12/05/2015
Informasi Akuntansi Penuh (Full Accounting Information) Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc
Pengertian Informasi akuntansi penuh mencakup informasi masa lalu dan masa mendatang yang meliputi seluruh aktiva, seluruh pendapatan dan seluruh biaya. Unsur yang membentuk informasi akuntansi penuh: Total aktiva/Aktiva Penuh (Full Assets): Aktiva Lancar dan Aktiva Tetap Total Pendapatan/Pendapatan Penuh (Full Revenues): Pendapatan operasi dan Pendapatan non operasi. Total Biaya/Biaya Penuh (Full Cost):total biaya yang bersangkutan dengan objek informasinya.
Manfaat Informasi Akuntansi Penuh 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Sebagai pelaporan keuangan Sebagai analisis kemampuan menghasilkan laba Analisa besarnya biaya yang telah dikeluarkan Analisa menentukan harga jual dalam tipe biaya kontrak Analisa menentukan harga jual normal Analisa menentukan harga jual yang dialami oleh pemerintah Analisa menentukan harga transfer Analisa penyusunan program
1
12/05/2015
Pelaporan Keuangan Pelaporan keuangan ditujukan untuk pihak luar dan pihak dalam (manajemen puncak). Contoh: Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk luar perusahaan yang berisi informasi akuntansi penuh yang didasarkan pada prinsip akuntansi yang lazim.
Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014 (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Biaya produk yang dijual Laba kotor Biaya usaha Laba bersih usaha Pendapatan dan biaya di luar usaha Laba bersih sebelum pajak
10.000 5.500 4.500 2.000 2.500 500 3.000
Metode yang digunakan dalam Full Cost Full Costing Method Variable Costing Method Activity-Based Costing Method
2
12/05/2015
Total Cost dengan Pendekatan Full Costing Salah satu metode penentuan biaya/cost produk yang membebankan seluruh biaya produksi baik yang bersifat variabel maupun yang bersifat tetap. Full cost merupakan total biaya produksi dan total biaya non produksi.
Total/Full Cost dengan Pendekatan Full Costing B. BB full production cost dengan menggunakan pendekatan full costing
+ B.TKL =
Biaya penuh dengan full costing =
+ BOP variabel
+ B. Adm & umum
+ BOP tetap
+ B. Pemasaran
Pelaporan keuangan untuk manajer puncak Laporan pendapatan penuh dan biaya penuh untuk kepentingan manajer puncak, prinsip akuntansi yang lazim tidak selalu digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Pendapatan berupa pendapatan penjualan divisi dan pendapatan penjualan antar divisi. Biaya terdiri dari biaya divisi langsung dan bagian biaya kantor pusat yang dialokasikan ke divisi.
3
12/05/2015
Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014 (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan penjualan kepada pihak luar Pendapatan penjualan atas divisi Pendapatan penuh Biaya langsung divisi Biaya produksi 5.000 Biaya adm umum 1.000 Biaya pemasaran 2.500 Total biaya divisi 8.500 Alokasi biaya kantor pusat 1.000 Total biaya penuh Laba bersih divisi
10.000 2.500 12.500
9.500 3.000
Total Cost dengan Pendekatan Variable Costing Salah satu metode penentuan biaya/cost produksi yang membebankan hanya biaya yang bersifat variabel saja kepada produk. Biaya produk meliputi total biaya variabel dan biaya tetap.
Total/Full Cost dengan Pendekatan Variable Costing B. BB + B.TKL = + BOP variabel + BOP tetap
full production cost dengan menggunakan pendekatan variable costing + = B.Adm & Umum Var
Biaya penuh dengan variable costing
+ B. Pemasaran Var + BOP tetap B. Adm & umum tetap B. Pemasaran Tetap + +
4
12/05/2015
Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014 (dalam ribuan rupiah) Pendapatan penjualan kepada pihak luar Pendapatan penjualan atas divisi Pendapatan penuh Biaya variabel Biaya produksi variabel 4.000 Biaya adm umum variabel 500 Biaya pemasaran variabel 1.500 Total biaya variabel Laba kontribusi (contribution margin) Biaya tetap Biaya produksi tetap Biaya adm umum tetap Biaya pemasaran tetap Alokasi biaya kantor pusat tetap Total biaya tetap Laba bersih divisi
10.000 2.500 12.500
6.000 6.500 1.000 500 1.000 1.000 3.500 3.000
Total Cost dengan Pendekatan ActivityBased Costing (ABC) Salah satu metode penentuan biaya/cost produksi yang ditujukan untuk menyajikan informasi biaya produk secara cermat/akurat bagi kepentingan manajemen, dengan jalan mnegukur secara cermat biaya (sumber daya) dalam setiap aktivitas yang digunakan untuk menghasilkan produk.
Klasifikasi Tingkat Aktivitas Tahap pertama dalam membentuk kelompok aktivitas adalah mengelompokkan aktivitas ke dalam salah satu dari empat kategori aktivitas: 1. Unit-level activities 2. Batch-level activities 3. Product-level activities 4. Facility-level activities
5
12/05/2015
Unit-level Activities Aktivitas yang dilaksanakan setiap dihasilkannya sebuah produk. Contoh aktivitas ini adalah jumlah pemakaian energi dan jam tenaga kerja yang digunakan setiap dibuatnya sebuah produk. Pemakaian bahan baku langsung dan tenaga kerja langsung juga masuk dalam kelompok aktivitas ini, meskipun kedua biaya tersebut tidak termasuk ke dalam BOP. Besarnya biaya aktivitas ini tergantung pada jumlah unit produk yang diproduksi.
Batch-level Activities Aktivitas yang dilaksanakan setiap diproduksinya sekelompok (batch) produk. Besarnya biaya aktivitas ini tergantung pada jumlah batch. Namun jika dihubungkan dengan jumlah unit dalam setiap batch, maka biaya ini bersifat tetap. Contoh aktivitas yang masuk dalam kelompok ini antara lain aktivitas set-up, inspeksi, penjadwalan produksi, dan penanganan bahan baku.
Product-level (Sustaining) Activities Aktivitas yang dilaksanakan untuk mendukung berbagai macam produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Aktivitas ini mengkonsumsi sumberdaya untuk mengembangkan produk atau memungkinkan produk dihasilkan dan dijual. Aktivitas ini dan biaya yang berhubungan cenderung naik jika jenis produk yang dihasilkan bertambah. Contoh aktivitas yang tergabung dalam kelompok ini adalah: perekayasaan, pengembangan prosedur pengujian produk baru, pemeliharaan peralatan, proses perekayasaan produk, dan aktivitas ekspedisi.
6
12/05/2015
Facility-level Activities Aktivitas yang mendukung proses manufaktur umum yang dilakukan oleh pabrik. Aktivitas ini memberikan manfaat bagi organisasi secara umum, namun tidak memberikan manfaat bagi setiap jenis produk secara langsung. Contoh aktivitas ini antara lain: pengelolaan pabrik, penataan lingkungan kerja, program sosial, pengamanan pabrik, pajak bumi dan bangunan, dan depresiasi pabrik.
Total Cost dengan Pendekatan ActivityBased Costing Biaya tahap design dan pengembangan produk +
Facility-level activity cost
Biaya tahap produksi
Product-level activity cost
+ BOP variabel + Biaya tahap dukungan logistik
+
=
= +
Biaya penuh dengan pendekatan activity-based costing
Batch-level activity cost + Unit-level activity cost
Perusahaan X Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2014 (dalam ribuan rupiah)
Pendapatan penjualan Pendapatan atas divisi Total pendapatan Biaya tahap design dan Pengembangan produk Biaya produksi: Biaya fasilitas pendukung Biaya produk langsung Biaya aktivitas lokal (pem&adm) Alokasi biaya kantor pusat Biaya tahap dukungan logistik Total biaya Laba bersih divisi
10.000 2.500 12.500 1.000
1.000 5.000 500 1.000 7.500 1.000 9.500 3.000
7
12/05/2015
Analisa Kemampuan Menghasilkan Laba (Profitability Analysis) Untuk mendeteksi penyebab timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh objek informasi dalam periode akuntansi tertentu. Jika produk yang dihasilkan lebih dari satu macam produk, maka manajer memerlukan akuntansi penuh untuk menganalisis kemampuan setiap produk yang dihasilkan dengan jalan membandingkan pendapatan penuh dengan biaya penuh dan aktiva penuh yang digunakannya.
Dalam menganalisis kemampuan menghasilkan laba, biaya penuh untuk masing-masing produk dikelompokkan menjadi 4 kelompok aktivitas yaitu: 1. Aktivitas mempertahankan fasilitas (facility substaining activities) 2. Aktivitas mempertahankan produk (product substaining activities) 3. Aktivitas yang bersangkutan dengan kelompok produk (batchrelated activities) 4. Aktivitas yang bersangkutan dengan unit yang dihasilkan (unit level activities)
Contoh Manajer perusahaan “KK” Jambi memerlukan informasi tentang kemampuan menghasilkan laba pada 3 macam produk yang dihasilkan (produk A, produk B dan produk C) sehingga dapat diketahui penyebab timbulnya laba/rugi yang dihasilkan oleh setiap produk. Selanjutnya manajer dapat menentukan produk mana yang harus dipertahankan, dikembangkan dan dihentikan (ditutup).
8
12/05/2015
Diminta: Berdasarkan fakta di atas, coba saudara analisis produk mana yang harus dikembangkan dilihat dari pendapatan total biaya dan laba yang diperoleh produk A, produk B dan produk C baik secara total maupun per komponen biaya.
Formula Untuk menghitung kemampuan menghasilkan laba perusahaan/pusat laba digunakan alat ukur kembalian investasi (Return On Investment/ROI) atau Residual Income/RI. Rumus: Kembalian Investasi = Pendapatan penuh – Biaya penuh x 100% (ROI/RI) Aktiva penuh
9
12/05/2015
(dalam rupiah) Pendapatan penuh Biaya penuh Laba bersih Beban modal = .... % x Aktiva penuh ROI/RI
xxx xxx xxx xxx xxx
Contoh Divisi A merupakan salah satu dari divisi “Perusahaan KK” yang mempunyai data sebagai berikut: Aktiva penuh per 31 Desember 2014 sejumlah Rp 40.000.000,00. Biaya modal atas investasi (aktiva) 21%, pendapatan penuh atas divisi A sebesar Rp 36.000.000,00. Biaya penuh yang dikeluarkan Rp 24.000.000,00. Hitunglah ROI/RI/Kembalian investasi dan pembuktiannya.
ROI/RI ROI/RI = Pendapatan penuh – Biaya penuh x 100% Aktiva penuh = Rp 36.000.000,00 – Rp 24.000.000,00 x 100% Rp 40.000.000,00 = Rp 12.000.000,00 x 100% Rp 40.000.000,00 = 30%
10
12/05/2015
Bukti RI Pendapatan penuh Biaya penuh Laba bersih Beban modal (21% X Rp 40.000.000,00) Residual Income
Rp 36.000.000,00 Rp 24.000.000,00 Rp 12.000.000,00 Rp 8.400.000,00 Rp 3.600.000,00
RI = 30% x Laba bersih = 30% x Rp 12.000.000,00 = Rp 3.600.000,00
ROI/RI sebagai alat analisis kemampuan menghasilkan laba divisi dapat dipengaruhi oleh 4 faktor sebagai berikut: 1. Konsep laba yang digunakan 2. Komponen menghasilkan laba 3. Komponen aktiva yang diperhitungkan dalam investasi 4. Penilaian aktiva
Konsep laba yang digunakan dalam mengukur kemampuan menghasilkan laba untuk divisi ada 4 yaitu: 1. Laba kontribusi divisi (Division contribution margin) 2. Laba terkendali divisi (Division controllable profit) 3. Laba langsung divisi (Division direct profit) 4. Laba bersih divisi (Division net profit) Contoh unsur yang digunakan untuk menghitung tiap-tiap jenis laba sebagai berikut:
11
12/05/2015
Dari laporan laba rugi tersebut, maka yang paling cocok untuk menganalisis divisi tersebut adalah laba bersih divisi, karena di dalamnya telah diperhitungkan informasi pendapatan penuh dan informasi biaya penuh sehingga mencerminkan semua faktor penentu kemampuan menghasilkan laba divisi.
Analisa Biaya yang Telah Dikeluarkan Biaya penuh yang telah dikeluarkan untuk suatu produksi dapat dijawab dengan menyajikan informasi biaya penuh yang bersangkutan dengan objek biaya. Bagi manajemen, biaya penuh yang tetap dikeluarkan berperan sebagai: 1. Evaluasi konsumsi sumberdaya yang dikorbankan untuk sesuatu. 2. Untuk melihat struktur biaya perusahaan pesaing. 3. Pengambilan keputusan membeli atau membuat sendiri. 4. Penentuan harga jual produk/jasa.
12
12/05/2015
Untuk perbaikan tingkat kemampuan produk/jasa dalam menghasilkan laba, dengan memantau total biaya, daur hidup produk/jasa. 6. Untuk melakukan perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan tentang biaya mutu. 7. Untuk penentuan biaya investasi kembali. 8. Untuk penentuan biaya persediaan yang tepat. 5.
Evaluasi Sumberdaya Informasi berupa sumberdaya yang telah dikorbankan untuk produksi barang dan jasa dapat digunakan sebagai alat evaluasi terhadap pelaksanaan rencana yang telah dibuat sebelumnya. Dalam melakukan evaluasi biaya ada 3 cara, yaitu biaya penuh dengan pendekatan full costing, variable costing dan activitybased costing. Contoh penghitungan biaya yang menghasilkan produk A dengan menggunakan biaya penuh pendekatan full costing, variable costing dan activity-based costing sebagai berikut:
Biaya Penuh Produk A Dengan Pendekatan Full Costing Periode Januari 2015 (dalam ribuan rupiah) Biaya produksi: Biaya produksi langsung Biaya produksi tidak langsung Yang dibebankan produk A Total biaya produksi produk A
100.000 60.000 160.000
13
12/05/2015
Total biaya produksi produk A Biaya non produksi: Biaya non produksi langsung: Biaya adm & umum Biaya pemasaran
160.000
5.000 7.500 12.500
Biaya non produksi tidak langsung: Bagian biaya adm & umum yang Menjadi beban produk A Bagian biaya pemasaran yang menjadi Beban produk A
10.000 17.500 27.500
Total biaya non produksi produk A Biaya penuh produk A
40.000 200.000
Biaya Penuh Produk A Dengan Pendekatan Variable Costing Periode Januari 2015 (dalam ribuan rupiah) Biaya variabel: Biaya produksi variabel Biaya non produksi variabel: Biaya adm & umum variabel Biaya pemasaran variabel Total biaya non produksi variabel Total biaya variabel produk A
100.000 20.000 30.000 50.000 150.000
Total biaya variabel produk A 150.000 Biaya tetap: Biaya tetap langsung: Biaya non produksi tetap langsung: Biaya adm & umum tetap langsung 12.000 Biaya pemasaran tetap langsung 7.500 Biaya tetap langsung produk A 19.500 Biaya tetap tidak langsung: Bagian biaya adm & umum tetap 15.000 Bagian biaya pemasaran tetap 10.000 Biaya tetap tidak langsung yang menjadi 25.000 Beban produk A Total biaya tetap yang menjadi beban produk A 44.500 Biaya penuh produk A 194.500
14
12/05/2015
Biaya Penuh Produk A Dengan Pendekatan Activity-Based Costing Periode Januari 2015 (dalam ribuan rupiah) Biaya desain dan pengembangan: Biaya desain 4.000 Biaya pengujian produk 11.000 15.000 Biaya produksi : Unit level activity costs Batch level activity costs Product level activity costs Facility level activity costs
42.000 6.000 5.000 10.000 63.000
Total biaya desain dan pengembangan Total biaya produksi
15.000 63.000
Biaya pendukung logistik: Biaya iklan 1.000 Biaya distribusi 2.000 Biaya garansi produk 1.500 Biaya adm & umum 3.500 Total biaya pendukung logistik Biaya penuh produk A
8.000 86.000
15