PENGANTAR ILMU PERTANIAN Mkk 206/2 SKS (2-0)
OLEH : PIENYANI ROSAWANTI
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2016
PENGERTIAN DAN SEJARAH ILMU PERTANIAN
PENGERTIAN PERTANIAN Pertanian merupakan upaya campur tangan manusia dalam mengelola/mengatur pertumbuhan dan perkembangan tanaman/ternak untuk diambil manfaatnya. Berarti ada kegiatan untuk mengusahakan tanaman/ternak untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Pertanian dibedakan menjadi arti luas dan arti sempit : a. Pertanian dalam arti luas : pertanian diartikan sebagai pengelolaan tanaman, ternak, ikan dan lingkungan agar dapat memberikan suatu produk. b. Pertanian dalam arti sempit : pertanian diartikan sebagai pengelolaan tanaman lingkungan agar dapat memberikan suatu produk. Pertanian meliputi 5 sektor : 1. Pertanian rakyat :pertanian rakyat merupakan usaha tani rakyat di pedesaan, meliputi :tanaman pangan (padi, jagung, ubi kayu, kacang-kacangan) dan holtikultura (buah dan sayur). 2. Perkebunan : mengacu kepada komoditi
yang diusahakan, meliputi: tanaman
keras/tanaman industri (karet, cengkeh, kopi, teh) 3. Kehutanan : meliputi hasil hutan (kayu) 4. Perikanan : meliputi hasil laut dan sungai (ikan) 5. Peternakan :meliputi hasil ternak (susu, daging) Di negara lain, pertanian dirumuskan sebagai ilmu dan seni mengusahakan tanah, menitik beratkan usaha tanah untuk tanaman. Menurut Mosher, 1981(bapak pembangunan pertanian): pertanian adalah sejenis proses produksi yang khas yang didasarkan oleh proses produksi yang khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Dimana para petani mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan dalam usaha tani/farm.
SEJARAH KELAHIRAN ILMU PERTANIAN Kehidupan masyarakat primitif mula-mula mengambil hasil dari alam dengan berburu dan meramu.manusia berburu karena memerlukan daging sebagai bahan makanannya, selain itu memerlukan umbi-umbian, daun-daun dan buah-buahan. Bahan-bahan tersebut mulanya cukup tersedia di alam suatu lingkungan, kemudian makin berkurang sehingga manusia berpindah. Kehidupan manusia yang berburu dan meramu dilakukan hanya dengan jalan mengambil apa yang tersedia di alam, mereka menggantungkan diri pada hasil alam (food gathering).
Kemudian manusia sadar bahwa kehidupan yang pindah dari satu tempat ketempat yang lain dan menggantungkan hidup dari alam kurang menguntungkan sementara pertambahan jumlah manusia tambah meningkat, 7000-10.000 tahun yang lalu manusia mulai mengusahakan tanah untuk mencukupi kebutuhan. Hal tersebut merupakan perubahan besar, sehingga merupakan gelombang 1 peradaban manusia dalam pertanian yaitu pada zaman Neolitikum/batu muda (peralatan dari batu halus dan manusia mulai menetap.
FAKTOR-FAKTOR
YANG
MEMPENGARUHI
TANAMAN
DAN
HASIL
PERTANIAN Faktor yang mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya tanaman dikelompokkan menjadi 4, yaitu : 1.
Kelompok faktor bahan tumbuhan atau bahan tanaman meliputi: faktor-faktor keturunan, kemurnian dan daya tumbuh.
2.
Kelompok faktor esensiil meliputi: faktor cahaya, air dan unsur hara.
3.
Kelompok faktor iklim meliputi: faktor hujan, suhu udara, kelembapan udara, angin, cahaya, panjang hari.
4.
Kelompok faktor gangguan meliputi: faktor hama, penyakit, gulma
Interaksi pengaruh dan semua faktor tersebut akan menentukan apakah bahan tumbuhan atau bahan tanaman akan dapat tumbuh berkembang sampai dewasa dan memberikan produk banyak ataukah akan gagal dalam perjalanan tanpa tanpa memberikan suatu apapun yang dapat diambil sebagai produk.
1. Kelompok faktor-faktor bahan tumbuhan Bahan tanaman (asal usul tanaman): yaitu bagian tanaman yang akan ditanam, berupa daun, ranting/cabang, batang, akar, rhizome, umbi, buah dan biji Kelompok faktor –faktor bahan tumbuhan Biji: hasil dari perkembangbiakan generative/secara kawin. Benih : biji yang ditanam Bibit : benih yangsudah ditumbuhkan sampai tingkat tertentu 2. Kelompok faktor esensiil Kebutuhan tanaman untuk hidup dan berkembang secara normal yang berasal dari luar tubuhnya yiutu cahaya matahari ,unsur har, air. 3. Faktor iklim
a. Iklim merupakan pengaruh rata-rata dari cahaya, kelembapan, suhu, tekanan, dan gerakan udara dengan periodisitas b. Cuaca merupakan keadaan iklim dari hari kehari variable iklim yang langsung mempengaruhi pertumbuhan tanaman meliputi hujan , kelembapan udara,, suhu udara, angin /gerakan udara, cahaya, panjang hari. c. Hujan merupakan sumber air yang mengisi pori-pori dan celah dalam tanah dan cekungan-cekungan yang ada di permukaan bumi, merupakan sumber air bagi kehidupan. d. Kelembapan uadara menggambarkan kandungan uap air. e. Angin merupakan gerakan udara, dengan kecepatan tinggi memperbesar transpirasi 4. Kelompok faktor gangguan= gangguan yang disebabkan oleh makhluk hidup antara lain:hama, penyakit dan gulma
SASARAN USAHA PERTANIAN Sasaran pertanian dibedakan menjadi 2, yaitu : a.
Sasaran sebelum panen atau sasaran prapanen/sasaran tahap 1 sasaran fisis, yaitu hasil pertanian setinggi-setingginya.
b.
Sasaran sesudah panen atau sasaran pascapanen/sasaran akhir atau sasaran ekonomis, yaitu pendapatan atau keuntungan yang sebanyak-banyaknya tiap satuan luas lahan yang diusahakan.
ILMU PERTANIAN DAN KAITANNYA DENGAN ILMU-ILMU LAINNYA
ARTI ILMU PERTANIAN Ilmu merupakan pelajaran dari pengetahuan yang terbentuk menjadi suatu sistem, yang umumnya tergantung pada pengamatan dan pengujian fakta sehingga menimbulkan hukumhukum alami yang menyeluruh. Ilmu pertanian :ilmu yang mempelajari tentang pertanian yaitu mempelajari cara pengelolaan tanaman pertanian lingkungannya untuk memperoleh produksi maksimal Secara sempit ilmu pertanian dapat diartikan sebagai suatu ilmu yang mempelajari tentang bercocok tanam. Tetapi arti yang terkandung dalam ilmu pertanian sesungguhnya jauh lebih dalam. Yaitu suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang pertanian,baik mengenai sub sektor pertanian, sub sektor tanaman pangan holtikultura, sub sektor perkebunan, sub sektor peternakan maupun sub sektor perikanan. Untuk dapat mencapai sasaran dari usaha pertanian, semua faktor yang mempengaruhi proses pra panen dan pasca panen harus bisa dikuasai dan diatur sebaik-baiknya. Untuk dapat menguasai atau mengatur faktor-faktor tersebut diperlukan ilmu yang sesuai. Maka ilmu pertanian dapat dikelompokan menjadi: kelompok-kelompok ilmu yang mempelajari faktor iklim, faktor gangguan, faktor esensiil, faktor bahan tanaman, faktor pengolahan produksi pertanian, faktor penyimpanan produksi pertanian dan faktor pemesaran produksi pertanian.
PENGELOMPOKAN ILMU-ILMU PERTANIAN 1.
Kelompok faktor iklim, misalnya : Agroklimatologi, Meteorologi, Klimatologi, Ilmu Peramalan Cuaca.
2.
Kelompok faktor gangguan,
misalnya : Ilmu Hama Tumbuhan, Ilmu Penyakit
Tumbuhan, Ilmu Gulma. 3.
Kelompok faktor esensiil, misalnya : Fisiologi Tubuhan, Ilmu Pengairan dan Drainase, Ilmu Tanah, Ilmu Pemupukan.
4.
Kelompok faktor perubahan tanamam, misalnya : Botani, Ilmu genetika, Statistika, Ilmu Rancangan Percobaan, Ilmu Seleksi Tubuhan, Ilmu Pemuliaan Tanaman.
5.
Kelompok faktor pengolahan produk pertanian, misalnya : teknologi Hasil Pertanian, Mikrobiologi biokimia, Ilmu Mesin dan Alat-alat Pertanian.
6.
Kelompok faktor penyimpanan kelompok pertanian, misalnya : Fisiologi Lewat Panen, Ilmu Hama Gudang, Ilmu Penyakit Pasca Panen.
7.
Kelompok faktor pemasaran, misalnya : Ilmu ekonomi Pertanian, Ilmu Koperasi, Ilmu Pemasaran.
8.
Kelompok faktor sosial, misalnya : Sosiologi Pedesaan, Ilmu Penyuluhan, Ilmu Komunikasi.
MACAM ILMU-ILMU PERTANIAN
Ilmu-ilmu yang termasuk kedalam pertanian banyak macamnya. Karena itu mahasiswa dapat memilih salah satu bidang keahlian/jurusan setelah melampaui tingkat dasar. Ada beberapa jurusan
yang
tersedia
antara
lain
jurusan
Budidaya
Tanaman
Pertanian/Agronomi/Agroteknologi, Hama dan Penyakit Tumbuhan, Perikanan, Sosial dan Ekonomi Pertanian, Tanah dan Pupuk dan lain-lain
RUANG LINGKUP ILMU PERTANIAN
Ilmu Pertanian adalah bidang ilmu multidisipliner yang luas yang mencakup bagian dari ilmu eksakta, ilmu alam, ilmu ekonomi dan sosial, yang digunakan dalam praktek dan pemahaman pertanian Pertanian adalah serangkaian aktivitas yang mengubah lingkungan untuk produksi tumbuhan dan hewan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
RUANG LINGKUP KEGIATAN PERTANIAN a.
Pembenihan dan pembibitan
b.
Pengolahan tanah
c.
Penanaman
d.
Pemeliharaan
e.
Pemanenan dan penyimpanan
f.
Pemasaran
Saat ini, pertanian telah menjadi kegiatan komersial yang penting, dengan berbagai jenis tanaman yang ditanam, yang diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Tanaman Pangan: Padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, dan ubi jalar 2. Tanaman Komersial:
a. Tanaman untuk bahan bakar (biofuels): kelapa, sorgum, tebu, ubi kayu, jagung, bunga matahari, kelapa sawit b. Tanaman untuk bahan bangunan& konstruksi: jati, kelapa, bambu c. Tanaman obat dan rempah: temulawak, jahe, kencur, kunyit, purwoceng d. Tanaman yang diambil minyaknya (essential oil): kayu putih, sereh, jahe, lavender e. Tanaman untuk biopolimer, dan bahan kimia khusus ( printing inks, paper coating) 3. Tanaman Serat (kenaf, pisang, kapas dan randu) 4. Tanaman Minuman (kopi, kakao, teh, kola dan rosela)
CUACA DAN IKLIM Cuaca dan iklim adalah dua hal yang berbeda. Cuaca adalah keadaan suhu udara, tekanan udara, curah hujan, angin, sinar matahari pada waktu dan tempat tertentu. Sedangkan iklim adalah keadaan rata-rata cuaca di suatu wilayah yang luas dan diperhitungkan dalam jangka waktu lama. Berikut ini perbedaan cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim sangat tergantung pada kondisi geografis. Bagaimana dengan cuaca dan iklim di Indonesia? Indonesia terletak di sekitar garis katulistiwa, maka Indonesia beriklim tropis. 1.
Radiasi matahari
2.
Suhu udara
3.
Kelembaban udara
4.
Angin
5.
Curah hujan
1.
Radiasi matahari
Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang menpunyai hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan radiasi matahari. Tanaman yang dipanen buah atau bijinya akan tumbuh dengan baik pada intensitas radiasi matahari yang tinggi. Pada tanaman kedelai penurunan intensitsa radiasi matahari akan menurunkan hasil polong dan biji kering. Intensitas radiasi yang rendah sejak penanaman dapat menurunkan hasil yang sangat besar jika dibandingakan jika hanya pada fase pengisian polong. Radiasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang berklorofil, karena itu produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh tersedianya cahaya matahari. 2.
Suhu udara
Suhu udara atau temperatur adalah panas dan dinginnya udara. Suhu udara diukur dengan termometer. Rata-rata suhu udara di Indonesia tinggi, yaitu 280C. Suhu udara paling tinggi mencapai 340C dan terjadi pada pukul 15.00. Suhu udara paling rendah sekitar 230C terjadi pada pukul 06.00. Suhu udara di satu tempat berbeda dengan tempat yang lain. Suhu udara di Bogor dan Puncak lebih dingin dari suhu udara di Jakarta. Hal ini terjadi karena letak Bogor
dan Puncak lebih tinggi dari Jakarta. Makin tinggi letak suatu tempat, makin rendah atau dingin udaranya. Sebaliknya, makin rendah suatu tempat, suhu makin panas. Tempat-tempat yang tingginya lebih dari 4.200 meter, biasanya selalu tertutup salju. Puncak-puncak Pegunungan Jayawijaya di Provinsi Papua Barat adalah contohnya. 3.
Kelembaban udara
Kelembaban udara adalah banyaknya uap air yang dikandung udara. Karena Indonesia memiliki wilayah perairan yang cukup luas, maka kelembaban udara di Indonesia selalu tinggi. 4.
Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah. Alat untuk mengukur kecepatan dan arah angin adalah anemometer. Kita dapat menentukan arah dan merasakan kecepatan angin ketika kita bermain layang-layang. Angin biasanya diberi nama sesuai dengan arah datangnya. Angin Timur adalah angin yang bertiup dari timur ke arah barat. Angin buritan adalah angin yang bertiup dari belakang kapal menuju ke depan kapal. 5.
Curah hujan
Curah hujan adalah banyaknya hujan yang jatuh di suatu daerah pada waktu tertentu. Curah hujan di wilayah Indonesia umumnya tergolong tinggi. Daerah-daerah yang memiliki curah hujan tinggi, antara lain Geumpang, Sibolga, Indarung, Bogor, Ciater, Wonosobo, dan Putussibau. Ada pula daerah yang memiliki curah hujan yang rendah, seperti Palu, kota Lombok di pesisir timur Pulau Lombok, dan Waingapu.
Iklim di Indonesia Berdasarkan letak dan unsur-unsur iklim, di Indonesia dikenal tiga iklim, yaitu iklim tropis, iklim musim, dan iklim laut.
Iklim tropis dialami oleh negara-negara di sekitar garis katulistiwa. Indonesia beriklim tropis. Ciri iklim tropis adalah panas dan curah hujan tinggi sepanjang tahun.
Iklim musim terjadi karena angin musim barat dan angin musim timur. Akibatnya, di Indonesia dikenal dua musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai April. Musim kemarau terjadi antara bulan April sampai Oktober.
Karena sekitar 70% wilayah Indonesia berupa perairan, maka Indonesia memiliki iklim laut. Ciri-ciri iklim laut antara lain udara sering berawan, basah, suhu udara sedang, dan memiliki curah hujan yang tinggi.
Perubahan iklim akan membawa pengaruh terhadap intensitas dampak dan sangat tergantung terhadap penyimpangannya (ekstern atau tidak ekstern). Secara umum dampak penyimpangan iklim, meliputi: 1.
Kegagalan panen tanaman pangan akibat kekeringan.
2.
Kegagalan panen tanaman pangan akibat banjir.
3.
Penurunan produksi holtikultura akibat penyimpangan iklim yang mempengaruhi periode pertumbuhan.
4.
Kebakaran hutan yang memengaruhi produksi kayu dan hasil hutan.
5.
Menurunnya kesediaan air, yang akan mengganggu proses budidaya pertanian.
6.
Kebakaran hutan.
PERKEMBANGAN ILMU PERTANIAN MODERNISASI
PERKEMBANGAN ILMU PERTANIAN DAN TEKNOLOGI DI BIDANG PERTANIAN Ilmu pertanian semakin berkembang sesuai dengan perkembangan jaman. Pertanian sekarang sudah sangat maju dengan adanya teknologi pertanian. Pertanian modern merupakan keadaan pertanian dimana unsur-unsur pendukungnya sesuai dengan keadaan dan perkembangan baru. Modernisasi pertanian disebut juga sebagai pembaharuan pertanian yaitu suatu proses perubahan yang menuju pada pembaruan dari usaha tani. Teknologi pertanian adalah teknik-teknik pertanian/bagaimana cara melakukan pekerjaan usaha tani, termasuk cara mengerjakan tanah, menyebarkan benih, memelihara dan memeungut hasil tanaman/ternak, penggunaan bibit, pupuk, obat-obatan, dan pengendalian hama penyakit tanaman, makanan ternak dan kombinasi cabang usaha. Sumber-sumber teknologi baru : 1.
Dari kalangan petani sendiri dengan melihat teknik kerja petani lain.
2.
Mendatangkan dari daerah lain
3.
Percobaan terarah dengan percobaan mencari jenis tanaman, cara pengolahan tanah dan pemberatasan penyakit, obat, ternak, mesin-mesin yang benar-benar baru. Misalnya perkawinan silang, atau makanan ternak yang ditambah vitamin E.
REKAYASA TEKNOLOGI Rekayasa teknologi disebut juga dengan penerapan teknologi (serangkaian teknik) yang mencakup : 1.
Pola tanam tahunan : dalam satu tahun ada tiga kali masa tanam. Misalnya biasanya sawah dalam satu tahun 3 kali menanam padi,, polanya diubah menjadi 2 kali. Fungsinya :
-
Mencegah erosi dengan mengurangi resiko tanah tergenang air.
-
Memutus siklus hidup hama dan penyakit.
-
Mengurangi resiko residu pestisida.
-
Mengurangi resiko kegagalan panen.
-
Meningkatkan pendapatan petani dan kesempatan kerja.
2.
Pengolahan tanah : misalnya dengan pembuatan teras pada tanah miring mengurangi panjang lereng sehingga kecepatan aliran air dipermukaan berkurang. Tujuan :
-
Tanah menjadi gembur sehingga air mudah meresap.
untuk
-
Mengurangi aliran air dipermukaan tanah.
3.
Penggunaan benih unggul bermutu Tujuan :
-
Sifat keturunan atau genetik yang baik/varietas unggul dapat meningkatkan hasil.
-
Daya tumbuh baik.
-
Tahan hama dan penyakit
4.
Pergiliran varietas yang ditanam atau rotasi tanam : misalnya setelah menanam padi kemudian jagung lalu kedelai kemudian padi. Tujuan :
-
Memutuskan siklus/daur hidup hama dan penyakit.
-
Memperbaiki kesuburan tanah.
5.
Jarak tanam atau mengatur populasi
Tujuan : -
Mengatur jarak tanam agar tidak terlalu rapat sehingga mengurangi pesaingan penyerapan unsur hara dan sinar matahari.
-
Mengurangi kelembapan tanah sehingga mengurangu hama dan penyakit.
UNSUR-UNSUR DAN CIRI PERTANIAN
Proses produksi baru bisa berjalan bila persyaratan yang dibutuhkan tanaman, ternak ataupun ikan dapat dipenuhi. Persyaratan ini lebih dikenal dengan nama faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah, modal, tenaga kerja, dan skill atau managemen. Masing-masing faktor mempunyai fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lain. Kalau salah satu faktor tidak tersedia maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor terdahulu seperti tanah, modal dan tenaga kerja. UNSUR-UNSUR PERTANIAN Unsur-unsur yang membentuk pertanian : 1. Proses Produksi 2. Petani atau Pengusaha 3. Usaha Tani 4. Perusahaan Usaha Tani Proses Produksi Pertanian → Tanaman → Fotosintesis → Komponen
sandang & pangan
Y = ( X1, X2 ….Xn ) G Dimana : Y = Pertumbuhan Tanaman X = Faktor Lingkungan G = Faktor Genetik Sekarang ditambah dengan faktor C yaitu Y = ( X1, X2 ….Xn ) G C Dimana : C = Penggarapan atau pengolahan Pertanian →
ternak dan ikan → daging, kulit, susu, dll
Dalam proses produksi terdapat implikasi bagi pengembangan pertanian, yaitu : Pertanian memerlukan tempat yang tersebar luas Implikasinya : a.
Produksi per satuan harus diusahakan sebesar-besarnya
b.
Memerlukan jaringan pengangkutan
c.
Lingkungan hidup petani tidak dapat dikonsentrasikan pada satu tempat
Jenis usaha tani dan potensi pertanian berbeda dari satu tempat ke tempat lain Implikasinya : a. Pengembangan usaha pertanian harus berdasarkan dua faktor tersebut b.
Kegiatan produksi dan jumlah serta jenis input yang diperlukan disesuaikan dengan
keadaan setempat Kegiatan dan produksi pertanian bersifat musiman Implikasinya : a. Usaha pertanian harus didiversifikasi b. Petani dan buruh tani harus mempunyai keterampilan Suatu perubahan dalam tindakan memerlukan perubahan juga dalam hal lain
2.
Petani atau Pengusaha
Manusia yang berusaha mengatur dan mengusahakan pertumbuhan tanaman dan hewan serta lingkungannya agar dapat memenuhi kebutuhan manusia → petani Petani memegang dua peranan yaitu : petani sebagai penggarap dan petani sebagai manajer Ciri-ciri petani : a. Sebagai perorangan petani berbeda satu sama lain b. Umumnya petani hidup jauh dibawah kemampuan c. Berupa pertanyaan tentang “ mengapa petani melakukan hal-hal yang mereka kerjakan “ dan “apakah mereka sadar “ ?
3. Usaha Tani Bagian permukaan bumi dimana petani dan keluarganya atau suatu organisasi yang mengusahakan pertumbuhan tanaman atau memelihara ternak dan ikan → Usaha Tani 4. Perusahaan Usaha Tani Kegiatan usaha tani adalah merupakan kegiatan perusahaan karena mempunyai tujuan yang bersifat ekonomi → menghasilkan produk-produk yang dapat dijual atau digunakan sendiri.
Kegiatan usaha tani
tidak terlepas
dari proses masukan (input) dan keluaran
(output)sebagaimana layaknya perusahaan.
Unsur masukan dapat diperoleh dari dua sumber yaitu : 1. Dari sektor kegiatan ekonomi, meliputi : a. Perangkat lunak (software), yaitu : pengetahuan, keterampilan, insentif dan teknologi
b. Perangkat keras (hardware), yaitu : sarana produksi dan alat-alat pertanian 2. Dari sektor lahan pertanian, meliputi : a. Unsur-unsur alam, yaitu : sinar matahari, suhu udara, kelembaban, tanah, unsur hara dan cuaca b. Hasil usaha manusia yaitu : irigasi dan perbaikan tanah
Usaha tani subsistence (gurem) merupakan faktor produksi utama. Usaha tani sebagai perusahaan atau komersil → pasar (semua faktor produksi selain tanah dan tenaga juga diusahakan pemakaian modal seefektif mungkin). Petani → penanam modal (investor) Modal adalah barang ekonomi yang dipergunakan untuk memproduksi kembali atau mempertahankan dan atau meningkatkan pendapatan. Contoh ; uang, sarana produksi, alatalat pertanian, bangunan dan sebagainya. Masukan dari sektor kegiatan ekonomi adalah menyangkut biaya keluaran dan penerimaan. Biaya adalah meliputi jerih payah (tenaga) yang dikeluarkan, uang, alat-alat yang dibeli, bahan yang digunakan serta resiko kegagalan karena ketidak pastian harga panen dan juga cuaca serta teknologi yang diterapkan. Penerimaan adalah meliputi hasil yang digunakan sendiri, uang yang diterima dari penjualan hasil, nilai produksi yang dipertukarkan (barter) dengan tetangga.
CIRI-CIRI PERTANIAN Pada dasarnya ada 12 ciri pertanian , antara lain: 1. Semua jenis pertanian tanaman memerlukan input fisik yang hampir serupa Semua jenis tanaman memerlukan input yangdapat dikatakan sama, walaupun jenis tanaman memerlukan input tersebut
berbeda, dimanapun pertanian itu diusahakan, tanaman
memerlukan input-input fisik lahan yang luas, air dan unsur hara yang umumnya dalam bentuk unsur N, P dan K. 2. Pertanian harus tetap terpencar Karena energi untuk pertumbuhan berasal dari sinar matahari maka pertanian tidak dapat dipusatkan dalam pabrik di kota-kota dengan meyediakan energi berupa bahan bakar atau
tenaga listrik. Pertanian akan selalu memerlukan bidang permukaan bumi yang luas dan terbuka terhadap sorotan sinar matahari. 3. Aspek sumber daya alam Pembahasan pertanian tidak akan lepas dari pembicaraan mengenai aspek sumber daya alam yang meliputi matahari, lahan, air dan udara. Kondisi sumber daya alam ini akan mengakibatkan sitem partanian yang spesifik, yang seringkali disebut dengan dengan istilah pertanian itu spesifik menurut lokasi (spesifik location). Perbedaan iklim dan tanah ini mengakibatkan timbulnya tanama-tanaman yang berbeda, yang telah meyesuaikan dari pada perbedaan-perbedan keadaan lingkungan setempat. 4.
Faktor waktu untuk melancarkan suatu operasi usaha tani harus diselaraskan dengan
keadaan cuaca dengan serangan hama peyakit. Produksi pertanian sangat tergantung pada cuaca dan faktor-faktor lainya, seperti bencana serangan hama, serta peyakit yang berbeda dari waktu kewaktu dan dari tempat ketempat. Beberapa pekerjaan seperti menjebak tanah hanya dapat dilakukan ketika keadaan cuaca dan tanahnya cocok. 5. Faktor waktu pada pertumbuhan tanaman dan hewan mendorong adanya keanekaragaman dalam pertanian Proses biologis dasar dan pertanian memiliki ukuran waktu dan persyratan waktu tersendiri, padi, jagung, gandum, juga tanaman lainya memiliki pola pertumbuhan masing-masing sejak benih disebarkan sampai pemungutan hasil. Dalam siklus pertanian tersebut tenaga manusia hanya dibutuhkan paada saat-saat tertentu saja. Apabila pada suatu usaha tani terdapat kombinasi tanaman yang baik maka para pekerja tidak usah menganggur selama periode menunggu tersebut 6. Interaksi yang amat kuat antara berbagai faktor fisik dan non fisik Faktor fisik dalam pertanian adalah faktor produksi (input) berbentuk barang yang meliputi lahan, pupuk, benih, pengairan, dan lain-lain. Faktor non fisik adalah pengolahan atau
pengaturan pemakaian faktor-faktor fisik tersebut. Hubungan timbale balik antara faktor tersebut sedemikian kuatnya sehingga pengaruh suatu paket faktor dapat sangat bernilai ketika faktor-faktor tersebut diterapkan sendiri-sendiri. 7. Kebanyakan usahawan dan buruh tani harus memiliki keterampilan yang lebih luas dari pada pekerja pabrik Pada pabrik-pabrik idustri, musim tidak memegang peranan apa pun dan tahap-terhap proses produksi yang berbeda dapat dilaksanakan masing-masing pada saat yang bersamaan oleh kelompok kerja yang berlainan. 8.
Usaha tani dalam ukuran kecil yang lemah secara ekonomi dan pengusahaan secara
tradisional. Petani ini memerlukan peransang dalam bentuk jaminan kepastian hasil, selain peransang ekonomi lainnya, seperti kredit, subsidi, harga dasar, dll. 9. Komunikasi dua arah yang efektif antara aspirasi petani dan informasi birokrasi Aspirasi para petani dapat tersalurkan keatas malalui hirarki birokkrasi secara efesien. Sebaiknya informasi dari dan untuk sesama petani serta informasi dari lembaga penelitian, pengaturan dan peyuluhan ,dll 10. Musim panen dan luar musim panen meyebapkan perlunya teknologi peyimpanan Keadaan demikian juga meyebapkan sangat diperlukan teknologi peyimpanan agar waktu hasil panen dapat disimpan untuk beberapa waktu sampai musim panen berikutnya. 11. Unit produksi dan unit komsumsi tidak dapat dipisahkan Dalam usaha tani serta unit produksi dan unit komsomsi tidak dapat dipisahkan, hal tersebut seringkali membawa kesulitan dalam analisa usaha tani. Pada keyataannya dalam usaha tani rakyat bayak sistem bertaniyang tujuan utamanya adalah untuk memenuhi keperluan hidup petani beserta keluarganya atau yang sering disebut “pertanian subsistem”petani subsistem hanya akan menanami lahannya dengan tanaman yang dibutuhkan untuk kebutuhan komsumsi pangan rumah tangganya.
12. Pertanian yang progresif selalu berubah Dengan mengganti pola pertanian primitif dengan yang lebih maju, tidak berarti bahwa masalah pertanian sudah di teratasi. Pemulian tanaman (plant breeding) secara ilmiah memungkinkan untuk perbaikan tanaman pertanian menjadi sangat besar.
PERKEMBANGAN EKONOMI DAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
HASIL-HASIL PEMBANGUNAN DI BIDANG PERTANIAN Pertanian adalah sejenis proses produksi khas yang didasarkan atas proses pertumbuhan tanaman dan hewan. Ada kegiatan mengatur dan menggiatkan pertumbuhan tanaman dan hewan itu dalam usaha taninya. Pembangunan pertanian adalah kegiatan yang menyakut pemanfaatan dan mengelola sumber daya hayati dan ekosistemnya serta sumber daya manusia maupun kelembagaan sosial dan ekonomi wilayah untuk meningkatkan taraf hidup kehidupan masyarakat. Dimasa lalu maupun dimasa yang akan datang pembangunan sektor pertanian tetap akan memegang peranan penting dalam pembangunan nasional dan tetap menjadi tumpuan dan katalisator pertumbuhan ekonomi nasional. Hal ini disebabkan oleh : 1.
Sektor pertanian menghasilkan kebutuhan primer manusia yaitu pangan dan serat untuk sandang atau papan.
2.
Sektor pertanian menyediakan dan menyerap sebagian besar angkatan kerja nasional baik yang bergerak langsung dalam budidaya maupun agribisnis.
3.
Sebagai bahan baku ekspor sehingga meningkatkan devisa atau penghasil bahan baku untuk perkembangan sektor industri.
TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN PERTANIAN Seperti diketahui sektor pertanian di Indonesia dianggap penting. Hal ini dilihat dari peranan sektor pertanian terhadap penyediaan lapangan kerja, penyediaan pangan, penyumbang devisa melalui ekspor dan sebagainya. Menurut Daniel, M (2002), sektor pertanian dikatakan sektor yang tangguh karena peranan sektor pertanian antara lain : 1.
Penghasil bahan pangan sejak tahun 1984 indonesia mampu berswasembada beras.
2.
Penyedia lapangan kerja bahkan kini sektor pertanian masih menampung 49,3% dari
jumblah angkatan kerja yang ada. 3.
Pendorong munculnya kesempatan berusaha dan pesatnya industripun sebagian besar
berasal dari industri yang berbahan baku pertanian. 4.
Penyediaan faktor produksi dan bahkan industri baku seperti industri peralatan pertanian
dan pupuk kini berkembang pesat karena berkembangnya sektor pertanian.
5.
Penghasil devisa yang cukup besar dan bahkan sejak tahun 1986/1987 ekspor non migas
telah lebih dari ekspor migas. Pembangunan ekonomi suatu negara dapat dikatakan berhasil bila angka pertumbuhan ekonominya cukup tinggi sekaligus membawa perubahan yang ada dimasyarakat pada kondisi kehidupan yang semakin baik
TUJUAN PEMBANGUNAN PERTANIAN 1.
Meningkatkan produktifitas dan memantapkan swasembada pangan.
2.
Meningkatkan produksi dan kwalitas hasil pertanian baik untuk memenuhi kebutuhan baku industri dalam negri untuk ekspor dalam upaya dalam memperbesar dan menhemat divisa.
3.
Memperbesar lapangan kerja melalui penganekaragaman komoditi pertanian dan memperluas pasar.
4.
Meningkatkan pendapatan petani melalui peningkatan produktifitas usaha tani dan peningkatan nilai tambah produk melalui pengolahan pasca panen.
5.
Meningkatkan kemampuan serta peran serta masyarakat tani dalam pembangunan.
6.
Mendorong pengembangan wilayah serta pelestarian sumber alam dan kualitas lingkungan hidup.
SASARAN PEMBANGUNAN NASIONAL 1.
Petani sebagai subyek dan pelaku pembangunan.
2.
Usaha tani sebagai penghasil komoditi pertanian seperti pangan, bahan baku, industri dan ekspor untuk devisa, disamping sebagai penyedia lapangan pekerjaan.
3.
Wilayah pembangunan dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia.
SYARAT-SYARAT POKOK PEMBANGUNAN PERTANIAN a.
Pemanfaatan sumber daya dengan tanpa merusak lingkungannya.
b.
Pemanfaatan teknologi yang senantiasa berubah.
c.
Pemanfaatan institusi (kelembagaan) yang saling menguntungkan.
d.
Pemanfaatan budaya untuk keberhasilan nasional.
Masalah dan tantangan pembangunan pertanian kedepan makin kompleks terutama dengan adanya perubahan lingkungan strategis yang cepat, diantaranya : 1.
Makin sempitnya pemilikan lahan.
2.
Meningkatnya alih fungsi lahan pertanian subur kepenggunaan non pertanian.
3.
Menurunnya laju peningkatan produktivitas lahan terutama disebabkan oleh cekaman lingkungan dan menurunnya kualitas lahan.
4.
Kurangnya minat generasi muda bekerja di sektor pertanian.
PELUANG AGRIBISNIS Dari segi potensi pasar, pengembangan sistem agribisnis di Indonesia cukup efektif. Pengeluaran besar dari penduduk dunia adalah pada barang-barang pangan, sandang, papan, energi, serta farmasi dan produk kosmetika. Agribisnis ternyata mampu dipakai sebagai salah satu pendekatan dari pembangunan pertanian di Indonesia yang disebabkan karena peran agribisnis antara lain : -
Mampu meningkatkan pendapatan petani.
-
Mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja.
-
Mampu meningkatkan ekspor.
-
Mampu meningkatkan tumbuhnya industri lain.
-
Mampu meningkatkan nilai tambah.
Dimasa yang akan datang pemerintah akan mengembangkan secara sinergis melalui pembangunan sistem agrobisnis, yang mencakup empat subsistem : 1.
Sub sistem agrobisnis hulu, yakni industri yang menghasilkan barang-barang modal bagi pertanian, yaitu industri pembenihan, industri agrokimia (pupuk, pestisida dan vaksin), serta industri alat dan mesin pertanian.
2.
Subsistem pertanian primer, yakni kegiatan budidaya tanaman yang menghasilkan komoditi pertanian primer (usaha tani tanaman pangan, usaha tani tanaman obat-obatan, usaha perkebunan dan peternakan).
3.
Subsistem agrobisnis hilir, yakni industri-industri yang mengolah komoditi pertanian primer menjadi olahan seperti indutri makan atau minuman, industri barang serat-serat alam, industri bioenergi dan lain-lain.
4.
Subsistem penyedia jasa agrobisnis, seperti perkreditan, transportasi pergudangan, pendidikan SDM dan kebijakan ekonomi.
Dengan lingkup pembangunan agrobisnis tersebut maka pembangunan industri, pertanian dan jasa lain saling memperkuat konvergen dengan dihasilkannya produk-produk agrobisnis yang dibutuhkan pasar. Sistem dan usaha agrobisnis yang dipromosikan adalah sistem dan usaha agrobisnis yang berdaya untuk bersaing, berkerakyatan, berkelanjutan baik dari segi ekonomi, teknologi dan ekologis.
PENELITIAN PERTANIAN Bertitik tolak belakang dari kondisi masyarakat dan perekonomian indonesia dewasa ini, pemerintahan mengambil kebijakan mendasar dalam pembangunan pertanian dengan perhatian utama pada : a.
Pengukuhan ketahanan pangan,
b.
Pemberdayaan ekonomi rakyat,
c.
Peningkatan ekspor komoditas pertanian
Khusus mengenai penelitian pemerintahan sudah mengambil kebijaksanaan baru enggan membentuk Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) disetiap propinsi guna memacu kemajuan dan mempercepat proses transfer teknologi. Utomo B.N (2005) mengatakan bahwa fungsi dari BPTP adalah : -
Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
-
Penelitian, pengkajian dan perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi.
-
Penyiapan paket teknologi hasil pengkajian dan perakitan untuk bahan penyusnan materi penyuluhan pertanian.
-
Pelayanan teknik kegiatan pengkajian, penelitian dan perakitan teknologi pertanian.
-
Pelayanan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.
KEBUTUHAN PANGAN DAN PENDUDUK
PERTUMBUHAN PENDUDUK Sejarah mencatat salah satu isi buku Malthus(1808), yang membahas tentang tekanan penduduk sehubungn dengan upaya pemenuhan kebutuhan pangan. Disebutkan bahwa pertumbuhan penduduk menyerupai sebuah deret ukur sementara peringatan
produksi
menyerupai deret hitung. Artinya pertumbuhan penduduk jauh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan produksi. Walapun teknologi sudah ditemukan dan dianggap sementara dapat mengatasi tekanan penduduk, tetapi toeri malthus masih tetap harus diwaspadai. Aspek manusia dapat dilihat dari segi kuantitas dan kualitas manusia itu sendiri. Dalam kaitannya dengan perekonomian nasional, maka diperlukan upaya tambahan pertumbuhan penduduk lebih kecil bila dibandingkan dengan tambahan pertumbuhan ekonomi. Variabel yang membentuk angka tambahan pertumbuhan penduduk adalah : a.
Jumlah dan sebaran penduduk
b.
Kepadatan penduduk
c.
Struktur umur
d.
Angka kelahiran dan kematian.
e.
Perpindahan penduduk.
Disektor pertanian dapat ditemui beberapa masalah antara lain kebutuhan pangan,masalah kesempatan kerja dan kualitas sumber daya manusia yang terakumulasi sebagai masalah 1.
Persediaan tanah yang semakin sempit.
2.
Kebutuhan pangan yang semakin tidak terpenuhi.
3.
Tingkat pengangguran yang semakin tinggi.
4.
Masalah sosial tentang kepemilikan tanah.
Kenaikan jumlah penduduk yang pesat mengakibatkan kebutuhan primer meningkat tidak sebanding dengan kenaikan jumblah penduduk sehingga manusia menjadikan lingkungannya sebagai objek yaitu mengusahakan sumber daya alam lebih intensif
sehingga merusak
lingkungan dan jenis tumbuhan banyak yang punah, terjadi erosi tanah sehingga bumi tidak sanggup melayani kebutuhan manusia.
KEBUTUHAN PANGAN Masalah rawan pangan merupakan masalah kronis yang dihadapi oleh bangsa-bangsa di dunia khususnya di negara-negara berkembang. Penyebab timbulnya masalah rawan pangan antara
lain diakibatkan karena lebih cepatnya laju pertumbuhan penduduk dari pada tingkat pertumbuhan produksi pangan, meningkatnya jumblah masyarakat miskin, terjadinya peperangan, adanya bencana alam, perubuhan iklim serta munculnya kemunduran sumber daya alam dan lingkungan. SDM yang berkualitas merupakan kunci dari peningkatan produktivitas yang selanjutnya diperlukan untuk memacu pembangunan ekonomi. Berdasarkan hal tersebut dapat dipahami bahwa pembangunan pangan dan gizi merupakan suatu infestasi nasional. Sesuai dengan undang-undang nomor 7 tahun 1996 Tentang Pangan, yang menempatkan ketahanan pangan sebagai kewajiban pemerintah dan masayarakat, maka upaya pemecahan masalah ketahanan pangan harus bermuara pada kemampuan produksi, sumber daya, kelembagaan dan budaya yang sesuai dengan kebutuhan daerah dan masyarakatnya.
PERBAIKAN
EKONOMI
DAN
PENINGKATAN
KEBUTUHAN
PANGAN
(KUALITAS DAN KUANTITAS) Ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari ketersediaan pangan yang cukup baik jumblah maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau. Tujuan utama pengembangan ketahanan pangan adalah : a.
Meningkatkan pendapatkan dan kesejahteraan keluarga petani dan masyarakat pedesaan.
b.
Mengurangi dan mengatasi kemiskinan.
c.
Meningkatkan ketahanan pangan, ketahanan ekonomi dan ketahanan nasional.
Strategi yang ditempuh untuk mewujudkan tujuan tersebut antara lain melalui : a.
Pengembangan usaha pertanian detekankan tidak hanya pada aspek diluar produksi (onFarm) saja tetapi juga pada aspek diluar produksi (off-farm) seperti pengolahan, pemasaran, industri kecil dan jasa yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan daerah dan masyarakat.
b.
Pengembangan komuditas unggulan spesifik daerah melalui sistem usaha pertanian terpadu.
c.
Fokus pemberdayaan lebih ditekan pada sasaran keluarga(rumah tangga) dari pada komoditas.
d.
Pembinaan petani diarahkan melalui himpunan dalam kelompok tani dan juga melalui gabungan kelompok/asosiasi yang mengarah kepada terbentuknya koperasi.
e.
Pengembangan kader-kader potensi menjadi kader penggerak atau pelopor agribisnis.
f.
Pemerintah, perusahaan dan LSM berkewajiban untuk melaksanakan pemberdayaan masyarakat.
MODEL USAHA PERTANIAN Untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan, petani harus menerapkan usaha pertanian (agribisnis) terpadu yang dirancang dalam kapasitas skala ekonomi yang menguntungkan. Pengembangan usaha pertanian terpadu untuk meningkatkan ketahanan pangan ini dapat didasarkan pada basis ekologi wilayah, yaitu agribisnis yang berbasiskan komoditas pertanian tanaman pangan dan hortikula, komoditas peternakan, komoditas perkebunan atau dapat pula agribisnis berbasiskan komoditas perikanan sebagai komoditas unggulan utama.
KEBUTUHAN PANGAN YANG TIDAK TERPENUHI Dengan bertambahnya jumblah penduduk maka secara otomatis akan terjadi peningkatan kebutuhan akan pangan. Sementara pertumbuhan antara pangan dan jumblah manusia tidak sebanding, jumblah pertumbuhan manusia jauh lebih cepat dibandingkan pertumbuhan pangan. Berbagai upaya telah dilakukan oleh para pakar, baik di Indonesia maupun didunia internasional. Ada proyek peningkatan pangan dan gizi,proyek divertifikasi pangan, proyek pangan alternatif dan sebagainya. Tetapi sampai saat ini tetap saja ketersediaan pangan masih merupakan masalah terutama untuk masa yang akan datang. Sumber-sumber ekonomi yang selalu terbatas akan dan harus diatur sedemikian rupa sehingga tingkat hidup penduduk secara keseluruhan dapat dinaikkan dan kesejahteraan masyarakat lebih meningkat.
PERTANIAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN
DAMPAK PERTANIAN TERHADAP PELESTARIAN LINGKUNGAN Adanya pembangunan pertanian tidak lepas dari dampak negatif. Kebutuhan usaha untuk usaha pertanian pun meningkat. Hutan dibuka untuk dijadikan lahan pertanian untuk
memenuhi kebutuhan pangan dan sandang. Meningkatnya jumlah areal bukaan baru untuk pertanian menyebabkan terjadinya kerusakan hutan. Kerusakan hutan menyebabkan terjadinya banjir dimusim penghujan karena besarnya aliran permukaan dan juga menyebabkan kekeringan karena menurunnya air dipermukaan karena tidak ada hutan yang dapat menyimpan air. Erosi juga akan menyebabkan pendangkalan sungai sehingga kapasitas sungai menurun. Pengaruh lain pertanian terhadap lingkungan yaitu timbulnya tanah kritis. Tanah kritis merupakan tanah yang telah mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi ekonomi.dengan kata lain tanah tidak mampu lagi berproduksi. Kerusakan tanah terjadi karena penggunaan tanah tanpa memperhatikan usaha-usaha pengawetan tanah. Salah satu usaha dasar dalam mengawetkan tanah adalah menggunakan tanah sesuai dengan kemampuannya Beberapa hal yang dilakukan dalam rangka pelestarian di lingkungan di bidang pertanian yaitu: a. Mengubah sistem pertanian berladang (berpindah-pindah) menjadi pertanian menetap seperti sawah, perkebunan, tegalan, dan sebagainya. b. Pertanian yang dilakukan pada lahan tidak rata (curam), supaya dibuat teras-teras (sengkedan) sehingga bahaya erosi dapat diperkecil. c. Mengurangi penggunaan pestisida yang banyak digunakan untuk pemberantasan hama tanaman dengan cara memperbanyak predator (binatang pemakan) hama tanaman karena pemakaian pestisida dapat mencemarkan air dan tanah. d. Menemukan jenis-jenis tanaman yang tahan hama sehingga dengan demikian penggunaan pestisida dapat dihindarkan
PENCEMARAN PENGGUNAAN PESTISIDA Untuk meningkatkan produksi juga menggunakan pestisida. Fungsi pestisida untuk membunuh hama, tetapi pestisida tidak hanya membunuh hama melainkan juga musuh alami sehingga layanan ekologi lingkungan untuk mengendalikan hama menurun. Menurut Smith dan Van Den Bosch (1967) dalam desmann et al,1980 “penggunaan pestisida kimia tanpa melihat kompleksitas lingkungan pertanian, dalam tahun-tahun ini telah menjadi sebab utama terjadinya kerusakan. Pestisida dapat tetap tinggal dalam atau hasil panenan, atau dalam tanah, terbawa kedaerah tanaman lainnya yang dekat letaknya, tercuci kedalam sungai dan saluran air dan dengan demikian menciptakan bahaya bagi manusia dan hewan atau menambah pengaruh sampingan. Penggunaan pestisida yang berlebihan dapat menimbulkan resistensi terhadap pestisida pada
hama dan menyebabkan matinya musuh alami hama sehingga terjadi ledakan hama yang luas. Permasalahan akan timbul jika sayuran dan buah-buahan dan dikonsumsi masyarakat mengandung berbagai residu pestisida terutama jika kadar residu pestisida tersebut telah melampaui batas ADI (Acceptable Daily Intake) atau tingkat residu maksimum (MRL = Maximum Residue level) yang ditetapkan sebagai standar FAO ( Badan Pertanian Dunia) dan WHO (Badan Kesehatan Dunia). ADI didefinisikan sebagai jumblah residu pestisida yang boleh dicerna selama hidup dan tidak memberikan efek negatif terhadap kesehatan manusia. Jika residu pestisida didalam satu jenis sayuran atau buah-buahan telah melebihi dari ambang batas yang telah ditetapkan, jika termakan akan menimbulkan beberapa gangguan kesehatan manusia dari gejala tingkat ringan seperti asma, batuk bronkitis, gangguan saluran pencernaan, penyakit hati, sakit kepala yang terus menerus sampai menimbulkan kanker, cacat lahir, mutasi genetik (Keturunan) dan kematian. Pestisida terbagi dalam kelompok organoklorin, organofosfat dan karbamak dan piretroid. Pestisida organokloid mempunyai sifat persistensi didalam lingkungan yaitu degradasinya menjadi zat yang tidak beracun sangat lambat. Yang paling berbahaya adalah jenis pestisida klorin dan fosfat.
SISTEM PERTANIAN DI INDONESIA Sejarah pertanian adalah bagian dari sejarah kebudayaan manusia. Pertanian muncul ketika suatu masyarakat mampu untuk menjaga ketersediaan pangan bagi dirinya sendiri. Pertanian merupakan suatu kegiatan manusia yang termasuk di dalamnya yaitu bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan juga kehutanan. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia adalah sebagai petani, sehingga sektor pertanian sangat penting untuk dikembangkan di negara kita. Berbisnis dalam bidang sektor pertanian memang bukan hal yang mudah, namun juga bukan suatu yang sulit untuk dilakukan dan dikembangkan. Berbisnis di bidang pertanian masih terbuka lebar dan luas, karena produk hasil pertanian masih sangat dibutuhkan baik sebagai penyedia kebutuhan pangan, papan, sandang dan lainnya. Suatu peluang bisnis yang sangat menjanjikan jika Anda mampu mengolah dan mengembangkannya. Untuk mengembangkan sektor pertanian di Indonesia ada beberapa cara untuk menerapkannya, diantaranya dengan sistem pertanian. Melalui sistem pertanian ini, nantinya Anda dapat memilih dan memilah akan menggunakan sistem pertanian apa yang sesuai dan cocok dengan kondisi tempat Anda. Lalu sistem pertanian yang bagaimanakah yang cocok dilakukan di negara Indonesia: 1.
Sistem ladang
Sistem ini merupakan sistem yang paling primitif. Suatu sistem peralihan dari tahap budaya pengumpul ke tahap budaya penanam. Pengolahan tanahnya pun sangat minimum, produktivitas bergantung kepada ketersediaan lapisan humus yang ada, yang terjadi karena sistem hutan. Sistem ini biasanya terdapat di daerah yang berpenduduk sedikit dengan ketersediaan lahan tak terbatas. Tanaman yang ditanam biasanya tanaman pangan, seperti padi darat, jagung atau umbi-umbian. 2.
Sistem tegal pekarangan (talun)
Sistem ini berkembang pada lahan-lahan kering yang jauh dari sumber-sumber air yang cukup. Sistem ini dilakukan oleh orang yang telah lama menetap di wilayah itu. Pengelolaan sistem ini pada umumnya jarang menggunakan tenaga yang intensif, seperti menggunakan tenaga hewan. Tanaman yang dibudidaya adalah tanaman yang tahan kekeringan dan jenis pohon-pohonan. 3.
Sistem sawah
Sistem ini merupakan teknik budaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air. Sehingga tercapai pula stabilitas biologi yang tinggi, kesuburan tanah pun dapat dipertahankan. Hal ini dicapai dengan sistem pengairan terus menerus dan drainase
yang baik. Dengan sistem sawah maka akan dicapai potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Bahkan dibeberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah. Sistem sawah pun bermacam-macam jenisnya: 1. Sawah irigasi teknis 2. Sawah irigasi setengah teknis 3. Sawah irigasi sederhana 4. Sawah irigasi pompa 5. Sawah irigasi tadah hujan 6. Sawah irigasi pasang surut 4.
Sistem perkebunan
Sistem perkebunan rakyat maupun perkebunan besar yang dulu milik swasta, kini kebanyakan perusahaan negara yang mengelolanya. Hal ini terjadi karena didorong oleh kebutuhan tanaman ekspor, seperti kopi, teh dan coklat yang merupakan hasil utama. Saat ini sistem perkebunan berkembang dengan sistem manajemen yang berbasis industri pertanian. 5.
Sistem pertanian organik
Sistem ini pada dasarnya adalah menghindari segala pemakaian bahan kimia terhadap tanah dan tumbuhan. Jadi dalam pengolahannya menggunakan bahan-bahan alami tentunya pupuk yang digunakan seperti pupuk kompos organik. Sistem pertanian ini semakin populer saja, semakin banyak masyarakat yang tersadar akan pentingnya pola hidup sehat. Karena dalam sistem ini mengandung berbagai manfaat, yaitu tanaman yang dihasilkan bebas dari residu atau sisa-sisa pestisida dan bahan kimia lainnya yang disebabkan oleh kegiatan pemupukan. Produk yang dihasilkan dari sistem organik ini jelas lebih sehat dan segar. Tanaman yang dibudidayakan secara organik ini mampu menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. 6.
Sistem pekarangan
Pekarangan adalah sebidang tanah yang berada di sekitar rumah tinggal dan umumnya berpagar keliling. Biasanya di lahan pekarangan tumbuh berbagai ragam tanaman. Lahan pekarangan beserta isinya merupakan satu kesatuan kehidupan yang saling menguntungkan. Sebagian dari tanaman dimanfaatkan untuk makanan manusia dan sebagian lagi untuk pakan ternak, sedangkan kotoran ternak digunakan sebagai pupuk kandang untuk menyuburkan tanah pekarangan. Dengan demikian, adanya keterkaitan antara tanah, tanaman, hewan piaraan, dan manusia dalam satu tempat sebagai satu kesatuan yang terpadu (simbiosis mutulisme)