MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XIII/2015
PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
ACARA MENDENGARKAN KETERANGAN PIHAK TERKAIT (IKADIN) DAN AHLI/SAKSI PIHAK TERKAIT (VI)
JAKARTA SELASA, 16 JUNI 2015
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XIII/2015 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat [Pasal 28 ayat (1) dan ayat (2)] terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 PEMOHON 1. Ikhwan Fahrojih 2. Aris Budi Cahyono 3. Muadzim Bisri ACARA Mendengarkan Keterangan Pihak Terkait (Ikadin) dan Ahli/Saksi Pihak Terkait (VI) Selasa, 16 Juni 2015 Pukul 11.12 – 12.02 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 6, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9)
Arief Hidayat Anwar Usman Maria Farida Indrati I Dewa Gede Palguna Wahiduddin Adams Aswanto Patrialis Akbar Suhartoyo Manahan Malontige Pardamean Sitompul
Hani Adhani
(Ketua) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) (Anggota) Panitera Pengganti
i
Pihak yang Hadir: A. Pemohon: 1. Ikhwan Fahrojih B. Pemerintah: 1. Mareta C. Pihak Terkait: 1. Johnson Panjaitan 2. Luciana Lovinda 3. Sholeh Ali 4. Denny Pramiyadi 5. Corry Carolina Siahaan 6. Sutrisno 7. Happy SP Sihombing 8. V. Harlen Sinaga
(AAI) (AAI) (AAI) (AAI) (AAI) (Ikadin) (Peradi) (Peradi)
D. Saksi dari Pihak Terkait (AAI): 1. Esterina D. Ruru 2. R. Astuti Sitanggang
ii
SIDANG DIBUKA PUKUL 11.12 WIB 1.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Bismillahirrahmaanirrahiim. Sidang dalam Perkara Nomor 32/PUUXIII/2015 dengan ini dimulai, dibuka, dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Pemohon
2.
yang hadir, silakan.
KUASA HUKUM PEMOHON: IKHWAN FAHROJIH Terima kasih, Yang Mulia. Saya Ikhwan Fahrojih, Pemohon sekaligus Kuasa para Pemohon. Terima kasih.
3.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Dari Pemerintah yang hadir?
4.
PEMERINTAH: MARETA Mohon izin, Yang Mulia, dari Pemerintah yang mewakili Bapak Budijono. Mohon izin, beliau masih dalam perjalanan, Yang Mulia.
5.
KETUA: ARIEF HIDAYAT AAI?
6.
Ya, baik. Sudah dikenal Anda. Dari Pihak Terkait yang hadir dari
PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Terima kasih, Yang Mulia. Dari kami Pihak Terkait I, Asosiasi Advokat Indonesia yang hadir saya sendiri, Johnson Panjaitan. Di sebelah kanan saya, Luciana Lovinda, Pak Sholeh Ali. Kemudian di belakang, ada Denny dan Corry. Terima kasih, Yang Mulia.
7.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Dari Pihak Terkait, Ikadin, ya.
2
8.
PIHAK TERKAIT (IKADIN): SUTRISNO Terima kasih, Yang Mulia. Saya Sutrisno sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Advokat Indonesia selaku Pihak Terkait. Terima kasih.
9.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Ada yang belum? Sudah, ya? Dari?
10.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Kami dari Peradi, Terkait, Yang Mulia.
11.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Peradi, ya. Pihak Terkait. Silakan, Peradi.
12.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Terima kasih, Yang Mulia. Kami dari Pihak Terkait Peradi, saya Happy SP Sihombing. Teman saya (…)
13.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HARLEN SINAGA Harlen Sinaga, Yang Mulia.
14.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Agenda pada pagi hari ini kita akan mendengarkan keterangan Pihak Terkait dari yang baru masuk dari Ikadin, ya? Baik. Kemudian, berikutnya kita akan mendengarkan keterangan Saksi dari AAI. Baik, silakan dari Ikadin, Pihak Terkait yang baru masuk dalam perkara ini, saya persilakan.
15.
PIHAK TERKAIT (IKADIN): SUTRISNO Bismillahirrahmaanirrahiim. Yang Mulia Ketua Majelis beserta Anggota Majelis, Bapak, Ibu sekalian. Pertama, saya perkenalkan, saya Sutrisno selaku Ketua Umum Pimpinan Pusat Ikatan Advokat Indonesia menggantikan Prof. Dr. Otto Hasibuan, S.H., M.M., dari hasil Musyawarah Nasional Ikadin pada tanggal 31 Maret sampai 1 April 2015 di Banjarmasin. Yang kedua, saya mengucapkan terima kasih kepada
3
Yang Mulia karena Ikadin diberi kesempatan dan diterima sebagai Pihak Terkait di dalam persidangan ini. Ada beberapa hal yang ingin kami sampaikan. Saya memang tidak secara khusus menyampaikan keterangan secara tertulis, jadi saya sampaikan saja secara lisan. Yang pertama, setelah kami membaca permohonan daripada Pemohon, sebenarnya permohonan dari Pemohon ini adalah tidak masuk di dalam ranah untuk pengujian di Mahkamah Konstitusi. Kenapa demikian? Karena menurut hemat kami bahwa permasalahan yang diajukan oleh Pemohon, terkait dengan adanya sistem pemilihan di dalam Musyawarah Nasional Peradi dengan sistem one man one vote itu, itu adalah menjadi kewenangan daripada organisasi advokat, di dalam hal ini adalah Peradi. Dan itu diatur di dalam Anggaran Dasar Peradi, sekaligus juga diatur di dalam Peraturan Rumah Tangga Peradi. Kenapa saya bisa menyampaikan seperti ini? Karena di dalam pendirian Peradi pada tahun 2004 sesuai dengan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2003 tentang Advokat, pada saat itu 8 organisasi advokat termasuk Ikadin, diberi kewenangan untuk mendirikan satu-satunya organisasi advokat. Dan ketika itu, Ikadin untuk mencari pendapat daripada seluruh anggota Ikadin di seluruh Indonesia, maka pada tahun 2004 itu Ikadin menyelenggarakan musyawarah nasional luar biasa Ikadin di Pontianak. Dan di situlah, kami sepakat bahwa nantinya akan sepakat dengan dibentuknya satu-satunya organisasi advokat. Apakah namanya, tergantung kepada Dewan Pimpinan Pusat Ikadin pada saat itu dan disepakati namanya adalah Perhimpunan Advokat Indonesia. Nah, tentunya di dalam perjalanan waktu selama kurun waktu 10 tahun, anggota Ikadin juga terlibat di dalam kepengurusan Dewan Pimpinan Nasional Peradi di tingkat pusat atau di tingkat nasional. Demikian juga di tingkat nasional atau di tingkat cabang, anggota Ikadin pun juga aktif terlibat di dalam kepengurusan Peradi, apakah itu sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Peradi, maupun menjadi pengurus yang lain dan (suara tidak terdengar jelas) menjadi anggota Peradi di setiap cabang. Nah, oleh karena itu, kenapa kami menjadi tahu persoalanpersoalan yang terkait dengan masalah Peradi ini. Karena memang di situlah Ikadin berperan di dalam rangka menjalankan tugas-tugas Peradi secara nasional. Kemudian yang kedua, menurut hemat kami, Yang Mulia. Bahwa permasalahan terjadinya perpecahan organisasi advokat, menurut hemat saya, bukan permasalahan karena sistem pemilihan organisasi advokat, khususnya Peradi ini tidak menggunakan sistem one man one vote. Menurut hemat saya, di dalam Anggaran Dasar Peradi setiap kali akan dilaksanakan Musyawarah Nasional Peradi, maka menurut ketentuan Anggaran Dasar Peradi setiap cabang, setiap Dewan Pimpinan Cabang 4
Peradi harus menyelenggarakan rapat anggota cabang, di mana seluruh Anggota Peradi, ya termasuk di dalam di situ ada juga anggota Ikadin, di sana berpartisipasi secara aktif. Jadi, hak-hak daripada anggota Peradi itulah disalurkan di dalam rapat anggota cabang Peradi. Termasuk di dalamnya siapa nanti yang akan dipilih sebagai Calon Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Peradi di dalam Musyawarah Nasional Peradi. Termasuk siapa nanti yang akan menjadi utusan daripada dewan pimpinan cabang itu untuk ikut di dalam Munas Peradi. Jadi, menurut hemat saya, sebenarnya pengujian terhadap sistem one man one vote ini sudah dimulai di tingkat rapat anggota cabang. Dan di situlah peran aktif daripada setiap anggota Peradi di dalam pelaksanaan Munas. Jadi, memang persoalannya terus terang saja anggota Peradi sampai saat ini kurang-lebih ada 35.000 orang, 35.000 orang. Nah, pendistribusian tentang cara-cara pemilihan calon ketua umum itu dilaksanakan di dalam rapat anggota cabang. Dan memang di sana setiap 30 orang anggota, ini diwakili oleh satu utusan yang untuk jadi peserta. Dan di dalam Anggaran Dasar Peradi yang saya tahu bahwa dari setiap cabang yang anggotanya lebih daripada 750 orang, maka hanya diberi … apa namanya … hanya diberi untuk menjadi peserta itu hanya 25 orang. Nah, ini permasalahan yang menurut hemat saya … menurut hemat saya bahwa persoalan one man one vote itu justru diterapkan dari bawah dengan … dengan model rapat anggota cabang. Nah, kemudian yang ketiga, Yang Mulia. Terkait dengan alasan daripada atau dalil daripada Pemohon yang menyatakan bahwa perpecahan ini dengan Munas … dengan Munas Peradi yang tidak one man one vote itu akhirnya timbul perpecahan, menurut hemat saya bahwa Musyawarah Nasional Peradi ini sudah dilaksanakan yang kedua kali. Anggaran Dasar Peradi sudah diuji coba di dalam Musyawarah Nasional Peradi. Musyawarah Nasional Peradi yang pertama dilaksanakan pada tahun 2010 di … di … di Pontianak dan itu sudah berhasil juga memilih ketua umum. Kemudian musyawarah yang kedua Peradi dilaksanakan kemarin di … di Pekanbaru pada … di mana dari hasil Musyawarah Nasional Peradi yang kedua di Pekanbaru ini juga sudah … sudah dihasilkan Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional Peradi. Jadi, menurut hemat saya, sebenarnya bukanlah persoalan sistem pemilihannya, Yang Mulia, tapi di sini memang ada (suara tidak terdengar jelas) daripada segelintir orang yang ingin … ingin mendapatkan satu jabatan tertentu, tetapi dia tidak mampu, sehingga dia membuat cara-cara tertentu, sehingga seolah-olah organisasi advokat ini menjadi pecah.
5
Prinsipnya sebenarnya, kenapa Ikadin tetap mendukung harus ada … ada bentuk single bar, harus ada satu-satunya organisasi advokat? Karena di sini ada tujuannya tidak lain adalah untuk meningkatkan kualitas profesi advokat dan juga tujuannya adalah tidak lain untuk memberikan perlindungan terhadap masyarakat pencari keadilan. Kalau misalkan bentuk daripada organisasi advokat ini menjadi multibar, maka di sini menurut hemat saya, menurut hemat saya bahwa justru tidak akan ada perlindungan terhadap masyarakat pencari keadilan. Kami dari Ikadin, Yang Mulia, sebelum Peradi ini dibentuk, Ikadin itu adalah satu-satunya yang menjadi anggota daripada International Bar Association. Oleh karena Peradi ini sudah dibentuk, maka kami daripada Ikadin merelakan diri keanggotaan Organisasi Advokat Indonesia ini kami serahkan kepada Peradi. Sehingga dengan demikian saat ini Peradi itu adalah mewakili negara Indonesia menyertakan keanggotannya di International Bar Association. Jadi, kami sebagai organisasi yang paling tua mempunyai kepedulian terhadap kelangsungan daripada dunia advokat. Kenapa demikian? Karena sebenarnya, sejak Ikadin ini dilahirkan, Yang Mulia, Ikadin ini tidak hanya bertindak atau hanya sebagai organisasi profesi advokat, tetapi Ikadin ini juga adalah sebagai organisasi perjuangan. Kenapa Ikadin menyatakan dirinya sebagai organisasi perjuangan? Karena ketika Ikadin ini dibentuk, proses penegakan hukum di Republik ini tidak mencerminkan penegakan hukum yang sebenarnya. Oleh karena itu, anggota Ikadin berjuang agar supaya advokat ini bersatu, kemudian agar supaya advokat ini betul-betul bisa menegakkan hukum di Republik ini. Itu sebenarnya kepedulian daripada Ikadin karena persoalan-persoalan yang menyangkut keberadaan daripada Peradi. Yang terakhir, Yang Mulia. Menurut hemat saya, sebenarnya sistem perwakilan, itu memang adalah bagian daripada norma yang berlaku di Republik ini. Kalaupun Pancasila ini sebagai dasar negara kita, di dalam pasal … di dalam sila keempat pun juga mengatur tentang sistem perwakilan. Tentunya, sistem perwakilan itu pun harus dilaksanakan secara demokratis. Jadi, tidaklah ada dusta di antara para … para anggota advokat yang merupakan anggota daripada Peradi di dalam proses pemilihan itu. Saya kira hanya itu yang bisa saya sampaikan, Yang Mulia. Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya. 16.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Terima kasih. Sebelum kita mendengarkan keterangan dari Saksi yang diajukan oleh AAI, saya akan mengesahkan dulu. 6
betul? 17.
Pihak Terkait AAI mengajukan bukti PT-1 sampai dengan PT-11,
PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Benar, Yang Mulia.
18.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Betul, ya, ini sudah diverifikasi dan validasi, disahkan. KETUK PALU 1X Kemudian Pihak Peradi PT-1 sampai dengan PT-16, betul?
19.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Betul, Yang Mulia.
20.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, disahkan, ya. KETUK PALU 1X Baik, sekarang kita akan mendengarkan keterangan Saksi yang diajukan oleh Pihak AAI. Saya persilakan untuk maju ke depan untuk diambil sumpahnya terlebih dahulu. Saudara Esterina D. Runu, S.H., saya persilakan dan Saudara Astuti Sitanggang. Ini berdua beragama Kristen dan beragama Katolik. Saya persilakan Rohaniwan untuk maju ke depan. Saya mohon, Prof. Maria, bisa mengambil sumpah.
21.
HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI Ya, mohon ikuti saya. “Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya. Semoga Tuhan menolong saya.”
7
22.
SAKSI BERAGAMA KRISTEN: Saya berjanji sebagai Saksi akan memberikan keterangan yang sebenarnya, tidak lain dari yang sebenarnya. Semoga Tuhan menolong saya.
23.
HAKIM ANGGOTA: MARIA FARIDA INDRATI Terima kasih.
24.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Terima kasih, silakan kembali ke tempat. Pihak Terkait AAI, siapa dulu yang akan memberikan keterangan Saksi ini? Ibu Esterina atau Ibu Astuti?
25.
PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Izin, Ibu Astuti Sitanggang, Yang Mulia.
26.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Astuti. Silakan, Ibu Astuti.
27.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Terima kasih, Yang Mulia dan Anggota Majelis Hakim yang kami hormati. Saya hanya mau memberikan kesaksian bahwa pada acara Munas pertama ... kedua Peradi Tahun 2010 di Pontianak, saya hadir sebagai utusan dari Peradi Jakarta Pusat. Dan pada saat itu, saya mendapat tugas di Komisi A bagian Perubahan Anggaran Dasar. Dan di Komisi yang saya ikuti itu, kami sudah mendapat kesepakatan secara musyawarah, yaitu ada beberapa hal, seperti mekanisme pemilihan Ketua Peradi telah diputuskan dalam sistem one man one vote. Kemudian, kita memberikan mandat kepada DPN Peradi dalam tempo dua bulan untuk melakukan perubahan anggaran dasar dan dilaporkan di dalam Rakernas. Sampai saat ini dan itu dibawakan dalam Sidang Paripurna dan itu disahkan sebelum ditutup. Yang sampai saat ini Peradi belum melakukan perubahan itu, itu saja.
28.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, sebelum kembali ke tempat. Saya tanyakan, apakah selama ini ada yang keberatan dengan penetapan Anggaran Dasar dan 8
Anggaran Rumah Tangga yang menentukan bahwa cara pemilihan dilakukan secara one man one vote? 29.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Tidak pernah terungkap di permukaan ada yang keberatan dan pada saat itu seluruh utusan yang hadir pada Munas Kedua di Pontianak mengetahui dan menyetujui untuk one man one vote. Dan kemudian, dengan adanya berjalannya waktu untuk Munas Ketiga 2015, baru dua tahun ... 3 tahun sebelumnya, baru kita eling katakan untuk, “Lho, mana ya perubahan itu? Kok tidak ada sampai saat ini?”
30.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, silakan dulu terlebih dahulu. Silakan, Ibu Esterina.
31.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): ESTERINA D. RURU Terima kasih, Yang Mulia. Saya di sini hadir untuk sebagai Saksi, kebetulan saya pas Munas Pertama di Pontianak Peradi, saya hadir juga sebagai utusan, dan juga pada Munas Kedua di Makassar saya hadir sebagai peninjau. Pada Munas Peradi pertama di Pontianak, memang sudah terbagi dalam tiga komisi pada waktu itu dan diputuskan bahwa ada one man one vote, tetapi sampai sekarang, mungkin tidak dilaksanakan secara utuh, yang hanya dilaksanakan tiap-tiap cabang. Sementara kami sebagai anggotaanggota Peradi yang lainnya menginginkan bahwa one man one vote hendaknya diberlakukan untuk keseluruhan, juga dalam pemilihan Ketua Umum Dewan Pimpinan Peradi. Dalam Munas Kedua yang dilaksanakan di Makassar, saya hadir sebagai peninjau. Di sana pun kalau saya melihat, ternyata akhirnya tidak berjalan dengan baik karena Munas tidak dibuka dan tidak ditutup secara proper, secara benar, dan akhirnya saya dengar ada Munas lanjutan di Pekanbaru. Demikian saya sampaikan.
32.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan duduk terlebih dahulu. Saya beri kesempatan dulu kepada Pihak AAI, apakah ada hal yang akan ditanyakan pada dua Saksi atau cukup?
33.
PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Terima kasih, Yang Mulia.
9
34.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Silakan, Saksi, untuk dicatat pertanyaannya, nanti dikumpulkan terlebih dahulu.
35.
PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Baik, yang … kepada kedua orang Saksi. Saya ingin mengelaborasi lebih jauh soal pelaksanaan Munas Kedua di Makassar. Kenapa sampai Munas itu tidak berjalan … tidak proper tadi seperti yang dikatakan oleh Saksi Ester? Apakah juga ada keterlibatan preman, keterlibatan TNI, keterlibatan Brimob, keterlibatan Polisi, dan praktik money politics di dalam munas tersebut? Nah, yang kedua. Bagaimana sebenarnya karena tadi Saksi mengatakan utusan dari Jakarta Pusat, apakah mekanisme utusan sebagaimana yang diatur oleh anggaran dasar itu sungguh-sungguh dijalankan atau terjadi praktik-praktik manipulasi, sehingga tuntutan one man one vote yang dilakukan oleh anggota-anggota Peradi menjadi semakin kuat dan semakin signifikan tuntutan itu dan sekarang menjadi tuntutan yang sangat mendasar dan sangat konstitusional? Saya kira dua itu, Yang Mulia.
36.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Ya, digabungkan jadi satu ya karena sama-sama dari AAI.
37.
PIHAK TERKAIT (AAI): SHOLEH ALI Terima kasih, Yang Mulia.
38.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Nanti kalau bicara semua, waktunya enggak cukup nanti.
39.
PIHAK TERKAIT (AAI): SHOLEH ALI Ya, satu hal saya tanyakan kepada Saksi. Usulan … apakah ada usulan dari anggota dan bagaimana bentuknya untuk one man one vote sebagai sistem pemilihan itu yang katanya mandat dari Pontianak Peradi di dalam Munas Kedua di Makassar? Artinya, apakah ada usulan dari anggota terkait one man one vote menjadi permintaan untuk dijadikan … dimasukkan anggaran dasar yang katanya menjadi mandat Munas I di Pontianak? Terima kasih.
10
40.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, dari Pemohon, ada yang akan ditanyakan kepada dua Saksi?
41.
KUASA HUKUM PEMOHON: IKHWAN FAHROJIH Baik, baik, Yang Mulia. Terima kasih. Ada beberapa pertanyaan yang ingin saya sampaikan kepada Saksi. Yang pertama, tentunya Saksi adalah anggota dari DPC Peradi ya? Saya enggak tahu di divisi mana. Apakah sebagai anggota DPC terlibat juga atau pernah diundang dalam pemilihan Calon Ketua Peradi di DPCnya masing-masing? Itu yang pertama. Yang kedua, berkaitan dengan … saya ingin menegaskan tadi yang berkaitan dengan rekomendasi. Di dalam Munas Peradi yang pertama di Pontianak Tahun 2010. Apakah itu sudah dibawa ke Rapat Paripurna dan apakah dalam Rapat Paripurna itu ada dinamika yang menolak dan yang menerima? Ataukah sudah sepakat atau sudah mufakat, begitu ya? Tidak ada sangkalan dari pihak manapun bahwa one man one vote itu akan direkomendasikan untuk menjadi perubahan dari AD/ART. Demikian, Yang Mulia. Terima kasih.
42.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik, terima kasih. Dari Pemerintah, cukup? Cukup. Sekarang dari meja Hakim? Yang Mulia Pak Dr. Patrialis Akbar, saya persilakan.
43.
HAKIM ANGGOTA: PATRIALIS AKBAR Terima kasih, Yang Mulia Pak Ketua. Ini Saksi Astuti Sitanggang ya. Tadi katanya hadir sebagai Anggota Komisi ya? Saya tidak meminta pendapat, tapi ingin supaya lebih jelas maksud rekomendasi tadi. Yang dimaksudkan one man one vote pada waktu itu, itu bagaimana? Apakah one man one vote itu Pemilihan Ketua Umum Peradi dilakukan di tingkat pusat secara sekaligus yang konon anggotanya 35.000 orang? Kayaknya di lapangan mana pun juga agak sulit itu teknis pelaksanaannya. Ataukah one man one vote tadi dilakukan secara berjenjang? Ini coba diklarifikasi, maksudnya itu bagaimana? Itu satu. Yang kedua, itu dinyatakan tadi 2 bulan ya sudah harus selesai. Tetapi setelah 2 tahun pun enggak jelas. Nah, apakah sudah ada semacam satu peringatan dari organisasi-organisasi yang bergabung di dalam Peradi, termasuk AAI untuk … atau juga dari Ikadin, atau dari manalah yang Saudara ketahui bahwa hasil Munas itu mesti
11
direalisasikan? Itu saja. Terima kasih. Jadi, bukan pendapat, ya. Tapi, yang Saudara ketahui pada waktu itu, maksudnya itu apa? Terima kasih, Pak Ketua. 44.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Terima kasih. Ada yang lain lagi? Oh, Yang Mulia Pak Dr. Suhartoyo, saya persilakan.
45.
HAKIM ANGGOTA: SUHARTOYO Sedikit, Yang Mulia. Ibu tulis ya, supaya enggak lupa, ya. Untuk Ibu berdua, ketika mengikuti Munas di Pontianak itu, yang … apakah memang peserta itu kemudian ada yang mempersoalkan tentang ada kesulitan di aturannya, normanya? Ataukah itu memang tidak ada yang mempersoalkan? Artinya, apakah itu hanya di tingkat pelaku-pelakunya yang kemudian tidak mengaktualisasikan di dalam AD/ART yang menjadi mandat berapa bulan kemudian harus terwujud, tetapi kenyataannya tidak terwujud? Jadi, mohon diterangkan forum pada saat Munas itu. Ketika pengambilan keputusan tentang akhirnya ketika pemilihan pengurus harus dengan one man one vote, itukah … apakah itu memang … ada tidak yang mempersoalkan tentang aturannya ini, normanya ini? Tolong nanti di … dijelaskan ya forum yang Ibu ketahui ketika mengikuti Munas itu. Terima kasih, Yang Mulia.
46.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. Terima kasih. Cukup. Silakan, Ibu Esterina dulu, kemudian Ibu Astuti untuk menjawab.
47.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): ESTERINA D. RURU Terima kasih, Yang Mulia. Mengenai pelaksanaan Munas di Makassar, memang ada … ada saya dengar dan saya lihat banyak polisi, ada tentara, ada juga orang-orang yang tidak saya kenal masuk ke dalam ruangan yang mungkin juga tidak memakai tanda peserta. Ada juga yang memakai tanda peserta, tetapi mungkin juga bukan utusan yang sebenarnya, saya juga sepertinya agak ragu-ragu. Tetapi intinya, pelaksanaan Munas di Makassar itu tidak ada … tidak ada keributan, tidak ada masalah yang besar, tapi tiba-tiba tidak dibuka dan tidak ditutup secara proper. Sehingga, agak membingungkan semua peserta Munas yang ada di sana, yang akhirnya ada yang keluar membuat … mencari ruangan dan membuat rapat Munas sendiri di ruangan yang lain, sehingga terpilih secara aklamasi. Ada juga karteker yang ada di 12
dalam ruangan tetap meneruskan Munas yang ada dan ada juga yang sudah keluar, tidak tahu … tidak … tidak tahu ke mana, tidak mengikuti Munas. Tetapi intinya, tidak ada huru-hara, tidak ada masalah keamanan yang ada di sana, semua baik-baik saja, tapi tidak dibuka dan tidak ditutup secara proper. Itu pendapat saya. Mengenai … mengenai rapat anggota cabang, saya adalah anggota rapat anggota cabang di Jakarta Pusat. Memang ada sedikit permasalahan pada rapat anggota cabang yang di tempat saya sebagai anggota. Saya di DPC Peradi Jakarta Pusat mendapat posisi sebagai bendahara. Tetapi, saya tidak dilibatkan di dalam rapat pleno ataupun rapat-rapat lain yang memutuskan bahwa akan diadakannya rapat anggota cabang. Sehingga, saya tidak tahu, tiba-tiba sudah terjadi rapat anggota cabang, di mana saya tidak tahu apa-apa, yang notabene dilaksanakan di Lantai 5 Gedung Gani Djemat Plaza di Jalan Imam Bonjol Nomor 76-78 dan kantor saya adalah di lantai 6 di gedung yang sama dan saya tidak diberi tahu ada RAC pada hari itu. Dikatakan bahwa sebaiknya Ibu tahu karena itu sudah ada di koran. Tetapi, saya bilang, “Saya sebagai pengurus inti dari DPC Peradi Jakarta Pusat punya hak untuk tahu, kapan rapat anggota cabang itu. Bahkan, saya mesti diundang sebagai pengutus ataupun sebagai peserta daripada rapat yang mengeluarkan hak suara, di mana, atau bagaimana, koran apa yang akan dipakai, dan segala macam, sebagaimana mekanisme undangan rapat anggota cabang.” Itu yang saya sesalkan dari DPC Jakarta Pusat. Mengenai saksi utusan Jakarta Pusat, ya … mekanismenya ya sebetulnya kan dari rapat anggota cabang itu dipilih siapa yang menjadi anggota … saksi nanti sebagai utusan di Munas ataupun sebagai peninjau. Tapi karena saya tidak dilibatkan, jadi saya tidak bisa menyampaikan apa yang terjadi dalam rapat anggota cabang tersebut. Itu dari saya untuk sementara. 48.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Silakan, Bu Astuti.
49.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Untuk pelaksanaan Munas Kedua di Makassar, saya hadir di sana. Susunan acara tidak diberikan kepada para peserta atau peninjau pada saat pertama datang, tidak juga diberikan pada saat pembukaan, yang pada saat itu gubernur, ya, hadir. Dan yang katanya, semua serba katanya, diberi tahu bahwa Paripurna pertama akan dimulai malam itu, ternyata kemudian dikatakan ditunda dan akan dilakukan besok pagi.
13
Besok paginya, baru sekitar jam 09.30, susunan acara diedarkan dan lantas kita menunggu sampai paripurna pertama dibuka. Ternyata, ketua umum tidak hadir di dalam ruangan, sehingga peserta gelisah dan minta kepada wakil ketua umum untuk memanggil ketua umum ini mau kemanakan? Karena sudah dari DPC, dari seluruh Indonesia sudah hadir, sudah cukup banyak. Akhirnya ketua umum hadir di ruangan dan bilang karena ini hari Jumat, mau salat Jumat, lebih baik kita tunda setelah salat Jumat, maka ditunda. Saya tetap di ruangan dengan beberapa rekan dan kemudian masuk ke dalam ruangan itu yang jaga memang polisi. Polisi yang jaga, kalau enggak ada identitas, dia melarang. Ketika kita tanya, “Lho, ini kan Munas Peradi, saya Anggota Peradi, kasih tanda pengenal Peradi.” Lantas dia panggil panitia, panitia bilang, “Oh, oke, silakan masuk.” Jadi kita masuk. Saya masuk pada saat itu, masuk dan tidak keluar. Nah, di dalam ruangan. Kemudian, datang polisi masuk ke dalam ruangan naik ke podium dan kemudian bilang bahwa mereka harus melakukan … apa pembersihan. Apa istilahnya itu? Membersihkan … ya, pembersihan ruangan, gitu. Jadi Ibu, Bapak silakan keluar, kami mau membersihkan ruangan. Nah, kita tanya, “Membersihkan ruangannya dari apa? Silakan saja bersihkan, kami tetap di sini.” Katanya, “Lho, kami ini anggota, kami hadir ini Munas segala macam.” Oke. Kemudian, ada lagi yang berbaju hitam-hitam, saya enggak tahu apa itu. Mereka berdiri di depan pintu gerbang, pintu utama ruangan, sungguh menyeramkan. Saya saja advokat seram banget. Kemudian, mereka berbaris masuk ke tengah ruangan, mereka lebih dari 50 orang. Kemudian, ambil dan bilang bahwa kami mau membersihkan ruangan lagi. Kami masih bilang, “Ngapain?” Gitu, ya. Dan setelah itu, dia bilang bahwa mau periksa kalau ada bom untuk ketenangan Ibu, Bapak dan segala macam, segala macam. Pada saat itu kami setuju, dia mau periksa apakah ada bom, maka kami bergeser di suruh ke kanan. Tetapi pada saat kami mulai bergeser ke kanan, bertambah banyak yang berpakaian hitam-hitam masuk ruangan. Dan pada saat itu, lantas Sekjen kami, minta kami untuk menyebar. Jangan lagi berdua-dua … jangan lagi bergerombol, berduadua. Silakan. Nah, pada saat itu, ada omongan macam-macam, mereka bilang dari panitialah, segala macam, mau membenturkan, setelah itu mereka keluar. Karena kami tidak mau keluar. Setelah mereka keluar, ada beberapa orang, empat orang masuk yang kami lihat, mohon maaf, tanpa meninggalkan rasa hormat, tidak terlihat seperti advokat. Mereka memakai seperti ini, jadi seperti peserta atau apa masuk ruangan dan mulai dengan polah seperti preman, membuat kegaduhan. Pada saat itu, rekan-rekan advokat perempuan yang dari Makassar, mendatangi mereka dan satu orang mengenali dua orang di 14
antara kelima orang itu adalah preman yang biasa dia pakai untuk menagih tagihan kliennya. Karena itu tahu, maka mereka dipaksa oleh peserta untuk keluar dari ruangan. Nah, setelah itu, tidak ada lagi yang lain. Sampai akhirnya, mulai pada gelisah lagi dipanggil lagi ketua umum untuk turun. Itu setelah penundaan tiga kali. Akhirnya, turunlah si ketua umum. Dan kemudian, dia suruh panitia lokal untuk memberikan laporan. Panitia lokal bilang bahwa mereka minta maaf. Karena mereka tidak bisa melaksanakan Munas dengan aman dan bla, bla, bla. Lalu dan merekomendasikan ketua umum untuk menutup. Setelah itu, ketua umum mengatakan bahwa Munas itu ditutup, lalu meninggalkan ruangan dengan terburu-buru. Nah, pada saat itu, wakil ketua umum, sekjen, dan segala macam, akhirnya dipaksa atau dengan suka rela, mereka naik ke podium atas desakan dari peserta yang ada. Karena mereka sudah dari luar kota, sudah membuang waktu, membuang uang, dan sudah datang di situ. Dan pada saat itu … apa … Munas itu berlanjut. Itu untuk Munas di Makassar. Mekanisme putusan RAC di Jakarta Pusat. Saya anggota DPC Peradi Jakarta Pusat dan saya pengurus bidang … pengurus bidang di DPC Peradi Jakarta Pusat, Ketua Bidang. Bukan kebetulan bahwa Ketua Peradi Jakarta Pusat mempunyai kelebihan, yaitu sangat dengan mudah memberitahukan segala kabar kepada para anggotanya, seperti ada yang ulang tahun, ada yang meninggal, ada yang baru mendapatkan anak, yang seperti itu di BBM secara japri. Nah, lantas waktu saya melihat Jakarta Selatan sudah ribut-ribut mau buat RAC … rencana … Rapat Anggota Cabang, saya tanya ke ketua saya, “Jakarta Pusat kapan, kok kita ketinggalan ya? Semua orang sudah buat, waktunya ini nanti mepet.” Dan dia bilang, “Sebentar ya, Kak. Saya masih ada urus yang lain.” Oke. Terus, ada lagi foto di Facebook sudah ada RAC di cabang yang lain. Saya BBM lagi, “Pak Ketua, kita sudah terlambat ini, tinggal berapa lama Munas? Kita … bukankah kita harus bicarakan apa yang akan kita bawakan dalam Munas dan siapa peserta dari cabang?” Terus, “Sebentar ya, Kak. Saya masih bawa rombongan Peradi untuk pertandingan bola.” Oke. Habis itu, saya tanya lagi waktu dia sudah datang, “Bagaimana? Sukses ya? Terus bagaimana dengan RAC itu? Kapan akan dilaksanakan?” Dan di situ saya tidak dapat jawaban. Pagi hari saya merasa gelisah karena malam itu semua orang banyak sekali yang tanya ke saya RAC Jakarta Pusat itu kapan? Ada yang bilang, ibu kan pengurus dan segala macam. Akhirnya saya minta orang kantor saya untuk menelepon sekretarisnya Pak Ketua Umum untuk tanya, kapan sih RAC itu? Dan dia bilang, “Tunggu saya, saya tanya.”
15
Saya BBM, ada di BBM saya, ketua umum jam 05.30 pagi saya tanya, “Eh, kapan kita RAC Jakarta Selatan? Hari ini?” Tidak dijawab. Dan waktu saya semakin gelisah, saya paksa lagi sekretaris kantor saya untuk memaksa si sekretaris yang di sana ketua umum, kapan itu RAC itu? Selatan kok sudah berjalan. Lantas si … akhirnya saya mendapat kabar dari orang kantor bahwa oh, saya kira Ibu Astuti sudah dikasih tahu oleh sekretariat DPC Jakarta Peradi Jakarta Pusat bahwa RAC itu diselenggarakan hari ini jam 08.00 sampai jam 11.00. Saya dapat itu jam 09.00 pagi. Lantas, saya menelepon ke kantor rekan saya ini ada di lantai 6 dan saya minta sekretarisnya untuk turun ke bawah lihat, apakah RACnya akan berlangsung? Karena saya akan langsung ke Gani Djemat. Apakah saya percuma datang atau tidak. 09.30 dia telepon saya, saya sudah dekat dan dia bilang, “Ibu, sudah bubar. Mereka sedang makan siang di Bebek Bengil atau apa di sebelahnya.” Akhirnya, saya BBM sama Pak Ketua, saya bilang, “Katanya RAC sudah berjalan, tolong diberitahu kepada saya apa hasilnya? Ingin tahu.” Lantas dia bilang bahwa RAC itu sudah dikorankan itu tanggal sekian. Lantas saya berpikir, setelah tanggal sekian itu, saya tanya kepada rekan, mengapa rekan enggak bilang saja tanggalnya? Sudah. Itu mengenai RAC Jakarta Pusat. Lantas, usul anggota untuk one man one vote. Usul anggota one man one vote itu sebelum dua tahun itu, saya tahu karena saya diberitahu dan dibawakan draftnya oleh Pak Denny Kailimang pada saat itu. Untuk siapa yang … ayo, itu di-follow up! Kok diam-diam saja? Untuk masalah itu. Itu satu, waktu itu secara lisan. Kemudian, itu juga ditanyakan dengan surat terbuka oleh Pak Denny Kailimang sebelum acara Munas di Makassar. Oke, mengenai rekomendasi. Rekomendasi waktu masuk, saya bukan SC jadi saya hanya peserta di dalam Munas kedua, saya masuk kemudian dibagi ada 3 komunis … komisi oleh SC yang satu perubahan anggaran dasar, yang kedua rekomendasi, yang ketiga saya sendiri tidak tahu apa. Saya lupa saat ini. Lantas jadi setelah Paripurna pertama, terus Paripurna kedua, dilanjutkan dengan rapat komisi, maka dipisah 3. Saya ikut ke Komisi Anggaran Dasar. Di anggaran dasar, itu dikata … dibuka apakah ada masukan apa yang perlu kita ubah dan segala macam, segala macam. Ada beberapa pointers juga dari SC atau dari panitia untuk dibicarakan. Lantas yang masalah one man one vote itu, itu semua mengatakan mau seperti itu. Saya ingat pertimbangannya waktu itu adalah Negara Republik Indonesia yang begini berjuta-juta orang ini, itu bisa memilih secara langsung siapa presidennya. Mengapa advokat yang hanya sedikit ini tidak bisa? Pada saat itu saya tahu ada dari kantor … yang jelas orangnya Sri Miguna membawakan bahwa pemilihan itu adalah berjenjang seperti 16
yang tadi Yang Mulia Hakim Anggota bertanya bahwa itu akan dilakukan berjenjang. Dan ada saya juga lupa, Bapak-Bapak itu bilang bahwa kita bisa melakukan itu … intinya Indonesia melakukan itu bisa setiap orang dan kita bisa setiap orang. Apa gunanya uang iuran kita disetorkan itu kalau tidak dipakai juga untuk kita, gitu. Biarlah kita kasih kepada setiap anggota itu sama. Lantas itu dibawakan di Paripurna dan itu tidak ada seorang pun dari anggota peserta di situ yang bilang bahwa itu tidak relevan dan segala macam tidak, tapi semua setuju. Saya ingat bahwa tidak ada yang membantah karena pada saat itu saya merasa semua orang di situ punya satu visi atau apa untuk one man one vote. Saya pikir, saya sudah jawab dengan pemilihan tingkat pusat setelah dua tahun, apakah ada organisasi pendiri? Ada dari Asosiasi Advokat Indonesia. Terus, saya pikir saya sudah jawab seluruhnya. 50.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik. Jadi, berjenjang itu artinya one man one vote dimulai dari cabang, kemudian dari tingkat ke atas sampai ke Munas ya?
51.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Ya.
52.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Utusan yang dari cabang-cabang memilih di tingkat pusat begitu ya, tapi yang di Makassar enggak jadi ya? Enggak jadi, gimana?
53.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Bukan, Pak. Pertama kali yang berjenjang itu mereka pikir begini. Jadi, di daerah itu pilih sendiri (…)
54.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, makanya itu.
55.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Ya, itu berjenjang.
17
56.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Jadi, anggota di tingkat cabang memilih ketua cabang. Ketuaketua cabang memilih ketua di tingkat Munas, gitu? Gimana?
57.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Enggak, tadi ada kan ada RAC. RAC kemudian menentukan memilih siapa.
58.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.
59.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Dan mereka memilih pesertanya untuk nanti ikut ke sana (…)
60.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Untuk ikut ke pusat gitu kan?
61.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Pilih yang di sana, betul.
62.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, baik.
63.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Terus sebagai utusan untuk memilih.
64.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, utusan untuk memilih dan utusan itu kemudian nanti memilih pengurus di tingkat DPP, gitu kan?
65.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Betul. Itu sudah ada di anggaran dasarnya awal.
18
66.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.
67.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Yang itu yang mau diubah.
68.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya.
69.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Yang mau diubah ada yang bilang sekaligus seperti pemilu di semua-semua.
70.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, jadi mau dianu kayak pemilu raya begitu ya?
71.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Ya. Terus ada yang keberatan karena uang, terus kita bilang kita bayar cukup mahal. Jadi, itu ada. Kemudian ada yang saya ingat Bapak-Bapak itu yang saya kagum karena Bapak itu sudah cukup umur, tapi dia bilang katakan saja begitu teknologi akan maju kita bisa lakukan itu tidak perlu (…)
72.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Pakai vote, pakai elektronik begitu?
73.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Waktu itu enggak disebut begitu.
74.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Belum.
75.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Jadi, tidak perlu kan ada yang bilang bahwa apa itu yang kayak suara dibawa terus dicuri orang, segala macam, segala macam gitu. 19
76.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, ya.
77.
SAKSI DARI PIHAK TERKAIT (AAI): R. ASTUTI SITANGGANG Dia bilang itu enggak perlu dipikirkan karena pada zamannya akan dialami.
78.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Baik. Baik, persidangan untuk kali ini selesai ya. Ibu Esterina dan Bu Astuti terima kasih telah memberikan keterangan pada persidangan Mahkamah Konstitusi. Kemudian yang terakhir kalau masih ada persidangan, itu kita akan mendengarkan apakah dari pihak yang terakhir Pihak Terkait dari Ikadin akan mengajukan saksi, atau ahli, atau cukup?
79.
PIHAK TERKAIT (IKADIN): SUTRISNO Kami dari Pihak Terkait Ikadin hanya akan menyampaikan bukti, Yang Mulia, tapi hari ini belum siap.
80.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, kalau begitu, gimana ini sudah persidangan sudah selesai. Ya, kalau begitu, nanti bukti itu diserahkan bersamaan dengan kesimpulan.
81.
PIHAK TERKAIT (IKADIN): SUTRISNO Baik, Yang Mulia.
82.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. Ada yang akan disampaikan dari Peradi ya?
83.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Yang Mulia, Yang Mulia. Kami dari Peradi, Yang Mulia. Kami juga masih menginginkan untuk mengajukan saksi fakta dan ahli pada sidang yang akan datang.
84.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Apa belum diberi kesempatan pada persidangan yang lalu? 20
85.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Belum.
86.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Persidangan yang lalu dari AAI?
87.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Dari AAI.
88.
KETUA: ARIEF HIDAYAT AAI ya, ini AAI.
89.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Kami dari Peradi, Yang Mulia.
90.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, Peradi. Peradi masih akan mengajukan ahli (…)
91.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Ya, kami akan rencananya akan mengajukan saksi fakta dan ahli pada sidang yang akan datang.
92.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh, baik kalau begitu … ya, berarti kalau begitu berapa ahli atau berapa saksi yang akan diajukan dari Peradi? Ya, terkait Peradi.
93.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Saksi fakta itu minimal satu, ahli juga minimal satu, tapi kami akan usahakan dua.
94.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Oh enggak, jangan anu, jangan minimal! Yang pasti saja.
21
95.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Saksi fakta kami akan ajukan tiga orang, Yang Mulia.
96.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. Soalnya kalau itu tadi kalau minimal satu, bisa seribu nanti, ya kan? Saksinya berapa?
97.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Tiga orang, Yang Mulia.
98.
KETUA: ARIEF HIDAYAT Tiga orang.
99.
PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Saksi fakta.
100. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ini maksimal ya. 101. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Ya. 102. KETUA: ARIEF HIDAYAT Maksimal, ahlinya? 103. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Dua orang, Yang Mulia. 104. KETUA: ARIEF HIDAYAT Dua orang ahli, maksimal dua orang. Baik, kalau begitu, untuk pihak Ikadin enggak ya, hanya akan mengajukan bukti ya. Baik (…)
22
105. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Kemudian kami akan menanyakan juga, Yang Mulia. Apa kami tadi dari Pihak Terkait tidak bisa menanyakan apa ada (…) 106. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ini yang bawa ke sini siapa? 107. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Dari AAI. 108. KETUA: ARIEF HIDAYAT nanti.
Nah, enggak boleh, nanti Anda tanyanya pada yang Anda bawa
109. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Oh, begitu, Yang Mulia? 110. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya. 111. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Kami cuma sekadar menanyakan. Terima kasih, Yang Mulia. 112. KETUA: ARIEF HIDAYAT Tapi kalau yang boleh Pemohon, atau Pemerintah, atau Hakim. 113. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Baik, Yang Mulia. 114. KETUA: ARIEF HIDAYAT Kalau Hakim boleh menanyakan semua. 115. PIHAK TERKAIT (PERADI): HAPPY SP SIHOMBING Baik, Yang Mulia. 23
116. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya? Anda enggak bayar dua orang ini datang ke sini, kok mau tanya, enggak boleh, ya kan. Ya, nanti yang Anda bawa itu yang Anda tanya. Itu hukum acaranya, aturan mainnya begitu, ya. Baik. Baik, jadi persidangan berikutnya akan diselenggarakan pada hari Rabu. Itu miknya masih nyala ada apa? 117. PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Terima kasih, Yang Mulia. Kami kalau bisa diberikan kesempatan karena hari ini ahli kami tidak bisa hadir karena ada benturan acara, Yang Mulia, kami diperkenankan untuk mengajukan ahli sesuai dengan janji kami pada sidang yang lalu. 118. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ini kalau mundur-mundur, jadinya ... sebetulnya hari ini dari Pihak AAI yang diberi kesempatan. 119. PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Ya. 120. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, berapa yang mau? Satu diakomodasikan karena ini dari (...)
...
kalau satu
masih bisa
121. PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Mulia.
Ahlinya dua. Yang satu soal IT, yang satu soal konstitusi, Yang
122. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, kalau gitu, nanti berikutnya lagi. 123. PIHAK TERKAIT (AAI): JOHNSON PANJAITAN Terima kasih, Yang Mulia.
24
124. KETUA: ARIEF HIDAYAT Ya, nanti diusulkan berikutnya. Kita sudah terlanjur untuk meminta dari Peradi tadi, ya. Karena jatahnya Anda mestinya hari ini, ya. Baik, kalau begitu, nanti persidangan berikutnya Rabu, 1 Juli 2015, pada pukul 11.00 WIB, mendengarkan keterangan Ahli dan Saksi dari Pihak Terkait Peradi. Saksinya maksimal 3 orang dan ahlinya maksimal 2 orang. Kemudian dari Ikadin, bukti tertulis, sebelumnya nanti dibawa ke sini, ya, dibawa ke sini untuk diverifikasi validasi, nanti kalau sudah, baru akan disahkan pada sidang berikutnya. Baik, ya, sudah tidak ada masalah? Tidak ada yang dikemukakan? Baik, sidang selesai dan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 12.02 WIB Jakarta, 16 Juni 2015 Kepala Sub Bagian Risalah, t.t.d.
Rudy Heryanto NIP. 19730601 200604 1 004
Risalah persidangan ini adalah bentuk tertulis dari rekaman suara pada persidangan di Mahkamah Konstitusi, sehingga memungkinkan adanya kesalahan penulisan dari rekaman suara aslinya.
25