IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH NIM 111 09 143
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam
Oleh MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH NIM 111 09 143
JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2013
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama
: Mutiah Retna Widyaningsih
Nim
: 111 09 143
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi
: Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 16 Agustus 2013 Y ang menyatakan,
Mutiah Retna Widyaningsih
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi Saudara: Nama
: Mutiah Retna Widyaningsih
NIM
: 111 09 143
Jurusan
: Tarbiyah
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Judul
: IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM
PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.
Salatiga, 16 Agustus 2013 Pembimbing
Dra. Siti Asdiqoh, M.Si NIP. 19680812 199403 2 003
KEMENTERIAN AGAMA RI SEKOLAH TINGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Tentara pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos 50721 Salatiga http//www.salatiga.ac.id e-mail:
[email protected]
SKRIPSI IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013/2014 DISUSUN OLEH MUTIAH RETNA WIDYANINGSIH NIM : 111 09 143 Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Tarbiyah, Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga, pada tanggal 19 September 2013 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam Susunan panitia penguji
Ketua penguji
: Suwardi, M.Pd.
Sekretaris Penguji
: Miftachur Rif‟ah, M.Ag.
Penguji I
: Dr. H. Muh. Saerozi, M.Ag.
Penguji II
: Mufiq, S.Ag., M.Phil.
Penguji III
: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Salatiga , 19 September 2013 Ketua STAIN Salatiga
Dr. Iman Sutomo, M.Ag NIP.19580827198303 1 002
MOTTO Mengeluh dan putus asa adalah penunda keberhasilan Semangat dan keberanian maju adalah jalan meraih kesuksesan Berdoa dan ikhtiar adalah hidup yang sesungguhnya Jangan selalu mengatakan “tidak bisa” dan takut untuk melangkah Secercah harapan untuk masa depan menanti kita Maju, kejar, gapai,
BISA! WIDYA CASTRENA DHARMA SIDDHA
PERSEMBAHAN Skripsi ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tuaku yang sangat aku hormati dan cintai (Bpk Huri dan Ibu Murti), karena dengan bimbingan, kasih sayang, dan doa keduanyalah aku melangkah ke depan dengan penuh optimis untuk meraih masa depanku. Kakak pertamaku mas Diyono sekeluarga dan Kakak ke duaku mas Sumarlan sekeluarga terimakasih atas motivasinya dan bantuannya, aku menyayangi kalian. Seseorang yang selalu menemaniku dan memberikan aku semangat, terimakasih untuk kamu . Tak lupa kepada seluruh teman-temanku kelas PAI E angkatan 2009, Keluarga besar resiman mahasiswa MENWA 953 Kalimosodo, PPL SMK Muh Salatiga 2009, KKN Bansor grabag 2009, serta teman-temanku semua yang tidak dapat aku sebutkan satu per satu, almamaterku terimakasih untuk persahabatan yang indah ini.
KATA PENGANTAR Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang maha mengetahui apa yang tampak maupun tersembunyi, karena atas rahmat dan hidayah, serta taufiq-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar. Shalawat beriring salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rosulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman Jahiliah menuju zaman Islamiah atau zaman kegelapan menuju zaman terang benderang, semoga pada ahir kelak kita diakui oleh umatnya dan mendapat syafa‟atnya, amin. Skripsi ini dibuat bertujuan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar akademik sarjana pendidikan Islam. Adapun judul skripsi ini
adalah
“IMPLEMENTASI
PEMBENTUKAN KEJURUAN
KARAKTER
BIMBINGAN SISWA
MUHAMMADIYAH
DI
SALATIGA
KONSELING
DALAM
SEKOLAH
MENENGAH
TAHUN
PELAJARAN
2013/2014. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penyusunan skripsi ini tidak dapat berhasil dan terlaksana dengan baik tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada yang terhormat: 1.
Dr.Imam Sutomo sebagai ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.
2. Bapak Winarno, Selaku pembimbing akademik yang selalu memberikan pengarahannya.
3. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. Selaku Kaprogdi Pendidikan Agama Islam (PAI) STAIN Salatiga dan sekaligus pembimbing dalam penyusunan skripsi ini yang dengan tulus, ikhlas telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk selalu mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini. 4. Seluruh Bapak, Ibu Dosen STAN Salatiga 5. Drs.Muhammad
Busri,M.Pd
Selaku
Kepala
Sekolah
Kejuruan
Muhammadiya Salatiga yang berkenan memberikan ijin kepada si penulis untuk mengadakan penelitian di sana. 6. Kedua orang tuaku (Bapak Huri dan Ibu Murti), kakak-kakakku (mas diyono, mas sumarlan, mbak ratna, mbak titin ) dan ponakan-ponakanku (Fitri, Akbar, Azizah dan Sekar), mereka yang selalu memberikan doa serta motivasinya, baik moral maupun spiritual. 7. Keluarga besar Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga 8. Kepada siapapun yang memberikan ilmunya padaku, semoga Allah memberikan pembalasan dan mendapatkan pahala dari Allah SWT 9. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan
dan
dukungannya
hingga
peneliti
dapat
menyelesaikan skripsi ini. Harapan peneliti semoga amal baik dari beliau semua mendapatkan balasan yang sesuai dan mendapatkan ridlo Allah SWT. Peneliti sangat menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, peneliti membuka tangan yang selebar-lebarnya terhadap kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, peneliti berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan peneliti pada khususnya. Salatiga, 16 Agustus 2013
Peneliti
ABSTRAK Retna, Mutiah. 2013. Implementasi Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh., M.Si. Kata Kunci: Implementasi bimbingan konseling dan pembentukan karakter Implementasi bimbingan konseling sangat diperlukan untuk mendukung pembentkan karakter siswa di luar proses pembelajaran. Program pembelajran dalam kaitannya peningkatan karakter siswa juga tidak akan berhasil tanpa konstribusi dari pihak-pihak tertentu, khususnya yang berkaitan dengan pendidikan. Bimbingan konseling ikut berkontribusi dalam pencapaian hal tersebut. Fokus penelitian ini yaitu : bagaimana bentuk layanan bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana ketertarikan antara bimbingan konseling dengan pembentukan karakter di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga? Apa saja hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana alaternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam menyelesaikan masalah dan pembentukan karakternya di SMK Muhammadiyah Salatiga? Bagaimana perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setelah mereka mendapatkan layanan bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah Salatiga? Hasil penelitian menyimpulkan bahwa : bentuk layanan di SMK Muhammadiyah Salatiga adalah layanan orientasi, individual, kelompok, klasikan, belajar, konsultasi, penempatan, pengusaan konten dan karier. Hubungan antara bimbingan konseling dengan karakter sangat erat sekali dan saling menguatkan. Langkah-langkah bimbingan konseling dalam pembentukan karakter antara lain memberikan penyuluhan kelompok, planning, eksekusi, evaluasi, dan mendatangkan orang tuanya. Hambatan-hambatan yang dilalui antara lain kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak lain, daya dukung orang tua yang kurang maksimal, asas kesukarelaan dan asas kejujuran yang belum terpenuhi, dan budaya anak yang tidak mau mengakui kesalahannya. Alternatif pemecahan masalah adalah home visiting, sharing, dan meningkatkan keaktifan konselor. Tingkat keberhasilannya sangat bagus dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat ditanggani dengan baik. Bimbingan konseling di SMK Muhammadiyah berperan aktif dalam pembentukan karakter siswa dalam bentuk aktifitas pemberian layanan.
DAFTAR ISI SAMPUL
i
LEMBAR BERLOGO
ii
HALAMAN JUDUL
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
iv
HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
vi
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
vii
KATA PENGANTAR
viii
ABSTRAK
xi
DAFTAR ISI
xii
DAFTAR TABEL
xv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1
B. Fokus Penelitian
2
C. Tujuan Penelitian
3
D. Kegunaan Penelitian
5
1. Kegunaan Teoritis
5
2. Kegunaan Praktis
5
a. Bagi Peneliti
5
b. Bagi Sekolah
5
c. Bagi Lembaga
5
E. Penegasan istilah
6
a.
Implementasi Bimbingan Konseling
6
b.
Pembentukan Karakter
7
F. Metode Penelitian
9
1. Pendekatan dan jenis penelitian
9
2. Kehadiran peneliti
9
3. Lokasi penelitian
10
4. Sumber data
10
5. Prosedur pengumpulan data
12
6. Analisis data
13
7. Pengecekan keabsahan data
15
8. Tahap-tahap penelitian
16
G. Sistematika Penulisan
17
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Teori bimbingan konseling 1. Pengertian bimbingan konseling
18
2. Tujuan bimbingan konseling
19
a. Tujuan Umum
20
b. Tujuan khusus
21
3. Fungsi pelayanan bimbingan konseling
23
4. Jenis bimbingan konseling
24
5. Prinsip-prinsip bimbingan konseling
26
6. Asas-asas bimbingan konseling
28
7. Potensi dan peran bimbingan konseling
31
8. Undang-undang yang berkenaan dengan layanan bimbingan konseling
33
B. Teori pembentukan karakter 1. Pengertian pembentukan karakter
35
2. Tujuan pembentukan karakter
36
3. Faktor pembentukan karakter
38
4. Fungsi pembentukan karakter
41
5. Dalil yang berkenaan dengan pembentukan karakter
42
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Gambaran Umum 1. Sejarah singkat Sekolah
44
2. Visi dan misi Sekolah
46
3. Tujuan pendidikan di SMK Muhammadiyah Salatiga
47
4. Tujuan sekolah
48
5. Program keahlian di SMK Muhammadiyah Salatiga
48
6. Profil sekolah
49
7. Data guru dan karyawan SMK Muhammadiyah Salatiga
51
8. Visi dan misi BK di SMK Muhammadiyah Salatiga
53
9. Program BK di SMK Muhammadiyah Salatiga
54
10. Struktur BK di SMK Muhammadiyah Salatiga
55
B. Data Informan
56
C. Temuan Penelitian 1. Bentuk Layanan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga
63
2. Keterkaitan antara layanan BK dengan pembentukan karakter
67
3. Langkah-langkah BK dalam membentuk karakter siswa
70
4. Hambatan-hambatan BK dalam membentuk karakter siswa
72
5. Alternatif pemecahan masalah BK dalam pembentukan karakter
74
6. Tingkat keberhasilan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga
75
7. Perubahan perilaku hasil implementasi BK
76
BAB IV PEMBAHASAN A. Bentuk-bentuk layanan BK di SMK Muhammadiyah Salatiga
79
B. Keterkaitan Bimbingan Konseling dengan Pembentukan Karakter
83
C. Langkah-langkah BK dalam Pembentukan Karakter.....................
84
D. Hambatan-hambatan BK dalam Pembentukan Karakter...............
85
E. Alternatif Pemecahan Masalah......................................................
89
F. Tingkat Keberhasilan BK dalam Pembentukan Karakter.............
89
G. Perubahan perilaku siswa pasca mendapaykan layanan
9
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan
92
B. Saran
93
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
TABEL I
DATA GURU DAN KARYAWAN
TABEL II
SRUKTUR BK
DAFTAR LAMPIRAN-LAMPIRAN
LAPORAN 1
DAFTAR PUSTAKA
LAPORAN 2
RIWAYAT HIDUP
LAPORAN 3
SURAT TUGAS SKRIPSI
LAPORAN 4
PERMOHONAN IJIN
PENELITIAN LAPORAN 5
SURAT KETERANGAN KEPSEK
LAPORAN 6
PEDOMAN WAWANCARA
LAPORAN 7
DAFTAR INFORMAN
LAPORAN 8
LEMBAR KONSULTASI
LAPORAN 9
SKK
LAPORAN 10
ARSIP FOTO PENELITIAN
LAPORAN 11
STRUKTUR ORGANISASI SEKOLAH
LAPORAN 12
CONTOH KARTU KONSELING
LAPORAN 13
PROGRAM TAHUNAN GC
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Bimbingan konseling merupakan bagian dari integral pendidikan yang memiliki fungsi dan peranan yang strategis. Layanan bimbingan konseling menjadikan siswa mampu mengenal dirinya , lingkungannya, dan mampu merencanakan masa depannya. Kekeliruan sering kali terjadi dalam hal pemahaman, peranan guru pembimbing hanya menangani anak-anak yang “bermasalah”, dalam pengertian terlambat dalam membayar SPP, berkelahi atau melanggar tata tertib sekolah, padahal jka diamati, peranan dan fungsi bimbingan konseling lebih dari itu, dengan layanan bimbingan konseling, diharapkan mampu membentuk karakter siswa yang baik. Layanan bimbingan konseling ditentukan oleh kerja sama seluruh personil sekolah, akan tetapi kerja keras dan kesungguhan para konselor dalam melaksanakan tugas, merupakan kunci utama keberhasilan layanan, yang pada akhirnya, mampu berkontribusi terhadap terwujudnya daya manusia yang berkualitas. Pada masa sekarang ini, banyak terjadi tawuran, penyalahgunaan obatobat terlarang, perilaku seksual menyimpang, degradasi moral, pencapaian hasil belajar yang tidak memuaskan, tidak lulus ujian dan lain sebagainya, hal ini menunjukkan bahwa tujuan pendidikan yang salah satu pencapaiannya melalui proses pembelajaran, belum sepenuhnya mampu menjawab atau memecahkan berbagai persoalan tersebut. Hal ini perlu adanya upaya
pendekatan selain proses pembelajaran guna memecahkan berbgai masalah tersebut. Upaya tersebut adalah melalui pendekatan bimbingan dan konseling yang dilakukan di luar proses pembelajaran. Implementasi bimbingan konseling juga sangat diperlukan untuk mendukung pembentukan karakter siswa di luar proses pembelajaran. Program pembelajaran dalam kaitannya peningkatan karakter siswa juga tidak akan berhasil tanpa kontribusi dari pihak-pihak tertentu,
khususnya
yang barkaitan dengan pendidikan.
Bimbingan konseling ikut berkontribusi dalam pencapaian hal tersebut. Dari uraian di atas, merupakan beberapa hal yang melatarbelakangi serta menghantarkan kepada si penulis untuk membahas dalam sebuah skripsi yang berjudul “IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2013 / 2014 ”. B. Fokus Penelitian 1. Bagaimana bentuk layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 ? 2. Bagaimana keterkaiatan antara bimbingan konseling dengan pembentukan karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014? 3. Bagaimana pembentukan
langkah-langkah karakter
layanan
siswa
di
bimbingan Sekolah
konseling
Menengah
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014?
dalam
Kejuruan
4. Apa saja hambatan-hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam membentuk
karakter
siswa
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014? 5. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014? 6. Bagaimana
tingkat
keberhasilan
bimbingan
konseling
dalam
menyelesaikan masalah dan pembentukan karakternya di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014? 7. Bagaimana perubahan perilaku siswa yang ditunjukkan setelah mereka mendapatkan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui bentuk layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran
2013 /
2014. 2. Untuk mengetahui keterkaitan antara bimbingan konseling dengan pembentukan karakter di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 3. Untuk mengetahui langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam pembentukan
karakter
siswa
di
Sekolah
Menengah
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
Kejuruan
4. Untuk mengetahui hambatan yang dilalui bimbingan konseling dalam pembentukan
karakter
siswa
di
Sekolah
Menengah
Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 5. Untuk mengetahui alternatif pemecahan masalah yang dilakukan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 6. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam pembentukan
karakter
siswa
di
Sekolah
Menengan
Kejuruan
Muhammadiyah Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014 7. Untuk mengetahui perubahan tingkah laku siswa setelah mereka mendapatkan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga tahun pelajaran 2013 / 2014
D. Kegunaan Penelitian Dengan memahami makna dari arti implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa dapat diambil kegunaannya sebagai berikut: 1. Kegunaan Secara Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dunia penelitian serta memberikan teori tentang pentingnya pembelajaran bimbingan konseling yang diterapkan dalam membentuk karakter siswa.
2. Kegunaan Secara Praktis a) Bagi Peneliti Sebagai
pelatihan
bagi
peneliti
dalam
menyelesaikan
problematika siswa b) Bagi Sekolah Diharapkan dengan adanya penelitian ini sekolah dapat meningkatkan kelengkapan sarana dan prasarana layanan bimbingan konseling untuk memperlancar kinerjanya dan mampu memperkuat pemahaman serta keterampilan para guru berkenaan dengan pelayanan bimbingan konseling di sekolah. c) Bagi Lembaga Diharapkan dengan adanya penelitian ini lembaga memahami pentingnya sebuah layanan yang diadakan di kampus sebagai ajang pembentukan karakter mahasiswa yang mampu berkontribusi terhadap terwujudnya daya manusia Indonesia yang berkualitas.
E. Penegasan Istilah Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas dan terang dalam memahami tentang pembahasan dalam skripsi ini, maka perlu kiranya peneliti menyantumkan kata-kata yang terkandung di dalam penelitian ini, adapun kata-kata yang terdapat dalam skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Implementasi Bimbingan Konseling
Implementasi berasal dari bahasa inggris yaitu implementation yang artinya pelaksanaan, implementasi Sedangkan
dalam
Kamus
Besar
(John & Hasan, 1989:313).
Bahasa
Indonesia
(2007:427),
implementasi berarti “pelaksanaan atau penerapan”. Artinya yaitu yang dilaksanakan dan diterapkan adalah kurikulum yang telah dirancang atau didesain yang kemudian dijalankan sepenuhnya. Bimbingan adalah suatu pertolongan yang menuntun, hal ini memberikan pengertian bahwa dalam keadaan menuntut, kewajiban pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arahan kepada yang dibimbingnya baik untuk menghindari kesulitan ataupun persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu (Walgito, 2010:4) Bimbingan juga diartikan suatu proses memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekolompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungan sabagaimana adanya, menerima diri sendiri dan lingkungan secara positif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri (Ketut, 2000:20) Banyak yang mengartikan antara kata bimbingan dan konseling adalah dua kata yang memiliki arti sama. Jika ditelusuri lebih lanjut keduanya memiliki arti yang berbeda. Berikut akan dijabarkan beberapa pengertian konseling, supaya kita lebih memahami perbedaan antara bimbingan dan konseling. Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin, yaitu”consilium” yang bararti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami” (Priyatno, 1999:99). Menurut
Burks dan Stefflre konseling menekankan pada ide hubungan profesional dan pentinrnya tujuan penentuan diri (self-determination) (Gantina dkk, 2011:10) Konseling juga merupakan suatu upaya bantuan atau tatap muka antara konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, human (manusiawi), yang dilakukan dilakukan dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma-norma yang berlaku,agar klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini dan mungkin yang akan datang (Ketut, 2000:23) Jadi, yang dimaksudkan penulis dalam implementasi bimbingan konseling yaitu bagaimana para guru bimbingan konseling memberikan layanan bimbingan kepada para siswa dalam setiap problematika yang dihadapi siswa sampai mereka mendapatkan penyelesaian. 2. Pembentukan Karakter Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan. Karakter berasal dari bahasa yunani yaitu ”kharrasein” yang berarti memahat atau mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam bahasa latin, karakter bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat, dan watak (Narwanti, 2011:1). Dapat diambil kesimpulan, karakter adalah sebuah penanda dari diri seseorang yang diwujudkan dalam sebuah tindakan. Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Sjarkawi : 2006 ) Yang dimaksudkan penulis dalam hal pembentukan karakter dalam penelitian ini yaitu bagaimana karakter atau perilaku yang baik siswa
terbentuk setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling sebagai wujud penyelesaian masalah yang dihadapi. Berdasarkan penegasan istilah yang telah diterangkan secara terperinci maka yang dimaksud dalam judul penelitian secara keseluruhan adalah bagaimana bimbingan konseling memberikan layanan kepada para siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga sehingga siswa mampu memahami diri dan lingkungannya, serta dapat membentuk karakter yang baik sesuai dengan cita-cita yang diharapkan.
F. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Jenis penelitian Pendekatan dan penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif.Pendekatan kualitatif menurut Bog dan Taylor,
metodologi
kualitatif
sebagai
prosedur
penelitian
yang
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati (Meleong, 2002:3) Peneliti menggunakan pendekatan dan jenis penelitian kualitatif dikarenakan peneliti ingin secara langsung ikut mengamati proses bimbingan yang diberikan kepada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga oleh guru bimbingan konseling serta melakukan penelitian secara langsung bagaimana pelayanan bimbingan di sana yang dapat mengubah karakter atau perilaku siswa menjadi baik.
2. Kehadiran Peneliti Peneliti melakukan penelitian dengan metode interview atau wawancara kepada para konselor bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga dan melakukan pengamatan ketika para konselor memberikan layanan secara langsung kepada siswa yang memerlukan bimbingan. Peran peneliti disini adalah sebagai pengamat penuh dimana peneliti melakukan pengamatan terhadap proses layanan bimbingan konseling yang diberikan kepada siswa sampai pada akhirnya siswa tersebut menemukan penyelesaian. 3. Lokasi Penelitian dan Waktu Lokasi penelitian ini di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, waktu penelitian ini dimulai sejak tanggal 1 juni 2013 sampai 28 juli 2013 4. Sumber data Sumber data `dalam penelitian ini cara memperolehnya terbagi atas dua sumber data yaitu: a) Data Primer Data primer yaitu sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2011:225). Data primer ini yang nantinya menjadi data utama peneliti untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan tema penelitian. Data primer ini berisi hasil
wawancara terhadap para informan kunci yang nantinya akan memberikan keterangan yang berkaitan dengan penelitian. Data primer yang didapat peneliti adalah nama-nama informan sebagai konselor di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga sebagai berikut: 1. Bapak Drs. Muhammad Busri, M.pd (selaku kepala sekolah) 2. Bapak Rahmadi, S,Pd. (Selaku guru bimbingan konseling I) 3. Bapak Joko Wahyono, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling II) 4. Bapak Suwarno, S.Pd. ( Selaku guru bimbingan konseling III) 5. Bapak Zumri, S.Pd.
(Selaku guru bimbingan konseling IV)
6. Ibu Rukmiyati, S.Pd. (Selaku guru bimbingan konseling V ) 7. Ahmad Nur Khamid (kelas X1 teknik permesinan I) 8. Andrean Dewa Saputra (kelas XI teknik permesinan 1) 9. Indra Aziz Maulana (kelas XII teknik permesinan II) b) Data Sekunder Data Sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen (Sugiyono, 2011:225). Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara(diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa bukti,catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan.
Data sekunder yang didapat peneliti dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Buku catatan bimbingan konseling (laporan konseling) 2. Arsip foto Semua data sekunder tersebut adalah yang bersangkutan dengan implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan karakter. Data ini dimaksudkan agar data yang didapat benar-benar valid,tidak hanya sekedar dibuat-buat oleh sipeneliti. 5. Prosedur Pengumpulan Data a) Metode Interview atau Wawancara Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara atau yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara atau yang menjawab pertanyaan. Maksud mengadakan wawancara antara lain untuk mengontruksi mengenai orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan, kepedulian dan lain-lain kebulatan, merekontruksi kebulatan-kebulatan demikian sebagai yang dialami masa lalu, memproyeksikan kebulatankebulatan sebagai yang diharapkan untuk dialami pada masa yang akan datang; memverifikasi, mengubah, dan memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain serta memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti (Meleong, 2009:187).
Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan data atau informasi yang berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti oleh peneliti. Wawancara ini ditanyakan kepada pihak-pihak yang dianggap tahu tentang informasi yang berkaitan dengan implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan karakter.
b) Metode Observasi Metode observasi yaitu pengamatan dan pencatatan secara sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki baik secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1989:136) Dalam observasi ini peneliti melakukan pengamatan langsung kepada konselor bimbingan konseling yang berada di lokasi penelitian ketika melayani siswa-siswa yang melakukan bimbingan serta mencari data-data yang sekiranya mendukung dalam penelitian. c) Metode Dokumentasi Dokumentasi berasal dari kata dokumen,yang artinya barangbarang tertulis.Di dalam melakukan dokumentasi,peneliti menyelidiki benda-benda seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Suharsimi, 1998:51) . Dalam metode dokumentasi peneliti berusaha mencari dokumen-dokumen penting atau arsip-arsip yang sekiranya mendukung tentunya yang berkaitan dengan penelitian. 6. Analisis Data Dalam analisis data merupakan suatu langkah yang sangat kritis dalam penelitian.Data harus diseleksi atas dasar reliabilitas dan validitasnya (Subrata, 1995:85).Dalam penelitian ini analisis dilakukan sebelum dan sesudah penelitian. Adapun yang digunakan peneliti dalam penelitian ini yaitu analisis kualitatif,yaitu dengan langkah-langkah:
a. Pengumpulan Data Usaha yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Kualitas data ditentukan oleh alat pengambilan data atau alat ukur. Jikalau alat pengambilan datanya cukup variable dan valid, maka datanya cukup variable dan valid juga (Ruandi dalam skripsi Indah Kurniati,2009:15). Hal ini bertujuan untuk membuktikan bahwa penelitian ini penting untuk dikaji dan diteliti serta diketahui keasliannya. b. Reduksi Data Reduksi
data
merupakan
suatu
bentuk
analisis
yang
menajamkan, mengolomkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga memperoleh kesimpulan dan diverifikasi (Ekosusilo dalam skripsi Amin,2007:70). Reduksi data ini berguna untuk meninjau kembali data-data yang kurang
atau
dipertimbangkan
data-data kembali
yang
sekiranya
apakah
data
tidak
perlu
dapat
tersebut
perlu
tidak
dicantumkan dalam penulisan penelitian. c. Penyajian Data Penyajian data ini diatasi sebagai sekumpulan informasi yang member kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan penarikan tindakan.Penyajian data diharapkan agar pembaca lebih cepat memahami isi dalam penelitian ini.
d. Penarikan Kesimpulan Kegiatan analisis selanjutnya adalah penarikan kesimpulan atau verifikasi.Analisis yang dilakukan selama pengumpulan data dan sesudah
pengumpulan
data
digunakan
untuk
menarik
kesimpulan,sehingga dapat menemukan pola peristiwa yang terjadi. Penarikan kesimpulan ini diharapkan agar dapat memberikan gambaran umum secara singkat seluruh isi dalam penulisan penelitian. 7. Pengecekan Keabsahan Data Dalam penelitian ini peneliti berusaha memperoleh keabsahan temuannya. Teknik yang dipakai untuk menguji keabsahan temuan tersebut yaitu teknik trianggulasi. Trianggulasi dilakukan dengan tujuan untuk mengecek kembali data-data yang sudah terkumpul, agar tidak terjadi salah memasukkan data yang terkumpul. Trianggulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu: a) Trianggulasi sumber data Trianggulasi
sumber
data
dilakukan
dengan
cara
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari informan yang satu dengan informan yang lain. b) Trianggulasi metode Trianggulasi metode dilakukan dengan cara mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan
data dan pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama (Moleong, 2011:330-331). Trianggulasi metode dilakukan untuk memperkuat trianggulasi data. Di dalam keabsahan data ini untuk mengetahui hasil temuan ini benar-benar hasil temuan sendiri dan bukan temuan orang lain ataupun tindakan plagiat dari penelitian sebelumnya. 8. Tahap-Tahap Penelitian
NO 1
NAMA KEGIATAN Kegiatan Administratif
KETERANGAN Mengajukan
proposal
untuk
melakukan penelitian dari ketua STAIN Salatiga kepada Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah Salatiga guna menyusun pedoman
wawancara
dan
kegiatan
administrasi lainnya.
2
Survei Awal
Melakukan survei awal untuk mengetahui gambaran umum tentang sekolah dan menemui pihak Kepala Sekolah yang akan dijadikan subyek penelitian serta
meminta ijin
untuk
melakukan penelitian di tempat tersebut. 3
Penelitian
Melakukan
penelitian
secara
langsung ke sekolah untuk memperoleh data dengan cara melakukan interview atau wawancara kepada pihak terkait sebagai langkah awal pengumpulan data.
4
Verifikasi
Melakukan verifikasi untuk membuat kumpulan-kumpulan temuan penelitian.
5
Laporan
Penyusunan laporan untuk dijilid dan dilaporkan
G. Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan, meliputi : Latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, penegasan istilah,metodologi penelitian, dan sistematika penulisan
Bab II Kajian Pustaka, meliputi: Teori bimbingan konseling dan pembentukan karakter Bab III Paparan Data dan Temuan Penelitian Bab IV Pembahasan, berisi tentang analisis data dari deskriptif penelitian Bab V
Penutup : kesimpulan dan saran
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Teori Bimbingan Konseling 1. Pengertian Bimbingan Konseling Dilihat dari berbagai sumber akan dijumpai pengertian-pengertian yang berbeda mengenai bimbingan dan konseling, tergantung dari jenis sumbernya yang merumuskan pengertian tersebut. Perbedaan tersebut hanyalah perbedaan dari sudut mana kita melihatny, selanjutnya akan diuraikan beberapa pengertian mengenai bimbingan dan konseling. Bimbingan merupakan terjemahan dari kata “guidance” yang artinya bantuan atau tuntunan, diartikan juga pertolongan (Tohirin, 2007:16). Selanjutnya juga akan dibahas beberapa pengertian bimbingan dan konseling. Bimbingan adalah suatu pertolongan yang menuntun, hal ini memberikan pengertian bahwa dalam keadaan menuntut, kewajiban pembimbing untuk memberikan bimbingan secara aktif, yaitu memberikan arahan kepada yang dibimbingnya baik untuk menghindari kesulitan ataupun persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu (Walgito, 2010:4) Bimbingan juga diartikan suatu proses memberikan bantuan kepada seseorang atau sekelompok orang secara terus menerus dan sistematis oleh guru pembimbing agar individu atau sekolompok individu menjadi pribadi yang mandiri. Kemandirian yang menjadi tujuan usaha bimbingan ini mencakup lima fungsi pokok yang hendaknya dijalankan oleh pribadi mandiri, yaitu: mengenal diri sendiri dan lingkungan sabagaimana adanya, menerima diri sendiri dan
lingkungan secara positif dan dinamis, mengambil keputusan, mengarahkan diri sendiri, dan mewujudkan diri sendiri (Ketut, 2000:20)
Melihat beberapa pengertian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa dilihat dari segi arti antara bimbingan dan konseling merupakan dua unsur yang memiliki makna yang berbeda. Dilihat dari segi maksud, tujuan, dan unsur yang lain antara bimbingan dan konseling adalah dua unsur yang sama yang saling mendukung dan menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya. Bimbingan merupakan proses penyuluhan awal yang diberikan untuk individu sedangkan konseling adalah proses lanjutan setelah bimbingan atau penyuluhan itu diberikan. Bimbingan konseling diharapkan mampu ikut membentuk perilaku individu atau kelompok yang baik. . 2. Tujuan Bimbingan Konseling di Sekolah Bimbingan konseling memberikan manfaat yang besar dalam dunia pendidikan. Tidak hanya berdiri sebagai sebuah layanan saja, akan tetapi bimbingan konseling memang dibentuk untuk melengkapi sarana perwujudan tujuan pendidikan. Layanan ini dimaksudkan juga untuk ikut membantu mewujudkan individu yang berkompeten tidak dalam akademik saja akan tetapi sosial, emosional, atau perkembangan lain juga selaras. Sejalan dengan perkembangannya konsepsi bimbingan dan konseling, maka tujuan dan bimbingan konseling pun mengalami perubahan, dari yang sederhana sampai ke yang lebih komprehensif (Priyatno, 1999:112). Mengenai hal itu dapat
dinyatakan bahwa setiap orang beda dalam hal perumusan tujuan bimbingan konseling dari waktu ke waktu akan tetapi semuanya memiliki tujuan yang sama. Selanjutnya dijelaskan dalam bukunya, Tohirin berpendapat bahwa tujuan dari bimbingan konseling yaitu membentuk individu yang “kaffah” atau “insan kamil” yakni sosok pribadi yang sehat baik rohani (mental atau psikis) dan jasmaninya atau fisiknya (Tohirin 2007:37). Hal ini menunjukkan selain tujuan yang dijelaskan dalam ilmu pendidikan umum, ternyata dalam hal agama pun tujuan bimbingan konseling sangat penting. Berikut tujuan bimbingan konseling dibagi atas dua kategori yaitu tujuan umum bimbingan konseling dan tujuan khusus bimbingan konseling (Ketut, 2000:28). Tujuan umun dan khusus itu adalah sebagai berikut: a.
Tujuan Umum Sesuai dengan pengertian bimbingan dan konseling sebagai suatu
upaya membentuk perkembangan kepribadian siswa secara optimal, maka secara umum layanan bimbingan konseling di tingkat sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas haruslah dikaitkan dengan pengembangan sumber daya manusia. Dalam rangka menjawab tantangan kehidupan masa depan yaitu, adanya relevansi program pendidikan dengan tuntutan dunia kerja atau adanya “link and match” (kaitan atau padanan), maka secara umum layanan bimbingan konseling adalah membantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih, dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk merencanakan karir yang sesuai dengan dunia kerja.
b. Tujuan Khusus Secara khusus layanan bimbingan konseling bertujuan untuk membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan meliputi aspek pribadi sosial, belajar dan karir. Bimbingan pribadi sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan pribadi sosial dalam mewujudkan pribadi yang takwa, mandiri dan bertanggung jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pendidikan.
Bimbingan
karir
dimaksudkan
untuk
mewujudkan pribadi kerja yang produktif. 1) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Pribadi-Sosial layanan bimbingan konseling membantu siswa agar: a) Memiliki kesadaran diri b) Dapat mengembangkan sikap positif c) Membuat pilihan secara sehat d) Mampu menghargai orang lain e) Memiliki rasa tanggung jawab f) 2)
Mengembangkan keterampilan hubungan pribadi
Dalam Aspek Tugas Perkembangan Belajar Dalam aspek perkembangan belajar, layanan bimbingan konseling membantu siswa agar: a) Dapat melaksanakan keterampilan atau teknik belajar secara efektif b) Dapat menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan
c) Mampu belajar secara efektif d)
Memiliki
keterampilan
dan
kemampuan
dalam
menghadapi evaluasi atau ujian 3) Dalam Aspek Tugas Perkembangan Karir Dalam aspek perkembangan karir, penyusunan perencanaan karir dan persiapan diri siswa untuk kehidupan kerja banyak diperoleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang berbasis dunia kerja (Ulifa, 2010:18). Perkembangan karir dalam layanan bimbingan konseling membantu siswa agar: a) Mampu membentuk identitas karir b) Mampu merencanakan masa depan c) Dapat membentuk pola-pola karir d) Mengenal keterampilan, kemampuan, dan minat Tujuan di atas yang menjadi acuan sebuah layanan bimbingan konseling untuk dapat memahami seberapa jauh layanan itu mampu memberikan kontribusi untuk sebuak lembaga pendidikan serta mampu menilai seberapa jauh tingkat keberhasilan sebuah layanan yang diadakan di sebuah lembaga pendidikan.
3. Fungsi Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah Fungsi bimbingan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan tertentu yang mendukung atau mempunyai arti terhadap tujuan bimbingan. fungsi bimbingan sering diartikan sebagai sifat bimbingan. Tujuan dan fundsi bimbingan berjalan secara searah. Dalam bukunya Dewa Ketut Sukardi membagi fungsi tersebut ditinjau dari segi sifatnya ada empat macam (Ketut, 2000:26). Beberapa fungsi tersebut antara lain sebagai berikut:
a. Fungsi Pencegahan (preventif) Layanan bimbingan dapat berfungsi pencegahan artinya merupakan usaha pencegahan terhadap timbulnya masalah. Dalam fungsi pencegahan ini layanan diberikan kepada siswa agar terhindar dari berbagai masalah yang dapat menghambat perkembangannya. b. Fungsi Pemahaman Fungsi pemahaman yang dimaksud yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengambangan siswa. Menurut Tohirin (2007) pemahaman ini meliputi pemahaman tentang klien, pemahaman tentang masalah klien dan pemahaman tentang lingkungan. c. Fungsi Perbaikan Walaupun fungsi pemahaman dan pengembangan telah dilakukan, namun mungkin saja, siswa masih menghadapi masalah-masalah tertentu. Di siniah fungsi perbaikan itu berperan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahkannya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa. d. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan Fungsi ini berarti bahwa layanan bimbingan dan konseling yang diberikan
dapat
membantu
para
siswa
dalam
memelihara
dan
mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantap, terarah, dan
berkelanjutan. Dalam fungsi ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap (Ketut, 2000:27) Beberapa fungsi di atas yang diharapkan mampu memberikan layanan bimbingan yang maksimal. Tujuan dan fungsi bimbingan konseling berjalan searah dan saling mendukung kaitannya dalam peningkatan keberhasilan sebuah layanan. Asas-asas di atas diharapkan secara langsung mengacu pada salah satu atau pada beberapa fungsi itu, agar hasil yang hendak dicapai dapat dengan jelas diidentifikasi dan dievaluasi. 4. Jenis Bimbingan Konseling Sejahtera atau tidaknya seseorang tidak tergantung pada tepat tidaknya pekerjaan atau pendidikannya, tetapi juga tergantung pada keadaan pribadinya. Bimo Walgito dalam bukunya membagi jenis bimbingan konseling dalam tiga macam, yaitu: Educational Guidance, Job Guidance, dan Personal Guidance (Walgito, 2010:18). Penjelasan ketiga jenis bimbingan itu adalah sebagai berikut:
a. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance) Bimbingan pendidikan yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak dalam bimbingan pendidikan dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif, pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar, mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah. b. Bimbingan Pekerjaan
Bimbingan pekerjaan telah masuk sekolah dan setiap siswa di sekolah lanjutan tingkat pertama dan atas menerima bimbingan karir. Bimbingan karir sebagai proses bantuan kepada individu agar memperoleh pemahaman diri dan dunia kerja agar ia mampu mengarahkan diri ke suatu bidang kehidupan yang sesuai dan selaras dengan dirinya. Bimbingan jenis ini sering disebut juga bimbingan karir. Bimbingan karir yaitu kegiatan dan layanan bantuan kepada para siswa dengan tujuan untuk memperoleh penyesuaian diri, pemahaman tentang dunia kerja dan pada akhirnya mampu menentukan pilihan kerja dan menyusun perencanaan karir (Ulifa, 2010:15) c. Bimbingan Pribadi Bimbingan pribadi merupakan bantuan kepada siswa untuk mengembangkan hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang diri, gaya hidup, perkembangan nila-nilai moral atau agama dan sosial dalam diri, kemampuan mengerti, dan menerima diri dan orang lain, serta membantunya
untuk
memecahkan
masalah-masalah
pribadi
yang
ditemuinya. Pada umumnya orang memang membedakan bimbingan dan konseling kedalam tiga macam tersebut, akan tetapi tidak terbatas pada ketiga macam itu ada saja, masih ada jenis bimbingan yang lain, yaitu bimbingan dalam lapangan sosial, misalnya bimbingan perkawinan, kewarganegaraan,
kesejahteraan
keluarga,
dan
lain-lain
(Walgito,
2010:19). Pekerjaan bimbingan dan konseling tidak dapat dilepaskan dari
hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan dan keadaan pribadi yang bersangkutan, karena bagian yang satu selalu berhubungan dengan bagian yang lain. 5. Prinsip-Prinsip Bimbingan Konseling Prinsip adalah suatu komitmen yang harus dilakukan dalam sebuah tindakan. Prinsip merupakan paduan hasil teoritik dan telaah lapangan yang digunakan sabagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan (Priyatno, 1999:218). Sebagai konselor baik didalam rumah maupun luar terikat oleh prinsip-prinsip tersebut. Secara keseluruhan prinsip-prinsip tersebut diuraikan sebagai berikut: a. Bimbingan memberi perhatian utama dan sistematis terhadap perkembangan pribadi setiap individu. Biasanya sekolah memusatkan perhatian pada perkembangan intelektual terhalang. Guru tentu saja memiliki tanggungjawab dalam bidang pengajaran, dan guru bimbingan konseling telah memperhatikan perkembangan pribadi anak. b. Cara utama bimbingan dilaksanakan tergantung pada proses perilaku individu.
Hal
ini
disebabkan
perhatian
bimbingan
terhadap
perkembangan pribadi. c. Bimbingan berorientasi pada kerja sama antara konselor dan konseli tanpa adanya paksaan. d. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya.
e. Bimbingan didasarkan pada pengakuan terhadap martabat dan nilai individu sebagai manusia, sama seperti hak individu itu untuk menentukan pilihannya sendiri. f. Bimbingan adalah proses pendidikan yang kontinu. Bimbingan tidak dapat diberikan hanya sesaat untuk kemudian tidak ada kelanjutannya, karena bimbingan adalah bagian dari keseluruhan proses pendidikan. Oleh karena itu bimbingan harus terintegrasi secara utuh dengan program-program sekolah secara keseluruhan. Semua prinsip lain akan berarti jika bimbingan diberikan secara sistematis dan berkelanjutan, sehingga
memberikan
dorongan
untuk
perkembangan
mereka
sepanjang hidupnya. Seorang konselor dimanapun berada harus berpegang teguh terhadap prinsip-prinsip yang berlaku. Maknanya apabila bimbingan dan konseling dilaksanakan tidak sesuai dengan prinsip-prinsip tersebut, berarti bukan bimbingan dan konseling dalam arti yang sebenarnya (Tohirin, 2007:69). Diharapkan konselor memang bertanggungjawab dengan tugas yang diembannya, baik ketika di sekolah atau di luar tetap menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang berlaku, kaitannya dengan pekerjaan sebagai konselor yang disandangnya. Hal ini tidaklah sulit jika seorang konselor memang berkomitmen dalam pekerjaannya, mampu melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan aturan yang berlaku. 6. Asas-asas Bimbingan Konseling di Sekolah
Pelayanan bimbingan dan konseling adalah pekerjaan profesional sesuai dengan makna uraian tentang pemahaman, penanganan, dan penyikapan (yang meliputi unsur-unsur kognisi, afeksi, dan perlakuan) konselor terhadap kasus, pekerjaan profesional itu harus dilaksanakan dengan mengikuti kaidah-kaidah yang menjamin efisien dan efektivitas proses dan lain-lainnya. Kaidah-kaidah tersebut didasarkan atas tuntutan keilmuan layanan di satu segi, dan tuntutan optimalisasi proses penyelenggaraan di segi lain. Dalam penyelenggaraan layanan bimbingan konseling kaidahkaidah tersebut dikenal dengan asas-asas bimbingan dan konseling, yaitu ketentuan yang harus diterapkan dalam penyelenggaraan pelayanan itu. Apabila asas-asas itu dilaksanakan dengan baik sangat dapat diharapkan proses pelayanan mengarah pada pencapaian tujuan yang diharapkan, sebaliknya, apabila asas-asas itu diabaikan atau dilanggar sangat dikhawatirkan kegiatan yang terlaksana itu justru berlawanan dengan tujuan bimbingan dan konseling (Priyatno, 1999 :114). Asas-asas tersebut dimaksudkan dapat sepenuhnya dilakukan oleh konselor sebagai perwujudan tugas konselor dalam mengemban tanggung jawabnya. Di bawah ini akan dijelaskan beberapa asas-asas bimbingan konseling yang di lakukan dalam proses pelayanan bimbingan. Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut: a. Asas kerahasiaan, yaitu segala sesuatu yang dibicarakan dengan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain, atau
lebih-lebih hal atau keterangan yang tidak boleh atau tidak layak diketahui orang lain b. Asas kesukarelaan, yaitu memberikan bantuan dengan tidak terpaksa, atau dengan kata lain konselor memberikan bantuan dengan ikhlas. c. Asas keterbukaan, yaitu masing-masing pihak berkenan membuka diri untuk kepentingan pemecahan masalah individu dan bersedia menerima saran-saran. d. Asas kekinian, yaitu masalah individu yang ditangani ialah masalahmasalah yang sedang dirasakan bukan masalah masa lampau, dan bukan masalah yang akan datang. e. Asas kemandirian, yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan si terbimbing dapat berdiri sendiri, tidak tergantung pada orang lain. f. Asas kegiatan, yaitu usaha bimbingan dan konseling tidak akan memberikan buah yang berarti bila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuan bimbingan konseling. g. Asas kedinamisan, yaitu usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien, yaitu perubahan tingkah laku ke arah yang lebih baik. h. Asas keterpaduan, yaitu Pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan sebagai aspek kepribadian klien. i. Asas kenormatifan, yaitu usaha bimbingan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.
j. Asas keahlian, yaitu Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan asas keahlian secara teratur dan sistematik dengan menggunakan prosedur, teknik, dan alat yang memadai. k. Asas alih tangan, yaitu jika konselor sudah mengerahkan segala kemampuannya untuk membantu individu, namun individu yang bersangkutan belum bisa terbantu sesuai dengan yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim nya ke petugas atau badan yang lebih ahli. l. Asas tutwuri handayani, yaitu
asas ini menuntut agar pelayanan
bimbingan dan konseling tidak hanya dirasakan ketika klien punya masalah saja dan menghadap konselor saja, namun di luar hubungan proses bantuan bimbingan dan konseling pun hendaknya dirasakan adanya manfaat pelayanan dan bimbingan konseling itu (Ketut, 2000:30) Seorang konselor hendaknya selalu mengacu pada asas-asas di atas, agar dalam melaksanakan tanggungjawab berkaitan dengan pekerjaan yang diembannya lebih mudah. Konselor tidak dapat bekerja dengan semaunya sendiri,
hendaknya
memperhatikan peraturan-
peraturan yang barkaitan dengan tugas konselor, termasuk memahami asas-asas bimbingan konseling yang dijelaskan di atas. Jika seorang konselor mampu memposisikan diri sebagai konselor yang baik, artinya sesuai
dengan
peraturan
yang
berlaku,
maka
konselor
itu
bertanggungjawab dengan pekerjaan yang dipercayakan padanya.
Dijelaskan juga untuk menjadi pemecah masalah yang efektif dan bisa dicontoh oleh klien, pembimbing atau konselor harus memulai dari diri sendiri (ifda‟ bin nafsik) (Tohirin, 2007:95). Selain itu agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan dalam praktik pemberian layanan. 7. Potensi dan Peran Bimbingan Konseling di Sekolah Saat ini keberadaan layanan bimbingan konseling di sekolah tampak lebih baik dibanding era sebelumnya. Pengakuan ke arah layanan bimbingan dan konseling sebagai suatu profesi sudah semakin mengkristal terutama dari pemerintah dan kalangan profesi lainnya (Tohirin, 2007:257). Penyelenggaraan bimbingan konseling sangat memiliki peran yang penting dalam dunia pendidikan. Bimbingan konseling ikut berperan aktif dalam tercapainya tujuan pendidikan. Dengan layanan bimbingan konseling, diharapkan sebuah lembaga pendidikan dapat membentuk karakter siswa yang baik dan mewujudkan nilai-nilai edukatif yang membangun. Selain itu bimbingan konseling juga tempat mencurahkan segala keluh kesah yang mungkin begitu rumit dialami suatu individu. Bimbingan konseling mengembangkan beberapa peran, utamanya sebagai sebuah layanan. Bimbingan konseling juga memiliki potensi yang mengarah ke pembentukan karakter kebangsaan yang sesuai dengan citacita bangsa. Begitu pentingnya layanan bimbingan konseling yang mampu ikut mewujudkan generasi penerus yang berkarakter. Bimbingan konseling diharapkan mampu membantu anak didik dalam membentuk wataknya sebagai jalan pembentukan kepribadian yang
bermartabat. Melihat peran dan potensi bimbingan konseling yang sangat penting,
maka
sebaiknya
sebuah
lembaga
pendidikan
memang
memperhatikan secara khusus layanan ini. Diantara peran dan potensi tersebut adalah sebagai berikut a. Bimbingan konseling mendampingi siswa dalam perkembangan belajar di sekolah b. Bimbingan konseling membantu mereka mengenali diri mereka c. Menentukan cita-cita dan tujuan hidupnya serta menyusun kerangka tujuan-tujuan tersebut d.
Membantu menyelesaikan masalah yang mengganggu proses belajar disekolah.(http://muawanah66.wordpress.com/2012/04/30/peranbimbingan-konseling-di-sekolah/) Peran bimbingan konseling dianggap sebagai polisi sekolah.
Bimbingan
konseling
yang
sebenarnya
memiliki
peran
dalam
pemeliharaan pribadi siswa, ditempatkan dalam konteks tindakan-tindakan yang menyangkut kedisiplinan siswa. Memanggil, memarahi, menghukum adalah lebel yang dianggap muncul dari bimbingan konseling, dengan kata lain, bimbingan konseling diposisikan sebagai musuh bagi siswa yang bermasalah. Namun ketika merujuk pada fungsi-fungsi layanan bimbingan konseling, peran bimbingan konseling sangat penting dan bukan lagi tempat yang menakutkan bagi siswa. 8. Undang-undang
yang
konseling di sekolah
berkenaan
dengan
layanan
bimbingan
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan bagian integral dari sistem pendidikan kita demi mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berbagai pelayanan bagi peserta didik untuk mengembangkan potensi mereka seoptimal mungkin. Kehadiran bimbingan konseling di institusi pendidikan sudah memiliki landasan yuridis formal dimana pemerintah telah menyediakan payung hukum terhadap keberadaan bimbingan konseling di sekolah. Berikut disampaikan peraturan-peraturan yang mendasari dan terkait langsung dengan layanan bimbingan konseling di sekoLah. Tohirin (2007) juga menyebutkan bahwa Merujuk pada Undang-Undang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal I Ayat (I) “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Suasana belajar yang dimaksud adalah kondisi yang terjadi pada diri klien yang menjalani proses konseling (Tohirin, 2007:105). Hal ini menunjukkan bahwa dalam pemberian layanan seorang konselor diharapkan mampu mewujudkan proses konseling yang efektif, sehingga seorang konselor dituntut mampu menguasai keterampilan yang mendukung profesinya. Pernyataan di atas diperkuat dengan UndangUndang No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Anwar, 2003:35) Pasal I Ayat (6) “Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan Penjelasan di atas membuktikan bahwa pekerjaan sebagai konselor memang dilindungi oleh peraturan hukum, dan tidak semata-mata pekerjaan biasa. Secara umum tugas konselor sekolah adalah bertanggung jawab untuk membimbing peserta didik secara individual sehingga memiliki kepribadian yang
matang dan mengenal potensi dirinya secara menyeluruh. Dengan demikian diharapkan siswa tersebut mampu membuat keputusan terbaik untuk dirinya, baik dalam memecahkan masalah mereka sendiri maupun dalam menetapkan karir mereka dimasa yang akan datang ketika individu tersebut terjun di masyarakat. Tugas konselor sekolah adalah menyelenggarakan pelayanan bimbingan yang meliputi: bidang bimbingan pribadi, bidang bimbingan sosial, bidang bimbingan belajar dan bidang bimbingan karir yang disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa.
B. Teori Pembentukan Karakter 1. Pengertian Pembentukan Karakter Pembentukan adalah usaha yang telah terwujud sebagai hasil suatu tindakan. Karakter berasal dari bahasa yunani yaitu ”kharrasein” yang berarti memahat atau mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan dalam bahasa latin, karakter bermakna membedakan tanda, sifat kejiwaan, tabiat, dan watak (Narwanti, 2011:1). Karakter adalah ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir (Sjarkawi : 2006 ). Perilaku yang sudah terbentuk ke dalam suatu tindakan yang dilakukan manusia. Dalam buku lain, dijelaskan karakter adalah merupakan struktur antropologis manusia, di sanalah manusia menghayati kebebasan dan menghayati keterbatasan dirinya (Koesoema : 2010). Melihat hal ini karakter bukan sekedar tindakan saja, melainkan merupakan suatu hasil dan proses. Untuk itu suatu pribadi diharapkan semakin menghayati kebebasannya, sehingga ia dapat bertanggungjawab atas tindakannya, baik untuk dirinya sendiri sebagai pribadi atau perkembangan dengan orang lain dan hidupnya. Juga dibahas lebih lanjut, karakter adalah evaluasi kualitas tahan lama suatu individu tertentu atau disposisi untuk mengekspresikan perilaku dalam pola tindakan yag konsisten diberbagai situasi (http://id.shvoong.com/social-
science/education/pengertian-karakter). Hal ini menunjukkan bahwa karakter memang terbentuk karena pola tindakan yang berstruktur dan dilakukan berulangulang. Melihat penjabaran di atas, yang dimaksudkan penulis dalam hal pembentukan karakter dalam penelitian ini yaitu bagaimana karakter atau perilaku yang baik siswa terbentuk setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling sebagai wujud penyelesaian masalah yang dihadapi. Karakter atau dengan kata lain dinamakan akhlak itu adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa seseorang dan sifat itu akan timbul disetiap ia bertindak tanpa merasa sulit (timbul dengan mudah) karena sudah menjadi budaya sehari-hari (Narwanti 2011:3). Sudah sangat jelas sekali bahwa memang karakter membawa seseorang untuk membuktikan kepadanya hasil dari perilaku yang dilakukan. 2. Tujuan Pembentukan Karakter Dalam bukunya Narwanti menyebutkan bahwa dalam pembentukan karakter bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotog royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu pengethauan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan pancasila (Narwanti, 2011:16) Dalam kenyataannya, setiap individu yang terlibat dalam dunia pendidikan, terlibat perjumpaan dengan orang lain, seperti para guru, karyawan, orang tua, teman, masyarakat, dan lain-lain. Peristiwa perjumpaan ini sangatlah rentan dengan konflik. Jika konflik ini muncul, bagaimanakah cara memecahkan permasalahan ini? Jika seorang individu dapat mengasai dirinya dengan baik, maka ia akan dapat menyelesaikan konflik itu dengan baik juga. Diambil kesimpulan bahwa pembentukan karakter memang sangat penting. Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong dan berjiwa patriotik. Tujuan pembentukan karakter menurut Dharma Kesuma, Cepi Triatna dan Johar Permana (2011:11) adalah:
a. Memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak, baik ketika proses sekolah maupun setelah lulus sekolah b. Mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilainilai yang dikembangkan sekolah c. Membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggungjawab pendidikan karakter secara bersama. Terdapat sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal, yaitu: karakter cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya; kemandirian dan tanggungjawab; kejujuran atau amanah, diplomatis; hormat dan santun; dermawan, suka tolong-menolong dan gotong royong dan kerjasama; percaya diri dan pekerja keras; kepemimpinan dan keadilan; baik dan rendah hati, dan karakter toleransi, kedamaian, dan kesatuan(http://-ekonomikompasiana.com/manajemen/2013/05/01-pentingnya pembentukan karakter5565160) Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu yang baik pula. Pribadi yang selaras dan seimbang, serta dapat mempertanggungjawabkan segala tindakan yang dilakukan. Dan tindakan itu diharapkan mampu membawa individu ke arah yang labih baik dan kemajuan. 3. Faktor Pembentuk Karakter Karakteristik siwa sabagai salah satu variabel dalam domain desain pembelajaran akan memberikan dampak terhadap keefektifan belajar (Asri, 2004:17). Hal ini membuktikan bahwa karakter tercermin dalam sebuah tindakan yang mampu membantu individu belajar dengan efektif. Tindakan manusia pada umumnya didasarkan pada dua keadaan yaitu keadaan sadar dan keadaan tidak sadar. Tindakan sadar berarti bahwa manusia bertindak berdasarkan unsur kehendak atau motif, sedangkan tindakan tidak sadar tidak mengandung unsur kehendak yang
pada umumnya disebabkan hilangnya salah satu faktor pendorong tindakan seperti hilangnya akal (gila, koma, pingsan, tidur atau sejenisnya), atau hilangnya kendali diri seperti gerakan reflek. Jadi, karakter atau kepribadian seseorang hanya diukur dengan apa yang dia lakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan demikian ,yang yang harus kita perhatikan adalah faktor-faktor yang mempengaruhi tindakan sadar tersebut. Karakter tidak akan dapat berjalan tanpa adanya faktor didalamnya. Secara umum faktor-faktor tersebut terbagi dalam dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal. a. Faktor internal adalah kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat manusia yang secara bersamaan mempengaruhi perilaku manusia. Faktor internal tersebut diantaranya : 1)
Instink Biologis (Dorongan biologis) seperti makan, minum dan hubungan biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara dia memenuhi kebutuhan atau instink biologis ini. Contohnya adalah sifat berlebihan dalam makan dan minum akan mendorong pelakunya sersifat rakus/tamak. Seseorang yang bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya akan memiliki karakter waro, zuhud dan qona‟ah yang membawanya kepada karkater sederhana.
2)
Kebutuhan psikologis seperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri. Seperti orang yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman akan melahirkan karakter penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan
penghargaan
akan
melahirkan
karakter
sombong/angkuh dan lain-lain. Apabila seseorang mampu
mengendalikan kebutuhan psikologisnya, maka dia akan memiliki karakter tawadhu dan rendah hati. 3)
Kebutuhan
pemikiran,
yaitu
kumpulan
informasi
yang
membentuk cara berfikir seseorang seperti isme, mitos, agama yang masuk ke dalam benak seseorang akan mempengaruhi cara berfikirnya yang selanjutnya mempengaruhi karakternya. b.
faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar diri manusia, namun secara langsung mempengaruhi karakternya. Faktor eksternal tersebut diantaranya faktor keluarga dalam membentuk karakter anak, kemudian faktor sosial yang berkembang di masyarakat yang kemudian disebut budaya, serta lingkungan pendidikan yang begitu banyak menyita waktu pertumbuhan setiap orang, baik pendidikan formal seperti sekolah atau pendidikan informal seperti media massa, media elektronik atau masjid. http://blog2.tp.ac.id/ekahajarwati/pendidikankarakter/faktor-faktor-pembentuk-karakter/ Melihat faktor-faktor di atas, telah jelas sekali bahwa memang dalam sebuah karakter tidak dapat tumbuh begitu saja, ada banyak faktor yang melatarbelakangi adanya pembentukan karakter tersebut. Faktor internal yakni yang berasal dari diri sendiri, misalnya cara makan, cara berfikir, dan lain-lain. Faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor keluarga, faktor tambahan yang ikut membantu sebuah karakter anak terbentuk.
4. Fungsi Pembentukan Karakter Dalam kelangsungan perkembangan dan kehidupan manusia, berbagai pelayanan diciptakan dan diselenggarakan. Masing-masing pelayanan itu memberikan manfaat. Pada hakekatnya adalah sebuah perjuangan bagi individu untuk menghayati kebebasannya dalam relasi mereka dengan orang lain dan lingkungannya, sehingga ia dapat semakin mengukuhkan dirinya sebagai pribadi yang unik dan khas, serta memiliki integritas moral yang dapat dipertanggungjawabkan. Beberapa fungsi pembentukan karakter menurut Narwanti (2011), antara lain sebagai berikut: a. Fungsi pengembangan,fungsi pengembangan potensi peserta didik untuk
menjadi
pribadi
berperilaku
baik
dan
perilaku
yang
mencerminkan perilaku dan budaya bangsa b. Fungsi perbaikan,memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermartabat c. Fungsi penyaringan,untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa orang lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai dan karakter bangsa yang bermartabat (Narwanti, 2011:18). Fungsi-fungsi di atas merupakan sebagian dari fungsi pembentukan karakter dan masih banyak lagi fungsi yang lain. Sebagaimana yang lain, dengan fungsi di atas diharapkan mampu membentuk karakter bangasa yang bermartabat sesuai dengan cita-cita luhur bangsa, mewujudkan
manusia Indonesia yang mampu membawa nama baik bangsa menjadi yang terbaik dan terdepan. 5. Dalil yang berkaitan dengan pembentukan karakter Firman Allah SWT dalam Al-Quran Surat Al-Qalam ayat 4 dijelaskan tentang budi pekerti berikut ayatnya:
dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung. Atau dijelaskan juga dalam salah satu hadits Rasulullah, dari syarah hadits Arba‟in sebagai berikut:
َ اِنّ اهللَ كَتَبَ ا ْلاِحْسَان:عَهْ أَبِي َي ْعمَلَى شَّدَادِ بْهِ أَ ْوسٍ عَهْ رسول اهلل قال َحةَ وَلْيُحِّد َ ْشيْءٍ َفاِذَا قَتَلْتُمْ َفأَحْسِنُوا الْقِتَْلةَ وَاِذَا ذَبَحْتُمْ فَأحْسَنُوا الّذِب َ ِعَلَى كُّل )أَحَ ُّدكُمْ شَ ْفرَ َتوُ وَلْ ُيرِحْ ذَبِيْحَ َتوُ (رواه مسلم Abu Ya’la bin Syaddad bin Aus meriwayatkan dari nabi bahwa Rasullullah SAW bersabda, “Sesungguhnya, Allah telah mewajibkan berbuat baik atas segala sesuatu. Maka jika kalian (hendak ) membunuh (dengan alasan yang dibenarkan), lakukanlah dengan baik, dan jika kalian menyembelih, lakukanlah dengan baik pula. Hendaklah masing-masing dari kalian menajamkan pisaunya dan membuat nyaman hewan sembelihannya.” (Abu Sayyid, 2006:205) Dari beberapa dalil di atas cukup menjelaskan bahwa karakter manusia senantiasa diatur dalam Al-quran, ataupun sunnah –Nya. Hal itu
menandakan setiap perilaku yang dilakukan hendaknya sesuai dengan aturan yang berlaku, Dalam hadits di atas dijelaskan tentang berbuat baik terhadap segala sesuatu, Bimbingan konseling adalah layanan yang didalamnya terdapat unsur tolong menolong dan berbuat baik dengan sesama diluar tanggungjawabnya sebagai konselor, sehingga dapat memberikan manfaat baik bagi individu itusendiri maupun orang lain yang berada di sekitar.
BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
A. Paparan Data 1. Sejarah Singkat Sekolah Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin maju dan menuntut untuk menciptakan tenaga yang terampil dan cekatan, dengan tuntutan itu maka pimpinan daaerah Muhammadiyah Salatiga yang telah memiliki lembaga pendidikan dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas. Muhammadiyah berkeinginan mendirikan STM Muhammadiyah di Salatiga. Pada tahun 1991, STM Muhammadiyah resmi didirikan yang bertempat di Jl. KH. Ahmad Dahlan tepatnya di kelurahan Sidorejo Lor, kecamatan Sidorejo, dengan Surat Keputusan Depdikbud, Kanwil Provinsi Jawa Tengah No. 348/103/I/1991 dan NSS: 32 2036204004. Lokasi yang mempunyai luas tanah 8.373 m2 dan luas bangunan 2.835 m2 pada saat itu baru memiliki 2 lokal yang terdiri dari jurusan listrik dan jurusan mesin. Kepala Sekolah yang
menjabat
pada
saat
itu
yaitu
Dr.
Agung
Wibowo
Lima tahun kemudian pada tahun 1995 STM Muhammadiyah berkembang dengan cepat dan memiliki 12 lokal dan 4 bengkel serta melaksanakan akreditasi dengan hasil “terdaftar” menjadi “diakui” untuk semua jurusan. Pada tahun 2008 STM/SMK Muhammadiyah Salatiga telah mempunyai dua puluh lima lokal dan lima bengkel, dua laboratorium bahasa, satu
laboratorium komputer. Sekolah ini juga telah melaksanakan akreditasi dengan hasil terakreditasi "B" untuk semua jurusan. Sejalan dengan perkembangan zaman sampai sekarang STM Muhammadiyah masih akif dan berkembang lebih maju di wilayah Salatiga dan Kabupaten Semarang dan sekitarnya. Pada tahun 2009 sampai dengan sekarang, STM/SMK Muhammadiyah telah mempunyai dua puluh enam lokal yang terdiri dari dua jurusan garmen, tiga jurusan listrik dua belas jurusan teknik pemesinan dan sembilan jurusan teknik otomotif. Kepala Sekolah pada saat ini di jabat oleh Bapak Drs. Muhammad Busri, M.Pd yang menggantikan Kepala Sekolah yang dulu Drs. Surono, M.Pd. Ada beberapa alasan atau pertimbangan pendirian sekolah tersebut, diantaranya adalah sebagai berikut: a. Banyaknya lulusan SLTP di Salatiga dan sekitarnya yang ingin melanjutkan pendidikan di Sekolah Teknologi Menengah (STM), sedang STM yang sudah ada tidak lagi mampu menampung b. Pesatnya perkembangan perindustrian di Salatiga dan sekitarnya, memungkinkan
banyaknya
permintaan
tenaga
lulusan
STM,
khususnya keikutsertaan Muhammadiyah mempersiapkan tenaga terampil dalam rangka menyongsong era tinggal landas c. Muhammadiyah telah menyelenggarakan serta mengelola 7 buah SMP di kabupaten semarang dan kota madya Salatiga d. Muhammadiyah sebagai organisasi/persyarikatan sosial keagamaan yang salah satu amal usahanya adalahmengelola pendidikan, ikut
bertanggungjawab dalam mencerdaskan kehidupan bangsa khususnya terhadap masa depan generasi muda, bangsa, dan negara Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pesatnya arus informasi yang menggiring kita ke dunia global, SMK Muhammadiyah Salatiga mendapat tantangan yang cukup berat untuk bisa berbicara di tingkat global. Oleh karena itu hendaknya senantiasa berusaha memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Nilai-nilai luhur yang tersurat dan tersirat di dalam Al-Quran dan hadits, tidak boleh ditinggalkan, harus tetap kita kedepankan dalam rangka mencerdaskan anak-anak bangsa. Dengan semangat Al-Quran dan HaditsRasulullah, SMK Muhammadiyah Salatiga berusaha mengantarkan peserta didik ke arah kemandirian untuk berpeluang secara optimal, meningkatkan segenap potensi, intelegensi, emosi,spiritual, kreasi, dan prestasinya. 2. Visi dan Misi Sekolah Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga menempuh bebrapa visi dan misi, visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut : a. Visi Menciptakan tamatan unggulan yang berkualitas, inovatif, islami, terampil dan mampu menjawab tuntutan zaman.
b. Misi 1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta profersionalisme seluruh personil sekolah sesuai dengan profesinya. 2) Meyelenggarakan pendidikan dan pembelajaran yang berkualitas, inovatif dan islami. 3) Mewujudkan IPTEK dan sumber daya manusia yang berakhlakhul kharimah, terampil dan kompetitif dalam bidang keahliannya. 4) Menghasilkan tamatan yang berpotensi, handal dan bersifat profesional serta mampu mengembangkan dirinya sesuai dengan kebutuhan kerja. 5) Membimbing peserta didik dan alumni dalam berwirausaha yang kompetitif. 3. Tujuan Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga Ada beberapa tujuan khusus pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga. Beberapa tujuan tersebaut adalah sebagai berikut: a. Mempersiapkan siswa untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan atau meluaskan pendidikan dasar b. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sekitar
c. Meningkatkan kemampuan siswa untuk dapat mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan pengetahuan teknologi dan kesenian d. Menyiapkan
siswa
untuk
memasuki
lapangan
kerja
dan
mengembangkan sikap profesional 4. Tujuan Sekolah Beberapa tujuan khusus sekolah antara lain sebagai berikut: a. Menghasilkan
outcome
yang
berkepribadian,
yang
memiliki
bertakwa
dan
berakhlakul karimah b. Menghasilkan
tamatan
keunggulan
dalam
mengembangkan konsep teori dan praktek sesuai dengan program keahliannya c. Menghasilkan tamatan yang siap memasuki dunia kerja serta mampu mengembangkan sikap profesional d. Terciptanya jaringan kerja yang harmonis dengan instansi terkait e. Terciptanya tamatan yang terampil, kompetitif, mandiri dan berjiwa wirausaha 5. Program Keahlian di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga Beberapa program keahlian yang di ajarkan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga antara lain sebagai berikut : a. Teknik instalasi tenaga listrik b. Teknik permesinan c. Teknik otomotf
d. Teknik kendaraan ringan e. Teknik garmen 6. Profil Sekolah a. Nama Yayasan Penyelenggara Sekolah : MUHAMMADIYAH NPWP
: 02 254 041 5 505
000 Alamat Jalan
: Kauman no.32
Kelurahan
: Sidorejo Lor
Kecamatan
: Sidorejo
Kota
: Salatiga
Provinsi
: Jawa Tengah
Nomer Telepon
: (0289) 313552
Kode Pos
: 50714
Akte Pendirian Nomor
:
4073
/21
aen/7624/21a Tanggal/Bulan/Tahun
: 22 Agustus 1914
b. Identitas Sekolah Nama Sekolah
:
SMK
Muhammadiyah
Salatiga Nomor Statistik Sekolah (NSS)
: 322036204004
Nomor Pokok Sekolah Nasional
: 20328458
Sertifiktat ISO
: 9001:2008
c. Alamat Sekolah Jalan
: Kh. Ahmad Dahlan
Kelurahan
: Sidorejo Lor
Klasifikasi geografis
: Perkotaan
Kecamatan
: Sidorejo
Kota
: Salatiga
Provinsi
: Jawa Tengah
Kode Pos
: 50714
Kode Area/Nomor Telepon
: (0298) 323645
Akses Internet
: ada
Provider
: TELKOM
E-mail
:
[email protected] Website Status Sekolah
::
Akreditasi Sekolah Teknik permesinan
:A
Teknik Kendaraan ringan
:B
Teknik instalasi tenaga listrik
:B
Teknik garmen
: Sedang Proses
Akhir sertifikat berlaku
:
2015/2016
Tahun
pelajaran
No/Tgl/Bln/Thn Akreditasi
: no.......9 November
2010 d. Ijin Pendirian Sekolah SK dari Muhammadiyah
: No:A.1/207/PDM/II-
90 SK dari Kanwil depdikbud Prop.Jateng : No: 348/103/1/91
7. Data Guru dan Karyawan SMK Muhammadiyah Salatiga Tabel 1 N
NAMA
JABATAN
O 1
Drs.
Muh.
Busri,
Kepala Sekolah
M.Pd Bambang Siswanto,
Guru/Waka Kurikulum
3
Suwarno, S.Pd
Guru Bimbingan konseling
4
Zumri, S.Pd
Guru
2 S.Pd
BK
Keislaman,Waka Kemuhammadiyahan 5
Sardi, S.Pd
Guru
6
Sisyono, S.Pd
Guru
dan
Waka
7
Rahmadi, S.Pd
Guru Bimbingan Konseling
8
Dra. Asih Pujawati
Guru
7
Risda Mila Shanti,
Guru
9
Suryono, S.Pd
Guru
1
Drs. Muh. Khudhori
Guru/Waka Kesiswaan
1
Sumindaryati, S.Pd
Guru
1
Premono, S.Pd
Guru
1
Surana, S.Pd
Guru
1
Heni
Guru/ Ka Prog Permesinan
S.Pd
0
1
2
3
4
S.Pd 1
5
Mohammad Nurdin
Guru/Waka Hub In
Karsini, S.Pd
Guru
ST 1
6
Sulistyowati,
1 7
Istiyanatun Toyibah
Guru/Ka Prog Kelistrikan
1
Sumarjono, S.Pdi
Guru
1
Drs. Purwanto, B.sc
Guru
2
Zamahsari, S.Pd
Guru
2
Dian
Guru
ST
8
9
0
1
Andriyanto,
S.Pd 2
Drs. Amir Hafilin
Guru
2
Supriyati, SE
Guru
2
Misbakhul
2
3
4
Mujib,
Guru
S.Pd 2
Ratna Tri H, S.Pd
Guru
2
Henny
Guru
5 Purnawan,
6
S.Pd 2
Fajar Rosiati J, S.Pd
Guru
2
Hardi Darmono, ST
Guru
2
Martono, S.Pd
Guru
3
Hari Supriyadi, S.Pd
Guru
3
Joko Wahyono, S.Pd
Guru Bimbingan Konseling
3
Drs.
Guru/Waka Sarpras
7
8
9
0
1
2
Haris
Prihantomo 3
Dra. Sri Rejeki
3
Endang
Guru
3
4
H,
Guru
S.Pd 3
5
Budi
Rukmiyati, S.Pd
Guru Bimbingan Konseling
3
Sipta Novianto, ST
Guru
3
Gunawan Akhyani,
Guru
3
Eko Budi C, S.Pd
Guru
3
Pradtya Wisnu W,
Guru
Nanik Rakhmawati,
Guru/Ka Prog Garmen
4
Sunarti, S.Pd
Guru
4
Nurul Aeni, S.Pdi
Guru
4
Chaerul Anam, S.Pd
Guru
4
Ani Indriyanti, S.Pd
Guru
4
Sri Untari, S.Ag
Guru
6
7
S.Pd
8
9
S.Pd 4
0
S.Pd
1
2
3
4
5 4
Tugini
Guru
4
Chadzikul Fikri
Guru
4
Syafiah Isnaini, S.Si
Guru
4
Kurnia Setiawan, ST
Guru
6
7
8
9
8. Visi dan Misi Bimbingan Konseling Di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga Visi : Membangun iklim Sekolah/Madrasah bagi kesuksesan seluruh peserta didik Misi : Memfasilitasi seluruh peserta didik memperoleh dan menguasai kompetensi di bidang akademik, pribadi-sosial, karier berlandaskan pada tata kehidupan etis normatif dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) pelayanan bimbingan dan konseling
lebih
difokuskan
kepada
upaya
membantu
konseli
mengokohkan pilihan dan pengembangan karier sejalan dengan bidang
vokasi yang menjadi pilihannya. Bimbingan karier (membangun soft skills) dan bimbingan vokasional (membangun hard skilss) harus dikembangkan sinergis, dan untuk itu diperlukan kolaborasi produktif antara konselor dengan guru bidang studi/mata pelajaran/keterampilan vokasional. 9. Program Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga a. Jenis Program 1) Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah. 2) Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan. 3) Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran. 4) Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan. 5) Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling. b. Penyusunan Program 1) Program pelayanan konseling disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi. 2) Substansi program pelayanan konseling meliputi keempat bidang, jenis layanan dan kegiatan pendukung, format kegiatan, sasaran pelayanan, dan volume/beban tugas konselor.
10. Struktur Organisasi Bimbingan Konseling Tabel II
SMK MUHAMMADIYAH SALATIGA KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
WAKIL KEPALA SEKOLAH
TENAGA AHLI INSTANSI LAIN
TATA USAHA
WALI KELAS
KOORDINATOR BK GURU PEMBIMBING
SISWA Keterangan :
GURU MATA PELAJARAN
Hubungan Administratif Hubungan Kerjasama atau Koordinasi Hubungan Layanan
B. Data Informan Dalam kesempatan kali ini penulis mengadakan wawancara dengan beberapa narasumber yang telah memberikan informasi kepada penulis berkenaan dengan judul penelitian yang diambil. Para informan tersebut adalah beberapa konselor bimbingan konseling yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, sample dari murid kelas dua dan kelas tiga yang pernah mendapatkan layanan di ruang bimbingan konseling serta tidak lupa Kepala Sekolah yang turut andil dalam mensukseskan tujuan kinerja layanan bimbingan konseling di sekolah ini. Di bawah ini akan diuraikan data-data beberapa informan yang berkenan memberikan informasi. Informan-informan tersebut adalah sebagai berikut: 1. MB,lahir pada tanggal 21 November 1965, beralamatkan di Jembrak Rt 03/02. MB adalah guru SMK Muhammadiyah Salatiga sekaligus menjabat sebaga Kepala Sekolah di sekolah itu. Mulai dari bangku SD Semowo, MTs N Salatiga, MAN Suruh, SI di IAIN Walisongo, serta menempuh gelar magister di UMS dengan progarm studi Pendidikan Agama Islam. Indahnya keikhlasan dan mengucap syukur kepada Illahi Rabbi, itulah motto hidupnya untuk meraih sukses. Semangat juang yang tinggi untuk memajukan sekolah dengan harapan SMK Muhammadiyah mampu berwawasan global dan mengedepankan
moral. Guru dari pasangan Bapak H. Komari dan Ibu Kosidah ini sangat senang sekali dengan profesinya sebagai seorang guru, karena menurutnya mendidik generasi masa depan adalah Art/seni. Tiada yang sulit, dan segala hal akan menjadi lancar jika sudah terbiasa. 2. ZM, Lahir pada tanggal 15 September 1965, meskipun di usianya yang sekarang, tetap aktif dan energik. Konselor bimbingan konseling yang satu ini juga terkenal humoris, memiliki hobby yang sangat kompeten yaitu bergelut dalam organisasi kemasyarakatan, dibuktikan dengan aktif dalam beberapa organisasi, diantaranya Karang Taruna, LKMD, BPD, PCM Tuntang dan sampai sekarang masih menjadi anggota DPD PAN Kabupaten Semarang. Bapak yang suka banget maem sate kambing dan minum es teler ini berpendapat bahwa kemudahan dunia yang haqiqi adalah istri solekhah, dan sangat dilematis sekali dengan kebrobokan moral pemuda. Mulai dari SD sampai dengan SMA menghabiskan waktunya di Salatiga, di SD Candirejo 1, SMP 5 Salatiga, dan SMA PGRI Salatiga, kemudian melanjutkan studinya di IKIP PGRI Semarang dengan program studi Fisika, setelah itu lanjut lagi S1 di IKIP Wates lulus tahun 2010. Bapak dari dua bersaudra ini menganggap bahwa tidak ada kata terlambat dalam belajar karena itu kewajiban suatu muslim. Namun ketika menjadi konselor bimbingan konseling di sekolah ini merasa sangat senang sekali ketika bisa menjadi sahabat anak ketika mereka mengalami masalah/kesulitan. Saat menjadi konselor sangat berkesan merasakan enjoy, rileks, dan
puas ketika mampu mengantar anak menuju keberhasilan. Beliau berpesan untuk menjadi konselor tidaklah mudah, janganlah menjadi yang ditakuti akan tetapi menjadi yang dicari dan disegani. “Better Late than Never”
semboyan itu yang menjadikan bapak ini
bersemangat dalam menjalani hari-harinya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. 3. RK, Konselor yang sering dipanggil dengan bu Atik ini adalah satusatunya konselor perempuan di sekolah ini. Diawali sekolah dasar Gondoriyo 1, kemudian melanjutkan SMP N 2 Todanan dan duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan 2 Blora. Konselor kelahiran Blora pada tanggal 5 September 1984 ini adalah konselor yang paling suka dengan yang namanya membaca. Konselor dari pasangan Ibu Sugiyanti dan Bapak Suwadi ini berpendapat bahwa mengajar adalah pekerjaan yang sangat mulia, suka mencoba sesuatu yang baru untuk menemukan ide-ide fresh dan paling tidak suka yang namanya membanding-bandingkan serta dibanding-dingkan. Jamur adalah makanan yang menjadi favoritnya, dan juice alpukat minuman kesukaannya. Sekarang tinggal di Perum Wisma Peni, salah satu perumahan yang ada di daerah Salatiga. Sebelum menjadi konselor di sekolah ini menempuh pendidikan di UKSW dengan program studi yang sesuai dengan profesinya sekarang FKIP bimbingan konseling. Dalam hal belajar, pendapatnya bilang menjadi orang sukses itu belum cukup, kita harus menjadi orang yang berharga. Sebagai seorang guru
konselor inisangat mencintai anak-anak. Selama menjadi konselor BK dia merasa terkadang anaklah yang menjadi guru dan mereka justru bisa mengajarkan arti kehidupan yang sebenarnya. Konselor ini sangat terkesan sekali ketika menjadi konselor, pasalnya dapat mengirim pulang konseli dalam keadaan menyukai diri mereka lebih ketika ia datang. Konselor yang satu ini juga terkenal dekat dan akrab dengan anak-anak. Pada akhirnya hanya berpesan, guru yang biasa-biasa memberitahu, guru yang bagus menerangkan, guru yang hebat mendemonstrasikan, dan guru yang agung adalah guru yang bisa memberikan inspirasi. Semangat.. 4. SW, tidak jauh dengan teman seperjuangannya SW adalah konselor yang aktif dalam berorganisasi, banyak sekali organisasi yang pernah diikuti, diantaranya pernah menjadi ketua OSIS ketika duduk di bangku sekolah, Ketua Ampi Kecamatan, WK DPP PAN, Ketua LKMD, PNPM-MD, Ketua komite sekolah SD. Selain aktif dalam berorganisasi, juga hobby banget dengan yang namanya olah raga untuk kebugaran badannya. Bapak dari enam bersaudara ini lahir di Salatiga pada tanggal 10 Oktober 1963 dan sekarang tinggal dikediamannya Kalisari RT 4/3, Nyamat, Tengaran, menempuh studi di bangku kuliah di IKIP dengan program studinya bimbingan konseling. Hal itu menuai hasil dibuktikan dengan sekarang menjadi guru bimbingan konseling di SMK Muh ini. Selain guru bimbingan konseling adalah profesinya, di BK ini beliau dapat lebih membantu
orang lain dan memahami dirinya, bisa menjadi lebih sabar dan empati tidak menggurui. Pengalaman yang paling menarik dari konselor yang suka banget makan nasi tumpang dan minum teh hangat ini, ketika dia mengemban tanggungjawab untuk menangani sebuah proyek dan dananya kurang, sang istri lah yang memberi tombok dana, benarbenar memberikan contoh keharmonisan dalam suka duka keluarga. Diingkari partner adalah hal yang paling tidak disukainya. Selain itu dia juga sekali yang namanya membaca, karena sekecil apapun yang kita baca suatu saat pasti ada manfaatnya. Konselor ini mengatakan tidak ada manusia yang tidak mempunyai masalah, setiap orang punya masalah, hanya kualitasnya saja yang berbeda. 5. JW, lahir di Salatiga pada tanggal 6 Februari 1969. Bapak dari enam bersaudara ini bertampat di desa Ujung-Ujung RT 2/1, Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang. Konselor yang satu ini adalah konselor yang murah senyum dan ramah. SW lulus dari SD N 2 Ujung-Ujung, SMK Krida Dharma, SMK PGRI Salatiga, dan melanjutkan di perguruan tinggi UKSW dengan program studi FKIP bimbingan konseling. Berkumpul bersama keluarga adalah waktu yang paling sukai. Banyak makanan yang dia suka akan tetapi sea food dan nasgor adalah pilihannya, dan minumnya tetap air putih. Konselor yang pernak menjadi ketua karang taruna di desanya ini mengambil arti hidup dengan sangat dalam, hidup adalah perjuangan, jadi harus diperjuangkan, hari ini juga harus lebih baik dari kemarin. Kesan
menjadi konselor yang dirasakan adalah beliau bisa menjadi lebih sabar dalam memberikan pelayanan kepada konseli. Belajar tidak mengenal apapun, “Belajarlah sampai ke negeri Cina” adalah kata yang membuat termotivasi dalam belajar. 6. RH, Konselor yang satu ini adalah konselor yang sangat menyukai hidup bersih dan sehat. Olah raga adalah kegiatan yang dirasa paling mengasyikkan. RK adalah putra dari dua bersaudara dari Ibu Rusmi dan Bapak Katimin. Bapak ini dilahirkan di Jawa Timur, tepatnya di Pacitan 15 Januari 1960, akan tetapi sekarang tinggal di Salatiga, tepatnya di Jl. Tirtonimo 4 Rekesan RT 3/3, Tegalrejo, Salatiga. Sebelum menjadi konselor bimbingan konseling di SMK Muh, pernah menempuh kulih di IKIP dengan program studi bimbingan konseling. Bapak yang suka dengan makan dengan lauk sayur asem dan minum teh ini ketika melayani anak sangat sabar dan empati sehingga benarbenar mampu mengentaskan permasalahan anak. RK juga senang dan terharu sekali ketika melihat anak didik yang belajar dengan penuh semangat serta ikut bangga ketika melihat anak didiknya sukses memasuki dunia kerja. 7. ADS, Anak yang terkenal pemalu ini dilahirkan di Semarang, tepatnya tanggal 26 Maret. Sebelum memasuki SMK Muh belajar di SD N Tukang dan SMP N 3 Pabelan. ADS memang pemalu akan tetapi jika sudah kenal anaknya ramah dan humoris. Bermain sepak bola adalah hobbynya setiap hari sampai bercita-cita ingin menjadi pemain sepak
bola terkenal di negeri ini. Anak yang pernah aktif dalam pramuka dan pernah beberapa masuk serta mendapatkan layanan BK ini suka banget yang namanya maem bakso. Menjadi orang yang sukses dan membahagiakan kedua orang tua adalah keinginan dari anak dua bersaudara ini. Anak dari Bapak Edy dan Ibu Ariyati ini di SMK Muh mengambil jurusan MK (Mekanik Permesinan). Meski sering bolos, anak ini suka yang namanya belajar. ADS menganggap bahwa belajar adalah suatu kewajiban. Sampai saat ini dia masih tinggal dengan keluarga di rumahnya tercinta Dusun Maliyan RT 1/3, Desa Tukang, Kecamatan Pabelan. Anak yang suka memakai topi ini berpesan untuk BK agar BK lebih aktif lagi mengoperasi siswa dan operasi itu diadakan secara rutin untuk perkembangan layanan di BK juga untuk perubahan perilaku kurang baik anak didik. 8. ANW, adalah salah satu dari siswa di SMK Muh yang pernah mendapatkan layanan di bimbingan konseling. Anak yang dilahirkan pada tanggal 1 Agustus dari Bapak Sunyamat dan Ibu Arisah ini bertempat tinggal di Lopait RT 1/4, Tuntang, Kabupaten Semarang. Anak yang memiliki senyum manis ini ingin seklai menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan negara juga agama. Nasi goreng dan susu adalah makanan minuman kesukaannya. ANW pernah bersekolah di SD Tuntang 3, MTs N Salatiga, dan sekarang duduk di kelas XI MP I SMK Muhammadiyah Salatiga. Berkumpul dengan keluarga, teman, dan saudara adalah suasana yang paling ia sukai. Semangatnya yang
tinggi dengan semboyan “Maju terus Pantang Mundur” bisa mengantarnya menggapai cita-citanya untuk menjadi pengusaha yang sukses. ANW adalah anak pertama dari 3 bersaudara, mengingat itu dia berkeinginan setelah lulus berharap langsung bisa bekerja untuk membantu orang tuanya menyekolahkan adik-adiknya. Jangan menyerah sebelum cita-cita kita tercapai adalah semangat yang diberikan untuk memotivasi dirinya sendiri dan teman-temannya. 9. IAM, adalah siswa dari SMK Muhammadiyah Salatiga yang pernah mendapatkan layanan di bimbingan konseling dengan keinginannya sendiri. IAM datang dengan maksud sharing ke konselor BK berkenaan masalah yang ia hadapi dengan keluarganya. Tidak banyak hal yang diutarakan anak ini, cita-cita nya untuk membahagiakan orang tuanya adalah keinginan yang benar-benar ingin diwujudkan setelah bekerja nanti. Dia ingin berusaha membalas jasa-jasa orang tua yang telah sabar mendidiknya. Tersenyum, ramah dan supel adalah motivasi untuk menjalani hari-harinya. Anak yang hobby banget dengan FootSall ini berharap kelak dia akan menjadi pengusaha yang sukses.
C. Temuan Penelitian 1. Bentuk Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga
Dalam pelaksanaan program layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga, guru bimbingan konseling menerapkan beberapa bentuk layanan yang diadakan di sekolah tersebut guna pencapaian visi dan misi bimbingan konseling, Berkaitan dengan hal itu bentuk-bentuk layanan ini antara lain mereka terapkan sebagai wujud kontribusi layanan bimbingan kosseling terhadap tercapainya tujuan sekolah. Para narasumber menjelaskan ada beberapa layanan yang diadakan di sekolah ini. Mereka dengan penuh semangat memberikan segala tenaga, fikiran, waktu, serta tanggung jawabnya sebagai konselor untuk aktif dalam memberikan yang terbaik untuk layanan di bimbingan konseling sekolah ini. Pernyataan-pernyataan mereka tidak jauh berbeda mengenai hal layanan di sekolah ini. Layanan-layanan ini ada berbagai macam dan bentuk, seperti pada awal penulis masuk untuk mencari data di sekolah ini, RK mengungkapkan, “Dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan kepada mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan kepribadian. Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran konseling invidual konseling layanan konten, kelompok konsultasi beberapa layanan tersebut yang kita berikan kepada siswa untuk membantu menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari dalam DCM), tapi kita lebih menekankan ke bimbingan karir karena sekolah ini berbasis kejuruan.” Dari pernyataan RK ada beberapa layanan yang bisa dilaksanakan di sekolah ini. RK menjelaskan bahwa bimbingan karir adalah bimbingan yang utama diberikan di sekolah ini mengingat bahwa sekolah ini berbasis
kejuruan, sangat dilematis sekali ketika nanti setelah lulus dari sekolah mereka yang tidak dapat melanjutkan ke perguruuan tinggi akan berpangku tangan. Menghindari hal ini maka bimbingan karir sangat diperlukan dan kompeten. Pernyataan RK ini diperkuat dengan ungkapan SW dan ZM yang menyatakan dengan mengatakan, “Layanan bimbingan konseling yang sesungguhnya yaitu layanan yang benar-benar dapat mengentaskan masalahmasalah yang dialami siswa mbak, tidak jauh dari itu yang tidak kalah pentingnya yaitu layanan bimbingan karir.” Pernyataan dari narasumber ZM, “Layanan bimbingan yang sesuai di lembaga sekolah seperti ini ya seperti layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan juga bimbingan belajar mbak...sebagai contoh anak tidak masuk selama 2-3 hari na....bimbingan konseling harus segera mengambil tindakan. Yang sangat vital untuk diberikan yaitu bimbingan karir karena basic dari sekolah ini adalah kejuruan” Dari pernyataan beberapa narasumber di atas yaitu menyimpulkan bahwa banyak sekali yang mendapatkan layanan dari bimbingan konseling adalah masalah-masalah pribadi yaitu masalah yang datang dari diri sendiri atau masalah-masalah yang datang dari lingkungan sekolahnya sendiri, akan tetapi sejauh ini yang memang diberikan secara khusus dari bimbingan konseling di sekolah ini yaitu bimbingan karirnya mengingat sekolah yang berbasis kejuruan dan ketika lulus segera akan memasuki dunia kerja yang memerlukan pemahaman tersendiri.
Pada dasarnya
semua layanan bimbingan adalah penting dan memerlukan penanganan mulai dari masalah pribadi, sosial, belajar, dan lain-lain. Bimbingan karir adalah layanan yang memamg diracik khusus untuk para siswa agar pasca
lulus mereka dapat menempatkan diri di dunia kerja dengan baik. Beberapa informan lain juga menjelaskan, “Bermacam-macam mbak, ada yang bentuknya itu klasikal yaitu bentuknya di kelas seperti itu ada yang bentuknya pribadi seperti itu nanti biasanya dipanggil perorangan karena memang berbeda mbak antara bimbingan dan konseling bimbingan diberikan dalam bentuk penyuluhan (preventif) dan diberikan untuk kelompok sedangkan konseling biasanya lebih privasi (kuratif).” Bentuk-bentuk layanan yang diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga, dari hasil wawancara peneliti dapat memberikan beberapa macam bentuk-bentuk layanan yang di adakan di sekolah tersebut, antara lain sebagai berikut: 1) Bimbingan belajar, berkenaan dengan permasalahan belajar yang dihadapi siswa 2) Bimbingan pribadi/individual, berkenaan dengan permasalahan pribadi siswa, masalah keluarga misalnya, dan sebagainya. 3) Bimbingan sosial/kelompok 4) Layanan orientasi pada saat pertama kali masuk 5) Penempatan atau penyaluran 6) Layanan konten 7) konsultasi 8) Layanan klasikal, pemberian informasi-informasi khusus 9) Bimbingan karir, berkenaan dengan layanan yang berkaitan dengan karir atau pekerjaan dan bimbingan ini adalah bimbingan yag paling kompeten di sekolah ini.
Dari keterangan di atas jelas bahwa beberapa bentuk layanan yang diberikan kepada siswa di laksanakan untuk memberikan bantuan kepada agar mampu mengikuti pembelajaran dengan baik juga beorientasi ke depan setelah nantinya lulus dan memasuki dunia kerja. Para konselor saling bekerja sama dalam menyelesaikan permasalahan siswa yang terjadi. Setiap konselor memiliki jatah konseli yang berbeda-beda, akan tetapi jika ada masalah yang benar-benar sulit mereka mengadakan musyawarah bersama untuk memecahkan masalah yang telah dihadapi dan usaha tindak lanjutnya. 2. Keterkaitan
antara
Layanan
Bimbingan
Konseling
dengan
Pembentukan Karakter Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan masalah-masalah atau problematika yang dihadapi siswa, selain itu bimbingan konseling juga di arahkan dalam perubahan perilaku siswa jangka lebih lanjut yaitu pembentukan karakter siswa. Karakter siswa yang diinginkan suatu sekolah adalah karakter siswa yang baik karakter siswa yang mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan perkembangan sekolah. Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan diharapkan mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik lagi. Bimbingan konseling berpengaruh dngan pembentukan karakter siswa, meskipun secara genetis karakter siswa merupakan unsur bawaan,
akan tetapi faktor lingkungan, teman dan sebagainya sangat berpengaruh, seperti ungkapan SW dalam kesempatan wawancara dengan penulis, “Karakter siswa di bimbingan konseling sebenarnya sama mbak dengan diilmu lain di ilmu budaya, filsafat, orang jawa yaitu yang penuh dengan kejujuran jadi jika orang sudah mau jujur kan enak mbak..Jelas mbak, bimbingan konseling memberikan layanan tujuan nya yaitu change behaviour ada perubahan perilaku dan perubahan itu ke hal yang lebih positif tentunya.” Perubahan perilaku diharapkan setelah mereka mendapatkan layanan di bimbingan konseling, change behaviour adalah kata yang diungkapkan untuk menganalisakan hasil dari sebuah layanan bimbingan konseling itu. Karakter yang mungkin secara bawaan itu dilihat kurang baik, setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling berangsur-angsur berubah menjadi lebih baik. Bererapa informan memberikan informasi yang hampir relatif sama kaitannya dengan pemberian layanan sebagai usaha yang ikut membentuk karakter siswa. Secara lebih lanjut ZM dan RK menegaskan, “Karakter siswa menurut saya yaitu sifat genetis bawaan mbak,,,perform anak yang memang sudah menjadi bawaan dari kita kecil atau bisa di sebut juga bandrol di mana sifat itu nantinya dapat memberikan sifat yang khas yang di miliki siswa. Tentu ada hubungannya mbak antara layanan bk dengan karaketer mbak...bimbingan konseling di adakan di sekolah dan dibutuhkan karena memang harapan ke depannya dapat membawa perubahan yang positif mbak,dalam artian bimbingan konseling dapat mengarahkan siswa, seperti orang naik motor mbak, harus diarahkan agar benar jika tidak ada arahannya orang yang suka naik motor bisa menjadi pembalap liar nantinya” “Karakter siswa adalah mereka yang berakhlakul karimah, selain pandai dalam akademik juga kepribadiannya baik. Dalam hal ini di sekolah ini muatan agamanya banyak.”
Dan RH menambahkan, “Karakter siswa adalah mereka yang mau berubah ke arah yang lebih baik lagi dengan keinginan mereka sendiri bukan orang lain.”
Upaya-upaya dari bimbingan konseling diharapkan memang mampu memberikan dampak yang besar bagi si konseli utamanya untuk kemajuan dirinya dan tujuan sekolah juga. Atas dasar ini para konselor bimbingan konseling harus berusaha keras dalam upaya mencapai visi dan misi bimbingan konseling dengan lebih intensif lagi dalam hal kinerja dan pelayanan.Si peneliti dapat menyimpulkan bahwa memang layanan bimbingan konseling itu sangat ikut andil dalam pembentukan karakter siswa. Karakter positif, sesuai dengan aturan-aturan dan kaidah yang berlaku. Tidak hanya penuturan dari konselor-konselor yang bertugas melayani siswa-siswa yang rumit dengan segala permasalahannya, untuk mengetahui apakah suatu layanan itu penting untuk memberikan perubahan perilaku, penulis mengambil sample pernyataan dari siswasiswa yang pernah mendapatkan layanan di bimbingan konseling, berikut pernyataannya, IAM berkata, “Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik dari sebelumnya.” ANW menegaskan,“Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak, sadar juga Bu bahwa yang saya lakukan ternyata salah dan tidak pantas dilakukan seorang peserta didik.”
Dan ADS “Ada Bu, saya menjadi lebih baik dari sebelumnya karena banyak saran dari guru-guru BK.”menambahkan, “ Dari beberapa pernyataan di atas sangat jelas sekali, selain dari para konselor bimbingan konseling, dari penuturan siswa yang pasca mendapatkan layanan bimbingan konseling pun juga merasa bahwa memang layanan yang di berikan bimbingan konseling sangat bermanfaat sekali bagi perubahan perilaku mereka dan pembentukan karakternya. Hal ini secara langsung dapat dirasakan serta mengalami perubahan. Siswa pun menyatakan bahwa semua konselor yang ada di sekolah ini bersifat ngemong dan sabar, sehingga mereka juga merasa nyaman untuk berkomunikasi berkenaan dengan permasalahannya. 3. Langkah-langkah Layanan Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter Siswa Kemajuan sebuah layanan bimbingan konseling tidak terlepas dari kerjasama antara guru bimbingan konseling, guru kelas, kepala sekolah, karyawan atau semua pihak sekolah yang terlibat dalam situasi baik kondisi saat pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Namun orang tua/wali juga ikut mendukung lancarnya sebuah layanan bimbingan konseling berlangsung. Berkaitan dengan pembentukan karakter siswa, layanan bimbingan konseling memang ikut berkontribusi, Tidak hanya sekedar menyelesaikan permasalahan siswa, akan tetapi bimbingan konseling hadir untuk membentuk karakter siwa yang baik.
Beberapa
langkah-langkah
bimbingan
konseling
dalam
pembentukan karakter siswa yang didapat dari responden, Beberapa penuturannya adalah sebagai berikut: SW berkata, “yang pertama yang kita lakukan dalam pemberian layanan yaitu planing, kita juga mempunyai DCM/data catatan masalah kemudian baru melakukan eksekusi yaitu bimbingan apa yang hendak diberikan baru evaluasi dan tindal lanjut mau di alih tangan kasus apa tidak begitu.” ZM menjelaskan “Banyak mbak, kita memberikan beberapa layanan untuk mereka, seperti pada awal masuk, layanan orientasi, layanan penempatan dan penyaluran, penanganan kontens, konseling kelompok, konseling individual, layanan klasikal dan layanan informasi-informasi lainnya.” RK menambahkan, “Dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan kepada mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan kepribadian. Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran konseling invidual konseling layanan konten,kelompok konsultasi beberapa layanan tersebut yang kita berikan kepada siswa untuk membantu menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari dalam DCM)” Dari hasil wawancara peneliti dapat memberikan langkah-langkah yang dilakukan layanan bimbingan konseling sebagai sebuah layanan yang ikut membantu pembentukan karakter siswa, langkah-langkah itu adalah sebagai berikut: 1. Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan preventif atau pencegahan pra siswa melakukan penyimpangan 2. Planing atau tahap perencanaan yaitu berupa pendataan siswa-siswa bermasalah yang dicatat dalam DCM (daftar catatan masalah)
3. Eksekusi yaitu memanggil siswa–siswa yang bermasalah untuk diberikan layanan bimbingan termasuk bimbingan kuratif yaitu bimbingan pasca siswa mendapatkan permasalahan 4. Mendatangkan orang tua jika memang itu diperlukan untuk ikut membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi 5. Proses evaluasi dan tindak lanjut yaitu mengamati permasalahan itu, sampai mana penyelesaian nya atau studi kasus 6. Konferensi kasus, jika permasalahan sudah terlalu parah dan berat Data yang diperoleh peneliti dari hasil wawancara di atas memberikan pengertian bahwa layanan bimbingan konseling memberikan banyak sumbangan untuk penyelesaian permasalahan siswa juga pembentukan karakternya. Bimbingan konseling tidak perlu ditanyakan lagi pengaruhnya di dunia pendidikan dan di lembaga sekolah. Bimbingan konseling mampu membuktikan kinerja mereka maksimal dan menuai hasil yang memuaskan. 4. Hambatan-hambatan yang dilalui oleh Bimbingan Konseling dalam Membentuk Karakter Siswa Dalam upaya mensuksesan visi dan misi dari bimbingan konseling di sekolah banyak sekali kesulitan atau hambatan-hambatan yang dialami, sehingga di dalam melaksanakan kinerjanya bimbingan konseling upayanya dalam pembentukan karakter siswa menjadi terganggu. Gangguan-gangguan itu datang tidak hanya dari pihak guru, konseli, bahkan orang tuanya terkadang tidak ikut membantu menyelesaikan
permasalahan karena mereka sebagai orang tua justru terkadang menyebabkan ketidakberhasilan kinerja bimbingan konseling. Berikut penuturan para konselor menanggapi hambatan-hambatan yang mereka alami sewaktu memberikan layanan, di bawah ini penuturan, ZM, SW, RK, RH, dan JW ZM menjelaskan,” Banyak sekali hal yang menghambat kinerja kita ukung orang tua yang kurang, misalnya ketidakharmonisan dalam keluarga, atau justru orang tua over perhatian. Ada juga tidak sinkronnya antara pihak sekolah dan pihak bimbingan konseling, kurang sinergisnya antara kesiswaan dengan BK mbak,jadi memang perlu kerjasama antara semua pihak agar layanan bimbingan konseling sesuai dengan visi dan misinya yang selanjutnya peran wali kelas yang kurang maksimal.” SW berkata, “ada beberapa yang dialami sebagai bentuk kesulitan, misalnya asas kesukarelaan siswa yang belum terpenuhi, sedikit sekali siswa yang secara sendirinya datang kepada pihak BK untuk mendapatkan layanan atau budaya siswa untuk mengakui dirinya bersalah itu belum ada.” RK menambahkan, “Yang namanya hambatan pasti ada mbak, dari segi konseli, dari segi anak kurang adanya kesepakatan, banyak guru yang kurang memahami peran aktif sebenarnya BK di sekolah dan selanjutnya ada sebagian orang tua yang bersikap melindungi anak dan merasa anaknya paling benar.”
Dari beberapa responden, peneliti menemukan beberapa hambatan yang dialami bimbingan konseling dalam memberikan layanannya berkaitan dengan pembentukan karakter siswa antara lain: a. Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak lain, waka kesiswaan, dan wali kelas b. Daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal
c. Asas kesukarelaan yang belum terpenuhi d. Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau mengakui kesalahannya. Segala hambatan yang terjadi di atas mereka rasakan sebagai suatu hal yang maklum dan wajar terjadi. Jalan yang tak selalu lurus itulah peribahasanya, terkadang melewati hal-hal yang menyenangkan dan terkadang juga merasakan hal-hal yang begitu sulit serta membutuhkan pemikiran ekstra. 5. Alternatif
Pemecahan
Masalah
Bimbingan
Konseling
dalam
Pembentukan Karakter Anak Di dalam membentuk karakter siswa, banyak sekali permasalahanpermasalahan yang dialami bimbingan konseling dalam memberikan layanannya, akan tetapi dari permasalahan tersebut tidak membuat para konselor putus asa justru sebaliknya, semangat memberikan pembenahan agar sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Hambatan-hambatan yang datang dihadapi konselor dengan lapang dada dan tanpa mengeluh sedikitpun. Mereka tetap gigih dalam menjalankan kinerjanya. ZM berkata, “Langkah-langkah yang dilakukan misalnya kita melakukan home visit kunjungan ke rumah, bersilaturrahim begitu, tahun berikutnya supaya bisa memberdayakan lembaga yang ada seperti OSIS, kesiswaan, wali kelas dan sebagainya baru nanti selanjutnya setelah tidak bisa di tangani alih tangan ke kepsek.” SW “Bisa dilakukan dengan koordinasi dengan orang tua, sharing dengan sesama konselor dalam pemecahan masalah, baru proses konseling.”
Sebanyak konselor yang ada di sekolah ini memang hampir menuturkan hal yang sama ketika menjawab beberapa pertanyaan dari penuls. Dari data di atas adalah beberapa alternatif pemecahan masalah atau solusi yang diberikan responden dari hasil interview, peneliti menulisnya sebagai berikut: a. Menjalin kerjasama sama yang harmonis dengan pihak lain kesiswaan, wali kelas, guru dan pihak lain yang terlibat dalam suatu lingkup sekolah b. Home visiting atau menjalin koordinasi yang baik dengan orang tua/wali dalam hal bekerja sama membentuk karakter anak yang lebih baik lagi c. Sharing antara guru bimbingan konseling berkaitan problem-problem yang dialami siswa d. Peningkatan keaktifan konselor dalam penanganan suatu masalah Alternatif pemecahan masalah di atas dimaksudkan agar hambatanhambatan yang dialami konselor sedikit bisa dikurangi dan mendapatkan hasil kerja yang diharapkan. Hal itu akan dapat terwujud dengan kerja sama semua warga sekolah tidak hanya fokus pada konselornya saja. Peran aktif guru mata pelajaran, wali kelas, waka kesiswaan, serta semua warga sekolah sangat mendukung lancarnya kinerja bimbingan konselling. 6. Tingkat
Keberhasilan
Layanan
Bimbingan
Konseling
Menyelesaikan Masalah Siswa dan Pembentukan Karakternya
dalam
Layanan bimbingan konseling memberikan sumbangan yang besar berkenaan dengan kinerjanya dalam keikutsertaannya membentuk karakter siswa. Dari tahun ke tahun diharapkan layanan ini juga mengalami perkembangan. Dalam pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya keras dalam menggapai tujuan itu. Untuk kemajuan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga ini, berikut penuturan perkembangannya dan tingkat keberhasilannya, ZM “Tingkat keberhasilan nya lumayan mbak..tapi ketika BK ap lagi sebagai polisi sekolah agak menurun akan tetapi hal itu sama sekali bukan menjadi hambatan terdepan BK untuk tetap meningkatkan pelayanannya.” SW menambahkan, “Jika di prosentase dalam bentuk angka kita belum mencari akan tetapi dilihat dari segi praktek karna memang kita bagroundnya kejuruan , maka dunia kerja sangat diutamakan dibuktikan apabila sebuah industri melakukan rekruitmen, user kita didik dan bangun akhirnya menunjukkan perkembangan yang menurut saya sangat memuaskan.”
Data diatas merupakan data yang diperoleh dari hasil interview dengan
responden,
peneliti
dapat
menarik
kesimpulan
bahwa
perkembangan layanan bimbingan konseling ini dari tahun ke tahun mengalami kemajuan baik dalam hal karir, ataupun pembentukan karakter yang lain. Dan harapan nya dari masa ke masa tetap berjalan lancar sesuai dengan harapan yang diinginkan serta membawa perubahan ke arah yang lebih baik lagi. 7.
Perubahan Perilaku yang Terwujud sebagai Hasil dari Implementasi Bimbingan Konseling
Sebuah layanan diberikan tentu menginginkan adanya perubahan setelah proses layanan itu terjadi. Bimbingan konseling memberikan berbagai bentuk layanan dengan harapan dapat memberikan perubahan baik bagi siswa-siswa yang pernah mendapatkan layanan karena bentuk permasalahan atau bagi perkembangan sekolah pada umumnya. Perubahan perilaku diwujudkan sebagai dampak implementsi dari layanan bimbingan konseling. SW berkata, “Perubahan perilaku siswa ditunjukkan dengan banyak hal, antara lain kita bisa melihatnya dengan perubahan perilaku, bisa dilakukan juga wawancara ulang untuk memahami nilai-nilai positif yang mereka dapat setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling. Siswa yang pada awalnya suka membolos menjadi lebih disiplin, siswa yang tadinya banyak melakukan penyimpangan jadi lebih baik dan teratur.” Beberapa konselor memaparkan bahwa memang setiap individu berbeda dalam menunjukkan hasilnya. Dari pernyataan-pernyataan di atas sangat jelas sekali bahwa bimbingan konseling memberikan layanan yang maksimal dan bekerja secara sungguh-sungguh untuk ikut berperan aktif dalam menjalankan visi dan misinya, utamanya berkenaan dengan pembentukan karakter positif pada peserta didik, sehingga dapat bermanfaat bagi diri si peserta anak, orang tua, sekolah dan masyarakat pada umumnya. ZM memberikan pendapatnya mengenai bgaimana anak menunjukkan perubahan, “Kita bisa melihatnya dari presensi siswa mbak juga aktifasi siswa di kelas itu seperti apa serta mengamati perubahan perilakunya tentunya.
Perilaku siswa yang berubah menandakan bahwa bimbingan konseling berhasil dalam memberikan layanan. Meskipun beberapa hambatan sempat dilalui akan tetapi tujuan untuk perubahan tingkah laku dan pembentukan karakter yang baik tetap terlaksana dengan baik dan lancar. IAM juga menambahkan dalam kesempatan bertemu dengan peneliti, “Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik dari sebelumnya.”
BAB IV PEMBAHASAN
A. Bentuk-bentuk Layanan Bimbingan Konseling yang diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga Bimbingan konseling adalah bentuk sebuah layanan yang diadakan di sekolah-sekolah.
Bimbingan
konseling
sangat
berperan
aktif
dalam
perkembangan pendidikan di sekolah. Bimbingan konseling memberikan kontribusinya dalam beberapa pelayanan yang diberikan kepada siswa agar terwujud harapan yang diinginkan. Bimbingan konseling ikut membentuk perilaku siswa yang semula kurang baik menjadi baik. Peningkatan dibidang akademis, etika, dan budayanya. Dalam perjalannya, bimbingan konseling memberikan pelayanannya secara optimal, guna pencapaian visi dan misi yang hendak dicapai. Bimbingan
konseling
juga
mengalami
beberapa
hambatan
dalam
melaksanakan kinerjanya, baik yang datang dari dalam sekolah, misalnya dari konseli (siswa), guru, atau yang datang dari orang tua/wali. Hambatnhambatan ini dapat diselesaikan dengan baik, dalam perkembangannya bimbingan konseling yang diadakan di Sekolah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga dari tahun ke tahun mengalami perkembangan yang cukup baik. Bimbingan konseling memberikan beberapa bentuk layanan untuk siswa guna perubahan perilaku atau pembentukan karakternya. Layanan itu ada beberapa bentuk tergantung permasalahan siswa yang dihadapi.
Bimbingan konseling dalam memberikan layanan tidak asal melayani mereka, akan tetapi melihat fokus masalah baru kemudian memberikan layanan apa yang layak untuk diberikan. Khusus untuk mereka yang secara sukarela datang ke bimbingan konseling disesuaikan juga. Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut berkenaan dengan fokus layanan yang diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga. Layanan-layanan tersebut sebagai berikut: 1. Layanan orientasi, layanan ini diberikan ketika pertama kali masuk di sekolah, mereka diperkenalkan dengan sekolah, pengenalan terhadap lingkungan sekolah yang mereka tempati, pengenalan terhadap keadaan kelas mereka, pengenalan guru, karyawan serta semua pihak yang terlibat atau ada di lingkungan sekolah yang akan mereka tempati. Layanan orientasi dilakukan untuk membentuk pola perilaku siswa yang peka terhadap lingkungan mereka. Kepekaan ini diharapkan agar mereka mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan mereka yang baru. Mereka dapat memposisiskan diri mereka dengan baik dan tepat serta sesuai dengan peraturan yang berlaku agar cita-cita ang diharapkan dapat tercapai. Layanan yang pertama ini cukup memberikan bekal untuk mereka dalam memasuki kondisi awal di sekolah. 2. Layanan individual, layanan ini diberikan kepada mereka setelah mereka berkoherensi dengan lingkungan sekolah. Layanan yang kedua ini lebih bersifat individu atau pribadi. Mereka yang mungkin sedang mengalami permasalahan dengan dirinya baik itu masalah yang berkaitan dengan
sekolah atau di luar sekolah secara pribadi mendapatkan layanan ini. Untuk mendapatkan layanan ini biasanya dilakukan dengan tiga cara, pertama, mereka secara sukarela datang ke kantor bimbingan konseling dan meminta solusi alternatif pemecahan masalah yang sedang ia hadapi. Kedua, terkadang ada rujukan dari guru kela, mapel atau pihak lain yang melaporkan siswa itu ke kaantor bimbingan untuk mendapatkan bimbingan. Ketiga, pemanggilan anak, hal ini dilakukan oleh konselor atau guru bimbingan konseling karena anak tersebut termasuk ke dalam siswa yang bermasalah atau berada pada DCM (data catatan masalah) dan seperlunya layak untuk dipanggil guna mendapatkan layanan serta diberikan beberapa alternatif solusi pemecahan masalah yang sedang mereka alami. Asas kerahasiaan benar-benar harus dijaga. RK menjelaskan, “Satu hal yang memang perlu diperhatikan, baik konseli maupun konselor harus menjunjung tinggi asas kerahasiaan agar tercipta kepercayaan dan keterbukaan antara keduanya.” 3. Layanan Kelompok/Sosial, layanan ini diberikan dalam bentuk kelompok misalnya, siswa diberikan bimbingan tentang bahaya rokok. Layanan ini diberikan
dalam
jumlah
kelompok
sebagai
upaya
tindakan
preventif/pencegahan masalah sebelum dialami. 4. Layanan klasikal, layanan klasikal diberikan dengan cara memberikan informasi yang lebih bersifat khusus, misalnya informasi yang benar-benar dibutuhkan siswa, misalnya informasi tentang berbagai macam perguruan tinggi dan orientasi bidangnya, biasanya dierikan dalam satu kelas
5. Layanan belajar, layanan ini adalah layanan yang pada umumnya diberikan, semisalnya anak mengalami kesulitan dalam hal pembelajaran maka, bimbingan konseling berperan sebagai agen yang menyalurkan kesulitan belajar anak kepada guru yang menangani mapel tersebut. 6. Layanan bimbingan karir, layanan yang paling utama yang diberikan di sekolah ini mengingat sekolah ini berbasis kejuruan, maka layanan bimbingan karir sangat penting untuk diberikan kepada mereka apabila memasuki dunia kerja setelah lulus, ketika banyak dari mereka yang tidak bisa melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi, banyak dari mereka dilematis dengan hal ini. Layanan bimbingan karir sangat baik diberikan untuk bahan renungan ketika nanti mereka memasuki dunia kerja dan mengaplikasikannya. 7.
Konsultasi, layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau masalah peserta didik. Konselor menerima pelayanan konsultasi bagi guru, orang tua, atau pihak pimpinan Sekolah/Madrasah yang terkait dengan upaya membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para peserta didik, menciptakan lingkungan Sekolah/Madrasah yang kondusif bagi perkembangan peserta didik, melakukan referal, dan meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling.
8. Penempatan atau penyaluran, layanan ini dikhususkan ke identifikasi kebutuhan mereka, perkenalan terhadap bakat dan minatnya untuk dikembangkan secara lanjut 9. Layanan penguasaan konten, layanan yang diberikan untuk lebih mengenal pembelajaran. Beberapa layanan di atas adalah layanan yang diberikan kepada siswa di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga yang bertujuan dapat menyelesaikan segala permasalahan siswa sehingga dalam jangka panjangnya dapat membentuk karakter siswa yang baik. B. Keterkaitan Bimbingan Konseling dengan Pembentukan Karakter Layanan bimbingan konseling diberikan untuk menyelesaikan masalah-masalah atau problematika yang dihadapi siswa, selain itu bimbingan konseling juga di arahkan dalam perubahan perilaku siswa jangka lebih lanjut yaitu pembentukan karakter siswa. Karakter siswa yang diinginkan suatu sekolah adalah karakter siswa yang baik karakter siswa yang mengarah ke perubahan positif bagi kemajuan dan perkembangan sekolah. Banyak sekali penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan siswa dalam suatu lingkup sekolah yang terkadang merambah ke arah lingkungan tempat tinggal mereka, tempat mereka bergaul. Hal semacam ini ditakutkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan olen semua pihak. Bimbingan konseling hadir dalam pemberian layanannya untuk meminimalisir hal itu, memperbaiki perilaku siswa yang tadinya menyimpang menjadi lebih baik lagi.
Bimbingan konseling hadir dalam ranah pendidikan diharapkan mampu berkontribusi dalam perubahan perilaku siswa ke arah yang lebih baik lagi. Bimbingan konseling berpengaruh dngan pembentukan karakter siswa, meskipun secara genetis karakter siswa merupakan unsur bawaan, akan tetapi faktor lingkungan, teman dan sebagainya sangat berpengaruh. Bimbingan konseling
memberikan
layanan-layanan
yang
sesuai
dengan
setiap
permasalahan yang dihadapi siswa untuk mendapatkan penyelesaian dan pada akhirnya penyelesaian itu memberikan peluang kepada siswa untuk merubah tingkah lakunya terwujud dalam pembentukan karakter atau watak khas yang ada pada individu. Bimbingan konseling memiliki fungsi perbaikan yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan terpecahnya atau teratasinya berbagai permasalahan yang dialami siswa. Hal ini juga sama dengan pembentukan karakter yang juga memiliki fungsi perbaikan yaitu membenahi karakter siswa yang pada akhirnya mewujudkan karakter yang baik dan berpotensi sebagai peserta didik yang bermartabat. C. Langkah-langkah Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Muhammadiyah Salatiga memiliki beberapa upaya tersendiri untuk membentuk karakter siswa di sekolah tersebut. Upaya-upaya ini dilakukan untuk memperbaiki perilaku siswa yang menyimpang serta membentuk karakter peserta didik yang baik. Beberapa upaya itu antara lain sebagai berikut:
1) Memberikan penyuluhan kelompok sebagai wujud tindakan preventif atau pencegahan pra siswa melakukan penyimpangan 2) Planing atau tahap perencanaan yaitu berupa pendataan siswasiswa bermasalah yang dicatat dalam DCM (daftar catatan masalah) 3) Eksekusi yaitu memanggil siswa–siswa yang bermasalah untuk diberikan layanan bimbingan termasuk bimbingan kuratif yaitu bimbingan pasca siswa mendapatkan permasalahan 4) Mendatangkan orang tua jika memang itu diperlukan untuk ikut membantu menyelesaikan masalah yang dihadapi 5) Proses evaluasi dan tindak lanjut yaitu mengamati permasalahan itu, sampai mana penyelesaian nya atau studi kasus 6) Konferensi kasus, jika permasalahan sudah terlalu parah dan berat D. Hambatan-hambatan
yang
dilalui
Bimbingan
Konseling
dalam
Pembentukan Karakter Bimbingan konseling dalam menjalankan tugasnya tidak terlepas dari beberapa hambatan yang menjadi pelengkap dalam kinerjanya, akan tetapi hal itu tidak mengurangi semangat para konselor dalam menjalankan tanggung jawabnya.Konselor sangat aktif sekali dalam menangani setiap kasus yang dihadapi oleh siswa. Hambatan-hambatan itu adalah sebagai berikut: Pemberian layanan tidak semudah membalikkan telapak tangan ada hal-hal yang terkadang menghambat pelaksanaan bimbingan konseling. Hambatan-hambatan tersebut anatara lain sebagai berikut :
1) Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak lain, waka kesiswaan, dan wali kelas.Bimbingan konseling tidak dapat bekerja dan berdiri sendiri tanpa adanya kerjasama yang baik dengan semua pihak. Guru-guru yang kurang memahami peran sebenarnya layanan bimbingan konseling yang diadakan di sekolah, mereka menganggap bimbingan konseling adalah figur polisi sekolah yang bertindak keras dan ditakuti siswa. Pemahaman ini yang hendaknya dihilangkan, karena sebaliknya bimbingan konseling hadir dalam bentuk dan kemasan yang berbeda dari anggapan bimbingan konseling yang dahulu. Bimbingan konseling lebih mementingkan upaya-upaya yang bersifat menasehati, membangun, membantu, mengembangkan minat dan bakat siswa yang sebenarnya ada. Berkaitan dengan hal ini diharapkan antara bimbingan konseling dengan pihak lain lebih sinergis dan meningkatkan hubungan kerjasama yang baik, agar pembentuka karakter peserta didik yang sebenarnya terbentuk tanpa adanya penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan mereka. 2) Daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal Orang tua adalah pendukung anak dalam segala aktifitasnya. Orang tua hendaknya memberikan motivasi, spirit kepada semua anaknya dalam kehidupannya sehari-hari. Kaitanya dengan layanan bimbingan konseling, terkadang ada dari sebagian orang
tua yang bersifat menutupi, menganggap anaknya selalu benar dan tidak salah. Hal ini sama sekali tidak mendukung kinerja bimbingan konseling dalam pembentukan karakter anak yang baik. Orang tua dianjurkan selektif dalam menanggapi permasalahan yang sedang dihadapi oleh anak-anaknya. Ketidakharmonisan keluarga juga faktor anak melakukan penyimpangan, yang perlu diketahui bahwa anak memerlukan keadaan yang nyaman untuk mendukung aktifitas mereka. Seperti ungkapan ZM, “Terkadang banyak orang tua yang menutupi kesalahan anak, merasa anaknya tidak bersalah dan benar, sikap curang orang tua yang seperti ini yang seharusnya dihilangkan karena tidak akan baik buat perkembangan kepribadian anak.” Hendaknya orang tua bersifat seimbang tidak terlalu over protektif terhadap anak juga tidak melepaskan anak semaunya sendiri. Keadaan seimbang ini yang diharapkan anak agar dalam pencapaian tujuan berjalan dengan teratur. 3) Asas kesukarelaan yang belum terpenuhi Asas kesukarelaan datang dari guru bimbingan konseling atau konselor dan juga siswa sebagai konseli. Asas kesukarelaan yang datang dari konselor adalah keikhlasan dalam meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran semaksimal mungkin untuk memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi siswa, selain ini tugas pokok yang berkenaan dengan tanggungjawab yang diembannya.
Seorang anak juga diharapkan ada keinginan sendiri datang ke pihak konselor untuk memperoleh bimbingan, bersedia terbuka mengingat mereka yang tidak dipanggil atau datang ke bimbingan konseling belum tentu tidak punya masalah. Asas kesukarelaan yang terpenuhi dapat memperlancar kinerja bimbingan konseling dalam tugasnya. 4) Asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau mengakui kesalahannya.Jujur adalah sifat yang khas, akan tetapi tidak semua orang dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jujur sangat sulit dilakukan bagi mereka yang beranggapan bahwa dengan sebuah kejujuran kurang memberikan manfaat bagi mereka. Kaitannya dengan pemberian layanan bimbingan konseling, jika sifat jujur tidak bisa diterapkan dalam pemecahan masalah mereka maka yang terjadi adalah solusi pemecahan masalah yan sulit dicari. Budaya untuk mengakui kesalahan diri sendiri ini juga masih kurang. Mereka beranggapan bahwa ada orang lain dari kita yang lebih salah dari kita atau kita merasa bahwa kita selalu benar. Kedua hal tersebut jika masih ditanamkan kedalam diri kita, maka yang terjadi adalah kita akan selalu mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan kita. Tidak menemukan solusi masalah yang riil justru bisa menimbulkan masalah yang baru.
E. Alternatif Pemecahan Masalah yang dilakukan Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Bimbingan konseling menawarkan beberapa alternatif pemecahan masalah yang dilakukan untuk memperlancar kinerjanya dalam mengemban tanggung jawabnya sebagai konselor di sekolah yang ikut mewujudkan tercapainya cita-cita sekolah. Beberapa alternatif itu sebagai berikut: 1) Menjalin kerjasama sama yang harmonis dengan pihak lain kesiswaan, wali kelas, guru dan pihak lain yang terlibat dalam suatu lingkup sekolah 2) Home visiting atau menjalin koordinasi yang baik dengan orant tua/wali dalam hal bekerja sama membentuk karakter anak yang lebih baik lagi. Konselor mendatangi rumah siswa dengan tujuan menjalin kerjasama dengan orang tua siswa untuk mendapatkan penyelesaian permasalahan yang dihadapi anak. 3) Sharing antara guru bimbingan konseling berkaitan problemproblem yang dialami siswa. Kritik dan saran antara para konselor agar dapat mendapatkan satu pemahaman tentang penyelesaian masalah yang dihadapi. 4) Peningkatan keaktifan konselor dalam penanganan suatu masalah F. Tingkat Keberhasilan Bimbingan Konseling dalam Pembentukan Karakter Siswa Layanan bimbingan konseling memberikan sumbangan yang besar berkenaan dengan kinerjanya dalam keikutsertaannya membentuk karakter
siswa. Dari tahun ke tahun diharapkan layanan ini juga mengalami perkembangan. Dalam pencapaian sebuah tujuan tentu memerlukan upaya keras dalam menggapai tujuan itu. Untuk kemajuan layanan bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga Bimbingan konseling yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga dari waktu ke waktu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat dihadapi siswa serta banyaknya lulusan yang tidak dapat melanjutkan ke perguruan tinggi akan tetapi bimbingan konseling di sekolah ini dapat menyalurkan atau menempatkan peserta didiknya sesuai dengan profesi keahliannya. G. Perubahan Perilaku Siswa setelah Mendapatkan Layanan Bimbingan Konseling Layanan bimbingan konseling diberikan dengan tujuan ada perubahan perilaku atau change behaviour, layanan yang diadakan di sekolah sesuai dengan ranahnya berkompeten untuk
mengentaskan siswa dari segala
permasalahannya serta ikut andil dalam memperbaiki pola perilaku yang kurang baik menjadi baik. Dalam suatu lingkup sekolah bimbingan konseling sangat diharapkan mampu ikut mewujudkan cita-cita sekolah, meminimalisir tingkat penyimpangan yang terjadi di sekolah. Pernyataan yang disampaikan Kepala Sekolah dalam waktu wawancara yang diberikan kepada peneliti MB menegaskan, “Perubahan perilaku yang ditunjukkan siswa setelah mereka mendapatkan layanan sangat banyak, dan mereka berperilaku jauh lebih baik dari sebelumnya, pendampingan anak dalam kelancaran studi atau prestasi itu sangat diperlukan dalam perkembangannya, saya sebagai kepala sekolah berharap agar kedepannya layanan
bimbingan konseling ini lebih intensif lagi artinya tindak lanjut dari penanganan kasus ini harus jelas mbak....ada juga pemberian motivasi konseling jadi tidak sebatas sebuah layanan saja.” Pernyataan Kepala Sekolah tersebut membuktikan pentingnya sebuah layanan bimbingan konseling diadakan disebuah lembaga sekolah. Dari uraian di atas sangat jelas sekali bahwa layanan bimbingan konseling berperan aktif untuk kemajuan bersama, tidak hanya membentuk siswa yang cerdas akademisny,
akan
tetapi
juga
emosinya,
mampu
bersaing
dengan
perkembangan zaman tanpa melakukan penyimpangan-penyimpangan yang merugikan bagi dirinya, orang lain dan lingkungan. Pembentukan karakter yang baik, positif, berakhlakul karimah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Permasalahan-permasalahan bisa dihadapi dengan jiwa yang lapang seterusnya meraih masa depan dengan optimis. Kepala sekolah akan berusaha ikut memikirkan hal-hal yag dibutuhkan layanan bimbingan konseling di sekolah ini, meningkatkan sarana prasarana yang dibutuhkan oleh bimbingan konseling dan lebih giat lagi mengawasi kinerja layanan bimbingan konseling sebagai upaya untuk meningkatkan kemajuan pendidikan di sekolah tersebut.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Penulis mengambil kesimpulan sebagai berikut berkenaan dengan fokus layanan yang diadakan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga dan hasil perubahan perilaku dari implementasi layanan tersebut. 1.
Bentuk layanan- layanan di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga adalah Layanan
orientasi,
individual,
kelompok, klasikal,
belajar,
konsultasi, penempatan/penyaluran, penguasaan konten dan karir. 2.
Hubungan antara bimbingan konseling dengan karakter sangat erat sekali dan saling menguatkan
3.
Langkah-langkah bimbingan konseling dalam pembentukan karakter antara lain, memberikan penyuluhan kelompok, planing, eksekusi, evaluasi dan mendatangkan orang tuanya.
4.
Hambatan-hambatan yang dilalui antara lain, Kurang sinergisnya antara guru bimbingan konseling dengan pihak lain, daya dukung dan kerja sama orang tua yang kurang maksimal, asas kesukarelaan yang belum terpenuhi, asas kejujuran yang belum terpenuhi dan budaya anak yang tidak mau mengakui kesalahannya.
5.
Alternatif pemecahan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter antara lain,kerjasama, home visiting, sharing, dan meningkatkan keaktifan konselor.
6.
Tingkat keberhasilan bimbingan konseling dalam pembentukan karakter sangat bagus dibuktikan dengan banyaknya permasalahan yang dapat ditangani dengan baik.
7.
Bentuk Perubahan Perilaku Bimbingan konseling di Sekolah Menengah Kejuruan Salatiga ikut berperan aktif dalam pembentukan karakter siswa di sekolah tersebut dalam bentuk aktifitas pemberian layanan.
B.
Saran Saran yang terkait dengan implementasi bimbingan konseling dalam pembentukan karakter siswa antara lain: 1. Untuk Sekolah Mampu meningkatkan kinerja layanan bimbingan konseling agar lebih aktif dan intensif lagi juga mengembangkan kerja sama yang baik antara beberapa pihak, guru bimbingan konseling, guru mapel, wali kelas, kesiswaan, kepala sekolah atau semua pihak yang terlibat di dalam lingkungan sekolah. Penyediaan sarana dan prasarana yang lebih lengkap. 2. Untuk Masyarakat Masyarakat memahami tentang pentingnya sebuah layanan bimbingan konseling dan memberikan kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk mengikuti perkembangan zaman serta pembentukan karakter anak yang baik, dalam rangka ikut mencerdaskan kehidupan berbangsa dan bernegara, membentuk generasi penerus bangsa yang cerdas dan berkarakter.
DAFTAR PUSTAKA
An-Nawawi, Ibnu Daqiq, Abdurrahman, & Al- „Utsaimin. 2007. Syarah Hadits Arba’in. Solo. Pustaka Arafah Arifin, Anwar, 2003. Paradigma Baru Pendidikan Nasional dalam Sisdiknas. Jakarta: Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag Budiningsih, Asri 2004. Pembelajaran Moral. Jakarta: Rineka Cipta Corbin Juliet, Amselm Strausi, 2007. Dasar-Dasar Peneliti Kualitatif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Fajri, Zulfa, (T.T). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Gantina, Eka, & Karsih. 2011. Teori dan Teknik Konseling. Jakarta Barat: Indeks Hadi, Sutrisno. 1989. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset http:// id. Shooving.com /social – science / education / pengertian –karakter http://muawanah66. Wordpress.com/2012/04/30 peran-bimbingan-konseling-disekolah http://-ekonomi-kompasiana.com/manajemen2013/05/01-pentingnya pembentukan karakter-5565160 John, Hasan. 1989. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia Ketut, Dewa . Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Koesoema, Doni, 2010. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo
Lexsi, Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya Munir, Abdullah, 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pustaka Intan Madani Priyatno dan Ermananti, 1999. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta Rahma, Ulifa, 2010. Bimbingan Karir Siswa. Malang: Maliki Press Skripsi Amin, 2010. Persepsi Santri tentang Karisma Kyai. STAIN Salatiga Sjarkawi. 2006. Pembentukan Kepribadian Anak. Jakarta: Bumi Aksara Sugiyono.
2011.
Metode
Penelitian
Kualitatif,
Kuantitatif
dan
R&D.Bandung:Alfabeta Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2007. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka Tohirin, 2009. Bimbingan konseling di sekolah dan madrasah (berbasis Integrasi). Jakarta: Rajawali Pers Wahjoetomo. 1993Wajib Belajar Dasar 9 Tahun. Jakarta: Grasindo Walgito, Bimo, 2010. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta: Andi
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Kepala Sekolah IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Drs Muhammad Busri, M.Pd
Hari/Tanggal: Senin, 15 Juli 2013 Tempat
:Ruang Kepala Sekolah
Jam
:10.17 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini? Jawab: Kepala Sekolah saja 2. Menurut anda, bagaimana perkembangan layanan bimbingan konseling di sekolah ini? Jawab: “Bimbingan konseling di sekolah itu sangat dibutuhkan dan sangat penting mbak, pendampingan anak dalam kelancaran studi atau prestasi itu sangat diperlukan dalam perkembangannya, saya sebagai kepala sekolah berharap agar kedepannya layanan bimbingan konseling ini lebih intensif lagi artinya tindak lanjut dari penanganan kasus ini harus jelas mbak....ada juga pemberian motivasi konseling jadi tidak sebatas sebuah layanan saja”.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Guru Bimbingan Konseling IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Zumri, S.Pd
Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013 Tempat
:Ruang bimbingan koseling
Jam
:09.30 WIB
1) Jabatan apakah yang anda pegang saat ini? Jawab: “Saya menjadi guru bimbingan konseling baru 2 tahun ini dan untuk tahun ini saya juga mengemban tugas yang lain yaitu sebagai waka keislaman dan waka kemuhammadiyahan mbak,” 2) Menurut anda, apakah yang dimaksud dengan layanan bimbingan konseling? Jawab: “Layanan bimbingan yang sesuai di lembaga sekolah seperti ini ya seperti layanan bimbingan pribadi, bimbingan sosial, dan juga bimbingan belajar mbak...sebagai contoh anak tidak masuk selama 2-3 hari na....bimbingan konseling harus segera mengambil tindakan. Yang sangat vital untuk diberikan yaitu bimbingan karir karena basic dari sekolah ini adalah kejuruan”
3) Menurut anda, apakah yang dimaksud karakter siswa? Jawab: “Karakter siswa menurut saya yaitu sifat genetis bawaan mbak,,,perform anak yang memang sudah menjadi bawaan dari kita kecil atau bisa di sebut juga bandrol di mana sifat itu nantinya dapat memberikan sifat yang khas yang di miliki siswa.” 4) Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa? Jawab: “Tentu ada mbak...bimbingan konseling di adakan di sekolah dan dibutuhkan karena memang harapan ke depannya dapat membawa perubahan yang positif mbak,dalam artian bimbingan konseling dapat mengarahkan siswa, seperti orang naik motor mbak, harus diarahkan agar benar jika tidak ada arahannya orang yang suka naik motor bisa menjadi pembalap liar nantinya.” 5) Menurut anda, bagaimana langkah-langkah yang dilakukan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “Bermacam-macam mbak,ada yang bentuknya itu klasikal yaitu bentuknya di kelas seperti itu ada yang bentuknya pribadi seperti itu nanti biasanya dipanggil perorangan karena memang berbeda mbak antara bimbingan dan konseling bimbingan diberikan dalam bentuk penyuluhan
(preventif) dan diberikan untuk kelompok sedangkan konseling biasanya lebih privasi (kuratif).” 6) Adakah hambatan layanan bimbingan konseling dalam menyelesaikan problematika siswa dalam upaya pembentukan karakter iswa? Jawab: “Banyak sekali hal yang menghambat kinerja kita seperti daya dukung orang tua yang kurang, misalnya ketidakharmonisan dalam keluarga, atau justru orang tua over perhatian. Ada juga tidak sinkronnya antara pihak sekolah dan pihak bimbingan konseling Kurang sinergisnya antara kesiswaan dengan BK mbak,jadi memang perlu kerjasama antara semua pihak agar layanan bimbingan konseling sesuai dengan visi dan misinya yang selanjutnya peran wali kelas yang kurang maksimal.” 7) Bagaimana mengatasi hambatan – hambatan yang berkaitan dengan pembentukan karakter siswa? Jawab: “Langkah-langkahnya misalnya kita melakukan home visit kunjungan ke rumah, bersilaturrahim begitu, tahun berikutnya supaya bisa memberdayakan lembaga yang ada seperti OSIS, kesiswaan, wali kelas dan sebagainya baru nanti selanjutnya setelah tidak bisa di tangani alih tangan ke kepsek.” 8) Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa?
Jawab: “Tingkat keberhasilan nya lumayan mbak..tapi ketika BK tidak di anggap lagi sebagai polisi sekolah agak menurun akan tetapi hal itu sama sekali bukan menjadi hambatan terdepan BK untuk tetap meningkatkan pelayanannya.” 9) Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling? Jawab: “Kita bisa melihatnya dari presensi siswa mbak juga aktifasi siswa di kelas itu seperti apa serta mengamati perubahan perilakunya tentunya.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Guru Bimbingan Konseling IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Suwarno
Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013 Tempat
: Ruang bimbingan konseling
Jam
:11.30 WIB 1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini? Jawab: “Untuk tahun ini menjadi guru bimbingan konseling program industri tapi tahun ajaran yang kemaren waka hubin.” 2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling? Jawab: “Layanan bimbingan konseling yang sesungguhnya yaitu layanan yang benar-benar dapat mengentaskan masalah-masalah yang dialami siswa mbak, tidak jauh dari itu yang tidak kalah pentingnya yaitu layanan bimbingan karir.” 3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa? Jawab:
“Karakter siswa di bimbingan konseling sebenarnya sama mbak dengan diilmu lain di ilmu budaya, filsafat, orang jawa yaitu yang penuh dengan kejujuran jadi jika orang sudah mau jujur kan enak mbak..” 4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa? Jawab: “Jelas mbak, bimbingan konseling memberikan layanan tujuan nya yaitu change behaviour ada perubahan perilaku dan perubahan itu ke hal yang lebih positif tentunya.” 5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “yang pertama yang kita lakukan dalam pemberian layanan yaitu planing, kita juga mempunyai DCM/data catatan masalah kemudian baru melakukan eksekusi yaitu bimbingan apa yang hendak diberikan baru evaluasi dan tindal lanjut mau di alih tangan kasus apa tidak begitu,” 6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan karakter? Jawab:
“ada beberapa yang dialami sebagai bentuk kesulitan, misalnya asas kesukarelaan siswa yang belum terpenuhi, sedikit sekali siswa yang secara sendirinya datang kepada pihak BK untuk mendapatkan layanan atau budaya siswa untuk mengakui dirinya bersalah itu belum ada.” 7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Jawab: “Bisa dilakukan dengan koordinasi dengan orang tua, sharing dengan sesama konselor dalam pemecahan masalah, baru proses konseling.‟ 8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “Jika di prosentase dalam bentuk angka kita belum mencari akan tetapi dilihat dari segi praktek karna memang kita bagroundnya kejuruan , maka dunia kerja sangat diutamakan dibuktikan apabila sebuah industri melakukan rekruitmen, user kita didik dan bangun akhirnya
menunjukkan perkembangan yang menurut saya sangat
memuaskan.” 9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling? Jawab:
“Perubahan perilaku siswa ditunjukkan dengan banyak hal, antara lain kita bisa melihatnya dengan perubahan perilaku, bisa dilakukan juga wawancara ulang untuk memahami nilai-nilai positif yang mereka dapat setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling. Siswa yang pada awalnya suka membolos menjadi lebih disiplin, siswa yang tadinya banyak melakukan penyimpangan jadi lebih baik dan teratur.
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Guru Bimbingan Konseling IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Joko Wahyono, S.Pd
Hari/Tanggal :Senin, 15 Juli 2013 Tempat
:Depan kantor TU
Jam
:08.30 WIB 1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini? Jawab: “Konselor Bk.” 2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling? Jawab: “Ya layanan yang berorientasi, bimbingan karir, bimbingan siswa, dan lain-lain”. 3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa? Jawab: “mereka siswa yang mampu berdisiplin, jujur, bertanggung jawab sesuai dengan aturan yang berlaku tingkahnya.” 4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa?
5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “ada, misalnya siswa yang awalnya sering terlambat sekolah setelah dari BK jadi rajin dan disiplin”. 6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan karakter? Jawab: “sementara ini lancar-lancar saja mbak.” 7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Jawab: 8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “Berhasil mbak sesuai dengan yang diharapka dan visi misi juga terpenuhi jadi kita juga tambah semangat dalam hal pemberian layanan.” 9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling? Jawab:
“Yang jelas siswa-siswa itu menandakan adanya perubahan ke arah yang labih baik dari sebelumnya, begitu.” “Home visit atau kunjungan keluarga, ya kita harus aktif menjadi konselor kadang kta melakukan kiat-kiat, pendataan pribadi DCM/ data cek masalah, atau inventoring-inventoring lainnya, studi kasus dan yang terakhir konferensi kasus.” 1. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “Dari tahun ke tahun mengalami perubahan yang lebih baik, dari mulai konselor yang dari 2 orang menjadi lebih dan dari segi layanan sangat bagus juga.” 2. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan konseling? Jawab: “ Ada perubahan tingkah laku yang langsung bisa diamati mbakmisalnya absensi tapi ada juga yang step by step karena permasalahan orang kan beda-beda.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Guru Bimbingan Konseling IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
: Rukmiyati, S.Pd
Hari/Tanggal :Kamis, 18 juli 2013 Tempat
:Ruang konseling
Jam
:08.30 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini? Jawab: “Guru bimbingan konseling.” 2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling? Jawab: “Layanan yang diberikan kepada siswa yang memiliki permasalahan yang variatif dan solusi pemecahannya .” 3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa? Jawab: “ Karakter siswa adalah mereka yang berakhlakul karimah, selain pandai dalam akademik juga kepribadiannya baik. Dalam hal ini di sekolah ini muatan agamanya banyak.”
4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa? Jawab: “jelas ada, layanan diberikan untuk perubahan tingkah laku/change behaviour.” 5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “dalam pelaksanaannya kita memberikan layanan kepada mereka untuk pemecahan masalah dan pembentukan kepribadian. Layanan orientasi, penempatan atau penyaluran konseling invidual konseling layanan konten,kelompok konsultasi beberapa layanan tersebut yang
kita
berikan
kepada
siswa
untuk
membantu
menyelesaikan masalah mereka.beberapa pendataan juga dilakukan mulai data pribadi, inventoring lainnya untuk mengetahui kasus dan mencari pemecahan masalahnya (dicari dalam DCM)” 6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan karakter? Jawab: “yang namanya hambatan pasti ada mbak, dari segi konseli, dari segi anak kurang adanya kesepakatan, banyak guru yang kurang
memahamai peran aktif sebenarnya BK di sekolah dan selanjutnya ada sebagian orang tua yang bersikap melindungi anak dan merasa anaknya paling benar.” 7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Jawab: “yang pertama dilakukan yaitu home visit yaitu kunjungan untuk keluarga dirumah.” 8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “dari tahun ke tahun mengalami perkembangan baik dari segi konselor-konselornya sendiri maupun layanannya.” 9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan? Jawab: “ya, e..ada perilaku perubahan anak yang bisa dilihat, sebagi contohnya kita memberikan layanan mediasi pada anak. Seorang anak ada yag bertengkar dengan temannya kita selalu menjadi penengah karena kita menjadi konselor pada saat itu. ”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Guru Bimbingan Konseling IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Rahmadi, S.Pd
Hari/Tanggal :Jumat, 19 Juli 2013 Tempat
:Ruang konseling
Jam
:08.30 WIB
1. Jabatan apakah yang anda pegang saat ini? Jawab: “Guru bimbingan konseling dan koordinator Bk.” 2. Menurut anda, apakah yang dimaksud layanan bimbingan konseling? Jawab: “Layanan yang dapat membimbing anak , mengarahkan anak, untuk mengetahui bakat dan minatnya, sehingga kita faham mbak, bagaimana kita mengembangkan bakat dan minat mereka, layananan juga merupakan tempat untuk memberikan bimbingan kepada mereka .” 3. Menurut anda, Apakah yang dimaksud karakter siswa? Jawab:
“Karakter siswa adalah mereka yang mau berubah ke arah yang lebih baik lagi dengan keinginan mereka sendiri bukan orang lain .” 4. Menurut anda, apakah ada kaitannya antara pemberian layanan bimbingan konseling dengan pembentukan karakter siswa? Jawab: “Ada mbak, layanan diberikan untuk memeperbaiki sikap meskipun perubahan itu tidak instan mbak, butuh proses tergantung tiap permasalahan yang dihadapi.” 5. Menurut anda, bagaimana langkah-langkah layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “Banyak mbak, kita memberikan beberapa layanan untuk mereka, seperti pada awal masuk, layanan orientasi, layanan penempatan dan penyaluran, penanganan kontens, konseling kelompok, konseling individual, layanan klasikal dan layanan informasi-informasi lainnya.” 6. Adakah hambatan yang dialami layanan bimningan konseling dalam menyelesaikan problematika siswa kaitannya dengan pembentukan karakter? Jawab: “Pasti ada...terkadang datang dari orang tua, karena mayoritas standar ekonomi menengah ke bawah dan maaf pendidikan yang
kurang kadang susah di ajak koordinasi dengan Bk terkadang menyalahkan atau justru menganggap mereka itu paling benar, sikap tidak jujur anak yang terkadang hal ini juga ikut menghambat.”
7. Bagaimana mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Jawab: “Banyak mbak....diadakan home visit, kunjungan dan sharing kepada keluarga baru nanti setelah permasalahan yang biasanya datang dari luar, lingkungan bergaul mereka yang rumit baru kita alih kasuskan, masalah ini perlu ditangani beberapa pihak, wali kelas, kepsek, dll.” 8. Bagaimana tingkat keberhasilan layanan bimbingan konseling dalam membentuk karakter siswa? Jawab: “Bimbingan konseling tidak pernah mengenal gagal mbak, dalam artian berusaha keras untuk meningkatkan pelayanannya, dan perlu sabar juga, empati dalam menanggapi setiap permasalahan yang ada.” 9. Bagaimana perilaku yang diwujudkan siswa setelah mendapatkan layanan bimbingan? Jawab:
“Dalam jangka pendek perubahan bisa dilihat, misalnya yang dulu membolos jadi tidak tapi jangka panjangnya perlu waktu yang lama untuk mengamati ini.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Siswa IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Indra Aziz Maulana
Hari/Tanggal :Selasa, 16 Juli 2013 Tempat
:Ruang Konseling
Jam
:10.00 WIB
1. Kapan anda pertama kali masuk di BK? Jawab: “Sejak kelas 2 bu, tapi saya tidak dipanggil memans pengen curhat aja.” 2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK? Jawab: “hehe...ada masalah keluarga Bu..kadang ada
masalah dengan
teman juga, pengen sharing di BK , soal pekerjaan juga kita dikasih yang namanya bimbingan karir.” 3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di sekolah ini? Jawab: “Cukup baik Bu, konselor-konselornya baik dan sabar.”
4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa? Jawab: “Menurut pendapat saya karakter siswa tidak membicarakan keburukan orang lain di belakang kita Bu, .” 5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK? Jawab: “Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak dan perilaku saya menjadi baik dari sebelumnya.” 6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan pemberian layanan bimbingan? Jawab: “Ada lah Bu, kan jika kita di BK gitu kita mendapakan masukan tentang sikap kita jadi bisa
memperbaikinya, dulu saya emosional
sekarang jadi lebih sabar.” 7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini? Jawab: “Ya ada Bu, yang dipanggil tidak hanya siswa bermasalah saja, tapi juga memberikan bimbingan kepada yang tidak bermasalah juga karena yang tidak dipanggil belum tentu tida punya masalah Bu,serta kedepannya kinerja layanan bimbingan konseling bisa lebih efektif lagi dari sebelumnya, amin.. ”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Siswa IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Ahmad Nur Wakhid
Hari/Tanggal :Kamis, 18 Juli 2013 Tempat
:Masjid
Jam
:09.30 WIB
1. Kapan anda pertama kali masuk di BK? Jawab: “Sejak kelas 1 bu, ” 2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK? Jawab: “hehe...ada masalah bu dan saya ikut tawuran kelompok dengan sekolah lain.” 3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di sekolah ini? Jawab: “Cukup baik Bu, konselor-konselornya baik dan sabar, ramahramah juga” 4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa? Jawab:
“Menghormati guru, taat pada tata tertib sekolah Bu,” 5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK? Jawab: “Setelah saya sharing di BK saya jadi lega perasaane dan dapat solusi bagaimana harus bertindak, sadar juga Bu bahwa yang saya lakukan ternyata salah dan tidak pantas dilakukan seorang peserta didik.” 6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan pemberian layanan bimbingan? Jawab: “Ada Bu, saya yang awalnya suka bolos dan tawuran sekarang tidak lagi, jadi diperhatikan orang tua juga, kata orang tuaku sekarang saya lebih sopan.” 7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini? Jawab: “Ya ada Bu, konselornya sudah baik semua tapi dari segi ruangan kalo bisa tidak digabung dengan ruang konseling, jadi ruang buat kantor BK nya sendiri, konseling sendiri.”
PEDOMAN DAN HASIL WAWANCARA Untuk Siswa IMPLEMENTASI BIMBINGAN KONSELING DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER SISWA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN MUHAMMADIYAH SALATIGA TAHUN AJARAN 2013
Nama
:Ahmad Dewa Saputra
Hari/Tanggal :Kamis, 18 Juli 2013 Tempat
:Masjid
Jam
:09.30 WIB
1. Kapan anda pertama kali masuk di BK? Jawab: “Sejak kelas 1 bu, ” 2. Apa yang memotivasi anda masuk ke BK? Jawab: “Dipanggil ada masalah karena sering bolos dan ada masalah dengan teman yang lain.” 3. Menurut pendapat anda, bagaimana layanan bimbingan konseling di sekolah ini? Jawab: “Cukup baik Bu, penting juga supaya murid bisa lebih terpantau.” 4. Menurut anda, karakter siswa itu yang seperti apa? Jawab: 135
“susuai dengan tata tertib.” 5. Apa yang anda rasakan setelah mandapatkan layanan dari BK? Jawab: “Saya mendapatkan solusi pemecahan masalah.” 6. Menurut pendapat anda apakah ada hubungannya antara karakter dengan pemberian layanan bimbingan? Jawab: “Ada Bu, saya menjadi lebih baik dari sebelumnya karena banyak saran dari guru-guru BK.” 7. Adakah saran buat layanan BK di sekolah ini? Jawab: “Ya ada Bu, dibuat aturan yang lebih ketat lagi.”
136
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
:Mutiah Retna Widyaningsih
Tempat dan Tanggal Lahir
:Semarang, 9 April 1989
Alamat
:Gondang Rt 01/XI, Tawang, Susukan, Semarang
Pendidikan
:
a. MI TAWANG II
(2002)
b. MTS NEGERI SUSUKAN
(2005)
c. SMA NEGERI 3 SALATIGA
(2008)
d. S1 PAI STAIN SALATIGA
(2013)
Salatiga, 1 Agustus 2013
Mutiah Retna W Nim: 111 09 143
137