1
METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN SIKAP HORMAT TERHADAP GURU PADA KELAS VIII A SMP N 17 SURAKARTA PADA TAHUN AJARAN 2014/2015 Aparadita Welly P NIM. 11500068 Pembimbing : Dra. Ismoyowati, S.Pd, M.Pd. Prodi BK FKIP UNISRI ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui keefektifan metode role playing untuk meningkatkan sikap hormat terhadap guru pada kelas VIIIA SMP N 17 SURAKARTA tahun ajaran 2014/2015. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Tindakan Bimbingan dan Konseling.Subjek penelitian adalah kelas VIII A SMP N 17 SURAKARTA berjumlah 2 siswa. Teknik pengumpulan sumber data melalui wawancara guru BK dan wali kelas,angket , dan observasi. Validitas data menggunakan trianggulasi teknik untuk kredibilitas data. Analisis data menggunakan prosentase perubahan tingkah laku dari D.L Godwin dan T. J Coates dan analisis klinis. Pelaksanaan ini dilakukan dua siklus, setiap siklus terdiri dari perencanaan pelaksanaan , tindakan ,observasi dan refleksi. Analisis prosentase menunjukan hasil penelitian bahwa metode role playing dapat meningkatkan sikap hormat dari pretest ke siklus I sampai ke siklus II. Prosentase perubahan dari pretest sampai siklus II pada diri Dicky 51,72 %, Justico 53,33%. Keberhasilan ini dapat dilihat melalui prosentase perubahan dari pretest sampai siklus II. Perubahan masing-masing subjek pada siklus II lebih dari 50%. Berdasarkan perubahan yang terjadi pada setiap siswa maka telah membuktikan bahwa pada penelitian dengan menggunakan metode role playing efektif untuk meningkatkan sikap hormat siswa kelas VIIIA SMP N 17 SURAKARTA tahun ajaran 2014/2015 Kata kunci : metode role playing , sikap hormat
1
2
3
PENDAHULUAN Perubahan zaman dan perkembangan teknologi ternyata telah membawa perubahan disegala segmen baik pola ,gaya hidup dan tingkah laku manusia. Hal ini juga terjadi pada siswa-siswi yang sedang dalam tahap pelajaran, termasuk sikap siswa-siswi yang kurang hormat terhadap guru yang memberi pelajaran. Beberapa orang pendidik banyak yang menuai perdebatan bahwa pengarahan siswa untuk dapat beradaptasi dengan nilai-nilai yang di ajarkan merupakan bentuk indoktrinasi dan sekolah-sekolah seharusnya membatasi diri dari munculnya berbagai pemikiran kritis tentang pendidikan nilai tersebut. Sikap sopan santun atau hormat yang merupakan budaya leluhur kita dewasa ini telah dilupakan oleh sebagian orang. Sikap sopan santun yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai hormat menghormati sesama, yang muda menghormati yang tua, dan yang tua menghargai yang muda tidak lagi kelihatan dalam kehidupan yang serba modern ini. Hilangnya sikap sopan santun sebagaian siswa merupakan salah satu dari sekian penyebab kurang terbentuknya karakter. Tidak terpeliharanya sikap sopan dan santun ini dapat berdampak negatif terhadap budaya bangsa Indonesia yang dikenal sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan kehidupan yang beradab. Sejumlah pertanyaan muncul mengapa anak-anak sekarang menjadi anak yang tidak memiliki sikap hormat tersebut? Sebagian anak remaja mulai berani kepada orang tua, berani kepada gurunya, bila diberi nasehat berani membantah bahkan mungkin berani menantang pada orang yang menasehati. Sikap-sikap seperti ini banyak kita temui pada anak remaja. Kondisi ini menunjukkan bahwa sekolah hanya menghasilkan siswa yang memiliki intelektual yang tinggi namun tidak memiliki karakter yang ditunjukkan oleh kurangya akhlak mulia yangdimilikinya. Kewajiban siswa untuk patuh dan taat kepada guru, serta hormat kepadanya sudah semestinya dapat diterapkan ditengah-tengah proses belajar
4
mengajar diekolah. Bahkan ketika terjadi pertemuan antara siswa dengan guru diluar jam sekolah.hal ini adalah bentuk sikap hormat siswa terhadap orang
yang
telah
berjasa
menstransferkan
kemampuanya.
Dengan
diterapkannya hal ini maka siswa tidak hanya cerdas tetapi juga matang disisi emosionalnya. Konsep pendekatan saat ini memberikan ruang kepada guru untuk lebih dekat kepada murid. Guru bisa menjadi pendidik sekaligus teman bagi siswa,tetapi konsep ini sering kali disalah aplikasikan, dimana kedekatan ini kemudian dimaknai dengan sebuah kedekatan tanpa batas sehingga siswa tidak merasa sungkan lagi melakukan hal-hal yang semestinya tidak mereka lakukan.melakukan bentuk komunikasi yang tidak semestinya karena mereka menganggap guru sebagai teman mereka, dari sinilah timbul sikap tidak hormat juga ketidaksopanan dalm bersikap dan berbicara. Ini akan sangat berpengaruh terhadap kualitas penyerapan ilmu yang kan diajarkan oleh guru. Progam pendidikan moral yang berdasarkan pada dasar hukum moral dapat dilaksanakan dalam nilai sikap hormat dan bertanggung jawab, mereka memiliki tujuan, nilai yang nyata, di mana mereka mengandung nilai-nilai baik bagi semua orang baik sebagai individu maupaun sebagai bagaian dari masyarakat. Hormat
menjadi dasar
landasan sekolah
yang tidak
hanya
memperbolehkan, tetapi mengharuskan para guru untuk memberikan pendidikan tersebut untuk membangun manusia-manusia yang secara etis berilmu dan dapat memposisikan diri mereka sebagai bagian dari masyarakat. Karena itu, pendidikan di sekolah seharusnya memberikan priorotas untuk membangkitkan nilai-nilai kehidupan, serta menjelaskan implikasinya terhdap kualitas hidup masyarakat. Semua bangsa dan buaday tidak ada keraguan untuk menerima dan menghargai nilai intelektual, moral dan estetik. Akan tetapi, prinsip nilai ini terlalulu umum untuk membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang lebih spesifik. Di dalam realitas kehidupan, masyarakat membutuhkan uraian rinci tentang prinsip-prinsip nilai tadi agar
5
mencakup tindakan masnusia yang luas dan beragam, sehingga menghasilkan proses pendidikan yang efektif. METODE PENELITIAN Penelitianini di laksanakan di SMP N 17 SURAKARTA tahun pelajaran 2014/2015.Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Januari 2014 sampai Februari 2015, Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan bimbingan dan konseling.Dalam penelitian ini tindakan yang akan diberikan dengan menggunakan metode role playing maka tidak semua siswa akan masuk sebagai subjek tetapi akan membantu untuk berjalannya bermain peran. Subjek penelitian tindakan ini adalah 2 siswa dari kelas VIII A SMP N 17 SURAKARTA.Penelitian ini menggunakan dua metode penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif secara terpadu.Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan bimbingan dan konseling (PTBK). PTBK adalah penelitian tindakan dengan leluasa yang ditujukan pada sekelompok anak, misalnya dalam kegiatan bimbingan kelompok atau bimbingan klasikal.Dalam pelaksanaan PTBK terdapat siklus. Setiap siklus penelitian tindakan ini dilaksanakan melalui tahap.Adanya siklus bertujuan untuk memperbaiki tindakan yang telah dilakukan pada siklus sebelumnya dan belum mencapai tujuan.Penelitian tindakan mempunyai prosedur-prosedur dalam pelaksanaannya. Pada prosedur ini terdapat langkah-langkah yang harus ditempuh sebelum melakukan langkah selanjutnya. Sumber data adalah subyek dari mana data itu diperoleh dalam penelitian ini sumber data berasal dari guru BK dan wali kelas.Pengumpulan data dengan menggunakan angket, observasi wawancara dan dokumentasi. Angket yang digunakan dalam penelitian ini angket yang menggunakan empat pilihan jawaban dan subjek mencentang atau memberi tanda (V) pada angket, antara lain jawaban itu sangat setuju, setuju, kurang setuju dan tidak setuju. skor yang diperoleh akan menunjukkan tingkat sikap hormat terhadap guru pada siswa tersebut.Hasil pengisian angket yang sudah
6
dilakukan peneliti maka, dapat dikemukakan bahwa terdapat peningkatan sikap hormat siswa terhadap guru. Perubahan tersebut dilihat dari perubahan yang ditunjukan oleh masing-masing siswa yang mengikuti kegiatan role playing Pada instrumen observasi dilakukan waktu Bp/Ibu guru sedang mengajar dikelas dan saya minta izin untuk mengamati sikap subjek tersebut didalam kelas. Untuk data yang lebih lengkap selain observasi dan angket juga terdapat wawancara, peneliti juga mewawancarai guru BK dan wali kelas untuk mendukung penelitian ini dan dokumentasi untuk mengungkap latar belakang siswa.Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data digunakan triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner. Bila dengan tiga teknik kredibilitas data tersebut, menghasilkan data yang berbeda-beda, maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana yang dianggap benar, atau mungkin semuanya benar, karena sudut pandangnya berdedabeda. Selanjutnya langkah yang dilakukan adalah menganalisis perubahan setiap siklus. Yaitu digunakan analisis persentase dan klinis. Analisis persentase untuk menghitung prosentase perubahan pada subjek maka digunakan rumus sebagai berikut:
Post rate – base rate) P.C.=
X 100 Base rate
Rumus tersebut digunakan untuk mengethaui prosentase pada perubahan perilaku subjek sebelum dan sesudah diberi tindakan. Analisis klinis terdiri dari analisis sosial dan subjek. Analisis sosial dilakukan dengan membandingkan subjek dengan tugas perkembangan sedangkan analisis
7
subjek dilakukan dengan bertanya kepada guru BK dan wali kelas mengenai perubahan sikap pada subjek. Dari analisis ini dapat diketahui perubahan sikap pada setiap siklus.Hasil penilaian dengan metode role playing untuk meningkatkan sikap hormat terhadap guru perlu dianalisi untuk mengetahui lebih lanjut seluk beluk kemajuan penyelenggara kegiatan. Perlu dikaji adalah apakah hasil pembahasan dan pemecahan masalah sudah dilakukan sedalam-dalamnya atau sebenarnya masih ada aspek penting yang perlu dijangkau dalam pembahasan itu. Kemudian setelah diketahui indikator keberhasilan metode role playing untuk meningkatkan sikap hormat terhadap guru, maka dilakukan evaluasi tindak lanjut dengan metode yang telah dijelaskan diatas untuk kesimpulan adakah peningkatan atau menurunya sikap hormat terhadap guru. Selain itu indiktor keberhasilan penelitian juga dapat dilihat melalui perbedaan persentase antara post rate dengan base rate. Menurut D.L Godwin dan T. J Coates (dalam Ayom Yulita 2012:60) tindakan dikatakan berhasil jika terjadi perubahan sebesar 50% pada diri individu tersebut. Jadi metode role playing dikatakan berhasil jika terjadi peningkatan sikap hormat sebesar 50% dari keadaan semula. HASIL DAN PEMBAHASAN Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling yang mengampu kelas VIII. Berdasarkan data tersebut peneliti ingin membuktikan hasil wawancara dengan melakukan observasi. Observasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal tentang sikap hormat siswa dikelas tersebut. Kondisi awal ini menjadi acuan untuk menentukan siswa yang dijadikan subjek penelitian. Pelaksanaan penelitian dengan melaksanakan dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Pertemuan pertama sebelum bermain peranmempelajari dan membaca isi dari naskah drama yang sudah dibagikan. Pembacaan naskah drama ini sesuai dengan intonasi – intonasi percakapan yang ada di dalam naskah. Pengucapan dan intonasi yang tepat akan membantu siswa
8
untuk lebih mudah memahami jalanya cerita. Peneliti juga memberikan tugas kepada siswa untuk menghafalkan naskah drama tersebut dirumah supaya saat nanti lebih lancar. Peneliti menyuruh siswa membaca sekali lagi isi cerita. Selesai membaca naskah drama peneliti menyuruh siswa untuk latihan menampilkan setiap adegan didepan ruang latihan. Peneliti mengarahkan untuk memperdalam ekspresi atau mimik muka serta perasaan yang dirasakan pada setiap adegan , peneliti juga mengarahkan kepada siswa bahwa setiap percakapan atau dialog tidak harus sama persis dengan naskah , tetapi boleh diberi improvisasi percakkapan dan gerakan supaya lebih luwes saat mempraktikkannya.
Setelah
itu
dilakukan
pertemuan
kedua
untuk
menampilkan role playing didalam kelas, sebelum penampilan role playing dimulai peneliti menjelaskan kepada siswa yang tidak memainkan role playing saat ini disebut kelompok penonton. Bukan hanya melihat penampilan teman tetapi juga mengamati dan memberikan penilaian tentang penampilan role playingtersebut.
Sebelum melakukan penelitian, peneliti
melakukan wawancara dengan guru Bimbingan dan Konseling yang mengampu kelas VIII. Dari hasil wawancara tersebut diketahui kelas yang memiliki tingkat sikap hormat yang rendah adalah kelas VIIIA. Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan terjadi peningkatan sikap hormat dengan menggunkan metode role playing. Role playing telah dilaksanakan dan peneliti mengobservasi serta memberikan angket setelah tindakan guna untuk mengetahui perubahan yang terjadi. Pada saat penelitian peneliti bekerja sama dengan wali kelas dan guru BK. Pengamatan perubahan pada subjek penelitian dilakukan oleh peneliti , wali kelas dan guru BK. Peneliti menanyakan kepada wali kelas dan guru BK tentang perubahan yang terjadi pada subjek disebut analisis subjek. Perubahan pada Dicky sebesar 51,72 %, Justico 53,33%, perubahan pada tingkah laku subjek penelitian dapat dibandingkan dengan analisis klinis yaitu analisis subjek dan sosial. Analisis subjek dengan mewawancari guru BK dan wali kelas sebelum dan sesudah tindakan, sedangkan analisis sosial dengan
9
melihat atau membandingkan perubahan tingkah laku pada subjek dalam tugas-tugas perkembangan. Hasil analisis subjek Dicky yaitu, mampu menghargai guru saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, Lebih berani tampil didepan kelas, Tidak membuat onar dikelas, Banyak teman dikelas dan lebih menghargai teman, sopan dengan guru. Pada Justico yaitu, Memperhatikan guru saat mengajar, Terlihat tenang, Mendengarkan nasehat dari Bp/Ibu guru, sudah sedikit bisa menghormati Bp/Ibu guru. Dengan menggunakan metode role playing dapat meingkatkan perubahan tingkah laku pada diri siswa.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ayom Yulita.2012. Teknik sosiodrama untuk meningkatkan kepercayaan diri siswa kelas VIII B SMP KRISTEN 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Universitas Sebelas Maret Darmansyah.2010. Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor. Jakarta: Bumi Aksara Dede Rahmat Hidayat & Aip Badrujaman.2012. Penelitian Tindakan dalam Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Indeks Haris Herdiansyah. 2013. Wawancara , Observasi, dan Focus Groups: sebagai instrumen pengalihan data kualitatif. Jakarta: Rajawali Pers Lexy J Moleong.2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : Rosdakarya Maksudin.2013. Pendidikan Karakter non dikomotomik. Jogjakarta: Pustaka Pelajar Sugiyono.2009. Metode Penelitian Pendidikan : pendekatann kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Suharsimi Arikunto.2006. Prosedur Penelitian : suatu pendekatan praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Sukardi. 2003. Metodologi penelitian pendidikan dan praktiknya. Jakarta : Bumi Aksara. Wiji Suwarno.2006. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan .Jogjakarta: Ar-ruzz Media.