PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
PEMBINAAN KARAKTER MAHASISWA MELALUI KEGIATAN STUDENT DAY (STUDI KASUS DI STIKES SYEDZA SAINTIKA) Inge Angelia, M.Pd. Stikes Syedza Saintika
[email protected] Abstract The character of a nation is ussually adopted from the valuas of religion and culture that is beleveing as the trueath universally. Characther building university can be built throught curicuar activity, co-curicular and extracuriculal. The moral degration that is happening in youth right now, can not be left regularly. It will conduct the lost ok the character of the nation itself. This is the reason of this research suppose to be doing. The finding in te fidd showed that Stikes Syedza Saintika is doing the development of student character through activities that is called “student day”. it is useful in building the student in Stikes Syedza Saintika as a strong and clever human. More over, they will graduate with great capability in patient, unselfies, always has manner, willing to work, honnest an dicipline. Keyword: Character, Student day, Students
PENDAHULUAN Bangsa Indonesia dalam perkembanganya membutuhkan generasi bangsa yang cerdas dan berkarakter. Karakter ini dapat dibentuk melalui proses berkesinambungan yaitu pendidikan karakter. Karakter atau kepribadian suatu bangsa biasanya diadopsikan dari nilai-nilai agama dan nilai-nilai budaya bangsa yang diyakini kebenarannya secara universal.1 Indonesia dikenal sebagai bangsa yang beradab, bangsa yang berbudaya bangsa yang beretika, dan bangsa yang religius, itulah yang dikatakan sebagai karakter bangsa Indonesia. Ini berarti bahwa seorang warga Indonesia dianggap memilki karakter bangsa jika dalam kehidupan sehari-hari selalu mengimplementasikan nilai moralitas, regiusitas dan nilai-nilai luhur lainnya. Bila diabaikan nilai-nilai karakter maka akibatnya bangsa ini akan terjadinya
ketimpangan sosial dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.2 Pendidikan karakter pada dasarnya bertujuan untuk dapat membentuk watak/kepribadian anak bangsa seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3, yang menyebutkan bahwa: “Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.3 2
1
Hakim, Lukman. (2002). Quo Animo Karakter Bangsa. Proceeding of International Conference. Langsa: STAIN Zawiyah Cot Kala. Hal-305
Yeni Suzana. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Melalui Metode blended Learning. ISBN : 978-979-17763-3-2. Hal-74 3 UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
Berdasarkan fungsi dan tujuan pendidikan nasional di atas, jelas bahwa pendidikan disetiap jenjang termasuk pada jenjang perguruan tinggi perlu diselenggarakan secara sistematis guna mencapai tujuan tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan pembentukan karakter mahasiswa sehingga mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. Degradasi moral yang tengah terjadi di kalangan generasi muda saat ini, tentu tidak boleh dibiarkan terus-menerus, karena akan menyebabkan hilangnya karakter bangsa. Oleh karena itu, Pendidikan Karakter dinilai sebagai salah satu usaha yang tepat dalam rangka memperkokoh karakter bangsa, khususnya bagi generasi muda yang masih aktif dibangku sekolah. Bahkan Pemerintah, melalui Kementrian Pendidikan Nasional, telah mencanangkan program Pendidikan Karakter untuk seluruh jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari tingkat PAUD, hingga Perguruan Tinggi. Dalam rangka membentuk tingkah laku dan kreativitas peserta didik, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler dapat menjadi sebuah komunitas, serta mampu melalukan perubahan yang direalisasikan dalam sebuah aktivitas untuk menyalurkan kreativitas dan potensi yang mereka miliki. Dalam kaitannya dengan pembinaan pendidikan karakter, kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler diharapkan mampu memberikan pengalaman hidup yang dibutuhkan peserta didik serta mengembangkan potensi diri yang mereka miliki. Melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler diharapkan juga dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi mahasiswa untuk mengembangkan minat-minat baru, menanamkan tanggung jawab
sebagai warga negara, melalui pengalaman pembentukan karakter kerja sama, kemandirian, disiplin, toleran dan membangun karakter-karakter positif lainnya. Stikes Syedza Saintika merupakan sebuah perguruan tinggi swasta yang bergerak dibidang kesehatan dibawah naungan Yayasan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YPSDM) Sumatera Barat. Stikes Syedza Saintika merupakan salah satu perguruan tinggi dibidang kesehatan yang tidak hanya memfokuskan mahasiswanya dalam bidang akademik saja, tetapi Stikes Syedza Saintika juga mengadakan kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang dapat dijadikan sebagai salah satu sarana pembentukan karakter bagi mahasiswa. Student Day merupakan salah satu kegiatan rutin yang dilakukan setiap minggunya di Stikes Syedza Saintika diluar perkuliahan. Penulis melakukan penelitian tentang upaya yang telah dilakukan oleh Stikes Syedza Saintika dalam pembinaan karakter mahasiswa melalui kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler yang dituangkan dalam penelitian yang berjudul: “Pembinaan Karakter Mahasiswa Melalui Kegiatan Student Day (Studi Kasus di Stikes Syedza Saintika)”. METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan ditentukan dengan teknik purposive sampling pengambilan sampel berdasarkan penilaian subjektif penelitian berdasarkan pada karasteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut paut dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya sebagai pertimbangan tertentu. Data dikumpulkan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Keabsahan data diuji melalui triangulasi sumber, selanjutnya dianalisis dengan menggunakan teknik analisis Milles dan Huberman.4 PEMBAHASAN Mengimplementasikan pendidikan karakter bangsa pada mahasiswa yang merupakan generasi yang harus dipersiapkan untuk menjadi seorang pemimpin yang berkarakter yang baik membutuhkan suatu pembinaan yang khusus. Karena yang akan menjadi objek dari pendidikan karakter adalah manusia. Manusia adalah makhluk kebiasaan. Disebut demikian, karena sistem kepercayaan (belief system), nilai (value), aturan (rules) atau sifat yang ada dalam diri manusia, semuanya terbentuk dari pengalaman atau kebiasaan mereka di masa lalu. Sebagai peserta didik di perguruan tinggi, mahasiswa telah memiliki pengalaman dan kebiasaan yang beragam. Kondisi tersebut 5 membentuk karakter mereka. Sehingga untuk hal ini perguruan tinggi yang ingin melakukan pendidikan karakter harus membuat suatu kegiatan-kegiatan yang dapat memotivasi mahasiswa untuk mau terlibat, sehingga nantinya akan melahirkan suatu kebiasaan. Implementasi pendidikan karakter bagi mahasiswa Stikes Syedza Saintika dilakukan secara terintegrasi pada kegiatan kurikuler (melalui perkuliahan dibawah koordinasi akademik), kokurikuler dan ekstrakurikuler (dibawah koordinasi unit kemahasiswaan). Pelaksanaan pendidikan karakter 4
Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Hal-129-135 5 Vasdhev, G. 2012. Happiness Inside. Noura Books (PT Mizan Publika). Jakarta.
mengacu pada pedoman implementasi pendidikan karakter dan pengembangan kultur stikes dimulai dari awal Stikes Syedza Saintika berdiri dari tahun 2008 sampai saat sekarang ini, bahwa pendidikan karakter bersifat komprehensip, sistemik, dan didukung oleh kultur yang positif serta fasilitas yang memadai. Pendidikan karakter melalui ekstrakurikuler yang terdiri dari: upacara/apel pagi yang dilakukan setiap hari senen dan kegiatan student day merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan setiap hari jumat yang terdiri dari: senam pagi, motivasi traning, olahraga, seni, dan kegiatan-kegiatan sosial lainnya. Pada hari jumat ini semua mahasiswa diliburkan dari kegiatan perkuliahan dan diwajibkan untuk mengikuti kegiatan student day. Untuk melatih kedisiplinan mahasiswa unit kemahasiswaan stikes melakukan absensi setiap minggunya, bagi mahasiswa yang tidak hadir akan diberikan ganjaran (punishmant) akademik dan bagi mahasiswa yang selalu mengikuti kegiatan serta berprestasi akan diberikan penghargaan (reward) berupa pemberian sertifikat. Hal ini sejalan dengan pendapat Marzuki bahwa pendidikan karakter mengandung tiga unsur pokok, yaitu mengetahui kebaikan (knowing the good), mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (doing the good). Pendidikan Karakter tidak sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah kepada peserta didik, tetapi lebih dari itu pendidikan karakter menanamkan kebiasaan (habituation) tentang yang baik sehingga peserta didik paham, mampu merasakan, dan mau melakukan yang baik.6 6
Marzuki. 2013. Revitalisasi Pendidikan Agama di Sekolah dalam Pembangunan
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
Sehingga mahasiswa difasilitasi oleh stikes untuk melakukan suatu kebiasaankebiasaan yang baik, yang nantinya dilakukan secara terus-menerus sehingga menjadi sebuah karakter mahasiswa sampai mahasiswa itu lulus dan bekerja nantinya, dimana mereka akan dapat menjadi teladan dan orang-orang yang tahu akan apa itu kebaikan, mau melakukan kebaikan dan cinta akan kebaikan. Sehingga nantinya mereka akan dengan mudah dapat berbaur bersama masyarakat. “Character determines someone’s private thoughts and someone’s actions done. Good character is the inward motivation to do what is right, according to the highest standard of behaviour, inevery situation”7 karakter seseorang akan dapat menjadikan orang tersebut mampu untuk hidup bersama orang lain dan dapat disenangi oleh orang, serta nantinya lulusan akan dapat dengan mudah menyesuaikan dirinya dilingkungan pekerjaannya. Hal ini sesuai Menurut Skinner (dalam Calvin dkk:1993) penyelidikan mengenai kepribadian hanya sah jika memenuhi beberapa kriteria ilmiah. Umpamanya, ia tidak akan menerima gagasan bahwa kepribadian (personality) atau diri (self) yang membimbing atau mengarahkan perilaku. Bagi Skinner, studi mengenai kepribadian itu ditujukan pada penemuan pola yang khas dari kaitan antara tingkah organisme dan berbagai konsekuensi yang diperkuatnya. Keberhasilan suatu pendidikan karakter tidak hanya bisa terlaksana dengan adanya program pembinaan yang Karakter Bangsa di Masa Depan. Jurnal Pendidikan Karakter. 3 (1) hal: 64-76. 7 Hill, T.A., 2005. Character First! Kimray Inc., http://www.charactercities.org/downloads/ publications/Whatischaracter.pdf.
bagus, pelaksanaan kegiatan yang baik, motivator-motivator yang handal, tetapi juga membutuhkan suatu keteladanan yang harus diberikan oleh orang-orang yang ada dilingkungan perguruan tinggi. Oleh karena itu Stikes Syedza Saintika tidak hanya mewajibkan mahasiwa untuk mengikuti kegiatan-kegiatan pembinaan karakter, baik itu upacara/apel pagi, maupun kegiatan-kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler lainnya seperti student day. Pimpinan, staf karyawan dan dosen-dosen di stikes juga wajib mengikuti kegiatan tersebut dan juga akan diperlakukan ganjaran (punishmant) dan penghargaan (reward) bagi yang mengikuti dan yang tidak mengikuti. Hal ini sebagai bentuk keseriusan dari stikes untuk dapat mengajak mahasiswa untuk melakukan pembinaan karakter. Berkaitan dengan keteladanan ini Ki Hajar Dewantara telah mewariskan asas-asas pendidikan yang masih relevan sampai kini dan yang akan datang. Asasasas pendidikan tersebut adalah momong, among, dan ngemong, sehingga tercipta tertib dan damai tanpa paksaan sesuai dengan kodrat alam peserta didik. Kodrat alam ini diwujudkan dalam bersihnya budi yang didapat dari tajamnya anganangan (cipta), halusnya perasaan (rasa), dan kuatnya kemauan (karsa). Seorang pamong (guru) sebagai pemimpin dalam melaksanakan proses pembelajaran tanpa paksaan melalui asas ing ngarsa sung tuladha, di depan murid-muridnya guru memberikan tauladan, ing madya mangun karsa, di tengah murid-muridnya memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mau belajar keras menggali ilmu, baik melalui pembahasan tugastugas, pekerjaan rumah, studi kasus, dan lainnya, serta tut wuri handayani, di belakang memberikan bantuan, dorongan (empowerment), bila peserta didik
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
memerlukan selama proses pembelajaran (student centered active learning).8 Stikes Syedza Saintika dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan karakter mahasiswa melalui kegiatan student day, selain dilakukan rutin setiap minggunya juga ada pelaksanaan evaluasi dan kompetisi dari kegiatan-kegiatan student day tersebut. setiap awal tahun ajaran unit kemahasiswaan stikes akan melakukan evaluasi kegiatan dengan cara melihat sikap dan motivasi mahasiswa didalam melaksanakan kegiatan setiap minggunya. Jika ada hambatan-hambatan atau ketidak sesuaian dengan rencana yang telah dibuat, maka kegiatan tersebut akan ditinjau kembali dan dilakukan perubahan-perubahan sesuai dengan hasil evaluasi. Untuk meningkatkan motivasi mahasiswa agar mau ikut serta dalam kegiatan-kegiatan student day, maka stikes akan melakukan suatu perlombaan melalui acara dies natalis Stikes Syedza Saintika setiap tahunnya tanggal 5 September. Kegiatan ini akan diawali dengan pembukaan oleh Ketua Yayasan Sumber Daya Pengembangan Manusia (YPSDM) Sumatera Barat yang biasanya dilakukan dengan pelepasan balon ke udara dan memberikan doorprize berupa voucher bagi masyarakat yang menemukannya. Setelah itu rangkaian acara dies natalis akan dilaksanakan selama satu bulan pada hari jumat dan sabtu. Pada rangkaian kegiatan ini, maka akan diadakan seminar akademik, perlombaan-perlombaan sesuai dengan pengembangan minat dan bakat mahasiswa. Melalui acara ini mahasiswa diharapkan termotivasi, sehingga mampu melahirkan jiwa kompetitif mahasiswa.
8
(Hadiwaratama dalam http://www.kompas.com/ kompascetak/0204/30/dikbud/pend40.htm)
Pelaksanaan kegiatan kemahasiswaan melalui berbagai kegiatan yang telah ada di stikes diharapkan dapat menghasilkan sosok mahasiswa yang: a) cerdas spiritual, emosional, sosial, intelektual; b) memiliki kemampuan berkompetitif; c) mampu untuk melakukan kegiatankegiatan yang inovatif dan kreatif; d) mampu membaca lingkungan sekitar dan dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. Untuk mewujudkan hal itu semua maka diperlukan upaya-upaya untuk mencapainya. Pertama, mengembangkan kurikulum yang tidak hanya berpusat kepada aspek kognitif (pengetahuan), tetapi juga aspek afektif (nilai) dan aspek psikomotorik (sikap). Sehingga mahasiswa dapat menjadi orang-orang yang cerdas tidak hanya secara pengetahuan, tetapi baik perilaku, sikap dan akhlaknya. Kedua, intensitas kegiatan mahasiswa melalui kokurikuler dan ekstrakurikuler dalam rangka mengembangkan kreativitas siswa melalui motivasi traning, kegiatan seminar, pengabdian masyarakat, penulisan artikel-artikel ilmiah serta penelusuran minat dan bakat mahasiswa baik dalam bidang seni, olahraga dan sebagainya. Ketiga, memberikan apresiasi kepada mahasiswa terhadap kesuksesan mahasiswa didalam pengembangan dirinya baik secara akademik maupun non akademik dengan cara pemberian beasiswa dan pemilihan mahasiswa berprestasi. Melalui upaya-upaya tersebut diharapkan lulusan Stikes Syedza Saintika akan menjadi manusia yang tangguh kuat dan cerdas, yaitu lulusan yang memiliki kemampuan untuk dapat bersikap sabar, tidak egois, selalu berperilaku sopan santun, iklhas dalam bekerja, jujur dan disiplin. Apalagi nantinya lulusan stikes merupakan orang-
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
orang yang akan bekerja diranah publik, yang setiap saat akan selalu berhubungan dengan orang-orang yang sedang mengalami sakit. Karakter ini sangat penting sekali bagi lulusan stikes agar mereka tidak hanya cakap secara akademik tetapi juga harus cakap secara spiritual dan emosional. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pengembangan karakter di perguruan tinggi dapat dilakukan melalui kegiatan kurikuler, kokurikuler dan ekstrakurikuler. 2. Stikes Syedza Saintika tidak hanya mengedepankan aspek kognitif (pengetahuan) didalam melaksanakan pendidikan tetapi juga mengutamakan aspek afektif (nilai), dan aspek psikomotorik (sikap). 3. Pendidikan karakter tidak hanya dapat dilakukan melalui sebuah perancanaan yang baik, pelaksanaan yang lancar, motivator yang handal. Tetapi yang paling penting juga keteladanan dari orang-orang yang ada di lingkungan perguruan tinggi. 4. Upaya-upaya yang dilakukan oleh stikes melalui kegiatankegiatan student day yang akan mampu menjadikan mahasiswa yang cerdas secara intelektual, spiritual dan emosional tidak hanya dibentuk secara instan tetapi dilakukan dengan intensitas yang berkesinambungan. Serta melalui adanya pemberian ganjaran (punishmant) dan penghargaan (reward) sebagai suatu cara
didalam meningkatan motivasi mahasiswa untuk mau ikut serta dalam kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan. Berdasarkan kesimpulan penelitian ini maka penulis dapat memberikan saran sebagai berikut: 1. Kepada peneliti selanjutnya hendaknya melakukan yang lebih mendalam lagi didalam pembinaan karakter ditinjau dari kegiatan-kegiatan lainnya yang ada diperguruan tinggi. 2. Masyarakat hendaknya dapat ikut serta didalam melaksanakan pendidikan karakter terhadap para generasi muda, karena pendidikan karakter tidak hanya menjadi tugas dan tanggung jawab utama dari instansi pendidikan, tetapi juga menjadi tanggung jawab utama dari keluarga dan masyarakat. Hendaknya masyarakat dan keluarga dapat menjadi contoh dan teladan yang baik bagi generasi muda. 3. Untuk Stikes Syedza Saintika selalu kembangkan kegiatankegiatan pembinaan karakter terhadap mahasiswa di Perguruan Tinggi. Karena mahasiswa saat sekarang ini tidak hanya membutuhkan kemampuan intelektual semata, tetapi juga kemampuan spiritual dan emosional juga memiliki peran penting didalam keberhasilan seorang mahasiswa nantinya. DAFTAR RUJUKAN Calvin, dkk. 1993. Teori-teori sifat dan behavioristik. Yogyakarta: Kanisius (anggota IKAPI)
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PPKn III | 2017
Hakim, Lukman. (2002). Quo Animo Karakter Bangsa. Proceeding of International Conference. Langsa: STAIN Zawiyah Cot Kala. Hal-305
Marzuki. 2013. Revitalisasi Pendidikan Agama di Sekolah dalam Pembangunan Karakter Bangsa di Masa Depan. Jurnal Pendidikan Karakter. 3 (1) hal: 64-76.
Yeni Suzana. Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Mahasiswa Dalam Pembelajaran Melalui Metode blended Learning. ISBN : 978-979-17763-3-2. Hal-74
Hill, T.A., 2005. Character First! Kimray Inc., http://www.charactercities.org/download s/ publications/Whatischaracter.pdf.
UU No 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Emzir. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif Analisis Data. Jakarta: Rajawali Pers. Hal-129-135 Vasdhev, G. 2012. Happiness Inside. Noura Books (PT Mizan Publika). Jakarta.
Hadiwaratama dalam http://www.kompas.com/ kompascetak/0204/30/dikbud/pend40.htm