1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 berisi rumusan tujuan pendidikan yang kaya dengan dimensi moralitas, sebagaimana disebutkan dalam bab II pasal 3 bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Maka dilihat dari segi tujuannya, bangsa Indonesia menghendaki kaum terpelajarnya bukan sekedar berilmu, cakap dan kreatif berarti memiliki tingkat kemampuan yang baik ditinjau dari dimensi intelektual, tapi juga beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebagai potensi dari dimensi religiusitas, disamping itu berakhlak mulia yang menjadi potensi dari dimensi karakter dan moral, serta menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab sebagai potensi dari dimensi kebangsaan. Jika mengacu kepada penjabaran di atas, maka pendidikan nasional Indonesia seharusnya sarat dengan pembelajaran yang berdimensi moralitas, tetapi realitasnya masih jauh dari yang diharapkan. Kondisi tersebut tampak pada beberapa hasil penelitian yang memfokuskan kajiannya pada pendidikan moral, agama, nilai dan karakter yang menunjukkan terjadinya gejala penurunan dan pengikisan moral bangsa Indonesia yang menyebabkan kegagalan pembangunan bidang pendidikan (Hakam, 2010:22). Dari hasil penelitian lainnya, ditemukan adanya gejala kondisi negatif yang cukup serius di sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini, yaitu dekadensi moral dan sosial yang akar permasalahannya xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2
adalah kegagalan pendidikan formal dalam mengembangkan masyarakat yang penuh dengan kepemilikan nilai, kebajikan dalam hati, pikiran dan jiwa dalam diri manusia secara individual, sehingga memerlukan solusi yang sistemik melalui pendidikan karakter (Sukardi dalam Budimansyah, 2011: 79). Sedangkan dari hasil pengamatan Harsono yang dikutip oleh Ruyadi (2001) mengungkapkan bahwa munculnya fenomena yang menghawatirkan nasib bangsa dan negara ke depan, yaitu fenomena mulai lunturnya karakter luhur di kalangan siswa, mahasiswa, dan generasi muda, dimana krisis moral tersebut merupakan salah satu indikator dari kurang berhasilnya pendidikan, baik formal, informal, maupun non formal (dalam Budimansyah, 2001:331). Pembangunan
nasional
yang
menitikberatkan
pada
pembangunan
ekonomi, pelaksanaannya diimplementasikan melalui tujuan pendidikan nasional yang kemudian direalisasikan melalui kurikulum lebih sebagai panduan praktis pendidikan formal mengutamakan upaya-upaya pencapaian keberhasilan tujuan pendidikan dan pembelajaran pada ranah kognitif, sedangkan ranah afektif yang sebetulnya merupakan esensi pendidikan itu sendiri terabaikan. Tokoh pendidikan Ki Hajar Dewantoro mengingatkan, “selama sekolah masih ditujukan kepada pencarian dan pemberian ilmu dan pkecerdasan fikiran, maka akan menyuburkan sifat egoisme, materialisme dan anti sosial“ (Budimansyah, 2011). Kleden memberikan pandangan mengenai peran penting pendidikan dalam pembangunan bangsa, bahwa “pendidikan merupakan simpul utama dari upaya perubahan habitus bangsa yang saat ini semakin jauh dari karakter kebangsaaan“ (Kompas, 26 Maret 2013). Pandangan yang sama juga dikemukakan Sukadi “jika pembudayaan nilai-nilai menyimpang, pada dasarnya juga hasil proses pendidikan, karena pembudayaan tidak bisa dilepaskan dari pendidikan, maka dapat dikatakan bahwa ada yang salah dalam proses pendidikan di negeri ini sehingga melahirkan generasi masyarakat yang kurang berkarakter“ (dalam Budimansyah, 2011 : 8).
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3
Pendidikan yang menekankan pada kecerdasan intelektual sangat penting untuk terus dikembangkan, namun ada kecerdasan yang tidak kalah pentingnya adalah kecerdasan sosial. Kecerdasan sosial pada anak perlu dikembangkan agar anak dapat melakukan penyesuaian diri dengan lingkungan sosial secara baik. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual lebih berpengaruh bagi kesuksesan seseorang dalam kehidupannya pada masa mendatang bila dibandingkan dengan kecerdasan intelektual. Penelitian Daniel Goleman pada tahun 1995 dan 1998 menyatakan bahwa kecerdasan intelektual memberikan kontribusi 20% terhadap kesuksesan seseorang, sedangkan 80% sangat tergantung pada kecerdasan emosional, kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual. Bahkan dalam keberhasilan di dunia kerja, kecerdasan intelektual hanya memberikan kontribusi sebanyak 4% saja (Hakam, dalam Budimansyah 2011: 382). Kecerdasan sosial menjadi penting karena pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri. Banyak kegiatan dalam hidup terkait dengan orang lain, siswa yang gagal mengembangkan kecerdasan sosialnya akan megalami banyak hambatan dalam dunia sosial, pada akhirnya mereka tersisih secara sosial dan mengalami berbagai masalah sosial. Masalah sosial yang sering terjadi pada siswa seperti siswa tidak mampu bersosialisasi secara baik dengan teman sebaya, kurang mampu memelihara hubungan sosial dan belum mampu mengembangkan sikap yang positif terhadap kelompok sosial. Masalah-masalah seperti itu dibuktikan oleh penelitian yang terkait dengan hubungan sosial diantaranya dilakukan oleh Kementrian Kesehatan RI terhadap siswa di 18 propinsi (Pikiran Rakyat, 2011), terdapat satu dari enam siswa mengalami kekerasan di sekolah dengan cara dilukai, diberi ancaman, diteror dan mendapatkan sikap permusuhan sehingga menimbulkan stress (76%), menyebabkan hilang konsentrasi (71%), menyebabkan gangguan tidur (71%), paranoid (60%), sakit kepala (55%). Sedikitnya 25% siswa yang diganggu memilih menghabisi nyawanya sendiri dengan jalan bunuh diri. Tindakan xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4
kekerasan juga berdampak pada para pelaku, yaitu mereka merasa menjadi jagoan sehingga senang berkelahi (54%), berbohong (87%) dan tidak memperdulikan peraturan sekolah (33%). Kecerdasan sosial merupakan kecerdasan yang mencakup interaksi kelompok dan erat kaitannya dengan sosialisasi, serta merupakan kemampuan untuk mengenal diri sendiri dan untuk mengetahui orang lain (Puluhulawa, 2012 : 18). Seseorang yang mempunyai kecerdasan sosial yang baik akan mempunyai banyak teman, pandai berkomunikasi, mudah beradaptasi dalam lingkungan sosial, dan hidupnya bisa bermanfaat tidak hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga orang lain. Kemampuan seperti inilah yang dibutuhkan oleh anak agar mudah dalam menghadapi tantangan kehidupan hingga dewasa nanti. Masalah sosial yang terjadi pada anak–anak dan remaja tidak boleh dianggap remeh, karena mereka sebagai generasi penerus bangsa haruslah bebas dari masalah. Jika anakanak dan remaja mengalami masalah dan tidak dapat menyelesaikan masalahnya, maka bangsa Indonesia kehilangan generasi penerus cita-cita bangsa yang berdaya guna, kreatif, sehat jasmani dan rohani. Sekolah adalah lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan pendidikan dan pengajaran serta pelatihan dalam membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, emosional maupun sosial. Pedagog asal Jerman F.W. Foester berpandangan bahwa fungsi pendidikan adalah untuk membentuk karakter yang terwujud dalam kesatuan esensial subyek dengan perilaku hidup yang dimilikinya (dalam Kleden, 2013) pendapat yang sama juga dikemukakan oleh Habibah (2008:35) menuliskan dalam laporan penelitiannya bahwa “pendidikan yang dilakukan di sekolah adalah proses membantu siswa mengekspresikan nilai-nilai yang ada melalui pengujian kritikal, sehingga mereka dapat meningkatkan atau memperbaiki fikiran dan perasaan mereka“. Sedangkan Muslich (2010 : 136) menyatakan bahwa “salah satu upaya untuk perbaikan masyarakat yang paling strategis agar kembali memiliki kecerdasan sosial adalah melalui pendidikan“, dan xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5
pada dasarnya tujuan pendidikan nasional sarat dengan hakikat pencapaian kecerdasan sosial sebagaimana dalam Undang Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional berisikan tujuan pendidikan nasional yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis dan bertanggung jawab. Masalah sosial bukan hanya saja terjadi pada siswa tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) atau Sekolah Menengah Atas (SMA), siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) khususnya siswa kelas IV dan V juga mengalami masalah sosial dan masalah penyesuaian diri, salah satu penyebabnya karena mereka memasuki masa peralihan dari masa anak-anak ke masa remaja awal yang disebut masa praremaja. Pada masa praremaja ditandai oleh sifat – sifat negatif pada diri anak sehingga seringkali masa ini disebut masa negatif. Sifat-sifat negatif tersebut diantaranya adalah negatif dalam berprestasi baik prestasi jasmani maupun mental, dan negatif dalam sikap sosial, baik dalam bentuk menarik diri dari masyarakat maupun dalam bentuk agresif terhadap masyarakat. Kenyataan yang ada di sekolah dasar pada umumnya saat sekarang lebih mengutamakan
dalam
membantu
siswa
untuk
mengembangkan
potensi
akademiknya saja, sedangkan dalam mengembangkan kecerdasan sosial sering diabaikan. Siswa lebih banyak mendapatkan pembelajaran bagaimana belajar yang baik agar mendapatkan prestasi akademik yang memuaskan, sedangkan aspek sosial sebagai persiapan siswa untuk menghadapi lingkungan yang baru dikemudian hari masih sedikit diberikan. Sekolah haruslah memiliki program yang dapat mengembangkan berbagai aspek kecerdasan agar siswa dapat berkembang secara optimal bukan hanya dalam bidang akademik, pribadi, namun juga dalam bidang sosial. Program tersebut dapat direalisasikan dalam proses pembelajaran baik yang bersifat intrakurikuler, kokurikuler maupun ekstrakurikuler. Ekstrakurikuler secara integral termasuk dalam kurikulum persekolahan, dan memiliki peran dalam xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6
membantu mengembangkan siswa sesuai dengan bakat dan minat mereka. Disebut ekstrakurikuler karena program pendidikan yang dikembangkan di luar jam pelajaran regular, dan menjadi pelengkap bagi pengembangan kurikulum inti yang tidak sempat dikembangkan pada jam pelajaran di sekolah oleh para guru (Danial, dalam Budimansyah, 2011 : 630– 631). Program ekstrakurikuler bermacam-macam bentuk dan ragamnya, karena memang diadakan untuk siswa dengan sejumlah program pilihan yang berbasis pada program pengembangan diri siswa. Salah satu program ekstrakurikuler yang dipandang cukup berperan penting dalam upaya mendukung keberhasilan penyelenggaraan pendidikan di sekolah diantaranya adalah pramuka, bahkan program pramuka merupakan program ekstrakurikuler wajib diselenggarakan oleh institusi pendidikan mulai dari tingkat dasar sampai tingkat atas. Dalam rangka merealisasikan Undang Undang Nomor 12 tahun 2010 berkenaan dengan kegiatan ekstrakurikuler pramuka yang bertujuan untuk dapat melahirkan generasi muda yang memiliki kepribadian, beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, dan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa Indonesia (Magdalena, 2011 : 46), sehingga diharuskan ada dan wajib diselenggarakan oleh setiap jenjang sekolah dan menjadi salah satu program ekstrakurikuler wajib bagi semua siswa. Sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang merupakan salah satu sekolah percontohan di Kota Serang. Berdasarkan data prestasi yang pernah diraih oleh SDN 3 Kota Serang baik prestasi akademik maupun prestasi ekstrakurikuker tingkat kota sampai tingkat propinsi. Khusunya prestasi dalam bidang kepramukaan dapat menjadi gambaran bahwa SDN 3 Kota Serang telah melaksanakan program untuk mengembangkan potensi akademik siswa yang dipadukan dengan aspek sosial dilaksanakan dalam kegiatan intrakurikuler pengembangan potensi pribadi yang dilakukan dalam program kokurikuler serta potensi sosial dan karir siswa melalui program ekstrakurikuler diantaranya adalah kepramukaan. Khususnya kegiatan ekstrakurikuler pramuka di SDN 3 Kota xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7
Serang memberikan banyak penghargaan dan prestasi baik pada tingkat Kecamatan Serang, Kota Serang, maupun Propinsi Banten. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan guru kelas dan wali kelas IV dan V
SDN 3 Kota Serang pada hari Jum’at tanggal 5 dan 12 April
2013 menunjukkan bahwa siswa kelas IV dan V cenderung kurang tertib dalam belajar, belum mampu menjalin hubungan baik dengan teman sebaya, tidak disiplin waktu dan berpakaian, sering melanggar peraturan sekolah dan sering bertengkar dengan teman baik di dalam maupun di luar kelas, tidak peduli pada kebersihan lingkungan, serta masalah-masalah sosial lainnya. Goleman mengemukakan dua kategori kecerdasan sosial, yakni kesadaran sosial, dan fasilitas sosial (dalam Puluhulawa, 2012 : 7) Jika disesuaikan dengan menggunakan kategori kecerdasan sosial yang dikemukakan oleh Goleman, maka siswa kelas IV dan V di SDN 3 Kota Serang masih menunjukkan kesadaran sosial yang rendah, dimana siswa belum mampu memahami keadaan batiniyah seseorang, dan belum memahami perasaan dan pikirannya. Jika diamati tentang fasilitas sosial yang terdapat di SDN 3 Kota Serang, siswa belum sepenuhnya diberikan kesempatan untuk berinteraksi secara maksimal dan efektif. Proses pembelajaran
yang
dipadukan
dengan
aspek
sosial
diantaranya
yang
diselenggarakan melalui kegiatan pramuka belum dilaksanakan secara sungguhsungguh dan serius dalam meningkatkan kecerdasan sosial siswa. Bertitik tolak dari uraian di atas, diperlukan adanya penelitian tentang Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa melalui Kegiatan Pramuka. Oleh karena itu, penelitian ini akan lebih memfokuskan pada kontribusi kegiatan ekstrakurikuler pramuka dalam mengupayakan pembinaan kecerdasan sosial siswa SD di Kota Serang, dan peneliti menentukan SDN 3 Kota Serang sebagai lokasi penelitian.
1.2 Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat dikemukakan rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimanakah xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
8
kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam membinaan kecerdasan sosial siswa?“. Agar permasalahan pada penelitian ini dapat diteliti secara mendalam, maka dirumuskan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah program kegiatan pramuka dalam pembinaan kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang? 2. Bagaimanakah proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam pembinaan kecerdasan sosial siswa? 3. Kendala-kendala apa yang menghambat
pembinaan kecerdasan sosial
siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang. Secara khusus penelitian ini memiliki beberapa tujuan penelitian sebagai berikut: a. Mengetahui isi program kegiatan pramuka dalam membina kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang. b. Mengetahui proses kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang dalam membina kecerdasan sosial siswa. c. Mengetahui kendala-kendala yang menghambat pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka di SDN 3 Kota Serang.
1.4 Manfaat Penelitian
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran akademik terutama dalam rangka mengembangkan pendidikan nilai dan karakter di sekolah dan beberapa manfaat lain yang diharapkan dari penelitian ini diantaranya adalah: a. Memberikan kontribusi keilmuan bagi Pendidikan Umum. Pada tataran konseptual, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dalam
membangun
dan
menyelenggarakan
pendidikan
karakter. b. Menambah
wawasan
terutama
bagi
kalangan
pendidik
dalam
mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan karakter. c. Membantu siswa untuk mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan sosial sebagai salah satu wujud indifidu yang berkarakter cerdas. d. Sebagai bahan masukan bagi pihak SDN 3 Kota Serang dalam upaya pembinaan kecerdasan sosial bagi siswanya. e. Meningkatkan peranan ekstrakurikuler pramuka sebagai salah satu wahana edukatif pendidikan karakter. f. Bagi kegiatan penelitian sejenis, khususnya di lingkungan pendidikan dapat memberikan informasi dan telaah kepustakaan mengenai pendidikan karakter.
1.5 Struktur Organisasi Tesis Struktur organisasi tesis ini memuat urutan penulisan dari setiap bab yang terdapat di dalam tesis ini, mulai dari bab satu sampai bab terakhir. Struktur organisasi tesis ini adalah sebagai berikut: Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan masalah dan pernyataan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi tesis. Bab II merupakan kajian teoritis terhadap maslah yang diteliti, yaitu Pembinaan Kecerdasan Sosial Siswa Melalui Kegiatan Pramuka (Studi kasus di sekolah Dasar Negeri 3 Kota Serang) yang terdiri dari xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
10
kecerdasan sosial siswa di SDN 3 Kota Serang dan pembinaan kecerdasan sosial siswa melalui kegiatan pramuka. Bab III memuat metode penelitian, yang meliputi metode dan pendekatan penelitian, sumber data, instrument penelitian, tenik pengumpulan data, langkah langkah penelitian, teknik analisis dan interpretasi data. Bab IV adalah hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri dari gambaran umum lokasi penelitian, temuan-temuan hasil penelitian melalui observasi, wawancara dan studi dokumentasi serta pembahasan. Bab V terdiri dari kesimpulan dan saran.
xi
Yuyun Wahyuni, 2015 PEMBINAAN KECERDASAN SOSIAL SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA (STUDI KASUS DI SDN DI KOTA SERANG) Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu