2/8/2010
Oleh:
Fajar Budi S (2505100127) Dosen Pembimbing I :
Dosen Pembimbing II :
Prof.Dr.Ir. Udisubakti C., M.Eng.Sc.
Naning Arianti W., ST. MT. JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOVEMBER SURABAYA
1
2/8/2010
LATAR BELAKANG PERUMUSAN MASALAH TUJUAN RUANG LINGKUP MANFAAT
2
2/8/2010
Bagaimana menentukan prioritas industri potensial Sektor industri potensial yang merupakan sektor kegiatan basis ekonomi di Kabupaten Lamongan.
Mengetahui sektor industri basis di Kabupaten Lamongan. Menentukan sektor industri alternatif terbaik dilihat dari keterkaitan antar sektor yang tinggi, peningkatan output, peningkatan pendapatan daerah, dan kemampuan penyerapan tenaga kerja. Menentukan industri alternatif terbaik dari sektor industri terpilih untuk dikembangkan di Kawasan Industri Lamongan.
3
2/8/2010
BATASAN Sektor ekonomi yang
diamati hanya pada sektor industri. Tabel Input Output yang digunakan sebagai dasar adalah tabel input output Jawa Timur tahun 2006
ASUMSI Asumsi penggunaan metode Input Output diberlakukan Data yang digunakan representatif dan benar Infrastruktur pendukung industri yang direkomendasikan sudah tersedia di Kabupaten Lamongan Perbandingan total output sektor ekonomi sebanding dengan perbandingan PDRB.
Pemerintah Kabupaten Lamongan dapat mengetahui sektor industri basis yang bisa dikembangkan di Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Lamongan. Pemerintah Kabupaten Lamongan dapat mengetahui sektor industri alternatif terbaik dilihat peningkatan output, peningkatan pendapatan daerah, dan kemampuan penyerapan tenaga kerja dikembangkan di Kawasan Industri Terpadu Kabupaten Lamongan
4
2/8/2010
LOCATION QUOTIENT ANALISA INPUT OUTPUT MULTI CRITERIA DECISION MAKING ELECTRE III METODE PEMBOBOTAN ENTROPI
5
2/8/2010
6
2/8/2010
Pengolahan, Analisa dan Pembahasan Location Quotient
• sektor industri makanan, minuman dan tembakau; • sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; • sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; • sektor industri semen dan bahan galian bukan logam; • serta sektor industri pengolahan lainnya.
Agregasi Sektor No. Sektor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Nama Sektor Pertanian Pertambangan dan Penggalian Makanan, minuman dan tembakau Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki Barang Kayu dan hasil hutan Lainnya Kertas dan barang cetakan Pupuk, kimia dan barang dari karet Semen dan bahan galian bukan logam Logam dasar besi dan baja Alat angkutan, mesin dan peralatannya Barang lainnya (Industri pengolahan lainnya) Listrik, Gas dan Air Bersih BANGUNAN/KONTRUKSI PERDAGANGAN, HOTEL dan RESTORAN PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN JASA-JASA Barang atau jasa yang tidak digolongkan dimanapun
Kode sektor pada Tabel IO-110 1--37 38-41, 70 42-56 57-61 62 63 65-69,71-72 73-75 76-77 78-83 84 85-86 87 88-90 91-99 100-103 104-109 110
7
2/8/2010
• Sektor nomor 5 (sektor
industri kayu dan hasil hutan lainnya) memiliki nilai penganda output paling besar yaitu 1,90756.
Sektor nomor 6 (sektor industri kertas dan barang cetakan) memiliki nilai penganda pendapatan paling besar yaitu 19,7096.
8
2/8/2010
Sektor nomor 8 (sektor industri semen dan bahan galian bukan logam) memiliki nilai penganda tenaga kerja paling besar yaitu 2,858.
Dari tabel di samping dapat dilihat bahwa sektor nomor 5 (industri pupuk, kimia dan bahan dari karet) yaitu sebesar 2,2245.
9
2/8/2010
Electre III (1) Hasil Pembobotan
Tabel Inputcriteria
10
2/8/2010
Nilai Threshold
Output Electre III (1) Ranking Matrix Ranking matrix memiliki beberapa simbol antara lain I, P, P- dan R
11
2/8/2010
Final Graph Prioritas utama dalam pemilihan alternatif sektor industri adalah pada alternatif 1 (sektor industri makanan, minuman dan tembakau), 3 (sektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya) dan 4 (sektor industri semen dan bahan galian bukan logam) yang menempati posisi teratas.
Electre III (2) Hasil Pembobotan
12
2/8/2010
Tabel Inputcriteria
Nilai Threshold
13
2/8/2010
Output ELECTRE III (2) Ranking Matrix
Final Graph Prioritas utama dalam pemilihan alternatif sektor industri adalah pada alternatif 2 (industri pengalengan ikan) dan alternatif 3 (industri pengeringan/penggaraman ikan)
14
2/8/2010
Sensitivitas Berdasarkan hasil sensitivitas threshold dapat diketahui bahwa kriteria keterkaitan merupakan kriteria yang kritis
Berdasarkan hasil sensitivitas threshold dapat diketahui bahwa kriteria transfer teknologi merupakan kriteria yang kritis
15
2/8/2010
Kesimpulan Sektor industri basis yang ada di Kabupaten Lamongan: Sektor industri makanan, minuman dan tembakau; Sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; Sektor industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; Sektor industri semen dan bahan galian bukan logam; Sektor industri pengolahan lainnya.
Sektor industri potensial : Sektor industri makanan, minuman dan tembakau; Sektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya; Sektor industri semen dan bahan galian bukan logam. Alternatif industri potensial: Industri pengalengan ikan Industri pengeringan/penggaraman ikan
16
2/8/2010
Aprilina, Nur. 2001. Integrasi Metode Input Output dan Goal Programming untuk
Optimasi Perencanaan Sektor Industri yang Berwawasan Lingkungan di Propinsi Jawa Timur. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Amir, Hidayat dan Nazara, Suahasil. 2005. Analisis Perubahan Struktur Ekonomi (Economic Landscape) dan Kebijakan Strategi Pembangunan Jawa Timur Tahun 1994 dan 2000:Analisis Input-Output. Jurnal Ekonomi Pembangunan Indonesia, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia Badan Pusat Statistik Jawa Timur dan Lamongan (Berbagai terbitan) Buchanon, John et all. 1999. Project Ranking Using ELECTRE III. New Zelland. Tabucanon, Mario. T. 1988. Multiple Criteria Decision Making in Industri. Amsterdam : Elsevier Science. Kuncoro, Mudrajad. 2004. Otonomi dan Pembangunan Daerah. Jakarta : Erlangga Kuncoro, Mudrajad. 2007. Ekonomika Industri Indonesia : Menuju Negara Industri Baru 2030?. Yogyakarta : Andi. Kunhadi, Dedi. 2001. Aplikasi Metode Input Output untuk Pemilihan Sektor Industri yang Potensial Dikembangkan pada Tahun 2005 di Gerbangkertasusila. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya.
Pratama, Aris Setyo. 2009. Penerapan Metode Markov Chain dan ELECTRE III dalam
Perangkingan Alternatif Pengembangan Program Pemasaran Telkom Flexi PT. TELKOM DIVRE V. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS. Surabaya. Nazara, Suahasil. 1997. Analisis Input Output. Jakarta : LPFEUI Nino Prasetyo. 2002. Pemilihan Sektor-Sektor Industri Potensial di Jawa Barat untuk Dikembangkan pada Tahun 2004 dengan Metode Input Output , Tugas Akhir Jurusan Teknik Industri FTI ITS. Surabaya. Pratiwi, Jessica Nina. 2009. Implementasi Model Input Output dalam Penentuan Prioritas Pengembangan Industri Kreatif di Jawa Timur. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Rudana, Nyoman. 2008. Analisa LQ ( Location Quotient ) di Propinsi Bali Dalam Menentukan Sektor Ekonomi Unggulan. Magister Administrasi Publik Manajemen Pembangunan Daerah STIA LAN, Jakarta. Tarigan, Robinson. 2007. Ekonomi Regiona : Teori dan Aplikasi. Jakarta : Bumi Aksara. Tambunan, Tulus T.H.. 2001. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Ghalia Indonesia. Utama, Putri Paramita. 2007. Evaluasi Pemilihan Teknik pengolahan Sampah Padat di Kota Surabaya dengan Menggunakan Metode ELECTRE III. Laporan Penelitian Tugas Akhir. Jurusan Teknik Industri ITS, Surabaya. Wardaya, Anissa V. P. 2004. Perumusan Strategi dan Prioritas Pemilihan Alternatif Pengembangan Industri Sepatu dengan ELECTRE III. Tugas Akhir Mahasiswa Jurusan Teknik Industri ITS. Surabaya.
17