Standar Pemeriksaan Tipe Pengujian Pendekatan Pengujian
tedi – last 10/16
STANDAR PEMERIKSAAN NO 02 STANDAR PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KEUANGAN Standar Pelaksanaan Pemeriksaan Keuangan yang berkaitan dengan konsep strategi audit dan perancangan pengujian : Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya … dst PSP 02 (03.a) Pemahaman yang memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk merencanakan audit dan menentukan sifat, saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan PSP 02 (03.b) Bukti audit yang kompeten harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan, pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar memadai … dst. PSP 02 (03.c) Merancang pemeriksaan untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan dari ketentuan peraturan perundang-undangan, fraud, serta abuse PSP 02 (05.c)
TIPE PENGUJIAN. Dalam praktek, perencanaan audit secara rinci lebih difokuskan pada setiap siklus transaksi, dimana setiap siklus memiliki program audit tersendiri yang dirancang berdasarkan tipe pengujian yang akan dilakukan. Tipe pengujian, yaitu : 1. Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas Pengendalian Internal – Procedures to Obtain an understanding of Internal Control) Prosedur Penilaian Risiko – Risk Assesment Procedures 2. Pengujian Pengendalian – Tests of Control 3. Prosedur Analitis – Analytical Procedures 4. Pengujian Substantif atas transaksi – Substantive Tests of Transactions 5. Pengujian terinci atas saldo – Tests of Details of Balances.
…
Dalam konteks pemeriksaan keuangan negara, auditor juga harus melakukan pengujian ketaatan (compliance test), yaitu prosedur audit untuk mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap batasan hukum dan regulasi. Dasar pertimbangan : 1. SPKN - SPPK 02(19.a) menyatakan bahwa auditor harus merancang pemeriksaan untuk memberikan keyakinan yang memadai guna mendeteksi salah saji material yang disebabkan oleh ketidakpatuhan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan (BPK RI, 2007). 2. GAO - Financial Audit Manual (s.410.01) mensyaratkan bahwa selama fase pengujian, auditor harus mengumpulkan bukti audit yang berkenaan salah satunya adalah kepatuhan entitas auditan terhadap peraturan perundang-undangan (Rahmadi dkk, 2012). 3. GAAS - AU-C 935-10 mencantumkan audit kepatuhan pada sektor publik (pemerintahan) bertujuan untuk memperoleh bukti audit guna mendukung opini, dan pelaporan mengenai tingkat kepatuhan entitas terhadap peraturan perundang-undangan (Flood, 2015).
…
Catatan : 1. Procedures to obtain an understanding of internal control — procedures used by the auditor to gather evidence about the design and implementation of specific controls. 2. Tests of controls — audit procedures to test the effectiveness of controls in support of a reduced assessed control risk 3. Analytical procedures — evaluations of financial information through analysis of plausible relationships among financial and nonfinancial data 4. Substantive tests of transactions — audit procedures testing for monetary misstatements to determine whether the six transactionrelated audit objectives have been satisfied for each class of transactions 5. Tests of details of balances — audit procedures testing for monetary misstatements to determine whether the eight balance-related audit objectives have been satisfied for each significant account balance Sumber : Arens et al (2014)
KETERKAITAN ANTARA TIPE PENGUJIAN DAN BUKTI AUDIT .
Sumber : Arens et al (2014)
KETERKAITAN TUJUAN AUDIT DENGAN TIPE PENGUJIAN DAN BUKTI AUDIT PADA SETIAP FASE AUDIT .
Sumber : Arens et al (2014)
KEYAKINAN AUDIT YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENGUJIAN PADA BERBAGAI TINGKAT EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL
.
Sumber : Arens et al (2014)
RISIKO AUDIT DAN TIPE PENGUJIAN Keterkaitan antara teknik pengujian dan risiko audit dapat disajikan sbb :
Sumber : Arens et al (2014)
…
Pemilihan jenis-jenis pengujian yang akan digunakan dan seberapa luas pengujian akan dilakukan dipengaruhi oleh : 1. Tingkat efektifitas pengendalian intern, 2. Tingkat Risiko Bawaan (dapat berbeda untuk setiap siklus transaksi). Kombinasi dari kelima jenis pengujian untuk setiap siklus transaksi biasa disebut evidence mix. Catatan : Evidence mix — the combination of the types of tests to obtain sufficient appropriate evidence for a cycle; there are likely to be variations in the mix from cycle to cycle depending on the circumstances of the audit (Arens et al., 2014)
…lanjutan
Contoh 1 : Auditan adalah organisasi yang besar dengan pengendalian intern yang memadai dan risiko bawaan yang rendah. Maka rancangan pengujian :
…lanjutan
Contoh 2 : Auditan adalah organisasi berukuran sedang (medium sized) dengan pengendalian intern yang tidak terlalu memadai dan risiko bawaan yang rendah. Maka rancangan pengujian :
…lanjutan
Contoh 3 : Auditan adalah organisasi yang berukuran sedang tetapi memiliki sedikit pengendalian intern yang efektif, dan risiko bawaan yang signifikan. Manajemen beranggapan bahwa tidak efektif dari segi biaya untuk memiliki pengendalian intern yang lebih baik. Maka rancangan pengujian :
…lanjutan
Contoh 4 : Rencana awal dalam audit ini adalah menggunakan pendekatan dalam Contoh 2. Tetapi auditor menemukan deviasi yang besar dari pengujian pengendalian dan salah saji yang signifikan ketika melakukan pengujian substantif atas transaksi dan prosedur analitis. Karena itu auditor menyimpulkan bahwa pengendalian intern adalah tidak efektif. Maka rancangan pengujian :
PENDEKATAN PERANCANGAN PENGUJIAN .
Sumber : Arens et al (2014)
PROGRAM AUDIT Setelah auditor menentukan pengujian-pengujian apa yang harus diperluas, program audit khusus harus dirancang untuk setiap jenis pengujian.
Program audit dirancang dalam 3 (tiga) bagian yaitu : 1. Pengujian Pengendalian dan Pengujian Substantif Transaksi, 2. Prosedur analitis, 3. Pengujian terinci atas saldo.
atas
Contoh : Siklus belanja dan pembayaran diperlukan program audit utk : Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi untuk belanja dan pengeluaran kas, Prosedur analitis untuk siklus belanja dan pembayaran, Pengujian terinci atas saldo atas kas, utang, dan belanja.
.
tedi.doc