KEMAMPUAN MENYUSUN KARANGAN ARGUMENTASI OLEH SISWA KELAS XI SMK NEGERI 4 GORONTALO TAHUN PELAJARAN 2012/2013 OLEH RAHMAT BULOYO NIM 311 407 049 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA 2013 Anggota Penulis Rahmat Buloyo
(Koordinator)
Dr. Hj.Sayama Malabar
(Anggota Pembimbing I)
SALAM, S.Pd, M.Pd (Anggota Pembimbing II) ABSTRAK Rahmat Buloyo 2013. Kemampuan Menyusun Karangan Argumentasi oleh Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo Tahun Pelajaran 2012/2013. Skripsi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra dan Budaya. Universitas Negeri Gorontalo. Karangan argumentasi merupakan karangan yang memberikan alasan kuat dan meyakinkan mengenai suatu hal. Penalaran yang sehat dan didukung oleh penggunaan bahasa yang baik dan efektif. Hal ini didasarkan karena karangan digunakan sebagai dasar dan tujuan untuk menentukan bagaimana seseorang melakukan kegiatan menulis. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Kemampuan Menyusun Karangan Argumentasi oleh Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo tahun pelajaran 2012/2013. Selanjutnya tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan Kemampuan Menulis Siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo melalui karangan argumentasi. Manfaat penelitian yaitu diharapkan siswa mampu menerapkan keterampilan berbahasa yang dibelajarkan pada siswa lebih khusus pada keterampilan menulis. Kata kunci; Menyusun Karangan Argumentasi.
1
PENDAHULUAN
Standarisasi dan profesionalisme pendidikan yang sedang dilakukan dewasa ini menuntut pemahaman berbagai komponen sistem pendidikan. Mulyasa (2009 :4) Standar nasional pendidikan berfungsi sebagai pengikat kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) yang dikembangkan oleh setiap sekolah sesuai dengan karakteristik, kondisi dan kemampuan peserta didik didaerah masingmasing. Memahami uraian di atas, selayaknya setiap perubahan kurikulum diantisipasi dan dipahami oleh berbagai pihak. hal ini dikarenakan dalam implementasinya kurikulum sebagai rancangan pembelajaran memiliki kedudukan yang sangat strategis dalam keseluruhan kegiatan pembelajaran yang akan menentukan proses dan hasil belajar peserta didik, bahkan hasil pendidikan secara keseluruhan.
Dengan
KTSP
guru
dituntut
untuk
membuktikan
profesionalismenya, mereka dituntut untuk mengembangkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan kompetensi dasar (KD) yang dapat digali dan dikembangkan oleh peserta didik. Dalam implementasi kurikulum disekolah, guru dan kepala sekolah dituntut untuk senantiasa belajar dan mendapatkan informasi baru tentang pembelajaran dan peningkatan mutu pendidikan pada umumnya. Menulis juga sangat diperlukan untuk mengetahui serta menerapkan ide-ide baru disekolah, untuk melakukan reformasi sejalan dengan perubahan masyarakat dan perkembangan zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar adalah melalui program pendidikan di sekolah, khususnya melalui mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia
2
bertujuan untuk membina siswa mengembangkan keterampilan menggunakan bahasa Indonesia. Keterampilan menggunakan bahasa Indonesia itu meliputi keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis. Keempat keterampilan berbahasa itu saling berhubungan erat satu sama lain. Salah satu keterampilan berbahasa yang dibelajarkan pada siswa adalah kerampilan menulis. Kemampuan mengekspresikan apa yang telah dibaca dan disimak tidak hanya dapat dilakukan melalui berbicara, namun dapat juga dituangkan
melalui
kegiatan
menulis.
Menulis
merupakan
kegiatan
mengekspresikan informasi yang diterima dari proses menyimak dan membaca. Semakin banyak seseorang menyimak atau membaca semakin banyak pula informasi yang diterimanya untuk diekspresikan secara tertulis. Hal ini sesuai dengan pendapat Semi (2003:46) mengatakan bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis digunakan untuk mencatat, merekam, meyakinkan, melaporkan, menginformasikan sesuatu yang dapat mempengaruhi pembaca. Melalui kegiatan menulis para pembelajar dapat menyusun dan merangkai jalan pikiran dan mengemukakannya secara tertulis dengan jelas, lancar, dan komunikatif. Oleh karena itu menulis merupakan
salah satu keterampilan berbahasa yang
dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan penguasaan keterampilan menulis, diharapkan siswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang dimilikinya dalam berbagai jenis tulisan, baik fiksi maupun nonfiksi. Karena pentingnya keterampilan menulis, pengembangan pembelajaran menulis perlu ditingkatkan. Peningkatan pembelajaran menulis dapat dilakukan
3
melalui berbagai kegiatan. Menurut Semi (2003:40-42) kegiatan pengembangan pembelajaran menulis dapat dilakukan dengan kegiatan mengembangkan logika, melatih daya imajinasi, merangkai kata menjadi kalimat, dan merangkai kalimat menjadi paragraf. Hal ini dilakukan untuk mengaktifkan daya kreatif siswa dalam mengasah kecerdasan mereka. Hal ini sesuai pendapat Hidayat (2000: 1), yang menyatakan bahwa penyebab tidak tercapainya tujuan pembelajaran menulis kerena rendahnya tingkat penguasaan kosa kata sebagai akibatnya penguasaan keterampilan mikro bahasa seperti penggunaan tanda baca, kaidah-kaidah penulisan, diksi, penyusunan kalimat, dengan struktur yang benar sampai penyusunan paragraf. Oleh karena itu untuk mengemukakan gagasan secara tertulis kedalam bentuk-bentuk tulisan, menulis dapat dikembangkan menjadi 4 bentuk yaitu narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif
menurut Sudjana (2004:52) bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menjelaskan peristiwa dan kejadian yang ada sekarang. Dihubungkan dengan penelitian ini, yang akan dideskripsikan adalah Kemampuan menyusun karangan argumentasi siswa Kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo tahun pelajaran 2012/1013. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah tes kemampuan. Tes yang dimaksud untuk mendapatkan data yang jelas dan akurat tentang kemampuan siswa menyusun karangan argumentasi. Dalam penelitian ini siswa diberikan 2 tema yakni tema pendidikan dan kesehatan. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis. Karangan argumentasi diberi penilaian berdasarkan
4
aspek-aspek yang telah ditentukan. Aspek penilaian tersebut dinilai dari aspek menentukan topik karangan, menyusun kerangka karangan, dan menulis karangan argumentasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Kemampuan Siswa Menentukan Topik Karangan Argumentasi Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis karangan argumentasi adalah topik karangan. Karena,topik karangan merupakan bagian yang terpenting dalam menulis karangan argumentasi. Tanpa topik karangan kalimat yang ditulis tidak dapat dikatakan sempurna. Oleh sebab itu, untuk menjaga kekeliruan menulis karangan argumentasi oleh siswa perlu ditetapkan dan diarahkan kepada mereka tentang cara menulis topik karangan yang baik dan benar. Sebuah karangan argumentasi yang baik dan benar harus memperhatikan topik karangan argumentasi yang ditulis. Sesuai dengan data yang diperoleh dari siswa kelas XI SMK 4 Negeri Gorontalo, ternyata siswa belum memperhatikan topik karangan argumentasi yang baik dan benar. Dari hasil data di bawah menunjukkan bahwa pada tabel 3 kemampuan menentukan topik karangan argumentasi, siswa yang mendapat nilai baik siswa berjumlah 11 orang, dan siswa yang mendapatkan nilai cukup berjumlah 3 orang. Hal ini menunjukan pada kemampuan menentukan karangan topik karangan argumentasi sudah dapat dikatakan baik. kemampuan siswa menentukan topik karangan argumentasi berada pada kategori baik. Hal ini terlihat bahwa dari siswa yang memperoleh nilai baik berjumlah 11 orang (78,57%) sedangkan siswa mendapat nilai cukup berjumlah 3 orang (21,43%). Secara keseluruhan nilai siswa
5
kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo pada kemampuan siswa menentukan topik karangan berjumlah 80,78 dan berada pada kategori baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa rara-rata kemampuan siswa SMK Negeri 4 Gorontalo dalam menentukan topik karangan berada pada kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa siswa sudah mampu menentukan topik karangan tersebut. 4.1.2 Kemampuan Siswa Menyusun Kerangka Karangan Argumentasi Pada penyusunan karangan argumentasi salah satu komponen yang harus diperhatikan adalah kerangka karangan. Dalam artian bahwa siswa harus memperhatikan kerangka karangan argumentasi serta penulisan kerangka agar tidak terjadi kesalahan pada penyusunan karangan argumentasi. Kemampuan siswa menentukan kerangka karangan argumentasi pada tabel 5 di bawah menunjukan bahwa siswa yang mendapat nilai baik hanya berjumlah 2 orang sedangkan siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 12 orang. Dari hasil data di bawah menunjukan bahwa siswa sudah mampu serta memahami aspek kemampuan siswa menentukan kerangka karangan argumentasi. Dengan demikian siswa sudah dapat di kategorikan cukup. Karena, pada kegiatan ini merupakan suatu proses suatu proses yang terjadi secara bertahap untuk memahami isi serta tujuan menulis karangan argumentasi. Aspek menentukan kerangka karangan argumentasi harus memperhatikan kaidah-kaidah penulisan yang ada pada aspek tersebut. kemampuan siswa menentukan kerangka karangan argumentasi berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat siswa yang mendapat nilai baik berjumlah 2 orang (14,29%), dan siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 12 orang
6
(85,71%). Secara keseluruhan nilai siswa berjumlah 75,85 dan berada pada kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo dalam menentukan kerangka karangan argumentasi sudah mampu dan tergolong pada kategori cukup. 4.1.3 Kemampuan Siswa Menyusun Karangan Argumentasi. Pada bagian menyusun karangan argumentasi ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada menyusun karangan argumentasi yaitu kaidah atau sistematika penulisan, sehingga siswa dituntut harus benar-benar memahami serta mengerti pada penyusunan karangan argumentasi. Dari hasil penilaian menyusun karangan argumentasi siswa sudah dapat dikategorikan cukup. Hal ini terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik sekali berjumlah 1 orang (7,14%), dan 7 orang (50%) mendapatkan nilai baik. Sedangkan siswa mendapatkan nilai cukup berjumlah 6 orang (42,86%). Secara keseluruhan nilai siswa berjumlah 78,5 dan berada pada kategori cukup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan menyusun karangan argumentasi oleh siswa XI SMK Negeri 4 Gorontalo pada aspek penggunaan kosa kata yang baik dan benar sudah dapat dikategorikan cukup, dan siswa sudah dikatakan mampu.
Berdasarkan hasil kemampuan siswa menyusun karangan argumentasi yang telah diuraikan diatas, maka dapat diperoleh hasil bahwa siswa belum mampu menyusun karangan argumentasi yang baik dan benar. Hal ini terlihat dari
7
kemampuan siswa menentukan topik karangan, menentukan kerangka karangan, dan menyusun karangan argumentasi. Siswa yang menentukan topik karangan dan mendapatkan kategori baik berjumlah 11 orang (78,57%), serta siswa mendapat kategori cukup berjumlah 3 orang (21,43%) serta memperoleh nilai rata-rata berjumlah 80,78. Kemampuan siswa menyusun kerangka karangan argumentasi berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat siswa yang mendapat nilai baik berjumlah 2 orang (14,29%), dan siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 12 orang (85,71%). Secara keseluruhan nilai siswa berjumlah 75,85 dan berada pada kategori cukup. Sedangkan pada kemampuan menyusun karangan argumentasi siswa sudah dapat dikategorikan cukup. Hal ini terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik sekali berjumlah 1 orang (7,14%), dan 7 orang (50%) mendapatkan nilai baik. Sedangkan siswa mendapatkan nilai cukup berjumlah 6 orang (42,86%). Secara keseluruhan nilai siswa berjumlah 78,5 dan berada pada kategori cukup. Secara
keseluruhan
data kemampuan
siswa menyusun
karangan
argumentasi oleh siswa SMK Negeri 4 Gorontalo pada kemampuan menyusun karangan argumentasi mendapatkan kategori cukup. Hal ini menunjukan bahwa siswa yang mendapat nilai baik berjumlah 3 orang (21,43%), sedangkan siswa yang hanya memperoleh nilai cukup atau dikategorikan cukup hanya berjumlah 11 orang siswa (78,57%), dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai kurang atau kurang sekali. Dengan demikian kemampuan menyusun karangan argumentasi oleh siswa SMK Negeri 4 Gorontalo dan memperoleh nilai rata-rata yaitu 76,57%, dan sudah termasuk dalam kategori cukup.
8
Hasil pencapaian siswa yang mendapat kategori baik, bahkan secara keseluruhan mendapat kategori cukup, dipengaruhi oleh kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam data hasil belajar siswa yang hal ini juga turut mempengaruhi keberhasilan siswa maupun ketidak berhasilan siswa suatu proses pembelajaran. Adapun kesalahan-kesalahan yang penulis temukan pada hasil belajar siswa adalah sebagai berikut : 1. Kesalahan yang ditemukan pada kemampuan menentukan topik karangan siswa hanya melihat dari konteks yang sudah ada, tanpa memperhatikan kriteria yang ada pada topik karangan. 2. Kesalahan yang ditemukan pada kemampuan menentukan kerangka karangan, siswa tidak memperhatikan kaidah serta bentuk penulisan yang ada pada kriteria menulis kerangka karangan argumentasi sehingga siswa pada kerangka karangan argumentasi tidak menjelaskan serta hubungan apa yang ada pada kemampuan menulis kerangka karangan. 3. Kesalahan yang ditemukan pada kemampuan menyusun karangan argumentasi terdapat pada kalimat serta hubungan antar paragraf sehingga tidak diketahui maksud serta tujuan penulisan kemampuan menyusun karangan argumentasi. Selain kesalahan-kesalahan yang ditemukan dalam data hasil belajar siswa, berdasarkan pengamatan langsung saat guru bahasa indonesia memberikan materi, terdapat juga hambatan yang turut mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menyusun karangan argumentasi. Pada proses pembelajaran
minat siswa dalam keterampilan menulis
9
dengan
keterampilan berbahasa lain sangat kurang sehingga pada kegiatan belajar tidak maksimal. Siswa dalam melaksanakan tugas yang diberikan guru hanya sekedar untuk memenuhi proses belajar dan kurangnya latihan dalam kegiatan menulis lebih khususnya menulis karangan argumentasi. PENUTUP Kemampuan siswa menetukan topik karangan argumentasi. Hal ini terlihat bahwa dari siswa yang memperoleh nilai baik berjumlah 11 orang, sedangkan siswa mendapat nilai cukup berjumlah 3 orang. Secara keseluruhan nilai siswa kelas XI SMK Negeri 4 Gorontalo pada kemampuan topik karangan berjumlah 80,78 dan berada pada kategori baik. Kemampuan siswa menyusun kerangka karangan argumentasi pada hasil belajar siswa menentukan kerangka karangan argumentasi berada pada kategori cukup. Hal ini terlihat siswa yang mendapat nilai baik berjumlah 2 orang, dan siswa yang mendapat nilai cukup berjumlah 12 orang. Secara keseluruhan nilai siswa berjumlah 75,85 dan berada pada kategori cukup. Dari
hasil
menyusun
karangan
argumentasi
siswa sudah
dapat
dikategorikan cukup. Hal ini terlihat bahwa siswa yang mendapatkan nilai baik sekali berjumlah 1 orang , dan 7 orang mendapatkan nilai baik. Sedangkan siswa mendapatkan nilai cukup berjumlah 6 orang. Secara keseluruhan nilai siswa berjumlah 78,5 dan berada pada kategori cukup.
10
DAFTAR PUSTAKA Arikunto dan Suharsimi 1998
Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Finoza, Lamuddin 2004
Komposisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Insan Mulia.
Gie, Liang 1992
Pengantar Dunia Karang Mengarang, Jakarta: Liberty
Hidayat,Kosadi 1995 Keraf, Gorys 1982 Mahadin 2009
Mulyasa,E 2008
Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia,Bandung: Putra Abardin Argumentasi dan Narasi, Jakarta : PT. Gramedia Kemampuan siswa menulis paragraf argumentasi SMA Negeri 3Gorontalo suatu penelitian di kelas X tahun ajaran 2008/2009’,Gorontalo :U N G. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung : PT. Rosdakarya
Sapari, Nia Kurniati 2008 Kompetensi Berbahasa Indonesia, Semarang: CV. Cyas Putra Sudjana, Nana 1989 Penilaian Hasil Proses Belajar Menngajar, Bandung: PT. Rosda karya Sugiyono 2009 Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung : Alfabeta
11