Efektif Juni 2015Jurnal Bisnis dan Ekonomi Vol. 6, No 1, Juni 2015, 17 - 29
Ratna Purnama Sari
17
PENGARUH LAPORAN KEMAJUAN PROYEK DAN LOKUS KENDALI PADA ESKALASI KOMITMEN (STUDI KASUS ESKALASI KOMITMEN PADA UKM BATIK DI DESA WIJIREJO PANDAK DAN DESA WUKIRSARI IMOGIRI) Ratna Purnama Sari
[email protected] Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRACT A Small and Medium Enterprises (SMEs) or known as an independently entrepreneurship has an uncertainly high risk. The owner must have a good skill to maintain the market’s need in order to survive and not trapped into escalation of commitment’s situation, because it will lead them into unrationally behavior to keep their initial commitment. There are many ways to reduce this situation, one of them is by using a progress report. Owner who consistently makes a progress report will evaluate and monitors their business and will hinder from defending their initial commitment in uncertainly condition. In this research, we also considering characteristic of each owner proxied by locus of control. People who have an external locus of control’s characteristic assumed to be people that will refuse escalation of commitment’s decision. Using a mix method between questionnaire and interview, we collected the data of 30 owners of the Batik SMEs in Wijirejo Pandak and Wukirsari Imogiri region. A multiple linear regression used for testing two hypotheses. The global test shows that the collaboration between progress report and locus of control can give an effect to escalation of commitment variable. The partial test shows that there is no significant effect between a progress report and escalation of commitment’s decision. In other way there is a significant effect between locus of control and escalation of commitment’s decision. Keywords : SMEs, escalation of commitment, progress report, locus of control PENDAHULUAN 1. Latar belakang Makin ketatnya persaingan dunia usaha dewasa ini menjadikan siapapun yang tidak mampu beradaptasi akan mengalami gulung tikar. Pemilik usaha dituntut selalu berkreasi dan berinovasi agar produknya dapat terus memenuhi selera konsumen yang terus up to date. Keahlian untuk membaca selera konsumen sangat dibutuhkan sehingga pemilik usaha selalu cermat dalam mengambil keputusan mengingat setiap keputusan tersebut akan menentukan kelangsungan
hidup perusahaan. Alokasi sumber daya, berupa: waktu, tenaga dan biaya penting direncanakan agar setiap keputusan yang diambil mampu memberikan keuntungan bagi usahanya. Kreasi baru produk sangat ditentukan oleh perkembangan tren fashion yang selalu berubah setiap tahunnya. Dampaknya adalah pemilik usaha harus menganggarkan pengeluaran rutin untuk mendukung terciptanya kreasi baru untuk produknya tersebut. Di Indonesia terdapat model pengelolaan kewirausahaan berdasarkan bentuk UKM. Menurut UU No. 20
18
Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
tahun 2008, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) merupakan kegiatan usaha yang mampu memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat, dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, dan berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional. Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan salah satu Provinsi di Indonesia yang sarat dengan kultur dan keanekaragaman sumber daya. Bantul, salah satu Kabupaten di Selatan kota Yogyakarta, merupakan kawasan yang dikenal memiliki sentrasentra kerajinan yang dikelola dengan menggunakan model UKM. Industri batik kain merupakan satu dari seratus empat puluh lima industri yang terdaftar pada Perindagkop Kabupaten Bantul per tahun 2013. Batik kain melengkapi keanekaragaman industri batik yang ada di Kabupaten Bantul disamping industri batik kayu yang berlokasi di Krebet, Sendangsari, Pajangan. Sentra industri batik kain tersebar di 10 kecamatan dengan spesialisasinya tersendiri, yakni berupa batik tulis dan batik cap. Batik tulis tersentral pada kecamatan Imogiri, sedangkan batik cap terpusat di kecamatan Pandak. Setiap pemilik usaha batik di dua wilayah tersebut tidak selalu mulus dalam mengelola usahanya. Risiko yang mungkin terjadi adalah batik yang diproduksinya tidak laku. Hal tersebut mungkin dikarenakan kesalahan pemilik usaha dalam membaca selera pasar, salah pemilihan kualitas bahan maupun kenaikan harga bahan baku yang memaksa pemilik usaha untuk menaikkan pula harga produknya. Sebab lain di luar kendali manusia adalah terjadinya bencana alam yang memiliki dampak multi effect pada kelangsungan usaha. Saat menghadapi kondisi yang
Juni 2015
tidak menguntungkan tersebut, saat itulah konsistensi terhadap komitmen awal dipertanyakan. Jika pemilik usaha me milih untuk tetap melanjutkan usahanya, artinya pemilik usaha memilih untuk bertahan pada komitmen awalnya, inilah yang disebut sebagai fenomena eskalasi komitmen. Keil et al. (2007) menyatakan bahwa eskalasi komitmen terjadi ketika suatu pekerjaan yang dianggap bermasalah dilanjutkan, bukannya dihentikan. Ketatnya persaingan terkadang membuat pemilik usaha menggunakan pertimbangan irasionalnya dalam mempertahankan usahanya. Menurut Bazerman (1993), tidak ingin terlihat sebagai seorang pemilik usaha yang tidak kompeten di bidangnya menjadi salah satu alasan pemilik usaha untuk tetap mempertahankan produksinya. Pengaruh sunk costs juga menjadi pertimbangan tersendiri bagi pemilik usaha untuk terus melanjutkan produksinya. Sunk costs merupakan pengorbanan yang telah dikeluarkan oleh pemilik usaha baik berupa uang, waktu, maupun tenaga (Dzuranin, 2009). Pemilik usaha biasanya tidak mampu untuk mengabaikan biaya yang telah terbuang selama ia menjalankan usahanya sehingga ia akan tetap memilih terus melanjutkan usahanya. Setiap usaha yang sedang berjalan idealnya harus memiliki record perjalanan dari awal hingga posisi saat ini agar kinerja dari usaha tersebut dapat diukur sekaligus dievaluasi. Effriyanti (2005) menyatakan bahwa untuk mengurangi eskalasi komitmen perlu adanya informasi akuntansi yang dapat digunakan oleh pemilik usaha, yakni laporan kemajuan proyek (progress report). Laporan kemajuan proyek mampu mengevaluasi alasan mengapa terjadi penyimpangan dari anggaran sebelumnya sehingga dapat menurunkan kecenderungan
Juni 2015
Ratna Purnama Sari
manajer melakukan eskalasi komitmen (Suartana, 2003). Harapannya, dengan menggunakan laporan kemajuan proyek, segala permasalahan yang mungkin dapat menghambat kinerja usaha tersebut dapat selalu dipantau sehingga bisa dilakukan upaya pencegahan dan penanggulangan sesegera mungkin tanpa perlu menunggu usahanya gagal total. Terkait dengan pertimbangan irasional, maka terkait juga dengan masalah karakter pemilik usaha. Street dan Street (2006) ketika meneliti lokus kendali (locus of control) yang dianggap mempengaruhi etis tidaknya suatu keputusan menyatakan bahwa lokus kendali menilai pencapaian dari tiaptiap individu berdasar pada penyebab internal maupun eksternal. Lokus kendali eksternal menganggap bahwa pencapaian merupakan hasil dari kondisi eksternal dan diluar kendali mereka. Singer dan Singer (2001) mengatakan bahwa individu yang memiliki ciri lokus kendali internal akan mengalami eskalasi lebih besar dibandingkan dengan individu yang memiliki ciri lokus kendali eksternal. Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian Effriyanti (2005) yang menguji informasi akuntansi sebagai cara untuk mereduksi eskalasi komitmen. Laporan kemajuan proyek sebagai salah satu informasi akuntansi akan dikolaborasikan dengan karakteristik individu berupa lokus kendali untuk melihat apakah terdapat pengaruh signifikan kedua variabel tersebut pada keputusan eskalasi komitmen. 2. Rumusan Masalah Berdasar pada latar belakang di atas, maka pokok masalah yang akan diteliti adalah peran laporan kemajuan proyek dalam mempengaruhi keputusan eskalasi komitmen di Desa Wijirejo Pandak dan Desa Wukirsari Imogiri serta menganalisis
19
karakter setiap pemilik usahanya yang diwakili dengan lokus kendali sehingga diketahui apakah benar kombinasi antara laporan kemajuan proyek dan lokus kendali mampu mempengaruhi eskalasi komitmen saat usaha batiknya mengalami penurunan penghasilan. TINJAUAN TEORI DAN HIPOTESIS 1. Eskalasi Komitmen Komitmen penting untuk mengikat individu dalam perkembangan tugas lebih lanjut yang terkadang tidak selalu menyenangkan dengan tingkat kesulitan/ permasalahan yang tinggi. Terkait dengan karakter seseorang dalam menyikapi kesulitan/permasalahan tersebut, komitmen juga membawa pengaruh negatif. Komitmen akan mengarahkan seseorang untuk berperilaku non rasional (Effriyanti, 2005). Dikatakan non rasional karena seseorang akan mengupayakan segala sumber daya yang dimilikinya untuk beberapa alasan, (1) Sunk Cost yang sudah dikeluarkan untuk membiayai suatu proyek, (2) Hero Effect agar reputasinya sebagai pemilik usaha tidak merosot karena kegagalan dalam mempertahankan proyeknya. Teori yang relevan digunakan untuk menjelaskan eskalasi komitmen adalah teori motivasi yang dipopulerkan oleh Vroom (1964). Vroom menyatakan bahwa motivasi mengarah pada seberapa banyak usaha yang akan dikeluarkan seseorang dalam situasi tertentu. Motivasi juga dipengaruhi oleh harapan bahwa pada tingkat usaha tertentu akan menghasilkan tujuan yang dimaksudkan. Teori Motivasi dapat digambarkan dengan model sebagai berikut: Motivasi (M) = Harapan (E) x Valensi (V) x Instrumentalitas (I)
20
Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Motivasi digambarkan sebagai besarnya motivasi pemilik usaha untuk melakukan eskalasi komitmen. Harapan mengukur seberapa besar kemungkinan jika seseorang melakukan suatu tindakan akan mendapatkan hasil. Terkait dengan eskalasi komitmen, pemilik usaha berharap dengan memilih tetap melanjutkan proyeknya, ia dapat memperbaiki kinerja proyek tersebut. Valensi mengukur seberapa penting seseorang menilai penghasilan yang diberikan oleh tempat kerjanya kepadanya. Terkait dengan eskalasi komitmen, pengakuan tempat kerja atau kelompoknya atas kemampuannya dalam menyelamatkan proyek yang berada dalam kondisi tidak menguntungkan akan menjadi kebanggaan tersendiri. Instrumentalitas mengukur seberapa besar hubungan antara prestasi kerja dan hasil kerja (baik berupa penghasilan, asuransi kesehatan, maupun jaminan kerja lainnya). Terkait dengan eskalasi komitmen maka, dengan tetap berpegang pada komitmen awal, pemilik usaha percaya bahwa hal tersebut akan mempengaruhi penghasilan/bonus tambahan dari tempat usahanya jika proyek tersebut dapat diselamatkan. Semakin besar harapan, valensi dan instrumentalitas pemilik usaha, semakin besar pula motivasinya untuk melakukan eskalasi komitmen. 2. Laporan Kemajuan Proyek Individu membuat suatu laporan kemajuan proyek untuk menginformasikan pihak-pihak yang terkait mengenai apa yang sedang dikerjakan dalam suatu proyek dan apa selanjutnya yang akan dikerjakan dalam proyek tersebut (Department of English Northern Illnois University, 2012). Laporan kemajuan proyek ini nantinya akan ditujukan kepada stakeholder agar mereka mengetahui sejauh mana kemajuan dari proyek yang
Juni 2015
sedang dijalankan perusahaan sekaligus menilai bagaimana kinerja pemilik usaha. Turner (1993) menyatakan bahwa laporan kemajuan proyek paling tidak memuat elemen: a. jumlah yang dianggarkan, b. pengeluaran per tanggal, c. jumlah yang dibelanjakan yang tidak terduga selama persiapan penganggaran, d. indikator kunci kinerja, f. prosentase penyelesaian per tanggal (dalam lingkup waktu dan kos), dan g. penjelasan bagi seluruh pengeluaran yang tak terduga. 3. Lokus Kendali Lokus Kendali merupakan konsep kepribadian seseorang dalam suatu organisasi. Konsep ini dikembangkan oleh Rotter (1966). Konsep ini terkait dengan level kepercayaan seseorang mengenai nasib, peristiwa dan takdir yang terjadi pada dirinya apakah dipengaruhi oleh faktor internal ataupun eksternal. Seseorang yang percaya bahwa segala yang terjadi dalam dirinya disebabkan karena kendali dirinya sendiri, bukan dipengaruhi orang lain atau faktor eksternal lainnya maka seseorang tersebut memiliki lokus kendali tipe internal. Sebaliknya, seseorang yang percaya bahwa seluruh kejadian dalam hidupnya disebabkan karena orang lain dan faktor eksternal lainnya, maka seseorang tersebut dapat dikatakan memiliki tipe lokus kendali eksternal (Robbins, 2005). Seseorang berlokus kendali internal akan mampu mengendalikan situasi dan kondisi yang terjadi pada dirinya, tahan banting dengan kompleksitas pekerjaan dan informasi eksternal yang rumit, menyukai tantangan, penuh inisiatif dan kreatif, berjiwa leadership yang tinggi serta memiliki semangat kerja dan motivasi kerja yang tinggi. Sedangkan seseorang dengan lokus kendali eksternal
Juni 2015
21
Ratna Purnama Sari
lebih menyenangi pekerjaan yang sifatnya rutin, statis, penuh kontrol dan minim hambatan (Beukman, 2005). 4. Hubungan antara Laporan Kemajuan Proyek dengan Eskalasi Komitmen Beberapa hasil penelitian keperilakuan memberikan bukti bahwa seseorang biasanya tidak mengevaluasi seluruh informasi yang tersedia sebelum menjangkau suatu keputusan. Pengendalian terhadap proyek merupakan perencanaan manajemen yang baik, dimana pengeluaran-pengeluaran dibatasi oleh anggaran yang ada. Logika ini menyarankan bahwa prosedur yang baik, seperti laporan kemajuan proyek menjamin bahwa pengambil keputusan dapat melakukan evaluasi terhadap alasanalasan mengapa terjadi penyimpangan dari anggaran sebelumnya untuk membuat keputusan investasi tambahan sehingga dapat menurunkan perilaku eskalasi (Suartana, 2003). Semakin rutin pemilik usaha melaporkan kemajuan proyeknya, semakin paham pemilik usaha tersebut dengan keadaan usaha yang dipegangnya saat ini. Effriyanti (2005) menyatakan bahwa pembuatan laporan kemajuan proyek secara berkala dapat membantu manajer memantau kondisi dari usahanya sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya eskalasi komitmen.
Hubungan antara lokus kendali dengan eskalasi komitmen Berdasar Kasilingam dan Sudha (2000) terdapat hubungan antara periodisitas investasi dengan lokus kendali. Investor pasti akan memantau secara rutin investasinya untuk menghindari kerugian. Oleh karena manajer sebagai pengambil keputusan, maka lokus kendali akan berpengaruh dalam menentukan tipe manajer. Manajer dengan tipe lokus kendali internal akan merasa bahwa sangat penting untuk memantau secara rutin perkembangan proyek yang sudah menjadi keputusannya. Cheng dan Schulz (2002) dalam penelitian eksperimennya yang dilakukan terhadap 113 mahasiswa dari beberapa Universitas di Australia menemukan bahwa lokus kendali mampu memoderasi pengaruh seseorang dengan tanggung jawab tinggi terhadap kecenderungan seseorang untuk melakukan eskalasi komitmen. Pattern (2005) menyatakan bahwa lokus kendali berpengaruh signifikan terhadap kinerja suatu usaha. Dari uraian beberapa teori di atas, maka diajukan hipotesis kedua yaitu: H2:
Lokus kendali berpengaruh terhadap eskalasi komitmen
Laporan Kemajuan Proyek
H1 Eskalasi Komitmen
Lokus Kendali
H2
HIPOTESIS Dari uraian beberapa teori di atas, maka diajukan hipotesis pertama yaitu: H1: Laporan kemajuan berpengaruh terhadap komitmen
proyek eskalasi
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
METODE PENELITIAN Subjek penelitian adalah para pemilik usaha UKM Batik di Desa Wijirejo Pandak dan Desa Wukirsari Imogiri Bantul. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling berdasar kriteria tertentu.
22
Juni 2015
Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Sampel yang dipilih dibatasi pada subjek yang mengetahui informasi yang berkaitan dengan maju mundurnya usaha sehingga yang dipilih sebagai sampel adalah pemilik usaha, bukan karyawan. Teknik ini membatasi pemilihan sampel secara tidak acak sehingga target peneliti untuk mendapatkan informasi mengenai tujuan tertentu (dalam penelitian ini adalah eskalasi komitmen) dapat tercapai. Sebanyak 30 pemilik usaha batik di dua Desa dipilih sebagai sampel penelitian. Berikut adalah sebaran sampel yang digunakan untuk penelitian: Tabel 1. Data Sebaran Sampel No 1
Desa Wijirejo
2
Wukirsari
Dusun Bergan Ngablak Pedak Kauman Gesikan Cengkehan Giriloyo Karangkulon
Jumlah 3 5 3 1 2 4 5 7
Berikut adalah data UKM Batik di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul. Tabel 2. Data UKM Batik di Wijirejo No Wilayah Nama Toko 1
Bergan
2
Ngablak
3
Pedak
4 5
Kauman Gesikan
Batik Menik Batik Tugiran Batik Dirjo Sugito Batik Sri Sulastri Batik Nining Batik Topo HP Batik Ayu Batik Trimo Wongso Batik Utami Batik Erisa Batik Suyanto Batik Arjudin Batik Tri Hatmaji Batik Trisno Idaman
Berikut adalah data UKM Batik yang ada di Desa Wukirsari, Imogiri, Bantul. Tabel 3. Data UKM Batik di Desa Wukirsari No
Wilayah
Nama Pelaku
1
Cengkehan
2
Giriloyo
3
Karangkulon
Batik Giri Indah Batik Cengkehan IV Batik Pinggir Gunung Batik Suka Maju Batik Sungging Tumpuk Fajar Batik Batik Sekar Arum Batik Sekar Kedaton Batik Sidomukti Batik Sri Kuncoro Batik Bima Sakti Batik Berkah Lestari Batik Sari Sumekar Sungsang Batik Batik Kusumo Giriloyo Batik
Penelitian ini menggunakan tiga variabel yakni dua variabel independen (laporan kemajuan proyek dan lokus kendali) serta satu variabel independen (eskalasi komitmen). Definisi operasional dari ketiga variabel beserta alat ukur yang digunakan dijabarkan sebagai berikut: 1. Laporan Kemajuan Proyek Laporan Kemajuan Proyek merupakan laporan yang dibuat oleh pemilik usaha secara periodik. Berikut merupakan format Laporan Kemajuan Proyek menurut Gosh (1997):
Juni 2015
Kota : xxxx Lokasi : xxxx Akun Penjualan Biaya Laba Kotor
23
Ratna Purnama Sari
Wilayah
Estimasi xx xx xx
Aktual xx xx xx
Bulan Juni 2015 Varians $ %
Periode
memuaskan/ tidak
Alasan untuk selisih : 1. 2.
Bentuk laporan kemajuan proyek yang dibuat antara pemilik usaha yang satu dengan yang lainnya tidak selalu sama, namun setidaknya dalam laporan tersebut memuat jumlah pengeluaran/ penjualan/laba kotor yang dianggarkan dan realisasi, prosentase penyelesaian pekerjaan, serta penjelasan atas terjadinya selisih. Setiap jawaban responden diukur dengan skala nominal. Bagi UKM yang membuat laporan kemajuan proyek akan ditandai dengan jawaban Ya, sedangkan bagi yang tidak membuat laporan akan ditandai dengan jawaban Tidak. Jawaban Ya bernilai 1 sedangkan jawaban Tidak bernilai nilai 0. Data pelaku usaha yang membuat laporan kemajuan proyek di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul tersaji pada tabel 4 di bawah ini: Tabel 4. Data Laporan Kemajuan Proyek (LKP) Wijirejo No Nama Toko LKP 1 Batik Menik Ya 2 Batik Tugiran Ya 3 Batik Dirjo Sugito Ya 4 Batik Sri Sulastri Ya 5 Batik Nining Tidak 6 Batik Topo HP Ya 7 Batik Ayu Ya 8 Batik Trimo Wongso Tidak 9 Batik Utami Tidak 10 Batik Erisa Ya 11 Batik Suyanto Tidak 12 Batik Arjudin Tidak 13 Batik Tri Hatmaji Tidak 14 Batik Trisno Idaman Ya
Data pelaku usaha yang membuat laporan kemajuan proyek di Desa Wukirsari,Imogiri, Bantul tersaji pada Tabel 5 di bawah ini: Tabel 5. Data Laporan Kemajuan Proyek (LKP) Wukirsari No Nama Pelaku LKP 1 Batik Giri Indah Tidak 2 Batik Cengkehan IV Tidak 3 Batik Pinggir Gunung Tidak 4 Batik Suka Maju Tidak 5 Batik Sungging Tumpuk Tidak 6 Fajar Batik Tidak 7 Batik Sekar Arum Ya 8 Batik Sekar Kedaton Tidak 9 Batik Sidomukti Ya 10 Batik Sri Kuncoro Ya 11 Batik Bima Sakti Tidak 12 Batik Berkah Lestari Tidak 13 Batik Sari Sumekar Tidak 14 Sungsang Batik Tidak 15 Batik Kusumo Tidak 16 Giriloyo Batik Tidak
2. Lokus Kendali Lokus kendali merupakan level kemampuan seseorang untuk mengendalikan berbagai peristiwa, kejadian, nasib dan keberuntungan yang terjadi pada dirinya. Lokus kendali terbagi menjadi dua, yakni lokus kendali internal dan eksternal. Lokus kendali diukur dengan skala nominal berupa variabel dummy. Pemilik UKM dengan lokus kendali internal diberi angka 0
24
Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
sedangkan lokus kendali eksternal diberi angka 1. Penentuan kriteria seseorang masuk ke dalam kategori lokus kendali internal ataukah lokus kendali eksternal dilakukan dengan menggunakan The Work Locus of Control Scale (WLCS) yang dikembangkan oleh Spector (1988) yang terdiri atas 16 pertanyaan. Delapan pertanyaan menggambarkan keadaan eksternal, dan delapan pertanyaan selanjutnya menggambarkan keadaan internal. Skala WLCS dibuat untuk mengukur bagaimana perasaan seseorang mengenai kendalinya di lingkungan dimana dia bekerja. Tiap pernyataan dinilai dengan skala Likert 6 (1= sangat tidak setuju, 2 = tidak setuju, 3 = agak tidak setuju, 4 = agak setuju, 5 = setuju, 6 = sangat setuju). Angka maksimum menunjukkan keadaan eksternal, sehingga untuk menilai pernyataan internal, nilai dari tiap-tiap pernyataan internal harus dibalik terlebih dahulu sebelum dijumlahkan. Nilai maksimum pada pernyataan eksternal sama dengan nilai minimum pada pernyataan internal. Nilai total dari masing-masing subjek dijumlah, kemudian dicari nilai rataratanya untuk dijadikan dasar patokan. Lokus kendali eksternal ditunjukkan dengan nilai subjek yang lebih besar dari nilai rata-rata dan sebaliknya untuk lokus kendali internal ditunjukkan dengan nilai subjek yang lebih kecil dari nilai rataratanya (Reiss dan Mitra, 1998). Data lokus kendali di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul tersaji pada Tabel 6 di bawah ini:
Juni 2015
Tabel 6. Data Lokus Kendali (LK) Wijirejo No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama Toko Batik Menik Batik Tugiran Batik Dirjo Sugito Batik Sri Sulastri Batik Nining Batik Topo HP Batik Ayu Batik Trimo Wongso Batik Utami Batik Erisa Batik Suyanto Batik Arjudin Batik Tri Hatmaji Batik Trisno Idaman
LK Eksternal Eksternal Internal Eksternal Internal Eksternal Internal Eksternal Internal Internal Internal Eksternal Internal Internal
Data lokus kendali di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul tersaji pada Tabel 7 di bawah ini: Tabel 7. Data Lokus Kendali (LK) Wukirsari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Nama Pelaku Batik Giri Indah Batik Cengkehan IV Batik Pinggir Gunung Batik Suka Maju Batik Sungging Tumpuk Fajar Batik Batik Sekar Arum Batik Sekar Kedaton Batik Sidomukti Batik Sri Kuncoro Batik Bima Sakti Batik Berkah Lestari Batik Sari Sumekar Sungsang Batik Batik Kusumo Giriloyo Batik
LK Internal Internal Internal Internal Internal Eksternal Eksternal Internal Eksternal Eksternal Eksternal Eksternal Eksternal Eksternal Internal Eksternal
3. Eskalasi Komitmen Eskalasi komitmen menggambarkan keputusan pemilik usaha apakah akan tetap melanjutkan usaha atau menghentikannya saat dihadapkan pada situasi yang tidak menguntungkan. Jika pemilik usaha memilih untuk tetap melanjutkan usahanya pada kondisi
Juni 2015
25
Ratna Purnama Sari
tersebut, pemilik usaha dianggap telah melakukan eskalasi komitmen. Eskalasi komitmen diukur dengan skala rasio dimana pemilik usaha akan diminta memberikan angka keyakinan dari 1 – 100 tentang kelangsungan usahanya. Semakin besar angka yang dipilih menunjukkan bahwa semakin yakin seorang pemilik usaha untuk melanjutkan usahanya pada kondisi yang tidak menguntungkan. Sebelum responden diminta untuk mengisi angka keyakinan, peneliti akan memberikan beberapa pertanyaan berupa wawancara mendalam untuk mengetahui kondisi-kondisi apa saja yang telah terjadi dan menyebabkan penurunan usaha. Pada saat titik itu terjadi, responden selanjutnya akan diminta untuk menjawab pertanyaan, apakah tetap akan melanjutkan usahanya atau menghentikan usahanya. Jawaban pertanyaan tersebut diwujudkan dalam bentuk angka 1- 100. Jika range angka yang dipilih oleh responden berada di kisaran 51-100, maka telah terjadi eskalasi komitmen. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan Multiple Regression Analysis. Hipotesis pertama (H1) diuji dengan memasukkan variabel laporan kemajuan proyek sebagai variabel independen terhadap eskalasi komitmen sebagai variabel dependen. Hipotesis kedua (H2) diuji dengan memasukkan variabel lokus kendali sebagai variabel independen terhadap eskalasi komitmen sebagai variabel dependen. HASIL PENELITIAN 1. Pengujian Validitas Menurut Sujarweni (2007), uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan suatu variabel. Pendekatan validitas konstruk
digunakan untuk menguji apakah instrumen mampu mengukur konstruk sesuai dengan yang diharapkan. Apabila nilai signifikansi korelasi Pearson menunjukkan angka ≤ 0,05, berarti butir-butir pertanyaan telah memenuhi validitas konstruk. Hasil uji validitas untuk masing-masing pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Hasil Uji Validitas Kode LOC1 LOC2 LOC3 LOC4 LOC5 LOC6 LOC7 LOC8 LOC9 LOC10 LOC11 LOC12 LOC13 LOC14 LOC15 LOC16
Sig. Pearson 0,092 0,007 0,043 0,860 0,000 0,002 0,002 0,000 0,000 0,003 0,112 0,000 0,000 0,000 0,005 1
Keterangan Tidak Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid Valid Valid Valid Valid Tidak Valid
Sumber : Data Primer diolah tahun 2014
Berdasar Tabel 4 di atas, terdapat 4 item pertanyaan yang tidak disertakan untuk pengolahan data selanjutnya, yakni item LOC1,LOC4,LOC11 dan LOC16. 2. Pengujian Reliabilitas Menurut Sujarweni (2007), reliabilitas merupakan suatu ukuran kestabilan dan konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan konstrukkonstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel. Apabila nilai Cronbach Alpha menunjukkan angka ≥ 0,6, maka instrumen penelitian dikatakan reliabel. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 9.
26
Juni 2015
Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas Variabel Lokus Kendali
Cronbach Alpha 0,892
Keterangan Reliabel
Sumber : Data Primer diolah tahun 2014
3. Pengujian hipotesis Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Regresi linear Berganda untuk menghitung laporan kemajuan proyek, lokus kendali dan eskalasi komitmen. Model persamaan Regresinya adalah sebagai berikut. Eskalasi = β0 + β1LKP + β2LK + e komitmen Keterangan: β0 : koefisien konstanta β1, β2 : koefisien regresi LKP : laporan kemajuan proyek LK : lokus kendali e : error term Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada Tabel 10 di bawah ini.
Berdasarkan Tabel 10, nilai adjusted R square sebesar 0,457 (45,7%). Nilai tersebut menunjukkan bahwa 45,7% dari total variasi dalam variabel dependen (EK) dijelaskan oleh variasi variabel yang dimasukkan dalam model (LKP dan LK) setelah mempertimbangkan banyaknya variabel independen dan ukuran sampel, sedangkan sisanya 54,3% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model. Uji ANOVA atau F test digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Hasil analisis menunjukkan nilai F hitung sebesar 13,185 dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena probabilitas 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka model regresi dapat digunakan dalam penelitian ini. Dapat dikatakan bahwa LKP dan LK berpengaruh terhadap EK. Berdasarkan hasil uji regresi pada tabel 10, diperoleh persamaan regresi
Tabel 10. Uji hipotesis Model
R
R Square
Adjusted R Square
1
0,703a
0,494
0,457
Std.Error of the Estimate 9,187
. Predictors : (Constant), LK, LKP
a
ANOVAb
Model 1
Regression Residual Total a.
Sum of Squares 2225,517 2278,650 4504,167
Df
Mean Square 2 27 29
1112,758 84,394
F
Sig.
13,185
,000a
Predictors : (Constant), LK, LKP
. Dependent Variable : EK
b
Coefficientsa Model 1
(Constant) LKP LK a.
Dependent Variable : EK
Unstandardized Coefficents B Std. Error 76,880 2,555 2,950 3,558 -17,590 3,429
Standardized Coefficients Beta ,116 -.718
t 30,094 ,829 -5,130
Sig. ,000 ,414 ,000
Juni 2015
Ratna Purnama Sari
untuk penelitian ini adalah sebagai berikut: EK = 76,880 + 2,950 LKP – 17,590 LK +e Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara sendiri-sendiri atau parsial terhadap variabel dependen. Berdasarkan signifikansinya, apabila nilai <0,05 maka hipotesis penelitian diterima. Terlihat pada Tabel 10, signifikansi untuk LKP adalah 0,414 atau signifikansi lebih besar dari 0,05, maka LKP tidak berpengaruh secara signifikan terhadap eskalasi komitmen sehingga hipotesis pertama ditolak. Signifikansi untuk LK sebesar 0,000 atau lebih kecil dari 0,05, maka LK berpengaruh secara signifikan terhadap eskalasi komitmen sehingga hipotesis kedua diterima. PEMBAHASAN Penelitian ini menguji dua hal. Pertama, menguji pengaruh pembuatan laporan kemajuan proyek terhadap eskalasi komitmen. Pemilik usaha yang membuat laporan kemajuan proyek diasumsikan akan terhindar dari eskalasi komitmen. Kedua, menguji pengaruh karakter pemilik usaha yang diproksi dengan lokus kendali terhadap eskalasi komitmen. Penelitian ini ingin membuktikan apakah lokus kendali mempengaruhi keputusan eskalasi komitmen, baik itu pemilik usaha yang berkarakter lokus kendali eksternal maupun internal. Hasil pengujian hipotesis pertama (H1) menunjukkan bahwa laporan kemajuan proyek tidak berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. UKM pada kenyataannya merupakan unit usaha yang masih sederhana pengelolaannya. Pada kasus ini, sebagian
27
besar pemilik usaha UKM Batik di Desa Wukirsari belum memisahkan kepentingan usaha dengan pribadi, sehingga harta masih tercampur. Untuk pembuatan laporan keuangan sederhana saja masih memerlukan bimbingan dan pendampingan, apalagi untuk membuat satu laporan kemajuan proyek yang merupakan pendamping dari laporan keuangan. Sehingga dengan laporan kemajuan proyek yang hanya beberapa pelaku usaha saja yang membuatnya belum cukup mampu untuk mencegah keputusan eskalasi komitmen. Hasil pengujian hipotesis kedua (H2), menunjukkan bahwa lokus kendali berpengaruh signifikan terhadap eskalasi komitmen. Dalam hal ini karakter pemilik usaha yang terwakili dengan lokus kendali eksternal dan internal menentukan keputusan eskalasi komitmen. Eskalasi komitmen dapat dikurangi kecenderungan terjadinya pada pemilik usaha berkarakteristik lokus kendali eksternal. KESIMPULAN Secara keseluruhan, penelitian ini menghasilkan bukti-bukti empiris. Pertama, penelitian tidak berhasil membuktikan bahwa laporan kemajuan proyek berpengaruh signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen pelaku usaha UKM Batik di Desa Wijirejo, Pandak dan Desa Wukirsari, Imogiri. Kedua, penelitian berhasil membuktikan bahwa lokus kendali berpengaruh signifikan terhadap keputusan eskalasi komitmen pelaku usaha UKM Batik di Desa Wijirejo, Pandak dan Desa Wukirsari, Imogiri.
28
Efektif Jurnal Bisnis dan Ekonomi
Keterbatasan Keterbatasan penelitian ini adalah minimnya jumlah sampel yang relatif sangat kecil yakni hanya sebesar 30 sampel. Peneliti hanya mengambil dua desa dari sekitar 8 desa lainnya di Kabupaten Bantul yang juga dikenal dengan sentra UKM Batik nya. Hal ini dilakukan karena tujuan peneliti ialah untuk membandingkan kedua desa yang masing-masing mengusung ciri khas sendiri, yakni batik tulis dan batik cap. Saran Penelitian mendatang sebaiknya dilakukan tidak hanya pada UKM Batik di Desa Wukirsari dan Wijirejo saja, tetapi UKM Batik di seluruh Kabupaten Bantul dan sangat mungkin diperluas area nya hingga ke 4 kabupaten/kota lainnya di Provinsi DIY (Sleman, Kulonprogo, Gunung Kidul dan Kota Yogyakarta). Semakin besar sampel akan semakin berpengaruh pada hasil penelitian. Selain itu, penambahan variabel-variabel lain baik yang sifatnya ekonomi selain laporan kemajuan proyek serta non ekonomi selain karakteristik pelaku usaha dimungkinkan akan menambah wacana baru terkait dengan faktor-faktor lain yang mampu mengurangi kecenderungan pelaku usaha melakukan eskalasi komitmen. DAFTAR PUSTAKA Bazerman, M.H. 1993. Judgement in Managerial Decision Making. New York, NY: Wiley. Beukman, T.L. 2005. Locus of Control: To Lead or To Be Lead. University of Pretoria. Cheng, M.M. dan Axel K-D Schulz. 2002. Persistence in Capital Budgeting Reinvestment Decisions–Personal Respon-
Juni 2015
sibility Antecedents and Information Asymmetry Moderator: A Note. Journal Accounting and Finance 42: 73-86. Department of English Northern Illnois University. http://www.engl. niu.edu/wac/progrgd.html/. Diakses 25 November 2014. Dzuranin, Ann C. 2009. Mitigating Escalation of Commitment: An Investigation of The Effects of Priming and Decision Making Setting in Capital Project Continuation Decisions. Disertasi. Doctor of Philosophy University of South Florida. Effriyanti. 2005. Pemanfaatan Informasi Akuntansi untuk Menghindari Eskalasi Komitmen Pada Level Pengambilan Keputusan. Simposium Nasional Akuntansi VIII, 1516 September 2005. Kasilingam, R. Dr. dan Dr. S. Sudha. 2000. Influence of Locus of Control on Investment Behavior of Individual Investor. The Indian Journal of Management 3(1): Jan-Jul. Keil, Mark., G. Depledge, dan Arun Rai. 2007. Escalation: The Role of Problem Recognition and Cognitive Bias. Journal Compilation Decision Sciences 38 (3): Aug. Pattern, M.D. 2005. An Analysis of The Impact of Locus of Control on Internal Auditor Job Performance and Satisfaction. Managerial Auditing Journal 20:1016-1029.
Juni 2015
Ratna Purnama Sari
29
Robbins,
S.P. 2005. Organizational Behaviour: Concepts, Controversies, Applications 12th Edition. Prentice Hall: New Jersey.
Street, M. dan V. L. Street. 2006. The Effects of Escalating Commitment on Ethical Decision Making. Journal of Business Ethics 64: 343-356.
Rotter,
J.B. 1966. Generalized Expectancies for Internal versus External Control Reinforcement. Psychological Monographs 80(1): 1-28.
Suartana, I Wayan. 2003. Strategi Reduksi Eskalasi Komitmen: Sunk Cost. Simposium Nasional Akuntansi VI: 984-993.
Singer, Ming S. dan Alan E. Singer. 2001. Individual Differences and The Escalation of Commitment Paradigm. The Journal of Social Psychology 126(2): 197-204 Spector, P. E. 1988. Development of The Work Locus of Control Scale. Journal of Occupational Psychology 61(4): 335-340.
Sujarweni, Wiratna. 2007. Belajar Mudah SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta : Ardana Media. Turner, J. R. 1993. The Handbook of Project Based Management. Bershire, UK: McGraw-Hill. Undang-undang No 20 Tahun 2008 tentang Usaha Kecil Menengah. Vroom,
Victor. 1964. Work and Motivation. New York: Wiley.