P U T U S A N SELA NOMOR : 49/C/PK/PJK/2007
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG memeriksa permohonan peninjauan kembali telah mengambil putusan sela sebagai berikut dalam perkara : PT. LANDMARK, beralamat di The Landmark Centre Tower A Lt. 33, Jalan Jend. Sudirman No. 1, Setiabudi, Jakarta Selatan, 12910; Pemohon Peninjauan Kembali, dahulu Pembanding; melawan DIREKTUR JENDERAL PAJAK, beralamat di Jalan Jend. Gatot Subroto No.40-42, Jakarta 12190. Termohon Peninjauan Kembali, dahulu Terbanding; Mahkamah Agung tersebut, Menimbang,
bahwa
dari
surat-surat
yang
bersangkutan
ternyata
Pemohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Pembanding telah mengajukan permohonan peninjauan kembali terhadap putusan Pengadilan Pajak
No.
Put.08663/PP/M-V/16/2006 tanggal 28 Juli 2006 yang telah berkekuatan hukum yang tetap, dalam perkaranya melawan Termohon Peninjauan Kembali dahulu sebagai Terbanding dengan posita perkara sebagai berikut : Bahwa yang menjadi obyek gugatan dalam perkara ini Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa masa pajak Januari s/d Desember 2000 No. 00001/207/00/059/04 tertanggal 10 September 2004, yang didalamnya menyatakan : Dasar Pengenaan Pajak
: Rp. 5.352.211.447,-
Pajak Keluaran yang dipungut sendiri
: Rp.
535.221.144,-
Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan
: Rp.
0,-
PPN yang kurang dibayar
: Rp.
535.221.144,-
Sanksi administrasi
: Rp.
256.905.149,-
Jumlah yang masih harus dibayar
: Rp.
792.126.149,-
Bahwa karena kami tidak dapat menerima isi dari Surat Ketetapan Pajak tersebut di atas, maka melalui surat kami Ref. LMK.293/IX/04/Fin.MO tertanggal 28 September 2004 kami telah mengajukan keberatan atas Surat Keterapan Pajak tersebut di atas; Hal. 1 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
Bahwa melalui Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-838/WPJ.07.BD.05/2005 tertanggal 19 Agustus 2005 yang baru kami terima pada tanggal 26 Agustus 2005, pihak Direktur Jenderal Pajak telah menolak permohonan keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai No. 00001/207/00/059/04 tersebut di atas; Bahwa kami tidak menerima Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tersebut di atas, oleh karena itu bersama ini kami mengajukan permohonan banding
atas
Keputusan
WPJ.07.BD.05/2005
Direktur
tertanggal
19
Jenderal
Agustus
Pajak
2005
No.
dengan
KEP-838/alasan
dan
pertimbangan sebagai berikut : Koreksi atas Peredaran Usaha sebesar Rp. 5.352.211.447,Bahwa menurut Pemeriksa Peredaran Usaha dari PT. Landmark adalah sebesar Rp. 48.745.675.514,- sedangkan menurut Surat Pemberitahuan Masa PPN yang kami laporkan adalah sebesar Rp. 43.393.464.067,- sehingga terdapat selisih sebesar Rp. 5.352.211.447,Adapun selisih sebesar Rp. 5.352.211.447,- tersebut adalah disebabkan oleh: 1. Income BR tahun 1999 dilaporkan pada tahun 2000
Rp.
34.202.375,-
2. Income SC tahun 1999 dilaporkan pada tahun 2000
Rp.
8.786.675,-
3. Income BR tahun 2001 dilaporkan pada tahun 2000
Rp.
14.000.000,-
4. Income Carpass tahun 2001 dilaporkan pada th 2000
Rp.
254.000.000,-
5. Income Citibank tahun 2001 PPN telah dilaporkan
(Rp. 906.666.406,-)
6. Income BR tahun 2000 dilaporkan tahun 1999
(Rp.
7. Income Electricity tidak kena PPN
(Rp. 1.099.114.321,-)
8. Income Citibank tahun 1999 diretur tahun 2000
Rp. 3.111.835.144,-
9. Income OT & Parking Ticket 1999 dilapor th. 2000
Rp.
10. Income Parking harian tahun 2000 tidak kena PPN
(Rp. 566.608.023,-
11. Selisih kurs Total
Rp.
234.263.900,-)
242.409.941,-
12.877.356,-
Rp. 5.352.211.447,-
Dari keterangan tersebut di atas, dapat kita lihat bahwa perbedaan peredaran usaha tersebut adalah dikarenakan adanya beberapa transaksi tahun 1999 yang baru terutang PPN nya pada tahun 2000, ada juga transaksi tahun 2000 yang baru terutang PPN nya tahun 2001, dan adanya PPN yang diretur, serta pula ada transaksi yang tidak terutang PPN; Oleh karena hal-hal tersebut di atas, maka perhitungan PPN terutang yang seharusnya tercantum pada Surat Ketetapan Pajak tersebut ialah sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak
Rp. 0,-
Pajak Keluaran yang dipungut sendiri
Rp. 0,-
Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan
Rp. 0,-
PPN yang kurang dibayar
Rp. Nihil,-
Hal. 2 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
Agar jelasnya, bersama surat ini kami lampirkan pula : -
Copy Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Januari s/d Desember 2000 No. 00001/207/00/059/04;
-
Copy Keputusan Direktur Jenderal Pajak No. KEP-838/-WPJ.07.BD.05/2005;
-
Copy SSP pembayaran atas SKPKB PPN Masa Pajak Januari s/d Desember 2000;
Menimbang, bahwa amar putusan Pengadilan Pajak Jakarta No. Put. 08663/PP/M-V/16/2006 tanggal 28 Juli 2006 yang telah berkekuatan tetap tersebut adalah sebagai berikut : Menyatakan permohonan Banding Pemohon Banding terhadap Keputusan Terbanding No. KEP-838/WPJ.07/BD.05/2005 tanggal 19 Agustus 2005 mengenai Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Pajak Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa Masa Pajak Januari sampai dengan Desember 2000 No. 00001/207/00/059/04 tanggal 10 September 2004, atas nama PT. Landmark, NPWP : 01.060.114.4-059.000, alamat : The Landmark Centre Tower A Lt. 33, Jalan Jend. Sudirman No. 1 Setiabudi, Jakarta Selatan 12910, tidak dapat diterima; Menimbang, bahwa sesudah putusan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap i.c. putusan Pengadilan Pajak Jakarta No. Put. 08663/PP/MV/16/2006 tanggal 28 Juli 2006 diberitahukan kepada Penggugat pada tanggal 28 Agustus 2006 kemudian terhadapnya oleh Penggugat diajukan permohonan peninjauan
kembali secara lisan pada tanggal
24 November 2006
sebagaimana ternyata dari Akte permohonan peninjauan kembali No. PKA186/SP.51/AC/XI/2006 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Pajak dengan disertai memori alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Pajak tersebut pada hari itu juga; Menimbang, bahwa tentang permohonan peninjauan kembali tersebut telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan
saksama
pada
tanggal 8
Desember 2006 namun pihak lawannya tidak mengajukan jawaban; Menimbang, bahwa permohonan peninjauan kembali a quo beserta alasan-alasannya telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama dan diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan Undang-undang, maka oleh karena itu formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Pemohon Peninjauan Kembali telah mengajukan alasan-alasan Peninjauan kembali yang
pada pokoknya berbunyi sebagai
berikut :
Hal. 3 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
1. Bahwa
di
dalam
salah
satu
pertimbangannya
Pengadilan
Pajak
menyatakan Pemohon Banding tidak hadir dalam persidangan, dimana sebenarnya dikarenakan bahwa Direksi kami sedang berada diluar kota, melalui surat PT. Landmark Ref. LMK-01/VII/06/ACC-HK, tertanggal 11 Juli 2006 yang ditujukan kepada Panitera Pengganti Pengadilan Pajak, Herwati Karijawan telah memohon untuk dapat menunda sidang tersebut sampai jangka waktu Direksi kami kembali; 2. Bahwa
PT.
Landmark
tidak
setuju
dengan
Putusan
Majelis
Hakim
Pengadilan Pajak sebagaimana tertuang dalam No. Put. 08663/PP/MV/16/2006 bahwa
yang diucapkan pada tanggal 28 Juli 2006 yang menyatakan
Surat
Banding
tersebut
tidak
memenuhi
ketentuan
formal
sebagaimana dimaksud Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak, karena ditandatangani oleh karyawan Pemohon Banding, bukan pengurus atau kuasa hukum, dengan alasan sebagai berikut : 1. Pasal 37 ayat (1) Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak dinyatakan bahwa Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus, atau kuasa hukumnya; 2. Hasil analisa/penelitian kami terhadap Undang-Undang No. 14 Tahun 2002
tentang
Pengadilan
Pajak
baik
di
pasal-pasal
maupun
penjelasannya tidak ditemukan adanya definisi istilah Wajib Pajak pada Undang-undang tersebut; Istilah Wajib Pajak sendiri ada pada Pasal 1 huruf l Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 yaitu Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut
ketentuan
peraturan
perundang-undangan
perpajakan
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pajak tertentu. Pasal 32 Bab Ketentuan Khusus Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan menyatakan : Ayat (1)
Dalam menurut
menjalankan
hak
ketentuan
dan
pemenuhan
Peraturan
kewajiban
Perundang-undangan
Perpajakan, Wajib Pajak diwakili dalam hal : (huruf a) ”Badan oleh Pengurus”. Ayat (3)
Orang pribadi atau badan dapat menunjuk seorang kuasa dengan surat kuasa khusus atau badan dapat menunjuk seorang
kuasa
menjalankan
hak
dengan
surat
kuasa
dan
memenuhi
khusus
kewajiban
untuk
menurut
ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan; Hal. 4 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
3. Dengan tidak adanya definisi Wajib Pajak dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak maka menurut kami, definisi Wajib Pajak adalah sesuai dengan Pasal 1 huruf 1 UndangUndang No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan; 4. Dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 16 Tahun 2000 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan maka surat kuasa untuk menandatangani dan mengurus permohonan banding yang ditujukan kepada Herawati Karijawan (Akunting Manajer PT. Landmark) dari Johnny Onggo (Wakil Presiden Direktur PT. Landmark) seharusnya dapat menyatakan bahwa Surat Banding tersebut ditandatangani oleh Wajib Pajak dengan alasan bahwa Johnny Onggo mewakili Wajib Pajak (PT. Landmark) untuk menjalankan hak dan pemenuhan kewajiban menurut ketentuan Peraturan Perundang-undangan Perpajakan yang menunjuk
seorang
menjalankan
hak
kuasa dan
dengan
memenuhi
surat
kuasa
kewajiban
khusus
menurut
untuk
ketentuan
Peraturan Perundang-undangan Perpajakan; 5. Surat Kuasa dibuat pada tanggal 10 Oktober 2005, Surat Bandung No. LMK-013/X/05 ACC HK tertanggal 10 Oktober 2005, dengan kata lain Surat Kuasa dibuat/disahkan bersamaan dengan tanggal surat Banding. Surat kuasa tersebut tidak disusulkan tetapi dilampirkan pada surat banding; 6. Kami berpendapat bahwa tidak seharusnya surat permohonan banding kami ditolak secara formal, kami mohon kepada Mahkamah Agung untuk mempertimbangkan permohonan kami sehingga secara formal permohonan kami memenuhi ketentuan untuk diproses lebih lanjut; 3. Bahwa
sesuai
dengan
permohonan
kami,
supaya
secara
formal
permohonan banding dapat diproses lebih lanjut maka kami sampaikan alasan material ketidak setujuan kami atas diterbitkannya ketetapan pajak tersebut, yaitu : Menurut Pemeriksa Peredaran Usaha PT. Landmark Rp.48.745.675.514,Menurut SPT PPN Wajib Pajak adalah
Rp.43.393.464.067,-
Selisih (koreksi Pemeriksa)
Rp. 5.352.211.447,-
Selisih peredaran sebesar Rp. 5.352.211.447,- disebabkan oleh: 1. Income BR tahun 1999 dilaporkan pada tahun 2000
Rp.
34.202.375,-
2. Income SC tahun 1999 dilaporkan pada tahun 2000
Rp.
8.786.675,-
3. Income BR tahun 2001 dilaporkan pada tahun 2000
Rp.
14.000.000,-
Hal. 5 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
4. Income Carpass tahun 2001 dilaporkan pada th 2000
Rp.
5. Income Citibank tahun 2001 PPN telah dilaporkan
(Rp. 906.666.406,-)
6. Income BR tahun 2000 dilaporkan tahun 1999
(Rp.
7. Income Electricity tidak kena PPN
(Rp. 1.099.114.321,-)
8. Income Citibank tahun 1999 diretur tahun 2000
Rp. 3.111.835.144,-
9. Income OT & Parking Ticket 1999 dilapor th. 2000
Rp.
10. Income Parking harian tahun 2000 tidak kena PPN
(Rp. 566.608.023,-
11. Selisih kurs
Rp.
Total
254.000.000,-
234.263.900,-)
242.409.941,-
12.877.356,-
Rp. 5.352.211.447,-
Dari keterangan tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan peredaran usaha karena adanya beberapa transaksi tahun 1999 yang baru terutang PPN tahun 2000, transaksi tahun 2000 yang baru terutang PPN tahun 2001, dan adanya PPN yang diretur, serta adanya transaksi yang tidak terutang PPN; Berdasarkan hal tersebut, maka perhitungan PPN terhutang yang seharusnya tercantum pada Surat Ketetapan Pajak adalah sebagai berikut : Dasar Pengenaan Pajak
Rp. 0,-
Pajak Keluaran yang dipungut sendiri
Rp. 0,-
Jumlah Pajak yang dapat diperhitungkan
Rp. 0,-
PPN yang kurang dibayar
Rp. 0,-
Menimbang, bahwa selanjutnya Mahkamah Agung mempertimbangkan alasan-alasan peninjauan kembali dari Pemohon sebagai berikut : Mengenai alasan ke 2 : Bahwa alasan Pemohon Peninjauan Kembali ke 2 tersebut dapat dibenarkan,
karena
Pengadilan
Pajak
telah
salah
dalam
menerapkan
hukumnya dengan pertimbangan sebagai berikut : -
Bahwa menurut ketentuan Pasal 34 ayat (3) Undang-Undang No. 14 Tahun 2002 menyebutkan : “Dalam hal kuasa hukum yang mendampingi atau mewakili Pemohon Banding atau Penggugat adalah Keluarga Sedarah atau Semenda
sampai dengan derajat
kedua,
Pegawai
atau Pengampu,
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak diperlukan; dan Pasal 37 ayat (1) berbunyi “Banding dapat diajukan oleh Wajib Pajak, ahli warisnya, seorang pengurus atau kuasa hukumnya”; Dari ketentuan pasal-pasal tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa banding oleh Wajib Pajak dapat diajukan oleh Pegawai dari Wajib Pajak; -
Bahwa dengan demikian Herwati Karijawan Jabatan Akunting Manager sebagai Karyawan dapat mewakili/kuasa PT. Landmard dalam perkara ini;
Hal. 6 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, tanpa mempertimbangkan alasan-alasan permohonan peninjauan kembali lainnya Mahkamah
Agung
menganggap
cukup
alasan
untuk
mengabulkan
permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali : PT. LANDMARK tersebut dan membatalkan Putusan Pengadilan Pajak
No.
Put.08663/PP/M-V/16/2006 tanggal 28 Juli 2006 serta Mahkamah Agung mengadili sendiri perkara ini dengan amar putusan sebagaimana yang akan disebutkan dibawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena itu Mahkamah Agung menganggap perlu untuk memerintahkan Pengadilan Pajak memeriksa kembali perkara ini dan selanjutnya memutus pokok perkara; Menimbang, bahwa penetapan biaya perkara harus ditangguhkan sampai ada putusan akhir dari Mahkamah Agung; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4 tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 tahun 2004 dan Undang-Undang No. 14 tahun 2002 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan ; MENGADI LI Mengabulkan
permohonan
peninjauan
kembali
dari
Pemohon
Peninjauan Kembali : PT. LANDMARKI tersebut; Membatalkan Putusan Pengadilan Pajak
No. Put.08663/PP/M-V/16/-
2006 tanggal 28 Juli 2006 tersebut; MENGADILI KEMBALI Memerintahkan Pengadilan Pajak untuk membuka kembali persidangan dalam perkara ini, dengan memanggil kedua belah pihak untuk menghadiri sidang yang akan ditentukannya dan melakukan pemeriksaan materi pokok perkara; Memerintahkan kepada Pengadilan Pajak untuk mengirimkan kembali hasil pemeriksaan tambahan beserta berkas perkara itu kepada Mahkamah Agung; Menetapkan bahwa penetapan biaya perkara ditangguhkan sampai adanya putusan akhir; Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung
pada
hari
Selasa
tanggal
5
Juni
2007
oleh
WIDAYATNO
SASTROHARDJONO, SH.M.Sc. Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. IMAM SOEBECHI, SH.,MH. dan TITI NURMALA SIAGIAN, SH.,MH. Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Hal. 7 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007
Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh A. KARIM MANAP, SH. Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh para pihak.
Hakim-Hakim Anggota :
Ketua :
Ttd/H. IMAM SOEBECHI, SH.,MH.
Ttd/WIDAYATNO SASTROHARDJONO, SH.M.Sc.
Ttd/TITI NURMALA SIAGIAN, SH.,MH.
Panitera Pengganti : Ttd/A. KARIM MANAP, SH.
Biaya-biaya : 1. M e t e r a i ………………………………… : Rp. 2. R e d a k s i …………………………………: Rp.
6.000,1.000,-
3. Administrasi Peninjauan Kembali ….....… : Rp.2.493.000,--------------------------Jumlah
: Rp.2.500.000,-
Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG R.I. a.n. Panitera Panitera Muda Tata Usaha Negara,
ASHADI, SH. NIP. 220000754
Hal. 8 dari 8 hal. Put. No. 49/C/PK/PJK/2007