BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pemerintah
dalam
upaya
pemerataan
layanan
pendidikan
untuk
menuntaskan wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang berkualitas bagi semua anak di Indonesia mempunyai makna yang strategis. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 002/U/1986, pemerintah telah merintis pengembangan sekolah penyelenggara pendidikan inklusif yang melayani Penuntasan Wajib Belajar bagi seluruh peserta didik yang berkebutuhan khusus. Hal ini dimaksudkan untuk mencerdaskan bangsa yang selaras dengan adanya pesan dari “Pendidikan Untuk Semua” dan menjadi salah satu usaha meningkatkan
partisipasi
anak-anak
bersekolah
(pemerataan
kesempatan
pendidikan) termasuk Anak Berkebutuhan Khusus (Kustawan, 2012:1). Undang Undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 dan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional bab IV pasal 5 ayat 1, menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual dan/ atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus (Kustawan, 2012:2). Hal tersebut menunjukkan bahwa anak yang memiliki hambatan, kelainan dan/ atau memiliki kemampuan potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak pula memperoleh kesempatan yang sama dengan anak normal dalam layanan pendidikan.
1
2
Penderita Anak Berkebutuhan Khusus di berbagai belahan dunia menunjukkan angka yang bervariasi. Tahun 2013 jumlah Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia mencapai 300.000 jiwa dan lebih dari 112.000 adalah penderita autis (Mutaqqir, 2013). Khusus di daerah Batu, Jawa Timur jumlah Anak Berkebutuhan Khusus mencapai 114 anak dan 7 di antaranya penderita autis (Dinas Pendidikan Kota Batu, 2013). Realita di masyarakat kebutuhan pendidikan bagi anak penyandang autis tidak sama dengan kebutuhan pendidikan anak normal. Kurikulum pendidikan yang disiapkan pada umumnya bersifat individual. Namun dengan keberadaan pendidikan sekolah inklusi, anak-anak autis mampu bersaing dengan anak normal. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SDN Junrejo 01 Kota Batu, guru selalu membuat sendiri soal ulangan yang akan diberikan pada anak autis yang disamakan dengan Anak Berkebutuhan Khusus lain maupun anak reguler. Guru hanya melihat nilai akhir dari hasil ulangan tes tulis UTS atau UAS untuk pengisian raport. Dampak dari jenis tes tulis ini para orang tua tidak mengetahui seberapa besar perubahan yang sudah terjadi pada anak. Orang tua hanya melihat angka yang muncul di raport anak, tanpa mengetahui bagaimana proses kemapuan akademik. Bagi orang tua yang memiliki anak autis, perubahan proses sosialisasi serta proses pembelajaran anak lebih diutamakan. Semakin banyak gejala gangguan autis pada anak, menimbulkan keprihatinan bagi orang tua, bidang kesehatan serta pendidikan. Beberapa cara telah dicoba oleh berbagai pihak untuk membantu anak penyandang gangguan autis. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendirikan pusat-pusat terapi autis dan sekolah-sekolah untuk Anak Berkebutuhan Khusus. Hal ini
3
bertujuan untuk membentuk perilaku positif dan mengembangkan kemampuan lain yang terhambat, misalnya bicara, kemampuan motorik dan daya konsentrasi (Sampurna, 2004:2). Delay & Deinaker dalam Bandi Dhelpine (2006:121) menyatakan: Autis syndrome merupakan kelainan yang disebabkan adanya hambatan pada ketidakmampuan berbahasa yang diakibatkan oleh kerusakan otak. Anak autis mengalami kelainan dalam berbicara, gangguan pada intelektual serta pada saraf. Kualitas komunikasi pada anak autis menjadi sangat buruk, sehingga tidak mampu menganalisis dan memahami sistem komunikasi manusia. Kemampuan bicara mengalami keterlambatan, bahasa yang tidak lazim selalu diulang-ulang, dan tidak nampak usaha dari si anak untuk berkomunikasi dengan lingkungan sekitar. Anak autis juga kurang berbagi rasa terhadap perasaan orang di sekitar dalam hal hubungan antar teman sepergaulan serta perilaku berkomunikasi. Berdasar uraian di atas, peneliti bermaksud melakukan penelitian berjudul “Penggunaan Dokumentasi Portofolio sebagai Penilaian UTS pada Anak Autis di Sekolah Inklusi SDN Junrejo 01”. Penelitian ini menawarkan jenis penilaian berbasis kegiatan sehari-hari yaitu portofolio. Portofolio adalah kumpulan karya peserta didik yang disusun secara sisitematis dan terorganisir sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah dilakukan dalam kurun waktu tertentu (Sanjaya, 2008:196). Guru dapat melihat perkembangan kemampuan peserta didik, baik dalam aspek pengetahuan, sikap, maupun ketrampilan sebagai bahan penilaian melalui hasil karya peserta didik. Portofolio memberikan solusi dalam penilaian UTS untuk Anak Berkebutuhan Khusus terutama anak autis sehingga guru dapat memberikan penilaian secara obyektif berdasarkan data yang diperoleh sesuai dengan keadaan peserta didik dalam setiap hari. Guru harus dapat merancang sebuah pembelajaran yang efektif bagi semua peserta didik termasuk Anak Berkebutuhan Khusus dalam setting sekolah inklusi.
4
Guru akan membutuhkan sebuah informasi yang lengkap dari peserta didik khususnya peserta didik yang mengalami gangguan fisik, mental, emosi dan perilaku termasuk anak autis dalam proses pembelajaran. Agar semua pihak yang terkait dalam proses pembelajaran anak autis mengenal dan memahami, maka diperlukan sebuah penilaian yang menjawab aktivitas belajar anak selama di sekolah. Penelitian ini bertujuan
memberikan solusi alternatif proses penilaian
UTS untuk Anak Berkebutuhan Khusus terutama anak autis yang berada di sekolah inklusi. Kepribadian anak autis berbeda dengan anak lain dalam hal berkomunikasi dalam proses pembelajaran. Diharapkan hasil penilaian untuk anak autis bisa seobyektif dengan pemanfaatan penilaian portofolio, mengingat tahap perkembangan anak autis berbeda dengan anak normal.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan dokumentasi portofolio sebagai penilaian UTS pada anak autis di sekolah inklusi SDN Junrejo 01? 2. Apa faktor pendukung dan penghambat penggunaan dokumentasi portofolio sebagai penilaian UTS pada anak autis di sekolah inklusi SD Junrejo 01?
5
1.3
Tujuan Penelitian Sesuai masalah yang dikemukakan di atas, yaitu tentang pelaksanaan
penilaian untuk anak autis di SD Junrejo 01, maka peneliti bertujuan untuk: 1.
Mendeskripsikan dan menganalisis penggunaan dokumentasi portofolio sebagai penilaian UTS pada anak autis di sekolah inklusi SDN Junrejo 01.
2.
Mendeskripsikan dan menganalisis faktor pendukung dan faktor penghambat penggunaan dokumentasi portofolio sebagai penilaian UTS pada anak autis di sekolah inklusi SDN Junrejo 01.
1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan mempunyai manfaat atau kegunaan dalam perkembangan pendidikan baik teoritis maupun praktis. 1.4.1 Manfaat Teoritis Memberikan informasi tentang penggunaan dokumentasi portofolio pada anak autis. Untuk itu perlu diadakan kajian-kajian tentang kendala dalam pemberian penilaian pada anak autis di sekolah inklusi. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Orang tua a.
Dapat mengetahui tahap kemampuan berfikir anak di kelas inklusi sesuai tahap perkembangan yang telah dialami anak
6
b.
Kemampuan anak tetap bisa di monitoring oleh orang tua sehingga orang tua bisa ikut terlibat dalam pengisian nilai raport
2. Guru a.
Dapat memberikan penilaian yang seobyektif mungkin sesuai tingkat kemampuan anak autis
b.
Nilai-nilai yang di tulis di raport sesuai dengan data yang ada sehingga
akan
ada
grafik
yang
nyata
dari
tahap
perkembangan peserta didik 3. Anak Berkebutuhan Khusus terutama autis a.
Kelebihan anak akan tampak tanpa harus ada kesan minder dalam proses belajar karena keterbatasan yang dimiliki
b.
Anak merasa tidak terpaksa dengan proses pembelajaran yang telah dilakukan
4. Sekolah. a.
Dapat menghantarkan anak-anak autis sesuai dengan kemampuan, minat dan bakat anak
b.
Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa Anak Berkebutuhan Khusus juga memiliki potensi hidup yang lebih baik untuk masa depan
1.5 Batasan Istilah Penelitian ini dilakukan di sekolah inklusi SDN Junrejo 01 Kota Batu pada anak autis di kelas IV. Terkait dengan permasalah di atas, maka penelitian ini
7
berpusat pada penilaian UTS menggunakan dokumentasi portofolio dalam kegiatan pembelajaran di sekolah inklusi tahun ajaran 2013/2014.
1.6 Definisi Operasional Untuk menjelaskan maksud dan tujuan penelitian, maka ditegaskan pengertian yang terdapat dalam variabel penelitian yaitu: a. Penilaian adalah prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang prestasi atau kinerja peserta didik (BNSP dalam Arifin, 2009:10). b. Autis adalah anak yang mengalami gangguan emosional, serta ditandai dengan adanya gangguan dan keterlambatan dalam bidang kognitif, bahasa, perilaku, komunikasi dan intraksi sosial (Fadhil, 2010:18). c. Dokumentasi portofolio adalah koleksi pekerjaan selama kurun waktu tertentu yang memperlihatkan pertumbuhan dan kemajuan belajar peserta didik tentang hasil belajar yang telah diidentifikasi (Sujiono, 2010:9) d. Penggunaan penilaian portofolio pada anak autis merupakan penilaian yang disesuaikan dengan anak yang fleksibel, dilakukan secara berkelanjutan , autentik dan komperhensif (Sunanto.et all, 2004:87). e. Faktor pendukung penggunaan portofolio sebagai penilaian untuk anak autis jika portofolio mampu menjawab perkembangan belajar anak selama kurun waktu tertentu. f. Faktor penghambat penggunaan portofolio sebagai penilaian anak autis jika terjadi perubahan mood anak sehingga hasil dari proses pembelajaran kurang maksimal.