15 TAHUN PNPM PERDESAAN ( ) Pembangunan Berbasis Komunitas Terbesar di Dunia INDONESIA BUSINESS INSIGHTS

INDONESIA BUSINESS INSIGHTS

15 TAHUN PNPM PERDESAAN (1998-2013) Pembangunan Berbasis Komunitas Terbesar di Dunia

1001 JALAN MENDOBRAK KEMISKINAN

PERANG MELAWAN KEMISKINAN DILAKUKAN DENGAN BERAGAM CARA BARU. LEWAT SENI TRADISI, TEATER, DAN TEKNOLOGI VIDEO, DI ANTARANYA. SEKELUMIT CERITA MENARIK TENTANG KELOMPOK BELAJAR KOMUNITAS KREATIF DIKISAHKAN MUHAMMAD KAHFI DARI DUSUN PANDANAN DI LOMBOK UTARA. Sebanyak enam edisi, mulai Juni 2013, KATADATA mengulas tentang jejak 15 tahun PNPM Mandiri Perdesaan. Artikel ditayangkan setiap pekan ketiga di majalah Tempo dan selengkapnya di situs www.katadata.co.id. Kritik dan saran ke [email protected]



3

DOK. PSF

2

Warga menonton tayangan video hasil pendokumentasian kegiatan di lingkungan mereka.

SEBUAH layar tancap berukuran dua kali tiga meter berdiri di sudut lapangan. Proyektor, laptop, dan seperangkat tata suara juga sudah terpasang. Di depan layar, ratusan warga, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, berkumpul. Beberapa warga lainnya tampak sibuk menyiapkan teh, kopi dan kudapan ala kadarnya. Inilah malam perdana pemutaran film yang PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

diproduksi oleh Kelompok Belajar Komunitas Kreatif (KBKK) Dusun Pandanan, Desa Mala ka, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara. Komunitas pelajar ini adalah para remaja yang hobi merekam keseharian warga melalui video. Temanya mulai dari kotoran sapi yang berserakan di jalan hingga persoalan sampah warga. PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO


4

“Melalui pemutaran video, masyarakat bisa berinteraksi sekaligus menyampaikan aspirasi secara langsung.”

“Warga dusun tidak pernah berkumpul dan berinteraksi untuk membicarakan masalah bersama,” kata Sarimah, anggota Komunitas. “Tontonan ini menjadi forum keluarga dan santai.” Meski berdesakan, warga tampak asyik menikmati secuil kisah tentang kampung halaman mereka sendiri. Sesekali mereka tergelak melihat wajahnya muncul di layar tancap bak artis ibukota. Tapi, ada pula yang tersenyum kecut ketika tersindir adegan dalam tayangan video itu. “Kenapa hanya sampah yang ada di rumah saya yang direkam?” teriak salah seorang penonton memprotes. “Daerah lain kan juga ada sampah.” Tak pelak, protes ini memacing tawa. Dengan santai dan penuh gurau, warga lain yang ikut menonton, ikut menimpali sekenanya. Begitulah malam itu menjadi hari spesial bagi seluruh warga dan pengurusnya. Celoteh, kritikan, masukan dan ide inspiratif terlontar dari mulut warga secara spontan. Video menjadi pemantik api dialog antarwarga. Kegiatan pemutaran film ini merupakan bagian dari Insiatif Komunitas Kreatif (IKK), sebuah program pendekatan budaya yang digulirkan sejak Mei 2008 untuk mendukung Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Tahun ini, program masif pemberantasan kemiskinan ini genap berusia 15 tahun, sejak pertama kali diluncurkan pada 1997 dengan nama Program Pengembangan Kecamatan (PPK). Diprakarsai oleh Badan Perencanaan dan PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

5

DOK. PSF


Pembangunan Nasional (Bappenas) dan Bank Dunia, PNPM yang mengedepankan inisiatif warga lokal, kini telah tersebar di 63 ribu desa di seluruh Indonesia. Lebih dari 100 ribu kilometer jalan, serta belasan ribu jembatan dan irigasi terbangun. Skala ini membuat PNPM Mandiri menjadi kegiatan pembangunan berbasis inisiatif warga (community driven development) terbesar di dunia. “Sangat bodoh, kalau program yang sudah dirasakan besar manfaatnya oleh rakyat banyak ini tidak terus dilanjutkan,” kata Wakil Pre siden Boediono, yang juga penggagas PNPM, kepada tim Katadata di kediamannya pada 18 PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO



DOK. PSF

6

Oktober lalu. Untuk mendukung pelaksanaan PNPM inilah, berbagai cara baru dirancang melalui program Komunitas Kreatif. Sejumlah lembaga terlibat, antara lain Yayasan Kelola, Lontar Foundation dan Yayasan Nawakamal. Inisiatif ini percaya, kebudayaan melalui ragam wujudnya, memiliki nilai sosial dan ekonomi untuk memperkuat basis masyarakat. Program Komunitas Kreatif pertama (Mei 2008-Maret 2010) dilaksanakan di tiga provinsi, yaitu Jawa Tengah, Sumatera Barat dan Nusa Tenggara Timur, mencakup 12 kabupaten, 29 kecamatan dan 275 desa. PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

“Kegiatan video membuka saluran ekspresi dan partisipasi kaum miskin dan marginal.”

Sedangkan pemutaran film di Lombok Utara ini merupakan bagian dari program Komunitas Kreatif II yang berlangsung pada 2013 hingga 2015. Tiga provinsi terpilih untuk mengikuti proyek PNPM Gerakan Sehat dan Cerdas ini, yaitu Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat. Sasarannya antara lain mendorong partisipasi dan menghimpun suara warga miskin dan terpinggirkan. Selain video, berbagai medium lain, khususnya kebudayaan, menjadi alat untuk menggerakan berbagai kegiatan. “Ini membuka saluran ekspresi sekaligus partisipasi bagi kaum miskin dan marginal,” kata Amy Sin dari PNPM Support Facility. Untuk mempersiapkan itu, mereka melakukan sejumlah pemetaan mengenai berbagai bentuk budaya, seni dan bahasa. Keragaman ini diharapkan bisa mengikat dan mendorong partisipasi kelompok miskin dan marginal. Mulai dari kegiatan festival kebudaya an, pertunjukan musik, teater, tarian hingga wayang kulit. “Hubungan antara pembangunan dan kebudaya an kerap masih terpisah,” Amy menambahkan. “Program sebelumnya lebih ke upaya melestarikan tradisi. Ke depan, kami ingin ada partisipasi warga melalui forum-forum kebudayaan.” Cara-cara baru ini dipandang perlu agar kebutuhan dan pendapat orang miskin dan terpinggirkan yang selama ini kerap tak tersuarakan lebih bisa tersalurkan. Selama ini, keberadaan mereka PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

7



DOK. PSF

8

sebatas tenaga kerja proyek pembangunan infrastruktur fisik. Kesimpulan ini diperoleh dari hasil penelitian di tiga provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jawa Tengah dan Nusa Tenggara Timur. *** LOMBOK Utara, tempat dusun Pandanan berada, adalah sebuah kabupaten baru yang lahir pada 2008. Dengan luas wilayah 810 kilometer persegi, daerah di pinggir pantai ini memiliki maskot wisata Gili Trawangan di desa Tiga Gili yang memukau para turis mancanegara. Sayang, potensi wisata alam dan ragam budaya PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

Warga melakukan wawancara untuk pembuatan video

yang unik belum mampu mendongkrak perekonomian warga lokal. Kebanyakan warga masih mengandalkan sektor pertanian dan perikanan tradisional sebagai sandaran hidup. Sekitar 43 persen warganya bahkan tergolong miskin. Mereka kesulitan untuk mencari makan dan pekerjaan. Para buruh tani pun bekerja serabutan. Pendapatan mereka rata-rata hanya Rp 20-25 ribu rupiah per hari. Kaum miskin dan terpinggirkan inilah yang menjadi sasaran berbagai program PNPM. Keterlibatan mereka menjadi kunci untuk mengatasi problem kemiskinan. Namun, ini bukan perkara gampang. Pendekatan program yang formalistik dan birokratis selama ini justru menjadi tembok penghalang, dan menjauhkan mereka dari program ini. Itu sebabnya, perlu ditempuh cara-cara baru. Dan kebudayaan lokal diharapkan bisa menjadi motor penggerak, agar mereka bisa terlibat dan berperan aktif dalam berbagai kegiatan. Di Lombok Utara ada 10 seni budaya yang masih hidup. Di antaranya, yaitu cupak garantang, rudat tarian, wayang kulit, gendang beleq, cilokak, ale-ale, pepaosan dan seni mural. Masing-masing seni budaya ini memiliki karakter tersendiri untuk menjangkau penontonnya. Program ini juga melibatkan peranan kelompok seni budaya lokal. Program Komunitas Kreatif II berupaya mendorong keterlibatan pemuda lokal dalam aktivitas budaya ini. Sarimah dan 25 anggota Komunitas lainnya terlibat di dalamnya. Mereka PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

9


10

“Program Komunitas Kreatif membuka segala bentuk budaya. Mulai dari seni tradisi hingga penggunaan media video.”

adalah penduduk lokal yang menerima sejumlah pelatihan, mulai dari cara menggunakan kamera, proses penyuntingan hingga melakukan pemetaan berbagai isu lokal. Pendekatan melalui video ini diharapkan menjadi salah satu cara efektif untuk memunculkan kesadaran sekaligus medium komunikasi warga. “Belajar video itu menarik. Mudah-mudahan bisa membantu desa saya yang tertinggal,” kata Sarimah. Bersama kelompok kreatifnya, ia terjun langsung ke lapangan. Mereka mewawancarai sejumlah warga. Berbagai informasi digali, mulai dari kegiatan PNPM hingga masalah kesehatan dan kebersihan yang dihadapi warga sehari-hari. Setelah disunting, rekaman video inilah yang kemudian dipertontonkan, antara lain melalui televisi milik warga. Anak-anak, remaja dan para orang tua berkumpul di berugaq, rumah panggung bertiang empat hingga enam. Ajang ini menjadi sarana sosial baru bagi warga. Kegiatan ini pun memancing dialog kecil di antara mereka. “Suara-suara mereka menjadi masukan pen ting dalam musyawarah tingkat desa hingga kecamatan,” kata Ronny Iwan Setiawan, fasilitator Komunitas Kreatif. PNPM pertama kali masuk ke desa Malaka pada 2010 melalui PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Generasi Sehat Cerdas dan PNPM Simpan Pinjam untuk Perempuan. Anggaran tiap tahunnya mencapai Rp 3,1 miliar. Dana ini dialokasikan untuk membangun sePRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

DOK. PSF


jumlah infrastruktur, seperti badan jalan dan saluran air, jembatan, juga bantuan modal untuk pelatihan dan pengembang an ekonomi produktif warga lokal. Desa Malaka merupakan satu dari empat desa di Kecamatan Pemenang. Di antara keempat desa itu, desa Tiga Gili lah, khususnya Gili Trawangan, yang menjadi tulang punggung pariwisata Kabupaten Lombok Utara. Di tengah gemerlap wisata itu, ironisnya, desa Malaka masih menghadapi berbagai problem kemiskinan, seperti tingkat pelayanan kesehatan yang rendah dan minimnya prasarana infrastruktur. “Kesulitan lainnya, partisipasi masyarakat rendah. Warga pun merasa program pembangunanbelum mencerminkan kebutuhannya,” kata Ramli, salah seorang warga. Tantangan lainnya, masih hidupnya sejumlah adat yang mengakar kuat di masyarakat, seperti budaya selarian atau kawin lari. Si lelaki membawa si gadis tanpa restu orang tua. Bagi Sarimah dan para gadis belia lain di kampung halamannya, selarian menjadi momok. Tak mengherankan jika Sarimah kemudian berharap, kegiatan video yang digelutinya bisa menjadi pelita dan memberikan pencerahan bagi masyarakat di Lombok. PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

11



BERBALUT BUDAYA LOKAL

12

UPAYA PEMBERANTASAN KEMISKINAN DISIASATI DALAM KEMASAN BERAGAM TRADISI DAN BUDAYA LOKAL. PENDEKATAN YANG TERLALU FORMAL DAN BIROKRATIS TERBUKTI TAK EFEKTIF.

DOK. PSF

“Wayang memiliki pesan moral dan bisa andil dalam pembangunan.”

Warga sedang menggambar mural di tembok rumah masyarakat. Mural sebagai salah satu media seni yang digunakan untuk menyampaikan pesan kepada masyarakat. PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

SILUET Wisanggeni bergerak lincah di layar kelir. Cahaya dari blencong memberinya “nyawa”. Diiringi tabuh gamelan, pertunjukan wayang kulit Ki Dalang Purbo Asmoro menjadi kian hidup. Ratusan warga di salah satu kampung Trenggalek, Jawa Timur, yang hadir di perhelatan malam itu seakan tersihir dan hanyut dalam lakon pe wayangan Jawa yang dikenal pemberani, tegas dan sakti mandraguna ini. Di antara kerumunan penonton, tak hanya orang tua, para bocah pun hadir untuk menikmati sajian semalam suntuk itu. Para pedagang pun bersukacita menjajakan cemilan dan minuman hangat untuk mengusir dingin malam yang perlahan kian menggigit. “Wayang memiliki pesan moral dan bisa andil dalam pembangunan,” kata Purbo Asmoro dari Paguyuban Mayangkara. Dalam pementasannya malam itu, memang terselip selarik pesan moral di tengah dialog antara dalang dan sinden. Ketika Gunungan Wayang menutup babak lakon Wisanggeni, sang dalang bertutur tentang nilai penting peranan orang tua dalam keluarga. Zaman menuntut orang tua berperilaku “super” layaknya Wisanggeni. Mulai dari urusan mencari rezeki hingga menyiapkan pendidikan dan kese hatan terbaik untuk keluarga. “Super” yang dimaksud sang dalang adalah singkatan dari sukses dan perhatian. Sebuah pesan yang juga diusung dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. PNPM Mandiri menggerakan seni tradisi seba PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

13


14

“Program Inisiatif Komunitas Kreatif diluncurkan pada tahun 2008. Dan telah menjangkau di 29 kecamatan.”

gai medium pendidikan sekaligus sarana sosialisasi. Inisiatif ini dirancang agar warga mampu menelan pesan program secara mudah, sekaligus menghidupkan seni tradisi yang hampir punah dan tak punya panggung. Malam itu, anak-anak, kaum perempuan dan para orang tua berkumpul dalam suasana akrab, sambil menikmati sajian ketela goreng. “Saya biasa nonton wayang dari kecil,” kata Wakino, pe tani di desa itu. “Kalau dalangnya bagus, nontonnya sampai beres.” Kegiatan pertunjukan wayang kulit merupa kan bagian dari Insiatif Komunitas Kreatif (IKK). Program pembangunan melalui pendekatan budaya ini diluncurkan pada 2008 lalu. Cara-cara baru dan kreatif ini dipandang perlu berhubung agenda pembangunan kerap terbatas pada upaya pembangunan infrastruktur fisik. Selain itu, cara-cara baru ini pun diperlukan karena di banyak daerah, upaya pemba ngunan perlu dilakukan melalui pemahaman dan pendekatan adat dan budaya setempat. Salah satu contohnya, yaitu kehidupan masyarakat Suku Bajo di Bone, Sulawesi Selatan. Suku Bajo adalah suku yang hidup dan menggantungkan nasibnya pada laut. Sejak ratusan tahun silam mereka terbiasa hidup berpindah-pindah dari satu pulau ke pulau lainnya. Bagi mereka, perahu adalah rumah. Namun, kondisinya kini sudah berubah. Mereka kini tinggal di pesisir dan membangun rumah di atas laut. Sampah yang berserakan, sarana sanitasi yang terbatas, dan beragam persoalan sosial PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

DOK. PSF


Pementasan kesenian.

lainnya muncul dan menjadi hambatan bagi berbagai program PNPM untuk bisa berjalan dengan baik. Perlu dipahami juga bahwa Suku Bajo adalah potret dari suku yang terpinggirkan. Tidak hanya dari modernisasi dan pembangunan, tapi juga dari perkembangan kultur darat. Belum lagi persoalan tingkat pendidikan yang rendah, angka kelahiran yang tinggi dan tengkulak yang mencekik kehidupan ekonomi mereka. “Banyak program (pembangunan) untuk masyarakat Bajo,” kata Basyir, fasilitator Kecamatan Tanate Riattang Timur. “Tapi, programnya terlalu formal, administratif dan birokratis. Tidak menjangkau persoalan kehidupan mereka.” Cerita serupa terjadi di Tawangmangu, Kabupa ten Karanganyar, Jawa Tengah. Di daerah ini masih beredar kuat cerita mistik tentang raksasa atau buto, dan warga masih mempercayainya. Itu sebabnya, tradisi turun-temurun dalam bentuk upacara pemberian sesajen masih mereka jalankan. Persoalannya, tradisi ini kemudian menyulut konflik pada 2007 yang menyeret isu agama. Dan ini masih menjadi bahaya laten yang belum tersePRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

15



16

Anak-anak berlatih kesenian. DOK. PSF

lesaikan tuntas hingga kini. Dalam kondisi seperti ini, sangat musykil upaya pembangunan bisa mulus dilaksanakan dan didukung seluruh warga. Untuk itu, diperlukan program pembangunan melalui pendekatan budaya setempat. “Agar me reka bisa melupakan konflik yang pernah terjadi,” ujar Sadiyo, warga Tawangmangu. “Dan supaya hubungannya bisa baik lagi.” Berangkat dari persoalan itulah, maka PNPM Support Facility dan Yayasan Kelola melakukan sebuah penelitian, sekaligus pemetaan, tentang sejauh mana kebudayaan dan rancangan program Komunitas Kreatif bisa mengambil peran dalam upaya pemberantasan kemiskinan. Laporan itu terbit pada Maret 2013. Laporan penelitian setebal 160 halaman ini digunakan untuk merancang program Komunitas Kreatif II yang dilaksanakan pada periode 2013-2015. Program ini akan berlangsung di 50 kecamatan PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

Provinsi Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Kalimantan Barat. Ketiga provinsi ini terpi lih berdasarkan tingkat angka penduduk miskin, infrastruktur dan karakter sosial ekonomi. “Kami identifikasi bentuk-bentuk seni budaya yang mampu menyampaikan pesan dan melibatkan mereka yang terpinggirkan. Termasuk di dalamnya kaum perempuan hingga anak muda,” kata Amy Sin dari PNPM Support Facility. Tim peneliti melakukan sejumlah pemetaan berbagai bentuk seni budaya yang populer di masyarakat. Bagaimana bentuk pesan verbal, peluang keterlibatan kaum marginal, dan bentuk komunikasi dua arah. Mulai dari wayang kulit di Nganjuk, gendang beleq di Lombok Timur hingga tarian bissu atau mabissu di Bone, Sulawesi Selatan. Contoh menarik yaitu seni budaya Jonggan di Landak, Kalimantan Barat. Seni ini dianggap menarik karena dilantukan secara berbalas oleh dua atau lebih penyanyi mengenai parodi kisah percintaan. Topik ini dengan mudah digeser menjadi tema sosial, sehingga publik dan pemangku kepentingan bisa berdialog. Adapun Gendang beleq di Lombok Timur dianggap efektif untuk mengumpulkan massa. Sebab, seni musik lengkap dengan sajian tarian ini, hampir ditemukan di berbagai tempat di Lombok. Melalui berbagai upaya itu diharapkan upaya pembangunan bisa menyentuh dan menggerakkan masyarakat di akar rumput. Seiring dengan itu, kantong-kantong kebudayaan lama redup dan terancam mati, bisa kembali hidup. PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

17



MEMANCING SUARA LEWAT VIDEO

18

VIDEO MENJADI MEDIUM EFEKTIF BAGI WARGA UNTUK LEBIH MENGENAL DESANYA DAN MENYAMPAIKAN ASPIRASI.

KATADATA/MUHAMMAD KAHFI

“Melalui video, warga merekam persoalan keseharian masyarakat. Dan hasilnya langsung ditonton.”

Proses bimbingan pembuatan video oleh fasilitator Ronny Iwan Setiawan.

PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

SEKELOMPOK remaja berkumpul di berugaq. Di saung kecil beranda rumah, tempat orang berleha-leha atau sekadar mengobrol santai ini, Ronny Iwan Setiawan tampak serius. Sesekali lelaki gondrong itu mengambil spidol. Lantas, dituliskannya beberapa bait kalimat di sebuah papan kecil yang terpampang di salah satu sisi ruang itu. Ayah satu orang putra ini rupanya tengah berbagi pengalaman mengenai proses reportasenya lewat video. Dari urusan teknis alat hingga tips membingkai isu liputan, ia paparkan dengan gamblang. Semua “muridnya” dengan takzim menyimak. Maklum, membuat reportase pendek melalui video tengah digandrungi para pelajar di dusun Pandanan, Desa Malaka, Kabupaten Lombok Utara. “Ini medium agar warga mengenal desanya,” kata Ronny menjelaskan. Mantan wartawan televisi yang bermukim di kota Mataram ini, kini memang aktif menjadi fasilitator Komunitas Kreatif II di Lombok Utara. Ia mendampingi sekaligus memberikan pelatihan kepada anak-anak muda di desa itu yang ingin belajar video. “Tapi, masih ada yang malu dan belum terbiasa berpendapat,” ujarnya menambahkan. Untuk mempermudah proses belajar-mengajar ini, ia kini tengah menyusun modul video. Tujuannya agar warga bisa belajar video dengan mudah. Modul juga dibuat untuk para fasilitator pendamping program, agar mereka memiliki acuan yang jelas untuk menjalankan pekerjaannya. Melalui video inilah, Ronny giat mendorong partisipasi warga dalam mendukung Program NasiPRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

19



Kelompok Belajar Komunitas Kreatif atau KBKK Desa Pandanan, Pemenang, Lombok Utara.

onal Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Warga diharapkan bisa aktif dan terlibat dalam program pemberantasan kemiskinan itu. “Warga bisa lihat hasil rekaman video dan mendiskusikannya,” katanya. Anak-anak muda ini merekam persoalan keseharian warga, mulai dari urusan sampah hingga isu kesehatan. Melalui video pula, Ronny rajin mengumpulkan puluhan warga. Di ajang temu warga ini, mereka kemudian bersama-sama menonton hasil rekaman video melalui layar tancap. Suasana santai ini akhirnya menjelma menjadi ruang dialog antarwarga. Pemerintah desa dan pegiat PNPM lantas mencatat setiap pernyataan dan celetukan yang dilontarkan warga untuk perbaikan desa mereka. “Pesan itu kemudian dimusyawarahkan.” Dan yang penting, Ronny menekankan, “Ada suara publik.” Demi kemajuan program ini, Ronny tak pelit unPRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

DOK. PSF

KATADATA/MUHAMMAD KAHFI

20

tuk berbagi ilmu dan penga laman. Setiap hari ia bahkan rela menempuh perjalanan sekitar 20 kilometer dengan mengendarai sepeda motor dari Mataram menuju dusun Pandanan. Aktivitas yang giat disosialisasikan Ronny merupakan bagian dari Program Komunitas Kreatif II yang akan berlangsung dalam kurun 2013-2015 di tiga provinsi: Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Barat. Program ini menghimpun dan menghidupkan ber bagai medium kebudayaan. Program serupa sebelumnya telah berlangsung di 29 kecamatan di Sumatera Barat, Nusa Tenggara Timur dan Jawa Tengah. Penggunaan video merupakan pendekatan baru dalam program kreatif ini. Tak disangka, warga ternyata cukup antusias. Mereka asyik “bermain” dengan alat perekam gambar ini. Terkadang me reka pun tersipu malu saat wajahnya muncul di layar kaca televisi. Di tengah kegembiraan kecil ini, “Warga semakin terbuka untuk berbicara, meski ada kritik yang terlontar,” ujar Ronny. “Kehadiran mereka pun kian bertambah.” PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

21



TARMIZI A. KARIM, DIRJEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

KITA BUTUH NAPAS PANJANG KATADATA/DONANG WAHYU

22



23



24

BENCANA tsunami 2004 dan konflik bersenjata di Aceh adalah dua peristiwa penting dalam hidup Tarmizi A. Karim. Ia berjibaku mengurusi pengungsian dan membangun resolusi perdamaian. Mimpinya hanya satu: masyarakat segera bangkit dari keterpurukan dan merasakan keadilan. Putra Aceh ini punya rekam jejak panjang di jajaran birokrasi. Selama dua periode ia menjabat Bupati Aceh Utara. Lantas menjadi pejabat gubernur Kalimantan Timur dan Aceh. Dan kini didapuk menjadi Direktur Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kementerian Dalam Negeri. Dengan jabatan terakhirnya itu, lelaki berumur 57 tahun ini menerima tongkat estafet kepemim pinan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Perdesaan yang terserak di 63 ribu desa di seluruh Indonesia. Tugasnya tak ringan. Ia harus mempersiapkan proses pengalihan program masif pemberantasan kemiskinan ini. Sebab, tahun depan era peme rintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah akan berakhir. Dalam perbincangan di kantornya di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Tarmizi bicara blak-blakan tentang evaluasi program yang telah berusia 15 tahun ini. Terlepas dari berbagai kekurangan yang masih ada, ia berharap program ini tidak “tutup buku” di era pemerintahan berikutnya. BAGAIMANA PERJALANAN PNPM SELAMA 15 TAHUN TERAKHIR? PNPM pada intinya adalah community based PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

“Yang jelas, dulu sistem pembangunan bersifat sentralistik. Dan itu membuat masyarakat jauh dari peran sebagai aktor pembangunan.”

development. Masyarakat terlibat secara aktif dalam setiap program di berbagai sektor. Ini program inisiatif dari, oleh dan untuk rakyat. Inisiatif tidak meraba-raba dari atas. Roadmap dibuat agar kita tahu kebutuhan, potensi dan nilai dari program ini. Masyarakat bagaimana pun lebih tahu daerah dan masalahnya. Kami (memang) siapkan pendamping. Ini agar program terstruktur, efisien dan ada kontrol finansial. SEBERAPA PENTING PERAN PENDAMPING? Pendamping masyarakat menjadi ujung tombak dan paling penting dalam program ini agar produktif. Namun, kemampuan pendamping tak sekadar teknis, tapi juga butuh sikap relawan. Ini yang membuat program ini berdaya, ada spirit dan melahirkan trust building diantara kedua belah pihak. Selama ini trust pada program-program pemerintah sudah runtuh. Di situ, pendamping yang hadir ditengah masyarakat akan membangun kembali semangat, kepercayaan, energi baru untuk mengatasi kemiskinan. HILANGNYA TRUST, APAKAH AKIBAT KRI SIS DI MASA ORDE BARU YANG DIGANTI KAN ORDE REFORMASI? Ada sesuatu yang hilang memang. Namun, berbicara trust building, ini seperti proses evolusi yang berjalan lama. Kita tidak bisa bicara pada batas tertentu. Yang jelas, dulu sistem pembangunan bersifat sentralistik. Dan itu membuat masyarakat jauh dari peran sebagai aktor pembangunan. Nah, kita harus mengembalikan filosofi bahwa masyarakat, komunitas adalah pemiliknya. Kita hanya menyiapkan fasilitas, kemampuan, manaPRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

25


26

“Spirit ini tidak boleh berhenti. Berbahaya sekali jika program dihentikan, padahal masyarakat membutuhkan.”

jemen, dan kontrol keuangan. Tetapi segala sesu atunya 100 persen ada ditangan mereka. Trust building hilang karena konsep pemberdayaannya tidak jelas. What ever condition they are, kita berdayakan. Mau miskin, pencuri, ulama we have to empowering. Kalau tidak ada paham itu, ada proses pelatihan, perkuat kelembagaan, kita berikan kesadaran. SEMANGAT PEMBERDAYAAN TELAH COBA DIHIDUPKAN SELAMA 15 TAHUN. SAMPAI SEKARANG DI TAHAP MANA? Visi dan mimpi kita melahirkan komunitas yang tangguh, mandiri, bisa menjalankan usaha produktif. Kita sudah mencapai setengah dari harapan itu. Kita tidak berlebihan dan masyarakat memiliki semangat aktif menjadi bagian dalam pembangunan. Namun, kita tidak bisa berhenti di sana. Bagaimana merancang program pembangunan berkelanjutan. Di tahapan ini harus ada redefinisi dari kemandirian dan pembangun an berkelanjutan. Kita lihat sejumlah kelemahan bahwa ada bias dalam aktor, elite, kelompok masyarakat dan individu. Kita akan susun ukuranukuran program ini ke depan. Jadi, penerima program adalah yang berhak dan tidak ada bias. Ukuran yang ada belum cukup menjamin bahwa program ini berkelanjutan. Kita harus berani mengkritik ke dalam lembaga sendiri. Kita butuh napas panjang dan energi besar. TAHUN DEPAN PEMERINTAHAN BERGAN TI. ADA KEBIASAAN, GANTI PEMERINTAH AN GANTI PROGRAM… Pengalaman menunjukkan ada periodisasi PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

DOK. KATADATA


Warga memanfaatkan air bersih di kampung Bungalawang, Tabukan Tengah, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara.

dalam pemerintahan. Periodisasi ini akan melihat manfaat dari setiap program. Nah, tentang penilaian terhadap PNPM, bukan peme rintah lagi yang mengatakan ini bagus atau tidak. Tapi, masyarakatlah sebagai peneriman manfaat. Spirit ini tidak boleh berhenti. Berbahaya sekali jika program dihentikan, padahal masyarakat membutuhkan. Siapa pun pemerintahannya tidak mau menghadapi bahaya seperti itu. Ini yang menarik. APA YANG KINI DIPERSIAPKAN AGAR PNPM BISA BERKELANJUTAN? Dalam sebuah rapat, Wakil Presiden Boediono meminta agar kami mendesain platform baru dan mempersiapkan proses pengalihan ke peme rintahan baru. Kita desain filosofi PNPM agar bagus dan masuk hingga tingkat perencanaan daerah. Walau, tentu PNPM tidak bisa 100 persen menyelesaikan persoalan negeri ini. Kewajiban pemerintah memberantas kemiskinan itu amat PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

27



KATADATA/DONANG WAHYU

28

berat. Nah, ini sudah disambut oleh rakyat. Jadi, tinggal memberikan fasilitas kepada mereka. BAGAIMANA NANTI NYA PERAN DAERAH DI PNPM PADA ERA OTONOMI? Pelan-pelan badan perencanaan daerah akan mengadopsi filosofi program ini. Kita tengah siapkan regulasi dan roadmap-nya. Agar pemerintah daerah pun mau memakai dananya untuk mengatasi kemiskinan. Perlu dukungan dari Pemda. Ini memang butuh waktu. Namun, Pak Boediono meminta agar di tahun 2014 hingga 2015 tidak ada periode yang kosong. SOAL KEBOCORAN DANA PNPM, BENAR KAH RELATIF KECIL? Kami tidak naif, meski angkanya nol sekian persen, tetap saja ada kebocoran. Prinsip kami tetap zero tolerant terhadap setiap kebocoran. Kami sangat ketat dan tidak lengah. Agar semangatmasyarakat pun tetap bersih. Semua bisa lengah jika ada kesempatan. Clean atau tidak clean dalam sebuah program tidak bisa kita serahkan 100 persen kepada personal. Kontrol institusi harus ada melalui link pusat dan daerah. Dalam aspek itu, bobot top down (pusat ke daerah) masih akan kuat. Kami turun ke bupati dan mengatakan jangan PRODUKSI KATADATA/TIM INFO TEMPO

lengah. Kami kontrol. PENGALAMAN ANDA SENDIRI MEN JALANKAN PNPM DI ACEH? Tujuh tahun saya menjadi Bupati di Aceh Utara, dan ada kaitannya antara pembangunan, masyarakat dan konflik. Saat konflik, tidak ada solidaritas masyarakat dalam pembangunan. Karena itu, pemerintah harus mengembalikan kepercaya an hingga di level terbawah. Caranya, kami berikan subsidi pendidikan kepada anak-anak Aceh. Sebab, bagi masyarakat Aceh, penerus keluarga memiliki arti penting. HASILNYA? Dengan cara ini, mulai tumbuh kembali rasa solidaritas dan kepercayaan kepada pemerintah. Jadi, pembangunan belum tentu harus lewat pendekatan ekonomi. Apalagi dalam situasi konflik, selalu ada kecurigaan tingkat tinggi. Dalam hal ini, PNPM di Aceh menjadi jembatan antara komunitas dan pemerintah. BAGAIMANA RESPONS MASYARAKAT SAAT ITU? Banyak tudingan ketika saya menjadi Bupati dan mengatakan bahwa program ini bisa menyebarkan korupsi di masyarakat. Saya jawab deng an gurauan, sesekali korupsi di bawah, jangan di atas terus. Untuk menghadapi sikap sinis yang berkembang, saya pun katakan pada mereka, “Jika rakyat tidak diberikan kepercayaan, mereka tidak akan pernah belajar. Dan saya percaya, nanti kita akan menikmati hasilnya.”


29


15 TAHUN PNPM PERDESAAN ( ) Pembangunan Berbasis Komunitas Terbesar di Dunia INDONESIA BUSINESS INSIGHTS

Recommend Documents