PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI KELUARGA DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA PROGRAM STUDI BISNIS MANAJEMEN SMKN 2 BUKITTINGGI
Aulia Rahmi 84755/2007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Maret 2013
0
PENGARUH LATAR BELAKANG EKONOMI KELUARGA DAN PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA PROGRAM STUDI BISNIS MANAJEMEN SMKN 2 BUKITTINGGI Aulia Rahmi Program studi pendidikan ekonomi, Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka, Kampus Air Tawar Padang Email :
[email protected], ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Jenis penelitian ini adalah deskriptif asosiatif. populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Jumlah populasi sebanyak 277 orang siswa sehingga didapat sampel sebanyak 73 responden, dengan menggunakan teknik proportional random sampling. Angket digunakan sebagai alat pengumpulan data. Teknik analisi data yang digunakan adalah analisi deskriptif dan analisis inferensial. Uji hipotesis mengunakan Uji F dan Uji t. Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1) latar belakang ekonomi keluarga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi, (2) pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negati terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen, (3) latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Kata Kunci : Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Keluarga, Pengalaman Praktik Kerja Industri, Minat Berwirausaha Siswa. THE EFFECT OF FAMILY ECONOMIC BACKGROUND AND THE EXPERIENCE OF INDUSTRIAL WORK PRACTICES TO THE INTEREST OF STUDENT ENTERPRENEUR IN MAJOR BUSINESS MANGEMENT OF SMKN 2 BUKITTINGGI ABSTRACT This research is purposed to study how far the effect of family economic background and the experience of industrial work practices to the interest of student enterpreneur in major business management of SMKN 2 Bukittinggi. The kind of this research is assosiative descriptive. The population for this research is all of the student in the class in major business management of SMKN 2 Bukittinggi which done their industrial practices. Population in this research are 277 student and the samples are 73 respondes, which using propotional random sampling technique. Questioner and essay test is using to collet the data for data analysis used descriptive analisis technique and inferensial analysis and to prove the hypothesis in used F test and T test. The results show that (1) the family economic background have significant and negative effect to the interest of student entrepreneur in major business management of SMKN 2 Bukittinggi. (2) the experience of industrial work practices have significant and negative effect to the interest of student enterpreneur in major business management of SMKN 2 Bukittinggi. (3) the family economic background and the experience of industrial work practices have significant and negative effect to the interest of student enterpreneur in major business management of SMKN 2 Bukittinggi. Keyword: family economic background, experience of industrial work practices, interest of student enterpreneur 1
PENDAHULUAN Peran kewirausahaan sangatlah penting dalam menimbulkan, mengembangkan potensi ekonomi rakyat, pembangunan suatu bangsa, mewujudkan demokrasi ekonomi ciri-ciri demokratis dan kemandirian dalam kehidupan ekonomi. Menurut pendapat Hisrich, et.al (2008:9)”kewirausahaan adalah sebuah proses dinamis dalam menciptakan tambahan kekayaan. Kekayaan dihasilkan oleh individu yang menanggung resiko utama dalam hal modal, waktu, dan/atau komitmen karier atau menyediakan nilai bagi beberapa produk atau jasa.” Peran kewirausahaan tidak hanya sebatas pembangun perekonomian bangsa. Tetapi juga sebagai pengerak, pengendali dan pemakai perekonomian suatu bangsa. Kewirausahaan juga berperan dalam mengurangi jumlah pengangguran di suatu negara. Bukan hanya itu saja, peran kewirausahaaan juga berpotensi mengurangi permasalahan sosial yang banyak terjadi seperti premanisme, narkoba, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Dengan banyaknya pengaruh-pengaruh positif yang dapat ditimbulkan oleh kegiatan kewirausahaan hendaknya pemerintah dapat mewujudkan dan memperbanyak wirausahawan-wirausahwan di Indonesia. Menurut data Badan Pusat Statistik untuk pengangguran terbuka adalah sebagai berikut: Tabel 1 : Pengangguran Berdasarkan Jenjang Pendidikan yang Ditamatkan 2007-2011 di Indonesia (5 tahun terakhir) (dalam %) Tahun RataJenjang Pendidikan rata/ yang ditamatkan 2007 2008 2009 2010 2011 Tahun Sekolah dasar kebawah Sekolah menengah pertama Sekolah menengah atas Sekolah menengah kejuruan Universitas/perguruan tinggi SI
4,59
4,57
10,73 9,39
3,78 8,37
3,81 7,42
3,56 8,57
4,06 8,90
16,57 14,31
14,50
11,90 10,66 13,59
21,00 17,26
14,59
11.87 10,43 15,03
13,46 12,03
13,30
12,24 10,55 12,32
Sumber : Data Pusat Statistik 2012.
Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui dari tingkat pendidikan Sekolah Dasar sampai perguruan tinggi, SMK sebagai Sekolah Menengah Kejuruan merupakan lembaga 2
pendidikan yang menyumbangkan angka pengangguran tertinggi diantara lembaga pendidikan yang lainnya. Pengangguran yang berasal dari SMK rata-rata sebesar 15,03% pertahunnya. SMK merupakan lembaga pendidikan yang bertujuan menyiapkan peserta didiknya untuk menjadi tenaga kerja yang terampil dan mengutamakan kemampuan untuk melaksanakan pekerjaan tertentu. Hal ini sesuai dengan tujuan khusus yang ada dalam kurikulum SMK, pada tahun 2006. Yang menyebutkan salah satu tujuan sekolah kejuruan adalah membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni agar mampu mengembangkan diri dikemudian hari baik secara mandiri maupun melalui jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pendidikan hendaknya dapat berperan dalam meningkatkan jumlah wirausaha-wirausaha di Indonesia. Dengan meningkatnya wirausaha maka pengangguran dapat dikurangi, karena seorang wirausaha tidak hanya memberikan pekerjaan untuk dirinya sendiri tetapi juga dapat memberikan atau menyediakan lapangan pekerjaan bagi orang lain/lulusan dari dunia pendidikan. Namun sangat ironis sekali ketika mengetahui bahwa angka pengangguran tertinggi berasal dari SMK. Kondisi ini juga terjadi pada SMKN 2 Bukittinggi sebagai sekolah Menengah Kejuruan hendaknya dapat menghasilkan lulusan yang memiliki jiwa wirausaha atau berminat untuk membuka usaha. Tetapi pada kenyataanya banyak dari lulusan yang lebih memilih untuk mencari pekerjaan, menganggur dan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Tabel 2 : Data Alumni SMK N 2 Bukittinggi 2011 NO
1 2 3 4
STATUS PEKERJAAN
Melanjutkan ke perguruan tinggi Bekerja dengan pihak lain Usaha sendiri Tidak bekerja JUMLAH
TAMATAN SEK
AKT
PENJ
%
ANGKA
%
ANGKA
%
59
56
13
13
30
51
22
21
14
15
11
19
4
4
1
1
3
5
20
19
68
71
15
25
105
100
96
100
59
100
ANGKA
Sumber : Tata Usaha SMKN 2 Bukittinggi 2012
Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa lulusan SMKN 2 Bukittinggi yang berwirausaha
sangat sedikit sekali. Lulusan lebih banyak yang melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Angka pengangguran dari lulusan mencapai 45% untuk keseluruhan. Khususnya pada program keahlian akuntansi, sekretaris dan penjualan (bisnis dan manajemen). Menurut Susanto (2007:17) bahwa” banyak wirausahawan yang pada mulanya terutama pada masa kecilnya, adalah orang-orang yang hanya memiliki sedikit uang serta pendidikan yang relatif tidak terlalu tinggi, justru tantangan yang dihadapi sejak masa kecil inilah yang turut berkonstribusi bagi terbentuknya jiwa kewirausahaan seseorang”. Dari teori di atas dapat diambil kesimpulan bahwa latar belakang ekonomi keluarga siswa yang melanjutkan ke SMK adalah rendah. hal ini di karenakan adanya dorongan dari orang tua dan persepsi awal masyarakat umum bahwa jika melanjutkan pendidikan ke SMK akan dapat bekerja segera setelah lulus. Sementara siswa yang memiliki latar belakang ekonomi yang cenderung baik lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan ke SMA karena sudah cenderung untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Namun dari Tabel 1.2 dapat kita ketahui siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi yang berwirausaha setelah lulus sangat sedikit jika dibandingkan dengan yang melanjutkan ke perguruan tinggi, bekerja dengan pihak lain, tidak bekerja. Masalah status ekonomi dan harapan masa depan anak dari orang tua pada akhirnya akan menimbulkan masalah bagi orang tua untuk menentukan alternatif pilihan terhadap kelanjutan hidup anak-anaknya. Kedua masalah tersebut merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi minat untuk berwirausaha. Pendidikan orang tua juga berpengaruh terhadap perkembangan anak. Orang tua yang mempunyai pekerjaan yang mapan akan lebih mendukung anak-anaknya untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi bukan berwirausaha. Orang tua yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi juga akan lebih mengarahkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan. SMK sebagai Sekolah Menengah Kejuruan memberikan pengalaman kerja kepada siswanya melalui program diklat Praktik Kerja Industri atau
sering disebut Prakerin. Prakerin adalah realisasi dari bagian Pendidikan Sistem Ganda (PSG). Dimana Pendidikan Sistem Ganda diilhami oleh dua sistem (dual system) yang dilakukan di Jerman. Mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan kurikulum SMK tahun 1994, dipertajam dengan kurikulum SMK edisi 1999 dan dipertegas dengan kurikulum SMK edisi 2004. Dan kurikulum SMK yang dikeluarkan oleh Depdiknas pada tahun 2009 tentang pelaksanaan Praktik Kerja Industri, dijelaskan bahwa “Prakerin merupakan program pembelajaran yang harus dilaksanakan oleh setiap peserta didik di dunia kerja, merupakan implementasi nyata Pendidikan Sistem Ganda, untuk mengenalkan lebih dini dunia kerja kepada peserta didik sebagai bagian pengalaman kerjanya”. Selama pelaksanaan program prakerin siswa akan pengalaman di dunia kerja. Siswa yang merasa tidak puas dengan pengalaman kerja yang didapatkannya selama pelaksanaan praktek kerja industri akan lebih cenderung untuk berwirausaha setelah lulus dari SMK. Sebaliknya siswa yang merasa puas dengan pengalaman yang didapat selama pelaksanaan Praktek Kerja Industri akan lebih berminat untuk bekerja sebagai karyawan. Menurut Susanto (2007:) “ sebelum berwirausaha, seseorang harus memiliki pengalaman kerja terlebih dahulu”. Dari teori dapat kita ketahui bahwa pengalaman kerja seseorang berpengaruh terhadap minat berwirausaha. Menurut Direktorak Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan (Dikmenjur) (1997:18) beberapa manfaat Prakerin bagi peserta didik adalah “untuk menghasilkan tamatan yang betulbetul memiliki keahlian profesional. keahlian profesional yang diperoleh pada Praktek Kerja Industri dapat mengangkat prestise dan rasa percaya diri setelah tamat. Memperoleh ilmu dan keterampilan yang dapat dimanfaatkan dilingkungan sekolah. Menumbuhkan dan memupuk semangat untuk berusaha sendiri (berwirausaha) dan bekerja sama dengan dunia usaha industri. Namun dalam kenyataanya pelaksanaan Prakerin tidak seperti yang diharapkan. 3
Berdasarkan Observasi yang penulis lakukan terhadap 10 orang siswa SMKN 2 Bukittinggi yang telah melakukan Praktek Kerja Industri 3 orang diantaranya mengatakan bahwa mereka ditempatkan sesuai dengan jurusan yang mereka pelajari. Namun 7 diantaranya menyatakan penempatan mereka di dunia Industri tidak sesuai dengan keahlian yang mereka pelajari. Sehingga mereka merasa tidak mendapatkan ilmu yang seharusnya mereka dapatkan dari dunia industri. Banyak diantara mereka yang bahkan hanya ditempatkan dibagian gudang saja selama prakerin. Bahkan ada juga diantara mereka yang juga disuruh untuk mengerjakan pekerjaan tidak relevan dengan pendidikan atau keahlian yang mereka tekuni selama berada disekolah. Berdasarkan jawaban siswa yang penulis wawancarai, mereka yang tidak / hanya sedikit mendapatkan pengetahuan dan keterampilan selama di dunia industri lebih tertarik untuk membuka usaha sendiri, karena mereka tidak mendapatkan ilmu yang sesuai dengan keahlianya. Sementara siswa yang mendapatkan pengetahuan dan keterampilan selama di dunia industri lebih memilih untuk melanjutkan pendidikan untuk dapat menunjang pengalamanya, agar dapat bekerja di perusahaan seperti yang pernah mereka rasakan selama Prakerin. Minat siswa terhadap kewirausahaan perlu diketahui oleh guru maupun siswa itu sendiri mengingat minat ini dapat mengarahkan siswa untuk melakukan pilihan dalam menentukan citacitanya. Cita-cita merupakan perwujudan dari minat dalam hubungan dan proses/jangkauan masa depan bagi siswa untuk merencanakan dan menentukan pilihan terhadap pendidikan, jabatan atau pekerjaan yang diinginkan. Siswa yang berminat dalam berwirausaha cenderung memilih karir ke sektor swasta dan berwirausaha. Berdasarkan uraian di atas penulis bermaksud untuk meneliti tentang minat berwirausaha, khususnya pada siswa SMK N 2 Bukittinggi dengan judul penelitian “Pengaruh Latar Belakang Sosial Ekonomi Keluarga Dan Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Program Studi Bisnis Manajemen SMK N 2 Bukittinggi. 4
TINJAUAN TEORITIS Minat Berwirausaha Kata-kata minat sudah sangat sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Minat merupakan salah satu unsur yang penting dalam kehidupan manusia, merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Menurut Tarmudji, dalam Nurkhan (2005:14) “Minat adalah perasaan tertarik atau berkaitan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Pada dasarnya minat merupakan penerimaan hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu dari luar pribadi”. Dan menurut Slameto (2003:14) “minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan dunia luar diri. Semakin kuat atau semakin dekat hubungan tersebut semakin besar minat”. Menurut Zimmerer et.al (2008:4) “ wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara mengidentifikasi peluang yang signifikan dan menggabungkan sumber-sumber daya yang diperlukan sehingga sumber-sumber daya itu bisa dikapitalisasikan”. Menurut Longenecker (2001:4) “ wirausahawan adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas”. Menurut Santoso (1993:19) minat berwiraswasta adalah “gejala psikis untuk memusatkan perhatian dan berbuat terhadap wirausahawan itu dengan perasaan senang karena membawa manfaat bagi dirinya”. Menurut Zimmerer et.al ( 2008:20-23) “minat berwirausaha dipengaruhi beberapa faktor yang menonjol, yaitu:” faktor tak berwujud seperti adanya anggapan bahwa wirausahawan sebagai pahlawan. Faktor pendidikan kewirausahaan, ekonomi dan demokrafi, pergeseran ke ekonomi jasa, kemajuan teknologi, gaya hidup bebas, e-commerce dan world wide web, peluang internasional”. Menurut Indarti (2008: 189) Minat berwirausaha dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: karakteristik kepribadian, faktor demografi dan karakteristik
lingkungan. Karakteristik kepribadian seperti efikasi diri dan kebutuhan akan prestasi merupakan prediktor yang signifikan terhadap minat berwirausaha. Faktor demografi seperti umur, jenis kelamin, latar belakang pendidikan dan pengalaman bekerja seseorang diperhitungkan sebagai penentu bagi minat berwirausaha, faktor lingkungan seperti hubungan sosial, insfrastruktur fisik dan institusional serta faktor budaya dapat mempengaruhi minat berwirausaha. Dari penjelasan di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa minat berwirausaha adalah suatu perasaan tertarik untuk berwirausaha dan menjadi perhatian yang timbul tanpa sengaja di ikuti dengan rasa senang terhadap kegiatan berwirausaha dan akan direalisasikan di masa yang akan datang. Latar Belakang Ekonomi Keluarga Kondisi ekonomi setiap orang itu berbeda beda dan bertingkat, ada yang keadaan ekonominya tinggi, sedang dan rendah. Menurut Soekanto dalam Sirait (2009:5) “kondisi ekonomi adalah suatu keadaan atau kedudukan yang diatur secara sosial dan menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam struktur sosial masyarakat. Beberapa faktor yang dapat menentukan tinggi rendahnya keadaan ekonomi orang tua di masyarakat, diantaranya, jenis pekerjaan, tingkat pendapatan Dan menurut Warner et.al dalam Svalastoga (1989:27) mengemungkakan ada “2 indeks ciri-ciri status ekonomi yang terdiri dari: 1. Pekerjaan, 2. Sumber pendapatan, Dalam 2 faktor yang menentukan minat yaitu: pendapatan, jumlah pendapatan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, Pekerjaan diartikan sebagai” sesuatu yang dilakukan untuk mendapatkan nafkah atau yang dijadikan sebagai pokok kehidupan”. Menurut Riwanto dalam Nurkhan (2005:19) “pekerjaan atau lapangan usaha adalah bidang kegiatan dari usaha/perusahaan/instansi di mana seseorang bekerja atau pernah bekerja. “Pendapatan adalah semua penerimaan baik tunai maupun bukan tunai yang merupakan hasil dari penjualan barang atau jasa dalam jangka waktu tertentu”. Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Rahmadhani (2009:31). Kemudian menurut
Sumardi dalam Rahmadhani (2009:31) “pendapatan adalah jumlah penghasilan riil seluruh anggota keluarga yang disumbangkan untuk memenuhi kebutuhan bersama maupun perseorangan dalam keluarga. Pendapatan dapat dibedakan menjadi 2 bagian: yaitu pendapatan berupa uang seperti: segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya reguler dan diterima biasanya sebagai balas jasa atau dalam bentuk barang. Pendapatan berupa barang tidak selalu berbentuk balas jasa dan diterima/diperoleh dalam bentuk barang atau jasa”. Pengalaman Praktik Kerja Industri Praktik Kerja Industri atau yang lebih dikenal dengan Prakerin adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan secara sistematik dan singkron antara program pendidikan di sekolah dan program pengusahaan yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung di dunia kerja untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional. Menurut Manulang ( 1984:15) pengalaman kerja adalah “proses pembentukan pengetahuan atau keterampilan tentang metode suatu pekerjaan karena keterlibatan karyawan tersebut dalam pelaksanaan tugas pekerjaan”. Ranupandojo dalam Sunyoto et.al (2010:9) berpendapat bahwa pengalaman kerja” adalah ukuran tentang lama waktu atau masa kerja yang telah ditempuh seseorang dapat memahami tugastugas suatu pekerjaan dan telah melaksanakan dengan baik”. Trijoko dalam Sunyoto et.al (2010:10) juga berpendapat bahwa pengalaman kerja adalah” pengetahuan atau keterampilan yang telah diketahui atau dikuasai seseorang yang akibat dari perbuatan atau pekerjaan yang telah dilakukan selama beberapa waktu tertentu”. Pengetahuan menurut Sukirin (2975:4) adalah” segala sesuatu yang diketahui atau dikenal manusia lewat panca indranya yang ada di sekelilingnya”. Dalam kamus besar bahasa Indonesia (2005:1121) arti pengetahuan adalah” sesuatu yang diketahui atau yang berkenaan dengan suatu hal”. pengetahuan bisa didapatkan memalui pembelajaran di lembaga resmi seperti sekolah, lembaga kursus dan lainya. Pengetahuan juga bisa didapatkan dari pengalaman masingmasing individu dan lain-lain. Pengalaman 5
sebagai sumber pengetahuan adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu. Pengetahuan yang didapatkan dari pengalaman kerja siswa cenderung akan lebih mudah diingat dari pada pengetahuan kerja yang didapatkan secara teoritis. Keterampilan menurut Yuliastuti (2008:88) “adalah kemampuan seseorang menerapkan pengetahuan kedalam bentuk tindakan”. Pengalaman kerja juga dapat meningkatkan keprofesional kerja seorang siswa. Hal ini tentunya akan membuat siswa lebih terampil dalam mengerjakan pekerjaanya. Dengan adanya pengalaman kerja keterampilan siswa yang dimiliki akan lebih meningkat. Sikap menurut Zimbardo dan Leippe ( :27) “ merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu serta merupakan respon evaluatif terhadap suatu objek dengan cara tertentu serta merupakan evaluatif terhadap pengalaman kognitif, reaksi afektif, kehendak dan perilaku”. Pengalaman kerja akan dapat mengembangkan kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi dan keterpaduan menalar secara ilmiah dan tentunya bertolak dari masalah nyata dalam bidang kerja siswa. Tentunya dengan adanya pengalaman kerja seorang siswa akan lebih percaya diri dalam menghadapi pengambil keputusan dan akan cenderung lebih bersikap profesional. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini bersifat deskriptif asosiatif. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan siswa kelas XII program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Penelitian dilakukan pada bulan oktober 2012. Sampel penelitian sebanyak 73 responden yang ditarik dari 277 orang siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Penarikan sampel menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latar belakang ekonomi keluarga (X1) dan pengalaman praktik kerja industri (X2). Sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah Minat berwirausaha siswa program studi bisnis 6
manajemen. Pengumpulan data menggunakan angket. Metode analisis data Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disusun menurut skala likert yaitu skala dalam bentuk kontinum yang terdiri dari 5 kategori dan pernyataan yang bersifat positif dan negatif. Tabel 3 : Sifat Pernyataan Pertanyaan Selalu (SL) Sering (SR) Kadang-kadang (KD) Jarang (JR) Tidak Pernah (TP)
Sifat Pernyataan Positif Negatif 5 1 4 2 3 3 2 4 1 5
Sumber : Sugiyono 2010 Penyusunan angket diusahakan mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh subjek penelitian. Tabel 4: Kisi-kisi Angket Instrument Penelitian No
Variabel
1 Latar belakang sosial ekonomi keluarga (X1) 2 Pengalaman Praktek kerja industri (X2) 3 Minat berwirausaha
Indikator
Jumlah No item item 7 item 24-30
1. Pekerjaan orang tua 2. jumlah pendapatan orang tua 1. pengetahuan kerja 13 item 31-43 2. keterampilan kerja 3. sikap kerja 1. perasaan tertarik untuk23 item 1-23 berwirausaha 2. perasaan senang untuk berwirausaha 3. berniat untuk direalisakan dimasa yang akan datang Sumber: data hasil olahan primer 2012
Pengujian validitas dari angket menggunakan program SPSS V 16.0. hasil uji validtas dan reliabilitas dapat dilihat di tabel berikut: Tabel 5 : Hasil uji validitas Jumlah Jumlah Keterangan Pernyataan Tidak Valid Minat Berwirausaha Semua item 1 23 0 Siswa valid Latar Belakang Semua item 2 5 0 Ekonomi Keluarga valid Pengalaman Praktik Semua item 3 13 0 Kerja Industri valid Sumber: data olahan primer 2012 No
Variabel
Tabel 7 : Hasil Ujicoba Relibilitas Variabel Nilai croanbach’s Variabel alpha Minat Berwirausaha 0,846 Siswa (Y) Latar Belakang Ekonomi 0,992 Keluarga (X1) Pengalaman Praktik Kerja 0,885 Industri (X2) Sumber: data hasil olahan primer 2012
Keterangan Reliabel Reliabel Reliabel
Dari hasil uji validitas dan reliabilitas item di atas, dinyatakan semua item pernyataan dalam uji coba penelitian memenuhi syarat untuk dijadikan sebagai instrument penelitian. Data dianalisi dengan menggunakan analisis deskriptif dan analisis Inferensial. Uji prasyarat analisis regresi berganda terdiri dari Uji Normalitas, Uji Homogenitas dan Uji multikoloniearitas. Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh latar belakang ekonomi keluarga (X1) dan pengaruh pengalaman praktik kerja industri (X2) terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMK N 2 Bukittinggi (Y). Uji Hipotesis menggunakan Uji T dan Uji F. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Penelitian ini terdiri dari 3 variabel yakni: 2 variabel bebas (X1 dan X2) dan 1 variabel terikat (Y). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latar belakang ekonomi keluarga (X1), pengalaman praktik kerja industri (X2), dan Minat Berwirausaha siswa (Y). Untuk minat berwirausaha terdiri dari 23 item pernyataan, 5 item pernyataan untuk variabel latar belakang ekonomi keluarga dan 11 item pernyataan untuk pengalaman praktik kerja industri. Hasil analisi deskriptif untuk setiap variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 8 : Distribusi variabel latar belakang ekonomi keluarga (X1), pengalaman praktik kerja industri (X2) dan minat berwirausaha siswa (Y). Rerata No Variabel Penelitian TCR (%) Kategori (Mean) Latar Belakang 1 Ekonomi Keluarga 3,04 76,28 Baik (X1) Pengalaman Praktik 2 4,49 89,89 Sangat Baik Kerja Industri (X2) Minat Berwirausaha 3 4,17 83,48 Sangat Baik Siswa (Y)
Sumber: data hasil olahan primer
Berdasarkan tabel 4.1 dapat kita lihat bahwa rata-rata variabel latar belakang ekonomi keluarga 3,04 dengan tingkat capaian responden (TCR) 76,28% yang tergolong pada kriteria baik. Hai ini menandakan bahwa Latar Belakang Ekonomi Keluarga Siswa Program Studi Bisnis Manajemen SMKN 2 Bukittinggi baik. Rata-rata variabel Pengalaman Praktik Kerja Industri adalah 4.49 dengan tingkat capaian responden (TCR) 89,89% yang tergolong pada kriteria Sangat baik. Hal ini menandakan bahwa Pengalaman Praktik Kerja Industri tergolong pada kriteria sangat baik. Sedangkan rerata variabel minat berwirausaha siswa adalah 4,17 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 83,48%. hal ini menunjukan bahwa siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi memiliki minat yang sangat baik atau tinggi untuk berwirausaha. Analisis Inferensial Uji Normalitas Analisis data yang dilakukan dengan SPSS versi 16.0, dan didapatkan nilai Kolmogorof smirnov > 0,05 yaitu 0,190 untuk variabel Y, 0,163 untuk variabel X1 dan 0,98 untuk variabel X2. Dengan demikian dapat dikatakan data berdistribusi normal. Uji Homogenitas Berdasarkan hasil uji homogenitas untuk variabel latar belakang ekonomi keluarga dengan signifikan > 0,05 yaitu sebesar 0,280 maka dinyatakan data latar belakang ekonomi keluarga adalah homogen. Dan untuk variabel pengalaman praktik kerja industri diperoleh sebesar 0,89 lebih besar dari nilai signifikan 0,05 maka dinyatakan data pengalaman praktik kerja industri adalah homogen. Uji Multikolonieritas Berdasarkan hasil pengolahan SPSS 16.0 dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolonieritas (korelasi yang tinggi) diantara sesama variabel bebas. Hal ini dikarenakan nilai toleransi kedua variabel mendekati angka 1 dan nilai VIF<5 atau berada disekitar angka 1. Dengan kata laian variabel independent dalam penelitian ini bebas multikolinearitas dan 7
memenuhi syarat untuk dihitung persamaan analisis regresi berganda.
dalam
Analisi Regresi Berganda Tabel 5: analisis regresi linear berganda (Coefficients a) Unstandardized Coefficients Keteranga Model t Sig. n Std. B Error 1 (Constant)
Ho ditolak 141.124 10.195 13.842 .000 dan Ha diterima
Latar Belakang Ekonomi Keluarga (X1)
-.572
Ho ditolak .239 -2.390 .020 dan Ha diterima
Pengalaman Praktik Kerja Industri (X2)
-.592
Ho ditolak .185 -3.199 .002 dan Ha diterima
a. Dependent Variable: Minat Berwirausaha siswa (Y) Sumber:data hasil olahan primer2012
Berdasarkan tabel di atas didapatkan skor konstanta a = 13,842 , sedangkan koefisien regresi linear berganda b = X1 (-0,572), dan X2 (0,592). Dengan demikian diperoleh persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Pengaruh masing-masing variabel bebas (latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri) yang mempengaruhi minat siswa SMP melanjutkan ke SMK adalah : a) Koefisien regresi variabel latar belakang ekonomi keluarga (X1) terhadap minat berwirausaha siswa adalah negatif sebesar 0,572 analisisnya semakin rendah latar belakang ekonomi keluarga maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. b) Koefisien regresi variabel pengalaman praktik kerja industri (X2) terhadap minat berwirausaha siswa adalah negatif sebesar 0,592, analisisnya adalah semakin rendah pengalaman praktik kerja industri maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Uji Hipotesis Uji t digunakan untuk melihat secara parsial pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan hasil analisis regresi berganda untuk hipotesis pertama adalah latar belakang ekonomi keluarga (X1) berpengaruh signifikan terhadap 8
minat berwirausaha siswa SMKN 2 Bukittinggi jurusan bisnis manajemen (Y). Variabel X1 (latar belakang ekonomi keluarga) diperoleh level Signifikan sebesar 0,020 jika dibandingkan dengan α= 0,05 berarti (0,020 < 0,05) akibatnya, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa latar belakang ekonomi keluarga (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap minat berwirausaha siswa di SMKN 2 Bukittinggi jurusan bisnis manajemen. Untuk hipotesis kedua penelitian ini adalah pengalaman praktik kerja industri (X2) berpengaruh signifikan terhadap minat berwirusaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi (Y). Berdasarkan hasil olahan data untuk variabel X2 (kondisi ekonomi keluarga) level Signifikan sebesar 0,002 jika dibandingkan dengan α = 0,05 berarti (0,002 < 0,05) akibatnya, Ho ditolak dan Ha diterima. Ini berarti bahwa Latar Belakang Ekonomi Keluarga berpengaruh secara signifikan terhadap minat Berwirausaha Siswa di SMKN 2 Bukittinggi Jurusan Bisnis Manajemen. Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y). Dari uji hipotesis terlihat bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan antara latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi, dengan demikian hipotesis yang penulis ajukan diterima. Pembahasan Minat berwirausaha siswa sekolah menengah perlu di tingkatkan, khususnya SMK. Hal ini dilakukan agar dapat mengurangi pengangguran dan meningkatkan pembangunan bangsa serta mengurangi permasalahan sosial seperti premasisme, narkoba, pergaulan bebas dan lain sebagainya. Berikut adalah pembahasan hasil penelitian : Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Keluarga Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Program Studi Bisnis Manajemen SMKN 2 Bukittinggi.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada program studi bisnis manajemen di SMKN 2 Bukittinggi terlihat bahwa latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Hal ini terlihat dari nilai sig 0,020<0,05 yang berarti bahwa variabel latar belakang ekonomi keluarga berpengaruh signifikan terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Dan nilai koefisien regresi linear berganda b=X1(-0,572) berarti bahwa variabel latar belakang ekonomi keluarga berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemungkkan oleh Susanto (2007:17) bahwa” banyak wirausahawan yang pada mulanya terutama pada masa kecilnya, adalah orang-orang yang hanya memiliki sedikit uang serta pendidikan yang relatif tidak terlalu tinggi, justru tantangan yang dihadapi sejak masa kecil inilah yang turut berkonstribusi bagi terbentuknya jiwa kewirausahaan seseorang.” Hasil ini juga menunjukkan bahwa semakin rendah latar belakang ekonomi keluarga siswa maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Latar belakang ekonomi keluarga siswa program studi bisnis manajemen di SMKN 2 Bukittinggi tergolong baik dimana rerata skor sebesar 3,08 dengan tingkat capaian responden 76,28% yang dikategorikan baik. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan rendahnya latar belakang ekonomi keluarga siswa akan cenderung untuk berwirasusaha setelah lulus. Namun hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian sejenis yang telah dilakukan oleh Rizka ulfah (2010), Dimana dalam hasil penelitiannya dikatakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara latar belakang sosial ekonomi orang tua terhadap minat berwirausaha siswa. Latar belakang ekonomi keluarga dari siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi tergolong pada kategori yang baik. Berdasarkan uji hipotesis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan
negatif antara latar belakang ekonomi keluarga terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Bentuk pengaruh variabel latar belakang ekonomi keluarga terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi adalah negatif. Hal ini berarti bahwa semakin rendah tingkat latar belakang ekonomi keluarga seperti: pekerjaan, pendapatan, pendidikan akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Program Studi Bisnis Manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Analisis data juga menunjukkan adanya pengaruh antara variabel pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Berdasarkan hasil analisis dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan diketahui bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. Hal ini terlihat dari nilai sig 0,002<0,05. Yang berarti bahwa terdapat hubungan antara pengalaman praktik kerja industri tehadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Dan nilai koefisien regresi linear berganda b = X2 (-0,592) hal ini menunjukan bahwa pengalaman praktik kerja industri berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemungkakan oleh Susanto (2007:) bahwa” sebelum berwirausaha, seseorang harus memiliki pengalaman kerja terlebih dahulu.” Hasil penelitian ini juga menunjukan bahwa semakin rendah pengalaman praktik kerja industri siswa program studi bisnis manajemen maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Hasil analisis juga menunjukkan adanya pengaruh antara variabel pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. Hal ini terlihat dari rerata skor sebesar 4,49 9
dengan TCR 89,89%yang dikategorikan sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Dalam penelitian ini juga bertujuan untuk melihat pengaruh pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. Berdasarkan uji hipotesis dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh signifikan dan nagatif antara pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. Bentuk pengaruh variabel pengalaman praktik kerja industri ini adalah Negatif. Pengalaman praktik kerja industri siswa SMKN 2 Bukittinggi tergolong sangat baik, dimana skor rata-rata adalah 4,39 dengan TCR sebesar 87,8% yang berada pada kriteria sangat baik. Hal ini terlihat dari pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. Jadi dapat disimpulkan jika siswa tidak memiliki pengalaman praktik kerja industri yang baik maka siswa program studi bisnis manajemen akan lebih cenderung berminat untuk berwirausaha. Hipotesis dan hasil penelitian tentang pengaruh variabel pengalaman praktik kerja industri ini hanya berfungsi untuk siswa SMK program studi bisnis manajemen. Karena penempatan pelaksanaan praktik kerja industri program studi bisnis manajemen berbeda dengan pelaksanaan praktik kerja industri pada program studi SMK lainnya. Penempatan siswa SMK Program studi bisnis manajemen ke industri yang bersifat administrasi atau perkantoran. Sementara penempatan siswa SMK program studi teknik, pariwisata, seni kriya dll bersifat pada industri penciptaan produk. Sehingga pengalaman yang didapat oleh siswa program studi bisnis manajemen berbeda dengan pengalaman yang didapat oleh siswa kejuruan lainnya. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dian Arini (2010), yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara prestasi praktek kerja industri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa kelas 3 teknik 10
bangunan SMK Negeri 2 Pengasihan. Hal ini terjadi karena Program keahlian siswa SMK yang di teliti berbeda. Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa semakin rendah pengalaman praktik kerja industri siswa maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Pengaruh Latar Belakang Ekonomi Keluarga dan Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama antara latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat pengaruh signifikan secara bersama-sama antara latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri di SMKN 2 Bukittinggi jurusan bisnis manajemen. Hal ini terlihat dari nilai sig masing-masing variabel 0,020<0,05 dan 0,002<0,05 yang berarti bahwa variabel latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan terhdap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Dan juga terlihat dari nilai koefisien regresi linear berganda masing-masing variabel b = X1 (-0,572) dan b = X2 (-0,592), hal ini menunjukkan bahwa variabel latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri berpengaruh negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Variabel pengalaman praktik kerja industri berpengaruh lebih besar dari pada variabel latar belakang ekonomi keluarga. Hal ini sesuai dengan teori yang dikemungkakan oleh Susanto (2007:17) bahwa” banyak wirausahawan yang pada mulanya terutama pada masa kecilnya, adalah orang-orang yang hanya memiliki sedikit uang serta pendidikan yang relatif tidak terlalu tinggi, justru tantangan yang dihadapi sejak masa kecil inila yang turut berkonstribusi bagi terbentuknya jiwa kewirausahaan seseorang”. Dan juga teori yang dikemungkakan oleh Susanto (2007:) bahwa”
sebelum berwirausaha, seseorang harus memiliki pengalaman kerja terlebih dahulu”. Namun hasil penelitian ini berbeda dari 2 penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rizka Ulfa (2010), bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan modernitas individu dan latar belakang sosial ekonomi orang tua terhadap minat wirausaha siswa. Dan penelitian yang dilakukan oleh Dian Arini (2010), “Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara prestasi praktik kerja industri dan pengetahuan kewirausahaan secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa kelas 3 teknik bangunan SMK Negeri 2 pengasih tahun ajaran 2010/2011”. Variabel latar belakng ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri juga memberikan pengaruh secara bersama-sama terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Hal ini terlihat dari nilai koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,258 atau sebesar 25,8%. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri memberikan konstribusi terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi sebesar 25,8% sedangkan sisanya sebesar 74,2% disumbangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Dengan (R square) 0,258 maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pengaruh yang diberikan oleh latar belakang ekonomi dan pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa tidak terlalu besar. Dari hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa semakin rendah latar belakang ekonomi dan semakin rendah pengalaman praktik kerja industri siswa maka akan semakin meningkat minat berwirausaha siswa. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa Latar belakang ekonomi keluarga berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Bentuk pengaruh dari latar belakang ekonomi keluarga
terhadap minat berwirausaha adalah negatif. Hasil penelitian ini menunjukkan semakin rendah latar belakang keluarga maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Pengalaman praktik kerja industri berpengaruh signifikan dan negatif terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen di SMKN 2 Bukittinggi. Bentuk pengaruh dari pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa dalam penelitian ini adalah negatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin pengalaman praktik kerja industri maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap minat berwirausaha siswa program studi bisnis manajemen SMKN 2 Bukittinggi. Bentuk bentuk pengaruh latar belakang ekonomi keluarga dan pengalaman praktik kerja industri terhadap minat berwirausaha siswa sama-sama berpengaruh negatif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa semakin rendah latar belakang ekonomi keluarga dan semakin rendah pengalaman praktik kerja industri maka akan semakin tinggi minat berwirausaha siswa. Variabel pengalaman praktik kerja industri berpengaruh lebih besar dari pada variabel latar belakang ekonomi keluarga SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis uraikan, maka untuk menumbuhkan minat berwirausaha siswa agar lebih tinggi dimasa yang akan datang, penulis menyarankan: Kepada siswa SMK jurusan bisnis manajemen, diharapkan Agar dapat meningkatkan perasaan senang terhadap kegiatan kewirausahaan dengan cara mencari informasi, membaca kisah dan biografi wirausahawan, mengikuti proses belajar mengajar mata diklat kewirausahaan dengan sepenuh hati, meningkatkan kreatifitas yang berhubungan dengan kewirausahaan, serta menyenangi kegiatan-kegiatan sekolah yang berhubungan dengan kewirausahaan. Guru sebagai tenaga pendidik diharapkan meningkatkan perasaan senang siswa terhadap kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan. Hal tersebut dapat dilakukan 11
dengan memperbanyak kegiatan kewirausahaan, menciptakan suasana yang nyaman saat pembelajaran kewirausahaan. Bagi pihak sekolah diharapkan dapat memfasilitasi siswa agar dapat mencari informasi dan melakukan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kewirausahaan, dengan cara mengadakan seminar-seminar yang berhubungan dengan kewirausahan, mendatangkan tokohtokoh inspiratif kewirausahaan yang telah sukses. Mengadakan pelatihan-pelatihan jiwa kewirausahaan, sehingga dapat meningkatkan perasaan senang siswa terhadap kegiatan kewirausahaan. DAFTAR PUSTAKA Arini, Dian. 2011. Pengaruh Prestasi Praktik Kerja Industri dan Pengetahuan Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas 3 Teknik Bangunan SMK Negeri 2 Pengasih Tahun ajaran 2010/2011. Laporan Penelitian: Universitas Negeri Yogyakarta. Badan pusat statistik, 2011. Indonesia Dalam Angka, Berbagai Edisi, Badan pusat statistik: Jakarta. Depdiknas, 2009. Materi Pelaksanaan KTSP, Pelaksanaan Praktik Kerja Industri. Depdiknas: Jakarta. Dikmenjur,2009, Kurikulum Sekolah Menegah Kejuruan. Dikmenjur: Jakarta Hisrich, Robert.D, dkk, 2008 Entrepreneurship/Kewirausahaan Edisi 7: Salemba Empat : Jakarta Indarti, Nurul,dkk. 2008. Minat Berwirausaha Mahasiswa Indonesia Dan Cina: Laporan Penelitian: Universitas Gajah Mada. Longenecker, Justin G. Et.al. 2001. Kewirausahaan Manajemen Kecil. Salemba Empat: Jakarta. Manulang, 1984. Manajemen Personalia,Ghalia Indonesia: Jakarta. Nurkhan, 2005. Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas Ii Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Smk Negeri 1 Tulis Batang. Laporan Penelitian: Universitas negeri semarang. 12
Rahmadhani. 2009. Pengaruh Latar Belakang Pekerjaan Orang Tua Terhadap Minat Berwirausaha. Laporan Penelitian. Universitas Negeri Semarang. Santoso, Singih. 2001. SPSS Versi 10 Mengulang Data Statistik Secara Profesional, PT Gramedia: Jakarta. Sirait, Lilis,s. 2009. Beberapa Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi Kesempatan Kerja, laporan penelitian: Universitas Sumatera Utara. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor- Faktor Yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta : Jakarta Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.: Afabeta: Bandung. Sunyoto,dkk.2010. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Minat Berwirausaha Pada Siswa Kelas Xii Program Keahlian Teknik Mekanik Otomotif Smk Texmaco Pemalang, laporan penelitian: Universitas Negeri Semarang. Susanto. A.B 2007. Leaderpreneurship pendekatan strategik management dalam kewirausahaan. Penerbit Erlangga: Jakarta. Sukirin. 1975. Epsitemologi, Yogyakarta: FIB IKIP Yogyakarta Svalastoga, Kaare. 1989.Diferensiasi Sosial, Bina Aksara: Jakarta. Ulfah, Rizkah. 2011. Pengaruh Modernitas Individu dan Latar Belakang Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Wirausaha Siswa kelas XII IPS SMA Negeri 1 Dringu=Probolinggo. Laporan Penelitian: Universitas Negeri Malang. Zimmerer, Thomasw et.al. 2008. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha kecil. Salemba Empat: Jakarta.
13