PENGARUHPERSEPSITENTANG KEDISIPLINAN DAN EMPATI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMK N 2 SALATIGA TAHUNAJARAN 2013/2014 SKRIPSI
Diajukan untuk MemperolehGelar SarjanaPendidikan IslamS1
Oleh: SITI AMANAH NIM: 111 09 016 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
Jaka Siswanta, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA NOTA PEMBIMBING Lamp : 4 eksemplar Hal : Naskah skripsi Saudara SITI AMANAH Kepada: Yth. Ketua STAIN Salatiga Di Salatiga Assalamualaikum. Wr. Wb. Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara : Nama
: SITI AMANAH
NIM
: 111 09 016
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam
Judul
: PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEDISIPLINAN DAN EMPATI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA KELAS XI JURUSAN TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK N 2 SALATIGA TAHUN AJARAN 2013/2014
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian. Wassalamualaikum. Wr. Wb.
Salatiga, 18 Juli 2014 Pembimbing
Jaka Siswanta, M.Pd. NIP. 19710219 200003 1 002
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
SKRIPSI PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KEDISIPLINAN DAN EMPATI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA SMK N 2 SALATIGA TAHUNAJARAN 2013/2014
DISUSUN OLEH SITI MANAH 11109016
Telah dipertahankan didepan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 23 September 2014 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam. Susunan Panitia Penguji
ketua Penguji
:Benny Ridwan, M.Hum.
Sekretaris Penguji : Wahidin, M.Pd. Penguji I
: Dr, Mukti Ali, S.Ag., M.Hum.
Penguji II
: Maslikhah, M.Si.
Penguji III
: Mufiq, S.Ag., M.Phil
Salatiga, 23 September 2014 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. NIP. 19670112 199203 1 005
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: Siti Amanah
NIM
: 11109016
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 18 Juli 2014 Penulis
Siti Amanah NIM: 11109016
MOTTO
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu[99], Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. .
(QS: Al-Baqarah: 153)
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku: 1. Ayah Nuryanto dan Ibu Sarmuji, sang motivator yang mampu mengisi setiap relung jiwa, memberikan semangat, menjadi penggerak dalam hidupku serta mendoakanku setiap waktu serta selalu berusaha mewujudkan setiap harapan dan impianku. 2. Suamiku dan putriku tercinta, penyemangat hidup yang selalu mendorongku untuk menjadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 3. Dosen-dosen Tarbiyah, terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati, menjadi fasilitator serta mendorongku agar mampu berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan sepanjang hidupku. 4. Keluarga Besar PAI A 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dan aku kenang dalam memori dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku. 5. Immawan dan Immawati, Semoga perjuangan kita selalu mendapat ridho Allah SWT.
KATA PENGANTAR Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut setianya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar kesarjanaan dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sedalamdalamnya kepada : 1. Bapak Dr. Rahmad Hariyadi M.Pd., selaku ketua STAIN Salatiga. 2. BapakSuwardiM.Pd. selakukepalajurusanTarbiyah STAIN Salatiga. 3. Bapak Rasimin S.Pd.I. M.Pd. , Selaku Ketua Program Studi PAI. 4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta mengorbankan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas skripsi ini. 5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah mencurahkan ilmu dan pengalaman serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 6. Kepala sekolah dan guru SMk Negeri 2 Salatiga yang telah memberikan izin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut.
7. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang, kesabaran dan keikhlasan. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 18 Juli 2014 Penulis
SITI AMANAH
ABSTRAK SitiAmanah.2014.11109016.PengaruhPersepsiTentangkedisiplinandanempati guru terhadapmotivasibelajar PAI Siswakelas XI teknik computer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahunAjaran 2013/2014.. Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2013.Pembimbing: Jaka Siswanta, M.Pd Kata kunci:Persepsikedisiplinan, Persepsiempati, Motivasibelajar Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1). Bagaimanakahpersepsitentangkedisiplinan guru PAI olehsiswakelas XI teknik komputer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahunAjaran 2013/2014? 2). Bagaimanakahpersepsitentangempati guru PAI olehsiswakelas XI teknik komputer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahun Ajaran 2013/2014? 3). Bagaimakahmotivasibelajar PAI padasiswakelas XI teknik komputer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahunAjaran 2013/2014? 4). Adakahpengaruhpersepsitentangkedisiplinan guru terhadapmotivasibelajar PAI olehsiswakelas XI teknik komputer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahunAjaran 2013/2014? 5). Adakahpengaruhpersepsitentangempati guru terhadapmotivasibelajar PAI olehsiswakelas XI teknik komputer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahunAjaran 2013/2014? 6). Adakahpengaruhpersepsitentangkedisiplinandanempati guru terhadapmotivasibelajar PAI padasiswakelas XI teknik komputer danjaringan SMK N 2 Kota SalatigaTahunAjaran 2013/2014? Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Penelitianinitidakmenggunakansampelkarenajumlahobjekpenelitianhanyaberjumlah63siswa, menggunakanteknikpengumpulan data berupaangketsebagaistandarisasiukuranhasildalampenelitian, danmenggunakanmetodeobservasisebagaipembandingukuranstandarpenelitian. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X1 dan X2 dan data Y. Teknik analisis data menggunakan teknik product moment dan regresi ganda. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Persepsi kelas XI teknik komputer dan jaringan tentang kedisiplinan guru di SMK N 2 Kota Salatiga tergolong sangat tinggi dengan prosentase 38,0%, 2) Persepsi tentang empati guru di SMK N 2 Kota Salatiga tergolong sangat tinggi dengan prosentase 58,7%, 3) Motivasi belajar PAI siswa kelas XI di SMK N 2 Kota Salatiga tergolong Sangat tinggi dengan prosentase 84,1%, 4) Ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga, 5) Ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang empati guru terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga, 6) Ada pengaruh yang signifikan persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru secara bersamaan terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas XI Teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga. Hal itu di buktikan dengan hasil penghitungan stastisik pada taraf signifikasi 1% menunjukkan bahwa r hitung lebih besar dari r tabel yaitu : 0,579> 0,330. Hasil tersebut diuji kebenarannya menggunakan uji F dan diperoleh sebesar 15,18, Ftabel = 3,15. Jadi Fhitung> Ftabel, yang berarti persamaan regresi tersebut signifikan
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...................................................................................
i
HALAMAN BERLOGO ………...............................................................
ii
HALAMAN NOTA PEMBIMBING.........................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................
iv
DEKLARASI..............................................................................................
v
MOTTO.....................................................................................................
vi
PERSEMBAHAN.......................................................................................
vii
KATA PENGANTAR...............................................................................
viii
ABSTRAK...................................................................................................
x
DAFTAR ISI................................................................................................
xi
DAFTAR TABEL........................................................................................
xiv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah....................................................
1
B. Rumusan Masalah...........................................................
7
C. Tujuan Penelitian............................................................
7
D. HipotesisPenelitian................................................................
8
E. Manfaat Penelitian............................................................
9
F. Definisi Operasional...............................................................
10
G. Metode Penelitian...................................................................
14
H. InstrumenPenelitian………...........................................
16
I. TeknikPengumpulan Data…………………………………
18
J. SistematikaPenulisan Skripsi………………………………
22
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. KajianPersepsiSiswaTentangKedisiplinan Guru.............
25
1. PersepsiSiswa…...………………..............................
25
2. Kedisiplinan Guru…….…………………….................
29
3. Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Guru………......
34
4. IndikatorPersepsiSiswaTerhadapKedisiplinan Guru.
35
B. KajianPersepsiSiswaTentangEmpati Guru..…................
36
1. Guru danEmpati…………………………...................
36
2. PerkembanganEmpati…………………….. ................
39
3. Cara Menumbuhkan Rasa Empati…………………......
41
4. PersepsiSiswaTentangEmpati Guru……………………
43
5. IndikatorPersepsiSiswaTentangEmpati Guru…………
44
C. KajianTentangMotivasiBelajar............................................
. 46
1. Motivasi………………………….................................... . 46 a. PengertianMotivasi…………………………..……..
46
b. PrinsipMotivasi……............................................
49
c. JenisMotivasi...........................................................
50
d. Sifatmotivasi.....................................................
51
2. Belajar……………………………………………………
51
a. PengertianBelajar…………………………………...
51
b. TujuanBelajar………………………………………
53
c. Faktor Yang MempengaruhiBelajar………………
55
1) FaktorInternal……………………………………
55
2) FaktorEksternal………………………………
58
3. PentingnyaMotivasiDalamBelajar……………………
59
4. Unsur-Unsur YangMempengaruhiMotivasiBelajar…
61
5. IndikatorMotivasiBelajarSiswa……………………….
61
D. PengaruhPersepsiTentangKedisiplinandanEmpati Guru TerhadapMotivasiBelajarSiswa...........................................
63
BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK N 2 Salatiga.................................... ... 66 1. Sejarahsingkat SMK N 2 Salatiga...............................
... 66
2. ProfilSekolah..............................................................
... 67
3. VisidanMisi................................................................... ... 68 4. Tujuansekolah...........................................................
... 68
5. PotensiSekolah…………………………………………… 69 6. Keadaansiswa………….............................................
.. 69
7. Keadaan guru ataukaryawan…………………………... … 70 8. Jumlahinstitusipasangan……………………………… … 70 9. Kelulusandannilairata-rata ujiannasional…………….
70
10. Keterserapanlulusan……………………………………
70
11. Prestasikejuaraansiswa…………………………………
71
12. Bidangkeahlian………………………………………....
71
13. Kondisitenagapendidik………………………………
72
14. Tenagakependidikan……………………………………
73
15. Kondisisiswa……………………………………………
73
16. Tamatan ………………………………………………
74
B. Penyajian data hasil penelitian.........................................
74
1. Respondenpenelitian..................................................
74
2. Hasil data mentah.......................................................
76
BAB IV ANALISIS DATA A. Analisi Deskriptif …............................................................ 1. Analisispersepsitentangkedisiplinan guru……………
86
2. Analisispersepsitentangempati guru…………………
92
3. Analisismotvasibelajarsiswa…………………………...
97
B. Pengujian Hipotesis..........................................................
BAB V
86
101
1. Korelasiantara x1 dengan y……………………………..
104
2. Korelasantara x2 dengan y………………………………
105
3. Korelasi x1dengan x2……………………………………
106
4. Mencarinilaikoefisienkorelasiganda………………
107
C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis..........................................
109
PENUTUP A. Kesimpulan.......................................................................
. 111
B. Saran-saran............................................................................. . 113 C. Keterbatasan Penelitian.......................................................
113
D. Penutup...........................................................................
114
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1Indikator Instrumen persepsiterhadapkedisiplinan guru……...........................
16
Tabel 2 Indikator Instrumen persepsitentangempati guru.............................................
17
Tabel 3 Indikator Instrumen motivasibelajar PAI siswa.................................................
17
Tabel 3.1 Kondisitenagapendidik……………………………………………………….
72
Tabel 3.2 Tenagakependidikan…………………………………………………………..
73
Tabel 3.3 Kondisisiswa………………………………………………………………….
73
Tabel 3.4 Data responden……………………………………………………………….... 74 Tabel 3.5 Hasilangketkedisiplinan guru…………………………………………………
77
Tabel 3.6 Hasilangketempati guru………………………………………………………
80
Tabel 3.7 Hasilangketmotivasibelajarsiswa…………………………………………..
82
Tabel 3.8 Hasilrekapitulasiangketkedisiplinan guru……………………………………
87
Tabel 3.9 Skordannominasiangketkedisiplinan guru…………………………………..
90
Tabel 4.0 Interval danprosentasepengaruhpersepsitentangkedisiplinan guru…………
92
Tabel 4.1 Hasilrekapitulasiangketpersepsisiswatentangempati guru …………………
94
Tabel 4.2 Skordannominasiangketempati guru ………………………………………..
96
Tabel 4.3 Interval danProsentasepersepsiempati guru…………………………………
99
Tabel 4.4 Hasilrekapitulasiangketmotivasibelajar PAI siswa…………………………
100
Tabel 4.5 Skordannominasiangketmotivasibelajar PAI siswa……………………….
103
Tabel 4.6 Interval danprosentasemotivasibelajar PAI siswa………………………….
105
Tabel 4.7 Tabelkerjakoefisienpengaruhpersepsitentangkedisiplinan danempati guru terhadapmotivasibelajar PAI siswa…………………………
106
Tabel 4.8 Tabelpembantuanalisis product moment pengaruhpersepsi tentangkedisiplinan guru terhadapmotivasibelajar PAI siswa………………
109
Tabel 4.9 Ringkasanstatistik x2dan y…………………………………………………….
110
Tabel 5.0 Ringkasanstatistik x1dan x2…………………………………………………..
111
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Guru yang selama ini dipandang sebagai sosok yang sangat dihormati atau dalam istilah jawa sering dikatakan sebagai “orang yang patut digugu lan ditiru” membawa suatu daya kekuatan tersendiri pada masyarakat, tentunya dengan berbagai aspek penilaiannya. Oleh sebab itu guru perlu mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya, baik dari sisi ilmu pengetahuan maupun akhlak atau perilaku sehingga dapat menjadi guru yang ideal yang dapat membawa peserta didik pada kemajuan IPTEK dan IMTAQ, karena keduanya saling berkaitan untuk mewujudkan generasi yang berwawasan luas dan berakhlak mulia. Siswa sebagai peserta didik dalam lingkungan sekolah juga mempunyai pandangan tersendiri atau yang disebut dengan persepsi tentang sosok guru yang ideal, yang dapat memberikan motivasi atau penyemangat terhadap prestasi belajar. Persepsi merupakan penafsiran yang terorganisir terhadap stimulus serta mampu mempengaruhi sikap dan perilaku. Persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu (Fajri dan Senja, 2004:470). Tanggapan adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masa sekarang dan harapan masa yang akan datang (Soemanto, 1990:24). Kedisiplinan yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib dsb. (Depdiknas, 1995:268). Sedangkan guru berarti orang yang pekerjaannya (mata
pencahariannya,
profesinya)
mengajar
(Depdiknas,
1995:377).
Didalam
pengelolaan pembelajaran, disiplin merupakan suatu masalah penting. Tanpa adanya kesadaran1 akan keharusan melaksanakan aturan yang sudah ditentukan sebelumnya pembelajaran tidak mungkin mencapai target yang maksimal. Seorang guru perlu memiliki sikap disiplin dengan memperkuat dirinya untuk selalu
menjadi contoh siswa-siswanya. Sikap disiplin yang timbul dari kesadarannya sendiri akan dapat lebih memacu dan tahan lama dibandingkan dengan sikap disiplin yang timbul karena adanya pengawasan dari orang lain. Seorang guru yang disiplin adalah guru yang dapat menyesuaikan dan menempatkan posisinya pada tempat dan situasi tertentu. Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pendidikan adalah adanya interaksi timbal balik antara guru dengan murid dan kesinambungan diantara keduanya, interaksi merupakan bentuk keberhasilan komunikasi antara guru dan murid, komunikasi yang dimaksud adalah komunikasi dua arah, baik guru ke murid atau sebaliknya murid ke guru. hal ini mendorong para guru untuk selalu menjaga dan menyeimbangkan antara kemampuan yang dimiliki dengan penyampaian yang dapat dipahami oleh siswanya. Guru adalah salah satu penopang yang mendapat tanggung jawab besar dalam hal ini, tidak hanya sebagai penyampai materi kepada siswa, tetapi juga sebagai sosok yang dituntut untuk dapat memberikan contoh tauladan yang baik. Seorang guru yang disiplin maka secara tidak langsung dapat juga memberikan empati terhadap diri siswa yang mana hal itu dapat menambah motivasi belajar siswa terhadap materi yang diberikan oleh guru. Karena sebaik apapun materi yang diberikan namun pribadi yang menyampaikan kurang memberikan empati terhadap diri siswa maka hal itu dapat mengakibatkan kurangnya perhatian dan kemauan siswa dalam mendalami materi yang diberikan. Kata empati (empathy) berasal dari bahasa yunani yang ditransliterasi, empatheia yang bermakna afeksi fisikal atau parsialitas (physical affection and partiality). Affeksi fisikal bermakna penampakan fisik atau aura seseorang terkait langsung atau tidak langsung dengan fenomena yang dihadapi dalam hubunganya dengan orang lain. Kata parsialitas bermakna suatu pihak mengarsirkan atau menyentuhkan diri pada sisi yang
lain (Danim dan Khairil, 2010:210). Empati juga diartikan memahami perasaan orang lain, berfikir dengan sudut pandang orang lain dan menghargai perbedaan perasaan orang mengenai berbagai hal (Goleman, 1999:428). Dalam hal ini empati dapat dikembangkan dengan cara menumbuhkan rasa kasih dan sayang terhadap sesama agar di dalam diri kita tumbuh rasa kepedulian kepada orang lain, dan bagi seorang guru tentunya hal ini sangat penting untuk diimplementasikan kepada para siswa agar terjalin hubungan yang harmonis sehingga tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Sebagaimana Al-Qur‟an telah memberikan contoh tauladan kepada kita untuk berlaku lemah lembut, saling memahami, menghargai, menerima dan saling memaafkan terhadap orang lain, tanpa harus ada sikap yang keras dalam menghadapi orang lain. Hal ini Allah jelaskan dalam surat Ali „Imran:159
Artinya:” maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Singguh , Allah mencintai orang yang bertawakkal”. Ayat di atas memberikan penjelasan kepada kita untuk berlaku sabar dalam menghadapi masalah, dan meningkatkan rasa kepedulian kepada orang lain untuk menumbuhkan empati dalam diri kita terhadap orang lain. Sebagaimana dijelaskan oleh Nancy Eisenberg memaknai empati sebagai sebuah respon efektif yang muncul atas dasar keprihatinan atau pemahaman suasana emosional atau kondisi orang lain, dan dengan itu muncul kesamaan rasa terhadap apa yang orang lain sedang rasakan atau akan diharapkan untuk merasakan. Bagi roy Schafer, empati melibatkan pengalaman internal seseorang
untuk berbagi kedalam diri atas pemahaman momentum suasana psikologi orang lain (Danim dan Khairil, 2010:210). Dalam sifat empati tersebut dapat terpupuk sifat altruisme, yaitu memberi kasih sayang dan cinta terhadap sesame, dan dapat memelihara hubungan (Goleman, 1999:59). Sebenarnya sikap empati sangat berhubungan dengan pengendalian kecerdasan emosi, dalam Islam kemampuan mengendalikan emosi atau menahan diri disebut sabar. Orang yang paling sabar adalah yang paling tinggi dalam kecerdasan emosionalnya. Ia biasanya tabah dalam menghadapi kesulitan. Ketika belajar, orang ini tekun. Ia berhasil mengatasi berbagai gangguan dan tidak memperturutkan emosi, karena ia dapat mengendalikannya (Rahmat, 2000:241).
Allah berfirman:”Sesungguhnya telah datang kepadamu seorang rosul dari kaummu sendiri. Berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat belas kasihan dan penyayang terhadap orang mukmin.” (At-taubah:128). Dan Rasulullah Saw telah bersabda: “Bersikap belas kasihanlah kamu terhadap siapa saja yang berada diatas bumi, pasti yang dilangit merahmatimu.” (H.R. Thabrani). Dari isi surat Al-Taubah 128 dan hadist di atas jelas Islam sangat menganjurkan untuk memupuk empati, yakni memahami perasaan orang lain yang bisa melahirkan rasa cinta dan kasih sayang didalam kehidupan dengan sesama manusia. Islam memperhatikan dengan apa yang oleh Daniel Goleman disebut sebagai “Kecerdasan Emosional,” yang ciri pokoknya adalah sikap pengendalian diri dan rasa empati atau kasih sayang. Dari observasi awal yang dilakukan oleh penulis, guru PAI SMK N 2 Salatiga kedisiplinan dan empatinya sudah cukup baik, tetapi motivasi belajar siswanya masih rendah. Untuk kedisiplinan guru hal ini dapat dilihat dari keseharian mereka dalam
mengajar baik dari segi waktu dimana mereka selalu datang tepat waktu sehingga hal itu menjadi tauladan bagi para siswanya untuk selalu disiplin dan mereka juga memberikan sanksi kepada para siswa yang tidak disiplin baik dalam masalah waktu maupun tugas. Sedangkan dalam hal empati hal ini dapat dilihat dari perilaku guru terhadap siswa dimana guru sangat memberikan perhatian yang intensif kepada para siswanya sehingga guru dapat memahami karakter maupun sifat dari para siswanya. Sedangkan motivasi belajar siswanya yang masih rendah hal ini dapat dilihat dari kurang perhatiannya para siswa dalam pembalajaran PAI dan kurangnya mempraktikannya dalam kehidupan sehari-hari seperti sholat dluha yang dilakukan sebelum pembelajaran agama Islam dimana tidak semua siswa memiliki kesadaran untuk melakukannya. Dari uraian di atas maka penulis ingin meneliti persepsi siswa terkait dengan kedisiplinan dan empati guru dalam memotivasi belajar siswa. Namun dalam hal ini penulis membatasi ruang lingkup pembahasan yang hanya terfokus pada “PENGARUH PERSEPSI TENTANG KEDISIPLINAN DAN EMPATI GURU TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SISWA KELAS XI TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN SMK N 2 KOTA SALATIGA TAHUN A
JARAN
2013/2014.”
B. Rumusan Masalah 1. Bagaimanakah persepsi tentang kedisiplinan guru PAI oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014? 2. Bagaimanakah persepsi tentang empati
guru PAI oleh siswa kelas XI teknik
komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014? 3. Bagaimanakah motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014?
4. Adakah pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar PAI oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga tahun 2013/2014. oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014? 5. Adakah pengaruh persepsi tentang empati guru terhadap motivasi belajar PAI oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014? 6. Adakah pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014? C. Tujuan penelitian 1. Untuk mengetahui persepsi tentang kedisiplinan guru oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 2. Untuk mengetahui persepsi tentang empati guru PAI oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 3. Untuk mengetahui motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 4. Untuk mengetahui persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 5. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang empati guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014
6. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014
D. Hipotesis Penelitian Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan (Sugiyono, 2011:64). Sedangkan hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan atau conjecture penelitian (Ali, 1993:31). Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul (Arikunto, 2006:71). Adapun hipotesis permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Ada pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 2. Ada pengaruh persepsi tentang empati guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 3. Ada pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar PAI pada siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 E. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis: 1. Manfaat secara teoritis
Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan pendidikan pada umumnya, dan secara khusus sekolah, dalam hal ini adalah guru PAI di SMK N 2 Salatiga. 2. Manfaat secara praktis a. Bagi penulis, dapat menambah wawasan dan pemahaman tentang kedisiplinan, empati, dan motivasi belajar. Karena secara tidak langsung hal ini merupakan pembelajaran yang nyata bagi penulis, dimana penulis juga sebagai calon pendidik. b. Bagi guru, dapat dijadikan pertimbangan dalam meningkatkan kompetensinya dalam mengajar. Sehingga dapat meningkatkan etos kerjanya dalam mendidik para siswa. c. Bagi sekolah, dapat menjadi wacana untuk mengembangkan iklim pembelajaran yang harmonis. Untuk dapat mewujudkan visi dan misi sekolah dalam membangun generasi muda yang cerdas. F. Definisi Operasional 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari sesuatu (orang atau benda dan sebagainya) yang berkuasa atau yg berkekuatan ghoib dan sebagainya (Depdikbud, 1990:766). Yang dimaksud dengan pengaruh disini adalah daya yang ada atau yang timbul dari suasana kedisiplinan dan empati guru dengan motivasi belajar siswa di sekolah. 2. Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru Persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu (Fajri dan Senja, 2004:470). Tanggapan adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorentasi pada pengamatan masa sekarang dan harapan masa yang akan datang
(Soemanto, 1990:24). Sedangkan menurut Johann Frederich Herbart (1776-1841) tanggapan adalah merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Sedang siswa adalah peserta didik yang merupakan subjek pendidikan, jadi persepsi siswa yang dimaksud adalah adanya suatu tanggapan atau respon terhadap stimulus yang ada, dan bisa ditangkap oleh panca indera siswa atau peserta didik. Kedisiplinanan berasal dari kata disiplin yang mendapat awalan ke dan akhiran-an yang berarti ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib yang berlaku (Depdikbud, 1990:208). Guru berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar (Depdiknas, 1995:377). Jadi pengertian persepsi siswa tentang kedisiplinan guru adalah suatu tanggapan dalam diri siswa yang menimbulkan sikap mengakui, menerima, dan menuruti dengan penuh pengertian terhadap guru. Maka dapat ditarik indikator persepsi siswa tentang kedisiplinan guru (variabel X 1) sebagai berikut. a. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru patuh terhadap aturan yang berlaku b. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru bersikap dan perilaku baik. c. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru tertib dalam proses belajar mengajar d. Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima bahwa guru tepat waktu dalam proses belajar mengajar e. Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima bahwa guru bisa dijadikan panutan atau tauladan (Wiajaya dan Rusyan, 1991:18-19).
3. Persepsi siswa tentang empati guru Persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu (Fajri dan Senja, 2004:470). Tanggapan adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi pada pengamatan masa sekarang dan harapan masa yang akan datang (Soemanto, 1990:24). Sedangkan menurut Johann Frederich Herbart (1776-1841) tanggapan adalah merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Sedang siswa adalah peserta didik yang merupakan subjek pendidikan, jadi persepsi siswa yang dimaksud adalah adanya suatu tanggapan atau respon terhadap stimulus yang ada, dan bisa ditangkap oleh panca indera siswa atau peserta didik. Empati (empathy) berasal dari bahasa yunani yang ditransliterasi, empatheia yang bermakna afeksi fisikal atau parsialitas (physical affection and partiality). Afeksi fisikal bermakna penampakan fisik atau aura seseorang terkait langsung atau tidak langsung dengan fenomena yang dihadapi dalam hubunganya dengan orang lain. Kata parsialitas bermakna suatu pihak mengarsirkan atau menyentuhkan diri pada sisi yang lain. Empati adalah kondisi mental yang membuat seseorang merasa dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain. (KBBI, 1990:280) Jadi pengertian persepsi siswa tentang empati guru adalah suatu tanggapan dalam diri siswa yang dapat menimbulkan perasaan yang sama dengan apa yang sedang dirasakan oleh orang lain, sehingga dapat membuka diri terhadap guru. Maka dapat ditarik indikator persepsi siswa terhadap empati guru (variabel X 2) sebagai berikut. a. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru memahami karakter siswa b. Tanggapan atau siswa untuk mengakui bahwa guru merasakan apa yang dirasakan siswa.
c.
Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru menghargai kemampuan siswa
d. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru mengenali sikap belajar siswa e. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru merespon apa yang disampaikan oleh siswa (Danim dan Khairil, 2010:212) 4. Motivasi belajar PAI Motif diartikan sebagai suatu kekuatan yang berasal dari dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut melakukan suatu perbuatan, dengan motif yang kuat anak mempunyai banyak tenaga yang mendorong belajar, sehingga aktifitas belajarnya lebih betahan lama. (Lilik Sriyanti, 2003:8) belajar adalah proses pendewasaan yang dilakukan untuk memperoleh sesuatu yang baru.
Jadi motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak baik dari dalam diri maupun dari luar siswa (dengan menciptakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu) yang menjamin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Maka dapat ditarik indikator motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (variabel Y) sebagai berikut. a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Aktif dalam memperoleh pengetahuan yang belum diketahui d. Aktif mengikuti instruksi guru e. Ulet menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa)
f. Aktif dalam kegiatan yang mendukung kualitas belajar (Syah, 1997:40) G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif memiliki fokus penelitian yang terletak pada hasil atau produk dari sebuah objek penelitian, bukan dalam bentuk kategori-kategori atau dalam bentuk sebuah proses. Dalam penelitian ini menggunakan teknik metode pengumpulan data berupa angket sebagai standarisasi ukuran hasil dalam penelitian, dan menggunakan metode observasi sebagai pembanding ukuran standar penelitian. Dan metode dokumentasi untuk keperluan pelengkap dalam penelitian. Untuk
mengetahui
pengaruh
atau
hubungan
tiap
variabel
peneliti
menggunakan sebuah analisis statistik product moment (Arikunto, 2006:11-13) 2. Populasi Penelitian Menurut Suharsimi Arikunto, populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 2006:115). Sedangkan menurut Warsito populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terjadi dari manusia, benda, hewan, tumbuhan, gejala nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian (Warsito, 1995:49). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun 2013/2014 yang jumlahnya 63 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas, yaitu kelas 2 TKJ A=31 siswa dan 2 TKJ B=32 siswa. Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik sampel karena jumlah siswa yang menjadi objek penelitian hanya berjumlah 63 siswa, jadi objek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi yang dipilih peneliti adalah SMK N 2 Salatiga bahwa di SMK N 2 Salatiga tersebut terdapat sesuatu yang menurut peneliti menarik untuk diteliti yaitu pengaruh persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar PAI. Waktu penelitian adalah waktu secara umum yang digunakan peneliti selama penelitian. Dalam kesempatan ini peneliti melaksanakan penelitian pada bulan Juli sampai dengan Februari Tahun 2014. H. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah
suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2011:102). Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang telah ditetapkan oleh peneliti. Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut. Kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:38) Sesuai dengan obyek penelitian ini, maka instrumen yang digunakan untuk mengetahui tingkat persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru, empati dan motivasi menggunakan kuesioner atau angket, dan untuk menggali data tentang gambaran umum dan profil sekolah peneliti menggunakan dokumentasi dan observasi. Kisi-kisi Instrumen dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru sebagai variabel (X 1) Tabel 1 Persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru Variabel Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru
Indikator a. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru patuh terhadap aturan yang berlaku b. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru bersikap
Item Angket 1, 2
3,4,5
dan perilaku baik c. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru tertib dalam proses belajar mengajar d. Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima bahwa guru tepat waktu dalam proses belajar mengajar e. Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima bahwa guru bisa dijadikan panutan atau tauladan Jumlah soal :
6,7,8
9,10,11
12,13,14,15
15
2. Persepsi siswa terhadap empati guru sebagai variabel dua ( X2) Tabel 2 Persepsi siswa tentang empati Guru Variabel Persepsi siswa tentang empati Guru
Indikator Item Angket a. Tanggapan atau sikap siswa untuk 1, 2,3 mengakui bahwa guru memahami karakter siswa. b. Tanggapan atau siswa untuk 4, 5, 6 mengakui bahwa guru merasakan apa yang dirasakan siswa. c. Tanggapan atau sikap siswa untuk 7, 8,9 mengakui bahwa guru menghargai kemampuan siswa. d. Tanggapan atau sikap siswa untuk 10, 11, 12 mengakui bahwa guru mengenali sikap belajar siswa e. Tanggapan atau sikap siswa untuk 13, 14, 15 mengakui bahwa guru merespon apa yang disampaikan oleh siswa. Jumlah Soal : 15 3. Motivasi belajar Pendidikan Agama Islam sebagai variabel tiga (Y) Tabel 3 Motivasi belajar PAI siswa Variabel Motivasi Belajar PAI Siswa
Indikator 1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar. 3. Aktif dalam memperoleh pengetahuan yang belum diketahui 4. Aktif mengikuti instruksi guru 5. Ulet menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa) 6. Aktif dalam kegiatan yang mendukung kualitas belajar
Item Angket 1, 2, 3 4,5 6, 7,8 9, 10 11, 12 13, 14, 15
Jumlah Soal :
15
I. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan melalui : 1. Kuesioner (angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. (Sugiyono, 2011:142) Dalam penelitian ini angket digunakan untuk memperoleh data terkait pernyataan responden tentang variabel penelitian yaitu a. Persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru Persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru variabel satu (X1) digali dengan 15 item pertanyaan, dengan setiap pertanyaannya disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor jawaban a = 4, b = 3, c = 2, dan d= 1 b. Persepsi siswa terhadap empati guru Persepsi siswa terhadap empati guru variabel dua (X2) digali dengan 15 item pertanyaan, dengan setiap pertanyaannya disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor jawaban a = 4, b = 3, c = 2, dan d= 1
c. Motivasi belajar PAI siswa Motivasi belajar PAI siswa merupakan variabel tiga (Y) digali dengan 15 item pertanyaan, dengan setiap pertanyaannya disediakan 4 alternatif jawaban dengan skor jawaban a = 4, b = 3, c = 2, dan d= 1 2. Observasi
Observasi adalah alat pengumpulan data yang digunakan untuk mengukur tingkah laku ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan. (Ahmad Tanzeh, 2009:58) Dalam penelitian ini, observasi digunakan untuk memperoleh data terkait keadaan sekolah, keadaan lingkungan sekolah, kegiatan siswa,
guru, dan data
penunjang lainnya. 3. Dokumentasi Metode ini digunakan untuk mendapat dan menyimpan informasi penelitian seperti; profil sekolah, Sejarah, visi misi sekolah, keadaan guru dan siswa, dan sejumlah informasi lain yang menunjang penelitian ini. J. Teknik Analisis Data Analisis data adalah suatu metode dengan cara menganalisis data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru, persepsi siswa terhadap empati guru terhadap motivasi belajar PAI siswa. Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus: P
F 100 % N
Keterangan : P
: Angka persentase
F
: Frekuensi yang sedang di cari persentasenya
N
: Jumlah siswa atau siswi
100% : Bilangan Konstan Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kedisiplinan guru, persepsi siswa tentang empati guru terhadap motivasi belajar PAI siswa adalah menggunakan rumus product moment, sedangkan untuk mengetahui adakah pengaruh persepsi siswa tentang kedisiplinan dan persepsi siswa terhadap empati guru terhadap
motivasi belajar PAI siswa digunakan rumus regresi ganda, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 3 variabel yang terbagi dalam 2 kategori meliputi variabel independent atau variabel bebas yaitu variabel pertama dan variabel kedua yakni kedisiplinan guru (X1), empati guru (X2) Sementara variabel ketiga motivasi belajar PAI (Y) merupakan variabel dependent atau variabel terikat. Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2010:255) memberikan teknik analisis melalui rumus : 1. Mencari pengaruh X1 terhadap Y dengan cara sebagai berikut: rX1Y =
∑ √ ∑
(∑
(∑
)(∑ )
)
∑
(∑ )
Keterangan: rX1Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
X1
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
2. Mencari pengaruh X2 terhadap Y dengan cara sebagai berikut: rX2Y =
(∑
∑ √ ∑
(∑
)
)(∑ ) ∑
(∑ )
Keterangan: rX2Y
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases X2Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y
X2
= Jumlah seluruh skor X1
Y
= Jumlah seluruh Y
3. Mencari korelasi X1 dan X2 rX2Y =
(∑
∑ √ ∑
(∑
)
)(∑ ∑
) (∑
)
4. Untuk menguji regresi ganda dengan mengkorelasikan ketiga variabel dengan rumus sebagai berikut : RX1X2Y = √ Keterangan : R X1X2Y
= Korelasi ganda antara X1 X2 dan Y
rX1Y
= Korelasi antara rx1y
rX2Y
= Korelasi antara rx2y
rX1X2
= Korelasi antara rx1x2
Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa. Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai Ha (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5%. Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha maka hasilnya tidak signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak. J. Sistematik Penulisan skripsi BAB I
: merupakan pendahuluan dari penulisan ini yang berisikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, definisi operasional, teknik penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
BAB II
: Bab ini membahas: A. Kajian Persepsi Siswa terhadap Kedispllinan Guru 1. Persepsi Siswa
a. Pengertian Persepsi b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi c. Proses Persepsi Siswa 2. Kedisiplinan Guru a. Pengertian Kedisiplinan b. Hal-Hal yang Mempengaruhi Disiplin
B. Kajian tentang persepsi siswa terhadap empati guru 1. Guru dan Empati 2. Perkembangan Empati 3. Cara Menumbuhkan Rasa Empati C. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi 2. Prinsip Motivasi 3. Jenis dan Sifat Motivasi 4. Sifat Motivasi 5. Pengertian Belajar 6. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar 7. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar D. Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan dan empati Guru dengan Motivasi Belajar Siswa BAB III
: Bab ini merupakan gambaran dari obyek penelitian yang meliputi letak geografis, sarana dan prasarana, keadaan guru, keadaan karyawan, keadaan siswa, tujuan dan struktur organisasi dari SMK N 2 Salatiga serta penyajian data penelitian.
BAB VI
: Bab ini akan dibahas tentang analisis data dan juga analisis dari hipotesis.
BAB V
: Bab ini adalah akhir dari uraian penulisan skripsi. Akan dibahas tentang kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelpitian ini.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Persepsi Siswa tentang Kedisplinan Guru 1. Persepsi Siswa a. Pengertian Persepsi Persepsi adalah tanggapan langsung atas sesuatu (Fajri dan Senja, 2001:470). Tanggapan adalah mereaksi stimulus dengan membangun kesan pribadi yang berorientasi kepada pengamatan masa lalu, pengamatan masa sekarang, dan harapan masa yang akan datang (Susanto, 1990:24). Sedangkan menurut Sondang O.P. Siagan (2004:104-105), persepsi adalah bahwa apa yang ingin dilihat seseorang belum tentu sama dengan fakta yang sebenarnya. Keinginan itulah yang menyebabkan mengapa dua orang yang melihat atau mengalami hal yang sama memberikan interprestasi yang berbeda tentang apa yang dilihat atau dialaminya itu. Persepsi juga merupakan proses yang berhubungan masuknya pesan atau informasi kedalam otak manusia. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya, hubungan ini dilakukan dengan inderanya (Slamet, 1991:104). Bagi guru mengetahui dan menerapkan prinsipprinsip yang bersangkut-paut dengan persepsi sangat penting, hal ini karena: pertama, makin baik suatu objek, atau peristiwa akan semakin mudah diingat. Kedua, dalam pengajaran, menghindari salah pengertian merupakan hal yang harus dapat dilakukan oleh guru, sebab salah penngertian akan menjadikan siswa belajar sesuatu yang keliru.
25
Beberapa prinsip dasar tentang persepsi yang harus diketahui oleh guru antara lain:
1) Persepsi itu relatif tidak obsolute 2) Persepsi itu selektif 3) Persepsi itu mempunyai tatanan 4) Persepsi dipengaruhi oleh harapan dan kesiapan 5) Persepsi seseorang atau kelompok dapat jauh berbeda dengan persepsi orang atau kelompok lain sekalipun situasinya sama (Slameto, 1991:104). Jadi yang dimaksud persepsi dalam penelitian ini adalah tanggapan langsung siswa terhadap segala sesuatu tanpa rekayasa b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Menurut Jalaludin Rahmad, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi ada tiga, yaitu: 1) Perhatian adalah proses mental ketika stimulus, rangkaian stimulus menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimulus lainnya melemah. 2) Faktor-faktor yang fungsional meliputi kebutuhan, pengalaman masalah, dan hal-hal yang termasuk apa yang kita sebut faktor-faktor personal. 3) Faktor-faktor struktural berasal semata-mata dari sifat stimuli fisik dan efek yang ditimbulkannya pada sistem saraf individu (1994:52-58). Dari pemaparan di atas terlihat bahwa setiap individu sangat dipengaruhi oleh keadaan lingkungan di luar dirinya atau keadaan yang ada di dalam dirinya, sehingga setiap siswa akan memiliki persepsi yang berbeda terhadap segala sesuatu. Sedangkan menurut Dakir (1993:54) persepsi atau tanggapan siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu : 1) Faktor intern: a) Alat indra sehat
b) Perhatian yang tertuju 2) Faktor ekstern : a) Rangsang jelas b) Waktu cukup Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Bimo Walgito (1994:54) adalah : 1) Faktor internal Seluruh apa yang ada dalam diri individu seperti perasaan, pengalaman, kemampuan berfikir, dan aspek-aspek lain yang ada dalam diri individu.
2) Faktor eksternal Terdiri dari stimulus dan lingkungan dimana persepsi itu berlangsung. Kejelasan stimulus akan banyak berpengaruh dalam persepsi. Adapun Menurut Irwanto (1994:96) faktor-faktor yang berpengaruh terhadap persepsi adalah: 1) Perhatian yang selektif Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Untuk itu, individu memusatkan perhatiannya pada rangsang-rangsang tertentu saja. 2) Ciri-ciri rangsang Rangsang yang bergerak diantara rangsang yang diam akan lebih menarik perhatian. Demikian juga dengan rangsang yang intensitas rangsangannya paling kuat. a) Nilai-nilai dan kebutuhan individu
b) Pengalaman terdahulu Dari semua paparan para ahli di atas peneliti menyimpulkan pada dasarnya persepsi selalu berhubungan atas stimulus atau rangsangan yang bersentuhan dengan dirinya secara langsung, rangsangan tersebut lahir melalui informasi yang masuk lewat panca indera, dan dalam menanggapi informasi tersebut seseorang sangat dipengaruhi oleh keadaan di dalam dan di luar dirinnya, sehingga setiap individu akan memiliki persepsi yang berbeda meskipun dalam suatu objek yang sama. c. Proses Persepsi Siswa Proses terjadinya persepsi siswa berawal dari adanya objek (benda) yang jadi sasaran, kemudian ada kegiatan mengamat, maka terjadilah persepsi (Dakir, 1993:53). Sedangkan menurut Bimo Walgito (1997:54) menyatakan bahwa proses persepsi yaitu dimulai dari adanya objek yang menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau alat reseptor (proses kealaman/fisik). Stimulus yang diterima alat indra dilanjutkan oleh alat sensoris ke otak (proses fisiologis). Kemudian terjadilah proses di otak, sehingga individu dapat menyadari apa yang ia terima dengan reseptor itu, sebagai akibat dari stimulus yang diterimanya (proses psikoligis). Dengan demikian taraf terakhir dalam proses persepsi adalah individu menyadari tentang apa yang diterima melalui alat indera atau reseptor. Dalam penelitian ini yang menjadi objek persepsi adalah kedisiplinan dan empati guru. 2. Kedisiplinan Guru a. Pengertian Kedisiplinan Kedisiplinan berasal dari kata disiplin yang berarti ketaatan (kepatuhan) pada peraturan tata tertib dsb (Depdiknas, 1995:268). Guru berarti orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya atau profesinya), mengajar (Depdiknas,
1995:377). Adapun kedisiplinan guru yang dimaksud penulis adalah ketaatan dan kepatuhan guru terhadap tata tertib dan segala sesuatu yang berkaitan dengan profesi keguruan. Istilah kedisiplinan berasal dari kata yang tidak asing dalam kehidupan sehari-hari. Kata ini sudah memasyarakat, baik di lingkungan sekolah, kantor, rumah, atau dalam bepergian dan sebagainya. Disiplin adalah suatu tata tertib yang dapat mengatur tatanan kehidupan pribadi dan kelompok. Tata tertib itu bukan buatan binatang, tetapi buatan manusia sebagai pembuat dan pelaku. Sedangkan disiplin timbul dari dalam jiwa karena adanya dorongan untuk mentaati tata tertib tersebut. Dengan demikian dapat dipahami bahwa disiplin adalah tata-tertib, yaitu ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan. berdisiplin berarti menaati (mematuhi) tata tertib (Djamarah, 2002:12). Disiplin yang dikehendaki itu tidak hanya muncul karena kesadaran, tetapi ada juga karena paksaan. Disiplin yang muncul karena kesadaran disebabkan faktor seseorang dengan sadar bahwa hanya dengan disiplinlah akan didapatkan kesuseksan dalam segala hal, keteraturan dalam kehidupan, dapat menghilangkan kekecewaan orang lain, dan dengan disiplinlah orang lain kagum terhadapnya. Disiplin karena paksaan biasanya dilakkukan dengan terpaksa pula. Keterpaksaan itu karena takut akan dikenakan sanksi hukum akibat pelanggaran terhadap peraturan. Ada pengawas dari petugas (pemimpin) timbul disiplin, tetapi jika tidak ada pengawas (pemimpin) pelanggaran dilakukan. Dalam masalah disiplin berlalu lintas misalnya, untuk menegakkan selalu saja ada rintangan. Dijalan-jalan raya selalu saja ada pelanggaran lalu lintas terhadap rambu-rambu lalu lintas, terutama bila tidak ada petugas di tempat. Maka disiplin yang terpaksa identik dengan ketakutan pada hukum. Sedangkan disiplin karena kesadaran
menjadikan hukum sebagai alat yang menyenangkan dijiwa dan selalu siap sedia untuk mentaatinya (Djamara, 2002:13). Untuk menegakkan disiplin tidak selamanya harus melibatkan orang lain, tetapi melibatkan diri sendiri juga bisa. Bahkan yang melibatkan diri sendirilah yang lebih penting, sebab menegakkan disiplin karena melibatkan diri sendiri berarti disiplin yang yang timbul itu adalah karena kesadaran. Belajar disiplin sangat diperlukan. Karena disiplin dapat melahirkan semangat menghargai waktu, bukan menyia-nyiakan waktu berlalu dalam kehampaan. Budaya jam karet adalah musuh besar bagi mereka yang mengagungkan disiplin dalam belajar. Mereka benci perbuatan menunda-nunda waktu. Setiap jam dan bahkan setiap detik sangat berarti bagi mereka yang menuntut ilmu dimana dan kapanpun. Peneliti beranggapan bahwa orang-orang yang berhasil dalam belajar dan berkarya disebabkan karena mereka selalu menempatkan disiplin diatas semua tindakan dan perbuatan. Semua jadwal belajar yang telah disusun mereka taati dengan ihlas. Mereka melaksanakannya dengan penuh semanngat, rela mengorbankan apa saja demi perjuangan menegakkan disiplin pribadi. Dari kajian di atas peneliti menyimpulkan bahwa disiplin adalah kepatuhan menjalankan aturan dalam rangka ketertiban dan kemaslahatan bersama. b. Faktor faktor yang Mempengaruhi Disiplin Disiplin muncul dari kebiasaan hidup dari kebiasaan belajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjaannya. Disiplin memerlukan proses pendidikan dan pelatihan yang memadahi, untuk itu, guru memerlukan pemahaman tentang landasan ilmu kependidikan dan keguruan, sebab dewasa ini
terjadi erosi sopan-santun dan erosi disiplin dalam melaksanakan proses pendidikan, baik yang dilakukan oleh para peserta didik maupun pendidik. Mengapa terjadi erosi disiplin dalam proses pendidikan di Negara kita?. Menurut Cece Wijaya dan A Tabrani Rusyan, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, dan diantaranya adalah sebagai berikut: 1) Masyarakat di Negara kita pada umumnya sudah berpandangan lebih maju untuk meningkatkan sosial ekonomi, artinya tuntutan kebutuhan hidup lebih mendesak sehingga bagaimanapun caranya, bagaimanapun jalannya, banyak ditempuh untuk menutupi tuntutan hidup tersebut. 2) Munculnya selera beberapa kelompok manusia, ini karena suara hingarbingar dengan tingkah gerak dan jeritan yang mendekati histeris, membisingi sejak siang hingga larut malam sehingga perilaku moral hampir sirna. Ini semua tampak sebagai cerminan dari pola yang nyaris lepas dari kendali diri yang ingin terlepas dari ikatan dan aturan, ingin bebas sebebas-bebasnya. 3) Pola dan sistem pemikiran yang sering berubah sehingga membingungkan peserta didik dan para pendidik untuk melaksanakan proses pendidikan tersebut sehingga tidak bejalan sebagai mana mestinya. 4) Motivasi belajar para peserta didik dan para pendidik menurun, denngan alasan bahwa mereka beranggapan tanpa belajar dengan baik, tanpa disiplin yang tinggi, dan tanpa mengikuti berbagai kegiatan pun mereka pasti lulus atau naik kelas. 5) Longgarnya peraturan yang ada, terutama untuk sekolah-sekolah di kota besar (Wijaya dan Rusyan, 1991:17-18). Banyak lagi faktor yang lain yang menunjang erosi disiplin dalam proses pendidikan sehingga apabila kita melihat faktor-faktor tersebut dengan makna
dan upaya pendidikan kita akan bertanya., mengapa hal itu bisa terjadi? Salahkah sistem pendidikan kita baik secara filosofis, konseptual, sistematis, sistemik, ataupun teknis? Kesalahan filosofis mungkin terjadi apabila pendidikan tidak berakar kokoh pada landasan falsafah yang konsisten, kesalahan konseptual mungkin terjadi apabila pandangan hidup pendidik menyimpang., kesalahan sistematik dan sistemik mungkin terjadi apabila pendidikan tidak dipedulikan, sebagai serpihan terpisah dari urusan kemanusiaan lainnya, atau pendidikan tidak mempedulikan bagian-bagian integral yang terdapat di dalamnya, sedangkan kesalahan teknis mungkin terjadi karena cara mendidiknya tidak tepat sekalipun isi dan tujuannya mungkin baik. Kemudian para peserta didik pada umumnya menganggap bahwa belajar itu hanya untuk memperoleh ijazah atau hanya untuk meningkatkan gengsi. Sehubungan dengan terjadinya erosi disiplin dalam pendidikan mengakibatkan rendahnya mutu pendidikan, maka timbul pula pertanyaan lain, yaitu: mengapa bisa terjadi erosi disiplin?, Adalah: kepatuhan, ketaatan, dan kesetiaan bangsa Indonesia untuk melaksanakan proses pendidikan harus dapat lebih diefektifkan. 3. Persepsi Siswa tentang kedisiplinan guru Dari berbagai pengertian tentang persepsi dan kedisiplinan guru di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa persepsi siswa tentang kedisiplinan guru adalah sesuatu yang terletak di dalam hati dan di dalam jiwa siswa yang memberikan dorongan bagi siswa yang bersangkutan untuk memberikan tanggapan atau penilaian terhadap keteraturan sikap guru dalam melaksanakan tugas mengajarnya
4. Indikator persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru Beberapa indikator yang dapat dikemukakan terkait persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru adalah sebagai berikut: f. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui sikap patuh terhadap aturan yang dilakukan guru:
Guru mematuhi aturan yang berlaku di sekolah
Guru mengetahui petunjuk yang berlaku di sekolah
g. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui sikap dan perilaku guru:
Guru mementingkan menjawab pertanyaan siswa dibandingkan mengangkat telepon pribadinya
Guru bersikap ramah
Guru mengucap salam sebelum pembelajaran di mulai
h. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui ketertiban guru dalam proses belajar mengajar:
Guru mengabsen kehadiran siswa
Guru menyampaikan materi secara urut sesuai dengan kurikulum
Guru selalu melakukan evaluasi di akhir pembelajaran dengan ulangan atau tugas
i. Tanggapan atau sikap siswa untuk menerima sikap tepat waktu guru dalam proses belajar mengajar
Guru melaksanakan tugas mengajar dengan memenuhi jadwalnya
Guru memulai mengajar sesuai waktu yang telah ditentukan
Guru menyelesaikan materi susuai waktu yang telah ditentukan
j. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru bisa dijadikan panutan atau teladan
Guru mengajar berseragam secara baik dan sopan sehingga siswa patut menirunya
Guru semangat dalam mengajar sehingga siswa patut menirunya
Guru memberikan pengalaman pribadinya yang baik sehingga siswa bisa mencontohnya
Guru berwibawa dan menarik sehingga siswa patut menirunya (Wiajaya dan Rusyan, 1991:18-19).
B. Kajian Persepsi Siswa tentang Empati Guru 1. Guru dan Empati Dalam konteks hubungan guru dan siswa, empati bermakna afeksi fisikal atau parsialitas guru terhadap siswanya. Afeksi fisikal bermakna penampakan fisik atau aura guru terkait langsung atau tidak langsung dengan fenomena yang dihadapi oleh siswanya. Kata parsialitas bermakna guru mengarsilkan atau menyentuhkan diri pada sisi siwanya dalam konteks akademik dan pedagogis. Empati dikonsepsikan sebagai kemampuan guru dalam ‟membaca‟ siswa. Secara harfiah, empati bermakna kemampuan seorang guru merasakan emosi siswa atau pribadi-pribadi diluar dirinya, khususnya komunitas sekolah. Pada konteks guru, kata empati umumnya didefinisikan sebagai kemampuan guru menerima, mempersepsi, dan merasakan secara langsung emosi siswanya. Tetapi, empati tidak berarti guru menerami siswa seperti apa adanya, meski tidak juga bermakna bahwa apa adanya dari siswa itu melahirkan „empati kepasrahan‟ dari guru. Empati memang kemampuan guru memposisikan diri pada diri siswa, namun tetap harus tetap mengemban misi pedagogis, sehingga posisi itu bisa meningkatkan
dinamika proses pembelajaran berbasis empati. Empati guru pada siswa tidak identik dengan pasrah pada keadaan. Keadaan siswa harus diubah dengan cara berempati kepada mereka. Merujuk pada definisi yang tertuang dalam wikipedia, dalam konteks hubungan guru dan siswa, kata empati didefinisikan sebagai kemampuan guru mengenali, mempersepsi dan merasakan secara langsung emosi siswannya. Di sini, inti empati, adalah kemampuan guru memposisikan diri kedalam diri siswanya tanpa larut keadaaan siswanya itu. Merujuk pada definisi umum di atas, dalam konteks hubungan antara guru dengan siswa, empati dapat didefinisikan seperti berikut ini. a. Empati merupakan pengalaman kesadaran guru pada umumnya. b. Empati adalah kapasitas guru dalam berfikir dan merasakan diri sendiri ke dalam kehidupan siswa c. Empati merupakan sebuah respon afektif yang muncul dalam diri guru atas dasar keprihatinan atau pemahaman suasana emosional atau kondisi siswanya, dan dengan itu muncul kesamaan rasa terhadap apa yang siswa sedang merasakan atau akan diharapkan oleh siswa untuk merasakan. d. Empati melibatkan pengalaman internal guru untuk berbagi kedalam diri atas pemahaman momentum suasana psikologis siswanya. e. Empati merupakan kapasitas guru mengetahui secara emosional apa yang siswa alami sebagai bentuk kerangka referensi bahwa siswa sebagai diri sendiri, kapasitas mencontoh perasaan siswa untuk ditempatkan pada diri sendiri. f. Berempati (to empathiz) bermakna bahwa guru berbagi, merasakan perasaan atau pengalaman siswa. g. Empati adalah rasa kebersamaan dalam perasaan yang dialami oleh diri guru dan yang lain, tanpa membingungkan diantara dia dan siswanya.
h. Empati adalah sebuah respon efektif yang tepat dari guru terhadap siswa selayaknya situasi yang dihadapi sendiri. i. Empati sering pula dimaknai sebagai kemampuan guru menempatkan diri sendiri kadalam „sepatu siswa‟, atau cara pengalaman guru memandang keluar atau emosi siswa kedalam diri sendiri, sebuah sortir resonansi. j. Empati berarti perasaan dimana guru ikut merasakan dan memahami siswa. k. Empati juga bermakna kemampuan guru menempatkan diri seolah-olah menjadi seperti siswanya. l. Empati menjadi salah satu ciri manusia, karena secara naluriah manusia sudah mengembangkan empati sejak masih bayi, empati yang dimiliki oleh bayi sangat sederhana yaitu empati emosi. (Danim dan Khairil, 2010:212-213). Dari beberapa definisi di atas peneliti memberikan kesimpulan bahwa empati guru merupakan kemampuan guru dalam mendalami perasaan siswanya, perasaan berarti representasi sikap, cara berfikir, karakter, atau bagian internal yang ada pada diri siswa, yang kemudian mempengaruhi sikap guru dalam mengenali dan merasakan apa yang dirasakan siswa 2. Perkembangan Empati Selayaknya dinamika psikologis yang normal, rasa empati berkembang terusmenerus pada diri seseorang, termasuk guru. Pakar psikologi sependapat bahwa empati berkembang melalui pentahapan tertentu menuju kematangan yang tertentu pula. Kematangan atau maturitas dimaksud adalah maturitas empati. Pada tahun 1997, Douglas Olsen mendefinisikan maturitas atau kematangan empati dalam (empathetic maturity) sebagai struktur kognitif yang menentukan apakah seseorang dapat merasa atau tidak merasa berempati, orang tertentu merasakannya untuk dan bagaimana
besaran anggota kelompok yang ada. Perbedaan maturitas empatik adalah perbedaan dalam cara seseorang mengaitkan pemaknaan relasi dalam mempersepsi yang lain. Maturitas empatik berarti dapat menkonseptualisasikan pengalaman apakah seseorang „seperti saya‟ atau „berbeda dengan saya‟. Ini penting, jangan sampai seorang guru „mau‟ berempati dengan siswa, tapi salah persepsi, malah melahirkan ketersinggungan. Memang ada orang yang gampang kegelian, tertawa, sedih, gembira, dan sebagainya. Ada juga persoalan tertentu yang dianggap kecil oleh diri sendiri, sebaliknya masalah besar bagi yang lain. Menurut Olsen (2001) ada tiga tahap maturitas empatik. a. Tahap 1. Ini pola paling primitif dan tidak umum bagi orang dewasa (most primitive pattern nand not common in adults). Orang-orang pada tahap ini memandang orang lain berbeda secara mendasar (Fundamentally different) dengan dirinya. Alasan-alasan bagi orang lain bertindak, merasakan atau berpikir dipandangnya benar-benar tidak relevan dan tidak sealur pengalaman dengan dirinya. Pada fase ini seseorang melihat dan mempersepsi apa yang dilakukan oleh orang lain benarbenar kongkrit dan tidak sejalan dengan apa yang dipersepsi apa yang dialaminya. b. Tahap 2 Pada fase ini dia mengembangkan pola pikir rasional atas perilaku adalah relevan bagi semua orang. Penalarannya atas perilaku dan perasaan adalah legitimasi untuk tingkat konsolidasi mereka dengan orang lain. Berbeda dengan tahap 1, seseorang melihat orang lain seperti dirinya sepanjang mereka mempersepsinya dari cara pandang yang sama. Pada fase ini seorang telah menyadari, bahwa ketika orang sakit memerlukan transfusi darah dia merasa berempati kepada pasien itu karena rasa tanggung jawab melakukan pencegahan.
c. Tahap 3 Pada fase ini rasa saling membutuhkan (mutuality) muncul sebagai sebuah pertimbangan atas perilaku orang. Orang lain dipersepsi sebagai manusia pada cara yang sama dengan dirinya untuk kemudian mengkreasi makna ketimbang isi dari makna itu. Persepsi atas orang lain melahirkan perubahan psikologis pada diri, kemudian lahirlah pengembangan empati (development of empathy). Seseorang
dapat
secara
empatik
mempersepsi
orang
lain
sepanjang
pemahamannya simultan dan tanpa kontradiksi persepsi bahwa orang lain bertanggung jawab atas perilaku problematikanya. (Denim dan Khairil, 2010:215216). 3. Cara Menumbuhkan Rasa Empati Rasa empati harus terus ditumbuhkan. Menurut Sholehhudin (2006), rasa empati dapat kita lakukan asalkan kita memiliki kemauan untuk itu, kapan saja dan dimana saja kita berada. Kita harus membiasakan dari hal-hal yang sederhana. Contoh, ketika kita sedang makan dan disamping kita ada orang, maka kita coba untuk menawarkan makanan itu kepadanya, meski sebatas basa-basi semata, tetapi dengan begitu kita biasa berbagi dan peduli pada orang lain. Tentu saja sangat diharapkan disini, guru senantiasa berbicara secara lugas, tidak bersaksi atau bertutur kata palsu. Lebih lanjut, sholehhudin (2006), dalam http://sholehhudin.bloksome. Com mengemukakan beberapa cara yang dapat membantu seseorang untuk menumbuhkan rasa empati itu. a. Jangan selalu berpikir „mengapa kita harus berempati?‟ tapi kita harus berfikir „mengapa kita tidak harus berempati, karena hal ini tidak merugikan‟.
b.
Jangan merasa derajat kita lebih tinggi dari orang lain, melainkan selalu ingat bahwa kehidupan itu seperti roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.
c. Jangan kita memberikan perhatian atau bantuan hanya kepada orang menurut kita akan menguntungkan kita. d. Janganlah selalu jalan-jalan ke mall, cobalah jalan-jalan ketempat dimana banyak orang susah berkumpul dimana. Dengan itu kita akan melihat pada sisi lain dari kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak selalu menyenangkan, glamor, melainkan banyak juga yang susah memperoleh pakaian yang bagus, bahkan susah makan dan tempat berteduh. e. Selalu tebarkan senyum kepada orang lain tetapi jangan terlalu banyak. Menurut Sholehhudin, rasa empati pada seseorang harus diasah. Bila dibiarkan rasa empati tersebut sedikit-demi sedikit akan terkikis walau tidak sepenuhnya hilang, tergantung dari lingkungan yang membentuknya. Misalnya, mungkin saja yang terjadi pada diri saya atau anda pada waktu mengikuti perkuliahan di kampus, kita mungkin sering mengabaikan dosen yang menerangkan suatu mata kuliah tertentu dan asik berbicara dengan teman disebelah kita karena mungkin kita merasa tidak mengerti apa yang dijelasknnya. Tapi, pernahkah kita berfikir bagaimana kalau kita menjadi guru dan semua siswanya ramai sendiri, tentunya suasana kelas akan menjadi kacau. Hal itu disebabkan karena tidak adanya empati antara guru dan siswa, sehingga mengakibatkan berkurangnya rasa saling menghormati Menurutnya, banyak sisi positif bila kita berempati karena dengan itu kita akan agresif dan senang membantu orang lain. Empati berhubungan dengan kepedulian terhadap orang lain, tidak heran kalau empati selalu berkonotasi sosial seperti menyumbang, memberikan sesuatu pada orang yang kurang mampu berempati pada orang nyaris tanpa perlu modal. Tapi,
sayang banyak orang yang tidak peduli akan maknanya. Merasakan perasaan orang lain secara ikhlas dan sepontan akan bernilai positif bagi diri sendiri dan orang lain. 4. Persepsi siswa tentang empati guru Dari berbagai pengertian persepsi dan empati guru di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa persepsi siswa tentang empati guru adalah sesuatu yang terletak di dalam hati dan di dalam jiwa siswa yang memberikan dorongan bagi siswa yang bersangkutan untuk memberikan tanggapan atau penilaian terhadap respon afektif yang muncul dalam diri guru atas dasar keprihatinan atau pemahaman suasana emosional atau kondisi siswanya, dan dengan itu muncul kesamaan rasa terhadap apa yang siswa sedang merasakan atau akan diharapkan oleh siswa untuk merasakan 5. Indikator persepsi siswa tentang empati guru Indikator persepsi siswa tentang empati guru sebagai berikut. f. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru sangat memahami karakter siswa: 1) Guru menegur siswa yang salah dengan menggunakan bahasa yang tidak menyakitkan 2) Guru memahami ketika siswa mengalami kesulitan dalam menguasai pelajaran 3) Guru mengetahui ketika siswa sedang tidak memperhatikan penjelasan materi g. Tanggapan atau siswa untuk mengakui bahwa guru merasakan apa yang dirasakan siswa: 1) Guru mengetahui ketika siswa sedang mengalami masalah pribadi yang membuatnya tidak konsentrasi dalam belajar di kelas 2) Guru membuka diri untuk bersedia membantu mengatasi masalah belajar ketika siswa sedang membutuhkan bantuan
3) Guru menunjukkan keprihatinan ketika siswa mengalami kegagalan dalam belajar
h. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru menghargai kemampuan siswa: 1) Guru memberikan pujian bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan yang disampaikan guru anda di kelas 2) Guru menghargai setiap jawaban siswa meskipun jawabannya belum benar 3) Guru menghargai setiap pendapat siswa dalam proses pembelajaran di kelas i. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru mengenali sikap belajar siswa: 1) Guru selalu menjelaskan pelajaran dengan sangat jelas sehingga siswa dapat menerima penjelasannya 2) Guru memberikan banyak tugas sehingga memahami jika siswa menolak untuk mengerjakannya 3) Guru menjelaskan pelajaran tidak sesuai tema atau keluar dari pembahasan, sehingga memahami jika siswa bersikap acuh tak acuh dengan penjelasannya j. Tanggapan atau sikap siswa untuk mengakui bahwa guru merespon apa yang disampaikan oleh siswa: 1) Guru selalu bersikap terbuka dalam bergaul dengan seluruh komunitas di sekolah 2) Guru menjalankan apa yang menjadi kesepakatan antara siswa dan guru dalam proses belajar mengajar (kontrak belajar) 3) Guru membuka saran dan kritik dalam proses belajar mengajar, dan menerima demi meningkatkan kualitas pembelajaran (Danim dan Khairil, 2010:212)
C. Kajian tentang Motivasi Belajar 1. Motivasi a. Pengertian Motivasi Dewasa ini beragam definisi diberikan tentang motivasi. Suatu hal yang lumrah dalam ilmu pengetahuan yang sifatnya tidak eksak. Dari segi taksonomi, motivasi berasal dari kata motif (motive) berasal dari bahasa latin “movere” yang berarti bergerak (Siagan, 2004:142). Berbagai hal yang biasanya terkandung dalam berbagai definisi tentang motivasi antara lain adalah keinginan, harapan, kebutuhan, tujuan sasaran, dan dorongan. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa suatu motif adalah keadaan kejiwaan yang mendorong, mengaktifkan, atau menggerakkan dan motif itulah yang mengarahkan dan menggerakkan perilaku, sikap, dan tindak-tanduk seseorang yang selalu dikaitkan dengan pencapaian tujuan, baik tujuan pribadi maupun kelompok. Karena itulah dapat dikatakan bahwa bagaimanapun motivasi didefinisikan, terdapat tiga komponen utamanya, yaitu kebutuhan, dorongan, dan tujuan. Kebutuhan, yang merupakan hal utama dari motivasi, timbul dari dalam diri seseorang apabila dia merasa ada kekurangan di dalam dirinya. Dalam pengertian homestik, kebutuhan timbul, atau diciptakan apabila dirasakan adanya ketidak seimbangan antara apa yang dimiliki dengan apa yang menurut persepsi yang bersangkutan seyogyanya dimilikinya baik dalam arti fisiologis maupun psikologis. Motivasi adalah kondisi dari pelajar untuk memprakarsai kegiatan mengatur kegiatan itu, dan memelihara Kesungguhan. Secara alami anak-anak selalu ingin tahu dan melakukan kegiatan penjajagan dalam lingkungannya. Rasa ingin tahu ini seyogyanya didorong dan bukan dihambat dengan memberikan aturan yang sama untuk semuan anak.
Menurut Surakhmad (1994:66) motivasi yang sehat perlu ditumbuhkan secara integral di dalam dunia belajar, yakni diambil dalam sistem nilai lingkungan hidup murid itu dan ditujukan pada penjelasan tugas-tugas perkembangan murid. Motivasi yang mempunyai daya penggerak yang besar biasanya adalah motivasi yang bersifat intrinsik.” Secara tradisional orang biasanya dapat membedakan adanya dua macam motif, yaitu: 1) Intrinsik Motif intrinsik adalah motif yang timbul dari dalam diri orang yang bersangkutan 2) Ekstrinsik Motif ekstrinsik adalah motif yang timbul oleh rangsangan dari luar. Motif intrinsik pada umumnya lebih efektif dalam mendorong untuk belajar daripada motif ekstrinsik (Painun dkk, 1992:173). Sedangkan untuk mengetahui makna motivasi maka ciri motivasi mengandung tiga komponen pokok, yaitu menggerakkan, mengarahkan, dan menopang tingkah laku manusia. 1) Menggerakkan berarti menimbulkan kekuatan pada individu memimpin seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Misalnya: kekuatan dalam ingatan, respon-respon efektif dan kecendrungan mendapatkan kesenangan. 2) Motivasi juga mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku. Dengan demikian ia menyediakan suatu orientasi tujuan, tingkah laku individu diarahkan terhadap sesuatu.
3) Untuk menjaga dan menopang tingkah laku, lingkungan sekitar harus menguatkan (reinforcement) intensitas dan arah dorongan-dorongan dan kekuatan individu. Apabila seseorang memiliki ciri-ciri seperti diatas, berarti dia selalu memiliki motivasi yang cukup kuat. ciri-ciri seperti itu akan sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Penemuan-penemuan penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar pada umunya meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah. Maka persoalan yang berkaitan tentang motivasi dengan belajar adalah bagaimana mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan sehingga hasil belajar dapat optimal. b. Prinsip Motivasi Berkenaan dengan motivasi ini menurut Winataputra (1997:12) prinsip motivasi yang seyogyanya diperhatikan: 1) Individu bukan hanya didorong oleh kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis, sosial, dan emosional tetapi dapat diberi dorongan 2) Pengetahuan tentang kemajuan yang dicapai dalam memenuhi tujuan mendorong terjadinya peningkatan usaha. 3) Dorongan yang mengatur perilaku harus selalu jelas bagi para pelajar. 4) Motivasi dipengaruhi oleh unsur-unsur kepribadian seperti rasa rendah diri, keyakinan diri. 5) Rasa aman dan keberhasilan dalam mencapai tujuan cenderung meningkatkan motivasi belajar. 6) Motivasi bertambah jika para pelajar memiliki alasan untuk percaya bahwa sebagian dari kebutuhannya dapat dipenuhi.
7) Penilaian dan penguatan guru, orang tua, dan teman seusia berpengaruh terhadap motivasi dan perilaku. 8) Insentif dan hadiah material terkadang berguna situasi kelas. 9) Kompetisi dan insentif bisa efektif dalam memberi motivasi tapi bila kesempatan untuk menang begitu kecil kompetisi dapat mengurangi motivasi mencapai tujuan. 10) Sikap yang baik untuk belajar dapat dicapai oleh kebanyakan individu dalam suasana belajar yang memuaskan dan menyenangkan. 11) Proses belajar-mengajar dan kegiatan yang dikaitkan kepada minat pelajar saat itu dapat mempertinggi motivasi. c. Jenis Motivasi Motivasi, sebagai kekuatan mental individu memiliki tingkat. Para ahlli ilmu jiwa mempunyai pendapat yang berbeda tentang tingkat kekuatan tersebut. Perbedaan pendapat tersebut umumnya didasarkan pada penelitian tentang perilaku manusia dan hewan. Meskipun mereka berbeda pendapat tentang tingkat kekuatannya, tetapi mereka umumnya sependapat bahwa motivasi tersebut dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu (i) motivasi primer, dan (ii) motivasi sekunder. Dalam hal ini menurut Dimyati (2006:86) menyatakan bahwa: Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut pada umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Manusia adalah mahluk jasmaniah, sehingga perilaku terpengaruh oleh insting atau kebutuhan jasmaniah. Mc Dougall misalnya, berpendapat bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan, perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan.insting itu memiliki tujuan dan memerlukan kepuasan. Motivasi sekunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer. Misalnya, orang yang lapar akan tertarik pada makanan tanpa belajar. Untuk memperoleh makanan tersebut orang harus bekerja. Agar
dapat bekerja dengan baik, orang harus belajar bekerja “Bekerja yang baik” merupakan motivasi sekunder. Bila orang bekerja dengan baik maka ia memperoleh gaji berupa uang. Uang tersebut merupakan penguat motivasi sekunder. d. Sifat Motivasi Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri yang dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal sebagai motivasi eksternal (Dimyati, 2006:86). Disamping itu kita membedakan motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukannya. Misalnya, keberhasilan membaca sebuah buku akan menimbulkan keinginan baru untuk membaca buku yang lain. Dalam hal ini, motivasi intrinsik tersebut telah mengarah pada timbulnya motivasi berprestasi. Motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang ada diluar perbuatan yang dilakukannya. Orang berbuat sesuatu, karena dorongan dari luar seperti adanya hadiah dan menghindari hukuman. Motivasi pada dasanya dapat membantu dalam memahami dan menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar. 2. Belajar a. Pengertian Belajar Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamnnya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003:2). Adapun Skinner, seperti yang dikutip Barlo (1985) dalam bukunya Eductioal Psychology: The teaching learning process, berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berangsung secara progresif. Berdasarkan eksperimennya B.F Skinner percaya bahwa proses adaptasi tersebut akan mendatangkan hasil yang maksimal apabila ia diberi penguat (Reinforcer) (Syah, 2003: 90). Chaplin dalam diktionary of psychology membatasi belajar dalam dua rumusan. Rumusan pertama berbunyi: belajar adalah perolehan perubahan tingkah laku yang relative menetap sebagai akibat latihan dan pengalaman. Rumusan keduanya, belajar ialah proses memperoleh respon-respon sebagai akibat adanya latihan khusus (Syah, 2003: 90). Menurut Syah, (2003:90): Hintzman dalam bukunya The Psikologi of learning and memori berpendapat bahwa belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organism (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organism tersebut. Jadi, dalam pandangan Hintzman, perubahan yang ditimbulkan oleh pengalaman tersebut baru dapat dikatakan belajar apabila mempengaruhi organisme.
Teori tanggapan (foersteling Theorie) dari Hebart menyatakan bahwa belajar bukan melatih daya-daya psikologis anak, melainkan memasukkan tanggapan-tanggapan sebanyak mungkin kedalam jiwa anak, sehingga dalam jiwa anak terbentuk apa yang disebut appersepsi yaitu lukisan-lukisan kejiwaan yang baru dengan bantuan bahan-bahan pengertian yang telah ada sebelumnya. Lukisan-lukisan kejiwaan (foersteling) yang baru menjadi appersepsi material (Arifin, 1997:98). Menurut Slameto (2003:9) bahwa: dalam teori gestalte, belajar yang penting adalah adanya penyesuaian pertama yaitu memperoleh respons yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang penting bukan
mengurangi hal-hal yang harus dipelajari, tetapi mengerti atau memperoleh insight. Sifat-sifat belajar dengan insight adalah: 1) Insight tergantung dari kemajuan dasar 2) Insight tergantung dari pengalaman masa lampau yang relevan. 3) Insight hanya timbul apabila situasi belajar diatur sedemikian rupa, sehingga segala aspek yang perlu dapat diamati. 4) Insight adalah hal yang harus dicari, tidak dapat jatuh dari langit. 5) Belajar dengan insight dapat diulangi. 6) Insight dapat digunakan untuk menghadapi situasi-situasi yang baru. b. Tujuan Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan baik fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan belajar secara umum ialah untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku orang belajar. Perubahan yang dimaksud tentu
yang bersifat positif yang
membantu proses perkembangan. Taxonomy Bloom dan Simpson, menyusun suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang belajar, sehingga terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada tiga ranah, yaitu: 1) Ranah Kognitif, tentang hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Terdiri dari: a) pengetahuan; b) pemahaman; c) penerapan; d) analisa; e) sintesa dan f) evaluasi. 2) Ranah Afektif, tentang hasil belajar yang berhubungan dengan perasaan sikap, minat, dan nilai. Terdiri dari: a) penerimaan; b) partisipasi; c) penilaian; d) organisasi; dan e) pembentukan pola hidup
3) Ranah Psikomotorik, tentang kemampuan fisik seperti ketrampilan motorik dan syaraf, manipulasi objek, dan koordinasi syaraf. Terdiri dari persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan yang komplek, dan kreativitas. Tujuan pembelajaran adalah bentuk harapan yang dikomunikasikan melalui pernyataan dengan cara menggambarkan perubahan yang diinginkan pada diri pembelajar, yakni pernyataan tentang apa yang diinginkan pada diri pembelajar setelah menyelesaikan pengalaman belajar c. Faktor yang mempengaruhi belajar Makna belajar adalah adanya perubahan perilaku setelah seseorang melaksanakan pembelajaran. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan dengan sengaja untuk mendapatkan perubahan perilaku yang relatif permanen. Banyak faktor yang akan berpengaruh terhadap proses belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar, secara global faktor-faktor tersebut dibagi menjadi: 1) Faktor Internal Faktor internal berasal dari diri siswa sendiri meliputi dua aspek yaitu aspek fisiologis (bersifat jasmaniah) dan aspek psikologis (bersifat rohaniah) a) Aspek fisiologis Kondisi umum dan toner (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ-organ siswa terutama indra pendengaran dan indra penglihatan juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam menerima atau menyerap pengetahuan atau ilmu pengetahuan yang diberikan.
b) Aspek psikologis Faktor-faktor psikologis yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah: (1) Tingkat kecerdasan atau intelegensi. Menurut Reber, intelegensi diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Syah, 1997: 133-134). Jadi peneliti menggarisbawahi bahwa motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh tingkat kecerdasan atau intelgensi anak tersebut, biasanya hal ini berpengaruh pada kemampuan anak dalam menyerap atau memahami pelajaran yang disampaikan gurunya (2) Sikap siswa Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif yang berupa kecenderungan untuk mereka atau merespon dengan cara yang relatif tetap terhadap obyek orang, barang dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. Dalam belajar sikap siswa berbeda beda, terdapat anak yang sikap belajarnya statis dengan diam, tenang, dan fokus. Namun ada pula sikap siswa yang bergerak dinamis dalam belajarnya, tidak bisa tenang atau bermain sendiri. Sehingga dalam belajar diperlukan sebuah strategi untuk mengakomodir perbedaan itu
(3) Bakat siswa Menurut Chaplin, bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang (Syah, 1997: 135) Jadi
selain
intelgensi
dan
sikap,
ada
hal
yang
mempengaruhi motivasi belajar siswa yaitu bakat. Bakat adalah kemampuan potensial yang sudah tertanam sejak lahir, hal ini sangat berpengaruh terhadap motivasi belajar, biasanya siswa yang memiliki bakat menyanyi akan lebih senang pelajaran seni musik dibandingkan pelajaran yang lainnya. (4) Minat siswa Minat adalah keadaan internal organisme baik manusia maupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, minat berarti pemasokan daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah (Syah, 1997:136-137). Minat ini bisa timbul dari dalam diri siswa atau dari luar diri siswa, secara mudah minat dapat diartikan dengan keinginan yang lahir dalam diri siswa, minat mendorong siswa untuk belajar. Jadi selain pengaruh di atas, minat merupakan salah satu yang mempengaruhi siswa dalam belajar. Siswa yang sudah berminat dalam belajar mata pelajaran tertentu misalnya, akan lebih memiliki motivasi daripada siswa yang tidak berminat. Minat siswa satu dengan yang lain berbeda beda, karena minat lebih menunjukkan selera atau keinginan dalam mengikuti
pelajaran, sehingga diharapkan guru dapat menyampaikan pelajaran yang menarik dan diminati siswa 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri dari 2 macam yaitu: (a) Lingkungan sosial Lingkungan sosial siswa adalah masyarakat, tetangga, dan teman sepermainan disekitar lingkungan siswa tersebut.
(b) Lingkungan non sosial Lingkungan non sosial adalah gedung sekolah, rumah tempat tinggal, alat belajar, keadaan, cuaca, waktu belajar yang digunakan. 3. Pentingnya Motivasi Dalam Belajar Motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil (Gage dan Berliner, 1984:272). Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap agar siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berahir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menetukan keberhasilan belajar siswa. Dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan ketrampilan. Motivasi belajar penting bagi siswa dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi belajar sebagai berikut: (1) menyadarkan kedudukan pada awal belajar,
proses, dan hasil ahir, contohnya, setelah seorang siswa membaca suatu bab buku bacaan, dibandingkan dengan temannya sekelas yang juga membaca bab tersebut, ia kurang berhasil menangkap isinya, maka ia terdorong membaca lagi. (2) menginformasikan tentang kekuatan usaha belajar, yang dibandingkan dengan teman sebaya. Misalnya, jika terbukti usaha belajar seorang siswa belum memadahi, maka ia berusaha setekun temannya yang belajar dan berhasil. (3) mengarahkan kegiatan belajar, misalnya, setelah ia ketahui bahwa dirinya belum belajar serius, terbukti banyak bersendau gurau, maka ia akan mengubah perilaku belajarnya. (4) membesarkan semangat belajar, misalnya, jika ia telah menghabiskan dana belajar dan masih ada adik yang dibiayai orang tua, maka ia berusaha agar ia cepat lulus. (5) menyadarkan tentang adanya perjalanan belajar dan kemudian bekerja (disela-sela adalah istirahat atau bermain) yang berkesinambungan. Motivasi belajar juga penting diketahui bagi seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, adapun manfaat yag sesuai dengan pendapat Dimyati (2006:84) itu sebagai berikut: (1) Membangkitkan, meningkatkan, dan memelihara ssemangat siswa untuk belajar sampai berhasil, membangkitkan, bila siswa tak bersemangat, meningkatkan bila semangat belajarnya timbul tenggelam., memelihara, bila semangatnya telah kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar. (2) mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa di kelas bermacam ragam, ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, disamping yang bersemangat untuk belajar. (3) meingkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih satu diantara bermacammacam peran seperti sebagai penasehat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. (4) memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pedagogis. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “menguah” siswa tak berminat menjadi bersemangat belajar. 4. Unsur-Unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar antara lain:
a. cita-cita atau aspirasi siswa b. kemampuan siswa c. kondisi siswa d. kondisi lingkungan siswa e. unsu-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran f. upaya guru dalam membelajarkan siswa. (Dimyati, 2006: 97). Dari pemaparan di atas disimpulkan bahwa hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku pada umumnya dengan beberapa indikator menurut Hamzah B. Lino (2007: 105). Meliputi: (1) adanya hasrat dan keinginan belajar. (2) adanya kebutuhan dan dorongan belajar. (30 adanya harapan dan cita-cita masa depan. (4) adanya penghargaan dalam belajar (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar (6) adanya lingkungan belajar kondusif. 5. Indikator motivasi belajar siswa a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil: 1) Siswa belajar di rumah dengan gigih untuk memahami materi yang disampaikan guru di sekolah, untuk mewujudkan cita cita 2) Siswa berusaha keras, rajin belajar, dan berdoa untuk keberhasilan agar dapat meningkatkan martabat keluarga 3) Siswa selalu aktif dalam mengerjakan tugas yang diberikan guru untuk meningkatkan keberhasilan belajar b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar: 1) Siswa selalu aktif dalam proses belajar mengajar di kelas, dengan memperhatikan setiap penjelasan materi yang disampaikan guru
2) Siswa memiliki tekat untuk selalu lebih baik daripada yang kemarin dalam belajar c. Aktif dalam memperoleh pengetahuan yang belum diketahui: 1) Siswa berusaha mencari informasi lewat internet atau sumber lain, ketika belum mengetahui atau memahami materi pelajaran yang disampaikan guru di kelas 2) Sisq aktif mengikuti kegiatan keagamaan baik di sekolah atau di luar sekolah, untuk mendukung pemahaman terkait mata pelajaran PAI 3) Siswa selalu mempertanyakan hal hal yang belum dipahami kepada guru, teman, atau orang lain yang dianggap mengetahuinya d. Aktif mengikuti instruksi guru: 1) Siswa selalu memperhatikan dan mengikuti petunjuk dalam proses pembelajaran di kelas 2) Siswa selalu melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru baik tugas yang harus dikerjakan di kelas atau di rumah tepat waktu e. Ulet menghadapi kesulitan belajar (tidak lekas putus asa): 1) Siswa menyadari kelemahan, dan menjadikan kelemahan dalam memahami materi untuk lebih giat belajar dan mendalaminya 2) Siswa tidak pernah mengeluh kepada guru atau teman, ketika menghadapi kesulitan dalam pelajaran PAI f. Aktif dalam kegiatan yang mendukung kualitas belajar: 1) Siswa menghindari kegiatan yang dapat menganggu keberhasilan belajar seperti main game, pacaran, dan kegiatan yang tidak bermanfaat lainnya 2) Siswa mengikuti les tambahan di luar kelas untuk menunjang keberhasilan belajar
3) Siswa mengikuti organisasi keislaman seperti SKI atau kegiatan extrakurikuler keagamaan yang ada di sekolah (Syah, 1997:40) D. Pengaruh Persepsi Tentang Kedisiplinan dan empati Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa Guru yang selama ini dipandang sebagai sosok yang sangat dihormati atau dalam istilah jawa sering dikatakan sebagai “orang yang patut digugu lan ditiru” membawa suatu daya kekuatan tersendiri pada masyarakat, tentunya dengan berbagai aspek penilaiannya. Siswa sebagai peserta didik dalam lingkungan sekolahan juga mempunyai pandangan tersendiri tentang sosok guru yang ideal, yang dapat memberikan dorongan atau keinginan terhadapa apa yang dibawanya, dalam ta‟lim muta‟allim disebutkan:
اعلم با طالب العلم الينال العلم والينفع بو اال بتعظيم العلم وأىلو (Az-Zarnuji. 1995: 25) وتعظيم األستاذ وتوقيره Bahwa pelajar tidak akan mendapat ilmu yang manfaatnya tanpa menghormati ilmu dan guru itu sendiri. Seorang yang disiplin adalah guru yang dapat menyesuaikan dan menempatkan posisinya pada tempa dan situasi tertentu. Salah satu faktor keberhasilan dalam proses pendidikan adalah adanya interaksi timbal balik antara murid dengan duru. Guru dengan guru, dan kesinambungan diantara kedua hal tersebut. Hal ini mendoronng para guru untuk selalu menjaga dan menyeimbangkan antara kemampuan yang dimiliki dengan pennyampaian yang dapat dipahami oleh siswanya. Guru adalah salah satu penopang yang mempunyai tanggung jawab besar dalam hal ini, tidak hanya sebagai penyampai materi kepada siswa, tetapi juga sebagai sosok yang dituntut untuk dapat memberikan contoh tauladan yang baik.
Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu dan dari luar individu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau melakukan belajar (Usman, 1991: 24). Berkenaan dengan ini guru sering memperoleh peran sebagai panutan untuk beberapa aspek kepribadian (Suparlan, 2005: 91), maka keidisiplinan dan empati guru terhadap siswa menjadi parameter tersendiri bagi ketaatan dan kepatuhan anak didik mendapat perintah dari pendidik. Hal ini menggambarkan kewibawaan guru agar mempunyai dampak positif pada ketaatan siswa yang memunculkan motivasi atau dorongan untuk belajar. Motivasi peserta didik dalam belajar akan muncul apabila siswa memandang pada suatu sosok guru yang disiplin dan memiliki perhatian yang lebih terhadap kepribadian siswa dimana guru sebagai seorang yang dianut. Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa antara kedisiplinan dan empati guru memiliki pengaruh yang signifikan terhadap motivasi belajar siswa. Yakni dimana kedisiplinan dan empati guru semakin baik maka keinginan siswa untuk terus belajar juga semakin tinggi.
BAB III LAPORA N PENELITIAN A. Gambaran Umum SMK N 2 Salatiga 1. Sejarah Singkat SMK N 2 Salatiga SMK Negeri 2 Salatiga berdiri tahun 1999. Pada awal berdiri, SMK Negeri 2 Salatiga masih menginduk di SMK Negeri 1 Salatiga. Selama menginduk itu, pembangunan kampus SMK Negeri 2 Salatiga sedang dilakukan di Dusun Warak, Desa Dukuh, Kecamatan Sidomukti, Kota Salatiga. Saat itu, SMK Negeri 2 Salatiga memiliki 3 jurusan, yaitu jurusan Bangunan, Elektro, dan Otomotif. Sepuluh tahun kemudian, SMK Negeri 2 Salatiga sudah mempunyai 8 program keahlian, yaitu: a. Teknik Konstruksi Gedung / Teknik Sipil b. Teknik Perkayuan c. Teknik Gambar Bangunan / Arsitek d. Teknik Audio Video e. Teknik Elektronika Industri f. Teknik Mekanik Otomotif g. Teknik Pemesinan h. Teknik Komputer dan Jaringan Data Kepala SMK Negeri 2 Salatiga sejak berdiri hingga sekarang, No Nama 1 Drs. Reza Pahlevi
Tahun 1999 - 2010
2 Drs. Hadi Sutjipto, MT
2010 - 2014
3 Drs. Kamaruddin, M.Pd
2014 - sekarang
2. Profil SMK N 2 Salatiga a. KodeRegistrasi (NSS)
: 321 036 203 006
b. Nama Resmi Sekolah
: SMK NEGERI 2 SALATIGA
c. SK. Pendirian 1) NomorSK
: 270/O/2000
2) Tanggal SK
: 17 NOVEMBER 2000
d. Akreditasi Program 1) Status Akreditasi
: A
2) Nomor SK
: 004435
3) Tanggal SK
: 9 Nopember 2010
e. AlamatLengkapSekolah 1) Jalan
: PARIKESIT
2) Desa/Kelurahan
: DUKUH
3) Kecamatan
: SIDOMUKTI
4) Kabupaten/Kota
: SALATIGA
5) Propinsi
: JAWA TENGAH
6) No Telepon
: (0298) 313403
7) Fax
: (0298) 324069
8) Email
:
[email protected]
9) website
: www.smkn2salatiga.sch.id
2. Visi dan Misi SMK N 2 Salatiga a. Visi Menyiapkan tamatan yang mampu bersaing di era global dan ber Imtaq tinggi. b. Misi
1) Menyiapkan tamatan yang menguasai IPTEK dan mempunyai iman & taqwa. 2) Menyiapkan tamatan siap masuk kerja. 3) Menyiapkan tamatan yang mempunyai jiwa kewirausahaan. 4) Menyiapkan tamatan yang cerdas, jujur dan bermoral. 5) Menyiapkan tamatan dengan kompetensi bertaraf internasional. 6) Menyelenggarakan sekolah dengan pelayanan bertaraf internasional. 3. Tujuan Sekolah a. Tahun 2014 siswa memiliki kompetensi penguasaan konsep untuk seluruh mata pelajaran secara komprehensif dan benar sehingga mampu berkompetisi ditingkat nasional dan mampu berkompetisi di tingkat internasional b. Tahun 2014 siswa mampu menggunakan Bahasa Inggris sebagai alat komunikasi untuk mendapatkan pengetahuan yang lebih luas c. Tahun 2014 siswa mampu membangun kebiasaan yang aktif untuk mencari informasi menggunakan teknologi informasi. d. Tahun 2014 sekolah memiliki sarana dan prasarana penunjang PBM yang lengkap. e. Tahun 2014 sekolah memiliki guru dan tenaga pendukung yang handal untuk mendukung seluruh manajemen sekolah. f. Sekolah memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan seluruh warga sekolah, stake holders dan instansi serta institusi pendukung pendidikan lainnya. g. Siswa memiliki, mengaplikasikan dan meningkatkan nilai-nilai ketuhanan serta nilai-nilai kehidupan yang bersifat universal dalam kehidupannya. 4. Potensi Sekolah a. Luas Lahan
: 66.587 m2
b.
: 16.657 m2
Bangunan
c.
Lahan Kosong
: 49.930 m2
d. Kapasitas Listrik
: 35.000 watt
e. Sumber Air Bersih
: 1. Sumur Dalam 2. PDAM
5. Keadaan Siswa SMK N 2 Salatiga Tingkat Bangunan Elektro Mesin 123 160 160 I 139 144 144 II 94 106 137 III 356 410 441 Jumlah JumlahKeseluruhan
Informatika 64 72 71 207
Jumlah 507 499 408 1414
6. Keadaan Guru / Karyawan SMK N 2 Salatiga: Status Produktif PNS 61 GTT 4 PTT Jumlah 65 Jumlahkeseluruhan
Normatif Adaptif 32 13 45
Karyawan 4 17 21 131
7. Jumlah Institusi Pasangan Skala Jumlah
Nasional Multinasional 115 6 Jumlahkeseluruhan
8. Kelulusan dan Nilai rata rata Ujian Nasional Tahun lulus 2002 2003 2004 2005
Jumlah Alumni 92 193 185 199
% Lulus 100 100 100 100
Rata Sekolah 5.46 6.67 5.87 7.16
LuarNegeri 1 122
2006 2007 2008 2009 2010 2011
197 200 260 266 298 401
98 100 97 100 100 100
7.86 8.30 7.55 8.44 8.31 8.45
9. Keterserapan lulusan : Tahun lulus 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2012
Jumlah Alumni 92 193 185 199 197 200 260 266 298 401
Bekerja Kuliah 62 128 140 151 150 160 199 185 204
2 21 19 20 10 12 13 20 32
Tidak Terdeteksi 28 44 26 28 37 28 48 61
Prosentase Terserap 69.57 77.20 85.95 85.93 81.22 86.00 81.54 77.07
80.56 10. Prestasi Kejuaraan Siswa : Tingkat Kejuaraan Akademik Kota 32 Karesidenan 10 Provinsi 27 Nasional 5 Internasional / Dunia 1 Jumlah 75 JumlahKeseluruhan
11. Bidang Keahlian a. Teknik Bangunan : 1) Teknik Konstruksi Kayu 2) Teknik Konstruksi Batu dan Beton 3) Teknik Gambar Bangunan b. Teknik Elektro:
Non Akademik 19 3 2 24 68
1) Teknik Audio Video 2) Teknik Elektronika Industri c. Teknik Mesin : 1) Teknik Mekanik Otomotif 2) Teknik Pemesinan d. Teknik Teknologi Komputer dan Jaringan
12. Kondisi Tenaga Pendidik (guru) Tabel 3.1 Kondisi Tenaga Pendidik
No
Nama Mata Pelajaran
Status Kepegawaian
Total Guru
PNS GT
1
2
Normatif Pendidikan Agama Islam Pendidikan Agama Protestan Pendidikan Agama Katolik Pendidikan Agama Hindu Pendidikan Agama Budha Pendidikan Agama Konghuchu Bahasa Indonesia Pendidikan Kewarganegaraan & Sejarah Pendidikan Jasmani & Olah Raga Seni & Budaya BP/ BK Muatan Lokal Adaptif Matematika Bahasa Inggris KKPI IPA IPS Kewirausahaan
4 1
3
G T T
Pendidikan
Non PNS G G T T T
Dip
S1/ D4
S2
1 1
2 1
1
1
1
1
1
1
1
4 3
2 2
3
2
2 6 2
3
4 3
3 3
3
3
2 6 2
2 5 1
10 8 2 2 2 2
8 7 1 2 2 1
1 1 2 1 1
1
9 7 2 2 2 2
2
lulus Sertifi kasi profesi
1 1
1
6 6
2 1
3
Fisika Kimia Biologi Ekonomi Pelayanan Prima Bahasa asing ( Jepang ). Produktif T. BANGUNAN T. ELEKTRONIKA T. MEKANIK OTOMOTIF T. PEMESINAN T. KOMPUTER JARINGAN TOTAL
3 1
3 1
3 1
1
1
1
2
1
1
21 20 13
20 18 12
1 2 1
8 9
6 4
2 5
131
107
24
2 1
13. T enaga
2 1
17 19 13
3 1
7 7
1
1 2
119
10
Kepend
20 14 9
idikan
5 2
1
Tabel 3.2 Tenaga Kepend
78
idikan
No
1. 2 3 4 5 6. 7.
Status Kepegawaian NON PNS PNS P P P P T T T T T T
Total Pegaw ai
Tenaga Kependidikan
Kepala tata usaha Tenaga teknis keuangan Tenaga perpustakaan Tenaga laboratorium Tenaga teknis praktek kejuruan Pesuruh/ Penjaga sekolah Tenaga administrasi lainnya TOTAL
3 2
2
Pendidikan
SLTA
Dip
1 2
4
S1/ D4
S2
3 2
4
4
14
1
13
14
7
2
5
5
30
5
25
1
1
4
3
14. Kondisi Siswa SMK N 2 Salatiga Tabel 3.3 Kondisi Siswa
P
L
P
Tk.3 L
P
Rombel
L
Tk. 2
Rombel
Tk.1
Rombel
Kompetensi Keahlian
Rombel
SISWA
L
P
Total Sisw a L+P
Tk.4
T. GAMBAR BANGUNAN
2
39
29
2
29
28
2
38
26
-
-
-
189
T. KONSTRUKSI BATU BETON
1
33
1
1
26
5
1
20
4
-
-
-
89
T. KONSTRUKSI KAYU
1
20
2
1
27
2
1
31
0
-
-
-
82
T. AUDIO VIDEO
2
49
15
2
52
13
2
48
13
-
-
-
190
T. ELEKTRONIKA INDUSTRI
3
73
23
3
66
29
2
62
8
-
-
-
261
T. MEKANIK OTOMOTIF
3
94
3
3
93
2
2
66
4
-
-
-
262
T. PEMESINAN
2
64
1
2
64
1
2
65
0
-
-
-
195
T. KOMPUTER JARINGAN TOTAL
2 16
34
30
2
35
406 104 16 392
29
2
46
109 14 376
25 80
-
-
-
199
-
-
-
1467
15. Tamatan SMK Negeri 2 Salatiga berusaha semaksimal mungkin menghasilkan tamatan yang mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a. Siap memasuki lapangan kerja serta dapat mengembangkan sikap profesional dalam lingkup bidang keahlian yang dipilihnya. b. Mampu memilih karier, mampu berkompetensi dan mampu mengembangkan diri dalam lingkup bidang keahlian yang dipilihnya. c. Siap menjadi tenaga kerja tingkat menengah untuk mengisi kebutuhan dunia usaha dan industri (DU/DI) saat ini maupun masa yang akan datang dalam lingkup bidang keahlian yang dipilihnya. d. Dapat menjadi warga negara yang produktif, adaptif dan kreatif. B. Penyajian Data Hasil Penelitian 1. Responden Penelitian Apabila subjek kurang dari seratus orang lebih baik diambil semuanya. Sedangkan apabila subjek lebih dari seratus maka diambil sampel antara 10-25% atau 25-50% (Arikunto, 2006: 112). Dari pendapat Arikunto di atas, dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan hipotesis saja, karena responden kurang dari 100, yaitu kelas XI A dan XI B berjumlah 63 siswa. Sedangkan nama-nama responden tertera pada tabel di bawah ini : Tabel 3.4 Data Responden No 1 2 3
Nama MSA AM WD
Jenis kelamin L √ √ √
P
4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
MC AR MF MA KN DV HC GN MB HA HA RM NA AH SA AC UA DS AR DW DN ISA DS WB MK NNG VY LH MA MAK AW AD AND YC FBD FS RI AFA SA AF MR EDA AS ESA AOA DAM ABY AS
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
MTA NH YN FTU AS FAF AYKP FA JG RNR PA AH
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
2. Hasil Data Mentah Data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Salatiga . Untuk itu peneliti membagikan tiga macam angket yang masing-masing angket berisikan 15 item soal kepada responden. Masing-masing pertanyaan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai jawaban a bernilai sangat tinggi dengan skor 4, jawaban b bernilai tinggi dengan skor 3, jawaban c bernilai sedang dengan skor 2 dan jawaban d bernilai rendah dengan skor 1. Angket pertama berisi pertanyaan tentang kedisiplinan guru, sedangkan angket kedua berisi pertanyaan tentang empati guru dan angket ketiga berisi pertanyaan tentang motivasi belajar PAI siswa. Untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru dan motivasi belajar PAI siswa kelas XI di SMK N 2 Salatiga, maka penulis sajikan data berdasarkan hasil angket yang penulis sebarkan.
Tabel 3.5 Hasil Angket Kedisiplinan Guru SMK N 2 Salatiga no res
butir soal dan jawaban 1
2
3
4
5
6
7
nominasi
8
9
10
11
12
13
14
15
1
a B a b a b b a
b
b
b
c
d
a
b
2
b A c b b c
c
b
a
b
a
a
b
b
b
3
b A a b a a
a b
b
c
b
b
b
b
b
4
b A a b b a
b b
a
b
b
b
a
a
b
5
b B b a a a
a b
c
b
a
a
b
a
b
6
a A a b b a
b a
a
c
b
c
b
d
b
7
b A b a a d b b
a
b
a
c
c
c
c
8
b B b a d a
b b
b
a
b
a
b
c
b
9
a B a a b b b a
b
b
b
a
b
b
b
10
a A b b a b a b
b
b
c
b
a
a
d
11
a A a c c
b
a
d
a
c
a
b
12
c A a c a a
a b
b
c
a
a
d
b
a
13
a B b a a b b b
a
c
b
b
a
a
d
14
a B a b b b a
a
b
b
b
a
b
b
a
15
b B b a b c
b a
b
a
d
a
b
a
a
16
a D a b a b
c
b
a
a
b
b
a
a
b
17
c A b c a a
b
c
a
b
a
a
d
b
a
18
a B b b a b a
c
b
a
d
a
b
a
b
19
b B a a b a
a b
b
c
a
b
d
b
c
20
a B c a c
a
a b
c
b
c
a
c
b
d
21
a C a b a
c
a b
c
a
a
a
c
d
a
22
b D c b a b a b
b
a
a
b
b
a
b
b a b
a
b
c
d
5
8
1
1
4
8
3
0
5
9
1
0
6
9
0
0
7
7
1
0
6
6
2
1
5
5
4
1
4
9
1
1
5
1 0
0
0
6
7
1
1
7
4
3
1
8
3
3
1
6
7
1
1
6
9
0
0
6
7
1
1
7
6
1
1
7
4
3
1
6
7
1
1
5
7
2
1
5
4
5
1
8
2
4
1
5
8
1
1
23
a B b c b a
c
a
c
b
a
c
b
a
a
24
a B a a c
a b
b
c
a
b
c
a
c
25
b C c b b c
a
a
b
c
a
b
b
a
b
26
b B a a b b a b
b
b
a
c
a
c
a
27
c B a c b c
c
a
a
b
b
a
b
b
a
28
b A b a b b a
a
b
b
a
a
a
b
b
29
a A b c a b b a
c
a
b
c
c
b
c
30
a B a a c
a
b
c
a
b
b
a
b
31
b C b c a b b a
c
a
b
a
b
a
a
32
a A c b a a
c
c
a
a
b
c
a
b
33
b A a b a b a b
a
b
b
d
a
a
a
34
a A a c b a
b
c
a
b
c
b
a
d
c
35
a B c b a a
b b
a
b
a
a
b
b
a
36
a A c b a a
c
b
a
c
a
b
b
a
b
37
a A b b a
b a
a
b
c
d
b
b
b
38
b A a b b a
b
c
a
a
c
c
c
c
d
39
a b a c a b
c
a
a
a
c
c
a
a
d
40
a b a a a b b a
b
b
b
b
b
c
d
41
b a a a b b b b
a
a
c
a
c
c
c
42
a a b b d a
b
c
b
a
c
a
c
c
c
43
a a b a a
c
c
b
b
c
b
b
b
b
c
44
b b b b a b
c
b
b
b
c
a
b
b
b
45
a d b d b a
c
a
c
a
b
a
a
a
b
46
b b a c a b
c
b
c
a
b
a
b
b
c
47
b a a c b a
b a
b
a
c
a
b
a
c
c
b a
c
b
6
5
4
0
6
4
5
0
4
7
4
0
6
7
2
0
5
6
4
0
7
8
0
0
5
5
5
0
7
6
2
0
6
6
3
0
7
4
4
0
8
6
0
1
6
4
4
1
7
7
1
0
7
5
3
0
5
7
2
1
5
4
5
1
8
2
4
1
5
8
1
1
6
5
4
0
6
4
5
0
4
7
4
0
2
1 1
2
0
7
4
2
2
4
7
4
0
7
5
3
0
48
a a b b c
b b b
b
c
b
a
b
b
c
49
a a b a a
c
a
c
a
b
b
a
c
a
a
50
a b b a b a
c
b
a
b
a
d
a
b
b
51
b a b a b a
a
a
d
b
b
a
b
a
a
52
a a b b a b
c
a
c
a
d
a
b
b
a
53
a c a a b b b a
a
b
a
a
a
b
a
54
b a a a b a
a b
b
a
a
a
b
a
a
55
a a a b a b a b
b
a
a
b
a
b
a
56
c c b b a
c
d
a
a
b
a
b
a
57
a a b b a b a b
a
a
a
b
b
a
b
58
b a a a b a
c
a
b
b
a
a
a
a
59
a a a a b b b a
b
b
a
a
b
a
a
60
a b a b a b b a
a
b
c
b
b
c
b
61
b a a b a b a b
a
b
a
a
b
b
a
62
b a b a b a
b
c
a
b
b
a
a
b
a
63
b a b a a
b a
b
d
a
c
a
a
d
c
c
a
b
3
9
3
0
9
3
3
0
6
7
1
1
8
6
0
1
7
5
2
1
9
5
1
0
10
5
0
0
9
6
0
0
6
4
4
1
8
7
0
0
9
5
1
0
9
6
0
0
5
8
2
0
8
7
0
0
7
7
1
0
7
4
2
2
Tabel 3.6 Hasil Angket Empati Guru SMK N 2 Salatiga No Res
Butir soal dan Jawaban 1
2
3
4
5
6
7 8
9
Nominasi
10
11
12
13
14
15
1
a a b
a b
a b b b B
b
c
d
c
d
2
a a a
b a
a b b a B
b
b
b
c
a
A
B
C
D
4
7
2
2
7
7
1
0
3
a a a
a b
a b a b B
c
c
b
b
d
4
a a b
a b
a b a b A
c
b
d
b
b
5
a a a
b b
a c b b A
b
b
a
d
c
6
a b a
b b
b a b b A
c
c
c
b
d
7
a b a
a
a
b a d b C
c
b
c
b
c
8
b a b
a b
a a b b B
c
b
c
c
d
9
b a b
a
a
a a a a B
b
b
b
b
b
10
b b b
a
a
a a a a A
b
b
b
b
c
11
a a a
a b
a a b a D
d
a
c
c
c
12
a a a
b b
b b c b C
b
c
c
d
d
13
a b a
a b
a b a b D
b
b
c
c
c
14
a b a
a
a
a b a b B
b
b
b
c
d
15
a a a
a
a
b a a b B
b
b
b
d
c
16
b a a
a
a
a a b a B
b
b
b
b
b
17
a a b
a
a
a b a b B
c
c
c
c
c
18
a b b
b a
b b a b B
a
c
c
c
c
19
b a a
b b
a a a b B
a
a
c
b
b
20
b a b
a
a
b b b b B
d
b
c
b
b
21
b a b
b a
b a b b A
b
b
b
c
d
22
a a b
a
a
a b a b A
a
b
b
b
b
23
a b a
b a
a a a b B
b
b
b
b
c
24
a a a
b a
b a b a B
a
b
b
b
c
25
a b a
b a
a a a a A
b
b
b
b
b
26
a a a
a
a
b a a b B
b
c
c
c
c
27
a b a
a
a
a b a b A
a
b
d
b
b
6
6
2
1
6
7
1 1
6
6
2 1
4
7
3 1
5
5
4 1
4
7
3 1
7
8
0 0
7
7
1 0
8
2
3 2
3
6
4 2
5
6
3 1
6
7
1
1
7
6
1
1
7
8
0 0
6
4
5
0
4
7
4
0
7
7
1 0
3
10
1 1
4
9
1 1
8
7
0 0
6
8
1 0
7
7
1 0
8
7
0 0
7
4
4
0
8
6
0
1
28
a b a
b a
b a b a B
a
b
b
b
b
29
a a a
a
a
b b a a A
b
b
b
c
c
30
b a a
a
a
a b a a A
b
b
b
b
c
31
a b b
b a
a a b b A
a
a
a
a
b
32
c a a
a
a
a a a a A
b
b
b
b
d
33
b b b
a
a
a a a a A
b
a
b
d
b
34
a a a
b a
b a b a B
a
b
b
b
b
35
b a b
a b
a a a a A
b
a
b
a
b
36
a a a
b a
a a a b A
b
a
b
b
c
37
c a a
a b
a b b b C
b
b
b
c
c
38
a a b
b b
b b b b C
b
b
c
b
b
39
a a a
a
a
b a b a B
a
b
b
b
b
40
a b b
a b
b a b b A
a
b
a
a
a
41
b a b
a b
a b a a A
b
b
b
b
c
42
a a b
a b
a b b b B
b
b
b
c
c
43
a b a
b a
b a a b A
b
a
b
b
b
44
a a a
a
a
b a b a B
a
b
b
c
d
45
a a a
a
a
a c a a A
b
b
b
b
b
46
b a a
a
a
b b a b B
b
b
b
b
b
47
c a a
a
a
a d a a A
b
a
b
b
b
48
a a a
b a
b b a b A
a
b
b
b
b
49
b a a
a
a
a b a b B
b
b
a
c
b
50
a a a
b b
b b a b A
b
a
b
c
d
51
a a a
a
d a a a B
b
b
b
b
b
52
a a a
d a
a a a c
b
b
b
b
b
a
C
6
9
0 0
8
5
2 0
8
6
1 0
9
6
0 0
9
4
1 1
8
6
0 1
7
8
0 0
9
6
0 0
9
5
1 0
4
7
4
0
2
11
2
0
8
7
0 0
8
7
0 0
6
8
1 0
4
9
2 0
7
8
0 0
8
5
1 1
9
5
1 0
5
10
0 0
9
4
1 1
7
8
0 0
7
7
1 0
6
7
1 1
8
6
0 1
7
5
2 1
53
a a a
b a
b b b b B
b
b
b
d
c
54
a a a
d a
a a c b B
b
b
b
b
b
55
b b b
a
a
a a a b A
b
a
a
a
b
56
a a a
c
b
a a a b B
b
b
b
b
b
57
b a a
a
a
b b a a A
a
b
b
b
b
58
a c a
c
a
d b b a B
b
a
b
a
b
59
b a b
a
a
a a a b A
a
b
a
b
b
60
b a c
a b
a c a b A
b
b
b
b
b
61
b b b
a
a
a a a a A
a
b
b
b
b
62
b a c
a
a
a a a a B
b
b
b
b
b
63
b b a
a b
a a a a B
c
b
b
b
d
4
9
1 1
6
7
1 1
9
6
0 0
6
8
1 0
8
7
0 0
6
6
2 1
9
6
0 0
5
8
2 0
8
7
0 0
7
7
1 0
6
7
1 1
Tabel 3.7 Hasil Angket Motivasi Belajar Siswa SMK N 2 Salatiga Butir soal dan jawaban
Nominasi
No 1
Res
1 2 3 4 5 6 7 8
9 10
12
13
14
15
A
b
c
D
1
1
a a b b a b d b b B
b
a
a
a
a
7
7 0 1
2
b a b a a a b b b A
a
a
a
b
a
9
6 0 0
3
a a a b b c a b b B
b
b
a
a
a
7
7 1 0
4
a b a b a a b b b B
c
b
a
b
a
6
8 1 0
5
a a b b b b b b a A
b
a
a
a
a
8
7 0 0
6
a a b b a a b b b A
c
c
d
b
b
5
7 2 1
7
a a b b a b b b b B
d
b
a
a
c
5
8 1 1
8
a b b a a b c c b B
d
c
d
c
a
4
5 4 2
9
a a b b b a a a b B
b
b
a
a
b
7
8 0 0
10
a b b a a a a a a A
a
b
b
b
b
9
6 0 0
11
a b a a b a a b b C
a
c
b
b
c
6
6 3 0
12
b b a b a b a a b C
a
b
b
b
b
5
9 1 0
13
a b a a b b b b a A
c
a
a
b
b
7
7 1 0
14
a b a a a b a b a B
b
c
b
b
b
6
8 1 0
15
b a a b a b c c d C
d
b
b
b
b
3
7 3 2
16
a a b a b b a a b B
b
a
a
d
b
7
7 0 1
17
b a b b b a a a b A
b
a
b
b
a
7
8 0 0
18
b b a b a b b a a B
a
b
b
a
a
8
7 0 0
19
a b c b b a b b a B
b
a
a
b
a
8
6 1 0
20
c a b a d b a a b D
b
a
d
b
b
5
6 1 3
21
a a b c a b b d b A
a
b
b
a
b
6
7 1 1
22
a a b b a b a a a B
b
a
b
b
a
8
7 0 0
23
d a c b a a b a a B
a
b
a
b
a
8
5 1 1
24
a b a a d b b a a B
d
a
b
c
b
6
6 1 2
25
a a b b b a a a b B
b
a
b
a
a
8
7 0 0
26
b a a a a a a a a B
b
a
a
b
a
11
4 0 0
27
b a a b b a a b a A
b
a
a
a
b
9
6 0 0
28
a b a b a a b b b A
b
a
b
b
b
6
9 0 0
29
a a c b a b a c a A
b
a
b
b
a
8
5 2 0
30
c b a b a a a b b B
b
a
b
b
b
5
9 1 0
31
b a b b a a b b a A
b
b
a
b
c
6
8 1 0
32
a b b c a a b b a B
b
a
a
b
a
7
7 1 0
33
a a a a b a a a b A
b
b
d
b
b
8
6 0 1
34
a a b b b a b a a B
b
a
b
b
a
7
8 0 0
35
a b a a b b a a b A
b
a
a
b
a
9
6 0 0
36
b a b b a a a b a A
d
a
b
a
a
9
5 1 0
37
c a a c d a d b d A
b
b
a
a
b
6
4 2 3
38
a a a b a b a a a A
b
b
a
a
b
6
9 0 0
39
a a b b a a b a b A
b
a
a
a
b
9
6 0 0
40
b b a a a b a a b A
b
a
a
a
b
9
6 0 0
41
c a c c b d b c d A
c
c
b
a
a
4
3 6 2
42
a a a b b a a b b A
b
a
a
b
a
9
6 0 0
43
b b a a b a a b a A
a
b
a
b
a
6
9 0 0
44
a a b b a a a b c A
b
b
a
a
d
8
5 1 1
45
a a a b b a b b a A
b
b
a
a
a
9
6 0 0
46
a a a a a a b b a A
b
a
b
c
a
10
4 1 0
47
b a a b a b b a a B
a
a
b
a
a
9
6 0 0
48
c b a b b a a c b A
b
b
a
b
b
5
8 2 0
49
a a b b b a c b a A
b
a
b
a
b
7
7 1 0
50
b a b a b a b a a A
b
a
a
b
b
8
7 0 0
51
a d b a a a b b a B
a
b
b
a
b
7
7 0 1
52
b a a b a a b a b A
b
b
b
a
b
7
8 0 0
53
b a b a b a a b a A
b
a
a
b
a
9
6 0 0
54
a b a a a b a a b B
a
a
a
b
a
10
5 0 0
55
b a a a b a a a a B
a
a
b
a
a
11
4 0 0
56
a b a b a a a c a A
b
a
a
b
a
10
4 1 0
57
a a b a b a b a b A
a
b
b
a
b
8
7 0 0
58
a b b b b a b a a B
a
a
b
a
a
8
7 0 0
59
a a b a a b a a b B
a
b
a
a
b
9
6 0 0
60
b a c a a c b a a C
b
b
a
a
b
7
5 3 0
61
a b a a b a b b a B
a
a
b
b
a
8
7 0 0
62
b b a a b a a a b A
a
b
b
a
a
9
6 0 0
63
a b b a a b b b a B
c
a
a
b
b
6
8 1 0
Dari jawaban responden diatas dapat diambil secara garis besar bahwa : Skor tertinggi dan terendah untuk angket variabel X1 (Kedisiplinan Guru) berturut-turut adalah 55 dan 43. Skor tertinggi dan terendah untuk angket variabel X2 (Empati Guru) berturut-turut adalah 56 dan 47. Skor tertinggi dan terendah untuk angket y (Motivasi Belajar PAI Siswa) berturutturut adalah 56 dan 39.
BAB IV ANALISIS DATA
Pembahasan pada bab ini yaitu untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI teknik computer dan jaringan SMK N 2 Salatiga. Penulis akan menganalisis ketiga variabel tersebut dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan koefisien regresi ganda. Adapun cara menganalisanya, penulis menggunakan 3 tahap yaitu : 1) Analisis persepsi tentang kedisiplinan guru, 2) Analisis persepsi tentang empati guru, 3) Analisis motivasi belajar PAI siswa. A. Analisis Deskriptif Dalam analisis deskriptif, penulis akan menyajikan analisis data dalam rangka untuk mengetahui bagaimana pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru dan empati guru terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI teknik computer dan jaringan SMK N 2 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. 1. Analisis Persepsi Tentang Kedisiplinan Guru Pengambilan data mengenai pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru terkait dengan motivasi belajar PAI siswa diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 item atau pernyataan. Masing-masing pernyataan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : a. Siswa yang menjawab (A) diberi skor 4 b. Siswa yang menjawab (B) diberi skor 3 c. Siswa yang menjawab (C) diberi skor 2 d. Siswa yang menjawab (D) diberi skor 1
Selanjutnya, analisis data ini digunakan untuk mencari nominasi didasarkan pada jumlah nilai yang diperoleh dari hasil angket yang diisi siswa. Nilai yang diperoleh kemudian diklasifikasikan untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar pendidikan agama islam siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. Adapun jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 63 siswa. Berikut adalah data nomor absensi siswa beserta jawaban dan skornya : Tabel 3.8 Hasil Angket Kedisiplinan Guru No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
Klasifikasi jumlah jawaban A B C D 5 8 1 1 4 8 3 0 5 9 1 0 6 9 0 0 7 7 1 0 6 6 2 1 5 5 4 1 4 9 1 1 5 10 0 0 6 7 1 1 7 4 3 1 8 3 3 1 6 7 1 1 6 9 0 0 6 7 1 1 7 6 1 1 7 4 3 1 6 7 1 1 5 7 2 1 5 4 5 1 8 2 4 1 5 8 1 1 6 5 4 0 6 4 5 0 4 7 4 0 6 7 2 0 5 6 4 0 7 8 0 0 5 5 5 0
Jumlah Skor Tiap Item 4 3 2 1 20 24 2 1 16 24 6 0 20 27 2 0 24 27 0 0 28 21 2 0 24 18 4 1 20 15 8 1 16 27 2 1 20 30 0 0 24 21 2 1 28 12 6 1 32 9 6 1 24 21 2 1 24 27 0 0 24 21 2 1 28 18 2 1 28 12 6 1 24 21 2 1 20 21 4 1 20 12 10 1 32 6 8 1 20 24 2 1 24 15 8 0 24 12 10 0 16 21 8 0 24 21 4 0 20 18 8 0 28 24 0 0 20 15 10 0
Skor
47 46 49 51 51 47 44 46 50 48 47 48 48 51 48 49 47 48 46 43 47 47 47 46 45 49 46 52 45
30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
7 6 7 8 6 7 7 5 5 8 5 6 6 4 2 7 4 7 3 9 6 8 7 9 10 9 6 8 9 9 5 8 7 7
6 6 4 6 4 7 5 7 4 2 8 5 4 7 11 4 7 5 9 3 7 6 5 5 5 6 4 7 5 6 8 7 7 4
2 3 4 0 4 1 3 2 5 4 1 4 5 4 2 2 4 3 3 3 1 0 2 1 0 0 4 0 1 0 2 0 1 2
0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
28 24 28 32 24 28 28 20 20 32 20 24 24 16 8 28 16 28 12 36 24 32 28 36 40 36 24 32 36 36 20 32 28 28
18 18 12 18 12 21 15 21 12 6 24 15 12 21 33 12 21 15 27 9 21 18 15 15 15 18 12 21 15 18 24 21 21 12
4 6 8 0 8 2 6 4 10 8 2 8 10 8 4 4 8 6 6 6 2 0 4 2 0 0 8 0 2 0 4 0 2 4
0 0 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 2 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 2
50 48 48 51 45 51 49 46 43 47 47 47 46 45 45 46 45 49 45 51 48 51 48 53 55 54 45 53 53 54 48 53 51 46
Dari data (tabel 3.8) dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori (A) adalah 24 siswa dan kategori tinggi (B) ada 39 siswa, kategori sedang (C) ada 0 siswa, dan kategori rendah (D) ada 0 siswa. untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut : (
)
Keterangan :
i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
dibulatkan menjadi 12 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: a. Nominasi A adalah nilai 49 - 60 sangat tinggi (ST) b. Nominasi B adalah nilai 38 – 48 tinggi (T) c. Nominasi C adalah nilai 27 – 37 sedang (S) d. Nominasi D adalah nilai 15 – 26
rendah (R)
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing masing skor dan nominasinya sebagai berikut : Tabel 3.9 Skor dan nominasi Pengaruh persepsi tentang kedisiplinan Guru No
Skor
Nominasi
1 2
47 46
T T
3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
49 51 51 47 44 46 50 48 47 48 48 51 48 49 47 48 46 43 47 47 47 46 45 49 46 52 45 50 48 48 51 45 51 49 46 43 47 47 47 46 45 45 46 45 49 45 51 48
ST ST ST T T T ST T T T T ST T ST T T T T T T T T T ST T ST T ST T T ST T ST ST T T T T T T T T T T ST T ST T
51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
51 48 53 55 54 45 53 53 54 48 53 51 46
ST T ST ST ST T ST ST ST T ST ST T
Setelah interval dan nominasi didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
Keterangan : P
= Presentase perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total responden
a. Kategori skor sangat tinggi (A) = = 38,0%
b. Kategori skor tinggi (B)
= = 62,0 %
c. Kategori skor sedang (C) = 0 d. Kategori skor rendah (D) = 0
Tabel 4.0 Interval dan Prosentase Pengaruh Persepsi Tentang Kedisiplinan Guru No 1 2 3 4
Interval 48- 58 37- 47 26- 36 15- 25 JUMLAH
Frekuensi 24 39 0 0 63
Prosentase 38,0% 62,0% 0% 0% 100 %
Nominasi A B C D
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nominasi antara 49– 60 berarti Persepsi kedisiplinan guru dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 24 siswa atau 38,0%. b. Nominasi antara 38 – 48 berarti Persepsi kedisiplinan guru dikatakan tinggi (B) sebanyak 39 siswa atau 62,0 %. c. Nominasi antara 26 – 36 berarti Persepsi kedisiplinan guru dikatakan sedang (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %. d. Nominasi antara 15 – 25 berarti Persepsi kedisiplinan guru dikatakan rendah (D) sebanyak 0 siswa atau 0 % Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah pertama yaitu “Bagaimanakah pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014?”. 2. Analisis Persepsi Tentang Empati Guru Untuk mengetahui data mengenai pengaruh persepsi tentang empati guru terkait dengan motivasi belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15
item atau pernyataan. Masing-masing pernyataan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : a. Siswa yang menjawab (A) diberi skor 4 b. Siswa yang menjawab (B) diberi skor 3 c. Siswa yang menjawab (C) diberi skor 2 d. Siswa yang menjawab (D) diberi skor 1 Adapun jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 63 siswa. Berikut adalah data nomor absensi siswa beserta jawaban dan skornya : Tabel 4.1 Hasil Angket Persepsi Siswa tentang Empati Guru (x2) No
Klasifikasi jumlah jawaban A B C D
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
4 7 6
7 7 6
2 1 2
2 0 1
6 6 4 5 4 7 7 8 3 5
7 6 7 5 7 8 7 2 6 6
1 2 3 4 3 0 1 3 4 3
1 1 1 1 1 0 0 2 2 1
6 7
7 6
1 1
1 1
7
8
0
0
6 4
4 7
5 4
0 0
7 3 4 8 6 7 8
7 10 9 7 8 7 7
1 1 1 0 1 1 0
0 1 1 0 0 0 0
7
4
4
0
Jumlah Skor Tiap Item 4 3 2 1 16 21 4 2 28 21 2 0 24 18 4 1 24 21 2 1 24 18 4 1 16 21 6 1 20 15 8 1 16 21 6 1 28 24 0 0 28 21 2 0 32 6 6 2 12 18 8 2 20 18 6 1 24 21 2 1 28 18 2 1 28 24 0 0 24 12 10 0 16 21 8 0 28 21 2 0 12 30 2 1 16 27 2 1 32 21 0 0 24 24 2 0 28 21 2 0 32 21 0 0 28 12 8 0
Skor
43 51 47 48 47 44 44 44 52 51 46 40 45 48 49 52 46 45 51 45 46 53 50 51 53 48
27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
8
6
0
1
6 8 8 9 9 8 7 9 9
9 5 6 6 4 6 8 6 5
0 2 1 0 1 0 0 0 1
0 0 0 0 1 1 0 0 0
4 2
7 11
4 2
0 0
8 8 6 4 7 8 9 5 9 7 7 6 8 7 4 6 9 6 8 6 9 5 8 7 6
7 7 8 9 8 5 5 10 4 8 7 7 6 5 9 7 6 8 7 6 6 8 7 7 7
0 0 1 2 0 1 1 0 1 0 1 1 0 2 1 1 0 1 0 2 0 2 0 1 1
0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
32 24 32 32 36 36 32 28 36 36 16 8 32 32 24 16 28 32 36 20 36 28 28 24 32 28 16 24 36 24 32 24 36 20 32 28 24
18 27 15 18 18 12 18 24 18 15 21 33 21 21 24 27 24 15 15 30 12 24 21 21 18 15 27 21 18 24 21 18 18 24 21 21 21
0 0 4 2 0 2 0 0 0 2 8 4 0 0 2 4 0 2 2 0 2 0 2 2 0 4 2 2 0 2 0 4 0 4 0 2 2
1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 1
51 51 51 52 54 51 51 52 54 53 45 45 53 53 50 47 52 50 53 50 51 52 51 48 51 48 46 48 54 50 53 47 54 48 53 51 48
Dari data (tabel 4.1) dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori (A) adalah 37 siswa dan kategori tinggi (B) ada 26 siswa, kategori sedang (C) ada 0 siswa, dan kategori rendah (D) ada 0 siswa. untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut : (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
dibulatkan menjadi 12 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: a. Nominasi A adalah nilai 49 - 60 sangat tinggi (ST) b. Nominasi B adalah nilai 38 – 48 tinggi (T) c. Nominasi C adalah nilai 27 – 37 sedang (S) d. Nominasi D adalah nilai 15 – 26
rendah (R)
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing masing skor dan nominasinya sebagai berikut :
Tabel 4.2
Skor dan nominasi Persepsi Tentang Empati Guru No
Skor
Nominasi
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42
43 51 47 48 47 44 44 44 52 51 46 40 45 48 49 52 46 45 51 45 46 53 50 51 53 48 51 51 51 52 54 51 51 52 54 53 45 45 53 53 50 47
T ST T T T T T T ST ST T T T T ST ST T T ST T T ST ST ST ST T ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST T T ST ST ST T
43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
52 50 53 50 51 52 51 48 51 48 46 48 54 50 53 47 54 48 53 51 48
ST ST ST ST ST ST ST T ST T T T ST ST ST T ST T ST ST T
Setelah intervalnya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
Keterangan : P
= Presentase perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total responden
a. Kategori skor sangat tinggi (A)
= = 58,7%
b. Kategori skor tinggi (B)
= = 41,3%
c. Kategori skor sedang (C) = 0 d. Kategori skor rendah (D) = 0 Tabel 4.3 Interval dan Prosentase Persepsi Empati Guru No 1 2 3 4
Interval 48- 58 37- 47 26- 36 15- 25 JUMLAH
Frekuensi 37 26 0 0 63
Prosentase 58,7% 41,3% 0% 0% 100 %
Nominasi A B C D
Keterangan Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nominasi antara 49– 60 berarti persepsi empati guru dikatakan sangat tinggi (A) sebanyak 37 siswa atau 58,7%. b. Nominasi antara 38 – 48 berarti persepsi kedisiplinan guru dikatakan tinggi (B) sebanyak 26 siswa atau 41,3 %. c. Nominasi antara 27 – 37 berarti persepsi empati guru dikatakan sedang (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %. d. Nominasi antara 15 – 26 berarti persepsi empati guru dikatakan rendah (D) sebanyak 0 siswa atau 0 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah kedua yaitu “Bagaimanakah persepsi tentang empati guru PAI oleh siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014?”. 3. Analisis Motivasi Belajar Siswa Untuk mengetahui data mengenai motivasi belajar siswa diperoleh dari penyebaran angket yang terdiri dari 15 item atau pernyataan. Masing-masing pernyataan tersedia 4 alternatif jawaban dengan bobot nilai sebagai berikut : a. Siswa yang menjawab (A) diberi skor 4
b. Siswa yang menjawab (B) diberi skor 3 c. Siswa yang menjawab (C) diberi skor 2 d. Siswa yang menjawab (D) diberi skor 1 Adapun jumlah siswa yang dijadikan objek sebanyak 63 siswa. Berikut adalah data nomor absensi siswa beserta jawaban dan skornya : Tabel 4.4 Hasil Angket Motivasi belajar PAI Siswa No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Klasifikasi jumlah jawaban A B C D 7 7 0 1 9 6 0 0 7 7 1 0 6 8 1 0 8 7 0 0 7 6 2 0 5 8 1 1 4 5 4 2 7 8 0 0 9 6 0 0 6 6 3 0 5 9 1 0 7 7 1 0 6 8 1 0 3 7 3 2 7 7 0 1 7 8 0 0 8 7 0 0 8 6 1 0 5 6 1 3 6 7 1 1 8 7 0 0 8 5 1 1 6 6 1 2 8 7 0 0 11 4 0 0 9 6 0 0 6 9 0 0 8 5 2 0 5 9 1 0 6 8 1 0 7 7 1 0 8 6 0 1
Jumlah Skor Tiap Item 4 3 2 1 28 21 0 1 36 18 0 0 28 21 2 0 24 24 2 0 32 21 0 0 28 18 4 0 20 24 2 1 16 15 8 2 28 24 0 0 36 18 0 0 24 18 6 0 20 27 2 0 28 21 2 0 24 24 2 0 12 21 6 2 28 21 0 1 28 24 0 0 32 21 0 0 32 18 2 0 20 18 2 3 24 21 2 1 32 21 0 0 32 15 2 1 24 18 2 2 32 21 0 0 44 12 0 0 36 18 0 0 24 27 0 0 32 15 4 0 20 27 2 0 24 24 2 0 28 21 2 0 32 18 0 1
Skor
50 54 51 50 53 50 47 41 52 54 48 49 51 50 41 50 52 53 52 43 48 53 50 46 53 56 54 51 51 49 50 51 51
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63
7 9 9 6 6 9 9 4 9 6 8 9 10 9 5 7 8 7 7 9 10 11 10 8 8 9 7 8 9 6
8 6 5 4 9 6 6 3 6 9 5 6 4 6 8 7 7 7 8 6 5 4 4 7 7 6 5 7 6 8
0 0 1 2 0 0 0 6 0 0 1 0 1 0 2 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 3 0 0 1
0 0 0 3 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
28 36 36 24 24 36 36 16 36 24 32 36 40 36 20 28 32 28 28 36 40 44 40 32 32 36 28 32 36 24
24 18 15 12 27 18 18 9 18 27 15 18 12 18 24 21 21 21 24 18 15 12 12 21 21 18 15 21 18 24
0 0 2 4 0 0 0 12 0 0 2 0 2 0 4 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 6 0 0 2
0 0 0 3 0 0 0 2 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
52 54 53 43 51 54 54 39 54 51 50 54 54 54 48 51 53 50 52 54 55 56 54 53 53 54 49 53 54 50
Dari data (tabel 4.4 ) dapat diketahui bahwa nilai sangat tinggi untuk kategori (A) adalah 53 siswa, dan kategori tinggi (B) ada 10 siswa, kategori sedang (C) ada 0 siswa, dan kategori rendah (D) ada 0 siswa. untuk memasukkan angka tersebut ke dalam rumus, maka dapat dicari lebar interval dengan rumus sebagai berikut : (
)
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval (
)
(
)
dibulatkan menjadi 12 Setelah diketahui lebar interval, maka ditetapkan klarifikasi dalam kategori sebagai berikut: a. Nominasi A adalah nilai 49 - 60 sangat tinggi (ST) b. Nominasi B adalah nilai 38 - 48 tinggi (T) c. Nominasi C adalah nilai 27 - 37 sedang (S) d. Nominasi D adalah nilai 15 - 26
rendah (R)
Setelah ditetapkan klarifikasi dalam kategori, maka dapat disimpulkan masing masing skor dan nominasinya sebagai berikut : Tabel 4.5 Skor dan nominasi Motivasi Belajar PAI Siswa No
Skor
Nominasi
1 2 3
50 54
ST ST ST
4 5 6 7 8
51 50 53 50 47 41
ST ST ST T T
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56
52 54 48 49 51 50 41 50 52 53 52 43 48 53 50 46 53 56 54 51 51 49 50 51 51 52 54 53 43 51 54 54 39 54 51 50 54 54 54 48 51 53 50 52 54 55 56 54
ST ST T ST ST ST T ST ST ST ST T T ST ST T ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST ST T ST ST ST T ST ST ST ST ST ST T ST ST ST ST ST ST ST ST
57 58 59 60 61 62 63
53 53 54 49 53 54 50
ST ST ST ST ST ST ST
Setelah interval dan nominasinya didapat, maka ditentukan frekuensi dan prosentase frekuensi keaktifan siswa sebagai berikut :
Keterangan : P
= Presentase perolehan
F
= Frekuensi
N
= Jumlah total responden
a. Kategori skor sangat tinggi (A)
= = 84,1 %
b. Kategori skor tinggi (B)
= = 15,9 %
c. Kategori skor sedang (C)
=0
d. Kategori skor rendah (D)
=0
Tabel 4.6 Interval dan Prosentase Motivasi Belajar PAI Siswa
No
Interval
Frekuensi
Prosentase
Nominasi
Keterangan
1 2 3 4
49- 60 38- 48 27- 37 15- 26 JUMLAH
53 10 0 0 63
84,1 % 15,9% 0% 0% 100 %
A B C D
Sangat Tinggi Tinggi Sedang Rendah
Dari analisis di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Nominasi antara 49 – 60 berarti motivasi belajar siswa dikatakan sangat tepat (A) sebanyak 53 siswa atau 84,1%. b. Nominasi antara 38 – 48 berarti motivasi belajar siswa dikatakan tepat (B) sebanyak 10 siswa atau 15,9 %. c. Nominasi antara 27 – 37 berarti motivasi belajar siswa dikatakan kurang tepat (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %. d. Nominasi antara 15 – 26 berarti motivasi belajar siswa dikatakan tidak tepat (C) sebanyak 0 siswa atau 0 %. Dengan demikian, pernyataan tersebut menjawab rumusan masalah ketiga yaitu “Bagaimanakah motivasi belajar PAI siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Kota Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014?”. B. Hipotesis Penelitian
Analisis ini bertujuan untuk membuktikan diterima tidaknya hipotesis penelitian yang diajukan. Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh persepsi tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan SMK N 2 Salatiga dengan menggunakan rumus korelasi product moment dan koefisien regresi ganda, dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terbagi dalam dua kategori meliputi dua variabel bebas yaitu kedisiplinan guru (XI) dan empati guru (X2) dan satu variabel terikat yaitu motivasi belajar PAI siswa (y). Adapun untuk mencari nilai koefisien regresi ganda tersebut, maka peneliti menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Tabel 4.7 Tabel Kerja Koofesien Pengaruh Persepsi Siswa Tentang Kedisiplinan Dan Empati Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41
X1 47 46 49 51 51 47 44 46 50 48 47 48 48 51 48 49 47 48 46 43 47 47 47 46 45 49 46 52 45 50 48 48 51 45 51 49 46 43 47 47 47
X2 43 51 47 48 47 44 44 44 52 51 46 40 45 48 49 52 46 45 51 45 46 53 50 51 53 48 51 51 51 52 54 51 51 52 54 53 45 45 53 53 50
Y 50 54 51 50 53 46 47 41 52 54 48 49 51 50 41 50 52 53 52 43 48 53 50 44 53 56 54 51 51 49 50 51 51 52 54 53 43 51 54 54 39
X12 2209 2116 2401 2601 2601 2209 1936 2116 2500 2304 2209 2304 2304 2601 2304 2401 2209 2304 2116 1849 2209 2209 2209 2116 2025 2401 2116 2704 2025 2500 2304 2304 2601 2025 2601 2401 2116 1849 2209 2209 2209
X22 2809 2500 2809 2304 2209 2916 2401 2916 2704 2601 2500 2704 2304 2704 2704 2704 2601 2809 2601 2809 2601 2809 2500 3025 2809 3136 2916 2601 2601 2704 2916 2601 2601 2704 2916 2809 2916 2916 2916 2809 3025
Y2 2500 2916 2601 2500 2809 2116 2209 1681 2704 2916 2304 2401 2601 2500 1681 2500 2704 2809 2704 1849 2304 2809 2500 1936 2809 3136 2916 2601 2601 2401 2500 2601 2601 2704 2916 2809 1849 2601 2916 2916 1521
X1Y 2350 2484 2499 2550 2703 2162 2068 1886 2600 2592 2256 2352 2448 2550 1968 2450 2444 2544 2392 1849 2256 2491 2350 2024 2385 2744 2484 2652 2295 2450 2400 2448 2601 2340 2754 2597 1978 2193 2538 2538 1833
X1 X2 X2Y 2021 2438 2346 2400 2303 2438 2448 2304 2397 2209 2068 2808 1936 2352 2024 2484 2600 2496 2448 2550 2162 2350 1920 2496 2160 2304 2448 2444 2352 2496 2548 2600 2162 2397 2160 2544 2346 2346 1935 2279 2162 2397 2491 2703 2350 2350 2346 2530 2385 2385 2352 2744 2346 2484 2652 2652 2295 2295 2600 2600 2592 2592 2448 2448 2601 2601 2340 2340 2754 2754 2597 2597 2070 2592 1935 2862 2491 2484 2491 2650 2350 2805
42 46 47 54 2116 2209 2916 2484 2162 2068 43 45 52 51 2025 2704 2601 2295 2340 2392 44 45 50 50 2025 2500 2500 2250 2250 2250 45 46 53 54 2116 2809 2916 2484 2438 2438 46 45 50 54 2025 3136 2916 2430 2250 2520 47 49 51 54 2401 3025 2916 2646 2499 2695 48 45 52 48 2025 2704 2304 2160 2340 2340 49 51 51 51 2601 2601 2601 2601 2601 2601 50 48 48 53 2304 2304 2809 2544 2304 2304 51 51 51 50 2601 2601 2500 2550 2601 2601 52 48 48 52 2304 2304 2704 2496 2304 2304 53 53 46 54 2809 2809 2916 2862 2438 2809 54 55 48 55 3025 3025 3025 3025 2640 3025 55 54 54 56 2916 2916 3136 3024 2916 2916 56 45 50 54 2025 3025 2916 2430 2250 2475 57 53 53 53 2809 2809 2809 2809 2809 2809 58 53 47 53 2809 2809 2809 2809 2491 2809 59 54 54 54 2916 2916 2916 2916 2916 2916 60 48 48 49 2304 2401 2401 2352 2304 2352 61 53 53 53 2809 2809 2809 2809 2809 2809 62 51 51 54 2601 2601 2916 2754 2601 2601 63 46 48 50 2116 2304 2500 2300 2208 2208 Total 3034 3110 3204 146618 154188 163788 154528 149903 158451 Dari tabel diatas kita dapat menghitung nilai koefisien antara X1Y(rX1Y ), X2Y(rX2Y), dan antara koefisien X1X2(rX1X2) sebagai berikut: 1. Korelasi antara X1 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar siswa, maka menggunakan rumus: rX1Y =
∑ √ ∑
(∑
(∑
)(∑ )
)
∑
(∑ )
Keterangan: rX1Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases
∑ X1Y
= Jumlah hasil Perkalian antara skor X1 dan skor Y
∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
Tabel 4.8 Tabel Pembantu Analisis Product Moment Pengaruh Persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi Belajar PAI Siswa
∑x1 ∑ X2 ∑y ∑X1y N
∑x12 ∑X22 ∑y² ∑X2y ∑X1X2
= 3034 = 3110 = 3204 = 154528 = 63
= 146618 = 154188 = 163788 = 158451 = 149903
Dalam melakukan analisis tentang pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar PAI siswa, penulis menggunakan rumus product moment, adapun rumusnya adalah sebagai berikut : rX1Y =
rX1Y =
∑ √ ∑
(∑
(∑
)(∑ )
)
∑
(∑ )
( √*
= = =
(
) +* +*
√* √(
)(
)(
) (
) + +
)
√
= = 0,349 Dari hasil di atas diperoleh kejelasan bahwa hasil koefisien pengaruh persepsi tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar PAI siswa kelas XI teknik komputer dan jaringan adalah rx1y = 0,349
2. Korelasi X2 dengan Y Untuk mengetahui pengaruh persepsi siswa tentang empati guru terhadap motivasi belajar siswa, maka menggunakan rumus sebagai berikut: ∑
rX2Y =
√ ∑
(∑
)(∑ )
)
∑
(∑
(∑ )
Keterangan: rX2Y = Angka indek Korelasi “r” Product Moment N
= Number of Cases
∑ X2Y = Jumlah hasil Perkalian antara skor X2 dan skor Y ∑ X2
= Jumlah seluruh skor X1
∑Y
= Jumlah seluruh Y
Tabel 4.9 Ringkasan Statistik X2 dan Y ∑x1 ∑ X2 ∑y ∑X1y N
= 3034 = 3110 = 3204 = 154528 ∑ =√{63∑ (∑
(∑ )(∑ ) (∑ ) }
) }{ ∑ (
√{
(
)(
) }{
+*
√*
√*
+*
∑x12 ∑X22 ∑y² ∑X2y ∑X1X2
= 146618 = 154188 = 163788 = 158451 = 149903
) (
) }
+
+
√
3. Korelasi X1 dengan X2 Untuk mengetahui korelasi antara persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru, maka menggunakan rumus:
∑
rX2X2 =
(∑
√ ∑
(∑
)
)(∑ ∑
) (∑
)
Keterangan: rX1X2
= Angka indek Korelasi “r” Product Moment
N
= Number of Cases
∑ X1X2
= Jumlah hasil perkalian antara skor X1 dan skor X2
∑ X1
= Jumlah seluruh skor X1
∑ X2
= jumlah seluruh skor X2
Tabel 5.0 Ringkasan Statistik X1 dan X2 ∑x1 ∑X2 ∑y ∑X1y N
∑x12 ∑X22 ∑y² ∑X2y ∑X1X2
= 3034 = 3110 = 3204 = 154528 = 63
rX2X2 =
∑ √ ∑
rx1x2 = = = =
(∑ (∑
)
)(∑
)
∑
(∑
( √*
(
√(
√
= = 0,224
) +* +*
√* )(
)
= 146618 = 154188 = 163788 = 158451 = 149903
)
)(
) (
) + +
4. Mencari nilai koefisien korelasi ganda Untuk mencari nilai koefisien korelasi ganda persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar, maka menggunakan rumus: =√
RX1X2Y
=√ =√ =√ = 0,579 Setelah dilakukan perhitungan secara keseluruhan, maka didapat hasil bahwasannya terdapat pengaruh persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar siswa sebesar 0,579 pengaruh ini secara kualitatif dapat dinyatakan cukup kuat, korelasi sebesar 0,579 itu baru berlaku untuk sampel yang diteliti. Apakah koefisien pengaruh itu dapat digeneralisasikan atau tidak, maka harus diuji signifikansinya dengan rumus sebagai berikut: Fh =
(
) (
) )
=
(
) (
=
(
)
= = 15,18 Setelah diuji nilai korelasi ganda (R) yang dihitung melalui uji F diatas adalah 15,18.
Dalam hal ini berlaku ketentuan bila Fh lebih besar dari Ft, maka koefisien korelasi ganda yang diuji adalah signifikan. Jadi F hitung > F tabel atau 15,18 > 3,15 hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga 2013/2014. C. Pembahasan Hasil Uji Hipotesis Setelah data berhasil di uji dengan menggunakan product moment dan regresi ganda, langkah awal kita mencari df (derajat kebebasan) dengan rumus df = N – nr. Responden (N) yang di teliti sebanyak 63 siswa. Variabel yang dicari pengaruhnya adalah variabel X dan Y, jadi nr = 2. Sehingga dapat diperoleh df-nya = 63 – 2= 61. Setelah diketahui df-nya kemudian dilihat pada tabel “r” product moment, maka diperoleh “r” product moment pada taraf kesalahan 5% (0,254) dan 1% (0,330) Selanjutnya menunjukkan bahwa ada pengaruh positif antara rX1Y pada taraf 1% (0,349>0,330), maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa terhadap kedisiplinan guru mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga. Selanjutnya pengaruh antara rX2Y (0,382) merupakan pengaruh yang positif dan signifikan pada taraf 1% (0,382>0,330), maka dapat disimpulkan bahwasanya persepsi siswa tentang empati guru dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga. Adapun rX1X2
diperoleh hasil 0,224 sehingga tidak terjadi pengaruh dan
signifikasi pada taraf 1% (0,224 < 0,330). Maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang kedisiplinan tidak dapat mempengaruhi persepsi siswa tentang empati guru kelas XI SMK N 2 Salatiga. Selanjutnya pengaruh RX1X2Y diperoleh hasil 0,579 merupakan pengaruh positif dan signifikan pada taraf 1% (0,579 > 0,330). Hal ini berarti hipotesa alternatif (Ha)
diterima dan terbukti kebenarannya karena “ro” lebih besar dari “rt” dan hipotesa nol (Ho) ditolak kebenarannya. Maka dapat disimpulkan bahwasannya persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru mempengaruhi motivasi belajar siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga. Selanjutnya untuk F hitung sebesar 15,18 sedangkan untuk F tabel yang diperoleh 3,15. Hal ini menunjukkan bahwa korelasi berganda tersebut antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru (X1) dan persepsi siswa tentang empati guru (X2) terhadap motivasi belajar siswa (Y) terdapat korelasi yang signifikan. Sehingga hipotesis alternatif (Ha) diterima karena F hitung lebih besar dari F tabel (15,18 > 3,15) sedangkan hipotesis nol ditolak karena tidak terbukti kebenarannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru SMK N 2 Salatiga sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa SMK N 2 Salatiga.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya yakni: untuk mengetahui pengaruh yang positif antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru (X1), persepsi siswa tentang empati guru (X2) terhadap motivasi belajar siswa (Y) di SMK Negeri 2 Salatiga, maka setelah diadakan perhitungan menunjukkan: 1.
Persepsi siswa tentang kedisiplinan guru SMK N 2 Salatiga tahun 2013/2014, yang termasuk dalam kategori sangat tinggi 24 siswa sebesar 38,0%, tinggi 39 siswa sebesar 62,0%, adapun yang berada dalam kategori sedang 0 siswa sebesar 0%, dan yang berada dalam kategori rendah 0 siswa sebesar 0%, dengan demikian, persepsi siswa tentang kedisiplinan guru SMK N 2 Salatiga tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 62,0%.
2.
Persepsi siswa tentang empati guru SMK N 2 Salatiga tahun 2013/2014, yang termasuk dalam kategori sangat tinggi 35 siswa sebesar 55,6%, tinggi 28 siswa sebesar 44,4%, adapun yang berada dalam kategori sedang 0 siswa sebesar 0%, dan yang berada dalam kategori rendah 0 siswa sebesar 0%, dengan demikian, persepsi siswa tentang empati guru SMK N 2 Salatiga tergolong dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 55,6%.
3.
Motivasi belajar siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga tahun 2013/2014, yang termasuk 116sebanyak 53 siswa dengan persentase 84,1%, tinggi dalam kategori sangat tinggi
sebanyak 10 siswa dengan 15,9%, adapun yang berada dalam kategori sedang 0 siswa dengan persentase sebesar 0%, dan yang berada dalam kategori rendah
sebanyak 0 siswa dengan persentase sebesar 0%, dengan demikian, motivasi belajar siswa SMK N 2 Salatiga tergolong dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 84,1%. 4.
Berdasarkan analisis data, ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan guru terhadap motivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan r = 0,349, kemudian dikonsultasikan dengan harga r table pada taraf kesalahan 1% (0,330) dan hasilnya lebih besar r hitung.
5.
Berdasarkan analisis data, ada pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang empati guru terhadap motivasi belajar siswa, hal ini dibuktikan dengan r = 0,382, kemudian dikonsultasikan dengan harga r table pada taraf kesalahan 1% (0,330) dan hasilnya lebih besar r hitung.
6.
Dari data penelitian yang dianalisis secara statistik diperoleh hasil bahwa ada pengaruh persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa. Hal ini terbukti dengan koefesien korelasi regresi ganda dari hasil RX1X2Y hitung sebesar 0,579. Selanjutnya diuji signifikansinya dengan Fhitung, dan diperoleh Fhitung > Ftabel atau 15,23 > 3,15. Hal ini berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara persepsi siswa tentang kedisiplinan dan empati guru secara bersama-sama terhadap motivasi belajar siswa kelas XI SMK N 2 Salatiga Tahun 2013/2014.
B. Saran-Saran Sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini, penulis menaruh harapan terhadap semua pihak agar dapat mengambil manfaat dari pikiran-pikiran yang tertuang dalam skripsi ini. Terlebih bagi guru dan siswa di SMK Negeri 2 Salatiga pada khususnya dan di sekolah-sekolah lainnya.
1. Bagi guru, agar lebih meningkatkan kedisiplinan dan empati sehingga siswa merasa nyaman dan antusias mengikuti pembelajaran dengan begitu materi yang diajarkan bisa diterima siswa dengan baik. 2. Bagi siswa, hendaknya semangat untuk mengikuti pembelajaran dalam kelas serta menggunakan jam di luar jam sekolah untuk belajar. 3. Bagi kepala sekolah, agar selalu memotivasi para guru untuk meningkatkan kedisiplinan, dengan demikian mutu pendidikan semakin meningkat. C. Keterbatasan Penelitian 1. Ada variabel lain yang belum diteliti yang sangat memungkinkan memberikan pengaruh kepada variabel motivasi. 2. Keterbatasan pengamatan peneliti saat responden mengisi angket tidak diperhatikan secara fokus dengan kondisi sosial psikologi responden (pada saat mengisi angket). 3. Keterbatasan dari hasil penenilian ini tidak dapat diujikan secara generalisasi kepada populasi lain. D. Penutup Dengan rasa syukur penulis panjatkan kepada Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang atas terselesainya penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam kepada rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan sekaligus mampu megubah dan membentuk umat menuju akhlak mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan banyak terima kasih.