PEMANFAATAN MEDIA PERMAINAN KARTU ANGKA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DALAM OPERASI HITUNG BILANGAN CACAH DI SD (Studi di Kelas II SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen Tahun Ajaran 2008/2009)
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi strata I (S-I) untuk memperoleh gelar Sarjana pendidikan
Oleh I Made Kusumawinata 1102403036
KURIKULUM DAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2009
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi pada: Hari
: Senin
Tanggal
: 16 Pebruari 2009
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Daniel Purnomo, M.Si NIP. 131472259
Drs. Kustiono, M.Pd NIP. 132050301
Mengetahui, Ketua Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Drs. Budiyono, M.S NIP. 131693658
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah di pertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada: Hari
: Rabu
Tanggal
: 25 Pebruari 2009
Panitia Ujian Ketua
Sekretaris
Drs. Hardjono, M.Pd NIP. 130781006
Heri Triluqman BS, S.Pd NIP. 132308384 Penguji Utama
Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd NIP. 131570065
Penguji II/Pembimbing I
Penguji III/Pembimbing II
Drs. Daniel Purnomo, M.Si NIP. 131472259
Drs. Kustiono, M.Pd NIP. 132050301
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip dan dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, Januari 2009
I Made Kusumawinata NIM. 1102403036
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
DON’T LOOK BACK IN ANGER, BUT LOOK THE FUTURE WISELY
SEPI ING PAMRIH, RAME ING GAWE
PERSEMBAHAN Dari lubuk hatiku kupersembahan untuk: Ayahanda dan Ibunda tercinta, terimakasih atas segala kasih sayang, pengorbanan, doa serta motivasi dan dukungannya yang selalu tercurah untukku.... Kakak dan adik-adikku tersayang, serta semua keluarga besarku. Terima kasih atas semua motivasi, nasehat dan dukungannya ... Adinda Dian tersayang, terima kasih semangat dan motivasi yang luar biasa ini... Sahabat-sahabat terbaikku....
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan segala rahmat, hidayah, karunia dan bimbingan-Nya sehingga penyusunan skripsi dengan judul “Pemanfaatan Media Permainan Kartu Angka dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika dalam Operasi Hitung Bilangan Cacah di SD (Studi di Kelas II SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen)” sebagai syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan UNNES dapat terselesaikan. Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan penuh kerendahan hati penulis ucapkan banyak terimakasih kepada yang terhormat: Terima kasih penulis haturkan: 1. Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si; selaku Rektor Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan kesempatan bagi penulis untuk memperoleh pendidikan formal di UNNES
sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan dengan baik; 2. Drs. Hardjono, M.Pd; selaku Dekan Fakultas ilmu Pendidikan, yang telah memberikan ijin dan rekomendasi penelitian sehingga penelitian ini dapat dilangsungkan di SD Negeri Girimargo 1 dengan lancar; 3. Drs. Budiyono, M.S; Ketua Jurusan Kurikulum Kurikulum dan Teknologi Pendidikan beserta segenap jajaran Dosen Kurikulum dan Teknologi
vi
Pendidikan yang telah memberikan pembelajaran kepada mahasiswa dengan baik; 4. Drs. Daniel Purnomo, M.Si; selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan saran dan masukan dalam pembuatan skripsi ini. Terima kasih juga atas peminjaman bukunya; 5. Drs. Kustiyono, M.Pd; selaku dosen pembimbing II yang dengan sabar selalu membantu
dan
mengarahkan
serta
memberikan
masukan
terhadap
kesempurnaan skripsi ini. Terima kasih juga atas peminjaman bukunya; 6. Drs. Sugeng Purwanto, M.Pd; selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan sarannya dalam kesempurnaan penulisan skripsi ini; 7. Ayahanda dan Ibunda tersayang, Mas Agung, Buk Nung, Dek Adit, Dek Pipit, Mbah Kakung, Mbak Nie, Amin, Vidya dan semua keluargaku tercinta yang telah memberikan segala macam fasilitas, kasih sayang, doa, pengorbanan, motivasi dan dukungan, serta nasehatnya. 8. Adinda Dian tersayang dan keluarga di Wonogiri, terima kasih atas semua dukungan, motivasi dan semangatnya yang sangat luar biasa ini; 9. Nurul Hadi, S.Pd: selaku Kepala Sekolah SD Negeri Girimargo 1, terima kasih atas pemberian ijin penelitian; 10. Sri Sukayatmi selaku guru kelas II SD Negeri Girimargo 1 dan juga selaku Guru yang diamati selama proses penelitian, yang telah meluangkan waktu dan kelasnya sebagai tempat penelitian. Terima kasih atas segala bantuan selama proses penelitian berlangsung;
vii
11. Adik-adik kelas II SD Negeri Girimargo 1, selaku subjek siswa dalam penelitian ini, yang telah membantu kelancaran penelitian ini; 12. Sahabat-sahabat terbaik, Ertanto Adi Wibowo, Adi Sanjaya, Agus Bayu Nugroho, Oktariva Hamzah Arfah, Nanang Supriyanto, Dinar Rumpaka Sorgamaya, teman-teman kos di AZIS KOST (Wahyu Gunardianto, Danang Ariyanto, Mahendri Listianto) dan DEWI SARTIKA (Riky Nizar, Rizky Ganimasadi), terima kasih semuanya; 13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini. Semoga bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal kebaikan
dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan guna kelengkapan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Semarang, 2 Januari 2009
Penulis
viii
ABSTRAK Kusumawinata, I Made. 2009. Pemanfaatan Media Permainan Kartu Angka dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa pada Pembelajaran Matematika dalam Operasi Hitung Bilangan Cacah Di SD (Studi di Kelas II SD Negeri Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen). Skripsi 170+xxi Halaman. Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Daniel Purnomo. M.Pd, Pembimbing II: Drs. Kustiyono, M.Pd Kata Kunci: Pemanfaatan Media, Media Permainan Kartu Angka, Prestasi Belajar Siswa, Pembelajaran Matematika, Operasi Hitung, Bilangan Cacah. Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Salah satu tujuan pengajaran Matematika di SD menurut GBPP Matematika Sekolah Dasar (dalam Soedjadi, 2000:44) adalah menumbuhkembangkan keterampilan berhitung (menggunakan bilangan) sebagai alat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai induk dari berbagai cabang ilmu yang lain pembelajaran Matematika harus dilaksanakan dengan baik, apalagi Matematika oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan momok, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran Matematika. Guru harus menciptakan media pembelajaran yang menarik dan bisa membangkitkan minat siswa.Salah satunya yaitu dengan memperkenalkan kepada siswa berbagai macam alat permainan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Cara belajar sambil bermain masih dibutuhkan pada sekolah dasar terutama di kelas rendah, karena di usia itu anak masih dalam usia bermain. Penerapan permainan sambil belajar ini diharapkan dapat membangkitkan minat anak didik untuk belajar Matematika. Salah satu teknik permainan dalam pembelajaran Matematika yaitu dengan memperkenalkan alat permainan kartu angka. Teknik permainan kartu angka dibuat dan dimainkan sendiri oleh siswa, sesuai tugas dari guru. Siswa saling mengambilkan kartu dengan teman semeja sesuai dengan perintah dari guru. Kemudian siswa mengerjakan soal sesuai dengan kartu yang mereka dapat sendiri-sendiri. Hurlock (1981) dalam Sugiyanto (1995:20), menjelaskan bahwa anak pada kelas II SD yang rata-rata berusia 6-8 tahun masuk dalam kategori tahap bermain (play stage). Sehingga dalam proses pembelajarannya akan sangat cocok apabila disertai tehnik-tehnik permainan. Penelitian ini menggunakan prosedur penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika dan juga umtuk meningkatkan minat belajar siswa pada pelajaran Matematika operasi hitung bilangan cacah melalui media permainan kartu angka pada kelas II SD Girimargo 1 Kecamatan Miri Kabupaten Sragen tahun 2008/2009. Penelitian ini terdiri dari 3 siklus yaitu siklus I, siklus II dan siklus III. Hasil penelitian ini diperoleh dari tindakan kelas pada siklus I dan tindakan kelas ix
pada siklus II dan siklus III. Hasil penelitian ini terdiri dari hasil tes dan non tes. Hasil tes berupa hasil nilai belajar siswa setiap akhir siklus, yaitu siklus I, II dan III. Hasilnya kemudian dianalisa dan dijadikan tolok ukur keberhasilan setiap siklus. Sedangkan hasil non tes berupa data tentang aktivitas belajar guru dan siswa selama pembelajaran yang diperoleh melalui kegiatan observasi. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar individual siswa masih sangat rendah yaitu 25%, sedangkan persentase ketuntasan belajar kelas juga masih rendah yaitu 76%. Setelah dilakukan diskusi dan saran-saran perbaikan, nampak dalam tampilan siklus II ada perubahan-perubahan. Pada siklus II ini, persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah mulai mengalami peningkatan yaitu menjadi 40%, sedangkan persentase ketuntasan belajar kelas meningkat hingga mencapai 82%. Namun siklus II ini masih dipandang belum berhasil, sehingga perlu diadakan pelaksanaan siklus III. Dalam pelaksanaan siklus III didapatkan bahwa nampak adanya perubahan kemampuan siswa dalam belajar. Pada siklus III ini persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah yaitu 68%, sedangkan persentase ketuntasan belajar kelas mencapai 83%. Meningkatnya keaktifan siswa dan meningkatnya hasil prestasi siswa dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dalam penjumlahan dan pengurangan dengan permainan kartu angka pada kelas II SD Negeri Girimargo 1 Miri telah berhasil. Namun dalam setiap pembelajarannya harus tetap didukung oleh kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan aktifitas belajar siswa dikelas, seperti pemberian apersepsi dan motivasi serta penguatan pada siswa agar tetap giat belajar. Berdasarkan simpulan di atas, setelah diketahui bahwa dalam proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan, ternyata dapat membuat siswa lebih antusias dan tertarik, sehingga bisa mengatasi rasa bosan siswa terhadap mata pelajaran Matematika, maka disarankan; (1) Proses pembelajaran seperti ini hendaknya tetap dipertahankan, terutama di kelas-kelas rendah (2) Guru dalam mengajar hendaknya lebih memperhatikan gaya mengajar, karena dengan gaya mengajar guru yang lebih baik akan terjalin interaksi sosial dalam kelas secara baik pula, sehingga siswa lebih memperhatikan penjelasan dari guru dan tidak merasa tertekan dalam mengikuti proses belajar mengajar yang akhirnya siswa menjadi lebih aktif dalam belajar
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL.....................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING.................................................................
ii
PENGESAHAN ............................................................................................
iii
PERNYATAAN............................................................................................
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ..................................................................
v
KATA PENGANTAR ..................................................................................
vi
ABSTRAKS ..................................................................................................
ix
DAFTAR ISI.................................................................................................
xi
DAFTAR BAGAN .......................................................................................
xvi
DAFTAR GRAFIK.......................................................................................
xvii
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xviii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................
xix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................
xx
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
5
C. Rumusan Masalah .......................................................................
6
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................
7
1. Tujuan Penelitian ..................................................................
7
2. Manfaat Penelitian ................................................................
7
E. Penegasan Istilah.........................................................................
8
xi
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Landasan Teori............................................................................
11
1. Pembelajaran .........................................................................
11
a. Pengertian Pembelajaran.................................................
11
b. Prestasi Belajar................................................................
14
1) Pengertian Belajar .....................................................
14
2) Prestasi Belajar..........................................................
15
2. Media Pembelajaran..............................................................
18
a. Pengertian Media Pembelajaran......................................
18
b. Alasan Penggunaan Media..............................................
23
c. Dasar dan Kriteria Pemilihan Suatu Media.....................
25
3. Teori Bermain .......................................................................
25
a) Batasan Tentang Bermain ...............................................
26
1) Pandangan dari Sudut Pandang Psikoanalisa............
26
2) Pandangan dari Sudut Teori Belajar .........................
26
3) Pandangan dari Beberapa Tokoh Psikologi Lain ......
27
b) Perkembangan Bermain ..................................................
30
1) Tahap Penjelajahan (Exploratory Stage) ..................
30
2) Tahap Mainan (Toy Stage) ........................................
30
3) Tahap Bermain (Play Stage) .....................................
31
4) Tahap Melamun (Daydream Stage) ..........................
31
c) Fungsi dan Manfaat Alat Permainan...............................
32
1) Fungsi Alat Permainan..............................................
32
xii
2) Manfaat Permainan ...................................................
33
d) Kelebihan dan Kekurangan Permainan...........................
34
1) Kelebihan Permainan ................................................
34
2) Kelemahan Permainan ..............................................
35
4. Media Permainan Kartu Angka.............................................
36
a. Pengertian Permainan Kartu Angka................................
36
b. Nilai Edukatif Media Permainan Kartu Angka...............
39
5. Pembelajaran Matematika.....................................................
40
a. Definisi Matematika........................................................
40
b.
Latar Belakang Mata Pelajaran Matematika ..................
40
c. Tujuan Pembelajaran Matematika...................................
42
d. Ruang Lingkup................................................................
43
e. Proses Belajar Matematika..............................................
43
f. Alokasi Waktu Pembelajaran Matematika......................
44
B. Hipotesis......................................................................................
44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A Rancangan Penelitian ..................................................................
45
B Teknik Pengumpulan Data..........................................................
47
1) Obsevasi ................................................................................
47
2) Dokumentasi .........................................................................
48
C Prosedur Penelitian .....................................................................
48
1. Prosedur Penelitian Pada Siklus I .........................................
49
a. Perencanaan.....................................................................
49
xiii
b. Tindakan..........................................................................
49
c. Observasi.........................................................................
50
d. Refleksi ...........................................................................
51
2. Prosedur Penelitian pada Siklus II ........................................
51
a. Perencanaan.....................................................................
51
b. Tindakan..........................................................................
52
c. Observasi.........................................................................
52
d. Refleksi ...........................................................................
52
3. Prosedur Penelitian pada Siklus III .......................................
53
a. Perencanaan.....................................................................
53
b. Tindakan..........................................................................
53
c. Observasi.........................................................................
54
d. Refleksi ...........................................................................
54
D Teknik Analisis Data...................................................................
54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ...........................................................................
57
1. Pelaksanaan Siklus I..............................................................
57
a. Perencanaan.....................................................................
57
b. Tindakan..........................................................................
58
c. Observasi.........................................................................
60
d. Refleksi ...........................................................................
63
2. Pelaksanaan Siklus II ............................................................
66
a. Perencanaan.....................................................................
66
xiv
b. Tindakan..........................................................................
66
c. Observasi.........................................................................
69
d. Refleksi ...........................................................................
72
3. Pelaksanaan Siklus III ...........................................................
75
a. Perencanaan.....................................................................
75
b. Tindakan..........................................................................
76
c. Observasi.........................................................................
77
d. Refleksi ...........................................................................
81
B. Pembahasan ................................................................................
83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN A Simpulan .....................................................................................
92
B Saran............................................................................................
93
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
94
LAMPIRAN.................................................................................................
97
xv
DAFTAR BAGAN
Bagan 3.1
Judul
Halaman
Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan ..........................................
xvi
56
DAFTAR GRAFIK
Grafik
Judul
Halaman
1
Grafik Persentase Ketuntasan Belajar Siswa ..............................
91
2
Grafik Persentase Skor Ketercapaian Siswa ...............................
91
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
4.1
Silabus .........................................................................................
101
4.2
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I...........................................................
117
4.3
Analisis Hasil Tes Siklus I ..........................................................
120
4.4
Kisi-kisi Soal Tes Siklus II .........................................................
134
4.5
Analisis Hasil Tes Siklus II.........................................................
139
4.6
Kisi-kisi Soal Tes Siklus III ........................................................
156
4.7
Analisis Hasil Tes Siklus III .......................................................
163
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
01
Gambar Gedung dan Halaman SD Negeri Girimargo 1 .......
97
02
Gambar Proses Pembelajaran Siklus I ..................................
98
03
Gambar Proses Pembelajaran Siklus II .................................
99
04
Gambar Proses Pembelajaran Siklus III................................
100
xix
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran
Halaman
1
Gambar Gedung dan Halaman SD Negeri Girimargo 1 .......
97
2
Gambar Proses Pembelajaran Siklus I ..................................
98
3
Gambar Proses Pembelajaran Siklus II .................................
99
4
Gambar Proses Pembelajaran Siklus III................................
100
5
Silabus ...................................................................................
101
6
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ........................
106
7
Kisi-kisi Soal Tes Siklus I.....................................................
117
8
Soal Tes Kemampuan Siklus I ..............................................
118
9
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siklus I.............................
119
10
Analisis Hasil Tes Siklus I ....................................................
120
11
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II.......................
123
12
Kisi-kisi Soal Tes Siklus II ...................................................
134
13
Soal Tes Kemampuan Siklus II.............................................
135
14
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siklus II ...........................
137
15
Analisis Hasil Tes Siklus II...................................................
139
16
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .....................
142
17
Kisi-kisi Soal Tes Siklus III ..................................................
156
18
Soal Tes Kemampuan Siklus III ...........................................
157
19
Kunci Jawaban Tes Kemampuan Siklus III ..........................
160
20
Analisis Hasil Tes Siklus III .................................................
163
21
Kisi-kisi Lembar Observasi ..................................................
166
xx
22
Lembar Observasi Pengamat I ..............................................
167
23
Lembar Observasi Pengamat II.............................................
168
24
Surat Permohonan Ijin Penelitian .........................................
169
25
Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.....................
170
xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG Matematika sebagai salah satu ilmu dasar, dewasa ini telah berkembang amat pesat, baik materi maupun kegunaannya. Salah satu latar belakang pengajaran Matematika di SD menurut Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:93), yaitu matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Sebagai induk dari berbagai cabang ilmu yang lain pembelajaran Matematika harus dilaksanakan dengan baik, apalagi Matematika oleh sebagian besar siswa dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan momok, sehingga siswa kurang tertarik dalam mengikuti pelajaran Matematika. Berdasarkan penjelasan guru kelas II SD Negeri Girimargo 1, Ibu Sri Sukayatmi pada tanggal 5 Maret 2008, sebagian besar siswa kelas II kurang tertarik terhadap mata pelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari kurang antusiasnya siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan guru, lalu sebagian siswa terlihat mengantuk saat mengikuti pelajaran Matematika di kelas.
2
Permasalahan yang timbul dalam dunia pengajaran Matematika selalu ada. Para siswa sering mengalami hambatan dalam mencapai prestasi belajar yang baik. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, yang salah satunya adalah faktor siswa itu sendiri. Selama ini, motivasi dan minat belajar Matematika siswa masih rendah. Melihat gejala itu, sebagai guru harus dapat menciptakan suasana yang dapat meningkatkan minat belajar siswa. Oleh karena itu, minat siswa pada pelajaran Matematika harus ditanamkan sedini mungkin, yaitu mulai dari kelas-kelas rendah di tingkat SD. Guru di kelas akan berusaha sedapat mungkin untuk membangkitkan minat belajar siswanya dengan berbagai cara. Guru sebaiknya tidak hanya terpaku pada buku paket pengajaran sebagai media pembelajaran yang utama. Menurut Depdikbud (1998/1999:28), dari hasil penelitian yang telah dilakukan para praktisi pendidikan menunjukkan bahwa sebagian guru-guru SD mengandalkan buku teks yang berupa buku paket pengajaran sebagai media pembelajaran yang utama. Oleh karena itu, guru harus menciptakan media pembelajaran yang menarik dan bisa membangkitkan minat siswa. Salah satunya yaitu dengan memperkenalkan kepada siswa berbagai macam alat permainan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Cara belajar sambil bermain masih dibutuhkan pada sekolah dasar terutama di kelas rendah, karena di usia itu anak masih dalam usia bermain. Penerapan permainan sambil belajar ini diharapkan dapat membangkitkan minat anak didik untuk belajar Matematika.
3
Sudono (1995:3), menjelaskan bahwa pada umumnya anak-anak belajar sambil bermain. Ketika bermain, mereka mengekspresikan diri dengan bebas tanpa ada paksaan. Sedangkan Jean Piaget dan Montessori (dalam Sudono, 1995:3), menyatakan bahwa cara belajar yang terbaik bagi anak adalah melalui bermain. Sugianto (1995:2), menjelaskan bermain adalah suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak, dan bermain adalah suatu kebutuhan yang sudah ada dalam diri anak. Dengan demikian, anak dapat mempelajari berbagai keterampilan dengan senang hati, tanpa merasa terpaksa atau dipaksa untuk mempelajarinya. Bermain mempunyai banyak manfaat dalam mengembangkan keterampilan anak, sehingga anak lebih siap untuk menghadapi lingkungannya dan lebih siap untuk mengikuti pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi. Menurut
Hurlock
(1978:323),
bermain
dapat
mempengaruhi
perkembangan anak. Dalam hal pendidikan, Hurlock menjelaskan bahwa bermain dapat dijadikan sebagai media pendidikan yang baik bagi anak. Dalam hal ini bermain dapat dijadikan sebagai: (1)
Sumber Belajar, karena bermain memberi kesempatan kepada anak untuk mempelajari berbagai hal yaitu melalui buku, televisi, atau menjelajah lingkungan, yang tidak diperoleh anak dari belajar di rumah atau di sekolah.
(2)
Rangsangan bagi kreativitas, melalui eksperimen dalam bermain, anak akan menemukan bahwa merancang sesuatu yang baru dan berbeda
4
dapat menimbulkan kepuasan. Selanjutnya mereka dapat mengalihkan minat kreatifnya ke situasi di luar bermain. Salah satu teknik permainan dalam pembelajaran Matematika yaitu dengan memperkenalkan alat permainan kartu angka. Teknik permainan kartu angka dibuat dan dimainkan sendiri oleh siswa, sesuai tugas dari guru. Siswa saling mengambilkan kartu dengan teman semeja sesuai dengan perintah dari guru. Kemudian siswa mengerjakan soal sesuai dengan kartu yang mereka dapat sendiri-sendiri. Teknik permainan ini sangat cocok diterapkan pada siswa SD kelas rendah misalnya kelas II, karena anak di usia itu masih dalam usia bermain. Menurut
Aristoteles
(dalam
Suryabrata,
1987:194)
sifat-sifat
anak
digolongkan sebagai berikut: a. Face I dari usia 0 - 7 tahun, masa anak kecil, masa bermain. b. Face II dari usia 7 - 14 tahun, masa anak, masa belajar, masa sekolah. c. Face III dari usia 14 - 21 tahun, masa remaja atau pubertas, masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa. Berdasarkan teori dari Aristoteles tersebut, anak pada kelas II yang rata-rata berusia 6-8 tahun akan sangat cocok apabila dalam pembelajaran di kelas disertai dengan metode-metode permainan. Dengan penerapan metode permainan kartu angka ini, diharapkan akan bisa membantu meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, sehingga prestasi belajar siswa dapat meningkat.
5
Hal-hal tersebut di atas yang menjadikan alasan mengapa penulis mencoba menerapkan penggunaan media permainan kartu angka untuk meningkatkan prestasi belajar Matematika pada siswa kelas II di SD Girimargo 1.
B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diidentifikasikan permasalahan yang timbul pada pembelajaran Matematika kelas II SD Negeri Girimargo 1 sebagai berikut: 1. Pembelajaran masih terpusat pada guru. Pelaksanaan
pembelajaran
Matematika
yang
selama
ini
berlangsung di SD Negeri Girimargo 1 masih berpusat pada guru (teacher oriented) sehingga siswa tidak dilibatkan secara total, sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran masih rendah, dan hal ini menyebabkan prestasi belajar Matematika siswa masih rendah. 2. Pembelajaran Matematika belum mengoptimalkan media pembelajaran. Berdasarkan pengamatan peneliti, selama ini guru belum mengoptimalkan media pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran Matematika yang berlangsung. Akibatnya siswa hanya menghafalkan semua perintah guru, sehingga perubahan tingkah laku hanya menekankan pada ranah kognitif-ingatan saja, sedangkan ranah psikomotorik dan afektif kurang diperhatikan 3. Aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran masih rendah
6
Aktivitas dan minat siswa dalam pembelajaran Matematika di SD Nederi Girimargo 1 masih rendah. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar Matematika siswa SD Negeri Girimargo 1. Menurut data monografi SD Negeri Girimargo 1 pada tahun 2007/2008, nilai rata-rata kelas II semester I pada tahun ajaran 2007/2008 yaitu 5,5. Berdasarkan hasil observasi peneliti, sebagian besar siswa kelas II masih kurang terampil dalam penjumlahan dan pengurangan. Beberapa hal yang menjadi
penyebab
kurang
terampilnya
dalam
penjumlahan
dan
pengurangan tersebut antara lain: (1) Kurangnya minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika, karena Matematika dianggap mata pelajaran yang sulit bagi sebagian besar siswa, (2) Terbatasnya sumber belajar, (3) Kurangnya bimbingan dan dukungan dari sebagian orang tua kepada anaknya dalam belajar, (4) Siswa lebih suka bermain daripada belajar.
C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan identifikasi permasalahan di atas, maka permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah dengan menggunakan media permainan kartu angka dalam proses pembelajaran Matematika dalam materi operasi hitung bilangan cacah, prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Girimargo 1 dapat meningkat?
7
D. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Tujuan Penelitian a. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika b. Untuk meningkatkan minat dan keaktifan belajar siswa dalam mata pelajaran Matematika melalui media permainan kartu angka c. Untuk mengenalkan pembelajaran Matematika melalui media permainan kartu angka kepada siswa.
2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis Memberikan
pemahaman
terhadap
guru-guru
dalam
upaya
meningkatkan pembelajaran Matematika dengan memanfaatkan media pembelajaran permainan kartu angka. b. Manfaat praktis 1) Manfaat bagi guru a) Memberikan masukan kepada guru-guru tentang pentingnya penggunaan media dalam proses pembelajaran Matematika. b) Mengembangkan kegiatan pembelajaran Matematika yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa dengan indikasi keterlibatan secara aktif dari seluruh siswa di dalam kelas.
8
2) Manfaat bagi siswa a) Dengan
pemanfaatan
media
permainan
kartu
angka
memungkinkan siswa meningkatkan prestasi belajar Matematika karena pembelajaran berlangsung kontekstual dan partisipatif. b) Diperolehnya pemahaman tentang Matematika, sehingga siswa memiliki konsep yang konkret dan dapat dimanfaatkan dalam kehidupan di masyarakat.
E. PENEGASAN ISTILAH Untuk menghindari penafsiran yang salah, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah dalam penelitian, yaitu sebagai berikut: 1. Pemanfaatan: Menurut Novianto (2002:346), pemanfaatan berasal dari kata dasar manfaat, yang berarti guna, faedah, laba. 2. Media permainan kartu angka: a) Media: Menurut Sadiman (2002:6), media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.
9
b) Permainan: Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:544), permainan adalah sesuatu yang
digunakan
untuk
bermain,
barang
atau
sesuatu
yang
dipermainkan, mainan. Sedangkan menurut Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1998:1) permainan merupakan kata benda jadian untuk memberi sebutan pada sesuatu yang jika dilakukan dengan akan membuat senang. c) Kartu angka: Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:392) kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hampir sama dengan karcis). Sedangkan angka Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:37) adalah tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan, nomor. Dengan demikian, kartu angka adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang yang berisi angka. Sedangkan yang dimaksud penulis dengan istilah permainan kartu angka dalam operasi hitung bilangan cacah secara lengkap adalah sebagai berikut: (1)
Pada saat pembelajaran Matematika dalam penjumlahan dan pengurangan, menggunakan kartu angka,
(2)
Tiap siswa membuat sendiri kartu angka mereka, masing-masing 200 kartu angka,
(3)
Tiap siswa mempunyai kartu angka yang sewaktu-waktu siap digunakan,
10
(4)
Setiap siswa saling mengambilkan kartu angka dengan teman satu meja masing-masing,
(5)
Tiap-tiap siswa memasang-masangkan dua kartu angka untuk dijumlahkan atau dikurangi sesuai dengan kartu yang didapatnya,
(6)
Tiap siswa tidak sama pekerjaannya karena kartu diambil secara acak, tetapi bilangan masih dalam satu pokok bahasan.
3. Upaya meningkatkan: Upaya menurut Novianto (2002:552), yaitu usaha atau syarat untuk menyampaikan sesuatu maksud. Dengan demikian upaya meningkatkan adalah usaha atau syarat untuk meningkatkan suatu maksud tertentu. 4. Prestasi Belajar: Menurut Poerwadarminto (1996:700), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dilambangkan oleh mata pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh tes ataupun angka yang diberikan oleh guru. 5. Pembelajaran Matematika: Nasution (2000:75), mendefinisikan pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, guru berfungsi sebagai fasilitator Menurut Soedjadi (2000:11), Matematika adalah cabang ilmu pengetahuan eksak dan terorganisir secara sistematik 6. Operasi hitung: Menurut Tim Bina Karya Guru (2006:1), operasi hitung yaitu operasi bilangan dalam penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perkalian.
11
7. Bilangan cacah: Menurut Tim Bina Karya Guru (2006:2), bilangan cacah yaitu bilanganbilangan dari 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan seterusnya 8. SD Negeri Girimargo 1: SD Negeri Girimargo 1 adalah tempat penelitian dilaksanakan. SD Negeri Girimargo 1 berada di Jalan Kartini, Girimargo, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen.
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI 1. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Nasution (2000:75), mendefinisikan pembelajaran adalah usaha sadar guru untuk membantu siswa atau anak didik agar dapat belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya, guru berfungsi sebagai fasilitator. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh guru sedemikian rupa sehingga tingkah laku siswa berubah ke arah yang lebih baik (Darsono, dkk, 2000:24). Menurut Suyitno (1997:1), pembelajaran adalah upaya menciptakan iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan peserta didik yang beragam agar terjadi interaksi optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa. Menurut Sudjana (1986:12), pengertian pembelajaran adalah kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar guru dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Ada empat persoalan yang menjadi komponen utama yang harus dipenuhi dalam pembelajaran. Keempat
13
komponen tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya. Keempat komponen tersebut yaitu tujuan, metode dan alat serta penilaian. Tujuan dalam proses belajar mengajar merupakan komponen pertama yang harus ditetapkan dalam proses pengajaran, tujuan tersebut
berfungsi
sebagai
indikator
keberhasilan
pengajaran.
Komponen yang kedua yaitu metode dan alat. Metode dan alat digunakan dalam pengajaran dipilih atas dasar tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Komponen yang lain adalah penilaian, penilaian dilakukan untuk mengetahui ketercapaian suatu tujuan pembelajaran, yaitu menghasilkan perubahan seperti yang disebut dalam pengertian belajar. Peranan guru dalam kegiatan belajar dan pembelajaran adalah membentuk siswa mencapai tujuan belajar yang telah ditentukan. Untuk tujuan tersebut siswa melakukan kegiatan belajar, dengan cara dan kemampuan masing-masing. Menurut beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran merupakan proses melibatkan guru dengan semua komponen, tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian. Jadi proses pembelajaran merupakan suatu sistem yang saling terkait antar komponen di dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan Pembelajaran yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran tentang mata pelajaran Matematika dalam
14
operasi hitung bilangan cacah. Pembelajaran yang akan dilaksanakan ini memanfaatkan media permainan kartu angka sebagai sarana pembelajaran dalam mata pelajaran Matematika. b. Prestasi Belajar. 1) Pengertian Belajar Banyak ahli di bidang pendidikan yang mencoba memberikan definisi atau pengertian tentang belajar yang ditinjau dari berbagai aspek sehingga muncul berbagai macam pengertian belajar. Konsep tentang belajar banyak didefinisikan oleh pakar psikologi. Morgan, dkk yang dikutip oleh Anni, dkk (2005:2), menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan tingkah laku yang relatif tetap dan terjadi sebagai hasil latihan dan pengalaman. Gagne dan Berliner yang dikutip oleh Anni, dkk (2005:2), menyatakan bahwa belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. Sedangkan Sudjana (1989:5) menuliskan definisi belajar adalah proses yang disadari dengan perubahan pada diri seseorang sebagai hasil proses dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain pada individu yang belajar. Perubahan tingkah laku tersebut disebabkan karena adanya interaksi.
15
Skinner
(dalam
Dimyati
dan
Mudjiono,
1994:9),
berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak belajar maka responnya menurun. Berdasarkan
pengertian
belajar
dari
banyak
ahli
pendidikan tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pengertian belajar secara umum adalah suatu kegiatan yang mengakibatkan terjadinya perubahan tingkah laku dan sikap, yaitu dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak baik menjadi baik, yang mana perubahan tingkah laku ini dengan didahului oleh proses pengalaman, dan perubahannya bersifat relatif permanen. 2) Prestasi Belajar Secara
etimologi,
prestasi
dapat
diartikan
sebagai
kemampuan, ketrampilan atau sikap seseorang dalam melakukan sesuatu hal. Sedangkan yang dimaksud prestasi belajar adalah hasil kerja secara maksimal (Rifai, dalam Hamalik, 1992:14). Sedangkan menurut Gozali yang dikutip oleh Hamalik (1992:14), prestasi berarti hasil kerja dalam suatu lapangan yang telah dicapai dengan sangat mengagumkan. Kesimpulannya prestasi adalah hasil interaksi antara beberapa faktor yang mempengaruhi baik dari dalam individu
16
maupun luar individu yang bersangkutan sehingga diperoleh hasil kerja yang maksimal. Pengertian prestasi belajar menurut beberapa tokoh antara lain yaitu prestasi belajar menurut Purwanto (1994:84) adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Menurut Poerwadarminto (1996:700), prestasi belajar adalah
penguasaan
pengetahuan
atau
keterampilan
yang
dilambangkan oleh mata pelajaran yang lazim ditunjukkan oleh tes ataupun angka yang diberikan oleh guru. Menurut KBBI (1995:787) pretasi belajar adalah penguasaan ketrampilan atau pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Winkel yang dikutip oleh Wicaksono (2003:6), menjelaskan bahwa prestasi belajar adalah bukti usaha yang dapat dicapai. Arikunto (dalam Wicaksono, 2003:6), menjelaskan prestasi belajar adalah hasil belajar siswa setelah menguasai atau belum menguasai secara keseluruhan suatu bahan pelajaran sehingga perlu adanya suatu perbaikan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan setiap kegiatan belajar menghasilkan suatu perubahan yang khas yaitu hasil belajar. Hasil belajar ini akan tampak dalam suatu prestasi yang
17
dicapai oleh siswa yaitu tingkat keberhasilan siswa yang dicapai dalam usaha belajar pada jenjang pendidikan tertentu yang dinyatakan dalam angka yang tercantum pada buku rapor pada tiap semester. Untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik sangat tergantung dari faktor yang mempengaruhi belajar. Menurut Anni (2004:11), faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah sebagai berikut: (a) Faktor pada diri orang yang belajar (faktor internal), yang masih dapat dibagi menjadi dua: 1) keadaan fisik, keadaan fisik yang sehat, kuat, akan menguntungkan hasil belajar, 2) keadaan mental atau psikologi, yaitu fungsi-fungsi yang berperan dalam hubungannya dengan belajar yakni: ingatan, perhatian, minat, kecerdasan, motivasi, kemauan dan pikiran. (b) Faktor diluar diri orang yang belajar (faktor eksternal), yang terdiri dari tiga macam: 1) alam atau fisik seperti iklim, sirkulasi udara, keadaan cahaya dan sebagainya, 2) faktor sosial
atau
psikologis,
disini
yang
terutama
faktor
pembimbing/guru yang mengarahkan serta membimbing kegiatan orang yang belajar serta yang menjadi salah satu sumber materi belajar, 3) sarana-prasarana baik fisik maupun non fisik memainkan peranan penting dalam mencapai hasil
18
belajar
(gedung,
kelas,
perlengkapan,
laboratorium,
perpustakaan, buku pelajaran, alat-alat peraga), sedang suasana yang paedagogis, tenang, gembira, adalah saranaprasarana yang non fisik. Dari penjelasan tentang faktor yang mempengaruhi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar itu tidak dapat dicapai secara kebetulan saja, tetapi harus diusahakan melalui berbagai usaha. Prestasi belajar juga merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan melalui proses perubahan tingkah laku yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang kualitasnya diukur dengan nilai tes atau angka nilai serta kemampuan intelektual moral dan ketrampilan.
2. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Pembelajaran Dalam proses pembelajaran kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting. Dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada anak didik dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat mewakili apa yang kurang mampu diucapkan oleh guru melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan
19
dengan kehadiran media. Dengan demikian, anak didik lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Menurut Sadiman, dkk (2002:6), media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang berarti perantara yang dipakai untuk menunjukkan alat komunikasi. Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran menurut Briggs yang dikutip oleh Sadiman, dkk (2002:6), adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar seperti buku, film, kaset, film bingkai, dan lain-lain. Sementara itu, Gagne yang dikutip oleh Sadiman, dkk (2002:6), mendefinisikan media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and Communication Tecnology/AECT) di Amerika membatasi media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan /informasi. Sedangkan menurut Asosiasi Pendidikan Nasional (National Education Association/NEA) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca.
20
Dari beberapa definisi media yang dikemukakan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Media yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran itu banyak jenisnya, namun demikian media itu dapat diklasifikasikan menjadi media visual (media gambar dan grafis, media papan, media dengan proyeksi), media audio (tape recorder dan radio), media audio visual (televisi, VCD, internet, video cassete), benda asli dan orang. Peta termasuk pada klasifikasi media visual karena berbentuk gambar dan grafis tentang permukaan bumi. Dalam kerangka proses pembelajaran yang dilakukan guru, dengan digunakannya media pembelajaran maka peserta didik yang terlibat dalam kegiatan tersebut dapat terhindar dari gejala verbalisme atau mengetahui kata-kata yang disampaikan guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Menurut Sadiman, dkk (2002:16), secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut: 1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)
21
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: a) Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model b) Objek yang kecil, bisa dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar c) Gerak yang terlalu cepat atau terlalu lambat, dapat di bantu dengan high speed photography atau timeplase d) Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal e) Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain f) Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain 3) Dengan menggunakan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat diatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: a) Menimbulkan kegairahan belajar b) Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan
22
c) Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya 4) Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru akan banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus dibatasi sendiri. Apalagi bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat dibatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a) Memberikan perangsang yang sama b) Mempersamakan pengalaman c) Menimbulkan persepsi yang sama. Sudjana dan Rifai yang dikutip oleh Arsyad (2004:24), mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa, antara lain: 1) Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar 2) Bahan pengajaran akan lebih jelas maknamya, sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pengajaran 3) Metode pengajaran akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru,
23
sehingga siswa tidak bosan dan guru kehabisan tenaga, apalagi jika guru mengajar pada setiap jam pelajaran 4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain b. Alasan Penggunaan Media Menurut Sadiman, dkk (2002:10), penggunaan media dalam proses pembelajaran pada dasarnya bertitik tolak pada dua hal yaitu: 1) Belajar Merupakan Perubahan Perilaku Belajar dipandang sebagai perubahan perilaku peserta didik. Perubahan perilaku ini tidak terjadi dengan sendirinya tetapi melalui suatu proses. Proses perubahan perilaku ini dimulai dari adanya rangsangan yaitu peserta didik menangkap rangsang kemudian mengolahnya sehingga membentuk suatu persepsi. Semakin baik rangsangan yang diberikan, semakin kuat persepsi peserta didik terhadap rangsangan tersebut. Pembentukan persepsi harus diupayakan secara kuat oleh guru agar terbentuk suatu pengalaman belajar murid yang bermakna. Tetapi adakalanya pembentukan persepsi dapat terganggu karena terdapat kekurangan atau hambatan dalam alat indera, minat, pengalaman, kecerdasan, perhatian serta kejelasan objek
yang
akan
dikenal.
Untuk
menanggulangi
24
kekurangan/hambatan terbentuknya persepsi harus diupayakan suatu bentuk alat bantu yang memudahkan atau mengurangi hambatan-hambatan penguasaan kemampuan peserta didik. Oleh karena itu digunakanlah media pembelajaran sebagai pemecahan. 2) Belajar Merupakan Proses Komunikasi Proses belajar mengajar pada hakekatnya merupakan proses
komunikasi.
Proses
komunikasi
adalah
proses
menyampaikan pesan dari sumber pesan melalui saluran atau media
tertentu
ke
penerima
pesan.
Pesan
yang
akan
dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada dalam kurikulum. Pesan berupa isi ajaran dan didikan yang ada di kurikulum dituangkan oleh guru atau sumber lain ke dalam simbol-simbol komunikasi baik simbol verbal maupun simbol non verbal atau visual. Selanjutnya penerima pesan menafsirkan simbol-simbol komunikasi tersebut sehingga diperoleh pesan. Dalam proses penyampaian pesan tersebut tidak selamanya sukses, karena terdapat beberapa hambatan baik yang ditimbulkan dan pemberi pesan ataupun dari penerima pesan. Media pendidikan sebagai salah satu sumber belajar yang dapat menyalurkan pesan dapat membantu mengatasi hal tersebut. Perbedan gaya belajar, minat, intelegensi, keterbatasan daya indera, cacat tubuh atau hambatan jarak geografis, jarak waktu dan
25
lain-lain dapat dibantu diatasi dengan pemanfaatan media pendidikan. c. Dasar dan Kriteria Pemilihan Suatu Media Sebelum memutuskan untuk menggunakan media tertentu dalam suatu peristiwa pembelajaran, seorang guru perlu memahami dasar-dasar dan kriteria yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan suatu media. Menurut Sadiman, dkk (2002:82), dasar-dasar dan kriteria pemilihan media seharusnya: 1) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran dan bahan pembelajaran yang akan disampaikan dan dicapai 2) Memilih media harus disesuaikan dengan kemampuan guru, baik dalam pengadaannya dan penggunaannya 3) Memilih media harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat. 4) Memilih media harus memahami karakter dari media itu sendiri. 5) Memilih media harus berdasarkan pada karakteristik fase perkembangan peserta didik.
3. Teori Bermain Selama ini, usaha untuk mendapatkan pengertian lengkap dan luas tentang bermain menjadi sulit dilaksanakan karena masing-masing tokoh
26
meninjau bermain dari aspek yang berbeda pula. Untuk mencapai kesepakatan tentang batasan bermain, maka kegiatan bermain perlu dilihat sebagai suatu perilaku yang menyeluruh pada manusia dan binatang serta diperlukan penelitian yang sistematik. a) Batasan Tentang Bermain Berikut ini akan penulis jelaskan tentang pandangan bermain menurut beberapa sudut pandang tokoh: 1) Pandangan dari Sudut Pandang Psikoanalisa Sigmund Freud, Bapak Psikoanalisa, (dalam Sugianto, 1995:7), memandang bermain sama seperti fantasi atau lamunan. Freud tidak mengemukakan pengertian bermain tetapi ia memandang bermain sebagai salah satu cara yang digunakan seorang anak untuk mengatasi masalah yang dihadapi. Pandangan Freud tentang bermain akhirnya memberi ilham atau inspirasi pada para ahli jiwa untuk menggunakan bermain sebagai alat diagnosa ataupun mengobati anak yang bermasalah. 2) Pandangan dari Sudut Teori Belajar Menurut salah satu tokohnya yaitu Schlosberg yang dikutip oleh Sugianto (1995:8). Bermain akan mempengaruhi belajar dan seleksi dari respon-respon terhadap rangsang yang ada di lingkungannya. Sesuai dengan teori belajar, maka suatu akan diulang bila mendapat penguat seperti pujian, penghargaan dari
27
lingkungan. Dengan demikian, suatu perilaku bermain tertentu juga akan diulang karena adanya pengalaman yang menyenangkan yang pernah diperoleh anak sebelumnya. Misalnya anak yang bermain panjat-panjatan pohon akan mengulang kegiatan ini karena pujian yang diberikan orang-orang tentang keberanian dan keterampilannya. 3) Pandangan dari Beberapa Tokoh Psikologi lain Menurut Lev Vigotsky dalam Sugianto (1995:9), bermain akan membantu perkembangan bahasa dan berpikir. Struktur mental terbentuk melalui penggunaan tanda-tanda (signs) serta alat-alat, dan bermain dapat membantu pembentukan struktur tersebut. Bermain juga membebaskan anak dari ikatan atau hambatan yang didapat dari lingkungan anak. Dalam hal ini bermain memberi kesempatan pada anak untuk melakukan kontrol yang lebih besar terhadap situasi yang dihadapi daripada yang mereka hadapi dalam realitas. Anak-anak bermain menggunakan arti-arti (meanings) tertentu selain dengan objek-objek sebagai usaha untuk terbebas dari realitas. Dengan demikian, anak dapat mencapai proses berpikir yang lebih tinggi melalui bermain karena adanya penggunaan ‘arti’, dan imajinasi. Singer yang dikutip oleh Sugianto (1995:9), memandang bermain khayal merupakan usaha anak untuk menggunakan
28
kemampuan fisik dan mental guna mengatur atau mengorganisasi pengalaman-pengalaman. Bermain digunakan oleh anak-anak untuk menjelajahi dunianya, mengembangkan kompetensi dalam usaha mengatasi dunianya dan mengembangkan kreativitas anak. Ellis yang dikutip oleh Sugianto (1995:9), berusaha memahami bermain sebagai bentuk pemrosesan informasi. Menurut Ellis, mahluk hidup secara mental selalu aktif. Mereka terus-menerus berusaha membuat informasi yang sudah diperoleh menjadi berarti. Bila seseorang mempunyai informasi yang terlalu sedikit atau terlalu banyak, akan ada perasaan tidak nyaman sehingga perlu diciptakan keseimbangan. Oleh karena itu, ia akan berhenti menaruh perhatian terhadap hal-hal yang dianggap berlebihan. Kita juga akan melamun bila merasa bosan. Melamun terjadi bila terlalu sedikit informasi yang dating kepada kita. Anak kecil menggunakan bermain sebagi cara untuk menciptakan keseimbangan tersebut. Anak dapat menciptakan informasi dari dalam dirinya sendiri melalui bermain khayal. Teori Robert White tentang motivasi untuk kompetensi (competence motivation) juga digunakan untuk menjelaskan kegiatan bermain pada anak. Anak tidak membutuhkan hadiah atau reward untuk bermain, mereka hanya bermain demi kegiatan itu sendiri. White dalam Sugianto (1995:9), mengemukakan
29
bahwa anak-anak akan memperoleh kepuasan pribadi karena merasa
kompeten.
Keberhasilan
melakukan
sesuatu
atau
memperoleh tanggapan dari lingkungannya sudah merupakan hadiah tersendiri bagi anak. Bermain dapat merupakan arena anak bertindak menurut kehendaknya sendiri dalam tindakan yang efektif. Jadi kegiatan bermain itu sendiri dapat membuat anak merasa puas, senang dan ingin mengulangnya lagi. Kalau batasan-batasan atau pendapat masing-masing ahli berdiri sendiri, maka pengertian tentang bermain sulit untuk dipahami. Tetapi dengan menggabungkan beberapa pendapat tersebut maka akan sangat menolong pemahaman kita bahwa bermain mempunyai banyak fungsi. Kesimpulannya, menurut Sugianto (1995:11), bermain adalah kegiatan yang terjadi secara alamiah pada anak, anak tidak perlu dipaksa untuk bermain. Bermain berguna untuk membantu anak-anak memahami dan mengungkapkan dunianya baik dalam taraf berpikir maupun perasaan. Bermain memberi anak perasaan menguasai (mastery) atau mampu mengendalikan hal-hal yang ada dalam dunianya. Bermain mencakup penggunaan simbol, tindakan atau objek yang punya arti untuk diri mereka sendiri. Karena bermain tidak terikat pada realitas, maka dimungkinkan bagi anak untuk merubah-
30
rubah minatnya dimana hal ini juga penting dalam perkembangan pemahaman mereka, sama halnya dengan perkembangan kreativitas. b) Perkembangan Bermain Hurlock dalam Sugiyanto (1995:20), mengemukakan bahwa perkembangan bermain melalui tahapan sebagai berikut: 1) Tahap Penjelajahan (Exploratory Stage) Ciri khasnya adalah berupa kegiatan mengamati obyek atau orang lain, mencoba menjangkau atau meraih benda di sekelilingnya, lalu mengamatinya. Penjelajahan semakin luas, saat anak sudah dapat merangkak dan berjalan, sehingga anak akan mengamati setiap benda yang dapat diraihnya.
2) Tahap Mainan (Toy Stage) Tahap ini mencapai puncaknya pada usia 5-6 tahun. Antara usia 2-3 tahun anak biasanya hanya mengamati alat permainannya. Mereka pikir benda mainannya itu memiliki karakteristik atau kemampuan yang sama dengan benda hidup seperti dapat makan, berbicara, merasa sakit dan sebagainya. Biasanya hal ini terjadi pada usia pra sekolah, anak-anak di Taman kanak-kanak biasa bermain dengan boneka dan mengajaknya bercakap atau bermain seperti layaknya teman bermainnya.
31
3) Tahap Bermain (Play Stage) Biasanya terjadi bersamaan dengan mulai masuknya anak ke Sekolah Dasar. Pada masa ini jenis permainan anak semakin bertambah banyak, karena itu tahap ini dinamakan tahap bermain. Anak bermain dengan alat permainan, yang lama kelamaan berkembang menjadi games, olahraga, hobi dan bentuk permainan lain yang juga dilakukan oleh orang dewasa. 4) Tahap Melamun (Daydream Stage) Tahap ini diawali saat anak mendekati masa pubertas. Saat ini anak sudah mulai kurang berminat terhadap kegiatan bermain yang tadinya mereka sukai dan mulai banyak menghabiskan waktunya untuk melamun atau berkhayal. Biasanya lamunan atau khayalannya mengenai perlakuan kurang adil dari orang lain atau merasa tidak dipahami oleh orang lain. Kesimpulannya, anak pada kelas II SD yang rata-rata berusia 6-8 tahun masuk dalam kategori tahap bermain (play stage). Sehingga dalam proses pembelajarannya akan sangat cocok apabila disertai tehnik-tehnik permainan. c) Fungsi dan Manfaat Alat Permainan 1) Fungsi Alat Permainan Menurut Lattuheru (1988:112), fungsi alat permainan antara lain seperti di bawah ini:
32
(a) Kondisi atau situasi dimana permainan itu diadakan sangat penting bagi anak didik karena mereka akan bersikap lebih positif terhadap permainan itu, bila mereka mengerti dan mengetahui rencana guru untuk mengadakannya (b) Permainan dapat mengajarkan tentang fakta dan konsep secara tepat guna, sama dengan cara pembelajaran konvensional pada objek yang sama (c) Pada umumnya permainan dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Permainan juga dapat mendorong anak didik untuk dapat saling membantu satu sama lain (d) Membantu yang paling baik dari permainan adalah bagi domain efektif (yang menyangkut perasaan atau budi pekerti), yaitu memberikan bantuan motivasi untuk belajar serta bantuannya dalam mendidik yang menyangkut perubahan sikap (e) Dalam bidang tertentu, misalnya untuk membangun dan meningkatkan perbendaharaan kata dan matematika, maka permainan dapat memberikan hasil yang lebih memuaskan disbanding dengan proses pembelajaran secara konvensional. 2) Manfaat Permainan Zulkiffi (1987:56), mengemukakan manfaat permainan bagi anak, yaitu antara lain:
33
(a) Mampu mengenal kekuatan sendiri. Anak-anak yang terbiasa bermain dengan media-media permainan dapat mengenal kedudukannya
dikalangan
teman-temannya,
dan
dapat
mengenal bahan dan sifat-sifat benda yang mereka mainkan (b) Mendapatkan
kesempatan
mengembangkan
kreasi
dan
menyalurkan kecenderungan pembawaannya. Jika anak diberi potongan-potongan karton atau kayu nantinya akan membuat konstruksi yang berbeda dan bervariasi. Dalam hal permainan kartu angka, anak dapat mengembangkan kreasi melalui pembuatan kartu angka yang mereka buat sendiri-sendiri. Hasil kartu yang mereka buat akan menggambarkan kreasi mereka sendiri. Anak akan berlomba untuk membuat kartu angka yang paling baik (c) Memperoleh kegembiraan, kesenangan dan kepuasan. Suasana kegembiraan akan menjauhkan diri dari perasaan rendah seperti pesimis, tak mau berbuat sesuatu dan sebagainya (d) Melatih diri menaati peraturan yang berlaku. Anak-anak menaati perturan yang berlaku dengan penuh kejujuran untuk menjaga agar prestasi tetap tinggi. d) Kelebihan dan Kelemahan Permainan 1) Kelebihan Permainan
34
Lattuheru (1988:112), menjelaskan kelebihan permainan antara lain: (a) Melalui permainan dapat segera melihat atau mengetahui hasil dari pekerjaannya (b) Kemungkinan anak didik menyelesaikan masalah-masalah nyata dibanding dengan hanya mencari pemecahan masalah melalui bahan-bahan bacaan (c) Biaya untuk latihan dapat dikurangi dengan adanya permainan (d) Permainan memberikan pengalaman-pengalaman nyata dan dapat diulangi sebanyak yang dikehendaki (e) Bila
menggunakan
permainan
dalam
masalah-masalah
pembelajaran, maka guru harus berperan sebagai seorang motivator dan seorang fasilitator, bahkan seorang penolong, bukan berlagak sebagai seorang penguasa (f) Ada berbagi macam kemungkinan variasi dalam permainan, sehingga memungkinkan penggunaannya dalam hampir semua bidang pelajaran (g) Permainan juga bisa menggunakan berbagai jenis media, sistem multimedia, maupun modul 2) Kelemahan Permainan Sementara kelemahan permainan menurut Lattuheru (1988:115), antara lain:
35
(a) Ketepatgunaan belajar melalui permainan tergantung dari materi
yang
dipilih
secara
khusus,
serta
bagaimana
memanfaatkannya (b) Pemanfaatan atau pengaturan bahan untuk permainan biasanya memerlukan suatu pengaturan kelompok secara khusus. Ada siswa yang tidak mampu untuk melakukan atau menjelaskan gerakan-gerakan atau tugas yang membutuhkan tanggung jawab serta disiplin diri, sehingga bisa mengganggu atau menghambat keberhasilan mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan (c) Untuk memperoleh semua bahan yang diinginkan untuk suatu permainan, mungkin memerlukan biaya yang cukup besar serta memerlukan waktu yang cukup lama (d) Beberapa bentuk permainan membutuhkan adanya diskusidiskusi sesudah permainan dilaksanakan demi keberhasilan proses pembelajaran tersebut. Untuk diskusi inilah perlu adanya perencanaan yang matang dari guru, serta kesediaannya untuk memimpin serta membimbing jalannya diskusi tersebut.
4. Media Permainan Kartu Angka a. Pengertian Permainan Kartu Angka
36
Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:392) kartu adalah kertas tebal, berbentuk persegi panjang (untuk berbagai keperluan, hamper sama dengan karcis). Sedangkan angka Menurut Tim Penyusun KBBI (1993:37) adalah tanda atau lambang sebagai pengganti bilangan, nomor. Jadi kartu angka adalah kertas tebal berbentuk persegi panjang yang berisi angka. Kartu angka yang dimaksud dalam penelitian ini adalah beberapa kartu yang yang terbuat dari kertas manila atau kertas karton, ukurannya kurang lebih 5x5 cm. setiap kartu ditulis satu lambang bilangan. Kartu angka ini dibuat sendiri oleh siswa. Setiap siswa diberi tugas membuat 200 kartu angka mereka sendiri-sendiri. Dalam pembuatan kartu angka ini bisa dimasukkan dalam mata pelajaran kerajinan tangan dan siswa diberi nilai. Hal ini akan memancing daya kreatifitas siswa. Siswa yang lebih kreatif, kartu angkanya akan lebih bagus. Kemudian setiap siswa menyimpan kartu angkanya masingmasing di dalam tas, dan selalu siap jika diberi tugas oleh guru. Sedangkan yang dimaksud dengan istilah permainan kartu angka dalam operasi hitung bilangan cacah adalah sebagai berikut: (3) Pada saat pembelajaran matematika dalam penjumlahan dan pengurangan, menggunakan kartu angka
37
(4) Tiap siswa mempunyai kartu angka sendiri-sendiri yang sewaktuwaktu siap digunakan (5) Tiap-tiap siswa memasang-masangkan dua kartu angka untuk dijumlahkan atau dikurangi sesuai dengan tugas dari guru (6) Tiap siswa tidak sama pekerjaannya karena kartu diambil secara acak oleh teman satu meja masing-masing, tetapi bilangan masih dalam satu pokok bahasan. Biasanya guru memberi tugas dengan menulis di papan tulis, siswa mengerjakan tugas di buku masing-masing. Tetapi dalam pembelajaran matematika dengan permainan kartu angka ini tugas guru menulis di papan tulis dialihkan ke kartu angka siswa sendiri. Siswa mengambil sejumlah kartu yang diambil secara acak, kemudian mengerjakan tugas sesuai dengan perintah guru di buku siswa masingmasing. Tentu saja tugas yang dikerjakan setiap anak berbeda, tetapi masih
dalam
satu
pokok
bahasan.
Disinilah
letak
seninya
pembelajaran dengan permainan kartu angka. Langkah-langkah yang ditempuh oleh guru sebagai berikut: a) Setiap siswa diberi tugas membuat kartu angka sebanyak seratus kartu. Tiap kartu ditulisi satu lambang bilangan. Contoh kartu angka:
4
7
10
100
38
b) Setiap siswa menyimpan kartunya masing-masing di dalam tas, apabila sewaktu-waktu dibutuhkan sudah siap c) Pada saat pembelajaran, setiap siswa diberi tugas saling mengambilkan kartu teman satu meja masing-masing secara acak sejumlah 10 atau 20 kartu, kemudian guru memberikan tugas. Contoh tugas: (1)
Tulislah nama bilangan dari kartu angka yang kamu ambil tadi di bukumu!
88 (2)
23
46
10
Lakukanlah penjumlahan dari kartu yang kamu ambil tadi sepasang-sepasang!
88 23 (3)
+
+
10 46
=
=
98 69
Lakukanlah pengurangan dari kartu yang kamu ambil tadi sepasang-sepasang!
88
-
10
=
78
46
-
23
=
23
39
Pada saat siswa mengerjakan pengurangan, siswa berpikir agak keras karena siswa harus meletakkan kartu angka yang nilainya lebih banyak yang dapat dikurangi kartu angka pasangannya. Lain halnya dengan penjumlahan. b. Nilai Edukatif Media Permainan Kartu Angka Berdasarkan manfaat serta kegunaan media pembelajaran dan permainan dalam pembelajaran seperti penjelasan sebelumnya, maka media permainan kartu angka memiliki nilai-nilai edukatif antara lain: 1) Membantu membangkitkan minat siswa dalam mengikuti pelajaran matematika yang selama ini dianggap sulit 2) Membuat anak lebih pandai dalam penjumlahan dan pengurangan 3) Membantu mengembangkan kreativitas siswa. Melalui pembuatan kartu angka, siswa dituntut untuk kreatif dalam membuat kartu angka, karena siswa membuat kartu angka mereka sendiri-sendiri yang akan digunakan dalam setiap pembelajaran Matematika 4) Dapat mengatasi kebosanan siswa dalam mengikuti pelajaran Matematika.
5.
Pembelajaran Matematika a. Definisi Matematika
40
Di bawah ini disajikan beberapa definisi tentang Matematika menurut beberapa ahli (dalam Soedjadi, 2000:11): 1) Matematika
adalah
cabang
ilmu
pengetahuan
eksak
dan
terorganisir secara sistematik 2) Matematika adalah pengetahuan tentang bilangan dan kalkulasi. 3) Matematika adalah pengetahuan tentang penalaran logik dan berhubungan dengan bilangan 4) Matematika adalah pengetahuan tentang fakta-fakta kuantitatif dan masalah tentang ruang dan bentuk 5) Matematika adalah pengetahuan tentang struktur-struktur yang logis 6) Matematika adalah pengetahuan tentang aturan-aturan yang ketat. b. Latar Belakang Mata Pelajaran Matematika Menurut Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:93), yang melatar belakangi
mata
pelajaran
matematika
untuk
Sekolah
Dasar
(SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI) yaitu matematika merupakan ilmu universal
yang
mendasari
perkembangan
teknologi
modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dilandasi oleh perkembangan matematika di bidang teori bilangan, aljabar, analisis, teori peluang
41
dan matematika diskrit. Untuk menguasai dan mencipta teknologi di masa depan diperlukan penguasaan matematika yang kuat sejak dini. Pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Pendekatan pemecahan masalah merupakan fokus dalam pembelajaran matematika yang mencakup masalah tertutup dengan solusi tunggal, masalah terbuka dengan solusi tidak tunggal, dan masalah dengan berbagai cara penyelesaian. Untuk meningkatkan kemampuan memecahkan masalah perlu dikembangkan keterampilan memahami masalah, membuat model matematika, menyelesaikan masalah, dan menafsirkan solusinya. c. Tujuan Pembelajaran Matematika Tujuan
pembelajaran
matematika
di
SD/MI
menurut
Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:94) adalah sebagai berikut: 1) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah
42
2) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematika
dalam
membuat
generalisasi,
menyusun bukti, atau melakukan gagasan dan pernyataan matematika 3) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh 4) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah 5) Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. d. Ruang Lingkup Mata pelajaran matematika pada satuan pendidikan SD/MI menurut Kurikulum KTSP SD 2006 (2006:95), meliputi aspek-aspek sebagai berikut: 1) Bilangan 2) Geometri dan pengukuran 3) Pengolahan data e. Proses Belajar Matematika
43
Soejadi
dan
Masriyah
(dalam
Suyitno,
1997:2)
mengemukakan bahwa matematika memiliki objek kajian yang abstrak, matematika mendasarkan diri pada kesepakatan dan sepenuhnya
menggunakan
pola
pikir
deduktif,
aksiomatif.
Berlandaskan kebenaran konsistensi nilai-nilai ini diperlukan dalam pembelajaran
matematika
yang
bertujuan
untuk
dapat
menumbuhkembangkan dan membentuk pribadi siswa sehingga sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Belajar matematika
merupakan
kegiatan
mental
yang
tinggi,
karena
matematika berkenaan dengan ide-ide, konsep-konsep, simbol-simbol yang abstrak, tang tersusun secara hierarkis dengan penalaran deduktif aksiomatis. Bahasa matematika merupakan simbol yang padat, akurat, abstrak, dan penuh arti. Memahami suatu konsep matematika pada umumnya perlu memahami konsep-konsep sebelumnya. Belajar matematika harus bertahap dan berurutan secara sistematis serta didasarkan pada pengalaman belajar yang lalu. Pengalaman belajar yang lalu akan mempengaruhi proses belajar berikutnya. f. Alokasi Waktu Pembelajaran Matematika Menurut penjelasan guru kelas II SD Negeri Girimargo 1, Ibu Sri Sukayatmi, pada tanggal 5 Maret 2008. Mata pelajaran Matematika mendapatkan jatah 6 jam pelajaran setiap seminggu, dan setiap 1 jam pelajaran yaitu 35 menit.
44
B. HIPOTESIS Berdasarkan landasan teoritis di atas, maka dapatlah dibuat hipotesis sebagai berikut: “Melalui media permainan kartu angka dapat meningkatkan prestasi siswa dalam operasi hitung bilangan cacah pada siswa kelas II SD Negeri Girimargo 1, Kecamatan Miri, Kabupaten Sragen tahun ajaran 2008/2009”.
BAB III METODE PENELITIAN
C. RANCANGAN PENELITIAN Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dikemukakan terdahulu, maka dalam penelitian ini menggunakan metode “Penelitian Tindakan Kelas” (class room action research). Istilah penelitian kelas dipakai untuk menekankan kelas sebagai setting dari penelitian. Dalam konteks penelitian kelas lebih ditekankan pada bagaimana keterampilan dan teknik yang dimiliki guru untuk bisa menggali informasi untuk kepentingan perbaikan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas ini dapat didefinisikan sebagai bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan, serta memperbaiki kondisi di mana praktek-praktek pembelajaran tersebut dilakukan (Tim Pelatih Proyek PGSM 1999:6). Penelitian tindakan kelas oleh guru dapat merupakan kegiatan reflektif dalam berpikir dan bertindak dari guru. Dewey yang dikutip oleh Wiriaatmadja (2005:12), mengartikan berpikir reflektif dalam pengalaman pendidikan sebagai selalu aktif, ulet, dan selalu mempertimbangkan segala bentuk pengetahuan yang akan diajarkan berdasarkan keyainan adanya alasan-
46
alasan yang mendukung dan memikirkan kesimpulan dan akibat-akibatnya ke mana pengetahuan itu akan membawa peserta didik. Secara
ringkas,
penelitian
tindakan
kelas
adalah
bagaimana
sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh dari upaya itu. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan berupa proses pengkajian yang terdiri atas empat tahap yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan PTK dimulai dengan siklus pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Apabila sudah diketahui keberhasilan dan hambatan dari tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama tersebut, guru (bersama peneliti, apabila penelitian dilakukan tidak dilakukan sendiri oleh guru) menentukan rancangan siklus kedua Kegiatan pada siklus kedua dapat berupa kegiatan yang sama dengan kegiatan sebelumnya apabila ditujukan untuk mengulangi kesuksesan atau untuk meyakinkan/menguatkan hasil. Akan tetapi, umumnya kegiatan yang dilakukan pada siklus kedua mempunyai berbagai tambahan perbaikan dari tindakan terdahulu yang tentu saja ditujukan untuk memperbaiki berbagai hambatan atau kesulitan yang ditemukan dalam siklus pertama. Dengan menyusun rancangan untuk siklus kedua, maka guru dapat melanjutkan dengan tahap-tahap kegiatan seperti pada siklus pertama. Jika sudah selesai dengan siklus kedua dan guru belum merasa puas, dapat
47
melanjutkan dengan siklus ketiga, yang cara dan tahapannya sama dengan siklus sebelumnya. Tidak ada ketentuan tentang berapa kali siklus harus dilakukan. Banyaknya siklus tergantung dari kepuasan peneliti sendiri, namun sebaiknya tidak kurang dari dua siklus. D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Teknik pengumpulan data adalah cara yang dipergunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2002:151). Jadi teknik dalam hal ini menyangkut masalah teknik-teknik pengumpulan data atau metode apa yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi 1) Observasi Observasi yaitu suatu teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis (Arikunto, 2002:24). Dalam penelitian ini observasi dilakukan untuk memperoleh data tentang kualitas pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar observasi yang diisi oleh pengamat. Adapun tahap-tahap observasinya adalah sebagai berikut: a) Mempersiapkan lembar observasi yang berisi butir-butir pengamatan b) Melaksanakan observasi selama proses pembelajaran, mulai dari penjelasan guru, proses belajar mengajar sampai dengan mengerjakan tugas
48
c) Mencatat hasil observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah dipersiapkan, kemudian hasilnya akan diuji asumsi tentang proses pembelajaran menggunakan media permainan kartu angka dan diperoleh hasil dari masing-masing pengamatan. 2) Dokumentasi Selain lembar observasi, metode yang digunakan adalah metode dokumentasi. Dokumentasi adalah yang berasal dari kata dokumen, yaitu setiap bahan tertulis ataupun film yang tidak dipersiapkan karena adanya permintaan seorang penyidik (Moleong, 2004:216). Dengan demikian, dokumentasi dapat diartikan sebagai pengambilan dokumen, atau proses pendokumentasian suatu objek. Dokumentasi foto digunakan untuk merekam segala perilaku siswa dan guru selama penelitian siklus I, siklus II, siklus III berlangsung. Datadata dokumentasi foto ini berupa gambar visual. Gambar visual ini digunakan untuk menambah data dan bukti penelitian yang dilaksanakan di SD Negeri Girimargo 1.
E. PROSEDUR PENELITIAN Penelitian yang dilakukan yaitu PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Menurut Lewis yang ditafsirkan oleh Kemis (dalam Wiriaatmadja, 2005:62), Penelitian ini terdiri
dari beberapa tahapan siklus. Penelitian ini sendiri
dilakukan dengan menggunakan tiga siklus seperti bagan 3.1, sehubungan
49
dengan pemantapan analisa. Siklus-siklus tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: 1. Prosedur Penelitian pada Siklus I. a. Perencanaan Tahap perencanaan ini berupa rencana kegiatan menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Langkah ini merupakan upaya memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran Matematika yang telah berlangsung selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) menyusun rencana
pembelajaran
Matematika
materi
penjumlahan
dan
pengurangan bilangan, (2) menyiapkan kartu angka, (3) membuat dan meyiapkan instrumen penelitian berupa lembar observasi/pengamatan aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran di kelas, (4) merancang tugas yang akan diberikan. b. Tindakan Tindakan adalah aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih menarik, siswa menjadi lebih aktif, sumber belajar lebih termanfaatkan, penyajian materi lebih mudah diikuti dan dipahami. Tindakan yang dilakukan peneliti dalam proses pembelajaran Matematika pada siklus I ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.
50
Guru memberikan sedikit materi kemudian siswa diberi tugas, guru munyuruh siswa mengeluarkan kartu angka yang dimilikinya, kemudian siswa saling mengambilkan kartu dengan teman semejanya sejumlah 10 kartu yang diambil secara acak. Kemudian guru memberikan tugas menulis nama bilangan dari 10 kartu angka yang sudah diambilnya di buku masing-masing siswa. Guru kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa. Kemudian, dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali penyelesaian soal tersebut untuk melihat pemahaman siswanya. Kemudian di akhir siklus ini, siswa diberi tes. Tes bertujuan untuk mengetahui nilai siswa pada siklus I ini. c. Observasi Observasi berupa pengamatan hasil atau dampak dari tindakantindakan yang dilakukan siswa dalam proses pembelajaran. Tahap observasi dilakukan bersamaan dengan tahap tindakan. Peneliti dan seorang guru lain yang bertindak sebagai pengamat II melakukan pengamatan sistematis terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Observasi meliputi observasi siswa, observasi guru dan observasi media. Observasi siswa digunakan untuk mengetahui perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung, observasi guru digunakan untuk mengetahui ketrampilan dan gaya guru dalam mengajar, sedangkan observasi media meliputi kesesuaian penggunaan media dengan materi dan tujuan penelitian.
51
d. Refleksi Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil observasi dianalisis dan digunakan sebagai refleksi apakah dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan sudah sesuai dengan harapan atau belum. Jika belum sesuai harapan, maka perlu diupayakan adanya penyempurnaan pada siklus berikutnya. Pada tahap ini, peneliti menganalisis hasil tes dan nontes siklus I. Jika hasil tes tersebut belum memenuhi nilai target yang telah ditentukan, akan dilakukan tindakan siklus II dan masalah-masalah yang timbul pada siklus I akan dicarikan alternatif pemecahannnya pada siklus II. Sedangkan kelebihan-kelebihannya akan dipertahankan dan ditingkatkan. 2. Prosedur Penelitian pada Siklus II a. Perencanaan Perencanaan pada siklus II ini didasarkan temuan hasil siklus I. Adapun
rencana
tindakan
yang
akan
dilakukan
adalah
(1)
permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I, (2) merancang kembali pembelajaran dengan kartu angka dalam penjumlahan, (3) merancang dan menyiapkan lembar observasi, (4) merancang tugas yang akan diberikan.
52
b. Tindakan Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1) guru memberikan tugas kepada siswa untuk saling mengambilkan sejumlah 20 kartu angka dengan teman semeja masing-masing, (2) guru memberikan tugas kepada siswa untuk memasang-masangkan kartu angka yang diambilnya menjadi 10 pasang, (3) guru memberi tugas kepada siswa untuk melakukan penjumlahan dari 10 pasanga kartu angka yang dimilikinya, (4) dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali penyelesaian soal tersebut, (5) guru kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa, (6) siswa mengerjakan tes. c. Observasi Observasi pada siklus II juga masih sama dengan siklus I yang meliputi observasi siswa, observasi guru dan observasi media. Kemajuankemajuan yang dicapai pada siklus I dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi. d. Refleksi Refleksi pada siklus II digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa siklus I untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahankelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas.
53
3. Prosedur Penelitian pada Siklus III a. Perencanaan Perencanaan pada siklus III ini didasarkan hasil siklus II. Adapun
rencana
tindakan
yang
akan
dilakukan
adalah
(1)
permasalahan diidentifikasi dan masalah dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus II, (2) merancang kembali pembelajaran dengan kartu angka dalam penjumlahan dan pengurangan, (3) merancang dan menyiapkan lembar observasi, (4) merancang tugas yang akan diberikan. b. Tindakan Tindakan yang dilaksanakan peneliti dalam siklus II adalah (1) guru memberikan tugas kepada siswa untuk saling mengambilkan kartu angka dengan teman semeja masing-masing, sejumlah 20 kartu angka (2) guru memberikan tugas kepada siswa untuk memasangmasangkan kartu angka yang telah didapatnya dari teman semeja menjadi 10 pasang, (3) guru memberi tugas kepada siswa untuk melakukan penjumlahan 5 pasang kartu angkanya, dan pengurangan terhadap 5 pasang kartu angkanya, (4) guru kemudian mengoreksi hasil pekerjaan siswa, (5) dengan metode tanya jawab, guru mengungkapkan kembali penyelesaian soal tersebut, (6) siswa mengerjakan tes.
54
c. Observasi Observasi pada siklus III juga masih sama dengan siklus I dan II, yang meliputi observasi siswa dan observasi kelas. Kemajuan-kemajuan yang dicapai pada siklus II dan kelemahan-kelemahan yang masih muncul juga jadi pusat sasaran dalam observasi. d. Refleksi Refleksi pada siklus III digunakan untuk merefleksi hasil evaluasi belajar siswa siklus II untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai selama proses pembelajaran, dan untuk mencari kelemahankelemahan yang masih muncul dalam pembelajaran di kelas.
F. TEKNIK ANALISIS DATA Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif untuk mengolah data kuantitatif yaitu hasil test setiap akhir siklus. Sedangkan teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif yang diperoleh dari data nontest. Teknik analisis data dilakukan setelah proses pembelajaran dilaksanakan. Merekap hasil perolehan berupa hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam pemanfaatan permainan kartu angka pada saat proses belajar mengajar mata pelajaran Matematika setiap siklus I sampai dengan siklus III, semua data direkap. Karena setiap siklus dibandingkan dengan setiap siklus sebelum tampak peningkatan atau menurun. Sampai pada siklus III hasil observasi pada lembar pengamatan yang berupa kata-kata dapat
55
dibandingkan atau tidak. Sampai siklus III kalau peningkatan tampak dengan jelas atau berhasil penelitian perlu diakhiri. Demikian juga sampai siklus III belum tampak ada perubahan, maka penelitian bisa dihentikan namun penelitian dianggap tidak berhasil. Proses validasi instrument dan data penelitian dilakukan dengan cara mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing, dan tim peneliti. Tujuannya agar instrument dan data penelitian benar-benar sesuai dengan tujuan penelitian.
56
Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan Keadaan Awal
Kegiatan PBM
Observasi
Invention/eksplorasi generating Rencana Tindakan
Pemantapan dan elaborasi
Refleksi
Siklus I Tindakan I
Observasi
Invention/eksplorasi generating
Siklus II
Pemantapan dan elaborasi
Tindakan II
Refleksi
Observasi
Invention/eksplorasi generating
Siklus III
Pemantapan dan elaborasi
Tindakan III
Refleksi
Observasi
Invention/eksplorasi generating Pemantapan dan elaborasi
Refleksi
Dan seterusnya
Bagan 3.1: Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan (Sumber: Elliot’s Action Research Model dalam Wiriaatmadja, 2005:64)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Atas dasar gagasan yang timbul dari peneliti, PTK ini selanjutnya dikembangkan pada kelas II SD Negeri Girimargo I Miri. Adapun tahapan penelitian kelas ini ada tiga siklus. Dalam setiap siklus terdiri dari atas proses perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan (observasi), dan refleksi tindakan. 1. Pelaksanaan Siklus I a. Perencanaan 1) Berdasarkan pengamatan di kelas oleh guru selama mengajar diperoleh permasalahan yang dirumuskan oleh guru kelas dan peneliti. Adapun permasalahannya adalah kurangnya minat siswa terhadap Matematika 2) Menentukan pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu Bilangan dan Lambangnya (mengenal bilangan sampai dengan 500) 3) Merancang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan pokok bahasan Bilangan dan Lambangnya (mengenal bilangan sampai dengan 500) 4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan kartu angka. Dalam hal ini guru memberikan tugas pada siswa untuk membuat kartu angka dari kertas manila atau kertas karton, ukuran kurang
58
lebih 5x5 cm. Setiap kartu ditulis satu lambang bilangan, yaitu bilangan 1 sampai 200, setiap siswa membuat 200 kartu. b. Tindakan 1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pengajaran yang sudah dibuat 2) Guru menyiapkan alat peraga berupa kertas lebar yang ditulisi angka 1 sampai 500, kemudian ditempel di papan tulis 3) Guru memberikan apersepsi dengan menyuruh semua siswa membilang 101 sampai 300, kemudian sebagian siswa membilang 301 sampai 400, sebagian siswa lagi membilang 401 sampai 500 4) Guru memberi tugas pada semua untuk mengeluarkan kartu angka yang dipunyainya 5) Guru memberikan tugas pada semua siswa untuk mengacak kartu angkanya dan saling mengambilkan 10 buah kartu angka dengan teman satu meja masing-masing 6) Guru memberi tugas pada semua siswa untuk menulis lambang bilangan dari kartu angka yang telah didapatnya dari teman satu meja Misalnya salah satu siswa mendapatkan kartu angka 102, 136, 140, 152, 160, 170, 175, 184, 190, 200. kemudian siswa tersebut meletakkan kartu angkanya di meja, memasukan sisa kartu angkanya ke dalam laci atau tas.
59
Setiap siswa bebas dalam mengambilkan kartu angka untuk teman satu mejanya masing-masing. Kartu angka yang telah didapat, ditulis di buku siswa. Misalnya: 1. 102
= seratus dua
2. 136
= seratus tiga puluh enam
3. 140
= seratus empat puluh
4. 152
= seratus lima puluh dua
5. 160
= seratus enam puluh
6. 170
= seratus tujuh puluh
7. 175
= seratus tuhuh puluh lima
8. 184
= seratus delapan puluh empat
9. 190
= seratus sembilan puluh
10. 200
= dua ratus
7) Guru memberikan tugas kepada siswa yang telah selesai menulis nama lambang bilangan, untuk memasang-masangkan 10 kartu angkanya menjadi 5 pasang kemudian dijumlahkan dan 5 pasang dikurangkan Misalnya: 102
136
140
152
160
200 +
190 +
184 +
175 +
170 +
…..
…..
…..
…..
…..
200
190
184
175
170
102 -
136 -
140 -
152 -
160 -
…..
…..
…..
…..
…..
60
8) Guru bersama siswa membahas soal yang telah dikerjakan 9) Guru memberikan penilaian, analisa dan pekerjaan rumah 10) Di akhir siklus I ini, siswa diberikan tes akhir siklus. Hasil tes ini selanjutnya akan diolah untuk melihat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang diberikan. c. Observasi 1) Peneliti mengamati jalannya proses pembelajaran beserta seorang guru lain yang bertugas sebagai pengamat II, dan Kepala Sekolah sebagai supervisor. Dalam pengamatan ini digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan. 2) Guru secara umum memiliki dua tugas, yaitu (a) melaksanakan proses belajar mengajar, dan (b) melakukan evaluasi pengajaran. 3) Adapun pengamat I dan II bertugas mengamati jalannya proses belajar mengajar secara keseluruhan, meliputi pengamatan aktifitas belajar siswa dan guru. 4) Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor, yaitu mengawasi jalannya penelitian 5) Dari pengamatan terhadap guru, diperoleh temuan antara lain sebagai berikut: a) Guru cukup baik dalam penguasaan kelas b) Kesungguhan guru dalam mengajar sudah cukup baik
61
c) Suara guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa kurang keras dan kurang jelas. Siswa yang duduk di belakang ramai sendiri, tidak memperhatikan penjelasan guru d) Perhatian guru kepada siswa sudah cukup baik. Guru menegur dan memberi nasehat kepada siswa yang tidak memperhatikan penjelasan guru e) Guru kurang memberikan motivasi kepada siswa yang tidak aktif dalam mengerjakan tugas 6) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut: a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru rendah, banyak siswa yang mengobrol sendiri saat pelajaran b) Keaktifan siswa dalam pembelajaran kurang, hal ini dapat dilihat dari kurang antusiasnya siswa dalam menjawab pertanyaan dari guru c) Semangat siswa dalam mengerjakan soal masih kurang, sebagian masih lambat dalam mengerjakan soal d) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai masih kurang. Meskipun terlihat antusias dengan permainan kartu angka ini, siswa masih terlihat bingung, dan sibuk bertanya dengan teman lain. Sehingga kelas terlihat ramai e) Ada beberapa siswa masih salah dalam mengerjakan soal penulisan lambang bilangan karena siswa belum lancar dalam membaca dan menulis
62
f) Ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas masih terdapat beberapa kesalahan. Pada saat penjumlahan dengan satu kali teknik menyimpan, beberapa siswa belum paham. Misalnya: 1 4 0
seharusnya
140
184+
184+
224
324
g) Ada beberapa siswa yang cepat mengerjakan tugas, kemudian meminta tugas tambahan. Guru mengizinkan dengan memberi tugas mengerjakan penjumlahan 5 pasang kartu angka yang diambilnya sendiri secara acak h) Sebagian besar siswa sibuk dengan tugasnya, dan merasa senang karena bisa saling memilihkan tugas yang dikerjakan dengan teman satu mejanya i) Sebagian siswa ramai sendiri karena saling berebut untuk mengambilkan kartu, dan merasa tidak cocok dengan kartu yang diambilkan oleh teman satu mejanya, karena menganggap kartu yang diambilkan sulit untuk dikerjakan.
7) Dari pengamatan terhadap penggunaan media permainan kartu angka, diperoleh temuan sebagai berikut: a) Penggunaan media permainan kartu angka sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, yaitu penjumlahan dan pengurangan
63
b) Media
permainan
kartu
angka
belum
mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Banyak siswa yang masih ramai dan sibuk bertanya dengan teman lain mengenai tugas yang harus dikerjakan menggunakan kartu angka c) Media permainan kartu angka sedikit membantu meningkatkan minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Meskipun masih
terlihat
bingung,
siswa
sangat
antusias
dalam
pembelajaran menggunakan media permainan kartu angka ini. d. Refleksi Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pembelajaran di kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus I sebagai berikut: 1) Suara guru selama mengajar terlalu pelan dan kurang jelas, sehingga siswa yang duduk di belakang cenderung kurang memperhatikan penjelasan guru. Guru dalam mengajar dianjurkan agar bersuara yang lebih keras dan jelas, agar semua siswa bisa menangkap penjelasan dari guru 2) Adanya siswa yang kurang bersemangat dan tidak memperhatikan penjelasan guru. Banyak siswa yang terlihat mengantuk dan ramai sendiri. Hal ini disebabkan kurang tertariknya siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Dengan demikian, guru dianjurkan agar menegur siswa yang ramai atau mengantuk saat pelajaran, serta memberikan nasehat kepada siswa
64
3) Siswa kurang aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru, dikarenakan guru kurang memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa. Dengan demikian, guru ditekankan harus lebih memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar siswa lebih aktif dalam pelajaran 4) Adanya beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas karena ternyata siswa belum bisa menulis. Dengan demikian, guru dianjurkan memberikan bimbingan dalam hal membaca dan menulis. Guru dianjurkan memberikan perhatian khusus kepada siswa-siswa yang belum bisa membaca dan menulis 5) Adanya beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas. Hal ini
dapat
disebabkan
kurang
terampilnya
siswa
dalam
penjumlahan. Oleh karena itu dianjurkan agar guru sering memberikan soal-soal latihan dan dimantapkan dengan seringnya diadakan mencongak di akhir pelajaran 6) Adanya
beberapa
siswa
yang
salah
dalam
mengerjakan
penjumlahan, ternyata siswa belum paham dengan penjumlahan dengan satu kali teknik menyimpan. Dianjurkan agar guru memberikan penjelasan lagi tentang penjumlahan dengan teknik penyimpanan 7) Adanya beberapa siswa yang dapat cepat dalam mengerjakan tugas. Hal ini karena siswa sudah lancar dalam membaca, menulis, dan berhitung terutama dalam penjumlahan. Dianjurkan agar guru
65
memberikan penguatan dan motivasi untuk tetap aktif dalam belajar, juga siswa agar diberi kesempatan untuk berkreasi menjumlahkan kartu angkanya, bisa 2 pasang atau 3 pasang dijumlahkan. 8) Penggunaan
media
permainan
kartu
angka
masih
belum
mempermudah penyampaian materi pelajaran. Masih banyak siswa yang bingung dengan penggunaan kartu angka dan terlihat ramai dan saling bertanya. Dianjurkan pada siklus berikutnya, guru lebih jelas menerangkan penggunaan dan teknik bermain media kartu angka. Guru juga disarankan menegur siswa yang ramai 9) Pada siklus I ketuntasan belajar individual terendah 25%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan mencapai 76% 10) Dari pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti, tampak bahwa pembelajaran masih kurang lancar. Keaktifan siswa di kelas juga belum maksimal. Pelaksanaan pembelajaran Matematika menggunakan kartu angka masih belum berhasil. Meskipun siswa terlihat sibuk dengan kartu angkanya masingmasing, siswa terlihat ramai dan saling bertanya dengan teman lain. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas 11) Hasil yang sudah terlaksana dengan baik tetap dipertahankan sedangkan yang masih kurang diperbaiki di siklus II.
66
2. Pelaksanaan Siklus II a. Perencanaan 1) Berdasarkan pengamatan di kelas oleh peneliti selama proses siklus dapat diidentifikasi masalah-masalah baru yang merupakan pengembangan masalah awal. Masalah yang timbul adalah adanya siswa yang tidak mengerjakan tugas karena tidak dapat menulis dan membaca. 2) Menentukan
pokok
bahasan
yang
akan
diajarkan,
yaitu
penjumlahan dan pengurangan 3) Merancang kembali Rencana Pelaksanaan Pengajaran dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan 4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan kartu angka. b. Tindakan 1) Guru menyiapkan RPP yang telah dibuat 2) Guru menyiapkan alat peraga yang berupa kertas lebar yang ditulis angka 1 sampai dengan 500, kemudian ditempel dipapan tulis 3) Guru memberikan apersepsi dengan menyuruh siswa bergantian membilang nama bilangan yang telah ditunjuk oleh guru. Misalnya guru menunjuk angka 201, siswa yang ditunjuk oleh guru menyebutkan bilangan dua ratus dua puluh satu, dan sebagainya
67
4) Guru memberikan penjelasan tentang penjumlahan dengan satu kali teknik menyimpan Misalnya:
137
137
126+
126+
……..
263
Cara mengerjakannya: Jumlah satuannya, 7 + 6 = 13 Berarti terdiri atas 1 puluhan dan 3 satuan ditempat satuan pada hasil, dan tulis 1 puluhan ditempat puluhan (diatas). Jumlahkan 1 puluhan, 3 puluhan , dan 2 puluhan (= 6 puluhan). Tulis 6 ditempat puluhan (pada hasil). Jumlahkan 1 ratusan dan 1 ratusan (=2 ratusan). Jadi hasilnya 263. 5) Guru memberi penjelasan tentang pengurangan teknik meminjam. Misalnya:
276
276
129-
129–
……..
147
Cara mengerjakan Langkah pertama, 6 dikurangi 9 tidak cukup. Pinjam 1 puluhan dari 7 puluhan (sisanya tinggal 6 puluhan) 1 puluhan = 10 satuan, ditambahkan dengan 6 satuan sehingga diperoleh 16 satuan. 16 – 9 = 7, lalu ditulis 7 ditempat satuan (pada hasil) Kemudian, kurangkan puluhannya. 6–2=4 Tulis 4 pada tempat puluhan (pada hasil)
68
2 ratusan – 1 ratusan = 1 ratusan Tulis 1 pada tempat ratusan (pada hasil). Jadi hasilnya 147. 6) Siswa mengeluarkan kartu angkanya sesuai dengan tugas guru 7) Siswa bertukar kartu angka dan saling mengambilkan 20 buah kartu angka dengan teman satu meja secara acak 8) Guru memberi tugas untuk memasang-masangkan kartu angkanya menjadi sepuluh pasang 9) Guru memberi tugas kepada setiap siswa untuk menjumlahkan kartu angka sepasang-sepasang Misalnya:
146
137
125+
156+
271
137
Bilangan yang tertulis dikartu angka disalin pada buku siswa. 10) Guru memberi tugas kepada setiap siswa untuk melakuka pengurangan pada kartu angkanya 10 pasang, bagi yang telah selesai mengerjakan penjumlahan Misalnya:
146
297
246
125-
112-
129-
21
185
117
Bilangan yang ditulis pada kartu angka disalin dan dikerjakan di buku siswa
11) Guru dan siswa bersama-sama membahas hasil pekerjaan
69
12) Guru memberikan penilaian, analisa, dan pekerjaan rumah 13) Guru membagikan soal tes kepada semua siswa. Hasil tes ini selanjutnya akan diolah untuk melihat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang diberikan. c. Observasi 1) Peneliti sebagai pengamat I mengamati jalannya pembelajaran beserta seorang guru lain yang bertugas sebagai pengamat II, dan Kepala Sekolah sebagai supervisor. Dalam pengamatan ini digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan 2) Guru secara umum memiliki dua tugas, yaitu (a) melaksanakan proses belajar mengajar, dan (b) melakukan evaluasi pengajaran 3) Pengamat I dan II bertugas mengamati jalannya proses belajar mengajar secara keseluruhan, meliputi pengamatan aktifitas belajar siswa dan guru. 4) Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor, yaitu mengawasi jalannya penelitian 5) Dari pengamatan terhadap guru diperoleh temuan antara lain sebagai berikut: a) Guru cukup baik dalam penguasaan kelas b) Kesungguhan guru dalam mengajar sudah cukup baik c) Suara guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa masih kurang keras dan kurang jelas. Siswa yang duduk di belakang
70
masih terlihat ramai dan kurang memperhatikan penjelasan guru. Sebagian siswa terlihat mengantuk d) Perhatian guru kepada siswa sudah cukup baik. Guru menegur siswa yang kurang memperhatikan pelajaran, ramai dan mengantuk serta memberi nasehat e) Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa yang tidak aktif dalam mengerjakan tugas. Guru memberikan bimbingan dan motivasi, disela-sela aktifitas belajar kepada siswa yang kesulitan dalam pengerjaan tugas. 6) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut: a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru masih rendah, masih banyak siswa yang mengobrol sendiri dan terlihat mengantuk saat pelajaran, hal ini dikarenakan suara guru yang kurang keras dan kurang jelas b) Keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah mulai baik, sebagian siswa sudah mulai aktif menjawab pertanyaan dari guru c) Siswa sudah mulai bersemangat dalam mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka. Pemberian semangat dan motivasi dari guru membuat siswa lebih bersemangat
71
d) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai masih kurang, masih banyak siswa yang ramai dan saling bertanya dengan teman lain e) Jumlah siswa yang tidak mengerjakan tugas karena ternyata belum bisa membaca dan menulis jumlahnya berkurang. Meskipun begitu masih ada beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas karena kurang terampil dalam penjumlahan atau pengurangan. f) Masih ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas masih terdapat beberapa kesalahan, pada saat penjumlahan maupun pengurangan. Kesalahannya adalah karena belum paham tentang teknik menyimpan dalam penjumlahan dan teknik meminjam
dalam
pengurangan.
Sebagian
siswa
yang
sebenarnya bisa tapi kurang teliti, dan pekerjaannya salah. g) Ada beberapa siswa yang mengerjakan tugas dengan cepat dan meminta tugas tambahan lagi penjumlahan tiga pasang kartu angka h) Ada beberapa siswa yang mengerjakan penjumlahan ataupun pengurangan saling memilihkan kartu angka yang nilainya kecil, misalnya bilangan dibawah 100. Guru memberi izin, dari pada siswa tidak mengerjakan tugas. i) Dalam pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan bahwa siswa yang ramai, mengantuk dan terlihat kurang tertarik dalam
72
mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru, terlihat sangat antusias saat mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka 7) Dari pengamatan terhadap penggunaan media permainan kartu angka, diperoleh temuan sebagai berikut: a) Penggunaan media permainan kartu angka sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, yaitu penjumlahan dan pengurangan b) Media
permainan
kartu
angka
telah
mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Siswa sudah terlihat antusias mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka. Meskipun begitu, masih ada sebagian siswa yang masih ramai dan bertanya dengan teman lain tentang kartu angkanya c) Media permainan kartu angka sudah mulai membantu meningkatkan
minat
siswa
terhadap
mata
pelajaran
Matematika. Siswa terlihat antusias dalam mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka. d. Refleksi Setelah melaksanakan tindakan pengamatan di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan dalam kegiatan pada siklus II, yaitu sebagai berikut: 1) Suara guru selama mengajar masih terlalu pelan dan kurang jelas, siswa
yang
duduk
di
belakang
masih
terlihat
kurang
memperhatikan penjelasan guru. Sebagian siswa terlihat ramai dan
73
mengantuk. Guru dalam mengajar dianjurkan agar bersuara yang lebih keras dan jelas, agar semua siswa bisa menangkap penjelasan dari guru 2) Siswa masih kurang memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, guru dianjurkan agar lebih keras lagi menegur siswa yang ramai atau mengantuk saat pelajaran, tapi tidak dengan memarahi siswa, tetapi memberikan nasehat dan saran kepada siswa 3) Adanya sebagian siswa yang ramai, mengantuk dan terlihat kurang tertarik dalam mengikuti dan memperhatikan penjelasan dari guru, tetapi terlihat sangat antusias saat mengerjakan soal menggunakan media. Berarti siswa sangat menyukai proses pembelajaran yang membawa mereka ke dunianya, yaitu dunia permainan. Guru dalam mengajar dianjurkan lebih atraktif, interaktif dan diselingi humor-humor
kecil
yang
bisa
menghidupkan
suasana
pembelajaran. Sehingga siswa lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran dan mendengarkan penjelasan guru 4) Siswa sudah mulai aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Ini karena guru sudah mulai memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa. Guru diharapkan terus memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar siswa lebih aktif dalam pelajaran. Hal ini diharapkan bisa dipertahankan di siklus berikutnya
74
5) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas masih dinilai kurang. Masih ada sebagian siswa yang ramai karena dan bertanya dengan teman lain tentang tugasnya. Guru harus lebih jelas lagi dalam menjelaskan bagaimana penggunaan media permainan kartu angka 6) Adanya beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas dinilai wajar. Hal ini karena kemampuan berpikir setiap siswa terhadap suatu materi pelajaran tidak sama. Guru dianjurkan agar memberikan perhatian khusus kepada siswa yang kemampuannya rendah, serta memberikan dorongan-dorongan agar lebih giat dalam belajar 7) Adanya beberapa siswa yang masih salah dalam mengerjakan tugas dinilai juga cukup wajar. Hal ini karena siswa kurang teliti dalam penjumlahan maupun pengurangan. Guru dianjurkan memberikan nasihat dan saran kepada siswa agar lebih teliti dalam mengerjakan tugas 8) Adanya beberapa siswa yang cepat selesai dalam mengerjakan tugas, guru terus mendorong semangat siswa tersebut agar lebih giat dalam belajar 9) Pada siklus II ketuntasan belajar individu terendah 40%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan meningkat menjadi 82% 10) Dari pengamatan yang dilakukan secara menyeluruh oleh peneliti, tampak bahwa pembelajaran masih sedikit belum lancar. Meskipun
75
siswa sudah mulai aktif siswa dalam pembelajaran, masih banyak siswa yang belum memperhatikan penjelasan dari guru. Sebagian siswa masih kurang berminat terhadap pelajaran Matematika dan terlihat ramai sendiri ataupun mengantuk saat dijelaskan oleh guru. Pelaksanaan pembelajaran Matematika menggunakan kartu angka dipandang masih belum berhasil. Masih ada sebagian siswa yang terlihat ramai dan bertanya dengan teman lain. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan tindakan pembelajaran di kelas 11) Pada siklus II dipandang belum berhasil maka peneliti perlu melaksanakan perbaikan-perbaikan pada siklus III. 3. Pelaksanaan Siklus III a. Perencanaan 1) Berdasarkan pengamatan diatas selama mengajar diperoleh permasalahan yang dirumuskan oleh peneliti. Permasalahannya adalah ada beberapa siswa yang kurang terampil dalam menghitung. Permasalahan lain yang timbul adalah siswa kurang tertarik memperhatikan penjelasan dari guru, tetapi siswa tersebut terlihat
sangat
antusias
saat
mengerjakan
soal
dengan
menggunakan media permainan kartu angka 2) Menentukan
pokok
bahasan
pengurangan dan penjumlahan
yang
akan
diajarkan
yaitu
76
3) Merancang pembuatan Rencana Pelaksanaan Pengajaran dengan pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan 4) Merancang pembelajaran dengan menggunakan kartu angka. b. Tindakan 1) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pengajaran yang telah dibuat 2) Guru menyiapkan alat peraga berupa kertas lebar yang ditulis 1 sampai 500, kemudian ditempel di papan tulis 3) Guru memberi apersepsi dengan menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan mengerjakan penjumlahan dengan cara bersusun di papan tulis. Misalnya:
126
126
137+
137+
……..
263
Kemudian guru menyuruh salah satu siswa untuk maju ke depan mengerjakan pengurangan dengan cara bersusun di papan tulis. Misalnya:
283
283
147-
147-
……..
136
4) Guru menyuruh siswa untuk mengeluarkan kartu angkanya 5) Siswa mengambil kartu angkanya dan mengambil 20 buah kartu angka
77
6) Guru memberikan tugas kepada semua siswa untuk melakukan penjumlahan dari 5 pasang kartu angkanya dam melakukan pengurangan dari 5 pasang kartu angkanya 7) Guru bersama siswa membahas hasil pekerjaan 8) Guru memberikan penilaian 9) Guru membagikan soal tes kepada semua siswa. Hasil tes ini selanjutnya akan diolah untuk melihat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang diberikan. c. Observasi 1) Peneliti sebagai pengamat I mengamati jalannya pembelajaran beserta seorang guru lain sebagai pengamat II, dan Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor. Dalam pengamatan ini digunakan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan 2) Guru secara umum memiliki tiga tugas, yaitu (a) melaksanakan proses belajar mengajar, dan (b) melakukan evaluasi pengajaran 3) Adapun pengamat I dan II bertugas mengamati jalannya proses belajar mengajar secara keseluruhan, meliputi pengamatan aktifitas belajar siswa dan guru. 4) Kepala Sekolah bertindak sebagai supervisor, yaitu sebagai pengawas jalannya penelitian 5) Dari pengamatan terhadap guru diperoleh temuan antara lain sebagai berikut:
78
a) Guru cukup baik dalam penguasaan kelas b) Kesungguhan guru dalam mengajar sudah sangat baik dan lebih jelas dalam menyampaikan materi pelajaran c) Suara guru dalam memberikan penjelasan kepada siswa sudah keras dan sangat jelas. Siswa yang duduk di belakang sudah sudah sangat jelas mendengarkan suara guru, sehingga tidak terlihat ramai dan sangat memperhatikan penjelasan guru d) Gaya mengajar guru lebih atraktif, inetraktif dan terkadang diselingi humor-humor kecil. Semua siswa tampak sangat antusias mendengarkan penjelasan dari guru. Tidak ada lagi siswa yang ramai dan terlihat mengantuk saat pelajaran e) Perhatian guru kepada siswa sudah cukup baik. Guru menegur siswa yang kurang memperhatikan dan memberi nasehat f) Guru sudah baik dalam memberikan motivasi kepada siswa yang tidak aktif dalam mengerjakan tugas. Guru memberikan bimbingan, disela-sela aktifitas belajar kepada siswa yang kesulitan dalam pengerjaan tugas. 6) Dari pengamatan terhadap siswa diperoleh temuan sebagai berikut: a) Perhatian siswa terhadap penjelasan guru sudah baik. Hal ini berkat suara guru yang lebih keras dan jelas. Siswa yang duduk di belakang bisa mendengarkan suara guru dengan jelas
79
b) Siswa sudah tidak ada yang ramai dan terlihat mengantuk saat pelajaran. Semua siswa terlihat memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini karena gaya mengajar guru yang lebih atraktif, interaktif dan diselingi humor-humor kecil c) Keaktifan siswa dalam pembelajaran sudah baik, siswa sudah mulai aktif menjawab pertanyaan dari guru d) Siswa
terlihat
bersemangat
dalam
mengerjakan
soal
menggunakan media permainan kartu angka e) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai sudah baik. Semua siswa tidak lagi ramai dan sibuk bertanya dengan temannya mengenai tugas dengan kartu angka. Semua siswa terlihat sangat menguasai permainan kartu angka. f) Semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun masih terdapat kesalahan. Kesalahan para siswa yang pada umumnya karena kurang teliti dalam penjumlahan dan pengurangan sudah mulai berkurang g) Siswa
yang
kurang
pandai
dalam
penjumlahan
dan
pengurangan sudah lebih pandai. Meskipun masih agak lambat dalam mengerjakan soal sudah tampak kemajuan yang pesat h) Siswa yang belum bisa membaca dan menulis sudah mulai lancar dalam membaca dan menulis. Hal ini karena bimbingan khusus guru untuk lebih melatih siswa membaca dan menulis
80
i) Hampir seluruh siswa aktif dalam kegiatan belajar meskipun ada beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas. Siswa terlihat sangat menguasai teknik permainan kartu angka, siswa tidak lagi sering bertanya dengan guru atau teman lain. Siswa terlihat antusias dalam memperhatikan penjelasan dari guru dan juga dalam mengerjakan soal dengan menggunakan media permainan kartu angka. 7) Dari pengamatan terhadap penggunaan media permainan kartu angka, diperoleh temuan sebagai berikut: a) Penggunaan media permainan kartu angka sudah sesuai dengan materi yang diajarkan, yaitu penjumlahan dan pengurangan b) Media
permainan
kartu
angka
telah
mempermudah
penyampaian materi pelajaran. Semua siswa terlihat antusias mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka c) Media permainan kartu angka sangat membantu minat siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Siswa sangat bersemangat dalam pembelajaran menggunakan media permainan kartu angka, karena siswa merasa di dalam dunia permainan. Semua siswa tampak sibuk mengerjakan tugas dengan menggunakan kartu angka.
81
d. Refleksi Setelah melaksanakan pengamatan atas tindakan pengamatan di dalam kelas, selanjutnya diadakan refleksi atas segala kegiatan yang telah dilakukan. Dalam kegiatan pada siklus III didapatkan hasil sebagai berikut: 1) Suara guru selama sudah keras dan jelas, siswa yang duduk di belakang sudah memperhatikan penjelasan guru. Guru dalam mengajar dianjurkan agar tetap bersuara keras dan jelas, agar semua siswa bisa menangkap penjelasan dari guru 2) Siswa sudah mulai memperhatikan penjelasan guru. Dengan demikian, guru dianjurkan dalam mengajar tetap mempertahankan gaya atraktif, interaktif dan diselingi humor-homor kecil. Hal ini akan membuat siswa lebih memperhatikan penjelasan dari guru serta lebih tertarik dalam mengikuti pelajaran 3) Siswa sudah mulai aktif dalam menjawab pertanyaan dari guru. Guru diharapkan terus memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa agar siswa tetap aktif dalam pelajaran. Hal ini diharapkan bisa dipertahankan pada pembelajaran sehari-hari 4) Pemberian motivasi dan dorongan dari guru kepada siswa sudah tercapai dengan baik. Guru cukup bauk memberikan bimbingan, disela-sela aktifitas belajar kepada siswa yang kesulitan dalam
82
pengerjaan tugas. Hal ini diharapkan bisa dipertahankan pada proses pembelajaran setiap hari 5) Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dinilai sudah baik. Siswa terlihat tenang dalam mengerjakan tugas menggunakan kartu angka, serta terlihat sangat menguasai cara penggunaan kartu angka ini. Tidak terlihat siswa yang ramai dan bertanya dengan guru atau teman tentang tugasnya lagi. Semua siswa sangat menguasai teknik permainan kartu angka 6) Semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun ada kesalahan diantara beberapa siswa. Kesalahannya kebanyakan karena belum paham tentang teknik menyimpan pada penjumlahan dan teknik meminjam pada pengurangan. Hal ini dapat diperbaiki dengan memberikan tugas rumah dan mencongak. 7) Semua siswa telah mengerjakan tes, meskipun ada kesalahan diantara para siswa. Hal ini dapat diperbaiki dengan memberikan mencongak dalam penjumlahan dan pengurangan 8) Dari tes yang dilakukan ternyata ketuntasan belajar individu terendah adalah 68%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan mencapai 83%
83
9) Siklus III dipandang berhasil karena melihat hasil tes yang dilakukan. Dengan demikian hipotesis tindakan kelas dapat dicapai.
B. Pembahasan Pembahasan hasil penelitian didasarkan atas hasil pengamatan yang dilanjutkan dengan refleksi tindakan pada setiap siklus tindakan. Dari refleksi pangamatan pada silkus I diperoleh hasil temuan sebagai berikut. Proses pembelajaran masih belum optimal, hal ini dapat dilihat dari persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah yaitu hanya sampai 25%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan masih rendah yaitu hanya 76%. Proses belajar mengajar pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan meskipun telah dioptimalkan kegiatannya pembelajaran dengan menggunakan media yaitu media permainan kartu angka, akan tetapi hasilnya masih belum memuaskan. Secara keseluruhan pemanfaatan media permainan kartu angka belum optimal, sehingga permasalahan belum bisa teratasi. Menurut Sudjana dan Rifai (dalam Arsyad 2004:24), salah satu manfaat media pembelajaran dalam proses belajar siswa yaitu bahwa pelaksanaan proses belajar mengajar akan lebih menarik perhatian siswa, sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar. Sedangkan menurut Lattuheru (1988:112), salah satu fungsi alat permainan
84
dalam pendidikan yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar anak didik. Dalam pelaksanaan siklus I ini, hal tersebut belum berjalan dengan baik. Siswa masih terlihat bingung dan belum menguasai teknik-teknik permainan kartu angka. Siswa terlihat ramai dan sering bertanya pada guru atau teman lain. Sebagian siswa terlihat saling berebut kartu angka dengan teman semeja. Sebagian siswa merasa tidak cocok dengan kartu angka yang diambilkan oleh teman semejanya. Ada beberapa siswa yang tidak mengerjakan tugas karena siswa ternyata belum dapat menulis. Diharapkan guru melakukan bimbingan khusus terhadap siswa yang belum dapat menulis maupun membaca. Bimbingan ini bisa dilaksanakan dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Ada beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas karena kurang terampil dalam penjumlahan dan pengurangan. Dalam hal ini guru memberikan bimbingan khusus dan tugas-tugas tambahan terhadap siswa yang lambat berpikir. Juga ada siswa yang salah dalam mengerjakan tugas karena belum jelas cara mengerjakan penjumlahan dan pengurangan. Oleh karena itu guru berulang kali menjelaskan cara pengerjaannya. Bagi siswa yang dapat mengerjakan dengan cepat, guru selalu mendorong agar prestasinya lebih meningkat. Dalam pengamatan siswa dari siklus I ini, keaktifan siswa dalam pelajaran masih kurang. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru juga masih rendah. Siswa terlihat tidak antusias dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Siswa terlihat kurang tertarik untuk mengikuti pelajaran Matematika.
85
Hal ini membuat hasil belajar siswa rendah. Menurut Sugandi, dkk (2004:13), bila dalam belajar mengajar para siswa penuh perhatian kepada bahan yang dipelajari, maka hasil belajar akan lebih meningkat sebab dengan perhatian, ada konsentrasi, pada gilirannya hasil belajar itu akan lebih berhasil. Menurut Gagne dan Berliner (1984:335), dalam Dimyati dan Mudjiono (1994:42), perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya, dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, guru diharapkan untuk bisa menanamkan sikap positif pada diri siswa terhadap mata pelajaran Matematika. Guru harus bisa memberikan pengertian bahwa pelajaran Matematika bukanlah pelajaran yang sulit, dan akan sangat berguna bagi kehidupan sehari-hari bagi siswa. Hal ini akan membuat siswa lebih tertarik untuk mengikuti pelajaran Matematika. Dari segi guru, guru belum secara optimal memberikan motivasi serta dorongan kepada siswa. Sehingga siswa masih terlihat malas dan kurang bergairah dalam proses pembelajaran. Pemberian motivasi dari guru dalam proses pembelajaran merupakan salah satu komponen yang penting dalam belajar. Pelaksanaan siklus I ini, hal tersebut belum berjalan dengn baik. Menurut Anni, dkk (2004:112), motivasi penting untuk membuat siswa melakukan aktifitas belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar tinggi, akan lebih aktif dalam belajar dan menunjukkan proses kognitif yang tinggi dalam belajar. Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (1994:239), motivasi
86
belajar merupakan kekuatan mental yang mendorong terjadinya proses belajar. Apabila motivasi belajar kuat, maka mutu hasil belajar akan baik. Dalam pelaksanaan siklus berikutnya, guru diharapkan untuk lebih sering memberikan motivasi dan dorongan di sela-sela aktifitas belajar siswa. Selain itu, suara guru dalam mengajar kurang keras dan kurang jelas. Sehingga siswa yang duduk di belakang kurang jelas dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Banyak siswa yang ramai sendiri. Sebagian siswa terlihat mengantuk. Guru dalam menerangkan pelajaran pada siklus selanjutnya diharapkan untuk bersuara lebih keras dan jelas supaya semua siswa bisa menangkap penjelasan guru dengan baik. Selanjutnya
dari
hasil
refleksi
pada
pengamatan
selama
berlangsungnya siklus II mulai tampak ada perubahan sikap siswa dalam proses pembelajaran. Siswa mulai paham teknik permainan kartu angka, dan terlihat antusias mengerjakan tugas. Meskipun masih ada sebagian siswa yang masih ramai dan sibuk bertanya dengan teman lain, serta masih ada sebagian siswa yang masih saling berebut kartu angka tetapi jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan dengan siklus I. Meskipun begitu, perilaku siswa dalam mengerjakan tugas dengan menggunakan kartu angka dalam pelaksanaan siklus II ini dirasa masih kurang. Sehingga masih harus diperbaiki di siklus selanjutnya. Guru harus lebih jelas lagi menerangkan teknik penggunaan media kartu angka.
87
Siswa mulai bersemangat mengerjakan tugas. Guru sudah mulai baik dalam memberikan motivasi dan dorongan kepada siswa untuk lebih aktif dan giat belajar. Siswa sedikit lebih aktif dalam pembelajaran di kelas. Jumlah siswa yang berani maju ke depan untuk mengerjakan tugas, jumlahnya lebih banyak bila dibandingkan siklus I. Meskipun begitu, keaktifan dan perhatian siswa terhadap pelajaran secara keseluruhan dipandang masih kurang. sehingga masih perlu diperbaiki. Pemberian motivasi serta dorongan kepada siswa harus terus ditingkatkan pada siklus berikutnya. Dalam pelaksanaan siklus II ini jumlah siswa yang tidak mengerjakan tugas karena ternyata belum bisa membaca dan menulis, mulai bisa mengerjakan soal. Hal ini berkat bimbingan khusus guru dalam membaca dan menulis. Meskipun masih lambat dalam mengerjakan soal, siswa yang tadinya tidak mengerjakan sama sekali, tampak sudah mulai mengerjakan. Ada beberapa siswa yang lambat dalam mengerjakan tugas. Hal ini karena kemampuan berpikir setiap siswa terhadap materi pelajaran tidak sama. Juga adanya beberapa siswa yang masih salah dalam mengerjakan tugas. Meskipun begitu siswa yang memiliki kesalahan dalam mengerjakan tugasnya jumlahnya lebih sedikit jika dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus I. Ada beberapa siswa yang cepat dalam mengerjakan tugas, guru terus memberi dorongan untuk tetap belajar agar lebih pandai. Dari segi guru, selama proses pelaksanaan siklus II ini, suara guru dalam mengajar masih kurang jelas dan keras. Siswa yang duduk di belakang
88
masih kurang jelas dalam mendengarkan penjelasan dari guru. Masih terlihat sebagian siswa ramai dan terlihat mengantuk di kelas. Hal ini perlu diperbaiki dalam proses siklus selanjutnya. Guru harus bersuara lebih keras dan jelas, agar semua siswa bisa mendengarkan penjelasan dari guru. Guru juga harus lebih keras dalam menegur dan memberikan nasehat kepada siswa yang ramai, mengantuk, dan tidak memperhatikan pelajaran. Pada pelaksanaan proses pembelajaran siklus II ini diperoleh temuan bahwa sebagian siswa masih kurang tertarik dalam mendengarkan penjelasan dari guru dan terlihat mengantuk atau ramai sendiri, tetapi terlihat sangat bersemangat dan antusias dalam mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka. Setelah dilakukan diskusi, ditarik kesimpulan bahwa hal ini dikarenakan gaya mengajar guru yang kurang atraktif, interaktif dan kurang memberikan humor-humor kecil dalam proses pembelajaran. Sehingga pada pelaksanaan siklus berikutnya, guru diharuskan mengubah gaya mengajar agar lebih atraktif, interaktif dan sedikit menambahkan humorhumor kecil dalam pembelajaran. Hal ini supaya terjadi ketertarikan siswa dalam mengikuti pelajaran dan penjelasan dari guru. Sehingga terjadi keseimbangan dalam proses menjelaskan pelajaran dan proses mengerjakan tugas menggunakan media permainan kartu angka. Pada siklus II ini, persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah mulai meningkat yaitu menjadi 40%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan meningkat
89
sampai 82%. Pelaksanaan siklus II ini secara keseluruhan dipandang belum berhasil. Sehingga perlu diadakan siklus III. Pada pengamatan selama berlangsungnya siklus III didapatkan bahwa semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun ada beberapa kesalahan tetapi kesalahannya lebih sedikit dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus II. Semua siswa juga telah mengerjakan tes meskipun ada kesalahan juga lebih sedikit jika dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus II. Siswa terlihat sangat menguasai teknik permainan kartu angka. Tidak tampak terlihat siswa yang masih bingung dalam penggunaan media permainan ini. Semua siswa tampak antusias dan bersemangat mengerjakan tugas menggunakan media permainan kartu angka. Semua siswa telah mengerjakan tugas, meskipun ada beberapa kesalahan tetapi kesalahannya lebih sedikit dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus II. Hampir seluruh siswa aktif dalam kegiatan belajar, meskipun ada beberapa siswa yang masih lambat dalam mengerjakan tugas, hal ini wajar karena kemampuan siswa dalam berfikir berbeda-beda. Guru dengan sangat baik memberikan nasehat dan motivasi kepada siswa, sehingga siswa menjadi lebih giat dalam belajar. Suara guru dalam mengajar sudah cukup keras dan jelas. Siswa yang duduk di belakang dapat mendengarkan penjelasan guru dengan baik.. Siswa sudah terlihat antusias mendengarkan penjelasan dari guru, karena guru dalam mengajar lebih atraktif, interaktif dan menyelingi humor-humor kecil. Penggunaan media
90
permainan kartu angka dalam pelaksanaan siklus III ini dianggap berhasil. Penggunaan media permainan kartu angka telah mempermudah penyampaian materi pelajaran. Menurut Sudjana dan Rifai (dalam Arsyad, 2004:24), salah satu manfaat media pengajaran yaitu dapat menarik perhatian siswa, sehingga menimbulkan motivasi belajar. Penggunaan media permainan kartu angka telah dapat membantu menarik perhatian serta minat siswa sehingga menimbulkan motivasi siswa untuk belajar Matematika. Pelaksanaan siklus III ini sudah dianggap berhasil karena terjadi keseimbangan pada siswa. Siswa terlihat antusias mendengarkan penjelasan guru dan siswa sangat antusias mengerjakan soal menggunakan media permainan kartu angka. Meningkatnya keaktifan siswa dan meningkatnya hasil prestasi siswa dapat diartikan bahwa pembelajaran Matematika dalam penjumlahan dan pengurangan dengan media permainan kartu angka pada kelas II SD Negeri Girimargo 1 Miri telah berhasil. Namun dalam setiap pembelajarannya harus tetap didukung oleh kegiatan-kegiatan yang mampu meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas, seperti pemberian apersepsi dan motivasi serta penguatan pada siswa agar tetap giat belajar. Pada siklus III ini persentase ketuntasan belajar individual siswa terendah yaitu mencapai 68%, dan tertinggi mencapai 100%, sedangkan persentase skor ketercapaian siswa secara keseluruhan mencapai 83%. Berdasarkan refleksi tindakan siklus III dan hasil tes ulangan yang
91
menunjukkan bahwa siswa telah tuntas belajar maka tindakan siklus III dipandang sudah berhasil, dengan demikian hipotesis tindakan dapat tercapai. Untuk mengetahui lebih jelas tentang peningkatan kemampuan belajar siswa dari siklus I sampai III, dan peningkatan persentase ketuntasan belajar kelas, secara keseluruhan dapat dilihat pada grafik di bawah ini:
100%
100%
100%
persentase
80%
100% 68%
60% 40%
40%
terendah
25% 20%
tertinggi
0% siklus I
siklus II
siklus III
ketuntasan belajar siswa
Grafik 1 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I sampai III
siklus I
siklus II
100% 76%
82%
siklus III
83%
persentase
80% 60% 40% 20% 0% persentase ketuntasan belajar kelas Grafik 2 Persentase Skor Ketercapaian Siswa Secara Keseluruhan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas di kelas II SD Negeri Girimargo 1, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Media permainan kartu angka dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas II SD Negeri Girimargo 1 dalam pembelajaran Matematika. Hal ini dapat dilihat dari meningkatnya persentase ketuntasan belajar siswa dari siklus I sampai siklus III; 2. Penggunaan media permainan kartu angka dapat meningkatkan keaktifan dan minat belajar dalam pelajaran Matematika pada pokok bahasan penjumlahan dan pengurangan. Siswa yang selama ini kurang tertarik terhadap mata pelajaran Matematika, menjadi lebih aktif dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran Matematika; 3. Pengenalan pelajaran Matematika dengan menggunakan media permainan kartu angka kepada siswa dapat membuat proses pembelajaran lebih menarik. Matematika tidak lagi dianggap pelajaran yang sulit bagi siswa, karena anak merasa dalam dunianya yaitu dunia permainan.
93
B. SARAN Dari pengalaman melaksanakan penelitian tindakan kelas di kelas II SD Negeri Girimargo 1, Ada beberapa saran yang perlu peneliti sampaikan sehubungan dengan penelitian ini, yaitu sebagai berikut: 1. Proses pembelajaran Matematika dengan menggunakan media dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran dengan menggunakan media sebaiknya terus dipertahankan; 2. Penggunakan teknik-teknik permainan di dalam proses pembelajaran Matematika, dapat membuat siswa lebih antusias dan tertarik, sehingga bisa mengatasi rasa bosan siswa terhadap mata pelajaran Matematika yang selama ini dianggap pelajaran sulit. Penggunaan teknik-teknik permainan seperti ini hendaknya tetap dipertahankan, terutama di kelas-kelas rendah; 3. Guru hendaknya terus mengembangkan jenis media dan permainan yang lain dalam proses pembelajaran Matematika. Dengan mengenalkan siswa terhadap media dan teknik-teknik permainan dalam proses pembelajaran, pembelajaran dapat berlangsung secara aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.
94
DAFTAR PUSTAKA Anni, Catharina Tri. dkk. 2004. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK Universitas Negeri semarang. Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi, et all. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Grafindo Persada. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Permainan Tradisional Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Permuseuman, Priyek Pembinaan Permuseuman. Depdiknas. 2006. Kurikulum KTSP SD 2006. Jakarta: Dharma Bhakti. Dimyati dan Mudjiono. 1994. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Djamarah, Syaiful Bahri dan Zain, Azwan. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rinneka Cipta. Elliot. 1991. Action Research for Educational Change. Bidder Ltd. Great Britain. Hamalik, Oemar. 1992. Metode Belajar dan Kesulitan-Kesulitan Belajar. Bandung: Jarsito. Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak Edisi ke 6 Jilid I. Jakarta: Erlangga. Lattuheru, Jhon D. 1988. Media Pembelajaran Dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Depdikbud Ditjen P2LPTK. Moleong. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Nasution. 2000. Didaktik Asas-asas Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Novianto. 2002. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surakarta: Bringin 55. Purwanto, Ngalim M. 1994. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
95
Purwadarminto. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sadiman, Arief S, dkk. 2002. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatannya). Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soedjadi R. 2000. Kiat Pendidikan Matematika di Indonesia. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sudono, Anggani. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Sudjana, Nana. 1986. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru. Sudjana, Nana dan Rivai, Ahmad. 1989. Teknologi Pengajaran. Bandung: Sinar Baru. Sugandi, Achmad, dkk. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES. Sugiyanto, Mayke. 1995. Bermain, Mainan dan Permainan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Pendidikan Tinggi, Proyek Pendidikan Tenaga Guru Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Suryabrata, Sumadi. 1987. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali. Suyitno, Amin dkk. 1997. Dasar-Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I. Semarang: Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA IKIP Semarang. Syah, Muhibin. 1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya. Tim Bina Karya Guru. 2007. Terampil Berhitung Matematika. Jakarta: Erlangga. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa Indonesia. 1993. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Tim Pelatih Proyek PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Proyek PGSM.
96
Wicaksono, Ispambudi. 2003. Penelitian Deskriptif Tentang Penguasaan Matematika Siswa Kelas II Semester II SMU se-Kecamatan Slawi Kabupaten Tegal Tahun Pelajaran 2002/2003. Skripsi: UPS Tegal. Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan Aplikasi. Bandung: Pakar Raya Zulkiffi. 1987. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Karya.
97
98
Lampiran 1 Gambar 01 Gedung dan Halaman Sekolah SD Negeri Girimargo 1
99
Lampiran 2 Gambar 02 Proses Pembelajaran Siklus I
Gambar 02.1 Guru menjelaskan pelajaran
Gambar 02.2 Guru mengecek pekerjaan siswa
Gambar 02.3 dan Gambar 02.4 Siswa saling mengambilkan kartu angka
Gambar 02.5 dan 02.6 Siswa mengerjakan tugas menggunakan kartu angkanya
Gambar 02.7 Siswa mengerjakan tugas di depan kelas. Gambar 02.8 Siswa mengerjakan tes
100
Lampiran 3 Gambar 03 Proses Pembelajaran Siklus II
Gambar 03.1 Guru menerangkan pelajaran.
Gambar 03.2 Guru memberikan bimbingan di sela-sela aktifitas belajar
Gambar 03.3, 03.4, 03.5, 03.6 Siswa mengerjakan tugas menggunakan kartu angka. Siswa terlihat sibuk dan antusias
Gambar 03.7 Siswa mengerjakan tugas di depan kelas. Gambar 03.8 Siswa mengerjakan tes
101
Lampiran 4 Gambar 04 Proses Pembelajaran Siklus III
Gambar 04.1 dan 04.2 Guru memberikan bimbingan dan motivasi kepada siswa di sela-sela aktivitas belajar
Gambar 04.3, 04.4, 04.5 dan 04.6 Siswa mengerjakan tugas menggunakan kartu angka. Siswa sangat tertarik dan antusias
Gambar 04.7 Siswa mengerjakan tugasnya di papan tulis Gambar 04.8 Siswa mengerjakan tes
102
Lampiran 5 SILABUS Satuan Pendidikan : SD Girimargo 1 Mata Pelajaran : Matematika Kelas/Semester : II/Gasal
Aspek : Bilangan Standar Kompetensi : 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Indikator Alokasi Sumber Penilaian Pembelajaran Waktu Belajar Teknik Bentuk Contoh Instrumen Instrumen Tes tulis Tes isian Bilangan sesudah1 x 35’ Buku teks, 1.1 Membandingkan Penjumlahan Mendiskusikan Membilang bilangan sampai 500 dan cara membilang secara urut 436 adalah..... benda pengurangan bilangan secara konkrit sbg bilangan urut alat hitung, Mendiskusikan Menyebutkan Tes tulis Tes isian Bilangan yang1 x 35’ kartu angka, lebih besar dari cara menyebutkan banyak benda gambar yang banyak benda 387 dan lebih relevan, kecil dari 389 buku adalah..... cemerlang Tes tulis Tes isian Tulislah Mendiskusikan Membilang hasil2 x 35’ kelas II A tentang bilangan loncat membilang loncat hal. 36 - 40. loncat 20 dari 300 sampai dengan 440 Mendiskusikan Membaca dan Tes tulis Tes isian Nama bilangan2 x 35’ dari 447 adalah.... cara membaca dan menulis
103
menulis lambang bilangan dalam kata-kata dan angka Mengidentifikasi kumpulan benda lebih banyak, lebih sedikit, atau sama dengan kumpulan lain Mengidentifikasi suatu bilangan lebih besar,lebih kecil, atau sama dengan bilangan lain 1.2 Mengurutkan bilangan sampai 500
Mendiskusikan cara menyusun bilangan-bilangan dari terkecil ke terbesar atau sebaliknya Mengidentifikasi bilangan genap
lambang bilangan dalam katakata dan angka Menentukan Tes tulis Tes isian 311....321 (lebih2 x 35’ bahwa dari atau kurang kumpulan dari) benda lebih banyak, lebih sedikit, atau sama dengan kumpulan lain 2 x 35’ Menentukan Tes tulis Tes isian Tanda suatu bilangan perbandingan lebih yang tepat untuk 499.....449 besar,lebih adalah.... kecil, atau sama dengan bilangan lain Menyusun Tes tulis Tes isian 454, 456, 453,5 x 35’ 451, 455, 452 bilanganbilangan dari Susunan terkecil ke kumpulan terbesar atau bilangan di atas sebaliknya dari terbesar adalah.... Membedakan Tes tulis Tes isian Sebutkan semua bilangan ganjil bilangan
Buku teks, benda konkrit sbg alat hitung, kartu angka, gambar yang relevan, buku cemerlang
104
1.3 Menentukan nilai tempat ratusan, puluhan, dan satuan
1.4 Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500
dan dan ganjil genap berdasarkan ganjil urutan berdasarkan urutan Mendiskusikan Menentukan cara menentukan nilai tempat nilai tempat suatu suatu bilangan bilangan sampai sampai ratusan ratusan Mendiskusikan Membaca dan Tes tulis cara membaca dan menggunakan menggunakan simbol +, -, simbol +, -, dan dan =dalam =dalam pengerjaan pengerjaan hitung hitung Mengingat fakta Mengingat Tes tulis fakta dasar dasar penjumlahan dan penjumlahan pengurangan dan bilangan pengurangan bilangan Mendiskusikan Mengubah Tes tulis cara mengubah kalimat atau kalimat atau bentuk bentuk pengurangan pengurangan ke ke bentuk bentuk penjumlahan penjumlahan
antara 440
425
dan
Tes isian Pada bilangan4 x 35’ 325, angka 3 menempati tempat....
kelas II A hal. 36 - 40.
Buku teks, benda konkrit sbg alat hitung, kartu angka, Tes isian Jika a = 90, b =2 x 35’ gambar yang relevan, 160, c = 125, nilai buku dari a + b + c = .... cemerlang kelas II A hal. 36 - 40. Tes isian Jika a = 175 dan b2 x 35’ = 200, nilai dari a + b =.....
Tes isian Jika m - 314 = 63,2 x 35’ nilai m = .....
105
Mendiskusikan cara menuliskan bilangan tiga angka dalam bentuk panjang Mendiskusikan cara menjumlah dua bilangan dengan cara menyimpan dan tanpa menyimpan Mendiskusikan cara mengurang dua bilangan dengan cara menyimpan dan tanpa menyimpan Mendiskusikan cara melakukan operasi hitung campuran menjumlahkan dan mengurang Mendiskusikan cara memecahkan soal cerita yang mengandung
Suatu bilangan2 x 35’ ratusannya 4, puluhannya 7, dan satuannya 1. Bilangan itu adalah..... Tes tulis Tes isian Hasil dari 143 +2 x 35’ Menjumlah 181 + 135 = ..... dua bilangan dengan cara menyimpan dan tanpa menyimpan Tes tulis Tes isian Selisih bilangan2 x 35’ Mengurang dua bilangan 476 dan 95 dengan cara adalah...... menyimpan dan tanpa menyimpan Tes tulis Tes isian Jika a = 145, b =2 x 35’ Melakukan operasi hitung 150, dan c = 75, campuran nilai dari a + b - c menjumlahkan =...... dan mengurang Memecahkan Tes tulis Tes isian Bu Sinta memiliki2 x 35’ soal cerita 110 durian. yang Kemudian ia membeli sebanyak mengandung Menuliskan Tes tulis Tes isian bilangan tiga angka dalam bentuk panjang
106
penjumlahan dan penjumlahan pengurangan dan pengurangan
100 durian. Bu Sinta menjual durian tersebut sebanyak 95 buah. Berapa durian yang dimiliki Bu Sinta sekarang?
Mengetahui Kepela SD Negeri Girimargo 1
Girimargo,................. 2008 Guru Mata Pelajaran
Nurul Hadi, S.Pd NIP. 130650939
Sri Sukayatmi NIP. 130651149
107
Lampiran 6 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Bilangan dan Lambangnya 1.2 Penjumlahan dan Pengurangan
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (2 jam pelajaran)
Kelas/Semester
: II / Semester I
STANDAR KOMPETENSI 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 KOMPETENSI DASAR 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 INDIKATOR 1. Membilang bilangan sampai 500 2. Membaca dan menulis bilangan sampai 500 3. Menjumlahkan bilangan sampai 500 4. Mengurangkan bilangan sampai 500 I. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat membilang bilangan sampai 500 2. Siswa dapat membaca dan menulis bilangan sampai 500 3. Siswa dapat menjumlahkan bilangan sampai 500 tanpa meminjam 4. Siswa dapat mengurangkan bilangan sampai 500 tanpa meminjam
108
II. MATERI PEMBELAJARAN 1. Membaca Lambang Bilangan Contoh: Bacalah lambang bilangan a. 101 b. 112 c. 234 d. 200 e. 202 Jawab: a. Seratus satu b. Seratus dua belas c. Dua ratus tiga puluh empat d. Dua ratus e. Dua ratus dua 2. Menulis Lambang Bilangan Contoh: Tulislah lambang bilangan a. Dua ratus dua belas b. Seratus enam c. Dua ratus sembilan puluh tiga d. Seratus tiga puluh Jawab: a. 212 b. 106
109
c. 293 d. 130 3. Penjumlahan Tanpa Menyimpan Berapakah 121 + 12 = ? 4. Pengurangan Tanpa Meminjam Berapakah 298 – 45 = ? III. METODE PEMBELAJARAN 1. Demontrasi 2. Penugasan 3. Tanya jawab 4. Bermain kartu 5. Ceramah IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal a. Berdoa bersama b. Absensi c. Apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pelajaran bilangan dan lambangnya sampai dengan 500
Bacalah! 123, 141, 209, 234, 378, 390, 409, 465, 489, 499
110
b. Menjelaskan materi penjumlahan tanpa menyimpan
Berapakah 121 + 12 = ?
1 ratusan
1 ratusan
2 puluhan
1 satuan
121
1 puluhan
2 satuan
12
3 puluhan
Jadi 121 + 12 = 133
3 satuan
133
111
Cara penjumlahan bersusun 121 12 +
satuannya dijumlahkan
133
1+2=3
Puluhannya dijumlahkan 2+1=3 Ratusannya = 1
Jadi, 121 + 12 = 133
c. Menjelaskan materi pengurangan tanpa meminjam Berapakah 298 - 45 =?
2 ratusan
9 puluhan
8 puluhan
298
298 - 45
112
2 ratusan
5 puluhan
3 satuan
253
Jadi, 298 - 45 = 253 Cara menghitung bersusun 298 45 -
kurangkan satuannya
253
jadi, 298 - 45 = 253
8-5=3 kurangkan puluhannya 9-4=5 kurangkan ratusannya 2-0=2
d. Siswa saling bertukar kartu angka dengan teman semeja, yaitu sejumlah 10 kartu angka e. Siswa menulis nama bilangan dari kartu yang telah didapatnya f. Siswa memasang-masangkan dua kartu angka untuk dijumlahkan dan dikurangkan g. Siswa mengerjakan penjumlahan bilangan sampai 500. h. Beberapa anak mengerjakan di depan kelas.
113
3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama-sama siswa membuat ringkasan/rangkuman b. Guru memantapkan materi yang telah disampaikan c. Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan d. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa yaitu untuk menuliskan nama lambang bilangan dari kartu angka yang diambilkan oleh teman satu meja masing-masing, yaitu 10 buah. Kemudian menjumlahkan dan mengurangkan kartu tersebut sebanyak 5 pasang. V. SUMBER BELAJAR 1. Buku Matematika Terampil Berhitung SD kelas II. Karangan Tim Bina Karya Guru. Penerbit Erlangga 2. Cemerlang kelas II A halaman 36 - 40 3. Kurikulum KTSP kelas II 4. Silabus KTSP kelas II VI. ALAT BELAJAR 1. Kartu angka 1 - 500 2. Tabel bilangan 1 - 500 VII. PENILAIAN 1. Prosedur Tes: Formatif 2. Jenis Tes: Tertulis 3. Bentuk Penilaian: Tertulis dan Pengamatan 4. Bentuk Tes: Isian
114
5. Instrumen Penilaian: a. Soal b. Kunci Jawaban c. Kritera Penilaian d. Lembar Pengamatan, Lembar Penilaian e. Bahan Perbaikan/Pengayaan a. Soal tes tertulis siklus pertama I. Tulis nama bilangan di bawah ini! 1. 134 = 2. 222 = 3. 143 = 4. 212 = 5. 97 = 6. 155 = 7. 170 = 8. 102 = 9. 89 = 10. 225 = II. Tulis lambang bilangan di bawah ini! 1. Seratus empat puluh dua 2. Dua ratus tujuh puluh 3. Seratus sebelas 4. Dua ratus lima
115
5. Seratus sembilan puluh satu 6. Dua ratus sembilan 7. Delapan puluh delapan 8. Enam puluh sembilan 9. Seartus empat puluh satu 10. Sepuluh b. Kunci Jawaban pertemuan pertama: I. Tulis nama bilangan di bawah ini! 1. 134
= seratus tiga puluh empat
2. 222
= dua ratus dua puluh dua
3. 143
= seratus empat puluh tiga
4. 212
= dua ratus dua belas
5. 97
= sembilan puluh tujuh
6. 155
= seratus lima puluh lima
7. 170
= seratus tujuh puluh
8. 102
= seratus dua
9. 89
= delapan puluh sembilan
10. 225
= dua ratus dua puluh lima
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini! 1. Seratus empat puluh dua
: 142
2. Dua ratus tujuh puluh
: 270
3. Seratus sebelas
: 111
4. Dua ratus lima
: 205
116
5. Seratus sembilan puluh satu : 191 6. Dua ratus sembilan
: 209
7. Delapan puluh delapan
: 88
8. Enam puluh sembilan
: 69
9. Seartus empat puluh satu
: 141
10. Dua ratus sepuluh
: 210
c. Kriteria penilaian 1. Setiapsoal jawaban benar, cara benar, nilai = 10 2. Setiapsoal jawaban salah, cara benar, nilai = 8 3. Setiap soal jawaban salah, cara salah, nilai = 0 d. Lembar penilaian (tes tertulis) No.
Nama
e. Soal Perbaikan I. Tulis nama bilangan di bawah ini! 1. 456
:
2. 143
:
3. 200
:
4. 342
:
5. 109
:
Nilai
117
II. Tulis lambang bilangan di bawah ini! 1. Dua ratus tujuh puluh tujuh
:
2. Empat ratus sembila belas
:
3. Seratus lims puluh tiga
:
4. Dua ratus sepuluh
:
5. Delapan puluh satu
:
Mengetahui Kepala SD Negeri Girimargo 1
Sragen, November 2008 Guru Kelas II
NURUL HADI, S.Pd NIP. 130650939
SRI SUKAYATMI NIP. 130651149
118
Lampiran 7 KISI-KISI SOAL TES SIKLUS I Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan 1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
No
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
1. Melakukan
sampai
500
Nomor
dan Pemahaman 1 - 20
danbilangan sampai menulis lambang
pengurangan
500
Aspek
Soal
Membandingkan Membaca
penjumlahan
bilangan
Indikator
bilangan
dalam
kata-kata
dan
angka
119
Lampiran 8 TES KEMAMPUAN SIKLUS I Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
I. Tulis nama bilangan di bawah ini! 11. 134 : ..................................................................................... 12. 222 : ..................................................................................... 13. 143 : ..................................................................................... 14. 212 : ..................................................................................... 15. 97 : ...................................................................................... 16. 155 : ..................................................................................... 17. 170 : ..................................................................................... 18. 102 : ..................................................................................... 19. 89 : ....................................................................................... 20. 225 : .................................................................................... II. Tulis lambang bilangan di bawah ini! 21. Seratus empat puluh dua: .................................................... 22. Dua ratus tujuh puluh: ......................................................... 23. Seratus sebelas: ................................................................... 24. Dua ratus lima: ..................................................................... 25. Seratus sembilan puluh satu: ................................................ 26. Dua ratus sembilan: .............................................................. 27. Delapan puluh delapan: ........................................................ 28. Enam puluh sembilan: ........................................................... 29. Seratus empat puluh satu: ...................................................... 30. Dua ratus sepuluh: .................................................................
120
Lampiran 9 KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN SIKLUS I
I. Tulis nama bilangan di bawah ini! 11. 134
= seratus tiga puluh empat
12. 222 = dua ratus dua puluh dua 13. 143 = seratus empat puluh tiga 14. 212 = dua ratus dua belas 15. 97
= sembilan puluh tujuh
16. 155
= seratus lima puluh lima
17. 170
= seratus tujuh puluh
18. 102
= seratus dua
19. 89
= delapan puluh sembilan
20. 225 = dua ratus dua puluh lima II. Tulis lambang bilangan di bawah ini! 11. Seratus empat puluh dua
: 142
12. Dua ratus tujuh puluh
: 270
13. Seratus sebelas
: 111
14. Dua ratus lima
: 205
15. Seratus sembilan puluh satu : 191 16. Dua ratus sembilan
: 209
17. Delapan puluh delapan
: 88
18. Enam puluh sembilan
: 69
19. Seratus empat puluh satu
: 141
20. Dua ratus sepuluh
: 210
121
ANALISIS HASIL TES SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok bahasan
: 1.1. Bilangan dan Lambangnya 1.2. Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
Banyak Soal
: 20 Butir
Banyak Peserta Tes : 46 Siswa
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
NAMA SISWA Edi Hariyanto Adi Prasetyo W Aina Safitri Ananda Aris R M Andri Wiyanto Ani Muslimah Anisa Rizki W Bagus Yulfan Cruiff Andika Diah Tri Lestari Dede Haryanto Fadil Afif Nur Fikri Rizal T M
1 0 1 1 0 0 0 1 0 1 1 0 1 1
2 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
3 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1
4 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 0 1 1
SKOR YANG DIPEROLEH JUMLAH % KETUNTASAN 5 6 7 8 9 10111213 14 15 16171819 20 SKOR KETERCAPAIAN YA TIDAK 9 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 40% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 17 85% 9 0 0 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 50% 9 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 6 30% 9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 75% 9 0 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 13 65% 9 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 18 90% 9 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 6 30% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 18 90%
122
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43.
Ganis Rindang Mahesti Habib Nurhidayatullah Hani Susilowati Khoirul Sarifudin Lia Saputri Mahega Sarwijaya Maya Nur Meysa Anggraeni M Kholis Dwi S M Edo Saputro Mutiara Hana P Nur Aisyah Nursito Nuryati Putri Diah Raisa Arisma Rohim Ihsanto Setiaji Sholeq Bintang P Silvia Anggi Surya Tri Efendi Tina Meliana Tri Suyatmi Wahyu Bagas Wahyu Dwi Saputro Wahyu Tri Utami Zulyana Ahmad Fitroh Elsha Nur Novianti
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0
1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0
1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1
1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1
19 20 5 10 18 15 20 19 14 19 15 20 11 6 20 19 20 10 12 18 19 18 10 18 11 19 19 14 11 17
95% 100% 25% 50% 90% 75% 100% 95% 70% 95% 75% 100% 55% 30% 100% 95% 100% 50% 60% 90% 95% 90% 50% 90% 55% 95% 95% 70% 55% 85%
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
123
44. Ramadhan 45. Rini Putri Solekah 46. Akbar Miftahul JUMLAH SKOR JUMLAH SKOR MAKSIMAL % SKOR KETERCAPAIAN
Hasil Siklus I
1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 36353625373738283636403336 32 35 3241413536 46464646464646464646464646 46 46 4646464646 78 76 78 54 80 80 82 60 78 78 86 71 78 69 76 69 89 89 76 78 ,2 ,8 ,2 ,3 ,4 ,4 ,6 ,8 ,2 ,2 ,9 ,7 ,2 ,5 ,8 ,5 ,1 ,1 ,8 ,2
: Jumlah siswa: 46 anak Tuntas
: 33 anak
Belum tuntas : 13 anak Ketuntasan klasikal : 33 x 100% = 71% 46
14 20 14
70% 100% 70% 3510% 76,7%
9 9 9
124
Lampiran 11 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 penjumlahan 1.2 pengurangan
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (2 jam pelajaran)
Kelas/Semester
: II / Semester I
STANDAR KOMPETENSI 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 KOMPETENSI DASAR 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 INDIKATOR 1. Menjumlahkan bilangan sampai 500 2. Mengurangkan bilangan sampai 500 3. Menjumlahkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam 4. Mengurangkan dua bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam I. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menjumlahkan bilangan sampai 500 2. Siswa dapat mengurangjan bilangan sampai 500
125
3. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam 4. Siswa dapat mengurangkan dua bilangan bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam II. MATERI PEMBELAJARAN 1. Penjumlahan dengan satu kali teknik penyimnan. Penjumlahan dua bilangan dua angka Contoh: a. 23 + 91 = b. 45 + 36 = c. 62 + 63 = d. 20 + 99 = e. 55 + 54 = 2. Pengurangan dengan satu teknik menyimpan Contoh: 123
157
178
166
140
15 -
82 -
92 -
27 -
16 –
…..
…..
…..
…..
…..
III. METODE PEMBELAJARAN 1. Demontrasi 2. Penugasan 3. Tanya jawab 4. Bermain kartu
126
5. Ceramah IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal a. Berdoa bersama b. Absensi c. Apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dengan satu kali teknik penyimpanan. Penjumlahan dua bilangan dua angka Berapakah 42 + 71 = ?
4 puluhan 40
7 puluhan 70
2 satuan 2
42
1 satuan 1
71
42 71 + ..... 11 puluhan 110
3 satuan 3
127
42 71 +
1 ratusan 100
1 puluhan 10
3 satuan 3
113
Jadi, 42 + 71 = 113 Cara penjumlahan bersusun 42 71 + ......
42
jumlahkan satuannya
71 +
2+1=3
113 jumlahkan puluhannya 4 + 7 = 11 nilainya 110 1 ratusan 1 puluhan hitung ratusannya 1
b. Menjelaskan materi tentang pengurangan dengan satu kali teknik meminjam. Berapakah 172 - 48 = ?
128
1 ratusan 100
7 puluhan 70
2 satuan 2
172
1 ratusan
6 puluhan
12 satuan
172
172 - 48
124
1 ratusan
2 puluhan Jadi, 172 - 48 = 124
4 satuan
129
Cara menghitung bersusun 172
2 dikurangi 8 tidak bisa atau tidak cukup
48 -
ubahlah 172 dari
.....
1 ratusan 7 puluhan 2 satuan menjadi
172
1 ratusan 6 puluhan 12 satuan
48 -
kurangkan satuannya
124
12 - 8 = 4 kurangkan puluhannya 6-4=2 kurangkan ratusannya 1-0=1
Jadi, 172 - 48 = 124 Atau 172 48 124 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama-sama siswa membuat ringkasan/rangkuman b. Guru memantapkan materi yang telah disampaikan c. Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan d. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menjumlahkan dan mengurangkan dua bilangan dari kartu angka yang diambilkan oleh teman satu meja masing-masing, yaitu 20 kartu angka atau sepuluh pasang.
130
V. SUMBER BELAJAR 1. Buku Matematika Terampil Berhitung SD kelas II. Karangan Tim Bina Karya Guru. Penerbit Erlangga 2. Cemerlang kelas II A halaman 36 - 40 3. Kurikulum KTSP kelas II 4. Silabus KTSP kelas II VI. ALAT BELAJAR 1. Kartu angka 1 - 500 2. Tabel bilangan 1 - 500 VII.
PENILAIAN
1. Prosedur Tes: Formatif 2. Jenis Tes: Tertulis 3. Bentuk Penilaian: Tertulis dan Pengamatan 4. Bentuk Tes: Isian 5. Instrumen Penilaian: a. Soal b. Kunci Jawaban c. Kritera Penilaian d. Lembar Pengamatan, Lembar Penilaian e. Bahan Perbaikan/Pengayaan
131
a. Soal tes tertulis siklus kedua I.
Hitunglah jumlahnya 1. 37
6. 33
59 +
77 +
.....
.....
2. 81
7. 30
72 +
69 +
.....
.....
3. 66
8. 60
66 +
78 +
.....
.....
4. 42
9. 92
87 +
28 +
.....
.....
5. 71
10. 43
90 +
88 +
.....
.....
II. Hitunglah jumlahnya 1. 204
5. 222
71 -
83 -
.....
.....
2. 234 17 ..... 3. 129 72 ..... 4. 171 66 .....
6. 123 90 ..... 7. 239 99 ..... 8. 270 48 ..... 9. 92 28 .....
10. 244 19 -
132
b. Kunci Jawaban pertemuan kedua I. Hitunglah jumlanya 6. 33
1. 37 59 +
77 +
96
110 7. 30
2. 81
69 +
72 + 153
99
3. 66
8. 60 78 +
66 +
130
132
9. 92
4. 42
28 +
87 +
120
129
10. 43
5. 71
88 +
90 +
131
161 II. Hitunglah jumlahnya! 1. 204 71 133 2. 234 17 -
5. 222
6. 123
83 -
90 -
19 -
139
33
225
7. 239 99 -
217
140
3. 129
8. 270
72 57 4. 171 66 105
10. 244
48 222 9. 92 28 64
133
c. Kriteria penilaian 1. Setiap soal jawaban benar, cara benar, nilai = 10 2. Setiapsoal jawaban salah, cara benar, nilai = 8 3. Setiap soal jawaban salah, cara salah, nilai = 0 d. Lembar penilaian (tes tertulis) No.
Nama
e. Soal Perbaikan I.
Hitunglah jumlahnya! 1. 12 77 +
2. 30 57 +
3. 60 48 +
4. 98 28 +
5. 34 88 +
Nilai
134
II. Hitunglah jumlahnya! 1. 96 77 -
2. 190 57 -
3. 260 48 -
4. 498 28 -
5. 494 86-
Mengetahui Kepala SD Negeri Girimargo 1
Sragen, November 2008 Guru Kelas II
NURUL HADI, S.Pd NIP. 130650939
SRI SUKAYATMI NIP. 130651149
135
Lampiran 12 KISI-KISI SOAL TES SIKLUS II Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan 1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
No
1.
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Melakukan
Melakukan
Indikator
Nomor Soal
Menjumlahkan
penjumlahan penjumlahan
bilangan
dan
500
dan
Aspek
sampai
dengan
pengurangan pengurangan
kali
bilangan
bilangan
menyimpan
sampai 500
sampai 500
Pemahaman 1 - 10
satu teknik
Mengurangkan bilangan 500
sampai Pemahaman 10 - 20
dengan
kali menyimpan.
satu teknik
136
Lampiran 13 TES KEMAMPUAN SIKLUS II Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 20 soal
I. Hitunglah Jumlahnya! 1. 37 59 + .....
2. 81 72 + .....
3. 66 66 + .....
4. 42 87 + .....
5. 71 90 + .....
11. 33 77 + .....
12. 30 69 + .....
13. 60 78 + .....
14. 92 28 + .....
15. 43 88 + .....
137
II. Hitunglah Jumlahnya! 1. 204 71 .....
2. 234 17 .....
3. 129 72 .....
4. 171 66 .....
5. 222 83 .....
10. 123 90 .....
11. 239 99 .....
12. 270 48 .....
13. 92 28 .....
14. 244 19.....
SELAMAT MENGERJAKAN
138
Lampiran 14 KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN SIKLUS II
I. Hitunglah jumlanya 1.
2.
37 59 +
77 +
96
110
81 72 +
3.
69 + 99
66
8. 60
132 42 87 + 129 5.
7. 30
153
66 +
4.
6. 33
71 90 + 161
78 + 130 9. 92 28 + 120 10. 43 88 + 131
139
II. Hitunglah jumlahnya! 1. 204 71 133 2. 234 17 -
6. 123 90 33 7. 239 99 -
217
140
3. 129
8. 270
72 -
48 -
57
222
4. 171 66 105 5. 222 83 139
9. 92 28 64 10. 244 19 225
140
ANALISIS HASIL TES SIKLUS II
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
Banyak Soal
: 20 Butir
Banyak Peserta Tes : 46 Siswa
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
NAMA SISWA Edi Hariyanto Adi Prasetyo W Aina Safitri Ananda Aris R M Andri Wiyanto Ani Muslimah Anisa Rizki W Bagus Yulfan Cruiff Andika Diah Tri Lestari Dede Haryanto Fadil Afif Nur Fikri Rizal T M Ganis Rindang Mahesti Habib Nurhidayatullah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
2 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
SKOR YANG DIPEROLEH JUMLAH % KETUNTASAN 5 6 7 8 9 10111213 14 15 16171819 20 SKOR KETERCAPAIAN YA TIDAK 9 0 1 0 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 10 50% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 14 70% 9 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 11 55% 9 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 12 60% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17 85% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 18 90% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 18 90% 9 1 1 1 0 1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 11 55% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 19 95% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 20 100%
141
16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45.
Hani Susilowati Khoirul Sarifudin Lia Saputri Mahega Sarwijaya Maya Nur Meysa Anggraeni M Kholis Dwi S M Edo Saputro Mutiara Hana P Nur Aisyah Nursito Nuryati Putri Diah Raisa Arisma Rohim Ihsanto Setiaji Sholeq Bintang P Silvia Anggi Surya Tri Efendi Tina Meliana Tri Suyatmi Wahyu Bagas Wahyu Dwi Saputro Wahyu Tri Utami Zulyana Ahmad Fitroh Elsha Nur Novianti Ramadhan Rini Putri Solekah
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1
1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1
0 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
17 18 13 17 20 15 15 18 15 20 15 10 20 17 20 8 10 20 20 15 8 17 17 16 19 20 16 15 15 20
85% 90% 65% 85% 100% 75% 75% 90% 75% 100% 75% 50% 100% 85% 100% 40% 50% 100% 100% 75% 40% 85% 85% 80% 95% 100% 80% 75% 75% 100%
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
142
46. Akbar Miftahul JUMLAH SKOR JUMLAH SKOR MAKSIMAL % SKOR KETERCAPAIAN
Hasil Siklus II
1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 45383440373844383840344139 39 34 3842323233 46464646464646464646464646 46 46 4646464646 97 82 73 86 80 82 95 82 82 86 73 89 84 84 73 82 91 69 69 71 ,8 ,6 ,9 ,9 ,4 ,6 ,6 ,6 ,6 ,9 ,9 ,1 ,7 ,6 ,9 ,6 ,3 ,5 ,5 ,7
: Jumlah siswa: 46 anak Tuntas
: 38 anak
Belum tuntas : 8 anak Ketuntasan klasikal : 38 x 100% = 82% 46
16
80% 3760% 82,1%
9
143
Lampiran 16 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan 1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 2 X 35 menit (2 jam pelajaran)
Kelas/Semester
: II / Semester I
STANDAR KOMPETENSI 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 KOMPETENSI DASAR 1. Melakukan penjumlahan dan pengurangan bilangan sampai 500 INDIKATOR 1. Menjumlahkan bilangan sampai 500 2. Mengurangkan bilangan sampai 500 3. Menjumlahkan dua bilangan tiga angka bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam 4. Mengurangkan dua bilangan tiga angka bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam 5. Menyelesaikan soal cerita sederhana I. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Siswa dapat menjumlahkan bilangan sampai 500
144
2. Siswa dapat mengurangjan bilangan sampai 500 3. Siswa dapat menjumlahkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam 4. Siswa dapat mengurangkan dua bilangan dua angka bilangan sampai 500 dengan satu kali teknik meminjam 5. Siswa dapat menyelesaikan soal cerita sederhana II. MATERI PEMBELAJARAN 1. Penjumlahan dengan satu kali teknik penyimnan. Penjumlahan dua bilangan tiga angka Contoh: a. 123 + 118 = b. 145 + 136 = c. 162 + 109 = d. 121 +119 = e. 155 + 115 = 2. Pengurangan dengan satu kali meminjam Pengurangan dua bilangan tiga angka Contoh: a. 255 - 116 = b. 241 - 124 = c. 157 - 119 = d. 234 - 127 = e. 256 - 208 =
145
III. METODE PEMBELAJARAN 1. Demontrasi 2. Penugasan 3. Tanya jawab 4. Bermain kartu 5. Ceramah IV. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN 1. Kegiatan Awal a. Berdoa bersama b. Absensi c. Apersepsi 2. Kegiatan Inti a. Menjelaskan materi pelajaran tentang penjumlahan dengan satu kali teknik penyimpanan. Penjumlahan dua bilangan dua angka Berapakah 125 + 147 = ?
1 ratusan
2 puluhan
5 satuan
125
1 ratusan
4 puluhan
7 satuan
147
146
2 ratusan
6 puluhan
12 satuan
272
2 ratusan
7 puluhan
2 satuan
272
Jadi, 125 + 147 = 272 Cara penjumlahan bersusun 125 147 + .......
jumlahkan satuannya 5 + 7 = 12 = 1 puluhan, 2 satuan
1
125 147 + 272
jumlahkan puluhannya 1+2+4=7 jumlahkan ratusannya 1+1=2
b. Menjelaskan materi pelajaran tentang pengurangan dengan satu kali teknik meminjam. Pengurangan dua bilangan tiga angka. Berapakah 263 - 127 = ?
147
2 ratusan
6 puluhan
2 ratusan
5 puluhan
13 satuan
2 ratusan
5 puluhan
13 satuan
1 ratusan
3 puluhan
6 satuan
Jadi 263 - 127 = 136
3 satuan
263
263
263 - 127
136
148
Cara menghitung bersusun 263
3 dikurangi 7 tidak bisa atau tidak cukup
127 -
ubahlah 263 dari
......
2 ratusan 6 puluhan 3 satuan menjadi 2 ratusan 5 puluhan 13 satuan
263
kurangkan satuannya
127 -
13 - 7 = 6
136
kurangkan puluhannya 5-2=3 kurangkan ratusannya 2-1=1
Jadi, 263 - 127 = 136 Atau 263 127 136 3. Kegiatan Akhir a. Guru bersama-sama siswa membuat ringkasan/rangkuman b. Guru memantapkan materi yang telah disampaikan c. Guru melaksanakan perbaikan dan pengayaan d. Guru memberikan tugas rumah kepada siswa untuk menjumlahkan dan mengurangkan dua bilangan dari kartu angka yang diambilkan oleh teman satu meja masing-masing, yaitu 20 kartu angka atau sepuluh pasang. V. SUMBER BELAJAR 1. Buku Matematika Terampil Berhitung SD kelas II. Karangan Tim Bina Karya Guru. Penerbit Erlangga
149
2. Cemerlang kelas II A halaman 36 - 40 3. Kurikulum KTSP kelas II 4. Silabus KTSP kelas II VI. ALAT BELAJAR 1. Kartu angka 1 - 500 2. Tabel bilangan 1 - 500 VII.
PENILAIAN 1. Prosedur Tes: Formatif 2. Jenis Tes: Tertulis 3. Bentuk Penilaian: Tertulis dan Pengamatan 4. Bentuk Tes: Isian 5. Instrumen Penilaian: a. Soal b. Kunci Jawaban c. Kritera Penilaian d. Lembar Pengamatan, Lembar Penilaian e. Bahan Perbaikan/Pengayaan
150
a. Soal tes tertulis siklus ketiga I. Hitunglah Jumlahnya! 1. 137
6. 135
107 +
145 +
.....
.....
2. 101
7. 122
109 +
168 +
.....
.....
3. 156
8. 123
116 +
167 +
.....
.....
4. 130
9. 102
177 +
128 +
.....
.....
5. 176
10. 154
105+
117 +
.....
.....
II. Hitunglah Jumlahnya! 1. 204
5. 222
6. 292
171 -
103 -
128 -
.....
.......
.....
2. 282 127 ..... 3. 230 109 ..... 4. 229 183.....
8. 123
7. 244
114 -
219-
.....
.....
9. 239 199 ..... 10. 270 148 .....
151
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70 butir. Berapakah sisanya? Jawab: ................................................................................................................. 2. Jojo memetik mangga 82 buah. Ayah Jojo memetik mangga 109 buah. Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik? Jawab: ................................................................................................................. 3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang? Jawab: ................................................................................................................. 4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor. Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor. Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua? Jawab: ................................................................................................................. 5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah jumlah ayam Bu Wati sekarang? Jawab: .....................................................................................................
152
b. Kunci Jawaban siklus ketiga I. Hitunglah Jumlahnya! 1. 137
6. 135
107 +
145 +
244
280
2. 101
7. 122
109 +
168 +
210
290
3. 156
8. 123
116 +
167 +
272
290
4. 130
9. 102
177 +
128 +
207
230
5. 176
10. 154
105+
117 +
281
271
II. Hitunglah Jumlahnya! 1. 204
5. 222
9. 292
171 -
103 -
128 -
33
119
164
2. 282
6. 123
10. 244
127 -
114 -
219-
155
9
35
3. 230
7. 239
109 -
199 -
121
40
4. 229
8. 270
183-
148 -
46
122
153
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70 butir. Berapakah sisanya? Jawab: 150
-
70
=
80
2. Jojo memetik mangga 82 buah. Ayah Jojo memetik mangga 109 buah. Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik? Jawab: 82
+
109
=
191
3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang? Jawab: 287
-
119
=
168
4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor. Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor. Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua? Jawab: 145
+
128
=
273
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah jumlah ayam Bu Wati sekarang? Jawab: 290
-
115
=
175
154
c. Kriteria penilaian 1. Setiap soal jawaban benar, cara benar, nilai = 10 2. Setiapsoal jawaban salah, cara benar, nilai = 8 3. Setiap soal jawaban salah, cara salah, nilai = 0 d. Lembar penilaian (tes tertulis) No.
Nama
e. Soal Perbaikan I. Hitunglah Jumlahnya! 1. 137 117 + ..... 2. 101 119 + ..... 3. 156 105 + ..... 4. 131 177 + ..... 5. 176 115+ .....
Nilai
155
II. Hitunglah Jumlahnya! 1. 202 171 ..... 2. 282 123 ..... 3. 230 102 ..... 4. 222 184..... 5. 332 127 ....... III. Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Joko mempunyai kelinci 240 ekor, lalu dijual 170 ekor. Berapakah ekor sisa kelinci Joko? Jawab: ................................................................................................................. 2. Dian mempunyai manggis 50 buah. Ayah Dian mempunyai manggis 235 buah. Berapakah jumlah buah manggis mereka berdua? Jawab: .................................................................................................................
156
3. Sita mempunyai telur ayam 200 butir, lalu yang 165 butir diberikan kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang? Jawab: ................................................................................................................. 4. Andi mempunyai ikan lele 152 ekor. Dedi mempunyai ikan lele 129 ekor. Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua? Jawab: ................................................................................................................. 5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 111 ekor. Berapakah jumlah ayam Bu Wati sekarang? Jawab: .....................................................................................................
Mengetahui Kepala SD Negeri Girimargo 1
Sragen, November 2008 Guru Kelas II
NURUL HADI, S.Pd NIP. 130650939
SRI SUKAYATMI NIP. 130651149
157
Lampiran 17 KISI-KISI SOAL TES SIKLUS III Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: 1.1 Penjumlahan 1.2 Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 25 soal
No
1.
Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Melakukan
Indikator
Aspek
Nomor Soal
Melakukan Menjumlahkan bilangan Pemahaman 1 - 10
penjumlahan penjumlahan
sampai
dan
dengan satu kali teknik
dan
pengurangan pengurangan bilangan
bilangan
sampai 500
sampai 500
dengan
500
penyimpanan Mengurangkan bilangan Pemahaman 10 - 20 sampai
dengan
500
dengan satu kali teknik meminjam Menyelesaikan
soal
cerita yang mengandung Penerapan 21 - 25 penjumlahan pengurangan
dan
158
Lampiran 18 TES KEMAMPUAN SIKLUS III Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan Pengurangan
Alokasi Waktu
: 60 menit
Banyak Soal
: 25 soal
I. Hitunglah Jumlahnya! 1. 137 107 + .....
2. 101 109 + .....
3. 156 116 + .....
4. 130 177 + .....
5. 176 105+ .....
6. 135 145 + .....
7. 122 168 + .....
8. 123 167 + .....
9. 102 128 + .....
10. 154 117 + .....
159
II. Hitunglah Jumlahnya! 1. 204 171 .....
2. 282 127 .....
3. 230 109 .....
4. 229 183.....
5. 222 103 .....
6. 123 114 .....
7. 239 199 .....
8. 270 148 .....
9. 292 128 .....
10. 244 219.....
160
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70 butir. Berapakah sisanya? Jawab:......................................................................................................... 2. Jojo memetik mangga 82 buah. Ayah Jojo memetik mangga 109 buah. Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik? Jawab:......................................................................................................... 3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang? Jawab:......................................................................................................... 4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor. Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor. Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua? Jawab:......................................................................................................... 5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah jumlah ayam Bu Wati sekarang? Jawab:.........................................................................................................
SELAMAT MENGERJAKAN
161
Lampiran 19 KUNCI JAWABAN TES KEMAMPUAN SIKLUS III
I. Hitunglah Jumlahnya! 1. 137
6. 135
107 +
145 +
244
280
2. 101
7. 122
109 +
168 +
210
290
3. 156
8. 123
116 +
167 +
272
290
4. 130
9. 102
177 +
128 +
207
230
5. 176
10. 154
105+
117 +
281
271
162
II. Hitunglah Jumlahnya! 1. 204
6. 123
171 -
114 -
33
9
2. 282
7. 239
127 -
199 -
155
40
3. 230
8. 270
109 -
148 -
121
122
4. 229
9. 292
183-
128 -
46
164
5. 222
10. 244
103 -
219-
119
35
III. Kerjakan soal-soal di bawah ini! 1. Budi mempunyai kelereng 150 butir, lalu diberikan kepada adiknya 70 butir. Berapakah sisanya? Jawab: 150
-
70
=
80
2. Jojo memetik mangga 82 buah. Ayah Jojo memetik mangga 109 buah. Berapa buah banyaknya mangga yang dipetik?
163
Jawab: 82
+
109
=
191
3. Sita mempunyai telur ayam 287 butir, lalu yang 119 butir diberikan kepada Wati. Berapakah jumlah telur ayam Sita sekarang? Jawab: 287
-
119
=
168
4. Andi mempunyai ikan lele 145 ekor. Dedi mempunyai ikan lele 128 ekor. Berapakah jumlah ikan lele mereka berdua? Jawab: 145
+
128
=
273
5. Bu Wati mempunyai ayam 290 ekor, lalu dijual 115 ekor. Berapakah jumlah ayam Bu Wati sekarang? Jawab: 290
-
115
=
175
164
ANALISIS HASIL TES SIKLUS III
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
Banyak Soal
: 25 Butir
Banyak Peserta tes : 46 Siswa
NO 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
NAMA SISWA Edi Hariyanto Adi Prasetyo W Aina Safitri Ananda Aris R M Andri Wiyanto Ani Muslimah Anisa Rizki W Bagus Yulfan Cruiff Andika Diah Tri Lestari Dede Haryanto Fadil Afif Nur Fikri Rizal T M Ganis Rindang Mahesti
SKOR YANG DIPEROLEH JML % KETUNTASAN YA TIDAK 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1011121314 15 16 171819202122232425 SKOR KETER CAPAIAN 9 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 17 68% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 22 88% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1 0 20 80% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 17 68% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 18 72% 9 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 19 76% 9 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 20 80% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 22 88% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100% 9 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 19 76% 9 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 17 68% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100% 9 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 18 72% 9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 100%
165
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44.
Habib Nurhidayatullah Hani Susilowati Khoirul Sarifudin Lia Saputri Mahega Sarwijaya Maya Nur Meysa Anggraeni M Kholis Dwi S M Edo Saputro Mutiara Hana P Nur Aisyah Nursito Nuryati Putri Diah Raisa Arisma Rohim Ihsanto Setiaji Sholeq Bintang P Silvia Anggi Surya Tri Efendi Tina Meliana Tri Suyatmi Wahyu Bagas Wahyu Dwi Saputro Wahyu Tri Utami Zulyana Ahmad Fitroh Elsha Nur Novianti Ramadhan
1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 0
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1
1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 0 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 1
1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 0 1
1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1
1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1
25 19 19 20 18 25 25 18 20 19 22 17 21 22 20 25 17 23 24 25 22 20 19 18 22 24 19 17 21 23
100% 76% 76% 80% 72% 100% 100% 72% 80% 76% 88% 68% 84% 88% 80% 100% 68% 92% 96% 100% 88% 80% 76% 72% 88% 96% 76% 68% 84% 92%
9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9
166
45. Rini Putri Solekah 46. Akbar Miftahul JUMLAH SKOR JUMLAH SKOR MAKSIMAL % SKOR KETERCAPAIAN
Hasil Siklus III
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 25 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 20 4242403942454244394138384240 40 32 363744433729283227 4646464646464646464646464646 46 46 464646464646464646 91 91 86 84 91 97 91 95 84 89 82 82 91 86 86 69 78 80 95 93 80 63 60 69 58 ,3 ,3 ,9 ,7 ,3 ,8 ,3 ,6 ,7 ,1 ,6 ,6 ,3 ,9 ,9 ,5 ,2 ,4 ,6 ,4 ,4 ,4 ,8 ,5 ,6
: Jumlah siswa: 46 anak Tuntas
: 46 anak
Belum tuntas : - anak Ketuntasan klasikal : 46 x 100% = 100% 46
100% 80% 3832% 83,4%
9 9
167
Lampiran 21 KISI-KISI LEMBAR OBSERVASI
Mata Pelajaran
: Matematika
Pokok Bahasan
: Penjumlahan dan Pengurangan
Kelas/Semester
: II/I
No 1.
2.
3.
Variabel Guru
Siswa
Media
Sub Variabel
Siklus
1. Kesungguhan dalam mengajar
I, II, III
2. Suara guru
I, II, III
3. Pemberian motivasi kepada siswa
I, III, III
4. Perhatian kepada siswa
I, III, III
1. Keaktifan Siswa
I, III, III
2. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
I, III, III
3. Semangat siswa
I, III, III
4. Perilaku siswa dalam mengerjakan tugas
I, III, III
1. Kesesuaian dengan materi
I, III, III
2. Mempermudah penyampaian materi
I, III, III
3. Membantu
meningkatkan
dalam belajar.
minat
siswa I, III, III
168
LEMBAR OBSERVASI PENGAMAT I Nama Pengamat Jabatan Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/Semester Hari/Tanggal
: I Made Kusumawinata : Pengamat I : Matematika : Penjumlahan dan Pengurangan : II/I : November 2008
Petunjuk pengisian: ¾ Berilah tanda check list (9) atau strip (-) pada kolom yang tersedia ¾ Tanda check list (9), diberikan apabila aspek yang diamati sudah mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sedangkan tanda strip (-), diberikan apabila aspek yang diamati belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik.
1.
GURU SISWA MEDIA KesungguhanSuara Pemberian Perhatian Keaktifan Perhatian siswaSemangat Perilaku Kesesuaian Mempermudah Membantu SIKLUS dalam siswa motivasi kepada siswa terhadap siswa dalamdengan penyampaian meningkatkan mengajar penjelasan guru mengerjakan materi materi minat siswa siswa tugas dalam belajar 9 9 9 9 9 SIKLUS I -
2.
SIKLUS II
9
-
9
9
9
9
9
-
9
9
9
3.
SIKLUS III
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
NO
Sragen, November 2008 Pengamat (I Made Kusumawinata)
169
LEMBAR OBSERVASI PENGAMAT II Nama Pengamat Jabatan Mata Pelajaran Pokok Bahasan Kelas/Semester Hari/Tanggal
: Siti Rusmani Nurhayati, S. Pd : Pengamat II : Matematika : Penjumlahan dan Pengurangan : II/I : November 2008
Petunjuk pengisian: ¾ Berilah tanda check list (9) atau strip (-) pada kolom yang tersedia ¾ Tanda check list (9), diberikan apabila aspek yang diamati sudah mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik, sedangkan tanda strip (-), diberikan apabila aspek yang diamati belum mampu menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik. GURU SISWA MEDIA KesungguhanSuara Pemberian Perhatian Keaktifan Perhatian siswaSemangat Perilaku Kesesuaian Mempermudah NO SIKLUS motivasi kepada siswa terhadap siswa siswa dalamdengan penyampaian siswa penjelasan guru mengerjakan materi materi tugas 9 9 9 9 1. SIKLUS I -
Membantu meningkatkan minat siswa dalam belajar 9
2.
SIKLUS II
9
9
9
9
9
-
9
-
9
9
9
3.
SIKLUS III
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
Sragen, November 2008 Pengamat (Siti Rusmani Nurhayati, S. Pd)