BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Daya saing suatu negara secara global menurut World Economic Forum (WEF) adalah kemampuan perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan berkelanjutan. Laporan daya saing yang diterbitkan WEF pada tahun 2013 mengurutkan Indonesia berada di posisi 38 dari 148 negara dan berada di posisi ke-5 di wilayah Asia Selatan dan ASEAN (www.kemenkeu.go.id (www.kemenkeu.go.id, 2014). 014). Hal ini berarti kemampuan bersaing Indonesia belum dapat dikategorikan baik. Pengusaha Indonesia dalam menghadapi tantangan global yang penuh persaingan termasuk tantangan AFTA (Asean (Asean Free Trade Agreement) Agreement) dituntut untuk terus menerus meningkatkan daya saing dalam menjalankan bisnis secara profesional guna memenangkan kompetisi termasuk dengan produk yang berasal dari negara lain. Konsep superior value digunakan perusahaan dalam bisnis untuk mencapai keunggulan bersaing (competitive advantage) yaitu memiliki sesuatu yang tidak dimiliki pesaing, melakukan sesuatu lebih baik dari perusahaan lain, atau mampu melakukan sesuatu yang tidak mampu dilakukan oleh perusahaan lain. Dewasa ini perusahaan harus memahami bahwa manajemen sumber daya manusia harus menjadi bagian dari rencana strategis perusahaan dalam mencapai target yang telah ditentukan. Memiliki SDM yang berkualitas dan profesional adalah syarat mutlak untuk bisa memenangkan persaingan. SDM yang kompeten 1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
memungkinkan perusahaan dapat merencanakan serta mendisain pelayanan yang paling mendekati keinginan pelanggan. Konsep kompetensi dapat dibagi menjadi empat elemen dasar yaitu elemen pengetahuan, elemen keterampilan, elemen interpersonal, dan elemen intrapersonal. Elemen pengetahuan dan keterampilan dikenal dengan hard skill, sedangkan elemen interpersonal dan intrapersonal lebih dikenal kenal dengan soft skills (Aprinto dan Arisandy, 2013:35) . Kinerja pegawai adalah kemampuan ampuan pegawai dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu. Dengan demikian ikian kinerja karyawan tidak akan terlepas dari kompetensi karyawan tersebut. Faktor penting yang menentukan kinerja karyawan dan kemampuan organisasi
beradaptasi
dengan
perubahan
lingkungan
diantaranya
adalah
kepemimpinan (leadership). Kepemimpinan menggambarkan hubungan antara ((follower ) dan bagaimana seorang pemimpin (leader)) dengan yang dipimpin (follower) pemimpin mengarahkan follower akan menentukan sejauh mana follower mencapai tujuan atau harapan pimpinan. Pemimpin mengembangkan dan mengarahkan potensi dan kemampuan bawahan untuk mencapai bahkan melampaui tujuan organisasi. Pemimpin yang memahami pekerjaan yang harus diembannya serta memahami karakteristik bawahannya, akan dapat memberikan bimbingan, dorongan, serta motivasi kepada seluruh anggotanya untuk mencapai tujuan. Jika hal ini berhasil dilakukan maka pemimpin akan mampu meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini selaras dengan banyak penelitian yang menegaskan faktor kepemimpinan penting dalam meningkatkan kinerja karyawan.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Perusahaan dituntut untuk selalu adaptif terhadap segala perubahan dalam upayanya mencapai target perusahaan. Hal ini akhirnya memaksa perusahaan untuk terus melakukan perubahan ke arah yang lebih baik. Saat organisasi memantapkan diri untuk mengadakan perubahan, hal utama yang akan menjadi fokus perubahan adalah perubahan di dalam internal organisasi.
Perubahan di dalam internal
organisasi berkaitan dengan sumber daya manusia, kebijakan organisasi, ataupun keadaan situasional di perusahaan tersebut. Salah satu hal penting terkait hal ini adalah kualitas kehidupan kerja atau quality of work life yang merupakan iklim kerja dan/atau iklim organisasi yang diciptakan dan dikembangkan secara sengaja dalam arti berencana dan sistematik untuk menimbulkan perasaan dilindungi, senang dan puas selama bekerja (Nawawi, 2006:217). Kualitas kehidupan kerja yang diselenggarakan secara efektif akan menciptakan dan mengembangkan loyalitas yang tinggi pada pemimpin dan organisasinya. Karyawan yang merasa puas, berkomitmen, dan dapat menyesuaikan diri dengan baik akan lebih bersedia untuk memenuhi tujuan organisasi dan memberikan pelayanan sepenuh hati, sehingga akan mendukung efektivitas dan kinerja organisasi. Pembahasan tentang kepuasan kerja tidak bisa dilepaskan dari kenyataan bahwa kepuasan kerja karyawan dapat dicapai apabila semua harapannya dapat dipenuhi dalam melaksanakan tugas pekerjaannya. (Handoko dalam Sutrisno, 2009:79). PT Provis Garuda Services adalah perusahaan yang bergerak di bidang facility services dan penyedia tenaga kerja. Salah satu unit bisnis yang dimiliki adalah cleaning services. Persaingan dunia usaha cleaning services saat ini sudah ketat.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Terlebih lagi setelah pemerintah dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi mengeluarkan Permenaker No. 19 Tahun 2012 yang menyatakan bahwa pekerjaan penunjang yang dapat diserahkan ke pihak ketiga adalah usaha pelayanan kebersihan (cleaning services), usaha penyediaan makanan bagi pekerja/buruh (catering services), usaha tenaga pengamanan (security services), usaha jasa penunjang di pertambangan dan perminyakan, serta usaha penyediaan angkutan pekerja/buruh. Saat ini perusahaan penyedia jasa cleaning services bermunculan dari mulai yayasan, perusahaan berbadan hukum CV hingga perusahaan multinasional. Tuntutan dunia usaha saat ini mengharuskan perusahaan fokus kepada bidang utamanya (core business) dan menyerahkan pekerjaan pendukung seperti cleaning services kepada pihak lain. Cleaning services adalah bidang usaha yang sangat mengandalkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu diperlukan strategi yang tepat serta pengelolaan SDM yang profesional untuk memenangkan persaingan dan memberikan pelayanan yang memuaskan sehingga portofolio bisnis dapat terus berkembang. Kinerja karyawan cleaning services menjadi penentu utama apakah kepuasan pelanggan dapat tercapai. Kinerja karyawan cleaning services PT Provis Garuda Services dinilai belum memuaskan. Hal ini ditandai dengan fenomena-fenomena sebagai berikut : a. Berdasarkan survey kepuasan pelanggan yang dilakukan oleh PT Provis Garuda Services, terlihat bahwa tingkat kepuasan pelanggan belum mencapai target yang ditentukan. Hal ini mengindikasikan bahwa pelayanan yang diberikan belum sesuai dengan apa yang diharapkan oleh pelanggan. Beberapa hal yang menjadi sorotan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
adalah kualitas kebersihan, kualitas pengawas, dan kualitas karyawan cleaning services. Hal ini terlihat dari rekapitulasi hasil survey yang dilakukan pada tahun 2014 berikut ini :
Tabel 1.1 Rekapitulasi Hasil Survey Kepuasan Customer No 1
Poin Penilaian Kualitas Kebersihan a. Lobby b. Toilet c. Kaca d. Ruang Kerja 2 Petugas Cleaning Service a. Penampilan b. Kerajinan c. Keramahan 3 Pengawas a. Penampilan b. Kerajinan c. Keramahan Sumber : PT Provis Garuda Services
Baik
Cukup Kurang
22% 28% 18% 23%
40% 30% 45% 45%
38% 42% 37% 32%
36% 21% 36%
44% 36% 39%
20% 43% 25%
37% 31% 42%
31% 43% 37%
32% 26% 21%
Berdasarkan hasil survey di atas dapat terlihat bahwa rata-rata nilai kurang untuk “Kualitas Kebersihan” masih di atas 30%. Sementara itu hasil survey untuk poin “Kerajinan” menunjukkan 43% customer tidak puas.
Hal ini mengindikasikan
adanya permasalahan dengan kinerja karyawan cleaning service. Hal lain yang menjadi permasalahan adalah kepemimpinan pengawas dimana dapat terlihat dari poin kerajinan, hanya 31% pengawas yang dinilai baik oleh klien. Kerajinan pengawas dalam hal ini dikaitkan dengan kemampuan dan kemauan pengawas dalam
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
melakukan pengawasan di lapangan serta melakukan hal-hal yang seharusnya dilakukan pemimpin kepada bawahannya. b. Permasalahan lain yang dihadapi oleh internal perusahaan adalah kinerja cleaning service yang salah satunya terlihat dari persentase ketidakhadiran selama periode Januari 2014 – Juni 2014 yang mencapai rata-rata 5,42 % atau 10 orang tidak hadir per hari. Target ketidakhadiran setiap bulannya adalah di bawah 3%. Data jumlah hari dalam tabel di bawah ini adalah total hari ketidakhadiran seluruh petugas cleaning service selama 1 bulan. Tabel 1.2 Rekapitulasi Ketidakhadiran Bulan Januari – Juni 2014 Jumlah Hari Ketidakhadiran Cleaner per Bulan Cleaner 1 Januari 312 2 Februari 338 3 Maret 260 4 April 390 5 Mei 208 6 Juni 312 Sumber : PT Provis Garuda Services No
Bulan
% 5,58% 6,05% 4,65% 6,98% 3,72% 5,58%
c. Karyawan kurang memiliki tanggung jawab terhadap pekerjaannya. Hal ini terlihat dari kondisi dimana karyawan harus seringkali diberikan perintah untuk melakukan pekerjaan yang seharusnya dilakukan secara rutin. d. Hasil pekerjaan tidak mencapai standar yang diharapkan. Pembersihan tidak dilakukan dengan detail. e. Karyawan bekerja dengan lambat
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
Kurangnya kepuasan kerja karyawan diduga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan menjadi kurang maksimal. Hal-hal yang terjadi di lapangan adalah : a. Karyawan tidak menunjukkan semangat dalam melakukan pekerjaaannya. b. Banyaknya karyawan yang mengeluh atas berbagai macam hal. c. Munculnya sikap ketidakpedulian terhadap pekerjaan. Faktor lain yang diduga menjadi permasalahan adalah kurangnya kepemimpinan dari pengawas. Fenomena yang terjadi terkait hal ini adalah : a. Hasil dari survey kepuasan pelanggan yang menunjukkan kerajinan pengawas hanya 31% yang dinilai baik. Pengawas belum dapat menjadi teladan bagi bawahannya. b. Laporan dari Operations Manager yang menyatakan bahwa berdasarkan inspeksi area dan kunjungan kepada klien, kualitas kepemimpinan pengawas dinilai masih kurang c. Sikap apatis yang ditunjukkan terhadap pengawas di lapangan. d. Kualitas kebersihan tidak meningkat meskipun pengawas setiap hari berada di lapangan. Fenomena lain yang terjadi di lapangan adalah terkait faktor-faktor yang berhubungan dengan Kualitas Kehidupan Kerja seperti : a. Dugaan kurangnya rasa kebanggaan terhadap pekerjaan yang dilakukan. Hal ini dimungkinkan karena banyak karyawan cleaning services yang terpaksa bekerja
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
sebagai cleaning services karena tidak ada pekerjaan lain. Pekerjaan cleaning services masih dianggap sebagai pekerjaan rendahan. b. Kurangnya kesempatan untuk berkarir yang dikarenakan kurang pesatnya pertumbuhan divisi cleaning services (di bawah 5%) sehingga tidak adanya peluang bagi karyawan cleaning services untuk dipromosikan. Berdasarkan kondisi yang dipaparkan sebelumnya, penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Kepemimpinan, Kualitas Kehidupan Kerja (Quality of Work Life)) dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Services di PT Provis Garuda”.
1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah a. Identifikasi Masalah Permasalahan yang terjadi adalah : 1)
Kinerja karyawan cleaning service yang dinilai tidak memuaskan, dimana
diantaranya terlihat dari hasil survey kepuasan pelanggan, tingkat absensi karyawan, serta kualitas kebersihan. 2)
Kurangnya semangat kerja yang ditunjukkan karyawan yang terlihat dari masih
tingginya tingkat ketidakhadiran kerja. 3)
Kurangnya kepemimpinan pengawas yang terlihat dari hasil survey kepuasan
pelanggan yang menunjukkan hanya 31% pengawas dinilai baik. 4)
Dugaan lemahnya persepsi karyawan cleaning service terhadap kepemimpinan
pengawas mereka yang terlihat dari sikap apatis yang ditunjukkan terhadap pengawas.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
5)
Permasalahan yang diduga terkait kualitas kehidupan kerja karyawan. Hal ini
diantaranya terlihat dari kurangnya rasa bangga karyawan terhadap pekerjaannya serta kurangnya kesempatan untuk berkarir. b.
Rumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah penelitian sebagai berikut : 1) Bagaimanakah pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services ? 2) Bagaimanakah pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services ? 3) Bagaimanakah pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services ? 4) Bagaimanakah pengaruh Kepemimpinan, Kualitas Kehidupan Kerja, dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services ? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan Tujuan Penelitian ini adalah untuk : a. Mengetahui pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services b. Mengetahui pengaruh Kualitas Kehidupan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services c. Mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
d. Mengetahui pengaruh Kepemimpinan, Kualitas Kehidupan Kerja, dan Kepuasan Kerja secara bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan Cleaning Service di PT Provis Garuda Services
1.4 Manfaat dan Kegunaan Penelitian Penulis berharap bahwa penelitian yang dilakukan oleh penulis dapat bermanfaat seoptimal mungkin baik bagi penulis, institusi dimana penelitian dilakukan, serta bagi siapapun yang memerlukan hasil penelitian ini. a. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah wawasan serta pengetahuan dalam bidang Sumber Daya Manusia khususnya yang terkait dengan variabel penelitian yaitu kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan. Selain itu penulis dapat belajar memberikan solusi dalam pemecahan suatu masalah empiris didukung oleh teori yang mendukung sehingga dapat memberikan pola pikir yang terstruktur dalam memecahkan suatu permasalahan. b. Bagi institusi dimana penelitian ini dilakukan diharapkan dapat menjadi salah satu sumber informasi untuk meninjau kembali manajemen SDM untuk meningkatkan kinerja karyawan terutama dalam kaitannya dengan kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja, dan kepuasan kerja. c. Bagi pihak lain penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian empiris terutama menyangkut kepemimpinan, kualitas kehidupan kerja, kepuasan kerja, dan kinerja karyawan
http://digilib.mercubuana.ac.id/