PERBANDINGAN PENGARUH PEMBELAJARAN MENGGIRING BOLA ANTARA METODE SELF CHECK DENGAN METODE RESIPROKAL TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA (Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/ 2015) oleh; Farizal Indra Kusuma; 1 H. Agus Mulyadi., M.Pd.;2 H. Gumilar Mulya, M.Pd.;3 dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing I) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya Dosen (Pembimbing II) Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi tentang perbandingan pengaruh metode self check dengan metode resiprokal terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 sebanyak 30 orang yang pengambilan sampelnya ditentukan dengan menggunakan teknik proporsional random sampling. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan uji statistik, ternyata secara empirik metode self check lebih berpengaruh daripada metode resiprokal terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Para pelatih, guru, dan pembina olahraga hendaknya selalu memperhatikan dan meningkatkan keterampilan teknik-teknik dasar permainan sepak bola, khususnya menggiring bola karena menggiring bola merupakan salah satu faktor penentu kemenangan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode chevk dapat digunakan dalam upaya meningkatkan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola. Karena itu, metode tersebut hendaknya dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memilih metode latihan untuk meningkatkan keterampilan menggiring bola, supaya latihan yang dilakukan tidak sia-sia. Kata Kunci : Metode Self Check, Metode Resiprokal, Menggiring Bola, Sepak Bola
1
2
ABSTRACT The aim of this research is to obtain information about the comparative influence of self check method with reciprocal method on dribbling skills in the football game at the teenth grade of SMA 8 Tasikmalaya 2014/2015 period. The method used is the experimental method. The population research is a students’ teenth grade of SMAN 8 Tasikmalaya 2014/2015 period the number of 30 students were taking the sample is determined using proportional random sampling technique. Based on the results of data processing by statistical tests, it turns out empirically self check method is more influential than the reciprocal method on dribbling skill in the football game at the teenth grade of SMA 8 Tasikmalaya 2014/2015 period The coaches, teachers, and coaches should always pay attention to the sport and improve the skills of the basic techniques of the football game, especially dribbling because dribbling ball is one of the determinants of victory. These results indicate that the method can be used in an attempt check improve dribbling skills in the football game. Therefore, these methods should be considered in order to choose the method of training to improve the dribbling skill, so that training does not in vain. Keywords: self check method, reciprocal method, dribbling ball, foot ball.
A. PENDAHULUAN Permainan sepak bola merupakan salah satu sub-pokok bahasan permainan bola besar yang termasuk pada mata pelajaran penjaskes. Permainan sepak bola merupakan permainan yang sangat digemari oleh pelajar karena tidak sukar untuk dipelajari, alat-alat dan peraturannya sederhana, dapat dimainkan oleh orang banyak baik pria maupun wanita, tidak ada kontak langsung dengan kecelakaan sedikit sekali. Namun walaupun alat-alat dan peraturan sederhana, tapi dalam kenyataannya ada saja pemain atau siswa yang salah melakukan gerak teknik-teknik dasar permainan sepak bola diantaranya menggiring bola. Supaya kesalahan tidak berulangulang, maka perbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. Kesalahan-kesalahan tersebut bisa diakibatkan karena faktor internal dan eksternal. Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar sepak bola diantaranya : guru, metode, lingkungan, sarana dan prasarana, sedangkan faktor internal seperti : minat, motivasi dan sebagainya.
3
Dari sekian banyak faktor tersebut di atas, metode merupakan faktor yang sangat strategis. Untuk kepentingan penyusunan strategi proses belajar mengajar perlu dipahami tentang hal yang bersangkutan dengan proses tersebut. Banyak sekali metode yang disusur dan digunakan dalam mata pelajaran. Penjas seperti dikemukakan Supandi (1992 : 24-47) sebagai berikut, “1) Komando, semua kegiatan dikontrol oleh guru, 2) Tugas, siswa melakukan tugas sendiri, 3) Resiprokal, teman membantu dalam pelaksanaan beberapa fungsi pengajaran, 4) Kelompok Kecil, peranan siswa dibagi menjadi pelaku, 5) Individual, program individu direncanakan untuk masing-masing siswa, 6) Disecovery tertuntun, guru menyediakan kunci-kunci/petunjuk-petunjuk pemecahan gerak (melibatkan faktor kognitif, 7) Pemecahan Masalah, siswa mencari sendiri jawaban masalah yang dilengkapi”. Metode yang sering diperlukan dan digunakan oleh guru Penjaskes di sekolah adulah metode resiprokal dan metode self check. Metode resiprokal adalah metode yang menerapkan teori umpan balik atau feedback. Teori ini beranggapan bahwa informasi tentang hasil belajarnya akan memantapkan atau memperbaiki hasil belajarnya di kemudian hari. Selain kebebasan membuat keputusan juga siswa berkewajiban menilai hasil belajar secara terbatas. Penilaian terbatas hanya pada penilaian formatif atau korektif oleh seseorang terhadap seorang siswa, oleh kelompok siswa terhadap kelompok siswa yang lainnya, tapi yang paling umum ialah seorang siswa terhadap seorang siswa secara bergiliran. Formasi yang di gunakan adalah formasi berpasangan. Sedangkan metode self check adalah siswa belajar sendiri dan melakukan umpan balik terhadap diri sendiri berdasarkan lembar kriteria yang ditugaskan. Mosston (1994:103), mengemukakan bahwa Metode mengajar self check diciptakan untuk hubungan siswa dengan guru yang dikembangkan dengan memeriksa sendiri tugas yang diberikan guru kepada siswa, keputusan selanjutnya dipindah kepada siswa agar lebih bertanggung jawab. Siswa melaksanakan tugas dan menyesuaikan dengan kriteria yang dibuat oleh guru sebagai umpan balik. Hal ini sangat berguna bagi siswa untuk tidak tergantung pada umpan balik dari luar, dan memulai menggunakan umpan balik dari dirinya sendiri. Dengan adanya umpan balik dari dalam dirinya sendiri akan melatih
4
kejujuran siswa dan objektifitas dalam menilai penampilan seseorang sehingga bisa menerima ketidakcocokan dan keterbatasan diri. Melalui penelitian-penelitian dan teori-teori dalam pendidikan telah banyak penemuan-penemuan tentang gaya pembelajaran. Namun demikian tidak ada satu pun yang mengklaim bahwa gaya mengajar yang ditemukannya paling sempurna, paling cocok dalam semua situasi dan kondisi, bahkan juga tidak ada satu pun gaya mengajar yang mutlak paling baik untuk menyampaikan seluruh mata pelajaran. Dari paparan diatas penulis tertarik mengadakan penelitian yang berjudul “Perbandingan Pengaruh Pembelajaran Menggiring Bola antara Metode Self Check dengan Metode Resiprokal terhadap Keterampilan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola (Eksperimen pada Siswa Kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran 2014/ 2015)”. B. PROSEDUR PENELITIAN Metode Penelitian Hampir semua penelitian mempunyai hipotesis yang perlu diuji kebenarannya secara empiris karena hipotesis merupakan jawaban sementara dari masalah penelitian. Untuk membuktikan kebenaran dari hipotesis yang penulis ajukan, penulis melakukan penelitian melalui ujicoba atau eksperimen untuk melihat suatu hasil (keterampilan menggiring bola) sebagai akibat melakukan pembelajaran menggunakan metode self check dan metode resiprokal. Oleh karena itu metode penelitian yang penulis gunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah metode eksperimen. Pengertian metode eksperimen diungkapkan Surakhmad (1998: 149) sebagai berikut. Dalam arti kata yang luas, bereksperimen ialah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat suatu hasil. Hasil itu yang menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang diselidiki. Tujuan eksperimen bukanlah pada pengumpulan data deskripsi melainkan pada penemuan faktorfaktor penyebab dan faktor-faktor akibat; karena itu maka di dalam eksperimen orang bertemu dengan dinamik dalam interaksi variabel-variabel. Dari kutipan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam suatu penelitian eksperimen diperlukan adanya suatu faktor yang diujicobakan. Faktor yang diujicobakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran menggunakan metode self check dan metode resiprokal. Kedua bentuk metode pembelajaran itu diharapkan dapat
5
memberikan suatu hasil yang dapat menunjukkan hubungan kausal dari variabelvariabel dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini penulis menghadapi dua kelompok subjek yang diteliti, yaitu kelompok A yang diberi metode self check sedangkan kelompok B yang diberi metode resiprokal selama 18 pertemuan termasuk pretest dan postest. Variabel Penelitian Menurut Arikunto (1988:99) variabel adalah “objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Selanjutnya Arikunto (1988:101) menjelaskan bahwa “variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab variabel bebas atau independent variabel (X), sedangkan variabel akibat disebut variabel tak bebas, variabel tergantung, variabel terikat dari dependent variabel (Y). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yakni variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode self check dan metode resiprokal. Sedangkan variabel terikat adalah keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Instrumen Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan, penulis menggunakan alat ukur sebagai media pengumpul data. Hal ini sejalan dengan pendapat Nurhasan dan Narlan (2001 : 3), “Dengan alat ukur ini kita akan memperoleh data dari suatu obyek tertentu, sehingga kita dapat mengungkapkan tentang keadaan obyek tersebut secara obyektif”. Berkaitan dengan permasalahan penelitian ini, maka alat pengumpul data dalam penelitian ini adalah tes menggiring bola. Populasi dan Sampel Populasi adalah suatu kelompok subjek yang di jadikan objek penelitian. Pengertian populasi menurut Sugiyono (1999: 72) adalah “Generalisasi yang terdiri objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian di tarik kesimpulan”. Sebelum menetapkan sampel penelitian terlebih dahulu harus menentukan tujuan dari penyelidikan dan memperhatikan apakah populasi pada umumnya dianggap homogen atau heterogen
6
seperti misalnya umur, jenis kelamin dan sebagainya yang dianggap perlu untuk penyelidikan. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil populasi siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015 sebanyak 217 orang. Sedangkan yang dimaksud dengan sampel menurut Surakhmad (1998: 93) ialah, “Penarikan sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi”. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis menjadikan sebagian populasi sebagai sampel penelitian yaitu sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan data dilakukan dengan cara proporsional random sampling”. Rancangan Pengolahan Data Setelah data berupa skor hasil tes keterampilan long passing dalam permainan sepakbola
diperoleh,
maka
skor
tersebut
disusun,
diolah
dan
dianalisis
kebermaknaannya. Untuk itu penulis menggunakan suatu pendekatan statistika yang sesuai dengan data yang diperoleh. Adapun langkah-langkah yang penulis lakukan dalam mengolah data tersebut, dapat penulis paparkan di bawah ini: 1. Membuat distribusi frekuensi, langkah-langkahnya adalah : a. Menentukan rentang (R = skor tertinggi – skor terendah) b. Menentukan kelas interval (K = 1 + 3,3 log n) c. Menentukan panjang interval (P = R ) K
2. Menghitung skor rata-rata (mean) dari masing-masing data, rumus yang digunakan adalah :
fi ci X = o + P fi
Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : X = nilai rata-rata yang dicari
= sigma atau jumlah fi = frekuensi ci = deviasi atau simpangan o = titik tengah skor yang membuat tanda kelas dh nilai c = 0
7
P = panjang kelas interval 3. Menghitung standar deviasi atau simpangan baku, rumus yang digunakan adalah :
n fi ci 2 ( fi ci) 2 n (n 1)
S = P
Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S = standar deviasi yang dicari n
= jumlah sampel (n = fi)
P = panjang kelas interval fi = frekuensi ci = deviasi atau simpangan 4. Menghitung varians dari masing-masing tes, rumus yang digunakan adalah :
n fi ci 2 ( fi ci) 2 S2 = P2 n (n 1)
Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : S2 = varians yang dicari P2 = panjang kelas interval dikuadratkan n
= jumlah sampel (n = fi)
fi = frekuensi ci = deviasi atau simpangan 5. Menguji normalitas data dari setiap tes melalui penghitungan statistik 2
(Chi–
kuadrat), rumus yang digunakan adalah : 2 =
k
i 1
(Oi Ei) 2 Ei
Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : 2 = Chi–kuadrat (lambang yang menyatakan nilai normalitas) Oi = frekuensi nyata atau nilai observasi/pengamatan Ei = frekuensi teoretik atau ekspektasi, yaitu luas kelas interval dikalikan dengan jumlah sampel (n). Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi chi–kuadrat (2) dengan taraf nyata = 0,05 dan dk = k – 3. Apabila 2 (1 – ), (k – 3) atau 2 tabel dari daftar chi– kuadrat (2) lebih besar atau sama dengan hasil penghitungan statistika 2, maka
8
data-data dari setiap tes itu berdistribusi normal dapat diterima, untuk harga 2 lainnya ditolak. 6. Menguji homogenitas dari data setiap tes melalui penghitungan statistik F, rumus yang digunakan adalah : F =
Varians terbesar Varians terkecil
Kriteria pengujian dengan menggunakan distribusi F dengan taraf nyata = 0,05 dan dk = n – 1. Apabila nilai Fhitung lebih kecil atau sama dengan Ftabel distribusi atau F F ½ (v1, v2), maka data dari kelompok tes itu homogen.
F ½ (v1, v2)
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ½ . Sedangkan derajat kebebasan (dk) v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan dk penyebut = n. 7. Menguji diterima atau ditolaknya hipotesis melalui pendekatan uji kesamaan dua rata-rata uji dua pihak (uji t`). Apabila data tersebut berdistribusi normal dan homogen, maka rumus yang digunakan adalah :
X1 X 2
t S
S =
1 1 n1 n 2
(n1 1) S12 (n 2 1) S22 n1 n 2 2
Arti tanda-tanda dalam rumus tersebut adalah : t` = nilai signifikansi yang dicari X1 = skor rata-rata dari tes awal atau variabel I X 2 = skor rata-rata dari tes akhir atau variabel II
S = simpangan baku gabungan n
= jumlah sampel
S 12 = varians sampel tes awal atau variabel I S22 = varians sampel tes akhir atau variabel I
9
Kriteria pengujian adalah terima hipotesis (Ho) jika –t (1 – ) < t < t (1 – ), di mana –t (1 – ) didapat dari distribusi t dengan derajat kebebasan (dk) = n1 – n2 – 2 dan peluang (1 – ½ ). Taraf nyata () = 0.05 atau tingkat kepercayaan 95%. Untuk harga t lainnya hipotesis ditolak. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pembahasan hasil penelitian ini, penulis mengadakan pencocokan terhadap hipotesis penelitian yang diajukan. Adapun hipotesis penelitian yang penulis ajukan sebagaimana dalam Bab I penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Metode Self Check Memberi Pengaruh secara Berarti terhadap Keterampilan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola Hipotesis tersebut hasilnya diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan metode self check berpengaruh terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji -t, dengan hasil t-hitung sebesar 2,45 lebih besar dari t-tabel (2,05) dan berada di luar daerah penerimaan hipotesis. Dengan demikian hipotesis nol ditolak pada taraf nyata ( ) = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2. Ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari hasil pembelajaran tersebut. 2. Metode
Reisprokal
Memberi
Pengaruh
secara
Berarti
terhadap
Keterampilan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola Hipotesis tersebut hasilnya diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan metode resiprokal berpengaruh terhadap keterampilan menggiring bola. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut didukung oleh data hasil penelitian dengan menggunakan uji -t, dengan hasil t-hitung sebesar 2,46 lebih besar dari t-tabel (2,05) dan berada di luar daerah penerimaan hipotesis. Dengan, demikian hipotesis nol ditolak pada taraf nyata ( ) = 0,05 dan dk = n1 + n2 – 2. Ini berarti terdapat pengaruh yang berarti dari hasil pembelajaran tersebut. 3. Metode Self Check Lebih Efektif terhadap Keterampilan Menggiring Bola dalam Permainan Sepak Bola
10
Hipotesis tersebut hasilnya diterima, karena terbukti dari pengujian hipotesis secara statistika yang menyatakan bahwa secara signifikan terdapat perbedaan hasil pembelajaran antara metode self check dengan metode resiptokal. Kebenaran pengujian hipotesis tersebut
didukung
oleh data hasil penelitian dengan
menggunakan uji -t, dengan hasil t-hitung, sebesar 3,00 berada di dalam daerah penerimaan hipotesis sebesar (t-tabel 2,05). Ini berarti bahwa kelompok A lebih berpengaruh daripada kelompok B terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Metode mengajar self check diciptakan untuk hubungan siswa dengan guru yang dikembangkan dengan memeriksa sendiri tugas yang diberikan guru kepada siswa, keputusan selanjutnya dipindah kepada siswa agar lebih bertanggung jawab. Siswa melaksanakan tugas dan menyesuaikan dengan kriteria yang dibuat oleh guru sebagai umpan balik. Hal ini sangat berguna bagi siswa untuk tidak tergantung pada umpan balik dari luar, dan memulai menggunakan umpan balik dari dirinya sendiri. Dengan adanya umpan balik dari dalam dirinya sendiri akan melatih kejujuran siswa dan objektifitas
dalam
menilai
penampilan
seseorang
sehingga
bisa
menerima
ketidakcocokan dan keterbatasan diri. D. PENUTUP Simpulan Dengan mempertimbangkan beberapa temuan berdasarkan hasil pengolahan data dan pengujian hipotesis yang diungkapkan pada bab IV, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Pembelajaran menggiring bola dengan menggunakan metode self check berpengaruh terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. 2. Pembelajaran
menggiring
bola
dengan
menggunakan
metode
resiprokal
berpengaruh terhadap keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. 3. Pembelajaran menggiring bola dengan menggunakan metode self check lebih efektif daripada metode resiprokal terhadap keterampilan menggiring bola dalam
11
permainan sepak bola pada siswa kelas X SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya tahun ajaran 2014/ 2015. Saran Berdasarkan
kesimpulan
penelitian
tersebut
di
atas,
maka
penulis
mengajukan beberapa saran sebagai berikut : 1. Kepada para pihak yang terkait dengan pembinaan sepak bola, seperti pelatih, guru Pendidikan Jasmani di sekolah dalam rangka meningkatkan keterampilan menggiring bola dalam permainan sepak bola disarankan menggunakan metode self check. 2. Bagi pihak yang tertarik untuk meneliti permasalahan yang sama, disarankan supaya mengadakan penelitian pada subyek (peserta) pembelajarannya adalah siswa sekolah menengah. Sehingga hasil penelitiannya dapat memperkaya khasanah keilmuan dalam penerapan metode self check dalam permainan sepak bola.
E. DAFTAR PUSTAKA Aep. 1995. Peningkatan dan pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Frez. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Badriah, Dewi Laelatul. 2002. Fisiologi Olahraga. Bandung: Pustaka Ramadhan. Harsono. 1988. Coaching dan Aspek-aspek Psikulogi dalam Coaching. Jakarta: Tmbak Kusuma. Giriwijoyo, Y. S. 1992. Ilmu Faal Olahraga. Bandung FPOK IKIP Bandung. Luxbacher, Joseph A. 2004. Sepak Bola: Langkah-langkah Menuju Sukses. (Terjemahan Agusta Wibawa). Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Nasution. 1982. Didaktik Azas Mengajar. Bandung: Jemars.
12
Nurhasan dan Abdul Narlan. 2001. Tes dan Pengukuran Pendidikan Olahraga. Tasikmalaya: PJKR FKIP UNSIL. Pusat Bahasa Depdiknas. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Soekatamsi. 1998. Permainan Besar I (Sepak Bola). Jakarta: Universitas Terbuka. Sucipto. 2000. Pendidikan Jasmani dan Kesehatan (untuk SMU kelas 3). Bandung: PT. Grafindo Media Pratama Sudjana, Nana. 1989. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Suharno, HP. 1985. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta: FPOK IKIP Yogyakarta. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Supandi dan Laurens Seba. 1983. Teori Belajar Mengajar Motorik. Bandung : FPOK IKIP Bandung. Surakhmad, Winarno. 1998. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Metodologi Ilmiah. Bandung: Tarsito.