03/12/2014
METODE HARGA POKOK PROSES (MEMPERHITUNGKAN ADANYA PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL)
Persediaan Produk Dalam Proses Awal Dalam suatu departemen produksi, produk yang belum selesai diproses pada akhir periode akan menjadi persediaan produk dalam proses pada awal periode berikutnya. Produk dalam proses awal periode ini akan membawa harga pokok persatuan yang berasal dari periode sebelumnya, yang kemungkinan akan berbeda dengan harga pokok per satuan yang dikeluarkan oleh departemen produksi yang bersangkutan dalam periode sekarang. Dengan demikian jika dalam periode sekarang dihasilkan produk selesai yang ditransfer ke gudang atau ke departemen berikutnya, harga pokok yang melekat pada persediaan produk dalam proses awal akan menimbulkan masalah dalam penentuan harga pokok produk selesai tersebut.
Metode Rata-Rata Tertimbang ( AC) Dalam metode ini, jumlah harga pokok produk dalam proses awal (BDPw) ditambahkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan periode sekarang dibagi dengan unit ekuivalensi produk untuk menghasilkan harga pokok ratarata tertimbang. Harga pokok produk yang dihasilkan oleh departemen setelah departemen pertama merupakan harga pokok kumulatif,yaitu merupakan penjumlahan harga pokok dari departemen satu ditambahkan dengan departemen berikutnya yang bersangkutan.
1
03/12/2014
Metode Ac: Biaya akan digabung (Biaya BDPw dan Biaya Periode sekarang) Unit Ekuivalensi adalah dg rumus baku UE =PS + (BDPr x % TP)
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama (FIFO) Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang pada awal periode masih dalam proses (BDPw), baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk yang dimasukkan dalam proses periode sekarang. Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan. Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
METODE FIFO: UE DENGAN RUMUS YANG BARU UE=BDPw x (100%-%TP)+(PS-BDPw)+(BDPrX%TP)
2
03/12/2014
Metode Masuk Terakhir Keluar Pertama (LIFO) Dalam metode ini, menganggap biaya produksi periode sekarang pertama kali digunakan untuk menyelesaikan produk yang masuk pada periode sekarang, baru kemudian sisanya digunakan untuk mengolah produk awal periode masih dalam proses (BDPw), sehingga produk dalam proses akhir periode sekarang dianggap mengandung unsur BDPw. Oleh karena itu dalam perhitungan unit ekuivalensi tingkat penyelesaian persediaan produk dalam proses awal harus diperhitungkan. Dalam departemen setelah departemen I, produk telah membawa harga pokok dari periode sebelumnya digunakan pertama kali untuk menentukan harga pokok produk yang ditransfer ke departemen berikutnya atau ke gudang.
METODE LIFO: CARA SAMA DENGAN FIFO, TETAPI DIBALIK PENCATATANNYA UE DG RUMUS BARU: UE= PS + (BDPrX%TP) – (BDPw X%TP)
Contoh Kasus Perusahaan Tiga Serangkai melakukan proses produksi dengan menggunakan sistem harga pokok proses. Data yang dihimpun pada bulan okt 2012 adalah sebagai berikut: Data produksi: BDP awal 600 unit dengan tingkat penyelesaian BB 90%, TK 80% dan BOP 70%. Anggaran untuk bulan Oktober yaitu 4800 unit. Produk selesai ditransfer ke gudang 4700 unit, sisanya 700 unit masih dalam proses akhir (BDPr) dengan tingkat penyelesaian BB 100% dan Konversi 65%.
3
03/12/2014
Data biaya: BDPw BB = Rp 175.000,00 BDPw TK = Rp 215.000,00 BDPw BOP = Rp 195.000,00 Tambahan biaya untuk bulan Oktober 2012: BB = Rp 1.312.500,00 TK = Rp 1.290.000,00 BOP = Rp 1.140.000,00
Diminta: 1. Buatlah laporan harga pokok produksi dengan perlakuan BDPw dengan: A. Metode rata-rata B. Metode FIFO C. Metode LIFO 2. Buat jurnal dan perhitungannya
Metode rata-rata
PT Tiga Serangkai Laporan Harga Pokok Produksi Bulan Oktober 2012
A. Laporan Produksi BDPw (BB 90%, TK 80%, BOP 70%) 600 unit Anggaran 4800 unit Produk selesai ditransfer ke gudang 4700 unit BDPr (BB 100%, TK 65%, BOP 65%) 700 unit 5400 unit
5400 unit
4
03/12/2014
B. Laporan pembebanan Biaya Jenis Biaya
Jumlah Biaya
Ekuivalen produk
Unit produk
BDPw BB BDPw TK BDPw BOP Anggaran BB Anggaran TK Anggaran BOP
Rp 175.000,00 Rp 215.000,00 Rp 195.000,00 Rp 1.312.500,00 Rp 1.290.000,00 Rp 1.140.000,00
5400 5155 5155
Rp 275,46 Rp 291,95 Rp 258,97
Rp 4.327.500,00
Rp 826,38
EP: BB = 4700 + (700 x 100%) = 5400 TK/BOP = 4700 + (700 x 65%) = 5155 Unit produk: BB = (175.000 + 1.312.500) : 5400 = 275,46 TK = (215.000 + 1.290.000) : 5155 = 291,95 BOP = (195.000 + 1.140.000) : 5155 = 258,97
c. Laporan perhitungan HP Produk Produk selesai = 4700 x Rp 826,38 = Rp 3.883.986 BDPr BB = 700xRp 275,46x100% = Rp 192.882 BDPr TK = 700x Rp 291,95x65%= Rp132.827,25 BDPr BOP = 700xRp 258,97x65%=Rp 117.831,35 Rp 443.490,6 Rp 4.327.476,6
Perusahaan Tiga Serangkai Jurnal Bulan Oktober 2012 Nama Perkiraan
Ref
Debit
BDP BB BDP TK BDP BOP Persediaan BDPw
Rp 175.000,00 Rp 215.000,00 Rp 195.000,00
BDP BB Persediaan BB
Rp 1.312.500,00
BDP TK Gaji dan Upah
Rp 1.290.000,00
BDP BOP Macam Biaya
Rp 1.140.000,00
Kredit
Rp 585.000,00
Rp 1.312.500,00
Rp 1.290.000,00
Rp 1.140.000,00
5
03/12/2014
Persediaan Barang Jadi BDP BB BDP TK BDP BOP
Rp 3.883.986
Persediaan BDPr BDP BB BDP TK BDP BOP
Rp 443.490
Rp 1.294.662 Rp 1.372.165 Rp 1.217.159
Rp 192.822 Rp 132.837 Rp 117.831
6