PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI SISWA KELAS IV SDN SONOPATIK 1 NGANJUK MENGGUNAKAN TEKNIK ON-OFF TAHUN PELAJARAN 2014/2015 Imam Achmad Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia
Abstrak: Rendahnya keterampilan menulis narasi pada siswa merupakan sebuah permasalahan yang serius. Teknik on-off merupakan teknik pembelajaran yang diterapkan pada pembelajaran menulis narasi. Penelitian ini menggunakan pende-katan kualitatif, dengan jenis penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk. Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah lembar observasi proses, angket, dan tes menu-lis. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran yaitu meningkat 8% yaitu dari 79% pada siklus I menjadi 87% pada siklus II. Untuk hasil belajar siswa terjadi peningkatan ketuntasan belajar sis-wa secara klasikal yaitu 16,67% nilai hasil belajar siswa dari pratindakan 61,11% menjadi 77,78% siswa tuntas belajar setelah pelaksanaan tindakan siklus I, dan pada pembelajaran siklus II terdapat kenaikan 16,66% yaitu dari 77,78% pada pembelajaran siklus I menjadi 94,44% pada pembelajaran siklus II. Kata kunci : keterampilan menulis, menulis narasi, teknik on-off PENDAHULUAN Menulis narasi merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk tahun ajaran 2014/2015. Banyak manfaat yang didapatkan dari menulis narasi bagi siswa. Sudah menjadi tugas seorang guru, membimbing siswa agar memiliki kompetensi menulis narasi. Sebuah kenyataan bahwa dalam praktik pembelajaran menulis narasi di kelas, siswa mengalami kendala. Oleh sebab itu, peneliti yang juga sebagai guru dalam penelitian ini berupaya menerapkan metode yang tepat untuk menstimulus keterampilan siswa dalam menulis narasi dengan menggunakan teknik on-off menggunakan film sebagai media pembelajaran.
Rendahnya keterampilan menulis narasi pada siswa di kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk merupakan sebuah permasalahan yang dijadikan objek penelitian. Dalam kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek keterampilan menulis, peranan metode pembelajaran sangatlah penting. Guru sebagai ujung tombak pembelajaran harusnya cukup kreatif dalam pemilihan metode pembelajaran sehingga dapat membawa suasana pembelajaran yang menyenangkan hal ini disebabkan karena metode pembelajaran yang menarik akan dapat mengiatkan semangat belajar siswa dan membuat siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dipelajari dan akhirnya akan meningkatkan kemampuan keterampilan berbahasanya.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 82
Berdasarkan kondisi yang terjadi di sebagian besar lembaga pendidikan khususnya di kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk yang saat ini masih menggunakan teknik pembelajaran yang konvensional, artinya masih menggunakan teknik lama yang berpusat pada guru. Guru sebagai sentra segala ilmu dan belum menggali potensi siswa secara maksimal. Selain itu suasana kelas masih terlihat kurang menarik minat belajar siswa artinya pembelajaran secara kontekstual belum tampak pada proses pembelajaran. Setelah peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas IV SDN Sonopatik I Nganjuk, disepakati untuk menerapkan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi. Peneliti akan mencoba menggunakan teknik on-off dengan menggunakan film sebagai media pembelajarannya, untuk dapat meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan konteks penelitian tersebut, maka pada penelitian ini difokuskan pada dua hal yaitu (1) bagaimanakah peningkatan proses pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan teknik on-off pada siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk tahun pelajaran 2014/2015?, (2) bagaimanakah peningkatan hasil pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk tahun pelajaran 2014/2015.dengan menggunakan teknik on-off?.
METODE Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan (action research), karena penelitian ini dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian diskriptif, sebab menggambarkan bagaimana suatu teknik pembelajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai. Secara spesifik penelitian ini dalam lingkup kelas maka penelitian tindakan ini selanjutnya disebut penelitian tindakan kelas. Rancangan ini dipilih karena peneliti-an ini dimaksudkan untuk memperbaiki proses pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa lebih menarik dan menyenangkan. Selain untuk meneliti proses penelitian ini juga untuk mengetahui hasil dari teknik pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti.Peneliti bertin-dak pengamat partisipan artinya kehadiran peneliti dalam proses adalah sebagai desainer pembelajaran dan sekaligus sebagai penyusun instrumen pengumpul data. Sebagai pengamat partisipan peneliti hadir sebagai penggagas penggunaan teknik pembelajaran yang lebih menarik dengan tujuan meningkatkan keterampilan berbahasa peserta didik yang akan diterapkan dalam proses pembelajaran oleh guru kelasnya. Karena dilakukan bersamaan dengan pembelajaran maka instrumen yang disiapkan adalah lembar observasi proses, angket, dan tes menulis. Lembar observasi pada penelitian ini disusun untuk mendapatkan data berupa kegiatan guru dan siswa selama pembelajaran berlangsung. Catatan pengamatan
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 83
merupakan hasil observasi klasikal yang dilakukan oleh peneliti. Catatan ini berisi tentang kondisi kelas pada saat pembelajaran berlangsung, pada saat kegiatan awal, inti, dan akhir pembelajaran, apakah selama proses pembelajaran ditemukan kendala baik dari guru, siswa maupun situasi atau suasana belajar. Angket yang dimaksud dalam penelitian ini adalah untuk mengukur selama proses pelaksanaan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi, apakah lebih menarik dan menyenangkan atau sebaliknya. Tes yang dimaksud adalah tes menulis narasi sederhana pada siswa kelas IV di SDN Sonopatik 1 Nganjuk. Keberhasilan penerapan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi ini terlihat apabila setelah dianalisis terjadi peningkatan keterampilan menulis narasi siswa serta aktifitas dan suasana belajar di kelas lebih menarik, menantang, dan menyenangkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data pratindakan dapat diketahui bahwa secara individu masih terdapat tujuh siswa memunyai nilai di bawah 75 artinya tujuh siwa tersebut yang belum tuntas belajar secara individu. Secara klasikal juga menunjukkan bahwa pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk belum tuntas. Karena secara klasikan prosentase ketuntasan belajar baru 61,11% siswa yang tuntas belajar, sedangkan ketuntasan klasikal apabila 85,00% siswa dalam kelas tuntas belajar. Dari hasil gambaran awal diketahui bahwa keterampilan menulis narasi siswa kelas
IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk masih rendah. Siklus I Dari proses pembelajaran siklus I diperoleh data sebagai berikut: Untuk guru kelas sudah melaksanakan semua yang telah diprogramkan , mulai dari persiapan perangkat pembelajarannya sampai dengan kegiatan awal, inti dan akhir pembelajaran, tetapi belum secara maksimal menggali kompetensi siswa karena masih ada beberapa siswa yang belum aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selama pembelajaran guru masih melakukan tanya jawab kepada beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran saja. Beberapa siswa yang kurang aktif bahkan yang hanya diam dan bermain saja cenderung masih dibiarkan oleh guru. Catatan ini yang merupakan temuan peneliti selama pembelajaran berlangsung dijadikan dasar pelaksanaan pembelajaran siklus berikutnya bagi guru. Setelah mendapat persetujuan dari guru kelas pa saat refleksi pelaksanaan pembelajaran. Untuk siswa, dari hasil observasi masih ada beberapa siswa yang belum bisa menikmati proses pembelajaran, kemungkinan disebabkan guru kurang menggali keseluruh siswa, sehingga pada pembelajaran siklus I ini belum dapat meningkatkan hasil yang diharapkan. Dari data hasil observasi dapat diketahui bahwa masih ada 5 siswa yang belum seluruh-nya menikmati pembelajaran. Hal ini terjadi karena pada proses pembelajaran guru masih belum secara maksimal menggali potensi seluruh siswanya. Suasana kelas sudah hidup tetapi masih belum maksimal, Tanya jawab masih didominasi oleh siswa yang sangat aktif
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 84
dalam pembelajaran. Guru masih mengikuti jalannya pembelajaran dengan siswa yang aktif dan kurang memperhatikan keberadaan siswa yang lain. Setelah melaksanakan tindakan, pada akhir pembelajaran, penilaian produk berupa karya narasi siswa dikumpul-kan untuk dianalisis apakah teknik yang diterapkan mampu meningkatkan keterampilan menulis narasi pada siswa. Hasil kerja siswa yang dinilai adalah tentang keruntutan ceita, pemilihan kata, dan kesesuaian cerita dengan judul. Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan sebelumnya untuk ketuntasan individu ditentukan nilai 75, dari data siklus I diketahui secara individu siswa yang belum tuntas belajar 4 siswa artinya empat siswa di kelas yang memperoleh nilai di bawah 75, sedangkan yang memperoleh nilai di atas 75 adalah 14 siswa. Ini berarti siswa yang sudah tuntas belajarnya adalah 14 siswa. Secara klasikal ketuntasan belajar menunjukkan bahwa baru 77,78% siswa dalam kelas tuntas belajar, sedangkan ketuntasan secara klasikal apabila 85,00% siswa dalam kelas telah tuntas belajar. Maka secara klasikal pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk belum tuntas. Agar lebih jelas bagaimana perkembangan hasil penerapan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk, peneliti langsung membandingkan hasil belajar siswa siklus I dengan kondisi sebelum tindakan pembelajaran menggunakan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi ini dilaksanakan. Untuk guru kelas peneliti
mengamati bahwa guru kelas sudah melaksanakan semua yang telah diprogramkan, mulai dari persiapan perangkat pembelajarannya sampai dengan kegiatan awal, inti dan akhir pembelajaran, Untuk siswa, dari hasil observasi semua siswa terlihat menikmati proses pembelajaran, semua siswa terlihat sangat aktif berpartisipasi dalam pembelajaran hal ini dibuktikan dengan antusias siswa dalam menjawab pertanyaan pancingan yang disampaikan guru dan mau bertanya apabila belum jelas. Suasana kelas berdasarkan tabel di bawah ini dapat dilihat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Dari data pada tabel tersebut dapat diketahui bahwa prosentase partisipasi siswa dalam pembelajaran adalah 87%. Berdasarkan prosentase tersebut maka peneliti merasa bahwa teknik on-off dapat digunakan untuk pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV SDN Sonopatik 1Nganjuk karena siswa sudah dapat menikmati pembelajarannya, tetapi masih ada siswa belum menikmati pembelajaran, hal ini terjadi karena terdapat kekurangan individu siswa, siswa tersebut termasuk pada golongan siswa yang berkebutuhan khusus. Peneliti dan guru kelas sepakat untuk mengadakan pendekatan dan bimbingan secara individu kepada siswa tersebut. Siklus II Dari siklus I dan II terdapat peningkatan minat dan partisipasi siswa dalam pembelajaran yaitu meningkat 8% yaitu dari 79% pada siklus I menjadi 87% pada siklus II. Selama pembelajaran siklus II sudah tidak ditemukan lagi siswa- siswa yang pindah-pindah tempat duduknya, bertanya-tanya sama teman yang lain
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 85
tentang cara menulis narasi, tidak ada siswa kelihatan mengantuk, suasana menjadi tenang, siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran banyak yang bertanya apabila kurang jelas tentang cara penulisan cerita narasi, ada juga yang berusaha menjawab pertanyaan guru. Peran guru sangat diminimalisir dalam pembelajaran dan peran siswa sebagai pembelajar sangat dieksploitir sehingga tidak menimbulkan kebosanan bagi siswa dalam pembelajaran menulis narasi sehingga karya yang dihasilkan dapat maksimal. Setelah pembelajaran hasil kerja siswa dikumpulkan untuk dinilai sesuai dengan aspek yang ingin deketahui peningkatannya yaitu tentang keruntutan cerita, pemilihan kata, dan kesesuaian cerita dengan judul. Keruntutan cerita dilihat dari apakah hasil tulisan siswa mengulangi cerita yang sudah dilihat atau tidak, sesuai dengan akhir cerita yang sesungguhnya atau tidak. Semakin siswa mendekati dengan criteria tersebut maka skor yang diperoleh akan semakin besar. Pemilihan kata yang mendapat skor besar apabila siswa tidak mengulang-ulang kata yang ditulis. Atau pemborosan kata yang kurang penting. Sedangkan kesesuaian cerita dengan judul dilihat apakah cerita yang ditulis siswa masih berhubungan dengan cerita rakyat yang ditontonnya ata tidak. Apabila cerita siswa sesuai dengan cerita yang ditonton maka skor yang diperoleh akan semakin tinggi. Untuk hasil pekerjaan siswa setelah pelaksanaan siklus II dapat dilihat pada data berikut. Berdasarkan KKM yang sudah ditentukan sebelumnya untuk ketuntasan individu ditentukan nilai 75, dari data siklus I diketahui secara individu siswa
yang belum tuntas belajar 4 siswa artinya empat siswa di kelas yang memperoleh nilai di bawah 75, sedangkan yang memperoleh nilai di atas 75 adalah 14 siswa. Ini berarti siswa yang sudah tuntas belajarnya adalah 14 siswa. Secara klasikal ketuntasan belajar menunjukkan bahwa baru 94,44% siswa dalam kelas tuntas belajar, sedangkan ketuntasan secara klasikal apabila 85,00% siswa dalam kelas telah tuntas belajar. Maka secara klasikal pembelajaran keterampilan menulis narasi di kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk telah tuntas. Agar lebih jelas bagaimana perkembangan peningkatan hasil penerapan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi pada siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk, peneliti langsung membandingkan hasil belajar siswa siklus II dengan hasil pembelajaran siklus I dan kondisi sebelum tindakan pembelajaran menggunakan teknik on-off pada pembelajaran menulis narasi ini dilaksanakan. Dari perbandingan hasil belajar siswa pada pembelajaran menulis cerita narasi tersebut dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan keterampilan menulis narasi siswa yang signifikan. Artinya dari kondisi sebelum pelaksanaan siklus, sampai dengan akhir siklus II selalu terdapat peningkatan keterampilan siswa. Dari tabel perbandingan hasil belajar siswa sebelum tindakan dengan setelah tindakan siklus I terdapat peningkatan hasil belajar yang signifikan yaitu pada siklus I terdapat kenaikan prosentase 16,67% nilai hasil belajar siswa dari pratindakan 61,11% menjadi 77,78% siswa tuntas belajar setelah pelaksanaan tindakan siklus I.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 86
Pada pembelajaran siklus II terdapat kenaikan 16,66% yaitu dari 77,78% pada pembelajaran siklus I menjadi 94,44% pada pembelajaran siklus II. Apabila dilihat dari awal sebelum pembelajaran siklus maka terdapat peningkatan 33,33% yaitu dari kondisi awal 61,11% menjadi 94,44% pada akhir pembelajaran siklus II. Dari hasil belajar tersebut dianalisa oleh peneliti dan guru kelas untuk menguji kevalidan data yang kemudian dijadikan pertimbangan bahwa teknik on-off dengan menggunakan film sebagai media pembelajaran ini dapat dijadikan teknik pembelajaran yang menarik dan variatif pada pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV berikutnya. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan paparan data dan temuan peneliti pada bab I sampai dengan bab V, dapat disimpulkan sebagai berikut: (1) Proses pembelajaran menulis narasi menggunakan teknik onoff pada siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk meningkat terbukti dengan peningkatan prosentase partisipasi siwa pada tindakan siklus I dan siklus II. Berdasarkan data terdapat peningkatan 8% pada akhir pembelajaran siklus II yaitu 79% pada siklus I dan 87% pada siklus II. (2) Hasil belajar siswa kelas IV SDN Sonopatik 1 Nganjuk pada pembelajaran menulis narasi dengan menggunakan teknik on-off meningkat, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prosentase ketuntasan kelas pada pratindakan, tindakan siklus I dan tindakan siklus II. Yaitu 61,11% siswa tuntas dalam kelas tuntas belajar pada
pratindakan, 77,78% pada tindakan siklus I, dan 94,44% pada akhir siklus II. Berdasarkan paparan data, diketahui bahwa penggunaan teknik onoff dapat meningkatkan kwalitas proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan hasil belajar menulis cerita narasi siswa. Berdasar hal tersebut peneliti menyarankan kepada pihakpihak berikut ini. (1) Guru harus dapat meningkatkan kompetensinya dalam memilih teknik pembelajaran. Guru harus kreatif dalam memilih teknik pembelajaran yang menarik minat belajar siswa sehingga dapat memotivasi minat belajar siswa dalam pembelajaran. Teknik ini dapat dijadikan varian dalam pilihan teknik pembelajaran menulis narasi siswa kelas IV. (2) Kepala Sekolah dapat menjadikan teknik pembelajaran on-off ini referensi teknik pembelajaran yang dapat ditularkan kepada guru kelas IV binaannya untuk dapat lebih menarik dan menyenangkan pada proses pembelajaran menulis narasi siwa. (3) Peneliti lain teknik ini dapat dijadikan acuan untuk penelitian peningatan keterampilan menulis narasi berikutnya. DAFTAR RUJUKAN De Porter, Bobbi Dan Mike Hernachi. 2005. Quantum Learning Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan. Bandung: Mizan Pustaka. Keraf Gorys,2001. Argumentasi Dan Narasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 87
Mistar,
Junaidi.2010. Pedoman Penyusunan Tesis. Malang: Program Pascasarjana Pratiwi Yuni. 2007. Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Lemlit UNY Yogyakarta. Tarigan, H.G.2008.Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Penerbit Angkasa Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1993. Kamus besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Wahyuni, Sri. 2010. Evaluasi Pembelajaran Bahasa.Malang: Program Pascasarjana.
NOSI Volume 2, Nomor 8, Februari 2015___________________________________Halaman | 88