METODE PENELITIAN Data yang Digunakan Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007. Riskesdas 2007 diselenggarakan oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes), sebagai salah satu unit utama di lingkungan Departemen Kesehatan yang berfungsi menyediakan informasi kesehatan berbasis bukti. Pelaksanaan Riskesdas 2007 adalah upaya mengisi salah satu dari 4 (empat) grand strategi Departemen Kesehatan, yaitu berfungsinya sistem informasi kesehatan yang evidence-based di seluruh Indonesia. Data dasar yang dihasilkan Riskesdas 2007 diantaranya terdiri dari status kesehatan (termasuk data biomedis), status gizi, kesehatan lingkungan, perilaku kesehatan, dan berbagai aspek pelayanan kesehatan. Data dasar ini, bukan saja berskala nasional, tetapi juga menggambarkan berbagai indikator kesehatan sampai ke tingkat kota/kabupaten (Depkes 2008) Riskesdas 2007 adalah riset berbasis komunitas dengan sampel rumah tangga dan anggota rumah tangga yang dapat mewakili populasi di tingkat kabupaten/kota. Riskesdas 2007 menyediakan informasi kesehatan dasar termasuk biomedis, dengan menggunakan sampel Susenas Kor. Riskesdas 2007 mencakup sampel yang lebih besar dari survei-survei kesehatan sebelumnya, dan mencangkup aspek kesehatan yang lebih luas. Tujuan Riskesdas 2007 adalah sebagai berikut : a. Menyediakan informasi berbasis bukti untuk perumusan kebijakan pembangunan kesehatan di berbagai tingkat administratif b. Menyediakan informasi untuk perencanaan kesehatan termasuk alokasi sumberdaya di berbagai tingkat administratif c. Menyediakan peta status dan masalah kesehatan di tingkat nasional, propinsi dan kabupaten/kota d. Membandingkan status kesehatan dan faktor-faktor yang melatarbelakangi antar propinsi dan antar kabupaten/kota Manfaat bagi Riskesdas perencanaan pembangunan adalah : (1) Tersedianya data dasar dari berbagai indikator kesehatan di berbagai tingkat 22
administratif; (2) Stratifikasi indikator kesehatan menurut status sosial ekonomi sesuai hasil Susenas 2007 ; dan (3) Tersedianya informasi untuk perencanaan pembangunan kesehatan yang berkelanjutan
Desain dan Lokasi Penelitian Riskesdas Riskesdas merupakan sebuah survei yang dilakukan secara cross sectional yang bersifat deskriptif. Desain Riskesdas terutama dimaksudkan untuk menggambarkan masalah kesehatan penduduk di Indonesia secara keseluruhan, akurat dan berorientasi pada kepentingan para pengambil keputusan di berbagai tingkat administratif. Sampel Riskesdas 2007 terdapat di 17150 blok sensus yang terdapat kabupaten/kota yang berasal dari 440 kabupaten/kota (dari jumlah keseluruhan sebanyak 456 kabupaten/kota) yang tersebar di 33 propinsi di Indonesia. Kabupaten yang tidak termasuk dalam sampel Riskesdas dikarenakan kabupaten tersebut merupakan pengembangan dari kabupaten baru yang pada saat perencanaan Riskesdas belum diperhitungkan yaitu sebanyak 16 kabupaten. Waktu pelaksanaan Riskesdas dilakukan pada tahun 2007. Pengolahan dan analisis data dilakukan pada tahun 2008. Dalam penelitian ini, data yang digunakan terdiri atas data keluarga yang memiliki balita yang terdiri atas data keluarga, data anak dan data orang tua anak. Data yang digunakan terdiri atas 32 propinsi. Propinsi yang tidak diikutsertakan dalam pengolahan data penelitian ini adalah propinsi Sulawesi Utara. Hal ini disebabkan terdapatnya ketidaklengkapan data pada propinsi tersebut. Sementara untuk penelitian ini, pengolahan dan analisis data dilakukan pada bulan Maret-Mei 2010.
Cara Pengumpulan Data Penelitian Riskesdas Pengumpulan data dalam Riskesdas 2007 dilakukan dengan teknik wawancara. Wawancara kuesioner rumah tangga dilakukan enumerator dengan kepala rumah tangga atau yang mewakilinya. Kuesioner rumah tangga terdiri atas pengenalan tempat, keterangan rumah tangga, keterangan anggota rumah 23
tangga, mortalitas, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan, sanitasi lingkungan, dan konsumsi. Selain kuesioner rumah tangga, terdapat pula kuesioner individu. Kuesioner individu terdiri atas identifikasi responden, penyakit, ketanggapan pelayanan kesehatan, pengetahuan, sikap dan perilaku, disabilitas, kesehatan mental, dan pengukuran antropomeri. Riskesdas 2007 melakukan pula pengukuran biomedis dan pada blok sensus pada kabupaten/kota terpilih dilakukan pula penarikan sampel iodium.
Populasi dan Sampel Populasi adalah seluruh balita di Indonesia yang terdata oleh Biro Pusat Statistik. Sampel yang digunakan adalah anak yang berusia 24-59 bulan menjadi responden Riskesdas 2007. Metodologi perhitungan dan cara penarikan sampel untuk Riskesdas 2007 identik pula dengan two stage sampling yang digunakan dalam Susenas 2007. Berikut ini adalah uraian cara perhitungan dan penarikan sampel dalam Riskesdas: a. Penarikan sampel blok sensus Seperti telah disebutkan sebelumnya, Riskesdas menggunakan sepenuhnya sampel yang yang terpilih dalam Susenas 2007. b. Penarikan sampel rumah tangga Dari setiap blok sensus terpilih kemudian dipilih 16 rumah tangga secara acak sederhana (simple random sampling) yang menjadi sampel rumah tangga dengan jumlah rumah tangga di blok sensus tersebut c. Penarikan sampel anggota rumah tangga Selanjutnya, seluruh anggota rumah tangga dari setiap rumah tangga yang terpilih dari kedua proses penarikkan sampel tersebut diatas diambil sebagai sampel individu.
Selanjutnya, Riskesdas 2007 dapat mengumpulkan sampel sebanyak 258.284 rumah tangga, yang terdiri atas 972.989 individu. Namun, dalam penelitian ini ditetapkan kriteria inklusi yaitu sampel anak usia 24-59 bulan, memiliki hubungan ayah kandung/ibu kandung dengan kepala keluarga (ayah) dan ibu serta memiliki kelengkapan data. Sebanyak 567 sampel tidak memiliki 24
kelengkapan data, yaitu sampel yang terdapat di Propinsi Sulawesi Utara. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 42.062 anak. Berikut cara pemilihan data dalam penelitian ini : Jumlah balita : 74.503
diseleksi sampel yang berusia 24 - 59 bulan
Jumlah balita : 47.732
diseleksi sampel yang memiliki hubungan kandung dengan orang tua
Jumlah balita : 42.649
diseleksi sampel yang memiliki kelengkapan data
Jumlah balita : 42.062
sampel untuk dianalisis
Keterbatasan Penelitian Penelitian ini menggunakan desain cross sectional, sehingga hubungan atau perbedaan yang ditemukan antara variabel dependen dan independen bukan merupakan sebab akibat. Hal ini disebabkan kedua variabel tersebut diukur pada waktu yang bersamaan. Selain itu, data sekunder ini telah melalui proses editing dan cleaning sehingga bias penelitian kemungkinan dapat terjadi.
Pengolahan Data Pada penelitian ini, pengolahan data dilakukan terhadap anak, orang tua (tinggi badan dan perilaku higienis ibu) dan keluarga yang meliputi sanitasi lingkungan, akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dan karakteristik keluarga. Pengolahan dan analisa data dalam penelitian ini menggunakan software Microsoft Office Excell 2007, SPSS versi 16.0 dan SAS. 25
Pendidikan ayah dan ibu dikategorikan tidak pernah bersekolah, rendah (SD dan SMP), menengah (SMA) dan tinggi (perguruan tinggi). Pengkategorian ini berdasarkan Undang-undang No 20 tahun 2003. Pekerjaan orang tua dikategorikan menjadi tidak bekerja dan bekerja. Tempat tinggal dikategorikan menjadi desa dan kota. Pengkategorian ini berdasarkan BPS, yaitu dengan melakukan perhitungan skor terhadap tiga variabel potensi desa yaitu : kepadatan penduduk, persentase rumah tangga pertanian dan akses terhadap fasilitas umum seperti sekolah, pasar, pertokoan dan rumah sakit. Sanitasi lingkungan diukur dengan melakukan skoring jawaban yang didapatkan. Jawaban yang benar diberi nilai 1 dan jawaban yang salah diberi nilai 0. Cara yang sama dilakukan pula untuk mengukur variabel perilaku higienis dan variabel akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Cara perhitungan skor
dilakukan dengan
menggunakan
rumus transformasi
menggunakan program microsoft excell yaitu : Skor total =
X - nilai minimum
x 100%
Nilai maksimal-nilai minimal Keterangan : X = jumlah jawaban yang benar Nilai minimal = jumlah nilai minimal dari 1 set pertanyaan Nilai maksimal = jumlah nilai maksimal dari 1 set pertanyaan Selanjutnya, untuk variabel sanitasi dan akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan dikelompokan menjadi 3 kategori yaitu rendah (persentase jawaban benar < 60%), sedang (persentase jawaban benar 60-80%) dan tinggi (persentase jawaban benar > 80%). Pengkategorian ini berdasarkan Khomsan (2000). Untuk variabel perilaku higienis, dikelompokan menjadi baik (persentase jawaban benar 100%) dan kurang (persentase jawaban benar < 100%). Pengkategorian ini berdasarkan Permanasari, Luciasari & Purwanto (2009). Penyakit infeksi dikategorikan mengindap penyakit infeksi, bila mengindap salah satu atau lebih penyakit infeksi (ISPA, pneumonia, demam thypoid, malaria, campak, diare, tuberculosis paru (TB paru) dan demam berdarah. Status gizi anak diukur berdasarkan indikator TB/U dan dibagi menjadi stunting (nilai z score < -2 SD) dan normal (nilai z score ≥ -2 SD). Sementara 26
itu, untuk analisis faktor determinan, data status gizi yang digunakan adalah data kontinyu. Adapun variabel penelitian dan pengkategoriannya disajikan dalam Tabel 1. Tabel 1 Pengkategorian Variabel Penelitian Variabel
Kategori Pengukuran
Umur anak
24-35 bulan 36- 47 bulan 48-59 bulan
Jenis kelamin
Laki-laki Perempuan
Tempat Tinggal
Desa Kota
Jumlah anggota keluarga
Besar jika jumlahnya ≥ 7 orang Sedang jika 5 – 6 orang Kecil jika ≤ 4 orang
Pendidikan ayah
Tidak pernah sekolah Dasar Menengah Tinggi
Pendidikan ibu
Tidak pernah sekolah Dasar Menengah Tinggi
Pekerjaan ibu
Tidak bekerja Bekerja
Pekerjaan ayah
Tidak bekerja Bekerja
Status ekonomi
Miskin : pengeluaran keluarga berada pada kuantil 1 dan 2 Tidak miskin : pengeluaran keluarga berada pada kuantil 3, 4 dan 5
Status Gizi anak
Stunting Normal
: :
Z-score <-2,0 Z-score ≥ -2,0
27
Tabel 1 Lanjutan Variabel
Pengkategorian Pengukuran
Penyakit Infeksi
Ya
: jika menderita salah satu atau lebih penyakit infeksi Tidak :jika tidak menderita salah satu atau lebih penyakit infeksi
Sanitasi lingkungan
Kurang : < 60% Sedang : 60% < n < 80% Baik : >80%
Akses dan Pemanfaatan Kurang : < 60% Pelayanan Kesehatan Sedang : 60% < n < 80% Baik : >80% Perilaku higienis
Baik : 100% Kurang : <100%
Tinggi Badan Orang Tua
< 141 cm 141-145 cm 146-150 cm 151-155 cm 156-160 cm 161-165 cm 166-170 cm >170 cm
Analisis Data Analisis univariat dilakukan untuk memperoleh gambaran frekuensi dari variabel yang diteliti. Variabel yang diuji adalah karakteristik keluarga (tempat tinggal, besar keluarga, status ekonomi, pendidikan ayah dan ibu serta pekerjaan ayah dan ibu), sanitasi lingkungan, akses dan pemanfaatan kesehatan, penyakit infeksi, perilaku higienis, tinggi badan orang tua dan status gizi anak menurut TB/U. Untuk menguji hubungan antar variabel digunakan uji korelasi Spearman untuk menguji hubungan yang bersifat ordinal. Uji Chi Square digunakan untuk menguji hubungan yang bersifat nominal dengan program SPSS 16.0. Untuk menentukan faktor determinan stunting dilakukan analisis regresi linear berganda dengan metode stepwise dengan program SAS versi 9.1. Model persamaan regresi linear berganda adalah : Y = β 0 + β 1 X 1 + β 2 X 2 + ………………+ β n X n + € 28
Keterangan : Y
: Variabel dependen (status gizi menurut TB/U)
Β 1 ,β 2 ,…..β n
: Koefisien regresi
€
: Galat
β0
: Intercept
X 1 ,X 2 ,…X n
: Variabel independen yang diduga mempengaruhi stunting, dengan :
X1
: Umur anak
X2
: Jenis kelamin
X3
: Tempat tinggal
X4
: Jumlah anggota keluarga
X5
: Pendidikan ayah
X6
: Pendidikan ibu
X7
: Pekerjaan ayah
X8
: Pekerjaan ibu
X9
: Status ekonomi
X 10
: Penyakit infeksi
X 11
: Sanitasi lingkungan
X 12
: Perilaku higienis
X 13
: Tinggi badan orang tua
Definisi Operasional Anak adalah responden Riskesdas 2007 yang berusia 24-59 bulan berjenis kelamin laki-laki dan perempuan Tempat tinggal adalah tempat responden tinggal pada saat dilakukan penelitian yang dikategorikan menjadi desa dan kota berdasarkan BPS. Jumlah anggota rumah tangga adalah banyaknya individu yang tinggal dalam satu rumah tangga. Status ekonomi adalah pengeluaran rumah tangga berdasarkan BPS yang dibagi menjadi 5 kuantil. Setiap kuantil menggambarkan tingkat kemiskinan berjenjang yang kemudian dikategorikan menjadi miskin (kuantil 1 dan 2) dan tidak miskin (kuantil 3, 4 dan 5).
29
Pendidikan ayah dan ibu adalah jenjang pendidikan formal tertinggi yang pernah diikuti dan ditamatkan oleh orang tua yang selanjutnya dikategorikan menjadi tidak sekolah, rendah, menengah dan tinggi. Pekerjaan ayah dan ibu adalah kegiatan atau pekerjaan orang tua selain pekerjaan rutin dalam rumah tangga dan memperoleh gaji/upah/uang untuk menambah penghasilan keluarga. Perilaku higienis adalah perilaku hidup bersih dan sehat yang dilakukan ibu, yang meliputi kebiasaan mencuci tangan Penyakit infeksi adalah penyakit yang diderita anak yang dinilai berdasarkan penyakit ISPA, pneumonia (radang paru), malaria, demam typhoid, campak, diare, tuberkulosis paru (TB paru) dan demam berdarah. Sanitasi lingkungan adalah keadaan lingkungan tempat tinggal yang diantaranya mencangkup air yang digunakan, tempat pembuangan limbah, dan lokasi sumber pencemaran Akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah tingkat kemudahan dalam mengakses dan memanfaatan pelayanan kesehatan yang diukur berdasarkan jarak dan waktu yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan serta pemanfaatan pelayanan yang telah tersedia Status gizi anak adalah keadaan gizi anak balita umur 24-59 bulan yang diukur dengan antropometri berdasarkan indeks TB/U yang dikategorikan menjadi stunting dan normal Tinggi badan orang tua adalah tinggi badan dari ayah dan ibu, yang diukur menggunakan alat pengukur tinggi badan microtoice Stunting adalah keadaan fisik anak usia 24-59 bulan yang memiliki z score TB/U kurang dari -2 SD berdasarkan referensi WHO 2005
30