IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN MULIA BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014
SKRIPSI Diajukan kapada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh : SURAHMI NIM. 092338020
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PURWOKERTO 2015
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya: Nama
: Surahmi
NIM
: 092338020
Jenjang
: S-1
Jurusan
: Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Program Studi : Pendidikan Agama Islam Menyatakan bahwa Naskah Skripsi berjudul “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014” ini secara keseluruhan adalah hasil karya saya sendiri. Halhal yang bukan karya saya, dalam skripsi ini, diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan skripsi dan gelar akademik yang saya peroleh.
ii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Kepada: Yth. Dekan FTIK IAIN Purwokerto Di Purwokerto
Assalamu’alaikum Wr. Wb. Setelah melakukan bimbingan, telaah, arahan dan koreksi terhadap penulisan skripsi dari Surahmi, NIM: 092338020 yang berjudul : IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN MULIA BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Saya berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada Dekan FTIK IAIN Purwokerto untuk diujikan dalam rangka memperoleh gelar Sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam (S. Pd. I). Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DI SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU INSAN MULIA BANYUMAS TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Surahmi Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto ABSTRAK Pendidikan karakter disebut juga dengan: pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak, yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Implementasi pendidikan karakter adalah pendidikan karakter yang dibangun berdasarkan: dasar yuridis pendidikan karakter, prinsip pendidikan karakter, kurikulum pendidikan karakter, latihan-latihan moral dan pembentukan akhlak/karakter, dan trasformasi batin (yang terkait dengan agama dan sains). Dalam penanaman nilai-nilai karakter di sekolah dibutuhkan peran orang tua, sebab keluarga adalah komunitas pertama dimana seorang manusia sejak usia dini belajar konsep baik dan buruk, benar dan salah. Dengan kata lain di keluargalah pertama kali seseorang belajar tata nilai atau moral. Begitu pula peran guru juga sangat penting dalam implementasi pendidikan karakter. Di antara peran guru dalam pelaksanaan pendidikan karakter yaitu keteladanan, inspirator, motivator, dinamisator, dan evaluator. Melalui sentuhan guru, diharapkan mampu menghasilkan peserta didik yang bukan hanya cerdas intelektual, melainkan juga cerdas secara emosional dan spiritual serta memiliki kecakapan hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis implementasi pendidikan karakter di SDIT Insan Mulia Banyumas. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data yang penulis gunakan ialah metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Subyek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru, dan siswa. Sedangkan objek penelitian adalah Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas Tahun Pelajaran 2013/2014. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa data kualitatif dengan tahapan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukkan implementasi pendidikan karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas sudah terlaksana dengan baik. Dalam implementasi pendidikan karakter, sekolah menggunakan metode: keteladanan, pembiasaan, dan nasihat yang lembut (mau’idhoh). Ketiga metode ini sangat tepat untuk penanaman nilai-nilai karakter pada diri siswa SDIT Insan Mulia Banyumas, karena siswa mendengar dan melihat secara langsung contoh dari ustad/ustazahnya. Kata Kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter.
MOTTO
Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
vi
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah ke hadirat Allah SWT, penulis persembahkan karya sederhana ini kepada: 1. Yang penulis hormati Ibu dan Bapak yang senantiasa mencurahkan kasih sayangnya kepada putra-putrinya. 2. Suamiku purwanto,dan anak-anakku yang kusayangi 3. Teman-teman PAI NR D 2010, senasib dan seperjuangan, terima kasih atas gelak tawa dan solidaritas kalian sehingga membuat hari- hari semasa kuliah lebih berarti. 4. Semua orang yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu, terima kasih banyak
vi
KATA PENGANTAR Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, manusia pilihan yang selalu menjadi uswah hasanah bagi seluruh manusia di muka bumi ini. Sekelumit pembahasan tentang Implementasi Pedidikan karakter ini semoga bisa menambah wawasan bagi para pembaca sekalian, baik para guru, calon guru ataupun masyarakat umumnya. Semoga tulisan ini bisa menjadi stimulan bagi para pembaca yang ingin melakukan penelitian lebih dalam lagi. Penulis menyadari bahwa baik dalam proses pelaksanaan penelitian maupun dalam penulisan skripsi ini sangat banyak dibantu oleh berbagai pihak, sehingga penulis dengan segala kerendahan hati menghaturkan penghargaan dan terimakasih kepada : 1. Dr. H. A. Luthfi Hamidi, M.Ag., Rektor Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. 2. Drs. H. Munjin, M.Pd.I., Wakil Rektor I Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. 3. Drs. Asdlori, M.Pd.I., Wakil Rektor II Institut Agama Islam Negeri Purwokerto. 4. H. Supriyanto, Lc., M.S.I., Wakil Rektor III Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
viii
5. Kholid Mawardi, S.Ag.,M.Hum., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Purwokerto. 6. Dr. Suparjo, M.A., Kaprodi Pendidikan Agama Islam. 7. Toifur, S.Ag., M. Si., Penasehat Akademik Prodi PAI NR D. 8. Dra. Hj. Mahmudah, M.Pd.I., Dosen pembimbing yang dengan kesabarannya membimbing penulis menyelesaikan skripsi ini. 9. Segenap Dosen, Karyawan dan Civitas akademika IAIN Purwokerto. 10. Kepala dan Guru SDIT Insan Mulia Banyumas serta para siswa yang telah mengijinkan dan membantu sepenuhnya terhadap penulisan skripsi ini. Semoga budi baik mereka beserta pihak-pihak lain yang membantu terselesaikannya skripsi ini mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat ganda dari Allah SWT. Aamiin. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan masih jauh dari sempurna. Karenanya kritik dan saran sangat penulis harapkan. Semoga tulisan sederhana ini dapat bermanfaat. Amin.
Purwokerto, 23 April 2015 Penulis,
Surahmi NIM. 092338020
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN ..................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................
iii
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING ..............................................
iv
ABSTRAK .......................................................................................................
v
HALAMAN MOTTO .....................................................................................
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... vii KATA PENGANTAR..................................................................................... viii DAFTAR ISI ...................................................................................................
x
BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..........................................................
1
B. Definisi Operasional.................................................................. 10 C. Rumusan Masalah ..................................................................... 12 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian.................................................. 13 E. Kajian Pustaka .......................................................................... 14 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 18 BAB II : LANDASAN TEORI A. Tinjauan Tentang Pendidikan karakter ..................................... 20 1. Pengertian Pendidikan karakter ......................................... 20 2. Urgensi Pendidikan Karakter............................................. 22 3. Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter ........................... 25 4. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ......................................... 27 5. Dasar Hukum Pendidikan Karakter ................................... 30 x
6. Manfaat Pendidikan Karakter Untuk Siswa SD ................ 31 B. PEMBENTUKAN PENDIDIKAN KARAKTER. .................... 34 1. Pengertian Pembentukan Pendidikan Karakter .................... 34 2. Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter. ...................... 37 C. IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER...................... 38 1. Metode Pendidikan Karakter ............................................. 38 2. Strategi Pendidikan Karakter ............................................. 46 3. Evaluasi Pendidikan Karakter............................................ 47 4. Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter ...................... 50 5. Peran Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter ........ 52 6. Kedudukan Kepala sekolah dalam Implementasi Pendidikan Karakter ........................................................... 52 BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .......................................................................... 57 B. Sumber Data ............................................................................. 57 C. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 58 D. Teknik Analisis Data ................................................................ 60 BAB IV: PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Umum SDIT Insan Mulia Banyumas....................... 62 1. Sejarah Berdirinya .............................................................. 62 2. Letak Geografis..................................................................... 64 3. Visi Dan Misi ...................................................................... 65 4. Struktur Operasional ............................................................. 66 5. Keadaan Guru, Karyawan dan Siswa ................................... 67 6. Fasilitas ................................................................................. 71 xi
7. Kurikulum Insan Mulia......................................................... 71 B. Implementasi Pendidikan Karakter bagi Siswa SDIT Insan Mulia Banyumas .................................................................................. 82 1. Nilai Karakter Religius ....................................................... 87 2. Nilai Karakter Disiplin.......................................................... 90 3. Nilai Karakter Kreatif dan Gemar Membaca ...................... 100 4. Nilai Karakter Mandiri.......................................................... 103 5. Nilai Karakter Menghargai Prestasi ..................................... 104 6. Nilai Karakter Bersahabat/Komunikatif ............................... 105 7. Nilai Karakter Cinta Damai.................................................. 107 8. Nilai Karakter Kerja Keras .................................................. 109 9. Nilai Karakter Peduli Lingkungan ........................................ 111 10. Nilai Karakter Peduli Sosial ................................................. 112 11. Nilai Karakter Tanggung Jawab .......................................... 114 C. Analisis Data dan Pembahasan.................................................. 115
BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ................................................................................ 136 B. Saran ......................................................................................... 139 C. Kata Penutup ............................................................................. 141 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk yang selalu merindukan kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala potensi yang dimilikinya, ia berusaha maju dan berkembang untuk mencapai kesempurnaannya baik secara jasmani maupun rohani. Demi mencapai kesempurnaannya, manusia dituntut untuk bergaul dengan orang lain dan alam semesta yang senantiasa berubah-rubah, sehingga dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Usaha-usaha untuk menemukan diri ini disebut “belajar”. Manusia, setiap saat membutuhkan belajar dari lingkungannya atau alam semesta sampai ia dapat menemukan cara bertindak yang tepat untuk mempertahankan kehidupannya. Untuk kebutuhan belajar ini diperlukan pengaruh dari luar. Pengaruh ini oleh Slamet Imam Santoso, disebut dengan istilah “pendidikan”. Dengan demikian, kebutuhan belajar dan pendidikan adalah dua kebutuhan yang tidak dapat dipisahkan, serupa dengan sebuah uang logam yang memiliki dua permukaan. Pendidikan dalam kehidupan manusia, mempunyai peranan yang sangat penting. Ia dapat membentuk kepribadian seseorang. Ia diakui sebagai kekuatan yang dapat menentukan prestasi dan produktivitas seseorang. Dengan bantuan pendidikan, seseorang dapat memahami dan menginterpretasikan lingkungan yang dihadapinya, sehingga ia mampu menciptakan suatu karya yang gemilang dalam hidupnya. (Hanun Asrohah, 2001: 2). 1
2 Sehingga pendidikan merupakan masalah urgen sepanjang masa karena pendidikan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan dan menjadi pembicaraan sejak manusia ada sampai pada masa modern ini, pendidikan juga merupakan sarana untuk mempermudah tercapainya tujuan dan cita-cita hidup yang diharapkan. Pendidikan Islam merupakan pendidikan yang integral: memandang individu secara utuh, memperhatikan segala aspek kepribadiannya serta mendidik jiwa, akal, dan fisik secara simultan. Setiap aspek tersebut saling mempengaruhi, dan kepribadian manusia pada akhirnya merupakan hasil integrasi aspek-aspek tersebut. Implikasinya, pendidikan Islam merupakan proses pembebasan akal dari angan-angan dan pikiran yang rusak, pembebasan jiwa dari rasa takut dan pembudakan, dan pada waktu yang sama pembebasan fisik dari ketundukan kepada diri dan syahwat. Pengajaran dan keteladanan merupakan metode asasi bagi terbentuknya keutamaan dan akhlak. Prinsip ini terlihat dari perilaku Rasulullah SAW yang bernilai edukatif-akhlaki. Oleh sebab itu Allah SWT memerintahkan kepada hamba-hamba-Nya
untuk
meneladaninya,
yakni
melakukan
apa
yang
diperintahkannya dan menjauhi apa yang dilarangnya. (Hery Noer Aly, Munzier S., 2000: 151) Tujuan pendidikan nasional pasal 3 UU No. 20 tahun 2003 adalah Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri
bertanggungjawab.
dan
menjadi
warga
Negara
yang
demokratis
dan
3 Tujuan pendidikan secara umum adalah mewujudkan perubahan positif yang diharapkan ada pada peserta didik setelah menjalani proses pendidikan, baik perubahan pada tingkah laku individu dan kehidupan pribadinya maupun pada kehidupan masyarakat dan alam sekitarnya di mana subjek didik menjalani kehidupan. (Moh Roqib, 2009: 25) Tujuan pendidikan Islam menurut Abd ar-Rahman an-Nahlawi adalah mengembangkan pikiran manusia dan mengatur tingkah laku serta perasaan mereka berdasarkan Islam yang dalam proses akhirnya bertujuan untuk merealisasikan ketaatan dan penghambaan kepada Allah di dalam kehidupan manusia, baik individu maupun masyarakat. Sedangkan menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk akhlak mulia, persiapan menghadapi kehidupan dunia-akhirat, persiapan untuk mencari rizki, menumbuhkan semangat ilmiah, dan menyiapkan profesionalisme subjek didik. (Moh. Roqib, 2009: 28) Teladan yang baik merupakan landasan yang fundamental dalam membentuk anak, baik dalam segi agama maupun akhlak. Anak tidak melihat kecuali orang-orang di sekitarnya dan tidak meniru kecuali orang-orang di sekitarnya pula. Jika dia melihat kebaikan, maka dia akan menirunya dan tumbuh pada kebaikan itu. Jika dia melihat keburukan, maka dia akan menirunya dan tumbuh pada keburukan itu. Jika sudah begitu tentu sulit merubah dan meluruskannya. Al-Ustadz Abdullah Nashih Ulwan berkata dalam bukunya, TarbiyatulAulad, “Keteladanan dalam pendidikan merupakan sarana yang paling efektif dan berpengaruh dalam mempersiapkan anak, baik dalam segi akhlak,
4 pembentukan jiwa dan sosialnya. Sebab pendidikan adalah teladan paling ideal di mata anak. Teladan yang baik di mata anak akan ditiru anak, baik dalam segi tingkah laku maupun akhlak, disadari maupun tidak disadari. Bahkan gambaran perkataan, perbuatan, perasaan dan moralnya akan mengimbas secara langsung dalam diri dan perasaannya, diketahui maupun tidak diketahui. (Haya Binti Mubarak Al-Barik, 1426: 247-248) Fungsi dan tujuan Pendidikan Nasional menurut UUSPN No. 20 Tahun 2003
Bab 2 Pasal 3: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat , berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggungjawab. (Dharma Kesuma, 2011: 6) Mencermati
fungsi
pendidikan
nasional,
yakni
“mengembangkan
kemampuan” dapat dipahami bahwa pendidikan nasional menganut aliran kontruktivisme, yang mempercayai bahwa peserta didik adalah manusia yang potensial dan dapat dikembangkan secara optimal melalui proses pendidikan. Artinya setiap layanan pendidikan yang ada di Indonesia harus dipersepsi sama bahwa peserta didik itu memiliki potensi yang luar biasa dan perlu difasilitasi melalui proses pendidikan untuk mengembangkan potensinya. Kemampuan yang perlu dikembangkan pada peserta didik Indonesia adalah kemampuan mengabdi kepada Tuhan yang menciptakannya, kemampuan untuk menjadi dirinya sendiri, kemampuan untuk hidup secara harmoni dengan manusia dan makhluk lainnya,
5 dan kemampuan untuk menjadikan dunia ini sebagai wahana kemakmuran dan kesejahteraan bersama. Fungsi kedua, “membentuk watak” mengandung makna bahwa pendidikan nasional harus diarahkan pada pembentukan watak. Perspektif pedagogik, lebih memandang bahwa pendidikan itu mengembangkan/menguatkan/memfasilitasi watak, bukan membentuk watak. Jika watak dibentuk, maka tidak ada proses pedagogic/pendidikan, yang terjadi adalah pengajaran. Fungsi ketiga “peradaban bangsa”. Dalam spectrum pendidikan nasional dapat dipahami bahwa pendidikan itu selalu dikaitkan dengan pembangunan bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa. Dalam perspektif pedagogic, pendidikan itu berfungsi untuk menjadikan manusia yang terdidik. Tujuan pendidikan nasional mengarah pada pengembangan berbagai karakter manusia Indonesia, walaupun dalam penyelenggaraannya masih jauh dari apa yang dimaksudkan dalam UU. Secara singkat, pendidikan nasional seharusnya pendidikan karakter bukan pendidikan akademik semata. Dalam hal ini, Sunaryo Kartadinata (2010:3) seperti yang dikutip oleh Dharma Kesuma, 2011: 8 menegaskan bahwa: ukuran keberhasilan pendidikan yang behenti pada angka ujian, seperti halnya ujian nasional, adalah sebuah kemunduran, karena dengan demikian pembelajaran akan menjadi sebuah proses menguasai keterampilan dan mengakumulasi pengetahuan. (Dharma Kesuma, 2011: 7-9) Untuk mencapai tujuan seperti yang dipesankan oleh UU Sisdiknas, maka salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik dari tingkat sekolah dasar adalah Pendidikan Agama Islam, yang dimaksudkan untuk
6 membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia. Sedangkan saat ini pandangan masyarakat pada umumnya, memasukkan putra putrinya ke sekolah hanya bertujuan: a) mengikuti program dari pemerintah yaitu Wajib Belajar Sembilan tahun, b) para orang tua menerima apa adanya materi pelajaran yang yang diajarkan di sekolah, khususnya mata pelajaran agama yang tentunya Mapel agama mempunyai andil penting sebagai dasar dalam penanaman akhlak peserta didik atau untuk membentuk peserta didik yang berkarakter. Maka dari itulah sebagai orang tua hendaklah tepat dan cermat dalam memilih tempat belajar putra putrinya. Yaitu memilih sekolah yang mengajarkan dan mengedepankan dalam membentuk peserta didik yang berkarakter yang mempunyai jiwa pantang menyerah dalam menghadapi tantangan hidup. Karena itulah tidak ada yang menyangkal bahwa karakter merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia di masa depan. Karakter yang kuat akan membentuk mental yang kuat. Sedangkan mental yang kuat akan melahirkan spirit yang kuat, pantang menyerah, berani mengarungi proses panjang, serta menerjang arus badai yang bergelombang dan berbahaya. Karakter yang kuat merupakan prasyarat untuk menjadi seorang pemenang dalam medan kompetisi kuat seperti saat ini dan yang akan datang. Sebuah studi yang dilakukan terhadap 449 orang manajer atau setingkat manajer di Indonesia, menunjukkan bahwa factor karakter mempunyai kontribusi yang paling besar terhadap persepsi berhasil atau tidaknya seseorang dalam kehidupan. Dalam semua keadaan, sebuah kreativitas, kepercayaan diri,
7 dan mentalitas yang tinggi sangat kontributif terhadap keberhasilan yang dirasakan oleh responden. Kontribusi integritas dan idealisme sangat penting dalam lingkungan yang bergejolak dan penuh ketidakpastian. (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 20) Di sinilah, pentingnya karakter yang kuat itu. Jika karakter bangsa ini lemah maka bangsa Indonesia dijadikan bulan-bulanan Negara-negara maju yang melek pengetahuan dan teknologi, mampu membuat terobosan progresif, dan melakukan akselerasi di segala bidang. Negara ini akan semakin tertindas di dalam dan di luar negeri, menjadi buruh di negeri sendiri, yang akhirnya dijajah sumber daya alam dan manusianya secara eksploitatif dan tidak manusiawi. Apakah itu yang kita inginkan ? tentu tidak bukan ? Oleh
karena
itu
pendidikan
karakter
harus
disosialisasikan,
diinternalisasikan, dan diintensifkan sejak dini di semua level kehidupan berbangsa dan bernegara. Lembaga pendidikan harus tampil sebagai pionir pendidikan karakter ini dalam membangun karakter anak didik yang bermoral dan berakhlak, dinamis, serta visioner. Mengapa harus lembaga pendidikan ? sebab, tanggungjawab utama Negara dan masyarakat dalam mempersiapkan kader masa depan yang berkualitas di bidang ilmu, moral, mental, perjuangan adalah dimulai dari lembaga pendidikan. Selain itu lembaga pendidikan formal selama ini disinyalir hanya mementingkan aspek kecerdasan akademik, serta menganaktirikan aspek kecerdasan emosi dan spiritual. (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 20) Berbicara sekolah yang mempunyai visi dan misi “Membentuk Generasi Berkarakter, Mencerdaskan dan Mensholehkan” yaitu Sekolah Dasar Islam
8 Terpadu (SDIT) Insan Mulia Banyumas. Di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas ini berbeda dengan Sekolah Dasar lainnya. Sebab di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas ini mata pelajaran Agama Islam dalam mempelajari di kelas diperluas jam belajarnya. Dan lebih terperinci mata pelajaran agamanya yaitu terdiri dari: Al-Qur’an Hadits, Aqidah Akhlak, Fikih dan Tarikh serta do’a. Penulis memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas menjadi lokasi penelitian karena sekolah ini merupakan lembaga pendidikan yang memiliki kajian khusus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan pada 28 Oktober 2013 diperoleh data bahwa di SDIT Insan Mulia Banyumas ini menerapkan pembelajaran yaitu penciptaan suasana keteladanan dan pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Seperti kegiatan pagi masuk kelas pada pukul 07.30 sampai dengan 08.30 diisi dengan : a) membaca do’a setiap sepuluh menit pertama di pagi hari sebelum KBM dimulai. Hal ini merupakan penanaman akhlak sejak dini kepada siswa bahwa dalam berniat untuk mencari ilmu harus diawali dengan berdo’a terlebih dahulu, b) sholat dhuha berjama’ah di kelas masing-masing, c) menghafal Al-Qur’an (surat pendek) dengan tujuan untuk memberikan pengontrolan terhadap bacaan dan hafalan siswa, dan untuk menanamkan cinta Qur’an, sebab Al-Qur’an itu akan memberikan syafa’at kepada orang yang mau membacanya. Penjelasan ini terdapat di dalam sebuah Hadits yaitu:
9
َان َ َإَقَـَرَءهوَاال هَقَر:َصَلىَاللَهَعََليَ َوَ َوسَـَـلمََيـَ هَق َو هل َ َالل َ َتَََر هَسـ َـو هَل َ اللهَ َعَن َوهََق َ َض َي َ ـيَا َمامَةَََر َ عَ َـنَاََب َسَـمَعَ ه:ال َ )ََ(َرواهَمسـ ـ ــلم.حابَ َو َ َتَيـَ َومَََا َلقيَ َامةََ َش َـفيَـ َعاَلَص َ فََانَ َوهََيَأ Dari Abu Umamah ra. berkata : “Saya mendengar Rosululloh SAW bersabda: bacalah Al-Qur’an karena sesungguhnya Al-Qur’an itu nanti pada hari kiamat akan datang untuk memberi syafaat kepada orang yang membacanya” (Riwayat Muslim).(Muhammad Ali al-Hasyimi, 1999: 35) d) obrolan pagi yang dipandu oleh guru kelas masing-masing kegiatan ini bertujuan untuk mengoreksi karakter siswa ketika berada di rumah yang akan dipadukan dengan kegiatan pembelajaran ketika di sekolah. Kegiatan obrolan pagi selalu dilakukan di kelas 4 dan 5, sedangkan kelas rendah yaitu kelas 1, 2 dan 3 bersifat fleksibel. Kegiatan Market day yang dilaksanakan tiga kali dalam seminggu yaitu: pada hari senin yang bertugas sebagai penjual adalah kelas 2, sedangkan siswa yang lain sebagai pembeli. Pada jum’at yang bertugas sebagai penjual adalah kelas 3 dan pada hari sabtu, yang bertugas sebagai penjual adalah siswa kelas 4 dan 5. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan jiwa kejujuran dan semangat bekerja keras sebagai penjual maupun pembeli. Kegiatan keluarga makan yang dilaksanakan pada pukul 11.45 sampai dengan menjelag sholat dhuhur. Untuk menanamkan adab makan, saling menghargai, menghormati dan menyayangi terhadap satu dengan yang lainnya. Kegiatan sholat dhuhur berjama’ah untuk membiasakan siswa selalu sholat berjama’ah dan sholat tepat waktu. Sedangkan dampak yang sudah terlihat dari implementasi pendidikan karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas, diantaranya :
10 disiplin bagaimana cara meletakkan sepatu/sandal di rak, disiplin waktu sholat, disiplin pakaian seragam sekolah dan jika ada siswa yang tidak memakai seragam maka diajak ngobrol dan diskusi supaya selalu jujur sebab mengapa tidak memakai seragam, mengingatkan kesalahan teman, berani berpendapat yang mempunyai arti rasa percaya dirinya sudah mulai muncul, tugas kelompok seperti piket kelas sudah terlaksana dengan baik tanpa harus diminta untuk melakukan atau diawasi dan piket keluarga makan yaitu mengambil dan mengembalikan alat-alat makan, selalu meminta ijin terlebih dahulu jika akan ijin keluar kelas, masuk kelas selalu memberi salam dan selalu berjabat tangan dengan guru jika datang di sekolah. Pendidikan karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas menjadi tujuan sekolah itu yaitu untuk membentuk peserta didik yang berkarakter yang mempunyai sifat jujur, hemat, percaya diri, tekun, setia kawan, kerja keras dan penyayang terhadap hewan dan lingkungan melalui pembiasaanpembiasaan. Tujuan tersebut terkandung di dalam Visi-misi SD Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis akan menulis penelitian skripsi ini dengan judul “Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas.”
B. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penafsiran judul di atas, maka terlebih dahulu penulis memberikan penegasan istilah sebagai berikut : 1. Implementasi Pendidikan Karakter
11 Implementasi adalah pelaksanaan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1989: 327). Pendidikan Karakter adalah sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif kepada lingkungannya. (Dharma Kesuma dkk., 2011: 5) Pendidikan karakter adalah proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya, yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat dimaknai dengan pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Novan Andy Wiyani, 2013: 27) Pendidikan karakter juga dapat didefinisikan sebagai pendidikan yang mengembangkan karakter yang mulia (good character) dari peserta didik dengan mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam hubungannya dengan Tuhannya. (Muchlas Samani, 2012: 43) Implementasi pendidikan karakter menurut Maksudin adalah pendidikan karakter yang dibangun berdasarkan: (1) dasar yuridis pendidikan karakter, (2) prinsip pendidikan karakter, (3) kurikulum pendidikan karakter, (4) latihan-latihan moral dan pembentukan akhlak/karakter, dan (5) transformasi batin (yang terkait dengan agama dan sains). (Maksudin, 2013: 123)
12 Sedangkan implementasi pendidikan karakter yang penulis maksud adalah pendidikan yang diperuntukkan bagi siswa yang dilaksanakan dengan berdasarkan pada prinsip, materi dan langkah sesuai dengan karakter. 2. Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas (selanjutnya disebut SDIT Insan Mulia) adalah lembaga pendidikan setingkat dengan Sekolah Dasar yang berciri khas Agama Islam. SDIT Insan Mulia Banyumas merupakan sekolah dasar di bawah naungan Dinas Pendidikan Kecamatan Banyumas yang berlokasi di Jalan Raya Banyumas-Banjarnegara km. 1 Danaraja Banyumas. Dengan penegasan istilah yang ada dalam judul tersebut di atas, maka maksud dari judul penelitian ini secara keseluruhan adalah suatu upaya penyelidikan atau penelitian yang dilakukan untuk mengetahui gambaran nyata tentang dasar hukum, prinsip, langkah dan strategi yang digunakan dalam implementasi pendidikan karakter di SDIT Insan Mulia Banyumas dalam upaya untuk membentuk siswa berkarakter.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang masalah di atas maka dalam penelitian ini dapat dirumuskan perumusan masalah sebagai berikut: Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas Tahun Pelajaran 2013-2014 ?
13 D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Untuk mencapai hasil yang baik, maka peneliti menetapkan suatu tujuan yang ingin dicapai. Adapaun tujuan penelitian adalah sebagai berikut : a. Ingin mengetahui gambaran pendidikan karakter di SDIT Insan Mulia Banyumas. b. Ingin mengetahui gambaran dari implementasi pendidikan karakter di SDIT Insan Mulia Banyumas. 2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, dapat diuraikan sebagai berikut : a. Manfaat Praktis 1) Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter 2) Sebagai sumbangan pemikiran dalam rangka usaha peningkatan implementasi pendidikan karakter di SDIT Insan Mulia Banyumas. 3) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan pendidikan agama Islam, khususnya terkait dengan pendidikan karakter, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi. b. Manfaat Teoritis Untuk menambah pengetahuan para guru SDIT Insan Mulia Banyumas tentang implementasi pendidikan karakter.
14 E. Kajian Pustaka Kajian pustaka sering disebut sebagai kerangka teoritik yang mengungkapkan teori-teori yang relevan dengan masalah penelitian. Berikut penulis kemukakan teori-teori yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dharma Kesuma dkk. (2011), mengutip pendapatnya Fakry Gaffar (2010:1) pendidikan karakter adalah “Sebuah proses transformasi nilai-nilai kehidupan untuk ditumbuhkembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam perilaku kehidupan orang itu.” Dalam definisi tersebut, ada tiga ide pikiran penting, yaitu: 1) proses transformasi nilai-nilai, 2) ditumbuhkembangkan dalam kepribadian, dan 3) menjadi satu dalam perilaku. (Dharma Kesuma, dkk., 2011: 5) Selanjutnya Doni Koesoema (2011), dalam bukunya “Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global” mengatakan bahwa kita bisa memahami karakter dari sudut pandang behavioral yang menekankan unsur somatopsikis yang dimiliki individu sejak lahir. Di sinilah istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai “ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga bawaan seseorang sejak lahir”. (Doni Koesoema, 2011: 80) Pendidikan karakter adalah sebuah peluang bagi penyempurnaan diri manusia. Dengan demikian, kita bisa memahami pendidikan karakter sebagai sebuah usaha untuk menjadikan dirinya sebagai manusia yang berkeutamaan.
15 Pendidikan
karakter
merupakan
hasil
dari
usaha
manusia
dalam
mengembangkan dirinya sendiri. Pendidikan karakter memiliki esensi dan makna yang sama pendidikan moral dan akhlak. Tujuannya adalah untuk membentuk pribadi anak supaya menjadi manusia yang baik, yaitu warga masyarakat dan Negara yang baik. Manusia, masyarakat, dan warga Negara yang baik adalah menganut nilainlai sosial tertentu yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya. Oleh karena itu hakikat dari pendidikan karakter dalam konteks pendidikan di Indonesia adalah pendidikan nilai-nilai luhur yang bersumber dari budaya bangsa Indonesia sendiri, yang bertujuan membina kepribadian generasi muda. (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 32) Indikator keberhasilan pendidikan karakter, sebagaimana yang ditulis oleh Jamal Ma’mur Asmani (2011) dalam bukunya, “Buku Panduan Internalisasi Pendidikan Karakter di Sekolah”, menyebutkan bahwa keberhasilan
program
pendidikan
karakter
dapat
diketahui
melalui
pencapaian beberapa indikator berikut: 1. Mengamalkan ajaran agama
yang dianut sesuai dengan tahap
perkembangan siswa. 2. Memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri. 3. Menunjukkan sikap percaya diri. 4. Menunjukkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif. 5. Menunjukkan kemampuan belajar secara mandiri sesuai dengan potensi yang dimilikinya.
16 6. Menunjukkan kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. 7. Berkomunikasi dan berinteraksi secara efektif dan santun. 8. Mendeskripsikan gejala alam dan sosial. (Jamal Ma’mur Asmani, 2011: 54) Penelitian tentang pendidikan karakter ini pernah juga diteliti oleh saudara Akhmad Malikul Ngilmi, 2013 dengan judul “Pendidikan Karakter Melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Pramuka Di SMA Negeri 2 Purwokerto” yang mana dalam skripsinya itu menjelaskan bahwa pembentukan karakter dapat dilakukan melalui kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Yang mana ekstrakurikuler merupakan kegiatan di luar jam pelajaran di sekolah yang ditujukan agar siswa dapat mengembangkan kepribadian, bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik, dan berbentuk kegiatan seni, olahraga, pengembangan kepribadian, dan kegiatan lain yang bertujuan positif untuk kemajuan dari siswa-siswi itu sendiri. Sedangkan yang dimaksud kegiatan ekstrakurikuler oleh saudara Akhmad Malikul Ngilmi adalah ekstrakurikuler pramuka yang di dalamnya terdapat berbagai macam pendidikan salah satunya tentang karakter anak. Skripsi ini lebih banyak membahas bagaimana pendidikan karakter di dalam ekstrakurikuler pramuka yang terdapat pada satuan pendidikan dengan siswa majemuk. Selain itu penelitian tentang pendididkan karakter juga telah dilaksanakan oleh Maryam Jamilah Al’awali pada tahun 2013
dengan
penelitiannya yang berjudul “Pendidikan Karakter Di MTs NU 1 Cilongok Banyumas Tahun Pelajaran 2012/2013”. Dalam penelitian ini membahas
17 dan memfokuskan pada pelaksanaan pendidikan karakter di Madrasah Tsanawiyah.
Dalam
penelitian ini
dibahas tentang, tanggungjawab
pendidikan karakter bukan hanya menjadi tugas dari guru saja tetapi kepala sekolah dan karyawan juga mempunyai tanggungjawab untuk membentuk karakter peserta didik yang berakhlak mulia, karena hakikatnya lingkungan dan segala sesuatu yang terjadi di dalamnya merupakan pembelajaran secara nyata. Di sinilah kepala sekolah, guru, dan karyawan harus bisa menjadi tauladan bagi peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Saudara Maryam juga membahas tentang pilar pengembangan karakter melalui pembiasaan yaitu mengupayakan dengan cara pelaksanaan pembiasaan yang meliputi do’a sebelum dan sesudah pelajaran dimulai, salam, senyum, sapa, dan shalat dhuhur berjamaah. Pengembangan karakter melalui ekstrakurikuler pramuka, hadroh, PMR, Drumband, Arabic Club, Englis Club, MTQ, dan pencak silat. Penelitian tentang pendidikan karakter juga pernah dilaksanakan oleh saudari Widyasari Nuria tahun 2013 dengan judul “Usaha Sekolah dalam Membentuk Kepribadian Siswa Melalui Kedisiplinan di SMP Masyithoh Kroya Kabupaten Cilacap Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian ini lebih difokuskan kepada usaha sekolah dalam membentuk kepribadian siswa melalui kedisiplinan yaitu seluruh guru melatih kedislipinan untuk membentuk pribadi siswa yang memiliki akhlakul karimah yang lebih baik dari sebelumnya melalui pelaksanaan sholat berjama’ah, menghafal do’ado’a, memakai jilbab dan memakai kopyah serta dapat melatih kedisiplinan untuk membentuk pribadi siswa dalam mematuhi tata tertib sekolah dengan
18 baik melalui upacara bendera setiap hari senin, adab berpakaian dalam tata tertib sekolah dan datang ke sekolah tepat waktu.
F. Sistematika Pembahasan Untuk memudahkan penulis dalam memahami skipsi ini, maka penulis membuat sistematika penulisan yang terdiri dari lima bab, dengan uraian sbb: Bab pertama berisi tentang Latar Belakang Masalah, Definisi Operasional, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Dan Sistematika Pembahasan. Bab kedua berisi Landasan Teori. Terdiri dari tiga sub bab. Sub bab pertama Tinjauan tentang Pendidikan Karakter terdiri dari: Pengertian Pendidikan Karakter, Urgensi Pendidikan Karakter, Tujuan dan Fungsi Pendidikan Karakter, Nilai-nilai Pendidikan Karakter, Dasar Hukum Pendidikan Karakter, Manfaat Pendidikan Karakter bagi Siswa Sekolah Dasar. Sub bab kedua Pembentukan Pendidikan Karakter terdiri dari: Pengertian Pembentukan Pendidikan Karakter, Prinsip Pengembangan Pendidikan Karakter. Sub bab ketiga Implementasi Pendidikan Karakter terdiri dari: Metode Pendidikan Karakter, Strategi Pendidikan Karakter, Evaluasi Pendidikan Karakter, Peran Keluarga dalam Pendidikan Karakter, Peran Guru dalam Pelaksanaan Pendidikan Karakter, Kedudukan Kepala Sekolah dalam Implementasi Pendidikan Karakter. Bab ketiga berisi tentang Metode penelitian yang meliputi: Jenis Penelitian, Sumber Data, Metode Pengumpulan Data, Metode Analisis Data.
19 Bab keempat berisi Penyajian Data dan Analisis Data yang meliputi: Gambaran Umum Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas, Implementasi Pendidikan Karakter bagi siswa SDIT Insan Mulia Banyumas, Analisis Data dan Pembahasan. Bab kelima adalah Penutup yang terdiri dari Kesimpulan, Saran-saran, Penutup dan bagian akhir dari skripsi berupa Daftar Pustaka, Lampiran, Daftar Riwayat Hidup Penulis.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas dengan judul Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah Dasar Islam Terpadu Insan Mulia Banyumas, dapat disimpulkan sebagai berikut: Dalam pelaksanaan penanaman nilai-nilai karakter bagi diri siswa SDIT Insan Mulia Banyumas sekolah merencanakan kegiatan di dalam kelas atau lingkungan sekolah dan kegiatan di luar kelas /Auting Class. Kegiatan di luar kelas /Auting Class seperti: kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), kegiatan santunan ke panti asuhan dan masyarakat sekitar SDIT Insan
Mulia
Banyumas,
kegiatan
amaliyah
ramadhan
dan
kegiatan
mengunjungi tempat-tempat pembuatan makanan dan industri batik, pabrik pembuat keramik dan pabrik pembuat kerajinan dari tanah liat.
Keunggulan
dari kegiatan Auting Class ini adalah bahwa anak mendapat nilai-nilai karakter melalui pengalaman konkret. Pengalaman akan lebih tertanam dibanding
sekedar
informasi apalagi informasi yang bersifat monolog.
Keterlibatan anak dalam menggali nilai-nilai hidup melalui model kegiatan ini lebih mendalam dan menggembirakan anak. Penggunaan metode keteladanan dalam penanaman nilai-nilai karakter akan memudahkan menanamkan nilai-nilai yang baik kepada siswa. Karena
136
137
siswa melihat dan mendengar lansung apa saja yang dicontohkan dari perilaku
ustad/ustazahnya.
Selain itu metode nasihat menjelang pulang
sekolah menjadi pilihan, karena memberikan dampak yang nyata kepada siswa. Dengan memberikan nasihat menjelang pulang sekolah paling tidak siswa
mendapat
tugas
untuk
melakukannya
di
rumah
sesuai
yang
dinasehatkan oleh ustad/ustazah. Sedangkan untuk mengkondisikan kesiapan belajar siswa, sebelum kegiatan belajar mengajar (KBM) dimulai dibiasakan untuk menjalankan shalat dhuha dan membaca do’a. Untuk menanamkan nilai-nilai religius pada diri siswa, kegiatankegiatan yang dilaksanakan adalah seperti: shalat dhuha, shalat dhuhur dan shalat jum’at berjama’ah, membaca Al-Ma’tsurat, qiro’ati (pemantapan membaca Al-Qur’an), tahfidzul qur’an, Untuk membiasakan siswa memakan makanan kecil yang bermanfaat bagi tubuh dan tidak membeli jajan sembarangan maka pada jam istirahat pertama diisi kegiatan snack time. Dalam kegiatan ini sekolah sudah menyediakan dua macam jajan/makanan kecil yang dimakan bersama-sama. Kegiatan ini mengandung nilai-nilai kebersamaan, tidak ada perbedaan antara status siswa (siswa mampu dan kurang mampu),
untuk
melatih siswa terbiasa menjauhi minuman dan
makanan haram, dan menjaga untuk tidak berlebihan dalam makan dan minum. Untuk menanamkan nilai karakter kerja keras pada diri siswa, maka SDIT Insan Mulia Banyumas mengadakan kegiatan Market Day. Kegiatan ini dimaksudkan supaya melatih kemandirian dan ketrampilan siswa serta memunculkan kepercayaan diri.
138
Untuk menumbuhkan karakter bersahabat/komunikatif, maka siswa dibiasakan mengucapkan kalimat thoyyibah seperti: mengucapkan salam dan berjabat tangan apabila bertemu dengan siswa dan ustaz/ustazah, memanggil guru dan karyawan dengan panggilan ustad/ustazah supaya lebih akrab, meminta maaf dan memberi maaf jika bersalah, mengucapkan terima kasih dan permisi. Dengan demikian maka akan menumbuhkan karakter mencintai kedamaian dan menjauhi perselisihan di antara siswa. Mengisi waktu dengan hala-hal yang baik adalah merupakan satu dari beberapa tujuan dilaksanakannya pendidikan karakter di SDIT Insan Mulia Banyumas. Untuk membiasakan siswa mengisi waktu dengan kegiatan yang baik, maka sekolah menyediakan perpustakaan sebagai ajang menambah pengetahuan siswa, mengisi sela-sela jam istirahat kedua dengan tilawah ba’da dhuhur dan tahfidhul qur’an. Untuk
menyamakan
langkah
dengan
orang
tua
siswa
dalam
memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak, maka SDIT Insan Mulia Banyumas
mengadakan
kegiatan
Parenting
School.
Kegiatan
ini
dimaksudkan supaya terjadi kesinambungan dalam pembiasaan-pembiasaan yang sudah dilakukan siswa di sekolah dilakukan pula di rumah dengan bimbingan dan keteladanan dari orang tua. Sebab orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam keberhasilan penanaman nilai-nilai karakter ke dalam diri siswa. Orang tua sebagai modeling bagi anaknya ketika di rumah, sedangkan guru yang memberikan teladan baik ketika siswa di sekolah.
139
Untuk menanamkan karakter kerja keras, kegiatan yang dimunculkan adalah kegiatan market day, fun cooking, membuat kolam ikan, dan membuat sapu lidi. Untuk menanamkan karakter peduli lingkungan dan sosial, kegiatan yang biasa dilaksanakan adalah siswa diberi tugas membersihkan dan merapikan kelas, santunan kepada anak yatim setiap bulan Muharram dan santunan kepada fakir miskin ketika bulan Ramadhan, dan penggalangan dana kemanusiaan. Sedangkan untuk menanamkan karakter tanggung jawab pada diri siswa, ustad/ustazah melatihnya dengan cara membuat kegiatan seperti pramuka, memberi wewenang kepada siswa untuk mengatur sendiri model tempat duduk di kelas, memberi tugas menyiapkan peralatan dan makanan di keluarga makan, dan melaksanakan shalat dhuhurdan shalat jum’at berjama’ah.
Dalam hal ini selain untuk menanamkan karakter
tanggung jawab juga untuk menanamkan karakter disiplin. Supaya tercipta kedamaian di lingkungan sekolah, sekolah menanamkan karakter cinta damai dengan membiasakan siswa menucapkan kata minta maaf jika bersalah, mengucapkan permisi dan selalu mengucapkan salam jika saling bertemu.
B. Saran-saran Berdasarkan hasil penelitian bahwa siswa adalah generasi masa depan yang harus memiliki karakter sebagai modal utama untuk membentuk kepribadian yang lebih baik. Sehingga mereka dapat hidup dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Untuk itu, pendidikan karakter lebih pada penerapan atau aplikasi sehingga siswa dapat menerapkan dalam kehidupan
140
sehari-hari. Dalam pendidikan karakter perlu di keteladanan
yang
bersumber
dari Al-Qur`an
menciptakan generasi muslim yang cerdas,
setiap siswa dibiasakan dan
Al-Hadits
sehingga
berakhlakul karimah,
serta
beriman dan bertakwa kepada Allah SWT. Berdasarkan kenyataan tersebut,
maka dengan kerendahan hati
penulis mengajukan beberapa saran yang mungkin bermanfaat sebagai informasi atau bahan pertimbangan bagi SDIT Insan Mulia Banyumas: 1. Saran untuk kepala sekolah Kepala sekolah adalah pihak yang bertanggung jawab penuh terhadap semua kegiatan pembelajaran. Hendaknya kepala sekolah lebih meningkatkan hubungan komunikasi dengan guru dan orang tua siswa untuk mengetahui hambatan atau kesulitan yang mereka hadapi dalam penerapan
pendidikan
karakter
sehingga
dapat
mengambil langkah-
langkah atau kebijakan untuk melakukan perbaikan. 2. Saran untuk guru Guru adalah orang tua kedua di sekolah, yang senantiasa diberikan amanah oleh orang tua siswa untuk memberikan ilmu pengetahuan, mengembangkan kemampuan dan kecerdasan siswa dan memberikan contoh keteladanan yang akan ditiru oleh siswa. Oleh karena itu seorang guru juga harus lebih sering memberikan contoh keteladanan yang baik dan menerapkan kebiasaan yang Islami yang akan berguna bagi setiap siswa
di dalam menjalani kehidupannya sehari-hari sehingga siswa
memiliki karakter yang baik.
141
3. Saran untuk orang tua Orang tua adalah pendidik pertama yang senantiasa mendampingi putra-putrinya di rumah. Kewajiban terbesar untuk mendidik anak-anak berada di pundak orang tua. Yang memiliki peran utama dalam memberi keteladanan dalam pendidikan karakter adalah orang tua, sehingga dalam lingkungan keluarga memiliki peran yang besar dalam menanamkan karakter. Dari sinilah hendaknya orang tua mengarahkan putra-putrinya untuk belajar, karena apa yang siswa pelajari di sekolah belum dapat tercapai dengan maksimal tanpa adanya dukungan dan pengawasan dari orang tua. Dengan pertimbangan itu, maka diperlukan perhatian yang lebih kepada anak-anaknya di rumah dan sebaiknya orang tua siswa lebih meningkatkan lagi komunikasi kepada pihak sekolah terutama guru mengenai kemampuan dan perkembangan anak-anaknya dalam proses belajar-mengajar.
C. Penutup Alhamdudillahirobbil ‘alamin dengan Qudrah dan Irodah-Nya, penulis
dapat
menyelesaikan
skripsi
ini.
Mudah-mudahan
skripsi
ini
bermanfaat bagi semua pihak yang terkait dengan pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam dalam rangka menciptakan generasi muslim yang cerdas dan berakhlakul karimah sesuai dengan Al-Qur`an dan Al-Hadits serta beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.
142
Apabila dalam skripsi terdapat hal yang kurang berkenan bagi pembaca semata-mata itu karena kekurangan dan keterbatasan penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak dalam rangka kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan kerendahan hati dan kekurangan, penulis memohon agar
Allah
senantiasa
membimbing
serta
menyempurnakan
kebaikan-
kebaikan bagi penulis. Penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, baik tenaga maupun pikirannya dan semoga Allah senantiasa memberikan kebaikan kepada mereka. Aamiiin Yaa Rabb.
Purwokerto, 23 Nopember 2015 Penulis,
Surahmi NIM 092338020
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri 1.
Nama Lengkap
: Surahmi
2.
NIM
: 092338020
3.
Tempat/Tgl. Lahir
: Ponorogo, 25 Mei 1980
4.
Jenis Kelamin
: Perempuan
5.
Agama
: Islam
6.
Kewarganegaraan
: Indonesia
7. Alamat Rumah
:Desa Kejawar RT.03 RW.01 Jl. Raya Kejawar No. 72 Banyumas Jawa Tengah 53192
8.
Nama Ayah
: Ruslan (Alm.)
9.
Nama Ibu
: Sutirah
10. Nama Suami
: Purwanto, S.Pd.I
11. Nama Anak
: Ihda Afifatur Rohmah Muhammad Naashifuddin
B. Riwayat Pendidikan 1.
SD Negeri I Kaponan (Lulus Tahun 1993)
2.
MTs Al-Islam Joresan Ponorogo (Lulus Tahun 1996)
3.
MA Al-Islam Joresan Ponorogo (Lulus Tahun 1999)
4.
S1 IAIN Purwokerto (Lulus Teori Tahun 2015)
Purwokerto, 9 Nopember 2015 Yang membuat,
Surahmi NIM. 092338020