03/Januari/2007
Daftar Isi: •On This Week •Bisnis •Media Scope •Marketing Plan •Maintenance Section •Web Trend
2 3 4 5 6 7
Fun section: •Inspiring Stories
8
1
On This Week
03/Januari/2007
The 3rd newsletter this month. Bentuknya memang tidak jauh beda dari yang sebelumnya, and Think-Tank masih mengharapkan masukan untuk perbaikan di setiap lini ☺ Minggu ini pembahasan akan sedikit menyentuh mengenai pengukuran di dunia digital, mengenai perkembangan marketing mobile dan juga inspiring stories mengenai mereka yang sukses di dunia digital. Hopefully this insights will inspire us all in the coming year. xoxo Tya
2
Bisnis 03/Januari/2007
Alat Ukur Dunia Digital Bisnis harus selalu dapat diukur. ROI, setidaknya inilah standar yang harus diperhitungkan oleh para pemasar dalam memilih media yang tapat. Bila media konvensional memiliki perhitungan seperti CPM, CPRP, dan lainnya untuk mengukur seberapa efektif sebuah promosi menyentuh per head. Bagimana dengan internet? Malcolm Spry, Direktur AGB Nielsen Media Research mengemukakan bahwa “memasukkan internet sebagai bagian dari layanan standar people meters yang mengukur baik streaming video maupun page views merupakan target Nielsen”. Dalam tahap pertama, Nielsen akan menggabungkan data dari responden people meters TV panel dengan data Nielsen/Net Rating Internet Panels, data inilah yang akan menjadi alat perencanaan yang penting, yang memungkinkan biro iklan dan pengiklan mengoptimalkan kampanye TV dan Internet. Nielsen juga berencana untuk memasang panel tunggal yang didasarkan pada sample people meter yang kini tersedia. Piranti lunak pengukuran di komputer pribadi akan dipasang di rumah-rumah panel people meter. Bila cara people meter yang dipergunakan maka ada beberapa hal yang perlu diwaspadai karena salah satu masalah yang ada adalah kenyataan bahwa sample yang diambil Nielsen hanya berasal dari 9 kota besar di Indonesia dan Nielsen mengukur penggunaan media online dengan people meter (hal ini hanya mengukur sepersekian persen dari total pengguna).
Alasannya, kemungkinan besar algoritma yang dipergunakan untuk menghitung visit dan hits dalam kedua pengukuran ini berbeda. Misalnya; Webalizer tidak membedakan pengunjung yang merupakan human visitors dengan automated requests (bots etc.), sedangkan AWStats *berusaha* untuk membedakan diantara kedua pengunjung tersebut. Ini berarti hits (perhitungan) dalam webalizer kemungkinan akan lebih tinggi dibanding hits yang dihasilkan oleh AWStats. Namun pertanyaan selanjutnya adalah apakah hits dan visit yang menjadi dasar perhitungan itu tepat? Seorang programer berpendapat bahwa saat ini yang menjadi benchmark bukan lagi hits yang dihasilkan melainkan hasil konversi yang ada. Hits (terutama pagehits) merupakan cara abad 20 untuk mendapatkan perhatian para pengiklan, namun belakangan yang terpenting adalah mengenai pola prilaku dan juga mengenai manusia (pengguna). Bagaimana mempelajari trend? Untuk yang mau memperdalam masalah statistik ini, mungkin bisa melakukan browsing pribadi ke http://www.clicktracks.com/ atau http://www.visitorville.com/ untuk memperkaya analisa trend pengguna (keduanya adalah penyedia jasa perhitungan statistik dari sisi trend). Mengenai alat ukur apa yang sebaiknya dipergunakan, saran kami adalah untuk stick to one method of statistic counter, untuk alasan konsistensi perbandingan pola netters. Kalau alat ukur berubah setiap bulan, hasil pengukuran yang dihasilkan tidak dapat diukur realibilitasnya (karena standar algoritma yang berbeda akan menghasilkan benchmark hitungan yang berbeda).
Beralih dari Nielsen, pengukuran online yang banyak dipergunakan secara umum (termasuk oleh Think Web) adalah dengan menggunakan Awstats dan Webalizer. Namun kedua sistem ini, ternyata menghasilkan hasil yang sedikit berbeda.
3
Media Scope 03/Januari/2007 Younger audiences spend more time online than watching TV*
9%
5%
5%
3%
5%
3%
39%
43%
38%
21% 35% 45%
22%
All Adults (16+)
16%
Youth (16-24)
Intensitas penggunaan media internet yang lebih besar (dalam waktu/time) dimungkinkan dengan semakin banyaknya kaum muda yang memiliki kemudahan untuk dapat mengakses internet. Di Indonesia sendiri, akses internet sudah semakin dipermudah dengan beragam program yang dijalankan pemerintah dan juga kehadiran para pengusaha swasta (warnet). Walaupun harga sambungan internet dapat dikatakan lebih mahal daripada sambungan internet di negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia (angkanya mencapai 6,7 -11 kali lebih mahal) namun animo masyarakat untuk mengakses jagad maya ini tetap tinggi. Harga sambungan internet Indonesia memang terasa cukup mahal, untuk koneksi dial up (telepon) misalnya tariff dari ISP Rp 3.000 sampai Rp 6.000 per jam, itu masih ditambah dengan pulsa telepon. Jadi bila ditotal biaya internet mencapai Rp 7.000 hingga Rp 10.000 per jam masih jauh dari harga koneksi di Singapura yang dipatok diangka S$ 50 (sekitar Rp 300.0000) per bulannya untuk akses internet tanpa batas dan dengan kecepatan 2 megabit per detik.[1]
Source: Forrester Research, May 2006. All Online UK aged 16+ & 12-24
11%
Teenagers (12-17) Untungnya hal ini tidak menyurutkan animo masyarakat untuk mengakses internet karena data yang dimiliki oleh APJII (Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia) menunjukkan bahwa peningkatan jumlah pengguna internet dari tahun ketahun menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, bahkan hampir mencapai rata-rata 100% pertumbuhan pemakai setiap tahunnya Fenomena diatas masih berkenaan dengan kembali bangkitnya industri internet dengan gelombang booming tahap kedua, kali ini bahkan lebih besar dari sebelumnya. Simak saja Google, yang bukan hanya sebuah mesin pencari biasa, karena sejatinya Google adalah perusahaan online ad yang mampu meraup keuntungan trilyunan dollar dan mampu menjual harga sahamnya sebesar US$ 400 per saham! iPod yang ada di genggaman kita bukanlah sebuah gadget biasa karena teknologi baru ini mampu menghasilkan 4,5 trilyun US dollar ke kantong Apple di tahun 2005, semua itu karena kehadiran toko musik online, iTunes.[2] _______________
[1] Menunggu Tarif Turun dari Langit. Tempo, Minggu 25 Juni 2006. Halaman:50 [2] The Boom is Back. Fortune, Senin 15 Mei 2006. Halaman:47
4
Marketing Plan 03/Januari/2007
Incredible World of Mobile Marketing Bagaimana mempergunakan kesempatan demam digital secara maksimal? Salah satunya adalah dengan menggunakan mobile media, simak sepak terjang menarik dari salah satu negara tetangga kita yang berhasil mengkombinasikan strategi pemasaran jitu dengan menggunakan mobile marketing.
KitKat Moviebreak Menjawab trivia questions mengenai film fave dan mendapat kesempatan untuk menang. Untuk para movie buff, bisa langsung memesan tempat duduk melalui SMS. Diakhir periode didapat: 300,000 Movie Club subscribers!
Kode Nomor SMS Unik McDONALD's Text Delivery Food Delivery by SMS, McDonald menghadirkan menu special yang hanya bisa dipesan melalui SMS. Bahkan pengguna yang sudah terhubung dengan Globe Telecom’s G-CASH mobile payment system dapat melakukan pembayaran secara online. Selain pesan melalui SMS, trik marketing lainnya adalah dengan Txt Pass (juga via SMS), caranya adalah dengan memberikan SMS blast dari nomer yang telah ditentukan misalnya: 2340. Dalam promo ini penerima SMS dapat menukarkan SMSnya dengan 1 buah french fries reguler.
NESTLE Nonstop Ice Cream Sure Win Seluruh produk ice cream keluaran Nestle dilengkapi dengan keywords yang dapat dikirimkan (melalui SMS) untuk ditukarkan dengan hadiah yang tersedia. SNICKERS Mad Summer Hampir sama seperti program Nestle, dimana disetiap pack Snickers dilengkapi dengan kode unik yang dapat dikirim melalui SMS untuk mendapatkan hadiah.
Integrasi Dengan TV IKEA berusaha untuk melakukan perpanjangan tangan dari katalognya. Cara unik ditempuh dengan menggabungkan acara TV dan kemampuan SMS. Para peserta diajak untuk memperhatikan program TV yang ada secara hati2, dan ketika mereka melihat produk IKEA di TV, mereka harus mencarinya di IKEA katalog dan mengirimkan SMS (nama program, channel, waktu broadcas, nama mereka). Setiap orang ke 50 dari 30.000 orang pertama akan mendapatkan kupon belanja dan setiap orang ke-5 akan mendapatkan free coffee dan cake di IKEA Resto.
5
Maintenance Section Huruf dan Tanda Baca
03/Januari/2007
(Editor Bahasa)
Yakin ejaan kata yang ditulis sudah benar? Bila muncul keraguan, sebaiknya periksa sekali lagi dengan merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Menyoal kebenaran penggunaan kata: hakikat atau hakekat (yang benar hakikat) merubah atau mengubah (yang benar mengubah) resiko atau risiko (yang benar risiko) jadual atau jadwal (yang benar jadwal) Jum’at atau Jumat (yang benarJumat) mengkonsumsi atau mengonsumsi (yang benar mengonsumsi) pasca panen atau pascapanen (yang benar pascapanen) anti narkoba atau antinarkoba(yang benar antinarkoba) Kesalahan penggunaan huruf ini merupakan kesalahan dalam proses morfologi dan/atau pembentukan dan penggabungan kata. Hal ini memerlukan penyuntungan bahasa yang sesuai dengan kaidah morfologi. Latihan penggunaan huruf dan tanda baca Berikut ini terdapat sebuah paragraf yang harus diedit. Cobalah untuk mengedit paragraf yang ada kemudian cross check dengan jawaban yang kami hadirkan disini. Paragraf 1: Peneliti sudah bekerja untuk satu proyek terhadap anakanak dan kekurangan gizi serta HIVAIDS, di Papua Guniea dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Christian Children Fund (CCF). Peneliti juga sedang belajar Bisnis Internasional dan Bahasa Indonesia di Universitas New South Wales di Australia.
Hasil Suntingan Paragraf 1: Peneliti sudah bekerja untuk satu proyek tentang anak-anak berkekurangan gizi dan HIVAIDS di Papua New Guinea dengan Lembaga Swadaya Masyarakat Christian Children Fund (CCF). Peneliti juga sedang belajar bisnis internasional dan bahasa Indonesia di Universitas New South Wales di Australia. Pembahasan: Kesalahan pertama ada pada penulisan HIVAIDS yang tidak ditulis menggunakan tanda garis miring (/). Tanda garis miring diantara kedua singkatan tersebut merupakan pengganti kata dan atau atau. Kesalahan kedua ada pada penulisan nama negara yang salah Guniea seharusnya ditulis Papua New Guinea. Kesalahan ketiga adalah kesalahan penulisan huruf kapital. Bisnis Internasional harusnya ditulis dengan huruf kecil karena bukan nama resmi negara, lembaga pemerintahan dan lainnya. Kesalahan keempat adalah penggunaan huruf miring ynag dipergunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata atau kelompok kata. Kesalahan kelima adalah penggunaan huruf besar pada Bahasa Indonesia, seharusnya bahasa Indonesia. Huruf kapital dipakai sebagai hururf pertama nama bangsa, suku bangsa dan bahasa, misalnya: bahas Indonesia, suku Bugis, bahasa Inggris.
6
Web Trend Hello, you’ve Got Game Show
03/Januari/2007
(Newsweek, November 20 2006)
Satu lagi karya Mark Burnett, kali ini diluar acara TVnya yang terkenal (Survivor dan Apprentice), yaitu sebuah internet reality show: Gold Rush. Bila Anda tidak bisa menemukan final “Gold Rush” yang dihadirkan tanggal 9 November kemarin diantara ratusan saluran yang ada di TV berlangganan, ini memang bukan kesalahan TV berlangganan karena memang acara ini tidak ditayangkan disana. Anda hanya bisa melihatnya langsung di internet. Sulit untuk diakses? Nampaknya masalah akses bukanlah halangan karena ternyata hampir 11 juta pengguna menyaksikan acara final dari Gold Rush. Internet reality show ini merupakan karya terbaru dari Mark Burnet yang juga berhasil membawa AOL (sang partner in crime) untuk kembali mengecap sukses setelah lama tenggelam. Apa yang membuat internet reality show ini menjadi sesuatu yang menarik perhatian jutaan pengguna? Simak kunci suksesnya disini:
Kenal Gold Rush Lebih Dalam Gold Rush adalah sebuah online reality game hibrid. Setiap minggunya situs ini menghadirkan serangkaian pertanyaan dan puzzle – yang untuk memecahkannya pengguna harus mencari petunjuk di situs lain yang dimiliki oleh AOL seperti MapQuest, di halaman setiap situs majalah yang menjadi partner (Star, People, TV Guide dan Entertainment Weekly) serta dalam acara CBS seperti Survivor dan acara TV baru Ghost Whisperer (sebuah strategi promo cross media yang sangat jitu). Cara bermainnya adalah, tiga orang yang dapat menjawab dengan benar dan tercepat kemudian diterbangkan ke Atlanta, New York atau kota lainnya untuk menjalani face off di depan sebuah webcam untuk mendapatkan hadiah 100.000 US Dollar.
Bagaimana menarik pengiklan Memulai debutnya di AOL.com di awal September 2006, Gold Rush telah berhasil menghasilkan emas tersendiri untuk AOL. Dengan 10,7 juta unique visitor sejak September (artikel ditulis November), para penggemar bertahan di website selama 17-20 menit (sebuah waktu yang sangat lama untuk ukuran time span dalam website) dan hampir setengah dari penikmat Gold Rush merupakan pendatang baru AOL, hal ini memperlihatkan bahwa strategi yang dipergunakan berhasil dalam mencapai objektif yaitu untuk menghadirkan tempat bagi para pengguna lama dan juga untuk menarik pengguna baru. Selain itu Gold Rush juga membawa product placement ke level yang lebih tinggi: advertiment! (sebuah terobosan yang lebih baik dibandingkan sebuah banner). Produk2 dari para pengiklan dijadikan elemen entertainment, diintegrasikan ke dalam kegiatan di dalam website. Misalnya saja dalam salah satu putaran perlombaan, EitherOre yang disponsori oleh T-Mobile, pertanyaan dikeluarkan dalam perangkat T-Mobile. Fakta menarik dibalik Gold Rush The Mastermind, Mark Burnett, menyebut Gold Rush sebagai sebuah tresure hunt online. Ia juga berencana untuk membuat hak paten atas Gold Rush agar tidak ditiru oleh para copycats. The Sponsors, Best Buy, Chevrolet, T-Mobile dan lainnya mengeluarkan biaya 5 juta US Dollar untuk membiayai games ini, produk mereka diintegrasikan ke dalam babak yang ada dalam permainan dan pengguna tidak bisa mematikan video commercial yang ada. The Website, AOL awalnya mencari cara untuk meningkatkan web traffic dan juga menghasilkan keuntungan dan ternyata berhasil strike gold dengan ’Gold Rush’. Game show online yang dibuat seharga 11 juta dollar ini berhasil menarik perhatian 11 juta orang dan telah menghasilkan 25 juta dollar dalam bentuk sponsor.
7
Inspiring Stories 03/Januari/2007
Off Duty Obsessions Part I (Fortune, 4 September 2006)
Work and Play. Dua hal yang bagi sebagian orang tabu untuk dipersatukan, namun bila hasilnya adalah profit, siapa yang menolak? Dari sekelumit hasil wawancara kami percaya bahwa bersenang-senang tidak harus dihalangi oleh pekerjaan dan demikian juga sebaliknya. Simak pembicaraan berapi-api bersama dua orang pendiri MySpace untuk mengetahui bagaimana mempersatukan work and play dan mendapatkan hasil yang luar biasa.
Perjalanan dua sahabat Anderson dan DeWolfe merupakan perjalanan partner bisnis, mereka pertama mendirikan Xdrive yang kemudian bangkrut dan beralih mendirikan firma internet marketing yang dinamakan e-Universe yang kemudian dijual seharga beberapa juta dollar. Sekitar tahun 2002, Anderson memutuskan bahwa social networking akan menjadi proyek besar mereka selanjutnya.
Keinginan untuk punya tempat hang out online ternyata membawa 100 juta teman baru. Inilah yang dialami Tom Anderson dan Chris DeWolfe yang mewujudkan MySace dari kesukaannya untuk browsing dan kecintaan mereka pada musik lokal (My Space akhirnya dibeli oleh News Corp [milik Rupert Murdoch] seharga 580 juta US Dollar).
Anderson menyatakan bahwa ia telah melihat dan mempelajari website-website seperti BlackPlanet, AsianAvenue, MiGente dan Friendster dan sepertinya kesemuanya berpikir dalam scoop yang terlalu sempit. Ide untuk mengembangkan social networking ini dapat berkalan dengan lancar karena DeWolfe sempan membuat business plan untuk website komunitas yang diberi nama Sitegeist.
Awalnya memang sangat sederhana; kecintaan pada scene musik lokal Los Angeles yang kemudian membawa Anderson dan DeWolf membuat website untuk mempromosikan local acts dan menghubungkan band dengan pada fans dan temanteman baru...yang saling terhubung dengan teman baru lain dan demikian seterusnya hingga di pertengahan tahun 2006 anggotanya telah mencapai 20 juta.
8
Inspiring Stories 03/Januari/2007
Off Duty Obsessions Part II (Fortune, 4 September 2006)
Pengguna User inti dari MySpace adalah teens dan mereka yang berusia 20tahunan. Mereka memasukkan profil dan melengkapinya dengan foto, musik, video klip, blog dan links. Saat ini ada sekitar 2,2 juta band, 8.000 komedian, ribuan pembuat film dan jutaan para pencari ketenaran. Statistik MySpace telah mencapai jumlah anggota yang sangat luar biasa dan berhasil memiliki 230.000 pengguna online setiap harinya. Setahun yang lalu MySpace berhasil mengalahkan Google untuk urusan traffic dan saat ini MySpace berada diurutan kedua setelah Yahoo untuk urusan page view dengan 1 milliar setiap harinya. Walau banyak situs social networking lainnya seperti Facebook, Friendster, Xanga, Bebo, Cyworld dan lainnya, namun MySpace berhasil mengambil 82% traffic.
My Space Value Anderson dan DeWolfe membangun MySpace dengan prinsip user control, grass roots growth dan authenticity. Dapat dibilang website ini diatur oleh para pengguna. Namun idealisme ini terpaksa berkompromi dengan kehadiran News Corp milik Rupert Murdoch yang ingin membuat MySpace bersahabat dengan para pengiklan. Perubahan ini mendapatkan reaksi dengan keberadaan halaman profil FUQ Rupert dan profil serupa. Kedekatan dengan pengguna juga diupayakan dengan cara siapapun yang bergabung dengan MySpace otomatis akan menjadi teman Anderson (sang pembuat MySpace)
Advertisement Dalam hal ad, MySpace telah menjalin kerjasama dengan Google untuk menjual text ad, menghadirkan MySpace record label, VoIP yang memungkinkan pengguna untuk menelpon satu sama lain. Kurang lebih ada 20 rencana kerja baru di tahun 2007. Dibuat dengan konsep open site, pada awalnya banyak pengiklan yang tidak menyukai tampilan MySpace dan banyak pihak yang menyangsikan penghasilan dari user-generated content.
9