MELATIH KEMANDIRIAN ANAK USIA DINI MELALUI PEMBERIAN PUJIANPADA ANAK KELOMPOK A1 DI TK PERTIWI GANJAR AGUNGTAHUN PELAJARAN 2014/2015 Feri Sulistyowati TKPertiwi Ganjar Agung Kota Metro
Abstract Self- autonomy needs to be developed in the children’s early ages. The main conditions in facilitating the early children to be aotonomous are self confidence on their own abilities and strength. Giving complement can be one of the other gaod ways to train the children’n self-autonomy from their early ages. Complement is a form of showing love and care. The children’s early ages are the best moment to develop their self-autonomy as they are still in their sensitive psychological growth and their basic life skill development. Training the early children on self-autonomy by giving complement can triger them to do positive things and optimally develop all the potentials with their own awareness
Keywords: Self-autonomy training, Giving Complement, Early Children.
Sesuai
PENDAHULUAN Anak usia dini ibarat kertas putih yang belum ternoda, yang akan diberi warna oleh orang tuanya. Peran orang tua dalam pendidikan anak sangat penting. Tanpa disadari sebagai orang tua sering melakukan kesalahan dalam pengasuhan anak, sehingga anak tidak memiliki kepribadian yang kuat dan baik.
Orang
tua
justru
sering
memberikan hukuman, ancaman, dan larangan
apabila
anak
melakukan
sesuatu yang dianggap tidak baik oleh orang tua, bahkan orang tua merasa khawatir jika anak melakukan atau mencoba sesuatu hal yang baru. Dengan demikian anak akan selalu merasa takut jika tidak dekat dengan orang tuanya. Sehingga anak tidak dapat mandiri.
61
dengan
pendapat
Soekresno
(2004: 37) yang mengatakan bahwa hukuman sangat tidak efektif diberikan pada anak usia balita. Anak tidak ingat pada kesalahan akan tetapi teringat pada apa yang diucapkan atau diberikan kepadanya. Seperti halnya yang terjadi di kelompok A1 pada Taman Kanak-kanak Pertiwi Ganjar Agung bahwa sebagian besar anak pada tahun pertama masuk sekolah terlihat 80% masih banyak anak yang didampingi oleh orang tuanya bahkan setiap diberi tugas oleh guru, rasa kekhawatiran orang tua masih tinggi, orang tua selalu membantu anak dalam setiap tugasnya. 40% anak tidak ditunggu oleh orang tuanya, akan tetapi tidak mau beraktifitas, dan 20% anak
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
tidak ditunggu orang tuanya dan mau beraktifitas
melakukan
kegiatan
c.
di
dalam melatih kemandirian anak
sekolah. Sebagian besar orang tua menanamkan pola asuh yang salah, yaitu
sejak dini 2. Rumusan Masalah
memanjakan anak. 1.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar balakang yang
dikemukakan
di
atas,
maka
dapat
diidentifikasikan berbagai permasalahan,
tuanya
rumusan
penelitian
tindakan
kelas
sebagai
berikut: cara
melatih
kemandirian anak usia dini melalui pemberian pujian pada anak kelompok
belum dapat mengambil maianan
yang
akan
digunakan. c. Anak
terdapat
“Bagaimana
a. Anak belum berani ditinggal orang
sendiri
maka
masalah yang akan dipecahkan melalui
antara lain:
b. Anak
Kurang maksimalnya orang tua
belum
A1 di Taman Kanak-kanak Pertiwi Ganjar Agung?”. 3. Tujuan Penelitian
mau
mengerjakan
sesuatu yang ditugaskan guru
Tujuan penulisan ini secara umum adalah untuk membahas masalah melatih
Oleh karena itu guru harus segera
kemandirian anak usia dini melalui
mengambil tindakan agar anak dapat
pemberian pujian pada anak kelompok
mandiri.
A1 di Taman Kanak-Kanak Pertiwi
2.
Ganjar Agung.
Analisis Masalah Berdasarkan identifikasi masalah
4.
di atas, bahwa permasalahan disebabkan
Manfaat Penelitian. Penelitian ini diharapkan dapat
oleh:
bemanfaat bagi:
a.
1.
b.
Masih rendahnya orang tua dalam
Anak, supaya dapat melakukan
memberikan kepercayaan terhadap
sesuatu sendiri dan selalu percaya
anak
diri dalam mencoba sesuatu yang
Masih banyak orang tua yang selalu
baru.
membantu tindakan yang dilakukan anak
2.
Orang
tua,
supaya
dapat
memberikan kepercayaan kepada anak dan memberikan kebebasan kepada
62
anak
untuk
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
mengembangkan
3.
kreatifitasnya
Anak usia dini merupakan peniru
secara optimal.
ulung dan proses peniruannya terhadap
Guru, untuk menambah wawasan
sesuatu semakin meningkat bila usia
dan
anak
pengalaman
dalam
memandirikan anak.
bertambah.
diharapkan
Oleh
kepada
karena
orang
tua
itu agar
terbiasa dalam bertindak dan berperilaku TINJAUAN PUSTAKA
saling menyayangi, saling menghormati,
A. Melatih Kemandirian Pada Anak
saling menghargai, halus dalam bertutur
1.
Usia Dini
kata. Dengan demikian anak selalu akan
Pengertian Kemandirian
meniru dan menyenangi tendakan yang
Menurut Parker (dalam Hakim 1996:
227)
kemandirian
adalah
kemampuan untuk mengelola semua
selalu dilakukan orang tuanya tidak dengan paksaan. B.
Pemberian Pujian
milik kita. Kemandirian juga berarti
Pujian sebagai lambang kasih
adanya kepercayaan terhadap gagasan-
sayang penerimaan atas dirinya karena
gagasan. seperti mandi sendiri, memakai
perilakunya yang benar dan baik. Hal ini
baju sendiri, makan sendiri, dan lain-
memberikan kesadaran kepada anak
lain. namun juga berkaitan dengan hal-
akan keberhasilan. Jika anak melakukan
hal yang bersifat psikologis, seperti
sesuatu yang baik dan memperoleh
kemampuan untuk menentukan pilihan
pujian akan membuatnya bangga dan
atau
melekat pada diri anak, sehingga anak
keputusan
berdasarkan
pertimbangan sendiri.
akan selalu berusaha berbuat baik.
Melatih kemandirian pada anak
1.
Tujuan Pemberian Pujian
usia dini hendaknya dilakukan secara
Montessori (dalam Harmes 1999:
simultan antara kemampuan motorik
62) mengatakan bahwa tujuan pemberian
dengan
pujian adalah: untuk menumbuhkan
kemampuan
berbahasa.
Menumbuhkan kemandirian pada anak
kemandirian
sangatlah penting, karena anak akan
membangkitkan motivasi anak dalam
belajar untuk bertanggung jawab atas
belajar, mematuhi peraturan yang telah
dirinya sendiri.
diberikan, menumbuhkan minat pada diri
2. Anak Usia Dini belajar Melalui
anak untuk dapat bekerja sama dengan
meniru.
pada
anak,
untuk
orang lain.
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
63
Berdasarkan
paparan
di
atas
menentang keingingan anak dengan
bahwa tujuan pemberian pujian adalah
secara
untuk
kemandirian,
perkembangan mental anak terhambat,
mengembangkan keahlian sehingga anak
anak akan menjadi penakut bahkan
merasa percaya diri dan memperoleh
pembangkang. Perlakuan orang tua yang
kepuasan.
demikian akan menjadi kenangan sampai
2.
anak
menumbuhkan
Manfaat Pemberian Pujian Manfaat pemberian pujian adalah
paksa.
Hal
ini
membuat
usia dewasa, sehingga akan
melekat pada diri anak rasa dendam dan
pemenuhan kebutuhan akan rasa aman
ditiru pada saat anak dewasa.
dan terhindar dari rasa takut. Dengan
D.
Hukuman dan Ancaman pada
cara belaian, ciuman, dan pujian yang
Anak
penuh dengan kasih sayang, anak akan
Kesalahan.
jika
Melakukan
merasa aman dari rasa takut, merasa
Ulwan (2007: 26) mengatakan
dicintai dan diperhatikan oleh orang lain,
bahwa ada lima tahap dalam metode
pemenuhan kebutuhan untuk merasa
influentif
mampu
pendidikan dengan keteladanan, adap,
menghadapi
tuntutan
dan
mendidik
anak
tantangan. Berhasil melakukan tugas-
nasihat,
tugas yang sesuai dengan usianya.
Memberikan hukuman kepada anak
Memberikan
memang ada namun
perhatian
yang
perhatian,
menyenangkan, anak merasa diterima
terakhir
oleh lingkungannya.
sebelumnya
dan
pembentukan
perilaku
C. Faktor
Penyebab
Kurangnya
Perlakuan
orang
hukuman.
pada tahapan
proses
panjang
sebagai positif
proses anak.
Orang tua perlu mengingat beberapa hal
Kemandiriana anak 1.
setelah
dan
yaitu
tua
dengan
berikut
terkait
dengan
pemberian
hukuman kepada anak yaitu: lemah
Kekerasan dan Kekuasaan Orang tua pada umumnya secara
lembut dan kasih sayang adalah dasar
sadar atau tidak memperlakukan anak
dalam pendidikan anak, hukuman yang
dengan kasar dan sering menggunakan
berbentuk
kekuasaaan. Orang tua sering melarang
dilakukan sebelum anak berusia 10
jika anak melakukan sesuatu yang tidak
tahun, tidak menghukum anak di depan
diinginkan oleh orang tuanya dengan
orang lain, tidak membahas kesalahan
cara
secara berulang-ulang.
64
membentak,
memukul,
dan
memukul
tidak
boleh
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
Ancaman
adalah
menyatakan
kurang positif, cenderung berbuat licik,
maksud untuk melakukan sesuatu yang
tidak
merugikan,
dan
demikian gaya pengasuhan anak secara
Ancaman
otoriter kurang maksimal bila diterapkan
adalah suatu perkataan yang dilontarkan
pada anak usia dini, karena akan
oleh orang tua sebagai larangan terhadap
melumpuhkan inisiatif dan kesempatan
anak sebelum anak mencoba melakukan
anak
sesuatu,
tentang sesuatu yang dianggap baik dan
menyakitkan,
mencelakakan pihak lain.
karena
orang
tua
sangat
sayangnya pada anak Dengan
jujur,
dalam
dan
tertutup.
mengambil
Dengan
keputusan
berguna bagi dirinya.
melakukan
ancaman
2.
Model Pengasuhan Secara Permisif
berarti orang tua telah mematahkan
Pengasuhan
secara
permisif
semangat anak dan memendam bakat
kebalikan dari otoriter, yaitu memberi
yang dimiliki anak. Anak akan menjadi
kebebasan
penakut, tidak mandiri, dan kurang
Membiarkan anak untuk berbuat dan
percaya diri setiap akan melakukan
berperilaku sekehendak hatinya. Tidak
sesuatu.
membedakan mana yang baik dan mana
E. Akibat Anak diberi Hukuman
yang
buruk.
tanpa
batasan-batasan.
Dampak
dari
model
pengasuhan permisif ini anak akan
dan Ancaman Menurut Severe (dalam Wirajaya
menjadi susah diatur dan penuntut,
2003: 185) anak yang sering diberi
sehingga anak sulit untuk menyesuaikan
hukuman dan ancaman jika melakukan
diri, menjadi anak yang ragu-ragu, dan
kesalahan, akan frustasi dan berbahaya
tidak percaya diri.
bagi anak, Anak akan menjadi minder,
3.
karena akan menciptakan perasaan tidak
Model Pengasuhan Secara Tarik Ulur
menyenangkan anak bahkan anak akan
Model
F. Model Pengasuhan Orang Tua
menerapkan system demokratis dengan
1.
cara penanaman disiplin. Orang tua mau
untuk
87)
mendengarkan ide dari anak walaupuan
yang
kadang diberi kebebasan dan kadang
dididik secara otoriter akan cenderung
juga dibatasi. Pengasuhan secara tarik
mengembangkan
ulur akan menghasilkan sikap dan
mengemukakan
(1996:
ideal
tua
secara
Daengsari
ulur,
orang
menjadi kebal.
Model Pengasuhan Secara Otoriter
tarik
pengasuhan
bahwa
anak
kepribadian
yang
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
65
kepribadian yang matang, karena anak
sosial dan harga diri
merasa
optimal.
dihargai
dan
diakui
keberadaannya, sehingga akan tumbuh
ragu-ragu
dala
Anak Melalui Pujian
mengambil
keputusan.
secara
H. Manfaat Melatih Kemandirian
rasa percaya diri pada dirinya sendiri dan tidak
anak
Melatih kemandirian pada anak usia dini hendaknya dilakukan secara
G. Upaya
Meningkatkan
Kemandirian
Anak
Melalui
Pujian.
simultan antara kemampuan motorik dengan
kemampuan
berbahasa.
Menumbuhkan kemandirian pada anak
Anak jika ingin diperhatikan oleh
sangat penting, karena anak belajar
orang tua dan guru cenderung marah-
untuk bertanggung jawab, percaya diri
marah menangis, melakukan kesalahan
dan mandiri.
yang disengaja. Hal ini jika
terbiasa
Melatih
kemandirian
dapat
dilakukan akan berkembang sampai
dilakukan dengan berbagai cara, di
dewasa. Untuk menyikapi anak yang
antaranya melalui pamberian pujian.
demikian
Adapun
hendaknya
membiasakan
dengan
orang
tua
memberikan
pujian, dorongan, kasih sayang, ciuman,
a.
b.
c.
dan
mau
menang
anak
dan
terhindar
dari
Menumbuhkan kepercayaan pada diri anak.
d.
sejak dini anak akan mempunyai pribadi
egois
Menumbuhkan rasa tanggung jawab
perasaan bersalah
orang lain, anak akan selalu percaya diri.
yang selalu ragu-ragu, tidak percaya diri,
Menumbuhkan kemandirian pada
pada
Kemandirian merupakan kondisi
Namun sebaliknya jika tidak ditanamkan
pujian
diri anak.
merasa diterima di lingkungannya.
seseorang yang tidak bergantung pada
pemberian
kepada anak adalah sebagai berikut:
dan belaian. Dengan cara demikian anak akan merasa diperhatikan, dihargai, dan
manfaat
Menumbuhkan
keberanian
pada
anak untuk mencoba hal yang baru. I.
Hipotesis Tindakan
sendiri..
Berdasarkan kajian teoritik yang
Pemberian pujian adalah cara yang
diungkapkan sebelumnya, maka dapat
paling tepat dan mudah dilakukan untuk
dirumuskan hipotesis,”Pemberian Pujian
menumbuhkan rasa percaya diri, rasa
dapat Melatih Kemandirian Anak Usia Dini pada Anak Kelompok A 1 di TK
66
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
Pertiwi Ganjar Agung Tahun Pelajaran
digunakan, menentukan alat penilaian,
2014/2015”.
menetapkan jenis data yang digunakan, dan
merefleksi
METODE PENELITIAN
pedoman.
A. Setting Penelitian dan Subyek
2.
untuk
acuan
atau
Pelaksanaan.
Penelitian.
Pada tahap pelaksanaan dalam
Penelitian dilakukan di Taman
siklus 1, 2, dan 3 peneliti malakukan
Kanak-Kanak Pertiwi Ganjar Agung
langkah-langkah
Kecamatan Metro Barat Kota Metro.
melaksanakan
Semester 1 tahun pelajaran 2014/2015.
pembelajaran
Penelitin ini terdiri dari 3 siklus,
Metode Bercakap-cakap, Demonstrasi
dilakukan dari hari Senin sampai hari
dan
Sabtu. Untuk siklus 1 tanggal 8 Agustus
evaluasi
melalui
observasi
dengan
2014 s.d 13 Agustus 2014, siklus 2
melihat
secara
langsung
tentang
tanggal 05 September 2014 s.d 10
perkembangan perilaku anak.
September 2014, dan siklus 3 tanggal 03
3.
berikut:
proses dengan
Penugasan.
kegiatan menggunakan
Peneliti
melakukan
Observasi dan evaluasi
Oktober 2014 s.d 08 Oktober 2014, pagi hari jam 07.30 s.d jam 10.00 wib.
sebagai
Pada
setiap
siklus
peneliti
melakukan observasi, bersamaan dengan
Subyek penelitian dilakukan pada
pelaksanaan
proses
kegiatan
anak kalompok A1 Taman Kanak-kanak
pembelajaran
Pertiwi Ganjar Agung Kecamatan Metro
pengamatan langsung tentang perilaku
Barat Kota Metro. Dengan jumlah anak
anak,
22 anak yang terdiri dari 13 anak laki-
penilaian observasi.
laki dan 9 anak perempuan
4.
dengan
melalui
menggunakan
lembar
Refleksi Refleksi hasil penelitian persiklus
B. Rancangan Penelitian 1.
berlangsung
Perencanaan
dengan
Pada tahap perencanaan peneliti
teknik
analisis
data
pengumpulan
data.
menentukan waktu penelitian, menyusun
pelaksanaan
kegiatan
silabus,
harian,
dengan menindaklanjuti siklus 1 terdapat
menetukan tema, sub tema,dan indikator
beberapa kelebihan pada siklus 2, dan
kegiatan
dari siklus 2 didapat beberapa kelebihan-
rencana
yang
kegiatan
akandigunakan,
menyiapkan alat peraga yang akan
Dari
dan proses
pembelajaran
kelebihan yang signifikan pada siklus 3.
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
67
kemandirian anak kelompok A1 Taman HASIL DAN PEMBAHASAN
Kanak-kanak Pertiwi Ganja Agung,
Hasil Pembahasan Persiklus
dilakukan siklus 3. Dalam siklus 3,
a.
kegiatan pembelajaran dengan tema
Siklus 1 Setelah dilakukan proses kegiatan
keamanan dan sub tema menjaga diri
pembelajaran pada siklus 1, melatih
sendiri, menjaga lingkungan. Jumlah 22
kemandirian melalui pemberian pujian
anak sudah mau ditinggal orang tuanya
pada anak kelompok A1 Taman Kanak-
dan 20 mau melakukan kegiatan tanpa
kanak Pertiwi Ganjar Agung dengan
bantuan guru, 2 anak masih dibantu guru
tema panca inderaku dan sub tema mata,
atau temannya.
telinga, hidung, lidah,dan kulit, dari 22 anak terdapat 13 anak yang mau
SIMPULAN
ditinggal oleh orang tuanya, 6 anak yang
Berdasarkan hasil penelitian dan
mau ditinggal orang tuanya akan tetapi
pembahasan
yang
dilaksanakan
melakukan tugas masih selalu dibantu
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
oleh guru, dan 3 anak yang betul-betul
1.
Melatih kemandirian anak kelompok
sudah mandiri, dalam arti sudah tidak
A1
ditunggu orang tua dan mau melakukan
Pertiwi
tugas sendiri.
pemberian pujian, dilihat dari hasil
b. Siklus 2
pembahasan persiklus yaitu dari
Pada siklus 2 masih dengan tema
Taman
Ganjar
Kanak-Kanak
Agung
melalui
siklus 1, 2, dan 3 tampak ada
tempat ibadah dan sub tema masjid, gereja, pura dan wihara., kemandirian
pada
kemajuan yang sangat baik. 2.
Melatih kemandirian anak salah
anak terlihat ada kemajuan yang lebik
satunya dipengaruhi dan ditentukan
baik,dari 22 anak terdapat 20 anak yang
melalui pemberian pujian Pemberian
sudah mau ditinggal orang tuanya akan
pujian akan menumbuhkan rasa
tetapi ada
melakukan
sosial dan harga diri anak, Anak
kegiatan selalu dibantu guru, dan 16
selalu ingin selalu mencoba hal-hal
anak yang sudah mandiri.
baru.Dengan pemberian pujian anak
c.
merasa diperhatikan dan merasa
Siklus 3 Untuk
yang
68
6 anak yang
mencapai
maksimal
keberhasilan
dalam
diterima oleh lingkungannya.
melatih
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
3.
Model pengasuhan dan sikap orang tua
sangat
menentukan
Model pengasuhan yang diterapkan harus tepat dan benar, dengan model
pembentukan sikap pribadi anak.
pengasuhan
Model pengasuhan orang tua yang
kemandirian dan percaya diri anak
demokratis
akan perkembang secara optimal
akan
membentuk
kepribadian anak yang mandiri dan
4.
2.
3.
yang
demokratis
Hukuman dan ancaman sebaiknya
percaya diri..
tidak diberikan kepada anak, karena
Melatih kemandirian anak dengan
anak mematahkan seluruh potensi
pemberian hukuman dan ancaman
anak yang sedang berkembang.
tidak efektif jika diberikan kepada
Anak akan menjadi pemalu dan
anak
penakut serta merasa rendah diri.
usia
dini,
karena
akan
mematahkan seluruh potensi yang dimiliki
anak
yang
sedang
berkembang. Dengan hukuman dan ancaman, anak akan merasa takut, minder, dan merasa rendah diri. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan sebagai berikut: 1.
Orang tua maupun guru dalam melatih
kemandirian
anak
hendaknya kreatif, salah satunya dengan
cara
pemberian
pujian.
Dengan pujian , kepribadian anak akan berkembang dengan optimal.
DAFTAR PUSTAKA Daengsari, Dini P. (1996). Metode Pengajaran di TK. Jakarta: Depdikbud. Hakim, Thursan. (1996). Menyiapkan Masa Depan Anak. Jakarta: PT Puspa Swara. Harmes. (1999). Metode Pengajaran Montessory. Jakarta: Pustasa Dela Pratasa. Soekresno, Emmy. (2004). Psikologi Anak Rahasia Otak si Kecil. Jakarta: PT Insa Media Pratama Ulwan, Abdullah Nashih. (2007). Psikologi Keluarga Hukuman Buat anak. Jakarta: PT Insan Media Pratama. Wirajaya, Daniel. (2003). Perilaku Orang Tua Model Utama Bagi Anak. Jakarta: PT Insan Media
Jurnal Lentera Pendidikan LPPM UM METRO Vol. 1. No. 1, Juni 2016 ISSN: 2527-8436
69