BAB III METODOLOGI
3.1
Tahapan Penelitian Gambaran umum dari tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dilihat pada Gambar 3.1. Tahap Pengumpulan Data Tahap Analisa Data Tahap Perhitungan SAW Tahap Pembuatan SPK
Tahap Pengujian
Tahap Deteksi Outlier Gambar 3. 1. Bagan alir tahapan penelitian 3.2
Tahap Pengumpulan Data
3.2.1
Pemilihan alternatif dan kriteria Pada penelitian ini, alternatif yang digunakan adalah guru sekolah
menengah pertama negeri. Kemudian variable kriteria
yang digunakan pada
penelitian ini adalah kriteria perilaku kerja dan kriteria sasaran kerja. Dimana indikator-indikator kriteria serta keterangan bobot untuk ketentuan penilaian perilaku kerja pegawai jabatan fungsional guru, berdasarkan PermenPAN dan RB Nomor 16 tahun 2009 dan PP Nomor 46 tahun 2011. 3.2.2
Pembuatan instrumen Instrumen
utama
dalam
penelitian
ini
berupa
kuesioner
yang
dikembangkan sebagai berikut. Setelah dilakukan pemilihan variabel, dilakukan pengembangan kisi-kisi dan pembuatan kuesioner yang berisi pertanyaanpertanyaan terkait kriteria indikator-indikator, option jawaban, dan skor pada tiap
jawaban, yang bisa menjadi pertimbangan dalam penilaian guru. Kisi-kisi instrumen yang digunakan dapat dilihat selengkapnya pada Tabel 3.1. Tabel 3. 1. Kisi-kisi Instrumen INDIKATOR
SUB INDIKATOR
A. Perilaku Kerja 1.1. 1.2. 1.3.
1.4. 1.5. 1.6. 1.7. 1.8. 1.9. 1.10. 1.11. 1.12. 1.13. 1.14. 1.15. 1.16. 1.17. 1.18. 1.19. 1.20. 1.21.
1.22.
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik Memperlakukan semua peserta didik secara adil tanpa memperdulikan faktor personal Menyediakan layanan informasi terkait perkembangan peserta didik kepada orang tua/wali Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran Menguasai karakteristik peserta didik dengan baik Memantau/memonitor perkembangan peserta didik Mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran yang disesuaikan dengan kondisi kelas Memiliki keinginan untuk bekerja lebih giat Menguasai terkait keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu Menjalankan profesinya sesuai dengan kode etik sebagai guru Merasa bangga dengan pekerjaan anda sebagai seorang guru /pendidik Mengerjakan pekerjaan dengan baik sesuai dengan prosedur Pernah melakukan kesalahan dalam bekerja Bersedia menerima resiko dari pekerjaan yang dilakukan Pernah menunda pekerjaan Pernah tidak masuk kerja tanpa alasan yang jelas Pernah terlambat kerja tanpa alasan yang jelas Pernah cepat pulang kerja tanpa alasan yang jelas Mengenakan seragam kerja sesuai dengan yang telah ditentukan Mengutamakan kepentingan tugas jabatan diatas kepentingan pribadi atau golongan Menerima masukan/saran/pendapat dari orang lain tekait kemajuan dan perkembangan diri dan peserta didik Turut serta secara aktif dalam kegiatan sosial di masyarakat
OPTION 4 3 2 1
INDIKATOR
SUB INDIKATOR
B. Sasaran Kerja 2.1.
2.2. 2.3. 2.4. 2.5. 2.6.
2.7. 2.8. 2.9. 2.10. 2.11. 2.12. 2.13. 2.14.
2.15. 2.16. 2.17. 2.18.
Tingkat pendidikan yang diselesaikan secara formal berdasarkan ijazah terakhir yang sesuai bidang tugas. Jumlah beban kerja tatap muka dalam 1 (satu) minggu Menyusun silabus yang sesuai dengan kurikulum Membuat rencana pembelajaran yang sesuai dengan silabus Melaksanakan aktivitas pembelajaran yang sesuai dengan rencana pembelajaran Menggunakan/memanfaatkan alat bantu mengajar dan/atau audio visual (termasuk tik) dalam melaksanakan aktivitas pembelajaran Mendapat tugas tambahan jabatan tertentu di sekolah Jumlah jam kegiatan diklat /seminar/workshop yang pernah diikuti Membuat karya tulis ilmiah (kti) hasil penelitian di bidang pendidikan formal Membuat publikasi buku teks pelajaran Membuat modul/diktat pembelajaran persemester Melaksanakan karya inovatif dengan membuat teknologi tepat guna di bidang pendidikan Melaksanakan karya inovatif dengan menciptakan suatu karya seni Melaksanakan karya inovatif dengan membuat/memodifikasi alat peraga/pelajaran/praktikum. Memperoleh/memiliki sertifikat penghargaan atau tanda jasa Menjalani jabatan tertentu sebagai bentuk pengabdian di masyarakat Melaksanakan atau mengikuti organisasi profesi guru Memiliki gelar/ijazah yang tidak sesuai dengan bidang tugas yang diampu
OPTION 4 3 2 1
3.2.3
Uji Instrumen Kuesioner yang telah dibuat untuk instrumen penelitian selanjutnya
dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas sebelum digunakan untuk pencarian data di lapangan. a. Uji validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang akan diukur dalam penelitian. Teknik yang digunakan untuk uji validitas adalah menggunakan teknik korelasi Pearson (Product Moment Pearson). Tahapan uji validitas yang pertama adalah menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan total dari nomor pertanyaan tersebut. Selanjutnya koefisien
korelasi
yang
diperoleh,
diuji
signifikasinya
dengan
membandingkannya dengan rtabel untuk mengetahui apakah item pertanyaan valid atau tidak. Jika koefisien korelasi item pertanyaan terhadap skor total > rtabel maka item dinyatakan valid dan sebaliknya, jika koefisien korelasi item terhadap total < rtabel maka item dinyatakan tidak valid (Sanusi, 2005). Berikut ini, pada (3.1) merupakan bentuk persamaan korelasi pearson (Wijayanto, 2008): ∑ √ ∑
∑
∑ ∑ √ ∑
∑
Keterangan: rxy
: koefisien korelasi suatu butir/item
N
: jumlah subyek
X
: skor butir/item
Y
: skor total
b. Uji reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Jika hasil pengukuran yang dilakukan berulang menghasilkan hasil yang relatif sama maka pengukuran tersebut memiliki reliabilitas yang baik. Uji reliabilitas yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan metode Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach merupakan salah satu teknik pengujian reabilitas yang paling banyak digunakan. Berikut ini, pada (3.2) merupakan bentuk persamaan alpha cronbach (Allen, 2005): (
)(
∑
)
Keterangan: : koefisien alpha cronbach
3.2.4
n
: jumlah pertanyaan
Vi
: varian skor tiap pertanyaan
Vtest
: varian total semua skor
Penyebaran Kuisioner Setalah dilakukan uji instrumen, kemudian dilakukan penyebaran
kuisioner untuk pengumpulan data. Kuisioner yang telah dibuat disebarkan kepada para responden yaitu guru-guru Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sampel untuk uji coba instrumen di ambil dari SMP N 3 Sukoharjo dan SMP N 4 Sukoharjo. 3.2.5
Tahap Analisa Data Pada tahap ini dilakukan analisa terhadap data hasil kuesioner. Data-data
jawaban kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian dihitung skor untuk tiaptiap kriteria pada setiap alternatif yang ada. Perhitungan skor seperti pada persamaan (3.3):
3.3
Tahap Perhitungan SAW Dari data alternatif dan kriteria yang telah dikumpulkan selanjutnya
dilakukan analisa perhitungan dengan metode SAW. Dari setiap alternatif (Ai) yang ada, dibuat nilai kecocokannya dengan tiap-tiap kriteria (Cj). Selanjutnya adalah menentukan bobot (Wj) untuk setiap kriteria. Setelah itu membuat tabel rating kecocokan dari setiap alternatif pada setiap kriteria. Kemudian dari tabel rating kecocokan yang telah dibuat, dibentuk matrik keputusan (X). Lalu dilakukan normalisasi terhadap matrik keputusan (X). Selanjutnya untuk mendapatkan hasil akhir, dihitung nilai preferensi (Vi) dengan penjumlahan perkalian elemen baris matrik ternormalisasi dengan nilai bobot (W) yang bersesuaian elemen kolom matrik (W). Hasil perhitungan nilai Vi yang lebih besar mengindikasikan bahwa alternatif Ai merupakan pilihan alternatif terbaik. 3.4
Tahap Pembuatan SPK Tahapan yang dilakukan dalam implementasi ini meliputi tahap
perancangan sistem dan pembuatan program sistem penunjang keputusan untuk penilaian Guru SMP. Pada pembuatan program, bahasa yang digunakan untuk membuat progam sistem penunjang keputusan ini adalah bahasa pemrograman PHP dan MySql. 3.5
Tahap Pengujian Pengujian merupakan proses eksekusi suatu program dengan maksud
menemukan kesalahan. Pengujian sistem dilakukan untuk mengetahui seberapa baik sistem yang dibuat sesuai kebutuhan serta untuk menguji besar tingkat akurasi sistem. Pengujian dilakukan untuk mendapatkan suatu sistem yang layak untuk digunakan. Untuk pengujian sistem yang telah dibangun, dilakukan dengan menggunakan black box testing. Black box testing merupakan pengujian sistem yang menggunakan teknik equivalence partitioning dimana teknik ini input pada masing-masing fungsi dibagi menjadi beberapa kelas, satu nilai dipilih dari masing-masing kelas untuk testing (Perry, 2006).
3.6
Tahap Deteksi Outlier Tahapan deteksi outlier ini dilakukan setelah diperolah hasil perhitungan
SAW. Dari data hasil penialaian guru yang dihitung dengan SAW, dilakukan analisa boxplot untuk mengidentifikasi data yang kemungkinan outlier. Metode boxplot yang digunakan untuk menemukan data yang dicurigai sebagai outlier yaitu menggunakan nilai lower fences (LF) atau biasa disebut batas bawah, dan nilai upper fences (UF) atau biasa disebut batas atas. Untuk mendapatkan nilai LF dan UF ini diperoleh melalui nilai jarak antara kuartil (IQR). Dimana jarak antar kuartil ini menggambarkan ukuran penyebaran data. Setelah diperoleh nilai LF dan UF, dapat diketahui data mana yang termasuk outlier dan yang tidak.