Tukhnuntha Miriyam NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015
Oleh, Uskup Mar Nicholas H Toruan, CKC
Gereja Nasrani Indonesia (GNI) Keuskupan Nasrani Katolik Ortodoks Rasuli Kudus dan Satu
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015
Tukhnuntha (Salam Miriyam)
Shlom lekh bthoolto Mariam, maliath taibootho Moran a'amekh, mbarakhto at bneshey, wambarakhoo feero dabkharsekh Yeshua, O qadeeshto Mariam, yoldath Msheekhoh, saloy hlofain hatoyeh, hosho wabsho'ath mawtan. +Amen Salam Miriyam, penuh rahmat, Maran sertamu. Terberkatilah engkau diantara wanita, dan terberkatilah buah rahimmu, Maran kita, Yeshua. Miriam Kudus, Bunda Mshikha, doakanlah kami orang berdosa ini, sekarang dan selalu, dan hingga waktu kami mati. +Amin.
Penulis, Rt.Rev. Bishop Nicholas H. Toruan, CKC
Gereja Nasrani Indonesia (Kehilat Nasraya Katolik Ortodoks Indonesia)
Page 2- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015 Salam Maria, tidak ada kaitannya dengan Gereja Roma Katolik, Gereja Nasrani ini hanya mengikuti Tradisi Rasuli saja sejak zaman kuno yang diwarisi dari ha-Tzadikim Esseni (Hassidim) Qumran, kaum Hassidim Yahudi Rabbinik modern juga tetap mempertahankan Tradisi Suci ini (khususunya Chassidim, dan Kabbala), kecuali Sekte-sekte Farisi Rabbinik Yahudi lainnya (Sekte Rabbinik Ortodoks, Konservatif, Ultra, Karaite) menentang seperti kelompok Kekristenan Protestan.
Tradisi ini diawali dari Doa Syafaat Abraham terhadap jiwa Lot kepada Malakh YHWH (Kejadian 18:19), Doa nabi Yeremia, Makkabeus, Yakob haTzadik. Miriam sudah mati tapi hidup (Yokhanan 11:25); mereka Orang-orang Suci adalah Pelayan-pelayan Alaha (Ibrani 1:14) dan doa orang benar besar khasiatnya (Yakobus 5:16). Orang benar yang sudah wafat secara daging tapi hidup dalam rohaniah tidak mungkin jatuh lagi dalam dosa, tetapi orang masih hidup berpotensi jatuh dalam dosa; pada hal kita seringkali minta bantuan doa orang hidup mendoakan kita, mereka belum tentu ‘orang benar’. Tetapi orang yang jelas kita tahu seperti Miriam adalah orang suci tak jatuh lagi dalam dosa lalu mengapa kita abaikan dia? Roh Kudus telah mengatakan “Semua keturunan akan memberi Salam kepadaku yang berbahagia” (Lukas 1:48). Kata “Salam” yang disebut Tukhnunta dalam bahasa Aramaik adalah “menyampaikan doa-doa syafaat kita melalui Bunda Miriam kepada Yeshua bagi kemuliaan Bapa, Putra dan Roh Kudus, Alaha Ehad sejati. Bagi mereka yang melawan Salam Miriam menghujat Roh Kudus dan tidak ada pengampunan dosa bagi mereka! (Mattai 12:32) Ini sangat mengerikan!
Kata-kata dalam Injil Lukas 1:48 adalah ilham yang diturunkan Roh Kudus kepada Miriam. Kita tidak berdoa kepada Miriam tetapi minta dukungan doa-doa kita, yang kita minta tolong padanya. Ini merupakan perpanjangan keimamatan, di mana imam mewakili menyampaikan doa-doa umat kepada Alaha dan imam perwakilan Alaha bagi umat manusia. Fungsi keimamatan adalah sebagai JEMBATAN diantara kedua pihak yang dilantik Alaha.
Doa memang harus ditujukan kepada Alaha saja, tetapi harus melalui PERWAKILAN dalam Kemanusiaan Yeshua kepada Alaha (Yokhanan 14:6). Barangsiapa yang besar kepala dan sombong dengan mengatakan: “Aku bisa langsung berdoa kepada Alaha tidak butuh orang lain, aku bisa minta ampun dosa sendiri kepada Alaha tidak butuh pengakuan dosa dihadapan orang lain, aku bisa minta sendiri langsung…” Orang ini adalah kelihatan saleh tetapi penghujat Roh Kudus, Sombong dan Pengikut Iblis! Page 3- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015 Sejak semula Alaha menetapkan perwakilan yang dipilihnya karena segala doa-doa manusia tidak bisa sampi karena Alaha adalah API MENGHANGUSKAN (Ibrani 12:29; Ulangan 4:24; 1 Timotius 6:16). Dan segala sesuatu membutuhkan “Saksi-saksi” (2 Korintus 13:1; Ulangan 17:6, 19:5). Segala sesuatu yang kita lakukan di bumi harus bersifat dua arah VERTIKAL dan HORIZONTAL, yakni Salib. Anda bisa berdoa kepada Alaha langsung dalam relasi vertikal, tetapi Torah mengatakan “siapa saksi anda? Khususnya Pengakuan Dosa kepada Alaha bagaimana pengakuan anda sah? Dalam Doa Bapa Kami jelas ditegaskan “dan ampunilah pelanggaran-pelanggaran kami (relasi vertikal) sebagaimana kami mengampuni mereka yang bersalah terhadap kami (relasi horizontal). Ini sebenarnya secara Tradisi Rasuli melalui Saksi-saksi dalam hal ini disebutkan Qadishot d’Teshuva (Sakramen Tobat) dalam Jemaat (Mattai 18:17).
Konteks Bait Suci Israel, tidak ada pendamaian jiwa manusia jika tidak melalui korban (Ibrani 9:22); korban dibawa di depan Imam (kohen), orang itu harus mengaku dosa di depan imam dan imam menyampaikan doa-doa pendamaian bagi jiwa orang ini lalu menasihati dia dan memberikan pengampunan padanya dengan menumpangkan tangannya di atas korban persembahan yang dia persembahkan, maka terjadilah pengampunan dosa. Sekalipun seorang rabbi yang menjadi pengajar di Sinagoga, yang berdoa 3 kali sehari dan saleh hidupnya, tetap saja dosanya tidak diampuni jika tidak pergi kepada imam di Bait Suci dan mempersembahkan korban tidak akan terjadi pengampunan. Begitulah ini diteruskan oleh Imam-imam Melkisedek yang menerima tahbisan (Semikhah) dari Yeshua (Mattai 16:18:18-19;18:18; Yokhanan 20:21-23) menjalankan fungsi keimamatan untuk melepas dan mengikat dosa orang. Umat percaya harus mengaku dosa di depan Imam dan mempersembahkan korban persembahan berupa Roti dan Anggur (Ekaristi) setiap kali ada ibadah. Kita melakukan Teshuva di depan Altar yang ada saksi mata Imam dan umat, maka dosa-dosa kita sah diampuni.
Ada banyak penafsir Kitab Suci gadungan dengan berkata bahwa kita adalah Imamat Rajani dengan mengutip Tulisan Mar Keipha (Petrus) yang ditujukan kepada Jemaatjemaat Rasuliah Katolik Ortodoks Kuno (1 Petrus 2:9-10) seolah-olah berbicara kepada siapa saja yang membaca Alkitab dengan mengklaim bahwa dirinya “adalah Imam dan Raja.” Tulisan Keipha ini ditujukan kepada pengikut “Ajaran-ajaran Rasuli” dan “Para Pelayannya” memiliki tahbisan Suksesi Rasuli. Sementara mereka Kekristenan Reformasi Protestan yang lahir abad ke-16 di Eropa dan Gerakan Mesianik modern mengklaim bahwa mereka para pelayannya adalah “Imam-imam Perjanjian Baru”, ini adalah klaim gadungan yang menyesatkan orang. Jika begitu orang Muslim, Hindu, dan Buddha setelah membaca perkataan Petrus ini bisa saja berkata “aku adalah imamimam perjanjian baru”! Benarkah? Tidak. Kebohongan yang diteruskan dan diyakini selama berabad-abad tidak lagi dianggap kebohongan, menjadi kebenaran, tetapi di mata Alaha kebohongan tetaplah Page 4- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015 kebohongan tidak perduli terhadap kuantitas pengikutnya, karena Alaha yang melihat sisi ortodoksi (benar dan lurus) dan katolikitas (utuh).
Sejak kemurtadan Israel tahun 578 S. M. hingga dibuang ke Babilonia, tahun 135 Masehi hingga sekarang ini Tidak ada Wahyu-wahyu diberikan kepada kaum Yahudi tegar tengkuk yang sombong itu yang melawan “Doa-doa Syafaat” para Tzadikim pilihan Alaha. Sampai hari ini tidak ada doa-doa yang dijawab oleh Alaha kepada Para Rabbi Yahudi Ortodoks Farisi yang begitu banyak sektenya itu.
Sejak zaman Reformasi Protestan abad ke-16, Tradisi Suci Rasuli ini dilawan oleh mereka para penghujat Roh Kudus. Kesalahan Gereja Roma Katolik dan Gereja Ortodoks Timur adalah mengangkat Miriam sejajar dengan Maran Yeshua, menjadikan dia sebagai Co-Redemtrix (penebus bersama) dan Ratu Sorga, Bunda Alaha yang tak pernah diajarkan Para Rasul. Ini kita tolak sebab ini adalah dosa musyrik dan hujat. Miriam adalah Wanita Yahudi sederhana yang saleh yang kita sebut “Terberkati” atau “Berbahagia” (Lukas 1:42-45, 48) Tidak ada gelar lainnya bisa diterima kecuali itu saja, menambah dan mengurangi adalah bida’ah dan perbuatan ini adalah dosa (Titus 3:10). Tidak mengucapkan Salam Miriam adalah bida’ah ini merupakan pengurangan ajaran Rasuli, menambahkan gelar Miriam yang beraneka macam itu adalah bida’ah. Miriam adalah orang percaya pertama yang percaya Yeshua sebagai Tuhan dan Alaha (Lukas 1:38; 2:19). Miriam adalah Bunda Rasul dan Para Rasul adalah Anak-anak Miriam (Yokhanan 19:26-27). Oleh karena kita Gereja Nasrani Katolik Ortodoks Rasuliah adalah keturunan Rohaniah Para Rasul melalui tahbisan suksesi rasuliah yang tak putus, maka kita memiliki “Bunda” yakni Miriam dan kita adalah “Anak-anak Rohaniahnya” sehingga kita wajib menyampaikan salam kepadanya dalam doa-doa kita sehinga ini merupakan komunikasi antara ibu dan anak. Mereka yang tidak memiliki tahbisan suksesi rasuliah tidak akan memberikan salam kepada Miriam sebab mereka tidak mengikuti ajaran-ajaran rasuliah kuno, tetapi mengikuti guru-guru palsu yang muncul di abad ke-16 M, yakni para tokoh Reformator Protestantisme dan bahkan guruguru palsu yang membuat ajaran-ajarannya sendiri di abad modern ini.
Ada banyak orang berspekulasi membuat suatu paralelisasi dengan Dewi – dewi Paganisme kuno terhadap Miriam ibunda Tuhan kita Yeshua Mshikha. Kita hanya berkata; ada banyak kejadian yang mirip tetapi tidak sama. Dewi Arthemis bukanlah Miriam. Tidak ada keterkaitan sama sekali di mana dewi Arthemis adalah mitologi Yunani sementara Miriam adalah wanita Yahudi saleh dari Nasaret. Salah satu kesalahan komparasi ini dilakukan Gereja-gereja Ortodoks Timur dan Katolik pada saat Konsili Ekumenis ke-3 tahun 431 M di Efesus; di mana oleh karena desakan masyarakat Yunani yang kehilangan dewi Arthemis mereka oleh karena telah menjadi Kristen, tetapi keyakinan lama mereka masih hidup sehingga menjadikan Miriam (Maria) dimahkotai dengan gelar “Theotokos” (Bunda Alaha) sesuai gelar dewi Arthemis. Ini merupakan kerusakan Iman Rasuliah dalam Gereja Kristen sejak mereka menganut Page 5- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015 Legal Teologi sejak abad ke-4 M, sehingga mereka mulai melakukan eisegese dalam catatan Alkitab, yaitu memasukkan sesuatu pemahaman sementara konteks ayat dan fakta sebenarnya tidaklah demikian. Efek dari komparasi dan paralelisasi ini telah menjadi racun teologi yang menggerogoti Iman Rasuliah dalam Tulisan-tulisan Para Rasul. Kekristenan yang kita lihat sekarang ini, hampir mayoritas adalah Kekristenan Eisegese (memasukkan pemahaman yang tidak sesuai dengan arti sebenarnya), akibatnya Kekristenan itu terkoyak-koyak menjadi banyak denominasi, aliran, sekte dan sempalan.
Gereja Nasrani Katolik Ortodoks hanya mengakui satu Konsili Universal, yakni Konsili Yerusalem, selebihnya harus difilter ekstra ketat dari semua naskah-naskah Tulis Bapabapa Gereja dari Abad Pertama hingga Abad ke-3 M., dan khusus hasil Konsili Ekumenis Gereja-gereja Kristen di Nikea, nyaris yang bisa kita terima hanya Shahadat Iman Nikea yang juga sedikit harus diperbaiki nuansa Semitiknya. Lebih dari pada itu kita tak bisa menerimanya sebagai Kebenaran tetapi hanya sebagai studi banding untuk berpikir mendalam terhadap Iman Rasuliah kita. Begitupun nuansa produk berfikir Rabbinik Yahudi kita tidak menganut pemahaman dari garis Sekte Perushim (Farisi), melainkan dari kaum Imam Zadok yang setia yang akhirnya berpisah dengan mayoritas Yahudi menjadi kaum Khassidim (Esseni) yang berpusat di Qumran sejak abad ke-2 M., selanjutnya kaum Esseni Qumran lebur dengan Gerakan Yeshua ha-Notzri (Yeshua Orang Nasrani) pada abad pertama Masehi. Dengan demikian mereka tidak mengutip pengajaran Tafsir Kitab Suci dari Talmud Babilonia dan Yerusalem, semua pengajaran dikembangkan dari garis Imam Zadok, Esseni, Nasrani yang kemudian mereka ini pada Abad ke-2 Masehi lebur kedalam Gereja-gereja Nasrani Syria Antiokia Ortodoks, Ortodoks Koptik, Assyria Nestorian, Nasrani India, dan Gereja Katolik Keltik di Irlandia – Inggris. Inilah alur Gereja Nasrani Katolik Ortodoks yang sampai ke Indonesia ini. Sehingga kami jelas menolak semua paham yang tidak dalam garis pemahaman kuno ini yang diletakkan para pendiri Jemaat Mshikha melalui Para Rasul. Semua formulasi teologi dan doktrin yang dikembangkan sejak abad ke-4 Masehi sampai pada zaman modern ini, kami akan tolak semua. Khusus kepada penghormatan Bunda Miriyam adalah sebatas PERSEKUTUAN ORANG KUDUS, yaitu Orang-orang Kudus yang masih potensi ini masih hidup di bumi (2 Petrus 1:4) beresonansi dengan Jiwa-jiwa kudus yang telah hidup di alam kegaiban ilahiah (Ibrani 12:22-24). Mereka para roh-roh yang telah sempurna, jema’ah anak-anak sulung, para malaikat, dan kumpulan meriah adalah sebagaimana kitab suci berkata: “Bukankah mereka semua adalah roh-roh yang melayani, yang diutus untuk melayani mereka yang harus memperoleh keselamatan?” (ibrani 1:14). Mereka ini semua hidup Page 6- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015 SEPERTI Malaikat-malaikat. (Lukas 20:36) Pekerjaan malaikat-malaikat adalah MELAYANI Alaha, Manusia, dan mengendalikan semua tatanan alam ciptaan. Kita bisa menjadi orang-orang kudus dan menjadi orang baik karena pertolongan dan doa-doa para malaikat ini tanpa kita sadari. Pada intinya tidak ada satu orangpun manusia bisa bertobat dan berbalik kepada Alaha, jika tidak ada pertolongan yang tak terlihat yang menggerakkan hati nurani dan pikiran kita, dan ini dalam Teologi Spiritualitas Mistika sebagai “RESONANSI” yang dienergikan oleh orang-orang suci ataupun para malaikat pelayan agar kita diselamatkan. Itulah sebabnya kita harus juga SADAR bahwa kita ini diselimuti “kegaiban” yang tak kelihatan, tetapi mereka melihat kita sebagai saksi-saksi (Ibrani 12:1). Hanya orang bebal yang tidak mengakui ini oleh karena racun Teologi Legal yang dikonsep untuk menafsirkan kitab suci secara eisegese. Akhirnya, mereka tidak mengakui “kehadiran sosok malaikat benar di sekeliling kita, termasuk orang kudus, para rasul, nabi-nabi, dan teristimewa Bunda Miriam. Mereka ini sangat dekat dengan kita sedekat kita bernafas dengan paru-paru kita. Ada banyak misteri di sekeliling kita tetapi kita terlalu sibuk dengan MATERIALISME sehingga tidak peka lagi terhadap segala misteri ini.
Efeknya, saat Mar-YAH Alaha tidak menjawab doa-doa kita, kita menjadi ragu dan saat ragu kita mudah terpersuasi dengan Doa-doa Emosional yang merupakan wahana rohroh jahat bekerja, dan saat kita mengalami doa terjawab, kita bersyukur kepada Alaha, pada hal kita tidak tahu sesungguhnya roh-roh jahat yang memanipulasi jawaban doa itu agar kita terikat dengan cara-cara kita berdoa yang tidak rasuli dan kanonik seperti yang diajarkan Para Rasul. Efeknya, kita akan menolak setiap pengajaran yang disampaikan oleh para pengajar Rasuli. Ini adalah tanda-tanda lahiriah seseorang itu dikuasai roh-roh jahat. Roh-roh jahat bekerja sangat rapi, dan sangat teologis rasional, dan alkitabiah kelihatannya. Mereka selalu “memanipulasi segalanya” termasuk sorga dan neraka itu sendiri mereka ciptakan dalam lapisan-lapisan Astral sehingga manusia terkecoh.
Inilah yang selalu diamarkan oleh para ha-Tzadik Esseni Qumran untuk berperang dengan roh-roh angkasa ini, Mar Paulus dengan baik menyebutkan hal ini sebagaimana juga dijelaskan dalam Kitab Perang Bnai Ohr Esseni (Efesus 6:10-18). Salah satu dari strategi ini adalah Doa yang sejak zaman Para Petapa Padang Gurun (abad ke-2 sampai ke-6 M) menyebut “Doa Tak Kunjung Putus” dengan metode tertentu yang biasa dilakukan dalam Biara-biara Katolik Ortodoks sampai hari ini. Pintu masuk untuk hal ini semua, berilah Salam kepada Bunda Miriam (Lukas 1:48), jika tidak, pemahaman ini tidak akan pernah disingkapkan! Kiranya Alaha menolong kita dalam pertumbuhan Iman Rasuli. ______________________________________
Page 7- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015
NO:03/GNI/A/Pel.Umum/IV/2015
Kepustakaan:
1. Kitab Breviary, 2004. 2. Hagiography 3. Sejarah Ritual/ 2006
UNTUK KALANGAN SENDIRI!!! Untuk memperbanyak MATERI PENGAJARAN GNI ini dipersilahkan untuk meminta izin tertulis:
[email protected] 0813.19190730 021.70403378 www.nasraniindonesia.org
Page 8- Copyright GEREJA NASRANI INDONESIA 2015