Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
MODUL
GLIOMA SPINAL
1. Definisi
Glioma adalah tumor otak primer yang berasal dari sel glia, yaitu sel penunjang sel saraf pada otak. Glioma diklasifikasikan berdasarkan letak dan histologisnya. Berdasarkan letak anatomisnya terdapat glioma spinal dan infratentorial, sedangkan berdasarkan histologisnya, terdapat astrositoma dan oligodendroglioma. Glioma dapat memberikan gejala peningkatan tekanan intrakranial dan gejala yang disebabkan oleh letak anatomis dari masa tumor tersebut. Temuan spesifik glioma berdasarkan letaknya di spinal, dapat menimbulkan lesi yang iritatif dan destruktif dan menimbulkan gejala neurologis sesuai dengan lokasi anatomi yang lebih tepat.
2. Waktu Pendidikan
TAHAP I TAHAP II S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 PROGRAM MAGISTER (beban dihitung dengan SKS) >=40SKS
S8
TAHAP III S9 S10 S11
Program Magister Neurologi Tesis Program Profesi Bedah Saraf Pogram Bedah Dasar Program Bedah Saraf Dasar KEPROFESIAN (beban dihitung berdasarkan kompetensi) PROGRAM GOLONGAN PENYAKIT & LOKALISASI Kranial KONGENITAL ICD 10 - Bab XVII Spinal INFEKSI ICD 10 - Bab I Kranium Supratentorial NEOPLASMA ICD 10 - Bab II
Infratentorial Spinal Saraf Tepi
TRAUMA ICD 10 - Bab XIX
Kranial Spinal Saraf Tepi
DEGENERASI ICD 10 - Bab VI & XIII VASKULER
Spinal Saraf Tepi Intrakranial
1
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
ICD 10 - Bab IX
Spinal
FUNGSIONAL ICD 10 - Bab VI & XXI
Pendidikan spesialisasi bedah saraf terdiri dari 2 tahap, yaitu : 1. Tahap Pengayaan (tahap I): a. Lama pendidikan 5 semester yaitu semester 1 sampai semester 5, peserta didik diberi ilmu-ilmu dasar maupun bedah saraf dasar. Dalam tahap ini dapat dipergunakan untuk mengambil program magister. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen I, yaitu di akhir masa pendidikan tahap I residen baru mencapai Kompetensi tingkat I. Residen sudah harus mengenal kelainan bedah saraf, khususnya semua jenis neoplasma dan 10 jenis kasus penyakit terbanyak. 2. Tahap Magang (tahap II) : a. Lama pendidikan 6 semester, yaitu dari semester 6 s/d 11. Peserta didik mulai dilatih melakukan tindakan bedah saraf. b. Peserta didik dalam tahap ini disebut Residen II, yaitu di akhir masa pendidikan tahap II residen telah mencapai Kompetensi tingkat II. Residen sudah harus mampu menangani secara mandiri kasus-kasus glioma spinal, minimal 2 kasus. Kompetensi bedah saraf dasar : 1. Semua jenis penyakit yang diajarkan dalam masa pendidikan sampai mencapai tingkat mandiri (residen boleh mengerjakan operasi sendiri, dengan tetap dalam pengawasan konsulen) 2. Tehnik operasi yang diajarkan sebagai target akhir pendidikan adalah terbatas pada tindakan operasi konvensional yang termasuk dalam Indeks Kesulitan 1 dan 2; tehnik operasi sulit yang membutuhkan kemampuan motoris lebih tinggi dan/ataupun membutuhkan alat-alat operasi canggih, termasuk dalam Indeks Kesulitan 3 dan 4, diajarkan hanya maksimal sampai tingkat magang. Tindakan operasi dalam kelompok ini merupakan kelanjutan pendidikan yang masuk dalam CPD.
JENIS PENYAKIT
ICD 10
TAHAP TAHAP II TAHAP III I
IK 1
IK 2
IK IK 3 4
S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 G M G M G P NEOPLASMA
Kranium Granuloma eosinofilik Plasmositoma Osteoma Fibrous dysplasia Hamartoma Tumor metastatik Neurofibrosarkoma /osteosarkoma
Supratentorial
Glioma Glioma simpel Glioma kompleks Ependimoma Pleksus papiloma Meningioma (simpel)
D 76.0 C 90.2 D 16
3
5
M 85.0 Q 85.9 C 79.5 C41.0
C 71.9 M 93.92 C 71.9 C 70
2
2
3
3
3 4
3 4
2 2
2
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
ICD 10
JENIS PENYAKIT Meningioma (kompleks)
Pituitary adenoma /t. sella (simpel)
Pituitary adenoma/t. sella (kompleks) Kraniofaringioma Pinealoma /t. korpus pineal Tumor metastatik (simpel) Tumor metastatik (kompleks) Angioma (simpel) Angioma (kompleks)
IK 1
IK 2
D 26.7
3
D.35.3
IK IK 3 4
2
C 79.5 C 79.5
D 18.0 D 18.0 C 71.9 C 71.9
D 33.3 C 70 C 70
C 71.6
2
1
2
1
2
1
2
2
Glioma Meningioma Ependimoma Schwannoma Angioma
D.18.5
.
.
.
D 32.1 D 33.4 D 36.1 D 18.5
Tumor Saraf Tepi Schwannoma
D 36.1
KETERANGAN
2 2
2 2 2 1
C 71.9
D 33.4
2
1
M 9392, C 71.9
Tumor Spinal
2
2
H 71
D 18.5
3 2
C 75.3, D 35.4
Infratentorial
Glioma Simpel Kompleks Acoustic neuroma Meningioma (simpel) Meningioma (kompleks) Medulloblastoma Kolesteatoma Ependimoma Pleksus papiloma Angioma (simpel) Angioma (kompleks)
TAHAP TAHAP II TAHAP III I
.
.
.
1
2
1
2
1
2
2
1 2 2 2 1
1
Tingkat Pengayaan. Dalam periode ini, tingkat kognisi harus dapat mencapai 6 (K6) Tingkap Magang. Dalam periode ini, di samping K6, Psikomotor harus mencapai 2 (P2) dan Afektif mencapai 3 (A3) Tingkat Mandiri. Semua Kategori Bloom harus mencapai maksimal, K6, P5, A5 S : Semester G : Magang M : Mandiri K : Kognitif : A : Afektif P : Psikomotor
3. Tujuan Umum Setelah menyelesaikan modul glioma spinal peserta didik diharapkan mampu mengenali glioma spinal, mampu mengobati glioma spinal yang diajarkan sampai level mandiri serta mampu mengatasi kegawatan akut glioma spinal.
4. Tujuan Khusus 1. 2.
Mampu menerangkan insidensi, patogenesis, dan mikrobiologi dari glioma spinal. Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya.
3
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
10. 11. 12. 13. 14. 15.
Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi, patologi dan mikrobiologi) dalam menegakkan diagnosis glioma spinal. Mengetahui pengobatan pada berbagai jenis glioma spinal. Mampu menentukan perubahan neurofisiologi yang disebabkan oleh glioma spinal. Mampu menentukan lokasi glioma spinal. Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis glioma spinal. Mampu menegakkan diagnosis banding dari glioma spinal. Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan diagnosis glioma spinal. Mampu melakukan pengobatan medikamentosa pada glioma spinal. Mampu melakukan tindakan operasi pada glioma spinal. Mampu melakukan tindakan pertolongan pertama pada kasus kegawatan akut glioma spinal. Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus glioma spinal. Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan Mampu memberi informed consent;
5. Strategi Pembelajaran a Pengajaran dan Kuliah Pengantar
Kuliah tatap muka, 50 menit
b Tinjauan Pustaka
Presentasi ilmu dasar: 1 kali tiap submodul Telaah kepustakaan, 1 kali penyakit Presentasi kasus: submodul penyakit
b Diskusi Kelompok
1
kali
tiap
jenis
Presentasi kasus, 1 kali
2 x 50 menit diskusi kasus tiap submodul penyakit menyangkut diagnosis, operasi Diskusi kasus, 2 x 50 menit dan penyulit
d Bed-side Teaching
Bed-side teaching minimum 3 kali setiap Ronde diikuti bed-side teaching submodul penyakit
e Bimbingan Operasi operasi magang
6. Persiapan Sesi
memenuhi minimal 2 kasus glioma spinal sebagai prasyarat untuk instruksi/evaluasi operasi sampai dinyatakan lulus
1. Materi kuliah pengantar berupa kisi-kisi materi yang harus dipelajari dalam mencapai kompetensi, mencakup a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis glioma spinal b. Neuroanatomi, dan neurofisiologisusunan saraf dan pembungkusnya. 4
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan glioma spinal d. Pengobatan berbagai jenis glioma spinal e. pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis glioma spinal f. Diagnosis banding glioma spinal g. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan glioma spinal h. Pengobatan medikamentosa glioma spinal i. Tindakan operasi glioma spinal j. Penyulit tindakan bedah pada kasus glioma spinal k. Kegawatdaruratan glioma spinal l. Tindak lanjut yang diperlukan m. Informed consent 2. Audio visual 3. Lampu baca x ray
7. Referensi
a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
8. Kompetensi
JENIS KOMPETENSI a. b
Tingkat Kompetensi K P A
TAHAP
Mampu menerangkan insidens, patogenesis, dan sitogenesis glioma 6 spinal
P E N G A Y A A N
Mengetahui neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan 6 pembungkusnya.
Mengetahui dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan c tambahan (neuroradiologi) dan patologi anatomi dalam menegakkan 6 glioma spinal
d Mengetahui pengobatan berbagai jenis glioma spinal
6
f Mampu menentukan lokasi glioma spinal
6
e Mampu menentukan perubahan neurofisiologi karena glioma spinal g
Mampu melakukan pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan 6 diagnosis glioma spinal
h Mampu mengetahui diagnosis banding glioma spinal i Mampu melakukan tindakan operasi glioma spinal j
6
6 6
Mampu melakukan pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam 6 menegakkan glioma spinal
k Mampu melakukan pengobatan medikamentosa terhadap glioma spinal l Mampu mengatasi tindakan pertolongan pertama pada glioma spinal
m Mengenali penyulit tindakan bedah pada kasus glioma spinal
6 6 6
2
3
2
3
2 2 2 5 5 5 5
M A G A N G
3 3 3
M A N D I R
5 5 5 5
5
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
n Mengetahui tindak lanjut yang diperlukan o Mampu memberi informed consent
6 6
5 5
I
5 5
9. Gambaran Umum Glioma adalah tumor otak primer yang berasal dari sel glia, yaitu sel penunjang sel saraf pada otak. Tumor ini umumnya mengenai dewasa muda atau anak. Predileksi tumor ini dapat terjadi di lobus temporal, frontal posterior dan anterior parietal. Gejala klinis berdasarkan lokasi tumor, namun umumnya glioma dapat menyebabkan kejang dan defisit neurologis. Diagnosis ditegakan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang berupa imajing dan patologi anatomi. Tatalaksana neoplasma glioma berupa radiasi dan kemoterapi. Terapi bedah hanya untuk dekompresi atau biopsi.
10. Contoh Kasus
Contoh kasus dibuat sesuai dengan jenis penyakit pada submodul.
11. Tujuan Pembelajaran
Proses, materi dan metode pembelajaran yang telah disiapkan bertujuan untuk alih pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang terkait dengan pencapaian kompetensi dan keterampilan yang diperlukan dalam mengenali dan menatalaksana kelainan glioma spinal.
12. Metode
Metode Pembelajaran 1. 2. 3. 4.
Tinjauan Pustaka Diskusi Kelompok Bed side teaching Tindakan Operasi Mandiri a. Peserta didik harus terlebih dahulu melakukan asistensi operasi (magang) sampai mencapai jumlah yang ditentukan, dan kemudian melakukan instruksi pada spesialis pembimbing. Setelah dinyatakan lulus instruksi, baru diijinkan melakukan operasi mandiri. b. Operasi mandiri oleh asisten harus selalu ada spesialis supervisor yang akan menilai keseluruhan aspek yang harus dilakukan oleh asisten terhadap pasien secara mandiri. c. Residen yang memiliki level tertinggi dalam suatu operasi harus membuat laporan operasi dengan berpedoman pada daftar tilik, selanjutnya konsulen/supervisor operasi ini akan memeriksa laporan operasi sesuai daftar tilik dan memberi nilai berdasarkan kelengkapan yang ditetapkan daam daftar tilik.
Metode Diagnostik
1. Pemeriksaan klinis neurologik 2. Alat bantu diagnostik a. Pemeriksaan X ray, b. EMG / EEG c. Alat neuroradiologi lain : CT Scan, MRI, MRS, Angiografi
6
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
3. Metode diagnostik yang diajarkan mencakup metode diagnostik konvensional sesuai ketersediaannya di daerah perifer, tidak semata-mata berorientasi pada alat-alat diagnostik canggih.
13. Rangkuman
Glioma adalah tumor otak primer yang berasal dari sel glia, yaitu sel penunjang sel saraf pada otak. Glioma diklasifikasikan berdasarkan letak dan histologisnya. Berdasarkan letak anatomisnya terdapat glioma spinal dan infratentorial, sedangkan berdasarkan histologisnya, terdapat astrositoma dan oligodendroglioma. Glioma dapat memberikan gejala peningkatan tekanan intrakranial dan gejala yang disebabkan oleh letak anatomis dari masa tumor tersebut. Temuan spesifik glioma berdasarkan letaknya di spinal, dapat menimbulkan lesi yang iritatif dan destruktif dan menimbulkan gejala neurologis sesuai dengan lokasi anatomi yang lebih tepat. Glioma adalah tumor otak primer yang berasal dari sel glia, yaitu sel penunjang sel saraf pada otak. Tumor ini umumnya mengenai dewasa muda atau anak. Predileksi tumor ini dapat terjadi di lobus temporal, frontal posterior dan anterior parietal. Gejala klinis berdasarkan lokasi tumor, namun umumnya glioma dapat menyebabkan kejang dan defisit neurologis. Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang berupa imajing dan patologi anatomi. Tatalaksana neoplasma glioma berupa radiasi dan kemoterapi. Terapi bedah hanya untuk dekompresi atau biopsi.
14. Evaluasi
Organisasi Evaluasi
1. Evaluasi dilaksanakan di IPDS Bedah Saraf 2. Evaluasi dilakukan minimal oleh Pembimbing di IPDS Bedah Saraf 3. Evaluasi untuk peserta PPDS Bedah Saraf dilakukan sbb a. Untuk penguasaan ilmu dasar (pengayaan) dilakukan pada akhir setiap semester b. Kemampuan menegakkan diagnosis c. Untuk penguasaan kasus dan teknis operasi dilakukan pada setiap akan dilakukan tindakan / operasi. 4. Untuk dokter spesialis bedah lain yang akan mengambil modul-modul bedah saraf tertentu untuk kepentingan penigkatan kompetensi dalam program CPD, waktu disesuaikan pada kodisi yang ada dari modul ini, dengan evaluasi dan tahap penguasaan materi yang dievaluasi sama ketentuan yang berlaku.
Tahap Evaluasi
5. Evaluasi tahap pengayaan dilakukan setelah peseta didik menyelesaikan aspek kognitif di tahap pengayaan. 6. Evaluasi tahap magang dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi Sebagai Asisten I sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul 7. Evaluasi tahap mandiri dilakukan setelah peserta didik melakukan sejumlah tindakan operasi mandiri sebagai prasyarat evaluasi sesuai dengan jenis penyakit pada submodul
7
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
Metode dan Materi Evaluasi 1. 2. 3. 4.
Ujian Tulis dan Lisan Kemampuan menegakkan diagnosis di poliklinik maupun ruang rawat Penilaian kemampuan melakukan tindakan Penilaian kemampuan penanganan penderita secara menyeluruh
Hasil Penilaian IPDS
1. Penyelesaian modul harus dapat dicapai dalam kurun waktu yang telah ditetapkan 2. Penilaian disesuaikan dengan kompetensi akhir yang harus dicapai pada setiap sum modul ( pengayaan, magang, mandiri ) 3. Kegagalan dalam 1 aspek harus diulang dalam masa selama stase di Bagian/Departemen Bedah Saraf.
15. Instrumen Penilaian
1 Kemampuan Inform Concent Instruksi & Bimbingan 2 Penilaian Ilmiah
a. Teori & Penyakit
b. Instrument & Penyakit
3 Penilaian Kecakapan
4 Penilaian Rehabilitasi
Diskusi dan Ujian Diskusi dan Ujian
Poliklinik, Bedside teaching & Kamar Operasi Instruksi & Bimbingan
16. Penuntun Belajar
1. Kisi-kisi materi dan buku referensi 2. Kisi-kisi materi Neoplasma susunan saraf : a. Insidensi, patogenesis, dan sitogenesis glioma spinal susunan saraf b. Neuroanatomi, dan neurofisiologi susunan saraf dan pembungkusnya. c. Dasar-dasar pemeriksaan klinis maupun pemeriksaan tambahan (neuroradiologi)dan patologi anatomi dalam menegakkan glioma spinal susunan saraf pusat d. Pengobatan berbagai jenis glioma spinal susunan saraf e. Perubahan neurofisiologikarena glioma spinal susunan saraf f. Lokasi glioma spinal susunan saraf g. Pemeriksaan klinis neurologik untuk menegakkan diagnosis glioma spinal susunan saraf h. Diagnosis banding glioma spinal susunan saraf i. Pemeriksaan tambahan (neuroradiologi) dalam menegakkan glioma spinal susunan saraf j. Pengobatan medikamentosa glioma spinal susunan saraf k. Tindakan operasi glioma spinal susunan saraf l. Penyulit tindakan bedah pada kasus glioma spinal susunan saraf m. Tindak lanjut yang diperlukan n. Informed consent
8
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
17. Daftar Tilik RINCIAN DAFTAR TILIK
ADA TA
TL
L
Menentukan indikasi bedah saraf 1 2
Uraian atau keluhan tentang gejala utama Cara datang (sendiri/rujukan)
Kelengkapan riwayat penyakit 1 2
Alasan pertama kali (bila pernah berobat) dan sekarang membawa ke dokter Edit
Pengobatan dan tindakan yang pernah diberikan(tempat, waktu, oleh, siapa), serta hasilnya
Deskripsi keadaan kulit 1 2
Bekas luka operasi (bila pernah operasi) dan lokalisasi Daerah yang akan dioperasi
Deskripsi kelainan saraf yang dijumpai Pemeriksaan penunjang 1 2
X-Ray, CT scan, MRI
Laboratorium darah
Hasil konsultasi persiapan operasi Catatan status gizi Obat-obatan yang masih diberikan Inform consent 1
Kelainan yang dijumpai
3
Peraturan rumah sakit untuk pasien maupun keluarga / penunggu
2 4
Apa yang dilakukan, lama perawatan, biaya yang dibutuhkan Prognose penyakit dan apa yang perlu dilakukan setelah pulang
Surat pengantar rawat inap 1
Lampiran daftar tilik
3
Nama konsulen dan asisten
2
Instruksi untuk perawat
Admission 1 2
Kelengkapan administrasi
Kelengkapan dokumen sesuai daftar tilik poliklinik * Status poliklinik
* Hasil pemeriksaan neuroradiologi * Hasil pemeriksaan laboratorium
* Hasil konsultasi persiapan operasi
9
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
Buat status Medical Record Cek ulang hasil pemeriksaan di poliklinik 1
Riwayat penyakit
3
Hasil pemeriksaan klinis neurologis
2 4
Deskripsi keadaan kulit Status gizi
Buat rencana perawatan 1
Instruksi perawatan dan pengobatan
1
Assesment rencana tindakan, operator dan asisten
3
Konsul toleransi operasi
Persiapan Operasi 2 4
Persiapan alat
Buat daftar operasi
Pra bedah 1
Konsul anestesi
3
Persiapan menjelang operasi
2
Asisten lapor pada operator * Pasang infuse * Cukur gundul
* Cuci daerah yang akan dioperasi dengan sabun * Puasa
* Klisma menjelang ke kamar operasi * Cek kelengkapan status
* Cek dokumen pendukung * Sediakan alat
Kamar operasi 1 2
Dokumen yang disertakan bersama pasien Keadaan pasien
* Terpasang infuse * Cukur gundul
3
Persiapan pasien
5
Dipasang kateter
4 6 7
Dilakukan narkose umum Posisi pasien diatur sesuai standard Persiapan daerah operasi
* Cuci ulang dengan sabun * Dibuat marking
10
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
* Dilakukan tindakan a dan antiseptik 8 9
* Dilakukan penyuntikan anestesi lokal
Dipasang plat diatermi Persiapan alat
Tindakan operasi 1
Memasang Head Frame Dan Navigasi Intra Operatif
3
Kraniotomi dan drilling tulang
2 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 12 13 14 15
Insisi kulit kepala
Gantung duramater
Membuka Duramater Identifikasi tumor
Removal Tumor secara makroskopis dan mikroskopis
Ambil spesimen tumor untuk pemeriksaan histopatologis Hemostasis
Tutup Dura, duraraph, duraplasy Pasang drain bila perlu Fiksasi tulang
Jahit otot, Fasia dan kulit Dressing luka
Jumlah perdarahan tercatat Jumlah urin tercatat
Jumlah kassa yang dipakai tercatat
Jumlah dan jenis instrumen sesuai prosedur
Pasca Bedah 1
Dokumentasi
* Status dan hasil pemeriksaan penunjang dari OK diterima lengkap * Laporan operasi
2
* Laporan Anestesi
Catatan perawatan
* Pemantauan luka operasi
* Pemantauan efek samping * Pemantauan KU rutin * Catatan pengobatan
Pemulangan
11
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
1
Catatan keadaan pasien
3
Jadwal kontrol dan konsultasi
2 4 5
Inform concernt pada yang merawat Kelengkapan status dan diagnosis Catatan administrasi & keuangan
12
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
18. Materi Baku Definisi Glioma adalah tumor primer susunan saraf pusat yang berasal dari sel glia. Tumor ini diklasifikasikan menjadi glioma spinal dan infratentorial. Epidemiologi Glioma spinal umumnya terjadi di serebrum. 70% kasus glioma spinal ditemukan pada orang dewasa. Gejala Klinis Gejala klinis yang ditimbulkan oleh glioma tergantung dari sistem saraf pusat yang terkena. Glioma dapat menyebabkan sakit kepala, mual, muntah dan kejang akibat peningkatan tekanan intrakranial. Glioma pada nervus optikus dapat menyebabkan gangguan visus. Glioma tidak bermetastasis melalui hematogen, tetapi melalui aliran serebro spinal. Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan penunjang. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan radiologi, angiografi dan biopsi. Pemeriksaan radiologi yang dapat dilakukan antara lain CT Scan dan MRI. Angiografi bertujuan untuk menentukan feeding artery glioma dan melakukan embolisasi sebelum dioperasi. Biopsi bertujuan menentukan histologi dan derajat keganasan glioma. Tatalaksana Terapi standard glioma bergantung kepada lokasinya. Tatalaksana yang dapat diberikan antara lain operatif, radiasi, kemoterapi dan kombinasinya. Dapat juga digunakan stereotactic radiosurgery yang menggunakan kombinasi radiasi dan operasi.
19. Algoritme
13
Bedah Saraf : Neoplasma Susunan Saraf
20. Kepustakaan a.Osborn AG, Blasser SI, Salzman KL, Katzman GL, Provenzale J, Castillo M, et all. Osborn Diagnostic Imaging. Canada : Amirsys/Elsevier. 1st ed. 2004 b.Wilkins RH, Rengachary SS. Neurosurgery. USA : Mc Graw-Hill. 2nd Ed. 1996 c. Rengachary SS, Wilkins RH. Principles of Neurosurgery. London : Mosby. 1994 d.Winn HR. Youman’s Neurological Surgery. 5th ed. USA : Saunders. 1994
21. Presentasi
Materi presentasi menggunakan materi dalam bentuk Power Point sesuai dengan materi modul glioma spinal.
22. Model
Model pembelajaran dapat menggunakan diseksi kadaver.
14