UNIVERSITAS BINA NUSANTARA
School of Business Management Skripsi Sarjana Ekonomi Semester Genap 2014/2015
USULAN PENERAPAN AGGREGATE PLANNING PADA PT. EKAMANT INDONESIA
KEVIN RIZKI HENDRIAN - 1501172254
Abstrak PT. Ekamant Indonesia adalah salah satu perusahaan yang memproduksi produk berupa amplas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan perhitungan peramalan penjualan pada PT. Ekamant Indonesia untuk tahun 2015, memberikan perhitungan perencanaan agregat menggunakan strategi chase strategy dan level strategy dengan pendekatan overtime pada PT. Ekamant Indonesia. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Metode pengolahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah peramalan dan perencanaan agregat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode peramalan yang paling tepat untuk diterapkan oleh perusahaan adalah metode exponential trend analysis. Selanjutnya untuk perencanaan agregat, dengan menggunakan chase strategy, biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp 2.487.897.000 dan untuk level strategy, biaya yang harus dikeluarkan adalah. Rp 2.907.725.000, oleh karena itu, apabila perusahaan ingin meminimalisasi biaya produksi, metode yang tepat diterapkan adalah perencanaan agregat dengan menggunakan chase strategy Kata Kunci : peramalan, perencanaan agregat, strategi optimalisasi
1
2
1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri manufacturing di negara-negara Asia, khususnya di Indonesia mengalami pertumbuhan yang baik. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan baru bidang manufacturing membuka cabangnya di Indonesia. Banyak investor dalam negeri bekerja sama dengan investor luar negeri untuk memperoleh dana yang cukup membangun cabang perusahaannya di Indonesia. “Sektor manufaktur Indonesia berpeluang meraih “kesempatan kedua”. Demikian disampaikan Bank Dunia melalui sebuah paket rekomendasi kebijakan yang dirilis hari ini, berjudul “Mempercepat Laju: Revitaliasi Pertumbuhan di Sektor Manufaktur Indonesia”. Kumpulan rekomendasi kebijakan ini menyebutkan, konsumsi domestik meningkat tajam dalam beberapa tahun terakhir, sementara data investasi terkini menunjukkan laju pertumbuhan sektor menjadi semakin cepat. Investor asing pun kini mulai banyak melirik ke Indonesia karena potensi kelas menengahnya yang begitu besar dan upah buruhnya yang relatif lebih kompetitif. Meningkatknya laju pertumbuhan sektor manufaktur adalah hasil dari permintaan domestik. Permintaan domestik seolah tidak terpengaruh oleh krisis keuangan global dan tumbuh sebesar 6,4 persen di paruh pertama 2012, berkat investasi dan konsumsi”. Untuk mencukupi kuota permintaan yang tinggi akan produk amplas ini sebuah perusahaan memerlukan manajemen operasi yang baik, karena permintaan di pasar tidak statis, melainkan fluktuatif. Manajemen operasional itu sendiri menurut Heizer dan Render (2009), adalah serangkaian aktifitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input menjadi output. Pada dasarnya manajemen operasional diperlukan oleh perusahaan karena apabila manajemen operasional pada suatu perusahaan buruk maka dapat menyebabkan kerugiankerugian, terutama kerugian di bidang finansial. Dimana dalam usaha perusahaan untuk memenuhi permintaan yang cenderung meningkat secara langsung akan meningkatkan biaya produksi sebagai akibat adanya penambahan kuota jumlah produksi barang yang harus dihasilkan. Tetapi, bisa timbul masalah, dimana perusahaan bersedia menambah ongkos produksi dengan tujuan untuk menghasilkan kuantitas lebih banyak untuk memenuhi permintaan, agar mendapat keuntungan lebih, dan fakta yang terjadi tujuan mendapat keuntungan lebih itu tidak tercapai
3
PT. Ekamant Indonesia adalah salah satu perusahaan yang memproduksi produk berupa amplas. Produk disini ada 4 type, yaitu : amplas roll type, sheet type, disc type, dan belt type. Tabel 1.1 Data Penjualan Tipe – Tipe Amplas Jan-15 Feb-15 Mar-15 Apr-15 May-15 Jun-15 Jul-15 Aug-15 Sep-15 Oct-15 Nov-15 Dec-15
Roll Type Disc Type Belt Type Sheet Type 84.992 unit 69.322 unit 46.416 unit 64.928 unit 85.673 unit 51.099 unit 30.436 unit 62.332 unit 86.359 unit 58.332 unit 32.271 unit 65.728 unit 87.051 unit 62.774 unit 42.745 unit 66.986 unit 87.748 unit 60.331 unit 40.387 unit 69.122 unit 88.451 unit 65.005 unit 35.229 unit 73.536 unit 89.160 unit 65.792 unit 37.887 unit 76.162 unit 89.874 unit 59.877 unit 30.101 unit 68.281 unit 90.594 unit 60.541 unit 41.229 unit 65.988 unit 91.320 unit 57.911 unit 44.220 unit 70.244 unit 92.051 unit 62.883 unit 35.511 unit 71.287 unit 92.788 unit 58.821 unit 39.219 unit 70.165 unit Sumber : Data Sekunder PT. Ekamant Indonesia
Berikut kapasitas produksi PT. Ekamant Indonesia :
Tabel 1.2 Kapasitas Produksi PT. Ekamant Indonesia Jam Kerja Perhari
8 jam
Hari Kerja
Senin – Jumat
Waktu Produksi
30 menit/ unit
Rata-rata Produksi
225 unit/ 30 menit 450 unit/ jam
Sumber : Data Sekunder PT. Ekamant Indonesia
Heizer dan Render (2010:148), metode yang tepat untuk memaksimalkan kuantitas dan waktu produksi adalah perencanaan agregat, dimana terdapat 3 strategi didalamnya meliputi chase strategy, level strategy dan hybrid strategi. Pada tiap strategi tersebut juga dapat diterapkan 2 pendekatan yaitu pendekatan regular dan lembur. Itulah alasan penelitian ini menggunakan metode Perencanaan Agregat. Permasalahan selanjutnya, PT. Ekamant Indonesia belum melakukan perhitungan peramalan untuk tahun 2015. Menurut manajer operasi, hal ini tidak dilakukan
4
karena peramalan yang dilakukan tidak akan berguna sebab andaikan peramalan permintaan untuk tahun depan diketahui, tidak diimbangi dengan perubahan sistem produksi sebagai usaha pemenuhan permintaan yang melebihi kapasitas produksi.
2. METODE PENELITIAN Kriteria optimasi yang digunakan dalam menganalisis perencanaan agregat yang tepat pada PT. Ekamant Indonesia adalah sebagai berikut : 1. Peramalan Variabel utama dalam penelitian ini adalah peramalan permintaan terhadap produk amplas roll type dari konsumen, dimana penjualan amplas roll type sebagai salah satu variabel yang akan digunakan dalam menganalisis peramalan permintaan yang menggunakan data berdasarkan tahun 2014. 2. Perencanaan Agregat Kriteria Optimasi: Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perencanaan agregat. Beberapa hal yang dibutuhkan untuk menghitung perencanaan agregat adalah: •
Kapasitas jam kerja perusahaan, kapasitas jam kerja yang diterapkan oleh perusahaan yaitu 8 jam dalam satu hari.
•
Kapasitas produksi, Kapasitas produksi merupakan
kapasitas
yang
dimiliki oleh
perusahaan untuk melakukan proses produksi. Kapasitas produksi di pengaruhi oleh kecepatan produksi dan ketersediaan jam kerja yang ada selama periode perencanaan. •
Kecepatan produksi, Kecepatan produksi menyangkut kemampuan perusahaan untuk memproduksi atau membuat tiap unit barangnya. Dalam hal ini waktu yang diperlukan untuk membuat tiap unit amplas roll type.
•
Biaya produksi, Data pendukung yang berperan penting dalam perhitungan perencanaan agregat adalah informasi biaya produksi.Informasi biaya yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah biaya sub kontrak per
5
unit, tingkat upah jam kerja reguler, tingkat upah jam kerja lembur, dan harga amplas roll type.
Untuk menganalisis permasalahan yang terjadi pada PT. Ekamant Indonesia langkah awal dengan melakukan peramalan dimana syarat dari peramalan adalah sebagai berikut:
Teknik Forecasting
Pendekatan
Exponential Smoothing Double Exponential Smoothing
Alasan Penggunaan Data tidak memperlihatkan pola
(Holt)
tren dan tetapi musiman; hasil
Double Exponential Smoothing
ramalan lebih menyerupai data
(Brown)
dari periode terbaru
Triple Exponential Smoothing (Winter) Trend Analysis
Linear Trend Analyis
Data memperlihatkan pola tren
Quadratic Trend Analysis
dan musiman
Cubic Trend Analysis Exponential Trend Analysis Sumber: Kuncoro (2011:159-184)
Selanjutnya untuk perencanaan agregat sebagai berikut: 1.
Strategi Perburuan (chase strategy) Strategi ini dikenal juga dengan Chase Current Demand. Strategi perburuan merupakan strategi perencanaan yang menetapkan produksi sama dengan prediksi permintaan (produksinya disesuaikan dengan permintaan). Strategi ini mencoba untuk mencapai tingkat output untuk setiap periode yang memenuhi prediksi permintaan untuk periode tersebut. Sebagai contoh, manajer operasi dapat mengubah-ubah tingkat tenaga kerja dengan merekrut atau memberhentikan karyawan, atau dapat mengubah-ubah jumlah produksi dengan waktu lembur, waktu kosong, karyawan paruh waktu, atau sub kontrak. Banyak organisasi jas menyukai strategi perburuan ini karena pilihan persediaan sangatlah sulit atau mustahil untuk diadopsi.Industri yang telah
6
beralih ke strategi perburuan meliputi sektor pendidikan, perhotelan, dan konstruksi.
2.
Strategi tingkat atau penjadwalan tingkat (Level Strategy) Strategi ini dikenal juga dengan Average Gross Demand. Strategi ini menggunakan persediaan sebagai pendukung: penggunaan/kapasitas mesin dan tingkat tenaga kerja dibuat tetap, permintaan dipenuhi dari persediaan.
4. HASIL Dari hasil analisis yang telah dijalankan, maka berikut pembahasan hasil penelitian:
Pembahasan Peramalan Peramalan
Nilai MSE
Linear Trend Analyis
53.399008
Quadratic Trend Analysis
51.552315
Cubic Trend Analysis
43.357897
Exponential Trend Analysis
0.001831
Double Exponential Smoothing (Brown)
49.810698
Double Exponential Smoothing (Holt)
108.010187
Triple Exponential Smoothing (Winter)
84.758869
Sumber: Pengolahan data, 2015
Dari hasil pengolahan data menggunakan software Zaitun Time Series, ditemukan bahwa peramalan yang dapat diterapkan oleh PT. Ekamant Indonesia adalah peramalan dengan exponential trend analysis. Selanjutnya, dengan peramalan pada periode kedepan yang telah ditemukan, dilakukan perhitungan perencanaan agregat dengan hasil sebagai berikut:
7
Pembahasan Perencanaan Agregat
Lembur
Level Strategy
Chase Strategy
3.756.066.000
3.736.098.000
Sumber: Pengolahan data, 2015
Dari tabel di atas, terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk level strategy sebesar 3.756.066.000 lebih tinggi dibandingkan level chase strategy sebesar 3.736.098.000, oleh karena itu, metode yang paling tepat untuk diterapkan dalam memenuhi permintaan berlebih adalah metode chase strategy.
5. SARAN Dari hasil analisis yang telah dijalankan, maka saran yang dapat diberikan kepada pihak PT. Ekamant Indonesia adalah: 1. Perusahaan disarankan untuk menerapkan peramalan untuk periode-periode mendatang dengan menggunakan metode trend analysis dengan pendekatan exponential trend. Dengan adanya peramalan diharapkan nantinya perusahaan dapat memperkirakan jumlah permintaan pada periode-periode mendatang sehingga dapat mempersiapkan produksi terutama jumlah produksi dan strategi-strategi produksi yang harus diterapkan untuk memenuhi permintaan mendatang. 2. Perusahaan juga disarankan untuk menerapkan perencanaan agregat karena terbukti perencanaan agregat dapat membantu perusahaan dalam memenuhi permintaan berlebih yang terjadi pada periode tertentu. Untuk periode tahun 2015, terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan untuk level strategy sebesar 3.756.066.000
lebih
tinggi
dibandingkan
chase
strategy
sebesar
3.736.098.000, oleh karena itu, strategi yang paling tepat untuk diterapkan dalam memenuhi permintaan berlebih adalah metode chase strategy. 3. Perusahaan juga disarankan untuk menerapkan strategi level strategy apabila perusahaan ingin memperhitungkan penyimpanan atau stock untuk periode kedepannya.karena
apabila
terjadi
perubahan
permintaan
secara
mendadak,perusahaan dapat mengimbangi permintaan yang fluaktuatif tersebut.
8
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Harjanto. (2008) Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Heizer, Jay dan Render, Barry. (2006). Operations Management. Seventh Edition. New Jersey: Perason Education, Inc. Heizer, Jay dan Render, Barry. (2009). Manajemen Operasi Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Heizer, Jay dan Render, Barry. (2010). Manajemen Operasi Edisi Kesembilan Buku 2. Jakarta: Salemba Empat. Herjanto, Eddy. (2007). Manajemen Operasi Edisi Ketiga. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana McGraw. Kristomi, Riki dan Irwan Sukendar. (2008). Metoda Agregat Planning Heuristik Sebagai Perencanaan Dan Pengendalian Jumlah Produksi Untuk Minimasi Biaya. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Sultan Agung. Kuncoro, Riduwan. (2011). Cara Menggunakan dan Memakai Path Analysis (analisis jalur). Bandung: Alfabeta. Nasution. (2006). Metode Research (Penelitian Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara Samson, Danny dan Richars, Daft L. (2012). Management. Sydney: Fourth Asia Pasific Edition. Stevenson, (2009), Operation Management : 10th Edition, New York: McGraw-Hill. Stevenson, William dan Chuong, S. C. (2014). Manajemen Operasi Perspektif Asia. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Umar, Husein (2005). Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat Dini Djalal.2015. Laju Pertumbuhan Sektor Manufaktur Semakin Cepat. 02-072015. http://www.worldbank.org/in/news/press-release/2012/10/10/indonesiamanufacturing-sector-picks-up-pace
9
Penelitian Terdahulu Radwan, A., and Aarabi, Majid. (2011). Study of Implementing Zachman Framework for Modeling Information Systems for Manufacturing Enterprises Aggregate Planning. Proceedings of the 2011 International Conference on Industrial Engineering and Operations Management Simamora, Bachtiar h., Natalia Desty. (2014). Aggregate Planning for Minimizing Costs: A Case Study of PT XYZ in Indonesia. International Business Management 8(6): 353-356, 2014. ISSN:1993-5250 Silva, Carlos Gomes da, et, al. (2006). An interactive decision support system for an aggregate productionplanning model based on multiple criteria mixed integerlinear programming. The International Journal of Management Science, 2006. Techawiboonwong, Atthawlt., and Yenradee, Pisal. (2002). Aggregate Production Planning UsingSpreadsheet Solver: Model and Case Study. Research Article Science Asia 28, 2002. Yenradee, Pisal., Sarvi, Tuukka. (2013). An Integrated Model for Aggregate Production Planning and Pricing. Industrial Engineering Program Sirindhorn International Institute of Technology