.Hal ini terbukti dengan adanya pelatihan seni tradisional reog secara rutin di sekolah yang dilaksanakan setiap Kamis. Pembentukan karakter kreatif siswa SMAN 2 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015 sudah maksimal dengan kreativitas siswa dalam memodifikasi erakan reog. Pengaruh kegiatan ektrakulikuler seni tradisional reog terhadap pembentukan karakter kreatif siswa kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler seni tradisional reog di SMAN 2 Ponorogo tahun pelajaran 2014/2015 sangat berpengaruh tidak hanya prestasi akademis tetapi juga nonakademis. Prestasi itu terbukti dari banyaknya juara yang didapat dalam seni tradisional reog baik di tingkat kabupaten maupun provinsi.
S
Kata Kunci : Ekstrakurikuler, Reog, Kreatif
Mahasiswa Prodi PPKn IKIP PGRI Madiun 362
meningkatkan
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan upaya untuk
untuk
mewujudkan
ketrampilan
siswa
untuk memacu kearah kemampuan yang
kreatif
dan
percaya
diri.
kesejahteraan
umum
dan
Kegiatan ekstrakurikuler juga untuk
mencerdaskan
kehidupan
bangsa
membantu pengembangan peserta
sesuai dengan pembukaan Undang-
didik
undang
potensi, bakat dan minat.
Dasar
1945.
pendidikan
Peran
yaitu
untuk
sesuai
20
Tuhan
Pendidikan
Maha
meningkatkan
Esa,
kecerdasan,
meningkatkan
ketrampilan
dan
kebutuhan,
Dengan disusunnya UU No.
meningkatkan ketaqwaan terhadap Yang
dengan
tahun
2003
tentang
Sistem
Nasional,
dapat
menunjang pengembangan kreatif anak kearah yang lebih positif.
sebagainya. Untuk mengembangkan
“Pendidikan
itu,
melalui
mengembangkan kemampuan dan
pendidikan formal, informal, dan
membentuk watak serta peradaban
nonformal. Pada pendidikan formal
bangsa
yang
atau
rangka
mencerdaskan
kehidupan
bertujuan
untuk
dapat
dilakukan
sekolah,
pasti
mempunyai
nasional
berfungsi
bermartabat
program sekolah atau wadah dalam
bangsa,
membina bakat, minat, kreatif dan
berkembangnya potensi
meningkatkan
dalam
peserta
ketrampilan
yang
didik agar menjadi manusia yang
dimiliki oleh setiap anak
yaitu
beriman dan bertakwa kepada Tuhan
ekstrakurikuler.
Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
dengan
kegiatan
Kegiatan ekstrakurikuler di sekolah
sehat,
sangat banyak, antara lain Oganisasi
mandiri, dan menjadi warga negara
Siswa Intra Sekolah (OSIS), PMR
yang
(Palang
tari,
jawab. Oleh karena itu, dibutuhkan
kerohanian (rohis), jurnalistik, Karya
wadah untuk menampung bakat dan
Ilmiah Remaja (KIR), dan lain-lain.
kreatif anak di sekolah melalui
Merah
Remaja),
Ekstrakurikuler di mempunyai
peran
yang
berilmu,
demokratis
sekolah
ekstrakurikuler.”
penting
Kesenian
cakap,
serta
Reog
kreatif,
tanggung
Ponorogo
dalam pembentukan karakter kreatif,
merupakan kesenian tradisional yang
menyalurkan
hidup dan berkembang sejak dahulu
363
potensi
dan
hingga sekarang yang konon banyak
dengan seni tradisional reog. Selain
mengandung nilai-nilai historis dan
dapat
legendaries atau bentuk akhir dari
kesenian ini juga digunakan untuk
suatu
membangun
perjalanan
banyak
panjang
mengandung
filosofis,
nilai-nilai
religius
edukatif(Pemerintah Daerah
Tingkat
yang
dan
melestarikan
kebudayaan,
kembali
khasanah
budaya bangsa yang hampir punah karena perkembangan zaman.
Kabupaten II
Ponorogo,
METODE PENELITIAN
2004:2).
Jenis penelitian ini adalah
Menurut
Suyanto(dalam
deskriptif.
Deskriptif
merupakan
Agus Wibowo, 2013: 35) karakter
langkah kerja untuk mendeskripsikan
adalah cara berfikir dan berperilaku
suatu objek, fenomena dalam suatu
yang menjadi ciri khas tiap individu
tulisan yang bersifat naratif. Artinya,
untuk hidup dan bekerja sama, baik
data, fakta yang dihimpun berbentuk
dalam lingkup keluarga, masyarakat,
kata atau gambar daripada angka-
bangsa dan negara. Kreatif menurut
angka.
Mary Lou Cook (dalam Ngainun Naim,
2012:
161)
Sumber data penelitian ini
adalah
dari sumber primer dan sumber
menemukan,
menjalankan,
sekunder. Data primer didapat dari
mengembangkan,
menimbulkan
wawancara
dan
observasi.
resiko, menghancurkan kebakuan,
sekunder
membuat
kepustakaan atau dokumen yang
kesalahan,
dan
menjalankan semuanya tanpa beban.
dimiliki
Jadi
tersebut.
karakter
kreatif
adalah
didapat
lembaga Data
ini
dari
Data bahan
pendidikan dikumpulkan
kemampuan individu mengenai cara
dengan teknik pengumpulan data
berfikir
observasi,
dan
menemukan,
berperilaku menjalankan
untuk dan
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Salah
wawancara,
dan
penelitian
untuk
dokumentasi. Subjek
ekstrakurikuler seni tradisional reog satu
usaha
untuk
ada siswa kelas X dan XI, pelatih
bakat
dan
ekstrakurikuler seni tradisional reog,
kreatifitas siswa di sekolah adalah
guru kesenian sebagai guru yang
mengembangkan
364
mengajar dan memberi pengarahan
pengumpulan data yang bersifat
terhadap kesenian yang berkaitan
menggabungkan dari berbagai teknik
dengan
pengumpulan data dan sumber data
kreativitas
bimbingan
siswa,
konseling
guru sebagai
telah
ada.
Apabila
pembina karakter siswa, serta kepala
mengumpulkan
data
dengan
sekolah sebagai pemilik sekolah.
trianggulasi, sebenarnya merupakan
Penelitian ini menggunakan teknik
analisis
kualitatif.
data
Adapun
deskriptif-
analisis
yang
kegiatan mengumpulkan sekaligus menguji keabsahan data.
data
selama di lapangan menurut model
HASIL DAN PEMBAHASAN
Miles
1. Pelaksanaan
dan
Huberman
dilakukan
Kegiatan
secara interaktif dan berlangsung
Ektrakulikuler Seni Tradisional
secara terus menerus sampai tuntas,
Reog di SMAN 2 Ponorogo
sehingga
datanya
sudah
Tahun Pelajaran 2014/2015
Aktivitas
dalam
analisis
jenuh. data
Kegiatan
ekstrakurikuler
meliputi reduksi data, penyajian data,
adalah kegiatan nonkurikuler yang
dan
diadakan
verifikasi.
Reduksi
data
oleh
sekolah
untuk
dilakukan untuk mengumpulkan data
menyalurkan minat dan bakat
yang diperoleh dari hasil observasi,
peserta
hasil wawancara dan dokumen yang
pilihan yang disukainya. Salah
berkaitan
analisis
satu kegiatan ekstrakurikuler yang
ektrakulikuler seni reog terhadap
ada di SMAN 2 Ponorogo adalah
pembentukan karakter kreatif siswa.
seni tradisional reog. Kegiatan
Setelah
dengan
data
didik
sesuai
direduksi,
langkah
ekstrakurikuler
adalah
dengan
dilaksanakan setiap Kamis pukul
menyajikan data. Langkah akhir dari
15.00 WIB. Setiap latihan, pelatih
suatu analisis data adalah melakukan
memberikanarahan
penarikan kesimpulan dari data yang
dorongan dan motivasi agar siswa
telah dianalisis.
melaksanakan
selanjutnya
seni
dengan
reog
dengan
ekstrakurikuler
Teknik
keabsahan
data
dengan semangat dan lebih kreatif
menggunakan
trianggulasi
yang
dalam
diartikan
365
sebagai
teknik
mengembangkan
setiap
gerakan yang ada dalam tari reog
tersebut. Setiap ada pementasan,
Dengan mengikuti latihan
latihan diadakan 3 bulan sebelum
ekstrakurikuler seni tradisional
pementasan dilaksanakan, dengan
reog akan membentuk pribadi
waktu latihan siang setelah pulang
siswa
sekolah dan dilanjutkan malam
terutama
hari.Siswa dikelompokan untuk
kreatif. Karakter kreatif dapat
menjadi warok dan jatil. Siswa
dibentuk
bersama-sama mencari gerakan
pembiasaaan-pembiasaan
yang
dilakukan
sesuai.
menambahkan kemudian
Sering
pelatih
satu
gerakan
ditirukan
ekstrakurikuler.
yang
dengan
lebih
berkarakter
membentuk
karakter
dengan
di
cara yang
sekolah,
diberi
dilatih
pemahaman-
siswa
pemahaman secara rutin supaya
Ketika
melatih individu dan diarahkan
pementasaan berlangsung, pelatih
dengan
menyiapkan
dan
dengan mengajarkan sesuatu yang
busana yang digunakan dalam
sederhana dan dasar. Proses yang
pementasan reog, pelatih juga
dilakukan yaitu dengan latihan,
mendampingi para siswa pada
semua warga sekolah harus dilatih
saat
mulai
perlengkapan
pementasaan
berlangsung
dorongan,
dari
Bapak/
motivasi
Ibu
guru
yang biasanya dilaksanakan di
sebagai suri teladan yang baik.
Pendopo Agung Ponorogo.
Jika tidak dimulai dari Bapak/ Ibu
2. Pembentukan
Karakter
Kreatif
guru,
sulit
untuk
membentuk
Siswa SMAN 2 Ponorogo Tahun
karakter kreatif siswa. Guru aktif
Pelajaran 2014/2015
memberikan
Pembentukan
karakter
motivasi
kepada
siswa. Apabila gurunya aktif,
kreatif siswa SMAN 2 Ponorogo
siswapun
sudah tercapai dengan maksimal.
kegiatan. Jadi Bapak/ Ibu guru
Hal ini dibuktikan dengan adanya
mengajarkan,
siswa-siswi
mengikuti
membina kreativitas siswa. Para
ekstrakurikuler seni tradisional
siswa menciptakan kreasi tari
reog yang mewakili SMAN 2
sendiri agar terbentuk kreativitas.
Ponorogo
Hal
yang
untuk
mengikuti
festival reog tingkat nasional.
bahwa
akan
tersebut
aktif
melatih,
dalam
dan
mencerminkan
ekstrakurikuler
seni
366
tradisional
reog
mempengaruhi
sangat
pembentukan
peserta
didik
pembentukan
terutama
karakter
kreatif
karakter kreatif seorang siswa
siswa kelas X dan XI yang
karena akan melekat pada jiwa
mengikuti ekstrakurikuler sangat
siswa,
guru
berpengaruh positif. Prestasi itu
maupun pelatih akan mengubah
terbukti dari banyaknya juara
pola berpikir dan bertindak. Tanpa
yang
melalui pendidikan di sekolah,
tradisional reog baik di tingkat
mungkin masih mengikuti pakem
kabupaten
yang diberikan nenek moyang
dengan
mempelajari
seperti reog di desa dengan reog
tradisional
reog
yang ada di sekolah itu berbeda,
langsung peserta didik berupaya
Perbedaannya pada pergerakan-
untuk membentuk imajinasi dan
pergerakan gerakannya, tariannya
kreasi
itu sudah berbeda karena sudah
tersebut
dimodifikasi tetapi tidak lepas
keberhasilan
dari
Adanya
ekstrakurikuler yang menjuarai
untuk
beberapa festival reog dengan
mengemas agar lebih menarik
membawakan reog yang sudah
yang
dimodifikasi
yang
diajarkan
pakem
karakter
aslinya.
kreatif
itu
terpenting
masih
tidak
terlalu menyimpang.
didapat
dalam
maupun
yang
seni
provinsi, seni
secara
tidak
dimilikinya.
dibuktikan
Hal
dengan peserta
dengan
beberapa
gerakan modern. Dari kegiatan
3. Pengaruh Kegiatan Ektrakulikuler
ekstrakurikuler
tersebut
bukan
Seni Tradisional Reog terhadap
hanya prestasi akademis yang
Pembentukan
diraih
Karakter
Kreatif
tetapi
juga
Siswa Kelas X dan XI yang
nonakademis.
Mengikuti Ekstrakurikuler Seni
ekstrakurikuler seni tradisional
Tradisional Reog di SMAN 2
reog adalah membentuk siswa
Ponorogo
menjadi pribadi yang berkarakter,
Tahun
Pelajaran
2014/2015
Manfaat
prestasi dari
diantaranya kerjasama yang baik,
Pengaruh
ekstrakurikuler
menghargai budaya, kedisiplinan,
seni tradisional reog di SMAN 2
kejujuran, rasa percaya diri,dan
Ponorogo
memberikan
367
terhadap
prestasi
peluang
kepada
siswa
untuk
berlatih
mengembangkan kreativitas.
menjadi warok dan jatil. Siswa bersama-sama mencari gerakan yang
menambahkan
SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa “Analisis Ekstrakurikuler Reog
sesuai.
Seni
Terhadap
Tradisional
kemudian
Sering
pelatih
satu
gerakan
ditirukan
siswa
ekstrakurikuler. 2. Pembentukan
karakter
kreatif
Pembentukan
siswa SMAN 2 Ponorogo sudah
Karakter Kreatif Siswa SMAN 2
tercapai dengan maksimal. Hal ini
Ponorogo
dibuktikan dengan adanya siswa-
Tahun
Pelajaran
2014/2015” sebagai berikut: 1. Kegiatan
ekstrakurikuler
siswi
yang
mengikuti
seni
ekstrakurikuler seni tradisional
tradisional reog di SMAN 2
reog yang mewakili SMAN 2
Ponorogo
Ponorogo
sudah
terlaksana
untuk
mengikuti
dengan baik. Hal ini terbukti
festival reog tingkat nasional.
dengan adanya pelatihan seni
Dengan
tradisional reog secara rutin di
ekstrakurikuler seni tradisional
sekolah yang dilaksanakan setiap
reog akan membentuk pribadi
Kamis. Setiap latihan, pelatih
siswa
memberikanarahan
terutama
dengan
mengikuti
yang
lebih
latihan
berkarakter
membentuk
karakter
Pembentukan
karakter
dorongan dan motivasi agar siswa
kreatif.
melaksanakan
kreatif siswa SMAN 2 Ponorogo
ekstrakurikuler
dengan semangat dan lebih kreatif
dilakukan dengan cara:
dalam
a. Bimbingan dari pelatih untuk
mengembangkan
setiap
gerakan yang ada dalam tari reog
membawakan
tersebut. Setiap ada pementasan,
beberapa modifikasi gerakan
latihan
bulan
yang lebih energik menurut
pementasan
imajinasi sendiri agar reog
diadakan
sebelum
tiga
reog
dengan
dilaksanakan,
dengan
waktu
tidak terkesan monoton dengan
latihan
setelah
pulang
tidak
siang
sekolah dan dilanjutkan malam
melupakan
alur-alur
cerita yang ada di dalamnya.
hari. Siswa dikelompokan untuk
368
b. Guru
aktif
memberikan
dimodifikasi
dengan
beberapa
motivasi
kepada
siswa.
gerakan modern. Dari kegiatan
Apabila
gurunya
aktif,
ekstrakurikuler tersebut bukan
siswapun akan aktif dalam
hanya prestasi akademis yang
kegiatan. Jadi Bapak/ Ibu guru
diraih
mengajarkan,
nonakademis.
melatih,
dan
membina kreativitas siswa.
sendiri
agar
terbentuk
kreativitas. 3. Pengaruh
juga
prestasi
Manfaat
dari
ekstrakurikuler seni tradisional
c. Para siswa menciptakan kreasi tari
tetapi
reog adalah membentuk siswa menjadi pribadi yang berkarakter, diantaranya kerjasama yang baik,
ekstrakurikuler
seni
menghargai budaya, kedisiplinan,
tradisional reog di SMAN 2
kejujuran, rasa percaya diri,dan
Ponorogo
terhadap
memberikan
peserta
didik
pembentukan
prestasi terutama
karakter
kreatif
siswa kelas X dan XI yang mengikuti ekstrakurikuler sangat berpengaruh positif. Prestasi itu terbukti dari banyaknya juara yang
didapat
dalam
seni
tradisional reog baik di tingkat kabupaten dengan
maupun
provinsi,
mempelajari
tradisional
reog
secara
seni tidak
langsung peserta didik berupaya untuk membentuk imajinasi dan kreasi yang dimilikinya. Hal tersebut
dibuktikan
keberhasilan
dengan peserta
ekstrakurikuler yang menjuarai beberapa festival reog dengan membawakan reog yang sudah
369
siswa
peluang untuk
kepada berlatih
mengembangkan kreativitas.
Ponorogo: CV. Kotareog Media. DAFTAR PUSTAKA Agus Wibowo. 2013. Pendidikan Karakter Di Perguruan Tinggi. Yogjakarta: Pustaka Pelajar. Djam’an Satori. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta . Joko Subagyo. 2004. Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta. Sutopo.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapan dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Undang – Undang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS) Tahun 2003.2003. Jakarta: Sinar Grafika.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta: Bumi Aksara. Ngainun Naim. 2012. Character Building: Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu & Pembentukan Karakter Bangsa. Jogjakarta: ArRuzz Media. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo. 2004. Pedoman Dasar Kesenian Reog Ponorogo dalam Pentas Budaya Bangsa. Ponorogo: Mata Pena. Rohinah M. Noor, 2012. The Hidden Curriculum: Membangun Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler. Yogyakarta: Insan Madani. Saptono.
2011. Dimensi-Dimensi Pendidikan Karakter. Jakarta: Erlangga.
Soemarto. 2014. Menelusuri Perjalanan Reog Ponorogo. 370