PENGARUH KETELADAN GURU TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS XI SMK AL - KAUTSAR MEGONTEN KEC. KEBONAGUNG KAB. DEMAK TAHUN 2013/2014
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh: M. EDI HARYANTO NIM: 111 09044
JURUSAN TARBIYAH PROGAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA 2014
KEMENTERIAN AGAMA SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Phone (0298) 323706 Salatiga 50721 Wibsite : www.stainsalatiga.ac.id Email :
[email protected]
DEKLARASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: M. Edi Haryanto
NIM
: 11109044
Jurusan : Tarbiyah Program Studi : Pendidikan Agama Islam Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan atau karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.. Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi. Salatiga, 5 Oktober 2013 Penulis
M. EDI HARYANTO NIM: 11109044
v
MOTTO
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (Q.s. Ali Imran: 110)
“ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh " (Q.S. Luqman: 18)
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah dengan izin Allah skripsi ini selesai. Skripsi ini saya persembahkan untuk orang-orang yang telah mendorong untuk selalu memperjuangkan mimpiku: 1. Ayahanda dan Ibunda tercinta, motivator handal yang mampu mengisi setiap relung jiwa, memberi semangat serta mampu menjadi motor penggerak hidupku. Mendoakan aku setiap saat serta selalu berusaha mewujudkan setiap harapanku. 2. Istri tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberi semangat di setiap langkah menuju rido-Nya. 3. Keluarga besarku, penyemangat hidup untuk bisa jadi yang terbaik dan meraih hidup yang lebih baik. 4. Dosen-dosen Tarbiyah dan dosen pebimbing terima kasih telah mengalirkan ilmu kedalam hati, menjadi fasilitator serta mendorongku agar bisa berbuat yang terbaik untukku maupun bangsaku. Terima kasih jasa-jasamu takkan aku lupakan 5. Keluarga Besar Progdi PAI 2009, kebersamaan kita akan selalu aku simpan dalam memory dan akan tertoreh dalam sejarah hidupku. Terima kasih atas ketulusan dan keihlasannya dalam memberikan kasih sayang selama ini sehingga menjadikan hidupku begitu indah dan lebih berarti. Kupersembahkan buah karya sederhana ini kepada kalian semua hanya do’a dan harapan yang terucap: Semoga Allah SWT memberikan kekuatan dan kemampuan kepadaku untuk bisa mewujudkan apa yang kalian titipkan selama ini. Dan semoga aku bisa menjadi yang terbaik bagi kalian “Amiin Ya Robbal Alamin”
vii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Tiada kata yang lebih pantas yang dapat peneliti ungkapkan selain puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, karunia dan ridho-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga dan para sahabat yang telah mengajarkan kita tentang arti kehidupan yang sesungguhnya. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna untuk memperoleh gelar sarjana strata satu (S-1) dalam Ilmu Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Penulisan skripsi ini dapat terselesaikan berkat jasajasa, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis sampaikan terima kasih kepada : 1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag selaku ketua STAIN Salatiga. 2. Ibu Dra. Siti Asdiqoh M. Si, Selaku Ketua Program Studi PAI. 3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah dengan ikhlas mencurahkan pikiran dan tenaganya serta
viii
pengorbanan waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan STAIN Salatiga yang telah banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Kepala sekolah dan guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak yang telah memberikan ijin serta membantu penulis dalam melakukan penelitian di sekolah tersebut. 6. Bapak dan ibu serta saudara-sadaraku di rumah yang telah mendoakan dan membantu dalam bentuk materi untuk membiayai penulis dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran. 7. Istri tercinta yang senantiasa memberikan motivasi dan do’a dalam menyelesaikan studi di STAIN Salatiga. Harapan penulis, semoga amal baik dari beliau mendapatkan balasan yang setimpal dan mendapatkan ridho Allah SWT. Akhirnya dengan tulisan ini semoga bisa bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca umumnya. Wassalamu’alaikum Wr. Wb Salatiga, 5 Oktoberber 2013 Penulis
M. Edi Haryanto
ix
ABSTRAK Haryanto, M. Edi. 2013. 11109044. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak Tahun Pelajaran 2013/2014. Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam (STAIN) Salatiga, 2013. Pembimbing: Siti Rukhayati, M.Ag Kata kunci: Keteladanan Guru, Akhlak Siswa Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui; 1) Tingkat Keteladanan Guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, 2) Tingkat Akhlak Siswa Kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, 3) Adakah indikasi pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa Kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan angket dan dokumentasi sebagai metode pengumpulan data. Subyek penelitian sebanyak 38 responden dan merupakan penelitian sampel. Data yang diperoleh dari angket dan dokumentasi kemudian dianalisis dengan menggunakan metode kuntitatif dengan rumus yang digunakan product moment. Pengumpulan data menggunakan instrumen kuesioner untuk menjaring data X dan data Y. Setelah diperoleh hasil perhitungan dengan kriteria bahwa apabila rhitung ≥ rtabel, maka Ho ditolak yang dikonsultasikan pada tabel pada taraf 1%. Hasil penelitian ini menunjukan: 1) Keteladanan Guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013/2014 tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 100%, 2) Akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013 tergolong dalam kategori sedang sebesar 94,73%, 3) Ada pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian untuk r hitung adalah 0,444. Sedangkan untuk r table pada taraf kesalahan 1% = 0,424 dengan df = 36. Sehingga dapat dibandingkan r hitung dengan r tabel yang diperoleh dalam perhitungan sebagai berikut pada taraf signifikasi 0,444 > 0,424 pada taraf signifikasi 1%, maka ho ditolak.
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................. i HALAMAN BERLOGO ……….......................................................... ii HALAMAN NOTA PEMBIMBING..................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN............................................................... iv DEKLARASI........................................................................................ v MOTTO................................................................................................. vi PERSEMBAHAN................................................................................. vii KATA PENGANTAR.......................................................................... viii ABSTRAK............................................................................................ x DAFTAR ISI......................................................................................... xi DAFTAR TABEL................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah............................................................. 1 B. Rumusan Masalah.....................................................................
5
C. Tujuan Penelitian......................................................................
6
D. Hipotesis Penelitian................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian....................................................................
7
F. Definisi Operasional.................................................................
8
G. Metode Penelitian.....................................................................
10
H. Sistematika Penulisan Skripsi...................................................
17
BAB II LANDASAN TEORI A. Keteladanan Guru……………………........................................ 19 1. Pengertian Keteladanan………………................................. 19 2. Dasar Keteladanan…...…………………….......................... 20 3. Syarat-syarat Keteladanan………………………………..23 4. Jenis-jenis Keteladanan……………………………………. 24
xi
5. Tipe Keteladanan……………………………....................... 30 6. Bentuk-bentuk Keteladanan Guru...................................31 7. Urgensi Keteladanan Guru………………………………..32 B. Akhlak Siswa................ ……................................................34 1. Pengertian Akhlak…….......................................................... 34 2. Ciri-ciri Akhlak Dalam Islam……....................................... 38 3. Macam-macam Akhlak………….......................................... 42 4. Sasaran Akhlak………......................................................... 44 5. Fungsi Akhlak Bagi Seorang Muslim…………………….50 C. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa................. 52 BAB III LAPORAN PENELITIAN A. Gambaran Lokasi Dan Obyek Penelitian................................ 57 1. Sejarah Singkat SMK Al-Kautsar………………………. 57 2. Profil Sekolah...................................................................
58
3. Visi Dan Misi.................................................................... 59 4. Tujuan Sekolah............................................................. 60 5. Struktur Organisasi Sekolah...........................................62 6. Daftar Guru…………………............................................. 60 7. Jumlah Tenaga Administrasi Dan Tenaga Kependidikan Lainnya……………….........................................................63 8. Jumalah Guru Berdassarkan Pendidikannya…………...63 9. Sarana Prasarana……………………………………….. 63 B. Penyajian Data Hasil Penelitian............................................... 64 1. Daftar Responden.............................................................. 65 2. Data Hasil Angket............................................................. 67 BAB IV
ANALISIS DATA
A. Analisi Pertama......................................................................... 72 B. Analisis Kedua..........................................................................
73
C. Analisis Ketiga.......................................................................... 78 D. Interpretasi Data.......................................................................
xii
81
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan...............................................................................
82
B. Saran-saran................................................................................ 84 C. Penutup..................................................................................... DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
84
DAFTAR TABEL
Tabel I Indikator Instrument Keteladanan Guru…….................................... Tabel II Indikator Instrument Akhlak Siswa................................................... Tabel III Daftar Guru……………............................................................... Tabel IV Tanaga Administrasi Dan Tenaga Kependidikan Lainnya............ Tabel VJumlah Guru Berdasarkan Pendidikan………………............... Tabel VI Data Responden………………………………………………….... Tabel VII Hasil Angket Keteladanan Guru..................................... Tabel VIII Hasil Angket Akhlak Siswa……….................................... Tabel IX Kriteria Nilai Keteladanan Guru............................................. Tabel X Rekapitulasi Keteladanan Guru................................................ Tabel XI Kriteria Akhlak Siswa …........................................... Tabel XII Rekapitulasi Akhlak Siswa................................................... Tabel XIII Mencari Koefesien Antara Variable Keteladanan Guru (x) Dan Variabel Akhlak Siswa (y) ...........................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan akhlak memegang peran yang cukup sentral dalam dunia pendidikan, karena akhlak memproses manusia untuk memiliki keseimbangan religius. Islam sangat memperhatikan pendidikan akhlak dan menganjurkan kepada para pendidik untuk betul-betul mendidik peserta didik secara baik. Sebab bila peserta didik terbiasa dengan kebaikan maka akan menjadi orang baik pula. Disamping mempunyai peran sentral, akhlak mulia merupakan salah satu identitas pendidikan dan peradaban. Komunitas yang berpendidikan dan berperadaban tinggi pasti memiliki akhlak luhur dan mulia. Begitu juga sebaliknya, suatu komunitas akan terbelakang dalam peradaban dunia jika tidak memiliki akhlak dan budi pekerti luhur. Upaya untuk mewujudkan terbentuknya akhlak yang baik dan mulia adalah melalui pendidikan , karena pendidikan dinilai memegang peranan yang sangat penting yang dapat membentuk watak dan kepribadian manusia tersebut, sehingga berguna bagi kelangsungan hidupnya di masyarakat. Pada dasarnya pendidikan adalah suatu upaya terus menerus yang mengembagkan seluruh potensi kemanusiaan agar mampu menghadapi tantangan hidup, hak itu sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yang tertuang dalam undang-undang RI No. 20 Tahun
2
2003 tentang SISDIKNAS dalam Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Tujuan pendidikan nasional ialah berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia-manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. (UU SISDIKNAS No.20 Th 2003) Komponen lain yang mempunyai peran cukup signifikan dalam mewujudkan cita-cita tersebut adalah guru. Untuk itu yang terpenting bagi seorang guru adalah hendaknya memegang teguh komitmen ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, dan tutwuri handayani. (Thoifuri, 2008:15) Dengan demikian guru sebagai tenaga pendidik yang tugas utamanya mengajar, hendaknya memiliki karakteristik kepribadian yang sangat berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sumber daya manusia. Kepribadian yang mantap dari sosok seorang guru akan memberikan
teladan
yang
baik
terhadap
anak
didik
maupun
masyarakatnya, sehingga guru akan tampil sebagai sosok yang patut “digugu” (ditaati nasehat atau ucapan atau perintahnya) dan “ditiru” (di contoh sikap dan perilakunya). Kepribadian guru merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan belajar anak didik. Pendidik yang mempunyai kepribaadian yang baik, akhlak mulia, serta memberikan suri tauladan yang baik pula, maka akan tercipta
3
pribadi-pribadi yang baik dan senantiasa berakhlak mulia dalam setiap langkahnya. Sebagaimana yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam surah Al-Ahzab : 21.
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”. (Depag RI, 1990:67). Rasulullah SAW merepresentasikan dan mengekspresikan apa yang ingin diajarkan melalui tindakannya dan kemudian menerjemahkan tindakannya ke dalam kata-kata. Bagaimana memuja Allah SWT. Bagaimana bersikap sederhana, bagaimana duduk dalam salat dan do’a, bagaimana makan, bagaimana tertawa, dan lain sebagainya, menjadi acuan bagi para sahabat, sekaligus merupakan materi pendidikan yang tidak langsung. Mendidik dengan contoh (keteladanan) adalah satu metode pembelajaran yang dianggap besar pengaruhnya. Segala yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam kehidupannya, merupakan cerminan kandungan Al-Qur’an secara utuh, sebagaimana firman Allah SWT. dalam surat Al-Ahzab yang sudah dikutip di atas.
4
Dari dalil-dalil diatas mengisyaratkan bahwa seorang guru atau pendidik harus mampu menjadi uswah hasanah terhadap anak didiknya. Guru bukan hanya mentransfer ilmu pada anak didiknya, hal lain yang cukup signifikan adalah menjadikan anak didiknya mempunyai akhlak mulia. Disini masalah keteladanan menjadi faktor yang sangat penting terhadap baik dan buruknya akhlak pada anak didik. Jika pendidik jujur, disiplin, berakhlak mulia serta menjalankan perintah dan larangan Allah SWT, maka harapan besar anak didik akan tumbuh berkembang dengan akhlak yang mulia sesuai dengan yang dicita-citakan. Begitu juga sebaliknya, jika seorang pendidik tidak memberikan suri teladan yang baik, maka kemrosotan akhlak pada anak didik akan semakin merajalela sebagaimana yang terjadi akhir-akhir ini.
Berdasarkan hasil pengamatan sementara yang telah penulis lakukan dilokasi sekolah selama 1 bulan mengindikasikan bahwa tingkat keteladanan guru di SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak dapat dikatakan cukup tinggi. Salah satu indikasi keteladan guru yang penulis temukan yaitu guru memberikan keteladanan, baik dalam perkataan maupun perbuatan. diantaranya adalah, bermurah hati, berpenampilan sopan, santun dalam bertuturkata, jujur dan adil, peduli lingkungan, disiplin, menjaga hubungan yang harmonis antara
guru
dengan guru, guru dengan siswa, guru dengan masyarakat. Di samping itu guru juga tegas dalam mendisiplinkan peserta didik, mampu menciptakan
5
iklim pembelajaran yang kondusif, dewasa serta mampu memberikan teladan atau panutan bagi siswanya.
Dengan keteladanan guru yang tinggi seharusnya mampu melahirkan penanaman perilaku atau akhlaq yang baik pada diri peserta didik. Namun selama penulis melakukan pengamatan disana masih menjumpai tak sedikit dari peserta didik yang melakukan penyimpangan, seperti masih cukup banyak siswa yang terlambat datang kesekolah, melanggar tata tertib sekolah, merokok dikantin ketika pergantian jam atau jam pelajaran kosong, dan masih terjadi perkelahian antar sesama siswa. Sehingga hal ini bertentangan dengan teori yang telah penulis paparkan.
Atas kenyataan tersebut maka penulis merasa terpanggil untuk meneliti lebih dalam mengenai “PEGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS II SMK AL-KAUTSAR MEGONTEN KEC. KEBONAGUNG KAB. DEMAK TAHUN 2013”
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
latar
belakang
masalah
dapat
dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana keteladanan guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013?
6
2. Bagaimana akhlak siswa kelas II SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013? 3. Adakah pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas II SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013? C. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagi berikut: 1. Untuk mengetahui tingkat keteladanan guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013. 2. Untuk mengetahui tingkat akhlak siswa kelas II SMK Al-kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013. 3. Untuk mengetahui adakah pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas II SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013. D. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis dapat juga dinyatakan sebagai jawaban teoritik terhadap rumusan masalah penelitian, bukan jawaban empirik. (Sugiyono, 2012:64)
7
Berdasarkan telaah kepustakaan awal, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut: Ada pengaruh yang positif keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas II SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak Tahun 2013. E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan memiliki manfaat baik secara teoritis maupun praktis bagi pihak peneliti sendiri maupun bagi pengembangan ilmu dan pengetahuan (secara akademik). Secara lebih rinci kegunaan penelitian ini dapat memberi manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini perkembangan
diharapkan dapat ilmu
dan
menambah
pengetahuan
wawasan bagi
terutama
dibidang
ketauladanan guru. b. Menjadikan bahan masukan untuk kepentingan pengembangan ilmu bagi pihak–pihak yang berkepentingan guna menjadikan penelitian lebih lanjut terhadap objek sejenis atau aspek lainnya yang belum tercakup dalam penelitian ini. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi pihak sekolah supaya selektif dalam mencari seorang pendidik.
8
b. Sebagai bahan masukan bagi para guru bahwa keteladan guru itu berpengaruh terhadap akhlak anak didinya. c. Sebagai masukan kepada para guru untuk lebih meningkatkan perilaku teladanan.
F. Definisi Operasional Penelitian ini terdiri dari variabel independent (variabel bebas) yaitu keteladanan guru (X), serta variabel dependent (variabel terikat) yaitu akhlak siswa (Y) Variabel ini masih memiliki pengertian yang bersifat umum. Oleh karena itu, supaya penelitian mempunyai batas pengertian yang jelas, dan mudah diukur, maka perlu dijabarkan arti setiap variabel
kedalam
suatu
definisi
operasional.
Kemudian
definisi
Operasional dari setiap variabel tersebut dijabarkan kedalam dimensidimensi dengan indikatornya masing-masing. Adapun definisi operasional variabel dengan dimensi dan indikatornya masing-masing sebagai berikut: 1. Pengaruh Pengaruh adalah daya yang timbul oleh sesuatu, bisa berupa orang, benda dan sebagainya
yang ikut membentuk watak,
kepercayaan, atau perbuatan seseorang. (Depdiknas, 2007:849). 2. Keteladanan Guru a. Keteladanan berasal dari kata “teladan” yaiutu perbuatan, barang yang patut ditiru (Poerwodarminto, 1982:288). Keteladanan adalah hal-hal yang ditiru baik secara langsung maupun tidak langsung.
9
b. Guru Guru adalah orang yang pekerjaannya, mata pencahariaannya, profesinya mengajar (Depdikbud, 1993:288) Berdasarkan pengertian diatas, maka keteladanan guru adalah perbuatan atau perilaku yang dilakukan oleh guru, baiak berupa perkataan, sikap, dan tingkah laku yang sesuai dengan normanorma agama. Adapun indikator keteladanan meliputi: a. Keteladanan dalam ucapan: 1) Bertaqwa Kepada Allah SWT. 2) Berkata yang baik. 3) Hormat dan patuh kepada orangtua serta guru. b. Keteladanan dalam perilaku: 1) Menunjukkan sikap sabar. 2) Disiplin. 3) Berlaku adil. 4) Peduli kepada lingkungan. 5) Sopan dan rapi dalam berpakaian. 3. Akhlak Siswa. Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Sedangkan menurut istilah akhlaq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga ia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari luar (Ilyas, 1999:2) Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud akhlak siswa adalah budi pekerti, perangai atau tingkah laku
10
yang melekat atau tertanam dalam jiwa siswa yang muncul secara spontan tanpa memerlukan pertimbangan maupun dorongan dari luar. Dari definisi di atas penulis merumuskan indikator akhlak siswa sebagai berikut : a. Akhlak kepada Allah SWT. Antara lain: 1. Bertaqwa kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya b. Akhlak terhadap sesama manusia. Antara lain: 1. Menjalin hubungan yang baik dengan sesama teman dan warga masyarakat c. Akhlak terhadap diri sendiri. Antara lain : 1. Disiplin serta berperilaku jujur 2. Pemaaf dan memberi maaf d. Akhlak terhadap alam sekitar. Antara lain: 1. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat sekitar. (Halim, 2000:34)
G. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan rancangan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kuantitatif., yaitu penelitian yang menjelaskan pengaruh antar variable bebas dengan variabel terikat serta menguji hipotesis yang diajukan (Sugiyono, 2009:56).
11
Terdapat dua variabel dalam penelitian ini yaitu keteladan guru sebagai variabel bebas serta akhlak siswa sebagai variabel terikat. 2. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian dilakukan di SMK Al-kautsar Megonten Kebonagung Demak yang beralamat : Jl. Raya Demak-Purwodadi Km.15 Kebonagung Kabupaten Demak Tlp. 087833998903 Kode Pos 59573 . Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2013 sampai selesai, yang terbagi menjadi beberapa teknis dari proses pengumpulan data hingga proses penulisan laporan. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012: 80). Dalam kata lain populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 1996: 120). Adapun yang dimaksud dengan populasi disini adalah siswa kelas II SMK Al-kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013 sebanyak 150 siswa.
12
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012: 80). Dengan kata lain sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diselidiki. Setelah
penulis
melakukan
penelitian
dilapangan,
dalam
menentukan sampel sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto, bahwa apabila subyeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua dan apabila subyeknya lebih dari 100 dapat diambil 10% 15% atau 20% - 25% (Arikunto: 1996: 120). Pada penelitian ini penulis mengambil sampel 25% dari jumlah populasi yaitu 150 siswa. Jadi sampel dalam penelitian ini adalah 38 siswa. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan dengan dua cara yaitu: (1) probability sampling dan (2) nonprobality sampling. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan teknik probability sampling, yaitu teknik sampling untuk memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Dalam aplikasinya, teknik probability sampling ini akan dilakukan dengan cara quota random sampling, yaitu cara pengambilan sampel dari anggota populasi dengan acak berdasarkan pengambilan masing-masing dalam populasi.
13
c. Pengumpulan Data
Langkah-langkah
yang
digunakan
penulis
dalam
mengumpulkan data adalah dengan menggunakan metode angket, metode observasi langsung
ditempat.
1) Metode angket Angket atau kuesioner merupakan tehnik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab (Sugiyono, 2008:199). Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang keteladan guru dan akhlak siswa. 2) Metode Dokumentasi Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya (Arikunto, 2006:158). Pendapat lain mengatkan bahwa, metode dokumentasi merupakan pencarian data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan lain sebagainya. (Nadzir, 1988:126)
14
d. Instrumen Penelitian Penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa angket yang terdapat dalam lampiran. Angket terdiri dari dua yaitu keteladanan guru, dan akhlaq siswa. Berikut ini tabel ketiga variabel tersebut yang dicarikan dari berbagai sumber: TABEL I Indikator Instrument Keteladanan Guru
Variabel
Indikator
1. Bertaqwa kepada Allah
Angket
Jumlah Soal Angket
1, 2
2
3, 4
2
5, 6
2
7
1
5. Perilaku sabar
8, 9
2
6. Peduli kepada lingkungan
10, 11
2
7. Disiplin
12, 13
2
8. Perilaku adil
14, 15
2
SWT 2. Berbicara yang baik 3. Hormat dan patuh kepada orangtua serta guru Keteladanan Guru
Item
4. Sopan dan rapi dalam berpakaian
Jumlah Soal Angket
TABEL II Indikatro Instrumen Akhlak Siswa
15 Soal
15
Variabel
Jumlah
Item
Indikator
Angket
Soal Angket
1. Bertaqwa kepada Allah dengan menjalankan
1, 2
2
3, 4
2
3. Pemaaf dan peminta maaf
5, 6
2
4. Berbakti kepada kedua
7, 8, 9,
perintah dan menjauhi larangan-Nya 2. Disiplin dan berperilaku jujur Akhlaq Siswa
orang tua dan guru
4
10
5. Menjalin hubungan yang
11, 12,
baik dengan sesama teman
3
13
dan warga masyarakat 6. Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan masyarakat
14, 15
2
sekitar Jumlah Soal Angket
15 Soal
e. Teknik Analisis Data Analisis
data
adalah
suatu
metode
dengan
cara
menganalisis data yang di peroleh untuk mencari ada tidaknya pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa. Penulis menggunakan analisis persentase menggunakan rumus:
16
P
F 100% N
Keterangan : P
: Prosentase perolehan
F
: Frekuensi yang sedang di cari prosentasenya
N
: jumlah total responden
100%
: Bilangan Konstan
Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh keteladan guru terhadap akhlak siswa dengan menggunakan rumus product moment, karena dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 variabel yang meliputi variabel dependent atau variabel terikat yaitu keteladanan guru (X). Sementara variabel kedua akhlak siswa (Y) merupakan variabel independent atau variabel bebas. Adapun rumus product moment, berdasar ini Sugiono (2012: 183) memberikan teknik analisis melalui rumus : a) Mencari pengaruh X terhadap Y dengan cara sebagai berikut:
Keterangan: = koefisien korelasi antara
dan
17
= variabel I Keteladanan Guru = variabel II Akhlak Siswa N
= jumlah responden = nilai hasil variabel (Kinerja guru).
Analisis ini digunakan untuk mengecek diterima tidaknya hipotesa yang telah diajukan berdasarkan analisa hipotesa. Setelah diperoleh hasil koefisien korelasi antara X dan Y atau diperoleh nilai Ha (hipotesis alternative) dikonsultasikan pada tabel pada taraf 5%. Apabila nilai Ho diperoleh sama atau lebih besar dari nilai Ha maka hasilnya tidak ada signifikan, dengan demikian hipotesis dapat ditolak.
H. Sistematika Penulisan Skripsi Dalam penulisan skripsi ini, terdiri dari lima bab yang dapat dijelaskan sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab I pendahuluan ini berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.
18
BAB II : LANDASAN TEORI Dalam bab II landasan teori ini diuraikan sebagai pembahasan teori yang meliputi pengertian keteladan guru dan akhlak siswa. BAB III : LAPORAN HASIL PENELITIAN Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data yang berkaitan dengan variabel penelitian, laporan gambaran umum mengenai lembaga pendidikan yang meliputi: sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, dan karyawan, serta sarana prasarana, laporan angket data mengenai pengaruh keteladan guru terhadap akhlak siswa SMK Al-kautsar Megonten Kebonagung Demak. BAB IV : ANALISIS DATA Pada bab IV analisis data, akan dilakukan analisis terhadap data yang terkumpul secara pentahapan, klarifikasi data, tabulasi data, penghitungan frekuensi dan prosentase serta regresi ganda untuk menjawab pokok-pokok masalah diatas. BAB V : PENUTUP Pada bab penutup akan menguraikan mengenai kesimpulan akhir dari hasil penelitian, saran-saran yang berhubungan dengan pihak-pihak terkait dari penelitian.
57
BAB II LANDASAN TEORI
A. Keteladanan Guru 1. Pengertian Keteladanan Keteladanan berasal dari kata teladan yang memiliki arti patut ditiru (perbuatan, barang, dan lain sebagainya). Sedangkan keteladanan berarti hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh. (Purwodarminto, 1997:1036) Dalam kamus besar bahasa Indonesia disebutkan, bahwa keteladanan dasar katanya “teladan” yaitu perihal yang dapat (patut) ditiru atau dicontoh. (Poerwodarminto, :1036) Dalam bahasa inggris keteladanan sama dengan modeling, yaitu bentuk pengajaran di mana seseorang belajar bagaimana melakukan suatu tindakan dengan memperhatikan dan meniru sikap serta tingkah laku orang lain. (Kartono, Gulo, 1987:285) Dalam bahsa arab Al- Ashfahani mendefinisikan kata “al-uswah” dan “al-iswah” sebagaimana kata “al-qudwah” dan “al-qidwah” berarti suatu keadaan ketika seseorang manusia mengikuti manusia lain, apakah dalam kebaikan, ataupun dalam kejelekan, kejahatan atau kemurtadan. (Rosyadi, 2004:230). Begitu pula Ibn-Zakaria mendefinisikan, bahwa “uswah” berarti “qudwah” yang artinya ikutan, mengikuti yang diikuti. Dengan demikian keteladanan adalah hal-hal yang ditiru atau dicontoh
20
oleh seseorang dari orang lain. Namun keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat pendidikan Islam, yaitu keteladanan yang baik, sesuai dengan pengertian “uswah”. (Arif, 2002:90) Dalam Standar Kompetensi kurikulum 2004 dijelaskan bahwa, “pendekatan keteladanan adalah pendekatan dalam pembelajaran yang menempatkan guru serta komponen madrasah lainnya sebagai teladan, sebagai cerminan dari individu yang memiliki keimanan teguh dan berakhlak mulia. (Depag RI, 2004:25) Dari definisi di atas, maka dapat diketahui bahwa pendekatan keteladanan merupakan suatu perbuatan atau usaha yang ditempuh seseorang guru dan komponen sekolah lainnya dalam proses pembelajaran melalui perbuatan atau tingkah laku yang patut ditiru. 2. Dasar Keteladanan Secara psikologis, manusia sangat memerlukan keteladanan untuk mengembangkan potensinya. Pendidikan melalui keteladanan adalah pendidikan dengan cara memberi contoh-contoh yang kongkrit pada anak didik. Semakin konsekuen seorang guru menjaga akhlknya, semakin didengar ajaran dan nasihatnya. (Burhanudin, 2001:55). Sebagai pendidikan yang bersumber pada Al-Qur’an dan sunnah, metode keteladanan cukup urgen dalam membina akhlak anak didik. Dalam Al-Qur’an, keteladanan didistilahkan dengan kata uswah. Pada surat al-Ahzab:21 Allah berfirman:
21
“Dan sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat tauladan yang baik bagi orang yang mengharapkan (bertemu dengan) Allah dan hari kemudian dan yang mengingat Allah sebanyak-banyaknya”. (Depag RI, 1990:670) QS. Al-Mumtahanah:4 dan 6 “Sesungguhnya telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia”. (Depag RI, 1990:923) “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian. dan Barangsiapa yang berpaling, Maka Sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji”. (Depag RI, 1990:923) QS. Al Nahl:120: “Sesungguhnya
Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif dan sekali-kali bukanlah Dia Termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan)”. (Depag RI, 1990:420)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa contoh teladan yang baik sudah ada di depan kalian, jika kalian mau, maka kalian bisa mengikuti tingkah laku Rasulullah, dan melangkah sesuai petunjuknya. Apabila kalian menginginkan pahala dari Allah SWT dan takut akan akibatnya atau
22
siksa-Nya, jika pada hari kiamat nanti tidak ada penolong kecuali amal saleh, dan perbanyaklah kamu mengigngat Allah SWT, karena mengingat Allah SWT itu akan menjadikan taat kepada-Nya, dengan demikian kamu dapat meneladani Rasulullah SAW. (Al-Maraghi, 1974:176) Dalam hadis juga dikatakan: َس ِمعًا. َ َح َّد ثـَنا َ ُس ْفيَانُ ع َْن ع ُْث َمانَ ْب ِن أَبِى ُسلَ ْي َمانَ َوا ْب ِن َعجْ الَن. ح ّد ثنا ُم َح َّم ُد بْنُ أَبِى ُع َم َر ُ الزبَي ِْر يُ َح َّد ُّ ث ع َْن َع ْم ِر و ْب ِن ُسلَي ٍْم ُّ عَا ِم َر ْب ِن َع ْب ِد هللاِ ْب ِن :قَا َل: ى ِّ ار َ ع َْن أَبِى قـَتا َ َدةَ ْاْلَ ْن, الز َرقِ ِّى ِ ص ُ اس َوأُ َما َمةُ بِ ْن ُ َرأَي عَل َى.م.ت النَّبِ َّى ص َ ص َو ِه َى ا ْبنَة زَ ْين َ َّ يَ ُؤ ُم الن.م.ْت النَّبِ َّى ص ِ َب ِب ْن ِ ت أَبِى ْال َعا . فَإ ِ َذا َرف َع ِمنَ ال ُّسجُو ِد أَعَا َدهَا.عَاتِقِ ِه “Hadis dari Muhammad ibn Abi Umar, dari Sufyan dari Usman ibn Abi Sulaiman ibn Ajlan, mendengar dari Amir ibn Abdillah ibn Zabir dari Amir ibn Sulaim az-Zaroqi, dari Abu Qotadah Al-Anshari r.a: Saya pernah melihat Rasulullah SAW. Mengimami orang-orang sedangkan Umamah binti Abi Al-Ash, yaitu putrid Zaenab binti Rasulullah SAW di pundak beliau. ketika ruku beliau meletakkannya. Dan apabila beliau bangkit dari sujud, beliau menggendongnya kembali”. (Muslim, 197:387) Dari ayat dan hadis diatas, dapat dipahami bahwa Allah SWT mengutus nabi Muhammad SAW kepermukaan bumi ini adalah sebagai contoh atau suri teladan yang baik bagi seluruh umatnya. Beliau senantiasa
terlebih
dahulu
mempraktikan
semua
ajaran
yang
disampaikan oleh Allah SWT sebelum menyampaikannya kepada umat, sehingga tidak ada celah bagi orang-orang yang tidak menyukainya untuk membantah dan menuduh bahwa Rasulullah SAW hanya pandai berbicara dan tidak pandai mengamalkan. Bahkan praktik “uswah”
23
ternyata menjadi magnet bagi umat untuk mengikuti risalahnya. (Arif Armai, 2002:119) 3. Syarat-syarat Keteladanan Guru yang patut dijadikan teladan tentunya memiliki persyaratan yang dipenuhi, adapun syarat-syaratnya antara lain: a. Tindakan sesuai dengan perkataan Firman Allah dalam surah Ash-Shaff :3. ّ ( الـ )٣:صف “Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apaapa yang tidak kamu kerjakan” (Depag RI, 1990:928). M. Quraish Shihab menukil dari pendapat Sayyid Quthub mengenai kandungan ayat tersebut dengan menyatakan bahwa di dalam ayat tersebut terlihat penyatuan akhlak pribadi dengan kebutuhan masyarakat di bawah naungan kaidah keagamaan. Ayat ke 2-3 mengandung sanki dari Allah SWT serta kecaman terhadap orang beriman yang mengucapkan apa yang mereka tidak kerjakan. (Shihab, 1999:275) Berdasarkan ayat diatas dapat diambil pengertian bahwa seorang guru
hendaknya mampu
berkomitmen dengan
apa
yang sudah
disampaikan, bukan sebaliknya yang hanya dapat menyampaikan tanpa ada tindakan. Sehingga akhlaknya patut dijadikan teladan bagi anak didiknya.
24
b. Konsisten Firman Allah dalam surah Ali’ Imran:134. )٤٣١: ( ال عمران “(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit” (Depag RI, 1990:98). Ibnu Kasir dalam tafsirnya mengatakan dalam keadaan susah dan dalam keadaan makmur, dalam keadaan suka dan dalam keadaan duka, dalam keadaan sehat dan juga dalam keadaan sakit. Dengan kata lain, mereka rajin berinfak dalam semua keadaan (Katsir, 2001:145). Allah juga berfirman dalam surah Al-Baqarah:274.
)٤٧١: ( البقرة “Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan” (Depag RI, 1990::86).
Ayat diatas memberi pengertian bahwa, seorang pendidik yang di gugu dan ditiru mestinya memberikan teladan dalan secara terus menerus, baik dalam hadapan anak didiknya maupun tidak. Sehingga teladan seorang guru tidak bersifat dibuat-buat dan musiman. 4. Jenis-jenis Keteladanan Dalam dunia pendidikan, keteladanan merupakan cara paling efektif yang sangat berpengaruh dalam membina akhlak anak didik, baik secara individu maupun sosial. Hal ini karena seorang pendidik merupakan contoh nyata dalam pandangan anak didik. Contoh yang baik
25
itulah akan ditiru oleh anak didik dalam ber perilaku, baik hal itu ia sadari atau tidak. Bahakan dapat meresap dan mempengaruhi watak dalam diri anak didik. Mudah bagi seorang pendidik untuk memberikan atau mengajarkan sebuah metode yang baik kepada anak didik, akan tetapi hal itu akan sulit dipraktikkan oleh anak didik jika mereka mengetahui bahwa perilaku orang yang mengajarkannya tersebut tidak sesuai dengan yang ia sampaikan. Abdullah Nasih Ulwan dalam At Tarbiyah Aulad Fil Islam mengklasifikasikan keteladanan sebagai berikut: a.
Qudwah Al Ibadah Pemberian contoh teladan yang baik (uswah hasanah) dalam beribadah terhadap anak didik, akan banyak mempengaruhi pola tingkah laku mereka dalam perilaku sehari-hari terutama dalam hal-hal ibadah. Al-Qur’an surah Luqman Ayat 17 :
“Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)”. (Depag RI, 1990:655) Ayat tersebut mencontohkan bahwasanya dalam hal ibadah, Luqman Hakim menggunakan cara-cara persuasif (ajakan dan
26
bimbingan) dalam menyuruh anaknya untuk melaksanakan shalat. Hal ini dikarenakan jika orang tua tidak melaksanakan shalat, jangan harap mereka akan melaksanakannya juga. Pendidikan
keteladanan
dalam
beribadah
hendaknya
ditanamkan dan dibiasakan sejak usia didni. Karena kebiasaankebiasaan baik semenjak kecil akan membentuk kepribadian mereka di masa depannya. Dikatakan bahwa « siapa yang membiasakan sesuatu di waktu mudanya, maka waktu tua akan menjadi kebiasaannya juga. (Athiyah, 2003 :121) b.
Qudwah Zuhud Seorang guru menduduki tempat yang tinggi dan suci. Oleh karenanya, ia harus tahu kewajiban yang sesuai dengan posisinya sebagai guru. Ia haruslah mempunyai sifat zuhud, dengan maksud mengajar bukan karena upah atau gaji semata, melainkan mencari keridhaan Allah SWT. Menurut Al-Ghazali dalam al-Ihya bahwa seorang guru hendaknya meneladani Nabi SAW dalam dalam hal tidak menerima gaji atau meminta imbalan apapun atas pelajaran yang ia berikan. Juga tidak bertujuan memperoleh balasan ataupun terimakasih dari siapapun. Maka ia mengajarkan ilmunya sematamata demi keridhaan Allah SWT dan sebagai upaya pendekatan diri kepada-Nya. Sehingga ia sedikit pun tidak menanam budi pada peserta didiknya. (Al Ghazali, 1967: 80)
27
Dengan memahami larangan gaji bagi pendidik yang menjadi pemikiran al-Ghazali, bisa jadi merupakan salah satu upaya penghambat kecenderungan sifat matrealistik yang waktu itu telah merambah pada profesi pendidik. Namun pendapat tersebut tidak dapat digunakan lagi dalam pengelolaan pendidikan sekarang. (Ahmad, 1994: 78). Karena seorang alim aatau sarjana betapapun zuhud dan sederhana hidupnya, tentu saja memerlukan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Nasih Ulwan, bahwa zuhud Nabi SAW adalah untuk mendidik generasi muslim tentang gaya hidup sederhana dengan cara menerima dan mencucukupkan tidak terlena dengan gemerlapnya dunia, sehingga imbasnya tidak melupakan kewajiban dakwah Islam dan juga tidak terperdaya oleh dunia sebagaimana yang terjadi pada orang- orang sebelumnya. Selain itu Nabi juga ingin memberikan pemahaman kepada orang-orang munafiq dan musuh-musuhnya bahwa apa yang dilakukan oleh orang Islam dalam dakwahnya bukan untuk mengumpulkan harta benda, kenikmatan dan hiasan dunia yang cepat rusak, tetapi tujuannya hanyalah mencari ridha Allah SWT. (Ulwan, 1981:176) c.
Qudwah Tawadhu’ Al- Mawardi memandang penting seorang guru untuk memiliki sifat tawadhu’ (rendah hati) serta menjahui sikap ujub (besar kepala). Sikap tawadhu’ disini adalah merasa rendah hati
28
dan merasa sederajat dengan orang lain, sikap demikian akan menumbuhkan rasa menghormati orang lain, toleransi serta rasa senasib dan cinta keadilan. (Abuddin, 2001: 50). Dengan sikap tawadhu tersebut seorang guru akan mampu menghargai muridnya sebagai makhluk yang mempunyai potensi, serta melibatkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Orang yang mampu bersikap rendah hati menandakan bahwa dia berjiwa besar dan berbudi luhur. Rasulullah SAW menyatakan bahwa orang yang bersikap rendah hati dan ikhlas martabatnya akan semakin tinggi derajatnya di sisi Allah SWT.
Rasulullah SAW mengaplikasikan sikap tawadhu dalam kehidupan sehari-hari. Rasul gemar menjalin silaturrahim dari berbagai kalangan, menengok orang sakit dari berbagai golongan. Beliau terbiasa berjabat tangan dan mendahului mengucapkan salam kepada para sahabat. Bahkan Rasul amat marah jika seseorang membanggakan keturunannya. Rasul biasa membantu pekerjaan istrinya didapur, bahkan pergi ke pasar. Akhlak Rasulullah SAW ini merupakan suri tauladan yang baik. (Thalib, 1996:128). d.
Qudwah al-Karimah Meskipun kepribadian (akhlak al-karimah) itu masih bersifat abstrak, namun hal ini dapat diketahui dari segi tindakan atau perilakunya dalam segala aspek kehidupan.
29
Supaya dapat menjadi tauladan atau contoh, seorang guru hendaknya mempunyai budi pekerti yang baik sebelum ia mengajarkan budi pekerti pada anak didiknya. e.
Qudwah Syaja’ah Syaja’ah (berani) secara etimologi dalam konteks jiea adalah kekerasan hati menghadapi hal yang menakutkan, sedang dalam konteks perbuatan, syaja’ah adalah memberanikan diri dalam mengambil kesempatan, dan ia adalah suatu kebajikan antara keberanian yang berlebih dan sangat kuat. (Amril, 2002:111) Keberanian haruslah ditanamkan pada diri seorang anak. Anak akan memiliki jiwa yang kerdil dan pengecut bila tidak di ajari keberanian. Dengan keberanian, anak akan menjadi seorang yang cerdas dan mampu menuangkan gagasan atau ide-idenya dalam bentuk perilaku sehari-harinya.
f.
Qudwah al-Jasadiyah Jasadiyah secara bahasa adalah bentuk tubuh, namun dalam hal ini jasadiyah akan lebih bijaksana bila diartikan guru haruslah berpenampilan yang rapi, sopan, dan menarik. Dengan demikian anak didik akan meniru apa yang menjadi tindakan guru.
g.
Qudwah al-Hasan al-Siyasah Tarbiyah siyasah dipandang sebagai aktivitas pendidikan yang terlembagakan, teratur, sistematik, dan inensional melakukan
30
segala upaya untuk berperan lebih aktif dalam membangun intitusi kemasyarakatan dan siyasah. Dalam hal ini, tarbiyah siyasah tidak dapat lepas dari pembinaan masyarakat, agar mereka menyadari hak dan kewajibannya terhadap tanah air atau gerakannya. Dari uraian diatas, maka keteladanan seorang pendidik seyogyanya berbudi pekerti yang baik dalam rangka menciptakan akhlakul karimah pada anak didiknya. Dengan demikian, maka seorang guru akan menempatkan dirinya pada derajat yang tinggi di sisi Allah SWT dan dihadapan sesama manusia. (Ulwan, 1981:178) 5. Tipe Keteladanan a. Pengaruh langsung yang tidak disengaja Keberhasilan peneladanan ini banyak bergantung pada kualitas kesungguhan realisasi karakteristik yang diteladankan, seperti: keilmuan, kepemimpinan, keikhlasan, atau lain sebagainya. Dalam kondisi ini pengaruh teladan berjalan secara langsung tanpa disengaja. Ini berarti bahwa setiap orang yang diharapkan menjadi teladan hendaknya memelihara tingkah lakunya, disertai kesadaran bahwa ia bertanggung jawab dihadapan Allah SWT dalam segala hal yang diikuti oleh orang lain, kususnya pada pengagumnya. Kualitas kewaspadaan dan keikhlasannya bertambah seiring sejalan dengan derajat
kekaguman
serta
tingkah
terhadapnya. (An-Nahlawi, 1989 : 372)
peneladanan
orang
lain
31
b. Pengaruh langsung yang disengaja Kadangkala peneladanan diupayakan secara sengaja. Maka kita dapatkan umpamanya guru memberikan contoh membaca yang baik supaya anak didik menirunya. Hal itu juga dipraktikan oleh Rasulullah SAW pada para shabatnya dalam mempelajari urusan agama, seperti yang beliau perintahkan kepada para sahabat tentang bagaimana cara melakukan shalat yang benar. 6. Bentuk- bentuk Keteladanan Guru a. Lisan atau ucapan Lisan atau lidah merupakan organ tubuh manusia yang mempunyai fungsi untuk mengucapkan atau melafalkan apa yang dimaksud dalam hati manusia, meskipun kecil dari segi ukurannya, namun besar fungsinya dalam kehidupan manusia. Pengaruh perkataan yang disampaikan oleh seorang pendidik sangatlah berpengaruh pada anak didiknya. Oleh sebab itu Islam mengharamkan pembicaraan yang merusak dan membawa kesesatan. (Thalib, 1996:24) Ucapan-ucapan yang tidak mendidik hendaknya tidak terlontar dari seorang guru, seperti: kata-kata porno, kasar, menghina, dan lain sebagainya yang tidak mengandung nilai-nilai akhlakul karimah. Muhammad Talib berpendapat bahwa, langkah awal orang tua atau pendidik dalam mengajarkan ucapan yang baik pada anak dan anak
32
didiknya
adalah
memperdengarkan
kata-kata,
ucapan
dan
pembicaraan yang baik menurut syariat Islam. (Thalib, 1996: 25) b. Perbuatan Perbuatan merupakan cerminan dari isi hati manusia itu sendiri, boleh jadi perbuatan yang ditimbulkan mendatangkan kemaslahatan atau sebaliknya, mendatangkan kemahdaratan bagi dirinya maupun orang lain. Setiap perbuatan manusia tentu dilandasi oleh tujuan, sedangkan perbuatan manusia mempunyai sa’dah atau kebahagiaan. (Umary, 1995: 29) Sudah menjadi kewajiban bagi seorang pendidik untuk memberikan contoh tindakan yang baik bagi anak didiknya, supaya akhlak mulia tertanam pada diri anak.
7. Urgensi Keteladanan Guru Diantara metode-metode yang cukup urgen dan faktual yang ditempuh oleh Rasulullah SAW dalam proses pengajaran adalah keteladanan. Dalam konteks ini, beliau senantiasa melakukan sesuatu sebelum menyuruh oranglain (muridnya) mengedepankan contoh merupakan wujud dari keteladanan. Bentuk modeling yang telah dipraktikan Rasulullah kiranya tidak disangsikan lagi bahwa metode ini sangat kuat bersemayam dalam hati dan memudahkan pemahaman serta ingatan. (Ghuddah, 2009: 79)
33
Sistem pendidikan modern tidak dapat mencapai prinsip yang benar yang melebihi kebaikannya dari metode “uswatun hasanah” sebagai alat untuk merealisasikan tujuan pendidikan akhlak dan menumbuhkan sumbr-sumber keutamaan dalam jiwa anak didik, maka hendaknya anak di susruh mengikuti dan menirukan hal-hal yang dinasehatkan dan dibimbingkan kepadanya. Keteladanan dalam pendidikan adalah metode influitif yang paling meyakinkan keberhasilannya dalam mempersiapkan dan membentuk anak dalam moral, spiritual, dan social. Hal ini karena pendidikan adalah contoh terbaik dalam pandangan anak didik, yang akan ditiru baik dalam tindak tanduknya dan perkataannya,. Dari sisni, masalah keteladanan menjadi faktor penting dalam hal baik buruknya moral anak didik. Jika pendidik jujur, dapat dipercaya, berakhlak mulia, berani dan menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama, maka si anak akan tumbuh dalam kejujuran, terbentuk dengan akhlak mulia, keberanian dan sikap yang menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan agama. (Ulwan, 1981: 2) Apabila
dikaji
secara
ilmiah
dapatlah
dilaporkan
bahwa
keteladanan bertopang pada asas pendidikan yang kuat serta memiliki implikasi edukatif, yaitu: a. Pola pendidikan Islam tercermin dari kehidupan para pendidiknya. Karenanya ia perlu menjadi teladan bagi para pelajarnya, selalu siap dan rela berkorban serta menghindari perbuatan yang tidak berarti.
34
b. Islam talah menjadi pribadi Nabi Muhammad SAW sebagai suri tauladan yang terus menerus bagi seluruh pendidik, suri tauladan yang selalu baru bagi generasi demi generasi dan selalu aktual dalam kehidupan sehingga bertambah kecintaan kita terhadapnya dan tergugah pula keinginan untuk meneladaninya. (Rosyadi, 2004: 231232)
B. Akhlak Siswa 1. Pengertian Akhlak Secara etimologis akhlak adalah bentuk jamak dari khuluq yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Berakar dari khalaqa yang berarti menciptakan. Seakar dengan Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlaq tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak Khaliq (Tuhan) dengan perilaku makhluq (manusia). Atau dengan kata lain, tata perilaku seseorang terhadap orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlaq yang hakiki manakala tindakan atau perilaku tersebut didasarkan atas kehendak Khaliq (Tuhan). Dari pengertian etimologis seperti ini, akhlaq bukan saja merupakan tata aturan atau norma perilaku yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan dan bahkan dengan alam semesta sekalipun.
35
Secara terminologis (ishthilahan) ada beberapa definisi tentang akhlaq: 1. Ibn Miskawih Bahwa
akhlak
adalah
keadaan
jiwa
seseorang
yang
mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pikiran lebih dahulu. (Zahrudin, 2004:1) 2. Imam Al-Ghazali ”Akhlak
adalah
sifat
yang
tertanam
dalam
jiwa
yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.” 3. Ibrahim Anis ”Akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengannya lahirlah macam-macam perbuatan, baik atau buruk tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan.” 4. Abdul Karim Zaidan ”Akhlak adalah nilai-nilai dan sifat-sifat yang tertanam dalam jiwa, yang dengan sorotan dan timbangannya seseorang dapat menilai baik
atau
buruk,
untuk
kemudian
memilih
melakukan
atau
meninggalkannya.” Ketiga definisi di atas sepakat menyatakan bahwa akhlaq atau khuluq adalah sifat yang tertanam dalam jiwa manusia, sehingga dia akan muncul secara spontan bilamana diperlukan, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan lebih dahulu, serta tidak memerlukan dorongan dari
36
luar. Dalam Mu’jam al-Wasith disebutkan min ghairi hajah ila fikr wa ru’yah (tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan). Dalam Ihya’ Ulum ad-Din dinyatakan tashduru al-af’al bi suhulah wa yusr, min ghairi hajah ila fikr wa ru’yah (yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan) (Ilyas, 2007:2) Sifat spontanitas dari akhlaq tersebut dapat di ilustrasikan dalam contoh berikut ini. Bila seseorang memberikan sumbangan dalam jumlah besar untuk pembangunan masjid setelah mendapat dorongan dari seorang da’i (yang mengemukakan ayat-ayat dan hadits-hadits tentang keutamaan membangun masjid), maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat pemurah, karena kepemurahannya waktu itu lahir setelah mendapat dorongan dari luar, dan belum tentu muncul lagi pada kesempatan lain. Boleh jadi tanpa dorongan seperti itu, dia tidak akan memberikan sumbangan, atau kalaupun memberikan sumbangan hanya dalam jumlah sedikit. Tapi manakala tidak ada doronganpun dia tetap menyumbang, kapan dan di mana saja, barulah bisa dikatakan dia mempunyai sifat pemurah. Contoh lain, dalam menerima tamu. Bila seseorang membedabedakan tamu yang satu dengan yang lain, atau kadangkala ramah, kadangkala tidak, maka orang tadi belum bisa dikatakan mempunyai sifat memuliakan tamu. Sebab seseorang yang mempunyai akhlaq memuliakan tamu, tentu akan selalu memuliakan tamunya.
37
Dari keterangan di atas jelaslah bagi kita bahwa akhlak itu haruslah bersifat konstan, spontan, tidak temporer dan tidak memerlukan pemikiran dan pertimbangan serta dorongan dari luar. Di samping istilah akhlak, juga dikenal istilah etika dan moral. Ketiga istilah itu sama-sama menentukan baik dan buruk sikap dan perbuatan manusia. Perbedaannya terletak pada standar masing-masing. Bagi akhlaq standarnya adalah Al-Qur’an dan Sunnah; bagi etika standarnya pertimbangan akal pikiran; dan bagi moral standarnya kebiasaan umum yang berlaku di masyarakat. Jadi, pada hakikatnya akhlaq adalah suatu sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian dan dari sini timbullah berbagai macam perbuatan dengan spontan tanpa
dibuat-buat dan tanpa
memerlukan pikiran. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa akhlak adalah kehendak dan tindakan yang sudah menyatu dengan prilaku seseorang dalam kehidupannya sehingga sulit dapat untuk dipisahkan. Karena kehendak dan tindakan itu sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, maka seseorang dapat mewujudkan kehendak dan tindakannya itu dengan mudah, tidak banyak memerlukan pertimbangan dan pemikiran. Oleh karena itu tidak salah apabila akhlak sering diterjemahkan dengan kepribadian lantaran kehendak dan tindakannya itu sudah menjadi bagian dari pribadinya. (Nasirudin, 2010:32)
38
2. Ciri-ciri Akhlak Dalam Islam a. Akhlak Rabbani Ajaran akhlak dalam Islam bersumber dari wahyu Ilahi yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Sunnah. Di dalam Al-Qur’an terdapat kira-kira 1.500 ayat yang mengandung ajaran akhlaq, baik yang teoritis maupun praktis. Demikian pula hadits-hadits Nabi, amat banyak jumlahnya yang memberikan pedoman ahklak. Sifat Rabbani dari akhlak
juga
menyangkut
tujuannya,
yaitu
untuk
memperoleh
kebahagiaan di dunia dan akhirat. Ciri Rabbani juga menegaskan bhwa akhlaq dalam islam bukanlah moral yang kondisional dan situasional, tetapi akhlaq yang benar-benar memiliki nilai yang mutlak. Akhlak Rabbani lah yang mampu menghindari kakacauan nilai moralitas dalam hidup manusia. Al-Qur’an QS. Al-An’am :153: “Dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, Maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalanNya. yang demikian itu diperintahkan Allah agar kamu bertakwa.” (Depag RI, 1990:) b. Akhlak Manusiawi Ajaran akhlaq dalam islam sejalan dan memenuhi tuntunan fitrah manusia. Kerinduan jiwa manusia kepada kebaikan akan terpenuhi dengan mengikuti ajaran akhlak dalam Islam. Ajaran akhlaq dalam
39
Islam diperuntukkan bagi manusia yang merindukan kebahagiaan dalam arti hakiki, bukan kebahagiaan semu. Akhlak Islam adalah akhlaq yang benar-benar memelihara eksistensi manusia sebagai makhluk terhormat, sesuai dengan fitrahnya. c. Akhlak Universal Ajaran akhlak dalam Islam sesuai dengan kemanusiaan yang universal dan mencakup segala aspek hidup manusia, baik yang dimensinya vertikal maupun horizontal. Sebagai contoh Al-Qur’an menyebutkan sepuluh macam keburukan yang wajib dijauhi oleh setiap orang, yaitu menyekutukan Allah SWT, durhaka kepada kedua orang tua, membunuh anak karena takut miskin, berbuat keji baik secara terbuka maupun tersembunyi, membunuh orang tanpa alasan yang sah, makan harta anak yatim, mengurangi takaran dan timbangan, persaksian tidak adil, dan menghianati janji dengan Allah SWT.
Firman Allah dalam Q.S Al-An’am 6:151-152:
40
“Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar. demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya kamu memahami(nya). “Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. dan sempurnakanlah takaran dan timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang melainkan sekedar kesanggupannya. dan apabila kamu berkata, Maka hendaklah kamu Berlaku adil, Kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah. yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat”. (Depag RI, 1990:214)
d. Akhlak Keseimbangan Ajaran akhlak dalam Islam berada di tengah antara yang mengkhayalkan manusia sebagai Malaikat yang menitik beratkan segi kebaikannya dan yang mengkhayalkan manusia sebagai hewan yang menitik beratkan sifat keburukannya saja. Manusia menurut pandangan Islam memiliki dua kekuatan dalam dirinya, kekuatan baik dalam hati nurani dan akalnya dan kekuatan buruk pada hawa nafsunya. Manusia memliki naluriah hewani dan juga ruhaniyah Malaikat. Manusia memiliki unsur ruhani dan jasmani yang memerlukan pelayanan masing-masing secara seimbang. Manusia hidup tidak hanya di dunia kini, tetapi dilanjutkan dengan kehidupan di akhirat nanti.
41
Hidup di dunia merupakan ladang bagi akhirat. Akhlaq Islam memenuhi tuntutan hidup bahagia di dunia dan di akhirat secara seimbang pula. Bahkan memenuhi kebutuhan pribadi harus seimbang dengan memenuhi kewajiban terhadap masyarakat. e. Akhlak Realistis Ajaran akhlak dalam Islam memperhatikan kenyataan hidup manusia. Meskipuan manusia telah dinyatakan sebagai makhluk yang memiliki kelebihan dibanding makhluk-makhluk yang lain, tetapi manusia memiliki kelemahan-kelemahan, memiliki kecenderungan manusiawi dan berbagai macam kebutuhan material dan spiritual. Dengan kelemahan-kelemahannya itu manusia sangat mungkin untuk melakukan kesalahan-kesalahan dan pelanggaran. Oleh sebab itu Islam memberika kesempatan pada manusia yang melakukan kesalahan untuk memperbaiki diri dengan bertaubat. Bahkan dalam terpaksa, Islam membolehkan manusia melakukan sesuatu yang dalam keadaan biasa tidak dibenarkan. (Ilyas, 2007:12-14). Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (Depag RI, 1990:42)
42
3. Macam-macam Akhlak Manusia mempunyai dua potensi akhlak yaitu, baik dan buruk, baik kelakuan tersebut merupakan hasil pilihan atau perbuatan manusia itu sendiri, ataukah diluar kemampuannya. Dalam hal ini akhlak di klasifikasikan menjadi dua macam yaitu: a. Akhlak Mahmudah Akhlak mahmudah adalah segala tingkah laku manusia yang terpuji yang merupakan tanda kesempurnaannya kepada Allah SWT, karena akhlaq yang terpuji lahir dari sifat-sifat yang terpuji pula. (Mahyudin, 2006:1) Dapat dipahami bahwa kebajikan lebih dahulu menghiasi diri manusia, dan manusia pada dasarnya cenderung pada kebaikan. Dalam Al- Qur’an surat Thaha:121 Allah berfirman:
“Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia”. (Depag RI, 1990:490) Redaksi menunjukkan bahwa sebelum digoda iblis, Adam tidak durhaka, dalam arti tidak melakukan sesuatu yang buruk, dan akibat dari godaan itu, ia menjadi sesat. Kecenderungan manusia kepada kebaikan terbukti dari persamaan konsep-konsep pokok moral pada setiap peradaban dan zaman. Perbedaan jika terjadi
43
terletak pada bentuk, penerapan, atau pengertian yang tidak sempurna terhadap konsep-konsep moral, yang disebut makruf dalam Al-Qur’an. (Shihab, 1999:255) Dari paparan diatas dapat diketahui bahwa, pada dasarnya manusia itu diciptakan untuk menebar kebaikan (ma’ruf). b. Akhlak Madzmumah Akhlaq madzmumah adalah segala tingkah laku manusia yang tercela ataupun perbuatan jahat yang bisa merusak iman seseorang kepada Allah SWT serta dapat menjatuhkan harga dirinya. Berdasarkan petunjuk ajaran Islam, banyak dijumpai akhlak tercela, diantaranya : 1. Berbohong Yaitu memberikan atau menyampaikan informasi yang tidak sesuai, tidak cocok dengan yang sebenarnya. Berbohong ada tiga macam, yaitu berbohong dengan perbuatan, berbohong dengan lisan, dan berbohong dengan hati. 2. Takabur Yaitu merasa atau mengaku dirinya mulia, tinggi, melebihi orang lain (sombong) 3. Dengki Yaitu rasa atau sikap tidak senang atas kenikmatan yang diperoleh orang lain, dan berusaha untuk menghilangkan kenikmatan
44
itu dari orang lain tersebut, baik dengan maksud supaya kenikmatan itu berpindah ke tangan sendiri atau tidak. 4. Bakhil Yaitu orang yang sangat hemat dengan apa yang menjadi miliknya, tetapi hematnya itu sangat sukar untuk membagi apa yang dimilikinya itu untuk disedekahkan kepada orang lain. Islam sangat melarang bagi para pengikutnya untuk berbuat keburukan. Karena perilaku yang buruk berbahaya bagi orang-orang yang disekitarnya, sehingga menimbulkan rasa yang tidak nyaman di dalam masyarakat. Namun sangat disayangkan banyak orang yang melakukan hal yang buruk tetapi tidak ada kesadaran dalam dirinya bahwa hal tersebut dapat merugikan dirinya sendiri.
4. Sasaran Akhlak Akhlak yang mulia amat banyak jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Allah SWT, manusia dengan manuisa, akhlak yang mulia itu dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu: 1. Akhlak kepada Allah SWT Quraish Shihab berpendapat bahwa, titik tolak akhlak terhadap Allah SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan melainkan Allah SWT. Dia memiliki sifat-sifat terpuji; demikian agung sifat itu, yang jangankan manusia, malaikat pun tidak akan mampu menjangkau hakikat-Nya. (Shihab, 1999:262)
45
Pendapat lain mengatakan; Akhlak kepada Allah SWT dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Allah SWT sebagai khalik. Titik tolak akhlak kepada Allah SWT adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan selain Allah SWT. Dia memiliki sifatsifat terpuji, demikian agung sifat itu, jangankan manusia, malaikatpun tidak mampu menjangkaunya. Akhlak kepada Allah SWT pada prinsipnya merupakan penghambaan diri secara total kepada-Nya. Sebagai makhluk yang dianugerahi akal sehat, kita wajib menempatkan diri kita pada posisi yang tepat, yakni sebagai penghamba dan menempatkan-Nya sebagai Dzat yang Maha Adil serta satu-satunya Dzat yang kita sembah.(Halim, 2000:44) Bertolak dari prinsip ketauhidan itu, manusia kemudian berkewajiban untuk menghamba dan mengabdi kepada-Nya. Allah berfirman dalam QS. Adz-Dzariyat:
“Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku’. (Depag RI, 1990:862). Adapun kewajiban manusia terhadap Allah SWT pada garis besarnya menjadi dua, yaitu: a. Mentauhidkan-Nya b. Beribadah kepada-Nya
46
Sebagai implikasi lebih lanjut dari dari dua kewajiban tersebut adalah bahwa manusia harus berbuat dan beramal sesuai dengan syariat Islam. Ini termasuk kewajiban kepada Allah SWT. Jadi, cara berakhlaqul karimah kepada Allah SWT diantaranya adalah beriman kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Orang yang sudah mengaku beriman kepada-Nya, sebagai kesempurnaannya takwa. Oleh sebab itu amal ibadah merupakan satu kewajiban manusia terhadap Allah SWT mutlak ditegakkan, yaitu dengan menjalankan segala perintah-Nya dan meninggalkan segala larangan-Nya.
2. Akhlak Terhadap Diri Sendiri Berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dapat diartikan menghargai, menghormati, menyayangi, dan menjaga diri sendiri dengan sebaik-baiknya, karena apa yang diberikan oleh Allah SWT kepada manusia akan dimintai pertanggungjawaban di akhirat kelak. Untuk menjalankan perintah Allah SWT dan mengikuti teladan Rasulullah SAW, maka setiap umat islam harus berakhlaq dan bersikap sebagai berikut : a) Menghindari minuman keras b) Menghindari perbuatan yang tidak baik c) Memelihara kesucian jiwa d) Pemaaf dan memberi maaf
47
e) Mempunyai perilaku yang sederhana dan jujur f) Menghindari perbuatan tercela 3. Akhlak Terhadap Sesama Manusia Manusia adalah makhluk sosial, artinya membutuhkan campurtangan orang lain. Untuk itu, satu sama lain perlu adanya kerjasama, tolong menolong, dan menjalin komunikasi dengan baik. Di dunia barat, sering dinyatakan bahwa, “anda boleh melakukakan perbuatan apapun selama tidak bertentangan dengan hak orang lain”, tetapi dalam Al-Qur’an ditemuka anjuran, “Anda hendaknya
mendahulukan
kepentingan
oranglain
daripada
kepentingan Anda sendiri”. (Syihab, 1999:269) Akhlak kepada sesama manusia hendaknya dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari agar ketentraman dan kerukunan hidup bermasyarakat dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan bersama. Diantara akhlak terhadap sesama manusia antara lain: a) Berbakti kepada kedua orang tua dan guru b) Menghormati orang yang lebih tua c) Menghargai teman sejawat d) Menghormati tetangga dan tamu e) Menghormati orang yang sudah meninggal f) Menghormati dan menjalin hubungan yang baik dengan non muslim (Halim, 2000: 102)
48
Untuk meningkatkan hubungan baik terhadap sesama manusia, yang wajib kita lakukan sebagai amggota masyarakat adalah sebagai berikut : 1) Ukhuwah dan Persaudaraan Di dalam hubungan bermasyarakat harus menjalin ukhuwah dan persaudaraan dengan baik. Allah berfirman dalam (QS. AlHujurat:
“Orang-orang beriman itu Sesungguhnya bersaudara. sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat”. (Depa RI, 1990:846)
2) Tolong-menolong Tolong-menolong untuk kebaikan dan taqwa kepada Allah adalah perintah Allah. Wajib kepada setiap orang islam untuk tolong menolong dengan cara yang sesuai dengan obyek orang yang bersangkutan. Sebagaimana firman Allah dalam QS. AlMaidah:
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya” (Depag RI, 1990:156) 3) Musyawarah
49
Jika
ada
masalah
rumit
dalam
masyarakat,
maka
musyawarah di dalam lingkungan adalah cara yang tepat dan dianjurkan untuk mendapatkan keputusan yang adil. 4. Akhlak terhadap Alam Sekitar Yang dimaksud lingkungan di sini adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia, baik binatang, tumbuh-tumbuhan, maupun benda-benda yang tak bernyawa. Pada dasarnya, akhlak yang diajarkan Al-Qur’an terhadap lingkungan bersumber dari fungsi manusia sebagai khalifah. (Syihab, 1999:270) Manusia sebagai khalifah diberi kemampuan oleh Allah untuk mengelola bumi dan mengelola alam semesta ini. Manusia diturunkan ke bumi untuk membawa rahmat dan cinta kasih kepada alam seisinya. Oleh karena itu, manusia mempunyai tugas dan kewajiban terhadap alam sekitarnya, yakni melestarikan dan memeliharanya dengan baik. Firman Allah SWT dalam QS. Al-Qashash 77:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka)
50
bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”. (Depag RI, 1990:623 ) Dalam ajaran Islam akhlaq terhadap alam seisinya dikaitkan dengan tugas manusia sebagai khalifah di muka bumi. Manusia bertugas memakmurkan, menjaga dan melestarikan bumi ini untuk kebutuhannya. Akhlaq manusia terhadap alam bukan hanya sematamata untuk kepentingan alam, tetapi jauh dari itu untuk memelihara, melestarikan dan memakmurkan alam ini. Dengan kemakmuran alam dan keseimbangannya manusia dapat mencapai dan memenuhi kebutuhan.
Akhlak terhadap alam sekitar dapat dilakukan dengan : a) Menjaga kebersihan sekolah dan lingkungan alam sekitar b) Menyayangi binatang/hewan c) Merawat tumbuhan/tanaman d) Menjaga keseimbangan alam Dari uraian diatas, pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa, keberagamaan seseorang diukir dari akhlaknya. 5. Fungsi Akhlak Bagi Seorang Muslim a. Akhlak bukti nyata keimanan seseorang Taqwa adalah urusan hati, sehingga bagaimana proses ketaqwaan terjadi sulit untuk dijelaskan. Seseorang tidak bisa memaksakan ketaqwaan pada orang lain. Seorang penguasa tidak bisa memaksakan taqwa dan iman kepada rakyatnya, bahkan orang tua sampai batas
51
tertentu tidak bisa memaksakan keyakinan di hati anaknya. Bukankah Nabiyullah Nuh a.s tidak berhasil menyadarkan anaknya untuk taat? Bukankah Rasulullah SAW juga tidak berhasil menyadarkan pamannya Abu Thalib untuk masuk Islam hingga ia menghembuskan nafasnya yang terakhir? Dalam QS. Al-Qashash : 56 Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orangorang yang mau menerima petunjuk” (Depag RI, 1990:619) b. Akhlak Hiasan Orang Beriman Secara materi, manusia hanyalah seonggok tulang dan daging yang dibungkus kulit. Kaki dan tangannya bisa digerakkan secara leluasa, bisa berjalan, bisa memegang, sekali waktu bahkan memukul. Ia memiliki mata yang bisa dikatupkan dan dibuka untuk melihat, memiliki mulut yang bisa mengeluarkan bunyi, dan telinga yang bisa mendengarkan. Itulah manusia, dan begitulah tubuh manusia diciptakan Allah SWT. Secara fisik, semua anggota tubuh manusia telah mencerminkan kesempurnaan sebuah penciptaan, yang sangat berbeda dengan makhluk lainnya seperti binatang apalagi tumbuhan. Dalam QS. At-Tin : 4 Allah SWT berfirman : “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. (Depag RI, 1990:1076)
52
c.
Akhlak Amalan yang Paling Berat Timbangannya Perlu diketahui bahwa salah satu amal manusia yang paling mulia dihadapan Allah SWT dan paling berat timbangannya di sisi-Nya adalah akhlaq. Dan akhlaq inilah salah satu perilaku yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Islam banyak membimbing umat manusia dengan berbagai amalan, dari amalan hati seperti aqidah, hingga amalan fisik seperti ibadah. Namun semua amalan itu sesungguhnya merupakan sarana pembentuk kepribadian manusia beriman. Dengan kata lain, sasaran utama dari seluruh perintah Allah di dunia ini adalah dalam rangka membentuk karakter manusia beriman agar bertutur kata, berfikir dan berperilaku yang islami. Maka secara jelas Rasulullah SAW mengatakan bahwa misi yang beliau emban dalam berjuang di dunia ini adalah membentuk akhlak mulia umatnya. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW. bersabda : : صل ّي هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َ ِض َي هللاُ ع ْنهُ قَا َل قَا َل َرسُوْ ُل هللا ِ ع َْن اَبِ ْي هُ َر ْي َرةَ َر ُ ُ اِنَّ َما بُ ِع ْث ار َم ْاْلَ ْخ َالق ِ ت ِْلتَ ِّم َم َم َك “Dari Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah SAW bersabda: Sesungguhnya aku diutuskan untuk mnyempurnakan akhlaq” (Bukhari, )
d. Akhlak mulia simbol segenap kebaikan Kebaikan selain dilakukan untuk sesame manusia, bisa juga dilakukan untuk binatang, tumbuh-tumbuhan, alam, bahkan untuk Allah
53
SWT. Pendek kata, kebaikan bisa dilakukan untuk makhluk dan untuk Khaliq sekaligus. Standar kebaikan adalah sesuatu yang menyenangkan, baik bagi pelaku maupun yang menerimanya. Hanya saja, banyak pihak pasti selalu memunculkan banyak kepentingan yang beragam, bahkan mungkin saling bertentangan. Sesuatu yang menyenangkan bagi orang lain belum tentu menyenangkan bagi dirinya sendiri. Sebaliknya, sesuatu yang menyenangkan bagi pelaku belum tentu menyenangkan orang lain yang menerimanya. Maka, kebaikan memang harus memiliki standar yang bisa diterima oleh semuanya. Dan itulah kebaikan agama. Artinya sesuatu dianggap baik adalah jika Islam memandang hal itu baik. Sebaliknya, sesuatu dianggap keburukan adalah apabila dianggap buruk oleh agama. Sesuatu dianggap sebagai kebaikan jika dikenal oleh umumnya orang Muslim sebagai kebaikan, dan sesuatu dianggap keburukan adalah jika disepakati oleh umumnya kaum Muslim sebagai keburukan. Maka akhlaqul karimah tidak bisa dipungkiri merupakan simbol bagi sebuah kebaikan, bukan hanya bagi Allah SWT, namun juga bagi manusia (Ahmadi, 2004: 21-32)
C. Pengaruh Keteladanan Guru Terhadap Akhlak Siswa Keteladanan guru merupakan komponen yang penting dan harus dijalankan oleh seorang guru, karena perilaku baik yang ada dalam diri seorang guru selalu dilihat dan ditiru oleh peserta didik. Oleh karena itu guru
54
harus ber akhlak mulia dalam segala rutinitasnya, dengan harapan para siswa dapat menirunya. Uswah hasanah merupakan pendukung terbentuknya akhlak mulia. Uswah hasanah lebih mengena apabila muncul dari orang-orang terdekat. Guru menjadi contoh yang baik bagi anak didiknya, orang tua menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya, kyai menjadi contoh yang baik bagi santri-santrinya, atasan menjadi contoh yang baik bagi bawahannya. Contoh yang baik dan lingkungan yang baik, akan lebih mendukung seorang untuk menentukan pilihan akhlak yang baik. Anak didik memandang gurunya sebagai taladan utama bagi mereka, dimana ia bercita-cita agar menjadi fotokopi daripada gurunya. Ia akan meniru jejak atau akhlak, ilmu, kecerdasan, keutamaan dan semua gerak dan diam gurunya. Apabila ini yang menjadi perhatian anak didik terhadap gurunya, maka seharusnya pendidik itu selalu menjadi tauladan yang baik bagi anak didik mereka, menjadi contoh teladan yang ideal sesuai dengan prinsip-prinsip yang diakui mereka dan nilai-nilai yang mereka jelaskan, keutamaan-keutamaan yang mereka lukiskan dan apayang mereka gambarkan tentang teladan-teladan yang bersumber pada akhlak mulia. Disamping itu hendaklah seorang pendidik itu merupakan gambar yang hidup yang memantulkan keutamaan tingkahlaku yang sebenarnya, yang mereka anggap hebat apabila para siswa membiasakan dirinya dengannya, sebagai tingkah laku yang terbaik dalam hidupnya dan
55
sebagai syiar yang harus mereka tegakkan baik secara lahir maupun secara batin. Itu semua dimaksudkan supaya anak didik tidak terjerumus ke dalam situasi kontradiksi yang berbahaya. Demikian pula supaya mereka jangan ragu-ragu dan mencampur adukkan diantara hakikat dengan yang dipahaminya, sehungga mereka tidak mampu membedakan mana yang benar dan mana yang bohong, mana yang terang dan mana yang gelap. Kondisi semacam ini akan menimbulkan kegoncangan pada akidah mereka dan akan menggoyahkan nilai-nilai, prinsip-prinsip akidah yang mereka yakini dengan iman yang berakar dalam lubuk hati mereka. Sebenarnya orang akan memaafkan mereka apabila mereka kepergok dengan seorang guru yang menganjurkan supaya menghiasi dengan sikap benar sedangkan guru tersebut berbohong dan seorang guru yang menerangkan kepada mereka tentang bahayanya minuman keras, sedangkan guru itu tidak bisa pisah dengan botol minuman keras. Demikian pula disaat mereka melihat gurunya membanggakan sifat ikhlas, padahal guru itu sendiri tidak memperdulikan kewajibannya dalam arti tidak pernah mengajar dan tidak pernah masuk kelas tepat pada waktunya serta menghabiskan waktunya dalam kelas pada suatu yang tidak bermanfaat. Dalam keadaan semacam ini yang bakal terjadi pada anak didik adalah suatu respon yang menggoncangkan dirinya dan hancur pulalah seluruh tolok ukur dan alat pengontrol.
56
Suatu keniscayaan jika seorang pendidik mengharapkan anak didiknya mempunyai akhlak yang mulia sedangkan pendidik tersebut belum menerapkan akhlak mulia pada dirinya. Oleh karena itu haruslah kita camkan benar-benar bahwa, seorang pendidik yang ber karakter akan lebih banyak memberikan pengaruh pada siswanya melalui tingkah laku dan tindak tanduknya.
57
BAB III LAPORAN PENELITIAN
A. Gambaran Lokasi dan Obyek Penelitaian 1. Sejarah Singkat SMK AL-Kautsar Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Al-Kautsar merupakan lembaga pendidikan keterampilan setingkat SLTA yang berada di bawah naungan Pondok Pesantren Barokatul Qur’an. Rencana pendirian SMK sudah ada sejak periode KH. Muhibbin menjabat sebagai Pengasuh, ketika itu rencana pendirian kejuruan diarahkan pada jurusan tehnik mesin (STM) dengan menunjuk Drs. H. Martoyo, BA sebagai ketua tim pendirian STM yang dilanjutkan oleh Sarwan S.Ag. Namun karena beberapa kendala, rencana tersebut tidak dapat di realisasikan. Ide pendirian sekolah kejuruan kembali muncul ketika KH. Ali Subhan
Ahmad
melanjutkan
perjuangan
ayahnya.
menekankan
pembangunan sumber daya santri dan masyarakat sekitar harus ditingkatkan. Dengan kondisi geografis yang terletak di pinggir jalan raya, pondok pesantren menyambut peluang ini dengan membentuk tim pendirian sekolah kejuruan. Besarnya dorongan alumni . wali santri, dan simpatian untuk berdirinya SMK direspon dengan keluarnya Surat keputusan Ketua Yayasan Miftahul ulum, maka pada tanggal 1 Juli 2008 SMK Al-Kautsar didirikan dengan data pokok No SK Pendirian :
58
421.3/1230/2008 Tgl SK : 01/07/2008. Nama SMK : SMK AL KAUTSAR. NPSN: 20341386. NSS :322032108021. Dengan didirikannya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) salah satu bentuk tanggung jawab dan kepedulian Yayasan Miftahul Ulum terhadap kebutuhan masyarakat adalah memenuhi akan pendidikan yang bermutu dan beragam. Selama ini Yayasan Miftahul Ulum bergerak dalam lapangan pendidikan mulai pondok pesantren, Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), kesemua institusi pendidikan yang telah dikelola tersebut bersifat umum bercorak agamis 2. Profil Sekolah Nama Sekolah
: SMK AL- KAUTSAR
No Statistik Sekolah (NSS) : 322032108021 Alamat
: Jalan : Raya Demak – Purwodadi KM.15 Megonten Kecamatan : Kebonagung Kabupaten Demak (Propinsi) Jawa Tengah
Telepon/HP/Fax
: 087833998903
Status Sekolah
: Swasta
59
3. Visi dan Misi a. Visi
Menjadi SMK yang berkualitas, kompetetif, adaptif, dan berbudi luhur.
b. Misi 1. Melaksanakan diversivikasi kurikulum pendidikan 2. Melaksanakan pengembangan kurikulum muatan lokal 3. Melakukan inovasi pembelajaran yang efektif dan efesien sesuai karakteristik mata pelajaran. 4. Melaksanakan pengembangan pengelolaan sekolah yang meliputi sumber daya manusia pembelajaran, sarana prasarana penilaian, kesiswaan, kurikulum., administrasi, pembiayaan, pemasaran sesuai manajemen berbasis sekolah. 5.
Melaksanakan
pengembangan
keorganisasian
sekolah
meliputi: Struktur organisasi yang dikembangkan sesuai dengan tujuan Kompetensi. Uraian tugas yang lengkap dan jelas. Mekanisme kerja yang jelas, sederhana dan praktis. Personalia
yang
berkualitas
pelaksanaan Kompetensi
untuk
menunjang
60
6. Melaksanakan pengembangan fasilitas pendidikan mencakup aspek teknis teknologi. 7. Melaksanakan pengembangan pembiayaan pendidikan. 8. Mewujudkan kemampuan siswa dalam bidang akademis 9. Mewujudkan kemampuan siswa dalam bidang non akademis 10. Mewujudkan nilai-nilai etika, budi pekerti dan disiplin.
4. Tujuan Sekolah 1. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia produktif, mampu bekerja mandiri, mengisi lowongan pekerjaan yang ada di DU/DI sebagai tenaga kerja tingkat menengah, sesuai dengan kompetensi dalam Kompetensi keahlian pilihannya. 2. Membekali peserta didik agar mampu memilih karir, ulet dan gigih dalam berkompetisi, beradaptasi di lingkungan kerja dan mengembangkan sikap profesional dalam bidang keahlian yang diminatinya. 3. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri di kemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
61
5. Struktur Organisasi
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH TAHUN 2008/ 2013
BADAN PENGAWAS
: KH. Ali Muhsin, S.Pd.I : Drs. Kasmuin
PENGURUS HARIAN
:
Ketua
: H. Ali Mahmudhon, S.Pd
Wakil Ketua
: Much Ghofur, S.Pd
Sekretaris
: Arif Perdana, S.Pd
Bendahara
: Ratih Indriyaswari, S.Pd
Waka Humas
: Hj. Miftahul Jannah
Waka Kurikulum
: Heri Sulistianto S.Pd
Waka Kesiswaan
: Indra David Susanto S.Pd
Waka Sarpras
: Ulinnuha S.Pd
BADAN PEMBINA YAYASAN
: KH. Ali Subhan Ahmad.
62
6.
Daftar Guru TABEL III Daftar Guru
N o 1 .
Jumlah Guru Status a. Tetap PNS
3 Orang
b. Tidak Tetap PNS c. Tetap Non PNS d. Tidak Tetap Non PNS 2 .
2013/2014
37 Orang -
Jenis Kelamin a. Laki-laki
Orang
b. Perempuan
Orang
7. Jumlah Tenaga Administrasi dan Tenaga Kependidikan Lainnya
TABEL IV Tenaga Administrasi dan Tenaga Kependidikan Lainnya
No
Tenaga
2011/2012
1.
Administrasi
3 Orang
2.
Pustakawan
1 Orang
3.
Laboratorium
2 Orang
4.
Teknis kejuruan
3 Orang
5.
Keamanan / Satpam
2 Orang
6.
Kebersihan
1 Orang
7.
Pembantu Bimbingan
2 Orang
8.
Konseling
1 Orang
63
9.
Koperasi
10.
Asrama Jumlah
13 Orang
8. Jumlah Guru Berdasarkan Pendidikannya Table V Jumlah Guru Berdasarkan Pendidikan No
Tingkat Pendidikan
2011/2012
1.
PGA/SMA
-
2.
D1/D2
-
3.
D3/D4
-
4.
S1
40 Orang
5.
S2
-
6.
S3
Jumlah
9. Sarana Prasarana a. Ruang Belajar • 15 Ruang Kelas • 1 Ruang Lab. Fisika • 1 Ruang Lab. Kimia • 1 Ruang Lab. Biologi • 1 Ruang Lab. Bahasa • 1 Ruang Lab. Komputer • 1 Ruang Lab. Multimedia • 1 Ruang Praktek Gambar Teknik • 1 Ruang Perpustakaan Konvensional • 1 Ruang Perpustakaan Multimedia
Orang
64
b. Ruang Kusus (Praktik) • 3 Ruang Praktek/Bengkel/Workshop c.
Ruang Penunjang • 1 Ruang Kepala Sekolah & Wakil • 1 Ruang Guru • 1 Ruang Pelayanan Administrasi (TU) • 1 Ruang OSIS • 1 BPK/BK • 1 Ruang Pramuka & PMR • 1 Ruang UKS • 1 Ruang unit usaha Koperasi • 1 Ruang Kantin • 1 Gudang • 6 KM/WC Siswa dan Guru • 1 Bangunan Areal Parkir • 1 Unit Produksi • 1 Ruang Asrama • 1 Ruang Penjaga Sekolah
B. Penyajian Data Hasil Penelitian Setelah melalui penyebaran angket, pengumpulan data melalui data observasi, dan dokumentasi di lapangan, terlebih dahulu di sajikan bentuk data guna memperlancar langkah suatu penelitian. Berikut ini penulis lampirkan data responden dari hasil penelitian di SMK AL-KAUTSAR Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013:
65
1. Daftar Responden Dalam daftar responden berikut berisi nama-nama orang yang dijadikan objek penelitian. Untuk itu lebih jelasnya penulis sajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
TABEL VI Data Responden
No
Nama
Jenis kelamin L
P
Afif Fatul Muna
√
2
Anggun Firmansah
√
3
Anis Mu'izatul Inayati
√
4
Bagas Ajie Waluyo
√
5
Bastiyani
√
6
Dahlizatus Syifa
√
7
Kadir Sugiarto
√
8
M. Imam Syafi'i
√
9
Nazzikhul Mubayanah
√
10
Suciatul Khoirozzaroh
√
11
M. Nur Alif
√
12
M. Zamach Sari
√
13
Surya dewi Utami
14
Ponco Oktavian
1
√ √
66
√
15
Tri Pamuji Raharjo
16
Helmi Irma Dhatul Ulya
√
17
Rindi Antikasari
√
18
Mohammad Abdul Karim
√
19
M. Ridho Nugraha
√
20
Teguh Asyrofi
√
21
Iva Ulfatullaikha
22
Yasin Yusuf
√
23
A. Imam Nawawi
√
24
Ahmad Hafidhi
√
25
Ahmad Suyuti
√
26
Indra Saputra
√
27
Syarif Hidayatullah
√
28
M. Surya Adib
√
29
Banatul nadhila
√
30
Isna Irfanina
√
31
Ahmad Reza Sofiyullah
√
32
M. Fiki Zulfikar
√
33
Dinar Wahyu R
√
34
Ulya Nurul Janah
√
35
Nilna Sabilannaja
√
36
Dimas Hasan
√
37
Maulana Dwi Andika
√
√
67
38
√
Nur Halimah
2. Data Hasil Angket Untuk memperoleh data tentang pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI di SMK AL-KAUTSAR Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak menggunakan angket yang berisi keteladanan guru terdiri dari 15 pertanyaan, akhlak siswa sebanyak 15 pertanyaan dengan pilihan jawaban a, b, c, kepada siswa kelas XI di SMK ALKAUTSAR Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak yang setiap item pertanyaan terdapat 3 alternatif jawaban yaitu: A, B, dan C dengan bobot penilaian sebagai berikut: 1) Alternatif jawaban A dengan nilai 3 2) Alternatif jawaban B dengan nilai 2 3) Alternatif jawaban C dengan nilai 1 Adapun hasil angket yang diberikan kepada responden dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini: TABEL VII Hasil Angket Keteladanan Guru Klasifikasi Jumlah
Jumlah Skor Tiap
Jawaban
Item
No
Skor
A
B
C
3
2
1
1
10
5
0
30
10
0
40
2
14
0
1
42
0
1
43
3
13
2
0
39
4
0
43
68
4
14
1
0
42
2
0
44
5
13
2
0
39
4
0
43
6
14
0
1
42
0
1
43
7
14
0
1
42
0
1
43
8
9
6
0
27
12
0
39
9
13
2
0
39
4
0
43
10
12
3
0
36
6
0
42
11
13
1
1
39
2
1
42
12
13
2
0
39
4
0
43
13
13
1
1
39
2
1
42
14
14
0
1
42
0
1
43
15
12
3
0
36
6
0
42
16
14
0
1
42
0
1
43
17
14
1
0
42
2
18
14
0
1
42
0
1
43
19
14
0
1
42
0
1
43
20
12
2
1
36
6
1
43
21
14
0
1
42
0
1
43
22
14
0
1
42
0
1
43
23
13
1
1
39
2
1
42
24
14
0
1
42
0
1
43
25
12
3
0
36
6
0
42
26
14
1
0
42
2
0
44
27
13
2
0
39
4
0
43
28
12
1
2
36
2
2
40
29
12
3
0
36
6
0
42
30
13
1
1
39
2
1
42
31
12
2
1
36
4
1
41
32
12
3
0
36
6
0
42
33
13
1
1
39
2
0
1
44
42
69
34
13
2
0
39
4
0
43
35
12
2
1
36
4
1
41
36
14
0
1
42
0
1
43
37
12
2
1
36
4
1
41
38
11
3
1
33
6
1
40
TABEL VIII Hasil Angket Akhlak Siswa Klasifikasi Jumlah
Jumlah Skor Tiap
Jawaban
Item
No
Skor
A
B
C
3
2
1
1
5
9
1
15
18
1
34
2
13
1
1
39
2
1
42
3
13
2
0
39
4
0
43
4
12
2
1
36
4
1
41
5
11
3
1
33
6
1
40
6
11
3
1
33
6
1
40
7
13
1
1
39
2
1
42
8
7
7
1
21
14
1
36
9
12
2
1
36
4
1
41
10
14
0
1
42
0
1
43
11
14
0
1
42
0
1
43
12
14
0
1
42
0
1
43
13
13
1
1
39
2
1
42
14
11
3
1
33
6
1
40
15
10
4
1
30
8
1
39
16
14
0
1
42
0
1
43
17
11
3
1
33
6
1
40
18
13
1
1
39
2
1
42
70
19
14
0
1
42
0
1
43
20
12
2
1
36
4
1
41
21
11
3
1
33
6
1
40
22
13
2
0
39
4
0
43
23
12
3
0
36
6
0
42
24
11
3
1
33
6
1
40
25
11
3
1
33
6
1
40
26
9
5
1
27
10
1
38
27
11
3
1
33
6
1
40
28
13
1
1
39
2
1
42
29
12
2
1
36
4
1
41
30
7
7
1
21
14
1
36
31
6
7
2
18
14
2
34
32
12
2
1
36
4
1
41
33
8
6
1
24
12
1
37
34
11
3
1
33
6
1
40
35
11
2
2
33
4
4
41
36
12
2
1
36
4
1
41
37
12
2
1
36
4
1
41
38
8
7
0
24
14
0
38
71
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis akan menganalisis data yang telah terkumpul, dikarenakan data yang diperoleh masih berupa data mentah. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya indikasi pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK AL-KAUTSAR Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013/2014. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK AL-KAUTSAR, maka data yang diperoleh akan dianalisis statistik dan analisa kuantitatif. Dalam menganalisa data tersebut penulis menggunakan teknik product moment. Adapun analisis tersebut secara rinci sebagai berikut: a
Analisis pertama, bertujuan untuk mengetahui tingkat keteladanan guru di SMK AL-KAUTSAR tahun pelajaran 2013/2014;
b
Analisis kedua, bertujuan untuk mengetahui tingkat akhlak siswa kelas XI SMK AL-KAUTSAR tahun pelajaran 2013/2014;
c
Analisis ketiga, bertujuan untuk mengetahui pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK AL-KAUTSAR Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014;
72
A. Analisis Pertama Pada analisis pertama ini penulis menganalisis tingkat keteladanan guru. Adapun jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden kemudian nilai itu diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval
73
Maka kriteria keteladanan guru dapat penulis berikan batasan sebagai berikut:
TABEL IX Kriteria Nilai Keteladanan Guru No
Kriteria
Interval
1
Tinggi
35-45
2
Sedang
25-34
3
Rendah
15-24
Berdasarkan data dari hasil penelitian pada bab III tentang pengaruh keteladan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK ALKAUTSAR dapat diketahui prosentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: P Keterangan: P = Prosentase F = Frekuensi N = Jumlah responden
a. Untuk kategori tinggi pada keteladanan guru antara skor 35-45 ada 38 responden.
74
b. Untuk kategori sedang pada keteladanan guru antara skor 25-34 ada 0
responden.
% c. Untuk kategori rendah pada keteladanan guru antara skor 15-24 ada 0
responden
%
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi keteladan Guru sebagai berikut:
TABEL X Rekapitulasi Keteladanan Guru No
Kriteria
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
35-45
38
100%
2
Sedang
25-34
0
0%
75
3
Rendah
15-24
Jumlah
0
0%
38
100%
Dari perhitungan prosentase tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat keteladanan guru tinggi sebesar 100%, yang sedang sebesar 0% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, keteladanan guru di SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 100% .
B. Analisis Kedua Analisis
yang
penulis
lakukan
selanjutnya
adalah
untuk
mengetahui tentang akhlak siswa kelas XI SMK AL-KAUTSAR. Jumlah nilai yang didapat dari masing-masing responden
kemudian nilai itu
diklasifikasikan pada kategori tinggi, sedang dan rendah. Untuk menentukan kategori tersebut digunakan rumus interval sebagai berikut:
76
Keterangan : i
: Interval
Xt
: Nilai tertinggi
Xr
: Nilai terindah
Ki
: Kelas interval Berdasarkan kategori interval yang diperoleh, maka kriteria akhlak
siswa kelas XI di SMK dapat penulis berikan batasan sebagai berikut:
TABEL XI Kriteria Akhlak Siswa Kelas XI No
Kriteria
Interval
1
Akhlak Tinggi
35 – 45
2
Akhlak Sedang
25 – 34
3
Akhlak Rendah
15 – 24
Berdasarkan data dari hasil penelitian tentang akhlak siswa kelas XI dapat diketahui prosentasenya dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a. Untuk kategori tinggi akhlak siswa antara skor 35-45 ada 36 responden:
77
b. Untuk kategori sedang akhlak siswa antara skor 25-34 ada 2 responden:
c. Untuk kategori rendah akhlak siswa antara skor 15-24 ada 0 responden:
Untuk lebih jelas penulis sampaikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi akhlak siswa sebagai berikut: TABEL XII Rekapitulasi Akhlak Siswa No
Kriteria
Interval
Frekuensi
Prosentase
1
Tinggi
35-45
36
94,73%
2
Sedang
25-34
2
5,263%
3
Rendah
15-24
0
0%
38
100%
Jumlah
78
Berdasarkan perhitungan prosentase di atas dapat disimpulkan bahwa akhlak siswa yang tinggi sebesar 94,73%, yang sedang sebesar 5,26% dan yang rendah sebesar 0%. Sehingga dengan demikian, akhlak siswa kelas XI SMK AL-KAUTSAR tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 94,73 % sebanyak 36 siswa.
C. Analisis Data Ketiga Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI maka langkah pertama adalah menyusun tabel kerja seperti di bawah ini :
TABEL XIII UNTUK MENCARI KOEFISIEN ANTARA VARIABEL KETELADANAN GURU (X) DAN VARIABEL AKHLAK PADA SISWA (Y)
No. Responden 1
40
34
2
43
42
3
43
43
4
44
41
5
43
40
6
43
40
1600
1156
1360
1849
1764
1806
1849
1849
1849
1936
1681
1804
1849
1600
1720
1849
1600
1720
79
7
43
42
8
39
36
9
43
41
10
42
43
11
42
43
12
43
43
13
42
42
14
43
40
15
42
39
16
43
43
17
44
40
18
43
42
19
43
43
20
43
41
21
43
40
22
43
43
23
42
42
24
43
40
25
42
40
26
44
38
27
43
40
28
40
42
29
42
41
30
42
36
31
41
34
32
42
41
33
42
37
34
43
40
35
41
41
36
43
41
1849
1764
1806
1521
1296
1404
1849
1681
1763
1764
1849
1806
1764
1849
1806
1849
1849
1849
1764
1764
1764
1849
1600
1720
1764
1521
1638
1849
1849
1849
1936
1600
1760
1849
1764
1806
1849
1849
1849
1849
1681
1763
1849
1600
1720
1849
1849
1849
1764
1764
1764
1849
1600
1720
1764
1600
1680
1936
1444
1672
1849
1600
1720
1600
1764
1680
1764
1681
1722
1764
1296
1512
1681
1156
1394
1764
1681
1722
1764
1369
1554
1849
1600
1720
1681
1681
1681
1849
1681
1763
80
37
41
41
38
40
38
1608
1533
Jumlah
1681
1681
1681
1600 68094
1444 62057
1520 64916
Dari tabel di atas diketahui : ∑ X : 1608 ∑ Y : 1533 ∑ X2: 68094 ∑ Y2: 62057 ∑ XY: 64916 Kemudian dimasukkan ke dalam rumus product moment, yaitu sebagai berikut:
0,444
81
D. Interpretasi Data Dengan diperolehnya nilai product moment (rxy) di atas, maka untuk menentukan taraf signifikansi disajikan nilai-nilai product moment dalam tabel taraf signifikansi 5% dan 1% . Untuk df = N – nr, dengan N = 38 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X1 dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah dfnya yaitu df = 38-2 = 36, pada taraf kesalahan 1% = 0,424, sedangkan untuk r hitung adalah 0,444. Jika rh ≥ rt maka Ho ditolak. Dari hasil tampak bahwa r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak, dengan demikian hasil dari 0,444 itu signifikan. Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan r hitung tersebut dengan r tabel yang diperoleh dalam perhitungan sebagai berikut: 0,444 > 0,424 pada taraf signifikansi 1% Berdasarkan analisis di atas, nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keteladanan guru terhadap akhlak siswa. Dengan demikian maka keteladanan guru sangat berperan dalam pembinaan sikap akhlak siswa. Ini berarti semakin tinggi keteladanan guru maka semakin tinggi pula akhlak pada siswa pelajaran 2013.
82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian pada bab III dan IV, dapat diambil kesimpulan sebagai jawaban untuk mengetahui tujuan penelitian sebelumnya yakni: untuk mengetahui adanya indikasi pengaruh antara keteladanan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, maka setelah diadakan perhitungan menunjukkan: 1. Keteladan guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 100%, adapun yang berada dalam kategori sedang sebesar 0% dan yang berada dalam kategori rendah sebesar 0%. Dengan demikian, keteladan guru SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013/2014 tergolong dalam kategori tinggi yaitu sebesar 100%. 2. Akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014, yang termasuk dalam kategori tinggi sebesar 94,73%, adapun yang berada pada kategori sedang sebesar 5,26%, dan yang termasuk dalam kategori rendah sebesar 0%. Dengan demikian, Akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten
83
Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun 2013 tergolong dalam kategori tinggi sebesar 94,73%. 3. Berdasarkan analisis data, ada pengaruh keteladan guru terhadap akhlak siswa kelas XI SMK Al-Kautsar Megonten Kec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian bahwa Untuk df = N – nr, dengan N = 38 dan variabel yang penulis cari korelasinya adalah vairiabel X dan Y, maka nr = 2. Sehingga diperolah df-nya yaitu df = 38-2 = 36, pada taraf kesalahan 1% = 0,424, sedangkan untuk r hitung adalah 0,444. Ketentuan bila rh ≥ rt maka Ho ditolak. Sehingga dapat dibandingkan berdasarkan r hitung dengan r tabel yang diperoleh dalam perhitungan sebagai berikut : 0,444 > 0,424 pada taraf signifikansi 1% Berdasarkan analisis di atas, nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara keteladanan guru terhadap akhlak siswa. Dengan demikian maka keteladanan guru sangat berperan dalam pembinaan sikap akhlak siswa. Ini berarti semakin tinggi keteladanan guru maka semakin tinggi pula akhlak pada siswa kelas XI SMK Al-Kautsar MegontenKec. Kebonagung Kab. Demak tahun pelajaran 2013/2014.
84
B. Saran-Saran Dengan selesainya skripsi ini, semoga apa yang sudah dibahas didalamnya dapat diambil manfaat. Hal itu tentunya sesuai dengan tujuan penulisan skripsi ini. Bagi tenaga pendidik, siswa dan semua pegawai di SMK Al-KAUTSAR Megonten, Kec. Kebonagung Kab. Demak khususnya dan lembaga pendidikan lainnya pada umumnya, diharapkan mampu mengambil manfaat dan sebagai bahan evaluasisesuai dalam rangka meningkatkan akhhlak mulia baik pada guru dan anak didik. Selanjutnya, saran dari penulis sebagai berikut: 1. Bagi pihak sekolah , hendaknya lebih selektif dalam mencari tenaga pendidik atau guru. Guru yang berkompeten serta mempunyai akhlak yang mulia tentunya akan mempengaruhi pada anak didiknya dimasa mendatang. 2.
Bagi pendidik, hendaknya mampu meningkatkan keteladanannya, baik dari ucapan serta tindakan dengan akhlak yang baik. Hal itu disebabkan seluruh ucapan dan tindakan pendidik akan di tiru oleh anak didiknya. 3. Bagi siswa, sertakanlah akhlak mulia dalam segala aktivitas, baik ucapan, cara berpakaian dan tindakan. Dalam rangka terwujudnya generasi yang kreatif, inovativ dan islami.
C. Penutup Segala puji bagi Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, hidayah dan petunjuk bagi penulis, sehingga penulisan skripsi ini dapat
85
terselesaikan. Shalawat serta salam kepada Rasulullah SAW yang menjadi suri tauladan sekaligus mampu megubah dan membentuk umat menuju akhlak mulia. Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah membimbing, mengarahkan dan membantu terselesainya penulisan skripsi ini. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan banyak terima kasih. Tentunya penyusunan skripsi ini jauh dari kesempurnaan, karena adanya keterbatasan penelitian seperti: adanya variabel lain yang belum diteliti yang sangat memungkinkan memberikan pengaruh kepada variabel keteladanan dan keterbatasan pengamatan peneliti saat responden mengisi angket tidak diperhatikan secara fokus dengan kondisi sosial psikologi responden (pada saat
mengisi
angket).
Maka dari itu penulis
mengharapkan saran, kritik untuk kesempurnaan skripsi ini. Selanjutnya semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan dapat menjadi kontribusi yang positif bagi dunia pendidikan dan bagi kita semua.
86
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktek) : Suatu Pendekatan dan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Armai, Arif. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: Ciputat Press Al-Maraghi, Ahmad Musthofa. 1974. Tafsir al Maraghi. Juz II, Beirut: Dar Al- Fikr Al Ghazali. 1967. Al Ihya’ Ulum al-Din. Juz I, Kairo: Mu’assah al-Halabi An-Nahlawi, Abdurrahman. 1989. Ushulut Tarbiyatil Islamiyah Wa asalibuha (terj) Hari Noer Ali, Prinsip-prinsip Dan Metode Pendidikan Islam Bandung: Darul Fikr Al Abrasyi, Pendidikan Islam.
Muhammad ‘Athiyyah.
2003.
Prinsip-prinsip
Dasar
Bandung : CV Pustaka Setia
Ahmad, Wahid. 2004. Risalah Akhlaq (Panduan Perilaku Muslim Modern). Solo: Era Intermedia. Burhanudin, Tamyiz. 2001. Akhlak Pesantren Pandangan KH. Hasyim Asy’ari. Cet 1, Yogyakarta: Ittaqa Press,. Departemen Agama RI. 2004.Standar Kompetensi Madrasah Tsanawiyah Kurikulum. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam
87
Depdiknas. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta. Balai Pustaka. Departemen Agama RI. 2007. Al-qur’an dan Terjemahnya. Bandung: CV. J-ART Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Guddah, Abu Fattah Abdul. 2009. 40 Metode Pendidikan dan Pengajaran Rasulullah SAW. Cet I, Bandung: Irsyad Baitus Salam. Halim, Nipan Abdul. 2000. Menghias Diri dengan Akhlaq Terpuji. Yogyakarta: Mitra Pustaka. Hadi, Sutrisno. 1995. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM. Ilyas, Yuhanar. 2007. Kuliah Akhlaq. Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamatan Islam (LPPI). Kartono, Kartini dan Dali Gulo. 1987. Kamus psikologi. Bandung : Pionir Jaya. Katsir, Ibnu. 2001. Tafsir Ibnu Katsir. Bogor: Pustaka Imam Syafi’i Mahyudin. 2006. Kuliah Akhlaq Tasawuf. Bandung: PT Pustaka Setia. Muslim. 1971. Shohih Muslim. Bairut: darul al-Fikr. Nadzir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian Jakarta: ghalia Indonesia. Nasirudin. 2010. Pendidikan Tasawuf. Cet 1, Semarang: Rasail Media Group. Nasih ‘Ulwan, Abdullah. 1981. Tarbiyah al Aulad fi al Islam, Juz II, terj. Syaifullah Kamalie, Hery Noer Ali. Pedoman Mendidik Anak Dalam Islam. cet III , Semarang: ASy-Syifa.
88
Poerwodarminto, WJS 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai pustaka. Rosyai, Khoiron. 2004. Pendidikan Profetik. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan RND. Bandung: Alfabeta. Shihab, M. Quraish. 1999. Wawasan Al-Qur’an, Tafsir Maudhu’I atas Pelbagi Persoalan Umat. Bandung : MIZAN. Trimo, Soejono. 1997. Pengantar Ilmu Dokumentasi, Jakarta: Gramedia pustaka Umum Tafsir, Ahmad. 1994. Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja Rosdakarya Thoifuri. 2008. Menjadi Guru Inisiator. cet 1, Semarang: Rasail Media Group. Thalib, M. 1996. 50 Pedoman Mendidik Anak Menjadi Shalih. Bandung: Irsyad Baitus Salam Umary, Barmawie. 1995. Materi Akhlak. Solo: ramadhani Zahrudin, AR. 2004. Pengantar Ilmu Akhlak. Cet 1 Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
89
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
: M. EDI HARYANTO
Tempat, Tanggal lahir : Demak, 04 Maret 1985 Jenis Kelamin
: Laki-laki
Bangsa
: Indonesia
Agama
: Islam
Alamat
: Jl. Pon-Pes “BAROKATUL QUR’AN” Srekan,
Megonten RT
08/ RW 01, Kec. Kebonagung, Kab. Demak
Menerangkan Dengan Sesungguhnya PENDIDIKAN 1.
Tamatan SD N Megonten 1 Kebonagung tahun 1997
2.
Tamatan MTs Miftahul Ulum Megonten tahun
3.
Tamatan paket C atau Kesetaraan tahun 2008
Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya. Demak , 7 Oktober 2013 Saya yang bersangkutan,
M. EDI HARYANTO
90
ANGKET PENGARUH KETELADANAN GURU TERHADAP AKHLAK SISWA KELAS XI SMK Al-KAUTSAR MEGONTEN KEC. KEBONAGUNG KAB. DEMAK TAHUN 2013/2014
Petunjuk Pertanyaan: 1. Isilah data pribadi anda dengan benar! 2. Bacalah dengan teliti pertanyaan-pertanyaan berikut ini kemudian pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan memberi tanda silang (X) pada huruf a, b, atau c! 3. Pilihlah jawaban dibawah ini dengan jujur sesuai dengan keadaan yang anda alami dan rasakan, guna diperoleh keterangan yang sesuai dan benar! 4. Kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan, tidak akan mempengaruhi nilai raport dan jawaban serta identitas anda akan dirahasiakan.
Data Pribadi: 1. Nama
:………………………….
2. Jenis kelamin :…………………………. 3. Kelas
:………………………….
A. ANGKET TENTANG KETELADANAN GURU 1. Apakah guru anda selalu mengajak untuk senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Apakah guru anda mengajak sholat berjamaah ketika sudah masuk waktu sholat? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Dalam proses pembelajaran, apakah guru anda menyampaikan materi dengan bahasa yang sopan dan tidak menyinggung perasaan? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Ketika menegur siswanya, apakah guru anda menggunakan bahasa yang sopan ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
91
5. Apakah guru anda selalu menasehati untuk selalu berbakti kepada kedua orangtua? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Apakah guru anda saling menghormati antara sesama guru dan karyawan? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Apakah guru anda selalu berpakaian rapi dan sopan saat di sekolah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Saat proses pembelajaran berlangsung, ketika ada seorang siswa yang membuat keributan di kelas, apakah guru anda menegur dengan nada marah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Ketika ada permasalahan di sekolahan apakah guru anda menyelesaikan dengan kesabaran? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Ketika ada proyek rehabilitasi sekolah, apakah pihak sekolah melibatkan masyarakat sekitar? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
11. Ketiga ada masyarakat sekitar yang meninggal atau terkena musibah, apakah guru anda dating untuk melayat? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
12. Berkaitan dengan kedisiplinan, apakah guru anda tiba di sekolah sebelum bel masuk berbunyi? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
13. Ketika jam pelajaran sudah dimulai, apakah guru anda tepat waktu saat masuk kelas? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
14. Apakah guru anda memberikan perhatian yang sama kepada siswa-siswanya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
15. Berkaitan dengan penilaian, apakah guru anda memberikan nilai secara obyektif atau tidak pilih kasih terhadap siswa-siswanya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
92
B. ANGKET TENTANG AKHLAK SISWA 1. Apakah anda selalu mengerjakan shalat lima waktu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
2. Ketika ada barang berharga yang ketinggalan di kelas atau lingkungan sekolah, apakah anda mengambilnya dan mengembalikannya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
3. Apakah anda datang di sekolah tepat waktu? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
4. Ketika sedang tes, ulangan/ujian apakah anda mengerjakannya sendiri? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
5. Ketika ada teman yang berbuat salah kepada anda dan meminta maaf, apakah anda bersedia memaafkan ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
6. Ketika anda berbuat salah/menyinggung perasaan teman, apakah anda segera meminta maaf ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
7. Ketika anda di panggil oleh orang tua di rumah, apakah anda langsung datang memenuhi panggilannya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
8. Ketika orang tua anda memberikan nasihat yang baik, apakah anda mendengarkan dan melaksanakan nasihatnya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
9. Ketika di sekolah, apakah anda taat dan patuh kepada guru? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
10. Ketika guru memberikan tugas/PR kepada anda, apakah anda mengerjakannya dan mengumpulkan sesuai waktu yang ditentukan? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
93
11. Ketika ada tugas dari guru, apakah anda berdiskusi kepada teman untuk mengerjakan tugas tersebut? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
12. Saat ulangan ada temanmu yang tidak membawa peralatan menulis, apakah anda bersedia meminjaminya? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
13. Ketika ada kegiatan remaja di kampung/desa apakah anda ikut berpartisipasi dan bersosialisasi dengan mereka? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
14. Apakah anda ketika melihat sampah yang berserakan di kelas/dilingkungan sekolah selalu memungut dan membuangnya di tempat sampah? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
15. Ketika ada kerja bakti desa, misalnya dalam rangka menyambut hari besar Islam atau hari besar nasional, apakah anda ikut berpartisipasi dalam acara tersebut ? a. Selalu
b. kadang-kadang
c. tidak pernah
94
DAFTAR NILAI SKK Nama
: M. Edi Haryanto
Nim
: 111 09 044
Jurusan/ Progdi
: Tarbiyah/ PAI
Dosen PA
: Jaka Siswanta M.Pd
No
Jenis Kegiatan
Pelaksanaan
Status
Skor
1
OPAK
18-20 Agustus 2009
Peserta
3
2
ESIQ
21 Agustus 2009
Peserta
3
29 Agustus 2009
peserta
3
UPT Perpustakaan STAIN
3
Salatiga. User Education Diskusi 4
panel
&
2
buka
Bersama. UKM CEC, LDK
5 September 2009
Peserta
12 November 2009
Peserta
22 November 2009
Peserta
2 November 2010
Peserta
25 November 2010
Peserta
12 Oktober 2010
Peserta
22-27 Juli 2011
Peserta
& ITTAQO STAIN Salatiga 5
BEDAH BUKU “Perjalanan
2
Panjang Menggapai Iman” 6
Penerimaan Anggota Baru
3
PMII 7
Praktikum Baca Tilis Al-
2
Qur’an STAIN Salatiga 8
Praktikum
Etika
Profesi
3
Keguruan STAIN Salatiga 9 10
Pelatihan advokasi (DEMA) Praktikum STAIN Salatiga
Kepramukaan
3 3
95
Praktikum 11
Metodologi
Agama Islam STAIN
23 September 2011
Peserta
3 Januari 2012
Peserta
29 Januari 2012
Peserta
06-08 April 2012
Panitia
3 Mei 2012
Panitia
5-7 2012
Panitia
3
Salatiga Pengangkatan 12
(DEMA)
STAIN
Pengurus Salatiga
3
Masabakti 2012 Pelatihan 13
Biro
Sholat
Khusyu’
TAZKIA’
STAIN
3
Salatiga Workshop Leadership Dewan 14
Mahasiswa (DEMA) STAIN
3
Salatiga Seminar 15
Regoinal
Dewan
Mahasiswa (DEMA) STAIN
4
Salatiga 16
OPAK Seminar
17
Nasional
3
Dewan
Mahasiswa (DEMA) STAIN
15 Desember 2012
Peserta
6
Salatiga 18
Pengangkatan Guru Tidak
2 Januari 2013
Peserta
13 Maret 2013
Peserta
26 Maret 2013
Peserta
3
Tetap SDN Wonorejo 04 Seminar 19
Nasional
Dewan
Mahasiswa (DEMA) STAIN
6
Salatiga Seminar 20
Nasional
Dewan
Mahasiswa (DEMA) STAIN Salatiga
6
96
97
98