FRATER CMM 1/17
| INVENTARIS WARISAN-CMM | PENGAMPUNAN | YAYASAN DON BOSCO MANADO | 100 TAHUN MENINGGAL FRATER ANDREAS
DAFTAR ISI RUMUSAN MISI Belas kasih berlaku di segala zaman dan di setiap tempat. Belas kasih merupakan inti setiap agama di dunia: agama Hindu, Budha, Yahudi, Kristen dan Islam. Gerakan belas kasih meninggalkan jejaknya dalam sejarah. Pelbagai bentuk penampilan belas kasih merupakan ungkapan masyarakat tempat lahirnya belas kasih dan spiritualitas yang mendukungnya. Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih, berakar dalam semangat belas kasih Kristiani.
Perumpamaan tentang anak yang hilang, Rembrandt. 2
KOLOM PEMIMPIN UMUM
4
TENTANG FRATER ANDREAS
5
TERBITAN Frater CMM, {sebelumnya Ontmoetingen (Encounters)}, adalah majalah triwulan Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih (Frater CMM). Langganan gratis (dapat diminta pada alamat Kontak di bawah ini). ISSN 1877-6256. Staf Redaksi: Nathalie Bastiaansen (pemimpin redaksi), Fr. Edward Gresnigt, Fr. Ad de Kok, Bpk. Peter van Zoest (redaktur pelaksana) Penerjemah: Fr. Ronald Randang, Fr. Norbertus Banusu, Fr. Agustinus Nai Aki, Fr. Rofinus Banunaek, Fr. Wilfridus Bria, Fr. Benyamin Tunggu. Desain dan layout: Heldergroen (www.heldergroen.nl) Dicetak oleh: 4idea Printing Office: Jl. Garuda 271, Pringwulung, Yogyakarta Telp / WA : (+62)821.3430.6776 Email:
[email protected] Web: www.4ideaprint.com Kontak: Frater CMM Jalan Ampel 6/10, Papringan Yogyakarta 55281 E-mail:
[email protected] Website: www.cmmbrothers.org Kontribusi sukarela sebagai mengganti ongkos cetak/ kirim sangat dihargai, silakan transfer melalui: BCA KCU Yogyakarta no. rek.: 0375600990 a.n. Martinus Max Mangundap/Emarius Gulo Foto sampul depan: Teks doa peringatan 100 tahun meninggal pelayan yang pantas dihormati, Frater Andreas van den Boer. Teks doa didistribusikan dalam empat bahasa (Belanda, Inggris, Indonesia dan Portugis) juga tersedia di: Kantor Frater Andreas: Gasthuisring 54, 5041 DT Tilburg, Belanda, e-mail: w.spannoutlook.com (foto: Peter van Zoest). Foto sampul belakang: Patung Vinsensius de Paul, Lourdes (foto: Frater Ad de Kok).
INVENTARIS WARISAN-CMM
6
PENGAMPUNAN
9
YAYASAN DON BOSCO MANADO
10
DARI STAF REDAKSI Kongregasi pada tahun ini memperingati 100 tahun meninggal calon-Terberkati Frater Andreas van den Boer. Edisi majalah Frater CMM kali ini terutama memuat beberapa kegiatan seputar peristiwa ini yang terjadi di berbagai tempat. Ada dua peristiwa penting yang terjadi pada tahun ini sebagaimana dimuat dalam majalah terbitan terakhir tahun 2016. Mulai tahun 2017 majalah Frater CMM akan terbit sebanyak tiga kali, berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu empat kali; demikian juga dengan jumlah halaman dari 24 menjadi 20. Kongregasi memandang perlu melakukan penghematan demi keberlanjutan majalah dan sebagai cetakan percobaan sehingga ukuran kertas pun lebih ringan dibandingkan dengan edisi tahun sebelumnya. Kepada pihak terkait dan mereka yang tertarik akan informasi akan tetap merasakan sesuatu yang hidup dalam Kongregasi walau terjadi perubahan. Tahun baru diawali dengan wajah baru dan lembaran baru dengan topik ‘Lihatlah sesamaku’. Topik ini merupakan judul lagu Kongregasional yang diciptakan oleh Henk Jongerius dan musik oleh Jan Raas dalam rangka memperingati 150 tahun berdirinya Kongregasi pada tahun 1994. Lagu ini masih tetap dipakai dan sering dinyanyikan dalam perayaan-perayaan Kongregasional baik dalam bahasa Belanda, Inggris, Indonesia dan Portugis. Syair lagu ini mengekspresikan gambaran karisma frater CMM yaitu belas kasih dan persaudaraan yang harus dihidupi hari demi hari. Apa yang telah dilakukan oleh frater asal Kenya, Elijah Agilo merupakan sebuah bentuk yang dimasukan dalam terbitan kali ini dan disimpulkan sebagai ajakan ‘Mari lebih dekat dengan sesama kita’.
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
12
100 TAHUN MENINGGAL FRATER ANDREAS
15
BERITA SINGKAT
16
IN MEMORIAM
18
‘LIHATLAH SESAMAKU’
19 3
KOLOM PEMIMPIN UMUM
“Kolaborasi bukan merupakan sebuah tujuan, melainkan sebuah bentuk hidup.” Kutipan ini saya petik ketika menghadiri pertemuan Komite Eksekutif Keluarga Vinsensian Internasional yang berlangsung di Philadelphia, Amerika Serikat pada bulan Januari tahun ini. Kongregasi kita memiliki dua patron yaitu Santa Maria dan Santo Vinsensius de Paul. Merupakan berkat bagi kita karena sejak 8 Desember 2015 sampai 20 Desember 2016 ditetapkan sebagai ‘Tahun Belas Kasih’ dan bagi kita sangat erat kaitannya dengan Maria Bunda Berbelas kasih. Pada tahun ini kita juga memperingati ‘400 Tahun Karisma Vinsensius’ dan saya melihatnya sebagai sebuah Penyelenggaraan Ilahi. Tahun 1617 Vinsensius de Paul berjumpa dengan seseorang yang membutuhkan bimbingan rohani yang juga bersentuhan langsung dengan orang miskin dan sakit. Peristiwa ini menjadi tonggak awal perjalanan hidup spiritualnya dan terjadilah kolaborasi. Perkumpulan Putri Kasih, Kongregasi Misi dan Suster Putri Kasih masing-masing memiliki bentuk tersendiri dalam karya pelayanan baik secara spiritual dan dalam pelayanan membantu orang miskin. Agar semua bisa berfungsi kita membutuhkan kaki, mata, telinga dan anggota tubuh lainnya. Keluarga Vinsensian bagaikan sebuah tubuh dan masing-masing bagian saling berkaitan. Yubileum tahun ini mengundang kita untuk berhenti sejenak pada bagian tubuh dimana kita berada. Siapa saya? Kapan saya menjadi mata: apa dan siapa saya bisa melihat? Kapan saya menjadi kaki: kepada siapa saya berjalan? Kapan saya menjadi tangan: kapan saya bisa mengatasi situasi?
4
Kita perlu tahu dan menyadari bahwa kita adalah satu tubuh yang saling membutuhkan. Memberi perhatian kepada orang miskin, menjadi lebih dekat, menawarkan bantuan, mendengarkan riwayat mereka, menyuarakan mereka yang tak bersuara; dengan demikian kita disatukan dari berbagai anggota tubuh yaitu Kristus sendiri. Dunia dimana kita hidup terdapat para pengungsi, tuna wisma, kemiskinan dan kekeruhan politik. Sebagai keluarga Vinsensian kita diharapkan untuk lebih dekat dan menyuarakan seruan mereka, karena mereka sendiri kurang didengar oleh pihak yang berwenang. Tidak hanya cukup memberi makan kepada yang lapar bila kita tidak mengubah sistem yang menyebabkan kemiskinan. Bersama kita melihat jalan terbaik untuk melakukan perubahan-perubahan yang diharapkan. Vinsensius sendiri mengatakan kita harus membantu orang miskin dengan berbagai cara baik secara pribadi atau dengan bantuan orang lain. Maksud yang sama kita temukan dalam Konstitusi: “Dibandingkan dengan besarnya kebutuhan yang ada di sekitar kita, sedikit sekali yang dapat kita lakukan sebagai kelompok kecil. Tugas kitalah berkarya dengan tekun, bersama dengan orang lain menuju masa depan yang lebih baik” (Konst. I, 184, 187). Pewawancara: Nathalie Bastiaansen
TENTANG FRATER ANDREAS
RELASI DENGAN YANG PALING LEMAH Sejumlah siswa selalu mengalami kehilangan di sekolah berasrama seperti Ruwenberg. Apa yang bisa dilakukan oleh guru atau pengawas menghadapi situasi seperti ini? Frater Andreas dapat melakukan sesuatu: ia dapat memberikan perhatian personalnya. Ia adalah salah seorang guru yang melakukannya secara konkrit. Ruwenberg: kanan kita melihat Frater Andreas yang tidak memperhatikan kamera; ia memperhatikan siswanya.
Hal-hal kecil dapat membantu membangun hidup manusiawi di sebuah sekolah berasrama. Ketika membaca kenangan alumni asrama patut dicatat bagaimana mereka mengaitkannya dengan hal-hal kecil. Frater Andreas selalu bersama mereka dan memberi perhatian ketika terjadi kehilangan. Ia mengajar di sekolah bersama frater Amatus dan ruang kelas mereka berdekatan. Ada hal yang selalu diingat: “…anak-anak mengalami banyak kehilangan di asrama khususnya mereka yang baru. Kita tidak dapat berperan seperti ibu mereka; kita harus mencoba lebih dekat, dengan berperan sebagai ayah.” Frater Andreas mencoba untuk lebih dekat dengan anak laki-laki dan menerima mereka sebagai sahabat. Berbagai alasan anak-anak menjadi takut dan merasa tidak aman. Mereka merasa kesepian dan dan tak ada yang memahami; mereka berjuang bersama kelompok mereka, berjuang dalam studi akademik, mereka mempunyai masalah dengan guru tertentu dan mereka mengalami perlakuan yang tidak adil. Frater Andreas selalu mendengar dengan setia keluhankeluhan yang disampaikan dan mencoba mendorong serta meyakinkan mereka. Ia sangat tegas bila ada hal berhubungan dengan aturan namun begitu baik dalam memberikan perhatian melalui relasi personalnya. Hal yang patut dicatat bahwa melalui pendekatan yang sungguh akan menjamin rasa kemanusiaan dan
perhatian ini justru datang dari seorang yang memiliki keterbatasan dalam menegakkan aturan sekolah secara menyeluruh. Suatu ketika rekan-rekan kerja Frater Andreas mengeluh karena ia dianggap seorang guru yang tidak tegas dan tidak mampu menjaga ketertiban kelas. Frater Paschasius memperhatikan: “Ada yang mengatakan kala itu: ‘Frater Andreas adalah orang suci, tak akan ada yang kacau bila kita memiliki banyak orang suci seperti dia. Banyak hal akan terasa begitu berat, namun kita mau melakukannya.’” Sebagian guru dan siswa turut mendukung demi mempertahankan yang terbaik. Mereka mendapat berbagai penghargaan, pujian dan sangat dihormati. Frater Andreas merasa tidak cocok dengan sikap seperti itu; ia memberi perhatian kepada yang paling lemah. Prinsip memberi perhatian kepada yang paling lemah dalam masyarakat tetap menjadi nilai utama bagi Kongregasi. Bukan merupakan sesuatu yang eksklusif bagi Frater Andreas, melainkan semua frater belajar memelihara nilai utama ini. ‘Gerakan Belas Kasih’ yang dimulai tahun 2000 membuat sebuah slogan berbunyi: ‘Seseorang dapat menentukan kualitas masyarakat dilihat dari cara masyarakat membangun relasi dengan yang paling lemah’. Charles van Leeuwen 5
BELANDA
INVENTARIS WARISAN-CMM Tahun 2016, dilakukan inventarisasi warisan Kongregasi Frater CMM di Generalat dan pusat perawatan Joannes Zwijsen di Tilburg, Belanda. Dewan Umum telah menugaskan Museum Catharijneconvent Utrecht, Belanda, untuk mengambil alih inventaris ini. Mengantisipasi perkembangan di masa yang akan datang, inventarisasi semacam ini perlu dilakukan agar jelas, mana yang seharusnya dipertahankan dan mana yang tidak. Selain itu perlu digarisbawahi betapa pentingnya inventaris semacam ini memiliki registrasi ilmiah melalui database museum. Joost van Hest melakukan inventarisasi dan menyampaikan laporannya.
Sejak tahun 2012 departemen museum ‘Erfgoed in Kerken en Kloosters’ (‘Peninggalan Gereja dan Biara’) meregistrasi warisan budaya gereja dan biara Belanda. Dengan peralihan tugas ini pihak departemen melanjutkan Stichting Kerkelijk Kunstbezit in Nederland (Yayasan Peninggalan Seni Gereja di Belanda). Karyawan memetakan barang-barang dan memberikan pandangan mereka akan pentingnya warisan ini.
Kriteria Berbagai proses penilaian telah dilakukan ketika para karyawan diminta untuk memetakan arang-barang rohani. Namun demikian, pentingnya memiliki standar yang tepat guna menentukan barang mana yang masih penting untuk dipertahankan. Dokumen Handreiking roerend religieus erfgoed (2011) (Buku Pegangan tentang Warisan Bergerak {2011}) mencantumkan kriteria tersebut. Setiap orang dapat menetapkan nilai aktual benda tersebut berdasarkan acuan. Ini berarti bahwa pengalaman dan emosional sangat penting: apa makna suatu obyek bagi komunitas religius sendiri? Ketika kita mencari nilai historis, kita mencari maknanya dalam sejarah umum, sejarah gereja, dan sejarah seni. Apakah sebuah obyek menceritakan sesuatu tentang sejarah sebuah biara, paroki, atau persaudaraan? Apa nilai seninya? Kita juga harus melihat apakah obyek itu langka atau merupakan bagian dari suatu paduan seni. Sebagai contoh, kita ingin pastikan saat melihat Gesamtkunstwerk (sebagian dari keseluruhan karya seni besar) ini, seperti kita lihat 6
pada interior neo-Gothic yang sempurna, atau kita kaitkan dengan orkes yang muncul kemudian seiring dengan perjalanan sejarah.
Koleksi inti Nilai barang yang ditetapkan merupakan penentuan akhir. Obyek-obyek yang paling penting menjadi bagian dari koleksi inti. Penting bahwa semuanya tersimpan di tempat semula atau yang merupakan warisan biara, diberi kode khusus pada bagian ordo religius atau kongregasi. Apabila sesuai barangbarang akan menjadi bagian dari koleksi museum atau dipindahkan ke pusat warisan. Di Belanda orang bisa mengetahui pusat-pusat seperti Katholiek Documentatie Centrum (Pusat Dokumentasi Katolik) di Nijmegen, Erfgoedcentrum Nederlands Kloosterleven (Pusat warisan religius Belanda) di Sint Agatha. Bagian kurang penting yang menampilkan ‘ciri gerejawi’ atau berhubungan dengan agama dapat ditempatkan pada situs museum, Vraag en Aanbod Religieuze Voorwerpen (Pemasokan dan permintaan objek Religius). Institusi gereja hanya memiliki akses ini dan sangat sukses. Terlepas dari kenyataan bahwa banyak gereja telah ditutup, namun sekitar 90 % benda yang ditemukan ditempatkan di Vraag en Aanbod. Benda-benda tersebut juga dimasukkan ke database Catharijneconvent (Museum Catharijnecovent). Administrator gereja dan pemilik warisan dapat mengakses sistem registrasi secara online. Registrasi merupakan pilihan tepat dan bertanggung jawab
‘Catatan perubahan alamat’ sekitar tahun 1935. guna mempertahankan pengetahuan akan sejarah seni dan budaya. Berbagai Kongregasi dan biara-biara menginginkan cara ini sehingga gambaran tentang Kongregasi menjadi sungguh jelas. Sebagai contoh, dengan bentuk ini dapat dilihat perbedaan warisan antara Jesuit dengan para frater..
Eksplorasi Penilai warisan budaya para frater menemukan banyak benda yang berasal dari rumah induk dan dari rumah-rumah frater lainnya. Di Generalat mereka meneliti tempat-tempat umum seperti kapel, ruang kapitel, dan koridor. Mereka juga meneliti taman dan di bagian fasilitas perawatan rumah Joannes Zwijsen tempat para frater tinggal. Di loteng Generalat tersimpan banyak obyek sejarah. Para petugas telah mensurvei seluruhnya dan mulai memprioritaskan serta menentukan benda mana yang memiliki nilai penting. Dengan proses ini maka benda-benda dengan nilai historis budaya yang relatif rendah seperti sensor, salib prosesi, atau papan teks kanon Misa tidak dimasukkan.
Kultur biara Lukisan sekitar tahun 1935 berfungsi sebagai ‘penentu perubahan alamat’. Ini kelihatan tidak terlalu penting pada awalnya. Leo van Grinsven menandai gambar ini. Ini menunjukkan beberapa frater membawa tempat tidur, panci dan wajan dalam perjalanan ke rumah frater yang baru. Seniman ini adalah seorang ilustrator untuk ‘Drukkerij van het R.K. Jongensweeshuis’ (‘Gedung Percetakan Panti Asuhan Katolik Roma’) yang didirikan oleh para frater. Dengan ini maka kita dapat memberikan nilai historis budaya. Nilainya bertambah secara signifikan karena gambar tersebut sungguh mencerminkan peristiwa antara Perang Dunia Pertama dan Kedua, dan memberikan beberapa gambaran tentang keadaan biara pada tahun-tahun itu. Bahkan sebagian dari ini merupakan sesuatu yang langka, meskipun para peneliti tidak bisa memastikan rumah frater mana yang berkaitan dengan peristiwa ini. Barang-barang tersebut tetap merupakan dokumen penting. Mereka melihat dan meyakinkan bahwa ini termasuk dalam koleksi inti. Karena merupakan pengecualian, tentu 7
Internationaal BELANDA
mereka mempertimbangkannya untuk memindahkan ke Erfgoedcentrum Nederlands Kloosterleven di Sint Agatha.
Zwijsen Di loteng Generalat para peneliti menemukan warisan Joannes Zwijsen dan barang-barang ini amat penting. Kongregasi memiliki berbagai potret/ lukisan serta patung-patung miliknya. Mereka memperlihatkan beberapa bagian yang berasal dari ruangan Joannes Zwijsen, yang adalah rumah induk pada saat itu sebelum dibongkar. Obyek-obyek itu termasuk memperlihatkan acara penyambutannya di rumah induk ketika terjadi percobaan pembunuhan di Huize Gerra (Rumah Gerra) tahun 1863. Zwijsen juga memiliki empat litograf (ukiran batu/logam), yang memvisualisasikan kisah Denis-Auguste Affre,
Uskup Agung Paris. Uskup yang berkomitmen pada bidang sosial ini meninggal saat revolusi tahun 1848. Awalnya para peneliti berpikir bahwa mereka berurusan dengan beberapa litograf yang sering ditemukan di dinding kamar dan koridor di sebuah biara. Penelitian mereka menjelaskan bahwa barangbarang tersebut menggantung di kamar Zwijsen. Tema yang terkandung di dalamnya membantu kita memahami apa yang memotivasi Zwijsen. Uskup Paris itu jelas sangat menginspirasinya. Penerbit juga memberikan kontribusi penting melalui penulisan sejarah emansipasi Katolik di Belanda di mana Zwijsen memainkan peran penting. Awalnya barang-barang ini tampaknya tidak terlalu penting namun menjadi jelas dan memiliki nilai yang harus dijaga. Joost van Hest
Ilustrasi litograf kehidupan Denis-Auguste Affre, Uskup Agung Paris. 8
KENYA
PENGAMPUNAN Manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah (Kej. 1: 26-27). Hal itu tidak berarti bahwa kita manusia sempurna. Kita memiliki banyak peluang, namun kita juga melakukan kesalahan. Dalam relasi dengan saudara-saudarinya manusia pada saat tertentu mengalami hal yang tidak baik, tidak bersahabat atau saling bermusuhan yang mengakibatkan perpecahan. Kita membutuhkan orang lain agar kita sungguh menjadi diri sendiri. Tidak dapat disangkal bahwa dari waktu ke waktu dapat terjadi kesalahpahaman atau perselisihan dalam sebuah komunitas; namun sebaiknya jangan pernah membayangkan adanya kebencian atau terkurung pada prasangka buruk. Boleh marah tapi jangan berbuat dosa. Janganlah matahari terbenam sebelum padam amarahmu. “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, dimana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. …saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu” (Ef. 4: 26-32). “Sabarlah seorang terhadap yang lain, dan ampunilah seorang akan yang lain, apabila yang seorang menaruh dendam terhadap yang lain, sama seperti Tuhan telah mengampuni kamu perbuat jugalah demikian. Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan” (Kol. 3: 13-14). Dan “Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk” (Rom. 12: 14).
Pengampunan mempersatukan kita pada saatsaat senang dan pada saat-saat susah dan memampukan kita bertumbuh dalam cinta yang saling menguntungkan. Dalam hidup berkomunitas kita mampu mengalami kebebasan dan di sana merupakan tempat paling baik untuk mengembangkannya secara penuh. “Usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang. Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucapkan syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu” (Konst. I, 182-183). Walaupun terkadang ini merupakan tantangan, marilah kita hidup bersama dengan cara yang dikehendaki oleh Yesus. Frater Videlis Ong’Ombe Minyega
Perbuatan kasih Yesus sungguh menghendaki agar kita mengasihi musuh-musuh kita, memperlakukan mereka dengan baik dan mendoakan mereka. Itu lebih dari apa yang biasanya kita pahami mengenai pengampunan. Ketika kita berdoa Bapa Kami kita memohon pengampunan, “seperti kami mengampuni yang bersalah kepada kami”. Jika tidak mampu mengampuni temanteman frater kita, kita juga tidak mampu menerima pengampunan dari Tuhan. Ketika kita mengampuni orang lain, Tuhan menjadikan hati kita bebas dari rasa marah, benci, dendam dan luka yang mengurung kita. Dalam kehidupan Kristiani, pengampunan merupakan sebuah perbuatan kasih. Dengan cinta dan persahabatan kamu dapat menghancurkan musuhmusuhmu yakni, menjadikan musuhmu seorang teman. Hidup berkomunitas tidak mungkin tanpa keiklasan untuk mengampuni (bdk. Mat. 18: 19-35).
Frater Videlis Ong’Ombe Minyega.
9
INDONESIA
Frater Lukas Mandagi, Ketua Yayasan Don Bosco Manado.
KARYA YAYASAN DON BOSCO MANADO Telah sekian tahun para Frater CMM berkarya di Indonesia dalam bidang pendidikan. Yayasan Don Bosco Manado merupakan penyelenggara/lembaga yang didirikan oleh Frater CMM pada tahun 1950-an yang membawahi sekolah-sekolah frater di Indonesia. Tujuan utama adalah memberikan pelayanan pendidikan yang baik kepada orang muda. Pada masa kini hal ini tidak selalu mudah dengan adanya persaingan antar sekolah juga peran pemerintah dalam memberikan dukungan terhadap sekolah-sekolah swasta.
Sejak 14 Mei 2009 yayasan Don Bosco Manado mendapatkan pengakuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia di Jakarta. Saat ini yayasan membawahi 13 sekolah: 3 Taman Kanak-Kanak, 3 Sekolah Dasar, 3 Sekolah Menengah Pertama, dan 4 Sekolah Menengah Atas. Yayasan juga mengelola 4 asrama.
Moto Moto yayasan Don Bosco Manado adalah ‘Fides, Sciencia et Fraternitas’, ‘Iman, Ilmu dan Persaudaraan’. Dengan moto ini karisma dan nilai-nilai spiritualitas Kongregasi sangat dijunjung tinggi. Gereja meminta sekolah-sekolah Katolik untuk mewartakan kerajaan Allah dan keselamatan kepada para peserta didik.
10
Sekolah-sekolah Katolik hendaknya menjadi sebuah ‘komunitas kasih dan persaudaraan’ dimana para murid, para guru dan pegawai boleh mengalami nilainilai Injil dalam hidup mereka.
Identitas Kualitas sekolah-sekolah Katolik dengan memberikan perhatian utama pada pembinaan iman, spiritualitas dan pengetahuan. Pendekatan pedagogik secara holistik dalam pendidikan memampukan para siswa berkembang menjadi pribadi yang utuh. Yayasan Don Bosco Manado menawarkan program-program demi perkembangan seluas-luasnya, termasuk: pikiran, tubuh, jiwa dan raga, emosi, moral serta budaya
sehingga siswa mampu membentuk masa depan mereka dan memiliki kehidupan yang baik serta mampu menghadapi tantangan dalam masyarakat. Yayasan berusaha untuk mengintegrasikan nilai-nilai dan spiritualitas Kongregasi melalui program akademik. Dengan cara ini para frater membagikan kekayaan iman dan spiritualitas dengan yang lain. Nilai-nilai ini menentukan identitas pendidikan di sekolah-sekolah frater, membedakan dengan sekolah-sekolah negri atau sekolah Katolik lainnya.
Fungsi administrasi Ketika pemerintah Indonesia memperkenalkan undangundang baru tentang yayasan, yayasan Don Bosco sesuai ketentuan hukum terpisah dengan Kongregasi baik secara administratif maupun secara finansial. Namun demikian hubungan antara yayasan dan Kongregasi Frater CMM dipahami dalam bentuk pengisian fungsi administrasi. Setiap yayasan berdasarkan ketentuan harus mempunyai penasehat, pemimpin dan pengawas. Provinsial merupakan penasehat, sementara posisi pemimpin dan pengawas diisi oleh sebagian anggota dewan provinsi. Peran pengawas dan kepala-kepala sekolah sebagian besar ditangani oleh para frater dan sebagian kepada awam. Kantor pusat yayasan berada di Manado dan memiliki empat cabang/perwakilan: Manado, Banjarmasin, Tarakan dan Lembata.
Tantangan Saat ini sekolah-sekolah Katolik menghadapi tantangan yang cukup besar. Yayasan-yayasan dibawah keuskupan dan Kongregasi terus meningkatkan kerjasama menghadapi situasi ini. Sekolah-sekolah negri lebih mudah mendapatkan dukungan fasilitas dan tawaran beasiswa bahkan sekolah gratis dari pemerintah dibandingkan dengan sekolah-sekolah swasta. Sebagai akibat dari ini sekolah-sekolah Katolik mengalami kekurangan siswa. Peraturan pemerintah juga berpengaruh pada penanganan pendidikan di sekolah-sekolah Katolik seperti adanya pengontrolan administrasi keuangan dan penarikan guru dari sekolah Katolik ke sekolah negri.
Kekuatan Pendidikan tidak terlepas dari tantangan dan perubahan masa kini. Untuk mencapai tujuan utamanya yakni membentuk kaum muda menjadi pribadi yang utuh, pendidikan harus tetap bertahan dan terus berkembang. Kita harus mampu menyesuaikan karya kita dengan tuntutan jaman dan tentu yayasan Don Bosco menawarkan pendidikan berkualitas. Pendidikan yang diinspirasi berdasarkan nilai-nilai spiritualitas Kongregasi dan sesuai dengan karisma pendiri, Joannes Zwijsen dan harus terus menyelaraskannya dengan tuntutan masa kini. Frater Daniel Telaumbanua
Frater Agustinus Abi, Bendahara Yayasan Don Bosco Manado.
11
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
Seorang siswa program tenun menerima sertifikat.
PELATIHAN PROFESIONAL BAGI TUNANETRA DAN TUNARUNGU DI KENYA Kongregasi secara keseluruhan dihadapkan pada berbagai ragam kebutuhan pelayanan baik yang bersifat material maupun spiritual. Para frater bersama pihak lain berusaha mengatasi situasi ini. Kolom pada terbitan keenam kali ini memberikan gambaran tentang pelatihan profesional bagi para tunanetra dan tunarungu di Sikri, Kenya. Pada tahun 1970, para Frater CMM memulai sebuah lembaga bagi penyandang tunanetra di Sikri dan merupakan bentuk pendidikan yang masih langka di Kenya. Di samping itu terdapat tempat pelatihan pertanian profesional bagi mereka yang cacat; dan sejak tahun 1976 mereka mampu memenuhi kebutuhan hidup sendiri. Untuk tujuan ini para frater mengusahakan sebuah kebun yang luas di dekat sekolah dan sejak tahun 1988 dilakukan pengembangan fasilitas pendidikan dengan menambah bidang lain seperti pertukangan dan tenun. ‘Lembaga Pelatihan Tekhnik Sikri’ biasa dikenal, saat ini berada dibawah naungan pemerintah namun para frater masih terlibat. Frater Peter Chiori bekerja sebagai tenaga sukarela di lembaga ini. Pengajaran bagi penyandang cacat dialami bahwa masih sulit ditingkatkan di Kenya sehingga diperlukan peningkatan lewat publikasi-publikasi. Tujuan dari publikasi bukan untuk mendapatkan siswa lebih banyak namun terutama menerima mereka di tengah masyarakat Kenya. 12
Poster institut pada pameran dagangan profesional.
Kegiatan olahraga sebagai bagian dari program. Dua tunarungu sedang mengenakan sepatu bola.
Dua siswa bisu dan tuli terlibat dalam aktivitas olahraga.
Frater Peter Chiori mendemonstrasikan cara menenun.
Siswa saat mengikuti pelajaran praktek.
Siswa tunarungu sedang membersihkan alang-alang diantara tanaman nenas.
Seorang siswa tunarungu mengenakan selendang buatannya.
Frater Peter Chiori sedang memberi pengarahan pada peringatan Hari Penglihatan Dunia.
13
GAMBARAN KEGIATAN KERASULAN
Seorang siswa tunanetra dan Frater Peter Chiori saat pameran dagangan profesional.
Seorang siswa sedang membersihkan rumput.
Siswa tunarungu memegang bola ketika memenangkan pertandingan.
Frater Peter Chiori bersama tiga siswa. 14
Sedang bekerja di kebun.
Frater Peter Chiori sedang menjajari cara menenun.
INTERNASIONAL
PERINGATAN 100 TAHUN MENINGGAL FRATER ANDREAS Depan terlihat kartu doa Frater Andreas van den Boer (dibuat di Generalat, pelukis tidak diketahui).
Tahun 2017 merupakan tahun khusus bagi Kongregasi, memperingati 100 tahun meninggal calon-Diberkati Frater Andreas van den Boer. Ia lahir di Udenhout, Belanda 24 November 1841 dan meninggal di Tilburg 3 Agustus 1917. Semasa hidupnya ia disebut ‘frater suci’ dan sesaat setelah meninggal orang-orang datang berziarah ke kuburannya. Sebagai tempat peristirahatannya yang terakhir dan penghormatan kepadanya telah dibangun ‘Kapel Frater Andreas’ di dalam kapel Generalat. Setiap tahun pada Minggu pertama Agustus diadakan perayaan Ekaristi kudus di kapel generalat dan pada hari Senin pertama dalam bulan diadakan doa bersama di makam ini. Dalam banyak bentuk Kongregasi menambah kecemerlangan cahaya di tahun yubileum ini. Berikut sebuah gambaran. - S ecara khusus di tahun yubilium telah diterbitkan brosur teks doa Frater Andreas dalam empat bahasa yang diambil dari buku doa Icons of Mercy. Frater-frater di Zonhoven, Belgia dan di Generalat mendoakannya pada ibadat sore. - Pada kesempatan tahun yubilium, Charles van Leeuwen, sekretaris studi spiritualitas dan sejarah CMM, yang memberi kontribusinya ‘Tentang Frater Andreas’ pada majalah Frater CMM dalam bentuk tulisan lepas akan menjadi sebuah buku. - Frater-frater di provinsi Belanda yang merayakan ulang tahun pada tahun ini telah dibuat kartu bergambar Frater Andreas dan Santo Vinsensius dengan tulisan ‘Berpusat kepada sesama’. - Beberapa komunitas di Belanda dalam hari rekoleksi memusatkan perhatian pada hubungan antara Frater Andreas, pedoman Hidup pengalaman personal. - Di Kenya / Tanzania komisi spiritualitas telah mengatur rekoleksi sebanyak tiga kali berpusat pada karakteristik ‘Frater Andreas: yang lembut dan rendah hati’, ‘Frater Andreas: yang berbelas kasih tanpa menonjolkan diri’ dan ‘Frater Andreas: melakukan hal-hal biasa dengan cara yang luar biasa’ pada bulan Februari, Mei dan Juli untuk semua komunitas. - Di Brazil beberapa kegiatan telah disepakati. Mereka tetah membuat medali yubilium untuk semua frater dan anggota asosiasi. Di pusat rumah retret ‘Retiro Vicente de Paulo’, Igarapé para frater membangun
Medali perayaan Kongregasi. sebuah kapel yang didedikasikan untuk Frater Andreas. Di sekolah frater Colégio Padre Eustáquio, Belo Horizonte diletakkan sebuah patung Frater Andreas dan mereka berdoa mohon beatifikasi setiap kali diadakan peryaan Ekaristi. - Komunitas di Namibia berdoa, doa Frater Andreas saat ibadat sore; khusus komunitas WindhoekAbtstreet, sejumlah umat sekitar datang setiap hari Kamis untuk berdoa dan Doa Frater Andreas menjadi bagian integral. - Di Udenhout, tempat Frater Andreas lahir, tim penulis ‘Heem ‘t Schoor Udenhout- Biezenmortel’ berencana akan mempublikasikan sebuah buku dan juga vedeo tentang kehidupannya pada tanggal 30 Juni. Frater Edward Gresnigt 15
BERITA SINGKAT
‘400 TAHUN KARISMA VINSENSIUS’ Tahun 2017 Keluarga Vinsensian Sedunia memperingati dua peristiwa dalam kehidupan Vinsensius de Paul (1581-1660), yang merupakan sebuah titik balik dalam hidupnya. 400 tahun lalu mereka memulai di Folleville dan Châtillon, Perancis dan Vinsensius mengawali karyanya di Folleville sebagai pendamping rohani. Dalam relasi dengan masyarakat setempat, ia semakin menyadari betapa pentingnya pendampingan rohani. Ia sadar bahwa semua tak bisa dilakukannya sendiri dan karena itu dibutuhkan imam-imam terlatih agar mengabdikan hidup sepenuhnya demi keselamatan banyak orang. Ini menjadi tonggak pendirian Kongregasi Misi (CM), Vinsensian. Tidak lama setelah itu Vinsensius ditugaskan sebagai pastor paroki Châtillon; dan di tempat ini ia sungguh mengalami kontak dengan orang-orang miskin dan sakit. Di sini pula menjadi tonggak pendirian organisasi yang membantu pelayanan kepada mereka yang membutuhkan, yang
kemudian berkembang menjadi Kongregasi Putri Kasih (PK). Keluarga Vinsensian memperingati peristiwa penting ini dalam berbagai bentuk. Dalam kerjasama dengan Frater CMM diselenggarakan sebuah ziarah ke Perancis pada bulan Mei, khususnya mengunjungi tempat-tempat dimana Vinsensius hidup dan berkarya. Frater-frater di provinsi Belanda, mendapatkan kartu meditasi bulanan; demikian pula provinsi dan regio lain akan memberi perhatian pada tahun Yubilium ini.
Pertemuan para bendahara di Roma Tanggal 25-27 November 2017, anggota Dewan Umum Frater Benyamin Tunggu (prokurator) dan Frater John H. Grever (ekonom umum) mengikuti simposium internasional untuk para ekonom kongregasi religius di Roma. Keduanya menyimpulkan bahwa sejumlah tema merupakan bagian yang telah dibicarakan dalam pertemuan internasional ‘Frater-frater yang bertanggung jawab – Penatalayanan yang baik dalam CMM’ yang berlangsung di Vught, Belanda, pada bulan Oktober 2016.
Frater Benyamin Tunggu bersama Kardinal Joᾶo Bráz de Aviz, perfek Vatikan untuk Kongregasi religius. 16
PERTEMUAN DENGAN PAUS FRANSISKUS Dari 23-25 November 2016, pemimpin umum Frater Lawrence Obiko menghadiri pertemuan dua tahunan untuk para Pemimpin Umum (USG) di Roma dan sekitar 140 peserta hadir dalam pertemuan ini. Enam pembicara membicarakan berbagai aspek mengacu pada tema ‘Kenabian’ dan juga ada diskusi kelompok. Tanggal 26 November, semua peserta diundang ke Vatikan untuk beraudensi dengan Sri Paus. Menurut Frater Lawrence: “Bapa Paus dengan ramah menjawab pertanyaan-pertanyaan peserta dalam kesempatan ini. Kesederhanaan, keterbukaan dan humornya menginspirasi para peserta. Pada saat isitirahat untuk minum Sri Paus berbaur dengan para peserta di kafetaria sehingga ia mudah dijumpai dan melakukan dialog. Di akhir audensi Sri Paus mengambil posisi untuk menyalami setiap peserta sebelum mereka kembali ke tempat masing-masing.”
Frater Lawrence bersalaman dengan Paus Fransiskus.
PERAYAAN HARI DON BOSCO DI TARAKAN Bulan Januari 2017, yayasan Don Bosco perwakilan Tarakan, Kalimantan Utara, Indonesia mengorganisir sejumlah kegiatan dalam rangka memperingati pesta Giovani (Don) Bosco, santo pelindung yayasan. Pada saat yang sama juga diperingati 10 tahun Frater CMM memulai di Tarakan. Salah satu kegiatan yang dikoordinir oleh yayasan adalah jalan santai dengan melibatkan semua frater dan siswa-siswi pada tanggal 20 Januari. Acara pelepasan jalan santai ini dilakukan oleh Frater Martinus Mangundap, pemimpin provinsi Frater CMM Indonesia. Acara festival melibatkan sekolah-sekolah yang ada di Kalimantan Utara dan dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Januari; yang juga dihadiri oleh penduduk setempat. Tanggal 30 Januari diadakan perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Samarinda, Kalimantan Timur, Yustinus Harjosusanto MSF memperingati pesta St. Don Bosco
(31 Januari). Sejumlah imam keuskupan Tanjung Selor menjadi konselebran dalam perayaan ini.
Uskup Yustinus Harjosusanto, ketika memimpin perayaan Ekaristi.
LUKISAN FRATER BROER HUITEMA DIBUKA Pada acara resepsi Tahun Baru, tanggal 3 Januari 2017, lukisan Pemimpin Umum ke-13, Frater Broer Huitema (2002-2014) ditempatkan pada galeri barisan Pemimpin Umum Frater CMM di Generalat, Tilburg. Potret ini dilukis oleh Corry Koekkoek. Frater Broer Huitema bertepuk tangan setelah lukisan potretnya digantung. 17
In MEMORIAM
Frater
Frater
Simon (S.J.M.) van den Broek
Jan (J.H.J.) Verheijen
Ia lahir di Nistelrode, Belanda tanggal 14 Mei 1936, dan masuk Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda Berbelas Kasih di Tilburg, Belanda 29 Agustus 1954. Mengikrarkan profesi seumur hihup, 15 Agustus 1960. Ia meninggal 19 Desember 2016 di komunitas Joannes Zwijsen, Tilburg dan dikebumikan di pemakaman Frater Steenwijk, Vught, Belanda.
Ia lahir di Goirle, Belanda tanggal 28 Oktober 1931 dan masuk Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih di Tilburg, Belanda, 29 Agustus 1948. Ia mengikrarkan profesi seumur hidup tanggal 15 Agustus 1953. Ia meninggal 23 Desember 2016 di komunitas Joannes Zwijsen, Tilburg dan dikebumikan di pemakaman Frater Steenwijk, Vught, Belanda.
Ia adalah anak kedua dalam keluarga besar Van den Broek-Smits. Melalui kebun ayahnya ia belajar apa artinya bekerja keras dan bagaimana menjaga ternak. Kecintaan akan kuda tak lepas dalam hidupnya. Hidup sebagai frater dimulainya tahun 1954, yang dilukiskan lewat dedikasinya kepada sesama, khususnya orang muda yang dengan rupa-rupa alasan dan merupakan pengalaman yang sulit. Ia mengkhususkan karyanya dengan orang muda dan aktif di tempat-tempat seperti Tilburg dan Leeuwarden. Ia juga bertanggung jawab atas ‘De Vuurhaard’ , sebuat pusat penerimaan krisis untuk para pengungsi di Udenhout. Di samping itu ia bertugas memasak di komunitas ’s-Hertogenbosch, Leeuwarden dan enam tahun menjadi pemimpin komunitas di Udenhout. Ketika mengalami masalah jantung, baik baginya untuk bergabung dengan komunitas Zwijsen di Tilburg. Di tempat ini ia tetap menjalin kontak dengan keluarga dan kenalankenalannya. Tanggal 19 Desember ia dipanggil menghadap Tuhan, mengakiri hidupnya di dunia dengan tenang. Kita percaya Allah menanti Frater Simon dan menyambutnya dalam pelukan kasih abadi.
18
Ia salah satu dari sekian anak dalam keluagra Verheijen-Van Hulst. Ia mengikuti pendidikan Sekolah Dasar di Goirle, Belanda dibawah asuhan Frater CMM. Ia menjadi teladan bagi sebagian frater yang masuk Kongregasi. Setelah menamatkan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) ia mulai mengajar di ’s-Hertogenbosch. Tahun 1960 ia diminta untuk memulai pendirian komunitas frater di Brazil, namun karena sakit sehingga ia diminta kembali mengajar di Tilburg. Tahun 1969 ia diminta untuk berkarya di ‘Barat Daya, Afrika’, Namibia sekarang. Frater Jan tinggal di Döbra dan kehadirannya memberikan sumbangan pendidikan yang baik bagi para calon guru. Selama 22 tahun berkarya di Namibia ia juga mendapat tugas sebagai pemimpin komunitas dan pemimpin regio. Sakit stroke yang dialami memaksanya untuk kembali ke Belanda pada tahun 1991. Ia tidak luput dari penderitaan selama hidupnya dan tetap memiliki rasa humor walau tidak bisa mandiri lagi. Menjelang Natal 2016, Frater Jan dengan tenang menghadap Bapa, dengan keyakinan bahwa Ia telah memanggil dan juga selalu bersamanya ketika mengalami penderitaan. Kita percaya bahwa ia telah berada di rumah Bapa dan dibebaskan dari segala penderiataan dan kegelisahan.
‘LIHATLAH SESAMAKU’
‘MARI LEBIH DEKAT DENGAN SESAMA KITA’ Belas kasih dan persaudaraan adalah dua kata kunci dalam konsep karisma Frater CMM. Kata-kata yang indah, namun bagaimana para frater merealisasikannya dalam hidup sehari-hari? Ini merupakan petunjuk untuk melihat lebih lanjut ‘Lihatlah sesamaku’ (bdk. Mat. 9: 35-38).
Frater Elijah Agilo adalah seorang yang berkepribadian menyenangkan, dengan memiliki tinggi badan lebih dari biasa dan tampak seperti seorang pengawal. Di sisi lain ia memiliki pribadi yang baik dengan menampilkan diri sebagai frater yang berbelas kasih. Apa sebetulnya tugas dan impiannya? Ia bekerja sebagai guru di Sekolah Dasar St. Vinsensius de Paul (khusus laki-laki), Mosocho, Kenya. Dalam relasi dengan muridnya ia bersikap tegas namun menyenangkan; dengan cara ini ia mencoba untuk lebih dekat dengan mereka. Dengan memiliki tinggi
badan lebih, sehingga kadang-kadang ia harus tunduk agar bisa mendengar apa yang disampaikan oleh para murid. Sesuatu yang biasa dan ia tidak merasa bangga dengan cara yang demikian. Dalam pertemuan dengan sesama frater yang datang dari berbagai tempat dalam wilayah kongregasional di Vught, Belanda pada pada bulan Oktober 2016, ia menceritakan perannya sebagai guru dan pemimpin; dan sebagai ilustrasi ia menyertakan sebuah patung pahatan kecil. Ia memperlihatkan kepada para frater di ruang pertemuan dan mengatakan: “Ini adalah patung kecil yang saya terima dari salah seorang murid di sekolah. Bisakah Anda mengatakan sesuatu tentang bentuk dan susunannya?” Beberapa frater mencoba menjawab pertanyaannya. Dengan tetap memegangnya ia meneruskan: “Dari tempat duduk Anda tentu tidak bisa melihatnya, bukan? Boleh saya meminta salah seorang untuk menjelaskan patung ini secara terperinci? Hanya bisa dilakukan bila Anda lebih dekat.” Ia menyerahkan patung itu kepada seorang frater untuk mengamati dari dekat karya tangan yang dibuat dan mengekspresikan kekagumannya. “Tentu, sebagai seorang guru dan pemimpin kita harus lebih dekat dengan sesama. Ketika saya bekerja dengan orang, saya ingin menuntun dan mengajar mereka, saya harus mengenal mereka, kemampuan yang mereka miliki dan secara tajam melihat keterbatasan dan kemampuan mereka. Oleh karena itu, mari lebih dekat dengan sesama kita.”
Nathalie Bastiaansen Frater Elijah Agilo.
19
MGR. ZWIJSEN PILU DAN IBA HATI IA MELIHAT KEADAAN ORANG LEMAH DAN YANG SERBA KEKURANGAN UNTUK BERKEMBANG. IA MENGHENDAKI AGAR PARA PENGIKUTNYA MENELADANI VINSENSIUS A PAULO, MENGABDI ALLAH DALAM SESAMA MANUSIA DAN DENGAN DEMIKIAN MENGHANTARNYA KEPADA ALLAH. (dari Konstitusi Frater CMM)
Majalah Kongregasi Frater Santa Perawan Maria, Bunda yang Berbelas Kasih