Bedah Saraf : Depressed fracture
MODUL
DEPRESSED FRACTURE
1. Definisi
Depressed fracture adalah fraktur pada tulang tengkorak di mana terdapat fragmen yang tertekan di bawah permukaan normal.
2. Waktu Pendidikan
TAHAP I TAHAP II S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 PROGRAM KEPROFESIAN ( Beban dihitung berdasarkan Kompetensi ) GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI TRAUMA ICD 10 - Bab XIX
S8
TAHAP III S9 S10 S11
Kranial Spinal Saraf Tepi
Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 3 tahap, yaitu : 1. Tahap Pengayaan (tahap I): a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu semester 2 s/d 3. Peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untuk mengambil program magister. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di ahir masa pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis trauma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak. 2. Tahap Magang (tahap II) : a. Lama pendidikan 2 semester, yaitu dari semester 4 s/d 5. Peserta didik mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di akhir masa pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II. Residen sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasus gawat darurat bedah saraf, serta mampu mengenal dan merujuk dengan benar kasus-kasus bedah saraf non-emergensi. Minimal 4 operasi. 3. Tahap Mandiri (tahap III) : a. Lama pendidikan 6 semester, yaitu dari semester 6 s/d 11. Peserta didik menyelesaikan pendidikan sampai kompetensi bedah saraf dasar. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen III, yaitu di ahir masa pendidikan tahap III residen telah mencapai kompetensi tingkat III. Residen sudah harus mampu menangani kasus gawat darurat bedah saraf maupun kasus-kasus bedah saraf yang tergolong kompetensi bedah saraf dasar. Minimal 8 operasi. JENIS PENYAKIT Trauma
Trauma Kranial
IC IK IK IK IK TAHA TAHAP II TAHAP III D 1 2 3 4 PI 10 S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P .
.
.
.
.
.
1
Bedah Saraf : Depressed fracture
Depressed Fracture
S 02
4
8
Epidural hematoma
S 06.4
5
5
Subdural Hematoma Akut
S 06.5
Subdural Hematoma Kronik
S 06.5
3
3
Intracerebral Hematoma Intraventricular Hematoma Tr. tembus (peluru, benda asing)
5
3
S 06.8
3
5
S 06.9
2
1
T 14.1
1
1
1
2
Bocoran likuor Karotis-Kavernosus Fistul
Trauma Spinal dg kelainan saraf
.
.
.
.
.
.
1
Kompresi Medula
T 08
2
2
Kompresi Radiks
T 08
2
2
2
1
Trauma Saraf Perifer
.
.
.
.
.
.
Lesi Saraf Tepi Lesi Pleksus
1
KETERANGAN Tingkat Pengayaan, dalam periode ini Tingkat Kognitif harus dapat mencapai 6 (K6)
Tingkap Magang, dalam periode ini disamping K6, Psikhomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3) Tingkat Mandiri semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5
S : Semester
G : Magang
M : Mandiri
K : Kognitif
: A : Afektif
P : Psikhomotor
Kompetensi bedah saraf dasar : 1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri, dengan tetap dalam pengawasan konsulen) 2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target ahir pendidikan adalah terbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam Indeks Kesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuan motoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih, termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.
3. Tujuan Umum
Setelah menyelesaikan modul depressed fracture peserta didik diharapkan mampu mengenali penyakit depressed fracture, mampu mengobati penyakit depressed fracture saraf serta mampu kegawatdaruratan depressed fracture.
4. Tujuan Khusus 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Mampu menerangkan insidensi, dan patogenesis penyakit depressed fracture Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit depressed fracture). Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena depressed fracture Mampu menentukan lokasi patologi akibat depressed fracture Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit depressed fracture
2
Bedah Saraf : Depressed fracture
7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15.
Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit depressed fracture Mampu mengetahui diagnosa banding kelainan kongenital susunan saraf Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakit depressed fracture Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakit depressed fracture Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakit depressed fracture Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada depressed fracture. Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit depressed fracture Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan Mampu memberi informed consent
5. Strategi Pembelajaran a Pengajaran dan kuliah pengantar
Kuliah tatap muka 50 menit
b Tinjauan Pustaka Presentasi ilmu dasar : 1 kali tiap 1 kali, telaah kepustakaan submodul penyakit Presentasi kasus : 1 kali tiap jenis presentasi kasus : 1 kali submodul penyakit b Diskusi Kelompok 2 x 50 menit diskusi kasus tiap submodul penyakit menyangkut 2 x 50 menit diskusi kasus diagnosa, operasi dan penyulit d Bed side teaching bedsite teaching minimum 3 kali ronde diikuti bedsite teaching setiap submodul penyakit e Bimbingan Operasi operasi magang
memenuhi 4 kasus sebagai prasyarat untuk instruksi/evaluasi operasi sampai dinyatakan lulus
operasi mandiri
melakukan operasi mandiri sejumlah minimum 8 sebagai prasyarat untuk maju ke ujian kompetensi tingkat nasional
6. Persiapan Sesi
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a. Insidensi, dan patogenesis penyakit depressed fracture
3
Bedah Saraf : Depressed fracture
b. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit depressed fracture). d. Perubahan neurofisiologi karena depressed fracture e. Lokasi patologi akibat depressed fracture f. Pengobatan berbagai jenis penyakit depressed fracture g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit depressed fracture h. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit depressed fracture i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakt depressed fracture j. Pengobatan medikamentosa penyakkt depressed fracture k. Tindakan operasi pada penyakit depressed fracture l. Tindakan pertolongan pertama pada depressed fracture. m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit depressed fracture n. Tindak lanjut yang diperlukan 2. Audio visual 3. Lampu baca x Ray
7. Referensi
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8.
Kompetensi Jenis Kompetensi
Penguasaan Materi Pendidikan K P A
a.
Mampu menerangkan insidensi, dan patogenesis penyakit 6 depressed fracture
b
Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf 6 dan pembungkusnya
Kompetensi Penanganan Penyakit P MG MD
Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun c pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan 6 patofisiologi dalam menegakkan penyakit depressed fracture). d
Mengetahui pengobatan berbagai jenis penyakit depressed 6 fracture
e
Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena trauma 6 susunan saraf
2
3
4
Bedah Saraf : Depressed fracture
f Mampu menentukan lokasi patologi akibat depressed fracture
6
2
3
g
Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk 6 menegakkan diagnosa penyakit depressed fracture
2
3
h
Mampu mengetahui diagnosa banding kelainan kongenital 6 susunan saraf
2
3
i
Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) 6 dalam menegakkan penyakt depressed fracture
2
3
j
Mampu melakukan pengobatan medikamentosa penyakkt 6 depressed fracture
5
5
k
Mampu melakukan tindakan operasi pada penyakit depressed 6 fracture
5
5
l
Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada 6 depressed fracture.
5
5
m
Mengenali penyulit tindakan bedah pada penyakit depressed 6 fracture
5
5
n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan
6
5
5
o. Mampu memberi informed consent
6
5
5
9. Gambaran Umum
Depressed fracture adalah fraktur pada tulang tengkorak di mana terdapat fragmen yang tertekan di bawah permukaan normal. Kurang lebih 25% pasien tidak melaporkan kehilangan kesadaran, dan 25% lainnya kehilangan kesadaran kurang dari satu jam. Presentasi dapat bervariasi, tergantung pada lainnya cedera intrakranial yang terkait, seperti hematoma epidural, robekan duramater, dan kejang. Tatalaksana meliputi pembedahan dan medikamentosa.
10. Contoh Kasus 11. Tujuan Pembelajaran
Proses, materi dan metoda pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan menatalaksana depressed fracture, khususnya pada tahap mandiri.
12. Metoda
Metoda Pembelajaran 1. 2. 3. 4.
Tinjauan Pustaka Diskusi Kelompok Bed side teaching Tindakan Operasi Mandiri
5
Bedah Saraf : Depressed fracture
a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi (magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri. b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten terhadap pasien secara mandiri. c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik, selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.
Metoda Diagnostik
1. Pemeriksaan klinis neurologik 2. Alat bantu diagnostik a. Pemeriksaan X ray, b. EMG / EEG c. Alat neuroradiologi : CT Scan 3. Metoda diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostik konvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak sematamata berorientasi pada alat-alat dianostik canggih.
13. Rangkuman
Depressed fracture adalah fraktur pada tulang tengkorak di mana terdapat fragmen yang tertekan di bawah permukaan normal. Kurang lebih 25% pasien tidak melaporkan kehilangan kesadaran, dan 25% lainnya kehilangan kesadaran kurang dari satu jam. Presentasi dapat bervariasi, tergantung pada lainnya cedera intrakranial yang terkait, seperti hematoma epidural, robekan duramater, dan kejang. Tatalaksana meliputi pembedahan dan medikamentosa.
14. Evaluasi
Organisasi Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf 2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf 3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada ahir setiap semester b. Kemampuan menegakkan diagnosa c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akan dilakukan tindakan / operasi. 4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalam program CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini, dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi sama ketentuan yang berlaku.
Tahap Evaluasi
6
Bedah Saraf : Depressed fracture
1. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan. 2. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul 3. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul
Metode dan Materi Evaluasi
1. Ujian Tulis dan Lisan 2. Kemampuan menegakkan diagnosa di poliklinik, IGD maupun ruang rawat 3. Penilaian kemampuan melakukan tindakan 4. Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh
Hasil Penilaian IPDS
1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan 2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada setiap sub modul ( pengayaan, magang, mandiri ) 3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di Bagian/Departemen Badah Saraf.
15. Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian dari setiap kegiatan berupa evaluasi yang dilakukan pada setiap tahap pendidikan, intrumen yang dipakai adalah :
1 Kemampuan Inform Concent
Instruksi & Bimbingan
2 Penilaian Ilmiah a. Teori & Penyakit
Diskusi dan Ujian
b. Instrument & Penyakit
Diskusi dan Ujian Poliklinik, Bedside teaching & Kamar Operasi Instruksi & Bimbingan
3 Penilaian Kecakapan 4 Penilaian Rehabilitasi
16. Penuntun Belajar
1. Kisi-kisi materi dan buku referensi 2. Kisi-kisi materi Depressed fracture : a. Insidensi, dan patogenesis penyakit depressed fracture b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan patofisiologi dalam menegakkan penyakit depressed fracture). d. Perubahan neurofisiologi karena trauma susunan saraf e. Lokasi patologi akibat depressed fracture f. Pengobatan berbagai jenis penyakit depressed fracture
7
Bedah Saraf : Depressed fracture
g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosa penyakit depressed fracture h. Mampu mengetahui diagnosa banding penyakit depressed fracture i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan penyakt depressed fracture j. Pengobatan medikamentosa penyakkt depressed fracture k. Tindakan operasi pada penyakit depressed fracture l. Tindakan pertolongan pertama pada depressed fracture. m. Penyulit tindakan bedah pada penyakit depressed fracture n. Tindak lanjut yang diperlukan
17. Daftar Tilik RINCIAN DAFTAR TILIK I
II
III
PENDAFTARAN 1 Catat indentitas pasien 2 Siapkan status 3 Periksa kelengkapan status 4 Memberikan status & kartu berobat PENEGAKAN DIGNOSA DI POLI 1 Pemeriksaan tanda vital (perawat) 2 Pemeriksaan Bedah saraf a. Anamnesa b. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan keadaan umum - Pemeriksaan persyarafan 3 Konsultasi dokter spesialis* - Jantung - IPD 4 Pemeriksaan Penunjang Laboratorium - Darah lengkap (Hb, Ht, eri, leuko,trombo) - AGDE - HbSag - Hemostase (BT, CT) 5 Radiologi - thorax foto - Schaedel AP/Lat - CT Scan 6 Pembuatan surat rawat dan jadual Operasi PRA OPERASI 1 Admision Verifikasi data poli dan adm / keuangan 2 Visite dokter a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik - Pemeriksaan keadaan umum - Pemeriksaan vital sign
ADA TA TL L
8
Bedah Saraf : Depressed fracture
3
4 5
6
- Pemeriksaan pernafasan c. Penjadualan Operasi Persiapan Operasi Surat izin operasi Persiapan implan alat operasi (Fuji System) Permintaan darah Konsultasi dokter spesialis - Anastesi Asuhan keperawatan - Mengukur tanda-tanda vital pasien - Clisma - Mempuasakan pasien - Mencukur daerah operasi - Memandikan - Mengompres daerah operasi - Memberi therapi sesuai intruksi dokter - Mengkaji tingkat kenyamanan pasien - Memberi dukungan dan motivasi - EKG - Pasang NGT - Cukur gundul - Mengambil AGD - Mengambil darah lengkap - Pasang Dower Kateter - ICP Pemberian therapi - Antobiotika injeksi
- Anti inflamasi/edema
- Anti tukak lambung - Anti Kejang
- Taxegram - Spuit 3 cc - Spuit 5 cc - Aquabidest
- Oradexon - Manitol - Metilprednisolon high dose - Omeprazole injeksi - Sucralfat syrp
- Kutoin injeksi - Dilantin injeksi - Vitamin/Neuropeptid/Vasopresin - Becombion syrp - Analgetik - Tramadol, ketorolac, novalgin - IVFD - Ring As - Tridex 27B
9
Bedah Saraf : Depressed fracture
IV
- Renosan
OPERASI Admision 1 Verivikasi data, aspek legal, adm 2 Time Out 3 Premedikasi (….) 3 Pembiusan a. Anastesi - Pasang Monitor - Intubasi - Pasang CVP - Pasang kateter - Pasang Blanket rol 4 Persiapan alat operasi - Persiapan alat operasi - Persiapan Mikroskop - Persiapan plat Diatermi - Persiapan Frame stereotaktik - Selang VPS - Beriplast - Guardix - Pedicle screw + rod - Vacum drain - Skin stapler - Cusa - Craniofix - Servical cages - Osteomed - Miniplate and screw - High speed drill - Intraoperatif monitor - Metil prednisolon high dose 5 Pembedahan Pasien dalam anastesi, atur posisi Melakukan A dan antiseptik daerah lapangan operasi Insisi kulit kepala dgn mempertimbangkan keadaan luka Craniotomy dan drilling tulang, menyusuri tepi daerah dura yang sehat Dilakukan debridemant lapis demi lapis Melakukan koreksi fragmen impresi Mempreservasi jaringan otak yang laserasi Melakukan durarafi/ duraplasty Hemostasis Gantung dura Fiksasi tulang Jahit otot, Fasia dan kulit Dressing luka Tulis Laporan Operasi
10
Bedah Saraf : Depressed fracture
V
Penjelasan kepada keluarga 6 Asuhan keperawatan OK - Mensterilkan instrumrn dan linen - Memanggil pasien dari ruangan - Menerima pasien yang akan dioperasi - Memeriksa kelengkapan status dan persedian PRC - Memakaikan pakaian operasi pada pasien - Menyiapkan obat dan alkes - Menyiapkan ruang operasi - Meletakkan pasien dimeja operasi - Membantu dokter anastesi menyiapkan obat-obatan - Menata instrumen dan alat navigasi - Membantu operator diruang operasi - Memindahkan pasien keruang pemulihan - Melakukan observasi diruang pemulihan - Memberitahu ruangan untuk mengambil pasien - Mencuci alat kesehatan - ICP - Pasang infus/ venflon POST OPERASI HIGH CARE / INTERMEDIATE WARD 1 Asuhan keperawatan - Mengambil pasien dari ruang operasi / ICU - Mengobservasi TTV - Mengobservasi kesadaran / GCS - Mengobservasi pendaharan dan Drain - Mengawasi pola ventilasi - Memasang monitor - Memasang infus pump - Mengatur posisi kepala 30° - Memberi therapi sesuai instruksi dokter - Mengobservasi rasa nyeri pada pasien - Mengobservasi balance cairan - Memberikan nutrisi - Ganti balutan - Mengambil AGD - Mengambil darah lengkap - Memberi terapi inhalasi - ICP 2 Pemeriksaan penunjang Laboratorium - Darah lengkap (Hb, Ht, eri, leuko,trombo) - AGDE 3 Visite dokter - Bedah Saraf - Dokter Intensivis 4 Pemberian therapi - Antobiotika injeksi - Taxegram
11
Bedah Saraf : Depressed fracture
- Anti inflamasi/edema
- Anti tukak lambung - Anti Kejang - Analgetik - IVFD
VI
- Spuit 3 cc - Spuit 5 cc - Aquabidest - Oradexon injeksi - Manitol - Metilprednisolon high dose - Omeprazole injeksi - Sukralfat syr - Kutoin injeksi - Dilantin injeksi - Tramadol, Ketorolac, Novalgin
5 Diet POST OPERASI RUANG RAWAT BIASA 1 Asuhan keperawatan - Mengambil pasien dari ruang operasi / ICU - Mengobservasi TTV - Mengobservasi kesadaran / GCS - Mengobservasi pendaharan dan Drain - Mengawasi pola ventilasi - Memasang monitor - Memasang infus pump - Mengatur posisi kepala 30° - Memberi therapi sesuai instruksi dokter - Mengobservasi rasa nyeri pada pasien - Mengobservasi balance cairan - Memberikan nutrisi - Ganti balutan - Mengambil darah lengkap - Memberi terapi inhalasi - Angkat drain 2 fisioterapi 3 Pemeriksaan penunjang Laboratorium - AGDE Radiologis - CT Scan/ MRI kepala 4 Visite dokter - Bedah Saraf 5
- Ring As - Tridex 27B - Renosan
Pemberian therapi
12
Bedah Saraf : Depressed fracture
- Antibiotik injeksi
- Taxegram - Spuit 3 cc - Spuit 5 cc - Aquabidest
- Anti inflamasi/edema
- Oradexon - Manitol - Metil prednisolon
- Anti tukak lambung - Anti Kejang
- Omeprazole - Sucralfat syr - Kutoin injeksi
- Vitamin/Neuropeptid/Vasopresin - Analgetik - IVFD
- Dilantin
- becombion syrp
- Tramadol, ketorolac, novalgin - Ring As - Tridex 27B - Renosan
6 Diet VII ADMINISTRASI PASIEN PULANG 1 Hidup - Ijin dokter - Membuat resep untuk pulang - Membuat resume medis sebelum pasien pulang - Membuat rekapitulasi pemakaian obat dan alat - Kembalikan sisa obat tak terpakai - Memeriksa bukti pembayaran - Menyerahkan resume keperawatan - Menyerahkan kartu kontrol - Pendidikan kesehatan 2 Meninggal - Membuat resume medis - Merekapitulasi pemakaian obat dan alat - Membuat surat keterangan meninggal - Menghubungi jenazah - Serah terima dengan pihak keluarga
18. Materi Baku Definisi
Fraktur depresi adalah keadaan dimana tabula eksterna daritulang yang mengalami
13
Bedah Saraf : Depressed fracture
fraktur berada dibawah batas anatomi normal dari tabula interna yang dikelilingi oleh tulang yang intak
Etiologi
Fraktur depresi disebabkan oleh impact energy diatas area yang relatif kecil. Bendabenda yang dapat menyebabkan fraktur depresi adalah palu, pipa, atau alat-alat olahraga.
Diagnosis
Diagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang. Berdasarkan pemeriksaan klinis, didapatkan gejala penurunan kesadaran dan defisit neurologis sesuai dengan otak dibawah lokasi fraktur depresi. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah foto polos kepala dan CT Scan
Tatalaksana
Tatalaksana definitif adalah dengan repair fraktur melalui operasi. Indikasi operasi adalah : 1. Depresi lebih dari 8-10 mm atau melebihi batas ketebalan tulang 2. Defisit neurologi sesuai dengan lokasi fraktur 3. Kebocoran CSF
14
Bedah Saraf : Depressed fracture
19. Algoritme
20. Kepustakan
1. Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 2. Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 3. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 4. Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
21. Presentasi
Materi presentasi disesuaikan dengan penyakit depressed fracture.
22. Model
Model pembelajaran bisa menggunakan diseksi kadaver.
15