2007

PUTUSAN NOMOR: 104 K/AG/2007

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH

AGUNG

memeriksa perkara perdata agama dalam tingkat kasasi telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: 1. ROY SAPUTRO ; 2. RIKY SAPUTRO ; 3. RIZAL SAPUTRO, kesemuanya bertempat tinggal di Jl. Gresikan No. 15 A Surabaya, dalam hal ini memberikan kuasa kepada IMAM SJAMSOE ASHARRY, S.H., Advokat, berkantor di Jl. Kalisari Sayangan I No. 25 Surabaya, para Pemohon Kasasi dahulu para Penggugat/para Pembanding; melawan: 1. SUBANDI, bertempat tinggal di Jl. Gresikan IV No. 4 Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa insidentil kepada SOEPRAYITNO (anak kandung) ; 2. ASLAN ; 3. DARLAH ; 4. MUDJANAH, nomor 2 sampai 4, kesemuanya bertempat tinggal di Jl. Gresikan IV No. 4 Surabaya, dalam hal ini memberi kuasa kepada Sudiono, SH., MH., Advokat berkantor pada LBH Jaya Nusantara

di

Jl.

Ngagel

Mulyo

XV/12-A

Surabaya,

para

Termohon Kasasi dahulu para Tergugat/para Terbanding; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata para Pemohon Kasasi dahulu sebagai para Penggugat telah mengajukan gugatan terhadap para Termohon Kasasi dahulu sebagai para Tergugat di depan persidangan Agama Surabaya pada pokoknya atas dalil-dalil: bahwa

pernah hidup di Surabaya pasangan suami istri Bapak dan ibu

Karsia, dimana dalam rumah tangganya sebelum keduanya meninggal dunia

Hal. 1 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

telah dikaruniai 5 (lima) orang anak masing-masing bernama : 1. Abu Hasan ; 2. Subandi (Tergugat 1) ; 3. Sukri ; 4. Supi’ah ; 5. Aslan (Tergugat II) ; bahwa kemudian Abu Hasan meninggal dunia dengan meninggalkan 9 orang anak diantaranya Usman dan Usman telah meninggal dunia dengan meninggalkan 4 (empat) orang anak, yaitu : Roy Saputro, Riky Saputro, Rizal Saputro (para Penggugat) dan Rio Putra Muria ; bahwa anak kedua Karsia yang bernama Subandi (Tergugat I) masih hidup dan mempunyai 5 (lima) anak, yaitu : Yanto, Urip, Yitno, Wiwik dan Rudi ; bahwa anak ketiga Karsia yang bernama Sukri telah meninggal dunia dengan meninggalkan 5 (lima) orang anak yang bernama : Abit, Zakaria, Pupa, Iik dan Solikin ; bahwa anak keempat Karsia yang bernama Supi’ah telah meninggal dunia dengan meninggalkan 4 (empat) orang anak yang bernama : Darlah (Tergugat III), Iwan, Anis, dan Putut ; bahwa anak kelima Karsia yang bernama Aslan (Tergugat II), masih hidup dan mempunyai 5 (lima) orang anak yaitu : Rosi, Ari, Woni, Ugik dan Ragel ; bahwa

selain

meninggalkan

anak-anak

tersebut,

ibu

Karsia

juga

mempunyai harta warisan berupa tanah seluas 0,0250 Ha., yang terletak di Kelurahan Pacar Keling, Kecamatan Tambaksari, Kota Surabaya sesuai dengan Buku Letter C Desa Nomor 6238, yang dahulu pernah dibagikan kepada anakanaknya tersebut di atas termasuk di dalamnya terdapat tanah yang terletak di kelurahan Pacar keling, Kecamatan Tambaksari, Surabaya dengan ukuran panjang = 4,75 meter. lebar 4 meter, setempat dikenal dengan jalan Gresikan IV Nomor 4 Surabaya dengan batas-batas sebagaimana posita gugatan, selanjutnya sebagai obyek sengketa ; bahwa

oleh

karena

Sukri

dan

anak-anaknya

sudah

tidak

pernah

mempermasalahkan obyek sengketa ini, maka anak-anaknya sebagai ahli waris tidak perlu diikutkan pihak, sedangkan pihak yang mengingkari janji dan tidak mengakui adanya proses peralihan hak atas obyek sengketa adalah para Tergugat terutama Tergugat I ; bahwa pada tanggal 16 April 1981, Abu Hasan dengan Sukri pernah menjual sebagian tanah warisan dari Ibu Karsia yang terletak di belakang obyek sengketa di Jl. Gresikan IV Nomor 4 Surabaya denga ukuran ± panjang 24 meter, lebar 4 meter kepada Hudi (ayah Tergugat IV) dan sekarang tanah tersebut sudah dibangun rumah dan ditempati oleh Tergugat IV atau keluarganya ;

Hal. 2 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

bahwa pada tanggal 3 Mei 1988 tanah obyek sengketa oleh Abu Hasan pernah dijual kepada Usman seharga Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah), dimana dalam jual beli tersebut telah disetujui juga oleh ahli waris lainnya yaitu Subandi dan Sukri bersama Aslan, itupun Usman telah memberi ganti rugi kepada Sukri sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah) dan kepada Tergugat III juga sebesar Rp. 50.000,- (lima puluh ribu rupiah), sedangkan kepada Subandi dan Aslan tidak diberi ganti rugi, karena sebelumnya sudah mendapat bagian dari tanah warisan Ibu Karsia, yaitu masing-masing mendapat tanah / rumah yang terletak di Jl. Gresikan IV / 4 Surabaya yang sudah ditempatinya sampai sekarang; bahwa setelah Usman mendapat hak dan tanah obyek sengketa tersebut, tanpa sebab yang jelas oleh pihak Tergugat IV bersama Tergugat I pada tahun 2003 Usman dilaporkan ke Polisi karena telah melakukan tindak pidana pasal 335 KUHP, dan Usman pernah ditahan selama 10 (sepuluh) hari. Hal ini ternyata Obyek sengketa adalah milik Tergugat IV ; bahwa karena perolehan hak atas tanah obyek sengketa dari Abu Hasan kepada Usman

adalah sah dan benar menurut hukum, maka para Penggugat

menuntut agar para Tergugat atau siapapun juga terutama Tergugat IV yang menguasainya agar menyerahkan tanah obyek sengketa dalam keadaan baik dan kosong tanpa syarat apapun ; bahwa selain itu, para Penggugat selaku pihak yang berhak namun tidak dapat menikmatinya, dan juga kerugian orang tua para Penggugat karena ditahan sampai menderita bathin, untuk itu para Tergugat, terutama Tergugat I dan Tergugat VI secara tanggung renteng membayar ganti rugi baik moril maupun materiil sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) dan harus dibayar tunai dan sekaligus ; bahwa apabila para Tergugat tidak melaksanakan isi putusan ini, maka para Tergugat secara tanggung renteng harus membayar uang paksa sebesar Rp. 200.000,- setiap harinya jika ia lalai atau terlambat melaksanakannya ; bahwa untuk menjamin terlaksananya putusan ini, mohon agar Pengadilan Agama Surabaya meletakkan sita jaminan atas tanah dan bangunan rumah di Jl. Gresikan IV Nomor 4 Surabaya, termasuk barang-barang bergerak yang ada di dalamnya beserta haknya ; Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, para Penggugat mohon agar Pengadilan Agama Surabaya berkenanmemutus sebagai berikut :

Hal. 3 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

1. Menerima dan mengabulkan gugatan para Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan para Penggugat dan Tergugat I, II dan Tergugat III, dengan anak dari Sukri bernama Abit, Jakaria, Pupa, Iik dan Solikin serta anak dari Supiah bernama Darla, Iwan, Anis dan Putut adalah ahli waris dan ahli waris pengganti dari alm. Karsia yang sah ; 3. Menyatakan para Penggugat adalah adalah ahli waris Pengganti dari Karsia dan terutama ahli waris yang sah dari Usman sesuai dengan ketentuan Kompilasi Hukum Islam ; 4. Menyatakan proses peralihan hak atas tanah obyek sengketa dari Abu Hasan kepada Usman adalah sah, sehingga para Penggugat berhak atas tanah obyek sengketa secara sah menurut hukum, karena ahli waris maupun

ahli

waris

pengganti

lainnya

sudah

mendapatkan

bagian

warisannya masing-masing ; 5. Menyatakan perbuatan para Tergugat terutama Tergugat I dan Tergugat IV adalah perbuatan melawan hukum yang dapat merugikan para Penggugat dan harus membayar ganti rugi uang sebesar Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah) secara tunai dan sekaligus tanpa syarat ; 6. Menghukum para Tergugat terutama Tergugat I dan Tergugat IV agar menyerahkan tanah obyek sengketa dalam keadaan baik dan kosong tanpa syarat, dalam tempo 14 (empat belas) hari setelah putusan ini diucapkan ; 7. Menghukum para Tergugat secara tanggung renteng agar membayar uang paksa (dwangsom) sebesar Rp. 200.000,- (dua ratus ribu rupiah) setiap hari keterlambatan melaksanakan isi putusan ini ; Atau : Mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono) ; Bahwa atas gugatan para Penggugat, Tergugat III mengajukan gugatan Eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : bahwa gugatan para Penggugat ke Pengadilan Agama Surabaya adalah tidak benar, karena hal ini bukan sekedar perkara warisan saja melainkan ada sengketa jual beli (posita no. 6 dan petitum no. 4 dan perbuatan melawan hukum dengan ganti rugi (posita no. 10 dan petitum no. 5) yang merupakan pokok permasalahan tersendiri dan seharusnya penyelesaiannya merupakan wewenang dari

Pengadilan

Negeri,

oleh

karena

itu

merupakan

Kompetensi

Absolut

Pengadilan Negeri, maka mohon diputus sela terlebih dahulu ;

Hal. 4 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

bahwa kalau permasalahan ini mengenai perkara waris, maka seharusnya seluruh ahli warisnya harus digugat, demi terpenuhinya syarat formil dalam gugatan ini ; bahwa terdapat perbedaan antara posita dan petitum dalam hal Sukri dan Supiah serta anak-anaknya tidak digugat tapi dalam petitumnya dimohonkan sebagai ahli waris ; bahwa obyek sengketa tersebut telah dijual kepada Agustono Swandono sebagai pembeli ; bahwa

berdasarkan

hal-hal

tersebut

mohon

kiranya

gugatan

para

Penggugat untukdi tolak atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima ; Bahwa atas gugatan para Penggugat, Tergugat IV mengajukan gugatan Eksepsi pada pokoknya atas dalil-dalil sebagai berikut : bahwa gugatan para Penggugat tidak hanya gugat waris semata, akan tetapi juga perdata murni karena di dalamnya termasuk jual beli dan perbuatan melawan hukum dengan ganti rugi, oleh karena itu gugatan ini merupakan wewenang Pengadilan Negeri dan mohon agar diputus sela terlebih dahulu ; bahwa nama Mudjanah sebagai Tergugat IV adalah salah karena yang benar adalah Sujanah, untuk itu gugatan para Penggugat cacat formil ; bahwa gugatan para Penggugat kurang pihak karena tidak semua ahli waris diikutkan sebagai pihak meskipun tidak mempermasalahkannya seperti Sukri, sehingga gugatan para Penggugat cacat formil ; bahwa

gugatan

para

Penggugat

kabur

karena

antara

posita

dan

petitumnya tidak sesuai ; bahwa obyek sengketa tersebut telah dijual kepada Agustono Swandono, sehingga pembeli tersebut juga harus ikut digugat ; bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut mohon agar gugatan para Penggugat dinyatakan ditolak atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima ; Bahwa

terhadap

gugatan

tersebut

Pengadilan

Agama

Surabaya

menjatuhkan putusan Nomor: 2134/Pdt.G/2005/PA.Sby., tanggal 18 Mei 2006 M. bertepatan dengan tanggal 19 Rabiul Akhir 1426 H., yang amar selengkapnya sebagai berikut : Dalam Eksepsi : -

Mengabulkan eksepsi para Tergugat ;

Dalam Konvensi :

Hal. 5 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

-

Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima ;

-

Menghukum para Penggugat untuk membayar semua biaya perkara ini sebesar Rp. 637.000,- (enam ratus tiga puluh ribu rupiah) ; Menimbang,

bahwa

dalam

tingkat

banding

atas

permohonan

para

Penggugat telah dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor: 217/Pdt.G/2006/PTA.Sby., tanggal 23 Nopember 2006 M. bertepatan dengan tanggal 2 Dzulqa’dah 1427 H.: Bahwa

sesudah

putusan

terakhir

ini

diberitahukan

kepada

para

Penggugat/para Pembanding pada tanggal 28 Desember 2006 kemudian terhadapnya

oleh

para

Penggugat/para

Pembanding,

melalui

kuasanya

berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 6 Januari 2007 diajukan permohonan kasasi secara

lisan pada tanggal 10 Januari 2007, sebagaimana ternyata dari

Akta Permohonan Kasasi Nomor: 2134/Pdt.G/2005/PA.Sby., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Surabaya, permohonan tersebut kemudian disusul oleh memori kasasi yang memuat alasan-alasannya yang diterima oleh Panitera Pengadilan Agama tersebut pada tangal 22 Januari 2007 ; Bahwa setelah itu oleh para Tergugat/para Terbanding, yang pada tanggal 23 Januari 2007 telah diberitahu tentang memori kasasi dari para Penggugat/para Pembanding,

diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Agama Surabaya pada tanggal 25 Januari 2007 ; Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya, yang telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut formil dapat diterima; Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi/para Tergugat dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya adalah: 1. Bahwa

putusan

Pengadilan

Tinggi

Agama

Surabaya

Nomor

217/Pdt.G/2006/PTA.Sby., yang menguatkan putusan Pengadilan Agama Surabaya Nomor : 2134/Pdt.G/2005/PA.Sby., adalah tidak tepat, karena Pengadilan Agama Surabaya sendiri yang memutuskan : telah menerima eksepsi dari Tergugat III dan IV, dimana pada kenyataannya eksepsi tersebut telah diputus oleh Pengadilan Agama Surabaya bersama-sama dengan pokok perkara, padahal sebenarnya eksepsinya itu mengandung adanya eksepsi absolut, yaitu dengan permintaan bahwa perkara ini haruslah diajukan di Pengadilan Negeri Surabaya, namun kenyataannya Pengadilan Agama

Hal. 6 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

Surabaya membiarkan eksepsi tersebut dan tidak menentukan adanya putusan sela sebagaimana yang duharuskan Undang-undang dan Hukum Acara Perdata. Sehingga telah dapat dibuktikan / telah cukup bukti dengan sendirinya bahwa judex facti telah keliru dalam menjatuhkan putusannya tidak menjatuhkan

putusan

sela

sebagaimana

yang

telah

dimintakan

dan

diharuskan. Bahwa selain itu judex facti masih mempermasalahkan adanya ahli waris yang tidak lengkap, sehingga perlu Pemohon Kasasi sampaikan bahwa ahli waris yang telah digugat itu telah cukup mewakili dari masingmasing ahli waris yang ada. Jadi tidak perlu diikutkan satu persatu secara keseluruhan, sebab para pihak itu sudah merupakan ahli waris yang masih ada dan berkaitan erat dengan obyek sengketa dan pada saat ini sudah terwakili masing-masing ahli warisnya secara jelas, apalagi dalam positanya telah disebutkan ahli waris Karsia sebagai pemilik asal tanah waris dan dapat dibuktikan menjadi Hak Milik para Penggugat, sedangkan para Tergugat sudah mendapat bagiannya sendiri-sendiri ; 2.

Bahwa putusan judex facti tidak lengkap dan sepihak terutama mengenai pertimbangan hukum hal. 3 alinea ketiga yang intinya menyatakan gugatan tidak memnuhi syarat formil karena tidak mengikutkan semua ahli waris. Bahwa hal ini telah salah menerapkan hukum, karena hak milik obyek sengketa itu pada dasarnya sudah menjadi Hak milik para Penggugat dan bukan merupakan tanah warisan seperti yang diputuskan judex facti ; Menimbang, bahwa terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

berpendapat: Mengenai alasan-alasan ke- 1 dan 2: Bahwa alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena judex facti tidak salah dalam menerapkan hukum, lagi pula hal ini pada hakekatnya mengenai penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu kenyataan, hal mana tidak dapat dipertimbangkan dalam pemeriksaan dalam tingkat kasasi, karena pemeriksaan dalam tingkat kasasi hanya berkenaan dengan adanya kesalahan penerapan hukum, adanya pelanggaran hukum yang berlaku, adanya kelalaian dalam memenuhi syarat-syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan tersebut atau pengadilan tidak berwenang atau melampaui batas wewenangnya sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 30 Undang-Undang No.

Hal. 7 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung; Menimbang,

bahwa

namun demikian menurut

pendapat

Mahkamah

Agung, amar putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya harus diperbaiki karena belum tepat dengan menambahkan pertimbangan sebagai berikut: : Bahwa amar judex facti yang menerima eksepsi para Tergugat karena ada kumulasi tuntutan mengenai kewarisan, jual beli dan sengketa hak milik adalah tidak tepat, karena menurut alur posita para Penggugat menuntut harta warisan yang berasal dari almarhum Karsia sudah sesuai dengan wewenang dari Pengadilan Agama dan apabila ada kumulasi, maka dapat saja salah satu tuntutan diterima dan yang lain dinyatakan tidak dapat diterima ; Bahwa atas pertimbangannya sendiri Mahkamah Agung berpendapat bahwa gugatan para Penggugat kabur karena positanya tidak menjelaskan kapan almarhum Karsia (suami) meninggal dunia dan apa saja harta warisnya, begitu juga dengan almarhum Karsia (istri), serta kapan anak-anak Karsia meninggal dunia dan siapa saja ahli warisnya ; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka permohonan kasasi yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi: ROY SAPUTRO dan kawan tersebut harus ditolak dengan perbaikan amar putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya nomor : 217/Pdt.G/2006/PTA.Sby., tanggal 23 Nopember 2006 M. bertepatan dengan tanggal 2 Dzulqa’dah 1427 H., yang menguatkan putusan Pengadilan Agama Surabaya nomor : 2134/Pdt.G/2005/ PA.Sby., tanggal 18 Mei 2006 M. bertepatan dengan tanggal 19 Rabiul Akhir 1426 H., sehingga amar selengkapnya sebagaimana akan disebutkan di bawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena permohonan kasasi ditolak dan para Pemohon Kasasi berada dalam pihak yang kalah, maka para Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi ; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2004, Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 3 Tahun 2006 dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

Hal. 8 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

MENGADILI: Menolak permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi : ROY SAPUTRO dkk. tersebut; Memperbaiki amar putusan Pengadilan Tinggi Agama Surabaya Nomor : 217/Pdt.G/2006/PTA.Sby., tanggal 23 Nopember 2006 M. bertepatan dengan tanggal 2 Dzulqa’dah 1427 H., yang menguatkan putusan Pengadilan Agama Surabaya nomor : 2134/Pdt.G/2005/PA.Sby., tanggal 18 Mei 2006 M. bertepatan dengan tanggal 19 Rabiul Akhir 1426 H., sehingga amar selengkapnya sebagai berikut : -

Menerima permohonan banding Pembanding ;

-

Memperbaiki amar putusan Pengadilan Agama Surabaya Nomor2134/Pdt.G/ 2005/PA.Sby., tanggal 18 Mei 2006 M. bertepatan dengan tanggal 19 Rabiul Akhir 1426 H., sehingga amar selengkapnya sebagai berikut :

Dalam Eksepsi : -

Menolak eksepsi para Tergugat ;

Dalam Pokok Perkara : -

Menyatakan gugatan para Penggugat tidak dapat diterima ; Menghukum para Pemohon Kasasi/para Penggugat untuk membayar

biaya perkara tingkat kasasi sebesar Rp. 500.000,- (lima ratus ribu rupiah ); Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari Rabu tanggal 18 Juli 2007 oleh Drs. H. ANDI SYAMSU ALAM, S.H., M.H., Hakim Agung yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, Drs. H. HABIBURRAHMAN, M.Hum., dan PROF. DR. H. ABDUL MANAN, S.H. S.IP. M. Hum., Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 12 Maret 2008 oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut dan dibantu oleh H. NAHISON DASA BRATA, S.H. M.Hum., Panitera Pengganti, dengan tidak dihadiri oleh para pihak ;

Hakim-Hakim Anggota:

K e t u a;

ttd.

ttd.

Drs. H. HABIBURRAHMAN, M.Hum. Drs. H. ANDI SYAMSU ALAM, S.H., M.H., ttd. PROF. DR. H. ABDUL MANAN, S.H. S.IP. M. Hum.,

Hal. 9 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007

Biaya kasasi:

Panitera Pengganti

1. Meterai …………………..Rp.

6.000,-

2. Redaksi ………………….Rp.

1.000,-

ttd.

3. Administrasi kasasi …… Rp. 493.000,-H. NAHISON DASA BRATA, S.H. M.Hum

Jumlah

Rp. 500.000,Untuk Salinan MAHKAMAH AGUNG RI. a.n. Panitera

PANITERA MUDA PERDATA AGAMA

(Drs. H. HASAN BISRI, S.H. M.Hum.) N.I.P.: 150 169 538

Hal. 10 dari 10 hal. Put. No. 104 K/AG/2007