4
2 2.1
TINJAUAN PUSTAKA
Pelabuhan Perikanan Menurut UU No. 45 Tahun 2009, pelabuhan perikanan adalah tempat yang
terdiri atas daratan dan perairan di sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal perikanan bersandar, berlabuh, dan atau bongkar muat ikan yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang perikanan. Menurut Lubis (2012), pelabuhan perikanan sebagai pelabuhan khusus adalah suatu wilayah perpaduan antara daratan dan lautan yang dipergunakan sebagai pangkalan kegiatan penangkapan ikan dan dilengkapi dengan berbagai fasilitas sejak ikan didaratkan sampai ikan didistribusikan. Selanjutnya dikatakan bahwa secara singkat, pelabuhan perikanan merupakan pusat pengembangan ekonomi perikanan ditinjau dari aspek produksi, pengolahan dan pemasaran baik bersifat lokal, nasional, maupun internasional. 2.1.1 Fasilitas pelabuhan perikanan Dalam pelaksanaan fungsi dan peranannya, pelabuhan perikanan dilengkapi dengan berbagai fasilitas. Kapasitas dan jenis fasilitas yang ada umumnya akan menentukan skala atau tipe dari suatu pelabuhan yang berkaitan pula dengan skala usaha perikanannya (Lubis 2012). Selanjutnya dikatakan bahwa fasilitas-fasilitas tersebut selanjutnya akan berkembang sesuai dengan kemajuan usaha perikanan. Berkembangnya fasilitas tersebut dapat diartikan bertambahnya fasilitas baru dan atau bertambahnya kapasitas dari fasilitas yang telah ada. Dengan kata lain, jenis dan kapasitas fasilitas yang ada bertambah sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan. Fasilitas-fasilitas yang ada di pelabuhan perikanan dan pangkalan pendaratan ikan tersebut menurut Lubis (2012) antara lain: 1)
Fasilitas pokok Fasilitas pokok atau juga disebut infrastruktur adalah fasilitas dasar yang
diperlukan dalam kegiatan di suatu pelabuhan. Fasilitas ini berfungsi untuk menjamin keamanan dan kelancaran kapal, baik sewaktu berlayar keluar masuk pelabuhan maupun sewaktu berlabuh di pelabuhan. Fasilitas pokok tersebut
5
berupa dermaga, kolam pelabuhan, alat bantu navigasi, dan pemecah gelombang (breakwater). 2)
Fasilitas fungsional Fasilitas fungsional yang disebut juga suprastruktur adalah fasilitas yang
berfungsi untuk meninggikan nilai guna dari fasilitas pokok sehingga dapat menunjang aktivitas di pelabuhan. Fasilitas ini disediakan sesuai dengan kebutuhan operasional pelabuhan perikanan tersebut. Fasilitas fungsional ini dikelompokkan menjadi empat, yaitu sebagai berikut: (1)Penanganan hasil tangkapan dan pemasarannya, yaitu Tempat Pelelangan Ikan (TPI), pabrik es, gudang es, refrigerasi dan gedung-gedung pemasaran. (2)Fasilitas pemeliharaan dan perbaikan armada dan alat penangkapan ikan, yaitu lapangan perbaikan alat penangkapan ikan, ruangan mesin, tempat penjemuran alat penangkapan ikan, bengkel, slipways, gudang jaring, dan vessel lift. (3)Fasilitas perbekalan, yaitu tangki instalasi air minum dan tangki bahan bakar. (4)Fasilitas komunikasi, yaitu stasiun jaringan telepon dan radio SSB. 3)
Fasilitas penunjang Fasilitas
penunjang
adalah
fasilitas
yang
secara
tidak
langsung
meningkatkan peranan pelabuhan sehingga para pengguna mendapatkan kenyamanan melakukan aktivitas di pelabuhan. Fasilitas penunjang terdiri atas : (1)Fasilitas kesejahteraan : MCK, poliklinik, tempat tinggal, kantin dan mushola. (2)Fasilitas administrasi : kantor pengelola pelabuhan, ruang operator, kantor syahbandar dan kantor bea cukai. 2.1.2 Fungsi pelabuhan perikanan Fungsi pelabuhan secara umum menurut Lubis (2012) adalah: 1) Fungsi untuk memenuhi kebutuhan kapal-kapal; 2) Fungsi untuk menangani barang-barang; 3) Fungsi perbaikan dan pemeliharaan. Pemerintah sendiri telah mengembangkan fungsi pelabuhan perikanan dari 7 menjadi 14 fungsi dalam UU No.45 tahun 2009. Fungsi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pelayanan tambat dan labuh kapal perikanan; 2) Pelayanan bongkar muat;
6
3) Pelayanan pembinaan mutu dan pengolahan hasil perikanan; 4) Pemasaran dan distribusi ikan; 5) Pengumpulan data tangkapan dan hasil perikanan; 6) Tempat pelaksanaan penyuluhan dan pengembangan masyarakat nelayan; 7) Pelaksanaan kegiatan operasional kapal perikanan; 8) Tempat pelaksanaan pengawasan dan pengendalian sumber daya ikan; 9) Pelaksanaan kesyahbandaran; 10) Tempat pelaksanaan fungsi karantina ikan; 11) Publikasi hasil pelayanan sandar dan labuh kapal perikanan dan kapal pengawas kapal perikanan; 12) Tempat publikasi hasil riset kelautan dan perikanan; 13) Pemantauan wilayah pesisir dan wisata bahari; 14) Pengendalian lingkungan. 2.2
Konsep Dasar Sistem Sistem berasal dari bahasa latin (systēma) dan bahasa Yunani (sustēma)
yang artinya suatu kesatuan yang terdiri atas komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi (Amirin 2003). Selanjutnya dikatakan bahwa istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika sering kali bisa dibuat. Jadi dengan kata lain, istilah “systema” itu mengandung arti sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara teratur dan merupakan satu keseluruhan (a whole). Definisi sistem yang paling sederhana seperti yang dikemukakan Johnson et al. vide Amirin (2003) adalah "suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau terorganisir, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang membentuk suatu kebulatan/keseluruhan yang kompleks atau utuh". Definisi yang lebih lengkap menunjukan adanya tujuan suatu sistem seperti yang dikemukakan oleh Campbell vide Amirin (2003) yang menyatakan bahwa sistem merupakan himpunan komponen atau bagian yang saling keterkaitan yang bersama-sama berfungsi untuk mencapai suatu tujuan. Rumusan sistem serupa tidak berbeda jauh dengan rumusan yang dikemukakan Awad vide Amirin (2003), hanya saja
7
rumusan Awad ini menambahkan unsur rencana ke dalamnya, sehingga sistem itu dikatakannya
merupakan
sehimpunan
komponen
atau
subsistem
yang
terorganisasikan dan berkaitan sesuai dengan rencana untuk mencapai sesuatu tujuan tertentu. 2.2.1 Karakteristik sistem Menurut Jogiyanto (2005), suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifatsifat tertentu, yaitu mempunyai komponen-komponen (components), batas sistem (boundary), lingkungan luar sistem (environments), penghubung (interface), masukan (input), keluaran (output), pengolah (process) dan sasaran (objectives) atau tujuan (goal). 1)
Komponen sistem Suatu sistem terdiri atas sejumlah komponen yang saling berinteraksi, yang
artinya saling bekerja sama membentuk suatu kesatuan. Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem. Setiap sistem tidak peduli betapapun kecilnya, selalu mengandung komponen-komponen atau subsistem-subsistem. Setiap subsistem mempunyai sifat-sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem dapat mempunyai suatu sistem yang lebih besar yang disebut suprasistem. Misalnya suatu perusahaan dapat disebut dengan suatu sistem dan industri yang merupakan sistem yang lebih besar dapat disebut dengan suprasistem. Kalau dipandang industri sebagai suatu sistem, maka perusahaaan dapat disebut sebagai subsistem. Demikian juga bila perusahaan dipandang sebagai suatu sistem, maka sistem akutansi adalah subsistemnya. Kalau sistem akutansi dipandang sebagai suatu sistem, maka perusahaan adalah suprasistem dan industri adalah supra dari suprasistem. 2)
Batas sistem Batas sistem (boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.
8
3)
Lingkungan luar sistem Lingkungan luar (environment) dari suatu sistem adalah apapun di luar batas
dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat pula bersifat merugikan sistem tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara, sedangkan lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan. Kalau tidak demikian, kelangsungan hidup dari sistem akan terganggu. 4)
Penghubung sistem Penghubung (interface) merupakan media penghubung antara satu
subsistem dengan subsistem yang lainnya. Penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem yang lainnya. Keluaran (output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Melalui penghubung pula, satu subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan. 5)
Masukan sistem Masukan (input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer, program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer tersebut dan data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi. 6)
Keluaran sistem Keluaran (output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan
menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada suprasistem. Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedang informasi adalah keluaran yang dibutuhkan.
9
7)
Pengolah sistem Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan mengubah
masukan (input) menjadi keluaran (output). Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akutansi akan mengolah data-data transaksi menjadi laporanlaporan keuangan dan laporan-laporan lain yang dibutuhkan oleh manajemen. 8)
Sasaran sistem Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau
suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.
Subsistem
Subsistem
Subsistem
Subsistem
INPUT
PENGOLAH
OUTPUT
Boundary Sumber: Jogiyanto 2005
Gambar 1 Sasaran sistem 2.2.2 Klasifikasi sistem Menurut Jogiyanto (2005), sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandang, di antaranya adalah sebagai berikut ini:
10
1)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem fisik (physical system). Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak
tampak secara fisik. Misalnya sistem teologica, yaitu sistem yang berupa pemikiran-pemikiran hubungan antara manusia dengan Tuhan. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik. Misalnya sistem komputer, sistem akutansi, sistem produksi dan lain sebagainya. 2)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem buatan manusia (human made sistem) Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam dan tidak
dibuat manusia, misalnya sistem perputaran bumi. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang oleh manusia. Sistem buatan manusia yang melibatkan interaksi antara manusia dengan mesin disebut dengan human-machine system atau ada yang menyebut dengan man-machine system, karena menyangkut penggunaan komputer yang berinteraksi dengan manusia. 3)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan sistem tak tentu (probabilistic system) Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.
Interaksi di antara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem komputer adalah contoh dari sistem tertentu yang tingkah lakunya dapat dipastikan berdasarkan program-program yang dijalankan. Sistem tak tentu adalah sistem yang kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur probabilitas. 4)
Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem terbuka (open system) Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak
terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini bekerja secara otomatis tanpa adanya turut campur tangan dari pihak di luarnya. Secara teoritis sistem tertutup ini ada, tetapi kenyataannya tidak ada sistem yang benar-benar tertutup, yang ada hanyalah relatively closed system (secara relatif tertutup, tidak benar-benar tertutup). Sistem terbuka adalah sistem yang berhubungan dan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem ini menerima masukan dan menghasilkan
11
keluaran untuk lingkungan luar atau subsistem yang lainnya. Sistem sifatnya terbuka dan terpengaruh oleh lingkungan luarnya, karena itu suatu sistem harus mempunyai suatu sistem pengendalian yang baik. Sistem yang baik harus dirancang sedemikian rupa, sehingga secara relatif tertutup karena sistem tertutup akan bekerja secara otomatis dan terbuka hanya untuk pengaruh yang baik saja. 2.3
Konsep Dasar Informasi Informasi ibarat darah yang mengalir dalam tubuh suatu organisasi,
sehingga informasi ini sangatlah penting di dalam suatu organisasi. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari bentuk tunggal datum atau data-item. Data adalah kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu (Jogiyanto 2005). Selanjutnya dikatakan bahwa di dalam dunia bisnis, kejadian-kejadian nyata yang sering terjadi adalah perubahan dari suatu nilai yang disebut dengan transaksi. Misalnya penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau piutang dagang. Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa suatu obyek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang betul-betul ada dan terjadi. Jadi, hal yang terpenting untuk membedakan antara informasi dengan data adalah bahwa informasi itu mempunyai kandungan “makna”, sedangkan data tidak. Pengertian makna di sini merupakan hal yang sangat penting, karena
berdasarkan
maknalah
si penerima
dapat
memahami
informasi
tersebut dan secara lebih jauh dapat digunakan untuk menarik suatu kesimpulan atau bahkan mengambil keputusan (Taufiq 2009) 2.3.1 Ciri-ciri informasi Informasi itu sendiri memiliki ciri-ciri seperti berikut (Taufiq 2009) : 1) Benar atau salah, dalam hal ini informasi berhubungan dengan kebenaran terhadap kenyataan. 2) Baru, informasi benar-benar baru bagi si penerima. 3) Tambahan, informasi dapat memperbaharui atau memberikan perubahan terhadap informasi yang telah ada.
12
4) Korektif, informasi dapat digunakan untuk melakukan koreksi terhadap informasi sebelumnya yang salah atau kurang benar. 5) Penegas, informasi dapat mempertegas informasi yang telah ada sehingga keyakinan terhadap informasi semakin meningkat. 2.3.2 Siklus informasi Data diolah menjadi suatu model lalu diolah lagi menjadi informasi. Setelah itu, penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input, diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus ini menurut Jhon Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle). Siklus ini juga disebut dengan siklus pengolahan data (data processing cycle) (Jogiyanto 2005). Proses (model) Output (Informasi)
Input (Data)
Dasar Data
Data (Ditangkap)
Penerima
Hasil Tindakan
Keputusan Tindakan
Sumber: Jogiyanto, 2005
Gambar 2 Siklus informasi 2.3.3 Kualitas informasi Istilah kualitas informasi (quality of information) terkadang juga dipakai untuk menyatakan informasi yang baik dari sekian karakteristik yang telah dibahas. Menurut Taufiq (2009) kualitas informasi sering kali diukur berdasarkan hal-hal berikut atau sering dikenal dengan istilah STAR-C3, yaitu:
13
1) Aman (Security) 2) Tepat Waktu (Timeliness) 3) Akurat (Accurate) 4) Terkait (Relevance) 5) Lengkap (Completeness) 6) Korektif (Corectness) 7) Jelas (Clearly) 2.3.4 Informasi untuk manajemen Salah satu pemakai yang paling banyak menggunakan informasi dalam suatu organisasi adalah pihak manajemen. Informasi yang dibutuhkan bisa berasal dari pihak internal maupun eksternal, dalam bentuk formal ataupun informal, berdasarkan laporan ataupun komputer (Taufiq 2009) Menurut Taufiq (2009), informasi yang dibutuhkan oleh manajer bisa dibagi menjadi 6 kategori, yaitu : 1) Informasi penyejuk (comfort information) adalah informasi keadaan sekarang yang merangkum keadaan umum bisnis atau organisasi. Misalnya, informasi yang berisi ringkasan penjualan atau produksi terakhir. Informasi ini biasanya tidak banyak digunakan, tetapi membantu manajer merasa aman terhadap operasi yang telah berlangsung. 2) Peringatan (warning), berisi petunjuk terhadap sesuatu yang tidak biasa atau barangkali memerlukan tindakan manajerial atau perubahan-perubahan rencana. Idealnya, manajer seharusnya menerima peringatan-peringatan sedini mungkin sehingga cukup waktu untuk melakukan tindakan sebelum masalah penting yang tidak diharapkan terjadi. 3) Indikator kunci (key indicator), berisi ukuran aspek-aspek penting yang berkaitan dengan kinerja organisasi, seperti level keluhan pelanggan yang digunakan untuk memelihara pengendalian perusahaan dan mengidentifikasi permasalahan. 4) Informasi situasional (situational information) adalah informasi terkini tentang proyek, masalah, atau isu penting yang memerlukan perhatian manajer. 5) Gosip adalah informasi informal yang berasal dari sumber seperti pihak industri yang terkadang berguna untuk menangani suatu masalah.
14
6) Informasi eksternal (external information) adalah informasi yang berasal dari luar departemen atau perusahaan. Kadang kala informasi ini masih hangat dan berjangka
pendek
(misalnya
adanya
penandatanganan
kontrak
oleh
kompetitor), tetapi kadangkala berjangka panjang (misalnya studi lingkungan yang dilakukan lima tahun terakhir). 2.4
Konsep Dasar Sistem Informasi Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen dalam
pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari hasil pengolahan data di manapun dan kapanpun. Informasi juga bisa didapat dari sistem informasi yang berada dalam suatu organisasi yang mengolah transaksi harian guna mendukung operasi baik yang bersifat manajerial maupun kegiatan strategis. Sistem informasi biasanya menyediakan berbagai macam laporan yang diperlukan sebagai hasil dari pengolahan transaksi (Jogiyanto 2005). Sistem informasi dalam suatu pemahaman yang sederhana dapat didefinisikan sebagai satu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. Para pemakai biasanya tergabung dalam suatu entitas organisasi formal, seperti departemen atau lembaga suatu instansi pemerintahan yang dapat dijabarkan menjadi direktorat, bidang, bagian sampai pada unit terkecil di bawahnya. Informasi menjelaskan mengenai organisasi atau salah satu sistem utamanya mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu, apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang mungkin akan terjadi di masa yang akan datang tentang organisasi tersebut (Sutono 2007). Sistem informasi memuat berbagai informasi penting mengenai orang, tempat, dan segala sesuatu yang ada di dalam atau di lingkungan sekitar organisasi. Informasi sendiri mengandung suatu arti, yaitu data yang telah diolah ke dalam suatu bentuk yang lebih memiliki arti dan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Data sendiri merupakan fakta-fakta yang mewakili suatu keadaan, kondisi, atau peristiwa yang terjadi atau ada di dalam atau di lingkungan fisik organisasi. Data tidak dapat langsung digunakan untuk pengambilan keputusan, melainkan harus diolah lebih dahulu agar dapat dipahami, lalu dimanfaatkan dalam pengambilan keputusan (Sutono 2007).
15
Dewasa ini, sistem informasi yang digunakan lebih berfokus pada sistem informasi berbasis komputer (computer-based information system). Harapan yang ingin diperoleh di sini adalah bahwa dengan penggunaan teknologi informasi atau sistem informasi berbasis komputer, informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu, sehingga pengambilan keputusan dapat lebih efektif dan efisien (Sutono 2007). 2.4.1 Komponen sistem informasi Burch dan Grudnitski dalam Jogiyanto (2005) mengemukakan bahwa sistem informasi terdiri atas komponen-komponen yang disebut dengan istilah blok bangunan, yaitu blok masukan (input block), blok model (model block), blok basis data (database block) dan blok kendali (controls block). Masing-masing blok tersebut saling berinteraksi membentuk satu kesatuan untuk mencapai sasarannya. Pemakai
Pemakai
Input
Model
Pemakai Teknologi
Sumber: Jogiyanto, 2005
Pemakai
Output Pemakai
Dasar data
Kendali
Pemakai
Gambar 3 Blok sistem informasi yang berinteraksi 1)
Blok masukan Blok masukan adalah masukan (input) yang mewakili data yang masuk ke
dalam sistem informasi. Informasi ini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan. Input biasanya berupa dokumendokumen dasar. 2)
Blok model Blok model adalah blok yang terdiri atas kombinasi prosedur, logika dan
model matematika yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan.
16
3)
Blok keluaran Blok keluaran (output) adalah produk dari sistem informasi yang merupakan
keluaran informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem. 4)
Blok teknologi Blok Teknologi adalah kotak alat dalam sistem informasi. Teknologi
digunakan untuk menerima input, menjalankan keluaran, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dan tiga bagian yaitu teknisi, perangkat lunak dan perangkat keras. Teknisi dapat berupa orangorang yang mengetahui teknologi dan membuatnya dapat beroperasi, misalnya teknisi merupakan operator komputer, pemrogram, operator pengolah data, spesialis telekomunikasi, analis sistem, penyimpan data. 5)
Blok basis data Blok basis data (database) adalah kumpulan dari data yang saling
berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer (hardware) dan digunakan perangkat lunak (software) untuk memanipulasinya. Data disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpanannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management System). 6)
Blok kendali Blok kendali adalah hal-hal yang dapat merusak sistem informasi seperti
bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalankegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidakefisienan dan sabotase. Pengendalian sistem perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem tersebut dapat dicegah dan bila telanjur terjadi kesalahan-kesalahan, hal tersebut dapat langsung diatasi dengan cepat.
17
2.4.2 Sistem informasi manajemen Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan penerapan sistem informasi dalam organisasi untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen. SIM menurut Scott vide Jogiyanto (2005) adalah kumpulan dari interaksi-interaksi sistem-sistem infomasi yang menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajerial maupun kebutuhan operasi. Menurut Cushing vide Jogiyanto (2005), suatu SIM adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal di dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian. Menurut Wu vide Jogiyanto (2005), SIM adalah kumpulankumpulan dari sistem-sistem yang menyediakan informasi untuk mendukung manajemen. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Davis (1984) vide Jogiyanto (2005), yaitu SIM adalah sistem manusia/mesin yang menyediakan informasi untuk mendukung operasi manajemen dan fungsi pengambilan keputusan dari suatu organisasi. Dari beberapa definisi tersebut, dapat dirangkum bahwa SIM adalah kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi dan menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen. Secara teori, komputer tidak harus digunakan di dalam SIM, tetapi kenyataannya tidaklah mungkin SIM yang kompleks dapat berfungsi tanpa melibatkan elemen non-komputer dan elemen komputer. Menurut definisi yang diberikan oleh Davis (1984) vide Jogiyanto (2005), elemen non-komputer adalah sistem manusia dan elemen komputer adalah sistem mesin. Lebih lanjut ditegaskan juga bahwa SIM selalu berhubungan dengan persoalan informasi yang berbasis pada komputer. 2.4.3 Peranan sistem informasi bagi manajemen Manajemen membutuhkan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan yang akan dilakukannya.
Sumber informasi untuk pengambilan
keputusan manajemen bisa didapatkan dari informasi eksternal dan internal. Informasi internal dapat diperoleh dari sistem informasi yang dihasilkan dari operasi PDE (pengolahan data elektronik) dan informasi non-PDE diperoleh melalui studi penelitian secara empiris (Jogiyanto 2005).
18
Sistem informasi mempunyai peran penting untuk menyediakan informasi bagi manajemen semua tingkatan. Agar informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi tepat sasaran dan berguna bagi manajemen, analisis sistem perlu dibuat untuk mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang diinginkan oleh manajemen. Pihak manajemen harus mengerti terlebih dahulu tujuan kegiatan dari manajemen bagi masing-masing tingkatannya dan tipe keputusan yang diambilnya untuk melakukan analisis sistem. Bentuk informasi yang dibutuhkan oleh manajemen juga sangat penting untuk diketahui, sehingga informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi akan dapat mengena sesuai yang dibutuhkan manajemen (Jogiyanto 2005). 2.4.4 Metode pengolahan data Menurut Jogiyanto (2005), sistem informasi dapat mempunyai metode pengolahan data sebagai berikut: 1) Metode pengolahan data terpusat (centralized data processing method), merupakan metode pengolahan data yang memusatkan pengolahannya pada suatu tempat tunggal tertentu. 2) Metode pengolahan data tersebar (distributed data processing method), dengan metode ini masing-masing subsistem dapat melakukan pengolahan bahkan menghasilkan output tersendiri. 3) Metode pengolahan kumpulan (batch processing method), merupakan metode pengolahan data yang mengumpulkan data terlebih dahulu selama beberapa periode, setelah itu diolah untuk memutakhirkan file induk. 4) Metode pengolahan langsung (online processing method), pada metode ini transaksi terjadi secara segera dan langsung digunakan untuk memutakhirkan file induk. 2.5
Basis Data Basis data (database) adalah kumpulan data yang saling berhubungan yang
disimpan secara bersama sedemikian rupa dan tanpa pengulangan (redundansi) yang tidak perlu, untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Basis data dan lemari arsip sesungguhnya memiliki prinsip kerja dan tujuan yang sama. Prinsip utamanya adalah pengaturan data/arsip, dan tujuan utamanya adalah kemudahan
19
dan kecepatan dalam pengambilan kembali data/arsip tersebut. Perbedaannya hanya terletak pada media penyimpanan yang digunakan. Jika lemari arsip menggunakan lemari besi atau kayu sebagai media penyimpanan, maka basis data menggunakan media penyimpanan elektronis seperti disket atau hard disk. (Fathansyah 2004). 2.5.1 Model entity relationship (model keterhubungan-entitas) Pada model entity relationship, semesta data yang ada di ‘dunia nyata’ diterjemahkan/ditransformasikan dengan memanfaatkan sejumlah perangkat konseptual menjadi sebuah diagram data, yang umum disebut sebagai diagram entity relationship (diagram E-R). Sesuai namanya, ada dua komponen utama pembentuk model entity-relationship, yaitu entitas (entity) dan relasi (relation). Kedua komponen ini dideskripsikan lebih jauh melalui sejumlah Atribut/Properti. (Fathansyah 2004). Selanjutnya disebutkan juga deskripsi dari komponenkomponen tersebut, yaitu: 1)
Entitas (entity) dan himpunan entitas (entity sets) Entitas
merupakan
individu
yang
mewakili
sesuatu
yang
nyata
(eksistensinya) dan dapat dibedakan dari sesuatu yang lain. Sekelompok entitas yang sejenis dan berada dalam lingkup yang sama membentuk sebuah himpunan entitas (entity set). Sederhananya, entitas menunjuk individu suatu objek, sedangkan himpunan entitas menunjuk pada rumpun (famili) dari individu tersebut. 2)
Relasi (relationship) dan himpunan relasi (relationship sets) Relasi menunjukkan adanya hubungan di antara sejumlah entitas yang
berasal dari himpunan entitas yang berbeda. Kumpulan semua relasi di antara entitas-entitas
yang
terdapat
pada
himpunan-himpunan
entitas
tersebut
membentuk himpunan relasi (relationship sets). Sebagaimana istilah himpunan entitas yang banyak sekali disingkat menjadi entitas saja, istilah himpunan relasi jarang sekali digunakan dan lebih sering disingkat dengan istilah relasi saja. 3)
Atribut (Attribute/Properties) Setiap entitas pasti memiliki atribut yang mendeskripsikan karakteristik
(properti) dari entitas tersebut. Penentuan/pemilihan atribut-atribut yang relevan bagi sebuah entitas merupakan salah satu hal yang penting dalam pembentukan
20
model data. Penetapan atribut bagi sebuah entitas umumnya memang didasarkan pada fakta yang ada, tetapi tidak selalu seperti itu. 4)
Kardinalitas (Cardinality) / derajat relasi Kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat
berelasi dengan entitas pada himpunan entitas yang lain. Kardinalitas relasi yang terjadi di antara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa: (1)
One to one (1 : 1) Setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak
satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A. (2)
One to many (1 : M) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya di mana setiap entitas pada himpunan entitas B berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas A. (3)
Many to one (M : 1) Setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas A, tetapi tidak sebaliknya di mana setiap entitas pada himpunan entitas A berhubungan dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B. (4)
Many to many (M : M) Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berhubungan dengan banyak
entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya setiap entitas pada himpunan entitas B dapat berhubungan dengan banyak entitas pada himpunan entitas A. 2.5.2 Diagram entity-relationship (diagram E-R) Model entity relationship yang berisi komponen-komponen himpunan entitas dan himpunan relasi yang masing-masing dilengkapi dengan atribut-atribut yang merepresentasikan seluruh fakta dari ‘dunia nyata’ yang ditinjau, dapat digambarkan secara lebih sistematis dengan menggunakan diagram entity
21
relationship (diagram E-R) (Fathansyah 2004). Selanjutnya disebutkan juga bahwa notasi-notasi simbolik dalam diagram E-R yang dapat digunakan adalah: Persegi panjang, menyataka himpunan entitas. Lingkaran/elips, menyatakan atribut (atribut yang berfungsi sebagai key digarisbawahi). Belah ketupat, menyatakan himpunan relasi. Garis, sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entitas serta antara himpunan entitas dengan atributnya. Kardinalitas relasi dapat dinyatakan dengan banyaknya garis cabang atau dengan pemakaian angka. 2.6
Agribisnis Perikanan Tangkap Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan
dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan (RI 2009). Menurut Monintja (2001), perikanan tangkap adalah kegiatan ekonomi yang mencakup penangkapan/pengumpulan hewan dan tanaman air yang hidup di air laut/perairan umum secara bebas. Selanjutnya dikatakan bahwa perikanan tangkap merupakan suatu sistem yang terdiri atas beberapa elemen atau subsistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya yang disebut dengan sistem agribisnis perikanan. Elemen yang saling berkaitan dan mempengaruhi satu dengan yang lainnya disebut dengan
komponen-komponen
perikanan
tangkap.
Komponen-komponen
agribisnis perikanan tangkap tersebut terdiri atas: 1)
Sarana produksi Salah satu indikator berkembangnya usaha perikanan tangkap sangat
tergantung dari berjalannya fungsi sarana produksi dengan optimal. Sarana produksi merupakan salah satu fasilitas yang menunjang berlangsungnya kegiatan perikanan. Sarana produksi tersebut antara lain penyediaan alat tangkap, pabrik es, galangan, instalasi air tawar, instalasi listrik, dan penyediaan pelatihan tenaga kerja.
22
2)
Usaha penangkapan Usaha penangkapan terdiri atas unit penangkapan dan unit sumber daya.
Unit penangkapan adalah kesatuan teknis dalam suatu operasi penangkapan yang terdiri atas kapal, alat tangkap, dan nelayan. Unit sumber daya terdiri atas spesies, habitat seperti mangrove, terumbu karang dan padang lamun serta musim. Membangun Membuat Menyelenggarakan SARANA PRODUKSI •Galangan kapal •Pabrik alat •Diklat tenaga kerja
MASYARAKAT
EKSPOR Transportasi Devisa
•Konsumen •Modal •Teknologi •Pembinaan
Dijual
Domestik
UNIT PEMASARAN •Distribusi •Penjualan •Segmen pasar
Membayar
Memasok UNIT PENANGKAPAN
Produk dijual oleh
•Kapal •Alat •Nelayan
UNIT PENGOLAHAN
ASPEK LEGAL Sistem informasi 1) Devisa UNIT SUMBER DAYA •Spesies •Habitat •Musim/Lingkungan
Prasarana pelabuhan perikanan
•Handling •Processing •Packaging Diolah
Menangkap Hasil tangkapan didaratkan
Sumber: Monintja 2001
Gambar 4 Sistem agribisnis perikanan tangkap
3)
Pelabuhan perikanan Pelabuhan perikanan merupakan prasarana perikanan tangkap yang
berfungsi sebagai pusat pengembangan masyarakat nelayan, tempat berlabuh kapal perikanan, tempat pendaratan ikan hasil tangkapan, tempat untuk memperlancar kegiatan-kegiatan kapal perikanan, pusat pemasaran dan distribusi ikan hasil tangkapan, pusat pembinaan mutu hasil perikanan serta pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengolahan data.
23
4)
Unit pengolahan Unit pengolahan termasuk di dalamnya pengawetan bertujuan untuk
mempertahankan mutu dengan cara penanganan yang tepat agar ikan tetap sempurna segar atau dalam wujud olahan, sehingga secara ekonomis nilai tambah produk juga meningkat. Pengolahan tersebut dapat dilakukan secara tradisional misalnya penggaraman, pengeringan dan pengasapan ataupun dengan cara modern. 5)
Unit pembinaan Pembinaan merupakan suatu proses untuk peningkatan produksi dan
produktivitas perikanan yang merupakan salah satu tujuan pembangunan sektor perikanan. Pembinaan tersebut terdiri atas pembinaan usaha perikanan dan pembinaan mutu hasil perikanan. 6)
Unit pemasaran Pemasaran merupakan tindakan yang bertalian dengan pergerakan barang-
barang dan jasa dari produsen ke tangan konsumen.
2.7
Microsoft Visual Basic Visual Basic merupakan cara termudah dan tercepat untuk membuat aplikasi
yang dijalankan di sistem operasi Microsoft Windows. Visual Basic menyediakan sekumpulan
perangkat
untuk
mempermudah
dan
menyederhanakan
pengembangan aplikasi yang tangguh. Kata “Visual” merujuk kepada metode yang digunakan untuk membuat antar muka yang bersifat grafis Graphical User Interface (GUI). Software ini dapat dengan mudah menambahkan objek yang sebelumnya sudah dibangun ke dalam tempat dan posisi yang diinginkan di layar daripada menulis berbaris-baris kode untuk menjelaskan pemunculan dan lokasi dari suatu elemen di dalam antar muka (Sinaga 2009). Menurut Sinaga (2009), kemampuan internet membuat software ini mudah menyediakan pengaksesan ke dokumen-dokumen atau file-file dan aplikasiaplikasi melalui internet atau intranet dari dalam aplikasi yang dibuat, atau untuk membuat aplikasi internet server. Aplikasi akhir yang dibuat nantinya akan berbentuk sebuah file “.exe” yang menggunakan Visual Basic Virtual Machine dan dapat didistribusikan secara bebas. Versi terbaru Microsoft Visual Basic saat
24
ini telah terintegrasi bersama dengan Visual C# dan Visual C++ dalam sebuah software terpadu yaitu Microsoft Visual Studio yang saat ini telah mencapai versi 2010.
Gambar 5 Tampilan splash screen Microsoft Visual Studio 2010 Dalam Visual Studio, program yang sedang dikembangkan disebut dengan project atau solution. Disebut project karena dibutuhkan lebih dari satu komponen dan satu file untuk membuat suatu program (Winarno 2010). Selanjutnya dikatakan bahwa program Visual Basic 2010 mengandung satu buah file project (dengan ekstensi *.vbproj) dan sebuah file solusi (dengan ekstensi *.sln). Jika kedua file ini dibuka melalui Windows Explorer, maka akan terlihat tanda 10 kecil pada ikonnya yang merupakan identitas file Visual Basic 2010 atau sering disingkat dengan VB 10. Sebuah file project mengandung informasi yang spesifik terhadap satu tugas pemrograman tertentu. Satu file dalam project umumnya berkaitan dengan file lainnya. Sebuah project pada umumnya sudah memiliki satu form di dalamnya. Form ini bisa dijalankan oleh Visual Basic dan nantinya akan menjadi tampilan program yang akan dibuat. Jendela kerja Microsoft Visual Studio 2010 pada dasarnya tidak berbeda jauh dengan versi sebelumnya seperti yang terlihat pada Gambar 6. Elemen dasar dari jendela kerja Microsoft Visual Studio 2010 yang perlu diketahui di antaranya adalah baris judul (title bar), baris menu (menu bar), baris peralatan (toolbar), kotak peralatan (tool box), solution explorer, properties window, daftar kesalahan (error list), dan jendela form design.
25
Menu Bar
Title Bar
Tool Bar
Jendela Form (Desain) Solution Explorer
Properties Window Tool Box Status bar
Error List
Gambar 6 Tampilan utama Microsoft Visual Studio 2010
2.8
Microsoft Access Microsoft Access adalah salah satu program aplikasi database yang
diproduksi Microsoft (Mangkulo 2010). Selanjutnya dikatakan bahwa Microsoft Access merupakan bagian dari Microsoft Office. Microsoft Access sebelumnya sudah memiliki banyak versi sebelum versi Microsoft Access 2010. Beberapa versi tersebut antara lain Microsoft Access 95, Microsoft Access 97, Microsoft Access 2000, Microsoft Access 2002, Microsoft Access 2003, dan Microsoft Access 2007. Microsoft Access adalah aplikasi perangkat manajemen database yang luwes yang bisa digunakan untuk mengurutkan, menyeleksi dan mengatur informasi penting yang diperlukan. Kemudahan penggunaannya menjadikan software ini banyak digunakan baik oleh pengguna komputer yang baru mengenal database maupun yang sudah berpengalaman dengan database. Database adalah susunan data-data yang teratur urutannya. Pada Microsoft Access terdapat 6 buah objek database yang dapat dibuat yaitu Table, Query, Form, Report, Macro dan Module. Software ini dapat mengimpor atau mengambil data dari aplikasi lain
26
misalnya data dalam Microsoft Excel, Lotus 1-2-3 atau file teks, Pengguna software ini dapat mengimpor dan menempelkannya ke database Access dan menggunakan Access untuk bekerja dengan database tersebut. Database yang dibentuk dapat berisi ratusan, ribuan, bahkan jutaan record/data. Dengan Microsoft Access, pengguna dapat menemukan record yang diminta dengan mudah dan mengurutkan data secara alfabetis. Pengguna dapat mengunakan database Form atau Report untuk menyajikan data dalam tampilan yang lebih menarik dan sebaik mungkin (Dwimawesa 2010).
Quick Access Toolbar
Object Database
Ribbon Menu
Tab Ribbon
Title Bar
Object Tab
Datasheet View Record Handler Status bar
Gambar 7 Elemen-elemen pada Microsoft Office Access 2010