BAB III ANALISA
III.1. Analisa Sasaran Majalah Venture memiliki target pasar dengan beberapa variabel berikut (target pasar berikut ini disesuaikan dengan data yang diperoleh penulis berdasarkan hasil wawancara dengan tim dari majalah Venture) :
Gambar 3.1. Profile Board Sasaran
1. Geografis a) Domisili
: Daerah urban (Jakarta,Surabaya dan Bali)
b) Iklim
: Tropis
c) Wilayah
: Asia Pasifik dan Australia
2. Demografis a) Usia
: 25-35 tahun
b) Jenis kelamin : Pria (60%) dan Wanita (40%) c) Pendidikan
: minimal S1
d) Pekerjaan
: dalam posisi managerial
e) Pendapatan
: rata-rata lebih dari 10 juta per bulan
3. Psikografis a) Ketertarikan
: Wisata dan memiliki keinginan untuk mengalami
pengalama berwisata yang berbeda dari yang lain. b) Kelas sosial
: SES A , B+
c) Lifestyle
: Urban, modern dan 100% passport holder
d) Kepribadian
: Muda, sukses, aktif, berpendidikan, dinamis dan
cerdas. Memiliki pola pikir yang terbuka dalam berbagai hal. Pandai mengelola keuangan dan senang mencari tujuan wisata baru. Mencermati dan mengikuti dunia lifestyle. Memiliki hobi melakukan perjalanan, easy-going dan sophisticated.
4. Kesempatan membeli : spesial a) Motivasi & need
: kebutuhan dan informasi
b) Manfaat yang dicari : keragaman, kualitas dan informasi terkini c) Tingkat membaca
: ketertarikan, butuh informasi
III.2. Analisa Visual III.2.1. Analisa Produk Majalah Venture baru saja berdiri kurang lebih selama 2 tahun dan tergolong masih majalah baru maka penulis mengidentifikasi adanya masalah beberapa elemen desain secara visual yang belum sesuai dengan teori pembuatan desain majalah dalam perencanaan majalah travel tersebut. Berikut ini adalah beberapa poin ketidaksesuaian elemen desain yang dianalisa oleh penulis:
1. Layout & Grid
Gambar 3.2. Beberapa Cover Majalah Venture
Adanya tidak kesinambungan pada setiap edisi majalah Venture baik dari segi layout maupun fotografi. Selain itu, antara foto dan text seringkali saling mendominasi. Menurut buku Graphic Design Solutions 4thEdition, cover harus dapat menarik atensi pembaca serta antara penggunaan tipografi dan fotografi harus bekerja secara kooperatif sehingga tidak menutupi satu dengan yang lainnya (Landa 2006, 191). Selain itu, cover juga harus menunjukkan kesinambungan dengan edisi-edisi berikutnya. Menurut buku The Vignelli Canon, grid merupakan struktur dasar dari desain grafis, hal ini membantu untuk mengatur konten serta menunjukkan konsistensi pada setiap edisi maupun halamannya. Grid juga memberikan visual yang teratur dan tampilan yang elegan. Grid tidak terbatas jenisnya, namun hanya satu grid yang paling tepat untuk masalah apapun. Dalam hal ini untuk majalah, maka jenis grid yang paling sesuai ialah jenis modular grid (Vignelli 2010, 40).
Gambar 3.3. Grid yang digunakan pada majalah Venture
Penerapan grid systems yang berbeda-beda pada setiap halaman artikel yang ada pada majalah Venture. Seperti pada contoh diatas pada halaman 13 majalah Venture artikel InTransit dapat dilihat penggunaan grid yang 2 kolom yang tidak didasari pada grid 6 kolom. Pada halaman 24 pada artikel Venture Feature dapat dilihat penggunaan grid yang 3 kolom yang juga tidak didasari pada grid 6 kolom. Menurut buku Magazine Design That Works, grid merupakan sistem yang mudah dan berguna dalam keseimbangan dan kesatuan sebuah majalah. Grid systems berfungsi untuk membuat proses desain lebih cepat dengan itu akan lebih baik apabila adanya satu grid yang melandasi sebuah grid dalam pembuatan desain sehingga memudahkan dalam penempatan elemen-elemen visual. (King 2001, 64).
Gambar 3.4. Halaman 96 pada Edisi Jan-Feb 2012 dan Nov-Dec 2011
Layout dalam halaman majalah Venture kurang hierarki dan membuat terjadinya kesalahan dalam men-guide arah mata pembaca. Menurut buku
Tipografi dalam desain grafis, dalam sebuah proses scanning sebuah naskah, mata seorang pembaca secara alami bergerak dari arah kiri ke kanan kemudian diagonal dari kanan atas ke kiri bawah untuk menyambung ke baris selanjutnya. Halaman-halaman pada majalah Venture sering ditemukan penataan layout yang tidak sesuai dengan prinsip arah membaca. Pada gambar 1.2, ditemukan bahwa dengan penataan judul dan foto seperti diatas membuat orang setelah membaca judul akan langsung membaca ke kanan dimana paragraf awal sebenarnya berada di kiri bawah (Sihombing 2001, 9).
2. Tipografi
Gambar 3.5. Halaman artikel pada Majalah Venture
______"Before you choose a typeface, clearly define the audience, tone, personality and attitude of what you are trying to communicate and how you want to say it. This will help you strategically choose the right font to ensure successful communication." Jay Miller, Principal, IMAGEHAUS.
Penggunaan jenis tipografi dekoratif yang cukup beragam dan sulit untuk dibaca serta tidak ada kesatuan dalam keseluruhan halaman merupakan salah satu permasalahan pada majalah Venture. Menurut buku Graphic Design Solutions 4thEdition, kebanyakan desainer menggunakan tipografi yang berbeda untuk membedakan judul dengan context. Alasan lain dilakukannya kombinasi tipografi karena untuk mendukung konsep atau untuk menambah estetika. Namun, ada aturan umum dalam melakukan kombinasi tipografi yaitu membatasinya dengan menggunakan type family atau pencampuran tersebut tidak lebih dari dua jenis tipografi yang digunakan dalam men-desain. Selain itu, tipografi juga berfungsi untuk menciptakan kesatuan dari satu halaman ke halaman lainnya. Pada contoh gambar 1.4, halaman
spread dengan judul "A Delightful New Discovery"
sebenarnya merupakan lanjutan dari halaman yang berjudul "Literary Tourism in Ubud". Disini dikarenakan adanya penggunaan jenis tipografi yang berbeda sehingga membingungkan pembaca dan penggunaan penekanan pada tipografi yang kurang membuat kedua halaman tersebut seperti halaman yang berbeda. (Landa 2006, 58)
Gambar 3.6. Halaman 13 pada Rubrik InTransit Edisi Nov-Dec
Penggunaan jenis text type semi serif Aller Light oleh Dalton Maag Ltd dengan ukuran 12 pt dengan leading 13 pt untuk naskah yang panjang membuat tingkat kecepatan membaca seseorang menjadi berkurang dan mata menjadi cepat lelah. Menurut buku Tipografi dalam desain grafis, dalam desain tipografi, huruf serif memiliki kait yang dapat memudahkan mata dalam membaca dan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak sedangkan huruf sans serif akan membuat matta lebih cepat lelah (Sihombing 2001, 58). Selain itu, menurut buku Graphic Design Solutions 4thEdition, spasi antar baris yang sangat rapat dapat mempengaruhi tingkat keterbacaan dan kecepatan seseorang (Landa 2006, 58). Selain itu, majalah Venture menggunakan allignment rata kiri yang seringkali pada bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk irregular yang memberi kesan berantakan. Menurut buku
Basic Design Layout, rata kanan kiri layak digunakan untuk naskah yang panjang dan keteraturannya memberikan kesan bersih dan rapi (Ambrose & Harris 2005, 68).
Gambar 3.7. Rubrik Global Citizen
Tidak adanya indikator headline, decks, maupun sub-headline pada halaman Global Citizen disertai dengan penggunaan penekanan pada tipografi yang kurang sesuai. Selain itu, peletakkan bodytext yang kurang hierarki sehingga memecah flow dari halaman sebelumnya. Menurut buku Graphic Design Solutions 4th Edition, prinsip dasar dalam menstruktur juga berlaku pada desain
tipografi. Ketika mengatur tipografi, selain hierarki visual, harus dipertimbangkan juga dalam konsep kesatuan desain serta ritme. Kita dapat mengarahkan pembaca dari satu elemen tipografi ke yang lain dengan menggunakan hierarki visual serta ritme dengan mempertimbangkan ruang antara elemen dan membentuk suatu gerakan dari halaman sebelum ke halaman berikutnya. (Landa 2006, 63)
3. Elemen-elemen pada Majalah
Gambar 3.8. Halaman Spread pada Venture Feature
Pada majalah Venture sering ditemui tidak adanya deck seperti pada halaman spread. Dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu, deck berfungsi
sebagai pengantar sebelum seseorang membaca isi tulisan secara keseluruhan. Ciri-ciri dari deck biasanya berukuran lebih kecil dari judul tetapi tidak sekecil huruf pada isi body text. Keberhasilan suatu body text ditentukan oleh judul dan deck yang menarik, sehingga pembaca meneruskan keingintahuan akan informasi yang lengkap. (Safanayong 2006, 82)
Gambar 3.9. Halaman Spread pada Venture Feature
Selain deck, pada majalah Venture juga tidak adanya endmarks pada akhir artikel. Dalam buku Desain Komunikasi Visual Terpadu, simbol penutupan artikel atau endmark berfungsi sebagai tanda atau simbol akhir dari sebuah artikel. Hal ini berfungsi untuk meng-guide pembaca bahwa halaman berikutnya merupakan halaman yang berbeda dengan artikel sebelumnya. (Safanayong 2006, 82)
Gambar 3.10. Halaman Venture Feature pada Edisi Mei- Jun 2011
Pada majalah Venture, seringkali caption foto halaman sebelumnya selalu bergabung pada halaman berikutnya. Seperti contohnya pada gambar 1.8, pada halaman 50 ditemukan caption foto untuk halaman 46, 48 dan 49. Hal ini dapat membingungkan pembaca dan tidak efektif karena membuat pembaca harus kembali membalikkan halaman untuk mengetahui dimana foto itu diambil. Pada
umumnya, caption foto ada pada halaman dimana foto itu berada atau hanya 1 halaman sebelumnya tidak sampai 3 halaman sebelumnya.
4. Warna
Gambar 3.11. Halaman pada rubrik Do
Warna yang ditunjukkan pada majalah ini tidak teratur dan dapat dilihat pada halaman kiri paling atas merupakan divider tetapi pada halaman berikutnya menggunakan warna yang berbeda-beda bahkan menggunakan background warna hitam. Menurut buku Colors that sell, penggunaan warna yang terlalu banyak dan tidak teratur akan membuat desain menjadi tidak harmonis serta membingungkan pembaca (Morton 2004, 10). Menurut buku Magazine Design that Works, warna yang 'keras' akan menaburkan konsentrasi ketika membaca, sedangkan warna yang lembut kerap digunakan dalam majalah karena warna-warna tersebut netral dimata, sehingga tidak mengganggu tingkat keterbacaan majalah itu sendiri (King 2001, 74).
5. White Space
Gambar 3.12. Halaman pada Majalah Venture
Halaman-halaman artikel pada majalah Venture seringkali terjadi tulisan dan foto saling mendominasi. Menurut buku Magazine design that works, white space dapat membuat type dan foto menjadi lebih kuat. Serta membantu adanya jeda untuk 'bernapas' dalam membaca (King 2001, 54). Dalam buku The Vignelli Canon, adanya white space, menurunkan suatu ketegangan atau kerapatan dalam
suatu halaman sehingga memudahkan serta menimbulkan kenyamanan dalam membaca. Dengan adanya white space juga membantu menguide mata seseorang dalam membaca sebuah artikel serta menentukan hierarki setiap komponen yang ada dalam halaman tersebut. (Vignelli 2010, 92)
III.2.2. Analisa Kompetitor Majalah
Venture
merupakan
majalah
experential
travel
yang
menggunakan bahasa Inggris dan memiliki main feature yang selalu bergantian pada setiap edisinya antara internasional dan lokal, maka kompetitor langsung dari majalah Venture ialah majalah DestinAsian yang juga merupakan majalah travel berbahasa Inggris serta membahas daerah Asia serta luar negeri. Majalah DestinAsian yang juga terbit setiap dua bulan sekali memberikan informasi tentang travel tips serta ulasan travel journey di berbagai destinasi liburan. Majalah DestinAsian dijual dengan harga Rp 50.000,- di mana harga tersebut tidak terlampau jauh dengan majalah Venture serta majalah DestinAsian juga dijual ke Singapura, Malaysia, Hongkong, Filipina, serta Thailand.
Berikut tabel perbandingan kedua majalah tersebut: Majalah Venture
Ukuran (cm)
Ketebalan
Typeface
Grid
Target
Harga
Menengah 21.5 x 27.5
96 hal
10 type
(iklan 23 hal)
6 kolom
ke atas
Rp
(traveller &
45.000,-
turis) Tabel 3.1 Tabel Perincian Majalah Venture
Kompetitor
Ukuran
Ketebalan
Typeface
Grid
Target
Harga
21 x 27.5
156 hal
3 type
6 kolom
Menengah
Rp
ke atas
50.000,-
(iklan 43 hal)
(turis) Tabel 3.2 Tabel Perincian Majalah Kompetitor
Berikut beberapa kelebihan majalah kompetitor, DestinAsian, yang tidak dimiliki oleh majalah Venture:
Gambar 3.13. Cover DestinAsian pada tahun 2008
Gambar 3.14. Cover DestinAsian pada tahun 2011 - 2012
1. cover pada setiap edisi majalah DestinAsian memiliki kesinambungan seperti pada angle serta objek pada foto dan foto-foto yang ditampilkan oleh majalah DestinAsian memiliki kualitas yang lebih tajam dan menarik. 2. selain itu pada cover, penempatan headline pun mengikuti grid yang ada sehingga adanya kontinuitas pada setiap edisinya dan menjadi ciri khas tersendiri bagi majalah DestinAsian. 3. pengaturan teks dan foto pada cover pun tidak saling mendominasi tetapi bekerja secara kooperatif sehingga teks terbaca dan foto pun terlihat jelas sehingga dapat men-grab atensi pembaca.
Gambar 3.15. Halaman pada majalah DestinAsian
4. sistem layout yang mengikuti grid dengan baik dan menghasilkan visual yang enak dan tidak membingungkan dimata pembaca serta style yang sesuai dengan target market yang dituju oleh majalah DestinAsian. 5. penerapan white space serta pengaturan image sehingga tidak terjadinya overlapping antara image dan visual foto menimbulkan hierarki visual yang baik. 6. penerapan allignment yang sesuai dengan kebutuhan. Ketika pada feature yang memiliki naskah yang panjang, maka allignment yang dipakai ialah rata kiri-kanan. Namun, apabila di halaman departemen, maka allignment yang digunakan ialah rata kiri. Kombinasi ini digunakan untuk menciptakan kedinamisan dan menghindari desain yang monoton.
Gambar 3.16. Halaman pada majalah Venture
7. pembatasan penggunaan typeface membuat majalah DestinAsian memiliki kesinambungan desain pada setiap halamannya dan pengaturan yang sesuai pada penggunaan typeface pada feature maupun departemen. Apabila pada naskah yang panjang, DestinAsian akan menggunakan jenis serif untuk body text, namun ketika pada naskah yang pendek maka akan jenis type yang digunakan ialah sans serif. 8. halaman-halaman
artikel
pada
majalah
DestinAsian
biasanya
berlatarbelakang putih untuk menghindari dominasi warna yang keras dan menggunakan fotografi sebagai peng-grab atensi pembaca karena warna dari foto pun sudah menimbulkan mood tersendiri bagi pembacanya. 9. memiliki rubrik checking in yang memuat travel tips dan membahas informasi hotel secara lengkap serta rubrik artist's impression yang
membuat pembaca dapat melihat sebuah destinasi melalui suatu karya seni. Kedua rubrik ini tidak dimiliki oleh majalah Venture. 10. pendistribusian majalah DestinAsian yang lebih luas dibanding majalah Venture dan majalah DestinAsian sudah terbit sejak tahun 2005.
Selain itu, kompetitor tidak langsung dari majalah Venture ialah majalah Jalan-jalan, majalah Tamasya dan majalah TravelXpose yang memiliki target market yang sama dengan majalah Venture dan majalah-majalah tersebut menggunakan bahasa Indonesia. Majalah-majalah tersebut juga membahas mengenai negara-negara di Asia serta luar Asia. Namun, baik kompetitor langsung maupun tidak langsung memiliki konsep pendekatan dengan gaya bahasa yang sama dalam memberikan informasi kepada pembaca. Berbeda dengan majalah Venture yang menggunakan konsep cerita pengalaman berwisata dalam memberikan informasi secara lengkap dari sudut budaya hingga kuliner.
III.3. Analisa Produk Majalah pada dasarnya merupakan salah satu media massa cetak yang ditujukan pada khalayak ramai untuk mempublikasikan sesuatu. Begitupula dengan majalah Venture sebagai majalah experential travel pertama yang ingin membagikan pengalaman wisata yang dialami oleh para kontributor. Selama perjalanannya, majalah Venture memiliki beberapa tantangan dan peluang yaitu: 1. Tantangan Beragamnya majalah travel yang sudah ada serta banyaknya juga buku-buku yang bertemakan perjalanan menjadi tantangan terbesar bagi
majalah Venture untuk mempertahankan kualitasnya agar menjadi lebih unggul dibanding majalah yang lain. Dengan melakukan promosi serta menampilkan desain yang segmented dan menarik diharapkan majalah Venture dapat menyampaikan pesan ke para pembacanya di Indonesia maupun di Singapura, Malaysia dan Thailand. Sebagai majalah experiential travel pertama di Indonesia yang memiliki visi untuk mengenalkan Indonesia kepada para ekspaktriat maka majalah Venture harus tetap menjaga kepercayaan yang diberikan para pembaca serta menjaga konsistensinya dalam visual sehingga tidak kalah dengan kompetitor.
2. Peluang Majalah Venture merupakan majalah experential travel pertama di Indonesia dan memiliki Editor in Chief, Trinity, yang pernah mengeluarkan buku The Naked Traveler serta terpilih menjadi "Heroine for Indonesian tourism" dan "Indonesia Leading Travel Writer" oleh Indonesia Travel & Tourism Awards, Jakarta, 21 Oct 2010, sehingga banyak pembaca yang percaya akan mengenai pengalaman berwisata yang diberikan oleh majalah Venture dan mengikuti jejak Trinity di majalah Venture. Selain itu, majalah Venture sejak bulan July 2010 mulai memasarkan majalahnya di Singapura, Malaysia dan Thailand sehingga sesuai dengan visinya dapat memperkenalkan Indonesia di mata ekspaktriat dan menjadi sumber yang banyak merampung informasi dari sudut pandang yang tidak biasa. Secara tidak langsung, majalah Venture
menempatkan dirinya sebagai perantara antara pembaca dan traveller yang ingin melakukan wisata dengan sudut yang berbeda serta mendapatkan informasi yang unik melalui cerita yang diberikan para kontibutornya. Dengan peluang yang demikian, majalah Venture dapat melakukan tugasnya menjadi majalah yang memberikan informasi secara lengkap melalui gaya penulisan dengan cerita pengalaman dan membantu pertumbuhan destinasi liburan di Indonesia.
III.4. Manfaat Manfaat
yang diharapkan dari majalah
Venture ialah pembaca
memperoleh informasi berdasarkan cerita pengalaman berwisata dari para kontributor dan melihat sisi lain dari suatu destinasi baik dari kuliner hingga kebudayaannya. Selain itu, diharapkan dengan adanya majalah ini dapat menginspirasi para pembaca untuk melakukan travel lebih dalam dan mengunjungi tempat-tempat yang tidak biasanya dikunjungi turis.
Dengan adanya pembuatan alternatif desain pada majalah Venture, diharapkan manfaat diatas dapat ditunjang dengan elemen-elemen desain yang sesuai pada majalah tersebut seperti misalnya, kenyamanan maupun kemudahan membaca karena didukung dengan layout yang baik dan adanya elemen-elemen desain yang sesuai. Selain itu, dengan adanya alternatif desain pada majalah ini diharapkan juga mampu meningkatkan kesadaran dari target pasar mengenai brand majalah Venture sebagai majalah experential travel pertama di Indonesia.
III.5. Hasil Analisa Dari hasil wawancara serta analisa yang telah dilakukan oleh penulis dapat disimpulkan bahwa majalah Venture merupakan majalah yang berdasarkan personal experience pertama di Indonesia dengan target pasar kelas sosial menengah ke atas dan ditujukan kepada traveller. Visual yang ingin ditampilkan adalah kesan yang elegan, personal dan tidak membosankan dengan harapan bisa mendukung konsep dari majalah Venture yang merupakan majalah experiential travel. Kompetitor langsung dari majalah Venture ialah majalah DestinAsian serta kompetitor tidak langsung ialah majalah Jalan-jalan, Tamasya, TravelXpose dan TravelClub. Kendala yang dialami pada Majalah Venture pun dari sisi fotografi karena foto-foto tersebut diambil langsung tanpa mengambil dari sumber lain sehingga menemukan kesulitan ketika di layout.